• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan So2 Terhadap Bubur Pulp Yang Telah Diputihkan Pada Proses Pulp Machine Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penambahan So2 Terhadap Bubur Pulp Yang Telah Diputihkan Pada Proses Pulp Machine Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN SO2 TERHADAP BUBUR PULP

YANG TELAH DIPUTIHKAN PADA PROSES PULP MACHINE

DI PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk – PORSEA

TUGAS AKHIR

INDAH LESTARI RAHMAN

072409033

DEPARTEMEN KIMIA

PROGRAM STUDI DIPLOMA - III KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH PENAMBAHAN SO2 TERHADAP BUBUR PULP YANG TELAH DIPUTIHKAN PADA PROSES PULP MACHINE

DI PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk – PORSEA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

INDAH LESTARI RAHMAN 072409033

DEPARTEMEN KIMIA

PROGRAM STUDI DIPLOMA - III KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH PENAMBAHAN SO2 TERHADAP BUBUR PULP YANG TELAH DIPUTIHKAN PADA PROSES PULP MACHINE DI PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk - PORSEA

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : INDAH LESTARI RAHMAN Nomor Induk Mahasiswa : 072409033

Program Studi : DIPLOMA – III KIMIA INDUSTRI Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juli 2010

Diketahui

Departemen Kimia FMIPA USU Pembimbing, Ketua,

(4)

PERNYATAAN

PENGARUH PENAMBAHAN SO2 TERHADAP BUBUR PULP YANG TELAH DIPUTIHKAN PADAPROSES PULP MACHINE

DI PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk – PORSEA

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Karya Ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2010

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah kurnia-Nya kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

Selesainya Tugas Akhir ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Eddy Marlianto, MSc selaku Dekan FMIPA USU

2. Ibu Dr.Rumondang Bulan,MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU.

3. Prof. Dr. Harry Agusnar,M.Sc, M.Phill selaku pembimbing pada penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan kajian ini.

4. Bapak/Ibu dosen atau tenaga pengajar yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang begitu berharga kepada saya.

5. Bapak Suhunan Sirait, selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan penjelasan dan bimbingan tentang proses produksi pulp.

6. Bapak Agus Raharjo, selaku manager bagian Fiber Line yang telah memfasilitasi kami selama melakukan Praktek Kerja Lapangan.

7. Bapak Irwan Kelana, Bapak Jhony Marpaung serta seluruh staf-staf yang ada di Training & Development Center yang telah banyak membantu kami dalam mendapatkan informasi-informasi penting lainnya serta seluruh keluarga bessar dari PT. Toba Pulp Lestari,Tbk.

8. Teristimewa untuk kedua orang tua dan keluarga yang telah banyak memberikan dukungan baik berupa moril dan materil.

(6)

10.Untuk seluruh teman mahasiswa dan seluruh pihak yang terkait dalam penyelesaian pendidikan ini.

(7)

ABSTRAK

(8)

THE EFFECT OF ADDING SO2 ON THE BLEACHED PULP

IN THE PULP MACHINE PROCESS AT PT TOBA PULP LESTARI,Tbk - PORSEA

ABSTRACT

(9)

DAFTAR ISI

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Identifikasi Masalah 2

1.3Tujuan 3

1.4Manfaat 3

Bab 2 Tinjauan ustaka 4

2.1Pengertian Kayu 4

2.2Sifat-sifat umum kayu 5 2.3Komposisi kimia kayu 5 2.3.1 Zat-zat makromolekul 6 2.3.2 Zat-zat berat molekul rendah 8 2.4Pemilihan Jenis Kayu 10 2.5Proes Pembuatan Pulp 10 2.5.1 Pembuatan pulp secara mekanis 12 2.5.2 Pembuatan pulp kimia 14 2.5.3 Pembuatan pulp semi-kimia 16 2.6Pencucian dan Pemutihan 17 2.7Penggilingan dan Penghalusan 20 2.8Pembentukan lembaran 21 2.9Penguningan pulp-pulp rendemen tinngi 22

Bab 3 Metodologi Percobaan 25

3.1Alat 25

(10)

3.3Prosedur 26

Bab 4 Data dan Pembahasan 31

4.1Data 31

4.2Pembahasan 32

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 33

5.1Kesimpulan 33

5.2Saran 33

Daftar Pustaka 34

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan umum komponen kayu 7

Gambar 2.2 Mekanisme-mekanisme yang diusulkan untuk 24

Mengawali reaksi-reaksi penguningan pulp-pulp

(13)

ABSTRAK

(14)

THE EFFECT OF ADDING SO2 ON THE BLEACHED PULP

IN THE PULP MACHINE PROCESS AT PT TOBA PULP LESTARI,Tbk - PORSEA

ABSTRACT

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam era globalisasi sekarang ini, kebutuhan manusia dalam berbagai bidang

meningkat dengan pesat, diantaranya adalah kebutuhan sandang dan kertas. Sandang

merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh setiap manusia, sejalan dengan

bertambahnya penduduk dan makin berkembangnya ilmu pengetahuan maka

meningkat pula kebutuhan akan sandang dan kertas.

Kertas telah menempatkan dirinya sebagai sesuatu yang hampir luar biasa

pentingnya, terutama di negara-negara yang sangat maju. Kertas berfungsi sebagai

produk pengepakan yang utama, media komunikasi, dasar produk yang dapat dibuang,

dan bahan lembaran industri. Di Amerika Serikat, industri pulp dan kertas adalah

pemakai kayu terbesar kedua, yang dalam tahun 1978 memproduksi kertas dan papan

kertas sebanyak 604 pon untuk tiap orang laki-laki, perempuan, dan anak-anak dalam

(16)

Bahan baku dalam pembuatan kertas adalah kayu. Kayu merupakan hasil

hutan dari sumber kekayaan alam. Selain itu, kayu merupakan bahan mentah yang

mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu

memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pada

umumnya komponen kimia kayu terdiri dari 3 unsur yaitu :

a. unsur karbohidrat, terdiri dari selulosa dan hemiselulosa

b. unsur non-karbohidrat, terdiri dari lignin

c. unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan yang

dinamakan zat ekstraktif

Jenis kayu yang diolah dalam pembuatan kertas adalah jenis pinus dan

eucalyptus, hal ini dikarenakan kayu jenis ini mempunyai serat yang panjang yang

baik untuk dijadikan bahan baku pembuatan kertas.

Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan

menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan

670 juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2%

hingga 3.5% per tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan

(17)

1.2Identifikasi Masalah

Pulp Machine adalah unit yang sangat penting didalam proses pembuatan pulp. Pada

unit ini, bubur pulp yang diterima dari bagian bleaching akan diolah dan dicetak

menjadi lembaran pulp yang sudah kering, dimana lembaran pulp tersebut akan

diproses menjadi buntalan yang siap dijual ke pelanggan.

Fungsi utama dari proses pulp machine ini adalah untuk mengambil air yang

terkandung dalam bubur pulp sebanyak mungkin tanpa merusak lembaran pulp. Selain

penghilangan kadar air, perlu dilakukan pengontrolan kadar pH berkisar antara 5 - 7.

Untuk mengontrol pH tersebut, maka perlu adanya penambahan SO2. Penambahan

SO2 ini dilakukan didalam Head Box, yang merupakan tempat untuk mengontrol

aliran pulp agar seragam dan air dapat memenuhi lebarnya fourdrinier wire. Selain

SO2, dapat juga digunakan HCl, namun penggunaan HCl ini dapat berpengaruh pada

hasil pulp yaitu akan menghasilkan warna kekuningan pada lembaran pulp tersebut.

Sehingga disini dipakai SO2, sebab selain baik untuk menurunkan pH, SO2 juga dapat

mempertahankan brightness pada hasil pulp.

Dari uraian diatas, maka diperoleh permasalahan yaitu : “Bagaimana

(18)

1.3Tujuan

a. Untuk mengetahui pengaruh penambahan SO2 terhadap bubur pulp yang telah

diputihkan pada proses pulp mesin

1.4Manfaat

Manfaat dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan SO2

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian kayu

Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah

yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu

memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.

Pengetian kayu disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan

pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah

diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk

sesuatu tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri maupun

kayu bakar.

2.2 Sifat-sifat umum kayu

Kayu yang berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda-beda.

(20)

bagian ujung dan pangkalnya. Disamping sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda

satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu yaitu :

a. Semua batang pohon mempunyai pengaturan vetrtikal dan sifat simetri radial.

b. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan

dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan

hemiselulosa ( unsur karbohidrat) serta berupa lignin ( non-karbohidrat ).

c. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang

berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya ( longitudinal, tangensial dan

radial ). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding

sel, bentuk memanjang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu

vertikal dan horisontal pada batang pohon.

d. Bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya

akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekitarnya.

e. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar

(21)

KAYU

2.3 Komposisi Kimia Kayu

Sepanjang menyangkut komponen kimia kayu, maka perlu dibedakan antara

komponen-komponen makromolekul utama dinding sel selulosa, poliosa

(hemiselulosa) dan lignin, yang terdapat pada semua kayu , dan komponen-komponen

minor dengan berat molekul kecil (ekstraktif dan zat-zat mineral), yang biasanya

lebih berkaitan dengan jenis kayu tertentu dalam jenis dan jumlahnya. Perbandingan

dan komposisi kimia lignin dan poliosa berbeda pada kayu lunak dan kayu keras,

sedangkan selulosa merupakan komponen yang seragam pada semua kayu.

Pengenalan singkat tentang komponen kimia kayu mengikuti bagan umum

seperti berikut :

Gambar.2.1 Bagan umum komponen kimia kayu

Senyawa berat molekul kecil

(22)

Dalam kayu dari daerah iklim sedang, bagian senyawa polimer tinggi yang

menyusun dinding sel mencapai 97-99% dari zat kayu. Untuk kayu tropika, angka

tersebut dapat turun hingga angka rerata 90%. Kayu terdiri atas 65-75% polisakarida.

2.3.1 Zat-zat makromolekul

a. Selulosa

Merupakan komponen kayu yang terbesar yang dalam kayu lunak dan kayu

keras jumlahnya mencapai hampir setengahnya. Selulosa merupakan polimer linier

dengan berat molekul tinggi yang tersusun seluruhnya atas β-D-glukosa. Karena

sifat-sifat kimia dan fisikanya maupun struktur utama dinding sel tumbuhan.

b. Poliosa (hemiselulosa)

Poliosa sangat dekat asosiasinya dengan selulosa dalam dinding sel. Lima gula

netral, yaitu heksosa-heksosa glukosa, manosa, galaktosa dan pentosa-pentosa xilosa

dan arabinosa merupakan konstituen utama poliosa. Sejumlah poliosa mengandung

senyawa tambahan asam uronat. Rantai molekulnya jauh lebih pendek bila

dibandingkan dengan selulosa, dan dalam beberapa senyawa mempunyai

(23)

c. Lignin

Merupakan komponen makromolekul kayu ketiga. Struktur molekul lignin

sangat berbeda bila dibandingkan dengan polisakarida karena terdiri atas sistem

aromatik yang tersusun atas unit-unit fenilpropana. Dalam kayu lunak kandungan

lignin lebih banyak bila dibandingkan dalam kayu keras dan juga terdapat beberapa

perbedaan struktur lignin dalam kayu lunak dan dalam kayu keras. Dari segi

morfologi, lignin merupakan senyawa amorf yang terdapat dalam lamela tengah

majemuk maupun dalam dinding sekunder. Selama perkembangan sel, lignin

dimasukkan sebagai komponen terakhir didalam dinding sel, menembus diantara

fibril-fibril sehingga memperkuat dinding sel.

d. Senyawa polimer minor

Terdapat dalam kayu dalam jumlah sedikit sebagai pati dan senyawa pektin.

Sel parenkim kayu mengandung protein sekitar 1%, tetapi terutama terdapat dalam

bagian batang bukan kayu, yaitu kambium dan kulit bagian dalam.

2.3.2 Zat-zat berat molekul rendah

Disamping komponen-komponen dinding sel, terdapat juga sejumlah zat-zat yang

disebut bahan tambahan atau ekstraktif kayu. Meskipun komponen-komponen

(24)

memberikan pengaruh yang besar pada sifat-sifat dan kualitas pengolahan kayu.

Beberap komponen, seperti ion-ion logam tertentu, bahkan sangat penting untuk

kehidupan pohon.

Zat-zat berat molekul rendah berasal dari golongan senyawa kimia yang sangat

berbeda hingga sukar untuk membuat sistem klasifikasi yang jelas tetapi

komprehensif. Klasifikasi yang mudah dapat dibuat dengan membaginya kedalam zat

organik dan zat anorganik secara ringkas disebut abu. Dalam hal analisis adalah lebih

tepat untuk membedakan antara zat-zat berdasar kelarutan dalam air dan dalam pelarut

organik.

Berikut ini adalah gugus-gugus utama senyawa kimia yang merupakan

komponen kayu dengan berat molekul rendah.

a. Senyawa aromatik (fenolat)

Senyawa yang paling penting dari kelompok ini adalah tannin yang dapat

dibagi menjadi tanin yang dapat dihidrolisis dan senyawa flobafen terkondensasi.

Senyawa fenolat lain adalah misalnya stibena, lignan dan flavonoid, dan turunannya.

Senyawa sederhana yang ditrurunkan dari metabolisme lignin juga termasuk dalam

(25)

b. Terpena

Merupakan kelompok senyawa alami yang tersebar luas. Secara kimia, zat-zat

ini dapat diturunkan dari isoprena. Dua satuan isoprena atau lebih membentuk mono-,

seskui-, di-, tri-, tetra-, dan politerpena.

c. Asam alifatik

Asam alifatik adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh tinggi terdapat dalam

kayu terutama dalam bentuk esternya dengan gliserol (lemak dan minyak) atau dengan

alkohol tinggi (lilin). Asam asetat dihubungkan dengan poliosa sebagai ester. Asam

di- dan hidroksi karboksilat terutama terdapat sebagai garam kalsium.

d. Alkohol

Kebanyakan alkohol alifatik dalam kayu terdapat sebagai komponen ester,

sedangkan sterol aromatik, termasuk dalam steroid, terutama terdapat sebagai

glikosida.

e. Senyawa Anorganik

Komponen mineral kayu dari daerah iklim sedang terutama adalah unsur-unsur

kalium, kalsium dan magnesium. Unsur-unsur lain dalam kayu tropika, misalnya

(26)

f. Komponen lain

Mono- dan disakarida terdapat dalam kayu hanya dalam jumlah yang sedikit

tetapi mereka terdapat dalam persentase yang tinggi dalam kambium dan dalam kulit

bagian dalam. Jumlah sedikit amina dan etena juga terdapat dalam kayu.

(Fengel, D. dan G. Wegener, 1985 )

2.4 Pemilihan Jenis Kayu

Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah:

a. Kayu lunak (soft wood), adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon

pinus. Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan

untuk memberi kekuatan pada kertas.

b. Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan

daunnya setiap tahun. Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan

permukaan kertas yang halus. Kayu keras juga lebih mudah diputihkan hingga

warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit lignin. Kertas umumnya

tersusun atas campuran kayu keras dan kayu lunak untuk mencapai kekuatan dan

(27)

2.5 Proses Pembuatan Pulp

Perbedaan utama diantara berbagai proses pembuatan kertas ialah metode yang

digunakan untuk menyelesaikan langkah pertama – pembuatan pulp. Cara mekanis,

cara kimia, atau energi panas atau kombinasi-kombinasinya digunakan dalam

memproduksi pulp. Bentuk energi yang digunakan sebagian besar menentukan hasil

dan sifat-sifat pulp. (Haygreen, J.G. dan Jim L. Bowyer, 1996 )

Kualitas pulp dan pengendalian kualitas yang penting dalam peningkatan

teknologi pembuatan pulp adalah :

a. meningkatkan rendemen pulp

b. mengurangi kebutuhan energi

c. mengurangi jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk pembuatan pulp dan

pengelantangan, termasuk peningkatan proses pemulihan bahan-bahan kimia.

(28)

e. pengembangan proses pembuatan pulp bebas-belerang dan serangkaian

pengelantangan yang bebas klor.

f. fleksibilitas tinggi mengenai rendemen, kualitas dan kemungkinan pengelantangan

pulp.

g. kondisi-kondisi proses yang memungkinkan penyiapan hasil samping pembuatan .

h. unit-unit produksi lebih kecil yang menguntungkan yang membutuhkan biaya

lebih rendah untuk mendirikan pabrik-pabrik baru dan menurunkan kebutuhan

bahan baku.

Ini dan tujuan-tujuan lain merupakan latar belakang untuk menaikkan

diversifikasi proses-proses pembuatan pulp. Modifikasi-modifikasi proses yang

penting adalah pembuatan pulp alkalis dengan aditif memodifikasi pembuatan pulp

mekanik digiling ( misal pembuatan pulp secara kimia termomekanik) atau pembuatan

pulp bebas-belerang ( misal pembuatan pulp soda-oksigen ).

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa dikemudian hari prosedur pembuatan

pulp dan pengelantangan akan dimodifikasi dan digabung terutama untuk menghadapi

(29)

keras di banyak negara. Pentingnya pulp mekanik dan pulp rendemen tinggi semakin

meningkat.

Meskipun di kemudian hari diharapkan ada kenaikan pasaran pembuatan pulp

yang lebih canggih, peranan utama pulp kraft akan msih tetap. Pulp jenis ini meliputi

lebih dari setengah produksi total pulp kimia dan pulp mekanik (58,2%) atau hampir

tiga per empat pulp-pulp kimia (73,5%). (Fengel, D. dan G. Wegener, 1985)

2.5.1 Pembuatan pulp secara mekanis

Dua metode yang lazim digunakan untuk memproduksi pulp mekanis ialah proses

kayu asah batu dan kayu asah mesin penghalus.

a. Batu asah

Tepatnya adalah sebuah batu besar yang diputar pada sumbunya sedang

permukaan tangensial kayu batang ditekan terhadap permukaannya. Suatu

pengoyakan mekanis merobek serat-serat individual, bagian-bagian serat, atau

berkas-berkas serat dari permukaan kayu, dan sesudah itu suatu aliran air membawa pergi

serat-serat yang terkumpul tersebut.

(30)

b. Mesin Penghalus

Suatu metode pembuatan pulp mekanis yang lebih baru dan lebih populer

melibatkan penggunaan mesin penghalus ( disebut penghalus berlempeng rangkap )

yang terdiri atas dua lempeng logam beralur yang dapat dirapatkan dan diputar pada

arah yang berlawanan. ( Variasi pengaturan ini ialah satu lempeng dan yang lain

berputar; mesin yang digambarkan secara ini disebut penghalus lempeng tunggal. )

Pada kedua tipe mesin penghalus, tatal-tatal kayu digerakkan oleh suatu mekanisme

pengumpanan sekrup kedalam pusat mesin dengan tatal-tatal yang harus lewat

diantara dua lempeng yang diletakkan secara rapat; gerak mekanis yang dihasilkan

mengubah tatal-tatal menjadi serat.

Karena pemisahan serat dicapai dengan hanya menarik lepas atau mengoyak

tatal kayu, sedikit saja bahan yang hilang dalam proses pembuatan pulp sepanjang

serat cukup lentur untuk menghindari penghancuran dan terjadinya debu.

Pada pemisahan mekanis, proporsi bahan baku kayu yang menjadi serat

berguna pada umumnya pada tingkat antara 95-99%, suatu kenyataan yang secara

relatif berarti pulp biaya rendah. Karena sedikit yang hilang dalam pemisahan,

selulosa, hemiselulosa dan lignin yang menyusun kayu semuanya menjadi bagian dari

(31)

mekanis. Serat-serat yang kaku ini memiliki potensi ikatan serat – ke – serat yang

kecil dan membentuk lembaran yang kasar dan tebal. Kertas yang terbentuk karenanya

memiliki kekuatan yang rendah dan kualitas permukaan yang jelek. Kehadiran lignin

dalam pulp mekanis juga menyebabkan masalah yang lain, satu hal yang berhubungan

dengan ketahanan jangka lamanya. Lignin dan karbohidrat-karbohidrat tertentu

menjadi kuning dalam jangka lama, terutama apabila terpajankan pada sinar ultra

ungu sinar matahari; inilah sebab warna kuning yang umum terlihat pada kertas-kertas

koran yang tua.

Suatu variasi cara pembuatan pulp mekanis islah proses termomekanis. Disini

tatal – tatal dikenakan uap yang sangat panas pada suhu 1200 – 1350C saat bergerak

melewati mesin penghalus (berarti bahwa penghalusab dilakukan dibawah tekanan).

Panas berfungsi melunakkan lignin, menyebabkan pemisahan serat yang lebih rendah

daripada yang terjadi dalam pembuatan pulp mekanis secara murni. Kekuatan dan

peresapannya keduanya meningkat. Pulp termomekanis umumnya disebut TMP.

2.5.2 Pembuatan pulp kimia

Suatu cara yang digunakan untuk mencapai pemisahan serat , yang pada waktu yang

(32)

dan energi panas. Tatal kayu ditempatkan didalam suatu larutan kimia (yang disebut

cairan pemasak) dan dipanaskan didalam tangki tekan (disebut tangki pemasak).

Pemisahan serat terjadi saat lignin pengikat sel-ke-sel terlarut.

Dua proses pembuatan pulp kimia yang berbeda digunakan orang, dan

keduanya berbeda pada tipe bahan kimia penyusun cairan pemasak; proses-proses ini

ialah proses sulfit dan proses sulfat.

a. Proses Sulfit

Proses sulfit menggunakan campuran asam sulfit dan ammonium, magnesium,

kalsium, atau natrium bisulfit. Dikukuhkan dalam tahun 1974-1975, proses sulfit

ternyata menghasilkan tipe pulp berkualitas tinggi yang diinginkan untuk kertas tulis

halus. Senyawa bisulfit dengan dasar kalsium ternyata menjadi paling umum

digunakan bersama-sama asam sulfit. Senyawa kalsium sangat murah dan

memberikan hasil yang cukup baik dalam pembuatan pulp spesies berserat panjang

seperti spruce, hemlock dan fir asli. Tetapi terdapat beberapa masalah yang

berhubungan dengan penggunaaan proses dengan dasar kalsium bisulfit. Yang paling

(33)

tetap mempunyai masalah pembuangan cairan pemasak yang telah dipakai, yang

akhirnya paling sering pemecahannya dengan membuang residu tersebut pada aliran

air yang terdekat. Masalah lain ialah bahwa proses tersebut tidak baik hasilnya dalam

pembuatan pulp kayu-lunak beresin tinggi seperti pinus. Karenanya, pertumbuhan

sistem kalsium bisulfit-asam sulfit berhenti pada kira-kira tahun 1940 dan instalasi

sulfit baru dirancang untuk menggunakan ammonium atau magnesium bisulfit. Sejak

awal 1960-an hanya sedikit terjadi perluasan yang terbatas dari semua bentuk

kapasitas pabrik pulp sulfit, sedangkan penggunaan proses sulfat telah tumbuh dengan

cepat.

b. Proses Sulfat

Proses sulfat dilaporkan telah ada sejak 1884, yairtu ketika sebuah paten dari

Jerman mendapatkan penghargaan dalam teknik pembuatan pulp kimia pH tinggi

(alkalis) yang baru. Proses tersebut berdasar atas penggunaan cairan pemasak yang

dibuat terutama dari natrium hidroksida dan natrium sulfidadan memperoleh namanya

dari penggunaan natrium sulfat sebagai bahan kimia pembantu dalam proses

pemulihan cairan pemasak yang telah digunakan.

Dapat dipulihkannya cairan pemasak berarti bahwa proses sulfat secara

perbandingan bebas dari masalah pembuangan residu. Proses ini, lebih lanjut, efektif

(34)

resin tinggi. Faktor-faktor ini apabila ditambahkan pada hasil pulpnya yang

berkekuatan tinggi, menerangkan popularitas proses kraft atau sulfat yang besar

sekali. Satu sifat negatif adalah suatu sifat bau kobis busuk yang khas yang

disebabkan oleh senyawa-senyawa belerang yang lebih sederhana yang mudah

menguap.

2.5.3 Pembuatan pulp semi-kimia

Kayu dapat pula dipulp dengan cara menggabungkan kebaikan hasil tinggi pada

proses mekanis dan sebagian dari kebaikan proses kimia yang berkualitas tinggi.

Dengan menggunakan teknik-teknik yang dikenal dengan pembuatan pulp semi-kimia

atau kimia-mekanis, tatal kayu dikenakan cairan kimia pemasak pulp dalam jangka

pendek dan kemudian dilewatkan melalui mesin penghalus mekanis untuk

memisahkan serat-serat penyusunnya. Cairan pemasak tersebut menyebabkan

kerusakan sebagian dari ikatan lignin dan pada dasarnya memberikan fungsi yang

sama sebagaimana panas dalam proses termomekanis. Energi mekanis yang

dibutuhkan untuk pemisahan serat sangat berkurang dan kerusakan serat menurun.

Proses kimia-mekanis dapat digunakan untuk pembuatan kayu-keras yang terlalu rapat

(35)

2.6 Pencucian dan Pemutihan

Adalah perlu untuk membersihkan pulp setelah pembentukannya untuk

menghilangkan cairan pemasak dan/atau kotoran-kotoran. Setelah pemasakan pulp

secara kimia, campuran serat kayu-cairan pemasak dikeluarkan dari tangki pemasak

kedalam apa yang disebut sebagai ruang hembusan. Disini serat dikumpulkan dan

pertama kali dipisahkan dari cairan pemasak yang telah digunakan dan gas-gas yang

mungkin telah terjadi. Serat kemudian dibersihkan pada proses pencucian bertingkat

banyak untuk menghilangkan setiap cairan sisa.

Tanpa perlakuan, pulp kayu berwarna coklat sampai coklat kemerah-merahan,

disebabkan terutama karena adanya lignin atau ekstraktif-ekstraktif kayu teras. Jadi

apabila membuat kertas tulis atau buku atau produk-produk lain yang mementingkan

keputihannya, serta harus diputihkan. Ini biasanya dilakukan dengan mengenakannya

pada senyawa dasar klor yang kuat. Teknik pemutihan dengan oksigen juga telah

dikembangkan . Pemutihan menyerang lignin sisa dan dapat dilakukan sampai titik

bahwa lignin secara total dihilangkan atau hanya dimudakan warnanya. Tingkat

perlakuan yang terakhir ini adalah yang paling tidak mahal, pengaruhnya sedikit pada

hasil, tetapi hasilnya hanya keputihan yang sementara. Pencucian yang pada dasarnya

(36)

tetap, tetapi mahal. Dalam hal ini, penggunaan airnya tinggi dan hasil pulp secara

nyata berkurang. (Haygreen, J.G. 1996 )

Pemutihan yang sudah modern biasanya dilaksanakan secara bertahap dengan

memanfaatkan bahan-bahan kimia dan kondisi-kondisi yang berbeda-beda pada setiap

tahap. Pada umumnya digunakan perlakuan kimia dan secara singkat ditunjukkan

dengan urutan sebagai berikut:

a. khlorinasi (C) : reaksi dengan elemen khlorin dalam suatu media asam

b. ekstraksi alkali (E) : pemisahan hasil reaksi deengan caustic

c. ekstraksi oksidasi (E/O) : ekstraksi oksidasi yang diperkuat dengan peroksida

EOP

d. hypoklorit (H) : reaksi dengan hypoklorit dalam suasana alkali

e. khlorin dioksida (D) : reaksi dengan khlorin dioksida dalam suasana asam

f. oksigen (O) : reaksi dengan elemen O2 yang bertekanan dalam

(37)

a. Menara Khlorimasi ( D0 )

Tahap – tahap pemutihan di PT. Toba Pulp Lestari,Tbk :

Menara yang bervolume 335 m3 ini mempunyai kecepatan proses yaitu 650 Adt/d

dan konsistensi stock sebesar 4,5 %.

Pada menara ini, khlorin bereaksi dengan lignin secara oksidasi dan substitusi.

Secara Oksidasi :

Cl2 + Lignin Lignin Teroksidasi + 2 HCl

Secara substitusi :

Cl2 + CH3COH CH3COCl + HCl

CH2 CH2

CHOH CHOH

CH3O CH3O

OH OH

(38)

b. Menara E/Op

Menara ini mempunyai volume 288 m3 dengan kecepatan proses 650 Adt/d dan

konsistensi 10 %.

c. Menara D1

Menara ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian tabung menanjak beserta menaranya.

Volume tabung menanjak sebesar 128 m3 dengan kecepatan proses 650 ADt/d dan

konsistensi juga sebesar 10 %. Sedangkan volume menaranya adalah 385 m3

dengan kecepatan dan konsistensi yang sama, masing-masing adalah 650 ADt/d

dan 10 %.

d. Menara Ep2

Menara ini juga terdiri dari 2 bagian yaitu bagian tabung menanjak beserta

menaranya. Volume tabung menanjak sebesar 198 m3 dengan kecepatan proses

650 ADt/d dan konsistensi juga sebesar 10 %. Sedangkan volume menaranya

adalah 495 m3 dengan kecepatan dan konsistensi yang sama, masing-masing

(39)

2.7 Penggilingan dan penghalusan

Sebagian besar kekuatan pulp adalah akibat dari ikatan hidrogen molekul-molekul

selulosa yang menyusun serat-serat berdampingan. Untuk memberikan potensi ikatan

maksimum, serat ditumbuk atau digiling untuk memipihkannya dan secara sebagian

menguraikan mikrofibril dari dinding-dinding sel; luas permukaan serat bertambah

besar oleh tingkat pemipihan dan penguraian yang kecil sekalipun.

Pemipihan dan penguraian serat secara mekanis disebut penggilingan dan

diselesaikan pada berbagai tipe mesin penghalus. Prinsipnya mungkin paling baik

digambarkan dengan memeriksa suatu tipe mesin penghalus yang lebih tua tetapi

kadang-kadang masih digunakan yang dikenal sebagai mesin giling Hollander. Dalam

mesin ini yang berputar menggerakkan larutan pulp keliling suatu bak, memaksanya

lewat diantara bilah-bilah roda dan lempengan alas yang lebih rendah. Apabila celah

antara bilah dan lempengan alas itu sempit, serta terkena suatu gerakan gesekan

mekanis saat melewati celah ini.

Karena ikatan serat-ke-serat banyak berpengaruh pada sifat-sifat kertas, maka

diperlukan suatu ukuran kualitas tentang potensi ikatan pulp. Di Amerika Utara,

potensi ikatan biasanyadinyatakan dengan istilah pelulusan standar Kanada (CSF). Ini

(40)

kecepatan habisnya air yang mengalir melalui kasa tempat bertautnya serat-serat.

Karena kecepatan habisnya air ini berbanding terbalik dengan luas permukaan serat

dan luas permukaan berbanding langsung dengan banyaknya penggilingan dan

penghalusan, suatu lembaran serat yang tergiling baik sangat tahan terhadap

pengaliran air. Pelulusan serat yang tergiling baik jadinya rendah.

Pelulusan dalam semua hal turun dengan bertambahnya waktu giling.

Kekuatan jebol dan tarik cenderung untuk lebih tinggi dengan lebih panjangnya waktu

giling.

2.8 Pembentukan Lembaran

Setelah penggilingan, dan dalam beberapa hal penghalusan sekunder, serat dicampur

dengan air sampai konsistensi kira-kira 1% serat per berat. Adalah sangat umum untuk

mencampur tipe-tipe pulp yang berbeda ( yaitu mekanis dan kimia ) pada tahap ini,

dengan proporsi masing-masing tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.

Bahan-bahan tambahan seperti pati (untuk menaikkan kekuatan ikatan) atau resin

kekuatan basah sering ditambahkan pula pada campuran tersebut pada titik ini.

(41)

dipasang suatu alat untuk mengukur secara tepat campuran pulp yang lewat diatasnya.

Tipe-tipe mesin kertas lain membentuk lembaran kertas pada silinder kasa yang

berputar. Saat pulp mengalir diatas saringan, air terkuras keluar dengan bantuan

kotak-kotak penghisap dan alat-alat yang mempercepat pengurasan yang dipasang

dibawah kasa, dan tinggallah lembaran seratnya. Lembaran tersebut kemudian di press

basah, lalu dilewatkan diatas suatu seri silinder yang dipanaskan dengan uap,

kemudian dipress lagi sampai ketebalan yang dikehendaki. Pemberian pelapisan,

pekerjaan mengkilapkan lembaran (dikenal dengan pekerjaan super kalender), dan

pemecahan gulungan-gulungan besar menjadi lembaran-lembaran yang lebih adalah

pekerjaan-pekerjaan berikutnya yang mungkin. ( Haygreen, J.G., 1996 )

2.9 Penguningan pulp-pulp rendemen tinggi

Pulp rendemen tinggi dapat dikelantang hingga derajat putih yang relatif tinggi, tetapi

tidak permanen. Kehilangan derajat putih, yaitu kecenderungan “penguningan” adalah

sifaat yang melekat pada pulp-pulp yang kaya lignin, dan banyak penelitian telah

dicurahkan untuk meningkatkan stabilitas derajat putih. Sejauh ini belum ditemukan

cara yang memuaskan dan praktis untuk mencegah penguningan ini yang merupakan

cacat yang paling serius dan membatasi penggunaan pulp-pulp rendemen tinggi,

(42)

Meskipun karbohidrat dan ekstraktif berperan dalam penguningan, sebab

utama adalah karena komponen lignin. Penguningan pulp dapat terjadi dengan tidak

adanya cahaya, tetapi penguningan dalam cahaya, yang disebabkan oleh panjang

gelombang pada daerah dekat UV dibawah 400 nm, adalah lebih penting. Seperti

penguningan dalam gelap, penguningan dalam keadaan terang dipercepat oleh

oksigen, tetapi kurang tergantung pada variasi kelembaban, tidak seperti penguningan

dalam gelap, yang sangat dipercepat oleh atmosfer yang lembab.

Gejala kompleks penguningan pulp sejauh ini belum dimengerti sepenuhnya,

tetapi jelas bahwa struktur-struktur dalam lignin yang menyerap cahaya pada 300 –

400 nm sangat berperan terhadap penguningan yang disebabkan oleh cahaya. Contoh

reaksi ini diberikan dalam gambar 2.2 .

Keadaan A O2 / h

+ HO2. OCH3 OCH3

OH O.

(43)

C

Keadaan B

C = O C = O OCH3

h OH

OCH3 OCH3 O O

O2

C OH

+

OCH3 OCH3

O O

Keadaan C

H 3O2

(44)

O2

+ HO2. OCH3 OCH3

OH O.

Gambar 2.2 Mekanisme-mekanisme yang diusulkan untuk mengawali

reaksi-reaksi penguningan pulp-pulp rendemen tinggi oleh sinar

(45)

BAB 3

d. Double thickener

e. Stock tank

l. Wrapper precreaser

m. Tying machine

n. Bale marker

(46)

3.2 Bahan

a. Bubur pulp

b. Air

c. Amipac

d. SO2

3.3 Prosedur

Proses pengolahan bubur pulp menjadi lembaran pulp pada bagian Pulp Machine,

yaitu :

a. Unbleach tower HDT

Merupakan salah satu menara pada unit Bleaching sebagai proses akhir

pengelantangan bubur pulp. pH bubur pulp pada menara ini adalah 8.

b. Storage Tank

Merupakan tangki penyimpanan bubur pulp yang sudah diputihkan. Dari

Unbleach Tower HDT, maka bubur pulp akan diteruskan ke Storage tank.

(47)

Tempat pemisahan antara kotoran-kotoran yang masih terkandung di dalam bubur

pulp. Didalam sistem screening terdapat Noss Radiclones yang terdiri dari 6 tahap

yang beroperasi secara Cascade. Bubur pulp akan masuk kedalam cycloner dan

aliran didalamnya akan menimbulkan gerakan berputar dan kecepatannya akan

naik. Dengan kecepatan yang tinggi tersebut, serat-serat yang bagus akan keluar

melalui bagian atas sebagai accept, sedangkan partikel-partikel yang berat

(kotoran pulp) akan keluar melalui bagian bawah sebagai reject. Accept dari

sistem screening akan masuk ke double thickener.

d. Double Thickener

Merupakan bagian yang berfungsi untuk mengentalkan kembali bubur pulp yang

sudah bersih. Dalam proses pengentalan ini, menggunakan chemical berupa

Amipac yang berfungsi untuk menghancurkan pitch ( getah dammar ). Kemudian,

bubur pulp yang keluar dari double thickener akan masuk ke stock tank.

e. Stock Tank

Merupakan tempat penyimpanan bubur pulp yang telah dikentalkan di bagian

double thickener. Konsistensi bubur pulp pada bagian stock tank ini adalah 2,8%.

Bubur pulp dari stock tank akan turun secara gravitasi ke dalam head box.

(48)

Merupakan tempat untuk mengontrol aliran pulp agar seragam dan air dapat

memenuhi lebarnya fourdrinier wire. Disini perlu adanya pengontrolan pH, yaitu

sekitar 5 - 7 , oleh sebab itu perlu ditambahkan SO2 untuk mengontrol pH tersebut.

Suhu pada head box ini sekitar 40 - 60oC, dengan konsistensi 1,0 - 1,6 %. Bubur

pulp yang keluar dari head box akan masuk ke fourdrinier.

g. Fourdrinier

Merupakan tempat untuk mengatur keseragaman dan kualitas dari bubur pulp serta

untuk membentuk kekuatan pulp. Disini, pulp di spray dengan air panas untuk

membantu proses pengeringan pada flakt dryer. Dari frourdrinier, pulp akan

dikirim menuju ke bagian press.

h. Bagian Press

Merupakan bagian yang berfungsi untuk mengurangi kadar air dari pulp. Bagian

press ini terdiri dari tiga bagian press, yaitu:

1. Press 1 : tekanannya sekitar 40 - 42 kN, dengan kekeringan lembaran

pulp mencapai 20 %

2. Press 2 : tekanannya sekitar 120 - 130 kN, dengan kekeringan lembaran

(49)

3. Press 3 : tekanannya sekitar 140 - 150 kN, dengan kekeringan lembaran

pulp mencapai 50 %

Pulp yang keluar dari press 3, akan menuju ke bagian flakt dryer.

i. Flakt Dryer

Merupakan tempat untuk mengeringkan lembaran pulp dengan menggunakan

steam. Suhu didalam flakt dryer ini adal;ah 1460C. Kekeringan lembaran pulp

mencapai 90 – 92 %. Flakt dryer mempunyai ukuran panjang 31,8 m, lebar 8,8 m,

dan tebal 13,5m. Flakt dryer terdiri dari heating cool, blow box, heat recorvery,

tape threading, condensate tank dan turning roll. Proses pengeringan pada flakt

dryer ini, menggunakan sirkulasi fan yang berjumlah 114 buah. Dibagian bawah

dryer terdapat cooling fan untuk mendinginkan sheet (lembaran pulp) sehingga

pulp yang keluar dari dryer, suhunya menjadi 20 – 25 oC. Lembaran pulp yang

keluar dari flakt dryer akan menuju cutter layboy.

j. Cutter Layboy

Adapun proses yang terjadi pada cutter layboy adalah:

1. Memotong lembaran pulp secara menyilang dan memanjang dengan ukuran

(50)

2. Tumpang tindih lembaran pulp

3. Menyusun lembaran pulp yang sudah dipotong diatas bale table

4. Menimbang dan menghitung lembaran pulp yang sudah dipotong dengan berat

200 kg/bale

k. Bale Press

Fungsi dari bale press ini adalah untuk pengepressan lembaran pulp yang sudah

ditimbang, agar ketinggian dari bale dapat sama rata, sehingga pada waktu

pengikatan, pembungkusan dan pengiriman dapat tersusun rapi. Pengepressan

akan berhenti apabila menyentuh limit switch.

l. Wrapper Preceaser

Merupakan tempat untuk mencetak pembungkus bale bagian atas, agar bungkus

bale selalu rapi, dimana ukuran dari pembungkus bale adalah 1400 x 1280 mm.

m. Tying Machine

Merupakan bagian untuk mengikat bale dengan kawat, sehingga sekeliling bale

(51)

n. Bale Marker

Merupakan bagian untuk pemberian data produksi seperti tanggal dan waktu

produksi, tipe dari pulp dan merek. Pemberian data dilakukan dengan cara

disemprot dengan bale marker pada kedua sisi dari pulp bale.

o. Ware House

(52)

BAB 4

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Tabel 4.1. Konsentrasi SO2 di Head Box

(53)

01-01-10 08.00 8,5 32,5 62 6,1 1,8 87,0

16.00 9,0 29,5 62 5,8 1,8 87,0

(54)

4.2 Pembahasan

Sulfur atau belerang adalah

simbol S da

berlimpah, tanpa rasa dan tanpa bau.

Sulfur adalah terkenal dengan baunya yang tidak menyenangkan yang

menyerupai bau telur-telur busuk. Bau tersebut adalah sebenarnya ciri bagi

2S). Ia terbakar dengan nyalaan biru dan mengeluarkan

dikenali kerana baunya yang menyesakkan.

Pada proses pembuatan pulp khusunya kraft pulp, bubur pulp yang telah

diputihkan mempunyai pH berkisar 8-10, sehingga untuk membentuk lembaran pulp,

pH yang diharapkan adalah berkisar 5-7. Untuk itu, di unit pulp machine akan

dilakukan penambahan chemical SO2 yang berfungsi untuk menurunkan pH.

Penambahan SO2 ini dilakukan didalam head box.

Dari data diatas, dapat dilihat perbandingan konsentrasi SO2 yang digunakan

akan berbanding terbalik dengan pH yang dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi SO2

yang digunakan, maka semakin rendah pH dari bubur pulp yang dihasilkan.

(55)

Selain untuk menurunkan pH, penambahan SO2 juga bermanfaat untuk

mempertahankan brightness dari lembaran pulp. Selain SO2, untuk menurunkan pH

juga dapat digunakan HCl, namun penambahan HCl dapat mngakibatkan warna

(56)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Pengaruh penambahan SO2 terhadap bubur pulp yang telah diputihkan pada

proses pulp mesin adalah untuk menurunkan pH agar tercapai pH target untuk

lembaran pulp yaitu berkisar antara 5-7 dan juga untuk mempertahankan

brightness dari lembaran pulp yang dihasilkan. Dalam hal ini SO2 tidak

menyebabkan warna kekuningan pada lembaran pulp yang dihasilkan.

5.2 Saran

a. Proses pembentukan lembaran pulp memerlukan pengawasan yang ketat agar

diperoleh hasil akhir yang sesuai dengan target produksi. Karena disinilah

(57)

b. Penambahan SO2 di head box harus bersesuaian dengan suhu yang digunakan

sehingga SO2 dapat bereaksi dengan baik dalam hal menurunkan pH dari

bubur pulp tersebut.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Dumanauw, J. F.. 1990. Mengenal Kayu.Yogyakarta: Kanisius

Fengel, D. dan G. Wegener.. 1985. KAYU: Kimia,Ultrastruktur, Reaksi-reaksi..

Terjemahan Hardjono Sastrohamidjojo dan Soenardi Prawirohatmodjo.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Haygreen, J. G. dan Jim L. Bowyer. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu: Suatu

Pengantar. Terjemahan Sutjipto A. Hadikusumo dan Soenardi

Prawirohatmodjo. Yokyakarta: Gadjah Mada University Press

Sirait, S. 2001. Module Bleaching. Taraining and Development Center. Porsea : PT

Toba Pulp Lestari,Tbk

Sjostrom, E. 1995. Kimia Kayu, Dasar – dasar dan Penggunaan. Terjemahan

Gambar

Gambar.2.1 Bagan umum komponen kimia kayu
Gambar 2.2 Mekanisme-mekanisme yang diusulkan untuk mengawali reaksi-
Tabel 4.1. Konsentrasi SO2 di Head Box

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Provinsi Jawa Tengah Dana APBD Tahun Anggaran 2015 tanggal 13 Februari 2015 nomor : 360. / POKJA / KONS / II

Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Jalan dan Jembatan. Provinsi

Provinsi Jawa Tengah Dana APBD Tahun Anggaran 2015 tanggal 13 Februari 2015 nomor : 365. / POKJA / KONS / II

[r]

Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Jalan dan Jembatan. Provinsi Jawa Tengah Dana APBD Tahun

Kegiatan Peningkatan Sarana Prasarana Panti-Panti Sosial Pemda Jawa Tengah Pekerjaan Rehab Fisik Unit Resos Margo Mukti Rembang. JB: Modal JP:

Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Jalan dan Jembatan Provinsi Jawa Tengah pada Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Dana APBD Tahun Anggaran 2015