• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pela

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pela"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP

AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh : Herlina 0643024024

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Herlina

ii ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP

AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012) Oleh

Herlina

Hasil observasi kelas XI di SMA Negeri 07 Bandar Lampung diketahui bahwa pada

kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan nilai rata-rata

penguasaan konsep materi Sistem Pernapasan masih rendah yakni baru mencapai 62

dengan ketuntasan 45%, kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah

yakni ≥ 70. Saat proses pembelajaran selama ini guru masih menggunakan metode ceramah dan kadang–kadang menggunakan metode diskusi. Oleh karena itu

diperlukannya suatu model pembelajaran yang terpusat pada siswa yakni

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh

siswa pada materi Sistem Pernapasan. Penelitian ini menggunakan desain pretes-postes

tak ekuivalen. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI4 sebagai kelas

(3)

Herlina

iii

cluster random sampling. Data penelitian diperoleh dari tes (pretes dan postes) dan lembar observasi aktivitas siswa. Analisis data menggunakan uji-t dengan program

SPSS 17.

Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata antara nilai pretes dan

postes yang di ukur dengan N-gain pada kelas eksperimen yaitu sebesar 61,20 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar 52,89. Indikator penguasaan

konsep yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu pada indikator pemahaman yaitu

sebesar 62,29 sedangkan rata-rata indikator penguasaan konsep terendah yaitu pada

indikator sintesis sebesar 58,75. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan model

pembelajaran TAI juga mengalami peningkatan dari pertemuan I ke pertemuan III

dengan rata-rata peningkatan 17,34%. Aspek aktivitas siswa yang berkriteria baik

yakni pada aspek mengerjakan LKS, mendiskusikan jawaban LKS, dan bertukar

informasi.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

TAI berpengaruh dalam meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas beajar oleh

siswa pada materi Sistem Pernapasan.

(4)

PENGARUH PENGGUNAAN

Sebagai Salah Satu Syarat

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONS

PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh HERLINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG Kelas XI IPA SMA Negeri 07

ntuk Mencapai Gelar

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(5)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP

PADA POKOK MATERI SISTEM PERNAPASAN

(Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Herlina

Nomor Pokok Mahasiswa : 0623024024

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M.Si. Berti Yolida, S.Pd.,M.Pd. NIP 196109101986031005 NIP 19831015 200604 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. __________

Sekretaris : Berti Yolida, S.Pd, M.Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Achmad, M.Si. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Muaradua OKU Selatan pada tanggal 9 April

1989, yang merupakan anak dari Bapak Supriadi dan Ibu Zainona.

Penulis memulai pendidikan formal di TK Aisyiyah Muaradua

tahun 1993/1994. Pada tahun 1994 diterima di SD Negeri 6

Muaradua yang diselesaikan pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis tercatat

sebagai siswa baru di SMP Muhammadiyah Muaradua yang diselesaikan pada tahun

2003. Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai siswa di SMA Negeri 5 OKU Selatan

sampai tahun 2006 dan di tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di

Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan

MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

Pada tahun 2010 penulis melaksanakan praktik mengajar melalui Program

Pengalaman Lapangan (PPL) dan ditempatkan di SMP Muhammadiyah 03 Bandar

Lampung, dan melaksankan penelitian di SMA Negeri 07 Bandar Lampung untuk

(8)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang

selalu melimpahkan rahmat, karunia dan nikmat-Nya yang tidak akan pernah

terhitung jumlahnya

Solawat serta salam tercurahkan kepada jujungan kita Rasulullah

Muhammad SAW

Ku persembahkan tulisan-tulisan penuh perjuangan dan kesabaran ini sebagai

bentuk cinta dan sayangku kepada:

Ibu dan ayahku, yang dengan sabar membesarkan ku hingga sekarang, dari hasil

keringat beliau aku bisa bersekolah hingga mencapai gelar sarjana ini. Beliau

selalu menguatkanku disaat aku rapuh dan selalu menopangku disaatku

terjatuh. Trimakasih dengan setulus hati aku ucapkan kepada kedua

orangtuaku.

Mak, bak, kakak, ngah dan abang terimakasih selalu memberiku semangat untuk

tetap sabar dan selalu mendukung setiap langkahku.

(9)

MOTTO

Selalu berprasangka baik kepada-Nya

Karena Allah sesuai prasangka hamba-Nya

(Aa gym)

Orang yang sukses tidak memiliki lidah pengacara,

Tapi memiliki telinga seorang murid.

(Bong Chandra)

Saya datang, saya bimbingan, saya perbaikan,

saya seminar, saya menang

(Penulis)

(10)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Herlina

Nomor Pokok Mahasiswa : 0643024024

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah

diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah

ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2012

Yang menyatakan

Herlina

(11)

xi

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED

INDIVIDUALISATIONS (TAI) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN

PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN

(Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2011/2012)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

5. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II sekaligus Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini

(12)

xii

6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan

motivasi yang sangat berharga;

7. Drs. Suharto, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 7 Bandar Lampung dan Yanti

Irmasari, S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan

selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

8. Orangtuaku yang selalu mendoakan aku di setiap sujudnya, terimakasih selalu

menyayangi dan membimbingku selama ini;

9. Ditto Esdik Wasiso, terimakasih atas dukungannya selama ini;

10. Sahabat-sahabatku Eliya Rosa, Tri Apri Utami, Deki Priasih S.Pd., dan

Isnawati, terimakasih selalu bersedia mendengarkan cerita-ceritaku, berbagi

suka dan duka selama ini, dan memberikan warna dihidupku dengan

persahabatan yang kita jalin;

11. Teman-teman di kostan Jayanti dan Residen, terimakasih atas kebersamaan

selama kita tinggal bersama berbagi canda tawa dan duka;

12. Teman-teman seperjuanganku Yulisa Wulandari, S.Pd., Tri Wahyuni, S.Pd.,

Aprilia, Weni Arisma, S.Pd., dan semua anak bimbingan bapak Dr. Tri Jalmo,

M.Si., lainnya, terimakasih untuk kebersamaan selama menunggu bimbingan;

13. Teman-teman di Biologi ’06 dan mahasiswa Pendidikan Biologi lainnya.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

(14)

xiv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN 1. Silabus ... 57

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 61

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Tugas ... 82

4. Rubrik Penilaian LKS dan Tugas ... 125

5. Soal Pretes dan Postes ... 132

6. Rubrik Penilaian Soal Pretes dan Postes ... 138

7. Data Hasil Penelitian ... 141

8. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 162

9. Foto-Foto Penelitian ... 170

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa ... 25

2. Kriteria Penguasaan Konsep ... 21

3. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa ... 38

4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 39

5. Hasil aktivitas belajar siswa kelas eksperimen ... 45

6. Hasil uji normalitas, homogenitas, uji Mann-Whitney dan uji t data pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 43

7. Hasil analisis N-gain per indikator penguasaan konsep siswa ... 44

8. Data nilai pretes, postes, dan N-gain siswa kelas eksperimen ... 140

9. Data nilai pretes, postes, dan N-gain siswa kelas kontrol ... 141

10.Nilai pretes kognitif siswa per indikator kelas eksperimen ... 142

11.Nilai postes kognitif siswa per indikator kelas eksperimen ... 144

12.Nilai pretes kognitif siswa per indikator kelas kontrol ... 146

13.Nilai postes kognitif siswa per indikator kelas kontrol ... 148

14.Data nilai kognitif per indikator kelas eksperimen ... 150

15.Data nilai kognitif per indikator kelas kontrol ... 152

16.Data Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Pada Pertemuan Pertama... 154

(16)

xvi

18.Data Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Pada Pertemuan ke Tiga... 158 19.Data Nilai LKS Kelas Eksperimen ... 160 20.Data Nilai Tugas Kelas Kontrol ... 161 21.Hasil uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 162 22.Hasil uji Mann-Whitney U pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 162 23.Hasil uji normalitas data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol .. 163 24.Hasil uji homogenitas postes dan uji kesamaan dua rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol ... 163 25.Hasil uji satu pihak postes ... 164 26.Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 165 27.Hasil uji homogenitas N-gain dan uji kesamaan dua rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol ... 165 28.Hasil uji satu pihak N-gain ... 166 29.Hasil uji normalitas N-gain indikator C2 (pemahaman) kelas

eksperimen dan kelas kontrol ... 167 30.Hasil uji Mann-Whitney UN-gain indikator C2 (pemahaman) kelas

eksperimen dan kontrol ... 167 31.Uji normalitas N-gain indikator C4 (analisis) kelas eksperimen dan

kelas kontrol ... 168 32.Hasil uji homogenitas N-gain indikator C4 (analisis) dan uji

kesamaan dua rata-rata Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 168 33.Uji normalitas N-gain indikator C5 (sintesis) kelas eksperimen dan

kelas kontrol ... 169 34.Hasil uji Mann-Whitney UN-gain indikator C5 (sintesis) kelas

(17)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8

2. Skema Pembelajaran kooperatif TAI ... 14

3. Desain pretes-postes tak ekuivalen ... 29

4. Peningkatan nilai rata-rata postes, pretes dan N-gain... ... 47

5. Jawaban LKS pada indikator pemahaman yang dikerjakan siswa kelas eksperimen ... 48

6. Jawaban LKS pada indikator sintesis yang dikerjakan siswa kelas eksperimen ... 48

7. Jawaban LKS pada indikator analisis yang dikejakan siswa kelas eksperimen ... 49

8. Siswa sedang mengerjakan pretes dan postes ... 170

9. Siswa sedang mengerjakan LKS dalam kelompok heterogen ... 170

10.Pemilihan kelompok homogen ... 171

11.Siswa sedang mengerjakan pretes dan postes ... 171

12.Guru sedang menjelaskan materi sistem pernapasan dengan menggunakan metode ceramah ... 172

(18)

1

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses

pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

merespon siswa untuk terlibat aktif setiap prosesnya. Hal ini berarti berhasil

atau tidaknya suatu tujuan pendidikan salah satunya bergantung pada proses

belajar yang dialami siswa selama pembelajaran berlangsung. Selain itu,

suasana belajar yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang

sangat besar terhadap keberhasilan belajar (Yamin, 2011:69).

Proses pembelajaran yang baik adalah melibatkan siswa sepenuhnya untuk

merumuskan sendiri suatu penguasaan materi. Dalam proses pembelajaran,

nampaknya belum banyak guru yang menciptakan kondisi dan situasi yang

memungkinkan siswa untuk melakukan proses pembelajaran dengan baik

(Depdiknas, 2003).

Salah satu tujuan dalam pembelajaran adalah tercapainya penguasaan konsep

oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran sering kali siswa sulit menangkap

materi yang disampaikan oleh guru sehingga perlu adanya usaha untuk

(19)

2

beberapa faktor diantaranya adalah input (masukan), dan proses pembelajaran

itu sendiri. Faktor-faktor ini tentu bervariasi pada tiap sekolah (Masrukhan:

2009:1).

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi kelas XI di SMA Negeri

07 Bandar Lampung, selama ini guru masih menggunakan metode ceramah

dan kadang–kadang menggunakan metode diskusi. Diketahui juga bahwa pada

kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkaan nilai

rata-rata penguasaan konsep materi Sistem Pernapasan masih rendah yakni

baru mencapai 62 dengan ketuntasan 45%, kriteria ketuntasan minimal (KKM)

yang ditetapkan sekolah yakni ≥ 70. Diduga faktor yang mempengaruhi

rendahnya penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa ialah tingkat

kemampuan siswa memahami dan mengolah informasi yang berbeda serta

pada saat kegiatan pembelajaran guru masih berperan terlalu aktif yakni

menggunakan metode ceramah. Pada proses pembelajaran siswa cenderung

pasif sehingga aktivitas siswa menjadi rendah dan dapat berpengaruh pada

penguasaan konsep materi pelajaran.

Oleh karena itu diperlukannya suatu model pembelajaran yang terpusat pada

siswa, yakni menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI). Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan

pembelajaran yang mengkombinasikan kemampuan pembelajaran kelompok

dan pembelajaran individu. Model pembelajaran tipe TAI dikembangkan oleh

Slavin (1995:102) memiliki beberapa alasan yaitu model ini

(20)

3

TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran misalnya

dalam hal kesulitan belajar secara individu.

Tahap-tahap model pembelajaran TAI antara lain: tes penempatan dan

pembentukan kelompok, belajar secara individu, belajar kelompok, tes,

perhitungan nilai kelompok dan penghargaan kelompok. TAI mempunyai

dinamika motivasi seperti STAD dan TGT. Meskipun demikian individualisasi

adalah bagian dari TAI yang membuatnya berbeda dari STAD dan TGT. Jika

siswa dapat berkembang dengan cepat maka mereka tidak harus menunggu

sampai selesainya kelas (Slavin, 1995:7-8).

Pelajaran biologi materi pokok Sistem Pernapasan kelas XI memiliki

kompetensi dasar yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan

proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada

manusia dan hewan (misalnya burung) (Depdiknas, 2003). Siswa dituntut

untuk menjelaskan, mengidentifikasi, membandingkan dan mengumpulkan

informasi mengenai struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang

dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan. Sehingga

mungkin TAI cocok digunakan untuk pembelajaran materi sistem pernapasan

karena model TAI merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan

pada efek sosial dari model pembelajaran kooperatif, siswa saling bekerjasama

dalam kelompok, saling bertukar informasi, dan berdiskusi dalam

menyelesaikan masalah.

Salah satu penelitian yang menguji efektivitas model pembelajaran TAI ialah

(21)

4

tersebut diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen

lebih baik, aktivitas siswa selama pembelajaran terus mengalami peningkatan,

dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran terus meningkat,

sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih

efektif terhadap pemahaman konsep siswa. Selain itu dalam penelitian Isharni

(2010:34) juga menyatakan bahwa penguasaan materi siswa kelas VIIID SMP

Negeri 1 Ngambur Bandar Lampung TP 2009/2010 dengan menggunakan

model pembelajaran TAI memiliki persentase rata-rata nilai pretes postes pada

kemampuan mengingat 35,23%, memahami 24,76%, mengaplikasi 32,38%,

dan menganalisis 12,38% dengan rata-rata penguasaan materi 78,09.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perlu diadakan penelitian

pada pembelajaran materi Sistem Pernapasan dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI yang diharapkan dapat meningkatkan

aktivitas belajar dan penguasaan konsep.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa?

2. Apakah ada pengaruh peningkatan yang signifikan dari penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan penguasaan konsep

(22)

5

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian

ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Mengetahui pengaruh peningkatan yang signifikan dari penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan penguasaan konsep

siswa pada materi Sistem Pernapasan.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Peneliti, sebagai calon guru maka dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran yang

sesuai dengan materi pelajaran.

2. Guru, memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan

penguasaan konsep siswa pada materi Sistem Pernapasan.

3. Siswa, memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan dapat mengurangi

kejenuhan siswa dalam pembelajaran di kelas.

4. Sekolah, memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan

kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah.

E.Ruang Lingkup Penelitian

(23)

6

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI1 dan XI4 SMA Negeri 07

Bandar Lampung. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI4

sebagai kelas eksperimen dan kelas XI1 sebagai kelas kontrol.

2. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana siswa bekerja dalam

kelompok heterogen untuk memecahkan masalah.

3. Pembelajaran kooperatif tipe TAI yakni pembelajarannya berlangsung

secara berkelompok namun bekerja secara individu. Langkah-langkahnya

pembentukan kelompok heterogen, pembelajaran kelompok heterogen,

mengerjakan soal LKS secara individu, mengoreksi LKS yang telah

dikerjakan, siswa yang memiliki kemampuan lebih baik dari pada siswa lain

dalam kelompok ditunjuk guru sebagai asisten yang berperan dalam

membantu siswa lain dalam kelompok yang memiliki kemampuan sedang

untuk memahami materi pelajaran, mengulas materi bagi siswa yang sudah

memahami materi, sedangkan siswa yang belum memahami materi

dikelompokkan menjadi kelompok homogen untuk mendapatkan

bimbingan dari siswa, kemudian memberikan penghargaan kelompok untuk

kelompok terbaik.

4. Aktivitas siswa dilihat dari proses pembelajaran dengan menggunakan

lembar observasi. Aktifitas yang diamati yakni mengerjakan LKS,

mendiskusikan jawaban LKS, membimbing teman satu kelompok, bertukar

informasi, dan menguasai materi pembelajaran.

5. Penguasaan konsep yang diperoleh dari hasil pretes dan postes pada materi

Sistem Pernapasan.

(24)

7

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran biologi bukan hanya merupakan mata pelajaran hafalan, namun

juga membutuhkan pemahaman suatu konsep. Pada proses belajar siswa harus

aktif mencari tahu, sedangkan guru membantu agar proses pencarian itu

berjalan baik. Belajar sebaiknya dilakukan oleh siswa secara aktif baik

individual maupun kelompok, guru bertindak sebagai pembimbing dan

fasilitator. Pada proses pembelajaran jika siswa ikut terlibat dengan melihat

dan melakukan sesuatu daripada hanya mendengarkan penjelasan guru,

aktivitas siswa yang aktif pada saat proses pembelajaran akan berdampak pada

penguasaan konsep yang meningkat, hal ini akan terlihat pada hasil belajar

yang diperolehnya.

Setiap siswa memiliki pengetahuan, motivasi, dan tingkat kemampuan

memahami yang berbeda maka dari itu perlu penanganan secara individu.

Namun pembelajaran secara individu bisa saja pada beberapa siswa akan

mengalami kesulitan. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada penelitian ini

pembelajaran materi Sistem Pernapasan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI. Pembelajarannya berlangsung secara berkelompok namun

bekerja secara individu. Apabila terdapat kesulitan siswa dapat bertanya

kepada siswa lain yang masih dalam satu kelompok, dan jika belum

mendapatkan jawaban yang memuaskan dapat pula bertanya dengan guru.

Langkah – langkah model pembelajaran kooperatif tipe TAI yakni

pembentukan kelompok heterogen, pembelajaran kelompok heterogen,

(25)

8

dikerjakan, siswa yang memiliki kemampuan lebih baik dari pada siswa lain

dalam kelompok ditunjuk guru sebagai asisten yang berperan dalam membantu

siswa lain dalam kelompok yang memiliki kemampuan sedang untuk

memahami materi pelajaran, mengulas materi bagi siswa yang sudah

memahami materi, sedangkan siswa yang belum memahami materi

dikelompokkan menjadi kelompok homogen untuk mendapatkan bimbingan

dari siswa, kemudian memberikan penghargaan kelompok untuk kelompok

terbaik.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas

adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI, dan variabel terikat adalah

penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa pada materi Sistem Pernapasan.

Keterangan:

X = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

Y1 = Penguasaan konsep biologi siswa pada materi Sistem Pernapasan

Y2 = Aktivitas belajar siswa pada materi Sistem Pernapasan

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0=Tidak ada pengaruh peningkatan yang signifikan dari penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap penguasaan konsep X

Y1

(26)

9

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung tahun pelajaran

2011/2012 pada materi Sistem Pernapasan.

H1= Ada pengaruh peningkatan yang signifikan dari penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap penguasaan konsep siswa

kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung tahun pelajaran

(27)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama

dalam kelompok heterogen, berbeda jenis kelamin, latar belakang, suku, dan

tingkat kemamapuan (Anonim, 2008:1). Hal ini didukung oleh pendapat

Slavin (1995:226) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan

pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas

dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima orang

untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru.

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting

kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota

kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah

melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan

pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang

bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain (Anonim,

2008:1). Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Enggen dan Kauchak

(28)

11

merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa

bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Adapun tujuan yang diharapkan yakni mampu menciptakan suasana

pembelajaran yang membawa siswa untuk bersosialisasi dalam kerja

kelompok. Roger dan Johnson dalam Lie (2004:31-37) mengatakan bahwa

tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning.

Pembelajaran kooperatif mengandung lima unsur yang harus diterapkan

yaitu: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3)

tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, dan (5) evaluasi proses kelompok.

Model pembelajaran kooperatif terdapat struktur dorongan atau tugas yang

sengaja dirancang dan diberikan kepada siswa yang mana tugas tersebut

bersifat kooperatif sehingga siswa tidak hanya sekedar belajar berkelompok

atau bekerja dalam kelompok (Anonim, 2011:1). Model pembelajaran

kooperatif menurut Muhfida (2011:1) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok

secara bekerja sama.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang,

dan rendah.

3. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya,

dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat

keheterogenan tersebut.

(29)

12

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas (dalam

anonim, 2008:1) tujuan pertama pembelajaran kooperatif yaitu:

1. Meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam

tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara

sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan

bahasa yang sama.

2. Pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima

teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar.

Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan

akademik, dan tingkat sosial.

3. Pembelajaran kooperatif mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif

bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk

bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok

dan sebagainya.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yakni TAI dikembangkan oleh

Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan

pembelajaran individual. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini

dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh

karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk

pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara

individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru.

(30)

13

dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok

bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab

bersama (Wahyudi, 2010:1).

Pada pembelajaran TAI akan memotivasi siswa untuk saling membantu

anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi

yang lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek

kooperatif. Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki komponen-komponen

dalam proses pembelajaran. Menurut Slavin (2010:195) pembelajaran

kooperatif tipe TAI mengandung beberapa komponen yaitu:

1. Teams / Kelompok

Siswa dibagi kedalam team-team yang beranggotakan 4 sampai 5 orang, seperti pada STAD dan TGT dengan kemampuan setiap anggota

kelompoknya heterogen. 2. Tes Penempatan

Siswa diberikan tes awal pada pembelajaran, tes ini dilakukan untuk melihat kemampuan pada siswa.

3. Kelompok Belajar

Dalam kelompok belajar, siswa diberi LKS yang telah dipersiapkan guru sebagai bahan untuk diskusi siswa dan tes formatif. Kemudian LKS tersebut dikoreksi antar kelompok.

4. Pengajaran Kelompok

Berupa pengajaran langsung terhadap siswa yang tidak dapat mengerjakan pertanyaan dari LKS pada kelompok heterogen, kemudian dijadikan kelompok homogen.

5. Evaluasi

Setelah semua siswa menguasai materi yang telah diberikan guru, maka guru akan memberikan evaluasi berupa tes formatif yang dikerjakan siswa secara individu.

6. Nilai kelompok dan penghargaan kelompok.

(31)

14

Berikut ini merupakan skema pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Model Pembelajaran TAI Tes Penempatan

Pembentukan kelompok heterogen

Pembelajaran kelompok heterogen (mengerjakan LKS)

Memahami materi Belum memahami materi Melanjutkan materi/Pemantapan materi Pembelajaran kelompok homogen

Memahami materi Memahami maetri

Tes formatif

Gambar 2 : Skema Pembelajaran Kooperatif TAI modifikasi dari Magdalena, (2008: 9)

Langkah – langkah model pembelajaran kooperatif tipe TAI yakni

pembentukan kelompok heterogen, pembelajaran kelompok heterogen,

mengerjakan soal LKS secara individu, mengoreksi LKS yang telah

dikerjakan, siswa yang memiliki kemampuan lebih baik dari pada siswa lain

dalam kelompok ditunjuk guru sebagai asisten yang berperan dalam

membantu siswa lain dalam kelompok yang memiliki kemampuan sedang

untuk memahami materi pelajaran, mengulas materi bagi siswa yang sudah

(32)

15

dikelompokkan menjadi kelompok homogen untuk mendapatkan bimbingan

dari siswa, kemudian memberikan penghargaan kelompok untuk kelompok

terbaik.

Pada aplikasinya model pembelajaran tipe TAI terbagi menjadi tiga menurut

Anonim (2009:1) yaitu:

1. Pengelompokkan

Dalam proses pembagian kelompok heterogen didasarkan pada proses

belajar sebelumnya. Dalam hal ini yakni tes penempatan.

2. Tahap penyajian materi

Pada tahap ini materi pelajaran diperkenalkan melalui penyajian kelas.

Pada penyajian materi pelajaran ini dilakukan melalui:

a. Pengajaran kelompok

Jika terdapat materi pelajaran yang kurang dipahami dalam suatu

kelompok homogen maka kelompok tersebut dapat meminta guru

menjelaskan materi yang belum dipahami tersebut, sedangkan

kelompok lain yang sudah paham dapat melanjutkan pekerjaannya.

b. Pengajaran seluruh kelas

Pengajaran ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Guru

menyimpulkan penekanan materi yang dianggap penting dalam

pembelajaran, keaktifan siswa sangat diharapkan melalui pengajaran

ini.

(33)

16

Dari uraian diatas dapat kita diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe TAI memiliki kelebihan dan juga kekurangan, seperti yang dikemukakan

oleh Anonim (2009:1) yaitu:

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TAI:

1. Memotivasi siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya

sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi.

2. Lebih menekankan kerjasama kelompok.

3. Tiap kelompok mempelajari materi yang sama sehingga memudahkan

guru dalam penanganannya.

Selain itu TAI juga memiliki kelemahan yaitu:

1. Lebih banyak membutuhkan waktu dibandingkan dengan metode

ceramah.

2. Siswa dalam satu kelompok mempelajari bagian materi yang sama

sehingga tidak menutup kemungkinan ada siswa yang tidak

mempelajarinya dan hanya bergantung pada teman satu kelompoknya.

3. Seorang asisten belum tentu siswa yang benar – benar paling pintar

dalam suatu kelompok.

B. Aktivitas Belajar Siswa

Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan

kegiatan. Tidak ada belajar berarti tidak ada aktivitas. Oleh karena itu

aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi

belajar mengajar (Sardiman, 2004:95). Hal yang sama juga dikemukakan oleh

(34)

17

belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukan selama proses pembelajaran.

Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara

sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam

dirinya, berupa perubahan pengetahuan dan kemahiran yang sifatnya

tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.

Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan siswa yang menghasilkan suatu

perubahan khas yaitu penguasaan konsep yang nampak melalui hasil belajar

yang dicapai. Salah satu hasil belajar yang diperoleh siswa ditandai dengan

kemampuan siswa dalam menguasai konsep pembelajaran. Jika siswa mampu

menguasai konsep materi pembelajaran maka hasil belajar akan meningkat,

dan dapat dikatakan berhasil dalam belajar. Namun sebaliknya, jika belum

tuntas belajar maka siswa belum mampu menguasai konsep pembelajaran.

Dengan kata lain hasil belajarnya masih rendah (Anonim, 2010:1).

Aktivitas siswa dalam pembelajaran memiliki peranan yang penting. Sesuai

dengan pendapat Sardiman (2004:99) bahwa dalam belajar sangat diperlukan

adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung

dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian

kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya

hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala

kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.

Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam

berpikir maupun berbuat. Pembelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri,

(35)

18

dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya,

mengajukan pendapat, berdiskusi, melaksanakan tugas, dan kegiatan lain

yang berkaitan dengan pembelajaran (Slameto, 1995:36). Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Rousseau dalam Sardiman (1994:96) bahwa segala

pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman

sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang

diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis.

Diedrich (dalam Sardiman, 2004:101) mengelompokkan aktivitas belajar

siswa sebagai berikut:

1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawan cara, diskusi,

interupsi.

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

6. Motor activities, yang temasuk di dalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

(36)

19

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil

keputusan.

8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Aktivitas-aktivitas dalam belajar juga dapat dibedakan menjadi aktivitas yang

relevan dengan pembelajaran (on task) dan aktivitas yang tidak relevan (off

task). Aktivitas yang relevan dengan pembelajaran (on task) contohnya adalah

memperhatikan penjelasan guru, bertanya, mengemukakan pendapat, aktif

memecahkan masalah, berdiskusi, dan bekerja sama. Aktivitas yang tidak

relevan dengan pembelajaran (off task) contohnya adalah tidak memperhatikan

penjelasan guru, mengobrol dengan teman, dan keluar masuk

kelas. Aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran (off task) akan lebih

mudah diamati ketika proses pembelajaran berlangsung, jika dibandingkan

aktivitas yang relevan dengan pembelajaran (on task), dengan demikian siswa

dikatakan aktif dalam kegiatan pembelajaran jika siswa sedikit melakukan

aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran (Hamalik, 2004:57).

Kegiatan atau aktivitas siswa dalam pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa

menurut Hamalik (2004:74) yaitu siswa memperoleh pengalaman langsung,

memupuk kerja sama, disiplin dalam belajar, kemampuan berfikir kritis, dan

suasana pembelajaran di kelas menjadi hidup dan dinamis.

Siswa dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang

(37)

20

peristiwa yang terjadi, dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam

proses belajarnya, untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran perlu

diperhatikan. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan

salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa

dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti:

sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang

diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan

lain sebagainya. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan

menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan

siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan

kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya

semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan

pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada

peningkatan prestasi (Anonim, 2011:1).

Dari jenis aktivitas tesebut untuk mengidentifikasi aktivitas belajar siswa

penulis membatasi penelitian ini pada oral activities, listening activities,

writing activities, dan mental activities dengan aspek dan indikator yang

disesuaikan dengan keperluan pembelajaran dan penelitian, sedangkan untuk

menentukan klasifikasi aktivitas siswa, dalam penelitian ini menggunakan

skala persentase yang dimodifikasi dari Hidayati (2011:17) pada tabel berikut

(38)

21

Tabel 1. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa

Persentase (%) Kategori 87,50-100 Sangat baik 75,00-87,49 Baik 50,00-74,99 Cukup

0-49,99 Kurang

C. Penguasaan Konsep oleh Siswa

Materi pembelajaran yang disampaikan guru memungkinkan siswa dapat

mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan

sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi

secara utuh dan terpadu. Materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan

teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi

pembelajaran (Awaluddin, 2010:1).

Salah satu pengetahuan awal yang harus dimiliki siswa ketika mempelajari

materi pembelajaran yakni mengetahui konsep. Hamalik (2001:161)

menyatakan bahwa konsep merupakan suatu kelas stimuli yang memiliki

sifat-sifat (atribut-atribut) umum. Prinsip - prinsip untuk mempelajari konsep,

seperti halnya mempelajari informasi fakta, dinyatakan sebagai

kondisi-kondisi atau pengerjaan (operations) yang dilaksanakan siswa untuk

memudahkannya dalam mempelajari konsep-konsep. Penguasaan informasi

adalah penting untuk mempelajari konsep dan informasi tentang konsep serta

penerapannya dapat diperoleh melalui membaca dan mempelajari

(39)

22

Apabila sebuah konsep telah dikuasai siswa, menurut Slameto (1995:141) ada

empat kemungkinan untuk menggunakannya yakni:

1. Siswa dapat menggolongkan apakah contoh konsep yang dihadapi

sekarang termasuk konsep yang sama atau dalam konsep lain.

2. Siswa dapat mengenal konsep-konsep lain.

3. Siswa dapat menggunakan konsep tersebut untuk memecahkan masalah.

4. Penguasaan konsep memudahkan siswa untuk mempelajari konsep lain.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Hamalik (2001:164) tentang kegunaan

konsep yaitu:

1. Konsep-konsep mengurangi kerumitan lingkungan.

2. Konsep membantu kita untuk mengidentifikasi sejumlah konsep.

3. Konsep membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih

luas,dan lebih maju.

4. Konsep mengarahkan kita untuk menentukan tindakan apa yang

selanjutnya perlu dikerjakan.

5. Konsep memungkinkan kita untuk pelaksanaan pengajaran, pengajaran

bisa berlangsung secara efektif jika peserta didik telah memiliki konsep

berbagai mata pelajaran sebelumnya.

6. Konsep dapat digunakan untuk mempelajari dua hal yang berbeda.

Penguasaan konsep merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Penguasaan

merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari.

(40)

23

dipelajari, tetapi menguasai lebih dari itu yakni melibatkan berbagai proses

kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2008).

Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hierarki atau bertingkat-tingkat.

Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: (1) informasi non verbal, (2)

informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4)

pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal dikenal atau

dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan

peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal

atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan

membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep.

Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip.

Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di

dalam kreativitas (Slameto, 2001:131).

Berdasarkan rumusan Bloom yang dikutip oleh Hajarto (dalam Hanafiah dan

Suhana, 2010:21) indikator aspek kognitif terdiri dari enam jenis prilaku

yakni:

1. Ingatan atau pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan mengingat bahan yang dipelajari.

2. Pemahaman (comprehension), yaitu kemampuan menangkap pengertian, menterjemahkan, dan menafsirkan.

3. Penerapan (application), yaitu kemampuan menggunakan bahan yang telah dipelajari dalam situasi baru dan nyata.

4. Analisis (analisys), yaitu kemampuan menguraikan, mengidentifikasi dan mempersatukan bagian yang terpisah, menghubungkan antarbagian guna membangun suatu keseluruhan.

5. Sintesis (synthesis), yaitu kemampuan menyimpulkan, mempersatukan bagian yang terpisah guna membangun suatu keseluruhan, dan

(41)

24

6. Penilaian (evaluation), yaitu kemampuan mengkaji nilai atau harga sesuatu, seperti pernyataan atau laporan penelitian yang didasarkan suatu kriteria.

Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan

evaluasi. Menurut Arikunto (2008:25) evaluasi merupakan suatu kegiatan

pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran sudah

tercapai. Untuk mengukur sejauh mana ketercapaian tersebut, maka perlu

dilakukan evaluasi. Evaluasi pembelajaran dilakukan bertujuan untuk

mengetahui hasil belajar siswa. Daryanto (1999:11) mengatakan bahwa

tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar-mengajar adalah untuk

mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan

instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.

Salah satu instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi

adalah tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,

2008:32).

Bila evaluasi dilakukan disekolah, khususnya disuatu kelas, maka tes

mempunyai fungsi ganda yaitu untuk mengukur siswa dan untuk mengukur

keberhasilan program pengajaran. Tes untuk mengukur berapa banyak atau

berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau

satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Disebut tes akhir karena

sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan

(42)

25

memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut

dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran (Daryanto,

1999:195). Melalui hasil tes kita dapat mengetahui sejauh mana tingkat

penguasaan konsep siswa.

Pencapaian penguasaan konsep dapat diukur dengan menggunakan tes

formatif. Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa sudah

menguasai bahan pelajaran secara menyeluruh. Tes formatif dapat juga

dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran, sehingga dapat

diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah guru

berikan. Dengan mengetahui hasil tes formatif, siswa dengan jelas dapat

mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit. Tes

ini merupakan post-test atau tes akhir proses pembelajaran (Arikunto,

2006:36).

Taraf penguasaan konsep siswa dapat diketahui dengan kriteria yang

digunakan sekolah yaitu:

Tabel 2. Kriteria Penguasaan Konsep

Taraf Nilai Rata-Rata Kualifikasi Nilai

≥ 70 Baik

6,5 – 70 Cukup

≤ 6,5 Kurang

Sumber : Dokumentasi penilaian SMA Negeri 07 Bandar Lampung

D. Materi Sistem Pernapasan

Pernapasan adalah kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan

melalui paru-paru. Pernapasan manusia dan sebagian besar vertebrata lainnya,

(43)

26

tubuh tidak dapat langsung masuk ke dalam sel melalui permukaan tubuh,

tetapi melalui selaput tipis yang terdapat didalam saluran pernapasan, yaitu

didalam gelembung paru-paru. Pada pernapasan manusia udara dari atmosfer

masuk kedalam tubuh dengan perantara organ-organ pernapasan selanjutnya

oksigen yang diperlukan dalam proses pernapasan masuk kedalam sel-sel

darah kapiler menuju ke sel-sel jaringan tubuh dengan bantuan sistem

transpor.

Organ pernapasan manusia dan mamalia lain:

1. Rongga hidung,

2. Faring/tekak,

3. Batang tenggorokan/trakea,

4. Paru-paru,terdiri atas bronkus, bronkiolus, dan alveolus.

Pada hakikatnya bernapas adalah proses masuknya udara pernapasan dari

udara bebas kedalam tubuh serta mengeluarkan gas sisa ke udara bebas.

Proses pemasukan uadar pernapasan ini dikenal dengan inspirasi, sedangkan

pengeluarnya dikenal dengan ekspirasi. Seruap satu menit kita mampu

melakukan insipirasi dan ekspirasi 15 sampai 18 kali pernapasan dibagi

menjadi dua yaitu: pernapasan dada dan pernapasan perut (Prawirohartono

dan Hidayati, 2007:201).

Volume udara yang digunakan dalam pernapasan dapat dibedakan menjadi

enam macam, yaitu sebagai berikut:

a. Udara Pernapasan (tidal volume),

b. Udara Komplementer,

(44)

27

d. Udara Residu,

e. Kapasitas vital paru-paru,

f. Volume Total Paru-paru.

(Prawirohartono dan Hidayati, 2007:203)

Sistem alat pernapasan pada manusia dapat mengalami berbagai kelainan dan

penyakit, antara lainnya ialah asfiksi, pembengkakan kelenjar limfa di daerah

hidung, penyakit akibat infeksi (TBC, Difteri, Pneumnia, Bronkitis,

Tonsilitis, Faringitis, Pleuritis, SARS), penyakit yang tidak disebabkan

infeksi (asma, rinitis, kanker paru-paru, emfisema) (Saktiyono, 2008:79).

Sistem pernapasan pada hewan berbeda-beda sesuai dengan strukstur tubuh

dan tempat hidupnya. Sistem pernapasan pada mamalia sama dengan

pernapasan pada manusia, sebab manusia termasuk mamalia. Pada materi ini

dibahas juga mengenai sistem pernapasan pada hewan serangga, ikan, katak,

(45)

1

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei semester genap di SMA

Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI semester genap SMA

Negeri 07 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut adalah

siswa kelas XI4 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 40 siswa dan siswa

kelas XI1 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 40 siswa.Cluster random

sampling digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu

melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu misalnya kelas (Zuriah,

2007:124).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain

(46)

29

menggunakan model kooperatif tipe TAI, sedang kelas kontrol menggunakan

metode ceramah. Kedua kelas mendapatkan soal tes yang sama, yaitu pretes

dan postes. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok kelas ini

dibandingkan.

Keterangan:

R1 = Kelas eksperimen dengan model TAI

R2 = Kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah

O1 = Pretes O2 = Postes

X = Perlakuan eksperimen dengan model pembelajaranTAI

C = Perlakuan kontrol dengan menggunakan metode ceramah

Gambar 3. Desain pretes-postes tak ekuivalen (modifikasi Sugiyono, 2009:76)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

1. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah tempat

diadakannya penelitian.

2. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

3. Menetapkan sampel penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). R1 O1 X O2

(47)

30

5. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes serta lembar

observasi aktivitas siswa.

6. Melakukan uji ahli pada tiap butir soal yang akan digunakan pada

pretes/postes.

7. Membentuk kelompok diskusi bersifat heterogen pada kelas eksperimen

berdasarkan nilai akademik siswa, dua siswa dengan nilai tinggi, satu

siswa dengan nilai sedang, dan dua siswa dengan nilai yang rendah.

Setiap kelompok terdiri dari lima sampai enam orang siswa (Lie,

2004:42). Nilai akademik yang digunakan berdasarkan nilai dari

dokumentasi pada guru kelas.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran untuk mengukur penguasaan konsep

dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol

menggunakan metode ceramah. Penelitian ini direncanakan sebanyak 3

kali pertemuan. Pertemuan I membahas sub materi organ-organ pada

sistem pernapasan manusia dan mekanisme pernapasan pada manusia,

Pertemuan II membahas sub materi volume dan kapasitas paru-paru serta

gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia, pertemuan III

membahas sistem pernapasan hewan vertebrata (misalnya burung dan

(48)

31

Kelas Eksperimen

Kegiatan Pendahuluan

1. Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan I untuk materi

organ-organ pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan

vertebrata, mekanisme pernapasan pada manusia, volume dan

kapasitas paru-paru, serta gangguan/kelainan pada sistem

pernapasan pada manusia.

2. Siswa mendengarkan guru membacakan tujuan pembelajaran.

3. Siswa menjawab apersepsi yang diberikan guru:

Pertemuan I: “Coba kalian tarik napas lalu hembuskan, apa yang

kalian lakukan tadi adalah bernapas. Taukah kalian organ apa saja

yang terlibat pada sistem pernapasan?

Pertemuan II: “Perlukah kalian menutup hidung ketika melintasi

jalan yang berdebu?”

Pertemuan III “ Pernahkah kalian melihat burung terbang?

Apakah ketika burung terbang tetap bernapas? Organ apa saja

yang terlibat pada sistem pernapasannya?”

4. Siswa mendengarkan motivasi yang diberikan guru:

Pertemuan I: “Setiap saat kita bernapas, dalam keadaan tidak

sadarpun kita tetap bernapas, karena dengan bernapas kita

memperoleh oksigen yang digunakan untuk melakukan oksidasi

makanan sehingga kita bisa mendapatkan energi untuk melakukan

semua aktivitas. Apabila terjadi gangguan dalam sistem

(49)

32

lainnya. Untuk itu penting bagi kita mempelajari tentang sistem

pernapasan pada tubuh kita agar dapat melakukan semua

aktivitas, salah satunya belajar. Siap belajar hari ini?”

Pertemuan II: “Siapa yang belum pernah terkena flu? Flu atau

influenza disebabkan infeksi virus pada saluran pernapasan.

Selain flu masih ada beberapa penyakit pada sistem pernapasan

yang perlu kita waspadai. Hari ini kita akan membahas penyakit

pada sistem pernapasan tersebut”.

Pertemuan III: “Kalian pasti pernah melihat burung, organ

pernapasannya berbeda dengan manusia. Burung memiliki organ

yang khas pada sistem pernapasannya yakni memiliki

pundi-pundi udara. Pertemuan kali ini kita akan membahas keunaikan

tersebut”.

5. Siswa mendengarkan penjelasan langkah – langkah model

pembelajaran kooperatif tipe TAI yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran.

6. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok heterogen berdasarkan

nilai dokumentasi guru. Siswa kelas XI4 berjumlah 40 siswa yang

akan dibagi kedalam 8 kelompok. Siswa diminta duduk dalam

kelompoknya masing-masing.

Kegiatan Inti

1. Siswa diberi LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berisi ringkasan

materi tentang organ-organ dan mekanisme pernapasan pada

(50)

33

gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia (pertemuan

II), sistem pernapasan pada hewan (pertemuan III), dan soal

latihan sebagai bahan diskusi. Siswa membaca lembar materi

dalam kelompok masing-masing, mereka melakukan tugas

individual yang berupa kegiatan mengerjakan soal latihan dengan

tetap berada dalam kelompoknya.

2. LKS yang telah dikerjakan kemudian dikoreksi dengan bertukar

lembar LKS antar kelompok yang berbeda. Ketua kelompok

memimpin anggota kelompoknya untuk mengoreksi LKS

kelompok lain berdasarkan buku literatur. Pada tahap ini terjadi

kerja sama antara anggota kelompok, pemahaman tiap anggota

kelompok dalam memahami materi pelajaran akan menjadi

tanggung jawab kelompok. Jika kelompok mempunyai jawaban

yang berbeda maka akan menjadi bahan diskusi untuk mencari

jawaban yang benar. Siswa dapat meminta bantuan dengan teman

satu kelompok atau guru jika mengalami kesulitan. Pada tahap

ini guru hanya sebagai fasilitator dan memberikan bantuan jika

siswa mengalami kesulitan.

3. Setelah LKS dikoreksi, ketua kelompok mengumpulkan LKS

anggota kelompoknya untuk dikumpulkan kepada guru. LKS ini

akan dipakai guru untuk melihat siswa yang belum menguasai

materi pelajaran yang diberikan. Dari setiap kelompok heterogen

yang belum menguasai materi pelajaran akan dikelompokkan

(51)

34

kelompok homogen yakni siswa yang tidak dapat menjawab

dengan tepat pada soal nomor tertentu. Siswa tersebut akan

dibimbing oleh siswa lain yang dapat menjawab dengan tepat soal

tersebut. Jika penjelasannya masih kurang maka akan ditegaskan

lagi oleh guru. Siswa yang telah menguasai materi pelajaran dapat

melanjutkan membaca materi berikutnya.

Kegiatan Penutup

1. Beberapa siswa diminta membuat kesimpulan dalam setiap

pertemuan untuk mengetahui penguasaan konsepnya.

2. Setelah semua siswa memahami materi pelajaran yang telah

diberikan maka guru akan memberikan evaluasi yang berupa tes

akhir (postes) pada pertemuan III yang dikerjakan siswa secara

individu, soal yang digunakan sama dengan tes awal (pretes).

3. Setelah dilaksanakan tes formatif maka dilakukan penilaian

kelompok. Penilaian berdasarkan prestasi belajar yang dicapai

anggota kelompoknya. Penilaian ini akan menjadi motivator

siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

Kelas Kontrol

Kegiatan Pendahuluan

1. Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan I untuk materi

organ-organ pada sistem pernapasan manusia dan hewan vertebrata,

(52)

paru-35

paru serta gangguan/kelainan pada sistem pernapasan pada

manusia. Pretes ini digunakan untuk memperoleh skor awalnya

2. Siswa mendengarkan guru membacakan tujuan pembelajaran.

3. Siswa menjawab apersepsi yang diberikan guru:

Pertemuan I: “Coba kalian tarik napas lalu hembuskan, apa yang

kalian lakukan tadi adalah bernapas. Taukah kalian organ apa saja

yang terlibat pada sistem pernapasan?

Pertemuan II: “Perlukah kalian menutup hidung ketika melintasi

jalan yang berdebu?”

Pertemuan III: “ Pernahkah kalian melihat burung terbang?

Apakah ketika burung terbang tetap bernapas? Organ apa saja

yang terlibat pada sistem pernapasannya?”

4. Siswa mendengarkan motivasi yang diberikan guru:

Pertemuan I: “Setiap saat kita bernapas, dalam keadaan tidak

sadarpun kita tetap bernapas, karena dengan bernapas kita

memperoleh oksigen yang digunakan untuk melakukan oksidasi

makanan sehingga kita bisa mendapatkan energi untuk melakukan

semua aktivitas. Apabila terjadi gangguan dalam sistem

pernapasan kita, maka dapat mengganggu sistem kerja tubuh yang

lainnya. Untuk itu penting bagi kita mempelajari tentang sistem

pernapasan pada tubuh kita agar dapat melakukan semua

aktivitas, salah satunya belajar. Siap belajar hari ini?”

Pertemuan II: “Siapa yang belum pernah terkena flu? Flu atau

(53)

36

Selain flu masih ada beberapa penyakit pada sistem pernapasan

yang perlu kita waspadai. Hari ini kita akan membahas penyakit

pada sistem pernapasan tersebut”.

Pertemuan III: “Kalian pasti pernah melihat burung, organ

pernapasannya berbeda dengan manusia. Burung memiliki organ

yang khas pada sistem pernepasannya yakni memiliki

pundi-pundi udara. Pertemuan kali ini kita akan membahas keunaikan

tersebut”.

Kegiatan Inti

1. Siswa mendengarkan guru menyajikan materi tentang

organ-organ dan mekanisme pernapasan pada manusia (pertemuan I),

volume dan kapasitas paru–paru serta gangguan/kelainan pada

sistem pernapasan manusia (pertemuan II), sistem pernapasan

pada hewan (pertemuan III).

2. Siswa diberi tugas untuk materi organ-organ dan mekanisme

pernapasan pada manusia (pertemuan I), volume dan kapasitas

paru – paru serta gangguan/kelainan pada sistem pernapasan

manusia (pertemuan II), sistem pernapasan pada hewan

(pertemuan III) yang dikerjakan secara individu.

Kegiatan Penutup

1. Beberapa siswa diminta guru untuk membuat kesimpulan setiap

pertemuan untuk mengetahui penguasaan konsepnya.

2. Setelah semua siswa memahami materi pelajaran yang telah

(54)

37

akhir (postes) pada pertemuan ke III yang dikerjakan siswa secara

individu, soal yang digunakan sama dengan soal tes awal (postes).

E. Jenis Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:

1. Jenis Penelitian

Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif

adalah penguasaan konsep siswa materi Sistem Pernapasan yang diperoleh

dari nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada awal pertemuan I

sedang nilai postes diambil pada akhir pertemuan III.

Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a) Pretes dan Postes

Data penguasaan konsep siswa berupa nilai pretes diambil pada

pertemuan ke I dan postes diambil pada pertemuan ke III. Bentuk soal

yang diberikan adalah berupa soal esei. Teknik penskoran nilai pretes

dan postes yaitu:

S = R x 100 N

Keterangan:

(55)

38

b) Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang

diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar

observasi sesuai dengan aspek yang akan diamati.

F. Teknik Analisis Data

1. Data Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang

dinormalisasi (N-gain), antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan formula

Hake (Loranz, 2008:3) sebagai berikut:

X – Y

Z - Y

Keterangan : X = Nilai rata-rata postes Y = Nilai rata-rata pretes Z = Skor maksimal

Tabel 3. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa

Nilai rata-rata

N-gain (g) Kriteria

g > 70 Tinggi

30 < g ≤ 70 Sedang

g < 30 Rendah

Dimodifikasi dari Hake (dalam Loranz, 2008:3)

2. Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan

data yang diambil melalui observasi. Berikut ini merupakan rancangan

(56)

39

lembar observasi yang akan diamati pada pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran TAI yaitu:

Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Keterangan:

A.Mengerjakan LKS

1. Siswa tidak mengerjakan LKS karena tidak memahami materi

pembelajaran.

2. Siswa mengerjakan LKS tapi belum tepat, tidak sesuai dengan printas pada LKS, dan masih minta bantuan siswa lain.

3. Siswa mengerjakan LKS dengan tepat, sesuai perintah pada LKS, dan mampu mengerjakan sendiri.

B. Mendiskusikan jawaban LKS

1. Tidak berdiskusi karena tidak mengerti materi pembelajaran, malas. 2. Kurang serius dalam berdiskusi karena masih sering bermain-main. 3. Serius dalam berdiskusi karena ingin memecahkan masalah yang ada.

C.Membimbing teman satu kelompok

1. Siswa tidak mampu membimbing teman satu kelompok karena tidak

menguasai materi pelajaran.

2. Siswa kurang mampu membimbing dengan baik teman satu kelompok

karena masih ada materi yang sulit dipahami sehingga kurang menguasai materi pelajaran.

3. Siswa mampu membimbing dengan baik teman satu kelompok karena

telah menguasai materi pelajaran.

D. Bertukar informasi

1. Siswa tidak berkomunikasi untuk bertukar informasi/pendapat dengan teman satu kelompok (diam saja).

2. Siswa berkomunikasi dalam betukar informasi/pendapat dengan teman

satu kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan dalam LKS.

(57)

40

3. Siswa berkomunikasi dalam bertukar informasi/pendapat dengan teman satu kelompok sesuai dengan permasalahan pada LKS.

E. Menguasai materi pelajaran

1. Siswa tidak menguasai materi pembelajaran sehingga masih banyak pertanyaan yang tidak dapat dikerjakan maka dari itu masuk kedalam kelompok homogen.

2. Siswa kurang menguasai materi pembelajaran sehingga masih ada beberapa pertanyaan yang tidak dapat dikerjakan maka dari itu masuk juga kedalam kelompok homogen.

3. Siswa menguasai materi pembelajaran sehingga semua pertanyaan

dapat dikerjakan.

Data lembar observasi kemudian dianalisis dengan menggunakan

persentase aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan yaitu

menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

%

Untuk menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa

sesuai klasifikasi pada Tabel 2.

Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelompok

kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS

17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

a. Uji normalitas data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji lilliefors dengan program

Gambar

Gambar 2 : Skema Pembelajaran Kooperatif TAI modifikasi dari Magdalena, (2008: 9)
Tabel 1. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa
Tabel 2. Kriteria Penguasaan Konsep
Gambar 3. Desain pretes-postes tak ekuivalen (modifikasi Sugiyono, 2009:76)
+3

Referensi

Dokumen terkait

tujuan khusus penelitian ini adalah: mendapatkan metode induksi kalus embriogenik, embrio somatik dan proliferasi dari tiga varietas gandum (Dewata, Selayar dan Nias),

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pajak bumi dan bangunan perkotaan dan pedesaan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Karanganyar tahun

Pengembangan Kemampuan Bahasa Lisan Melalui Story Telling Pada Anak Didik Kelompok A di RA Perwanida Kadipaten Andong Boyolali Tahun Pelajaran 2012/1013. Jurusan

3. Apakah ada hubungan antara kualitas pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di ruang rawat inap dan rawat jalan terhadap kepuasan pasien dan

Alternatif produk pangan yang dapat dikembangkan dari ubi jalar menjadi olahan pangan setengah jadi, yaitu pati ubi jalar, gaplek (irisan ubi jalar kering), maupun tepung ubi

berkah yang senantiasa Allah SWT limpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Perilaku Higiene dengan Kejadian Diare pada Siswa SD Negeri

Diskusikan dengan orang tuamu tentang materi yang telah dapat kamu pahami dan belum pahami.. Buatlah jadwal belajar agar kamu dapat mengulang materi untuk dapat memahami materi

Qalqalah besar adalah huruf qalqalah yan g terletak pada akhir kata yan g dibaca sukun , baik karen a m em an g berh arakat sukun atau berharakat fathah, dam m ah, kasrah atau tan win