PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT DENGAN
PASIEN ORTODONTIK LEPASAN PADA
MAHASISWA PSPDG UMY
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajad Sarjana Kedokteran Gigi Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh :
SURAIDA HENGSA
20120340119
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT DENGAN
PASIEN ORTODONTIK LEPASAN PADA
MAHASISWA PSPDG UMY
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajad Sarjana Kedokteran Gigi Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh :
SURAIDA HENGSA
20120340119
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT DENGAN
PASIEN ORTODONTIK LEPASAN PADA
MAHASISWA PSPDG UMY
Disusun Oleh:
SURAIDA HENGSA 20120340119
Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal : 26 September 2016
Dosen Pembimbing Dosen Penguji
drg. M. Sulchan Ardiansyah, Sp. Ort. drg. Bayu Ananda Paryontri, Sp. Ort.
NIP. 19680322200810 173 090 NIK. 19821129201510173214
Mengetahui,
Kaprodi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Nama : Suraida Hengsa
NIM : 20120340119
Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini benar–benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dalam karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir Karya Tulis Ilmiah ini.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah
ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya
tersebut.
Yogyakarta, 26 September 2016
Yang membuat pernyataan,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Perbandingan persepsi kepuasan antara pasien perawatan ortodontik cekat dengan pasien ortodontik lepasan pada
mahasiswa PSPDG UMY”.
Adapun maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk
memenuhi sebagian syarat guna menyelesaikan Program Studi Stara 1 (S1)
Kedokteran Gigi pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak terlepas dari dorongan dan
uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta
memberikan kesehatan dan jalan kepada umat-Nya dalam
menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah.
2. dr. H. Ardi Pramono, Sp. An, M. Kes., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
5. drg. Bayu Ananda Paryontri Sp.Ort., selaku Dosen Penguji yang telah
memberi masukan serta nasehat bagi penulis sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran maupun kritik yang bersifat membangun. Semoga penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan
pengetahuan bagi pembaca.
Yogyakarta, 26 September 2016
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
2. Operator Ortodontik ... 11
3. Kepuasan Pasien... 15
B. Kerangka Konsep ... 16
C. Hipotesis ... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 18
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20
D. Variabel Penelitian ... 20
E. Definisi Operasional Variabel ... 20
F. Instrumen Penelitian... 20
G. Cara Pengumpulan Data ... 21
H. Analisis Data ... 22
I. Alur Penelitian ... 22
perawatan ortodontik menggunakan kawat cekat dan kawat lepasan yang populer digunakan memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Ini dapat menimbulkan dampak berbedanya persepsi kepuasan pasien terhadap pilihan perawatan ortodontik yang akan dijalani nantinya.
Tujuan : penelitian ini melihat perbedaan persepsi kepuasan antara pasien ortodontik yang menggunakan kawat cekat dengan kawat lepasan
Metode penelitian : penelitian berjenis observational analytic dengan desain penelitian Cross Sectional. menggunakan sampel seluruh populasi mahasiswa pendidikan kedokteran gigi universitas muhammadiyah Yogyakarta 2012-2015 yang menggunakan/menjalani perawatan ortodontik. Instrument pengukuran menggunakan Dental Satisfaction Quistioner (DSQ). uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney Non Parametric Test.
Hasil : Hasil yang didapatkan p=0,295 (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan antara 2 kelompok responden. Kedua kelompok responden menyatakan puas dan sangat puas (Lichert scale 3 & 4) dan tidak ada responden yang mengaku tidak puas maupun sangat tidak puas.
Kesimpulan : Kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa H0 yaitu bahwa tidak ada perbedaan persepsi kepuasan antara kedua kelompok responden dinyatakan benar. Baik kelompok pengguna kawat cekat maupun lepasan sama-sama merasa puas dengan perawatan yang dijalaninya.
wire and removable popularly used has its advantages and disadvantages. This may lead to different perceptions to patient satisfaction with orthodontic treatment options that will be undertaken later
Objective: This study foresee a difference in perception of satisfaction among orthodontic patients who use fixed and removable orthodontic treatment.
Methods: this study were observational analytic research with cross sectional study design. using a sample of the entire population of students of dental education 2012-2015 at University of Muhammadiyah Yogyakarta who use / undergoing orthodontic treatment . Dental Satisfaction questionnaire ( DSQ ) were used as measurement. The statistical test used is the non parametric Mann- Whitney Test.
Results: The results obtained with p = 0.295 ( p > 0.05 ) , which means there are no significant differences between the two groups of respondents . Both groups of respondents said they were satisfied and very satisfied ( Lichert scale 3 & 4 ) and no respondents who are dissatisfied or very dissatisfied .
Conclusion: The conclusion that can be drawn is that H0 which state that there is no difference in the perception of satisfaction between the two groups of respondents stated correctly . Both groups of users with fixed and removable orthodontic treatment are equally satisfied with the treatment they underwent .
perawatan ortodontik menggunakan kawat cekat dan kawat lepasan yang populer digunakan memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Ini dapat menimbulkan dampak berbedanya persepsi kepuasan pasien terhadap pilihan perawatan ortodontik yang akan dijalani nantinya.
Tujuan : penelitian ini melihat perbedaan persepsi kepuasan antara pasien ortodontik yang menggunakan kawat cekat dengan kawat lepasan
Metode penelitian : penelitian berjenis observational analytic dengan desain penelitian Cross Sectional. menggunakan sampel seluruh populasi mahasiswa pendidikan kedokteran gigi universitas muhammadiyah Yogyakarta 2012-2015 yang menggunakan/menjalani perawatan ortodontik. Instrument pengukuran menggunakan Dental Satisfaction Quistioner (DSQ). uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney Non Parametric Test.
Hasil : Hasil yang didapatkan p=0,295 (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan antara 2 kelompok responden. Kedua kelompok responden menyatakan puas dan sangat puas (Lichert scale 3 & 4) dan tidak ada responden yang mengaku tidak puas maupun sangat tidak puas.
Kesimpulan : Kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa H0 yaitu bahwa tidak ada perbedaan persepsi kepuasan antara kedua kelompok responden dinyatakan benar. Baik kelompok pengguna kawat cekat maupun lepasan sama-sama merasa puas dengan perawatan yang dijalaninya.
wire and removable popularly used has its advantages and disadvantages. This may lead to different perceptions to patient satisfaction with orthodontic treatment options that will be undertaken later
Objective: This study foresee a difference in perception of satisfaction among orthodontic patients who use fixed and removable orthodontic treatment.
Methods: this study were observational analytic research with cross sectional study design. using a sample of the entire population of students of dental education 2012-2015 at University of Muhammadiyah Yogyakarta who use / undergoing orthodontic treatment . Dental Satisfaction questionnaire ( DSQ ) were used as measurement. The statistical test used is the non parametric Mann- Whitney Test.
Results:The results obtained with p = 0.295 ( p > 0.05 ) , which means there are no significant differences between the two groups of respondents . Both groups of respondents said they were satisfied and very satisfied ( Lichert scale 3 & 4 ) and no respondents who are dissatisfied or very dissatisfied .
Conclusion:The conclusion that can be drawn is that H0 which state that there is no difference in the perception of satisfaction between the two groups of respondents stated correctly . Both groups of users with fixed and removable orthodontic treatment are equally satisfied with the treatment they underwent .
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir, telah dilakukan banyak sekali survei untuk
mengetahui prevalensi terjadinya maloklusi. sebuah penelitian di tahun 2003
oleh united kingdom child dental health survey memperkirakan bahwa
setidaknya 45% dari responden berusia 12 tahun membutuhkan perawatan
ortodontik. walaupun dalam kaidahnya maloklusi adalah bagian dari spektrum
variasi normal dan bukanlah sebuah penyakit, penggunaan ortodonsi sendiri
sangat dianjurkan untuk dilihat terlebih dahulu apakah diperkirakan dapat
memberikan manfaat bagi pasien atau tidak. perhitungan risiko dan efek
samping selama perawatan ortodonsi sendiri juga perlu dipertimbangkan.
ortodonsi sendiri memiliki manfaat terutama dalam meningkatkan sistem
pengunyahan, estetika bahkan psikologis pasien itu sendiri. penundaan
perawata ortodonsi sendiri dapat mengakibatkan memburuknya kesehatan gigi
dan mulut seperti karies dan rasa percaya diri pasien. (Mitchell, 2013).
Ortodontik merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang
mempelajari pertumbuhan struktur jaringan gigi, perkembangan oklusi gigi
geligi serta mempelajari cara pencegahan dan perawatan kelainan dentofasial,
termasuk maloklusi untuk mendapatkan oklusi yang sehat, seimbang, stabil,
dan estetik. Maloklusi yang merupakan penyimpangan pertumbuhkembangan
juga melibatkan banyak aspek dalam praktiknya. Penguasaan ilmu fisika
seperti hukum newton dan teori matematika seperti vector wajib diketahui
praktisi guna mencapai hasil maksimal(Nanda,2010).
Alat ortodontik dapat dipasang cekat pada gigi-gigi atau dilepas oleh
pasien, atau bisa mengandung kombinasi komponen cekat dan lepasan. Alat
ortodontik harus bisa digunakan dengan nyaman dan mudah diterima oleh
pasien. Penggunaannya dapat menggerakkan elemen gigi geligi secara efisien,
Alat ortodontik harus bisa ditoletir oleh jaringan mulut dan harus cukup kuat
untuk menahan tekanan dari fungsi mulut. Alat ortodontik sebaiknya mudah
dibersihkan oleh pasien sehingga tidak membahayakan kesehatan rongga
mulut. Alat ortodontik juga sebaiknya dapat dengan mudah diaktifkan dan
dilepas tanpa melukai jaringan. (English, 2009).
Tujuan perawatan ortodontik adalah memperbaiki letak gigi dan rahang
yang tidak normal sehingga didapatkan fungsi geligi dan estetik geligi yang
baik serta diharapkan akan meningkatkan kesehatan psikososial seseorang.
sedang Hasil perawatan ortodontik yang kurang baik akan berakibat
sebaliknya. Hal ini dapat terjadi apabila timbul ketidaksesuaian antara kasus
yang dirawat dengan perencanaan perawatan, pemilihan piranti yang
digunakan, serta kemampuan operator yang melakukan perawatan. Kasus
yang sederhana dapat dirawat dengan piranti yang sederhana oleh dokter gigi
umum sedangkan kasus-kasus yang sukar menjadi tanggung jawab spesialis
ortodontik. Tugas dokter gigi umum adalah memonitor dan menatalaksana
dapat mengintervasi suatu maloklusi atau merujuk ke seorang spesialis
ortodontik bila kasus yang dihadapi membutuhkan perawatan yang kompleks
(Rahardjo, 2009).
Operator dalam perawatan ortodontik yang dikenal dalam masyarakat
yaitu :
1. Dokter Gigi Spesialis Ortodontik adalah dokter gigi yang mempunyai
pengetahuan yang lebih luas terhadap ilmu ortodontik karena telah
menyelesaikan jenjang pendidikan spesialis dalam bidang ortodontik.
2. Dokter Gigi Umum adalah dokter gigi yang telah menyelesaikan jenjang
pendidikan S1 dan telah menyelesaikan pendidikan profesi dokter gigi
(Sari & Kiki, 2013).
Berbagai dampak yang dapat ditimbulkan jika perawatan yang dilakukan
oleh seorang operator tidak sesuai prosedur perawatan ortodontik yang baik
dan benar yaitu :
1. Kerusakan gigi atau oral hygiene yang buruk dapat menyebabkan
kerusakan disekitar kawat gigi. Kerusakan gigi akan terjadi jika adanya
akumulasi plak disekitar kawat ortodontik cekat.
2. Resorbsi akar ada banyak faktor yang menyebabkan resorbsi akar. Salah
satunya yaitu penggunaan alat ortodontik. Resorbsi akar lebih banyak
disebabkan oleh penggunaan alat ortodontik cekat dibandingkan dengan
alat ortodontik lepasan. Hilangnya jaringan akar gigi secara ringan sering
dilihat sebagai konsekuensi dari gerakan gigi, tetapi ini tidak menimbulkan
3. Resorbsi tulang alveolar jika mulut pasien kebersihan yang buruk selama
pengobatan. Ortodontik mungkin memperburuk inflamasi gingiva dan
kerentanan terhadap penyakit periodontal. Pasien yang telah menjalani
perawatan ortodontik tidak memiliki kecenderungan meningkat untuk
mengembangkan penyakit periodontal.
4. Radang sendi kadang pasien dapat menderita sakit atau disfungsi pada
sendi rahang (TMJ). Masalah dapat terjadi dengan atau tanpa perawatan
ortodontik, (5) Ketidaknyamanan pada peralatan yang tidak sesuai.
Peralatan yang tidak sesuai atau rusak dapat menyebabkan iritasi pada
gusi, pipi atau bibir. Penyesuaian penggunaan braket biasanya berlangsung
selama 24-48 sejak peralatan terpasang.
Sebenarnya dampak perawatan ortodontik dapat diminimalisir jika
dilakukan dengan prosedur yang benar dan melibatkan praktisi ahli. Hal ini
nantinya juga secara tidak langsung turut berdampak pada kondisi psikososial
pasien (Sari & Kiki, 2013).
Kepuasan pasien dalam menjalani perawatan ortodontik sendiri
berkaitan dengan jumlah informasi yang didapat pasien. ketidaksesuaian
antara keinginan atau harapan pasien dan kebutuhan ortodontik pasien
memberikan andil besar dalam menentukan seberapa besar kepuasan pasien
akan perawatan yang telah dijalaninya tersebut. kepuasan pasien dapat kita
kategorikan tinggi apabila harapan pasien sedikit dibawah dari hasil yang
didapatkan. penerimaan pasien terhadap kondisi senyum yang dihasilkan
menentukan kualitas hidup pasien. ini dikarenakan pasien yang berpikir bahwa
ia memiliki senyum yang indah cenderung lebih sering tersenyum dibading
yang berpikir sebaliknya(Melsen,2010).
Dalam menentukan kepuasan pasien sendiri pertimbangan umur pasien
juga penting dilakukan semenjak pasien dewasa cenderung memiliki motivasi
dari diri sendiri untuk melakukan perawatan ini sehingga mempengaruhi
ekspektasi pasien itu sendiri. beberapa faktor yang juga turut perlu
dipertimbangkan adalah kondisi psikologis pasien dan manfaat secara estetik.
Tidak lupa pula pelayanan yang didapatkan apsien saat menjalani perawatan
ortodontik di klinik seperti mutu dan sambutan praktisi medis kepada pasien
dapat mempengaruhi anggapan pasien selama mendapatkan perawatan
ortodontik.(Karad,2012).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut. Bagaimana perbandingan persepsi kepuasan
antara pasien perawatan ortodontik cekat dengan pasien perawatan ortodontik
lepasan.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk megetahui persepsi kepuasan antara pasien perawatan ortodontik cekat
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Kegunaan Ilmiah
a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang cara
menilai persepsi kepuasan antara pasien perawatan ortodontik cekat
dengan pasien perawatan ortodontik lepasan.
b. Memberikan informasi mengenai persepsi kepuasan antara pasien
perawatan ortodontik cekat dengan pasien perawatan ortodontik
lepasan.
2. Kegunaan Praktis
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
informasi tentang kepuasan pasien ortodontik agar operator perawatan
ortodontik dalam menerapkan keahliannya. Perlu memperhatikan
kepuasan pasien pada saat perawatan berlangsung dan sesudah perawatan.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya pernah diteliti oleh Utut Bagoes Adianto (2011)
dengan judul “Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna Alat Orthodonsi Lepasan
Yang Ditanggani Oleh Dokter Gigi Muda Di RSGMP UMY”. Hasil dari
penelitian tersebut menyatakan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap
perawatan orthodonsi adalah sedang dengan besar sampel 26 pasien dan
tingkat kepuasan tinggi sebesar 4 sampel. Hasil dari Instrument DSQ
menunjukan bahwa kualitas yang lebih mempengaruhi tingkat kepuasan
pasien untuk melakukan perawatan orthodonsi.
Penelitian sebelumnya pernah diteliti oleh Sari & Kiki (2013) dengan
judul “Persepsi Kepuasan Pasien Perawatan Ortodontik Berdasarkan Keahlian
Operator Menurut Jenjang Profesionalisme”. Populasi penelitian berjumlah
120 orang yang terdiri dari 30 orang pasien ortodontik dari masing-masing
operator yaitu (1) dokter gigi spesialis, (2) dokter gigi umum, (3) perawat gigi,
(4) tukang gigi. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random
sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diberikan pada
responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistic Chi-square.
Hasil menunjukan dokter gigi spesialis ortodontik memberikan persepsi
kepuasan lebih tinggi diantara operator lainnya.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian
sebelumnya adalah persepsi kepuasan antara pasien perawatan ortodontik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Ortodontik
a. Pengertian Ortodontik
Ortodontik berasal dari bahasa Greek yaitu “orthos” yang berarti
“baik atau betul” dan “dontos” yang berarti “gigi”. Jadi ortodonsia
dapat dijerjemahkan sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan
memperbaiki atau membetulkan letak gigi yang tidak teratur atau tidak
rata (Adnan, 2014).
Keadaan gigi yang tidak teratur disebabkan oleh malposisi gigi
yaitu kesalahan posisi gigi pada masing-masing rahang. Malposisi gigi
akan menyebabkan malrelasi yaitu kesalahan hubungan antara
gigi-gigi pada rahang yang berbeda. Lebih lanjut lagi keadaan demikian
menimbulkan maloklusi yaitu penyimpangan terhadap oklusi normal.
Maloklusi dapat terjadi karena adanya kelainan gigi (dental), tulang
rahang (skeletal), kombinasi gigi dan rahang (dentoskeletal) maupun
karena otot-otot pengunyahan (muskuler) (Sulandjari, 2008).
Pertumbuhkembangan perlu dipelajari karena maloklusi bukan
merupakan suatu penyakit tetapi suatu penyimpangan
pertumbukembangan. Penyimpangan pertumbuhkembangan yang
letak gigi-gigi yang berdesakan. Penyimpangan pertumbuhkembangan
tulang rahang menghasilkan kelainan skeletal misalnya maloklusi
kelas III Angle yang ditandai dengan rahang bawah yang terlalu ke
depan dibandingkan dengan rahang atas. Letak gigi yang tidak teratur
dan kelainan letak rahang sangat besar pengaruhnya terhadap
penampilan seseorang. Sebagian besar kelainan ortodontik lebih
banyak mempengaruhi kondisi psikososial seseorang daripada
mempengaruh kesehatan fisik (Rahardjo, 2009).
b. Tujuan Perawatan Ortodontik
Tujuan perawatan ortodontik adalah memperbaiki susunan dan
kedudukan gigi-geligi untuk mendapatkan hubungan gigi-geligi
(fungsi oklusi) yang stabil, perbaikan pengunyahan, keseimbangan otot
dan keserasian estetika wajah yang harmonis. Secara umum perawatan
ortodontik bertujuan memperbaiki kehidupan pasien dengan mengatasi
kesulitan psikososial yang berhubungan dengan penampilan wajah dan
gigi (Sari & Kiki, 2013).
Ada 2 alasan yang jelas dari perawatan ortodontik yaitu untuk
estetika dan fungsi, perawatan ortodontik tidak hanya dapat
memperbaiki susunan gigi geligi, tetapi dalam kasus-kasus tertentu
juga dapat mempunyai dampak yang besar pada lingkungan seseorang
dan perkembangan kariernya. Selain itu susunan gigi yang lebih baik
dapat menyebabkan standar kebersihan mulut menjadi lebih baik.
dentofasial yang menyenangkan secara estetika dengan fungsi yang
baik dan dengan gigi-gigi dalam posisi yang stabil. Perawatan
ortodontik tidak boleh dilakukan jika tidak dapat memberikan
perbaikan yang nyata serta abadi karena alasan inilah banyak
maloklusi ringan yang dibiarkan tanpa perawatan (Willian , et al.,
2000).
c. Jenis Perawatan Ortodontik
Berdasarkan piranti yang digunakan untuk merawat maloklusi
secara garis besar dapat digolongkan pada piranti lepasan (removable
appliance), piranti fungsional (functional appliance) dan piranti cekat
(fixed appliance)(Rahardjo, 2009).
1) Piranti Lepasan (removable appliance)
Piranti lepasan adalah piranti yang dapat dipasang dan
dilepas oleh pasien. Komponen utama piranti lepasan adalah (1)
komponen aktif, (2) komponen pasif, (3) lempeng akrilik, (4)
penjangkaran. Salah satu faktor keberhasilan perawatan dengan
piranti lepasan adalah kepatuhan pasien untuk memakai piranti.
2) Piranti Fungsional (functional appliance)
Piranti fungsional digunakan untuk mengoreksi maloklusi
dengan memanfaatkan, menghalangi atau memodifikasi kekuan
yang dihasilkan oleh otot orofasial, erupsi gigi dan
pertumbuhkembangan dentomaksilofasial. Ada juga yang
kekuatan otot, fasial dan atau jaringan yang lain untuk mengubah
relasi skeletal dan gigi.
3) Piranti Cekat (fixed appliance)
Piranti cekat adalah piranti ortodontik yang melekat pada gigi
pasien sehingga tidak bisa dilepas oleh pasien. Piranti ini
mempunyai komponen utama yaitu lekatan (attachment) yang
berupa breket (bracket) atau cincin (band), kawat busur (archwire)
dan penunjang (accessories atau auxiliaries) misalnya rantai
elastomeric dan modul. 2. Operator Ortodontik
a. Dokter Gigi Spesialis Ortodontik
Program pendidikan dokter gigi spesialis ortodontik bertujuan
mencapai kemampuan keprofesian sebagai seorang dokter gigi
spesialis ortodontik dengan kemampuan akademik yang mempunyai
sifat atau ciri utama sebagai berikut (Harahap , et al.,2005) :
1) Berkesinambungan (continue)
Bahwa program pendidikan dokter gigi spesialis 1 (SP 1)
merupakan bagian daripada pendidikan yang berkesinambungan
dan berjenjang yang berawal dari pendidikan sarjana kedokteran
gigi, pendidikan dokter gigi spesialis dan dapat diteruskan ke
pendidikan dokter.
2) Akademik – Profesional
Bahwa pendidikan dokter gigi spesialis prtodontik
pendalaman ilmu (akademik) melalui berbagai kegiatan akademik
dan pendidikan keprofesian yang bercirikan pencapaian
kemampuan profesi (dokter gigi spesialis) melalui serangkaian
pelatihan keprofesian.
3) Belajar Aktif (Active Learning/Adult Learning)
Pendidikan dokter gigi spesialis ortodontik memakai kaidah
pandidikan tinggi (higher education) yang bersifat pendidikan aktif
dan mandiri dengan motivasi, kreativitasi dan integritas peserta
yang tinggi. Proses pendidikan terutama ditekankan pada
pendekatan student centred, problem solving dan self directed
learning sehingga staf pengajar lebih berperan sebagai fasilisator.
4) Berdasarkan Pencapaian Kemampuan (Competency Based/Mastery
Learning)
Bahwa pendidikan dokter gigi spesialis ortodontik bertujuan
mencapai kemampuan (competency) dan kemahiran (mastery)
yang didukung oleh dasar akademik yang kuat berdasarkan
permasalahan yang ada di masyarakat (evident base).
5) Pencapaian Kemampuan Individu (Individual Competency)
Bahwa pencapaian kemampuan tersebut merupakan
pencapaian kemampuan setiap individu peserta. Oleh karena itu
setiap kegiatan baik pendalaman akademik maupun pelatihan
melalui hand on training secara terus menerus dan nyata di bawah
pengawasan supervisor.
6) Sekuensi
Bahwa strategi proses pembelajaran, supervise dan evaluasi
disusun secara sekunsial dan berjenjang melalui berbagai tahapan.
7) Persyaratan (Pre Requisite)
Untuk hal-hal tertentu prasyarat harus dicapai lebih dahulu
untuk mengikuti tahap berikutnya.
8) Terpadu dan Terintegrasi (Integrated Comprehensif)
Bahwa proses pelatihan keprofesian sedapat mungkin
dilaksanakan secara komprehensif (integrated teaching) dengan
cara mengelompokkan berbagai sub-disiplin sub-unit.
9) Sistem Matriks
Bahwa sistem matriks dapat dipakai dalam menyusun jenis,
distribusi dan variasi kegiatan peserta dalam pelatihan keprofesian
dan kegiatan kademik agar setiap peserta mendapatkan kegiatan
yang sama.
10) Jaringan Sumber Pembelajaran (Network of Learning Resources)
Bahwa seyogyanya digunakan jaringan sumber pembelajaran
secara luas agar proses pendidikan menjadi lebih efektif dan
efisien. Misalnya kerjasama dengan pusat pendidikan dokter gigi
b. Dokter Gigi Umum
Pendidikan profesi dokter gigi merupakan pendidikan akademik
dan pendidikan profesional yang diarahkan pada penguasaan ilmu dan
penerapan ilmu kepada masyarakat dalam bidang kedokteran gigi
(Yusa, 2006).
Profesi dokter gigi merupakan tugas mulia bagi kehidupan
manusia dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut.
Karenanya seorang dokter gigi dalam menjalankan tugasnya dituntut
untuk bersikap profesional. Untuk mencapai kompetensi tersebut
dokter gigi yang merupakan profesi harus didasari oleh keilmuan yang
kokoh. Dengan demikian seorang dokter gigi mempunyai kompetensi
akademik-profesionalisme yang diperoleh melalui pendidikan profesi
yang didasari oleh pendidikan akademik sehingga setelah selesai
pendidikannya akan memiliki kemampuan melaksanakan praktik
sesuai dengan keahliannya bersikap profesional dengan selalu
membekali dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Yusa, 2006).
Kompetensi dokter gigi Indonesia ini adalah memberikan batas
kemampuan yang harus dimiliki oleh dokter gigi yang melaksanakan
pelayanan kedokteran gigi di Indonesia. Kemampuan minimal tersebut
sudah dapat mengambarkan mutu dokter gigi Indonesia di manapun ia
Indonesia diharapkan akan mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang prima dengan mutu yang hampir sama (Yusa, 2006).
3. Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien merupakan salah satu hal yang penting dalam
mengevaluasi mutu layanan suatu perawatan terhadap keahlian operator.
Saat ini masalah ketidakpuasan terjadi di negara berkembang maupun di
negara maju. Ada berbagai macam pegertian yang diberikan oleh pakar
tentang kepuasan. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya
(Asmidar , et al., 2008).
Kepuasan dapat diartikan sebagai perbedaan antara harapan dan
kinerja yang dirasakan. Kepuasan pasien merupakan hal yang sanget
subyektif, sulit diukur, dapat berubah-ubah, serta terdapat banyak sekali
faktor yang berpengaruh sebanyak dimensi di dalam kehidupan manusia.
Subyektivitas tersebut bisa berkurang dan bahkan bisa menjadi
obyektifitas bila cukup banyak pendapat yang sama terhadap sesuatu hal.
Oleh itu, untuk mengkaji kepuasan pasien digunakan suatu instrumen
penelitian yang cukup valid diserta dengan metode penelitian yang baik
(Asmidar , et al., 2008).
Beberapa faktor yang memotivasi pasien untuk berkunjung ke klinik
atau ke tempat perawatan yaitu: pelayanan, operator, fasilitas, lingkungan,
lokasi dan rujukan. Pelayanan meliputi pelayanan yang lengkap,
Kepuasan pasien ditentukan oleh 4 faktor, yaitu: kemudahan (terjangkau,
tersedia, waktu selalu buka), hubungan pasien-dokter (mendengarkan
keluhan-keluhan, ramah, aman, informasi yang jelas), pelayanan
(kecepatan pelayanan, tanggapan keluhan, pelayanan yang berlanjut),
fasilitas (bersih, nyaman), dan biaya perawatan. Fasilitas meliputi reputasi
klinik atau tempat perawatan, kecanggihan peralatan, kemudahan pakir,
dan kenyamanan ruang. Lingkungan meliputi kebersihan lingkungan,
keindahan lingkungan, ketenangan lingkungan, yang dapat membuat
pasien nyaman berada di klinik atau tempat perawatan (Lily , et al., 2007).
B. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep Perawatan Orthodontik
Alat Orthodonsi Cekat
(Fixed Appliance)
Alat Orthodonsi Lepasan
(Removable Appliance)
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah persepsi kepuasan pasien
perawatan ortodontik cekat dan ortodontik lepasan dengan hipotesis :
1. H0 : tidak ada perbedaan kepuasan yang signifikan antara pengguna
ortodontik cekat dan pengguna ortodontik lepasan.
2. H1 : ada perbedaan kepuasan yang signifikan antara pengguna ortodontik
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observational
analytic, karena dalam pelaksanaannya meliputi pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interpretasi data dari objek penelitian. Rancangan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study. Rancangan ini
dilakukan dengan cara mengumpulkan data hanya satu kali dan satu waktu
tanpa ada tindak lanjut.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah pasien ortodontik yang menggunakan alat ortodontik
cekat dengan pasien yang menggunakan alat ortodontik lepasan di PSPDG
UMY.
2. Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Federer
(n-1) (t-1) ≥15
n : jumlah sampel minimal tiap grup
t : jumlah grup dalam penelitian
(n-1) (2-1) ≥15
n-1≥15
Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan hasil besar sampel
minimal sebanyak 16 responden untuk tiap kelompok. untuk penelitian
kali ini kelompok pengguna kawat cekat sebanyak 60 responden dan
kelompok kawat lepasan sebesar 20, dengan total responden sebesar 80
responden mahasiswa PSPDG UMY.
Sampel yang digunakan pada penelitian kali ini adalah seluruh
populasi mahasiswa PSPDG UMY angkatan 2012-2015 yang
menggunakan kawat orthodonti lepasan dan cekat serta memenuhi kriteria
dalam penelitian ini, yaitu:
a. Kriteria Inklusi :
1) Pasien yang melakukan perawatan ortodontik cekat dan
lepasan.
2) Pasien yang sudah melakukan perawatan ortodontik selama 6
bulan keatas.
3) Bersedia menjadi responden penelitian.
4) mahasiswa PSPDG UMY rentang 2012-2015
b. Kriteria Ekslusi :
1) Pasien ortodontik yang tidak mengisi kuesioner dengan
lengkap.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di komplek kampus terpadu Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, dan dilakukan pada bulan Januari-Februari
2016.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel sebab / independent : Pasien pengguna alat ortodontik
2. Variabel akibat / dependent : Persepsi kepuasan pasien
E. Definisi Operasional Variabel
1. Persepsi kepuasan pasien di nilai berdasarkan skor akhir kuisioner.
2. Pasien ortodontik yang mengunakan alat ortodontik cekat maupun lepasan.
3. Dokter gigi spesialis ortodontik dan dokter gigi umum sebagai operator
yang melakukan tindakan dan memberikan jasa perawatan ortodontik.
F. Instrumen Penelitian
1. Inform Consent.
2. Instrumen yang digunakan Kuisioner, yaitu untuk pengumpulan data
persepsi kepuasan antara pasien pengguna alat ortodontik cekat dengan
pasien pengguna alat ortodontik lepasan untuk mengukur persepsi
kepuasan pasien berupa Dental Satisfaction Quistioner (DSQ) dengan 5
skala Lichert jawaban. Penelitian DSQ telah dimodifikasi menjadi 4 skala
likert jawaban karena untuk menghindari kecenderungan sentral dari
jawaban responden. Kuisioner ini terdiri dari 19 butir yang terbagi menjadi
a. Kualitas terdiri dari 7 butir pernyataan, yaitu nomor
2,4,6,11,14,16,17,18
b. Akses total terdiri dari 7 butir pernyataan, yaitu nomor
3,5,7,9,10,13,15
c. Management rasa sakit terdiri dari 3 butir pernyataan yaitu nomor
4,8,15
d. Perawatan lain yang diterima terdiri dari 2 butir pernyataan, yaitu
nomor 1 dan 12.
Kuisioner ini menggunakan 4 pilihan jawaban, yaitu:
a. Sangat setuju : diberi skor 4, berarti sangat puas
b. Setuju : diberi skor 3, berarti puas
c. Tidak setuju : diberi skor 2, berarti tidak puas
d. Sangat tidak setuju : diberi skor 1, berarti sangat tidak puas.
Nilai berdasarkan kepuasan yang diperoleh dari pasien dibuat
kategori berdasarkan acuan patokan (PAP) yaitu dengan menentukan
berdasarkan nilai tertinggi dan nilai terrendah dari hasil kepuasan pasien
(Sugiono, 2005).
G. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan
menggunakan kuisioner yaitu yang berupa angket yang akan dibagikan kepada
pasien pengguna perawatan alat ortodontik cekat dengan pasien pengguna
perawatan alat ortodontik lepasan kemudian dilakukan wawancara yang
H. Analisis Data
Jumlah sampel dalam penelitian adalah 80 orang pasien. Pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan SPSS. Analisis data yang dilakukan
yaitu melakukan uji homogenitas levene test dan uji normalitas
Kolmogorov-smirnov. Data yang homogen dan normal selanjutnya akan dilakukan uji
Independent sample t-test. Data yang tidak homogen dan tidak normal maka
test yang digunakan adalah Mann Whitney u test.
I. Alur Penelitian
Gambar 2. Alur Penelitian Pasien pengguna alat ortodontik
60 Sampel pasien yang menggunakan ortodontik cekat dan 20 Sampel pasien yang menggunakan ortodontik lepasan
Membagikan Kuisioner kepada subjek
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Subyek yang diteliti pada penelitian kali ini adalah pengguna ortodontik
lepasan maupun cekat di lingkungan mahasiswa PSPDG UMY angkatan
2012-2015. Penelitian berlangsung selama 2 bulan dimulai pada bulan januari
2016 hingga februari 2016. Populasi dan sampel yang diteliti adalah seluruh
mahasiswa PSPDG UMY angkatan 2012-2015 yang menggunakan/ menjalani
perawatan ortodontik cekat dan lepasan. Penelitian ini mengukur perbedaan
persepsi kepuasan antara pengguna ortodontik cekat dan lepasan pada
mahasiswa PSPDG UMY angkatan 2012-2015.
Persepsi kepuasan diukur menggunakan Dental Satisfaction Quistioner
(DSQ) dengan 5 skala Lichert jawaban. Penelitian DSQ telah dimodifikasi
menjadi 4 skala Lichert jawaban karena untuk menghindari kecenderungan
sentral dari jawaban responden.
1. Persepsi kepuasan pengguna perawatan ortodontik
a. Persepsi kepuasan pengguna kawat cekat
Hasil penelitian persepsi kepuasan pada 60 responden pengguna
kawat cekat pada mahasiswa PSPDG UMY adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Persepsi kepuasan pengguna kawat cekat
Skala Lichert Jumlah responden
1 0
2 0
3 25
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 60 responden yang
diketahui menggunakan/menjalani perawatan ortodontik menggunakan
kawat cekat, sebanyak 35 responden mengaku sangat puas dengan
pelayanan dan perawatan yang didapat. Sedangkan sisanya sebesar 25
responden mengaku puas dengan pelayanan dan perawatan yang
didapat. Penelitian kali ini tidak ada responden yang merasa tidak
puas (poin 2) ataupun sangat tidak puas (poin 1).
b. Persepsi kepuasan pengguna kawat lepasan
Hasil penelitian persepsi kepuasan pada 20 responden pengguna
kawat lepasan pada mahasiswa PSPDG UMY adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Persepsi kepuasan pengguna kawat lepasan
Skala Lichert Jumlah responden
1 0
2 0
3 4
4 16
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 20 responden yang
diketahui menggunakan/menjalani perawatan ortodontik menggunakan
kawat cekat, sebanyak 16 responden mengaku sangat puas dengan
pelayanan dan perawatan yang didapat. Sedangkan sisanya sebesar 4
responden mengaku puas dengan pelayanan dan perawatan yang
didapat. Penelitian kali ini tidak ada responden yang merasa tidak
c. Karakteristik responden pengguna alat ortodontik
Tabel 3. Karakteristik responden pengguna alat ortodontik
No kelompok
Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa pada kelompok
pengguna kawat cekat terdiri dari 90% wanita dan 10% pria,
sedangkan pada kelompok pengguna kawat lepasan terdiri dari 80%
wanita dan 20% pria.
2. Uji normalitas data
Uji normalitas dilakukan terlebih dahulu untuk melihat penyebaran
data apakah normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-smirnov. Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi
>0,05. Hasil pengujian menunjukkan data responden pengguna kawat
cekat dan lepasan seluruhnya memiliki nilai signifikansi 0,000 sehingga
data dikatakan tidak terdistribusi normal.
Hasil uji normalitas di atas digunakan sebagai patokan uji hipotesis
yang akan digunakan. Hasil uji normalitas menunjukkan data tersebut
memiliki penyebaran data yang tidak normal maka kemudian dilanjutkan
3. Uji hipotesis
Hasil pengujian normalitas data mengungkapkan bahwa data tidak
terdistribusi secara normal, oleh karenanya digunakan Mann Whitney
Non-Parametric Test, dari pengujian tersebut didapatkan hasil :
Hasil analisis dari tabel di atas menggunakan uji Mann Whitney Non
Parametric Test didapatkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,295. Nilai p
>0,05 menandakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna
B. Pembahasan
Perawatan othodontik diperlukan untuk memperbaiki kondisi gigi-geligi
yang malposisi. keadaan ini disebabkan posisi gigi-geligi yang tidak beraturan
dan tidak pada tempat yang seharusnya pada lengkung gigi itu sendiri,
sehingga menyebabkan penyimpangan oklusi normal. Penyimpangan ini
sendiri dapat berasal dari perubahan posisi gigi-geligi itu sendiri (dental)
maupun perubahan dari tulang maksilofasial (skeletal) sertra kombinasi antara
keduanya (Adnan,2014). Perawatan ortodontik yang dilakukan, selain dapat
berguna memperbaiki posisi gigi-geligi juga dapat menambah estetika wajah
(Sari, 2013)
Perawatan Orthodotik pada saat ini umumnya dibagi menjadi 2 kategori,
yaitu perawatan ortodontik cekat (fixed) dan perawatan ortodontik lepasan (
removable) (Rahardjo, 2009).
Keberhasilan suatu perawatan dapat dinilai melalui berbagai aspek,
satunya adalah kepuasan pasien terhadap pelayanan yang didapat. Kepuasan
adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil
yang dirasakan dengan harapannya (Asmidar , et al., 2008). Berbagai metode
yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien, diantaranya
adalah menggunakan kuisioner, jenis kuisioner yang dapat digunakan adalah
dental satisfaction quessionaire. Kuisioner ini menggunakan skala Lichert ,
terdiri dari 19 pertanyaan. Pada penelitian ini kuisioner dimodifikasi menjadi 4
Hasil penelitian yang telah didapat selanjutnya akan dilakukan uji
normalitas data menggunakan Kolmogorov-smirnov untuk melihat bagaimana
persebaran data yang didapat apakah normal ataukah tidak. Tahap selanjutnya
akan dilakukan uji hipotesis menggunakan Mann Whitney non parametric t
test untuk membandingkan persepsi kepuasan antara kedua kelompok
responden pengguna alat ortodontik cekat dan lepasan.
Hasil olah data menunjukkan bahwa persebaran data tidak normal,
sehingga kemudian digunakan mann whitney non parametric t test. Hasil uji
perbandingan menggunakan mann whitney non parametric t test menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terkait tingkat kepuasan pasien
pengguna perawatan ortodontik cekat dan lepasan. Berdasarkan hasil
penelitian sebanyak 35 responden pengguna kawat cekat mengaku sangat
puas dengan pelayanan yang didapat dan 25 lainnya mengaku puas. Pihak
selanjutnya sebanyak 16 responden pengguna kawat lepasan mengaku sangat
puas terhadap pelayanan yang didapat, sisanya sebanyak 4 responden
mengaku puas. Responden pada penelitian ini tidak ada yang menyatakan
tidak puas maupun sangat tidak puas dari kedua kelompok responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik perawatan ortodontik
menggunakan kawat cekat dan lepasan keduanya tidak memiliki perbedaan
berarti dimata responden, hal ini dapat dikaitkan dengan banyaknya factor lain
yang turut mempengaruhi penilaian tiap-tiap responden dalam menentukan
A. Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan tidak adanya perbedaan yang signifikan
terkait persepsi kepuasan antara pengguna kawat ortho cekat dan lepasan pada
mahasiswa PSPDG UMY.
B. Saran
1. Perlunya penelitian lebih lanjut terkait persepsi kepuasan antara pengguna
kawat ortho cekat dan lepasan pada mahasiswa PSPDG UMY.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai persepsi kepuasan antara
Adnan, Y. (2014). Positive Effects For Patients Seeking Orthodontic Treatment, 92-97.
Asmidar, A.,Abdullah AZ. (2008). Studi Mutu Pelayanan Berdasarkan Kepuasan Pasien Di Klinik Gigi Dan Mulut RSUP, 70-140.
English J, Peltomäki T, Pham-Litschel K. Mosby's orthodontic review. St. Louis: Mosby Elsevier; 2009.
Golletz, D., Milgrom, Manci, H. (1995). Dental Care Satisfaction : The Realbility And Validity of DSQ in Low-income population, Jurnal Public Health Dent, 55(4) : 210-17.
Harahap, N., Muslim, Susanto, A.,Dahar, E. (2005). Buku Panduan Penyelenggaran Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis – 1 Ortodonti. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan, 21-23.
Karad A. Clinical Orthodontics. New Delhi: Elsevier Health Sciences APAC; 2010.
Lily, Y., Rahina, Y.,Feby, G. (2007). Analisis Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien (Kajian Di RSGM FKG UNMAS Denpasar) .Jurnal Interdental Kedokteran Gigi,13-14.
Melsen B. Adult orthodontics. Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell; 2012.
Mitchell L. An Introduction to orthodontics. Oxford: Oxford University Press; 2007.
Nanda R, Tosun Y. Biomechanics in orthodontics. Chicago: Quintessence Pub. Co.; 2010.
Rahardjo,P.(2009). Ortodonsi Dasar. Pusat Penerbitan Dan Percetakan (AUP).Surabaya, 2-3, 128-134.
Sig. (2-tailed) .064 .007 .019 .076 .064 .143 .143 .295 .040 .085 .016 .000 .037 .026 .028 .015 .052 .026 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q15 Pearson Correlation .193 .247 .469** .164 .334 .146 .146 .333 .193 .410* .598** .373* .358 .406* 1 .372* .078 -.063 .253 .561**
Sig. (2-tailed) .307 .188 .009 .386 .071 .441 .441 .072 .306 .024 .000 .042 .052 .026 .043 .683 .741 .178 .001 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q16 Pearson Correlation .361 .445* .471** .222 .361 .184 .350 .382* .066 .317 .402* .466** .717** .402* .372* 1 .056 .116 .372* .663**
Sig. (2-tailed) .050 .014 .009 .239 .050 .329 .058 .037 .729 .087 .028 .009 .000 .028 .043 .769 .540 .043 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q17 Pearson Correlation -.011 .032 .154 -.296 .103 .369* .441* -.153 .602** -.009 .151 .479** .097 .439* .078 .056 1 .590** .423* .463**
Sig. (2-tailed) .952 .868 .418 .112 .589 .045 .015 .420 .000 .962 .426 .007 .612 .015 .683 .769 .001 .020 .010 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q18 Pearson Correlation -.083 -.099 .278 .128 -.083 .166 .504** .193 .437* -.112 .216 .443* -.050 .358 -.063 .116 .590** 1 .477** .427*
Sig. (2-tailed) .662 .604 .137 .502 .662 .382 .004 .306 .016 .556 .252 .014 .792 .052 .741 .540 .001 .008 .019 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q19 Pearson Correlation .193 .378* .270 .164 .193 .325 .235 .333 .193 .078 .482** .636** .358 .406* .253 .372* .423* .477** 1 .635**
Sig. (2-tailed) .307 .040 .150 .386 .307 .080 .211 .072 .306 .684 .007 .000 .052 .026 .178 .043 .020 .008 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 skortotal Pearson Correlation .491** .544** .679** .350 .532** .395* .616** .492** .455* .589** .670** .795** .591** .724** .561** .663** .463** .427* .635** 1
Sig. (2-tailed) .006 .002 .000 .058 .002 .031 .000 .006 .011 .001 .000 .000 .001 .000 .001 .000 .010 .019 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ……….. NIM : ……….. Nomor HP : ………..
Setelah mendapatkan penjelasan dan pengarahan dari peneliti tentang tujuan, manfaat,
dan resiko penelitian menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa saya sanggup
menjadi subyek penelitian.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan agar digunakan
dengan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, ………
Subjek Penelitian, Pelaksana Penelitian,
Berilah tanda centang ( / ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan Anda rasakan.
1 Bagaimana pelayanan yang diberikan dokter gigi ketika Anda tiba?
2 Bagaimana dokter gigi memperlakukan Anda?
3 Bagaimana tarif perawatan?
4 Bagaimana dokter gigi memeriksa gigi Anda?
5 Bagaimana waktu tunggu yang Anda dapat sebelum pelayanan oleh dokter gigi diberikan?
6 Bagaimana jam praktek dokter gigi?
7 Bagaimana usaha dokter gigi untuk mengurangi rasa sakit ketika sedang dilakukan perawatan? 8 Bagaimana kenyamanan ruang praktek dokter gigi?
9 Bagaimana dokter gigi mencegah pengeluaran yang tidak diperlukan, sehingga biaya menjadi lebih terjangkau?
10 Bagaimana kemampuan dokter gigi dalam melakukan perawatan?
11 Bagaimana dokter gigi memperhatikan keselamatan Anda ketika melakukan perawatan?
12 Bagaimana dokter gigi memberikan
penjelasan/edukasi kepada Anda setelah perawatan selesai?
17 Bagaimana dokter gigi memanfaatkan fasilitas dan peralatan yang tersedia?
18 Bagaimana perasaan Anda setelah perawatan oleh dokter gigi selesai?
PERBANDINGAN PERSEPSI KEPUASAN ANTARA PASIEN
PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT DENGAN
PASIEN ORTODONTIK LEPASAN PADA
MAHASISWA PSPDG UMY
Disusun Oleh :
SURAIDA HENGSA
20120340119
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
ABSTRACT
Background: Field of dentistry orthodontic got a lot of attention at the moment, the use of the best orthodontic instruments ranging widely used by people who want to improve the appearance of their teeth. orthodontic treatment using fixed wire and removable popularly used has its advantages and disadvantages. This may lead to different perceptions to patient satisfaction with orthodontic treatment options that will be undertaken later
Objective: This study foresee a difference in perception of satisfaction among orthodontic patients who use fixed and removable orthodontic treatment.
Methods:this study were observational analytic research with cross sectional study design. using a sample of the entire population of students of dental education 2012-2015 at University of Muhammadiyah Yogyakarta who use / undergoing orthodontic treatment . Dental Satisfaction questionnaire ( DSQ ) were used as measurement. The statistical test used is the non parametric Mann- Whitney Test.
Results: The results obtained with p = 0.295 ( p > 0.05 ) , which means there are no significant differences between the two groups of respondents . Both groups of respondents said they were satisfied and very satisfied ( Lichert scale 3 & 4 ) and no respondents who are dissatisfied or very dissatisfied .
Conclusion: The conclusion that can be drawn is that H0 which state that there is no difference in the perception of satisfaction between the two groups of respondents stated correctly . Both groups of users with fixed and removable orthodontic treatment are equally satisfied with the treatment they underwent .
1
student Of Dentistry FKIK UMY,2lecture Of Orthodontic Dentistry Department FKIK UMY
INTISARI
Latar belakang : Bidang kedokteran gigi ortodontik mendapat banyak perhatian pada saat ini, penggunaan intrumen pesawat ortodontik mulai luas digunakan oleh masyarakat yang ingin memperbaiki penampilan gigi geliginya. Instrument perawatan ortodontik menggunakan kawat cekat dan kawat lepasan yang populer digunakan memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Ini dapat menimbulkan dampak berbedanya persepsi kepuasan pasien terhadap pilihan perawatan ortodontik yang akan dijalani nantinya.
Tujuan : penelitian ini melihat perbedaan persepsi kepuasan antara pasien ortodontik yang menggunakan kawat cekat dengan kawat lepasan
Metode penelitian : penelitian berjenis observational analytic dengan desain penelitian Cross Sectional. menggunakan sampel seluruh populasi mahasiswa pendidikan kedokteran gigi universitas muhammadiyah Yogyakarta 2012-2015 yang menggunakan/menjalani perawatan ortodontik. Instrument pengukuran menggunakan Dental Satisfaction Quistioner (DSQ). uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney Non Parametric Test.
Hasil : Hasil yang didapatkan p=0,295 (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan antara 2 kelompok responden. Kedua kelompok responden menyatakan puas dan sangat puas (Lichert scale 3 & 4) dan tidak ada responden yang mengaku tidak puas maupun sangat tidak puas.
Kesimpulan : Kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa H0 yaitu bahwa tidak ada perbedaan persepsi kepuasan antara kedua kelompok responden dinyatakan benar. Baik kelompok pengguna kawat cekat maupun lepasan sama-sama merasa puas dengan perawatan yang dijalaninya.
dental health survey memperkirakan bahwa setidaknya 45% dari responden berusia 12 tahun
membutuhkan perawatan ortodontik. Ortodontik merupakan salah satu cabang ilmu
kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan struktur jaringan gigi, perkembangan oklusi
gigi geligi serta mempelajari cara pencegahan dan perawatan kelainan dentofasial, termasuk
maloklusi untuk mendapatkan oklusi yang sehat, seimbang, stabil, dan estetik. Maloklusi
yang merupakan penyimpangan pertumbuhkembangan geligi dan struktur anatomi terkait
(Sulandjari, 2008).
Tujuan perawatan ortodontik adalah memperbaiki letak gigi dan rahang yang tidak
normal sehingga didapatkan fungsi geligi dan estetik geligi yang baik serta diharapkan akan
meningkatkan kesehatan psikososial seseorang. Operator dalam perawatan ortodontik yang
dikenal dalam masyarakat yaitu :
1. Dokter Gigi Spesialis Ortodontik adalah dokter gigi yang mempunyai pengetahuan yang
lebih luas terhadap ilmu ortodontik karena telah menyelesaikan jenjang pendidikan
spesialis dalam bidang ortodontik.
2. Dokter Gigi Umum adalah dokter gigi yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan S1
dan telah menyelesaikan pendidikan profesi dokter gigi (Sari & Kiki, 2013).
Kepuasan pasien dalam menjalani perawatan ortodontik sendiri berkaitan dengan
jumlah informasi yang didapat pasien. ketidaksesuaian antara keinginan atau harapan pasien
dan kebutuhan ortodontik pasien serta variasi perawatan yang dijalaninya dapat memberikan
andil besar dalam menentukan seberapa besar kepuasan pasien akan perawatan yang telah
dijalaninya tersebut. Penelitian ini ingin mengetahui Bagaimana perbandingan persepsi
kepuasan antara pasien perawatan ortodontik cekat dengan pasien perawatan ortodontik
lepasan. Sehingga nantinya dapat diketahui apakah variasi perawatan ini turut mempengaruhi
tingkat kepuasan pasien.
BAHAN DAN CARA
penelitian ini bersifat observational analytic, karena dalam pelaksanaannya meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data dari objek penelitian. Rancangan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini
mahasiswa bukan PSPDG UMY dan Tidak bersedia menjadi responden penelitian.
Variable pengaruh pada penelitian ini ialah macam perawatan ortodontik yang diterima
oleh mahasiswa, sedang variable terpengaruhnya ialah persepsi kepuasan mahasiswa terhadap
perawatan ortodontik yang sedang dijalaninya.
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar inform consent dan
lembar Dental Satisfaction Quistioner (DSQ) dengan 4 skala Lichert jawaban. untuk
menghindari terjadinya kecenderungan sentral dari jawaban responden. Tahap selanjutnya
ialah analisa data. Analisa data menggunakan Mann Whitney Non Parametric T-Test.
HASIL
Hasil persepsi kepuasan pengguna perawatan ortodontik
Tabel 1. persepsi kepuasan pengguna kawat cekat
Skala Lichert Jumlah responden
1 0
2 0
3 25
4 35
Tabel 1 diketahui bahwa dari 60 responden yang diketahui menggunakan/menjalani
perawatan ortodontik menggunakan kawat cekat, sebanyak 35 responden mengaku sangat
puas dengan pelayanan dan perawatan yang didapat. Sedangkan sisanya sebesar 25 responden
mengaku puas dengan pelayanan dan perawatan yang didapat.
Tabel 2. persepsi kepuasan pengguna kawat lepasan
Skala Lichert Jumlah responden
1 0
2 0
3 4
Data diatas kemudian dilakukan uji normalitas data untuk melihat apakah data
terdistribusi normal atau tidak menggunakan pengujian normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-smirnov. Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi >0,05. Hasil
pengujian menunjukkan data responden pengguna kawat cekat dan lepasan seluruhnya
memiliki nilai signifikansi 0,000 sehingga data dikatakan tidak terdistribusi normal. Data
memiliki penyebaran data yang tidak normal maka kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis
menggunakan Mann Whitney Non Parametric Test. Hasil dapat dilihat pada table 3.
Tabel 3. hasil uji pengukuran normalitas data
Tests of Normality
m
didapatkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,295. Nilai p >0,05 menandakan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang bermakna sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.
PEMBAHASAN
Hasil uji perbandingan menggunakan Mann Whitney Non Parametric Test
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terkait tingkat kepuasan pasien
pengguna perawatan ortodontik cekat dan lepasan. Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 35
responden pengguna kawat cekat mengaku sangat puas dengan pelayanan yang didapat dan
25 lainnya mengaku puas. Pihak selanjutnya sebanyak 16 responden pengguna kawat lepasan
mengaku sangat puas terhadap pelayanan yang didapat, sisanya sebanyak 4 responden
mengaku puas. Responden pada penelitian ini tidak ada yang menyatakan tidak puas
KESIMPULAN
Penelitian ini menyimpulkan tidak adanya perbedaan yang signifikan terkait persepsi
kepuasan antara pengguna kawat ortodontik cekat dan lepasan pada mahasiswa PSPDG
UMY.
SARAN
1. Perlunya penelitian lebih lanjut terkait persepsi kepuasan antara pengguna kawat ortho
cekat dan lepasan pada mahasiswa PSPDG UMY.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai persepsi kepuasan antara pengguna kawat
ortho cekat dan lepasan pada populasi yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Adianto, U.B. (2011). Tingkat kepuasan Pasien Pengguna Alat Orthodonsi Lepasan Yang Di Tanggani Oleh Dokter Gigi Muda Di RSGMP UMY.
Adnan, Y. (2014). Positive Effects For Patients Seeking Orthodontic Treatment, 92-97.
Asmidar, A.,Abdullah AZ. (2008). Studi Mutu Pelayanan Berdasarkan Kepuasan Pasien Di Klinik Gigi Dan Mulut RSUP, 70-140.
English J, Peltomäki T, Pham-Litschel K. Mosby's orthodontic review. St. Louis: Mosby Elsevier; 2009.
Golletz, D., Milgrom, Manci, H. (1995). Dental Care Satisfaction : The Realbility And Validity of DSQ in Low-income population, Jurnal Public Health Dent, 55(4) : 210-17.
Harahap, N., Muslim, Susanto, A.,Dahar, E. (2005). Buku Panduan Penyelenggaran Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis – 1 Ortodonti. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan, 21-23.
Karad A. Clinical Orthodontics. New Delhi: Elsevier Health Sciences APAC; 2010.
Rahardjo,P.(2009). Ortodonsi Dasar. Pusat Penerbitan Dan Percetakan (AUP).Surabaya, 2-3, 128-134.
Sari, C. & Kiki (2013). Persepsi Kepuasan Pasien Perawatan Ortodontik Berdasarkan Keahlian Operator Menurut Jenjang Profesionalisme.
Sulandjari,H.(2008). Buku Ajar Ortodonsia I KGO I. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 6.
William, Cook, Isaacson, Thom. (2000). Lingkup Alat-Alat Cekat.EGC. Jakarta, 2-3.