ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN TECHNOWARE, HUMANWARE, INFOWARE DAN ORGANWARE, DENGAN KEPUASAN KERJA
KARYAWAN YANG DIMODERATOR GAYA KEPEMIMPINAN DI PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS MEDAN
TESIS
OLEH :
WIKY SABARDI
037025023/TI
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN TECHNOWARE, HUMANWARE, INFOWARE DAN ORGANWARE, DENGAN KEPUASAN KERJA
KARYAWAN YANG DIMODERATOR GAYA KEPEMIMPINAN DI PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS MEDAN
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik
Dalam Program Studi Teknik Industri
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
OLEH :
WIKY SABARDI
037025023/TI
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Penelitian : ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN TECHNOWARE, HUMANWARE, INFOWARE DAN ORGANWARE, DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN YANG DIMODERATOR GAYA KEPEMIMPINAN DI PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS MEDAN
Nama Mahasiswa : WIKY SABARDI Nomor Pokok : 037025023
Program Studi : TEKNIK INDUSTRI
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M. Eng Ketua
Ir. Mangara M. Tambunan, MSc Anggota
Ketua Program Studi Direktur,
Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M. Eng Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc NIP . 130 365 325 NIP . 130 365 325
Telah diuji pada
Tanggal ………
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua :
Anggota : 1.
2.
ABSTRACT
In dealing with the globalization era and facing the industrial competition strike, the company is urged to have a highly performance rate. Acknowledged that its technology superior should be a force driving for the competition, although not all the change of technology shall present strategic merits for company.
Technology, refers to the United Economic and Social Commission for Asia and Pacific (UNESCAP) quoted in the Technology Atlas Project for a production context as combination of 4 basic components they are technoware, humanware, infoware and organware are integrated dynamically within a transformation process.
PT. Ecogreen Oleochemicals Medan is a manufacturing company processing out CPKO into a raw material made for detergent, shampoo, soap as well as raw material of other pharmaceutical industry. The outcome product such material known as fatty acid, fatty alcohol and glycerin.
In operating the company either for processing, the management provide a production target as contained in the goal of the company, however the target as defined itself on the company is not gained anymore until today.
The result of analysis to this study showed that found a relationship with factor mastering the aspect in characteristic of technology by employee with the incorporated work and their satisfactorily. In daily practices, the management style in superiority applied in PT. Ecogreen Oleocehmicals Medan has a dominantly influence compared to the application aspect in characteristic of technology of the company in its relation to their work satisfactorily seen on PT. Ecogreen Oleochemicals Medan, while aspect in characteristic of technology as moderated in a management style is not influencing to the work satisfactorily, but the management style itself surely influencing to the work satisfactorily, noted the better leadership style is potential to improve the work satisfactorily.
RINGKASAN
Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan industri yang semakin
ketat, perusahaan harus memiliki tingkat performansi yang tinggi. Keunggulan
teknologi merupakan salah satu penggerak dari kompetisi tersebut, walaupun
memang tidak semua perubahan teknologi dapat memberikan keuntungan strategis
bagi perusahaan.
Teknologi menurut United Economic and Social Commision for Asia and
Pacific (UNESCAP) dalam Technologi Atlas Project untuk konteks produksi sebagai
kombinasi dari 4 komponen dasar yaitu technoware, humanware, infoware dan
organware yang berintegrasi secara dinamis dalam suatu proses transformasi.
PT. Ecogreen Oleochemicals Medan adalah suatu perusahaan manufaktur
yang memproses minyak inti sawit menjadi bahan baku untuk pembuatan diterjen,
sampho, sabun serta bahan baku industri farmasi. Dengan produk yang dihasilkannya
adalah fatty acid, fatty alcohol, dan gliserin.
Dalam menjalankan kegiatan operasi pengolahan, perusahaan membuat
target produksi yang tertuang dalam tujuan perusahaan, tetapi target produksi yang
ditetapkan oleh perusahaan sampai saat ini selalu tidak terpenuhi.
Hasil analisis dari penelitian ini memperlihatkan adanya hubungan
keterkaitan faktor penguasaan karyawan terhadap aspek karakteristik teknologi
yang kuat dibandingkan dengan penerapan aspek karakteristik teknologi perusahaan
dalam hubungannnya dengan kepuasan kerja karyawan di PT. Ecogreen
Oleochemicals Medan. Aspek karakteristik teknologi yang dimoderator dengan gaya
kepemimpinan tidak mempengaruhi kepuasan kerja, tetapi gaya kepemimpinan
tersebut mempengaruhi kepuasan kerja dengan semakin baiknya gaya kepemimpinan
maka akan meningkatkan kepuasan kerja
Hasil dari penelitian diatas diharapkan dapat menjadi dasar bagi manajemen
perusahaan, untuk perbaikan disegala lini perusahaan, sehingga dengan sendirinya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang Maha Kuasa yang
senantiasa selalu melimpahkan Rahmat dan Karunianya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Penelitian ini dengan judul “Analisis Hubungan Komponen
Technoware, Humanware, Infoware, dan Organware dengan Kepuasan Kerja
Karyawan yang di Moderator Gaya Kepemimpinan di PT. Ecogreen Oleochemicals
Medan”. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi pada Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Magister Teknik
Industri di Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan
untuk PT. Ecogreen Oleochemicals Medan, dalam rangka menghadapi persaingan
yang sangat ketat dan kompetitif antara perusahaan oleochemicals, terutama dalam
mengantisipasi pasar global perlu dilakukan upaya-upaya untuk dapat meningkatkan
produktifitasnya.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa masih terdapat kelemahan dan kekurangan
pada tulisan penelitian ini akibat dari keterbatasan dan kemampuan sumber daya yang
ada, maka dalam kesempatan ini penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun sebagai upaya kesempurnaan penelitian ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
1. Rektor USU, Prof. Chairuddin P. Lubis DTM&H, DSAK
2. Direktur Sekolah Pasca Sarjana USU, Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc
3. Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister Teknik Industri, Prof. Dr. Ir.
Sukaria Sinulingga, M. Eng dan Ir. Harmein Nasution , MSIE
4. Dosen pembimbing I dan II, Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M. Eng, dan
Ir. Mangara M. Tambunan MSc
5. Manajemen PT. Ecogreen Oleochemicals Medan terutama Bapak Drs.
Thomas Subarso Isriadi, SH., Sp. N., S. Psi., MBA
6. Bapak M. Andimora Parulian, selaku Superintenden F. Acid
7. Seluruh karyawan dan karyawati PT. Ecogreen Oleochemicals Medan,
terutama Bp. Edwin H. Sipahutar, Bapak M. Zaimunir, Bapak Irianto, Bapak
Zulfikar, Bapak Zulkarnain, Bapak Andi Adrian, Bapak Herbert
Simanjuntak, Bapak Hotman Togatorop, Bapak Binsar Hutabarat, Bapak
Jhon Sandi Sihombing, Bapak Suparno, Bapak Nelson Manalu dan semua
yang telah membantu saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
namanya
8. Orang tua penulis, ayahanda Achmad Fauzi dan Ibunda Meiliarty SPd, serta
saudara/i saya Rudi Sabardi, Sri Berziwati/kel, Noviyanti, dan Feri
9. Seseorang yang sangat berarti bagi saya, yang telah membantu saya dalam
segala hal, dan tidak mampu saya untuk membalas jasa-jasanya Marlina
Tampubolon beserta adik-adiknya dan keluarganya
10.Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Industri Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara khususnya angkatan II atas
dorongan dan kebersamaan selama ini.
Akhir kata semoga kiranya tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
yang membutuhkannya.
Medan, Februari 2008
Hormat saya
DAFTAR ISI
Halaman
Abstract ...……….. i
Ringkasan ………... ii
Kata Pengantar ………...…. iv
Daftar Isi ………...………... vii
Daftar tabel………...………... xi
Daftar Gambar ……….……. xiii
Daftar Lampiran ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ……….……..… 1
1.1. Latar Belakang ………... 1
1.2. Perumusan Masalah ………... 3
1.3. Tujuan Penelitian ……….…... 3
1.4. Manfaat Penelitian ……….………... 3
1.5. Batasan Masalah ……….……… 4
1.6. Asumsi ……….……... 5
BAB II. TINJAUAN LITERATUR………... 6
2.1. Konsep Teknologi………... 6
2.1.1. Pengertian Teknologi……….. 6
2.1.3. Penilaian Kecanggihan Teknologi……….. 10
2.2. Konsep Organisasi………... 14
2.2.1. Gaya Kepemimpinan……….. 14
2.2.2. Kepuasan Kerja Karyawan………..……….……… 17
BAB III. GAMBARAN OBJEK STUDI... 21
3.1. Profil Perusahaan ... 21
3.2. Visi, Misi, Kebijakan Mutu, Kebijakan Lingkungan Perusahaan... 24
3.2.1. Visi ... 24
3.2.2. Misi ……….………... 24
3.2.3. Kebijakan Mutu ………... 25
3.2.4. Kebijakan Lingkungan ………... 25
3.3. Problem yang Dihadapi Perusahaan saat ini ... 26
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN ……….….…..………. 27
4.1. Metode Penelitian ………..….…....… 27
4.2. Variabel Penelitian………...……… 27
4.3. Perumusan Hipotesa Penelitian... 28
4.4. Lokasi Penelitian ……….…….…...….. 30
4.5 Metodologi Pengumpulan Data ………... 30
4.5.1. Jenis Data ……… 31
4.6. Metode Analisis Data ……….……... 32
4.7. Metode Pengujian... 32
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... 33
5.1. Pengumpulan Data ... 33
5.1.1. Data yang Diperlukan... 33
5.1.2. Penyusunan Kuesioner ... 33
5.1.3. Penyebaran Kuesioner ... 34
5.2. Pengolahan Data ... 35
5.2.1. Persiapan Data ... 35
5.2.2. Pengubahan Skala Jawaban Kuesioner ... 35
5.2.3. Perhitungan nilai validitas... 36
5.2.4. Perhitungan nilai reliability ... 43
5.2.5. Modifikasi Model ... 45
BAB VI ANALISA DAN PEMBAHASAN... 47
6.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 47
6.2. Analisis Regresi Linier... 58
6.2.1. Untuk variabel Independent…………...………….. 58
6.2.2. Untuk Variabel Moderator... 63
6.2.3. Untuk Variabel Dependen... 65
6.2.3.1. Kepuasan kerja karyawan... 65
6.4. Pengaruh Aspek Karakteristik Teknologi Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan ... 69
6.4.1. Object Embedded Technology ……….... 69
6.4.2. Human Embedded Technology ………... 70
6.4.3. Document Embedded Technology ………...….… 71
6.5 Pengaruh Aspek Karakteristik Teknologi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dengan Variabel Moderator Gaya Kepemimpinan ... 72
6.5.1. Object Embedded Technology …………..…….… 72
6.5.2. Human Embedded Technology ………..… 73
6.5.3. Document Embedded Technology ……….... 74
6.6. Evaluasi Hipotesa Penelitian ………...…... 75
6.7 Pembahasan Terhadap Model – Model ... 78
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 83
7.1. Kesimpulan... 83
7.2. Saran ... 84
7.2.1. Saran bagi penelitian selanjutnya ... 84
7.2.2. Saran pemenfaatan hasil studi ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 86
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1. Tabel rekapitulasi nilai validitas X1... 37
Tabel 5.2. Tabel rekapitulasi nilai validitas X2 ... 40
Tabel 5.3. Tabel rekapitulasi nilai validitas X4 ... 42
Tabel 5.4. Tabel perhitungan nilai reliability X1... 44
Tabel 5.5. Tabel perhitungan nilai reliability X2 ... 44
Tabel 5.6. Tabel perhitungan nilai reliability X4 ... 44
Tabel 5.7. Tabel coefficients untuk model regresi linier X2 ... 45
Tabel 5.12. Tabel coefficients untuk model regresi linier X4 ... 45
Tabel 6.1. Analistis Statistik Deskriptif Object Embedded Technology……….………….. 47
Tabel 6.2. Analistis Statistik Deskriptif Human Embedded Technology ………. 49
Tabel 6.3. Analistis Statistik Deskriptif Document Embedded Technology ……….. 52
Tabel 6.4. Analistis Statistik Deskriptif Gaya Kepemimpinan ... 54
Tabel 6.6 Hubungan variabel laten, variabel manifes, dan nomor item
pertanyaan untuk dimensi object embedded technologi ……….. 59
Tabel 6.7 Hubungan variabel laten, variabel manifes, dan nomor item
pertanyaan untuk dimensi human embedded technologi ... 61
Tabel 6.8 Hubungan variabel laten, variabel manifes, dan nomor item
pertanyaan untuk dimensi document embedded technologi ... 63
Tabel 6.9 Hubungan variabel laten, variabel manifes, dan nomor item
pertanyaan untuk dimensi gaya kepemimpinan ... 64
Tabel 6.10 Hubungan variabel laten, variabel manifes, dan nomor item
pertanyaan untuk dimensi Kepuasan Kerja ……… 66
Tabel 6.11 Rekapitulasi bobot faktor untuk hipotesa 1 ... 76
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Gambar Garis Hubungan antara prestasi – kepuasan –
upaya ………...…...……. 18
Gambar 3.1. Aliran proses diagram pembuatan Glycerine,
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 88
Lampiran II Perhitungan nilai descriptive statistics ... 103
Lampiran III Perhitungan nilai correlation, nilai reliability,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan industri yang semakin
ketat, perusahaan harus memiliki tingkat performansi yang tinggi. Keunggulan
teknologi merupakan salah satu penggerak dari kompetisi tersebut, walaupun
memang tidak semua perubahan teknologi dapat memberikan keuntungan strategis
bagi perusahaan.
Menurut Porter (1985) salah satu cara perusahaan untuk dapat
meningkatkan tingkat performansinya adalah melalui penerapan teknologi yang
terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan.
Teknologi menurut United Economic and Social Commision for Asia and
Pacific (UNESCAP 1989)) dalam Technologi Atlas Project untuk konteks produksi
sebagai kombinasi dari 4 komponen dasar yang berintegrasi secara dinamis dalam
suatu proses transformasi, adapun komponen dasar tersebut : fasilitas rekayasa
disebut juga technoware, kemampuan insani disebut juga humanware, informasi
disebut juga infoware dan organisasi disebut juga organware.
PT. Ecogreen Oleochemicals Medan adalah suatu perusahaan yang
memproses minyak inti sawit menjadi bahan baku untuk pembuatan diterjen, sampho,
fatty alcohol, dan gliserin. Pabrik ini berada didesa Gabion, kelurahan Bagan Deli,
kecamatan Medan – Belawan. Pabrik ini dibangun menggunakan proses teknologi
dari Jerman Barat, sedangkan peralatan dan mesin-mesin disuplay dari Eropa barat,
dan Amerika Serikat.
Dalam menjalankan kegiatan operasi pengolahan, perusahaan membuat
target produksi yang tertuang dalam tujuan perusahaan, tetapi target produksi yang
ditetapkan oleh perusahaan sampai saat ini selalu tidak dapat terpenuhi. Adapun salah
satu faktor yang menjadi penyebabnya adalah model dari gaya kepemimpinan atasan
tersebut
Pola kepemimpinan atasan di PT. Ecogreen Oleochemicals Medan terlihat
sangat berpengaruh, hal ini dapat terlihat ketika mengatasi troble shoting yang terjadi,
yang memerlukan kordinasi dengan pihak yang terkait, yang mengakibatkan birokrasi
yang panjang, demikian juga dengan perawatan dan perbaikan peralatan memerlukan
waktu yang lama, disebabkan karena kurang lengkapnya ketersediaan spare part di
gudang
Dengan melakukan analisis terhadap aspek penguasaan kandungan
teknologi dapat memperlihatkan adanya indikasi kekuatan dan kelemahan dari
hubungan teknologi dengan kedinamisan proses transformasi ditingkat perusahaan
Mengingat pentingnya perusahaan dalam mencapai target produksi tersebut
menemu kenali upaya-upaya yang efektive untuk mengatasinya khususnya, dalam
pemanfaatan teknologi yang telah dikembangkan.
1.2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah masih rendahnya kemampuan
pencapaian target produksi yang dapat diperoleh dari perusahaan, untuk itu berbagai
faktor perlu diidentifikasi, terutama yang berhubungan dengan technoware,
humanware, infoware, organware, dan kepuasan kerja karyawan
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keterkaitan
hubungan dan pengaruh antara technoware, humanware, infoware dan organware
dengan performansi perusahaan di PT Ecogreen Oleochemicals Medan
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Merumuskan hubungan antara technoware, humanware, infoware dan
organware dengan persepsi karyawan terhadap tingkat kepuasan kerja
karyawan
2. Merumuskan hubungan antara technoware, humanware, infoware dan
organware dengan pengaruh gaya kepemimpinan atasan terhadap tingkat
1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Merupakan masukan pelengkap terhadap pihak manajement mengenai
perubahan dan terobosan yang sangat diperlukan untuk peningkatan
kompetensi karyawan
2. Bagi Program Pasca Sarjana Teknik dan Manajement Industri Universitas
Sumatera Utara (USU)
Sebagai sarana pengembangan wawasan keilmuan dan masukan didalam
menganalisa studi kasus dibidang industrialisasi, untuk memperluas
literatur akademis
3. Bagi Mahasiswa yang bersangkutan
Memberikan pengalaman akademis didalam memecahkan masalah
didunia industrialisasi
1.5. Batasan Masalah
Batasan masalah yang perlu dilakukan agar penelitian ini menjadi lebih jelas
dan terarah adalah
1. Penelitian dilakukan terbatas pada karyawan tetap PT. Ecogreen
2. Penilaian aspek karakteristik teknologi hanya meliputi penilaian kecanggihan
technoware, penilaian kecanggihan humanware, penilaian kecanggihan
infoware dan penilaian kecanggihan organware.
3. Penelitian dilakukan tanpa mencari penyebab terjadinya perbedaan
unsur-unsur dominan, pembahasan tersebut hanya berdasarkan teori
1.6. Asumsi
1. Keseluruhan pekerja dianggap sudah menguasai pekerjaannya
2. Data yang diperoleh untuk pemecahan masalah dianggap benar dan dapat
dipercaya setelah dinilai kewajarannya
3. Semua responden menjawab kuesioner penelitian secara wajar tanpa ada
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1. Konsep Teknologi 2.1.1. Pengertian Teknologi
Ada beberapa kriteria yang dapat dikembangkan untuk melakukan penilaian
terhadap aspek penguasaan kandungan teknologi dari suatu perusahaan. Salah satu
kriteria yang dapat digunakan adalah kriteria yang dikembangkan oleh United
Nations-Economic and Social Commision for Asia and The Pasific (UNECAP 1989),
dalam Technology Atlas Project
Technology Atlas Project (1989) berawal dari dasar pemikiran bahwa
teknologi merupakan variabel strategik penting dalam perkembangan sosio-ekonomi
pada lingkungan internasional yang semakin kompetitif saat kini.
Selanjutnya Technology Atlas Project (1989) bertujuan untuk :
• Menawarkan alat analisis pembantu keputusan (decision support tool) dalam
bentuk suatu metodologi untuk mengintegrasikan pertimbangan teknologi
dalam pengembangan proses perencanaan.
• Mengembangkan alat ukur untuk area-area penting yang masih belum
• Berusaha menjadi jembatan dimana pendekatan analitikal dapat diperkenalkan
untuk formulasi dan perbaikan dari kebijakan-kebijakan dan rencana-rencana
teknologi
Technology Atlas Project (1989) mengembangkan kerangka yang telah
mengintegrasikan pertimbangan-pertimbangan teknologi kedalam suatu metodologi
yang disebut techno-economic atau disebut pula sebagai model Teknometrik.
Metodologi yang dikembangkan oleh Technology Atlas Project tersebut
memberikan penekanan pada pandangan bahwa teknologi merupakan kombinasi dari
peralatan-peralatan fisik dan pengetahuan know-how yang saling berhubungan.
Metodologi dari analisis kandungan teknologi merupakan pendekatan kuantitatif
untuk mengukur kontribusi teknologi dari komponen teknologi pada proses
transformasi.
Technology Atlas Project (1989) melihat teknologi sebagai inti dari aktivitas
transformasi suatu input menjadi output. Input dari aktivitas transformasi tersebut
masuk kedalam suatu elemen dengan tingkat kandungan teknologi yang lebih tinggi.
Maka perbedaannya terletak pada pertambahan kandungan teknologinya.
Menurut Technology Atlas Project (1989). Penentuan status kecanggihan
komponen teknologi pada suatu fasilitas transformasi (perusahaan) akan
membutuhkan pengetahuan mendalam mengenai aspek-aspek teknis yang
berhubungan dengan suatu spesifikasi kinerja. Penentuan status kecanggihan
teknisi, operator dan spesialis lainnya yang mengetahui secara baik aspek-aspek
operasional.
2.1.2. Komponen-komponen Dasar Teknologi
Menurut United Economic and Social Commision for Asia and Pacifik
(UNESCAP 1989) dalam Technologi Atlas Project, teknologi dapat dipandang dalam
konteks produksi sebagai kombinasi dari empat komponen yang berintegrasi secara
dinamis dalam suatu proses transformasi. Keempat komponen dasar tersebut adalah
fasilitas rekayasa (facilities), kemampuan insani (abilities), informasi (fact), dan
organisasi (frame works).
Menurut Technology Atlas Project (1989) Dalam suatu proses transformasi,
keempat komponen teknologi diperlukan secara simultan. Tidak ada proses
transformasi yang dapat dilakukan tanpa salah satu dari komponen tersebut. Keempat
komponen dasar tersebut akan dijelaskan berikut ini :
a. Fasilitas rekayasa yang disebut technoware, merupakan object-embodied
technology. Fasilitas rekayasa mencakup peralatan (tools), perlengkapan
(equipments), mesin-mesin (machine), alat pengangkutan (vehicles), dan
instruktur fisik (physical intrastructur).
b. Kemampuan insani, yang disebut humanware, merupakan person-embodied
keterampilan (skills), kebijakan (wisdom), kreativitas (creativity), dan
pengalaman (experience).
c. Informasi yang disebut infoware, merupakan document-embodied technology.
Informasi berkaitan dengan proses (proceses), prosedur (procedures), teknik
(techniques), metode (methods), teori (theory), spesifikasi (specifications),
pengamatan (observation), dan keterkaitan (relationship).
d. Organisasi, yang disebut organware, merupakan institution-embodied technology.
Organisasi mencakup praktek-praktek manajemen (managements practises),
linkages, dan pengaturan organisasional (organizational arrangements).
Menurut Technology Atlas Project (1989) Keempat komponen teknologi
tersebut berkaitan satu sama lainnya. Keterkaitan keempat komponen teknologi
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Technoware merupakan inti dari sistem transformasi. Technoware dibangun,
disiapkan, dan dioperasikan oleh humanware.
b. Humanware merupakan elemen kunci dari suatu operasi transformasi.
Humanware menggunakan infoware dalam menjalankan operasi transformasi.
c. Infoware juga digunakan oleh humanware dalam melakukan pembuatan
keputusan dan dalam mengoperasikan technoware.
d. Organware mengarahkan dan mengendalikan infoware, humanware, dan
Menurut Technology Atlas Project (1989) Dalam suatu kegiatan
transformasi, masing-masing komponen teknologi tersebut mempunyai tingkat
sofistifikasi. Suatu variasi tingkat sofistifikasi, dalam masing-masing komponen
teknologi, dapat terjadi karena empat hal berikut :
1. Kompleksitas operasi yang meningkat menyebabkan kebutuhan untuk
mengembangkan dan menggunakan technowere dengan tingkat sofistifikasi
yang lebih tinggi.
2. Kebutuhan atas keterampilan akan meningkat untuk membangun,
memperbaiki, memasang, dan mengoperasikan technoware dengan tingkat
sofistifikasi yang bervariasi, juga membutuhkan humanware dengan
sofistifikasi yang berbeda.
3. Karena tingkat sofistifikasi technoware dan humanware meningkat,
sofistifikasi infoware yang dibutuhkan sebagai acuan juga meningkat.
4.
Karena adanya peningkatan jumlah dan ruang lingkup operasi dalam kegiatantransformasi maka fungsi-fungsi manajemen akan semakin kompleks. Hal ini
menyebabkan tingkat sofistifikasi yang dibutuhkan dalam organware untuk
mengintegrasikan technoware, humanware, dan infoware akan semakin tinggi.
2.1.3. Penilaian Kecanggihan Teknologi
Menurut United Economic and Social Commision for Asia and Pacifik
teknologi untuk suatu bagian fasilitas transformasi, yang bersesuaian dengan
penilaian kecanggihan, membutuhkan pengetahuan yang mendalam mengenai teknik
dan spesifikasi performansi yang berkaitan. Kriteria umum yang dapat digunakan
sebagai acuan pemilihan pengukuran yang spesifik, perlu ditetapkan untuk
melakukan penilaian kecanggihan dari keempat komponen teknologi dari suatu
fasilitas transformasi, adapun kriterianya dapat dilihat sebagai berikut :
1. Penilaian Kecanggihan Technoware
Kompleksitas operasi : Kompeksitas operasi yang dinilai dari berbagai aspek, seperti
tingkat keluaran keragaman produk, keragaman masukan
material, temperatur, dan tekanan pada operasi.
Presisi : Toleransi spesifikasi yang diperbolehkan yang berkaitan
dengan dimensi, atribut material, parameter proses, atribut
komponen, dan lingkungan operasi.
Penanganan bahan : Penilaian yang meliputi sifat-sifat fisik (status, mampu alir,
ukuran unit, konfigurasi geometrik, kekerasan, tingkat
korositas, keawetan) dari material yang dipindahkan dan
kebutuhan pemindahan (rute, metode, kecepatan periodik)
dengan memperhatikan material yang dipindahkan.
Pengendalian proses : Tingkat dan kesulitan pengendalian pemeriksaan dengan
keselamatan, tingkat standarisasi, pemantauan kualitas,
pemantauan proses.
Kontribusi fasilitas rekayasa: Kontribusi fasilitas rekayasa dalam perencanaan,
pembuatan, pengoperasian, dan pemasaran.
2. Penilaian Kecanggihan Humanware
Kreativitas : Kemampuan berkreasi yang dinilai berdasarkan berbagai
aspek seperti kecerdasan, imajinasi dan intuisi.
Orientasi berprestasi : Keinginan untuk mencapai prestasi yang dinilai
berdasarkan aspek-aspek seperti orientasi, keberhasilan,
keberanian, sifat kompetitif, dan dinamika.
Orientasi bekerja sama : Kemampuan bekerja sama, yang dinilai berdasrkan
aspek-aspek seperti semangat kelompok, penghargaan
atas bantuan orang lain, kepekaan sosial, dan
penghargaan atas martabat tenaga kerja.
Orientasi melakukan efisiensi : Keinginan untuk melakukan kerja secara efisien,
yang dinilai berdasarkan aspek-aspek seperti
kemauan bekerja keras, kesadaran, dan kemauan
menerima tanggung jawab.
Kemampuan menghadapi resiko: Kecenderungan untuk menanggung resiko, yang
bereksperimen, kesediaan untuk berubah, dan
kemauan untuk mengambil inisiatif.
Kedisiplinan : Menghargai waktu dan cenderung menggunakannya
sebagai sumber daya yang bernilai, yang terlihat
dari berbagai aspek seperti pencapaian sasaran
berdasarkan waktu, dan fokus ke masa depan.
3. Penilaian Kecanggihan Orgaware
Efektivitas kepemimpinan : Kemampuan organisasi untuk memotivasi
karyawan melalui keputusan yang efektif yang
terlihat dalam sasaran organisasi dan pasibilitas
management puncak
Otonomi kerja : Tingkat kemandirian yang diberikan pada karyawan
yang dinilai berdasarkan aspek pendelegasian tugas,
sistem kerja informal.
Pengarahan organisasi : Perusahaan yang secara keseluruhan diberi arah
seperti yang terlihat melalui perhatian pada
perencanaan, pemikiran strategik, umpan balik dan
pengendalian kerja yang seksama.
Keterlibatan organisasional : Karyawan dilibatkan dalam organisasi, seperti
terlihat pada aspek-aspek kebanggaan dalam
baik, kesempatan untuk berkembang, dan
penghargaan pada individu dan kelompok.
Orientasi terhadap stakeholder : Organisasi berkomitmen memenuhi harapan
stakeholder (pelanggan, pemegang saham,
karyawan, pemasok, pemerintah, dan masyarakat
umum).
Iklim inovasi : Iklim inovasi dalam organisasi, yang dinilai
berdasarkan aspek-aspek seperti penilaian,
perbandingan kinerja, penelitian dan pengembangan
yang terarah, perspektif internasional, orientasi
teknologi dan kepekaan untuk berubah dalam
lingkungan bisnis.
Integritas organisasi : Integritas dari tindakan organisasi, yang merupakan
kesesuaian antara rencana atau komitmen dengan
tindakan nyata organisasi, yang dapat dinilai dari
aspek-aspek seperti pelaksanaan etika bisnis dan
2.2. Konsep Organisasi 2.2.1. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi beberapa orang
tertentu dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu (Robbins, 1998). Sedangkan
Stogdill seperti yang dikutip oleh Yukl (1989) menyebutkan bahwa kepemimpinan
dapat didefenisikan dalam bentuk sifat-sifat individu, perilaku, pengaruh terhadap
orang lain, pola interaksi, peran hubungan, kedudukan posisi administrasi dan
persepsi orang lain terhadap legitimasi suatu pengaruh atau kekuasaan.
Teori-teori mengenai kepemimpinan telah mengalami perkembangan pesat.
Dimulai dengan pendekatan terhadap ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki
pemimpin-pemimpin yang berhasil, berkembang menjadi pendekatan yang memperhatikan
interaksi antara pemimpin dan bawahannya, berkembang lagi menjadi pendekatan
yang memusatkan perhatian pada situasi dimana proses kepemimpinan berlangsung.
Yukl (1989) mengklasifikasikan perkembangan teori kepemimpinan
tersebut menjadi empat pendekatan utama, yaitu pendekatan power-influence,
pendekatan perilaku (behavior), pendekatan sifat (traif) dan pendekatan situasional.
Sedangkan Robbins (1998) membuat klasifikasi perkembangan teori kepemimpinan
menjadi tiga pendekatan, yaitu pendekatan trait, behavior dan contingency.
Penjelasan mengenai beberapa pendekatan teori kepemimpinan sebagai berikut.
Yukl (1989) menyebutkan beberapa sifat yang dipelajari oleh beberapa
peneliti pada perkembangan pendekatan teori ini di antaranya adalah: karakteristik
fisik seperti tinggi badan dan penampilan, kepribadian seperti stabilitas emosi,
self-esteem, dan kemampuan seperti intelejensia, kreativitas dan pemahaman sosial.
Robbins (1998) menyebutkan pendekatan trait teori kepemimpinan sebagai
teori yang melihat kepribadian, sosial, fisik atau sifat-sifat intelektual yang
membedakan pemimpin dengan yang bukan pemimpin. Ada enam sifat utama yang
menunjukkan pemimpin yang berbeda dengan yang bukan pemimpin, yaitu ambisi
dan energi, keinginan untuk memimpin, kejujuran dan integritas, kepercayaan diri,
intelejensia, dan pengetahuan tentang pekerjaan yang sesuai.
2. Behavioral Theory
Yukl (1989) membagi lagi pendekatan ini menjadi dua sub kategori yaitu
menurut deskripsi pekerjaan managerial dan menurut pola perilaku yang
membedakan antara pemimpin yang efektif dan yang tidak efektif.
3. Situational (Contingency) Theory
Yukl (1989) mengkategorikan pendekatan ini menjadi dua pendekatan, yaitu
pendekatan yang memperlakukan perilaku pemimpin untuk melihat pengaruh faktor
situasional tertentu terhadap perilaku pemimpin, dan pendekatan yang mencoba
mengidentifikasi situasi-situasi yang menciptakan hubungan antara sifat-sifat yang
Robbins (1998) menyebutkan ada lima teori kepemimpinan dari pendekatan
situasional ini, yaitu: model Fiedler, teory Hersey dan Blanchard, teori
leader-member exchange, teori path-goal dan model leader-participation. Berikut penjelasan
dari beberapa teori tersebut.
Teori model contingency Fiedler menyebutkan bahwa efektifnya
kepemimpinan tergantung pada sesuainya gaya pemimpin dalam berinteraksi dengan
bawahannya dan situasi yang memberikan pengaruh dan kontrol terhadap pemimpin
tersebut. Sedangkan teori situasional Hersey dan Blanchard memfokuskan pada
readiness yaitu tingkat kemampuan (ability) dan keinginan (willingness) dari
bawahan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pemimpinnya.
Path-Goal Leadership Theory mencoba menjelaskan peran dan tingkah laku
dari pemimpin dalam membantu bawahan mencapai tujuan mereka, menyediakan
arahan atau petunjuk yang diperlukan, serta memberikan bantuan bagi bawahan
dalam memastikan bahwa tujuan mereka sesuai dengan tujuan keseluruhan grup
organisasi. Teori ini mengidentifikasikan empat tipe kepemimpinan, yaitu:
1. Directive Leadership: Pemimpin memberikan pengarahan-pengarahan khusus
pada bawahan, sehingga bawahan mengetahui dengan tepat apa yang
diharapkan dari diri mereka, jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan, serta
2. Supportive Leadership: Pemimpin yang dapat menunjukkan sikap yang ramah
dan selalu memberikan perhatian yang sungguh-sungguh pada kebutuhan para
bawahannya.
3. Participative Leadership: Pemimpin melakukan konsultasi dengan para
bawahannya, meminta saran dari bawahannya kemudian menerapkan saran
tersebut sebelum pemimpin tersebut mengambil keputusan. Namun pemimpin
tersebut tetap merupakan pembuat keputusan
4. Achievement Oriented Leadership: Pemimpin menetapkan tujuan yang penuh
tantangan bagi bawahannya, dan mengharapkan bawahan untuk mencapai
tujuan tersebut dengan hasil yang paling baik
2.2.2. Kepuasan Kerja Karyawan
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Menurut Robbins (2000) terdapat tiga alasan mengapa kepuasan kerja karyawan
merupakan hal yang penting bagi organisasi dan perlu diperhatikan secara seksama.
Alasan tersebut adalah:
1. Adanya hubungan kepuasan kerja dengan produktivitas kerja
2. Kepuasan kerja berhubungan secara negatif dengan abseenteism dan turnover
3. Adanya tanggung jawab humanistik untuk menyediakan karyawan-karyawan
sebagai anggota suatu organisasi dengan pekerjaan-pekerjaan yang menantang,
Sedangkan menurut Porter (1985) prestasi turut menyumbang kepuasan
kerja yang tinggi seperti yang terlihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1.
Prestasi Imbalan Persepsi tentang keadilan imbalan
Upaya Keikatan lebih besar atau lebih kecil
Gambar Garis Hubungan antara prestasi-kepuasan-upaya
Penilaian mengenai kepuasan atau ketidakpuasan dari karyawan terhadap
pekerjaannya berhubungan dengan beberapa elemen-elemen pekerjaan seperti yang
dikutip Robbins (1998) menjelaskan beberapa elemen pekerjaan yang berhubungan
dengan kepuasan karyawan mengenai pekerjaannya. Elemen-elemen tersebut adalah:
1. Mentally Challenging Work
Para karyawan atau pegawai biasanya lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan
yang memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan keahlian dan kemampuan
yang mereka miliki, serta pekerjaan yang menawakan berbagai macam variasi tugas,
kebiasaan dan umpan balik mengenai bagaimana hasil pekerjaan yang telah mereka
selesaikan. Karakter-karakter tersebut yang membuat suatu pekerjaan menantang
kebosanan, sedangkan pekerjaan yang tantangannya terlalu berlebihan akan
menciptakan perasaan frustasi dan kegagalan. Dalam kondisi pekerjaan yang
tantangannya cukup, karyawan atau pegawai akan mengalami kesenangan dan
kepuasaan.
2. Equirtable Rewards
Karyawan atau pegawai-pegawai menginginkan kebijakan sistem upah dan
promosi yang mereka anggap adil, tidak berarti dua, dan sejajar dengan harapan
mereka. Ketika gaji atau upah dilihat sebagai hal yang adil dan sesuai berdasarkan
tuntutan pekerjaan, tingkat keahlian individu, dan standar upah masyarakat, maka
hasilnya adalah kepuasan. Sebenarnya kunci dari hubungan antara gaji dengan
kepuasan bukan terletak pada angka nominalnya, namun terletak pada persepsi
keadilannya. Begitu pula halnya dengan kebijakan sistem promosi. Promosi
menyediakan kesempatan untuk pengembangan pribadi, bertambahnya wewenang
dan tanggung jawab, serta menaikkan status sosial. Jika pegawai menganggap
keputusan promosi adil, maka pegawai akan merasa puas dengan pekerjaannya.
3. Supportive Working Condition
Lingkungan pekerjaan merupakan hal yang sangat penting bagi karyawan atau
pegawai. Baik itu yang berhubungan dengan kenyamanan pribadi maupun yang
berhubungan dengan fasilitas untuk dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
Penelitian menunjukkan bahwa karyawan lebih menyukai lingkungan fisik yang tidak
biasanya lebih suka juga bekerja dikantor yang dekat dengan rumahnya, bersih dan
mempunyai fasilitas modern dan peralatan yang memadai.
4. Supportive Colleagues
Bagi kebanyakan pekerjaan, suatu pekerjaan termasuk pula didalamnya
adalah interaksi sosial. Maka tidak mengherankan bila memiliki rekan kerja yang
ramah dan supportive akan membawa kepada atau menaikkan kepuasan kerja.
Perilaku pemimpin merupakan faktor utama lainnya yang mempengaruhi kepuasan
kerja. Penelitian menyebutkan bahwa kepuasan kerja akan tercapai bila para
pimpinan atau pengawas bersikap pengertian dan ramah, menawarkan pujian untuk
kinerja yang bagus, serta sering mendengarkan pendapat pribadi dari bawahannya,
dan menunjukkan ketertarikan pribadi pada mereka.
BAB III
GAMBARAN OBJEK STUDI
3.1.
Profil Perusahaan
PT. Ecogreen Oleochemicals adalah salah satu perusahaan yang mengolah
hasil pertanian. Perusahaan ini menggunakan minyak inti sawit sebagai bahan baku
utama yang diperoleh dari perusahaan-perusahaan yang mengolah sawit menjadi
minyak inti sawit.
PT. Ecogreen Oleochemicals berdiri berdasarkan izin usaha No.85 / DJHPK
/ D.2 / IUI / IV / 98 dan akte notaris No.25 tanggal 25 Desember 1987 didirikan
dalam rangka penanaman modal dalam negri, sesuai dengan SPT.BKPM No.329 / 1 /
PMDN / 1983 tanggal 31 Desember 1983.
Lokasi perusahaan berada di Gabion, Belawan - Medan, SUMUT
lengkapnya yaitu : di desa Gabion, kelurahan Bagan Deli kecamatan Medan Belawan.
Lokasi pabrik ini berada di daerah kewenangan Perum Pelabuhan yang sudah di
peruntukan bagi daerah industri dan pergudangan.
Kegiatan pembangunan fisik perusahaan ini dimulai pada tahun 1988 dan
pada akhir September 1990 perusahaan ini melaksanakan Trial operation dan pada
tanggal 13 oktober 1990 Presiden RI.Soeharto meresmikan berdirinya perusahaan ini
PT. Ecogreen Oleochemicals dibangun dengan menggunakan proses
teknologi dari Jerman Barat, sedang peralatan dan mesin-mesin disuplai dari Eropa
Barat dan Amerika Serikat.
PT. Ecogreen Oleochemicals bergerak dalam industri proses minyak inti
sawit menjadi bahan baku untuk pembuatan deterjen, shampo, sabun serta untuk
bahan baku industri farmasi.perusahaan ini membeli bahan baku dari industri
pengolaha minyak inti sawit disekitar Sumatra Utara dan melakukan pelemparan
produksinya 95% untuk komoditi export, serta sisanya untuk kebutuhan dalam negri.
Adapun produk dari perusahaan ini dikelompokkan dalam tiga kelompok :
1. Kelompok Fatty Alkohol yang terdiri dari C12, C14, C16, C18 dengan kapasitas
30.000 Metrik ton / tahun.
2. Kelompok Gliceryn, dengan kapasitas 4766 Metrik ton / tahun.
3. Kelompo Fatty Acyd (C6C10) dengan capasits 5261 Metrik ton / tahun.
Bahan baku yang digunakan oleh PT. Ecogreen Oleochemicals Plant
Belawan untuk menghasilkan Glycerine, Fatty Alcohol, dan Fatty Acid adalah Crude
Palm Cernel Oil (CPKO) atau Crude Coconut Oil (CNO). Bahan baku ini digunakan
bergantian tergantung dari permintaan pasar
Fatty Alkohol yang diproduksi perusahaan ini umumnya digunakan dalam
industri farmasi dan industri pembuatan detergen, shampo dan sabun. Fatty Acid
digunakan sebagai bahan baku pembentukan kimiawi lain, yang digunakan dalam
Skema proses produksi di PT. Ecogreen Oleochemicals Medan dapat dilihat
pada gambar 3 - 1,
CPKO/CNO
Gambar 3.1.
Pretreatment Spliting
Glycerine Water Evaporation
Glycerin Destillation &
Bleaching e
Fatty Acid Fractionation
Hidrogenation
Fatty Alcohol Fractionation
Glycerine
Fatty Acid C6C10Dengan dimulainya produksi pabrik ini akan dihemat devisa sebesar lebih
kurang US $ 45.000.000, dan dengan berdirinya pabrik ini maka minyak inti sawit
yang selama ini penggunaannya didalam negri hanya sebagai vegetable oil atau cocoa
butter subtitude dapat diproses dan diolah lebih lanjut menjadi produk industri
dengan nilai tambah yang tinggi
Secara resmi ISO 9002 diberlakukan oleh management puncak PT. Ecogreen
Oleochemicals pada tanggal 29 Agustus 1992. Namun demikian kegiatan-kegiatan
persiapan awal tahun 1991, sedangkan untuk ISO 14001 diperoleh perusahaan pada
bulan desember 2004
3.2. Visi, Misi, Kebijakan Mutu, Kebijakan Lingkungan
Perusahaan
3.2.1. Visi
Menjadi perusahaan kelas dunia yang efisien dalam menyediakan
produk-produk bermutu tinggi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
3.2.2. Misi
• Menghasilkan dan menyediakan produk-produk yang bermutu tinggi dengan
biaya rendah didalam meningkatkan daya saing perusahaan dan melebihi
harapan pelanggan
• Mencapai tingkat keuntungan diatas tingkat rata-rata industri
3.2.3. Kebijakan Mutu
• Memastikan bahwa semua produk harus memenuhi atau melebihi persyaratan
mutu pelanggan
• Melaksanakan sistem manajement mutu dan memperbaiki efektifitasnya
secara berkesinambungan
• Melaksanakan sasaran mutu diseluruh lini organisasi
3.2.4. Kebijakan Lingkungan
PT Ecogreen Oleochemicals, berkomitmen untuk menyediakan produk yang
bermutu tinggi kepada pelanggannya melalui penggunaan bahan baku dan sumber
daya alam secara benar berdasarkan penerapan manajemen lingkungan secara ketat
PT Ecogreen Oleochemicals akan :
• Mengelola masalah lingkungan dengan perbaikan yang berkesinambungan
• Melakukan pencegahan polusi pada sumbernya
• Menentukan tujuan dan sasaran kerja untuk meningkatkan kinerja lingkungan • Berkomitmen untuk mematuhi seluruh peraturan dan undang-undang
lingkungan yang berlaku termasuk peraturan-peraturan lain yang terkait
• Bekerja sama dengan pihak pemerintah dan pihak terkait lainya dalam
mewujudkan komunitas yang bersih dan sehat
3.3. Problem
yang
Dihadapi Perusahaan saat ini
Dalam kegiatan operasi pengolahan, perusahaan membuat target produksi
yang tertuang dalam tujuan perusahaan, adapun untuk tahun 2006 adalah sebagai
berikut
1. Production Volume : 30,000 MT Fatty Alkohol.
2. Customer Complaint : Zero
3. Safety (Lost Time Accident) : Zero
4. PROPER KLH Program : Blue Grade
5. COD Effluent : 180 PPM (Maximum mounthly average)
Berdasarkan data yang diperoleh, dari tahun 2001 hingga saat ini target produksi
yang ditetapkan oleh perusahaan selalu tidak dapat terpenuhi
Untuk mengatasi permasalahan target produksi tersebut management PT.
Ecogreen Oleochemicals mengadakan pembenahan disegala lini. Adanya keterkaitan
antara aspek karakteristik teknologi dengan kinerja perusahaan adalah merupakan
salah satu penyebab untuk melakukan pembenahan tersebut, demikian juga dengan
gaya kepemimpinan atasan yang memiliki tingkat pengaruh terhadap penerapan
aspek karakteristik teknologi perusahaan dalam hubungannya dengan pembentukan
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat penelitian
survei penjelasan (explanatory atau confirmatory) yang menjelaskan hubungan
korelasi antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa.
Secara umum metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
terbagi menjadi lima tahap proses penelitian, yaitu: persiapan penelitian, studi
pendahuluan, pengumpulan data, pengolahan data dan kesimpulan penelitian
4.2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang diidentifikasi pada penelitian ini digolongkan
menjadi 3 jenis variabel yaitu
1. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang dipelajari pengaruhnya
terhadap variabel lain pada penelitian ini yang menjadi variabel independen
adalah aspek karakteristik teknologi yang terdiri dari : object embedded
technology, human embedded technology, document embedded technology,
2. Variabel tergantung (dependen) adalah variabel yang kondisinya dipengaruhi
oleh variabel lain pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah
3. Variabel Moderator adalah variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel dependent dan variabel independent,
variabel moderator yang dipakai dalam penelitian ini adalah variabel gaya
kepemimpinan dan konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah Part-Goal
Leadership Theory
4.3. Perumusan Hipotesa Penelitian
Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara dari masalah yang diteliti, dan
juga merupakan dugaan tentang obyek yang diteliti, yang kebenarannya masih perlu
diuji secara empiris. Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut
Hipotesis 1 :
Semakin tinggi tingkat penerapan aspek karakteristik teknologi di perusahaan,
semakin tinggi pula tingkat kinerja perusahaan yang diukur melalui persepsi
karyawan terhadap tingkat kepuasan kerja
Hipotesis 1.a
Ho : 1 = 0 Tidak ada hubungan tingkat penerapan karakteristik object embedded
technology di perusahaan dengan tingkat kepuasan kerja karyawan
H1 : 1 < 0 Tingkat penerapan aspek karakteristik object embedded technology di
Hipotesis 1.b
Ho : 2 = 0 Tidak ada hubungan tingkat penerapan aspek karakteristik human
embedded technology di perusahaan dengan tingkat kepuasan kerja
H1 : 2 < 0 Tingkat penerapan aspek karakteristik human embedded technology di
perusahaan berhubungan secara positif dengan tingkat kepuasan kerja
Hipotesis 1.c
Ho : 3 = 0 Tidak ada hubungan antara tingkat penerapan aspek karakteristik
document embedded technology di perusahaan dengan tingkat
kepuasan kerja karyawan
H1 : 3 < 0 Tingkat penerapan aspek karakteristik document embedded
technology diperusahaan berhubungan positif dengan tingkat kepuasan
kerja karyawan
Hipotesis 2 :
Hubungan antara penerapan aspek karakteristik teknologi yang terdapat di
perusahaan dengan tingkat kinerja perusahaan yang diukur melalui kepuasan kerja
karyawan, akan semakin kuat jika berada pada lingkungan dengan gaya
kepemimpinan tertentu
hubungan antara tingkat penerapan karakteristik technology di
perusahaan dengan tingkat kinerja perusahaan yang diukur melalui
persepsi karyawan tehadap tingkat kepuasan kerja
H1 : 2 < 0 Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif dalam
penguatan hubungan antara tingkat penerapan karakteristik technology
di perusahaan dengan tingkat kinerja perusahaan yang diukur melalui
persepsi karyawan tehadap tingkat kepuasan kerja
4.4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan, staff, dan pimpinan PT.
Ecogreen Oleochemicals Medan, lokasi penelitian ini berada kawasan PT. Ecogreen
Oleochemicals yang terletak di Jalan Pelabuhan IV Gabion Belawan
4.5. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu:
Observasi, yakni melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan
operasional PT. Ecogreen Oleochemicals
Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara kepada pekerja dan juga staf
Studi kepustakaan, yaitu dengan membaca laporan-laporan perusahaan yang
berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini
4.5.1. Jenis Data
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
Data primer: diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian melalui survei,
melalui wawancara dan penyebaran kuesioner terhadap responden
Data sekunder: adalah data - data yang diperoleh setelah data primer diolah,
serta data-data yang diperoleh dari pihak manajemen perusahaan
4.5.2. Kuesioner
Proses penyusunan kuesioner ini diawali dengan menyusun tabel spesifikasi
variabel-variabel penelitian, yang berisi definisi setiap variabel beserta
dimensi-dimensinya, yang kemudian dikembangkan menjadi item-item pertanyaan yang
merupakan variabel manifes dari setiap variabel laten yang ada. Pertanyaan pada
kuesioner penelitian ini menggunakan jenis pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup
memiliki alternatif jawaban yang telah terbatas sehingga responden tidak diberi
kebebasan menjawab diluar pilihan jawaban yang telah ditetapkan sebelumnya.
Setelah format kuesioner terbentuk, maka proses selanjutnya adalah
menyebarkan kuesioner tersebut untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan
4.6. Metode Analisis
Analisis data dilakukan dengan metode analisis regresi linier, untuk lebih
memudahkan, analisis regresi linier juga dilakukan dengan menggunakan SPSS for
Windows versi 13.0 yang juga menyediakan program untuk analisis regresi linier.
4.7. Metode Pengujian
Untuk mempermudah penulis, proses perhitungan dan pengujian validitas
dan reliabilitas kuesioner pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer hasil survei
dengan kuesioner terhadap responden yaitu karyawan tetap PT. Ecogreen
Oleochemicals Medan Plant
5.1.1. Data yang Diperlukan
Berdasarkan tujuan penelitian, data yang dibutuhkan untuk model penelitian
yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah :
1 Penilaian responden yaitu karyawan PT. Ecogreen Oleochemicals Medan
Plant mengenai penerapan aspek karakteristik teknologi di perusahaan
2 Penilaian responden yaitu karyawan PT. Ecogreen Oleochemicals Medan
Plant mengenai dimensi kinerja yaitu kepuasan kerja karyawan
3 Penilaian responden yaitu karyawan PT. Ecogreen Oleochemicals Medan
Plant mengenai gaya kepemimpinan di perusahaan
5.1.2. Penyusunan Kuesioner
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner.
umum dari responden yaitu nama jabatan responden saat ini, lamanya bekerja
diperusahaan, lamanya memegang jabatan saat ini, dan tingkat pendidikan terakhir.
Untuk bagian selanjutnya adalah berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai variabel
independent, independent dan variabel moderat, yang terdiri atas 71 pertanyaan
dengan rincian sebagai berikut
1. 13 pertanyaan mengacu pada dimensi aspek karakteristik teknologi Object
Embedded Technology
2. 14 pertanyaan mengacu pada dimensi aspek karakteristik teknologi Human
Embedded Technology
3. 5 pertanyaan mengacu pada dimensi aspek karakteristik teknologi Document
Embedded Technology
4. 10 pertanyaan mengacu pada persepsi karyawan tentang dimensi gaya
kepemimpinan
5. 18 pertanyaan mengacu pada persepsi karyawan tentang dimensi budaya
perusahaan
6. 11 pertanyaan mengacu pada persepsi karyawan tentang dimensi tingkat
kepuasan kerja
5.1.3. Penyebaran Kuesioner
Data Kuesioner ini disebarkan dan diperoleh dari karyawan PT. Ecogreen
Jumlah data yang disebarkan 132 Data
Data yang cacat 5 Data
Data yang tidak kembali 8 Data
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Persiapan Data
Persiapan data bertujuan untuk mentabulasikan atau mengorganisasikan data
sedemikian rupa sehingga siap untuk diolah. Data yang diperoleh dari jawaban
responden terhadap kuesioner penelitian.
5.2.2. Pengubahan Skala Jawaban Kuesioner
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini bersifat skala sikap
(attitude scale) Likert dengan menggunakan jangkar “Sangat tidak setuju”, “tidak
setuju” “netral”, “setuju”, “Sangat setuju”. Pada skala likert ini responden penelitian
diminta untuk menunjukkan atau menyatakan tingkat kesetujuan atau
ketidak-setujuannya terhadap berbagai pernyataan dalam kuesioner penelitian
Skala merupakan suatu alat atau mekanisme yang digunakan untuk
membedakan variabel-variabel penelitian. Skala bisa merupakan suatu alat yang kasar
yang hanya dapat menggolongkan individu-individu berdasarkan variabel-variabel
Ada 4 jenis utama dari skala yaitu : nominal, ordinal, interval (equal), dan
rasio. Tingkat kecanggihan skala semakin meningkat dari skala nominal keskala
rasio. Pada penelitian ini digunakan skala Likert yang termasuk dalam skala ordinal.
Skala ordinal dapat menangkap perbedaan-perbedaan kualitatif dari berbagai kategori
yang memberikan informasi tentang bagaimana responden membedakan karakteristik
dari kategori tersebut dengan menunjukkan urutannya. Skala ordinal tidak dapat
memberikan indikasi atau petunjuk tentang besarnya perbedaan diantara berbagai
rangking.
Oleh karena itu dengan tujuan untuk meningkatkan tingklat kecanggihan
dari skala yang digunakan ketingkat yang lebih tinggi sehingga informasi yang lebih
rinci dapat diperoleh dari variabel penelitian dan untuk tujuan agar data dapat diolah
dengan menggunakan bantuan software SPSS for Windows versi 13.0, maka
dilakukan perubahan data skala mentah
5.2.3. Perhitungan nilai validitas
Validitas adalah untuk menunjukkan tingkat/derajat sebagai bukti
pendukung kesimpulan yang ditarik dari skor yang diturunkan dari ukuran atau
tingkat skala yang seharusnya diukur. Kalau kita menarik kesimpulan bahwa skor
pada suatu pengukuran mencerminkan tingkat kepuasan, maka kita perlu informasi
Validitas ini bertujuan untuk membuktikan valid tidaknya data tersebut, dan
yang dibandingkan adalah nilai r hitung dengan r tabel. Berikut ini akan dipaparkan
nilai untuk validitas X1 dalam tabel 5.1.
Perbandingan X1-1 X1-2 X1-3 X1-4 X1-5 X1-6 X1-7 X1-8
r hitung 0.502 0.480 0.180 0.457 0.498 0.299 0.397 0.394
Perbandingan X1-9 X1-10 X1-11 X1-12 X1-13 X1-14 X1-15 X1-16
r hitung 0.380 0.514 0.509 0.441 0.590 0.633 0.553 0.612
Perbandingan X1-17 X1-18 X1-19 X1-20 X1-21 X1-22 X1-23 X1-24
r hitung 0.433 0.485 0.542 0.511 0.286 0.338 0.398 0.406
Perbandingan X1-25 X1-26 X1-27 X1-28 X1-29 X1-30 X1-31 X1-32
r hitung 0.359 0.336 0.490 0.275 0.368 0.445 0.274 0.395
Tabel 5.1. Tabel rekapitulasi nilai validitas X1
Keterangan :
X1 – 1 = Output perusahaan dihasilkan dari suatu proses produksi yang cukup
kompleks
X1 – 2 = Proses produksi perusahaan menghasilkan berbagai macam variasi (jenis)
output.
X1 – 4 = Input-input material yang dibutuhkan dalam proses produksi, telah melalui
proses penentuan spesifikasi dengan kriteria tertentu sebelumnya.
X1 – 5 = Proses produksi menuntut tingkat toleransi yang terbatas serta ketepatan
spesifikasi yang tinggi.
X1 – 6 = Proses produksi hanya bisa dilakukan pada lingkungan operasi spesifik
tertentu
X1 – 7 = Saya merasa telah menguasai dengan baik sifat-sifat fisik input material
yang dibutuhkan proses produksi.
X1 – 8 =Saya merasa telah menguasai dengan baik rute (jalur) pemindahan material
dalam proses produksi.
X1 – 9 = Saya merasa telah menguasai dengan baik metode yang digunakan untuk
pemindahan material dalam proses produksi
.X1 – 10 =Pengendalian (kontrol) terhadap proses produksi telah memperhatikan
aspek-aspek dan peraturan mengenai lingkungan.
.X1 – 11 = Pengendalian / kontrol terhadap proses operasi produksi telah
memperhatikan aspek-aspek dan peraturan mengenai keselamatan kerja..
.X1 – 12 = Proses produksi menuntut tingkat standarisasi yang tinggi
X1 – 13 = Telah ada proses pemantauan terhadap aspek kualitas output yang
X1 – 14 = Para karyawan dituntut untuk memiliki potensi kecerdasan yang memadai
dalam hal penguasaan teknologi yang berhubungan dengan proses
produksi
X1 – 15 = Para karyawan dituntut untuk memiliki potensi imajinasi dan intuisi yang
cukup dalam hal penguasaan teknologi yang berhubungan dengan proses
produksi.
X1 – 16 = Saya memiliki orientasi pada keberhasilan dalam usaha mencapai prestasi
kerja.
X1 - 17 = Saya memiliki sikap kompetitif dan sikap dinamis dalam usaha mencapai
prestasi kerja.
X1 – 18 = Saya lebih bersemangat untuk bekerja secara berkelompok dibandingkan
dengan bekerja sendiri
X1 – 19 = Dalam menjalin kerjasama, saya sangat menghargai bantuan yang
diberikan oleh orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan.
X1 – 20 = Saya memiliki rasa kepekaan sosial yang tinggi dalam menjalin
kerjasama.
X1 – 21 = Saya berusaha untuk bekerja seefisien mungkin
X1 – 22 = Saya memiliki tanggung jawab untuk selalu berusaha melakukan
pekerjaan seefisien mungkin.
X1 – 23 = Saya bersedia menimba pengalaman dengan melakukan eksperimen /
X1 – 24 = Saya punya keinginan untuk berusaha memperbaiki diri dalam hal yang
berhubungan dengan pekerjaan
X1 – 25 = Saya memiliki keinginan untuk mengambil inisiatif dalam hal yang
berhubungan dengan pekerjaan.
X1 – 26 = Saya memiliki keinginan untuk mencapai sasaran kerja berdasarkan waktu
yang telah ditetapkan.
X1 – 27 = Saya selalu berusaha menghargai waktu dengan cara berorientasi kemasa
depan.
X1 – 28 = Saya merasa metode penyimpanan informasi perusahaan mudah untuk
dikuasai.
X1- 29 = Dengan penguasaan saya terhadap metode penyimpanan informasi
tersebut, saya merasa mudah untuk melakukan proses pencarian dan
penggunaan informasi yang diperlukan.
X1 – 30 = Saya merasa adanya hubungan keterkaitan yang jelas antara perusahaan
dengan karyawan perusahaan.
X1 – 31 = Perusahaan selalu menjamin informasi yang tepat dan up to date karena
kesempatan untuk memperbaharui informasi tersebut sangat terbuka.
X1 – 32 = Cara berkomunikasi yang digunakan perusahaan mudah untuk dilakukan.
Hasil nilai Validitas untuk X2 dapat kita lihat dari table 5.2.
Perbandingan X2 - 1 X2 – 2 X2 - 3 X2 – 4 X2 - 5
r hitung 0.669 0.145 0.266 0.769 0.741
Perbandingan X2 - 6 X2 – 7 X2 - 8 X2 – 9 X2 - 10
r hitung 0.744 0.818 0.717 0.603 0.396
Keterangan :
X2 – 1 = Atasan saya biasa memberikan pengarahan khusus sehingga bawahan
mengetahui dengan tepat apa yang diharapkan dari diri mereka.
X2 – 2 = Atasan saya biasa menentukan sendiri tentang bagaimana para bawahan
menyelesaikan pekerjaannya.
X2 – 3 = Atasan saya biasa mengatur jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan para
bawahannya.
X2 – 4 = Atasan saya biasa menunjukkan sikap yang ramah serta memberikan
pengertian yang sungguh-sungguh untuk mendukung bawahan.
X2 – 5 = Atasan saya sering memberikan bantuan pada bawahan dalam
menyelesaikan pekerjaan.
X2 – 6 = Atasan saya sering mendorong bawahan untuk percaya diri dalam
melaksanakan tugas.
X2 – 7 = Atasan saya sering berkonsultasi dan melibatkan bawahan dalam proses
X2 – 8 = Atasan saya sering meminta saran, usulan, dan gagasan dari bawahan.
X2 – 9 = Atasan saya memberikan sasaran kerja yang menantang bagi bawahan.
X2 - 10 = Atasan saya selalu menuntut kinerja yang tinggi dari para bawahan.
Hasil nilai Validitas untuk X4 dapat kita lihat dari table 5.3.
Tabel 5.3. Tabel rekapitulasi nilai validitas X4
Perbandingan X4 - 1 X4 – 2 X4 - 3 X4 - 4 X4 - 5
r hitung 0.647 0.646 0.423 0.555 0.644
Perbandingan X4 - 6 X4 - 7 X4 – 8 X4 - 9 X4 - 10 X4-11
r hitung 0.743 0.440 0.542 0.606 0.719 0.044
Keterangan :
X4 – 1 = Pekerjaan saya telah memberikan kesempatan bagi saya untuk
menggunakan keahlian dan kemampuan saya secara maksimal
X4 – 2 = Pekerjaan saya menawarkan berbagai macam variasi tugas dan saya
memiliki kesempatan untuk melakukan tugas yang sesuai dengan
kemampuan saya sendiri
X4 – 3 = Sistem upah/gaji perusahaan adalah wajar dan adil sesuai dengan tingkat
keahlian dan standart upah yang ada
X4 – 5 = Karyawan merasa nyaman dengan lingkungan kerja dan membuat
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik
X4 – 6 = Perusahaan telah menyediakan peralatan keselamatan kerja yang lengkap
yeng menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan di lingkungan fisik
pekerjaan
X4 – 7 = Rekan kerja saya memiliki sikap yang ramah dan saya memiliki
kemudahan untuk dapat membentuk persahabatan yang erat dengan rekan
kerja saya
X4 – 8 = Atasan saya memiliki sikap yang pengertian, suka memberi pujian atas
kinerja saya yang bagus
X4 – 9 = Pengetahuan teknis atasan saya lebih baik dari saya
X4 - 10 = Atasan saya selalu berusaha untuk memperhatikan pendapat dan keluhan
saya
X4 – 11 = Apakah Anda merasa perlu untuk pindah dari tempat pekerjaan anda
saat in
5.2.4. Perhitungan nilai reliability
Reliability menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
untuk menjawab pertanyaan, jika diberikan pertanyaan yang sama pada periode
waktu berikutnya.
Reliability ini menunjukan pada tingkat keterandalan sesuatu, yang
didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak
(free from random – error variance), kesalahan acak akan menurunkan tingkat
keandalan hasil pengukuran
Hasil untuk perhitungan reliability statistics X1 dapat kita lihat pada table 5.4.
Tabel 5.4. Tabel perhitungan nilai reliability X1
Cronbach’s Alpha N of items
0.732 33
Hasil untuk perhitungan reliability statistics X2 dapat kita lihat pada table 5.5.
Tabel 5.5. Tabel perhitungan nilai reliability X2
Cronbach’s Alpha N of items
0.748 11
Hasil untuk perhitungan reliability statistics X4 dapat kita lihat pada table 5.6.
Tabel 5.6. Tabel perhitungan nilai reliability X4
Cronbach’s Alpha N of items
5.2.5. Modifikasi Model
Untuk Model 1, model regresi linier X2, untuk mendapatkan model ini
dapat kita ambil acuan dari table 5.7.
Tabel 5.7. Tabel coefficients untuk model regresi linier X2
Unstandardized Coefficients Standarized Coefficients Model
B Std. Error Beta
t Sig
1(Constant) 24.876 6.210 4.006 0.000
Total X1 0.093 0.048 0.167 1.927 0.056
Dependent variabel : Total X4
X4 = 24.876 + 0. 093 X1
X1 = Aspek Karakteristik Teknologi
X4 = Kepuasan Kerja
Untuk model ini aspek karakteristik teknologi tidak mempengaruhi
kepuasan kerja. Semakin besar X1 maka akan semakin besar juga nilai X4, artinya
nilai X1 mempengaruhi nilai X4. Untuk pembuktiannya dapat kita lihat bahwa nilai
signifikan lebih besar dari (0.05)
Untuk Model 2, model regresi linier X4, untuk mendapatkan model ini
dapat dilihat dari table 5.8.
Tabel 5.8. Tabel coefficients untuk model regresi linier X4
Unstandardized Coefficients Standarized coefficients Model
B Std. Error Beta
1 (Constant) 15.770 5.855 2.693 0.008
Total X1 0.025 0.045 0.046 0.561 0.576
Total X2 0.513 0.094 0.445 5.483 0.000
Dependent variabel : Total X4
X4 = 15.770 + 0.025 X1 + 0.513 X2
X1 = Aspek Karakteristik Teknologi
X2 = Aspek Gaya Kepemimpinan
X4 = Kepuasan Kerja
Untuk model ini aspek karakteristik teknologi dengan gaya kepemimpinan
tidak mempengaruhi kepuasan kerja, tetapi gaya kepemimpinan tersebut
mempengaruhi kepuasan kerja. Walaupun aspek karakteristik teknologi dengan gaya
kepemimpinan yang semakin baik kurang mempengaruhi kepuasan kerja, tetapi untuk
semakin baik gaya kepemimpinan akan semakin meningkatkan kepuasan kerja.
BAB VI
ANALISA DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan
atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku umum. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk melihat nilai rata – rata
(mean) dan standar deviasi dari setiap variabel laten independen dan dependen .
Penentuan level tinggi/rendah dilakukan berdasarkan pertimbangan nilai
tengah dan nilai rata–rata setiap variabel laten yang dianalisis, nilai minimum dan
nilai maksimum dari variabel manifes yang membentuk variabel laten. Level tinggi
diberikan jika nilai rata–rata variabel laten diatas nilai tengah variabel laten.
Sedangkan level sedang diberikan jika nilai rata–rata variabel laten berada dibawah
nilai tengah variabel laten. Berikut ini dipaparkan Analistis Statistik Deskriptif Object
Embedded Technology dalam table 6.1.
Tabel 6.1. Analistis Statistik Deskriptif Object Embedded Technology
N Minimum Maximum Mean Std. Deviaton Variance
X1-1 132 2.00 5.00 4.4924 .72571 .527
X1-2 132 1.00 5.00 4.3333 .71693 .514
X1-3 132 1.00 5.00 3.8939 1.02828 1.057
X1-4 132 3.00 5.00 4.5000 .61159 .374
X1-5 132 2.00 5.00 4.1894 .72188 .521