• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Displin Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Displin Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

A.S.Moenir. 2003. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta : Aksara.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung :

PT. Rineka Cipta.

Boediono. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

I.G.Wursanto. 1999. Managemen Kepegawaian. Yogyakarta : Kenisiu. Ranupandojo. 2001. Manajemen Personalia. Jakarta : BPFE.

Revida, Erika. 2010. Manajemen SDM Aparatur di Indonesia. Medan : USU.

Singarimbun, Masri. 1997. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta. Tjiptono, Fandy. 1995. Strategic Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset

Sumber Lain :

(2)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kecamatan Pancur Batu

Sebelum Tahun 1945 atau pada Zaman Pemerintahan Belanda Kecamatan Pancur Batu disebut dengan Sinuan Bunga dengan Ibu Kota Arhnemia. Pada Tahun 1952 Gubernur Kepala Daerah Tk.I Sumatera Utara yakni Abdul Hakim mengadakan perubahan Pamong Sipil Kabupaten Daerah Tk.II Deli Serdang secara Administratif dibagi atas 6 (enam) kewedanaan yang terdiri dari 30 (tiga puluh) kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Pancur Batu dengan Kewedanaan Deli Hulu.

Pada Tahun 1974 sejalan dengan perluasan Kotamadya Medan bahwa Desa Lau Cih, Desa Namo Gajah, Desa Simalingkar-B, Desa Kemenangan Tani, Desa Simpang Selayang dan sebahagian Desa Baru telah menjadi Kotamadya Medan sampai sekarang, dan selanjutnya Kecamatan Pancur Batu pada masa itu terdiri dari 59 desa.

Pada masa sebelum Tahun 1990 Kecamatan Pancur Batu dileburkan menjadi 25 Desa dengan luas areal ± 11.147,35 Ha.

(3)

Tabel 2

NO Nama Camat Masa Jabatan Keterangan

1 Ngalem Suryadi, BA Zainal Aris, BA Djelah Simarmata Drs. Esron Munthe Drs. Johan Kuasa Barus Drs. Kalijunjung Simanjuntak Drs. Herman Sinar Ginting Drs. Suhatsyah D. Nasution Drs. Jupiter K. Purba Drs. Neken Ketaren SP. Tambunan, SE Drs. Haris Binar Ginting Suryadi Aritonang, S.Sos, M.Si Drs. Antonius Pangaribuan, M.MA

Sampai Juni 2013 Juli 2013 s/d sekarang

B. Kondisi Geografis Kecamatan Pancur Batu

Secara Geografis batas-batas wilayah Kecamatan Pancur Batu adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Sunggal

(4)

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kutalimbaru

Jarak Ibu Kecamatan Pancur Batu dengan Ibu Kota Propinsi Sumatera Utara sepanjang 17 Km dan dengan Kota Kabupaten Deli Serdang adalah 35 Km.

Dan keadaan alam Kecamatan Pancur Batu adalah datar, landai dan berbukit (dataran tinggi) dengan ketinggian rata-rata ± 60 m di atas permukaan laut, beriklim sedang serta dipengaruhi musim panas dan musim penghujan, dengan suhu maksimum 33°C dan minimum 29°C serta dilintasi beberapa sungai.

C. Kondisi Demografis

Adapun nama-nama Desa di wilayah Kecamatan Pancur Batu adalah : 1. Bintang Meriah

2. Baru

3. Tiang Layar 4. Durin Tonggal 5. Hulu

6. Namo Riam 7. Namo Simpur 8. Pertampilen

9. Perumnas Simalingkar 10.Sembahe Baru

(5)

15.Durin Simbelang 16.Sugou

17.Gunung Tinggi 18.Lama

19.Namo Bintang 20.Namo Rih 21.Salam Tani 22.Sei Gelugur 23.Simalingkar – A 24.Tengah

(6)

D. Kependudukan

Tabel 3

Data Penduduk Kecamatan Pancur Batu sampai dengan 30 Juni 2016 NO Nama Desa 31 Desember 2015 30 Juni 2016

(7)

berbagai suku kedaan 30 Juni 2016 antara lain :

Suku Karo 7.843 KK

Suku Jawa 6.440 KK

Suku Minang 2.260 KK

Suku Cina 174 KK

Suku Tapanuli Utara 3.783 KK Suku Tapanuli Selatan 2.483 KK

Suku Nias 454 KK

Suku Tamil 211 KK

Jumlah 23.648 KK

Data menurut kewarganegaraan keadaan 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut :

WNI 23.609 KK

WNI Turunan 39 KK

WNA 0 KK

Jumlah 23.648 KK

Data penduduk menurut pemeluk agama, (30 Juni 2016) sebanyak :

Islam 56.138 orang

Kristen 26.513 orang

Katholik 8.795 orang

Hindu 910 orang

Budha 428 orang

(8)

Adapun mata pencaharian penduduk di Kecamatan Pancur Batu terdiri dari :

Petani 54%

Pedagang 19%

Pegawai Negeri 12%

Karyawan 8%

Buruh harian lepas 3%

E. Struktur Organisasi Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli

Serdang

(9)

Deli Serdang

1. Camat

Camat mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan.

Tugas-tugas Camat adalah sebagai berikut :

a. Menyelesaikan tugas-tugas pemerintah umum dan tugas-tugas

pemerintahan kewenangan yang diberikan Bupati kepada Camat.

b. Membuat program kerja tahunan dengan mengacu pada progran kerja

pemerintahan Kabupaten Deli Serdang.

c. Menjalankan kewajiban pemerintah Kabupaten Deli Serdang di Tingkat

Kecamatan.

d. Melaksanakan pembinaan karir pegawai di lingkungan Kecamatan.

e. Mengevaluasi dan menilai hasil pelaksanaan tugaspara bawahan di

lingkungan Kecamatan

f. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan.

g. Memberikan petunjuk dan arah pada bawahan.

h. Memberi penilaian DP-3 staf sekcam dan para kepala seksi dan dan

menandatangani DP-3 staf di Kecamatan.

(10)

j. Menetapkan prosedur pedoman teknis terhadap kelancaran pelaksanaan

tugas pemerintah dan pembangunan dan masyarakat.

2. Sekretaris Camat

a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan.

b. Mendistribusikan surat-surat sesuai dengan disposisi atasan.

c. Meneliti surst-surat yang akan ditandatangani oleh Camat.

d. Memaraf surat-surat yang akn ditandatangani oleh Camat.

e. Memberi Petunjuk kepada bawahan dalam melaksanakan tugasnya.

f. Melaksanakan pengkajian masalah strategis Kecamatan.

g. Melaksanakan pembinaan karakter terhadap bawahan.

h. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas terhadap setiap kepala.

i. Mengadakan pembinaan Administrasi Organisasi dan tata laksana serta

memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh staf.

j. Membagi tugas kepada bawahan/staf sesuai dengan bintangnya dan

memonitoring pelaksanaannya.

3. Kepala Sub Bagian Umum

a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan.

b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar

pelaksanaan tugas berjalan lancer dan tertib.

(11)

kepegawaian.

e. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan administrasi perlengkapan.

f. Menggandakan, menomori dan mendistribusikan surat masuk dan surat

keluar.

g. Memeriksa, meneliti dan mengarsipkan surat masuk dan surat keluar.

h. Menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

4. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Program

a. Menyusun rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan megkoordinasika penyususnan rencana dan program rencana kecamatan. b. Menyususn rencana operasional dan koordinasi kegiatan dan program

kerja kecamatan.

c. Mengkoordinasikan rencana dan program kegiatan perangkat daerah lainnya di wilayah kecamatan.

d. Melaksanakan penyusunan rencana strategi kecamatan.

e. Melaksanakan penyusunan rancangan peraturan penunjang pelaksanaan tugas.

f. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan tugas. g. Melaksanakan koordinasi penyusunan program dengan sub unit kerja

(12)

h. Melaksanakan administrasi keuangan yang meliputi pembukuan pertanggungjawaban dan verifikasi serta penyusunan perhubungan anggaran.

i. Melaksanakan pengurusan biaya perpindahan pegawai dan anti rugi gaji pegawai serta pembayaran hak-hak keuangan lainnya.

j. Melaksanakan evaluasi keuangan terhadap hasil pelaksanaan program dan rencana strategis kecamatan.

5. Kasie Pemerintahan

a. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan pemerintahan.

b. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan pemerintahan.

c. Melakukan evaluasi dan melaporkan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan kepada Bupati.

d. Melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi pemerintah desa atau kelurahan.

e. Memberikan hubungan, supervisi, fasilitas dan kosultasi pelaksanaan administrasi desa atau kelurahan.

f. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kepala desa atau kelurahan.

(13)

pemerintahan desa atau kelurahan serta administrasi pertahanan. 6. Kasie Ketentraman dan Ketertiban Umum

a. Melakukan koordinasi dengan kepolisian Negara Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia mengenai program dan kegiatan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah kecamatan. b. Melakukan koordinasi dengan pemuka agama yang berada di wilayah

kerja kecamatan untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum masyarakat di wilayah kecamatan.

c. Melaporkan pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban kepada camat.

7. Kasie Pemberdayaan Masyarakat

a. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang tugas seksi pemberdayaan masyarakat dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka pemecahan masalah.

b. Melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas dengan cara mencari, mengumpulkan, menghimpun, mengolah data dan informasi yang berhubungan dengan bidang tugas.

(14)

d. Menyiapkan bahan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja pemerintah maupun swasta.

e. Menyiapkan pelaksanaan tugas-tugas lain di bidang peamberdayaan masyarakat sesuai denga peraturan perundang-undangan.

f. Menyiapkan pelaporan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan kepada Bupati dengan tembusan kepada satuan kerja perangkat daerah yang membidangi pemberdayaan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

8. Kasie Kebersihan

a. Menyusan bahan penyelenggaraan pengelolaan kebersihan di wilayah kecamatan.

b. Menyusun dan mengkoordinasikan jadwal pengambilan sampah di kelurahan atau desa.

c. Melaksanakan koordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Kebersihan. d. Melaksanakan koordinasi kerjasama dengan lembaga masyarakat.

e. Menyiapkan bahan dalam memberdayakan masyarakat dalam hal kebersihan.

f. Melaksanakan administrasi pemberian rekomendasi dan perizinan yang bersesuaian dengan tugas pokok dan fungsinya.

(15)

a. Melakukan pengumpulan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dibidang agama, termasuk urusan haji, serta pendidikan dan kesehatan di kecamatan.

b. Melakukan pengumpulan bahan penyusun pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dibidang social, tenaga kerja dan transmigrasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kecamatan.

c. Melakukan pengumpulan bahan penyusun pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dibidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana di kecamatan.

d. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kesejahteraan sosial di wilayah kecamatan kepada camat.

G. Visi dan Misi Kecamatan Pancur Batu

1. Visi

Kecamatan Pancur Batu yang maju dan berdaya saing dengan masyarakatnya yang religius dan bersatu dalam kebhinekaan beragam peran sosial kemasyarakatan dan budaya daerah.

2. Misi

Misi Kecamatan Pancur Batu adalah:

a. Meningkatkan sumber daya aparatur pemerintah yang berkualitas. b. Meningkatkan mutu pelayanan publik kepada masyarakat.

c. Meningkatkan fasilitas kebersihan lingkungan.

(16)

BAB IV

PENYAJIA DATA

Penyajian data pada bab ini merupakan hasil dari kuisioner yang telah disebarkan kepada pegawa Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 33 orang. Pada bab ini, penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Penyajian data meliputi identitas data responden, jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan berdasarkan daftar pertanyaan pada kuisioner.

A. Deskripsi Data Identitas Responden

1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

Dari data tentang jenis kelamin dapat disimpulkan bahwa jumlah pegawai perempuan lebih banyan dibandingkan pegawa laki-laki.

Setelah melakukan distribusi kuisioner kepada responden jenis kelamin responden pada penelitia ini diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4

Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

15 18

45.5 54.5

Total 33 100

(17)

berjenis kelamin laki-laki berjumlah 15 orang (45.5%) dan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 18 orang (54.5%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak dari jumlah responden laki-laki.

2. Identitas Responden Menurut Usia

Bila dilihat identitas responden menurut umur, maka responden dalam penelitian ini yang lebih banyak adalah berusia 51-60 tahun, yang data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5

Identitas Responden Menurut Usia

No Usia Frekuensi Presentase (%)

Sumber: Kuisioner penelitian 2017

(18)

3. Identitas Responden Menurut Pendidikan Terakhir

Bila dilihat identitas responden dari tingkat pendidikan terakhir, maka umumnya tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini adalah SMA/Sederajat, yang data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 6

Identitas Responden Menurut Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase (%) 1

Sumber : kuisioner penelitian 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden (pegawai) yang bekerja di Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang mayoritas dari tamatan SMA/Sederajat yaitu berjumlah 19 orang (57.6%). Sementara pegawai dengan latar belakang pendidikan DIII/Diploma tiga sebanyak 3 orang (9,1%), Sarjana seabanyak 7 orang (21.2%) dan Pasca Sarjana sebanyak 4 orang (12.1%).

4. Identitas Responden Menurut Masa Kerja

(19)

Identitas Responden Menurut Masa Kerja

No Masa Kerja Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

Dilihat dari tabel di atas mayoritas responden memiliki masa kerja antara 21-25 tahun yaitu sebanyak 11 orang (33.3%), yang kedua terbanyak adalah yang masa kerjanya antara 11-15 tahun yaitu sebanyak 7 orang (21.2%), lalu yang masa kerjanya antara 16-20 tahun yaitu sebanyak 6 orang (18.2%), yang masa kerjanya antara 6-10 tahun yaitu sebanyak 5 orang (15.2%), yang paling sedikit adalah yang masa kerjanya antara 0-5 tahun yaitu sebanyak 4 orang (12.1%).

5. Identitas Responden Menurut Golongan

Bila dilihat dari identitas responden menurut golongan, maka responden dalam penelitian ini yang lebih banyak adalah golongan III. Data selengkapnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 8

Identitas Responden Menurut Golongan

(20)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

Dilihat dari tabel di atas mayoritas responden bergolongan III yaitu sebanyak 14 orang (42.4%), yang kedua terbanyak adalah yang bergolongan II yaitu sebanyak 11 orang (33.3%), kemudian pegawai honorer sebanyak 4 orang (12.1%), yang paling sedikit adalah yang bergolongan I dan IV yang masing-masing memiliki frekuensi yang sama yaitu sebanyak 2 orang (6.1%).

B. Deskripsi Data Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan 2 variabel yang terdiri dari variabel bebas yaitu Disiplin Kerja (X) dan variabel terikat Kualitas Pelayanan Publik (Y). Variabel X terdiri dari 10 item pertanyaan dan variabel Y terdiri dari 15 item pertanyaan. Untuk lebih jelasnya akan dideskripsikan sebagai berikut :

1. Informasi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Tentang

Disiplin Kerja Sebagai Variabel Bebas (X)

(21)

Jawaban responden mengenai datang ke kantor dengan tertib dan tepat waktu

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner Penelitian 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai datang ke kantor dengan tertib dan tepat waktu ada sebanyak 14 orang (42.4%), yang menyatakan setuju sebanyak 16 orang (45.8%), yang menyatakan ragu-ragu ada sebanyak 3 orang (9.1%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas pegawai datang ke kantor dengan tertib dan tepat waktu.

Tabel 10

Jawaban responden mengenai pulang dari kantor dengan tertib dan tepat waktu

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

(22)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai pulang dari kantor dengan tertib dan tepat waktu sebanyak 14 orang (42.4%), yang menyatakan setuju sebanyak 14 orang (42.4%), yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 5 orang (15.2%). Dapat disimpulka bahwa mayoritas pegawai pulang dari kantor dengan tertib dan tepat waktu.

Tabel 11

Jawaban responden mengenai selalu berpakaian dengan rapi di kantor

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

(23)

Jawaban responden mengenai memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa kantor dengan sebaik-baiknya.

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : kuisioner penelitian 2017

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa kantor dengan sebaik-baiknya sebanyak 12 orang (36.4%), yang menjawab setuju sebanyak 19 orang (57.6%), yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang (6%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa kantor dengan sebaik-baiknya.

Tabel 13

Jawaban responden mengenai menaati segala peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

(24)

Dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai menaati segala peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis sebanyak 8 orang (24.3%), yang menyatakan setuju sebanyak 20 orang (60.6%), yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 2 orang (6%), yang menyatakan kurang setuju sebanyak 3 orang (9.1%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menaati segala peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis.

Tabel 14

Jawaban responden mengenai melaksanakan tiap pekerjaan dengan tepat waktu

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

(25)

Jawaban responden mengenai melaksanakan tiap pekerjaan dengan teliti dan sebaik-baiknya

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai melaksanakan tiap pekerjaan dengan teliti dan sebaik-baiknya sebanyak 12 orang (36.4%), yang menyatakan setuju sebanyak 18 orang (54.5%), yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 3 orang (9.1%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden melaksanakan tiap pekerjaan dengan teliti dan sebaik-baiknya.

Tabel 16

Jawaban responden mengenai memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

(26)

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat sebanyak 16 orang (48.5%), yang menyatakan setuju sebanyak 12 orang (36.4%), yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 5 orang (15.1%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden telah memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.

Tabel 17

Jawaban responden mengenai memiliki rasa tanggungjawab dalam bekerja

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

(27)

Jawaban responden mengenai tidak pernah mendapat sanksi dikarenakan kurang/tidak disiplin

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai tidak pernah mendapat sanksi dikarenakan kurang/tidak disiplin sebanyak 13 orang (39.4%), yang menyatak setuju sebanyak 7 orang (21.2%), yang menyatakan kurang setuju sebanyak 1 orang (3%), yang menyatakan tidak setuju sebanyak 12 orang (36.4%). Dapat disimpulkan bahwa beberapa pegawai tidak pernah mendapat sanksi dikarenakan kurang/tidak disiplin. Dan beberapa lainnya pernah mendapat sanksi dikarenakan kurang/tidak disiplin.

2. Informasi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Tentang

Kualitas Pelayanan Publik Sebagai Variabel Terikat (Y)

Tabel 19

Jawaban responden mengenai pelayanan dilaksanakan dengan sederhana dalam arti dilaksanakan secara cepat dan tidak berbeli-belit

(28)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai pelayanan dilaksanakan dengan sederhana dalam arti dilaksanakan secara cepat dan tidak berbelit-belit sebanyak 15 orang (45.5%), yang menjawab setuju sebanyak 17 orang (51.5%), yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang (3%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden melaksanakan pelayanan dengan sederhana dalam arti dilaksanakan secara cepat dan tidak berbeli-belit.

Tabel 20

Jawaban responden mengenai ruang tempat pelayanan cukup nyaman

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber :Kuisioner penelitian 2017

(29)

(6.1%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa ruang tempat pelayanan cukup nyaman.

Tabel 21

Jawaban responden mengenai merespon dengan cepat (tanggap) atas keluhan/persoalan yang disampaikan masyarakat.

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : kuisioner penelitian 2017

(30)

Tabel 22

Jawaban responden mengenai memberitahu waktu yang pasti dari penyelesaian setiap tahapan pengurusan.

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab sangat setuju mengenai memberitahu waktu yang pasti dari penyelesaian setiap tahapan pengurusan sebanyak 12 orang (36.4%), yang menjawab setuju sebanyak 18 orang (54.5%), yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang (9.1%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memberitahu waktu yang pasti dari penyelesaian setiap tahapan pengurusan.

Tabel 23

Jawaban responden mengenai menyelesaikan hasil pelayanan sesuai dengan waktu yang dijanjikan.

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

(31)

mengenai menyelesaikan hasil pelayanan sesuai dengan waktu yang dijanjikan sebanyak 6 orang (18.2%), yang menjawab setuju sebanyak 23 orang (69.7%), yang menjawab ragu-ragu sebanyak 4 orang (12.1%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyelesaikan hasil pelayanan sesuai dengan sesuai dengan waktu yang dijanjikan.

Tabel 24

Jawaban responden mengenai memberikan pelayanan tidak pernah melakukan kesalahan

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

(32)

Tabel 25

Jawaban responden mengenai mampu berkomunikasi yang baik dengan masyarakat

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai mampu berkomunikasi yang baik dengan masyarakat sebanyak 13 orang (39.4%), yang menjawab setuju sebanyak 20 orang (60.6%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mampu berkomunikasi yang baik dengan masyarakat.

Tabel 26

Jawaban responden mengenai melayani kebutuhan masyarakat dari sejak awal dan setiap saat

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

(33)

mengenai melayani kebutuhan masyarakat dari sejak awal dan setiap saat sebanyak 8 orang (24.2%), yang menjawab setuju sebanyak 22 orang (66.7%), yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang (6.1%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 1 orang (3%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden melayani kebutuhan masyarakat dari sejak awal dan setiap saat.

Tabel 27

Jawaban responden mengenai memberi informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan tepat.

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

(34)

Tabel 28

Jawaban responden mengenai pelayanan dapat diakses masyarakat dengan mudah

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab sangat setuju mengenai pelayanan dapat diakses masyarakat dengan mudah sebanyak 9 orang (27.3%), yang menjawab setuju sebanyak 17 orang (51.5%), yang menjawab ragu-ragu sebanyak 7 orang (21.2%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa pelayanan dapat diakses masyarakat dengan mudah.

Tabel 29

Jawaban responden mengenai pelayanan ditunjang dengan tersedianya layanan komunikasi

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

(35)

setuju mengenai pelayanan ditunjang dengan tersedianya layanan komunikasi sebanyak 9 orang (27.3%), yang menjawab setuju sebanyak 20 orang (60.6%), yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang (9.1%), yang menjawab kurang setuju sebanyak 1 orang (3%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju mengenai pelayanan ditunjang dengan tersedianya layanan komunikasi.

Tabel 30

Jawaban responden mengenai memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan.

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

(36)

Tabel 31

Jawaban responden mengenai berkompeten dalam memberikan pelayanan.

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai berkompeten dalam memberikan pelayanan sebanyak 6 orang (18.2%), yang menyatakan setuju sebanyak 24 orang (72.7%), yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 3 orang (9.1%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berkompeten dalam memberikan pelayan.

Tabel 32

Jawaban responden mengenai memiliki reputasi yang baik dalam memberikan pelayanan

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

(37)

setuju mengenai memiliki reputasi yang baik dalam memberikan pelayanan sebanyak 9 orang (27.3%), yang menyatakan setuju sebanyak 21 orang (63.6%), yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 3 orang (9.1%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki reputasi yang baik dalam melakukan pelayanan.

Tabel 33

Jawaban responden mengenai memberikan pelayanan dengan benar serta sesuai dengan prosedur.

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

(38)

BAB V

ANALISA DATA

A. Rekapitukasi Data

Setelah selruh data yang diperoleh dari hasil penelitian diuraikan, maka tahap selanjutnya dalah melakukan pembahasan dan interprestasi data untuk masing-masing variable penelitian, yakni dengan membuat rekapitulasi data dari penilaian disiplin kerja (variable X) dan kualitas pelayanan public (variable Y).

1. Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk

Disiplin Kerja (Variabel X)

Setelah data penelitian dianalisis maka diperoleh nilai/skor tertinggi adalah 32,9418 dan nilai/skor terendah adalah 19,3585. Untuk menentukan jarak intervalnya maka digunakan rumus sebagai berikut :

� = ������������� − �����������ℎ

�����ℎ��������

�= 32,942−19,358

5

�= 13,584

5

�= 2,717

(39)

Untuk kategori tinggi : 27,512 – 30,229

Untuk kategori sedang : 24,794 – 27,511

Untuk kategori rendah : 22,076 – 24,793

Untuk kategori sangat rendah : 19,358 – 22,075

Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja di Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, dapat dilihat dari rekapitulasi jawaban responden dalam tabel berikut ini :

Tabel 34

Rekapitulasi Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Disiplin Kerja Interval Kategori Frekuensi Presentase (%) Sangat Tinggi

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

(40)

2. Kualitas Pelayanan Publik (Variabel Y)

Setelah penelitian maka diperoleh nilai/skor tertinggi adalah 51,821 dan nilai/skor terendah adalah 25,904. Untuk menentukan jarak intervalnya maka digunakan rumus sebagai berikut :

� = ������������� − �����������ℎ

�����ℎ��������

�= 51,821−25,904

5

�= 25,916

5

�= 5,183

Interval tersebut dapat digunakan untuk menyusun kategori sebagai berikut :

Untuk kategori sangat tinggi : 46,639 – 51,821

Untuk kategori tinggi : 41,455 – 46,638

Untuk kategori sedang : 36,272 – 41,454

Untuk kategori rendah : 31,088 – 36,271

(41)

Rekapitulasi Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Kualitas Pelayanan Publik

Interval Kategori Frekuensi Presentase (%) Sangat Tinggi

Sumber : Kuisioner penelitian 2017

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kualitas pelayanan publik di Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang berada pada kategori sedang yang ditunjukkan dari 11 responden (33,33%), kategori sangat tinggi sabanyak 6 responden (18,19%), kategori tinggi sebanyak 7 resonden (21,21%), kategori rendah sebanyak 7 responden (21,21%), kategori sangat rendah sebanyak 2 responden (6,06%).

3. Koefisien Korelasi Product Moment

Untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara disiplin kerja (variable x) terhadap kualitas pelayanan publik (variable y), maka dapat dilihat dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment.

N = 33

Ʃ

x = 849,949

(42)

Ʃ�

2

=

22.445,89

Ʃ�

2

=

54.582,88

Ʃxy =

34.634,1

��= �.∑ �� −(∑ �)(∑ �)

����.∑ �2�−(∑ �)2����.∑ �2�−(∑ �)2�

��= 33 � 34.634 ,1−(849 ,949 )(1.326 ,361 )

��(33 � 22.445 ,89)−(849 ,949 )2��(33 � 54.582 ,88)−(1.326 ,361 )2�

��= 1.142 .925 ,2−1.127 .300 ,9

�[(740 .714 ,28)(722 .412 ,8)][(1.801 .235 ,1)−(1.759 .115 )]

��= 15.624 ,328

�[18.301 ,488 ][42.119 ,938 ]

��= 15.624 ,328 �[(770 .857 .546 )]

��= 15.624 ,328 27.764 ,321

��= 0,563

(43)

dikonsultasikan dengan nilai tabel untuk n=30 dan kesalahan 5% maka r-tabel adalah 0,344. Dengan demikian korelasi itu signifikan dan hipotesis yang diajukan dapat diterima karena nilai rxy adalah lebih besar dari nilai r-tabel n=33 yaitu 0,563 > 0,344. Untuk mengetahui kadar tinggi rendahnya koefisien korelasi, maka diperlukan interprestasi sebagai berikut :

Tabel 36

Tabel Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien

Antara 0,00 – 0,19 Antara 0,20 – 0,39 Antara 0,40 – 0,59

Anatara 0,60 – 0,79 Antara 0,80 – 1,00

Tingkat Hubungan

Sangat rendah Rendah Sedang

Tinggi Sangat tinggi

(44)

4. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi (Uji “t”)

Untuk mengetahui apakah variabel X dan variabel Y terdapat hubungan terdapat hubungan atau tidak, maka dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji-t dan dk = n-2 dengan α =

0,05 (uji dua pihak) adalah sebagai berikut :

� = �√� −2

√1− �2

� =0,563√33−2

�1− 0,5632

�= 0,563√31

√1− 0,316969

� =0,563 � 5,568

√0,683031

� =3,134784

0,826457

�= 3,793

Hasil perhitungan uji signifikansi koefisien korelasi didapat harga t-hitung adalah 3,793 selanjutnya dibandingkan dengan harga t-tabel. Jika dilihat pada tabel t untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = 33 – 2 = 31, maka diperoleh t-tabel adalah 2,039.

(45)

tersebut ada pengaruh signifikan antara disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan publik pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

5. Koefisien Determinasi

Tujuan koefsien determinan ini adalah untuk mengetahui presentase besarnya pengaruh variabel X (variabel bebas) terhadap variabel Y (variabel terikat), yang dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :

D

=

�����2� 100%

D = (0,563)2 100%

D = 0,31696 � 100%

D = 31,696%

Dengan koefisien determinasi, maka diperoleh hasil sebesar 31,696%. Ini berarti pencapaian kualitas pelayanan publik pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang dipengaruhi oleh adanya disiplin kerja sebesar 31,696%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini yakni sebesar 69,304%.

6. Regresi Linier Sederhana

(46)

�= (∑ ��)(∑ ��

2)(∑ ��)(∑ ����)

�.∑ �2� −(∑ ��)2

�= (1.326,316)(22.445,89)− (849,949)(34.634,1)

33 � 22.445,89− (849,949)2

� = (29.770.348)−(29.437.206)

740.714,3− 722.412,8

� = 333.142

18.301,49

� = 18,203

�= � ∑ ���� − (∑ ��)(∑ ��)

� ∑ �2� − (∑ ��)2

� = 33 � 34.634,1− (849,949)(1.326,316)

33 � 22.445,89− (849,949)2

�= 1.142.925−1.127.301

740.714,3−722.412,8

� = 15.624,33

18.301,49

�= 0,854

Berdasarkan regresi linier sederhana, nilai disiplin kerja dan kualitas pelayanan publik pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang adalah Y = 18,203 + 0,854 X. Hasil dari persamaan regresi linier di atas mempunyai makna :

(47)
(48)

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan publik pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil rekapitulasi dari data penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan publik pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang dapat dikatakan baik. Hal ini ditunjukkan bahwa disiplin kerja (variabel X) berada pada kategori tinggi berdasarkan jawaban responden yang berjumlah 8 responden (24,24%) dari total responden sebanyak 33 orang (100%). Sedangkan untuk kualitas pelayanan public berada pada kategori sedang berdasarkan jawaban responden yang berjumlah 11 responden (33,33%) dari total responden sebanyak 33 orang (100%).

(49)

maka dapat dinyatakan bahwa Ha diterima jika –tα < t-hitung > +tα ( -2,039 < 3,793 dan 3,793 > -2,039) dan Ho ditolak. Dari penjelasan tersebut ada pengaruh signifikan antara disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan publik pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

4. Dengan koefisien determinasi, maka diperoleh hasil sebesar 31,696%. Ini berarti pencapaian kualitas pelayanan publik pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang dipengaruhi oleh adanya stimulan dari disiplin kerja sebesar 31,696%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak dibahas dalam penelitian ini yakni sebesar 69,304%.

5. Berdasarkan perhitungan regresi linier sederhana, nilai disiplin kerja dan kualitas pelayanan publik pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang adalah Y=18,203 + 0,854 X.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis ingin memberikan saran sebagai berikut :

1. Dari segi disiplin kerja

(50)
(51)

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan analisis kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variabel yang satu memiliki hubungan sebab akibat dengan variabel yang lain.

B. Lokasi Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan pada Kantor Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiono (2005: 90) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Kantor Camat Pancur Batu yang berjumlah 33 pegawai.

2. Sampel

Pengambilan sampel dimaksudkan sebagai representatif dari seluruh populasi,

sehingga kesimpulannya juga berlaku bagi keseluruhan populasi. Menurut Arikunto

(52)

Namun apabila jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka sampel yang diambil

sebesar 10%-15%-20%-25% atau lebih.

Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan prosedur

pengambilan sampel adalah seluruh pegawai di Kantor Camat Pancur Batu

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner, yaitu dengan membuat daftar pertanyaan dalam bentuk angket yang berkaitan dengan disiplin kerja dan pelayanan publik yang ditujukan kepada pegawai negeri sipil dan masyarakat.

2. Studi dokumentasi yaitu teknik yang digunakan dengan mengambil data berdasarkan dokumen-dokumen atau laporan-laporan yang ada pada instansi Kantor Camat yang berhubungan dengan penelitian seperti sejarah instansi, struktur organisasi, uraian tugas dan lain-lainnya.

3. Wawancara yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak Kantor Camat maupun masyarakat sipil yang berhubungan dengan penelitian ini dalam hal ini dengan staf personalia.

E. Teknik Pengukuran Skor

(53)

alternatif tersebut diberikan skor dengan penilaian nilai skala sebagai berikut : a. Untuk alternatif jawaban “a” diberi skor 5.

b. Untuk alternatif jawaban “b” diberi skor 4 c. Untuk alternatif jawaban “c” diberi skor 3 d. Untuk alternatif jawaban “d” diberi skor 2 e. Untuk alternatif jawaban “e” diberi skor 1.

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang, rendah, terlebih dahulu ditetapkan kelas intervalnya.

Berdasarkan alternatif jawaban dari masing-masing responden, ditentukan kelas intervalnya dengan perhitungan, sebagai berikut :

������������� − �����������ℎ �����������������

Maka diperoleh :

5−1 5 = 0,8

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu:

Kategori Nilai

Sangat tinggi 4,24 – 5,00

Tinggi 3,43 – 4,23

Sedang 2,62 – 3,42

Rendah 1,81 – 2,61

(54)

F. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kuantitatif yang digunakan untuk menguji hubungan/pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan perhitungan statistik. Adapun metode statistik yang digunakan dalam mengelola data penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Teknik analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan tinggi rendahnya hubungan antar variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) (Sugiyono, 2005: 212).

Cara perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut:

��= �.∑ �� −(∑ �)(∑ �)

����.∑ �2�−(∑ �)2����.∑ �2�−(∑ �)2�

Keterangan :

�� = Koefisien korelasi antara gejala x dan y

N

= Jumlah sampel

∑ � = jumlah skor x

∑ �= jumlah skor y

∑ ��= jumlah hasil kali antara x dan y

(55)

kenaikan nilai variabel pertama diikuti dengan variabel yang lain.

b. Nilai ��� negatif artinya kedua variabel menunjukkan hubungan negatif dimana

kenaikan nilai variabel pertama diikuti oleh turunnya variabel kedua.

c. Nilai r sama dengan nol artinya kedua variabel tidak menunjukkan hubungan dimana variabel pertama tetap meskipun variabel lain berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka (Sugiyono, 2005 : 149), yaitu :

Tabel 1

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien

Antara 0,00 – 0,199

Antara 0,20 – 0,399

Antara 0,40 – 0,599

Antara 0,60 – 0,799

Antara 0,80 – 1,000

Tingkat Hubungan

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

Dari nilai ��� yang diperoleh dapat dilihat secara langsung melalui tabel korelasi

untuk mengetahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan. Ketentuannya adalah bila

�ℎ�����lebih kecil dari ������ (�ℎ�����<������) maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Sebaliknya, apabila �ℎ����� lebih besar dari ������ (�ℎ����� >������ ) maka Ha

(56)

Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r signifikan tertentu, dalam hal ini yang signifikan 5%. Bila nilai r tersebut adalah signifikan berarti hipotesa kerja/hipotesa alternatif dapat diterima.

Pada korelasi product moment, data harus berskala interval maka data berskala ordinal harus ditransformasikan terlebih dahulu menjadi skala interval dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan pada setiap butir ditentukan beberapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 dan 5 yang disebut frekuensi

b. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi,

c. Menentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor,

d. Menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh,

e. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan nilai tabel tinggi densitas dengan rumus:

�(�)‐ 1

√2�� �− �2

2�,−∞<�+∞

f. Menentukan nilai setiap skala untuk setiap kategori

�����= (������������������� )– (�������������������) (�������������������)− (��������������)

g. Hitung skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan

(57)

MSI (Methode of Succesivbe Interval) yang dirancang oleh Drs. Rasudyn Ginting, M.Si. Program MSI sebagai penyempurnaan dari program-program yang telah ada sebelumnya. Mentransformasikan data skala ordinal menjadi data skala interval yang berguna untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval.

2. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi (Uji “t”)

Untuk mengetahui apakah diantara dua variabel terdapat hubungan yang independen atau tidak, maka perlu dilakukan uji independen. Hipotesis yang harus diujikan adalah Ho : ρ = 0, melawan Ha : ρ≠ 0. Dimana sampel yang diambil dari populasi normal bervariabel dua berukuran n memiliki koefisien korelasi r, maka dapat digunakan uji statistik t dengan rumus (Suharyadi, 2004 : 466) :

�= �√� −2 √1− �2

Keterangan : t = nilai hitung

r = nilai koefisien korelasi n = jumlah data pengamatan

Hasil �ℎ����� kemudian dikonfirmasi pada nilai ������ untuk mengetahui

sejauh mana hasil penelitian memenuhi syarat kelayakan data secara empiris. Kriteria pengujian adalah jika harga �ℎ����� <������ , maka hipotesis alternatif

ditolak dan jika harga �ℎ����� >������ , maka hipotesis alternatif diterima.

Selanjutnya untuk taraf nyata = α, maka hipotesis diterima jika –�(1−1/2)� <

� <�(1−1/2)�, dimana distribusi t yang digunakan mempunyai dk = (n-2).

(58)

Bentuk alternatif untuk menguji hipotesis Ho bisa Ha : ρ> 0 atau Ha : ρ<

0. Yang pertama merupakan uji pihak kanan sedangkan yang kedua merupakan uji pihak kiri. Daerah kritis pengujian harus disesuaikan dengan alternatif yang diambil.

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinan digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Adapun rumus koefisien determinasi “D” yaitu (Sugiyono, 2005 : 212) :

D

=

����� 2

� 100%

Keterangan:

D = Koefisien determinan

��� = Koefisien korelasi product moment anatara x dengan y.

4. Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal/sebab akibat satu variabel independen (variabel bebas) dengan satu variabel dependen (variabel terikat). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah (Sugiyono, 2005 : 204-206):

Y = a +bX Keterangan:

Y = Subjek dalam variable dependen yang diprediksikan a = Konstanta (nilai Y apabila X = 0)

(59)

�= (∑ ��)(∑ ��

2) (∑ ��)(∑ ����)

�.∑ �2� − (∑ ��)2

(60)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fungsi primer dari pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat. Sebagai sebuah lembaga, pelayanan publik menjamin keberlangsungan administrasi negara yang melibatkan pengembangan kebijakan pelayanan dan pengelolaan sumber daya yang berasal dari dan untuk kepentingan publik. Rendahnya kualitas pelayanan publik merupakan salah satu sorotan yang diarahkan kepada birokrasi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Perbaikan pelayanan publik di era reformasi ini merupakan harapan seluruh masyarakat, namun dalam perjalanan reformasi ternyata tidak mengalami perubahan yang signifikan. Berbagai tanggapan masyarakat justru cenderung menunjukkan bahwa berbagai jenis pelayanan publik mengalami kemunduran yang utamanya ditandai dengan banyaknya penyimpangan dalam layanan publik tersebut. Sistem dan prosedur pelayanan yang berbelit-belit, dan sumber daya manusia yang lamban dalam memberikan pelayanan, mahal, tertutup, dan diskriminatif serta berbudaya bukan melayani melain dilayani juga merupakan aspek layanan publik yang banyak disoroti.

(61)

efisien, sementara karakteristik pelayanan pemerintah yang sebagian bersifat monopoli sehingga tidak menghadapi permasalahan persaingan pasar menjadikan lemahnya perhatian pengelola pelayanan publik akan penyediaan pelayanan yang berkualitas. Lebih buruk lagi kondisi ini menjadikan sebagian pengelola pelayanan memandaatkan untuk mengambil keuntungan pribadi, dan cenderung mempersulit prosedur pelayanannya. Akibat permasalahan tersebut, citra buruk pada pengelolaan pelayanan publik masih melekat sampai saat ini sehingga tidak ada kepercayaan masyarakat pada pengelola pelayanan. Kenyataan ini merupakan tantangan yang harus segera diatasi pada era persaingan bebas pada saat ini.

Dari sisi manajemen pemerintahan, penerapan desentralisasi dan otonomi daerah merupakan instrumen utama untuk mencapai suatu negara yang mampu menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Membawa konsekuensi dan implikasi yang cukup besar terhadap perubahan paradigma pembangunan daerah. Daerah dituntut untuk mengurus rumah tangganya sendiri, baik dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

(62)

dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Disiplin pegawai tingkat kecamatan merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu penting pembinaan disiplin dengan tujuan agar tumbuh kesadaran dan menaati peraturan yang berlaku, mengembangkan jiwa dan semangat fokus kerja, mengembangkan nsikap untuk mementingkan kepentingan umum, mengembangkan daya tahan kerja, mengembangkan tanggung jawab yang tinggi, kepatuhan kepada atasan, kesetiakawanan terhadap semua pegawai dan peningkatan loyalitas kerja dalam menjalankan tanggung jawab kepada masyarakat dan negara. Disiplin mutlak dimiliki oleh setiap aparatur pemerintah, baik pemerintah di tingkat atas, maupun pemerintah di tingkat bawah, dengan demikian disiplin yang dimiliki aparatur pemerintah tingkat pusat juga harus dimiliki oleh aparatur pemerintah di tingkat daerah sehingga baik pusat maupun daerah saling menunjang dalam menciptakan disiplin nasional.

Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah Kabupaten Deli Serdang selalu dituntut untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, bangsa dan negara yang dicerminkan lewat kinerja aparat pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan serta peningkatan kebutuhan dasar masyarakat. Titik berat otonomi daerah pada saat ini adalah desa atau kecamatan, dimana pelayanan yang paling dekat dengan masyarakat dan secara langsung.

(63)

kepastian waktu, sebab seringkali pelaksanaan tugas pemberian pelayanan masih membutuhkan prosedur atau proses yang tidak sebentar. Hal tersebut seolah menunjukkan bahwa para pegawai seolah belum handal dan efektif dalam menangani suatu pekerjaan.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengasumsikan bahwa pegawai pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang belum sepenuhnya dapat menjalankan tugas pekerjaannya dengan baik atau dengan kata lain produktivitas kerjanya masih kurang sehingga kemudian tentunya akan berpengaruh terhadap pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat.

Disiplin pegawai negeri sipil akan menentukan kinerja,dimana kinerja tersebut ditunjukkan kepada kualitas pelayanan untuk masyarakat dan selanjutnya akan menentukan tingkat prestasi kerja. Oleh karena itu disiplin kerja memegang peranan yang sangat penting dan mutlak diperlukan, khususnya pada kantor camat yang berfungsi sebagai unit pelayan langsung kepada masyarakat sehingga dapat memberikan pelayanan langsung yang terbaik kepada masyarakat, sehingga pada hal ini disiplin kerja perlu mendapat perhatian. Atas dasar inilah penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul "Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Pada Kantor Camat Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang".

B. Rumusan Masalah

(64)

disiplin kerja pegawai negeri sipil pada Kantor Camat Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang terhadap kualitas pelayanan publik ?

C. Tujuan Penelitian

Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan,dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan itu sendiri. penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, mendeskripsikan suatu prosedur aparatur negara dalam menjalankan tugasnya.

Adapun yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana disiplin kerja pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan publik pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan publik pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara subjektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kamempuan berfikir dalam menulis karya ilmiah.

(65)

bahan perbandingan,serta dapat memberikan kontribusi keilmuan pada civitas akademika.

E. Kerangka Teori

Dengan adanya kerangka teori, maka memudahkan penulis dalam rangka menyusun penelitian ini dimana kerangka teori digunakan untu memberikan landasan berpikir yang berguna untuk membantu penelitian dalam memecahkan masalah. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberi gambaran dan batasan tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan. Dengan demikian penulisan dapat menggunakan teori-teori yang relevan dengan tujuan penelitian.

1. Kedisiplinan

a. Pengertian Disiplin

Kedisiplinan sering diartikan sebagai kepatuhan seseorang atau organisasi terhadap sesuatu perintah dan berinisiatif untuk melaksanakannya. Disiplin adalah setiap perseorangan dan juga kelompok yang menjamin adanya kepatuhan terhadap perintah dan berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang diperlukan seandainya tidak ada perintah (Heidjrachman dan Suad Husnan, 2001: 15).

(66)

Disiplin kerja adalah ketaatan personalia publik terhadap peraturan, kaidah, pedoman yang berlaku dalam organisasi maupun pekerjaan yang telah ditetapkan padanya (Revida, 2010:14).

Menurut Sastrohadiwiryo (2002:208), disiplin kerja dapat didefinisikan sabagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran disini merupakan sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Sedangkan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Disiplin kerja pegawai negeri sipil merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi atau organisasinya baik yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan pekerjaan yang dilakukan efektif dan efesien.

(67)

para tenaga kerja, antara lain:

1. Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen.

2. Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.

3. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya.

4. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan.

5. Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Jenis-Jenis Disiplin

T. Hani Handoko dalam Martoyo (2003:144) menggolongkan jenis-jenis disiplin antara lain:

1. Disiplin Preventif

(68)

dalam hal ini adalah ditumbuhkannya “self discipline” pada setiap pegawai tanpa kecuali.

2. Disiplin Korektif

Disiplin korektif merupakan kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran yang terjadi terhadap aturan-aturan, dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif ini berupa suatu bentuk hukuman atau tindakan pendisiplinan (disciplinary action), yang wujudnya dapat berupa “peringatan” ataupun berupa “schorsing”. Semua sasaran pendisiplinan tersebut harus positif, bersifat mendidik dan mengoreksi kekeliruan untuk tidak terulang kembali.

Sedangkan menurut Keith Davis dan John W. Newstrom dalam Triguno (1997:50), menyatakan bahwa disiplin mempunyai 3 (tiga) macam bentuk, yaitu: 1. Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah tindakan SDM agar terdorong untuk menaati standar atau peraturan. Tujuan pokoknya adalah mendorong SDM agar memiliki disiplin pribadi yang tinggi, agar peran kepemimpinan tidak terlalu berat dengan pengawasan atau pemaksaan, yang dapat mematikan prakarsa dan kreativitas serta partisipasi SDM.

2. Disiplin Korektif

(69)

Disiplin progresif adalah tindakan disipliner berulang kali berupa hukuman yang makin berat, dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan.

c. Prinsip-Prinsip Pendisiplinan

Prinsip-prinsip pendisiplinan yang dikemukakan Ranupandojo (1990:241) adalah:

1. Pendisiplinan dilakukan secara pribadi.

Pendisiplinan seharusnya dilakukan dengan memberikan teguran kepada pegawai. Teguran jangan dilakukan di hadapan orang banyak. Karena dapat menyebabkan pegawai yang ditegur akan merasa malu dan tidak menutup kemungkinan menimbulkan rasa dendam yang dapat merugikan organisasi.

2. Pendisiplinan harus bersifat membangun.

Selain memberikan teguran dan menunjukkan kesalahan yang dilakukan pegawai, harus disertai dengan saran tentang bagaimana seharusnya berbuat untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama.

3. Pendisiplinan harus dilakukan sacara langsung dengan segera.

Suatu tindakan dilakukan dengan segera setelah terbukti bahwa pegawai telah melakukan kesalahan. Jangan membiarkan masalah menjadi kadaluarsa sehingga terlupakan oleh pegawai yang bersangkutan.

4. Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan.

(70)

5. Pimpinan hendaknya tidak melakukan pendisiplinan sewaktu pegawai absen. Pendisiplinan hendaknya dilakukan dihadapan pegawai yang bersangkutan secara pribadi agar ia tahu telah melakukan kesalahan. Karena akan percuma pendisiplinan yang dilakukan tanpa adanya pihak yang bersangkutan.

6. Setelah pendisiplinan sikap dari pimpinan haruslah wajar kembali.

Sikap wajar hendaknya dilakukan pimpinan terhadap pegawai yang telah melakukan kesalahan tersebut. Dengan demikian, proses kerja dapat lancar kembali dan tidak kaku dalam bersikap.

2. Pelayanan Publik

a. Pengertian Pelayanan Publik

Berdasarkan keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003, definisi dari pelayanan umum adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dipusat, didaerah, dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut UU Nomor 25/2009, bab I, pasal 1, ayat (1), pengertian pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

(71)

terhadap publik ( publik=umum).

Menurut Moenir (2001:7) Pelayanan umum adalah suatu usaha yang dilakukan kelompok atau seseorang atau birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu

Menurut Widodo (2001:131), Pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang tekah ditetapkan.

Pelayanan merupakan kegiatan utama pada orang yang bergerak di bidang jasa, baik itu orang yang bersifat komersial ataupun yang bersifat non komersial. Namun dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan antara pelayanan yang dilakukan oleh orang yang bersifat komersial yang biasanya dikelola oleh pihak swasta dengan pelayanan yang dilaksanakan oleh organisasi non komersial yang biasanya adalah pemerintah. Kegiatan pelayanan yang bersifat komersial melaksanakan kegiatan dengan berlandaskan mencari keuntungan, sedangkan kegiatan pelayanan yang bersifat non- komersial kegiatannya lebih tertuju pada pemberian layanan kepada masyarakat (layanan publik atau umum) yang sifatnya tidak mencari keuntungan akan tetapi berorientasikan kepada pengabdian.

(72)

Milik Daerah, dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Unsur-unsur Pelayanan Publik

Dalam proses kegiatan pelayanan publik terdapat beberapa faktor atau unsur yang mendukung jalannya kegiatan. Menurut A.S. Moenir (2001:8) unsur-unsur tersebut antara lain:

1. Sistem, Prosedur dan Metode

Yaitu di dalam pelayanan publik perlu adanya sistem informasi, prosedur dan metode yang mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan.

2. Personil, terutama ditekankan pada perilaku aparatur; dalam pelayanan publik aparatur pemerintah selaku personil pelayanan harus profesional, disiplin dan terbuka terhadap kritik dari pelanggan atau masyarakat.

3. Sarana dan prasarana

Dalam pelayanan publik diperlukan peralatan dan ruang kerja serta fasilitas pelayanan publik. Misalnya ruang tunggu, tempat parkir yang memadai.

4. Masyarakat sebagai pelanggan

(73)

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa, penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan sebagai berikut (Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004):

1. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. 2. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

4. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Keamanan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi.

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

(74)

Dalam proses kegiatan pelayanan diatur juga mengenai prinsip pelayanan sebagai pegangan dalam mendukung jalannya kegiatan. Adapun prinsip pelayanan publik menurut keputusan MENPAN No. 63/ KEP/ M. PAN/ 7/ 2003 antara lain adalah :

1. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit- belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan

Persyaratan teknis dan administrative pelayanan publik; unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dan sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik; rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah. 5. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.

(75)

bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

8. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, Keramahan dan Kesopanan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

10.Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parker, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.

(76)

1. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengadaan.

2. Waktu Pemyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

3. Biaya Pelayanan

Biaya atau tarif pelayanan termasuk rinciannya yang dititipkan dalam proses pemberian pelayanan.

4. Produk Pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

5. Sarana dan Prasarana

Penyedia sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.

6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan

Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.

(77)

sesuai dengan kebutuhan dan prosesnya memuaskan dan tidak menyulitkan masyarakat.

d. Jenis-Jenis Pelayanan Publik

Pemerintah melalui lembaga dan seluruh aparaturnya bertugas menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh aparatur terdiri dari berbagai macam bentuk.

Dalam keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003, pelayanan publik dibagi berdasarkan 3 kelompok, yaitu :

1. Pelayanan administratif

Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumendokumen ini antara lain Kartu Tanda Pendudukan (KTP), akte Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat kepemilikan atau penguasaan Tanah dan sebagainya.

2. Pelayanan barang

Gambar

Tabel 3
Tabel 4
Tabel 7
Tabel 9
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan instrumen musik Gendang Singindungi Dan Gendang Singanaki Di Desa Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang,

IDENTIFIKASI ZAT WARNA PADA SAUS YANG BEREDAR DI PASAR PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG.. SECARA

masyarakat baik berupa barang atau jasa yang dilakukan sesuai dengan standar. dan peraturan yang

Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kuantitatif yang digunakan untuk menguji hubungan/pengaruh antara variabel bebas dan

Tahun 2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab terjadinya Harmonisasi interaksi antar etnis di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang merupakan faktor

LEMBAR OBSERVASI PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUMAH KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG..

1674 Pengaruh Senam Lansia terhadap Pola Tidur Sehari-hari di Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, Indonesia Elderly Exercises on Daily Sleep Patterns at the Pancur Batu