• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Informasi Perpustakaan Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sistem Informasi Perpustakaan Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Perkembangan sistem informasi dari waktu ke waktu mengalami perubahan yang sangat signifikan seiring dengan perkembangan teknologi

informasi. Perubahan dan perkembangan teknologi dan sistem informasi yang

maju semakin banyak dibutuhkan dalam membantu menyelesaikan pekerjaan

manusia di berbagai bidang.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi adalah satu unit

dilingkungan Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor

0030 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi dan

Sumberdaya Mineral. Di dunia Internasional agency ini lebih dikenal dengan sebutan Volcanological Survey of Indonesia (VSI).

Pengelolaan data di Perpustakaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana

Geologi belum menggunakan sistem informasi yang berbasis komputer artinya

data-data yang ada masih dikelola secara manual. Kegiatan-kegiatan yang kurang

optimal yang dialami oleh petugas perpustakaan pada saat ini yaitu: pencatatan

dan penyimpanan data perpustakaan kurang terstruktur dan kurang rapi,

memerlukan waktu yang lama dalam hal pencarian data perpustakaan dan untuk

mengetauhi status buku serta peminjam, adanya redudansi data sehingga data

(2)

perpustakaan kurang terstruktur dan rapi. Untuk itu akan dirancang sistem

informasi perpustakaan ini untuk mengatasi hal tersebut di atas. Perancangan

sistem informasi perpustakaan ini dibuat diharapkan dapat membantu petugas

perpustakaan pada Pusat Vulkanologi dan mitigasi bencana geologi dalam

meningkatkan kinerjanya.

1.2Identifikasi dan rumusan masalah a. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan permasalahan

yang sering kali muncul pada petugas perpustakaan dalam mengelola datanya

adalah sebagai berikut:

1. Pencatatan dan penyimpanan data perpustakaan kurang terstruktur dan

kurang rapi.

2. Belum efektifnya sistem informasi perpustakaan.

3. Masih terdapat kesalahan dalam pembagian kategori bahan pustaka

4. Memerlukan waktu yang lama dalam hal pencarian data perpustakaan dan

untuk mengetahui status buku serta peminjam.

5. Adanya redudansi data sehingga data tidak konsisten.

6. Pemborosan space sehingga memerlukan tempat yang besar untuk menyimpan data perpustakaan.

(3)

b. Rumusan masalah

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas maka pokok perumusan

permasalahannya adalah :

1. Bagaimana Sistem Informasi yang berjalan di perpustakaan Pusat

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

2. Bagaimana kendala yang ada pada Sistem Informasi Perpustakaan Pusat

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

3. Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala- kendala dalam pengolahan

data Sistem Informasi Perpustakaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi

Bencana Geologi

1.3Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Kegiatan Kerka Praktek ini mempunyai maksud dan tujuan yakni :

a. Untuk melengkapi teori yang didapat dalam perkuliahan dengan keadaan

yang sebenar-benarnya yang ada di dunia kerja nyata selama Kerja Praktek

berlangsung

b. Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan lebih jauh mengenai

aktifitas apa yang terjadi dalam melakukan penyimpanan data bahan

pustaka

c. Memperoleh data guna penyusunan laporan kerja praktek

d. Untuk mengetahui bagaimana Sistem Informasi yang berjalan di

perpustakaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

e. Untuk mengetahui Bagaimana kendala yang ada pada Sistem Informasi

(4)

f. Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala- kendala dalam pengolahan

data Sistem Informasi Perpustakaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi

Bencana Geologi

g.

1.4Batasan masalah

Dari hasil analisa sistem informasi perpustakaan tersebut, maka

perancangan yang akan dibuat menangani sebagai berikut:

a) Rancangan sistem berbasis komputer untuk menghasilkan sistem informasi

seputar perpustakaan, meliputi:

1. Proses pencatatan atau pendaftaran data (buku, laporan penelitian,

peta, rak / tempat data dan anggota perpustakaan) kedalam

database.

2. Proses kegiatan transaksi.

3. Proses pengelolaan sumber data.

4. Proses mengetahui informasi mengenai data serta tata letak

penempatan data.

5. Proses mencetak laporan.

(5)

1.5Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Kegiatan PKL dilaksanakan di Perpustakaan Pusat Vulkanologi, mitigasi dan bencana geologi, Bandung, Indonesia. Telp : 7271402, 7272606; Fax :

7202761; Homepage : www.vsi.dpe.go.id terhitung mulai tanggal 5 juli 2010 – 5

Agustus 2010. Dari jam 08.00-15.30 WIB

Tabel 1.1 Jadwal kerja praktek

NO AKTIVITAS

WAKTU

Mei Juni Juli September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pengajuan Kerja

Praktek

2

Penerimaan Kerja

Praktek

3

Pelaksanaan Kerja

Praktek

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Sistem dapat didefinisikan dengan dua pendekatan, yaitu sitem yang

menekankan pada procedur dan sitem yang menekankan pada elemen atau

komponennya. Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia modern :

“Sistem adalah sekelompok bagian yang disusun dan diatur dengan baik

yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud”.

Berdasarkan pengertian diatas penyusun dapat menyimpulkan bahwa

sistem adalah procedur yang saling berhubungan satu sama lain untuk

melaksanakan suatu kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Menurut Jogiyanto (2002 : 15) yang dimaksud dengan sistem adalah suatu

jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

(7)

2.1.1 Elemen Sistem

Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen-elemen yang sama, tetapi

suatu susunan dasar diperlihatkan dalam gambar 2.1. di bawah :

Gambar 2.1 Elemen Sistem

Sumber daya input diubah menjadi sumber daya output. Sumber daya

mengalir dari elemen input melalui elemen transformasi ke elemen output. Suatu

mekanisme pengendalian memantau proses transformasi untuk meyakinkan

bahwa sistem tersebut memenuhi tujuannya. Mekanisme pengendalian ini

dihubungkan pada arus sumber daya dengan memakai suatu lingkaran umpan

balik (feedback loop) yang mendapatkan informasi dari output sistem dan menyediakan informasi bagi mekanisme pengendalian. Mekanisme pengendalian

membandingkan sinyal-sinyal umpan balik dengan tujuan dan mengarahkan

(8)

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu system mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu :

a. Komponen Sistem ( Components )

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling

berinteraksi, yang artiya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.

Komponenkomponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu

subsistem atau bagian-bagian dari sistem dimana suatu sistem tidak peduli

betapa pun kecilnya selalu mengandung komponen-komponen atau

subsistemsubsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem

untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem

secara keseluruhan.

b. Batas Sistem ( Boundary )

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu

kesatuan dimana batas suatu sistem menunjukkan ruang ringkup ( scope ) dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem ( Environments )

Lingkungan luar dari sistem adalah apapun diluar batas dari sistem

yang mempengaruhi operasi sistem.Lingkungan luar sistem dapat bersifat

(9)

Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan

dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan

luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan kalau tidak maka akan

menggangu kelangsungan hidup dari sistem.

d. Penghubung ( Interface ) Sistem

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu

subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini

memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke yang

lainnya.Keluaran ( output ) dari satu subsistem akan menjadi masukan ( input ) untuk subsistem yang lainnya dengan melaui penghubung dimana penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang

lainnya membentuk satu kesatuan.

e. Masukan ( Input ) Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.

Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input ) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah

energy yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam

(10)

f. Keluaran ( Output ) Sistem

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada

supersistem. Misalnya untuk system komputer panas yang dihasilkan adalah

keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan

sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

g. Pengolah ( Process ) Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan

merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan menolah

masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran

barang jadi.

h. Sasaran (Objective ) atau tujuan ( goal )

Suatu sistem pasti memilki tujuan atau sasaran karena apabila

suatu system tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak akan ada

gunanya.Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang

dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.Suatu system

berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya. Perbedaan suatu sasaran

(11)

lebih sempit.Bila merupakan suatu system utama maka istilah goal lebih tepat digunakan.

Karakteristik sistem dapatlah digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Karakteristik Sistem 2.1.3 Klasifikasi Sistem

a. Sistem abstrak (abstract system), sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide

yang tidak nampak secara fisik.

b. Sistem alamiah (natural system), sistem yang terjadi dari proses alam, tidak

terjadi karena buatan manusia.

c. Sistem tertentu (deterministic system), sistem yang beroperasi dengan

tingkah laku yang dapat diprediksi.

d. Sistem tidak tentu (probabilistic system), sistem yang kondisi masa

depannya tidak dapat dipredikasi karena mengandung unsur probabilitas.

e. Sistem terbuka (open system), sistem yang berhubungan dan terpengaruh

dengan lingkungan luarnya, oleh sebab itu sistem ini memerlukan

(12)

f. Sistem tertutup (close system), sistem yang tidak berhubungan atau

terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

2.2 Pengertian Informasi

Definisi informasi dari berbagai sumber sebagai berikut [http://blog.re.or.id/pengertian-informasi/ 17 Maret 2009] :

1. Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang

lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima.

2. Menurut Davis dalam Abdul Kadir (2003: 31) Informasi adalah data yang

telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan

bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.

3. Menurut Jogiyanto (2005: 8) Informasi adalah data yang diolah menjadi

bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

informasi merupakan hasil dari pengolahan data ke dalam suatu bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian

(event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti

bagi penerima dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau

mendatang.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas penyusun dapat mengambil

(13)

data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya

yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (even) yang nyata (fact) yang digunakan untuk mengambil keputusan.

2.2.1 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu sistem informasi tergantung atas beberapa hal , yaitu :

1. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan yang biasanya

terjadi dan selain itu harus jelas maksud dan tujuan, sehingga output

(keluaran) bias dipertanggungjawabkan.

2. Tepat Waktu

Informasi yang dating pada si pemakai tidak boleh terlambat

karena informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai lagi didalam

pengambilan keputusan.

3. Relevan

Informasi tersebut mempunyai manfaat dan informasi yang

diterima si pemakai dengan lainnya bisa berbeda-beda.

4. Ekonomis (Economy)

Informasi yang dihasilkan memilki daya jual yang tinggi, serta

biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut minimal,

informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas terhadap

(14)

5. Efisiensi (Efficiency)

Informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang

sederhana namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam

bagi yang menerimanya

6. Dapat dipercaya (Reliability)

Informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

Sumber tersebut juga telah teruji tingkat kejujurannya. Misalnya output suatu program komputer, bisa dikategorikan sebagai reliability, karena program komputer akan memberikan output sesuai dengan input yang diberikan.

2.2.2 Nilai Informasi

Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif

dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi

tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat

ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukurannya dapat menggunakan analisis cost effectiveness atau cost benefit. Berdasarkan tingkatan manajemen, informasi dapat dikelompokkan berdasarkan penggunaannya [Lad05], yaitu sebagai

berikut:

a. Informasi Strategis

Digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, mencakup

(15)

b. Informasi Taktis

Digunakan untuk mengambil keputusan jangka menengah, mencakup

informasi penjualan yang dapat digunakan untuk menyusun rencana-rancana

penjualan.

c. Informasi Teknis

Digunakan untuk keperluan operasional sehari-hari, informasi

persediaan, retur penjualan dan laporan kas harian

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna

bagi manajemen, maka analisis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan

informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan untuk

(16)

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem berasal dari bahasa Latin (systéma) dan bahasa Yunani (sustéma)

adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan

bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem dalam suatu

organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan

jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal

kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan

eksternal sebagai suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.

Tujuan dari sistem informasi yaitu menyediakan informasi seluruh

kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi organisasi.

Kegiatan dari sistem informasi yaitu mengambil, mengolah, menyimpan, dan

menyampaikan informasi yang diperlukan guna mengoprasikan seluruh kegiatan

dalam organisasi.

Informasi didapatkan dari sistem informasi (information system) atau

disebut juga dengan processing system atau information processing systems.

Komponen fisik sistem informasi dibagi menjadi 4 (empat) :

a. Personal (humanware) : pelaksana manajerial, data entry operator

computer operator, programmer, system analyst, data base administrator,

(17)

b. Prosedur (organiware) : kebijakan formal dan petunjuk untuk

mengoperasikan sistem. Terdiri dari tatalaksana, prosedur pengolahan

data, dan pedoman pemakai.

c. Perangkat pengolahan data (technoware) : hardware, software, perangkat

pendukung seperti jaringan komputer, sistem komunikasi, dll.

d. Data (inforware) : data base .

Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen:

a. Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat

bendanfisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat

system tersebut.

b. Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan

objeknya.

c. Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.

d. Lingkungan, tempat di mana sistem berada.

2.3.1Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan kumpulan dari sub-sub sistem baik fisik

maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama

secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi

informasi yang berguna.

Komponen sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Hardware dan software yang berfungsi sebagai mesin

(18)

c. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar

terjadi suatu proses pengolahan data.

2.4 Metode pendekatan system

Metode pendekatan sistem yang akan digunakan penulis adalah metode

analisis dan perancangan terstruktur. Pendekatan sistem yang penulis ambil adalah

berorientasi pada data, dimana pada analisis dan perancangan terdapat :

a. Flowmap ( Bagan Alir Dokumen )

Flow Map (Bagan Alir Dokumen) merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir yang termasuk

tembusan-tembusannya, juga merupakan penguraian dari suatu sistem informasi

yang utuh ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk

mengidentifikasi serta dapat mengevaluasi suatu permasalahan yang

diharapkan dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

b. Diagram Konteks

Keadaan sistem secara umum dan hubungan-hubungan sistem

tersebut dengan komponen-komponen diluar sistem atau dengan sistem

yang lain dapat digambarkan secara logika dengan diagram konteks atau

contex diagram. Definisi diagram konteks adalah sebagai berikut : Diagram konteks adalah diagram yang tidak detail dari sebuah sistem

(19)

sistem. Diagram ini digambarkan dengan sebuah lingkaran yang

menjelaskan tentang batasan sistem yang saling berhubungan dengan

kesatuan luar (external entity) yang akan memberikan masukan dan

menerima keluaran dari sistem tersebut yang dihubungkan dengan aliran

yang menghubungkan sebuah sistem dengan lingkaran sistem [Sid96].

c. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) atau Diagram Aliran Data adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi khusus untuk menggambarkan

arus data atau aliran data yang terjadi di dalam sistem. Data Flow Diagram (DFD) memproses sistem dalam komponen-komponen beserta seluruh penghubung antar komponen. Data Flow Diagram (DFD) ini merupakan penurunan atau penjabaran dari diagram konteks.

d. Kamus data

Kamus data merupakan kumpulan data-data tujuannya adalah

untuk memberikan informasi mengenai definisi struktur, pemakaian

masing-masing elemen. Elemen adalah unit data yang terkecil.

Elemen-elemen yang dapat menyusun sebuah sistem tersebut, terdiri dari :

1. Tujuan, merupakan tujuan dari sistem tersebut

2. Batasan, merupakan batasan-batasan yang ada untuk mencapai tujuan

(20)

3. Kontrol, merupakan pengawas dari pelaksanaan pencapaian tujuan

sistem

4. Input, merupakan bagian dari sistem yang memberikan data masukan ke

dalam sistem.

5. Proses, merupakan bagian yang memproses masukan data menjadi

informasi yang sesuai dengan keinginan penerima.

6. Output, merupakan keluaran atau tujuan akhir dari sistem.

7. Umpan Balik, merupakan elemen sistem yang mempunyai tugas untuk

melihat kembali apakah sistem telah berjalan sesuai dengan yang

diinginkan.

Kamus data atau Data dictionary berisi keterangan tentang arus data, alias, bentuk data, penjelasan, periode, volume dan struktur data yang

merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi

dari suatu sistem informasi.

e. Perancangan basis data

Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan yang

disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi)

yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Basis data ditujukan

untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan atau organisasi

sehari – hari, yaitu penyimpanan dan pengambilan data. Jika data tidak

terorganisir dengan baik dalam basis data, maka tidak akan bisa mengambil

(21)

dilakukan dengan melakukan pendekatan normalisasi data dan teknik entity

relationship.

Keuntungan Data Base adalah :

a. Mereduksi redudansi

b. Data dapat di share antar aplikasi

c. Standarisasi data dapat dilakukan

d. Batasan sekurity dapat diterapkan

e. Mengelola integritas (ketrjaminan akurasi) data

f. Menyeimbangkan kebutuhan yang saling konplik

g. Independensi data (obyektif DBS).

Struktur sistem Data Base:

a. File manager : mengelola space dan struktur data.

b. Database manager : menyediakan antar muka dengan data fisik

c. Query processor : menterjemahkan query ke instruksi yang dimengerti

database manager

d. DML precompiler : mengkonpersi perintah DML menjadi Calls normal

(22)

Perancangan basis data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu Langsung

membuat hubungan entitas (Entity Relationship) atau dengan menerapkan normalisasi terhadap struktur tabel yang telah diketahui.

a. Normalisasi adalah proses yang berkaitan dengan model data relational

untuk mengorganisasikan himpunan data dengan ketergantungan dan

keterikatan yang tinggi atau erat

Adapun bentuk umum yang digunakan dalam proses normalisasi adalah

sebagai berikut :

1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam,

tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu dapat saja data

tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya

sesuai dengan kedatangan data.

2. Bentuk Normal Kesatu (1NF/First Normal Form)

Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang

berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap tabel

harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Atom adalah zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila

dipecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya. Syarat normal

(23)

a. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari fieldberupa “atomic value”. b. Tidak ada set attribute yang berulang atau bernilai ganda. c. Telah ditentukannya primary key untuk tabel/relasi tersebut. d. Setiap atribut hanya memilki satu pengertian

3. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form)

Bentuk normal kedua didasari atas konsep full function dependency (ketergantungan fungsional sepenuhnya) yang dapat didefinisikan sebagai berikut:

Jika A dan B adalah atribut-atribut dari suatu relasi, B

dikatakan full functional dependency (memilki ketergantungan fungsional sepenuhnya) terhadap A, jika B adalah tergantung

fungsional terhadap A, tetapi tidak secara tepat memiliki

ketergantungan fungsional dari subset (himpunan bagian) dari A. Syarat normal kedua (2-NF) adalah sebagai berikut :

a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu b. Attribute bukan kunci (non-key) haruslah memiliki

(24)

4. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form)

Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit daripada relasi 1-NF, namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly peremajaan (update) terhadap relasi tersebut. Syarat normal ketiga (Third Normal Form / 3-NF) adalah sebagai berikut :

a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.

b. Attribute bukan kunci (non-key) haruslah tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan

kunci (non-key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi

hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key relasi itu saja

b. Tabel Relasi adalah menunjukan hubungan diantara sejumlah entitas yang

berasal dari himpunan entitas yang berbeda kumpulan semua relasi diantara

entitas entitas yang terdapat pada himpunan entitas entitas tersebut

(25)

2.5 Definisi Perpustakaan

Bagi banyak orang bila mendengar istilah perpustakaan dalam benak

mereka akan tergambar sebuah gedung atau ruangan yang dipenuhi rak buku.

Anggapan demikianlah tak selalu salah karena apabila dikaji lebih lanjut , kata

dasar perpustakaan adalah pustaka dalam kamus umum bahasa Indonesia ,

Pustaka artinya kitab, buku. Dalam bahasa inggris, pembaca tentunya mengenal

istilah library. Istilah ini berasal dari kata latin liber / libri artinya buku. Dari kata

tersebut terbentuklah istilah “ librarius “, istilah ini berasal dari bahasa yunani

artinya tentang buku, alkitab.

Dengan demikian batasan perpustakaan ialah sebuah ruangan , bagian dari

sebuah gedung untuk menyimpan buku dan terbitan lainya yang disimpan

menurut tata susuanan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.

Dalam pengertian buku dan terbitan lainya termasuk didalamnya semua bahan

cetak dan berbagai media audio visual.

Definisi diatas menyatakan bahwa koleksi perpustakaan digunakan untuk

pembaca. Definisi ini menunujukan perbedaan utama antara perpustakaan dan

toko buku. Bila toko buku menyusun buku yang dijualnya dengan tujuan utama

mencari untung maka perpustakaan bertujuan mendayagunakan koleksinya untuk

(26)

2.5.1 Maksud dan Tujuan pendirian perpustakaan

Aktifitas utama dari perpustakaan adalah menghimpun informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk pelestarian bahan pustaka dan sumber

informasi sumber ilmu pengetahuan lainnya. Maksud pendirian perpustakaan

adalah Menyediakan sarana atau tempat untuk menghimpun berbagai sumber informasi untuk dikoleksi secara terus menerus, diolah dan diproses.

Sebagai sarana atau wahana untuk melestarikan hasil budaya manusia

( ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya ) melalui aktifitas pemeliharaan dan

pengawetan koleksi. Sebagai agen perubahan ( Agent of changes ) dan agen

kebudayaan serta pusat informasi dan sumber belajar mengenai masa lalu,

sekarang, dan masa akan datang. Selain itu, juga dapat menjadi pusat

penelitian, rekreasi dan aktifitas ilmiah lainnya. Tujuan pendirian perpustakaan

untuk menciptakan masyarakat terpelajar dan terdidik, terbiasa membaca,

berbudaya tinggi serta mendorong terciptanya pendidikan sepanjang hayat (

Long life education ).

2.5.2 Jenis – Jenis Perpustakaan

Jenis – jenis perpustakaan yang ada dan berkembang di Indonesia menurut

penyelenggaraan dan tujuannya dibedakan menjadi :

a. Perpustakaan Digital adalah Perpustakaan yang berbasis teknologi digital atau mendapat bantuan komputer dalam seluruh aktifitas di

perpustakaannya secara menyeluruh. Contohnya : Buku atau informasi

(27)

b. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, selanjutnya disebut Perpustakaan Nasional, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen

(LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

berkedudukan di Ibukota Negara.

c. Perpustakaan Provinsi adalah Lembaga Teknis Daerah Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi yang

mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di

wilayah provinsi serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada

masyarakat.

d. Perpustakaan Kabupaten/Kota adalah Lembaga Teknis Daerah Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan

pengembangan perpustakaan di wilayah Kabupaten/Kota serta

melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum.

e. Perpustakaan Umum : Perpustakaan yang ada di bawah lembaga yang mengawasinya. Perpustakaan umum terbagi atas :

- Perpustakaan Umum Kecamatan, adalah Perpustakaan yang berada di

Kecamatan sebagai cabang layanan Perpustakaan Kabupaten/Kota yang

layanannya diperuntukkan bagi masyarakat di wilayah masing-masing.

- Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan adalah perpustakaan yang berada

(28)

yang layanannya diperuntukkan bagi masyarakat di desa/kelurahan

masing-masing.

f. Perpustakaan Khusus : Perpustakaan yang diperuntukkan untuk koleksi- koleksi tokoh terkenal. Contohnya : Perpustakaan Bung Hatta.

Perpustakaan lembaga Pendidikan : Perpustakaan yang berada di

lingkungan lembaga pendidikan (SD, SMP, SMA, PT, dan LSM).

Contohnya : perpustakaan Universitas. Pada perpustakaan tingkat PT,

perpustakaan dapat dibagi kembali menjadi dua, yaitu : perpustakaan pusat

dan perpustakaan tingkat fakultas.

g. Perpustakaan Lembaga Keagamaan : Perpustakaan yang berada di lingkungan lembaga keagamaan. Contohnya : Perpustakaan Masjid,

perpustakaan Gereja, dll

h. Perpustakaan Pribadi : Perpustakaan yang diperuntukkan untuk koleksi sendiri dan dipergunakan dalam ruang lingkup yang kecil. Contohnya :

Perpustakaan keluarga.

2.5.3 Peranan, Tugas, dan Fungsi Perpustakaan

1. Peranan Perpustakaan

Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensinya apabila dapat

menjalankan peranannya. Secara umum peran – peran yang dapat dilakukan

adalah :

a. Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi

(29)

b. Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta

pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.

c. Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan

penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun

komunikasi ilmiah lainnya.

d. Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari,

memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

e. Berperan sebagai agen perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia.

Tugas Perpustakaan

Setiap perpustakaan memiliki kewajiban yang sudah ditentukan dan

direncanakan untuk dilaksanakan. Tugas setiap jenis perpustakaan berbeda – beda

sesuai dengan kewajiban yang ditetapkan.

2. Fungsi Perpustakaan

Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu :

a. Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena

tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.

c. Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai

informasi untuk masyarakat.

d. Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan

(30)

e. Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan

membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti :

Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.

f. Fungsi kultural, Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan

mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas,

seperti : pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan

(31)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Tinjauan Umum Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Wilayah Indonesia terdiri dari beberapa pulau, memiliki beberapa gunung

api aktif (mencapai 128 buah) yang tersebar mulai dari Aceh sampai Sulawesi

melalui Jawa, Nusatenggara dan Maluku. Gunung api berbahaya tersebut

sewaktu–waktu menelan korban jiwa atau sekurang–kurangnya memusnahkan

harta benda, seperti perkebunan, pertanian, rumah dan ternak.

Melihat pada kemungkinan bencana tersebut, maka penyelidikan gunung

api yaitu oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dipandang perlu

dilakukan untuk mengetauhi perilaku gunung api sehingga jumlah korban dapat

ditekan sampai sedikit mungkin.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi adalah satu unit

dilingkungan Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber daya Meneral yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor

0030 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi dan

Sumberdaya Mineral. Di dunia internasional agency ini lebih dikenal dengan sebutan Volcanological Survey of Indonesia (VSI)

Organisasi ini terbentuk setelah beberapa kali berganti nama yang berawal

setelah meletusnya Gunung Kelut di Jawa Timur tahun 1919 yang menimbulkan

(32)

Vulkaan Bewakings Dients (Dinas Penjagaan Gunungapi) di bawah naungan Dients Van Het Mijnwezen dan pada tahun 1922 diresmikan menjadi Volcanologische Onderzoek (VO), yang tahun 1939 di dunia international dikenal sebagai Volcanological Survey. Sejak tahun 1920 – 1941 Volcanologische Onderzoek ini telah membangun beberapa pos penjagaan gunung api, yaitu

Pos Gunung Krakatau di Pulau Panjang, Pos Gunung Tangkuban Parahu,

Pos Gunung Papandayan, Pos Kawah Kamojang, Pos Gunung Merapi (Babadan,

Krinjing, Plawangan, Ngepos), Pos Gunung Kelut, Pos Gunung Semeru dan Pos

Kawah Ijen. Pada saat pendudukan Jepang, kegiatan penjagaan gunungapi ditangani oleh Kazan Chosabu selama periode 1942-1945.

Setelah Indonesia merdeka dibentuk Dinas Gunung Berapi (DGB) di

bawah Jawatan Pertambangan, kemudian 1966 dirubah menjadi Urusan

Vulkanologi di bawah Direktorat Geologi dan selanjutnya pada tahun 1976

berubah lagi menjadi Sub Direktorat Vulkanologi di bawah Direktorat Geologi,

Departemen Pertambangan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan

Energi No. 734 Tahun 1978 terbentuklah Direktorat Vulkanologi di bawah

Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi.

Perkembangan organisasi Departemen Pertambangan dan Energi berdasarkan

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1092 Tahun 1984 dan

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1748 Tahun 1992 terbentuk

Direktorat Vulkanologi di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya

(33)

Sejak tahun 2001 sampai 2005, berdasarkan Keputusan Menteri Energi

dan Sumberdaya Mineral Nomor 1915 Tahun 2001, urusan gunung api, gerakan

tanah, gempa bumi, tsunami, erosi dan sedimentasi ditangani oleh Direktorat

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, lalu setelah bergabung dengan

Badan Geologi, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi berubah

nama institusinya menjadi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

(PVMBG), Centre of Volcanology and Geological Hazard Mitigation.

3.1.1 Visi Misi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Visi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi yaitu:

“ Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mempunyai visi

secara umum mencakup pengelolaan informasi potensi kegunungapian

dan pengelolaan mitigasi bencana alam geologi. “

Sedangkan misinya yaitu:

” Meminimalkan korban jiwa manusia dan kerugian harta benda dari

bencana geologi. ”

Program Pemantauan, Penyelidikan, dan Pemetaan dalam menunjang misi Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi yaitu:

1. Pemantauan dan penyelidikan gunungapi dalam rangka peringatan dini

dan pemberian rekomendasi teknis sebagai upaya meredam ancaman

(34)

2. Pemantauan dan pemeriksaan gerakan tanah, gempabumi, tsunami,

sebagai upaya meredam ancaman bencana gerakan tanah, gempabumi,

dan tsunami.

3. Inventarisasi dan pemetaan kawasan rawan bencana letusan gunungapi,

zona kerentanan gerakan tanah, rawan bencana gempabumi dan rawan

bencana tsunami sebagai bahan pertimbangan untuk Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dalam rangka mitigasi bencana dan penataan

kawasan rawan bencana.

4. Identifikasi dan evaluasi kebakaran batubara.

5. Penyusunan standar, kriteria, dan pedoman bidang kebencanaan.

6. Sosialisasi dan penyuluhan dalam upaya penyebarluasan informasi

bencana geologi.

Pengembangan basis data, sistem informasi dan dokumentasi bencana gunungapi

(35)

3.2 Tinjauan Umum Perpustakaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Sejak tahun 1984 Direktorat Vulkanologi dilengkapi dengan sub

Direktorat (Sub Dit) Penyuluhan dan Dokumentasi yang semula bernama Sub Dit.

Publikasi dan Dokumentasi. Seksi penyuluhan gunung api dalam Sub Dit. tersebut

dan sekarang berubah menjadi Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi

dirasa perlu sehubungan dengan pentingnya penyampaian hasil pengamatan

gunung api berbahaya kepada masyarakat luas dan wartawan.

3.2.1 Visi dan Misi Perpustakaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Visi dari Perpustakaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yaitu:

1. Memenuhi segala informasi yang berguna bagi karyawan/pegawai

intern.

Sedangkan misinya yaitu:

1. Menyediakan data dan informasi yang memiliki keterkaitan dengan

gunung api.

2. Memuat kebutuhan informasi secara lengkap baik media cetak maupun

(36)

3.2.2 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Tugas perpustakaan yaitu:

1. Melaksanakan urusan perpustakaan dan mendokumentasikan hasil–hasil

penelitian gunung api dan informasi tentang pemboran panas bumi.

2. Gempa bumi dan gunung api yang berupa bahan pustaka tercetak

maupun non cetak.

3. Membantu Sub Direktorat Penyuluhan dan Dokumentasi dalam

melaksanakan tugasnya sehari–hari.

Dengan demikian perpustakaan ini melaksanakan fungsinya sebagai

sumber informasi bagi para pegawai khusus bagi instansi Pusat Vulkanologi dan

(37)

3.3 Struktur Organisasi

(38)

Skema struktur organisasi Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana

Geologi dapat dilihat pada gambar diatas . Berdasarkan keputusan mentri

pertambangan dan energy No.1748 thn 1992, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi

Bencana Geologi merupakan unit Eselon II/A yang dipimpin oleh seorang

Direktur. Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi terdiri dari lima

sub Direktorat dan satu bagian tata usaha yang setingkat dengan Eselon III. Setiap

sub Direktorat membawahi empat seksi dengan unsur teknis, sedangkan bagian

tata usaha membawahi tiga sub bagian yang berfungsi sebagai unsur penunjang

yang memberi layanan administrasi. Seksi dan sub bagian merupakan satuan kerja

setingkat Eselon IV/A yang berhubungan langsung dengan staf pelaksana.

3.4 Deskripsi Kerja 1. Bagian tata usaha

Bertugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan

rumah tangga, surat menyurat, pengarsipan.

2. Sub bagian kepegawaian

Bertugas melaksanakan urusan kepegawaian dan pembuatan daftar gaji

pegawai.

3. Sub bagian keuangan

(39)

4. Sub urusan dalam

Bertugas melaksanakan urusan perlengkapan, pemeliharaan, keamanan,

angkutan dan rumah tangga, surat-menyurat dan kearsipan.

5. Sub direktorat pengamatan

Bertugas melaksanakan kegiatan pengamatan gunung berapi, kecuali

gunung berapi di Yogyakarta.

6. Sub direktorat pemetaan

Bertugas melaksanakan kegiatan pemetaan geologi, topograpi, daerah

bahaya serta penyelidikan gunung berapi menggunakan penafsiran, hasil

teknik penginderaan jauh.

7. Sub direktorat penyelidikan

Bertugas melaksanakan penyelidikan dan inventarisasi panas bumi, serta

pengujian dan analisis uap panas bumi.

8. Sub direktorat analisis

Bertugas melaksanakan pengamatan dan penyelidikan gunung merapi,

pengolahan laboratorium lapangan gunung merapi.

9. Sub direktorat bimbingan dan informasi

Bertugas melaksnakan pembinaan kegiatan penyuluhan, publikasi,

penyimpanan, pengadaan, dan penyebaran informasi yang berhubungan

(40)

10.Balai penyelidikan dan pengembangan teknologi kegunung apian

Bertugas melaksanakan pene.litian aspek ilmu kebumian dan

mengembangakan konsepsi serta metoda penelitian.

11.Seksi publikasi

Bertugas menyiapkan bahan publikasi dan mengadakan peta dasar gunung

api dan panas bumi.

12.Seksi penyimpanan informasi

Bertugas melakukan penyimpanan, penyebaran informasi, peragaan

gunung api dan panas bumi, serta menyiapkan bahan tukar menukar

(41)

BAB IV

ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh

kedalam bagian – bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi permasalahan dan hambatan yang terjadi, dengan kebutuhan yang

diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.

Kegiatan yang paling penting dalam proses analisa guna memahami seluruh

informasi yang terdapat pada suatu kasus adalah menganalisis sesuatu untuk

mengetahui apa yang sedang terjadi. Analisis sistem diperlakukan untuk memenuhi

kebutuhan akan data dan prosedur suatu sistem yang sedang berjalan, penganalisisnya

terdiri dari :

a. Flow map

b.Diagram konteks

c.Data flow diagram

d.Evaluasi sistem

Langkah-langkah analisis sistem antara lain :

1. Identify, yaitu memahami masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

(42)

4.1 Analisis sistem yang berjalan

Sebelum melakukan perancangan sistem informasi yang baru pada suatu

organisasi, maka harus dilakukan analisis sistem yang berjalan terlebih dahulu

untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kelebihan dan kekurangan

sistem yang sedang berjalan. Analisis terhadap sistem yang sedang berjalan

bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana kerja suatu sistem dan

mengetahui masalah yang dihadapi sistem untuk dapat dijadikan landasan usulan

perancangan sistem. Tahap analisa ini merupakan tahapan yang sangat penting di

dalam merancang suatu sistem. Analisa sistem yang dilakukan untuk memenuhi

masalah apa yang sedang dihadapi oleh instansi.

Sistem yang sedang berjalan diartikan sebagai sistem yang sedang dipakai,

sedangkan analisa sistem yang sedang berjalan diartikan sebagai cara untuk

memahami terlebih dahulu masalah yang dihadapi oleh sistem, seperti

mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan fungsional dari sistem sehingga dapat

diketahui apa saja kebutuhan-kebutuhan pemakai yang belum terpenuhi oleh

sistem yang sedang berjalan tersebut.

Tujuan dari analisa sistem untuk menentukan bentuk dari rancangan

sistem

yang akan diterapkan. Analisa tersebut juga dapat menentukan langkah-langkah

perancangan yang akan dibuat sehingga rancangan sistem sesuai dengan

kebutuhan pemakai dan sistem mempunyai unjuk kerja yang efisien dan efektif,

(43)

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan, kegiatan

pengolahan data di Perpustakaan Pusat Vulkanologi dan mitigasi Bencana

Geologi Bandung masih menggunakan pengolahan data manual . Permasalahan

yang sering kali muncul pada petugas perpustakaan dalam mengelola datanya

adalah sebagai berikut :

1. Pencatatan dan penyimpanan data perpustakaan kurang terstruktur dan

kurang rapi.

2. Memerlukan waktu yang lama dalam hal pencarian data perpustakaan dan

untuk mengetahui status buku serta peminjaman.

3. Adanya redudansi data sehingga data tidak konsisten.

4. Pemborosan space sehingga memerlukan tempat yang besar untuk

menyimpan data perpustakaan.

5. Pelaporan data perpustakaan kurang terstruktur dan rapi.

4.1.1 Analisis Dokumen

Dalam merancang sistem yang harus ditentukan lebih dahulu adalah

analisis dokumen, dimana kumpulan dokumen ini merupakan satu kesatuan data

untuk diproses lebih lanjut sehingga menghasilkan informasi yang digunakan

sesuai dengan prosedur yang ditetapkan sebelumnya.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menguraikan dokumen yang

dipakai dalam sistem adalah nama yang digunakan, fungsi-fungsi dan penjelasan

dari dokumen tersebut. Penggunaan dokumen secara lengkap dilakukan untuk

(44)

terlibat di dalam sistem pengolahan data di Perpustakaan Pusat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi. Berikut adalah dokumen yang digunakan dalam

sistem:

1. Buku besar

a. Nama dokumen : buku besar

b. Fungsi : menjadi salah satu acuan dalam pengklasifikasian kode

buku

c. Sumber : bahan pustaka

d. Distribusi : dari proses pendataan bahan pustaka yang baru dating

ke petugas perpustakaan

e. Rangkap : 1 rangkap

f. Deskripsi : buku baru dicatat ke dalam buku besar, kemudian dari

mana asalnya lalu diklasifikasikan untuk menentukan kode buku

2. Kartu peminjaman dan pengembalian

a. Nama dokumen : kartu peminjaman dan pengembalian

b) Fungsi : sebagai syarat bagi pegawai Vulkanologi untuk melakukan

peminjaman bahan pustaka

c) Sumber : petugas perpus

d) Distribusi : dari proses proses peminjaman dan pengembalian

bahan pustaka, dari pengunjung kemudian diperiksa oleh petugas

perpus

(45)

f) Deskripsi : mencatat buku yang dipinjam, dikembalikan dan

identitasnya

3. Label buku

a. Nama dokumen : label buku

b. Fungsi : sebagai kode identifikasi (jenis bahan pustaka), yang

ditaruh atau ditempel pada punggung buku agar mempermudah

pembaca atau pengunjung dalam mencari buku yang dimaksud

c. Sumber : kartu katalog

d. Distribusi : dari proses membuat kartu katalog yang berasal dari

buku besar setelah melewati analisa kategori bahan pustaka oleh

petugas perpustakaan

e. Rangkap : 1 rangkap

f. Deskripsi : pembeda bahan pustaka, dilihat dari kode

identifikasinya. Berada dipunggung buku

4. Kartu katalog

a. Nama dokumen : kartu katalog

b. Fungsi : menjadi acuan pengunjung dalam mencari bahan pustaka

c. Sumber : buku besar

d. Distribusi : dari proses pendataan atau analisa bahan pustaka

berdasarkan kategori bahan pustaka oleh petugas perpustakaan

(46)

f. Deskripsi : alat bantu pengunjung dalam mencari bahan pustaka,

berada di lemari katalog

5. Surat teguran

a. Nama dokumen : surat teguran

b. Fungsi : menjadi sebagai bentuk sangsi atau denda, bagi anggota

yang melewati batas waktu pengembalian

c. Sumber : kartu peminjaman dan pengembalian

d. Distribusi : dari dilihatnya batas waktu pengembalian dari anggota

oleh petugas perpustakaan, disertai dengan adanya tembusan dari

seksi kepegawaian

e. Rangkap : 1 rangkap

f. Deskripsi : merupakan bentuk sangsi atau denda, bagi anggota yang

melewati batas waktu pengembalian, disertai dengan adanya

tembusan dari seksi kepegawaian

6. Surat tagihan

a. Nama dokumen : surat teguran

b. Fungsi : sebagai bentuk sangsi atau denda, bila mana bahan

pustaka yang dipinjam hilang

(47)

d. Distribusi : dari dilihatnya batas waktu pengembalian bahan

pustaka yang sudah terlampau lama sekali oleh petugas perpus dari

anggota

e. Rangkap : 1 rangkap

f. Deskripsi : merupakan bentuk sangsi atau denda, bagi anggota

yang menghilangkan bahan pustaka, disertai dengan tembusan dari

seksi kepegawian

7. Laporan data peminjaman

a. Nama dokumen : laporan data peminjaman

b. Fungsi : sebagai bahan data-data peminjaman selama periode,

berupa laporan untuk dilaporkan ke koordinator perpustakaan

c. Sumber : kartu peminjaman

d. Distribusi : dari proses pendataan peminjaman bahan pustaka oleh

petugas, kemudian diberikan ke koordinator perpus

e. Rangkap : 1 rangkap

f. Deskripsi : berbentuk sebuah data laporan peminjaman bahan

pustaka selama periode yang dibuat oleh petugas untuk diberikan

kepada koordinator perpus

8. Laporan data pengembalian

(48)

b. Fungsi : sebagai bahan data-data pengembalian selama periode,

berupa laporan untuk dilaporkan ke koordinator perpus

c. Sumber : kartu pengembalian

d. Distribusi : dari proses pendataan pengembalian bahan pustaka

oleh petugas perpus untuk kemudian diberikan ke koor perpus

e. Rangkap : 1 rangkap

f. Deskripsi : berbentuk sebuah data laporan pengembalian bahan

pustaka selama periode yang dibuat oleh petugas untuk diberikan ke

koordinator perpus

9. Laporan data bahan pustaka

a. Nama dokumen : laporan data bahan pustaka

b. Fungsi : sebagai bahan data-data bahan pustaka yang ada selama

periode, berupa laporan untuk dilaporkan ke koordinator perpus

c. Sumber : buku besar

d. Distribusi : dari proses pendataan bahan pustaka yang ada oleh

petugas perpus, untuk kemudian diberikan ke koordinator perpus

e. Rangkap : 1 rangkap

g. Deskripsi : berbentuk sebuah data laporan bahan pustaka selama

periode yang dibuat oleh petugas untuk diberikan ke koordinator

(49)

4.1.2 Analisis prosedur yang berjalan

Prosedur yang sedang berjalan di Perpustakaan Pusat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi adalah sebagai berikut :

a. Anggota menyerahkan bahan pustaka kepada petugas perpustakaan pada

saat akan menyumbangkan bahan pustaka kemudian petugas melakukan

pendataan bahan pustaka tersebut untuk di catat ke dalam buku besar.

Petugas menganalisa bahan pustaka yang telah dicatat didalam buku besar

berdasarkan kategori bahan pustaka.

b. Petugas membuat kartu katalog yang datanya berasal dari hasil analisa

sebelumnya. Petugas membuat label buku, kemudian menempelkan label

tersebut sesuai dengan kode identifikasinya dan bahan pustaka yang telah

selesai di beri label ditaruh di rak yang telah disediakan untuk dipinjamkan

kepada pengunjung.

c. Anggota menanyakan kepada petugas perpustakaan tentang referensi

bahan pustaka yang dibutuhkan. Petugas memberitahu kepada anggota

lewat kartu katalog yang ada di lemari katalog.

d. Anggota mencatat kode katalog di kertas yang telah disediakan, kemudian

kertas tersebut diserahkan kepada petugas perpustakaan untuk mencari

bahan pustaka yang di butuhkan.

e. Petugas menyerahkan bahan pustaka tersebut kepada Anggota. Jika

pengunjung hendak meminjam bahan pustka tersebut dan status

pengunjung adalah pegawai pusat vulkanologi (anggota) maka bahan

(50)

petugas yang data peminjam dan data pustaka dicatat pada kartu

peminjaman. Dan jika status anggota bukan pegawai pusat vulkanologi ,

maka bahan pustaka tersebut hanya boleh untuk dibaca di tempat dan

boleh untuk di-copy-kan oleh petugas.

f. Anggota mengembalikan bahan pustaka yang telah dipinjam, petugas

melakukan pengecekan apakah anggota tersebut terlambat atau tidak

dalam mengembalikan bahan pustaka. Jika tidak tepat waktu maka

anggota akan petugas akan memberikan surat teguran untuk anggota

yang melebihi batas waktu peminjaman ( 2 minggu ) dengan tembusan

dari seksi kepegawaian. Jika bahan pustaka tersebut hilang maka petugas

perpus akan memberikan surat tagihan terus menerus dengan surat

tembusan dari seksi kepegawaian.

g. Petugas membuat laporan data bahan pustaka, laporan peminjaman buku,

laporan pengembalian buku untuk diserahkan kepada Koordinator

Perpustakaan

h. Koordinator perpustakaan merekap semua laporan yang diterima dari

petugas perpustakaan sebagai laporan tahunan, kemudian diserahkan

(51)

4.1.2.1 Flowmap yang sedang berjalan

Kode katalog bahan pustaka Mencari berdasarkan

bahan pustaka Laporan data peminjaman bahan pustaka

Laporan data peminjaman bahan pustaka

Bahan pustaka Bahan pustaka Cek pinjam dan catat data penegembalian

(52)

4.1.2.2 Diagram Kontek

Diagram kontek merupakan gambaran secara umum untuk mengenai sebuah

system yang dirancang secara global, yaitu suatu diagram yang mempresentasikan

atau menggambarkan hubungan antara sistem dengan lingkungan luar sistem yang

mempengeruhioperasi sistem. Sistem ditunjukan dalam satu lingkaran yang

menggambarkan keseluruhan proses dalam system dan hubungannya dengan entitas

lain

SI PERPUSTAKAAN PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI

BENCANA GEOLOGI ANGGOTA

KOORDINATOR PERPUSTAKAAN

SEKSI KEPEGAWAIAN Bahan pustaka

Lap . Bahan pustaka

Lap.peminjaman

Lap.pengembalian

Surat tagihan

Surat teguran Bahan pustaka, surat tagihan, surat teguran

Lap.bahan pustaka, lap. Peminjaman Lap. Pengembalian, surat teguran,

Surat tagihan

(53)

4.1.2.3 Data Flow Diagram

Anggota Bahan pustaka 1.0 Menyerahkan

dt_bahan pustaka Buku besar

dt_bahan pustaka

Lap_ data bahan pustaka

Lap_bahan

Gambar 4.3 DFD proses pendataan bahan pustaka level 0

(54)

anggota Dt_bahan pustaka

Gambar 4.5 DFD proses peminjaman bahan pustaka level 0

Petugas BP hanya dpt dibaca di tempat dan dicopy

saja anggota

(55)

anggota Bahan pustaka

1.0 Mengembalikan

BP yg dipinjam

Dt_bahan pustaka Kartu peminjaman Petugas perpus

2.0 dan dicatat pd kartu pengembalian

Gambar 4.7 DFD proses pengembalian level 0

anggota

(56)

Kepala perpus

Dt_laporan

1.0 Merekapitulasi lap.BP,lap.peminjaman,l

ap.pengembalian

Dt_laporan

2.0 Cetak rekapitulasi lap.BP,lap.peminjaman,la

p.pengembalian

Lap_rekapitulasi Seksi

kepegawaian

Gambar 4.9 DFD proses rekapitulasi laporan level 0

4.1.3 Evaluasi Sistem yang sedang berjalan

Manajemen suatu perpustakaan memiliki peranan penting dalam

kelangsungan perpustakaan. Kegiatan pengolahan data dan pelayanan informasi

merupakan suatu komponen manajemen yang dapat menunjang bidang-bidang

lainnya yang berhubungan langsung dengan anggota perpustakaan. Setelah

menganalisa flowmap sistem yang sedang berjalan, penyusun mengetahui terdapat

banyak kelemahan pada sistem yang ada. Kelemahan-kelemahan yang ada

menimbulkan permasalahan yang signifikan pada sistem manajemen perpustakaan

dan membutuhkan suatu solusi yang tepat sebagai pemecahnya. Ada pun

permasalahan-permaslahan itu dapat dirinci, sebagai berikut :

1. Permasalahan yang dihadapi :

(57)

b. Pengecekan data pustaka yang dipinjam tidak optimal sehingga ada

pustaka yang tidak kembali setelah dipinjam.

c. Peminjaman dan pengembalian diproses secara manual sehingga waktu

yang dibutuhkan relatif lama. Dan Pengelolaan data dilakukan secara

manual sehingga dapat menimbulkan terjadinya duplikasi data tersebut.

2. kinerja sistem yang diharapkan

a. mempercepat waktu pencarian bahan pustaka

b. data yang dihasilkan menjadi lebih akurat, lengkap dan cepat

c. tidak ada lagi bahan pustaka dan data yang hilang

4.2 Usulan Perancangan Sistem

Pada tahap perancangan sistem ini, penulis mencoba untuk membuat

rancangan pemecahan masalah yang dihadapi pada sistem informasi perpustakaan

pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi . Tahap perancangan sistem ini

merupakan tahap kelanjutan dari analisis sistem. Dalam tahap ini dilakukan

perubahan-perubahan dan perbaikan perbaikan dari sistem yang sedang berjalan.

Perancangan sistem dapat diartikan sebuah sistem baru atau pengganti atau

tambahan terhadap sistem yang sedang berjalan.

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem

Tujuan dari pembuatan perancangan sistem ini adalah untuk mengatasi

kekurangan–kekurangan yang ada pada sistem sebelumnya yang sedang berjalan

(58)

laporan yang akurat. Proses yang akan dirancang juga bertujuan untuk

memperbaiki kinerja sistem, sehingga kelemahan yang ada pada sistem dapat

diperbaiki. Mengurangi kesalahan yang biasa disebabakan oleh manusia (human error) dan memperlancar proses operasional. Mempercepat proses pembuatan

laporan dan menjaga keamanan data perusahaan. Perancangan proses ini

mencakup flowmap, diagram konteks, data flow diagram, dan kamus data yang dapat menjelaskan aliran data yang diproses sehingga menghasilkan informasi

yang diinginkan.

4.2.2.Perancangan prosedur yang diusulkan

Prosedur merupakan tahapan-tahapan instruksi yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan. Perancangan prosedur merupakan hasil dari perubahan dan

pengkoreksian dari sistem yang sedang berjalan, dimana sistem yang diusulkan

diharapkan dapat menutupi kekurangan dari sistem yang sedang berjalan. Pada tahap

perancangan prosedur ini akan dibuat flowmap yang akan menggambarkan prosedur

yang akan berlangsung pada sistem yang diusulkan.

1. Petugas perpustakaan menerima bahan pustaka baru , kemudian petugas

menginputkan data bahan pustaka berdasarkan kategori bahan pustaka ke dalam

formulir bahan pustaka di database.

2. Petugas membuat formulir katalog dan menginputkan data bahan pustaka yang

terdiri atas nama pengarang, judul, daerah dan subjek dan kategori bahan pustaka

(59)

3. Petugas membuat label buku kemudian menempelkan label tersebut sesuai

dengan kode identifikasinya dan bahan pustaka yang telah selesai diberi label

ditaruh di rak yang telah disediakan berdasarkan kategori bahan pustaka kemudian

membuat laporan bahan pustaka untuk diserahkan kepada koordinator

perpustakaan .

4. Anggota mengisi daftar Anggota di buku daftar pengunjung perpustakaan

5. Anggota menginputkan data bahan pustaka di komputer katalog yang

terhubung dengan database untuk mengetahui apakah bahan pustaka tersedia atau

tidak . Jika bahan pustaka statusnya tersedia kemudian anggota mencari bahan

pustaka yang dimaksud di rak.

6. Jika anggota hendak meminjam bahan pustaka dengan status anggota adalah

pegawai pusat vulkanologi maka bahan pustaka tersebut dapat dipinjam atau

di-copy-kan oleh petugas. Tetapi jika status anggota perpustakaan bukan pegawai

pusat vulkanologi ( umum ) maka bahan pustaka tersebut hanya boleh untuk

dibaca ditempat atau dapat juga di copy-kan oleh petugas.

7. Petugas menginputkan data bahan pustaka yang akan dipinjam beserta data

peminjam kedalam database

8. Anggota menyerahkan bahan pustaka yang dipinjam saat pengembalian bahan

pustaka kemudian petugas menginpukan data pengembalian ke data base. Petugas

memeriksa status peminjaman dan denda keterlambatan di database. Jika anggota

tidak tepat waktu mengembalikan bahan pustaka maka petugas perpustakaan

(60)

peminjaman ( maksimal 2 minggu ) dengan tembusan dari seksi kepegawaian.

Jika bahan pustaka tersebut hilang maka petugas perpustakaan akan memberikan

surat tagihan terus menerus dengan surat tembusan dari seksi kepegawaian.

9. Petugas membuat laporan data bahan pustaka, laporan peminjaman buku,

laporan pengembalian buku untuk diserahkan kepada Koordinator Perpustakaan

10. Koordinator perpustakaan merekap semua laporan yang diterima dari petugas

perpustakaan sebagai laporan tahunan, kemudian diserahkan kepada seksi

(61)

4.2.2.1 Flowmap yang diusulkan

ANGGOTA PETUGAS PERPUSTAKAAN KOORDINATOR

PEPRPUSTAKAAN SEKSI KEPEGAWAIAN

Bahan

pustaka Input data bahan pustaka

database

(62)

4.2.2.2 Diagram Kontek

SI PERPUSTAKAAN PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI

BENCANA GEOLOGI ANGGOTA

KOORDINATOR PERPUSTAKAAN

SEKSI KEPEGAWAIAN Bahan pustaka

Lap . Bahan pustaka

Lap.peminjaman

Lap.pengembalian

Surat tagihan

Surat teguran Bahan pustaka, surat tagihan, surat teguran

Surat teguran, surat tagihan, lapran tahunan

(63)

4.2.2.3 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram adalah representasi dari suatu sistem yang menggambarkan bagian-bagian dari sistem tersebut beserta seluruh keterlibatan

diantara bagian yang ada. Arus data pada DFD dapat berupa masukan untuk

sistem ataupun keluaran yang disampaikan kepada pengguna sistem.

Petugas perpustakaan

Data bahan pustaka

1.0 Input dt_BP

F.Bahan pustaka Data bahan pustaka

2.0 Proses pendataan

koleksi BP

Data bahan pustaka

3.0 Cetak laporan

BP

Data bahan pustaka F.katalog

Lap_BP Koordinator

perpus

Rekapitulasi laporan Seksi

kepegawaian

(64)

2.1 Proses pemilihan

jenis klasifikasi BP

F.BP Data bahan pustaka

Kode bahan pustaka

2.2 Penyimpanan

data_BP

Gambar 4.13 DFD level 1 proses 2.0

Anggota dt_BP

1.0 Cari bahan

pustaka

F.katalog

dt_BP

2.0 Cek status Bahan Pustaka

Bahan pustaka tidak ada

Bahan pustaka ada

3.0 Cek status

peminjam Petugas

perpustakaan

(65)

3.1 Proses cek status anggota

Pegawai 3.2

Pinjam BP dt_BP F.peminjaman

Bukan_pegawai

3.3 BP hanya dapat dibaca di tempat/

dicopi

Petugas

perpustakaan dt_peminjaman

dt_anggota

(66)

anggota Bahan pustaka

1.0 Mengembalikan

BP yg dipinjam

Dt_bahan pustaka F.peminjaman Petugas perpus

2.0 dan dicatat pd kartu pengembalian

(67)

anggota

Gambar 4.17 DFD level 1 proses pengembalian (cek keadaan status bahan pustaka)

(68)

4.2.2.4 Kamus data

Kamus data (data dictionary) merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem. Kamus data dibuat berdasarkan

arus data yang ada pada diagram aliran data. Dengan menggunakan kamus data,

analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir pada sistem secara

lengkap. Kamus data digunakan untuk merancang input, merancang laporan dan

database.

Kamus data yang dibutuhkan untuk membuat apliksi pengolahan data

perpustakaan, yaitu :

1. Data Anggota

Data anggota merupakan sebuah data yang menjadi acuan terhadap

proses peminjaman bahan pustaka, dimana nama peminjam yang mengacu

data anggotanya.

Nama dokumen : data anggota

Fungsi : untuk data pegawai

Sumber : bagian kepegawaian

Jumlah : 1 rangkap

Periode pembuatan : setiap satu bulan sekali

Item data : no_anggota, nama_anggota, tempat_lahir,

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.2  Karakteristik Sistem
Gambar 3.1  Struktur organisasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Gambar 4.1 Flowmap yang sedang berjalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dengan wilayah kerja mencakup:.. Kecamatan

Ketiga , mayat binatang diletakkan di atas mezbah di Bait Allah sebagai tanda bahwa orang-orang berdosa yang telah diampuni itu menyerahkan seluruh dirinya kepada

Korelasi positif tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara variabel perilaku pelaku cyberbullying dengan penyebab faktor pribadi yang terjadi searah, apabila faktor

Menugaskan Pelaksana Seksi Pengelolaan Data dan Dukungan Operasional untuk melaksanakan pemilahan terhadap data dan dokumen yang telah diteliti serta menyusun

dengan statistik uji t, dan uji diagnostik (residual berdistribusi normal dan white noise) yang mana jika tidak memenuhi asumsi residual berdistribusi normal diperlukan adanya

Pada kasus henti jantung yang terjadi di rumah sakit, pindahkan pasien. unit perawatan intensif yang sesuai yang mampu

Dari data yang sudah diinterpretasi dan dianalisis, maka disimpulkan bahwa karena pencipta lagu melihat generasi muda sudah mulai kehilangan rasa Nasionalisme, maka pencipta

[r]