TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
JOHANNES CHANDRA
050403080
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan tugas sarjana ini. Laporan tugas sarjana ini merupakan salah satu
kewajiban akademis dan sebagai salah satu syarat akademis menyelesaikan studi
di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Tugas sarjana ini berjudul “Usulan Penerapan Distribution Requirement
Planning di PT. Uni Perkasa ”. Tujuan utama yang ingin dicapai adalah
menghasilkan sistem distribusi yang baru yang dapat mengurangi
ketidakseimbangan antara supply dan demand sehingga permintaan pelanggan
dapat terpenuhi secara tepat dan cepat, selain itu juga diharapkan dapat
mengurangi biaya-biaya yang diakibatkan oleh penumpukan jumlah persediaan
yang tak terkalkulasi.
Dalam menyusun tugas sarjana ini tentulah terdapat
kekurangan-kekurangan akibat kesalahan dari penulis, untuk itulah penulis mengharapkan
berbagai saran yang berguna untuk memperbaiki laporan ini, disamping
menambah pengetahuan bagi penulis sendiri. Semoga tugas sarajana ini
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2010
Penulis
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan tugas sarjana ini
dibutuhkan banyak bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik
moril maupun materil. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1.
Dosen Pembimbing I, yaitu Bapak Prof. DR. Ir. Sukaria Sinullinga,
MEng, yang telah membimbing dan membantu dalam menyelesaikan
laporan Tugas Akhir ini.
2.
Dosen Pembimbing II, yaitu Bapak Aulia Ishak, ST, MT, yang telah
membimbing dan membantu dalam menyelesaikan laporan Tugas
Akhir ini.
3.
Dosen Pembanding I, yaitu Bapak Dr. Ir. Humala L. Napitupulu, DEA
yang telah memberikan masukan dalam penyelesian laporan Tugas
Akhir ini.
4.
Dosen Pembanding II, yaitu Bapak Ir. Tanib S. Tjolia, M.Eng yang
telah memberikan masukan dalam penyelesian laporan Tugas Akhir
ini.
5.
Dosen Pembanding III, yaitu Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT yang telah
memberikan masukan dalam penyelesian laporan Tugas Akhir ini.
6.
Bapak Amin selaku Pemilik PT. Uni Perkasa beserta
karyawan-karyawan yang telah meluangkan waktu kepada penulis untuk
melakukan survei dan pengambilan data serta bimbingan mengenai
berbagai hal yang berkaitan dengan riset penulis.
8.
Para Dosen, staf akademik, staf tata usaha dan rekan-rekan mahasiswa
yang telah banyak membantu dalam penyusunan tugas sarjana ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam Laporan Tugas Akhir.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
untuk penyempurnaan proposal di lain waktu.
.
Medan, Juni 2010
Penulis
Untuk menciptakan pelayanan yang diinginkan, koordinasi antara
pihakpihak didalam supply chain sangat diperlukan, kurangnya koordinasi sering
kali menimbulkan kesalahan informasi yang salah satu sebabnya adalah adanya
komposisi biaya-biaya untuk pemesanan dan persediaan yang tidak sama antar
konsumen.
Akibatnya informasi produk apa yang yang diperlukan, jumlah, siapa
konsumen yang memesan dan kapan produk harus dikirim menjadi kurang tepat.
Dampaknya rencana pemesanan bahan baku ke pemasok juga tidak terestimasi
dengan baik
Distribution Requirement Planning (DRP) mengolah informasi untuk
memperlancar dan mengatur pemasaran agar supply dan demand lebih seimbang.
Caranya adalah dengan melakukan peramalan permintaan dari data periode
sebelumnya sebagai acuan untuk memesan bahan baku ke pemasok. Dengan
acuan tersebut perusahaan bisa tepat waktu memenuhi permintaan pelanggan serta
menyiapkan tersedianya produk yang cukup dan tidak berlebihan sehingga dapat
diketahui banyaknya jumlah produk yang harus disediakan di tiap wilayah
distribusi (Economic Order Quantity ), kapan dilakukannya pemesanan kembali
oleh masing- masing wilayah (Reorder Point) dan besarnya persediaan yang ada
(Safety Stock),
keywords : DRP, Economic Order Quantity, Reorder Point, Safety Stock
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
iii
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xiv
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1
1.2. Peruumusan Masalah ... I-2
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-2
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-3
1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-4
II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1
2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-2
2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-2
2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja ... II-2
2.3.3. Jam Kerja ... II-4
2.4. Lokasi Perusahaan ... II-4
2.5. Daerah Pemasaran ... II-6
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Peramalan ( Forecasting ) ... III-1
3.1.1. Pendefinisian Tujuan Peramalan ... III-2
3.1.2. Peranan Peramalan dan Sistem Produksi ... III-2
3.1.3. Karakteristik Peramalan yang Baik ... III-5
3.1.4. Peramalan Kuantitatif ... III-6
3.1.5. Kriteria Performance Peramalan ... III-15
3.1.6. Verifikasi Peramalan... III-17
3.2. Economic Order Quantity ( EOQ ) ... III-19
3.3. Distribution Requirement Planning ( DRP ) ... III-20
3.3.1. Input Distribution Requirement Planning ( DRP ) ... III-21
3.3.2. Logika Distribution Requirement Planning ( DRP ) ... III-22
3.3.3. Output Distribution Requirement Planning ( DRP ) ... III-23
3.3.4. Sumber-sumber Perubahan yang Mempengaruhi Rencana DRP . III-26
3.3.5. Integrasi Sistem Distribusi Manufaktur ... III-27
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat Dan Waktu Penelitan ... IV-1
4.2. Objek Penelitian... IV-1
4.3. Variabel / Data Penelitian ... IV-1
4.4. Instrumen Penelitian ... IV-2
4.5. Pelaksanaan Penelitian ... IV-2
4.6. Sistem Informasi ... IV-2
4.7. Pengolahan Data ... IV-4
4.8. Analisa Data ... IV-6
V.
PENGUMPULAN DAN PERANCANGAN SISTEM ... V-1
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Data Jumlah Permintaan Produk Minly ... V-2
5.1.2. Data Lead Time ... V-3
5.1.3. Status Persediaan Awal dan Safety Stock ... V-3
5.1.4. Data Biaya-biaya Terkait ... V-3
5.1.5. Data Frekuensi Pemesanan Tiap DC pada Tahun 2008 ... V-5
5.2. Pengolahan Data ... V-6
5.2.1. Peramalan dan Proporsi Kebutuhan ( Permintaan ) ... V-5
BAB
Halaman
5.2.3. Perhitungan EOQ untuk Setiap DC ... V-10
5.2.4. Perhitungan Safety Stock ... V-12
5.2.5. Distribution Requirement Planning Worksheet... V-17
5.2.6. Pegging Information...
V-23
VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Hasil Peramalan ... VI-1
6.2. Analisis Grafik Laju Permintaan ... VI-3
6.3. Analisis Economic Order Quantity ( EOQ ) ... VI-6
6.4. Analisis DRP ... VI-7
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran... VII-3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2.1. Rincian Jumlah Tenaga Kerja di PT. Uni Perkasa ... II-11
3.1 Strategi Supply Chain ... III-36
5.1 Permintaan Produk Minly pada Masing-masing DC ...
V-2
5.2 Lead Time Distribusi Masing-masing DC...
V-3
5.3 Status Persediaan Awal dan Safety Stock Masing – masing DC ...
V-4
5.4 Frekuensi Pemesanan Tiap DC ...
V-5
5.5 Model dan Nilai Kesalahan ...
V-7
5.6 Rekapitulasi Hasil Peramalan ...
V-7
5.7 Data Hasil Peramalan DC Aceh ... V-13
5.8 Data Hasil Peramalan DC Padang ... V-14
5.9 Data Hasil Peramalan DC Bandar Lampung ... V-15
5.10 Data Hasil Peramalan DC Pekanbaru ... V-17
5.11 Rekapitulasi Perhitungan EOQ, Safety Stock dan Frekuensi
Pembelian per tahun ... V-17
5.12 Distribution Requirement Planning Sheet untuk DC Aceh ... V-20
5.13 Distribution Requirement Planning Sheet untuk DC Padang ... V-21
5.14 Distribution Requirement Planning Sheet untuk DC Bandar Lampung V-22
5.15 Distribution Requirement Planning Sheet untuk DC Pekanbaru ... V-23
5.16 Pegging Information PT. Uni Perkasa ... V-26
Tabel
Halaman
6.2 Rekapitulasi Nilai EOQ setiap DC ...
VI-7
6.3 Perbandingan Frekuensi Pemesanan ...
VI-9
2.1 Strukutur Organisasi PT. Uni Perkasa ... II-3
3.1 Moving Range Chart ... III-18
4.1 Sistem Informasi Distribusi Produk ... IV-2
4.2 Rantai Pendistribusian Produk ... IV-4
4.3 Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-6
5.1 Jaringan Distribusi PT. Uni Perkasa ... V-1
5.2 Permintaan Produk di DC Aceh Tahun 2009 dan Peramalan
Tahun 2010. ... V-8
5.3 Permintaan Produk di DC Padang Tahun 2009 dan Peramalan
Tahun 2010 ... V-8
5.4 Permintaan Produk di DC Bandar Lampung Tahun 2009 dan
Peramalan Tahun 2010... V-9
5.5 Permintaan Produk di DC Pekanbaru Tahun 2009 dan
Peramalan Tahun 2010... V-9
5.6 Struktur Demand tiap DC ke PT. Uni Perkasa ... V-24
6.1 Permintaan Produk di DC Aceh Tahun 2009 dan Peramalan
Tahun 2010 ... VI-3
6.2 Permintaan Produk di DC Padang Tahun 2009 dan Peramalan
Tahun 2010 ... VI-4
Gambar
Halaman
Peramalan Tahun 2010... VI-5
6.4 Permintaan Produk di DC Pekanbaru Tahun 2009 dan Peramalan
Tahun 2010 ... VI-6
Lampiran
Halaman
1.
Hasil Peramalan DC Aceh ... L-1
2.
Hasil Peramalan DC Padang ... L-11
3.
Hasil Peramalan DC Bandar Lampung ... L-21
4.
Hasil Peramalan DC Pekanbaru ... L-31
5.
Pembagian Tugas dan Tanggungjawab ... L-41
6.
Penentuan Service Level ... L-45
Untuk menciptakan pelayanan yang diinginkan, koordinasi antara
pihakpihak didalam supply chain sangat diperlukan, kurangnya koordinasi sering
kali menimbulkan kesalahan informasi yang salah satu sebabnya adalah adanya
komposisi biaya-biaya untuk pemesanan dan persediaan yang tidak sama antar
konsumen.
Akibatnya informasi produk apa yang yang diperlukan, jumlah, siapa
konsumen yang memesan dan kapan produk harus dikirim menjadi kurang tepat.
Dampaknya rencana pemesanan bahan baku ke pemasok juga tidak terestimasi
dengan baik
Distribution Requirement Planning (DRP) mengolah informasi untuk
memperlancar dan mengatur pemasaran agar supply dan demand lebih seimbang.
Caranya adalah dengan melakukan peramalan permintaan dari data periode
sebelumnya sebagai acuan untuk memesan bahan baku ke pemasok. Dengan
acuan tersebut perusahaan bisa tepat waktu memenuhi permintaan pelanggan serta
menyiapkan tersedianya produk yang cukup dan tidak berlebihan sehingga dapat
diketahui banyaknya jumlah produk yang harus disediakan di tiap wilayah
distribusi (Economic Order Quantity ), kapan dilakukannya pemesanan kembali
oleh masing- masing wilayah (Reorder Point) dan besarnya persediaan yang ada
(Safety Stock),
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
PT. Uni Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
pembuatan jelly. Setiap perusahaan tentunya ingin mendapatkan respon yang baik
dari konsumen dan salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga
ketersediaan produk di pasaran sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Untuk
menjaga agar produk tetap tersedia di pasaran, diperlukan suatu jadwal distribusi
yang terencana.
Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan perencanaan distribusi yang baik
sehingga dapat mengalokasikan kebutuhan produk pada masing-masing agen atau DC
dan permintaan konsumen dapat terpenuhi dengan tepat waktu. Salah satu metode
perencanaan distribusi adalah dengan menggunakan Distribution Requirement
Planning (DRP). Sistem distribusi dengan menggunakan metode Distribution
Requirement Planning bertujuan untuk membuat suatu perencanaan penjadwalan
pendistribusian dan diharapkan dapat meminimasi permasalahan yang dihadapi
perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah
Rumusan permasalahan yang terjadi di PT. Uni Perkasa adalah sistem
pendistribusian produk dari Central Supply Facilities (CSF) dan Distribution Center
(DC). Sistem distribusi yang diterapkan masih berdasarkan pengalaman masa lalu
atau taksiran dan belum ada sistem distribusi yang terencana. Yang artinya pihak
perusahaan masih menggunakan sistem trial and error dalam menentukan demand
pada periode mendatang. Hal tersebut mengakibatkan pihak perusahaan sering
mengalami ketdidakseimbangan pada demand dan jumlah produksi ataupun
kelebihan atau kekurangan stok yang dapat berdampak pada terganggunya aliran
distribusi ke DC.
Adapun tujuan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Membuat suatu model perencanaan distribusi pemenuhan permintaan pelanggan
yang agregasinya menjadi kebutuhan pemesanan ke pemasok.
2. Mengembangkan implementasi metode tersebut agar perusahaan dapat
menerapkan sistem DRP dalam merencanakan distribusi sumber dayanya untuk
beberapa Distribution Centre (DC).
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah memberikan gambaran
mengenai jumlah penjualan di tiap lokasi pemasaran sehingga dapat menjadi salah
satu dasar pemikiran pimpinan perusahaan dalam merencanakan sistem distribusi
yang efektif.
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.
Penelitian dibatasi pada kegiatan distribusi dalam kaitannya dengan penjualan
pada masing-masing daerah ( dari CSF ke DC saja ).
b.
Planning horizon yang ditinjau dalam perencanaan adalah jangka menengah yang
dibagi dalam time-bucket mingguan.
c.
Daerah pemasaran yang diteliti adalah daerah distribusi dengan demand
terbanyak.
Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.
Kondisi perusahaan tidak mengalami perubahan selama proses penelitian.
b.
Data yang digunakan adalah data masa lalu dan tidak memperhitungkan
pertumbuhan penduduk.
c.
Lokasi Distribution Center tidak berubah.
d.
Bahan baku, tenaga kerja dan sumber daya dipenuhi dengan baik dan sarana
transportasi beroperasi dengan baik.
1.5. Sistematika Penulisan Laporan
Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika penulisan
tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut :
I. Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang permasalahan,
rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi
yang digunakan, alat dan bahan yang digunakan serta sistematika penulisan
tugas akhir.
II. Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang
berisi teori-teori yang mendukung permasalahan.
Bab ini berisi metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara
ringkas disertai diagram alirnya.
IV. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Bab ini memuat data-data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil
pengamatan dan pengukuran yang dilakukan di lapangan sebagai bahan untuk
melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada perencanaan
sistem distribusi yang efektif.
V. Analisis Pemecahan Masalah
Bab ini menganalisa kemampuan metode DRP dalam merencanakan
sistem distribusi di tiap DC sehingga tidak terjadi ketidak seimbangan pada
demand dan supply.
VI. Kesimpulan dan Saran
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Uni Perkasa merupakan suatu perusahaan swasta yang bergerak di
bidang produksi air minum kemasan, air rasa dan jelly. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 2000 oleh Pak Amin. Pada mulanya, PT. Uni Perkasa adalah sebuah industri
kecil (home industry) yang bergerak di bidang produksi air minum kemasan.
Pada tahun 2006 perusahaan ini mulai didirikan dengan nama PT. Uni
Perkasa. Seiring dengan perkembangan usaha dan peningkatan permintaan dari
konsumen, maka perusahaan mulai memproduksi air rasa dan jelly. Pada tanggal 8
Agustus 2008, perusahaan memperluas lantai produksinya dengan mulai
memproduksi kemasan sendiri berupa cup. Kemasan (cup) tersebut selain untuk
dipergunakan sendiri, juga dijual kepada pihak lain.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Produk yang dihasilkan oleh PT. Uni Perkasa mempunyai merk seperti
“Minly”, “Syrup Aceh”, “Fantamin”, “Black Coffee” dan “Ria Jelly”. Produk-produk
tersebut dipasarkan di daerah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau.
2.3. Organisasi dan Manajemen
2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT. Uni Perkasa berbentuk staf dan fungsional.
Hubungan lini dapat dijumpai dari hubungan General Manager dengan Sales
Manager, Koord. Finance & Accounting, Kepala Pabrik, Bagian PPIC dan Kepala
Personalia & Umum. Hubungan staf dapat dijumpai dari hubungan antara General
Manager dengan Staff GM , bagian Purchasing dan Quality Control. Hubungan
fungsional dijumpai pada kelompok Kepala Gudang, Kepala Adm, Manajer Produksi
dan Manajer Pemasaran. Struktur organisasi PT. Uni Perkasa dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja
pekerja pada bagian produksi termasuk satpam dan petugas kebersihan. Perincian
jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1 .
Tabel 2.1. Rincian Jumlah Tenaga Kerja di PT. Uni Perkasa
Jabatan
Jumlah (orang)
General Manager ( GM )
1
Staff General Manager
1
Purchasing
1
Quality Control
5
Sales Manager
1
Koordinator Finance & Accounting
1
Kepala Pabrik
1
PPIC
1
Kepala Personalia & Umum
1
Salesman
4
Kabag Gudang Jadi
1
Adm Gudang Jadi
1
Kepala Finance
1
Pembukuan Kas
1
Kepala Accounting
1
Staf Accounting
3
Adm. Stok
4
Kabag Produksi Cup
1
Karu Produksi Cup
3
Karyawan Produksi Cup
27
Kabag Produksi Minuman & Galon
1
Karu Produksi Minuman & Galon
1
Karyawan Produksi Minuman & Galon
41
Kabag Gudang Bahan Baku
1
Adm Stok Bahan Baku
1
Kabag Workshop
1
Mekanik
3
Security
6
Petugas Kebersihan
6
Total
122
Sumber : PT. Uni Perkasa
2.3.3. Jam Kerja
PT. Uni Perkasa menetapkan 1 (satu) shift kerja dengan jam kerja efektif 42
jam per minggu. Sistem penjadwalan kerja adalah sebagai berikut:
Senin – Sabtu
: pukul 08.00 WIB s/d 12.00 WIB : waktu kerja
pukul 12.00 WIB s/d 13.00 WIB : waktu istirahat
pukul 13.00 WIB s/d 16.00 WIB : waktu kerja
Pada waktu tertentu bilamana terjadi lonjakan permintaan, perusahaan akan
menerapkan jam kerja tambahan di luar jam kerja normal yang disebut sebagai jam
kerja lembur.
2.4. Lokasi Perusahaan
PT. Uni Perkasa berlokasi di Jalan Johar No.62 Desa Paya Geli, Sunggal –
Deli Serdang. Pabrik ini berdiri diatas lahan seluas 4000 m
2(40 m x 100 m) dengan
luas bangunan seluas 2390 m
2.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
lokasi pabrik antara lain:
General Manager Sales Manager Adm. Gudang Jadi Salesman Ka. Bag.
Gudang Jadi Koord. Finance & Accounting Staff Accounting Kepala Accounting Kepala Finance Pembukuan Kas Adm. Stock Kepala Pabrik Ka. Bag. Prod. Minuman &
Galon
Ka. Bag. Gdg Bhn Baku Ka. Bag. Produksi Cup Karu Produksi Cup Karyawan Karu Prod. Minuman &
Galon Karyawan Ka. Bag. Workshop Adm. Stock Bahan Baku Mekanik Kepala Personalia & Umum Adm. Personalia & Umum Petugas Kebersihan Security PPIC Staff GM Quality Control Purchasing
V-30
5.
Keamanan.
Beberapa keuntungan yang dimiliki oleh lokasi perusahaan PT. Uni
Perkasa antara lain:.
1.
Dekat dengan jalan lintas kota yang memudahkan proses pengiriman barang.
2.
Letaknya strategis karena mudah dijangkau dari jalan lintas kota
Medan-Sunggal.
3.
Fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan pabrik seperti sarana jalan,
listrik, telekomunikasi, pengolahan limbah, dan fasilitas pendukung lainnya
tersedia dengan baik.
2.5. Daerah Pemasaran
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Peramalan (Forecasting)
Peramalan merupakan tahap awal dari perencanaan dan pengendalian
produksi. Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya
permintaan terhadap suatu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.
Pada hakekatnya peramalan merupakan suatu perkiraan terhadap keadaan yang
akan terjadi di masa yang akan datang. Keadaan masa yang akan datang yang
dimaksud adalah :
1.
Apa yang dibutuhkan (jenis)
2.
Berapa yang dibutuhkan (jumlah/kuantitas)
3.
Kapan dibutuhkan (waktu)
3.1.1. Pendefinisian Tujuan Peramalan
Tujuan peramalan dilihat dengan waktu:
a. Jangka pendek (short term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya
bersifat harian ataupun mingguan dan ditentukan oleh low management.
b. Jangka menengah (medium term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat
bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh middle management.
c. Jangka panjang (long term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Biasanya bersifat
tahunan, 5 tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh top
management.
3.1.2. Peranan Peramalan dalam Sistem Produksi
Peranan peramalan dalam perencanaan proses produksi adalah sebagai
berikut:
1.
Business Planning
Berisi rencana pendanaan, pembiayaan dan keuangan perusahaan sebagai
dasar untuk membuat rencana pemasaran.
2.
Marketing Planning
3.
Master Production Schdule
Rencana produk akhir yang harus dibuat pada tiap periode selama 1-5 tahun.
Produk akhir, merupakan dekomposisi dari production planning.
4.
Requirement Planning
Rencana kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi production plan, dapat
dinyatakan dalam jam-orang atau jam-mesin. Merupakan bahan pertimbanagn
untuk ekspansi orang, mesin, pabrik, dan lain-lain, yang ditetapkan
berdasarkan kapasitas yang tersedia.
5.
Rought Cut Capacity Planning (RCPP)
Rencana untuk menentukan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi MPS.
Hasilnya berupa jenis orang/mesin yang diperlukan untuk tiap work centre
pada setiap periode. Merupakan bahan pertimbangan untuk penambahan jam
kerja atau sub kontrak.
6.
Demand Management
Aktivitas memprediksi kebutuhan di masa datang dikaitkan dengan kapasitas.
Terdiri dari aktivitas forecasting, distribution requirement planning, order
entry, shipment, dan service part requirement.
7.
Material Requirement Planning
8.
Capacity Requirement Planning
Rencana kebutuhan kapasitas yang dibutuhkan untuk merelealisasikan MPS di
tiap periode dan tiap mesin. CRP lebih teliti dan lebih rinci dibanding RCCP,
karena disarkan pada planned order. Jika kapasitas tidak tersedia bisa
ditambah dengan over time, merubah routing dan lain-lain. Jika tidak tercapai
MPS harus dirubah.
9.
Production Activity Control (PAC)
Sering disebut distributor shop floor control (SFC), aktivitas membuat produk
setelah bahan dibeli. PAC terdiri dari aktivitas awal-akhir suatu job
berdasarkan urutan kedatangan job, lalu membebankan job ke work station,
dan melakukan pelaporan. Hasil laporan akan merupakan feedback bagi MPS.
10.
Purchasing
Merupakan aktivitas memilih vendor, membuat order pembelian, dan
menjadwalkan vendor.
11.
Performance Measurement
Evaluasi sistem untuk melihat seberapa jauh hasil yang diperoleh
dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Sebagai bahan evaluasi
pencapaian bisnis planning.
Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara
lain akurasi, biaya, dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Akurasi
Akurasi dari suatu peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan konsistensi
peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut
terlalu tinggi atau telalu rendah dibanding dengan kenyataan yang sebenarnya
terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten jika besarnya kesalahan
peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan
kekurangan persediaan sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi
segera, akibatnya perusahaan kemungkinan kehilangan pelanggan dan
keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
terjadinya penumpukan barang/ persediaan, sehingga banyak modal
tersia-siakan. Keakuratan hasil peramalan berperan dalam menyeimbangkan
persediaan ideal.
2.
Biaya
penting akan diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah. Prinsip
ini merupakan adopsi dari hukum Pareto (Analisa ABC).
3.
Kemudahan
Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah
diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah percuma
memakai metode yang canggih tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem
perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun
peralatan teknologi.
3.1.4. Peramalan Kuantitatif
Metode peramalan ini didasarkan pada data kuantitatif pada masa lalu.
Hasil peramalan yang dibuat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam
peramalan tersebut. Metode yang baik yaitu yang memberi nilai-nilai perbedaan
atau penyimpangan yang mungkin. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan
apabila terdapat tiga kondisi berikut:
1. Adanya informasi tentang keadaan yang lain.
2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data dapat
diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan
datang.
Ada dua kelompok besar metode kuantitatif, yaitu:
a.
Metode Time Series
beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola
dasarnya dapat diidentifikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial itu.
Dengan metode deret waktu dapat ditunjukkan bagaimana permintaan terhadap
suatu produk tertentu bervariasi terhadap waktu. Sifat dari perubahan permintaan
dari tahun ke tahun dirumuskan untuk meramalkan penjualan pada masa yang
akan datang.
Ada empat komponen utama yang mempengaruhi analisis ini, yaitu :
1.
Pola siklis, jika penjualan produk memilki siklus yang berulang secara
periodik
2.
Pola musiman, jika pola penjualan berulang setiap periode
3.
Pola horizontal, jika nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata.
4.
Pola trend, jika data memiliki kecenderungan untuk naik atau turun terus
menerus
Dalam meramalkan biaya-biaya yang termasuk di dalam biaya operasi
dipergunakan pola trend karena biaya tersebut cenderung naik jika
mesin/peralatan semakin tua atau semakin lama jangka waktu pemakaiannya. Ada
beberapa trend yang digunakan di dalam penyelesaian masalah ini yaitu :
1.
Trend linier
Bentuk persamaan umum :
Y = a + bt
sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan
Yt = a + bt
∑ ∑
∑ ∑ ∑
−
−
−
2 2)
(
t
t
n
Y
t
tY
n
n
t
b
Y
a
=
∑
t−
∑
2.
Trend Eksponensial atau Pertumbuhan
Bentuk persamaan umum :
Y = ae
btsedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan :
Yt = ae
bt∑ ∑
∑
∑ ∑
−
−
=
2 2)
(
ln
ln
t
t
n
Y
t
Y
t
n
b
t tn
t
b
Y
a
=
∑
ln
t−
∑
ln
3.
Trend Logaritma
Y = a + b log t
sedangkan bentuk peramalannya :
Yt = a + b log t
∑
∑
∑
∑ ∑
−
−
=
2 2)
log
(
log
log
log
t
t
n
Y
t
tY
n
b
t tn
t
b
Y
a
=
∑
t−
∑
log
4.
Trend Geometrik
Bentuk persamaannya :
Y = at
bsedangkan bentuk peramalannya :
Yt = at
b∑
∑
∑
∑ ∑
−
−
=
2 2)
log
(
log
log
log
log
.
log
t
t
n
Y
t
Y
t
n
n
t
b
Y
a
=
∑
t−
∑
log
log
5.
Trend Hyperbola
Bentuk persamaan umumnya adalah :
Y =
tb
a
sedangkan peramalnnya :
Yt =
tb
a
∑
∑
∑
∑ ∑
−
−
=
2 2)
(
log
log
.
log
t
n
t
Y
t
Y
t
n
b
t tn
t
b
Y
a
=
∑
log
t−
log
∑
log
Adapun metode peramalan yang termasuk model time series adalah :
1.
Metode Penghalusan (Smoothing)
Metode ini digunakan untuk mengurangi ketidakteraturan musiman dari data
yang lalu, dengan membuat rata-rata tertimbang dari sederetan data masa lalu.
Ketepatan dengan metode ini akan terdapat pada peramalan jangka pendek,
sedangkan untuk peramalan jangka panjang kurang akurat.
Metode ini terdiri dari:
a. Metode rata-rata bergerak (moving average)
1. Single Moving Average
Merupakan peramalan untuk satu periode ke depan dari periode rata-rata.
Rumus yang digunakan adalah:
N
X
X
X
F
t N t tt
+
+
+
=
− + ++1 1 1
Dimana:
X
i: data pengamatan periode i.
N
: jumlah deret waktu yang digunakan
F
t+1: nilai peramalan periode t+1
2. Linear Moving Avarage
Dasar dari metode ini adalah penggunaan moving average kedua untuk
memperoleh penyesuaian bentuk pola trend.
3. Double Moving Avarage
Notasi yang diberikan adalah MA (M x N), artinya M – periode MA dan
N – periode NA
4. Weigthed Moving Average
Weighted moving average adalah metode perhitungan dengan cara
mengalikan tiap-tiap periode dengan faktor bobot dan membagikannya
dengan hasil produk yang merupakan penjumlahan faktor bobot. Formula
metode Weighted Moving Average adalah:
F
t=
w
1A
t−1+
w
2A
t−2+
...
+
w
nA
t−ndimana :
w
1: bobot yang diberikan pada periode t-1
w
2: bobot yang diberikan pada periode t-2
w
n: bobot yang diberikan pada periode t-n
n
: jumlah periode
Pengertian dasar dari metode ini adalah: nilai ramalan pada periode t+1
merupakan nilai aktual pada periode t ditambah dengan penyesuaian yang
berasal dari kesalahan nilai ramalan yang terjadi pada periode t tersebut.
Secara matematis dapat dinyatakan:
( )
(
1
)
ˆ
1ˆ
−
−
+
=
t tt
f
f
f
α
α
dimana :
t
fˆ
: perkirakan permintaan pada periode t
α
: suatu nilai (0<
α
<1) yang ditentukan secara subjektif
t
f
: permintaan aktual pada periode t
1
ˆ
−
t
f
: perkiraan permintaan pada periode t-1
2. Double Exponensial Smoothing
Formula Double Exponential Smoothing adalah :
f
t+m=
a
t+
b
t.m
.
sedangkan :
( )
1
'
1'
=
t+
−
t−t
X
f
f
α
α
(
1
)
"
1"
"
=
t+
−
t−t
f
f
f
α
α
dimana
'
t
f
: single exponential smoothing
"
t
f
: double exponential smoothing
(
'
"
)
2
'
"
'
t t t tt
t
=
f
+
f
−
f
=
f
−
f
α
(
'
"
)
1
t tt
f
−
f
−
=
α
α
β
Metode ini merupakan dasar garis kecenderungan untuk suatu persamaan,
sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat di proyeksikan hal-hal yang
akan diteliti pada masa yang akan datang.
Bentuk fungsi dari metode ini dapat berupa:
a. Konstan, dengan fungsi peramalan (Yt):
Yt = a, dimana
N
Y
a
=
∑
1dimana : Yt = nilai tambah
N = jumlah periode
b. Linier, dengan fungsi peramalan:
Yt = a + bt
dimana :
n
bt
Y
a
=
−
( ) ( )
( )
∑ ∑
∑ ∑ ∑
−
−
−
=
2 2t
t
n
y
t
ty
n
b
c. Kuadratis, dengan fungsi peramalan :
Yt = a + bt + ct
2dimana :
n
t
c
t
b
Y
a
=
∑
−
∑ ∑
−
2
;
∂
−
=
θ
b
α
c
;
2α
β
θα
δ
−
∂
−
∂
=
b
( )
∑
−
∑
=
∂
2 2 4t
n
t
∑ ∑
−
∑
=
t
Y
n
tY
δ
∑ ∑
−
∑
=
t
2Y
n
t
2Y
θ
∑ ∑
−
∑
=
2 2 3t
n
t
t
α
( )
∑
−
∑
=
2 2t
n
t
β
Yt = ae
btdimana :
n
t
b
Y
a
=
∑
ln
−
∑
ln
( )
2 2ln
ln
ln
∑
∑
∑
∑
∑
−
−
=
t
t
n
Y
t
Y
t
n
a
e. Siklis, dengan fungsi peramalan :
n
t
c
n
b
a
Y
ˆ
t=
+
sin
2
τ
+
cos
2
τ
dimana :
n
t
c
n
t
b
na
Y
sin
2
τ
∑
cos
2
τ
∑
=
+
+
n
t
n
t
c
n
b
n
t
a
n
t
Y
sin
2
τ
∑
sin
2
τ
sin
22
τ
∑
sin
2
τ
cos
2
τ
∑
=
+
+
n
t
n
t
b
n
c
n
t
a
n
t
Y
cos
2
τ
∑
cos
2
τ
∑
cos
22
τ
∑
sin
2
τ
cos
2
τ
∑
=
+
+
3. Metode dekomposisi
Metode peramalan yang ditentukan dengan kombinasi dari fungsi yang ada
sehingga tidak dapat diramalkan secara biasa. Model tersebut didekati dengan
funsi linier atau siklis, kemudian bagi t atas kuartal sementara berdasarkan
pola data yang ada. Metode dekomposisi merupakan pendekatan peramalan
yang tertua. Terdapat beberapa pendekatan alternatif umtuk
mendekomposisikan suatu deret berkala yang semuanya bertujuan
memisahkan setiap komponen deret data seteliti mungkin.
b. Metode Kausal
diasumsikan bahwa faktor atau variabel yang menunjukkan suatu hubungan
pengaruh sebab akibat dengan satu atau lebih variabel bebas. Sebagai contoh,
permintaan akan baju baru mungkin berhubungan dengan banyaknya populasi
pendapatan masyarakat, jenis kelamin, budaya daerah, dan bualn-bulan khusus.
Jadi, maksud dari analisa metode kausal adalah untuk menemukan bentuk
pola hubungan yang saling mempengaruhi antara variabel yang dicari dan
variabel-variabel yang mempengaruhinya, serta menggunakannya untuk
meramalkan nilai-nilai dari variabel pada masa yang akan datang. Metode kausal
dapat dipergunakan dalam peramalan dengan keberhasilan yang lebih besar,
sehingga sering dipergunakan untuk pengambilan keputusan. Metode kausal ini
terdiri dari :
1. Metode regresi dan korelasi
Metode regresi dan korelasi didasarkan pada penetapan suatu persamaan
estimasi menggunakan teknik “least squares”. Ketepatan peramalan dengan
metode ini sangat baik untuk peramalan jangka pendek, sedangkan untuk
peramalan jangka panjang ternyata ketepatannya kurang begitu baik.
2. Model Ekonometri
Metode ini didasarkan atas peramalan pada sistem persamaan regresi yang
diestimasikan secara simultan. Baik untuk peramalan jangka pendek maupun
untuk jangka panjang, ketepatan peramalan dengan metode ini sangat baik.
Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metode peramalan ini adalah data
kuartalan beberapa tahun.
Metode ini dipergunakan untuk menyusun proyeksi trend ekonomi jangka
panjang. Model ini kurang baik ketepatannya untuk peramalan jangka pendek,
dan sangat baik ketepatannya untuk peramalan jangka panjang. Data yang
digunakan untuk metode ini adalah data tahunan selama sekitar sepuluh
sampai lima belas tahun.
3.1.5. Kriteria Performance Peramalan
Seorang perencana tentu menginginkan hasil perkiraan peramalan yang
tepat atau paling tidak dapat memberikan gambaran yang paling mendekati
sehingga rencana yang dibuatnya merupakan rencana yang realistis. Ketepatan
yang kecil memberikan arti ketelitian peramalan tinggi, keakuratan hasil
peramalan tinggi, begitu pula sebaliknya. Besar kesalahan suatu peramalan dapat
dihitung dengan beberapa cara, antara lain adalah:
1. Mean Square Error (MSE)
( )
N
f
f
MSE
t t N t 2 1ˆ
−
=
∑
=dimana,
f
t: data aktual periode t
t
fˆ
: nilai ramalan periode t
N
: banyaknya periode
2. Standard Error of Estimate (SEE)
( )
f
N
f
f
SEE
N t t t−
−
=
∑
=12
ˆ
Untuk data konstan, f = 1
Untuk data linier, f = 2
Untuk data kuadratis, f = 3
Untuk data siklis, f = 3
3. Percentage Error
×
100
%
−
=
tt t t
X
F
X
PE
dimana nilai dari PE
tbisa positif atau negatif.
4. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
N
PE
MAPE
t N t
∑
==
13.1.6. Verifikasi Peramalan
minim. Dari peta ini dapat dilihat apakah sebaran masih dalam control ataupun
sudah berada di luar kontrol. Proses verifikasi dengan menggunakan Moving
Range Chart (MRC), dapat digambarkan pada Gambar 3.1. Harga MR diperoleh
dari :
1
1 2−
=
∑
− =N
MR
R
M
N t tDimana :
(
) (
)
1 1
−
−−
−
=
t Tt t− Ftt
Y
Y
Y
Y
MR
atau :
MR
t=
e
t−
e
t−1Moving Range Chart
-4000
-3000
-2000
-1000
0
1000
2000
3000
4000
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
[image:47.595.150.487.216.503.2]Y-Y'
UCL
LCL
1/3 UCL
2/3 UCL
1/3 LCL
2/3 LCL
Gambar 3.1. Moving Range Chart
Kondisi out of control dapat diperiksa dengan menggunakan empat aturan
berikut:
1.
Aturan Satu Titik
Bila ada titik sebaran (Y-Y
f) berada di luar UCL dan LCL.
2.
Aturan Tiga Titik
3.
Aturan Lima Titik
Bila ada lima buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang
mana empat diantaranya jatuh pada daerah B.
4.
Aturan Delapan Titik
Bila ada delapan buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, pada
daerah C.
3.2. Economic Order Quantity (EOQ)
Kegunaan EOQ adalah untuk menentukan order Quantity yang akan
meminimumkan jumlah biaya persediaan per waktu. Dalam penggunaannya
metode EOQ ini dapat dikombinasikan untuk menentukan order release. DRP
adalah satu metode yang dipakai bersama – sama dengan EOQ untuk
pengendalian persediaan pada unit distribusi.
Asumsi – asumsi dasar EOQ adalah :
1.
Lead time adalah konstan dan diketahui dan demand relatif konstan dan
diketahui ratenya, sehingga tidak terjadi stock out.
2.
Preparation cost dan total carrying cost konstan dan diketahui.
3.
Replenishment sesegera mungkin, item tiba pada laju infinitif pada suatu
waktu tertentu.
EOQ dapat dihitung dengan rumus :
CV
PD
EOQ
=
2
Dimana :
D = jumlah permintaan produk tahunan
C = biaya melakukan persediaan produk tahunan (persentase dari harga
produk)
V = biaya per unit
3.3. Distribution Requirement Planning ( DRP )
Distribusi adalah usaha perpindahan / pengiriman produk dari akhir lini
produksi kepada konsumen. Kegiatan distribusi meliputi transportasi /
pengangkutan, proteksi terhadap pengemasan, pengendalian persediaan, bangunan
pabrik, pemilihan lokasi gudang, pemrosesan pesanan, peramalan pasar, dan
layanan pelanggan.
Distribution Requirement Planning (DRP) adalah suatu rencana
penjadwalan kebutuhan untuk mengisi persediaan pada distribution center (DC).
Sistem distribusi diklasifikasikan atas 2 jenis yaitu :
1.
Sistem tarik (pull system)
Sistem tarik adalah sistem pengisian persediaan dimana setiap DC
menentukan kebutuhannya dan memesan dari CSF.
2.
Sistem dorong (push system)
Sistem dorong adalah sistem pengisian persediaan dimana CSF menentukan
bagaimana mengalokasikan produksi ke DC daripada menunggu mereka untuk
memesan.
Distribution Requirement Planning (DRP) adalah proses manajemen yang
mengendalikan operasi – operasi distribusi dan mengintegrasikan kebutuhan
operasi tersebut dengan kemampuan dari sumber – sumber persediaan. Logika
yang digunakan dalam DRP hampir sama dengan MRP. DRP mengantisipasi
kebutuhan – kebutuhan dengan perencanaan ke depan pada tiap level distribusi.
Dengan DRP ini, unit usaha memulai penjadwalan distribusi dengan lebih akurat
dan pada saat yang sama mencapai stabilitas produksi.
Sebagai akibatnya kegiatan distribusi produk dapat memperoleh
keuntungan besar dalam hal perbaikan pelayanan pelanggan, pengurangan biaya
persediaan, dan pengurangan sedikitnya biaya – biaya barang yang usang.
3.3.1. Input Distribution Requirement Planning (DRP)
Input – input DRP secara umum meliputi data sebagai berikut :
1.
Bill of Distribution
Bill of Distribution adalah informasi tentang hubungan antara supplier dan
yang disuplainya tersusun dalam bentuk level per level.informasi ini
menunjukkan arah informasi material produk dari level yang tinggi ke level
yang rendah. Sehingga akan membantu menentukan kebutuhan kotor yang
lebih tinggi nantinya.
2.
Lead time Distribusi
Lead time distribusi adalah waktu yang diperlukan dari pelepasan order
3.
Order Entry
Order Entry merupakan proses penerimaan dan penerjemahan apa yang
diinginkan konsumen kepada bagian distribusi. Hal ini dapat merupakan
sebuah proses yang sederhana seperti pembuatan dokumen penerimaan untuk
finished good product, sampai kepada aktivitas rumit yang meliputi usaha
engineering untuk produk make to order.
4.
Forecasting
Forecasting adalah hasil peramalan permintaan produk pada masing – masing
DC yang langsung berhubungan dengan konsumen.
5.
Inventory Record
Inventory Record adalah catatan keadaan persediaan produk pada masing –
masing gudang di DC.
3.3.2. Logika Distribution Requirement Planning (DRP)
Pada intinya logika dari proses DRP adalah proses – proses yang hampir
sama dengan MRP yaitu :
1.
Netting
Netting adalah proses perhitungan kebutuhan bersih (net requirement).
yang masih dipunyai (project on – hand) pada awal perencanaan dan jadwal
penerimaan untuk tiap periode perencanaan.
2.
Lot Sizing
Lot Sizing adalah proses untuk menentukan besarnya pesanan pada setiap item
berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan dari proses netting. Biasanya
cara yang digunakan adalah economic order Quantity (EOQ).
3.
Offsetting
Offsetting bertujuan menentukan saat yang tepat untuk melakukan rencana
pemesanan guna memenuhi kebutuhan bersih.
4.
Exploding
Exploding adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk item pada level
yang lebih tinggi. Dasar untuk menentukan kebutuhan item pada level
tergantung pada posisinya pada struktur distribusi.
3.3.3. Output Distribution Requirement Planning (DRP)
Sistem DRP dengan nyata menghasilkan dua output yaitu DRP display
untuk setiap DC, dan master schedule yang merupakan DRP display untuk CSF di
samping terdapat pegging informasi yang dapat melacak kembali sumber dari
permintaan pada CSF dan Transportation Planning Report.
Time phased information adalah informasi – informasi yang dikeluarkan
berdasarkan pada suatu time phased yang menunjukkan perkiraan keadaan
pada time phased tersebut. Informasi time – phased meliputi :
a.
Gross Requirement
Gross Requirement merupakan permintaan akan suatu item atau produk yang
diramalkan.
b.
Schedule receipt
Schedule receipt adalah jumlah item atau produk yang dijadwalkan untuk
dimasukkan dalam stok. Schedule receipt produk tidak harus dalam
perjalanan, tetapi dapat juga berupa order yang masih dalam pengemasan dan
pemuatan.
c.
Planned order
Planned order adalah order yang belum dilepas dan masih dalam
perencanaan. Pada DC, Planned order adalah jadwal untuk pengiriman
produk pada masa yang akan datang dari CSF.
d.
Project on – hand balance
Project On – hand balance adalah proyeksi jumlah persediaan yang ada pada
suatu time phased tertentu. Project On – hand balance merupakan suatu
perencanaan jumlah persediaan pada DC dan CSF yang dijadikan gambaran
persediaan yang ada pada masa yang akan datang. Sehingga dengan project on
– hnad balance ini, setiap komponen sistem distribusi dapat mengetahui
Description information adalah atribut – atribut masukan pada awal
perencanaan. Description information ini berupa pengolahan data awal untuk
masukan sistem DRP. Description Information meliput i :
a.
On – hand balance
On – hand balance adalah jumlah persediaan produk yang terdapat dalam DC
pada awal perencanaan. On – hand balance tidak termasuk pada produk yang
berada dalam transit dan produk yang rusak. Jadi produk yang ada pada DC
adalah jumlah produk yang tersedia untuk dikirimkan.
b.
Safety stock
Safety stock adalah persediaan pengaman yang digunakan untuk memproteksi
keadaan apabila penjualan melebihi apa yang diramalkan.
c.
Lead time distribusi
Lead time distribusi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melepaskan suatu
order sampai waktu order diterima di distribusi. Lead time distribusi dimulai
saat menentukan kebutuhan untuk sebuah penambahan (replenishment)
sampai saat inventory yang dibutuhkan.
d.
Order Quantity
Order Quantity adalah jumlah produk yang telah ditentukan untuk dikirim.
Sedangkan pegging information adalah suatu cara untuk dapat melacak
kembali sumber dari permintaan pada CSF untuk satu waktu tertentu. Pegging
information sangat berguna bilamana seluruh demand dari sebuah item tidak dapat
Penggunaan pegging ini penting dilakukan untuk menghemat waktu dalam
memperoleh sumber masalah untuk perencanaan pendistribusian bilamana
demand melebihi supply. Dengan bantuan pegging information, perencana dapat
lebih banyak menghabiskan waktu untuk pemecahan masalah tersebut daripada
mencari dimana terjadi kelebihan demand.
Transportation planning report adalah laporan yang berisikan
perencanaan jumlah alat transportasi untuk pengiriman item ke suatu DC tertentu.
3.3.4. Sumber – sumber Perubahan yang Mempengaruhi Rencana DRP
Beberapa perubahan yang mungkin akan mempengaruhi rencana DRP
adalah :
1.
Kesalahan peramalan
2.
Perbaikan – perbaikan peramalan
3.
Variasi waktu tunggu
4.
Kehilangan atau kerusakan dari inventory
5.
Pemogokan karyawan / pekerja
3.3.5. Integrasi Sistem Distribusi dan Manufaktur
melalui rencana distribusi, seharusnya menjadi penyumbang utama bagi MPS.
Integrasi sistem distribusi dan manufaktur dikenal sebagai DRP / MRP connention
yang bertemu pada MPS. Dengan kata lain, titik dimana sistem distribusi dan
sistem produksi digabung secara bersama adalah melalui pengembangan dari satu
MPS.
Manajemen permintaan menggambarkan keterkaitan (connection) antara
market place dan manufaktur. Pada umumnya dimulai dengan peramalan dan
berakhir dengan suatu MPS yang konsisten sesuai dengan tujuan jangka panjang
perusahaan dan kendala kapasitas. Melalui pengintegrasian sistem distribusi dan
produksi, dimana data dan catatan time phased grid berada dalam format yang
sesuai fungsi manajemen permintaan dapat menjadi lebih efektif, efisien, dan
tepat waktu.
3.3.6. Stok Pengaman dalam DRP
Stok pengaman dalam DRP digunakan untuk mengantisipasi
ketidakpastian permintaan relatif terhadap ramalan – ramalan yang dibuat.
Ketidakpastian ini paling mungkin terjadi apabila permintaan benar – benar
independent pada pusat – pusat distribusi yang secara langsung melayani
pelanggan. Sedangkan keadaan permintaan yang ditempatkan ada intermediate
distribution center adalah dependent demand yang seharusnya dapat diperkirakan.
Planned requirement yang ditunjukkan pada TPOP display, mengijinkan
pengaman masih tetap diperlukan pada intermediate distribution centres. Namun
tingkat stok pengaman secara keseluruhan dalam sistem distribusi seharusnya
menjadi lebih kecil untuk push system daripada pull system.
Sebagai tambahan, apabila permintaan adalah discontinuous, penggunaan
metode safety Lead time lebih tepat atau cocok mengantisipasi ketidakpastian
dibandingkan dengan penggunaan Safety stock Quantities.
Safety Lead time didefenisikan sebagai suatu elemen waktu yang
ditambahkan pada noraml Lead time untuk memenuhi suatu pesanan sebelum
tanggal dibutuhkan (real need date) guna mencegah fluktuasi dalam waktu tunggu
(supply uncertainty). Apabila menggunakan sistem MRP untuk item – item
inventory yang tergolong dependent demand, diperlukan Lead time offset yaitu
teknik yang digunakan dimana Planned order receipts dalam suatu periode waktu
membutuhkan order release lebih awal didasarkan pada waktu tunggu untuk item
itu.
Banyaknya safety Lead time terhadap penyesuaian reorder point
mencakup penambahan unit item sehingga pesanan pengisian kembali akan
dilakukan lebih awal kepada pabrik untuk item yang dibeli atau kepada pabrik
untuk item yang dibuat. Asumsinya jika pesanan suatu item dilakukan lebih awal,
tetapi penyerahan item itu berada dalam Lead time yang diharapkan atau lebih
lambat, maka diharapkan kuantitas pengisian kembali tidak terlambat datang.
Menghadapi situasi ketidakpastian permintaan (demand uncertainty) dan
juga ketidakpastian waktu tunggu (Lead time uncertainty), dibutuhkan lebih
banyak stok pengaman dibandingkan apabila hanya mempertimbangkan salah satu
ketidakpastian tetapi tidak sebanyak pengkombinasian keduanya (stok pengaman
dari permintaan tidak pasti + stok pengaman dari penawaran / Lead time tidak
pasti). Karena probabilitas bersama (joint probability) dari kelebihan permintaan
dan kelebihan Lead time tidak terjadi dalam siklus pesanan yang sama lebih kecil
dari probabilitas yang tunggal (single probability) untuk kelebihan permintaan
atau kelebihan Lead time terjadi secara bebas.
Dengan demikian apabila permintaan dan penawaran kedua – duanya
bersifat tidak pasti, banyaknya stok pengaman yang disimpan seharusnya
didasarkan pada probabilitas bersama (joint probability) dari kedua ketidak
pastian itu.
Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah ketidak pastian permintaan
dan penawaran (Lead time uncertainty) adalah mengkombinasikan data yang
menunjukkan rata – rata permintaan selama suatu rata – rata Lead time dan
membangun distribusi probabilitas tunggal. Hal ini akan menghasilkan ukuran
variasi yang lebih besar, namun dapat diterapkan sebagai perhitungan dalam
keadaaan normal untuk menentukan stok pengaman guna mencapai tingkat
pelayanan yang diinginkan yaitu :
SS = stok pengaman yang disediakan untuk menghadapi ketidakpastian
permintaan dan penawaran.
z = faktor pengganda pada tingkat pelayanan yang diinginkan.
s = simpangan baku di sekitar rata – rata permintaan selama rata – rata lead time.
Safety Factor (service level) adalah tingkat pelayanan kosumen yang
merupakan penyimpanan normal standar yang memberi kemungkinan terjadinya tidak
ada persediaan atau stock out.
Penentuan safety level adalah dengan membagi jumlah permintaan yang dapat
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai dengan
Maret 2010. Dan penelitian ini akan dilaksanakan di PT. Uni Perkasa yang
beralamat di Jl. Johar No. 62 Sunggal, Medan.
4.2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diteliti adalah jumlah kebutuhan produk /
permintaan di tiap Distribution Center. Dalam penelitian ini, produk yang
digunakan adalah AMDK ( Air Minum Dalam Kemasan ) Minly.
4.3. Variabel / Data Penelitian
Adapun variabel yang mempengaruhi perencanaan suatu sistem distribusi
adalah :
1.
Jumlah permintaan di tiap DC.
2.
Biaya-biaya dalam proses pendistribusian.
3.
Lead time distribusi.
4.
Status Persediaan ( Inventory record ).
4.4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah metode peramalan kuantitatif
dan metode perencanaan kebutuhan DRP.
4.5. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian mulai dilakukan setelah SK TA keluar atau dimulai
dari bulan Januari 2010 hingga laporan penelitian selesai ( masa berlaku 6 bulan ).
4.6. Sistem Informasi
Sistem informasi yang diaplikasikan dalam perusahaan awalnya bersifat
manual, hanya menggunakan telepon, untuk segala keperluan operasional
perusahaan
baik internal maupun eksternal.
[image:61.595.118.543.500.571.2]Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1
Gambar 4.1. Sistem Informasi Distribusi Produk
Perusahaan menerima orderan dari bagian pemasaran. Informasi
permintaan produk tentu saja berawal dari sales tiap wilayah ataupun permintaan
via telepon, faximile dan e-mail dari DC tertentu. Selanjutnya perusahaan
mengecek persediaan yang ada dari bagian pergudangan. Jika jumlah produk tidak
mencukupi , maka dilakukan pemasokan bahan baku yang akan diproses menjadi
Pemasok
Bahan Baku
Perkasa
Uni
produk guna memenuhi jumlah permintaan. Perusahaan akan melakukan
pengiriman langsung ke DC yang bersangkutan jikalau produk telah ada ;
begitupun seterusnya.
Jadi, dalam hal ini perusahaan dituntut untuk melakukan pendistribusian
yang efektif untuk mendukung strategi supply chain ( distribusi yang tak
terhambat ). Pendistribusian yang efektif tentu didukung oleh persediaan / stok
yang ada dan bagaimana mengalokasikannya sehingga permintaan dari DC dapat
terpenuhi secara tepat waktu. Aliran distribusi yang lancar merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan efisiensi dan profit perusahaan yang berdampak pada
peningkatan produktivitas perusahaan. Untuk lebih jelasnya akan digambar tabel
pendistribusian makanan ternak secara ril seperti pada Gambar 4.2.
4.7. Pengolahan Data
Dalam pengolahan data penelitian ini digunakan metode kuantitatif.
Semua data yang terkumpul, baik data yang berasal dari hasil wawancara dengan
bagian produksi, data yang berasal dari pengamatan secara langsung, maupun data
tertulis akan diolah sesuai dengan langkah – langkah dalam metode DRP untuk
mendapatkan hasil akhir yaitu DRP Worksheet dan Pegging Information. Tahapan
– tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data yaitu :
a. Perhitungan Peramalan
Bagian Pemasaran
Sales
Bagian Gudang / Persediaan
Produk
Pemasok Bahan Baku
Mengirimkan Order Produk
Order Bahan Baku Diproses
Jadi Produk
Pengiriman Bahan Baku
Distribution
Centers
Mengirimkan Order
UNI
PERKASA
Jumlah Produk
Cukup
Jumlah Produk
[image:63.595.134.492.108.419.2]Tidak Cukup
Gambar 4.2. Rantai Pendistribusian Produk
digunakan tiga metode peramalan, dimana metode peramalan yang digunakan
adalah metode peramalan dengan SEE terkecil. Peramalan dilakukan untuk
semua DC.
b. Safety Stock
Dalam pengembangan sistem DRP, perkiraan safety stock dilakukan dengan
cara sederhana dan menganggap permintaan normal selama lead time distribusi
dan service level yang diinginkan adalah 95%.
c. Economic Order Quantity (EOQ)
Dari perhitungan EOQ, maka dapat disusun perencanaan DRP untuk setiap DC
dalam time bucket bulanan.
d. DRP Worksheet dan Pegging Information
Setelah langkah – langkah diatas, kemudian disusun DRP Worksheet dan
Pegging Information sesuai dengan hasil perhitungan. Elemen – elemen yang
ada dalam DRP Worksheet adalah gross requirement, on hand, safety stock, in
transit dan replenish order.
Diagram yang menggambarkan tahap-tahap pengolahan data dapat dilihat
pada Gambar 4.3.
4.8. Analisa Data
Menentukan peramalan permintaan konsumen
-
Peramalan dengan menggunakan software QS
-
Pilih metode peramalan berdasarkan MAD terkecil
Menetapkan Economic Order Quantity (EOQ)
-
Hitung biaya order
-
Biaya persediaan
-
Biaya per unit
Membuat DRP Worksheet
-
Hitung GR, POH, order release, schedule receipt
Membuat Pegging Information
-
Masukkan data DRP sheet dalam diagram Pegging
Information
Gambar 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data
Perhitungan safety stock
-
Hitung rata-rata peramalan tiap DC
-
Hitung standar deviasi
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
PT. Uni Perkasa merupakan suatu perusahaan swasta yang bergerak di
bidang produksi air minum kemasan, air rasa dan jelly. Produk yang dihasilkan
oleh PT. Uni Perkasa mempunyai merk seperti “Minly”, “Syrup Aceh”,
“Fantamin”, “Black Coffee” dan “Ria Jelly”.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data permintaan
produk ” Minly “ dari tiap DC, data waktu ancang (lead time) ke tiap DC,status
persediaan awal dan safety stock , data biaya pemesanan, dan data biaya simpan.
Minly merupakan air minum dalam kemasan ( AMDK ) dengan ukuran cup 220
ml dan tiap karton / dus berisi 48 buah cup. Jaringan distribusi produk minly
mencakup 4 kota ( DC ) yaitu kota Padang, Pekanbaru, Aceh dan Bandar
Lampung. Jaringan distribusi PT. Uni Perkasa dapat dilihat pada Gambar 5.1.
PT. Uni
Perkasa
Bandar
Lampung
Padang
[image:66.595.113.514.567.676.2]Aceh
Pekanbaru
Gambar 5.1. Jaringan Distribusi PT. Uni Perkasa
Data jumlah permintaan yang digunakan adalah dari periode Maret 2009
hingga Maret 2010 yang akan digunakan untuk meramalkan jumlah permintaan
pada periode berikutnya di masing-masing DC. Berikut data jumlah permintaan
produk Minly dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan satuan yang digunakan untuk
masing-masing DC adalah kotak.
Tabel 5.1. Permintaan Produk Minly pada Masing – Masing DC
Bulan
DC 1
( Aceh)
DC 2
( Padang )
DC 3
( Bandar Lampung )
DC 4
( Pekanbaru )
Maret 2009
21000
25100
15600
8700
April 2009
35000
18200
15400
13700
Mei 2009
27000
25200
14200
27700
Juni 2009
42500
24300
13800
25000
Juli 2009
43000
15000
12200
27000
Agustus 2009
45000
16500
11500
28700
September 2009
32000
29000
11000
29900
Oktober 2009
55000
31500
12000
24300
November 2009
46500
41400
12300
9000
Desember 2009
51000
33700
14400
6350
Januari 2010