• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Komponen Technoware, Humanware, Infoware Dan Organware, Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Yang Dimoderator Gaya Kepemimpinan Di Pt.Ecogreen Oleochemicals Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Hubungan Komponen Technoware, Humanware, Infoware Dan Organware, Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Yang Dimoderator Gaya Kepemimpinan Di Pt.Ecogreen Oleochemicals Medan"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN TECHNOWARE, HUMANWARE, INFOWARE DAN ORGANWARE, DENGAN KEPUASAN KERJA

KARYAWAN YANG DIMODERATOR GAYA KEPEMIMPINAN DI PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS MEDAN

TESIS

OLEH :

WIKY SABARDI

037025023/TI

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN TECHNOWARE, HUMANWARE, INFOWARE DAN ORGANWARE, DENGAN KEPUASAN KERJA

KARYAWAN YANG DIMODERATOR GAYA KEPEMIMPINAN DI PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik

Dalam Program Studi Teknik Industri

Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

OLEH :

WIKY SABARDI

037025023/TI

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Penelitian : ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN TECHNOWARE, HUMANWARE, INFOWARE DAN ORGANWARE, DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN YANG DIMODERATOR GAYA KEPEMIMPINAN DI PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS MEDAN

Nama Mahasiswa : WIKY SABARDI Nomor Pokok : 037025023

Program Studi : TEKNIK INDUSTRI

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M. Eng Ketua

Ir. Mangara M. Tambunan, MSc Anggota

Ketua Program Studi Direktur,

Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M. Eng Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc NIP . 130 365 325 NIP . 130 365 325

(4)

Telah diuji pada

Tanggal ………

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua :

Anggota : 1.

2.

(5)

ABSTRACT

In dealing with the globalization era and facing the industrial competition strike, the company is urged to have a highly performance rate. Acknowledged that its technology superior should be a force driving for the competition, although not all the change of technology shall present strategic merits for company.

Technology, refers to the United Economic and Social Commission for Asia and Pacific (UNESCAP) quoted in the Technology Atlas Project for a production context as combination of 4 basic components they are technoware, humanware, infoware and organware are integrated dynamically within a transformation process.

PT. Ecogreen Oleochemicals Medan is a manufacturing company processing out CPKO into a raw material made for detergent, shampoo, soap as well as raw material of other pharmaceutical industry. The outcome product such material known as fatty acid, fatty alcohol and glycerin.

In operating the company either for processing, the management provide a production target as contained in the goal of the company, however the target as defined itself on the company is not gained anymore until today.

The result of analysis to this study showed that found a relationship with factor mastering the aspect in characteristic of technology by employee with the incorporated work and their satisfactorily. In daily practices, the management style in superiority applied in PT. Ecogreen Oleocehmicals Medan has a dominantly influence compared to the application aspect in characteristic of technology of the company in its relation to their work satisfactorily seen on PT. Ecogreen Oleochemicals Medan, while aspect in characteristic of technology as moderated in a management style is not influencing to the work satisfactorily, but the management style itself surely influencing to the work satisfactorily, noted the better leadership style is potential to improve the work satisfactorily.

(6)

RINGKASAN

Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan industri yang semakin

ketat, perusahaan harus memiliki tingkat performansi yang tinggi. Keunggulan

teknologi merupakan salah satu penggerak dari kompetisi tersebut, walaupun

memang tidak semua perubahan teknologi dapat memberikan keuntungan strategis

bagi perusahaan.

Teknologi menurut United Economic and Social Commision for Asia and

Pacific (UNESCAP) dalam Technologi Atlas Project untuk konteks produksi sebagai

kombinasi dari 4 komponen dasar yaitu technoware, humanware, infoware dan

organware yang berintegrasi secara dinamis dalam suatu proses transformasi.

PT. Ecogreen Oleochemicals Medan adalah suatu perusahaan manufaktur

yang memproses minyak inti sawit menjadi bahan baku untuk pembuatan diterjen,

sampho, sabun serta bahan baku industri farmasi. Dengan produk yang dihasilkannya

adalah fatty acid, fatty alcohol, dan gliserin.

Dalam menjalankan kegiatan operasi pengolahan, perusahaan membuat

target produksi yang tertuang dalam tujuan perusahaan, tetapi target produksi yang

ditetapkan oleh perusahaan sampai saat ini selalu tidak terpenuhi.

Hasil analisis dari penelitian ini memperlihatkan adanya hubungan

keterkaitan faktor penguasaan karyawan terhadap aspek karakteristik teknologi

(7)

yang kuat dibandingkan dengan penerapan aspek karakteristik teknologi perusahaan

dalam hubungannnya dengan kepuasan kerja karyawan di PT. Ecogreen

Oleochemicals Medan. Aspek karakteristik teknologi yang dimoderator dengan gaya

kepemimpinan tidak mempengaruhi kepuasan kerja, tetapi gaya kepemimpinan

tersebut mempengaruhi kepuasan kerja dengan semakin baiknya gaya kepemimpinan

maka akan meningkatkan kepuasan kerja

Hasil dari penelitian diatas diharapkan dapat menjadi dasar bagi manajemen

perusahaan, untuk perbaikan disegala lini perusahaan, sehingga dengan sendirinya

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang Maha Kuasa yang

senantiasa selalu melimpahkan Rahmat dan Karunianya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Penelitian ini dengan judul “Analisis Hubungan Komponen

Technoware, Humanware, Infoware, dan Organware dengan Kepuasan Kerja

Karyawan yang di Moderator Gaya Kepemimpinan di PT. Ecogreen Oleochemicals

Medan”. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan studi pada Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Magister Teknik

Industri di Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan

untuk PT. Ecogreen Oleochemicals Medan, dalam rangka menghadapi persaingan

yang sangat ketat dan kompetitif antara perusahaan oleochemicals, terutama dalam

mengantisipasi pasar global perlu dilakukan upaya-upaya untuk dapat meningkatkan

produktifitasnya.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa masih terdapat kelemahan dan kekurangan

pada tulisan penelitian ini akibat dari keterbatasan dan kemampuan sumber daya yang

ada, maka dalam kesempatan ini penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

sifatnya membangun sebagai upaya kesempurnaan penelitian ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

(9)

1. Rektor USU, Prof. Chairuddin P. Lubis DTM&H, DSAK

2. Direktur Sekolah Pasca Sarjana USU, Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc

3. Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister Teknik Industri, Prof. Dr. Ir.

Sukaria Sinulingga, M. Eng dan Ir. Harmein Nasution , MSIE

4. Dosen pembimbing I dan II, Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M. Eng, dan

Ir. Mangara M. Tambunan MSc

5. Manajemen PT. Ecogreen Oleochemicals Medan terutama Bapak Drs.

Thomas Subarso Isriadi, SH., Sp. N., S. Psi., MBA

6. Bapak M. Andimora Parulian, selaku Superintenden F. Acid

7. Seluruh karyawan dan karyawati PT. Ecogreen Oleochemicals Medan,

terutama Bp. Edwin H. Sipahutar, Bapak M. Zaimunir, Bapak Irianto, Bapak

Zulfikar, Bapak Zulkarnain, Bapak Andi Adrian, Bapak Herbert

Simanjuntak, Bapak Hotman Togatorop, Bapak Binsar Hutabarat, Bapak

Jhon Sandi Sihombing, Bapak Suparno, Bapak Nelson Manalu dan semua

yang telah membantu saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

namanya

8. Orang tua penulis, ayahanda Achmad Fauzi dan Ibunda Meiliarty SPd, serta

saudara/i saya Rudi Sabardi, Sri Berziwati/kel, Noviyanti, dan Feri

(10)

9. Seseorang yang sangat berarti bagi saya, yang telah membantu saya dalam

segala hal, dan tidak mampu saya untuk membalas jasa-jasanya Marlina

Tampubolon beserta adik-adiknya dan keluarganya

10.Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Industri Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara khususnya angkatan II atas

dorongan dan kebersamaan selama ini.

Akhir kata semoga kiranya tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

yang membutuhkannya.

Medan, Februari 2008

Hormat saya

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstract ...……….. i

Ringkasan ………... ii

Kata Pengantar ………...…. iv

Daftar Isi ………...………... vii

Daftar tabel………...………... xi

Daftar Gambar ……….……. xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ……….……..… 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Perumusan Masalah ………... 3

1.3. Tujuan Penelitian ……….…... 3

1.4. Manfaat Penelitian ……….………... 3

1.5. Batasan Masalah ……….……… 4

1.6. Asumsi ……….……... 5

BAB II. TINJAUAN LITERATUR………... 6

2.1. Konsep Teknologi………... 6

2.1.1. Pengertian Teknologi……….. 6

(12)

2.1.3. Penilaian Kecanggihan Teknologi……….. 10

2.2. Konsep Organisasi………... 14

2.2.1. Gaya Kepemimpinan……….. 14

2.2.2. Kepuasan Kerja Karyawan………..……….……… 17

BAB III. GAMBARAN OBJEK STUDI... 21

3.1. Profil Perusahaan ... 21

3.2. Visi, Misi, Kebijakan Mutu, Kebijakan Lingkungan Perusahaan... 24

3.2.1. Visi ... 24

3.2.2. Misi ……….………... 24

3.2.3. Kebijakan Mutu ………... 25

3.2.4. Kebijakan Lingkungan ………... 25

3.3. Problem yang Dihadapi Perusahaan saat ini ... 26

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN ……….….…..………. 27

4.1. Metode Penelitian ………..….…....… 27

4.2. Variabel Penelitian………...……… 27

4.3. Perumusan Hipotesa Penelitian... 28

4.4. Lokasi Penelitian ……….…….…...….. 30

4.5 Metodologi Pengumpulan Data ………... 30

4.5.1. Jenis Data ……… 31

(13)

4.6. Metode Analisis Data ……….……... 32

4.7. Metode Pengujian... 32

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... 33

5.1. Pengumpulan Data ... 33

5.1.1. Data yang Diperlukan... 33

5.1.2. Penyusunan Kuesioner ... 33

5.1.3. Penyebaran Kuesioner ... 34

5.2. Pengolahan Data ... 35

5.2.1. Persiapan Data ... 35

5.2.2. Pengubahan Skala Jawaban Kuesioner ... 35

5.2.3. Perhitungan nilai validitas... 36

5.2.4. Perhitungan nilai reliability ... 43

5.2.5. Modifikasi Model ... 45

BAB VI ANALISA DAN PEMBAHASAN... 47

6.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 47

6.2. Analisis Regresi Linier... 58

6.2.1. Untuk variabel Independent…………...………….. 58

6.2.2. Untuk Variabel Moderator... 63

6.2.3. Untuk Variabel Dependen... 65

6.2.3.1. Kepuasan kerja karyawan... 65

(14)

6.4. Pengaruh Aspek Karakteristik Teknologi Terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan ... 69

6.4.1. Object Embedded Technology ……….... 69

6.4.2. Human Embedded Technology ………... 70

6.4.3. Document Embedded Technology ………...….… 71

6.5 Pengaruh Aspek Karakteristik Teknologi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dengan Variabel Moderator Gaya Kepemimpinan ... 72

6.5.1. Object Embedded Technology …………..…….… 72

6.5.2. Human Embedded Technology ………..… 73

6.5.3. Document Embedded Technology ……….... 74

6.6. Evaluasi Hipotesa Penelitian ………...…... 75

6.7 Pembahasan Terhadap Model – Model ... 78

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 83

7.1. Kesimpulan... 83

7.2. Saran ... 84

7.2.1. Saran bagi penelitian selanjutnya ... 84

7.2.2. Saran pemenfaatan hasil studi ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1. Tabel rekapitulasi nilai validitas X1... 37

Tabel 5.2. Tabel rekapitulasi nilai validitas X2 ... 40

Tabel 5.3. Tabel rekapitulasi nilai validitas X4 ... 42

Tabel 5.4. Tabel perhitungan nilai reliability X1... 44

Tabel 5.5. Tabel perhitungan nilai reliability X2 ... 44

Tabel 5.6. Tabel perhitungan nilai reliability X4 ... 44

Tabel 5.7. Tabel coefficients untuk model regresi linier X2 ... 45

Tabel 5.12. Tabel coefficients untuk model regresi linier X4 ... 45

Tabel 6.1. Analistis Statistik Deskriptif Object Embedded Technology……….………….. 47

Tabel 6.2. Analistis Statistik Deskriptif Human Embedded Technology ………. 49

Tabel 6.3. Analistis Statistik Deskriptif Document Embedded Technology ……….. 52

Tabel 6.4. Analistis Statistik Deskriptif Gaya Kepemimpinan ... 54

(16)

Tabel 6.6 Hubungan variabel laten, variabel manifes, dan nomor item

pertanyaan untuk dimensi object embedded technologi ……….. 59

Tabel 6.7 Hubungan variabel laten, variabel manifes, dan nomor item

pertanyaan untuk dimensi human embedded technologi ... 61

Tabel 6.8 Hubungan variabel laten, variabel manifes, dan nomor item

pertanyaan untuk dimensi document embedded technologi ... 63

Tabel 6.9 Hubungan variabel laten, variabel manifes, dan nomor item

pertanyaan untuk dimensi gaya kepemimpinan ... 64

Tabel 6.10 Hubungan variabel laten, variabel manifes, dan nomor item

pertanyaan untuk dimensi Kepuasan Kerja ……… 66

Tabel 6.11 Rekapitulasi bobot faktor untuk hipotesa 1 ... 76

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Gambar Garis Hubungan antara prestasi – kepuasan –

upaya ………...…...……. 18

Gambar 3.1. Aliran proses diagram pembuatan Glycerine,

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 88

Lampiran II Perhitungan nilai descriptive statistics ... 103

Lampiran III Perhitungan nilai correlation, nilai reliability,

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan industri yang semakin

ketat, perusahaan harus memiliki tingkat performansi yang tinggi. Keunggulan

teknologi merupakan salah satu penggerak dari kompetisi tersebut, walaupun

memang tidak semua perubahan teknologi dapat memberikan keuntungan strategis

bagi perusahaan.

Menurut Porter (1985) salah satu cara perusahaan untuk dapat

meningkatkan tingkat performansinya adalah melalui penerapan teknologi yang

terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan.

Teknologi menurut United Economic and Social Commision for Asia and

Pacific (UNESCAP 1989)) dalam Technologi Atlas Project untuk konteks produksi

sebagai kombinasi dari 4 komponen dasar yang berintegrasi secara dinamis dalam

suatu proses transformasi, adapun komponen dasar tersebut : fasilitas rekayasa

disebut juga technoware, kemampuan insani disebut juga humanware, informasi

disebut juga infoware dan organisasi disebut juga organware.

PT. Ecogreen Oleochemicals Medan adalah suatu perusahaan yang

memproses minyak inti sawit menjadi bahan baku untuk pembuatan diterjen, sampho,

(20)

fatty alcohol, dan gliserin. Pabrik ini berada didesa Gabion, kelurahan Bagan Deli,

kecamatan Medan – Belawan. Pabrik ini dibangun menggunakan proses teknologi

dari Jerman Barat, sedangkan peralatan dan mesin-mesin disuplay dari Eropa barat,

dan Amerika Serikat.

Dalam menjalankan kegiatan operasi pengolahan, perusahaan membuat

target produksi yang tertuang dalam tujuan perusahaan, tetapi target produksi yang

ditetapkan oleh perusahaan sampai saat ini selalu tidak dapat terpenuhi. Adapun salah

satu faktor yang menjadi penyebabnya adalah model dari gaya kepemimpinan atasan

tersebut

Pola kepemimpinan atasan di PT. Ecogreen Oleochemicals Medan terlihat

sangat berpengaruh, hal ini dapat terlihat ketika mengatasi troble shoting yang terjadi,

yang memerlukan kordinasi dengan pihak yang terkait, yang mengakibatkan birokrasi

yang panjang, demikian juga dengan perawatan dan perbaikan peralatan memerlukan

waktu yang lama, disebabkan karena kurang lengkapnya ketersediaan spare part di

gudang

Dengan melakukan analisis terhadap aspek penguasaan kandungan

teknologi dapat memperlihatkan adanya indikasi kekuatan dan kelemahan dari

hubungan teknologi dengan kedinamisan proses transformasi ditingkat perusahaan

Mengingat pentingnya perusahaan dalam mencapai target produksi tersebut

(21)

menemu kenali upaya-upaya yang efektive untuk mengatasinya khususnya, dalam

pemanfaatan teknologi yang telah dikembangkan.

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah masih rendahnya kemampuan

pencapaian target produksi yang dapat diperoleh dari perusahaan, untuk itu berbagai

faktor perlu diidentifikasi, terutama yang berhubungan dengan technoware,

humanware, infoware, organware, dan kepuasan kerja karyawan

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keterkaitan

hubungan dan pengaruh antara technoware, humanware, infoware dan organware

dengan performansi perusahaan di PT Ecogreen Oleochemicals Medan

Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Merumuskan hubungan antara technoware, humanware, infoware dan

organware dengan persepsi karyawan terhadap tingkat kepuasan kerja

karyawan

2. Merumuskan hubungan antara technoware, humanware, infoware dan

organware dengan pengaruh gaya kepemimpinan atasan terhadap tingkat

(22)

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Merupakan masukan pelengkap terhadap pihak manajement mengenai

perubahan dan terobosan yang sangat diperlukan untuk peningkatan

kompetensi karyawan

2. Bagi Program Pasca Sarjana Teknik dan Manajement Industri Universitas

Sumatera Utara (USU)

Sebagai sarana pengembangan wawasan keilmuan dan masukan didalam

menganalisa studi kasus dibidang industrialisasi, untuk memperluas

literatur akademis

3. Bagi Mahasiswa yang bersangkutan

Memberikan pengalaman akademis didalam memecahkan masalah

didunia industrialisasi

1.5. Batasan Masalah

Batasan masalah yang perlu dilakukan agar penelitian ini menjadi lebih jelas

dan terarah adalah

1. Penelitian dilakukan terbatas pada karyawan tetap PT. Ecogreen

(23)

2. Penilaian aspek karakteristik teknologi hanya meliputi penilaian kecanggihan

technoware, penilaian kecanggihan humanware, penilaian kecanggihan

infoware dan penilaian kecanggihan organware.

3. Penelitian dilakukan tanpa mencari penyebab terjadinya perbedaan

unsur-unsur dominan, pembahasan tersebut hanya berdasarkan teori

1.6. Asumsi

1. Keseluruhan pekerja dianggap sudah menguasai pekerjaannya

2. Data yang diperoleh untuk pemecahan masalah dianggap benar dan dapat

dipercaya setelah dinilai kewajarannya

3. Semua responden menjawab kuesioner penelitian secara wajar tanpa ada

(24)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1. Konsep Teknologi 2.1.1. Pengertian Teknologi

Ada beberapa kriteria yang dapat dikembangkan untuk melakukan penilaian

terhadap aspek penguasaan kandungan teknologi dari suatu perusahaan. Salah satu

kriteria yang dapat digunakan adalah kriteria yang dikembangkan oleh United

Nations-Economic and Social Commision for Asia and The Pasific (UNECAP 1989),

dalam Technology Atlas Project

Technology Atlas Project (1989) berawal dari dasar pemikiran bahwa

teknologi merupakan variabel strategik penting dalam perkembangan sosio-ekonomi

pada lingkungan internasional yang semakin kompetitif saat kini.

Selanjutnya Technology Atlas Project (1989) bertujuan untuk :

• Menawarkan alat analisis pembantu keputusan (decision support tool) dalam

bentuk suatu metodologi untuk mengintegrasikan pertimbangan teknologi

dalam pengembangan proses perencanaan.

• Mengembangkan alat ukur untuk area-area penting yang masih belum

(25)

• Berusaha menjadi jembatan dimana pendekatan analitikal dapat diperkenalkan

untuk formulasi dan perbaikan dari kebijakan-kebijakan dan rencana-rencana

teknologi

Technology Atlas Project (1989) mengembangkan kerangka yang telah

mengintegrasikan pertimbangan-pertimbangan teknologi kedalam suatu metodologi

yang disebut techno-economic atau disebut pula sebagai model Teknometrik.

Metodologi yang dikembangkan oleh Technology Atlas Project tersebut

memberikan penekanan pada pandangan bahwa teknologi merupakan kombinasi dari

peralatan-peralatan fisik dan pengetahuan know-how yang saling berhubungan.

Metodologi dari analisis kandungan teknologi merupakan pendekatan kuantitatif

untuk mengukur kontribusi teknologi dari komponen teknologi pada proses

transformasi.

Technology Atlas Project (1989) melihat teknologi sebagai inti dari aktivitas

transformasi suatu input menjadi output. Input dari aktivitas transformasi tersebut

masuk kedalam suatu elemen dengan tingkat kandungan teknologi yang lebih tinggi.

Maka perbedaannya terletak pada pertambahan kandungan teknologinya.

Menurut Technology Atlas Project (1989). Penentuan status kecanggihan

komponen teknologi pada suatu fasilitas transformasi (perusahaan) akan

membutuhkan pengetahuan mendalam mengenai aspek-aspek teknis yang

berhubungan dengan suatu spesifikasi kinerja. Penentuan status kecanggihan

(26)

teknisi, operator dan spesialis lainnya yang mengetahui secara baik aspek-aspek

operasional.

2.1.2. Komponen-komponen Dasar Teknologi

Menurut United Economic and Social Commision for Asia and Pacifik

(UNESCAP 1989) dalam Technologi Atlas Project, teknologi dapat dipandang dalam

konteks produksi sebagai kombinasi dari empat komponen yang berintegrasi secara

dinamis dalam suatu proses transformasi. Keempat komponen dasar tersebut adalah

fasilitas rekayasa (facilities), kemampuan insani (abilities), informasi (fact), dan

organisasi (frame works).

Menurut Technology Atlas Project (1989) Dalam suatu proses transformasi,

keempat komponen teknologi diperlukan secara simultan. Tidak ada proses

transformasi yang dapat dilakukan tanpa salah satu dari komponen tersebut. Keempat

komponen dasar tersebut akan dijelaskan berikut ini :

a. Fasilitas rekayasa yang disebut technoware, merupakan object-embodied

technology. Fasilitas rekayasa mencakup peralatan (tools), perlengkapan

(equipments), mesin-mesin (machine), alat pengangkutan (vehicles), dan

instruktur fisik (physical intrastructur).

b. Kemampuan insani, yang disebut humanware, merupakan person-embodied

(27)

keterampilan (skills), kebijakan (wisdom), kreativitas (creativity), dan

pengalaman (experience).

c. Informasi yang disebut infoware, merupakan document-embodied technology.

Informasi berkaitan dengan proses (proceses), prosedur (procedures), teknik

(techniques), metode (methods), teori (theory), spesifikasi (specifications),

pengamatan (observation), dan keterkaitan (relationship).

d. Organisasi, yang disebut organware, merupakan institution-embodied technology.

Organisasi mencakup praktek-praktek manajemen (managements practises),

linkages, dan pengaturan organisasional (organizational arrangements).

Menurut Technology Atlas Project (1989) Keempat komponen teknologi

tersebut berkaitan satu sama lainnya. Keterkaitan keempat komponen teknologi

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Technoware merupakan inti dari sistem transformasi. Technoware dibangun,

disiapkan, dan dioperasikan oleh humanware.

b. Humanware merupakan elemen kunci dari suatu operasi transformasi.

Humanware menggunakan infoware dalam menjalankan operasi transformasi.

c. Infoware juga digunakan oleh humanware dalam melakukan pembuatan

keputusan dan dalam mengoperasikan technoware.

d. Organware mengarahkan dan mengendalikan infoware, humanware, dan

(28)

Menurut Technology Atlas Project (1989) Dalam suatu kegiatan

transformasi, masing-masing komponen teknologi tersebut mempunyai tingkat

sofistifikasi. Suatu variasi tingkat sofistifikasi, dalam masing-masing komponen

teknologi, dapat terjadi karena empat hal berikut :

1. Kompleksitas operasi yang meningkat menyebabkan kebutuhan untuk

mengembangkan dan menggunakan technowere dengan tingkat sofistifikasi

yang lebih tinggi.

2. Kebutuhan atas keterampilan akan meningkat untuk membangun,

memperbaiki, memasang, dan mengoperasikan technoware dengan tingkat

sofistifikasi yang bervariasi, juga membutuhkan humanware dengan

sofistifikasi yang berbeda.

3. Karena tingkat sofistifikasi technoware dan humanware meningkat,

sofistifikasi infoware yang dibutuhkan sebagai acuan juga meningkat.

4.

Karena adanya peningkatan jumlah dan ruang lingkup operasi dalam kegiatan

transformasi maka fungsi-fungsi manajemen akan semakin kompleks. Hal ini

menyebabkan tingkat sofistifikasi yang dibutuhkan dalam organware untuk

mengintegrasikan technoware, humanware, dan infoware akan semakin tinggi.

2.1.3. Penilaian Kecanggihan Teknologi

Menurut United Economic and Social Commision for Asia and Pacifik

(29)

teknologi untuk suatu bagian fasilitas transformasi, yang bersesuaian dengan

penilaian kecanggihan, membutuhkan pengetahuan yang mendalam mengenai teknik

dan spesifikasi performansi yang berkaitan. Kriteria umum yang dapat digunakan

sebagai acuan pemilihan pengukuran yang spesifik, perlu ditetapkan untuk

melakukan penilaian kecanggihan dari keempat komponen teknologi dari suatu

fasilitas transformasi, adapun kriterianya dapat dilihat sebagai berikut :

1. Penilaian Kecanggihan Technoware

Kompleksitas operasi : Kompeksitas operasi yang dinilai dari berbagai aspek, seperti

tingkat keluaran keragaman produk, keragaman masukan

material, temperatur, dan tekanan pada operasi.

Presisi : Toleransi spesifikasi yang diperbolehkan yang berkaitan

dengan dimensi, atribut material, parameter proses, atribut

komponen, dan lingkungan operasi.

Penanganan bahan : Penilaian yang meliputi sifat-sifat fisik (status, mampu alir,

ukuran unit, konfigurasi geometrik, kekerasan, tingkat

korositas, keawetan) dari material yang dipindahkan dan

kebutuhan pemindahan (rute, metode, kecepatan periodik)

dengan memperhatikan material yang dipindahkan.

Pengendalian proses : Tingkat dan kesulitan pengendalian pemeriksaan dengan

(30)

keselamatan, tingkat standarisasi, pemantauan kualitas,

pemantauan proses.

Kontribusi fasilitas rekayasa: Kontribusi fasilitas rekayasa dalam perencanaan,

pembuatan, pengoperasian, dan pemasaran.

2. Penilaian Kecanggihan Humanware

Kreativitas : Kemampuan berkreasi yang dinilai berdasarkan berbagai

aspek seperti kecerdasan, imajinasi dan intuisi.

Orientasi berprestasi : Keinginan untuk mencapai prestasi yang dinilai

berdasarkan aspek-aspek seperti orientasi, keberhasilan,

keberanian, sifat kompetitif, dan dinamika.

Orientasi bekerja sama : Kemampuan bekerja sama, yang dinilai berdasrkan

aspek-aspek seperti semangat kelompok, penghargaan

atas bantuan orang lain, kepekaan sosial, dan

penghargaan atas martabat tenaga kerja.

Orientasi melakukan efisiensi : Keinginan untuk melakukan kerja secara efisien,

yang dinilai berdasarkan aspek-aspek seperti

kemauan bekerja keras, kesadaran, dan kemauan

menerima tanggung jawab.

Kemampuan menghadapi resiko: Kecenderungan untuk menanggung resiko, yang

(31)

bereksperimen, kesediaan untuk berubah, dan

kemauan untuk mengambil inisiatif.

Kedisiplinan : Menghargai waktu dan cenderung menggunakannya

sebagai sumber daya yang bernilai, yang terlihat

dari berbagai aspek seperti pencapaian sasaran

berdasarkan waktu, dan fokus ke masa depan.

3. Penilaian Kecanggihan Orgaware

Efektivitas kepemimpinan : Kemampuan organisasi untuk memotivasi

karyawan melalui keputusan yang efektif yang

terlihat dalam sasaran organisasi dan pasibilitas

management puncak

Otonomi kerja : Tingkat kemandirian yang diberikan pada karyawan

yang dinilai berdasarkan aspek pendelegasian tugas,

sistem kerja informal.

Pengarahan organisasi : Perusahaan yang secara keseluruhan diberi arah

seperti yang terlihat melalui perhatian pada

perencanaan, pemikiran strategik, umpan balik dan

pengendalian kerja yang seksama.

Keterlibatan organisasional : Karyawan dilibatkan dalam organisasi, seperti

terlihat pada aspek-aspek kebanggaan dalam

(32)

baik, kesempatan untuk berkembang, dan

penghargaan pada individu dan kelompok.

Orientasi terhadap stakeholder : Organisasi berkomitmen memenuhi harapan

stakeholder (pelanggan, pemegang saham,

karyawan, pemasok, pemerintah, dan masyarakat

umum).

Iklim inovasi : Iklim inovasi dalam organisasi, yang dinilai

berdasarkan aspek-aspek seperti penilaian,

perbandingan kinerja, penelitian dan pengembangan

yang terarah, perspektif internasional, orientasi

teknologi dan kepekaan untuk berubah dalam

lingkungan bisnis.

Integritas organisasi : Integritas dari tindakan organisasi, yang merupakan

kesesuaian antara rencana atau komitmen dengan

tindakan nyata organisasi, yang dapat dinilai dari

aspek-aspek seperti pelaksanaan etika bisnis dan

(33)

2.2. Konsep Organisasi 2.2.1. Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi beberapa orang

tertentu dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu (Robbins, 1998). Sedangkan

Stogdill seperti yang dikutip oleh Yukl (1989) menyebutkan bahwa kepemimpinan

dapat didefenisikan dalam bentuk sifat-sifat individu, perilaku, pengaruh terhadap

orang lain, pola interaksi, peran hubungan, kedudukan posisi administrasi dan

persepsi orang lain terhadap legitimasi suatu pengaruh atau kekuasaan.

Teori-teori mengenai kepemimpinan telah mengalami perkembangan pesat.

Dimulai dengan pendekatan terhadap ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki

pemimpin-pemimpin yang berhasil, berkembang menjadi pendekatan yang memperhatikan

interaksi antara pemimpin dan bawahannya, berkembang lagi menjadi pendekatan

yang memusatkan perhatian pada situasi dimana proses kepemimpinan berlangsung.

Yukl (1989) mengklasifikasikan perkembangan teori kepemimpinan

tersebut menjadi empat pendekatan utama, yaitu pendekatan power-influence,

pendekatan perilaku (behavior), pendekatan sifat (traif) dan pendekatan situasional.

Sedangkan Robbins (1998) membuat klasifikasi perkembangan teori kepemimpinan

menjadi tiga pendekatan, yaitu pendekatan trait, behavior dan contingency.

Penjelasan mengenai beberapa pendekatan teori kepemimpinan sebagai berikut.

(34)

Yukl (1989) menyebutkan beberapa sifat yang dipelajari oleh beberapa

peneliti pada perkembangan pendekatan teori ini di antaranya adalah: karakteristik

fisik seperti tinggi badan dan penampilan, kepribadian seperti stabilitas emosi,

self-esteem, dan kemampuan seperti intelejensia, kreativitas dan pemahaman sosial.

Robbins (1998) menyebutkan pendekatan trait teori kepemimpinan sebagai

teori yang melihat kepribadian, sosial, fisik atau sifat-sifat intelektual yang

membedakan pemimpin dengan yang bukan pemimpin. Ada enam sifat utama yang

menunjukkan pemimpin yang berbeda dengan yang bukan pemimpin, yaitu ambisi

dan energi, keinginan untuk memimpin, kejujuran dan integritas, kepercayaan diri,

intelejensia, dan pengetahuan tentang pekerjaan yang sesuai.

2. Behavioral Theory

Yukl (1989) membagi lagi pendekatan ini menjadi dua sub kategori yaitu

menurut deskripsi pekerjaan managerial dan menurut pola perilaku yang

membedakan antara pemimpin yang efektif dan yang tidak efektif.

3. Situational (Contingency) Theory

Yukl (1989) mengkategorikan pendekatan ini menjadi dua pendekatan, yaitu

pendekatan yang memperlakukan perilaku pemimpin untuk melihat pengaruh faktor

situasional tertentu terhadap perilaku pemimpin, dan pendekatan yang mencoba

mengidentifikasi situasi-situasi yang menciptakan hubungan antara sifat-sifat yang

(35)

Robbins (1998) menyebutkan ada lima teori kepemimpinan dari pendekatan

situasional ini, yaitu: model Fiedler, teory Hersey dan Blanchard, teori

leader-member exchange, teori path-goal dan model leader-participation. Berikut penjelasan

dari beberapa teori tersebut.

Teori model contingency Fiedler menyebutkan bahwa efektifnya

kepemimpinan tergantung pada sesuainya gaya pemimpin dalam berinteraksi dengan

bawahannya dan situasi yang memberikan pengaruh dan kontrol terhadap pemimpin

tersebut. Sedangkan teori situasional Hersey dan Blanchard memfokuskan pada

readiness yaitu tingkat kemampuan (ability) dan keinginan (willingness) dari

bawahan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pemimpinnya.

Path-Goal Leadership Theory mencoba menjelaskan peran dan tingkah laku

dari pemimpin dalam membantu bawahan mencapai tujuan mereka, menyediakan

arahan atau petunjuk yang diperlukan, serta memberikan bantuan bagi bawahan

dalam memastikan bahwa tujuan mereka sesuai dengan tujuan keseluruhan grup

organisasi. Teori ini mengidentifikasikan empat tipe kepemimpinan, yaitu:

1. Directive Leadership: Pemimpin memberikan pengarahan-pengarahan khusus

pada bawahan, sehingga bawahan mengetahui dengan tepat apa yang

diharapkan dari diri mereka, jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan, serta

(36)

2. Supportive Leadership: Pemimpin yang dapat menunjukkan sikap yang ramah

dan selalu memberikan perhatian yang sungguh-sungguh pada kebutuhan para

bawahannya.

3. Participative Leadership: Pemimpin melakukan konsultasi dengan para

bawahannya, meminta saran dari bawahannya kemudian menerapkan saran

tersebut sebelum pemimpin tersebut mengambil keputusan. Namun pemimpin

tersebut tetap merupakan pembuat keputusan

4. Achievement Oriented Leadership: Pemimpin menetapkan tujuan yang penuh

tantangan bagi bawahannya, dan mengharapkan bawahan untuk mencapai

tujuan tersebut dengan hasil yang paling baik

2.2.2. Kepuasan Kerja Karyawan

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Menurut Robbins (2000) terdapat tiga alasan mengapa kepuasan kerja karyawan

merupakan hal yang penting bagi organisasi dan perlu diperhatikan secara seksama.

Alasan tersebut adalah:

1. Adanya hubungan kepuasan kerja dengan produktivitas kerja

2. Kepuasan kerja berhubungan secara negatif dengan abseenteism dan turnover

3. Adanya tanggung jawab humanistik untuk menyediakan karyawan-karyawan

sebagai anggota suatu organisasi dengan pekerjaan-pekerjaan yang menantang,

(37)

Sedangkan menurut Porter (1985) prestasi turut menyumbang kepuasan

kerja yang tinggi seperti yang terlihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1.

Prestasi Imbalan Persepsi tentang keadilan imbalan

Upaya Keikatan lebih besar atau lebih kecil

Gambar Garis Hubungan antara prestasi-kepuasan-upaya

Penilaian mengenai kepuasan atau ketidakpuasan dari karyawan terhadap

pekerjaannya berhubungan dengan beberapa elemen-elemen pekerjaan seperti yang

dikutip Robbins (1998) menjelaskan beberapa elemen pekerjaan yang berhubungan

dengan kepuasan karyawan mengenai pekerjaannya. Elemen-elemen tersebut adalah:

1. Mentally Challenging Work

Para karyawan atau pegawai biasanya lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan

yang memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan keahlian dan kemampuan

yang mereka miliki, serta pekerjaan yang menawakan berbagai macam variasi tugas,

kebiasaan dan umpan balik mengenai bagaimana hasil pekerjaan yang telah mereka

selesaikan. Karakter-karakter tersebut yang membuat suatu pekerjaan menantang

(38)

kebosanan, sedangkan pekerjaan yang tantangannya terlalu berlebihan akan

menciptakan perasaan frustasi dan kegagalan. Dalam kondisi pekerjaan yang

tantangannya cukup, karyawan atau pegawai akan mengalami kesenangan dan

kepuasaan.

2. Equirtable Rewards

Karyawan atau pegawai-pegawai menginginkan kebijakan sistem upah dan

promosi yang mereka anggap adil, tidak berarti dua, dan sejajar dengan harapan

mereka. Ketika gaji atau upah dilihat sebagai hal yang adil dan sesuai berdasarkan

tuntutan pekerjaan, tingkat keahlian individu, dan standar upah masyarakat, maka

hasilnya adalah kepuasan. Sebenarnya kunci dari hubungan antara gaji dengan

kepuasan bukan terletak pada angka nominalnya, namun terletak pada persepsi

keadilannya. Begitu pula halnya dengan kebijakan sistem promosi. Promosi

menyediakan kesempatan untuk pengembangan pribadi, bertambahnya wewenang

dan tanggung jawab, serta menaikkan status sosial. Jika pegawai menganggap

keputusan promosi adil, maka pegawai akan merasa puas dengan pekerjaannya.

3. Supportive Working Condition

Lingkungan pekerjaan merupakan hal yang sangat penting bagi karyawan atau

pegawai. Baik itu yang berhubungan dengan kenyamanan pribadi maupun yang

berhubungan dengan fasilitas untuk dapat melakukan pekerjaan dengan baik.

Penelitian menunjukkan bahwa karyawan lebih menyukai lingkungan fisik yang tidak

(39)

biasanya lebih suka juga bekerja dikantor yang dekat dengan rumahnya, bersih dan

mempunyai fasilitas modern dan peralatan yang memadai.

4. Supportive Colleagues

Bagi kebanyakan pekerjaan, suatu pekerjaan termasuk pula didalamnya

adalah interaksi sosial. Maka tidak mengherankan bila memiliki rekan kerja yang

ramah dan supportive akan membawa kepada atau menaikkan kepuasan kerja.

Perilaku pemimpin merupakan faktor utama lainnya yang mempengaruhi kepuasan

kerja. Penelitian menyebutkan bahwa kepuasan kerja akan tercapai bila para

pimpinan atau pengawas bersikap pengertian dan ramah, menawarkan pujian untuk

kinerja yang bagus, serta sering mendengarkan pendapat pribadi dari bawahannya,

dan menunjukkan ketertarikan pribadi pada mereka.

(40)

BAB III

GAMBARAN OBJEK STUDI

3.1.

Profil Perusahaan

PT. Ecogreen Oleochemicals adalah salah satu perusahaan yang mengolah

hasil pertanian. Perusahaan ini menggunakan minyak inti sawit sebagai bahan baku

utama yang diperoleh dari perusahaan-perusahaan yang mengolah sawit menjadi

minyak inti sawit.

PT. Ecogreen Oleochemicals berdiri berdasarkan izin usaha No.85 / DJHPK

/ D.2 / IUI / IV / 98 dan akte notaris No.25 tanggal 25 Desember 1987 didirikan

dalam rangka penanaman modal dalam negri, sesuai dengan SPT.BKPM No.329 / 1 /

PMDN / 1983 tanggal 31 Desember 1983.

Lokasi perusahaan berada di Gabion, Belawan - Medan, SUMUT

lengkapnya yaitu : di desa Gabion, kelurahan Bagan Deli kecamatan Medan Belawan.

Lokasi pabrik ini berada di daerah kewenangan Perum Pelabuhan yang sudah di

peruntukan bagi daerah industri dan pergudangan.

Kegiatan pembangunan fisik perusahaan ini dimulai pada tahun 1988 dan

pada akhir September 1990 perusahaan ini melaksanakan Trial operation dan pada

tanggal 13 oktober 1990 Presiden RI.Soeharto meresmikan berdirinya perusahaan ini

(41)

PT. Ecogreen Oleochemicals dibangun dengan menggunakan proses

teknologi dari Jerman Barat, sedang peralatan dan mesin-mesin disuplai dari Eropa

Barat dan Amerika Serikat.

PT. Ecogreen Oleochemicals bergerak dalam industri proses minyak inti

sawit menjadi bahan baku untuk pembuatan deterjen, shampo, sabun serta untuk

bahan baku industri farmasi.perusahaan ini membeli bahan baku dari industri

pengolaha minyak inti sawit disekitar Sumatra Utara dan melakukan pelemparan

produksinya 95% untuk komoditi export, serta sisanya untuk kebutuhan dalam negri.

Adapun produk dari perusahaan ini dikelompokkan dalam tiga kelompok :

1. Kelompok Fatty Alkohol yang terdiri dari C12, C14, C16, C18 dengan kapasitas

30.000 Metrik ton / tahun.

2. Kelompok Gliceryn, dengan kapasitas 4766 Metrik ton / tahun.

3. Kelompo Fatty Acyd (C6C10) dengan capasits 5261 Metrik ton / tahun.

Bahan baku yang digunakan oleh PT. Ecogreen Oleochemicals Plant

Belawan untuk menghasilkan Glycerine, Fatty Alcohol, dan Fatty Acid adalah Crude

Palm Cernel Oil (CPKO) atau Crude Coconut Oil (CNO). Bahan baku ini digunakan

bergantian tergantung dari permintaan pasar

Fatty Alkohol yang diproduksi perusahaan ini umumnya digunakan dalam

industri farmasi dan industri pembuatan detergen, shampo dan sabun. Fatty Acid

digunakan sebagai bahan baku pembentukan kimiawi lain, yang digunakan dalam

(42)

Skema proses produksi di PT. Ecogreen Oleochemicals Medan dapat dilihat

pada gambar 3 - 1,

CPKO/CNO

Gambar 3.1.

Pretreatment Spliting

Glycerine Water Evaporation

Glycerin Destillation &

Bleaching e

Fatty Acid Fractionation

Hidrogenation

Fatty Alcohol Fractionation

Glycerine

Fatty Acid C6C10

(43)

Dengan dimulainya produksi pabrik ini akan dihemat devisa sebesar lebih

kurang US $ 45.000.000, dan dengan berdirinya pabrik ini maka minyak inti sawit

yang selama ini penggunaannya didalam negri hanya sebagai vegetable oil atau cocoa

butter subtitude dapat diproses dan diolah lebih lanjut menjadi produk industri

dengan nilai tambah yang tinggi

Secara resmi ISO 9002 diberlakukan oleh management puncak PT. Ecogreen

Oleochemicals pada tanggal 29 Agustus 1992. Namun demikian kegiatan-kegiatan

persiapan awal tahun 1991, sedangkan untuk ISO 14001 diperoleh perusahaan pada

bulan desember 2004

3.2. Visi, Misi, Kebijakan Mutu, Kebijakan Lingkungan

Perusahaan

3.2.1. Visi

Menjadi perusahaan kelas dunia yang efisien dalam menyediakan

produk-produk bermutu tinggi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

3.2.2. Misi

• Menghasilkan dan menyediakan produk-produk yang bermutu tinggi dengan

biaya rendah didalam meningkatkan daya saing perusahaan dan melebihi

harapan pelanggan

(44)

• Mencapai tingkat keuntungan diatas tingkat rata-rata industri

3.2.3. Kebijakan Mutu

• Memastikan bahwa semua produk harus memenuhi atau melebihi persyaratan

mutu pelanggan

• Melaksanakan sistem manajement mutu dan memperbaiki efektifitasnya

secara berkesinambungan

• Melaksanakan sasaran mutu diseluruh lini organisasi

3.2.4. Kebijakan Lingkungan

PT Ecogreen Oleochemicals, berkomitmen untuk menyediakan produk yang

bermutu tinggi kepada pelanggannya melalui penggunaan bahan baku dan sumber

daya alam secara benar berdasarkan penerapan manajemen lingkungan secara ketat

PT Ecogreen Oleochemicals akan :

• Mengelola masalah lingkungan dengan perbaikan yang berkesinambungan

• Melakukan pencegahan polusi pada sumbernya

• Menentukan tujuan dan sasaran kerja untuk meningkatkan kinerja lingkungan • Berkomitmen untuk mematuhi seluruh peraturan dan undang-undang

lingkungan yang berlaku termasuk peraturan-peraturan lain yang terkait

• Bekerja sama dengan pihak pemerintah dan pihak terkait lainya dalam

mewujudkan komunitas yang bersih dan sehat

(45)

3.3. Problem

yang

Dihadapi Perusahaan saat ini

Dalam kegiatan operasi pengolahan, perusahaan membuat target produksi

yang tertuang dalam tujuan perusahaan, adapun untuk tahun 2006 adalah sebagai

berikut

1. Production Volume : 30,000 MT Fatty Alkohol.

2. Customer Complaint : Zero

3. Safety (Lost Time Accident) : Zero

4. PROPER KLH Program : Blue Grade

5. COD Effluent : 180 PPM (Maximum mounthly average)

Berdasarkan data yang diperoleh, dari tahun 2001 hingga saat ini target produksi

yang ditetapkan oleh perusahaan selalu tidak dapat terpenuhi

Untuk mengatasi permasalahan target produksi tersebut management PT.

Ecogreen Oleochemicals mengadakan pembenahan disegala lini. Adanya keterkaitan

antara aspek karakteristik teknologi dengan kinerja perusahaan adalah merupakan

salah satu penyebab untuk melakukan pembenahan tersebut, demikian juga dengan

gaya kepemimpinan atasan yang memiliki tingkat pengaruh terhadap penerapan

aspek karakteristik teknologi perusahaan dalam hubungannya dengan pembentukan

(46)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat penelitian

survei penjelasan (explanatory atau confirmatory) yang menjelaskan hubungan

korelasi antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa.

Secara umum metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

terbagi menjadi lima tahap proses penelitian, yaitu: persiapan penelitian, studi

pendahuluan, pengumpulan data, pengolahan data dan kesimpulan penelitian

4.2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang diidentifikasi pada penelitian ini digolongkan

menjadi 3 jenis variabel yaitu

1. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang dipelajari pengaruhnya

terhadap variabel lain pada penelitian ini yang menjadi variabel independen

adalah aspek karakteristik teknologi yang terdiri dari : object embedded

technology, human embedded technology, document embedded technology,

2. Variabel tergantung (dependen) adalah variabel yang kondisinya dipengaruhi

oleh variabel lain pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah

(47)

3. Variabel Moderator adalah variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel dependent dan variabel independent,

variabel moderator yang dipakai dalam penelitian ini adalah variabel gaya

kepemimpinan dan konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah Part-Goal

Leadership Theory

4.3. Perumusan Hipotesa Penelitian

Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara dari masalah yang diteliti, dan

juga merupakan dugaan tentang obyek yang diteliti, yang kebenarannya masih perlu

diuji secara empiris. Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut

Hipotesis 1 :

Semakin tinggi tingkat penerapan aspek karakteristik teknologi di perusahaan,

semakin tinggi pula tingkat kinerja perusahaan yang diukur melalui persepsi

karyawan terhadap tingkat kepuasan kerja

Hipotesis 1.a

Ho : 1 = 0 Tidak ada hubungan tingkat penerapan karakteristik object embedded

technology di perusahaan dengan tingkat kepuasan kerja karyawan

H1 : 1 < 0 Tingkat penerapan aspek karakteristik object embedded technology di

(48)

Hipotesis 1.b

Ho : 2 = 0 Tidak ada hubungan tingkat penerapan aspek karakteristik human

embedded technology di perusahaan dengan tingkat kepuasan kerja

H1 : 2 < 0 Tingkat penerapan aspek karakteristik human embedded technology di

perusahaan berhubungan secara positif dengan tingkat kepuasan kerja

Hipotesis 1.c

Ho : 3 = 0 Tidak ada hubungan antara tingkat penerapan aspek karakteristik

document embedded technology di perusahaan dengan tingkat

kepuasan kerja karyawan

H1 : 3 < 0 Tingkat penerapan aspek karakteristik document embedded

technology diperusahaan berhubungan positif dengan tingkat kepuasan

kerja karyawan

Hipotesis 2 :

Hubungan antara penerapan aspek karakteristik teknologi yang terdapat di

perusahaan dengan tingkat kinerja perusahaan yang diukur melalui kepuasan kerja

karyawan, akan semakin kuat jika berada pada lingkungan dengan gaya

kepemimpinan tertentu

(49)

hubungan antara tingkat penerapan karakteristik technology di

perusahaan dengan tingkat kinerja perusahaan yang diukur melalui

persepsi karyawan tehadap tingkat kepuasan kerja

H1 : 2 < 0 Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif dalam

penguatan hubungan antara tingkat penerapan karakteristik technology

di perusahaan dengan tingkat kinerja perusahaan yang diukur melalui

persepsi karyawan tehadap tingkat kepuasan kerja

4.4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan, staff, dan pimpinan PT.

Ecogreen Oleochemicals Medan, lokasi penelitian ini berada kawasan PT. Ecogreen

Oleochemicals yang terletak di Jalan Pelabuhan IV Gabion Belawan

4.5. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara,

yaitu:

Observasi, yakni melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan

operasional PT. Ecogreen Oleochemicals

Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara kepada pekerja dan juga staf

(50)

Studi kepustakaan, yaitu dengan membaca laporan-laporan perusahaan yang

berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini

4.5.1. Jenis Data

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

Data primer: diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian melalui survei,

melalui wawancara dan penyebaran kuesioner terhadap responden

Data sekunder: adalah data - data yang diperoleh setelah data primer diolah,

serta data-data yang diperoleh dari pihak manajemen perusahaan

4.5.2. Kuesioner

Proses penyusunan kuesioner ini diawali dengan menyusun tabel spesifikasi

variabel-variabel penelitian, yang berisi definisi setiap variabel beserta

dimensi-dimensinya, yang kemudian dikembangkan menjadi item-item pertanyaan yang

merupakan variabel manifes dari setiap variabel laten yang ada. Pertanyaan pada

kuesioner penelitian ini menggunakan jenis pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup

memiliki alternatif jawaban yang telah terbatas sehingga responden tidak diberi

kebebasan menjawab diluar pilihan jawaban yang telah ditetapkan sebelumnya.

Setelah format kuesioner terbentuk, maka proses selanjutnya adalah

menyebarkan kuesioner tersebut untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan

(51)

4.6. Metode Analisis

Analisis data dilakukan dengan metode analisis regresi linier, untuk lebih

memudahkan, analisis regresi linier juga dilakukan dengan menggunakan SPSS for

Windows versi 13.0 yang juga menyediakan program untuk analisis regresi linier.

4.7. Metode Pengujian

Untuk mempermudah penulis, proses perhitungan dan pengujian validitas

dan reliabilitas kuesioner pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan

(52)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer hasil survei

dengan kuesioner terhadap responden yaitu karyawan tetap PT. Ecogreen

Oleochemicals Medan Plant

5.1.1. Data yang Diperlukan

Berdasarkan tujuan penelitian, data yang dibutuhkan untuk model penelitian

yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah :

1 Penilaian responden yaitu karyawan PT. Ecogreen Oleochemicals Medan

Plant mengenai penerapan aspek karakteristik teknologi di perusahaan

2 Penilaian responden yaitu karyawan PT. Ecogreen Oleochemicals Medan

Plant mengenai dimensi kinerja yaitu kepuasan kerja karyawan

3 Penilaian responden yaitu karyawan PT. Ecogreen Oleochemicals Medan

Plant mengenai gaya kepemimpinan di perusahaan

5.1.2. Penyusunan Kuesioner

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner.

(53)

umum dari responden yaitu nama jabatan responden saat ini, lamanya bekerja

diperusahaan, lamanya memegang jabatan saat ini, dan tingkat pendidikan terakhir.

Untuk bagian selanjutnya adalah berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai variabel

independent, independent dan variabel moderat, yang terdiri atas 71 pertanyaan

dengan rincian sebagai berikut

1. 13 pertanyaan mengacu pada dimensi aspek karakteristik teknologi Object

Embedded Technology

2. 14 pertanyaan mengacu pada dimensi aspek karakteristik teknologi Human

Embedded Technology

3. 5 pertanyaan mengacu pada dimensi aspek karakteristik teknologi Document

Embedded Technology

4. 10 pertanyaan mengacu pada persepsi karyawan tentang dimensi gaya

kepemimpinan

5. 18 pertanyaan mengacu pada persepsi karyawan tentang dimensi budaya

perusahaan

6. 11 pertanyaan mengacu pada persepsi karyawan tentang dimensi tingkat

kepuasan kerja

5.1.3. Penyebaran Kuesioner

Data Kuesioner ini disebarkan dan diperoleh dari karyawan PT. Ecogreen

(54)

Jumlah data yang disebarkan 132 Data

Data yang cacat 5 Data

Data yang tidak kembali 8 Data

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Persiapan Data

Persiapan data bertujuan untuk mentabulasikan atau mengorganisasikan data

sedemikian rupa sehingga siap untuk diolah. Data yang diperoleh dari jawaban

responden terhadap kuesioner penelitian.

5.2.2. Pengubahan Skala Jawaban Kuesioner

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini bersifat skala sikap

(attitude scale) Likert dengan menggunakan jangkar “Sangat tidak setuju”, “tidak

setuju” “netral”, “setuju”, “Sangat setuju”. Pada skala likert ini responden penelitian

diminta untuk menunjukkan atau menyatakan tingkat kesetujuan atau

ketidak-setujuannya terhadap berbagai pernyataan dalam kuesioner penelitian

Skala merupakan suatu alat atau mekanisme yang digunakan untuk

membedakan variabel-variabel penelitian. Skala bisa merupakan suatu alat yang kasar

yang hanya dapat menggolongkan individu-individu berdasarkan variabel-variabel

(55)

Ada 4 jenis utama dari skala yaitu : nominal, ordinal, interval (equal), dan

rasio. Tingkat kecanggihan skala semakin meningkat dari skala nominal keskala

rasio. Pada penelitian ini digunakan skala Likert yang termasuk dalam skala ordinal.

Skala ordinal dapat menangkap perbedaan-perbedaan kualitatif dari berbagai kategori

yang memberikan informasi tentang bagaimana responden membedakan karakteristik

dari kategori tersebut dengan menunjukkan urutannya. Skala ordinal tidak dapat

memberikan indikasi atau petunjuk tentang besarnya perbedaan diantara berbagai

rangking.

Oleh karena itu dengan tujuan untuk meningkatkan tingklat kecanggihan

dari skala yang digunakan ketingkat yang lebih tinggi sehingga informasi yang lebih

rinci dapat diperoleh dari variabel penelitian dan untuk tujuan agar data dapat diolah

dengan menggunakan bantuan software SPSS for Windows versi 13.0, maka

dilakukan perubahan data skala mentah

5.2.3. Perhitungan nilai validitas

Validitas adalah untuk menunjukkan tingkat/derajat sebagai bukti

pendukung kesimpulan yang ditarik dari skor yang diturunkan dari ukuran atau

tingkat skala yang seharusnya diukur. Kalau kita menarik kesimpulan bahwa skor

pada suatu pengukuran mencerminkan tingkat kepuasan, maka kita perlu informasi

(56)

Validitas ini bertujuan untuk membuktikan valid tidaknya data tersebut, dan

yang dibandingkan adalah nilai r hitung dengan r tabel. Berikut ini akan dipaparkan

nilai untuk validitas X1 dalam tabel 5.1.

Perbandingan X1-1 X1-2 X1-3 X1-4 X1-5 X1-6 X1-7 X1-8

r hitung 0.502 0.480 0.180 0.457 0.498 0.299 0.397 0.394

Perbandingan X1-9 X1-10 X1-11 X1-12 X1-13 X1-14 X1-15 X1-16

r hitung 0.380 0.514 0.509 0.441 0.590 0.633 0.553 0.612

Perbandingan X1-17 X1-18 X1-19 X1-20 X1-21 X1-22 X1-23 X1-24

r hitung 0.433 0.485 0.542 0.511 0.286 0.338 0.398 0.406

Perbandingan X1-25 X1-26 X1-27 X1-28 X1-29 X1-30 X1-31 X1-32

r hitung 0.359 0.336 0.490 0.275 0.368 0.445 0.274 0.395

Tabel 5.1. Tabel rekapitulasi nilai validitas X1

Keterangan :

X1 – 1 = Output perusahaan dihasilkan dari suatu proses produksi yang cukup

kompleks

X1 – 2 = Proses produksi perusahaan menghasilkan berbagai macam variasi (jenis)

output.

(57)

X1 – 4 = Input-input material yang dibutuhkan dalam proses produksi, telah melalui

proses penentuan spesifikasi dengan kriteria tertentu sebelumnya.

X1 – 5 = Proses produksi menuntut tingkat toleransi yang terbatas serta ketepatan

spesifikasi yang tinggi.

X1 – 6 = Proses produksi hanya bisa dilakukan pada lingkungan operasi spesifik

tertentu

X1 – 7 = Saya merasa telah menguasai dengan baik sifat-sifat fisik input material

yang dibutuhkan proses produksi.

X1 – 8 =Saya merasa telah menguasai dengan baik rute (jalur) pemindahan material

dalam proses produksi.

X1 – 9 = Saya merasa telah menguasai dengan baik metode yang digunakan untuk

pemindahan material dalam proses produksi

.X1 – 10 =Pengendalian (kontrol) terhadap proses produksi telah memperhatikan

aspek-aspek dan peraturan mengenai lingkungan.

.X1 – 11 = Pengendalian / kontrol terhadap proses operasi produksi telah

memperhatikan aspek-aspek dan peraturan mengenai keselamatan kerja..

.X1 – 12 = Proses produksi menuntut tingkat standarisasi yang tinggi

X1 – 13 = Telah ada proses pemantauan terhadap aspek kualitas output yang

(58)

X1 – 14 = Para karyawan dituntut untuk memiliki potensi kecerdasan yang memadai

dalam hal penguasaan teknologi yang berhubungan dengan proses

produksi

X1 – 15 = Para karyawan dituntut untuk memiliki potensi imajinasi dan intuisi yang

cukup dalam hal penguasaan teknologi yang berhubungan dengan proses

produksi.

X1 – 16 = Saya memiliki orientasi pada keberhasilan dalam usaha mencapai prestasi

kerja.

X1 - 17 = Saya memiliki sikap kompetitif dan sikap dinamis dalam usaha mencapai

prestasi kerja.

X1 – 18 = Saya lebih bersemangat untuk bekerja secara berkelompok dibandingkan

dengan bekerja sendiri

X1 – 19 = Dalam menjalin kerjasama, saya sangat menghargai bantuan yang

diberikan oleh orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan.

X1 – 20 = Saya memiliki rasa kepekaan sosial yang tinggi dalam menjalin

kerjasama.

X1 – 21 = Saya berusaha untuk bekerja seefisien mungkin

X1 – 22 = Saya memiliki tanggung jawab untuk selalu berusaha melakukan

pekerjaan seefisien mungkin.

X1 – 23 = Saya bersedia menimba pengalaman dengan melakukan eksperimen /

(59)

X1 – 24 = Saya punya keinginan untuk berusaha memperbaiki diri dalam hal yang

berhubungan dengan pekerjaan

X1 – 25 = Saya memiliki keinginan untuk mengambil inisiatif dalam hal yang

berhubungan dengan pekerjaan.

X1 – 26 = Saya memiliki keinginan untuk mencapai sasaran kerja berdasarkan waktu

yang telah ditetapkan.

X1 – 27 = Saya selalu berusaha menghargai waktu dengan cara berorientasi kemasa

depan.

X1 – 28 = Saya merasa metode penyimpanan informasi perusahaan mudah untuk

dikuasai.

X1- 29 = Dengan penguasaan saya terhadap metode penyimpanan informasi

tersebut, saya merasa mudah untuk melakukan proses pencarian dan

penggunaan informasi yang diperlukan.

X1 – 30 = Saya merasa adanya hubungan keterkaitan yang jelas antara perusahaan

dengan karyawan perusahaan.

X1 – 31 = Perusahaan selalu menjamin informasi yang tepat dan up to date karena

kesempatan untuk memperbaharui informasi tersebut sangat terbuka.

X1 – 32 = Cara berkomunikasi yang digunakan perusahaan mudah untuk dilakukan.

Hasil nilai Validitas untuk X2 dapat kita lihat dari table 5.2.

(60)

Perbandingan X2 - 1 X2 – 2 X2 - 3 X2 – 4 X2 - 5

r hitung 0.669 0.145 0.266 0.769 0.741

Perbandingan X2 - 6 X2 – 7 X2 - 8 X2 – 9 X2 - 10

r hitung 0.744 0.818 0.717 0.603 0.396

Keterangan :

X2 – 1 = Atasan saya biasa memberikan pengarahan khusus sehingga bawahan

mengetahui dengan tepat apa yang diharapkan dari diri mereka.

X2 – 2 = Atasan saya biasa menentukan sendiri tentang bagaimana para bawahan

menyelesaikan pekerjaannya.

X2 – 3 = Atasan saya biasa mengatur jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan para

bawahannya.

X2 – 4 = Atasan saya biasa menunjukkan sikap yang ramah serta memberikan

pengertian yang sungguh-sungguh untuk mendukung bawahan.

X2 – 5 = Atasan saya sering memberikan bantuan pada bawahan dalam

menyelesaikan pekerjaan.

X2 – 6 = Atasan saya sering mendorong bawahan untuk percaya diri dalam

melaksanakan tugas.

X2 – 7 = Atasan saya sering berkonsultasi dan melibatkan bawahan dalam proses

(61)

X2 – 8 = Atasan saya sering meminta saran, usulan, dan gagasan dari bawahan.

X2 – 9 = Atasan saya memberikan sasaran kerja yang menantang bagi bawahan.

X2 - 10 = Atasan saya selalu menuntut kinerja yang tinggi dari para bawahan.

Hasil nilai Validitas untuk X4 dapat kita lihat dari table 5.3.

Tabel 5.3. Tabel rekapitulasi nilai validitas X4

Perbandingan X4 - 1 X4 – 2 X4 - 3 X4 - 4 X4 - 5

r hitung 0.647 0.646 0.423 0.555 0.644

Perbandingan X4 - 6 X4 - 7 X4 – 8 X4 - 9 X4 - 10 X4-11

r hitung 0.743 0.440 0.542 0.606 0.719 0.044

Keterangan :

X4 – 1 = Pekerjaan saya telah memberikan kesempatan bagi saya untuk

menggunakan keahlian dan kemampuan saya secara maksimal

X4 – 2 = Pekerjaan saya menawarkan berbagai macam variasi tugas dan saya

memiliki kesempatan untuk melakukan tugas yang sesuai dengan

kemampuan saya sendiri

X4 – 3 = Sistem upah/gaji perusahaan adalah wajar dan adil sesuai dengan tingkat

keahlian dan standart upah yang ada

(62)

X4 – 5 = Karyawan merasa nyaman dengan lingkungan kerja dan membuat

pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik

X4 – 6 = Perusahaan telah menyediakan peralatan keselamatan kerja yang lengkap

yeng menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan di lingkungan fisik

pekerjaan

X4 – 7 = Rekan kerja saya memiliki sikap yang ramah dan saya memiliki

kemudahan untuk dapat membentuk persahabatan yang erat dengan rekan

kerja saya

X4 – 8 = Atasan saya memiliki sikap yang pengertian, suka memberi pujian atas

kinerja saya yang bagus

X4 – 9 = Pengetahuan teknis atasan saya lebih baik dari saya

X4 - 10 = Atasan saya selalu berusaha untuk memperhatikan pendapat dan keluhan

saya

X4 – 11 = Apakah Anda merasa perlu untuk pindah dari tempat pekerjaan anda

saat in

5.2.4. Perhitungan nilai reliability

Reliability menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

(63)

untuk menjawab pertanyaan, jika diberikan pertanyaan yang sama pada periode

waktu berikutnya.

Reliability ini menunjukan pada tingkat keterandalan sesuatu, yang

didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak

(free from random – error variance), kesalahan acak akan menurunkan tingkat

keandalan hasil pengukuran

Hasil untuk perhitungan reliability statistics X1 dapat kita lihat pada table 5.4.

Tabel 5.4. Tabel perhitungan nilai reliability X1

Cronbach’s Alpha N of items

0.732 33

Hasil untuk perhitungan reliability statistics X2 dapat kita lihat pada table 5.5.

Tabel 5.5. Tabel perhitungan nilai reliability X2

Cronbach’s Alpha N of items

0.748 11

Hasil untuk perhitungan reliability statistics X4 dapat kita lihat pada table 5.6.

Tabel 5.6. Tabel perhitungan nilai reliability X4

Cronbach’s Alpha N of items

(64)

5.2.5. Modifikasi Model

Untuk Model 1, model regresi linier X2, untuk mendapatkan model ini

dapat kita ambil acuan dari table 5.7.

Tabel 5.7. Tabel coefficients untuk model regresi linier X2

Unstandardized Coefficients Standarized Coefficients Model

B Std. Error Beta

t Sig

1(Constant) 24.876 6.210 4.006 0.000

Total X1 0.093 0.048 0.167 1.927 0.056

Dependent variabel : Total X4

X4 = 24.876 + 0. 093 X1

X1 = Aspek Karakteristik Teknologi

X4 = Kepuasan Kerja

Untuk model ini aspek karakteristik teknologi tidak mempengaruhi

kepuasan kerja. Semakin besar X1 maka akan semakin besar juga nilai X4, artinya

nilai X1 mempengaruhi nilai X4. Untuk pembuktiannya dapat kita lihat bahwa nilai

signifikan lebih besar dari (0.05)

Untuk Model 2, model regresi linier X4, untuk mendapatkan model ini

dapat dilihat dari table 5.8.

Tabel 5.8. Tabel coefficients untuk model regresi linier X4

Unstandardized Coefficients Standarized coefficients Model

B Std. Error Beta

(65)

1 (Constant) 15.770 5.855 2.693 0.008

Total X1 0.025 0.045 0.046 0.561 0.576

Total X2 0.513 0.094 0.445 5.483 0.000

Dependent variabel : Total X4

X4 = 15.770 + 0.025 X1 + 0.513 X2

X1 = Aspek Karakteristik Teknologi

X2 = Aspek Gaya Kepemimpinan

X4 = Kepuasan Kerja

Untuk model ini aspek karakteristik teknologi dengan gaya kepemimpinan

tidak mempengaruhi kepuasan kerja, tetapi gaya kepemimpinan tersebut

mempengaruhi kepuasan kerja. Walaupun aspek karakteristik teknologi dengan gaya

kepemimpinan yang semakin baik kurang mempengaruhi kepuasan kerja, tetapi untuk

semakin baik gaya kepemimpinan akan semakin meningkatkan kepuasan kerja.

(66)

BAB VI

ANALISA DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan

atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel

sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

berlaku umum. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk melihat nilai rata – rata

(mean) dan standar deviasi dari setiap variabel laten independen dan dependen .

Penentuan level tinggi/rendah dilakukan berdasarkan pertimbangan nilai

tengah dan nilai rata–rata setiap variabel laten yang dianalisis, nilai minimum dan

nilai maksimum dari variabel manifes yang membentuk variabel laten. Level tinggi

diberikan jika nilai rata–rata variabel laten diatas nilai tengah variabel laten.

Sedangkan level sedang diberikan jika nilai rata–rata variabel laten berada dibawah

nilai tengah variabel laten. Berikut ini dipaparkan Analistis Statistik Deskriptif Object

Embedded Technology dalam table 6.1.

Tabel 6.1. Analistis Statistik Deskriptif Object Embedded Technology

N Minimum Maximum Mean Std. Deviaton Variance

X1-1 132 2.00 5.00 4.4924 .72571 .527

X1-2 132 1.00 5.00 4.3333 .71693 .514

X1-3 132 1.00 5.00 3.8939 1.02828 1.057

X1-4 132 3.00 5.00 4.5000 .61159 .374

X1-5 132 2.00 5.00 4.1894 .72188 .521

Gambar

GAMBARAN OBJEK STUDI.......................................................
Tabel 6.6 Hubungan variabel laten, variabel manifes, dan nomor item
Gambar 2.1.
Gambar 2.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh korelasi antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja (r) sebesar 0,514 dengan p= 0,000

Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja.. 2000.Meningkatkan Produktivitas

terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Kepuasan Kerja pada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1)secara serempak, gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, (2) secara parsial,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan kepuasan kerja dan kinerja karyawan.. Penelitian ini dilaksanakan

Judul penelitian yang dilakukan peneliti adalah: ” Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada CV Abitas Barata Medan ”..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan yang dimoderasi oleh beban kerja pada karyawan Rumah

Kantor Cabang Syariah Semarang dalam hal pengaruh lingkungan kerja, kompensasi dan promosi jabatan terhadap kinerja karyawan yang dimoderasi oleh kepuasan