Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
VITA RAHMAYANTI
103070029072
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGE:RI
SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Pembimbing I
Oleh: Vita Rahrnayanti
NIM: 103070029072
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
Nenen T ti Sumiati M. Si. Psi NIP. 150 300 679
FAKULTAS PSIKOLoc.;1
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H / 2008 M
Skripsi yang berjudul PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SAAT
MENJALANI KEHAMILAN telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah .Jakarta Pada tanggal 18 Februari 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pogram 1(S1) pada FakultasPsikologi.
j。ォ[セイエ。L@ 18 Februari 2008
Sidang Munaqasyah
Ketua Me gkap Anggota,
/
artati M. Si
938
. Anggota:
Dr . na Mutiah M. SI NIP. 150 227 469
Pembimbing I
M. Si
iii
Sekretaris Merangkap Aggota,
Penguji II
M. Si
Pembimbing II
<Dengan menye6ut nama .fl££.,Jtf{ yalijnf<stn niatmu
menempufi nasi6mu /zymanapun menuju
<Dengan menye6ut nama.fl.££)1.J{jafani fiitfupmu
6ufat/(ftn
エ・セ。エヲュオ@
Janaan pemafi ragu
Serafi/(ftnfafi fiitfup d'an matimu
ウ・イ。ヲゥセョ@palfa .fl.££)1.J{ semata
Serafi/(ftn <Du/(ft <;em6iramu .fl.gar <Damai Senantiasa J{atimu
PERJ ALANAN ribuan mil di mulai dengan satu
langkah
Pastikan langkah pertama itu adalah langkah
menuju KESUKSESAN (Lao - Tzu)
SERTA KAKAK dan ADIK-ADIKKU ·reRSAYANG
(C) Vita Rahmayanti
(El) Februari 2008
(D) Perbedaan Tingkat Kecemasan Saat Menjalani Kehamilan berdasarkan Usia lbu Hamil
(E) 78 Halaman+ Lampiran
Lahirnya si buah hati merupakan saat yang ditunggu-tunggu setiap orangtua, apalagi bagi pasangan muda yang sedang membangun bahtera rumah tangga, masa kehamilan adalah masa yang
menggembirakan. Sebagian masalah kesehatan adalah berkaitan dengan usia karena resiko mengalami masalah kesehatan akan meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Keharnilan itu sendiri memberikan arti emosional yang sangat besar bagi setiap wanita, Dimana banyak wanita yang belum siap akan keharnilannya justru menganggap kehamilannya itu sebagai suatu ujian berat baginya dan menimbulkan ketakutan- ketakutan tertentu. Ketakutan- ketakutan itu antara lain berupa kerisauan, kebingungan dan kecemasan. Kehamilan diusia muda termasuk kategori kehamilan beresiko tinggi. Dimana alat kandungan belum terbentuk sempurna, ukuran dan kekuatan rahim pun belum sempurna, jika kehamilan terjadi sebelum rahim kuat dan
sempurna maka kehamilan mudah terganggu. Dan gangguan kehamilan pada ibu muda usia dapat merugikan ibu dan anaknya. Selain itu mereka juga menghadapi banyak konflik dan kecemasan diantaranya
ketidakmandirian ekonomi, cemas karena orang-tua yang terlalu campur tangan dan cemas karena sikap suami yang kurang dewasa.
Sedangkan kehamilan pada orang yang usianya lebih tua, mereka telah mempunyai kondisi fisik yang baik dimana rahim dan alat-alat tubuh wanita sudah cukup kuat dan matang, sehingga rahim akan mampu menggendong bayi yang ada didalamnya. Kehamilan di usia yang lebih tua juga tidak luput dari perasaan cemas karena hampir setiap wanita yang benar-benar jujur terhadap diri sendiri akan mengaku bahwa pada dirinya sering timbul rasa takut dan cemas pada saiat mengandung. Kecemasan itu antara lain takut bayinya akan mati/ keguguran bahkan cacat. Kecemasan itu dikarenakan beberapa faktor diantaranya tekanan yang dialami ibu, sikap menolak untuk menjadi seorang ibu, rasa
bersalah, bingung dsb.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kecemasan saat menjalani kehamilan berdasarkan usia ibu hamil, Serta diharapkan dapat memberikan gambaran kecemasan yang dialami oleh
dengan rentang usia 18- 20 tahun dan kelompok ibu hamil dengan rentang usia 22-40 tahun. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. lnstrurnen pengumpulan data menggunakan skala likert. Dengan memberikan pernyatan- pernyataan (angket) yang berhubungan dengan kecemasan saat hamil. Setelah dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji -t diperoleh hasil t hitung sebesar 0,997 pada skala kecemasan saat hamil, sedangkan t tabel sebesar 2,042. karena t hitung lebih kecil dari t tabel maka hipotesa nol diterima dan hipotesa alternatif ditolak. Artinya, tidak ada
perbedaan tingkat kecemasan saat menjalani keharnilan berdasarkan usia ibu hamil. Jadi, dari penelitian ini menyarankan agar para wanita dapat merencanakan kehamilannya dengan ュ。エ。ョセQ@ agar wanita mendapatkan kesiapan baik fisik psikis dan materi yang cukup demi sang buah hati tercinta. Selain itu dengan adanya kesiapan dan
kematangan dalam emosi dan pikiran, para ibu hamil dapat memahami setiap fase/ permasalahan dalam proses kehamilan dengan selalu bersikap rasional.
(G) Bahan Bacaan: 34 buku (1978-2007) + 2 Skripsi + :2Laporan Peneltian dan 3 website.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang berkuasa atas semua yang berada di bumi maupun di langit, syukur yang tiada henti-hentinya atas segala nikmat yang telah diberikan dan atas kehendakNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, para pengikutnya yang tetap istiqomah. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat selesai tanpa adanya bimbingan dan dukungan yang penuh ketulusan dan keikhlasan, baik secara moril maupun materil dari semu13 pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima l<asih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Psikologi, lbu Hj. Ora. Netty Hartati, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah jakarta.
2. Bapak Ors Jaisy Prasodjo dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas bimbingan, serta nasehat yang diberikan kepada penulis.
3.
Seluruh dosen fakultas PsikologiUIN syarif Hidayatullah Jakarta yang selama ini telah membantu dan membimbing penulis, semoga ilmu yang telah diberikan dapat penulis manfaatkan dengan baik.4. Seluruh karyawan dan staff perpustakaan umum dan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan ー・イーオウエ。ォ。。ョMーQセイーオウエ。ォ。。ョ@ umum lainnya yang telah membantu penulis dalam mencari buku-buku yang diperlukan dalam skripsi ini.
5. lbu Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si, selaku ー・ュ「ゥュ「ゥョセQ@ I dan ibu Neneng Tati Sumyati,M.Si.psi, selaku pembimbing II, yang penulis horrnati dan sudah banyak meluangkan waktunya serta telah memberikan begitu banyak masukan saran, arahan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing dan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
6. Kedua orang tuaku Bapak Yasman dan lbu Yeti Yunarti yang telah membesarkan, merawat, dan mendidik penulis sampai saat ini, terima kasih atas segala cinta, kasih sayang, dukungan, semangat, bantuan dan pengorbanannya selama ini. Semoga semua yang teilah kalian berikan dapat penulis balas dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya, Amin. 7. Kakak dan kedua adik penulis yang tercinta. Hanky, Shely, dan adik
hadir dan rnenemani penulis di saat susah rnaupun senang. Terirna kasih atas kebersarnaan, keceriaan dan kesedihan yang telah kita lalui
bersama sernoga dapat menjadi sebuah kisah klasik untuk rnasa depan. 9. Sahabat, saudara-saudaraku, keluarga besar kelas B angkatan
2003
terima kasih atas segala senyurn, tawa, canda, tangis yang tercipta selama ini sernoga dapat menjadi suatu kenangan y1ang terindah.
10.
Untuk teman-teman angkatan2003
Fakultas Psikologi, kelas A, C, dan D. terima kasih telah menjadi bagian dalarn perjalanan hidup penulis, tetap semangat dalarn menempuh lembaran hidup yang baru dan selamat berjuang meraih rnasa depan cemerlang.11.
Untu Vivi, bowo, ira, eva, jazaa, Aniez, aida dll yang telah berbagi ilmu, saran, dan masukannya bagi kesempurnaan penulisan karya skripsi penulis.12.
Dokter lntan beserta para perawat di Rurnah Bersalin PANTI ASTUTI Jakarta terirna kasih telah rnemberikan kepercayaan dan kesempatan bagi penulis untuk rnelakukan penelitian diternpat tersebut.13.
Para ibu harnil yang telah meluangkan waktunya ba!li penulis untuk memperoleh data yang diinginkan.14.
Teman- teman "di gank pucung" terima kasih sudah menyernpatkan waktu di sela-sela kesibukannya demi mernbantu penulis rnendapatkan data yang diinginkan.Jakarta, Februari
2008
Penulis
Halaman Judul ... .
Halaman Persetujuan... .. . . . .. . . .. . .. . . . .. . . ii
Halaman Pengesahan... iii
Motto ... iv
Dedikasi ... v
Abstract... vi
Kata Pengantar ... viii
Daftar lsi... .. . .. . . .. . . .. . .. . . x
Daftar Tabel.. ... xiii
Daftar Gambar ... xiv
Daftar Lampiran... ... ... ... .. . ... ... . .. .. ... .... ... .. ... . ... ... . .. .... .. ... .. xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1-11
1.1. Latar Belakang Masalah .. ... ... ... ... ... .... ... ... ... ... ... . .. 11.2. ldentifikasi Masalah ... .. ... ... . 8
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 8
1.3.1. Pembatasan Masalah . ... ... ... ... 8
1.3.2. Perumusan Masalah ... ... ... ... 9
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . 9
1.4.1.Tujuan Penelitian... 9
1.4.2. Manfaat Penelitian. .... .. ... .... ... .... .. ... .. .. ... ... . .. 9
1.5. Sistematika Penulisan ... ... ... . .. . .. ... ... .. ... ... ... ... ... . 1 O BAB2 KAJIAN TEORI
12-45
2.1. Kecemasan .. ... . .. ... .. .. .... ... .... ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... ... . .. 122.1.1. Pengertian Kecemasan ... 12
2.2. Kehamilan ... 20
2.2.1. Pengertian Kehamilan ... 20
2.2.2. Perkembangan Kehamilan ... 21
2.2.3. Lama Kehamilan ... 23
2.2.4. Kehamilan yang Sehat .. ... ... ... ... ... . .. .. . .. . ... . . 23
2.2.5. Gangguan Kehamilan . ... ... ... ... .. . ... ... .. . . .. . . 24
2.2.6. Pandangan Islam Mengenai Kehamilan ... 26
2.3. lbu hamil ... 28
2.3.1. lbu Hamil dan Kehamilan ... 28
2.3.2. Usia Terbaik Untuk Hamil. ... 31
2.3.3. Angka Kematian lbu ... 32
2.3.4. Kehamilan Pada Remaja ... ... . .. . . ... . .. . .... 32
2.3.5. Kehamilan pada Dewasa ... 38
2.4. Kerangka Berpikir ... 41
2.5. Hipotesis ... 44
BAB3 METODOLOGI PENELITIAN 47-58 3.1. Jen is Penelitian ... 46
3.1.1. Pendekatan Dan Metode Penelitian ... 46
3.1.2. Definisi variabel dan Operasional variabel .... 46
3.2. Pengambilan Sampel ... 48
3.2.1. Populasi dan Sampel ... 48
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel. ... 49
3.3. Pengumpulan Data ... . .. .. ... . .. . .. . . .. . .. .. ... . .. ... . .. . ... ... ... . 50
3.3.1. Metode dan lnstrurnen Penelitian ... 50
3.3.2. Teknik Uji lnstrumen ... 51
BAB4
PRESENTASI DAN ANALISA DATA 59-724.1. Gamba ran Umum Subjek Penelitian .. ... .. . .. . .. . .. . ... 59
4.2. Uji Persyaratan ... 62
4.2.1. Uji Normalitas ... 62
4.2.2. Uji Homogenitas ... 63
4.3. Hasil Utama Penelitian ... 64
4.3.1 Tingkatan kecemasan saat menjalani kehamilan . . . .. . . 64
4.3.2 Perbedaan tingkat kecema:san saat menjalani kehamilan ... 67
4.4. Hasil Penelitian Tambahan ... 69
BABS
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 73-78 5.1. Kesimpulan ... 735.2. Diskusi ... 73
5.3. Saran ... 77
DAFTAR PUST AKA... 79-81 LAMPI RAN
3.2. Blue print skala kecemasan saat menjalani kehamilan .. ... ... .. .. .. 53 3.3. Kaidah Reliabilitas Guilford ... 55 4.1. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia
Kehamilan ... 59 4.2. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkari urutan
Kehamilan ... 60 4.3. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkari waktu
konsultasi ... 60 4.4. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan daerah tempat
tinggal ... 61 4.5. Tabel Uji Normalitas ... 63 4.6. Tabel Uji Homogenitas ... 64 4.7. Tabel Tingkat Kecemasan Saat Menjalani Kehamilan Pada lbu
Hamil yang mengkonsultasikan kehamilannya di Rumah Bersalin PANTI ASTUTI Jakarta ... 65 4.8. Tabel Tingkat Kecemasan saat menjalani kehamUan pada usia ibu
hamil 18-20 tahun ... 66 4.9. Tabel Tingkat Kecemasan saat menjalani kehamilan pada usia ibu
hamil 22-40 tahun ... 66 4.10. Group Statistics ... 67 4.11. T-Test Independent Samples Test ... 68 4.12. Tabel kecemasan ibu hamil usia 18-20 tahun berclasarkan usia
kehamilan ... 69 4.13. Tabel kecemasan ibu hamil:usia 22-40tahun berclasarkan usia
kehamilan ... 69 4.14. Tabel kecemasan ibu hamil usia 18-20 tahun berclasarkan jumlah
kehamilan ... 70 4.15. Tabel kecemasan ibu hamil usia 22-40 tahun berclasarkan jumlah
kehamilan ... 70 4.16. Tabel kecemasan ibu hamil usia 18-20 tahun berclasarkan waktu
konsultasi. ... 71 4.17. Tabel kecemasan ibu hamil usia 20-40 tahun berclasarkan waktu
konsultasi ... 72
[image:13.595.29.441.121.592.2]2.1 Kerangka Berfikir ... 45
Lampiran 1 : Form concern
Lampiran
2
:
Lembar pernyataan kecemasan saat menjalani kehamilanLampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
try out
: Lembar pernyataan kecemasan saat menjalani kehamilan
Reliabilitas Skala Kecemasan saat menjalani kehamilan
Data mentah kelompok try out
: Data mentah kelompok penelitian
: Surat lzin Penelitian
: Surat Kesediaan Pemberian lzin Penelitian
: Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Lahirnya si buah hati merupakan kebahagiaan yang sangat di tunggu-tunggu
setiap orang-tua, Apalagi bagi pasangan muda yang sedang membangun
bahtera rumah tangga, masa kehamilan adalah masa yang menggembirakan.
Handrawan Nadesul (1999:1) berpendapat bahwa Semua wanita yang sudah
haid mungkin bisa hamil, karena dengan haid berarti ia sudah menghasilkan
sel telur. Sel telur itulah yang nantinya menjadi calon bayi. Namun, tidak
semua wanita yang sudah haid layak untuk menikah. Ada Undang- undang
Perkawinan yang mengatur agar perkawinan tidak berlangsung pada usia
muda. Menurut ilmu kedokteran, perkawinan pada usia muda pun tidak
menyehatkan. Tidak hanya bagi pihak istri, tetapi juga tidak sehat bagi pihak
suami.
Menurut Kartini-Kartono (1992:86-87) Kehamilan dan ォエセャ。ィゥイ。ョ@ bayi pada
umumnya memberikan arti emosional yang sangat besar pada setiap wanita.
Kehamilan bagi seorang calon ibu seringkali menimbulkan kecemasan.
Selain siap jasmani, ibu hamil juga perlu siap mental. lbu harus sudah siap
membesarkan anaknya, dikhawatirkan pertumbuhan anaknya tidal< mencapai
puncak. Badannya kecil dan kurang gizi. Anak lemah dan menjadi sering
jatuh sakit atau cedera. Banyak wanita yang belum siap akan kehamilannya
justru menganggap kehamilannya itu sebagai suatu ujian berat baginya dan
menimbulkan ketakutan- ketakutan tertentu. Kehamilannya tersebut menurut
mereka mengandung resiko mempertaruhkan jiwa dan raga khususnya pada
saat melahirkan bayi yang merupakan perjuangan berat bagi setiap wanita
yang tidak luput dari rasa ketakutan dan kesakitan. Ketakutan itu antara lain
berupa kerisauan yang disebabkan kelelahan dan kesakitan jasmaniah.
Kebingungan akan kecemasan karena tidak mendapatkan support emosional
dari suami dan keluarga.
Menurut Curtis (1999:3} Sebagian masalah kesehatan adalah berkaitan
dengan usia, karena resiko mengalami masalah kesehatan akan meningkat
sejalan dengan peningkatan usia. Hamil yang sehat ini dianjurkan paling
muda pada umur 20 tahun, karena pada umur 20 tahun alat kandungan dan
penyangganya sudah cukup matang. Namun, hamil terakhir sebaiknya tidak
melebihi umur 34 tahun (Handrawan Nadesul, 1999:2).
Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari. Indra N.C.Anwar, Dr.Sp.CG.,
seorang manager Klinik kesuburan Morula, RS Bunda Jakarta Bahwa
Usia yang disinyalir rawan untuk hamil adalah usia ケ。ョAセ@ kurang atau lebih
dari rentang usia reproduksi sehat. Usia yang dianggap beresiko bagi
kehamilan adalah di bawah 18 dan di atas 30 tahun. Angka tersebut
dicanangkan lebih sebagai ancar- ancar bahwa kemampuan organ
reproduksi wanita di usia tersebut belum sempurna dan mulai menurun. Bisa
dikatakan, dibawah usia 20 tahun adalah merupakan fase menunda
kehamilan. Usia 20 tahunan adalah fase menjalankan k.ehamilan sedangkan
usia diatas 30 tahun dianggap fase untuk menghentikan kehamilan. ltu berarti
bahwa sebelum berumur 20 tahun sebaiknya tidak menikah dulu. Kalaupun
terlanjur menikah, sebaiknya tidak langsung hamil dulu. Tunda kehamilan
sampai umur layak untuk hamil (www.Mail-Arc/1ive.com).
Menurut Handrawan Nadesul (1999:1-2} Semasa gadis remaja, alat
kandungan belum terbentuk sempurna. Ukuran dan kekuatan rahim pun
belum sempurna. Demikian pula dengan alat-alat yang melengkapi rahim.
Otot-otot rahim, otot dan tali penggantung rahim, fungsi hormon rahim, dan
fungsi hormon indung telur belum sempurna. Jika kehamilan terjadi sebelum
rahim kuat dan sempurna maka kehamilan mudah terganggu. Bayi dalam
kandungan si ibu kurang terlindung. Gangguan kehamilan pada ibu muda
usia dapat merugikan ibu maupun anaknya. Selain itu wanita yang hamil
terlalu muda menjadi lemah pada hari tuanya. Alat kanclungannya lebih
Dalam Penelitian sebelumnya yang berjudul "Kecemasan Remaja Putri Yang
Menikah di Usia Muda Karena Kehamilan Pranikah" yang dilakukan oleh
Henny E. Wirawan menjelaskan bahwa remaja putri yang mengalami kehamilan pranikah menghadapi banyak konflik dan kecemasan akan
ketidakmandirian ekonomi, kecemasan karena orang-tua yang terlalu campur
tangan dalam rumah-tangga, kecemasan karena sikap suami yang kurang
dewasa, dan kecemasan akan masa depan mereka (www. Psikologi-untar.com).
Sedangkan kehamilan pada ibu hamil yang usianya lebih tua, mereka telah
mempunyai kondisi yang baik seperti yang dijelaskan cileh Handrawan
Nadesul (1991:1-2) bahwa Kehamilan yang sehat mernerlukan tubuh yang
sehat. Untuk mendapat kehamilan yang baik, alat-alat tubuh wanita
sebaiknya sudah cukup matang. Rahimnya sudah cukup kuat dan besamya
pun sudah penuh. Dengan demikian rahim akan mampu menggendong bayi
di dalamnya. Namun, kehamilan juga tidak boleh terjadi pada usia yang
terlalu tua. Hamil setelah berumur 35 tahun juga tidak sehat. Alat kandungan
sudah mulai lemah, dan ini dapat merugikan ibu maupun anak yang
dikandungnya. Kemungkinan dapat membuahkan anak yang tidak sehat.
Menurut Curtis (1999:3) Wanita berusia 30-an juga mungkin agak mengalami
kualitas sel telur dalam ovariumnya. kebanyakan wanita yang hamil pada
usianya yang ke-30 atau 40-an berada dalam kondisi yang sangat sehat.
Seorang wanita yang mempunyai kondisi fisik baik, yang telah menjalani
olahraga secara teratur biasanya dapat melewati kehamilannya semudah
seperti wanita berusia 15 sampai 20 tahun lebih muda clari mereka.
Pada usia 35 tahun, seorang wanita mempunyai kemurigkinan 5
%
untukmelahirkan seorang bayi dengan kelainan kromosom(Curtis, 1999:4). Hal ini
mengakibatkan munculnya penyakit atau kelainan meclis pada anak. Conteh
yang banyak dikenal adalah Down's Syndrome, yang terjadi ketika embrio mewarisi sebuah kromosom ekstra, sehingga ia memiliki 47 kromosom,
bukan 46 kromosom seperti yang seharusnya Hcィ。イャゥウNセAPPUZUSIN@
Kehamilan di usia yang lebih tua juga tidak luput dari peirasaan cemas
karena, Hampir setiap wanita yang benar-benar bersikap jujur terhadap diri
sendiri akan mengaku, bahwa pada dirinya sering timbul rasa ketakutan dan
kecemasan pada saat ia mengandung dan melahirkan anaknya
(Kartini-kartono, 1992:86).
Menurut Hurlock (1999:44) bahaya psikologis yang dihubungkan dengan
periode pranatal berupa tekanan yang dialami ibu, yaitu keadaan emosi yang
tidal< rnenghendaki kehadiran anak karena adanya kesulitan dalarn hal
keuangan atau karena kelahiran anak yang rnengganggu program pendidikan
dan pekerjaan; atau bahkan karena adanya gangguan fisik yang berat dan
lebih parah lagi adalah ketakutan ibu rnenghadapi saat kelahiran bayinya
diantaranya rnati atau keguguran atau bahkan イョ・ョァ。ィセュゥ@ cacat jasmani.
Sedangkan rnenurut Kartini-kartono (1992: 86-87) rnenjelaskan jil<a seorang
wanita yang tengah hamil itu adalah seseorang yang tmbiasa mencela diri
sendiri, atau suka menyalahkan diri sendiri maka pada umumnya ia akan
mengembangkan perasaan-perasaan berdosa sehubungan dengan
kandungannya dan setiap saat ia akan merasakan ketakutan dan
kecemasan. Perasaan-perasaan sedemikian ini akan rnenjadi sangat kuat
apabila dalarn lubuk hatinya sebenarnya menolak untuk menjadi ibu. Dan
dengan dernikian ia juga menolak keharnilannya. Selain itu adanya rasa
bersalah, rasa berdosa, kebingungan, serta kecemasan yang khronis sering
membuat wanita-wanita yang sedang ham
ii
menelan obat-obatan penenangatau obat bius dalam jurnlah banyak untuk melupakan kepedihan, dan
menghilangkan kerisauan hatinya. Kehamilan dapat mienjadi penambah
beban penderitaan batin seorang wanita apabila ia terlampau berhati-hati dan
terlalu menuntut kesempumaan (cermat). maka ia mengembangkan sikap
ketelitian yang berlebihan, terlalu pemilih dan terlampau peka (oversensitive)
Perubahan yang dialami oleh seorang wanita saat ia hamil berupa perubahan
dalam segi fisik dan mentalnya. Dari segi fisik mungkin dapat terlihat dari
bentuk tubuh wanita tersebut seperti berat badan yang meningkat dan perut
yang membesar. Tapi dari segi mental dapat dilihat dari perilaku ibu hamil
tersebut yang terkadang menunjukkan tanda-tanda kecemasan. Menurut
Sutardjo.A. Wiramiharjo (2005:67) yang disebut cemas adalah suatu keadaan
perasaan, dimana individu merasa lemah sehingga tidak berani dan mampu
untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan yang
seharusnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kecemasan saat hamil dirasakan oleh setiap
ibu hamil walaupun dengan tingkat kecemasan yang bmbeda-beda
tergantung dengan pemahaman si ibu dalam menjalani kehamilannya.
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan yang dirasakan oleh
para ibu hamil berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk
membuat penelitian skripsi yang berjudul "PERBEDAAN TINGKAT
KECEMASAN SAAT MENJALANI KEHAMILAN BERDASARKAN USIA IBU
1.2 ldentifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang hendak di teliti dapat di
identifikasikan sebagai berikut:
a. Apakah ada perbedaan tingkat kecemasan saat ュQセョェ。ャ。ョゥ@ kehamilan
berdasarkan usia ibu hamil?
b. Apakah yang menyebabkan para ibu hamil merasa cemas akan
kehamilannya?
c. Bagaimanakah cara mengatasi kecemasan bagi ibu hamil?
d. Apakah dampak kecemasan bagi kehamilan ibu?
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1 Pembatasan Masalah
1.
Tingkat kecemasan saat menjalani kehamilan yang dimaksud penulis disiniadalah tingkatan mengenai seberapa besar ketakut:an/kekhawatiran
seseorang saat menjalani masa dimana seorang wanita membawa janin
atau jabang bayi di dalam perut atau tubuhnya. Yang dapat
dimanifestasikan kedalam empat komponen yaitu kognitif, afektif, motorik
dan somatik.
2. Usia ibu hamil yang dimaksud penulis disini adalah usia bagi seorang
wanita yang sedang dalam keadaan hamil yang dibagi menjadi dua
kelornpok ibu harnil yang usianya 22-40 tahun yang rnerneriksakan
kandungannya di Rumah Bersalin PANTI ASTUTI Jakarta setiap hari
rabu.
1.3.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rnaka peneliti rnerurnuskan rnasalah
penelitian yaitu "apakah ada perbedaan tingkat kecemasan saat menjalani
keharnilan berdasarkan usia ibu hamil?"
1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Dengan rnengacu pada latar belakang dan perumusan rnasalah diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah ingin rnengetahui apakah terdapat perbedaan
tingkat kecernasan saat rnenjalani keharnilan berdasarlcan usia ibu hamil.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengernbangan teori-teori psikologi. Terutama yang berkaitan dengan
psikologi perkembangan tentang perbedaan tingkat kecernasan saat
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membe!rikan masukan bagi
pasangan suami-istri dan ibu hamil itu sendiri tentang perlunya kesiapan saat
menjalani kehamilan.
1.5 Sistematika penulisan
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, penulis rnembagi dalam lima
bab dengan sistematika berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, identifikasi
masalah, pembatasan dan perumusan masallah, tujuan dan
manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB 2 : KAJIAN TEORI
memuat teori- teori mengenai kecemasan, ォエセィ。ュゥャ。ョL@ ibu hamil
dan kerangka berfikir. Dengan beberapa sub bahasan meliputi
pengertian kecemasan, komponen kecemasan, macam- macam
dan tingkatan kecemasan, serta neurosa cernas. Untuk kehamilan
sub bahasannya antara lain pengertian, serta lamanya kehamilan
,perkembangan kehamilan serta pandangan Islam dan mitos
adalah usia terbaik ibu, angka kematian ibu beserta penjelasan
tentang kehamilan pada orang dewasa dan n9maja.
BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini penulis menjelaskan mengenai jenis penelitian,
Pengambilan Sampel, Pengumpulan data, teknik analisa data.
BAB 4: PRESENTASI dan ANALISA DATA
Berisikan tentang hasil penelitian yaitu gambaran subjek penelitian,
analisis data, meliputi gambaran umum subjek penelitian, uji
persyaratan dan hasil utama penelitian.
BAB 5: KESIMPULAN DISKUSI dan SARAN
Kesimpulan yang mengemukakan uraian tentang pemyataan
mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas tujuan dan
2.1 Kecemasan
2.1.1 Pengertian Kecemasan
Sebagian besar dari kita merasa cemas dan tegang dalam menghadapi
situasi yang mengancam dan menekan. Perasaan semacam ttu merupakan
reaksi normal terhadap stres. Menurut Sutardjo.A. Wiramiharjo (2005:67)
kecemasan dianggap abnormal bila terjadi dalam situasi yang oleh
kebanyakan orang dapat diatasi dengan mudah.
Menurut Zakiah Daradjat (1985:27) "Kecemasan adala/1 manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (Frustrasi) dan pertentangan batin (konflik)".
Menurut Chaplin ( 2005: 32 ) Kecemasan atau anxiety adalah:
Perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai
masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut, rasa takut
atau kekhawatiran kronis pada tingkat yang ringan, kek:hawatiran atau
ketakutan yang kuat dan meluap-luap, satu dorongan sekunder mencakup
suatu reaksi penghindaran yang dipelajari.
Menurut Atkinson ( 1996, 212) Kecemasan adalah
Emosi tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti
kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang ォ。、。ョセQMォ。、。ョァ@ kita alami
dalam tingkah laku berbeda-beda. Segala bentuk situasi yang mengancam
kesejahteraan organisme seperti ancaman fisik, ancam:an terhadap harga diri
dan tekanan untuk melakukan sesuatu diluar kemampuan dapat
menimbulkan kecemasan.
Kartini kartono (2003) menyatakan bahwa "kecemasan ia/ah semacam
kegelisahan-kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas, yang difus atau baur".
Menurut Kartini Kartono ( 2003: 24 ) anxiety ( kegelisahan, kecemasan,
kekhawatiran ) adalah kecemasan, kekhawatiran yang l<Urang jelas atau tidak
berdasar.
Menurut Minirth (2003:65) "Kecemasan adalah gangguan bagi kedamaian pikiran kita. Kecemasan adalah salah satu komponen kegelisahan,
Menurut Sutardjo.A. Wiramiharjo (2005:67) "yang disebut cemas adalah suatu keadaan perasaan, dimana individu merasa /emah sehingga tidak berani dan mampu untuk bersikap dan bertindak secara· rasional sesuai dengan yang seharusnya".
Menurut Stuart ( dalam laporan penelitian, Mardiyah dkk, 2002: 5)
kecemasan ( anxiety ) berasal dari kata Yunani yang berarti menekan atau
menindas istilah latin anxious yang mengandung arti Bォeセウ・ューゥエ。ョ@ atau keterbatasan "dan biasanya berhubungan dengan keticlaknyamanan.
Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi yang mempunyai peran
utama dalam proses penyesuaian individu yaitu sebagai suatu indikator
respon terhadap stres sebagai suatu tanda untuk menghadapi stres
selanjutnya (Mardhiyah, 2002, 5).
Kecemasan merupakan suatu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan
sehari-hari yang menggambarkan keadaan khawatir, ge1lisah, takut, dan tidak
tentram dan disertai gangguan fisik (Komariah dkk, 2004:5 ).
Sedangkan menurut Jersild ( Somantri, 2005: 30 ) mendefinisikan
kecemasan sebagai keadaan pikiran yang tidak menyenangkan sehubungan
Atkinson (
1996: 219)
menyatakan orang mengalami ォQセ」・ュ。ウ。ョ@ bilamenghadapi Situasi yang tampak diluar kendali mereka, perasaan tidak
berdaya dan tidak mampu mengendalikan apa yang terjadi merupakan pokok
dari sebagian besar teori kecemasan. Menurut teori belajar sosial, orang
menjadi cemas apabila dihadapkan pada stimulus yang menyakitkan atau
yang hanya dapat mereka kendalikan melalui penginderaan. Meskipun rasa
cemas berkembang dari rasa takut dan khawatir, namun dalam berbagai segi
berbeda-beda satu sama lain. Rasa cemas bersifat lebih samar-samar
dibandingkan dengan rasa takut. Tidak seperti rasa takut, rasa cemas tidak
disebabkan oleh situasi yang nyata, tetapi oleh situasi yang dibayangkan.
Kecemasan bergantung pada kemampuan ュ・ュ「。ケ。ョセQォ。ョ@ sesuatu yang
tidak tertampung di depan mata, rasa cemas sering kali dijumpai pada masa
sekolah awal dan cenderung meningkat pada masa kanak-kanak, terutama
dari kelas empat sampai kelas enam sekolah dasar. Pada masa puber rasa
cemas tidak berkurang tetapi menjadi semakin kuat.
Menurut Hurlock (
1996: 221 )
Rasa cemas ialah keadaan mental yang tidakenak berkenaan dengan sakit yang mengancam atau yang dibayangkan.
Yang ditandai oleh kekhawatiran, ketidakenakan dan p1arasaan yang tidak
baik yang tidak dapat dihindari oleh seseorang; disertai dengan perasaan
tidak berdaya karena merasa menemui jalan buntu; dan disertai pula dengan
Rasa cemas berkembang melalui suatu periode rasa khawatir yang kuat dan
sering sehingga melemahkan kepercayaan pada diri sendiri dan
menimbulkan perasaan tidak mampu, dan rasa cemas juga berkembang
karena penularan. Jika mereka sebelumnya telah menderita rasa cemas,
hubungan dengan orang yang cemas cenderung meningkatkan kecemasan.
Rasa cemas mempunyai bentuk . Dalam bentuk yang leibih lunak, rasa
cemas mungkin diekspresikan dalam perilaku yang mudah dikenal, seperti murung, gugup, mudah tersinggung, tidur yang tidak nyenyak, cepat marah,
dan kepekaan yang luar biasa terhadap perkataan atau perbuatan orang lain.
Anak-anak yang merasa cemas tidak bahagia karena merasa tidak tentram.
Sedangkan dalam bentuk yang kuat, rasa cemas mungkin tidak mudah
dikenali karena sebagian besar di antaranya dilakukan :secara tak sadar, dan
anak-anak itu secara tidak sadar juga membuat diri mereka dan orang lain
tidak mengetahui keadaan cemas mereka.
Jadi, kecemasan adalah suatu keadaan perasaan yang terjadi ketika
seseorang mengalami tekanan perasaan sehingga menimbulkan
kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu.
2.1.2 Komponen Kecemasan
menurut Sue (dalam skripsi, Anita,
2006:
34-35), Biasanya individu yangtetapi dari observasi yang dilakukan dapat disirnpulkan bahwa individu
tersebut rnengalarni kecernasan. Kecernasan dapat dimanifestasikan ke
dalarn ernpat kornponen, yaitu:
1. Secara kognitif (pikiran)
Dapat bervariasi, dari rasa khawatir yang ringan sampai panik. lndividu
terus mengkhawatirkan segala macam masalah yang mungkin terjadi dan
sulit sekali untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan, dan ia juga
akan rnengalami kesulitan tidur (insomnia).
2. Secara afektif (perasaan)
lndividu tidak dapat tenang dan mudah tersinggung, sehingga
memungkinkannya untuk terkena depresi.
3. Secara motorik (gerak tubuh)
Seperti gernetar sarnpai dengan goncangan tubuh yang berat. lndividu
seringkali gugup dan mengalami kesukaran dalarn berbicara.
4. Secara somatik (dalam reaksi fisik atau biologis)
Dapat berupa gangguan pernapasan atau gangguan pada anggota tubuh
seperti jantung berdebar, berkeringat, tekanan darah tinggi dan gangguan
pencernaan, serta kelelahan badan seperti pingsan.
2.1.3 Macarn- macam Kecemasan
Di dalarn buku Psikologi Sosial 3 Gangguan-gangguan Kejiwaan, Dr Kartini
1. Kecemasan Neurotis
Erat berkaitan dengan mekanisme-mekanisme pelarian diri dan
pembelaan diri yang negatif; banyak disebabkan oleh perasaan-perasaan
bersalah dan berdosa, serta konflik-konflik emosionali yang serius dan
kronis berkesinambungan, frustrasi-frustrasi, dan ォ・エエセァ。ョァ。ョMォ・エ・ァ。ョァ。ョ@
batin. Untuk mengatasi kecemasan neurotis ini biasanya orang seringkali
menggunakan obat penenang: Librium dan valium.
2. Kecemasan Psikotis
Kecemasan karena merasa terancam hidupnya, dan kacau balau,
ditambah kebingungan yang hebat disebabkan oleh depersonalisasi dan
disorganisasi psikis. Apabila sifatnya serius, kronis dan berkesinambungan
terus menerus, kecemasan itu bisa menjadi keadaan panik dan
kecemasan-kecemasan hebat bisa menyebabkan kerusakan pada
fungsi-fungsi fisik misalnya berubah menjadi penyakit lambung, tekanan darah
tinggi, asma, juga kerusakan-kerusakan pada fungsi psikis lainnya.
2.1.4 Nerusa Cemas
Menurut Maramis (2004:258) kecemasan tidak terikat pada suatu benda atau
keadaan akan tetapi mengambang bebas. Gejala-gejalanya antara lain:
1. Gejala-gejala (komponen) somatic, mungkin berupa l<epala enteng seperti
mengambang, dan lekas lelah
3. Gejala-gejala psikologik mungkin timbul sebagai rasa was-was, khawatir
akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangl<an, tegang terus-menerus dan
tal< mampu berlal<u santai.
2.1.5 Tingkatan Kecemasan
Menurut Stuart dan Sundeen (dalam laporan penelitian Ai Mardhiyah,
2002:17) mengidentifikasi empat tingkat l<ecemasan dan gambaran efel< dari
tiap tingkat yaitu:
1.
Cemas RinganBerhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan individu menjadi waspada dan menin9katkan lahan
persepsinya. Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan serta kreatifitas serta dapat memecahl<an masalah secara
efel<tif.
2. Cemas sedang
Dimana individu memusatkan pada hal yang ー・ョエゥョセQ@ dan
mengesampingkan yang lain sehingga individu mengalami perhatian yang
selektif namun melakukan sesuatu secara terarah.
3. Cemas berat
Kecemasan ini mengurangi lahan persepsi individu, indivudu cenderung
untuk memusatkan sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak berfil<ir
orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk memusatkan pada
suatu area lain.
4. Panik
Tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah,
ketakutan dan error, karena mengalami kehilangan k·endali, individu yang
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan,
dengan panik terjadi peningkatan aktifitas motorik, menurunnya
kemampuan berhubungan dengan individu yang lain, persepsi
menyimpang dan kehilangan pemikiran rasional.
2.2 Kehamilan
2.2.1
Pengertian KehamilanAmir Achsin (2003:104) menyatakan bahwa "Kata hamil berasal dari bahasa Arab, yakni diambil dari kata kerja hamala yang berarti "membawa".
Pelal<unya di sebut hamil. Karena itu, perempuan yang sedang membawa janin di dalam rahimnya di sebut hamil".
Menurut Aisyah Dahlan (1978:23) "Kehamilan adalah dfbuahinya telur wanita yang matang o/eh sperma /aki-/aki". Telur yang sudah di buahi ini (sudah bersatu dengan sperma) bergerak melalui saluran (tuba fallopi) menuju
lapisan-lapisan otot yang tebal dan kuat. Jika datang saatnya bayi akan keluar. Maka
otot-otot tadi akan mengkerut-kerut sehingga dapat mendorong bayi keluar.
Jadi, kehamilan merupakan suatu keajaiban dalam rahirn seorang wanita
yang tanpa disadari oleh seorang wanita, di mana di dalam tubuhnya telah
terjadi proses untuk membentuk manusia baru. Dengan segala derita dan
kesabaran seorang wanita menerima kehamilan, dengain lika-liku prosesnya
selama berbulan- bulan.
2.2.2. Perkembangan Kehamilan
Menurut Hendrawan Nadesul (1999:6) perkembangan kehamilan dibagi
menjadi tiga tahap yaitu:
1. Masa tiga bulan pertama
Selain haid tidak datang, kehamilan
12
minggu pertarna disertai dengantanda dan keluhan. Biasanya ibu kurang selera makan,timbul rasa
mual-mual dan muntah. Pada rnasa ini ibu juga lebih sering buang air seni, berat
badan bertambah, dan payudara rnembesar. Kadang si ibu juga
rnengalami sembelit, sebab ada gangguan hormonal.
2. Masa Keharnilan 3-6 bulan
Selain tanda di atas, mungkin tirnbul bercak kecoklata1n pada kulit dahi,
hidung dan pipi. Sebagian ibu mengalami gusi bengkak. Ada juga ibu yang
mengalarni pelebaran urat-urat pembuluh balik di kernaluan, belakang
3. Masa kehamilan 6 bulan ke atas
lbu merasakan adanya gerakan anak di perutnya. Dokter atau bidan yang
memeriksa mendengar bunyi jantung anak. Jka perut ibu di foto roentgen,
akan tampak tulang belulang di janinnya. Bila di-USG (Ultrasonografi) ibu
akan melihat bentuk, besar anak selain kemungkinan adanya kecacatan.
Jenis kelamin tampak setelah kehamilan berusia 6 bulan.
Sedangkan menurut Santrock (2002:105) perkembangan kehamilan
(perkembangan pra kelahiran) umumnya dibagi ke dalarn tiga periode utama,
yaitu:
1. Periode Germinal
Yaitu periode perkembangan prakelahiran yang berlangsung pada 2
minggu pertama setelah pembuahan. Hal ini meliputi penciptaan zigot,
dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding
kandungan.
2. Periode Embrionis
Yaitu periode perkembangan pra kelahiran yang terjadi 2 hingga 8 minggu
setelah pembuahan. Selama periode embrionis, angka pemisahan sel
meningkat, system bagi dukungan sel terbentuk, dan organ-organ mulai
3. Periode Fetal
Yaitu periode perkembangan prakelahiran yang dirnulai 2 bulan setelah
pembuahan dan pada umumnya berlangsung selamE1 7 bulan.
Pertumbuhan dan perkembangan melanjutkan rangkaian drarnatisnya
selama periode ini.
2.2.5 Lama Kehamilan
Menurut Schiffmann (1991:130) lama kehamilan 「・イャ。ョセゥウオョァ@ selama sekitar
sembilan bulan, yaitu sekitar tiga puluh enam sampai ernpat puluh minggu
dihitung sejak awal haid terakhir. Bayi disebut prematur bila lahir sebelum minggu ketigapuluh enam. Bayi yang lahir setelah ュゥョqAセu@ keempat puluh
disebut Pasca-matur, Bayi yang terlalu kecil bila dibandingkan dengan lamanya kehamilan disebut dismatur.
22.6 Kehamilan yang sehat
Menurut Hendrawan nadesul (1999:3), kehamilan yang sehat adalah:
1. Hamil sewaktu berumur antara 20-34 tahun.
2.Jarak antara dua anak lebih dari 2 tahun.
3. Jurnlah anak tidak lebih dari 2 orang.
Menurut Abu Syadi (1995:93) Seorang wanita yang hamil wajib
memperhatikan kesehatan dirinya selama hamil. Hal itu dapat dilakukan
dengan memperhatikan makanan yang dibutuhkan bagi diri dan janin yang
dikandungnya
2.2.7 Gangguan kehamilan
Gangguan kehamilan dapat terjadi kapan saja. Mungkin ketika kehamilan
masih muda. Atau kehamilan mulai menua. Bahkan pada saat menjelang
persalinan. Gangguan kehamilan pun bermacam-macam. Ada yang ringan
dan boleh diabaikan, namun adapula yang berat dan ュQセュ「。ィ。ケ。ャ\。ョ@
l<eselamatan ibu dan anak (Hendrawan nadesul, 1999:2:2).
Handrawan Nadesul (1999:6-8) menjelaskan bahwa tidak semua ibu hamil
mengalarni gangguan l<ehamilan yang sama. Ada !bu yang terganggu, ada
juga yang tidak begitu terganggu. Kaki bengkak, wajah bengkak, gangguan
kulit, dan gangguan rongga rnulut. Mual dan muntah akan mereda setelah
kehamilan 3 bulan. Namun, semakin hari perut makin membuncit. Payudara
bertambah kencang dan membesar,dan adakalanya keluar titik-titik air susu.
Membuncitnya perut sesuai dengan bertambahnya umur kehamilan,
kemungkinan kehamilannya tidak sehat. Mungkin terlarnpau banyak cairan
hamil sejati, melainkan terbentuk tumor kandungan atau kehamilan dengan
tumor kandungan.
Tanda-tanda gangguan kehamilan yang perlu diwaspadai menurut
Handrawan Nadesul (1999:23-27) yaitu:
1. Muntah- muntah lebih dari 7 kali sehari, keadaan ibu lemah, tidak selera
makan, berat badan turun, dan nyeri ulu hati. Semakin hari
muntah-muntahnya semakin hebat sehingga ibu hamil dapat mengalami
kekurangan cairan yang dapat berakibat buruk bagi dirinya sendiri maupun
bagi anak yang dikandungnya.
2. Setelah kehamilan berumur 5 bulan, ibu tidak merasakan gerakan anak
atau gerakan anak tak terasakan lagi. Keadaan ini menunjukkan
kemungkinan anak sudah mati dalam kandungan. B:ayi yang sudah mati
dalm kandungan harus dikeluarkan, karena bayi mati dapat mengganggu
ibu. Jika tidak dikeluarkan, bayi akan mengering dan tertahan lama di
dalam rahim ibunya. Perut ibu mengempis sendiri.
3. Berat badan ibu naik secara berlebihan (lebih dari 1 Kg dalam seminggu);
mata kaki dan tungkai membengkak; tekanan dar:ah naik; air seni keruh;
nyeri kepala; penglihatan berkunang-kunang.
4. lbu hamil sering berdebar-debar, sesak napas, dan lekas lelah.
5. lbu hamil menunjukkan tanda- tanda kurang darah seperti ibu hamil
lemas, dan mudah lelah. Jika sudah berat, dapat tirnbul keluhan sesak
napas juga. Jantung berdebar- debar terus.
6. lbu hamil terserang demam tinggi atau demam lebih clari 3 hari. Keadaan
ini tidak boleh dibiarkan. Kernungkinan sedang ada pimyakit infeksi dalam
kehamilan.
7. lbu hamil mengalarni kejang-kejang. Keadaan kejang berarti ada penyakit
yang berat. Kernungkinan mernbahayakan ibu sendiri. Jika penyebabnya
keracunan, keharnilan akan mernbahayakan anak yang dikandungnya
JUga.
8. lbu hamil mengeluarkan darah dan lendir dari kernaluan; disertai
mulas-mulas, tirnbul pada kehamilan kurang clari 28 rninggu. lnilah tanda-tanda
munculnya keguguran kandungan.
2.2.8 Pandangan Islam Mengenai kehamilan
Amir Achsin (2003:104-105) memberikan penjelasan bahwasanya Keharnilan
dalam pandangan Al-Qur'an merupakan tugas kemanusiaan yang sangat
berat dan ini diapresiasikan dalamAl-Qur'an
QS. Al- Ahqaf,46:15.
Penggambaran itu menunjukkan bahwa kehamilan merupakan tugas yang sangat berat. Penggambaran itu merupakan peringatan kepada manusia (laki-laki dan perempuan) agar memuliakan dan menghe>rmati ibu yang telah mengandung dan melahirkannya ke dunia. Kehamilan, tierutama yang
beresiko berat, menyebabkan seseorang terlepas dari k19wajiban
menjalankan ajaran agama, seperti puasa dan haji. Pemmpuan hamil boleh tidak melakukan puasa wajib pada bulan ramadhan jika merasa berat dan kesulitan untuk itu, dan baginya kewajiban untuk menggantikan puasa yang tertunda itu pada hari-hari lain. Demikian pula dengan haji, perempuan hamil dapat menunda keberangkatan, dan melakukannya pada tahun-tahun
berikutnya.
Hendak/ah takut kepada Allah orang-orang yang kemungkinan akan meninggalkan/Melahirkan keturunan yang lemah, yang dikhawatirkan
kesejahteraan mereka. Karena itu, hendak/ah mereka tiertaqwa kepada Allah sambi/ se/alu mengucapkan perkataan yang benar(QS.An-Nisa,4:9)
Terhadap perempuan hamil, Islam mengajarkan agar b1erhati-hati merawat kehamilannya itu. Perawatan dimaksud selain berupa medis, juga
memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi. Hendaknya ia hanya memilih makanan yang baik dan halal serta bergizi aga1r janin yang dikandungnya kelak tumbuh menjadi anak yang sehat clan saleh.
2.3 lbu Hamil
2.3.1 lbu hamll dan Kehamilan
Amir Achsin (2003:104) menyatakan bahwa "Secara kodrati perempuan mengemban fungsi reproduksi umat manusia. Fungsi-fungsi reproduksi yang paling penting ada/ah hamil, me/ahirkan, dan menyusui anak. Fungsi
Hendrawan Nadesul (1999:19-20) menjelaskan tentang lbu hamil yang
membutuhkan perhatian khusus yaitu:
1. lbu hamil yang jarak kehamilan sekarang dengan kehamilan sebelumnya
kurang dari 2 tahun.
2. lbu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
3. lbu hamil yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali.
4. lbu hamil yang pernah mengalami gangguan kehamilan baik pada
kehamilan terdahulu rnaupun keharnilan sekarang.
5. lbu harnil yang mengalami keguguran kandungan lebih dari satu kali.
6. lbu hamil yang pernah melahirkan bayinya dengan tindakan operasi atas
bantuan alat/tindakan khusus.
7. lbu hamil yang pernah melahirkan bayi dengan
cacat
bawaan.8. lbu hamil yang melahirkan bayi mati.
9. lbu hamil yang pernah melahirkan anak sungsang (kepala di atas).
1 O.
lbu ham ii yang pernah melahirkan anak kurang bulan (premature), atauterlalu lewat bulan.
11. lbu hamil yang pernah melahirkan anak dengan bera.t badan rendah
(kurang dari 2500 gram).
12. lbu harnil yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4
Kg.
13. lbu ham ii dengan berat badan kurang dari 40 Kg.
15.
lbu hamil yang sangat gemuk dan berasal dari keluarga penderita kencingmanis.
16.
lbu hamil dengan penyakit menahun, seperti jantung, asmarrBC, kencingmanis, Kurang darah, ginjal, hati, kelamin, tekanan darah tinggi, dan
gondok.
Sedangkan Yang perlu di hindari oleh ibu hamil Hendrawan Nadesul
(1999:15)
juga menjelaskan antara lain:1.
lbu hamil sebaiknya tidak merokok atau minum-rninuman keras. Karenanikotin dalam rokok dapat menggugurkan kandungan. Kalaupun lahir
selarnat, ukuran bayi lebih kecil dari bayi normal.
2. lbu hamil juga tidak boleh sembarangan minum obat atau jamu. Beberapa
jenis obat dapat menyebabkan keguguran ォ。ョ、オョセQ。ョ@ serta dapat
menyebabkan bayi cacat. Terutama jika obat atau Jamu yang diminum
selama triwulan pertama dan kedua. Pada masa ini alat-alat tubuh penting
bayi sedang terbentuk.
Menurut Macdougall
(1997:32)
Seorang ibu yang merasa cemas selamamasa kehamilannya, maka otot- otot tubuh akan kaku dan tegang. Akibatnya
ibu hamil akan merasa kurang nyaman dan kondisi ini dapat berpengaruh
2.3.2 Usia terbalk untuk hamil
Umur atau usia merupakan salah satu karakteristik personal seseorang yang
dapat mempengaruhi perilakunya. Dini Kasdu (2002:63) menjelaskan bahwa
Selama wanita dalam masa reproduksi artinya masih rnengalami haid teratur,
kemungkinan ia masih bisa hamil. Namun, kemampuan produksi indung telur
untuk menghasilkan sel telur akan menurun seiring clengan bertambahnya
usia wanita. Selain itu ,secara umum fungsi alat-alat reproduksi juga akan
menurun dengan semakin bertambahnya usia. Selain itu berdasarkan
Penelitian menunjukkan potensi wanita untuk hamil menurun setelah usia 25
tahun dan menurun drastis pada usia 38 tahun. Dari penelitian yang
dilakukan oleh National Center for Health Statistics menunjukkan bahwa wanita subur berusia di bawah 25 tahun memiliki kernungkinan hamil 96%
dalam setahun, kehamilan yang terjadi menurun menjadi 86% pada wanita
berusia 25-34 tahun, clan 78% pada mereka yang berusia 35-44 tahun. Usia
ideal untuk hamil dan melahirkan adalah 20-30 tahun namun secara biologis
waktu terbaik untuk mengandung adalah ketika seorang wanita berusia 20
sampai 25 tahun.
Perlu diketahui kesuburan biologis bukanlah satu-satunya faktor yang harus
2.3.3 Angka kematian lbu
Menurut Djamhoer Martadisoebrata (1982:14) yang 、ゥウ・セ「オエ@ angka kematian
ibu ialah jumlah wanita yang meninggal akibat langsung proses reproduksi
per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini berbeda antara satu negara dengan
negara yang lain, terutama antara negara maju dan negara berkembang.
Menurut laporan WHO (1980) di negara maju, dimana sistem pencatatan
sudah teratur, angka kematian ibu berkisar antara 5-30 per 100.000 kelahiran
hidup, dan angka ini masih terus menurun. Sedangkan di negara
berkembang, melalui suatu penelitian khusus, di temukan angka 500 per
100.000 kelahiran hidup, bahkan dari salah satu daerah di Afrika pernah di
laporkan sampai 1000 per 100.000 kelahiran hid up
Selain itu Djamhoer Martadisubrata (1982:15) juga ュ・ョNセ・ャ。ウォ。ョ@ bahwa
terdapat perbedaan sebab- sebab kematian ibu di negara maju dan
berkembang. Di negara berkembang penyebabnya antara lain karakteristik
yang buruk terutama berupa umur tua, anemia dan jarak antara dua
kehamilan yang terlalu pendek. Oleh karena itu mudah dimengerti mengapa
angka kematian ibu di negara berkembang masih エゥョセjァゥ@ sekali.
2.3.4 Kehamilan pada remaja
Menurut Sarlito (2002:9) WHO membagi kurun usia remaja dalam 2 bagian
Sedangkan menurut F.J. Monks
(2000:262)
Masa remaja dibedakan menjaditiga fase yaitu;
12-15
tahun masa remaja awal,15-18
tahun masa remajatengah dan
18-21
tahun masa remaja akhir.Menurut Muangman dalam Sarlito
(2002:9)
remaja adalah suatu masadimana:
1.
lndividu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tandaseksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. lndividu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial- ekonorni yang penuh kepada
yang relatif lebih mandiri.
Zulkifli
(1992:65-67),
juga menyebutkan beberapa karakteristik remaja,diantaranya adalah:
1.
Pertumbuhan fisik. Pertumbuhan fisik remaja menga1lami pertumbuhandengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak dan masa
dewasa. Perkembangan fisik mereka jelas terlihat pada tungkai, tulang
kaki, dan tangan, otot-otot tubuh berkembang pesat, sehingga remaja
terlihat tinggi. Tetapi kepalanya masih mirip dengan anak-anak.
2. Perkembangan seksual. Tanda-tanda perkembangan seksual pada
kadang-kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri, dan lain-lain
3. Cara berfikir kausalitas. Cara berfikir kausalitas yaitiu menyangkut hubungannya dengan sebab akibat. Remaja sudah mulai dapat berpikir kritis tentang apapun yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
4. Emosi yang meluap-luap. Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungan keadaan hormon. Emosi remaja lebih kuat dan lebih
menguasai diri mereka.
5. Mulai tertarik dengan lawan jenis. Secara biologis rnanusia terbagi 2 jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam kehidupan so1;ial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya dan mulai menjalin hubungan dengan lawan jenisnya.
6. Menarik perhatian lingkungan. Pada masa ini remaja mulai mencari
perhatian dari lingkungannya, berusaha mendapatk:an status dan peranan dalam berbagai kegiatan yang ada di lingkungannya.
7. Terikat dengan kelompok. Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik kepada kelompok sebayanya sehingga terkadang orang tua dinomor-duakan daripada temannya.
Petro Blos dalam Sarwono (2002: 25) berpendapat bahwa perkembangan yang terjadi pada remaja, hakekatnya adalah usaha penyesuaian diri
baru dari berbagai masalah. Dalam proses penyesuaian diri rnenuju
kedewasaan, tahap perkembangan yang terjadi pada remaja akhir yaitu:
a. Minat yang makin mantap tehadap fungsi-fungsi intelek.
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan
pengalaman baru.
c. Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d. Egosentrisme (terlalu rnemusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan antara diri sendiri dengan orang lain.
e. Tumbuh "dinding" yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan
masyarakat umum (the public)
Manuaba (1987) berpendapat bahwa masyarakat menghadapi kenyataan
bahwa kehamilan pada remaja makin meningkat dan m1,njadi masalah besar.
Terdapat dua faktor yang mendasari perilaku seks pada remaja yaitu:
1. Harapan untuk kawin dalam usia yang relatif muda (:20 tahun).
2. Makin derasnya arus informasi yang dapat menimbulkan rangsangan
seksual remaja terutama rernaja di daerah perkotaan yang mendorong
remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah yang pada akhirnya
memberikan darnpak pada terjadinya penyakit hubungan seks dan
Manuaba (1987) juga menjelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalarn keharnilan pada rernaja:
1. Masalah kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi rnerupakan rnasalah penting untuk mendapatkan
perhatian terutama di kalangan. Rernaja yang akan rnenikah dan menjadi
orangtua sebaiknya rnempunyai kesehatan reproduksi yang prima,
sehingga dapat menurunkan generasi sehat. Dikalangan remaja telah
terjadi semacam revolusi hubungan seksual yang menjurus ke arah
liberalisasi yang dapat berakibat timbulnya berbagai penyakit hubungan
seks yang rnerugikan alat reproduksi. Dengan demil<ian dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan untuk dapat mernpersiapkan diri
untuk hamil dalam keadaan optimal.
2. Masalah psikologis
Permasalahan psikologis bagi remaja yang hamil di luar nikah yaitu, rasa
takut, kecewa, menyesal, dan rendah diri terhadap kehamilannya
sehingga terjadi usaha untuk menghilangkannya dengan cara
mengugurkan kandungan.
Kehamilan di luar nikah pada masyarakat Indonesia merupakan masalah
besar. Masyarakat belum dapat menerima anak ケ。ョAセ@ orangtuanya belum
jelas, sehingga dianggap anak haram atau hasil peri:inahan. Walaupun
tersebut tidak dapat bertahan lama karena dilakukan dalam keadaan
kesiapan mental dan jiwa yang belum matang.
3. Masalah sosial dan ekonomi keluarga
Penghasilan yang terbatas, putus sekolah, putus kerja, ketergantungan
ekonomi pada keluarga menimbukan stres (tekanan batin), nilai gizi yang
relatif rend ah.
4. Dampak kebidanan kehamilan remaja.
a. Keguguran, sebagian dilakukan dengan sengaja dan biasanya
dilakukan oleh tenaga non professional. Tindakan ini menimbulkan
efek samping yaitu tingginya angka kematian dan infeksi alat
reproduksi yang ada, sehingga menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan premature, berat badan lahir rendah (13BLR) dan kelainan
bawaan.
c. Mudah terjadi infeksi.
d. Keracunan kehamilan.
e. Kematian ibu yang tinggi, terutama karena pendarahan dan infeksi.
Menurut Charlish (2005:47) Bagi calon ibu muda, yaitu wanita di bawah usia
20 tahun secara fisik memang lebih sehat, tapi usia ini biasanya bukanlah
usia terbaik untuk hamil. Tubuh wanita tersebut mungkin belum sepenuhnya
berkembang, atau mungkin belum menyelesaikan pendidikannya, dan
emosional untuk bisa membesarkan seorang anak. Para ibu muda juga
belum sepenuhnya menyadari risiko merokok dan minum alkohol terhadap
kehamilan, dan mereka mungkin juga tidak mau menjalani
perawatan-perawatan antenatal (menjelang persalinan).
Sedangkan menurut Santrock (2002:26) lbu-ibu remaJa seringkali putus
sekolah, gagal memperoleh pekerjaan, dan menjadi bergantung pada
bantuan kesejahteraan. Walaupun banyak ibu-ibu rernaja menyelesaikan
pendidikan mereka pada kehidupan dikemudian hari, mereka pada umumnya
tidak dapat menyamai perempuan yang menunda untuk melahirkan.
2.3.5 Kehamilan pada dewasa
Mappiare (1983:17) berpendapat bahwa dewasa bole11 dikenakan kepada
individu-individu yang telah memiliki kekuatan tubuh secara maksimal dan
siap bereproduksi dan telah dapat diharapkan memiliki kesiapan kognitif,
afektif dan psikomotor, serta dapat diharapkan memainkan peranannya
bersama individu-individu lain dalam masyarakat.
Menurut Monks (2004: 291) batas kedewasaan adalah 21 tahun. Hal ini
berarti bahwa pada usia itu seseorang sudah dianggap dewasa dan
selanjutnya dianggap sudah mempunyai tanggung-jawab terhadap
Menurut Hurlock (dalam Mappiare 1983:19) masa dewasa awal atau "early adulthood' terbentang sejak tercapainya kematangan seicara hukum sampai kira-kira usia empat puluh tahun (dialami seseorang ウ・セZゥエ。イ@ duapuluh tahun)
Menurut Mappiare (1983:21) ciri-ciri dewasa awal yaitu antara lain:
1. Usia reproduktif atau "Reproductive age".
2. Usia memantapkan letak kedudukan atau "Settling-down Age".
3. Usia banyak masalah atau "Problem Age".
4. Usia tegang dalam hal emosi atau "Emotional Tension"
Menurut Havighurst (dalam Mappiare, 1983:31-32) mengemukakan rumusan
tugas- tugas perkembangan dalam masa dewasa awal ::iebagai berikut:
1. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau isteri).
2. Belajar Hidup bersama dengan suami atau isteri.
3. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga.
4. Belajar mengasuh anak.
5. Mengelola rumah.
6. Mulai bekerja dalam suatu jabatan.
7. Mulai bertanggung-jawab sebagi warganegara secara layak.
Mappiare (1983;33) berpendapat bahwa kebanyakan wanita, selama masa dewasa awal , berada dalam keadaan sehat. Pertumbuhan organ-organ seksual terjadi secara wajar. Siklus menstruasi berjalan teratur, dan keadaan fisik yang sehat. Kesuburan wanita dalam usia ini memungkinkan mereka
untuk memiliki anak dan mengasuh anak-anak. Demildan pula dalam pelaksanaan tugas- tugas perkembangan lainnya.
Churlish (2005:46) menjelaskan mengenai kehamilan pada orang dewasa bahwa banyak wanita yang belum menemukan pasangan yang tepat hingga usianya melewati 30 atau mereka merasa tidak akan mc:1mpu mengatasi tuntutan-tuntutan kehadiran bayi dalam hidupnya. wanita yang lebih tua mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa hamil karena beberapa alasan. Yang terpenting adalah kenyataan bahwa secana umum usia bisa mempengaruhi kesuburan pasangan suami istri. Selain itu, siklus menstruasi cenderung menjadi tidak teratur yang bisa membuat perientuan masa subur menjadi semakin sulit. Satu masalah bagi wanita berusia lebih dari 35 tahun adalah bahwa kesulitan atau tertundanya kehamilan membutuhkan waktu lama untuk diatasi. Apabila seorang wanita berusia 36 tahun mencoba untuk hamil, mungkin dibutuhkan waktu satu tahun sebelum wanita tersebut
1.
Tekanan darah tinggi, yang bisa menyebabkan pre-eklampsia. 2. Diabetes selama kehamilan.3.
Keguguran dan cacat genetik- peluang terjadinya ォ・セQオァオイ。ョ@ akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia, demikian halnya denganDown's Syndrome, Meskipun belum diketahui secara pasti alasannya. 4. Melahirkan bayi dengan berat badan rendah.
2.4 Kerangka Berfikir
Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan. Semua wanita yang sudah haid mungkin bisa hamil, karena dengan haid berarti ia sudah menghasilkan telur, Terrnasuk juga bagi para remaja putri. Ida Bagus Gde Manuaba (1987) menjelaskan bahwa terjadinya kehamil:an pada remaja disebabkan adanya harapan untuk kawin pada usia mudla di tambah lagi makin derasnya arus inforrnasi yang dapat menimbulkan rangsangan seksual remaja.
Kehamilan yang terjadi pada seorang remaja juga menirnbulkan berbagai permasalahan; diantaranya masalah kesehatan reproduksi, psikologis sosial ekonomi bahkan dampak kebidanan kehamilan (Ida Bagus Gde Manuaba 1987). Kehamilan bagi ibu dewasa pun ternyata tidak luput dari
tua bisa mempengaruhi kesuburan pasangan suami-i:stri selain itu tekanan
darah tinggi, diabetes serta adanya peluang untuk ォ・Qセオァオイ。ョ@ dan melahirkan
bayi dengan cacat genetik.
Kehamilan dan kelahiran bayi pada umumnya membe!rikan arti emosional
yang sangat besar pada setiap wanita. Kehamilan 「。Qセゥ@ seorang calon ibu
seringkali menimbulkan kecemasan. Menurut Kartini kartono (1992:86-87)
mengatakan hampir setiap wanita yang benar- benar bersikap jujur terhadap
diri sendiri akan mengakui bahwa ia sering merasa takut dan cemas pada
saat ia mengandung dan melahirkan bayinya.
Menurut Hurlock (1999:44) bahaya psikologis yang dihubungkan dengan
periode pranatal berupa tekanan yang dialami ibu, yaitu keadaan emosi yang
meninggi selama beberapa waktu. Tekanan- tekanan itu antara lain ibu yang
tidak menghendaki kehadiran anak karena adanya kesulitan dalam hal
keuangan atau karena kelahiran anak yang mengganggu program pendidikan
dan pekerjaan; atau bahkan karena adanya gangguan fisik yang berat da
lebih parah lagi adalah ketakutan ibu menghadapi saat kelahiran bayinya
mati atau keguguran atau bahkan mengalami cacat jasmani.
Kartini-kartono (1992: 86-87) menjelaskan jika seorang wanita yang tengah
menyalahkan diri sendiri maka pada umumnya ia akan mengembangkan
perasaan-perasaan berdosa sehubungan dengan kandungannya dan setiap
saat ia akan merasakan ketakutan dn kecemasan. Perasaan-perasaan
sedemikian ini akan menjadi sangat kuat apabila dalam lubuk hatinya
sebenarnya menolak untuk menjadi ibu. Dan dengan demikian ia juga
menolak kehamilannya. Kartini-Kartono juga menjelaskain bahwa rasa
bersalah, rasa berdosa, kebingungan, serta kecemasan yang khronis sering
membuat wanita-wanita yang sedang hamil menelan obat-obatan penenang
atau obat bius dalam jumlah banyak untuk melupakan ォQセー・、ゥィ。ョL@ dan
menghilangkan kerisauan hatinya. Kehamilan dapat menjadi penambah
beban penderitaan batin seorang wanita apabila ia terlampau berhati-hati dan
terlalu "Punktlich"/ cermat yaitu jika ia mengembangkan sikap ketelitian yang
berlebihan, terlalu pemilih dan terlampau peka (oversensitive) terhadap
kondisi badannya.
Namun tidak semua wanita hamil merasa cemas dalam menjalani
kehamilannya. Hal ini dapat terjadi jika dalam kehidupar1 sehari-hari seorang
wanita memiliki sikap hidup yang relatif sehat dan bersik.ap rasional terhadap
diri sendiri, tanpa dibarengi kompulsi- kompulsi (dorongan paksaan)
memandang kehamilan dirinya dengan sikap yang sehat meskipun wanita
tersebut masih akan dibayangi oleh kecemasan dan rasa-rasa ketegangan
Dari uraian kecemasan saat hamil di atas maka peneliti mencoba mengukur
kecemasan saat hamil menurut teori dari Sue (dalam skripsi, Anita, 2006:
34-35) yang dimanifestasikan ke dalam empat komponen yaitu kognitif, afektif,
motorik dan somatik. Dari ke empat komponen tersebut maka dapat di lihat
tingkatan kecemasan saat hamil yang dibagi menjadi tiga rentang/interval
tingkat kecemasan yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
2.5 Hipotesa
Hipotesa yang akan dibuktikan pada penelitian ini berdasarkan apa yang
telah dirumuskan dalam permasalahan penelitian:
Hipotesa awal (Ho) : Tidak ada perbedaan tingkat kecemasan saat menjalani kehamilan berdasarlwn usia ibu hamil.
Ibu hamil usia
( 18 - 20) tahun
-
Tekanan
'
Cemas
- Menolak
-
Ras a
bersalah
セ@
Hamil
K
Ibu hamil usia
Tidak Cemas
- Hidup Sehat
-
rasional
( 22 - 40 ) tahun
r-+
.
4
Rendah
Sedang
Tinggi
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada
data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
jenis penelitian komparatif. Karena penelitian ini berupa1ya untuk menentukan
sebab atau alasan adanya perbedaan dalam tingkah lak:u atau status
kelompok individu.
3.1.2 Variabel Penelitian dan Operasional Variabel
a. Variabel Penelitian
Variabel menurut Bungin (2004: 57), adalah sebuah fenomena yang
bervariasi dalam bentuk, kuantitas, mutu standar dan sebagainya. Varabel
terbagi menjadi dua macam. Yaitu variabel bebas (Independent variabel)
dan variabel terikat (dependent variabel).
Variabel merupakan obyek penelitian, dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu:
Variabel bebas : Usia ibu hamil
Usia ibu hamil yang dimaksud penulis disini adalah usia bagi seorang
wanita yang sedang dalam keadaan hamil yang 、ゥ「。セゥゥ@ menjadi dua
kelompok yaitu kelompok ibu hamil dengan rentang usia 18-20 tahun dan
kelompok ibu hamil yang usianya 22-40 tahun yang memeriksakan
kandungannya di Rumah Bersalin PANT! ASTUTI Jal<arta setiap hari rabu
Variabel terikat : Tingkat kecemasan saat menjalani kehamilan.
Tingkat kecemasan saat menjalani kehamilan yang dimaksud adalah
tingkat kecemasan yang dimanifestasikan kedalam empat komponen yaitu:
kognitif, motorik, afektif dan somatik.
b. Variabel operasional
Variabel operasional memuat rincian indikator カ。イゥ。「eセi@ yang digunakan
dalam pengukuran. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan
saat menjalani kehamilan. Yang dimaksud Tingkat ke•cemasan saat
menjalani kehamilan yaitu skor yang diperoleh dari rsponden mengenai
seberapa besar ketakutan/ kekhawatiran seseorang saat menjalani masa
dimana seorang wanita membawa janin atau jabang bayi di dalam perut
1. Kognitif : Khawatir, sulit konsentrasi.
2. Motorik: Tegang.
3. Afektif : Gelisah dan stabilitas emosi.
4. Somatik : Pernafasan dan pencernaan.