• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Jenis cacat Biji Kopi dengan Pengolahan Citra dan Artificial Neural Network

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Jenis cacat Biji Kopi dengan Pengolahan Citra dan Artificial Neural Network"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 0216-3365

6

Terakreditasi "A"

SK No. 395/DIKTI/Kep/2000

-.;

Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia

(2)

j d

KETEKNIKAN

PERTANIAN

Technical Paper

PENENTUAN JENlS CACAT BIJI KOPl DENGAN PENGOLAHAN

ClTRA DAN

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

(Determining Defect Types of Coffee Bean Using Image Processing and Artificial Neural Network)

Imam ~ o f i ' i ' , I Wayan ~ s t i k a ~ , suroso3

Abstract

Determination of the defect types of coffee bean is usually carried out visually by those persons having expertise due to experiences. This method is exhaustive and imprecise since it is influenced by human fatigue. The objective of this research is to identify the defect types of coffee bean by using a digital image processing technique and an artificial neural network (ANN). Coffee bean image was taken using a digital camera and then processed by an image processing program. Two ANN models were developed. The first model had 10 input parameters while the second model had five input parameters. Both models had altogether 26 output parameters of the defect types. The accuracy of the first model was 72.6% while the second one was 68.2%.

Keywords: defect types, coffee bean, image processing, artificial neural network

PENDAHULUAN akibat ketidak konsistenan mata terhadap contoh yang dianalisa terutama terhadap

Menurut SNI biji kopi nomor 01-2907- contoh yang cukup banyak. Menurut

1999, mutu kopi dibagi menjadi tujuh Siswoputranto (1993) bobot biji kopi

tingkatan yaitu mutu 1, mutu 2, mutu 3, robusta umumnya 12-15 gram per 100

mutu 4a, mutu 4b, mutu 5 dan mutu 6. biji, sehingga 300 gram contoh kopi untuk

Mutu tersebut ditentukan berdasarkan penentuan mutu setara dengan 2000 -

jumlah nilai cacat dari 300 gram contoh 2500 butir.

kopi. Jumlah nilai cacat dari kopi Berdasarkan ha1 tersebut perlu dibuat

ditentukan oleh jenis cacat. Tap-tiap jenis metode penentuan jenis cacat yang

cacat merniliki nilai cacat tertentu. rnemiliki konsistensi tivggi. Karnera digital

Penentuan jenis cacat dilakukan dapat digunakan untuk maksud tersebut.

secara visual di bawah lampu penerangan Sebagai pengambil keputusan terhadap

yang dilakukan oleh tenaga terlatih. penentuan jenis cacat digunakan jaringan

Penen tuan dengan cara tersebu t syaraf tiruan (artificial neural network)

memungkinkan terjadinya kesalahan yang dilatih terlebih dahulu.

'

Staf Pengajar Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung

Staf Pengajar Departernen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian lnstitut Pertanian Bogor

Staf Pengajar Departernen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian lnstitut Pertanian Bogor

(3)

Vol

19

No.

2

September

2005

Tujuan dari penelitian ini adalah Pengolahan citra digital dipengaruhi

mengembangkan algoritma pengolahan oleh jenis perangkat keras dan perangkat

citra dan mengidentifikasi jenis-jenis cacat lunak yang digunakan. Salah sa tu

biji kopi menggunakan teknik pengolahan perangkat keras adalah sensor citra.

citra dan Artificial Neural Network (ANN). Banyak macam sensor citra yang

digunakan, namun saat ini yang sering

TINJAUAN PUSTAKA digunakan adalah solid state image

sensor karena mempunyai banyak

Pengolahan biji kopi kelebihan seperti konsumsi daya listrik

Metode pengolahan buah biji kopi yang kecil, ukurannya kecil dan kompak,

secara umum dibagi menjadi dua yaitu, tahan guncangan dan sebagainya.

metode pengolahan cara basah dan cara Sensor jenis ini dapat diklasifikasikan

kering. Metode yang pertama sering berdasarkan caranya m e l a k u k a n

digunakan oleh perkebunan-perkebunan scanning, yang umumnya dibedakan

kopi sedangkan yang kedua adalah menjadi dua jenis yaitu : Charge-Coupled

metode yang sangat sederhana yang D e v i c e ( C C D ) d a n M e t a l - O x i d e

dilaku kan oleh para petani kopi. Semiconductor (MOS) (Ahmad, 2002).

Perbedaan pokok dari kedua cara

tersebut adalah pada waktu pengupasan Artificial Neural Network

daging buah, kulit tanduk dan kulit ari. Artificial Neural Network (ANN)

Pada cara basah tahapan-tahapan merupakan sistem pemrosesan informasi

tersebut dilaksanakan pada saat kopi yang mempunyai karakteristik tertentu

gelondong masih dalam keadaan basah menyerupai jaringan syaraf biologi

sedangkan pada cara kering ketiga manusia (Fauset, 1994). ANN mampu

proses tersebut dilakukan saat buah mempelajari contoh input dan output yang

sudah kering (Clarke dan Macrae, 1987). diberikan, kemudian belajar beradaptasi

dengan lingkungan sehingga mampu

Jenis-jenis cacat memecahkan permasalahan yang tidak

Berdasarkan SNI biji kopi nomor 01- dapat dipecahkan dengan metode

2907-1999 jenis-jenis cacat kopi seperti konvensional. Selain itu ANN mampu

terdapat pada Tabel 1. menyelesaikan permasalahan dimana

hubungan antara input dan output tidak

Pengolahan citra diketahui dengan jelas. Dalam melakukan

Teknologi pengolahan citra merupakan proses belajar ANN dapat memodifikasi

proses pengolahan dan analisis citra yang tingkah lakunya sesuai dengan keadaan

banyak melibatkan persepsi visual. lingkungannya (Setiawan S, 1993).

P e n g o l a h a n c i t r a m a m p u u n t u k ANN tersusun dari beberapa lapisan

rnenganalisa penampilan suatu bahan (layer) yaitu lapisan masukan (input layer),

berdasarkan ukuran, warna dan bentuk. lapisan tersembunyi (hidden layer) dan

Serta rnemiliki tingkat ketepatan dan lapisan keluaran (output layer). Setiap

konsistensi lebih dari pada organ sensorik unit pada input layer akan menjadi

(4)

Jenis cacat Uraian

Biji hitam Biji kopi yang setengah atau lebih bagian luarnya berwarna hitam.

Biji hitam sebagian Biji kopi yang kurang dari setengah bagian luarnya berwarna hitam

B ~ j i hitam pecah Biji kopi yang berwarna hitam tidak utuh, ukuran sama atau kurang dari % bagian biji utuh

Kopi gelondong Buah kopi kering.

Biji coklat Biji kopi yang setengah atau lebih bagian luarnya berwarna coklat

Husk (kulit kopi) Kulit majemuk dari kopi gelondong dengan atau tanpa kulit ukuran besar ari dan kulit tanduk di dalamnya, yang berukuran lebih

besar dari % bagian kulit kopi gelondong utuh

Husk (kulit kopi) Kulit majemuk dari kopi gelondong dengan atau tanpa kulit ukuran sedang ari dan kulit tanduk di dalamnya, yang berukuran % sampai

dengan 'A bagian dari kulit kopi gelondong yang utuh Husk (kulit kopi) Kulit majemuk dari kopi gelondong dengan atau tanpa kulit ukuran kecil ari dan kulit tanduk di dalamnya, yang berukuran -= '/=

bagian kulit kopi gelondong utuh

Biji berkulit tanduk Biji kopi masih terbungkus dalam kulit tanduk

Kulit tanduk Kulit tanduk yang terlepas dari biji kopi yang berukuran >

ukuran besar 'A bagian kulit tanduk utuh.

Kulit tanduk Kulit tanduk yang terlepas atau tidak terlepas dari biji kopi ukuran sedang yang berukuran sampai % bagian dari kulit tanduk utuh.

Kulit tanduk Kulit tanduk yang terlepas atau tidak terlepas dari biji kopi ukuran kecil yang berukuran kurang dari 'A bagian dari kulit tanduk utuh.

Biji pecah Biji kopi yang tidak utuh yang besarnya sama atau kurang dari % bagian biji utuh.

Biji muda Biji kopi yang kecil dan keriput pada seluruh bagian luarnya.

Biji berlubang satu Biji kopi yang berlubang satu akibat serangan serangga

Biji berlubang Biji kopi yang berlubang lebih dari satu akibat serangan lebih dari satu serangga.

Ranting, tanah Ranting, tanah atau batu berukuran panjang atau diameter atau batu besar lebih dari 10 mm.

Ranting, tanah, Ranting, tanah atau batu berukuran panjang atau diameter batu sedang 5 m m - l O m m .

Ranting, tanah Ranting, gumpalan tanah atau batu berukuran panjang atau atau batu kecil diameter kurang dari 5 mm.

BAHAN DAN METODE

Ternpat dan Waktu

Tempat penelitian di Laboratarium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertaman, Departemen Teknik Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan sejak bulan April sampai dengan Juli 2004.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah kopi robusta pengolahan kering yang diperoleh dari petani di daerah Tanggamus dan eksportir di Bandar Lampung, yang terdiri dari kopi bagus, kopi cacat dan benda asing.

(5)

Uraian Keterangan

Merk kamera ORlTE VC-3210

Jarak kamera thd objek 170 mm

Resolusi citra 72 dpi

Format citra J PG

Ukuran frame 320 x 240 piksel (1 13 x 85 rnrn)

Kondis larnpu 2 buah lampu TL 20 watt

Tinggi lampu dari papan gambar 325 rnm

Sudut larnpu 45" dan 135"

Latar belakang objek kertas warna putih

Dimensi papan garnbar 456 x 550 x 50 rnrn

Dirnensi ruangan foto 660 x 630 x 600 rnrn

-

Penutup ruangan foto Styrofoam 18 mm warna putih

-

Vol

19

No. 2

September

2005

Tabel 2. Pengaturan peralatan dalam pengambilan citra

merk ORI'TE type VC-3210 resolusi 3.1 putih sebagai latar belakang. Pada tahap megapiksel, papan gambar, Styrofoam, ini pula dilakukan pemilihan jarak kamera seperangkat komputer dengan prosesor terhadap objek yang paling optimal. AMD Athlon(tm) 950 MHz, 112 MB RAM, Peralatan yang digunakan dan cara lampu 'I-L 20 watt, penggaris, timbangan. pengaturannya ditunjukkan pada Tabel 2. Digunakan beberapa perangkat lunak

yang beroperasi pada lingkungan Pengolahan citra biji kopi

Windows yaitu Jasc Paintshop Pro 6 Pengolahan citra biji kopi dilakukan untuk melihat tampilan citra biji kopi dan d e n g a n p r o g r a m p e n g o l a h c i tra Visual B a s i c 6 . 0 u n t u k b a h a s a menggunakan bahasa pemrograman

pemrograman. Visual Basic 6.0. Output program

pengolah citra adalah data-data numerik seperti luas, panjang, roundness, Persiapan biji kopi compactness, indeks merah, indeks hijau, Sampel biji kopi dipilih sesuai dengan indeks biru, hue (corak), saturasi dan . ketentuan SNI Biji Kopi nomor 01 -2907- intensitas. Selanjutnya data-data tersebut 1999 mengenai ketentuan umum syarat digunakan sebagai data input training mutu kopi pengolahan kering, demikian ANN dan validasi.

juga untuk menentukan jenis-jenis cacat Persamaan yang digunakan untuk pada kopi. Masing-masing jenis cacat menghitung data-data compactness, termasuk kopi bagus dipilih 50 butir untuk roundness, indeks merah, indeks hijau, data training dan 25 butir untuk data indeks biru adalah : (Ahmad U, 2002). validasi, sehingga jumlah data training

keseluruhan adalah 1300 data dengan Compactness ( C )

data validasi keseluruhan 650 data.

Pengambilan citra

[image:5.513.29.401.70.245.2]
(6)

lndeks rnerah (IR)

lndeks hijau (IG)

lndeks biru (IB)

Persamaan yang digunakan untuk menghitung hue, saturasi dan intensitas adalah: (Choi et a/, 1995; Ahrnad U , 2002)

Hue (H)

yang terdiri dari biji hitarn. biji hitarn sebagian, biji hitarn pecah, kopi gelondong, biji warna coklat, kulit kopi besar, kulit kopi sedang, kulit kopi kecil, biji berkulit tanduk, kulit tanduk besar, kulit tanduk sedang, kulit tanduk kecil, biji pecah, biji rnuda, biji lubang satu, biji lubang lebih dari satu, ranting besar, ranting sedang, ranting kecil, tanah besar, tanah sedang, tanah kecil, batu besar, batu sedang, batu kecil dan kopi bagus. Model 2 rnenggunakan 5 parameter input yang terdiri dari luas, panjang, roundness. saturasi dan intensitas dengan output sarna dengan pada Model 1. Algoritrna yang digunakan untuk kedua model a d a l a h p r o p a g a s i b a l i k ( b a c k

2R-G-B propagation)

Cos H =

2((R - G ) ~

+

(R - B)(G - B))'I2 (6)

Validasi Jika B > G maka

nilai hue adalah 360 - H

Saturasi (S)

2

lntensitas (I)

R + G + B

I

= - (8)

3

dimana :

.4 = luas area (piksel)

P = perimeter (piksel)

L = panjang diagonal (piksel) R = nilai warna merah (tanpa satuan) G = nilai warna hijau (tanpa satuan) B = nilai warna biru (tanpa satuan)

Arsitektur Artificial Neural Network (ANN)

Model ANN yang digunakan untuk pendugaan jenis-jenis cacat biji kopi ada

2, yaitu Model 1 dan Model 2. Pada Model 1 menggunakan 10 parameter input yang terdiri dari luas, panjang, roundness, compactness, indeks merah, indeks hijau, indeks biru, hue, saturasi dan intensitas. Output dari model 1 ada 26 parameter

Validasi dilakukan sebagai pengujian akurasi ANN terhadap contoh yang diberikan. Rumus yang digunakan adalah

Akurasi (%) = AIB x 100% (9)

dirnana :

A : jumlah data hasil pendugaan yang sarna dengan target

B : jumlah data

HASlL DAN PEMBAHASAN

Program Pengolah Citra

(7)

Vol

19 No. 2 September 2005

Masukan dari program pengolah citra adalah frame foto dari berbagai jenis cacat kopi dan kode-kode biner jenis cacat yang telah ditentukan terlebih dahulu. Keluaran dari program adalah data luas, panjang, r o u n d n e s s , compactness, indeks merah, indeks hijau, indeks biru, hue, saturasi dan intensitas

serta bilangan biner yang telah diinputkan. Selanjutnya data-data tersebut disimpan pada file dengan ekstensi .txt dan digunakan sebagai data training untuk program training ANN. Tampilan program pengolah citra seperti terdapat pada Gambar 1.

Data Training ANN

Data yang digunakan untuk training ANN terdiri dari parameter input dan parameter output. Parameter input adalah data numerik hasil pengolahan citra kopi berupa luas, panjang, roundness, compactness, indeks merah, indeks hijau, indeks biru, hue, saturasi dan intensitas. Sedangkan parameter output berupa jenis cacat yang dilambangkan dengan bilangan biner. Bilangan biner ini diperoleh

dengan cara menginputkan ke program pengolah citra sebelum program dijalankan (running program).

Bilangan biner yang digunakan untuk setiap jenis cacat berbeda-beda. Untuk jenis cacat biji hitam diberi kode 10000000000000000000000000, untuk b i j i hitam sebagian d i b e r i k o d e 0100000000000000000000000, untuk b i j i h i t a m p e c a h d i b e r i k o d e 001 0000000000000000000000 demikian seterusnya untuk jenis cacat lainnya. Sehingga setiap kali membuka file citra yang berbeda jenis cacatnya dan menjalankan program maka harus dilakukan penggantian kode biner. Sebelum melakukan training maka dilakukan normalisasi data dari masing- masing parameter input. Caranya adalah menjadikan nilai tertinggi dari data dengan nilai 1 (satu) dan nilai terendah 0 (nol). Tujuan dari normalisasi data adalah agar pada aktivasi fungsi sigmoid, hasil aktivasi menyebar pada range antara 0 sampai 1. Jika tidak dilakukan normalisasi data maka selang hasil aktivasi akan sempit dan tidak menyebar. Untuk data yang

-

n ~ l a ~ r

hue c

berac untul deng

comb

~ndel. akt~v:

i

1. 0 5

I

I Model

I Va

ANN )

tidak (

dilaku kopi tl digun: adalak progr: terdap pendu

pada

C

A ~ L hasil y:

[image:7.514.49.390.386.637.2]

..

-

-

Gambar 1 Tampilan program pengolah citra.

(8)

nilainya besar seperti data luas, panjang, hue dan intensitas cenderung mengurnpul berada dekat dengan nilai 1. Sedangkan untuk data yang mempunyai nilai kecil dengan nilai tertinggi kurang dari 1 seperti compactness, indeks merah, indeks hijau, indeks biru dan saturasi maka hasil aktivasi cenderung berada pada nilai 0

-

0.5.

Model ANN untuk pendugaan jenis cacat Validasi merupakan pengujian model ANN yang dilakukan terhadap data yang tidak digunakan dalam training. Validasi dilakukan terhadap setiap jenis cacat biji kopi termasuk kopi bagus. Data yang digunakan untuk validasi masing-masing adalah 25 but~r (1 frame foto). Tampilan program pendugaan jenis cacat kopi terdapat pada Gambar 2 dan akurasi pendugaan oleh kedua model seperti pada Gambar 3.

Akurasi dari kedua model memberikan hasil yang berbeda, pada Model 1 akurasi

tertinggi sebesar 72.6% dicapai pada iterasi ke-40 ribu sedangkan pada Model 2 akurasi tertinggi sebesar 68.2% diperoleh pada iterasi ke-25 ribu. Model 1 mernberikan akurasi yang lebih tinggi, ha1 ini disebabkan pada Model 1 input yang diberikan jumlahnya dua kali lebih besar dari Model 2, dernikian juga pada lapisan tersernbunyi. Dengan sernakin banyaknya data input maka akan semakin banyak kornbinasi pasangan data, sehingga output yang dihasilkan akan semakin mendekati output data (target).

Jumlah iterasi yang sernakin besar tidak dapat rnenjarnin akurasi yang lebih besar. Pada Model 1, iterasi ke-45 ribu dan ke-50 ribu rnemberikan akurasi yang lebih rendah dibanding iterasi ke-40 ribu. Dernikian pula pada Model 2, iterasi ke- 30 ribu, ke-35 ribu dan ke-40 ribu memberikan akurasi lebih rendah dibanding iterasi ke-25 ribu. Akurasi yang rendah ini kernungkinan disebabkan

Lust: F l n d s k r ~ i e u ) 3427kew

P-: ]20 lrdekt Biu

Rovlbelt: Hw

C a n p s c n s u p E T = t d p G r IndellMaah

1

da-d=

HASlL PENDUGAAN

Jenis C a d Jml mntoh

B* Har

lo

eihhabapan )U

BS Man peah

kopi

-

10

BS cddar 10

kt& kopi bara ID k 9 kopitsdag 10 kTr kopi k s d 10 lo

B i t a k r Y l a h k

10

k 9 IuxM bora 10

k a t a d k r s d a g 10 k d rwlk k d

Bii pscah I'J

8'; m& lo

B j t a L b m g l I0

B ' ' k b a n g > l 10

I

- h a lo

1-m

10 ranbnp k d 10

T h b 10

raJlrsdup 10

Tad7 k d 10

Bbtutwa 10

Babr r a d a p 10

B& k d 10

kap haw 10 121

Terdetaksi 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23

[image:8.513.45.396.350.633.2]
(9)

Vol

19

No. 2 September 2005

terjadinya over training karena jaringan datanya. Sebagai contoh hasil akurasi rnenjadi spesifik untuk data training. pendugaan tertinggi oleh kedua rnodel Perbandingan hasil pendugaan antara terjadi pada kopi gelondong dan ranting Model 1 dan Model 2 terdapat pada Tabel besar sebesar 100% sedangkan akurasi

3. Hasil pendugaan yang sarna antara terendah pada pendugaan biji berlubang Model 1 dengan Model 2 terjadi pada

> I ,

yaitu untuk Model 1 sebesar 12%

kopi gelondong, kulit kopi besar, ranting dan Model 2 sebesar 0%. Jika dilihat dari besar dan ranting sedang. Hal ini berarti pola sebaran datanya rnenunjukkan faktor input compactness, indeks rnerah, bahwa sebaran data pada biji berlubang indeks hijau, indeks biru, dan hue tidak

> I

lebih seragarn (rnernpunyai tingkat rnernpengaruhi ANN dalarn klasifikasi persamaan yang tinggi dengan data yang output. lain dalarn ha1 luas, panjang, roundness, Ada beberapa jenis cacat kopi yang compactness, indeks rnerah, indeks hijau, dicirikan oleh faktor compactness, indeks indeks biru, hue, saturasi dan intensitas) merah, indeks hijau, indeks biru dan hue dibandingkan dengan kopi gelondong yaitu biji hitarn, biji hitam pecah, kulit kopi dan ranting besar.

sedang, kulit kopi kecil, biji berkulit tanduk, Pada Tabel 3 ada jenis cacat yang kulit tanduk besar, kulit tanduk kecil, biji rnernpunyai akurasi pendugaan 0% yaitu pecah, biji berlubang 1, biji berlubang > biji berlubang > 1 walaupun contoh yang I, tanah sedang, batu besar, batu sedang, digunakan untuk validasi rnernpunyai batu kecil dan kopi bagus. Dengan tidak kemiripan dengan data yang digunakan adanya faktor-faktor tersebut rnaka untuk training. Nilai 0% ini berarti dari akurasi Model 2 rnernberikan hasil yang contoh tersebut tidak satupun dikenali lebih rendah. Tetapi ada beberapa jenis sebagai biji berlubarlg > 1. Hasil validasi cacat yang justru akan menu run ini dipengaruhi oleh bobot yang dihasilkan akurasinya jika faktor tersebut dilibatkan, saat training.

[image:9.514.39.409.419.655.2]

ha1 ini terjadi pada biji hitarn sebagian, Tujuan dari training pada model ANN biji coklat, kulit tanduk sedang, biji rnuda, adalah untuk mendapatkan bobot antar ranting kecil, tanah besardan tanah kecil. lapisan. Perbaikan bobot dilakukan Secara urnurn akurasi pendugaan selarna t r a i n i n g d e n g a n c a r a sangat dipengaruhi oleh pola sebaran rneminirnumkan error antara output ANN

Gambar 3 Akurasi ANN Model 1 dan ANN Model 2 pada beberapa iterasi.

Akurasi data traning dan data validasi

pada beberapa iterasi oleh MODEL 1

85

-...*

80

..-

Is

.

A A A A A A

70

-

.-

+ A A

LQ 65

5

A

r 60 + data traning A data validas1

55

50

45 , , , , 1 , 1 , 1

.@*

g

.** .** .**

**

.** .** .**

"

,o <'", +<'+<'+<',+%* @<' go

iterasi

Akurasi data traning dan data validasi pada beberapa iterasi oleh MODEL 2

85

80 -.

75

-

70-

-

A

-

.-

,

4 * : A A

65

-.

-

+ x

m 60

55

-

.

50 r

45 1 1 1 1 1 1 1

5 ribu 10 ribul5 hbu 20 ribu 25 nbu 30 ribu 35 n'bu 40 nbu

(10)

dengan target (parameter output). Proses perbaikan dilakukan berulang-ulang melalui iterasi dan akan berhenti jika nilai error sesuai dengan nilai yang diharapkan atau berhenti pada jumlah iterasi tertentu. Proses perbaikan bobot dilakukan secara keseluruhan terhadap set data training sehingga pada saat ditemukan total error yang minimum mungkin saja di dalamnya terdapat beberapa output yang secara

pars~al memiliki error yang tinggi (akurasi

rendah). Hal ini yang menyebabkan hasil validasi beberapa output tersebut rendah atau bahkan 0%.

Dalam pembuatan model ANN untuk pendugaan perlu diperhatikan pemilihan parameter input yang digunakan. Pemilihan parameter input yang tepat akan memiliki akurasi pendugaan yang tinggi. Pada pendugaan jenis-jenis cacat kopi ada beberapa jenis cacat yang mudah dicirikan oleh parameter input tertentu. Misalnya ranting besar dicirikan oleh parameter panjang, biji hitam dan kopi bagus dicirikan oleh parameter intensitas, kopi gelondong dan kulit kopi besar dicirikan oleh parameter luas dan sebagainya. Jenis cacat yang memiliki ciri khas ini akan mudah dikenali, sehingga pada saat validasi memberikan akurasi yang tinggi.

Ada beberapa jenis cacat yang tidak mudah dicirikan oleh parameter input yang digunakan walaupun secara visual jenis cacat tersebut mudah untuk dibedakan. Misalnya untuk jenis cacat biji coklat dan biji hitam sebagian. Tetapi ada jenis cacat yang sulit untuk dibedakan secara visual yaitu biji berlubang 1 dan

biji berlubang > 1. Keempat jenis cacat

yang telah disebutkan tidak mudah dicirikan oleh parameter input yang digunakan, j e n i s cacat tersebut mempunyai tingkat kesamaan cukup tinggi dengan jenis cacat yang lain. Sehingga pada saat validasi memberikan akurasi yang rendah. Parameter input yang digunakan oleh Model 1 maupun

Model 2 belum dapat mencirikan jenis

Tabel 3 Perbandingan hasil pendugaan

antara Model 1 dan Model 2

(data untuk validasi masing-

masing jenis cacat 25 butir)

cacat tersebut karena parameter pendugaan dari faktor warna seperti parameter indeks merah, indeks hijau,

indeks biru, hue, saturasi dan intensitas

[image:10.518.216.398.43.456.2]
(11)

Vol 19 N o . 2 Se

setengah dari biji utuh maka kemungkinan adalah biji hitam sebagian, jika luas bagian hitam antara seperdelapan sampai seperempat maka kemungkinan adalah

biji berlubang > 1 dan jika luas bagian

hitam lebih kecil dari seperdelapan kemungkinan sebagai biji berlubang 1. Disamping itu dapat juga menggunakan bentuk dan luas bagian yang berwarna hitam sebagar penciri dari biji berlubang

1 dan biji berlubang >I. Untuk pencirian

biji coklat dapat menggunakan parameter total nilai RGB pada luasan tertentu yang diambil dari titik pusat objek.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Telah dibangun 2 Model ANN untuk pendugaan jenis-jenis cacat pada kopi yaitu Model 1 dengan 10 parameter p e n d u g a y a i t u l u a s , p a n j a n g ,

roundness, compactness, indeks

merah, indeks hijau, indeks biru, hue,

saturasi dan intensitas dan Model 2 dengan 5 parameter penduga yaitu

luas, panjang, roundness, saturasi dan

intensitas. Kedua model digunakan untuk membedakan 26 jenis cacat k o p ~ .

Akurasi rata-rata oleh Model 1 sebesar

72.6% dicapai pada iterasi ke-40 ribu

sedangkan Model 2 sebesar 68.2%

diperoleh pada iterasi ke-25 ribu. Akurasi pendugaan tertinggi oleh

Model 1 sebesar 100% terjadi pada

kopi gelondong, kulit tanduk besar, ranting besar dan b a t u besar, sedangkan akurasi pendugaan terendah sebesar 12% terjadi pada biji berlubang > I . Akurasi pendugaan tertinggi oleh Model 2 sebesar 100% terjadi pada kopi gelondong, kulit tanduk sedang dan ranting besar, sedangkan akurasi p e n d u g a a n

terendah sebesar 0% terjadi pada btji

berlubang>l

.

Ada beberapa jenis cacat yang sulit

:ptember 2005

dikenali karena tidak dapat dibedakan dengan nilai parameter penduga. Contohnya adalah jenis cacat biji hitam sebagian, biji coklat, biji berlubang 1 dan biji berlubang>l yang memiliki nilai parameter penduga berupa rata- rata nilai indeks merah, indeks hijau,

indeks biru, hue, saturasi dan intensitas

yang serupa.

Saran

Diperlukan parameter yang lebih rinciseperti parameter luas bagian yang berwarna hitam, bentuk bagian yang berwarna hitam dan nilai RGB pada luasan tertentu agar dapat digunakan sebagai parameter penciri dari jenis cacat yang sulit dikenali.

U n t u k m e n i n g k a t k a n a k u r a s i diperlukan data training ANN yang lebih besar dan data lebih beragam.

DAFTAR PUSTAKA

A h m a d U . 2 0 0 2 . T e k n i k D a s a r

Pengolahan Citra Digital. Bogor.

Arymurty AM dan S Suryana. 1992.

Pengantar Pengolahan Citra. Elex M e d i a K o m p u t i n d o . J a k a r t a .

Choi K. G Lee, YJ Han, JM Bunn. 1995.

American Society of Agricultural Engineers 000 1-2351 1951380 1-0 17 1.

Vo1.38(1):171-176.Fauset L. 1994.

Fundamentals of Neural Networks. Architectures, A l g o r i t h m s , a n d Aplications. Prentice-Hall, New Jersey.

Clarke RJ and R Macrae. 1987. Coffee

Technology. Vol. 2. London and New York. Elsevier Applied Science.

Setiawan S. 1 993. Artificial Intelligence.

Andi. Yogyakarta.

SNI. 1999. Standar Nasional Indonesia No.01-2907-1999 tentang Biji Kopi. Dewan Standarisasi Nasional-DSN. Jakarta.

S i s w o p u t r a n t o S . 1 9 9 3 . K o p i :

l n t e r n a s i o n a l d a n I n d o n e s i a .

Kanisius.Yogyakarta.

o f s roo inje

of tt the stan in je c

PEN

PC yang istilat peng daun diyak

dan e

Gambar

Tabel 2. Pengaturan peralatan dalam pengambilan citra
Gambar 1 Tampilan program pengolah citra.
Gambar 2 Tampilan program penentuan jenis cacat biji kopi.
Gambar 3 Akurasi ANN Model 1 dan ANN Model 2 pada beberapa iterasi.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian yang diperoleh dari campuran LASTON untuk berbagai proporsi additive filler semen, seperti terlihat pada Tabel 5.4, dimana nilai flow 4,52 mm untuk

Variabel tetap yang digunakan dalam penelitian ini adalah berat kulit buah pisang kepok 10 gram, kadar air awal bahan 10%, dan pelarut asam klorida (HCl).. Kata kunci

Hubungungan dengan diri sendiri ini berkaitan dengan pencarian makna pribadi, pencarian tujuan dan nilai-nilai kehidupan identitas, kepercayaan diri dan harga

Masyarakat masih memandang sebelah mata tentang kesehatan ibu, padahal wanita sebagai ibu dan calon ibu memegang peranan penting dalam keluarga dan masyarakat karena

Bila konsentrasi substart diperbesar makin banyak substrat yang dapat berhubungna dengan enzim bagian aktif tersebut dengan demikian konsentrasi kompleks enzim

Kelompok yang akan diteliti adalah anggota GFF (Garuda Frequent-Flyer) dimana penumpang ini akan mewakili sejumpang penumpang setia Garuda Indonesia yang sering berpergian

Ionisasi gas argon ini akan menyebar didalam tabung dalam menuju elektroda utama yang lain (E2). Panas akan timbul akibat pelepasan elektron yang terjadi dalam gas argon, dan

Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Riau.. melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern