Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN TINDAKAN BIDAN DALAM MENGATASI KOMPLIKASI
SELAMA PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HESSA AIR GENTING KABUPATEN ASAHAN
TAHUN 2009
S K R I P S I
Oleh : MELANDI MEHA
NIM. 061000206
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN TINDAKAN BIDAN DALAM MENGATASI KOMPLIKASI
SELAMA PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HESSA AIR GENTING KABUPATEN ASAHAN
TAHUN 2009
S K R I P S I
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh : MELANDI MEHA
NIM. 061000206
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judu l :
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN TINDAKAN BIDAN DALAM MENGATASI KOMPLIKASI
SELAMA PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HESSA AIR GENTING KABUPATEN ASAHAN
TAHUN 2009
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
MELANDI MEHA NIM. 061000206
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 18 Juli 2009 dan
dr. Yusniwarti Yusad, MSi Ria Masniari Lubis, MSi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
ABSTRAK
Tahun 2007 angka kematian ibu di wilayah keja Puskesmas Hessa Air Genting sebanyak 3 kasus yang disebabkan adanya triasklasik. Kondisi ini tidak terlepas dari kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diberikan oleh petugas kesehatan khususnya bidan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting. Upaya bidan mengatasi berbagai komplikasi selama persalinan merupakan hal yang sangat penting untuk dikaji dan ditingkatkan kualitasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap bidan denga tindakan dalam mengatasi komplikasi persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan tahun 2009. Jenis penelitian ini adalah observasi bersifat deskriptif analitik. Populasi penelitian adalah seluruh bidan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting sebanyak 29 orang dan seluruhnya dijadikan sampel penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara variabel pelatihan (p=0,026), pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,000) dengan tindakan bidan dalam mengatasi komplikasi selama persalinan. Dengan demikian diharapkan adanya peningkatan kualitas pengetahuan dan keterampilan bidan melalui pelatihan kompetensi kebidanan dan supervisi serta pemberian reward atas kinerja bidan dalam memberikan pelayanan obstetrik kepada masyarakat.
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
ABSTRACT
By 2007 of maternal mortality rate in Hessa Air Genting Public Health Center (PHC) showed 3 cases and it’s caused by triasklasik’s problems. This condition is unrepeatable of quality maternal child health service’s midewife in Hessa Air Genting PHC. Effort’s midewife overcame some complications of delivery process constituted a something very important to learning and increasing their quality.
This research intends to know correlation of characteristic, knowledge and midewife attitude with the midewife action to overcame delivery complication in Hessa Air Genting PHC distric of Asahan at 2009. The research kind’s descriptive analytic. The research population is all midewife in Hessa Air Genting PHC which 29 people and all be sample research (total sampling).
The result of research showed that significant correlation between variables of training (p=0,026), knowledge (p=0,000) and attitude (p=0,000) midewife action to overcame delivery complication. Therefore it’s expected that there are some increasing quality of midewife’s knowledge and skill to pass through a midewife’s training and supervision with giving reward of midewifes work in giving obstetric service to community.
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Melandi Meha
Tempat/Tanggal Lahir : Goti/ 7 April 1976
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat Rumah : Jl. Merdeka No. 27 Sadabuan-P. Sidempuan
Alamat Kantor : Jl. S.M. Raja No. 310 Kisaran
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1983-1989 : SDN 142433 Panyanggar P. Sidempuan
2. Tahun 1989-1992 : MTsN P. Sidempuan
3. Tahun 1992-1995 : Sekolah Pendidikan Keperawatan Pemda
Sibolga
4. Tahun 2000-2003 : Poltekes Medan
5. Tahun 2006-2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
Riwayat Pekerjaan
1. Tahun 1995-1996 : Staff Klinik Bersalin Azimar Medan
2. Tahun 1996-Sekarang : Staff Rumah Sakit Umum H. ABD Abdul
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan
Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama
Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Tahun 2009”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemui
kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan moril dari
berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu kritik dan saran
masih sangat diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh sebab itu pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing II skripsi yang telah
memberikan kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan skripsi ini.
2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, MSi. selaku Kepala Departemen Kependudukan dan
Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan
Dosen Pembimbing I skripsi yang telah memberikan kritik dan saran yang positif
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
3. Ibu dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes. selaku dosen penasehat akademik yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi penulis selama melaksanakan perkuliahan
di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh dosen dan staf Administrasi di Departemen Kependudukan dan
Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
5. Kepala Puskesmas Hessa Air Genting dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Asahan beserta staf yang telah banyak membantu penulis dalam pemberian
informasi untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Kepala Rumah Sakit Umum Kisaran dr. Bambang Wahyudi yang telah memberi
izin penulis untuk melanjutkan pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat beserta
staf dan
7. Alm. Ibunda Lomi Gajah tercinta yang telah memberikan dukungan moril
maupun materil dan do’a dalam cintanya di setiap langkah penulis, kakak dan
adik-adikku tersayang, Tulang Usuluddin Gajah yang selalu memberikan
dukungan serta keluarga besar yang juga turut memberikan dukungan moril dan
spirituil kepada penulis.
8. Rekan-rekan sepeminatan di Departemen Kependudukan dan Biostatistik dan
semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT senatiasa melimpahkan
rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Melandi Meha
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ... i
Abstrak ... ii
Abstract ... iii
Daftar Riwayat Hidup ... iv
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
1.3.1 Tujuan Umum ... 2
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komplikasi Selama Persalinan ... 5
2.2 Jenis Komplikasi Selama Persalinan... 5
2.3 Pelayanan Antenatal ... 7
2.5.4 Hambatan dan Keuntungan Penempatan Bidan di Desa ... 11
2.6 Pengetahuan ... 12
2.7 Sikap ... 13
2.8 Faktor-faktor Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan ... 15
2.9 Kerangka Konsep ... 17 4.1 Gambaran Umum Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan ... 24
4.2 Analisis Univariat ... 24
4.2.1 Karakteristik Bidan ... 24
4.2.2 Pengetahuan ... 26
4.2.3 Sikap ... 27
4.2.4 Tindakan Bidan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan ... 28
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
4.3.1 Umur ... 29
4.3.2 Lama Bekerja ... 30
4.3.3 Penghasilan Perbulan ... 30
4.3.4 Pelatihan ... 31
4.3.5 Pengetahuan Bidan ... 32
4.3.6 Sikap Bidan ... 33
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Karakteristik Bidan dengan Tindakan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan ... 34
5.1.1 Umur ... 34
5.1.2 Lama Bekerja ... 35
5.1.3 Penghasilan Perbulan ... 37
5.1.4 Pelatihan ... 38
5.2 Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan ... 41
5.3 Hubungan Sikap dengan Tindakan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan ... 42
VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 43
6.2 Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karakteristik Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 ... 25
Tabel 4.2 Pengetahuan Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan ... 26
Tabel 4.3 Sikap Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 dalam Mengatasi Komplikasi
Selama Persalinan ... 27
Tabel 4.4 Tindakan Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan ... 28
Tabel 4.5 Hubungan Umur Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting
Kabupaten Asahan Tahun 2009 ... 29
Tabel 4.6 Hubungan Lama Bekerja Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa
Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 ... 30
Tabel 4.7 Hubungan Penghasilan Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa
Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 ... 30
Tabel 4.8 Hubungan Bidan yang Pernah Mengikuti Pelatihan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.9 Hubungan pengetahuan Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa
Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 ... 32
Tabel 4.10 Hubungan Sikap Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting
Kabupaten Asahan Tahun 2009 ... 33
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tolak ukur keberhasilan dari kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara di
ukur dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Negara
maju tingkat AKI berkisar 1,5 sampai 3 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di
negara berkembang berkisar 750 sampai 1000 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 - 2003, AKI
di Indonesia berkisar 307 per 100.000 kelahiran hidup (Winkjosastro, 2005).
Berdasarkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001,
penyebab langsung kematian ibu berupa triasklasik yaitu: perdarahan (28%),
eklamsia (24%) dan infeksi (11%).
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan dari 24 puskesmas
diketahui tahun 2007 jumlah kematian ibu bersalin 16 orang dengan jumlah tenaga
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
ditemukan angka kematian ibu bersalin sebanyak 17 orang dengan jumlah bidan
sebanyak 466 orang (Dinkes Asahan, 2008).
Sementara di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting tahun 2006 tidak
terdapat kasus kematian ibu bersalin dengan jumlah bidan 23 orang. Namun tahun
2007 ditemukan jumlah kematian ibu bersalin 3 orang dengan penyebab kematian
berupa perdarahan, preeklampsia, kelainan jantung dan jumlah bidan 29 orang. Tahun
2008 kasus kematian ibu bersalin menurun 1 orang dengan jumlah bidan 29 orang
dari 10 puskesmas lainnya yaitu Puskesmas BP. Mandoge, Pulau Rakyat, Lima
Puluh, Indra Pura, Pagurawan, Meranti, Labuhan Ruku, Kedai Sianam, dan
Puskesmas Mutiara yang berkisar antara 1 sampai 2 kasus.
Berdasarkan data diatas penulis ingin meneliti tentang hubungan karakteristik,
pengetahuan dan sikap bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi komplikasi
selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan
tahun 2009.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Adanya tiga kasus kematian ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air
Genting tahun 2007, sementara pada tahun 2008 menurun menjadi satu kasus
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
2. Kematian kasus ibu bersalin di Puskesmas Hessa Air Genting merupakan kasus
terbanyak dari kasus kematian kasus ibu bersalin di 10 puskesmas Kabupaten
Asahan.
3. Penyebab kematian ibu bersalin yang terbanyak disebabkan komplikasi
perdarahan dan preeklampsia.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, pengetahuan dan sikap
bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi komplikasi selama persalinan di
wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting tahun 2009.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan umur bidan dengan tindakan dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting
Kabupaten Asahan tahun 2009.
2. Untuk mengetahui hubungan lama bekerja bidan dengan tindakan dalam
mengatasi komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air
Genting Kabupaten Asahan tahun 2009.
3. Untuk mengetahui hubungan penghasilan perbulan bidan dengan tindakan dalam
mengatasi komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
4. Untuk mengetahui hubungan pelatihan bidan dengan tindakan dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting
Kabupaten Asahan tahun 2009.
5. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan dengan tindakan dalam
mengatasi komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air
Genting Kabupaten Asahan tahun 2009.
6. Untuk mengetahui hubungan sikap bidan dengan tindakan dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting
Kabupaten Asahan tahun 2009.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang ilmu kesehatan reproduksi
khususnya hubungan karakteristik bidan terhadap tindakan mengatasi komplikasi
selama persalinan
2. Sebagai informasi bagi pihak Puskesmas Hessa Air Genting dalam upaya
meningkatkan kemampuan penolong persalinan/bidan dalam mengatasi
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
3. Terhadap dinas kesehatan tentang dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan ibu/pertolongan persalinan KIA terutama meningkatkan kualitas kinerja
bidannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komplikasi Selama Persalinan
Komplikasi persalinan adalah kegawatdaruratan obstetrik yang dapat
menyebabkan kesakitan/kematian pada ibu dan bayi. Kasus gawat darurat obstetri ini
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
persalinan macet/partus lama yang merupakan penyebab utama kematian ibu, janin
dan bayi baru lahir (Prawirohardjo, 1999).
Komplikasi dalam waktu persalinan membutuhkan pelayanan bidan dan atau
dokter untuk menjamin kesehatan ibu dan bayi. Penilaian yang tepat atas sifat atau
penyebab komplikasi harus dibuat dan pengobatan harus segera dilakukan (Depkes
1991).
2.2 Jenis Komplikasi Selama Persalinan
Adapun beberapa komplikasi yang sering terjadi selama persalinan yaitu
(Depkes RI, 1999) :
1. Partus lama ( kala pertama atau persalinan aktif berlangsung lebih dari 12 jam)
2. Inertia uteri (Kegagalan dalam Dilatasi serviks) atau rahim malas
3. Ketuban pecah sebelum waktunya (lebih dari 24 jam sebelum permulaan
persalinan).
4. Tali pusat keluar (Menumbung)
5. Pre- eklampsia berat atau eklampsia
6. Retensio plasenta
7. Adanya gejala avulsi (putus) tali pusat (Depkes, 2008).
8. Plasenta perdarahan pervaginam (plasenta yang tertahan)
9. Atonia uteri
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Menurut Mochtar (1998) ada tiga penyebab utama kematian maternal yaitu
perdarahan, infeksi dan eklampsia. Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih
dari 500 ml sampai 600 ml dalam masa 24 jam (postpartum sekunder).
Berdasarkan jenis perdarahan postpartum, Manuaba (1998) membagi atas dua
jenis yaitu:
a. Perdarahan Postpartum Primer adalah perdarahan yang berlangsung dalam 24 jam
pertama dengan jumlah perdarahan 500 cc atau lebih. Perdarahan
postpartum primer disebabkan atonia uteri, retensio plasenta, robekan jumlah
lahir.
b. Perdarahan postpartum sekunder adalah perdarahan yang berlangsung setelah 24
jam pertama dengan jumlah perdarahan 500 cc atau lebih. Perdarahan postpartum
sekunder disebabkan tertinggalnya sebagian plasenta atau membrannya,
perlukaan terluka kembali dan menimbulkan perdarahan serta infeksi pada tempat
implantasi plasenta.
11. Adanya gejala syok
12. Adanya gejala infeksi
2.3 Pelayanan Antenatal (Depkes, 2005)
Berdasarkan penerapan operasional dikenal dengan 7T (penimbangan berat
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
secara lengkap, pemberian tablet besi minimum 90 tablet selama kehamilan, tes
terhadap penyakit menular seksual dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan).
Pelayanan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional atau tenaga
kesehatan.
Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau dengan pemberian pelayanan
terhadap ibu hamil saat kunjungan pertama (K1) dan kunjungan ulangan yang ke
empat kali pada semester ke tiga kehamilan (K4). Batasan dan tujuan pengawasan
antenatal, perlu adanya jadwal dalam pemeriksaan antenatal yang terdiri dari :
1. Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2. Pemeriksaan Trisemester I dan II
Pemeriksaan dilakukan setiap bulan sekali untuk mengobservasi adanya
penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, rencana untuk pengobatan,
nasehat diet tentang empat sehat lima sempurnadan pemberian tetanus I.
3. Pemeriksaan Trisemester III
Pemeriksaan dilakukan dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran,
imunisasi tetanus II, mengobservasi terjadinya komplikasi kehamilan trisemester
ketiga dan nasehat tentang tanda-tanda inpartu.
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Partograf merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu
pesalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Partograf harus digunakan
secara rutin untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan baik persalinan
berupa normal maupun patologis dan merupakan elemen terpenting dari asuhan
persalinan. Penggunaan secara rutin bertujuan memastikan bahwa ibu dan bayinya
mendapatkan asuhan yang aman, adekuat, dan tepat waktu serta mebantu mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
Penggunaan partograf berhubungan dengan realisasi dari lima benang merah
yang dijadikan aspek dasar penting yang saling terkait dalam asuhan persalinan yang
bersih dan aman yaitu : membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang
bayi, pencegahan infeksi, pencatatan (rekam medik) asuhan persalinan dan rujukan.
Pada partograf dalam pencatatan selama fase aktif persalinan meliputi
pencatatan informasi ibu, kondisi janin, kemajuan persalinan, jam dan waktu fase
aktif persalinan dan pemeriksaan, kontraksi uterus, obat-obatan dan cairan yang
diberikan, kondisi ibu (nadi, tekanan darah, suhu tubuh dan urin) serta pencatatan
asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya.
2.5 Bidan 2.5.1 Pengertian
Menurut Permenkes RI No.363/Menkes/Per/IX/1980, Bidan adalah seseorang
yang telah mengikuti dan menyelesaikan program pendidikan Bidan yang telah diakui
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
1989/1990 pemerintah telah melaksanakan program pengangkatan dan penempatan
Bidan diseluruh pelosok tanah air (Depkes RI, 1990).
Bidan adalah merupakan tenaga profesional yang strategis untuk ditempatkan
dan bertugas di desa mempunyai wilayah kerja 1-2 dan dalam melaksanakan tugas
pelayanan medik baik di dalam maupun di luar jam kerjanya, bidan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Puskesmas (Depkes RI, 2000).
Bidan adalah seorang yang telah secara teratur mengikuti suatu program
pendidikan kebidanan yang diakui di negara program tersebut di selenggarakan, telah
berhasil menyelesaikan serangkaian pendidikan kebidanan yang di tetapkan, dan telah
memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk bisa di daftarkan dan atau secara
hukum memperoleh izin untuk menjalankan praktek kebidanan (IBI, 2001).
2.5.2 Tujuan Penempatan Bidan di Desa
Secara umum tujuan penempatan bidan di desa adalah untuk meningkatkan
mutu dan pemerataan pelayanan melalui puskesmas dan posyandu dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu, bayi, anak balita dan menurunkan angka kelahiran
serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
Sementara tujuan khusus antara lain:
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat.
2. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan khususnya lima program prioritas di
desa.
3. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
4. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan penyulit kehamilan
persalinan dan perinatal.
5. Menurunkan jumlah balita dengan gizi buruk dan diare.
6. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk hidup sehat dengan membantu
pembinaan kesehatan kelompok dasawisma.
2.5.3 Wewenang Bidan
Wewenang Bidan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 363/1980,
wewenang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Wewenang umum yang diberikan untuk melaksanakan tugas yang dapat di
pertanggungjawabkan secara mandiri.
2. Wewenang khusus untuk melaksanakan kegiatan yang memerlukan pengawasan
dokter. Tanggungjawab pelaksanaannya berada pada dokter yang diberikan
wewenang tersebut.
3. Wewenang pada keadaan darurat melakukan pertolongan pertama untuk
menyelamatkan penderita atas tanggung jawabnya sebagai insan profesi. Segera
setelah melakukan tindakan darurat tersebut, bidan diwajibkan membuat laporan
ke puskesmas di wilayah kerjanya.
4. Wewenang tambahan oleh atasannya dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
masyarakat lainnya sesuai dengan program pemerintah, pendidikan dan pelatihan
yang diterimanya. Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan bidan
melalui kegiatan teknis bidan desa dan pelatihan meliputi ;
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
b. Pelatihan radio medik bagi bidan desa
c. Kegiatan penyeliaan
d. Pelatihan manajemen program KIA bagi bidan puskesmas dan bidan desa
e. Pelatihan teknis medis meliputi; pelatihan Life Safing Skill (LSS), pelatihan
pelayanan kesehatan maternal dan perinatal, Keluarga Berencana (KB),
imunisasi dan tumbuh kembang anak dan sektor bidan desa.
Namun Notoatmdjo (2007) menyatakan bahwa pengembangan diri tidak harus
melalui pendidikan formal atau pelatihan-pelatihan, melainkan semua situasi dimana
seseorang berinteraksi dengan orang lain, asal didalam diri orang tersebut masih ada
keinginan atau kemauan (willingness) untuk berupaya memahami organisasi dimana
bekerja.
2.5.4 Hambatan dan Keuntungan Penempatan Bidan di Desa
Ada beberapa hambatan yang ditemui dalam penempatan bidan di desa antara
lain (Depkes RI, 1990):
1. Umur bidan relatif muda dan bukan di desa sendiri.
2. Kesulitan dalam menyesuaikan diri di tengah masyarakat.
3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan tetap
menjadi dambaannya.
4. Kemampuan desa untuk membangun polindes masih terbatas sehingga banyak
diantara bidan desa tidak mendapatkan dukungan sarana dari masyarakat.
5. Perkawinan bidan desa yang segera meninggalkan desa dan pindah mengikuti
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan kurang
berfungsi.
7. Karena berusia muda bidan belum mendapatkan kepercayaan masyarakat
sehingga orientasi kepada dukun masih dominan.
Sekalipun banyak hambatan, beberapa keuntungan dalam penempatan Bidan
di desa adalah sebagai berikut :
1. Bidan di desa sebagai tenaga kesehatan terdidik diharapkan memberikan
pengaruh optimal kepada masyarakat.
2. Penetapan kehamilan risiko tinggi melalui pengawasan antenatal, sehingga dapat
mengurangi kesakitan dan kematian dan perinatal.
3. Bidan di desa merupakan tempat masyarakat untuk meminta berbagai nasehat
tentang kesehatan.
4. Menggantikan peranan dukun bersalin.
5. Membuat peta kesehatan sehingga memudahkan pemantauan.
6. Mempercepat tercapainya sehat untuk semuanya di tahun 2010.
7. Merupakan mata rantai Sistem Kesehatan Nasional di pedesaan.
2.6 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Tingkah laku seseorang
senatiasa didasari oleh kognitif yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi
dimana tingkah laku itu terjadi.
Djiwandono (2006) mengutip dari Bloom bahwa pengetahuan termasuk dari
bagian urutan pertama dalam ranah kognitif. Pengetahuan meliputi ingatan akan
hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan yang dapat digali pada saat
dibutuhkan melalui bentuk mengingat kembali. Hal itu dapat meliputi metode,
kaidah, prinsip dan fakta. Misalnya seorang bidan akan dapat menunjukkan
bagaimana teknik/cara menangani pasien yang mengalami atonio uteri dalam proses
persalinan.
2.7 Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulasi atau objek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek
dilingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek (Notoadmodjo, 2007).
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Menurut Berkowitz
(1972), sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorable) pada objek tersebut (Azwar, 2007).
Dalam pembagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai tiga (3) komponen pokok, yaitu:
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecendrungan untuk bertindak (tent to behave) (Notoadmodjo, 2007).
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (objek).
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
merupakan sikap yang paling tinggi.
Djiwandono (2006) menyatakan penilaian dapat juga disebut sebagai
penentuan sikap yang meliputi kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap
sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Kemampuan ini dinyatakan
dalam suatu tindakan atau perkataan, seperti menghargai peranan ilmu pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan perhatian kepada kesejahteraan orang
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Seorang bidan yang terlatih baik, akan mempersiapkan kompetensinya yang
efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya yang sesuai kinerja yang diharapkan.
Persiapan tersebut adalah:
1. Memiliki pengetahuan dasar tentang asuhan kebidanan
2. Menunjukkan sikap dalam membantu pasiennya yang membutuhkan bantuannya
dan selalu menjaga hubungan yang baik dengan seluruh masyarakat
3. Menguasai ilmu kebidanan yang telah diajarkan selama masa pendidikan
4. Mengontrol keterampilan teknik kebidanan (khusus teknik menangani komplikasi
kehamilan dan persalinan) sehingga memberikan kenyamanan dan aman dalam
pemberian pelayanan kesehatan bagi pasien.
Prijaksono (2002) mengemukakan ada tiga faktor yang perlu diperhatikan
dalam karakteristik bidan yaitu minat (interest), sikap (attitudes) dan kebutuhan
(needs). Minat merupakan sesuatu yang menarik perhatian seseorang untuk berbuat.
Biasanya dimulai dari rangsangan eksternal (misalnya; penghargaan) yang
selanjutnya mempengaruhi perilakunya dalam bertindak. Besar kecilnya minat
seseorang untuk melakukan tindakan tertentu dapat diamati dari perasaan senang
melakukan tindakan tersebut.
Menurut Fesbein dan Alzen yang juga dikutip Notoatmodjo (2007), sikap
yang terbentuk apakah positif atau negatif tergantung dari segi bermanfaat atau
tidaknya komponen pengetahuan. Makin banyak manfaat yang diketahui, semakin
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
untuk melakukan tindakan medis dalam upaya penanganan pasien yang mangalami
kasus komplikasi persalinan.
2.8 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan
Secara teori perubahan perilaku atau seseorang menerima atau mengadopsi
perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap (Djaali, 2008):
1. Pengetahuan, merupakan informasi, fakta, kebiasaan yang terakumulasi dalam
pribadi sebagai hasil proses interaksi dan pengalaman.
2. Sikap, merupakan suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis
tindakan pada situasi yang tepat.
3. Tindakan, seseorang yang telah mengetahui adanya stimulus kemudian
mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang di ketahui. Proses
selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang
diketahui atau disikapinya.
Sehubungan dengan keadaan diatas ada kaitannya terhadap teori-teori yang
diuraikan sebelumnya, maka perlu diupayakan suatu strategis untuk bertendensi ke
arah peningkatan kemampuan tenaga bidan dalam memenuhi tuntutan ataupun
permintaan masyarakat khususnya ibu hamil dalam pelayanan kebidanan dan obstetri
yang berkualitas.
Sebagian besar kesakitan dan kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh
perdarahan pasca persalinan, penyebab utama oleh atonia uteri dan retensio plasenta
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Prijaksono (2002) mengemukakan ada tiga faktor yang perlu diperhatikan
dalam karakteristik individu (bidan) yaitu minat (interest), sikap (attitudes) dan
kebutuhan (needs). Minat merupakan sesuatu yang menarik perhatian seseorang
untuk berbuat. Biasanya dimulai dari rangsangan eksternal
(misalnya;gaji/penghargaan) yang selanjutnya mempengaruhi perilakunya dalam
bertindak. Besar kecilnya minat seseorang untuk melakukan tindakan tertentu dapat
diamati dari perasaan senang melakukan tindakan tersebut.
Syahlan (2000) yang mengutip dari hasil penelitian Gajah Mada Universitas
di Purworejo (1997) mengungkapkan fakta di masyarakat lebih mempercayai
persalinan yang dibantu bidan berumur lebih tua dengan alasan biasanya bidan
tersebut berpengalaman banyak dalam membantu persalinan. Mereka juga
mengungkapkan bidan berumur muda, biasanya kurang sabar dalam menghadapi
pasiennya.
Penelitian Ubra (2007) menemukan 83,9% bidan yang bekerja di wilayah
kerja Puskesmas Kabupaten Fak-fak sebagian besar relatif berusia muda yaitu 20-35
tahun dan mampu memberikan pelayanan antenatal kepada pasiennya secara
berkualitas. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan bidan muda juga diterima
masyarakat.
2.9 Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
Karakteristik bidan
1. Umur
2. Lama bekerja
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
2.10 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan variabel-variabel penelitian yang dilakukan, maka hipotesis
penelitian adalah:
1. Ada hubungan umur bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi komplikasi
selama persalinan.
2. Ada hubungan lama bekerja bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan.
3. Ada hubungan penghasilan perbulan bidan dengan tindakan bidan dalam
mengatasi komplikasi selama persalinan.
4. Ada hubungan pelatihan bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan.
Tindakan Bidan dalam Mengatasi Komplikasi
Selama Persalinan Pengetahuan
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
5. Ada hubungan pengetahuan bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan.
6. Ada hubungan sikap bidan dengan tindakan bidan dalam mengatasi komplikasi
selama persalinan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah observasi bersifat deskriptif analitik bertujuan untuk
mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap bidan dengan tindakan
bidan dalam mengatasi komplikasi selama persalinan di wilayah kerja Puskesmas
Hessa Air Genting Kabupaten Asahan tahun 2009.
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting
Kabupaten Asahan dengan pertimbangan wilayah kerja puskesmas ini termasuk
paling tinggi kematian martenal yaitu tiga kasus dibandingkan dengan sembilan
puskesmas di tahun 2007.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2008 sampai Mei tahun
2009.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh bidan di wilayah kerja Puskesmas Hessa
Air Genting Kabupaten Asahan yang berjumlah 29 orang. Berhubung jumlah
populasi relatif sedikit, maka seluruhnya dijadikan sampel dalam penelitian (Total
Sampling).
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu :
1. Data primer diperoleh langsung dari responden melalui teknik wawancara yang
berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan Puskesmas Hessa Air
Genting tentang kematian ibu bersalin.
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Berdasarkan kerangka konsep penelitian, maka dapat didefinisikan variabel
berikut ini:
1. Tindakan bidan dalam mengatasi komplikasi selama persalinan (seperti: kompresi
bimanual, pemberian infus RL, rujukan ke pelayanan obstetrik yang lebih
lengkap) yang disesuaikan pada bentuk penanganan gawat darurat obstetrik
berdasarkan standar pelayanan kebidanan.
2. Umur yaitu lamanya hidup bidan dalam tahun yang dihitung sejak bidan
dilahirkan sampai saat dilakukan wawancara ini yang dikategorikan berdasarkan
nilai median yaitu; kurang dari 36 tahun dan 36 tahun keatas.
4. Lama bekerja yaitu masa kerja bidan dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai
bidan yang dihitung dalam tahun, dikategorikan atas kurang dari 5 tahun dan 5
tahun keatas.
5. Penghasilan yaitu besarnya uang per bulan yang diterima bidan sebagai balas jasa
atas pelayanan yang diberikan bidan ke masyarakat dikategorikan (Referensi
Ikhwan, K., 2005); ≥ Rp. 600.000 dan kurang dari Rp. 600.000
6. Pelatihan yaitu kegiatan yang pernah diikuti bidan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut profesi kebidanannya (seperti:
pelatihan kompetensi, Asuhan Persalinan Normal (APN), dikategorikan
(Referensi Hadi, M.) :
a. Mengikuti pelatihan
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
7. Pengetahuan yaitu sejauh mana bidan memahami dan mengenali secara tepat
tanda dan gejala serta penanganan komplikasi selama persalinan, dikategorikan
atas (Referensi Kristiani, R) ; baik dan tidak baik.
8. Sikap yaitu kecenderungan bidan dalam merespon dan menanggapi hal yang
berkaitan dengan penanganan terhadap komplikasi selama persalinan,
dikategorikan (Referensi Kristiani, R); baik dan tidak baik.
3.6 Aspek Pengukuran
Variabel pengetahuan terdiri dari 30 pertanyaan dengan menggunakan skala
Guttman yang terdiri dari item jawaban “tahu” bernilai 1 dan item “tidak tahu”
bernilai 0. Berdasarkan interpretasi skor jawaban responden, pengetahuan
dikategorikan sebagai berikut (Kristiani, R, 2006):
a. Baik, jika total skor jawaban responden ≥ 50%
b. Tidak baik, jika total skor jawaban responden < 50%
Variabel sikap terdiri dari 20 pertanyaan dengan menggunakan skala ukur
Guttman yang terdiri dari item jawaban “setuju” bernilai 1, dan “tidak setuju”
bernilai 0. Berdasarkan interpretasi skor jawaban, sikap dikategorikan sebagai berikut
(Kristiani, R, 2006):
a. Baik, jika total skor jawaban responden ≥ 50%
b. Tidak baik, jika total skor jawaban responden < 50%
Variabel tindakan bidan menangani komplikasi selama persalinan terdiri dari
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
bernilai 1 dan “tidak” bernilai 0. Berdasarkan interptretasi skor jawaban, penanganan
komplikasi dikategorikan sebagai berikut:
a. Baik, jika responden mampu menjawab secara benar dan lengkap tindakan yang
akan dilakukan terhadap suatu kasus komplikasi selama persalinan atau total skor
jawaban responden ≥ 50%
b. Tidak baik, jika responden mampu menjawab secara benar namun tidak lengkap
dan tidak mampu menjawab secara benar terhadap suatu tindakan mengatasi
kasus komplikasi selama persalinan atau total skor jawaban responden < 50%
3.7 Teknik Analisis Data
Data dikumpulkan melalui tahapan editing, coding dan tabulating. Kemudian
data dianalisis dengan cara bertahap yaitu:
1. Analisis Univariat
Analisis ini untuk mendeskripsikan masing-masing variabel bebas dan variabel
terikat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.
2. Analisis Bivariat
Analisis dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Statistik uji yang digunakan adalah Chi Square dengan
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan
Wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting terdiri dari delapan desa yaitu
Desa Hessa Air Genting, Air Genting, Sei Dadap I - II, Sei Dadap III - IV, Sei Kamah
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Hessa Air Genting tahun 2008
adalah 47.384 jiwa dengan jumlah laki-laki 22.692 jiwa dan perempuan 24.692 jiwa.
Sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di wilayah kerja Puskesmas Hessa
Air Genting meliputi 2 Balai Pengobatan, 20 praktek bidan, 5 klinik swasta, 3 toko
obat, 2 rumah sakit swasta, 1 Polindes dan 39 posyandu.Tenaga kesehatan di
puskesmas Hessa Air Genting adalah: 29 bidan, 1 dokter umum, 1 dokter gigi, 8
perawat, 1 tenaga analisis farmasi, 2 sarjana kesehatan masyarakat dan 1 ahli gizi,
sedangkan jumlah tenaga non kesehatan ada 2 staf tata usaha.
4.2 Analisis Univariat
Analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan masing-masing variabel
independen dan variabel dependen dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.
4.2.1 Karakteristik Bidan
Variabel karakteristik bidan mencakup umur, pendidikan, lama bekerja,
penghasilan per bulan dan pelatihan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Karakteristik Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009
Karakteristik Bidan f %
1. Umur
≥ 36 tahun 22 75.9
< 36 tahun 7 24.1
Jumlah 29 100.0
2. Pendidikan
D1 kebidanan 22 75.9
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Jumlah 29 100.0
3. Lama bekerja
≥ 5 tahun 21 72.4
< 5 tahun 8 27.6
Jumlah 29 100.0
4. Penghasilan per bulan
Tinggi (≥ Rp. 600.000,-) 25 86.2
Rendah ( < Rp. 600.000,-) 4 13.8
Jumlah 29 100.0
5. Pelatihan
Pernah mengikuti 16 55.2
Tidak pernah mengikuti 13 44.8
Jumlah 29 100.0
Dari tabel 4.1. diketahui dari 29 bidan di Puskesmas Hessa Air Genting lebih
banyak berumur 36 tahun keatas (75,9%), sebagian besar berpendidikan D1
kebidanan (75,9%), lama bekerja bidan lebih banyak 5 tahun keatas (72,4%),
penghasilan lebih tinggi diatas Rp. 600.000,- per bulan (86,2%) dan bidan yang
pernah mengikuti pelatihan obstetrik lebih banyak yaitu 55,2%.
4.2.2 Pengetahuan
Tabel 4.2 Pengetahuan Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan
Pengetahuan Bidan f %
Baik 23 79.3
Tidak baik 6 20.7
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.2. menunjukkan 23 bidan (79,3%) berpengetahuan baik dalam
memahami dan mengenali secara tepat tanda dan gejala serta penanganan komplikasi
selama persalinan, sedangkan 6 bidan (20,7%) berpengetahuan tidak baik.
Berdasarkan indikator pengetahuan bidan diketahui 86,2% mengetahui
pengertian komplikasi persalinan dan bahkan mampu menjelaskan berbagai jenis
komplikasi selama persalinan, 82,8% mengetahui tanda/gejala ibu yang mengalami
partus lama tetapi 69% bidan tidak tahu cara menggunakan partograf dalam
mendeteksi terjadinya partus lama, seluruh bidan (100%) mengetahui tanda/gejala ibu
mengalami preeklampsia/eklampsia, 96,6% bidan mampu menyebutkan pengertian
perdarahan post partum namun hanya 48,3% bidan dapat menyebutkan pengertian
perdarahan post partum sekunder. Pada pertanyaan seputar manajemen aktif kala III,
51,7% bidan mampu menyebutkan pengertiannya, 41,4% mengetahui fungsi
pemberian suntikan Oksitoksin 10 IU. Sebagian besar bidan pendidikan D1 kurang
mengetahui penatalaksanaan manajemen ini dan sebagian kecil dari mereka yang
baru mengetahui setelah mengikuti pelatihannya.
4.2.3Sikap
Tabel 4.3 Sikap Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Tahun 2009
Sikap Bidan f %
Baik 24 82.8
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Jumlah 29 100.0
Tabel 4.3. menunjukkan 24 bidan (82,2%) mempunyai sikap baik dalam
merespon dan menanggapi hal yang berkaitan dalam mengatasi komplikasi selama
persalinan, sedangkan 5 bidan (17,2%) termasuk tidak bersikap baik dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan.
Berdasarkan indikator sikap bidan diketahui 82,8% menyatakan setuju bila
bidan harus mampu menggunakan partograf dan rekam medik lainnya dalam
menangani kasus komplikasi persalinan meskipun bidan itu sendiri belum memahami
penggunaan partograf. Sebesar 79,3% bidan setuju merujuk dan memberikan cairan
infus RL/NS dan melakukan kompresi bimanual luar pada ibu yang mengalami
perdarahan hebat, 82,8% setuju menjaga privasi pasiennya selama menangani kasus
komplikasi persalinan, 86,2% setuju meminta salah satu keluarga mendampingi
pasien selama bidan menangani pasien tersebut. Namun peneliti menemukan 55,2%
sikap tidak setuju terhadap larangan melakukan pemeriksaan dalam pada pasien yang
mengalami KPD.
4.2.4 Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi selama Persalinan
Tabel 4.4 Tindakan Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009 Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan
Tindakan Bidan f %
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Tidak baik 7 24.1
Jumlah 29 100.0
Tabel 4.4. menunjukkan 22 bidan (75,9%) mempunyai kemampuan betindak
secara baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pada pasiennya sedangkan
7 bidan (24,1%) bertindak tidak baik.
Indikator tindakan bidan dalam menangani kasus komplikasi persalinan
dilihat hanya 31% bidan sebelum memutuskan tindakan apa yang dilakukan pada
pasiennya mengkaji data-data pada rekam medik/partograf, 82,8% memberikan infus
RL/NS dan melakukan kompresi bimanual dalam pada penanganan kasus atonio
uteri. Peneliti menemukan bidan yang melakukan pemeriksaan dalam dan pemberian
infus RL/NS pada ibu perdarahan pervaginam (lendir bercampur darah) (62,1%),
pemberian 0,2 mg ergometrin pada pasien hipertensi (55,2%), tidak memberikan
kebebasan pasien inertia uteri untuk memilih posisi persalinan yang diinginkannya
(51,7%).
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dimaksudkan untuk melihat hubungan masing-masing
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
4.3.1 Umur
Tabel 4.5 Hubungan Umur Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009
Umur Bidan
Tindakan Bidan
Jumlah
p Baik Tidak Baik
f % f % f %
≥ 36 tahun 16 72.7 6 27.3 22 100.0
0.646
< 36 tahun 6 85.7 1 14.3 7 100.0
Jumlah 22 75.9 7 24.1 29 100.0
Hasil analisis hubungan umur bidan dengan tindakan dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan ditemukan sebanyak 16 bidan (72,7%) berumur 36
tahun keatas mempunyai kemampuan bertindak secara baik dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan pada pasiennya, sedangkan diantara bidan yang
berumur di bawah 36 tahun sebanyak 6 (85,7%) bertindak baik dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan pasiennya. Secara statistik terbukti tidak ada hubungan
bermakna antara umur bidan dengan tindakan dalam mengatasi komplikasi selama
persalinan (p= 0,646).
4.3.2 Lama Bekerja
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Lama Bekerja Bidan
Tindakan Bidan
Hasil analisis hubungan lama bekerja bidan dengan tindakan dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan ditemukan sebanyak 14 bidan (66,7%) yang lama
bekerja 5 tahun keatas mempunyai kemampuan bertindak secara baik dalam
mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya, sedangkan 8 bidan (100%) yang
lama bekerja kurang dari 5 tahun mempunyai kemampuan bertindak secara baik
dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya. Secara statistik terbukti
tidak ada hubungan bermakna antara lama bekerja bidan dengan tindakan dalam
mengatasi komplikasi selama persalinan (p= 0,142).
4.3.3 Penghasilan Per Bulan
Tabel 4.7 Hubungan Penghasilan Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009
Penghasilan Per Bulan
Tindakan Bidan
Hasil analisis hubungan penghasilan bidan per bulan dengan tindakan dalam
mengatasi komplikasi selama persalinan ditemukan sebanyak 18 bidan (72%) yang
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
secara baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya, sedangkan 4
bidan (100%) berpenghasilan kurang dari Rp. 600.000,- per bulan mempunyai
kemampuan bertindak secara baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan
pasiennya. Secara statistik terbukti tidak ada hubungan bermakna antara penghasilan
per bulan yang diterima bidan dengan tindakan dalam mengatasi komplikasi selama
persalinan (p= 0,546).
4.3.4 Pelatihan
Tabel 4.8 Hubungan Bidan yang Pernah Mengikuti Pelatihan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009
Hasil analisis hubungan pelatihan yang pernah diikuti bidan dengan tindakan
dalam mengatasi komplikasi selama persalinan ditemukan sebanyak 15 bidan
(93,8%) yang pernah mengikuti pelatihan kebidanan mempunyai kemampuan
bertindak secara baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya,
sedangkan diantara bidan yang tidak pernah mengikuti pelatihan kebidanan, sebanyak
7 bidan (53,8%) mempunyai kemampuan bertindak secara baik dalam mengatasi
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
bermakna antara pelatihan yang diikuti bidan dengan tindakan dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan (p= 0,026).
Peneliti juga menemukan dari 22 bidan berpendidikan DI sebanyak 12 bidan
(54,5%) pernah mengikuti pelatihan obstetrik. Sementara dari 7 bidan DIII diketahui
4 bidan (57,1%) pernah mengikuti pelatihan.
4.3.5 Pengetahuan
Tabel 4.9 Hubungan pengetahuan Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009
Pengetahuan Bidan
Hasil analisis hubungan pengetahuan bidan dengan tindakan dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan ditemukan sebanyak 22 bidan (95,7%) berpengetahuan
baik dalam memahami dan mengenali secara tepat tanda dan gejala serta penanganan
komplikasi selama persalinan mempunyai kemampuan bertindak secara baik,
sedangkan 6 bidan (100%) yang berpengetahuan tidak baik mempunyai kemampuan
bertindak secara tidak baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya.
Secara statistik terbukti ada hubungan bermakna antara pengetahuan bidan dengan
tindakan dalam mengatasi komplikasi selama persalinan (p= 0,001).
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.10 Hubungan Sikap Bidan dengan Tindakan dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009
Sikap Bidan
Tindakan Bidan
Jumlah
p Baik Tidak Baik
f % f % f %
Baik 22 91.7 2 8.3 24 100.0
0.001
Tidak baik 0 0.0 5 100.0 5 100.0
Jumlah 22 75.9 7 24.1 29 100.0
Hasil analisis hubungan sikap bidan dengan tindakan dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan ditemukan sebanyak 22 bidan (91,7%) bersikap baik
dalam merespon dan menanggapi hal yang berkaitan dalam mengatasi komplikasi
selama persalinan mempunyai kemampuan bertindak secara baik, sedangkan 5 bidan
(100%) bersikap tidak baik mempunyai kemampuan bertindak secara tidak baik
dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya. Secara statistik terbukti
ada hubungan bermakna antara sikap bidan dengan tindakan dalam mengatasi
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Karakteristik Bidan dengan Tindakan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan
5.1.1 Umur
Hasil analisis bivariat menunjukkan 27,3% bidan berumur 36 tahun keatas
bertindak tidak baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan pasiennya.
Sedangkan diantara bidan yang berumur dibawah 36 tahun, 14,3% bertindak tidak
baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan.
Sebagaimana pendapat Syahlan (2000) yang mengutip dari hasil penelitian
Gajah Mada Universitas di Purworejo (1997) mengungkapkan fakta di masyarakat
lebih mempercayai persalinan yang dibantu bidan berumur lebih tua dengan alasan
biasanya bidan tersebut berpengalaman banyak dalam membantu persalinan. Mereka
juga mengungkapkan bidan berumur muda, biasanya kurang sabar dalam menghadapi
pasiennya.
Namun pada penelitian ini membuktikan bahwa umur bidan tidak ada
berhubungan bermakna dengan tindakannya dalam mengatasi komplikasi persalinan
(p=0,646). Banyak faktor yang berkaitan dengan permasalahan ini, faktor umur yang
semakin tua mempengaruhi tingkat kinerja seseorang tidak dapat disamakan dan
dijamin bahwa kemampuannya tersebut lebih baik daripada seseorang yang berusia
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Ubra (2007) bahwa 83,9% bidan
yang bekerja di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Fak-fak sebagian besar relatif
berusia muda yaitu 20-35 tahun dan mampu memberikan pelayanan antenatal kepada
pasiennya secara berkualitas. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan bidan muda
juga diterima masyarakat.
5.1.2 Lama Bekerja
Berdasarkan analisis bivariat menunjukkan 66,7% bidan dengan masa kerja 5
tahun keatas bertindak baik dalam mengatasi komplikasi selama persalinan.
Sedangkan seluruh bidan yang masa kerjanya dibawah 5 tahun mempunyai
kemampuan bertindak secara baik dalam mengatasi komplikasi persalinan. Hasil
analisis chi square menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara lama bekerja
bidan dengan tindakan dalam mengatasi komplikasi selama persalinan (p= 0,142).
Kondisi diatas dikarenakan adanya kondisi informasi seputar perkembangan
asuhan kebidanan yang diperoleh setiap bidan berbeda-beda. Seperti bidan dengan
masa pengabdian 5 tahun keatas sebagian besar berpendidikan D1, dimana ilmu
kebidanan yang mereka peroleh tidak selengkap atau sedetail dengan bidan D3. Ilmu
kebidanan bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan sesuai perkembangan
zaman teknologi di eraglobalisasi. Olehkarena itu ada beberapa bidan (khusus D1
kebidanan) berinisiatif selalu mengikuti berbagai kegiatan pelatihan, seminar-seminar
berkaitan dengan profesi kebidanan. Jelas masa kerja bidan tidak berkaitan dengan
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
Data penelitian menemukan masa kerja bidan yang paling lama adalah 27
tahun dan paling singkat 1,5 tahun yang status kepegawaiannya sebagai PNS.
Selama masa pengabdian, setiap bidan tentu mempunyai pengalaman yang berbeda
dalam menghadapi berbagai kasus obstetrik. Ada bidan yang mampu memahami
profesinya dan berupaya untuk menjalankan pekerjaannya sebaik mungkin, mencoba
mengatasi kesulitan pekerjaan. Ada juga bidan yang bekerja hanya sebatas
menjalankan kewajiban sebagai pegawai sipil demi kesejahteraan hidupnya tanpa
ada hasrat untuk berprestasi dibidang profesinya. Bidan yang merasa puas dengan
status kepegawaiannya, hanya menjalankan rutinitas sebagai petugas puskesmas.
Sebagaimana yang dikutip Turwahyudin (2009) dari Stonner dan Freeman
bahwa tingkat kinerja seseorang dinilai dari kuantitas kerja, kualitas kerja, kreativitas,
pengetahuan mengenai pekerjaannya, kerjasama dengan rekan kerjanya, inisatif,
kualitas pribadi selama menjalankan profesinya.
Realisasi teori tersebut yang ditemui peneliti adalah selama masa
pengabdiannya (baik lebih maupun kurang dari 5 tahun) banyak berbagai kasus yang
dihadapi dan tentunya mereka mempunyai kemauan atau hasrat untuk mengatasi
kasus tersebut. Namun tidak seluruhnya mempunyai keinginan atau kemauan untuk
mencoba memahami bahwa hasil kerja mereka selama ini belum optimal sehingga
menimbulkan ketidakpuasan serta keinginan meningkatkan potensi diri.
Banyak yang dilakukan bidan bila merasa belum puas atas kemampuan dalam
bertindak mengatasi komplikasi selama persalinan tersebut seperti ada yang
Melandi Meha : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Bidan Dalam Mengatasi Komplikasi Selama Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Hessa Air Genting Kabupaten Asahan Tahun 2009, 2009.
pihak lain untuk mengupayakannya dan terakhir berupaya mengembangkan diri
sendiri melalui pencarian informasi berkaitan dengan kasus sebanyak mungkin baik
dari buku, ikut serta pelatihan atau seminar dan lain-lain. Bahkan ada yang
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi sehingga dari proses pengembangan diri
tersebut bidan dapat mengetahui seberapa jauh tindakan pelayanan kesehatan yang
diberikan sesuai dengan standarisasi kebidanan.
5.1.3 Penghasilan Perbulan
Hasil analisis bivariat menunjukkan 72% bidan berpenghasilan diatas Rp.
600.000,- per bulan atau termasuk kategori tinggi bertindak baik dalam mengatasi
komplikasi selama persalinan. Sedangkan bidan yang berpenghasilan rendah atau
dibawah Rp. 600.000,- per bulan seluruhnya bertindak baik dalam mengatasi kasus
komplikasi yang dihadapi. Jelas tidak ada korelasi antara penghasilan dengan tingkan
kinerja bidan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis statistik yaitu tidak ada
hubungan yang bermakna antara penghasilan perbulan yang diterima bidan dengan
tindakannya dalam mengatasi komplikasi selama persalinan (p=0,546).
Hal ini didukung dengan pendapat Sandjana yang dikutip oleh Trisnantoro
(2004), kepuasan kerja cukup tinggi dengan penerimaan gaji yang rendah
dikarenakan pola bekerja di instansi pemerintah yang mempunyai kultur sebatas