• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN VITAMIN K PADA PASIEN SIROSIS HEPATIK DENGAN MANIFESTASI HEMATEMESIS (Penelitian dilakukan di RSUD Kabupaten Jombang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN VITAMIN K PADA PASIEN SIROSIS HEPATIK DENGAN MANIFESTASI HEMATEMESIS (Penelitian dilakukan di RSUD Kabupaten Jombang)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sirosis hepatik merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif (Nurdjanah, 2009). Sirosis hepatik merupakan penyakit hepar kronik yang mengakibatkan kerusakan sel hepar dan sel tersebut digantikan oleh jaringan parut. Terbentuknya jaringan parut tersebut menyebabkan terjadinya penurunan jumlah jaringan hepar normal, sehingga terjadi gangguan aliran darah melalui hepar dan terjadi gangguan fungsi hepar (Soemoharjo dan Gunawan, 2008). Secara histologi, sirosis hepatik didefinisikan sebagai proses difus yang ditandai oleh fibrosis dan perubahan arsitektur hepar yang normal menjadi struktur hepar yang abnormal (bernodul). Perubahan struktur tersebut terjadi akibat cedera pada sel hepar sehingga terjadi penghancuran hepatosit dan diganti dengan jaringan parut. Jaringan parut ini menggantikan parenkim hepar yang normal (Timm and Stragand, 2005).

Sirosis hepatik menempati urutan ke-7 penyebab kematian di dunia. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini (Simamora, 2013). Sirosis juga menempati urutan ke-12 penyebab utama kematian di Amerika. Lebih dari 26.000 kematian setiap tahun di Amerika di sebabkan oleh penyakit ini (Sease et al, 2008). Di Asia Tenggara, prevalensi penderita sirosis hepatik terbanyak terjadi pada kaum pria dengan rata-rata usia 45 sampai 69 tahun (Anindita, 2013). Di Indonesia, penyakit ini cukup banyak ditemukan. Sekitar 50% pederita yang dirawat di ruang penyakit dalam RSU Dr. Soetomo Surabaya ditemukan menderita sirosis hepatik. Di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang pada periode bulan Juni sampai dengan Nopember 2004 terdapat 69 pasien laki-laki dan 39 pasien perempuan penderita sirosis, terbanyak pada rentang umur 45-54 tahun (Kurniawati, 2006).

(2)

2

metabolik seperti hemokromatosis dan penyakit Wilson; penyakit hepar kolestasis; serta pemakaian obat seperti isoniazid, metildopa, estrogen, dan steroid (Puspasari, 2013). Infeksi hepatitis C adalah penyebab terbanyak terjadinya sirosis hepatik di Amerika dan diikuti karena alcoholic liver disease. Penyebab lainnya adalah faktor genetik, hepatitis B, hepatitis D,non alcoholic fatty liver disease(NAFLD), dan obat-obatan. Di Indonesia angka kejadian penyakit akibat infeksi virus hepatitis sekitar 20 juta, prevalensi penderita infeksi hepatitis B di Indonesia 5-10% dan hepatitis C sekitar 10-20%. Sebanyak 20-40% dari 20 juta penduduk Indonesia menderita hepatitis menahun akan menjadi sirosis hepatik atau pengerutan hepar (Rosandyet al, 2011).

Manifestasi klinis dari sirosis antara lain yakni asites, hipertensi portal, perdarahan varises, hepatik ensefalopati, dan gangguan koagulasi (Puspasari, 2013). Salah satu manifestasi yang paling serius dan membahayakan hidup pasien sirosis hepatik adalah terjadinya perdarahan varises esofageal (Kurniawati, 2006). Pada pasien sirosis hepatik, jaringan ikat dalam hepar menghambat aliran darah dari hepar ataupun usus yang kembali ke jantung. Kejadian ini dapat mengakibatkan peningkatan tekanan dalam vena porta (hipertensi portal). Sebagai hasil peningkatan aliran darah dan peningkatan tekanan porta ini, vena-vena di bagian bawah esofagus dan bagian atas lambung akan melebar, sehingga timbul varises esofagus. Makin tinggi tekanan portalnya, makin besar varisesnya, dan apabila varisesnya pecah, maka pasien akan mengalami perdarahan (variceal bleeding) (Anindita, 2013). Bila perdarahan terjadi pada saluran cerna bagian atas, manifestasi yang muncul berupahematemesis(muntah darah) (Kurniawati, 2006).

(3)

3

Resiko kematian yang tinggi pada pasien sirosis hepatik yang mengalami manifestasi perdarahan varises esofagus (hematemesis) mendasari pentingnya tindakan untuk mencegah maupun mengatasi terjadinya manifestasi ini (Puspasari, 2013). Tujuan terapi adalah untuk menghentikan perdarahan dan mencegah terjadinya perdarahan berulang (Kurniawati, 2006). Salah satu terapi farmakologi yang dapat diberikan untuk menghentikan perdarahan varises esofagus adalah obat hemostatik seperti vitamin K (Bakta dan Suastika, 1999).

Gangguan hemostasis dapat memperberat perdarahan varises esofagus pada pasien sirosis hepatik. Hal ini disebabkan karena hati memiliki peran penting dalam mensintesa sumber protein plasma dan faktor pembekuan, serta produksi protein-protein yang secara normal akan menghambat koagulasi, kontrol fibrinolisis, atau aktivasi fibrinolisis. Banyak pasien dengan penyakit hati mengalami trombositopenia dan defisiensi vitamin C dan defisiensi vitamin K (Abdullah, 2009).

Vitamin K berperan dalam menghentikan perdarahan varises esofagus pada pasien sirosis hepatik. Vitamin K memiliki peran yang penting dalam hubungan antara hati dan sistem sistem koagulasi karena diperlukan untuk sintesis bentuk fungsional aktif dari sejumlah faktor koagulasi (Saja et al, 2012). Vitamin K merupakan komponen pada suatu sistem enzim mikrosomal khusus yang menghasilkan karboksilasi pascatranslasi pada asam glutamat dalam protein plasma, tulang, ginjal, dan urin, termasuk protein prekursor untuk faktor pembekuan II, VII, IX, dan X (Harrison, 1999). Pada pasien sirosis hepatik, pembentukan faktor pembekuan khususnya faktor pembekuan yang tergantung vitamin K akan mengalami penurunan sehingga terjadi defisiensi vitamin K (Tambunan, 2009). Defisiensi vitamin K aktif, baik disebabkan oleh antikoagulan, defisiensi dari diet atau malabsorpsi, juga akan mempunyai efek yang sama dalam memperpanjang waktu protrombin (Abdullah, 2009).

(4)

4

Marcus, 1966). Di Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Razak di RSUP DR. Djamil Padang, sebanyak 7 orang pasien yang mengalami perdarahan akibat varises esofagus diberikan vitamin K. Pasien mendapatkan terapi vitamin K 3 x 1 ampul (1 ampul : 10 mg/ml). Dalam hal ini pemberian vitamin K dianggap sudah tepat, dimana pasien sirosis hepatik dengan peningkatan kadar bilirubin dan perpanjangan waktu protrombin akan mengalami defisiensi vitamin K. Dengan pemberian vitamin K 10 mg secara parenteral, biasanya kondisi pasien akan membaik setelah 24 jam (Razak, 2012).

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan vitamin K pada pasien sirosis hepatik dengan perdarahan saluran cerna bagian atas sehingga dapat mencapai efek terapi yang maksimal. Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Jombang karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit umum yang sudah diakui pemerintah, terakreditasi dan RSUD rujukan terbanyak di Kota Jombang.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana profil penggunaan vitamin K pada pasien sirosis hepatik dengan manifestasi hematemesis di RSUD Kabupaten Jombang?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui profil penggunaan obat pada pasien sirosis hepatik dengan manifestasi hematemesis untuk mendapatkan profil pengobatan yang rasional.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pola penggunaan vitamin K pada pasien sirosis hepatik dengan manifestasi hematemesis di RSUD Kabupaten Jombang.

(5)

5

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

1. Mengetahui penatalaksanaan terapi farmakologi pada pasien sirosis hepatik dengan manifestasi hematemesis sehingga farmasis dapat memberikan asuhan kefarmasian dan bekerjasama dengan profesi kesehatan lain.

2. Melalui penelitian ini, hasilnya dapat menjadi sumber informasi kepada para praktisi dan kesehatan masyarakat umum serta dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan variabel yang berbeda.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam merekomendasikan penggunaan obat baik bagi klinisi maupun farmasis terutama pada pelayanan farmasi klinik.

(6)

SKRIPSI

DITA FEBYANA

STUDI PENGGUNAAN VITAMIN K PADA PASIEN

SIROSIS HEPATIK DENGAN MANIFESTASI

HEMATEMESIS

(Penelitian dilakukan di RSUD Kabupaten Jombang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(7)

SKRIPSI

DITA FEBYANA

STUDI PENGGUNAAN VITAMIN K PADA PASIEN

SIROSIS HEPATIK DENGAN MANIFESTASI

HEMATEMESIS

(Penelitian dilakukan di RSUD Kabupaten Jombang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(8)
(9)
(10)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam

semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, para

keluarga dan para sahabatnya.

Dengan terselesaikannya skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN

VITAMIN K PADA PASIEN SIROSIS HEPATIK DENGAN

MANIFESTASI HEMATEMESIS ini, tidak lupa penulis menyampaikan rasa terimakasih yang luar biasa dan tulus kepada:

1. Allah SWT, Tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat, dan

hidayahnya kepada umatnya, Rasulullah SAW, yang sudah menuntun kita

menuju jalan yang lurus.

2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom, selaku Dekan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah

memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. dr. Bambang Dwi Hayunanto, Sp.KK, selaku direktur RSUD Kabupaten

Jombang beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan pada penulis

untuk melakukan penelitian di RSUD Kabupaten Jombang.

4. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi dan

kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Malang.

5. Staff pegawai RMK RSUD Kabupaten Jombang yang banyak membantu

dalam proses pengambilan data skripsi.

6. Bapak Drs. Didik Hasmono, MS., Apt., dan ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,

Sp.FRS, selaku dosen pembimbing I dan II, disela kesibukan bapak dan ibu

masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi pengarahan

(11)

7. Ibu Hidajah Rachmawati S. Si., Apt., Sp. FRS dan ibu Nailis Syifa’, S.Farm.,

M.Sc., Apt., selaku dosen penguji I dan II yang telah banyak memberikan

saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Ibu Nikmatul Ikhrom EJ S.Farm., M.Farmklin., Apt., selaku dosen wali

terima kasih banyak atas saran, nasehat, dan bimbingannya selama ini.

9. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang sudah

memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat berguna,

khususnya kepada ibu Sendi Lia Yunita S.Farm.,Apt., selaku dosen

penanggungjawab skripsi yang telah membantu jalannya ujian skripsi

sehingga saya dapat melaksanakan ujian skripsi dengan baik.

10.Orang tua tercinta, bapak Choirul dan ibu Kholifah yang tiada hentinya

memotivasi dalam segala hal, dengan sabar mendoakan untuk kebaikan dan

kesuksesan anak-anaknya. Terima kasih banyak atas didikan dan kerja keras

untuk membuat anak-anaknya bahagia serta mendapatkan ilmu yang

bermanfaat.

11.Saudara dan saudariku Elicia Novita dan Bobby Kurniawan terima kasih buat

semangat dan doanya sehingga skripsi ini selesai tepat waktu.

12.Untuk Gilang Mukti Rukmana yang selalu memberikan dorongan dan

motivasi, semangat, saran, dan doa selama ini.

13.Teman seperjuangan Rizki Nur Azmi, Wa Ode Wona, dan Rendy Catur

Anggiriawan, terima kasih atas kebersamaan, bantuan, motivasi, semangat

serta kerja samanya sehingga skripsi ini dapat terwujud.

14.Teman-teman Farmasi 2010 khususnya kelas Farmasi A, terima kasih atas

kebersamaan dan kenangan yang diberikan.

15.Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf

dan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya ilmu kefarmasian.

Malang, 31 Mei 2014

Penyusun

(12)

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN VITAMIN K PADA PASIEN SIROSIS HEPATIK DENGAN MANIFESTASI HEMATEMESIS

(Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang)

Sirosis hepatik merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif ditandai oleh perubahan struktur hepar yang normal menjadi struktur hepar yang abnormal (bernodul). Perubahan struktur tersebut terjadi akibat cedera pada sel hepar sehingga terjadi penghancuran hepatosit dan diganti dengan jaringan parut. Sirosis hepatik menempati urutan ke-7 penyebab kematian di dunia. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini. Sirosis juga menempati urutan ke-12 penyebab utama kematian di Amerika. Salah satu manifestasi yang paling serius dan membahayakan hidup pasien sirosis hepatik adalah terjadinya perdarahan varises esofagus. Varises esofagus adalah pelebaran pembuluh darah di daerah gaster atau esofagus yang terjadi semakin besar. Pecahnya varises tersebut akan menimbulkan perdarahan. Varises terjadi pada hampir 50% pasien dengan sirosis hepatik. Angka kematian pada kejadian pertama perdarahan varises adalah sekitar 50%. Dalam sebuah penelitian, varises muncul pada 5% pasien sirosis hepatik dalam waktu 1 tahun dan 28% dalam waktu 3 tahun. Dalam kurun waktu 2 tahun, resiko perdarahan varises adalah 12% dan mortalitas pada 30 hari perdarahan varises berkisar antara 20% sampai 29%.

Gangguan hemostasis dapat memperberat perdarahan varises esofagus pada pasien sirosis hepatik. Hal ini disebabkan karena hati memiliki peran penting dalam mensintesa sumber protein plasma dan faktor pembekuan, serta produksi protein-protein yang secara normal akan menghambat koagulasi, kontrol fibrinolisis, atau aktivasi fibrinolisis. Vitamin K merupakan salah satu terapi yang diberikan kepada pasien sirosis hepatik untuk mengatasi gangguan koagulasi dengan memproduksi faktor-faktor pembekuan darah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan vitamin K pada pasien sirosis hepatik dengan manifestasi hematemesis di RSUD Kabupaten Jombang, serta mengkaji hubungan terapi vitamin K terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian, interval pemberian, dan lama pemberian yang dikaitkan dengan data klinik di RSUD Kabupaten Jombang.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional karena peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap pasien. Rancangan penelitian ini bersifat deskriptif yaitu berupa studi retrospektif (penelitian yang dilakukan dengan meninjau ke belakang) dengan metode consecutive sampling (pengambilan sampel berdasarkan waktu). Kriteria inklusi meliputi pasien dengan diagnosis hematemesis akibat sirosis hepatik di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang, dengan data Rekam Medik Kesehatan (RMK) meliputi data terapi vitamin K dan obat lain yang menyertai periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2013.

(13)

pasien wanita. Faktor resiko tersebut meningkat pada usia 40-54 tahun. Faktor resiko sirosis hepatik terbanyak adalah infeksi virus hepatitis B sebanyak 36,51%. Profil terapi utama pada pasien sirosis dengan manifestasi hematemesis adalah terapi hemostatik, vasoaktif, dan antibiotik. Vitamin K diberikan secara kombinasi dan tidak ada yang diberikan secara tunggal. Pemberian kombinasi paling banyak yaitu kombinasi vitamin K dengan asam traneksamat sebanyak 62 pasien (98%). Vitamin K juga dikombinasikan dengan asam traneksamat, octrotid, dan somatostatin pada 1 pasien (2%). Vitamin K diberikan secara intravena dengan dosis 10 mg dengan frekuensi 3 kali sehari. Secara keseluruhan, dosis yang diberikan, rute pemberian, interval pemberian, frekuensi pemberian, dan lama pemberian terapi vitamin K pada pasien sirosis hepatik dengan manifestasi hematemesis sudah sesuai dengan guideline yang ada.

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

DAFTAR SINGKATAN ...xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Bagi Peneliti ... 5

1.4.2 Bagi Rumah Sakit ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Hepar ... 6

2.1.1 Anatomi dan Struktur Hepar ... 6

2.1.2 Sirkulasi Hepar ... 7

2.1.3 Fungsi Hepar ... 8

2.1.3.1 Fungsi Metabolik ... 8

2.1.3.1.1 Metabolisme Karbohidrat ... 9

2.1.3.1.2 Metabolisme Protein ... 9

(15)

2.1.3.1.4 Metabolisme Lemak ... 9

2.1.3.2 Detoksifikasi ... 10

2.1.3.3 Pembentukan Zat-Zat Pembekuan Darah ... 10

2.1.3.4 Penyimpanan Mineral dan Vitamin ... 10

2.1.3.5 Pembentukan dan Penghancuran Sel Darah Merah ... 11

2.2 Penyakit Sirosis Hepatik ... 11

2.2.1 Definisi ... 11

2.2.2 Epidemiologi ... 12

2.2.3 Etiologi ... 12

2.2.3.1 Konsumsi Alkohol dalam Jangka Panjang ... 12

2.2.3.2 Infeksi Hepatitis Tipe B,C, dan D ... 13

2.2.3.3 Penyakit Hepar Metabolik ... 13

2.2.3.3.1 Hemokromatosis ... 13

2.2.3.3.2 Wilson Disease ... 13

2.2.3.3.3 α1 AT Defisiensi ... 13

2.2.3.4 Autoimun ... 14

2.2.3.5 Obat-Obatan ... 14

2.2.4 Patofisiologi ... 14

2.2.5 Klasifikasi ... 16

2.2.4.1 Klasifikasi Secara Klinis ... 16

2.2.4.2 Klasifikasi Morfologi ... 16

2.2.6 Gambaran Klinis ... 16

2.2.7 Manifestasi Klinis Sirosis ... 17

2.2.7.1 Kegagalan Hepar ... 17

2.2.7.2 Hipertensi Portal ... 18

2.2.7.2.1 Varises Esofagus ... 18

2.2.7.2.2 Asites ... 18

2.2.7.2.3 Ensefalopati Hepatik ... 19

2.2.7.2.4 Peritonitis Bakterial Spontan ... 18

2.2.7.2.5 Sindrom hepatorenal ... 19

2.2.7.2.6 Sindrom hepatopulmonar ... 20

(16)

2.2.8 Gambaran Laboratorium ... 20

2.2.9 Prognosis ... 21

2.2.9.1 Klasifikasi Child-Turcotte-Pugh ... 21

2.2.9.2 Model for End Stage Liver Disease (MELD) ... 22

2.3 Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas ... 23

2.3.1 Definisi ... 23

2.3.2 Epidemiologi ... 23

2.3.3 Etiologi ... 23

2.3.4 Patofisiologi Perdarahan Varises ... 24

2.3.5 Manifestasi dan Gejala Klinis ... 25

2.4 Penatalaksanaan Terapi Hematemesis ... 25

2.4.1 Profilaksis Primer ... 25

2.4.2 Pengobatan Perdarahan Varises Akut ... 26

2.4.2.1 Vasoaktif ... 26

2.4.2.2 Terapi Antibiotik ... 27

2.4.2.3 Terapi Lain ... 28

2.4.2.4 Terapi non farmakologi ... 28

2.4.2.4.1 Skleroterapi Endoskopik ... 28

2.4.2.4.2 Terapi Pembedahan ... 29

2.4.3 Profilaksis Sekunder ... 29

2.5 Gangguan Hemostasis pada Sirosis Hati ... 30

2.6 Vitamin K ... 30

2.6.1 Indikasi ... 30

2.6.2 Mekanisme Kerja Vitamin K ... 31

2.6.3 Farmakologi Vitamin K ... 32

2.6.4 Farmakokinetik Vitamin K ... 33

2.6.5 Dosis Terapi dan Rute Pemberian ... 33

2.6.6 Efek Samping dan Tindakan Pencegahan ... 33

2.6.7 Interaksi ... 34

2.6.8 Sediaan di Indonesia ... 34

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 35

(17)

4.1 Rancangan Penelitian ... 37

4.2 Populasi dan Sampel ... 37

4.2.1 Populasi ... 37

4.2.2 Sampel ... 37

4.2.3 Kriteria Data Inklusi ... 37

4.2.4 Kriteria Data Eksklusi ... 37

4.3 Bahan Penelitian ... 38

4.4 Instrumen Penelitian ... 38

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

4.6 Definisi Operasional ... 38

4.7 Metode Pengumpulan Data ... 39

4.8 Analisa Data ... 39

BAB V HASIL ... 40

5.1 Data Demografi Pasien ... 41

5.1.1 Jenis Kelamin ... 41

5.1.2 Usia Pasien ... 41

5.1.3 Status Pasien ... 42

5.2 Faktor Resiko ... 42

5.3 Diagnosis Penyerta ... 43

5.4 Penggunaan Vitamin K pada Pasien Sirosis Hepatik dengan Manifestasi Hematemesis ... 43

5.4.1 Pola Penggunaan Vitamin K ... 43

5.4.2 Pola Terapi Kombinasi Vitamin K ... 44

5.4.3 Profil Penggunaan Vitamin K ... 44

5.5 Distribusi dan Pola Terapi ... 45

5.6 Lama Masuk Rumah Sakit (MRS) ... 46

5.7 Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) ... 46

5.8 Profil Pasien Sirosis Hepatik dengan Manifestasi Hematemesis dengan Kondisi KRS Meninggal ... 46

(18)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

7.1 Kesimpulan ... 64

7.2 Saran ... 64

(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

II.1 Klasifikasi Sirosis dengan Skor Child-Turcotte-Pugh ... 22

II.2 Nama dagang, kandungan, dan bentuk sediaan vitamin K di Indonesia ... 34

V.1 Jenis Kelamin Pasien Sirosis Hepatik dengan Manifestasi Hematemesis ... 41

V.2 Usia Pasien Sirosis Hepatik dengan Manifestasi Hematemesis ... 41

V.3 Status Pasien Sirosis Hepatik dengan Manifestasi Hematemesis ... 42

V.4 Faktor Resiko Sirosis Hepatik dengan Manifestasi Hematemsis ... 42

V.5 Diagnosis Penyerta Sirosis hepatik dengan Manifestasi Hematemesis ... 43

V.6 Pola Penggunaan Terapi Vitamin K ... 43

V.7 Pola Terapi Kombinasi Vitamin K ... 44

V.8 Profil Penggunaan Vitamin K ... 44

V.9 Lama Pemberian Vitamin K ... 44

V.10 Distribusi dan Pola Terapi Hemostatik dan Vasoaktif ... 45

V.11 Distribusi dan Pola Terapi Antibiotik ... 45

V.12 Distribusi dan Pola Terapi Transfusi Darah ... 45

V.13 Lama MRS Pasien Sirosis Hepatik dengan Manifestasi Hematemesis ... 46

V.14 Kondisi KRS Pasien Sirosis Hepatik dengan Manifestasi Hematemesis... 46

(20)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Struktur Hepar ... 6

2.2 Struktur Mikroskopis Hepar ... 7

2.3 Sirkulasi Hepar ... 8

2.4 Hati normal dan Sirosis Hati ... 11

2.5 Patofisiologi Sirosis Hati ... 15

2.6 Manifestasi Klinis Sirosis Hepatik ... 17

2.7 Patofisiologi Varises Esofagus ... 24

2.8 Perdarahan Varises Esofagus ... 25

2.9 Mekanisme Kerja Vitamin K ... 31

3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 35

3.2 Skema Kerangka Operasional ... 36

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup ... 73

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Bebas Plagiasi ... 74

Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian dari RSUD Kabupaten Jombang ... 75

Lampiran 4 : Surat Keterangan Kelaikan Etik ... 76

(22)

DAFTAR SINGKATAN

ALT : Alanin Aminotransferase

Askes : Asuransi Kesehatan

AST : Aspartat Aminotransferase

CT-Scan : Computerized Tomography Scan

DNA : Deoxyribonucleid Acid

EBL : Endoscopic Band Ligation

GCS : Glasgow Coma Scale

GGT : Gamma Glutamil Transpeptidase

HBsAg : Hepatitis B Surface Antigen

HBV : Hepatitis B Virion

INR : International Normalised Ratio

IV : Intra vena

Jamkesda : Jaminan Kesehatan Daerah

Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat

K : Kalium

LED : Laju Endap Darah

MELD : Model for End Stage Liver Disease

MEOS : Microsomal-Oxidizing System

MRI : Magnetic Resonance Imaging

Na : Natrium

NAFLD : Non Alcoholic Fatty Liver Disease

PRC : Packed Red Cell

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

RL : Ringer Lactat

ROS : Reactive Oxygen Species

RR : Respiratory Rate

SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase

SGPT : Serum Glutamic Piruvic Transaminase

SIRS : Systemic Inflammatory Response Syndrom

(23)

SRMD : Stress Related Mucosal Damage

TD : Tekanan Darah

TIPS : Transjugular Intrahepatik Portosystemic Shunting

TPA : Tissue Plasminogen Activator

USG : Ultrasonografi

WB : Whole Blood

WHO : World Health Organisation

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M., 2009. In: A.W.Sudoyo, B.Setiyohadi, I.Alwi, M.Simadibrata, S.Setiati (Eds.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ke-5, Jakarta : Interna Publishing.

Adhika, O. A., 2009. Fibrosis Hati. Vol. 8, No. 2, p.198-210.

Adi, P., 2009. Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas. In: A.W.Sudoyo, B.Setiyohadi, I.Alwi, M.Simadibrata, S.Setiati (Eds.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ke-5, Jakarta : Interna Publishing.

Alaniz, Caesar. 2011. Esophageal Varices. Chapter 45. The Mc Grow-Hill Companies.

Alternative Medicine Review. 2009. Vitamin K. Vol.14, No.3, p.284-293.

American Association for the Study Liver Disease (AASLD) “Liver Cancer”

http://www.aasld.org/patients/pages/liverfastfactlivercancer.aspx, diakses pada tanggal 27 Desember 2013.

Anindita, Husna. 2013. Penggunaan Obat untuk Mengatasi Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas pada Pasien Sirosis Hati di Instalasi Rawat Inap Medik Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo. Surabaya : Skripsi Program Sarjana.

Anonim, 2009/2010. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 9. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.

Anonim, 2010/2011. ISO Indonesia. Volume 45. Jakarta : PT. ISFI.

Anonim, 2011. http://hepatitiscnewdrugresearch.com/advanced-liver-disease-what-every-hcv-treater-should-know.html, diakses pada tanggal 12 Maret 2014.

Anonim, 2012. http://aloe-vera-sideeffects.blogspot.com/2012/12/blog-post_8835.html, diakses pada tanggal 12 Januari 2014.

Anonim, 2013/2014. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 13. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.

Astuti, W.D., dan Laksono, A.D., 2013. Pengertian Darah. R.D. Wulandari (Eds.), Keamanan Darah di Indonesia : Potret Keamanan Transfusi Darah di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan. Surabaya : Health Advocacy.

A to Z Drug Facts. 2003. D.S. Tatro (Eds.). Facts and Comparison.

(25)

Harrison’s Gastroenterology and Hepatology. New York : Mc Graw Hill Medical.

Bakta, I.M., dan Suastika, I.K., 1999. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.

Ballard, H.S., and Marcus, A.J., 1966. Dekompensated Portal Cirrhosis Effect of Large Doses of Phytonadione. Vol.117.

Baradero, M., Dayrit, M.W., Siswadi, Y., 2008. In: M. Ester (Eds.). Klien Gangguan Hati. Jakarta : EGC.

Brown, M.RL., Jones, G., Nash, K.L., Guha, N., 2010. Antibiotic Prophylaxis inVariceal Hemorrhage : Timing, Effectiveness and Clostridium difficile Rates. 16(42). P.5317-5323.

Cahyono, J.B.S.B., 2010. Kanker Hati dan Sirosis Hati. I.Sri (Eds.). Hepatitis B. Edisi ke-3. Yogyakarta : Kansius.

Chemin, I., and Zoulim, F., 2009. Hepatitis B Virus Induced Hepatocellular Carcinoma. Cancer Letters. Vol. 286, p. 52-59.

Codes, L., Matos, L., Parana, R., 2007. Chronic Hepatitis C and Fibrosis : Evidences for Possible Estrogen Benefits. 11(3), p. 371-374.

Corwin, J. 2009. Hati. In: E.K.Yudha, E.Wahyuningsih, D.Yulianti, P.E.Karyuni (Eds.). Patofisiologi : Buku Saku. Jakarta : EGC.

Darling, David. 2013. http://www.daviddarling.info/encyclopedia/L/liver.html. diakses pada tanggal 12 Januari 2014.

Desai, U.R., 2000. Anticoagulants. Scool of Pharmacy.

Dewi, E dan Rahayu, S., 2010. Kegawatdaruratan Syok Hipovolemik. Vol.2, No.2, p. 93-96.

Dewoto, R., 2011. Vitamin dan Mineral. In: S.G.Gunawan, R.Setiabudy, Nafrialdi (Eds.). Farmakologi dan Terapi. Edisi Ke-5. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, p. 788-789.

Dipiro, J.T., and Schwinghammer, T.L., 2009. Gastrointestinal Disease. B.G.Wells, J.T.Dipiro, T.L.Schwinghammer, C.V.Dipiro (Eds.). Pharmacotherapy Handbook. Edisi ke-7. New York : Mc Graw Hill Medical.

Djumhana, A., 2011. Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas.

(26)

Dulger, A.C., Kemik, O., Begenik, H., Sumer, A., Bulut, D., Bulut, G., 2011. Synchronous Esophageal Squamous Cell Carcinoma and Esophageal Variceal Bleeding due to Idiopathic Portal Hypertension : A Case Report. Vol. 4, No. 2, p. 84-87.

Dwyer, J., 2010. Nutritional Requirements and Dietary Assessment. D.L.Longo, D.L.Kasper, A.S.Fauci, E.Braunwald, S.L.Hauser, J.L.Jameson, J.Loscalzo (Eds.). Harrison’s Gastroenterology and Hepatology. New York : Mc Graw Hill Medical.

Faiz, O., and Moffat, D., 2002. In: A. Safitri (Eds.). At a Glance series Anatomi. Surabaya : Penerbit Airlangga.

Gibson, John. 2002. In: M. Ester (Eds.). Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.

Guyton, C., and Hall, E., 2008. In: L.Y.Rachman, H.Hartanto, A.Novrianti, N.Wulandari. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

Hardisman. 2013. Memahami Patofisiologi dan Aspek Klinis Syok Hipovolemik : Update dan Penyegar. 2(3), p. 178-182.

Harrison. 1999. In: A.H. Hasdi (Eds.). Prinsip – Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.

Howard, M.R., and Hamilton, P.J., 2008. Haemostasis and Thrombosis. Haematology : an Illustrated Colour Text.

Hutahaean, R., Ali, R.H., Loho, E., 2013. Hubungan Gambaran USG Penderita Sirosis Hati dengan Fibrosis Skor di Bagian Radiologi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Periode Januari 2013-Desember 2013.

Jalan, R., and Hayes, P.C., 2000. UK Guidelines on the Management of Variceal Haemorrhage in Cirrhotic Patients. Vol.46, p. iii1-iii15.

John, T.M.St., 2004. Women and Hepatitis : The Estrogen Connection.

Jun, C.H., Park, C.H., Lee, W.S., Joo, Y.E., Kim, H.S., Choi, S.K., Rew, J.S., Kim, S.J., Kim, Y.D., 2006. Antibiotic Prophylaxis Using Third Generation Cephalosporins Can Reduce the Risk of Early Rebleeding in the First Acute Gastroesophageal Variceal Hemorrhage : A Prospective Randomized Study. Vol.21, p. 883-900.

Jurnalis, Y.D., Sayoeti, Y., Hernofialdi. 2007. Sirosis Hepatis dengan Hipertensi Portal dan Pecahnya Varises Esofagus. Vol.31, No.2, p. 59-76.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Pengendalian Hepatitis Virus.

(27)

Kennedy, P., and O’Grady, J.G., 2012. Liver Disease. R.Walker, C.Whittlesea

(Eds.). Clinical Pharmacy and Therapeutic. London : Elsevier. Edisi ke-5.

Kleinman, R., and Fracchia, M.S., 2010. Vitamin K and Cystic Fibrosis : Give Me a Double, Please. Vol.92, p. 469-700.

Kujovich, J.L., 2005. Hemostatic Defect in End Stage Liver Disease, p. 563-587.

Kuntz, E., and Kuntz, H.D., 2009. Hepatopulmonary Syndrome. Hepatology : Textbook and Atlas. Germany : Springer Medizine Verlag Hiedelberg.

Kurniawati, Lesty. 2006. Studi Penggunaan Obat pada Pasien Sirosis Hepatik dengan Komplikasi hematemesis melena di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang. Surabaya : Skripsi Program Sarjana.

Kusumobroto, H., 2001. Penatalaksanaan Perdarahan Varises Esofagus. In: S.Waspadji, L.Lesmana, I.Alwi, S.Setiati, H.Sundaru, D.Djojoningrat, H.Suhardjono, A.W.Sudoyo, A.Bahar, H.E.Mudjadid (Eds.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Lee, Y.Y., Tee, H.P., Mahadeva, S., 2014. Role of Prophylactic Antibiotic in Cirrhotic Patients with Variceal Bleeding. Vo.20, Issue 7, p. 1790-1796.

Liou, I.W., 2013. Screening for Varices and Prevention of bleeding.

http://hepatitisc.uw.edu/go/management-cirrhosis-related-complications/varices-screening-prevention-bleeding/core-concept/all, diakses pada tanggal 12 Januari 2014.

Lopa, A.T., Rusli, B., Arif, M., Hardjono. 2007. Analisis Kadar Albumin Serum dengan Rasio deRitis pada Penderita Hepatitis B. Vol.13, No.2, p. 60-62.

Mannuccio, P., and Tripodi, A., 2012. Hemostatic Defect in Liver and Renal Dysfunction.

Mariadi, I.K., Wibawa, I.D.N., Purwadi, N., Suryadarma, I.G.A., 2011. Hubungan C-Reactive Protein dengan Pemanjangan Prothrombin Time pada Pasien Sirosis Hati yangMengalami Perdarahan Saluran Makanan Bagian Atas. Vol. 12, No. 1.

Martindale. 2009. The Complete Drug Reference. Edisi ke-36. S.C. Sweetman (Eds.). London : Pharmaceutical Press.

Merli, G.J., and Fink, J., 2008. Vitamin K and Thrombosis. G.Litwack (Eds.). Vitamin K : Vitamins and Hormones. Vol. 78. London : Academic Press.

Metametrix. 2008. Vitamin K Functions and Functional Markers.

(28)

Mohamed, Rosmawati. 2007. Clinical Practice Guidelines Management of Acute Variceal Bleeding.

Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Hemodinamika Jantung. In: E.Nurachmach (Eds.). Pengantar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta : Salemba.

Muttaqin, A., dan Sari, K., 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.

New York State Council on Human Blood and Transfusion Services, 2012, Guideline for Transfusion of Red Blood Cells-Adults Albany. Edisi ke-3

Nimmo, G.R., Nelson, G.M., Cairns, C., 2006. Identifying Sepsis Early.

Nurdjanah, Siti. 2009. Sirosis Hati. In: A.W.Sudoyo, B.Setiyohadi, I.Alwi, M.Simadibrata, S.Setiati (Eds.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ke-5, Jakarta : Interna Publishing.

Oakes, Kathryn. 2014. Hepatitis B : Prevalence and Patophysiology. Vol.110, No.7, p. 12-16.

Parsian, H., Nouri, M., Rahimipour, A., Somi, M.H., Qujeq, D., 2011. Comparison of Five Liver Fibrosis Indexes with Serum Levels of Laminin and N Terminal Peptide of Procollagen Type III in Chronic Hepatitis Patients. Liver Biopsi, p. 343-360.

Price, S.A., and Wilson, L.M., 2006. Sirosis Hati. In: H.Hartanto, N.Susi, P.Wulansari, D.A.Mahanani (Eds.). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6. Jakarta : EGC.

Puspasari, R.M., 2013. Terapi Cairan pada Pasien Sirosis Hati dengan Komplikasi Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas di Instalasi Rawat Inap Medik (Ruang Penyakit Dalam) RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya : Skripsi Program Sarjana.

Razak, I.O., 2012. Aspek Farmakokinetika Klinik Obat – Obat yang Digunakan pada Pasien Sirosis Hati di Bangsal Interne RSUP DR. M. Djamil Padang.

Reksodiputro, H., dan Prayogo, N., 2001. Gangguan Hemostasis pada Penyakit Hati. In: S.Waspadji, L.Lesmana, I.Alwi, S.Setiati, H.Sundaru, D.Djojoningrat, H.Suhardjono, A.W.Sudoyo, A.Bahar, H.E.Mudjadid (Eds.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ries, C.A., and Santi, D.V., 1998. In: A. Agoes (Eds.). Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi ke-6. Jakarta : EGC.

(29)

Abnormalitas Hematologi di Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Malang : Tugas Akhir Program Sarjana.

Rubenstein, D., Wayne, D., and Bradley, J., 2007. In: A. Safitri (Eds.). Kedokteran Klinis. Edisi ke-6. Surabaya : Penerbit Airlangga.

Russell, R.M., and Suter, P.M., 2010. Vitamins and Minerals. D.L.Longo, D.L.Kasper, A.S.Fauci, E.Braunwald, S.L.Hauser, J.L.Jameson, J.Loscalzo (Eds.). Harrison’s Gastroenterology and Hepatology. New York : Mc Graw Hill Medical.

Sacher, R.A., and McPherson, R.A., 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi ke-11. In: H. Hartanto. Jakarta : EGC.

Saja, M.F., Abdo, A.A., Sanai, F.M., Shaikh, S.A., Gader, A.G., 2013. The Coagulopathy of Liver Disease : Does Vitamin K Help?. Vol.24, No.1, p. 10-17.

Sease, J.M., Timm, E.G., Stragand, J.J., 2008. J.T.Dipiro, R.L.Talbert, G.C.Yee, G.R.Matzke, B.G.Wells, L.M.Posey (Eds.). Pharmacotherapy : a Pathophysiologic Approach. Edisi ke-7. New York : The McGraw Hill Companies.

Setiawati, M., 2009. Perbandingan Validitas Maddrey’s Discriminant Function

dan Skor Child-Pugh dalam Memprediksi Ketahanan Hidup 12 Minggu pada Pasien dengan Sirosis Hepatis. Semarang : Tugas Akhir Program Sarjana.

Shrara, A.I., and Rockey, D.C., 2001. Gastroesophageal Variceal Hemorrhage. Vol.345, No.9, p. 669-681.

Silbernagl, S and Lang, F. 2006. In: T.Resmisari, and Liena (Eds.). Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Simamora, C.T.A., 2013. Hubungan Komplikasi, Skor Child-Turcotte, dan Usia Lanjut Sebagai Faktor Resiko Kematian Pada Pasien Sirosis Hati Di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Pontianak : Naskah Publikasi.

Singgih, B., dan Datau, E.A., 2006. Bagian SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/RSUP Manado. Sumber : Cermin Dunia Kedokteran No. 150.

Soemoharjo, Soewignjo dan Gunawan, Stephanus. 2008. Hepatitis virus B. Edisi ke-2, Jakarta : EGC.

Suharjono, Rusdiana, S., Lestiono, Bagiyo, H., 2010. Penggunaan Obat pada Pasien Sirosis Hepatik Ensefalopati di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Jurnal Farmasi Indonesia. Vol. 5, No. 1, p. 1-8.

(30)

Tambunan, K.L., 2009. Gangguan Hemostasis pada Sirosis Hati. In: A.W.Sudoyo, B.Setiyohadi, I.Alwi, M.Simadibrata, S.Setiati (Eds.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi ke-5, Jakarta : Interna Publishing.

Timm, E.G., and Stragand, J.J., 2005. J.T.Dipiro, R.L.Talbert, G.C.Yee, G.R.Matzke, B.G.Wells, L.M.Posey (Eds.). Pharmacotherapy : a Pathophysiologic Approach. Edisi ke-6. New York : Medical Publishing Division.

Toole, Glenn., and Toole, Susan., 1999. New Understanding Biology for Advanced Level. Edisi ke-4. United Kingdom : Nelson Thornes.

Triharnoto, 2009. SDM itu Penting. N. Roslayani (Eds.). The Doctor : Catatan Hati Seorang Dokter. Yogyakarta : Pustaka Anggrek.

Tsao, G.G., Sanyal, A.J., Grace, N.D., Carey, W.D., 2007. Prevention and Management of Gastroesophageal Varices and Variceal Hemorrhage in Cirrhosis. Vol.102, p. 2068-2102.

Tsao, G.G., and Bosch, J., 2010. Management of Varices and Variceal Hemorrhage in Cirrhosis. The New England Journal of Medicine 362;9.

Vidyani, A., Vianto, D., Budi, W., Kholili, U., Maimunah, U., Sugihartono, T., Purbayu, H., Setiawan, P.B., Nusi, I.A., Adi, P., 2011. Faktor Resiko Terkait Perdarahan Varises Esofagus Berulang pada Penderita Sirosis Hati. Vol.12, No.3.

Wada, H., Usui, M., Sakuragawa, N., 2008. Hemostatic Abnormalities and Liver Disease. Vol.34, No.8, p. 772-778.

Weinstein, Robert. 2012. Clinical Practice Guide on Red Blood Cell Transfusion. Vol.157, p. 49-58.

Widjaja, I.H., 2008. Anatomi Abdomen. Jakarta : EGC.

Widjaja, F.F., dan Karjadi, T., 2011. Pencegahan Perdarahan Berulang pada Pasien Sirosis Hati. J Indon Med Assoc vol. 61 no. 10.

Williams, L. and Wilkins, L., 2005. Gastrointestinal System. C.Munson, R.Traister (Eds.). Patophysiology : A 2-in-1 Reference for Nurses. Philadelpia : Lippincott Williams & Wilkins.

Williams, L. and Wilkins, L., 2004. Hematemesis. S.A.Follin (Eds.). Rapid Assesment : a Flow Chart Guide to Evaluating Signs and Symptoms. USA : Lippincott Williams & Wilkins.

Williams, L., and Wilkins, L., 2007. Gastrointestinal System. A.L.Moshier (Eds.). Assesment. USA : Lippincott Williams & Wilkins.

(31)

Wirawan, R., 2009. Pemeriksaan Laboratorium untuk Pemantauan Antikoagulan Oral. R.D. Setiabudy (Eds.). Hemostasis dan Trombosis. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Edisi Ke-4.

World Gastroenterology Organisation Practice Guideline : Esophageal Varices. Juni 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan ini dilakukan di Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, dengan metode survey dan sosialisasi pengenalan teknologi budidaya tomat melalui

Oleh karena itu, partisipasi masyarakat dalam mendukung branding Kota Madiun dapat diartikan sebagai pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk keterlibatan

Oleh karena itu, kreativitas seorang guru dalam mengajar akuntansi menjadi faktor penting agar akuntansi menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik di dalam

Meningkatnya waktu tinggal limbah yang diolah akan meningkatkan kemampuan penyerapan logam krom oleh akar tanaman, logam krom hampir terserap sempurna dengan

kayu secang yang paling baik, yaitu konsentrasi ekstrak etanol kayu secang 4%.. yang memiliki nilai IC 50 15,44 ppm dan menghasilkan ekstrak

A Case Study at Student Association of English Education Program (SAE2P) Members of FKIP, University of Mataram, Academic Year 2017/2018” aims at (1) describing the type of

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa persentase morfologi spermatozoa kambing kacang setelah di berikan sari kurma memiliki persentase yang lebih tinggi