• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Penggunaan Kartu Axis Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Penggunaan Kartu Axis Di Kota Medan"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

S E K

O L

A H

P A

S C

A S A RJA

N

A

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP

PENGGUNAAN KARTU AXIS DI KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

MANSON NAINGGOLAN

117019025/ IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP PENGGUNAAN KARTU AXIS DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

MANSON NAINGGOLAN 117019025/ IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP PENGGUNAAN KARTU AXIS DI KOTA MEDAN

Nama Mahasiswa : Manson Nainggolan

Nomor Pokok : 117019025

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Dr. Beby Karina Fawzeea S, MM)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) ( Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc )

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 26 Juli 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS

Anggota : 1. Dr. Beby Karina Fawzeea S, MM

2. Prof. Dr. Amrin Fauzi

3. Prof. Dr. Herman Mawengkang

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :

“PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP PENGGUNAAN

KARTU AXIS DI KOTA MEDAN”

adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh

siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah

dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 26 Juli 2013 Yang membuat pernyataan,

(6)

ABSTRAK

Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang prospektif. Bisnis operator selular dari tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan zaman. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan kartu AXIS di Kota Medan.

Sementara itu yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik secara bersama-sama terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan kartu AXIS di Kota Medan. Pengumpulan data diperoleh dari data primer yaitu melalui wawancara dan kuesioner terhadap para konsumen yang menjadi sampel dan data sekunder yang diperoleh dari studi dokumentasi berupa dokumen-dokumen resmi yang diterbitkan PT.AXIS dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16 dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis

menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik mempunyai pengaruh positif secara serempak terhadap keputusan konsumen menggunakan kartu Axis di Kota Medan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik secara parsial dan serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan kartu AXIS di kota Medan.

(7)

ABSTRACT

Communication technology is not only a necessity but also the general public and prospective business fields. Service provider's business from year to year increase over the times. The formulation of the problem in this research is the economic factor and the effect of the marketing mix together the decisions of consumers in using AXIS card in Medan.

While it is the goal of this research is to determine and analyze the influence of economic factors of the marketing mix together the decisions of consumers in using AXIS card in Medan. Data collection of primary data obtained through interviews and questionnaires to a sample of consumers and secondary data obtained from the study of the documentation in the form of official documents issued PT.AXIS and other documents related to the study.

The model used in this study is multiple regression models. Processing data using SPSS software version 16 with descriptive analysis and hypothesis testing using multiple linear regression analysis. The results showed that economic factors and marketing mix has a positive influence on consumer

decision simultaneously using Axis card in Medan. The result of this study is that economic factors and marketing mix partially and simultaneously significantly influence the consumer's decision to use the AXIS card in Medan.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian

tesis ini dengan judul “PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA

TERHADAP PENGGUNAAN KARTU AXIS DI KOTA MEDAN

Dalam proses penelitian tesis ini, peneliti telah banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati,

peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr Syahril Pasaribu DTM&H. MSc (CTM). Sp. A(k), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS selaku Ketua Program Studi Magister

Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus

selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan banyak masukan

kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., selaku Sekretaris Program Magister

Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea S, MM selaku Komisi Pembimbing II yang telah

banyak memberikan pengarahan, bimbingan dan membantu peneliti dalam

menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak Prof. Dr. Amrin Fauzi, Bapak Prof. Dr. Herman Mawengkang, Ibu Dr.

(9)

yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan

tesis ini.

7. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Khususnya Kepada Istri, Suryani Purnama Elsabeth Sinaga, SH dan anak

peneliti Jessica Claudia Nainggolan, Sarah Try Novetika Nainggolan dan

bungsu Paulus Putra Wiratma Nainggolan tercinta atas dukungan dan doanya.

9. Teman-teman anggota Angkatan XXI Kelas Paralel A dan B atas motivasi dan

kebersamaannya.

Semoga Tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak pada

umumnya dan peneliti pada khususnya.

Medan, Juli 2013

Peneliti

Manson Nainggolan

RIWAYAT HIDUP

Manson Nainggolan, Lahir di Mariah Hombung pada tanggal 16 September

1968 anak ke enam dari tujuh bersaudara, dari pasangan Alm.Piter Nainggolan

(10)

Sinaga, SH dan mempunyai tiga orang anak. Sulung Jessica Claudia Nainggolan

(Kelas II SMA Negeri 2 Tarutung), kedua Sarah Try Novetika Nainggolan (Kelas

III SMP Santa Maria Tarutung) dan bungsu Paulus Putra Wiratma Nainggolan

(Kelas IV SD Santa Maria Tarutung).

Menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negrei Unong Manik, Tanah

Jawa tahun 1981 tamat dan lulus, kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah

Lanjutan Tinggat Pertama SMP Negeri Hutabayu Raja tahun 1984, Tanah Jawa

tamat dan lulus. Selanjutnya meneruskan Pendidikan ke Sekolah Menengah Atas

SMA Negeri Balimbingan tahun 1987 tamat dan lulus, tahun 1988 s/d 1989

memasuki sekolah Bintara Polisi dan bekerja sebagai Kepolisian Negara RI di

Tapanuli Utara. Pada Tahun 1994 melanjutkan Studi di Universitas Sisingamanga

raja Tapanuli tahun 1999 tamat dan lulus, pada tahun 2000 s/d 2001 melanjutkan

ke sekolah Perwira di Sukabumi Jawa Barat. Pada Januari 2007 mengikuti sekolah

Kejuruan Bahasa Korea di Korea Selatan (selama 4 bulan) tamat dan lulus. Pada

bulan Mei 2009 mengikuti sekolah kejuruan Management Investigation Accident

of Transportation Australia (selama 2 bulan) tamat dan lulus.

Pengalaman kerja di kepolisian Negara RI pada tahun 2002 s/d 2004 Kepala

Unit Reserse criminal Polres Tapanuli Tengah (selama 2 tahun), 2004 s/d 2005

Kepala Sub bagian Pembinaan Operasional Polres Tapteng (selama 1,5 tahun).

Pada bulan April 2003 sebagai wakil komandan kompi pasukan penumpasan

Gerakan Aceh Merdeka ( GAM ) di Nangroe Aceh Darussalam (selama 4 bulan) dan mendapatkan penganugerahan bintang jasa kehormatan bela Negara dari

bapak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yaitu Satya Lencana Dharma

(11)

Tobasa (selama 2 tahun). Pada tahun 2007 s/d 2009 Kepala urusan pembinaan

operasional lalu lintas Polres Tobasa (selama 2 tahun). Pada tahun 2009 sampai

dengan 2011 Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Tobasa (selama 2 tahun). 2011

sampai sekarang Kepala Kepolisian sektor Porsea Polres Tobasa.

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

(12)

2.1. Penelitian Terdahulu ... 11

2.2.3 Pengertian dan Komponen-komponen Bauran Pemasaran ... 14

2.2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 23

3.6 Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel ... 41

3.6.1 Identifikasi variabel Penelitian ... 41

3.6.2 Defenisis Operasional Variabel ... 41

3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 43

3.7.1 Uji Validitas ... 43

3.7.1.1 Uji Validitas Instrumen Variabel Produk . 44 3.7.1.2 Uji Validitas Instrumen Variabel Harga ... 44

3.7.1.3 Uji Validitas Instrumen Variabel Tempat .. 45

3.7.1.4 Uji Validitas Instrumen Variabel Promosi . 45 3.7.1.5 Uji Validitas Instrumen Variabel Orang ... 46

3.7.1.6 Uji Validitas Instrumen Variabel Proses .. 46

3.7.1.7 Uji Validitas Instrumen Variabel Bukti Fisik ... 47

(13)

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 48

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 59

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 59

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 61

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 62

4.1.3 Analisis Statistik Deskriptif Univariant ... 62

4.1.3.1 Penjelasan Responden Atas Variabel Keputusan Konsumen ... 62

4.1.3.2 Penjelasan Responden Atas Variabel Keputusan Produk ... 64

4.1.3.3 Penjelasan Responden Atas Variabel Harga ... 65

4.1.3.4 Penjelasan Responden Atas Variabel Tempat ... 66

4.1.3.5 Penjelasan Responden Atas Variabel Orang ... 67

4.1.3.6 Penjelasan Responden Atas Variabel Promosi ... 68

4.1.3.7 Penjelasan Responden Atas Variabel Proses ... 69

4.1.3.8 Penjelasan Responden Atas Variabel Bukti Fisik ... 71

4.1.4 Analisis Statistik Infrential ... 72

4.1.4.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 72

4.1.4.1.1 Hasil Uji Normalitas ... 72

4.1.4.1.2 Hasil Uji Multikolinieritas ... 72

4.1.4.1.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 73

4.1.4.2 Hasil Pengujian Hipotesis ... 74

4.1.4.2.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 77

(14)

4.1.4.2.3 Uji t ( Partial) ... 78

4.2 Pembahasan ………... ... 80

4.2.1 Pengaruh Produk Terhadap Keputusan Konsumen ... 80

4.2.2 Pengaruh HargaTerhadap Keputusan Konsumen ... 81

4.2.3 Pengaruh Tempat Terhadap Keputusan Konsumen .. 82

4.2.4 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Konsumen . 83 4.2.5 Pengaruh Proses Terhadap Keputusan Konsumen .... 84

4.2.6 Pengaruh Orang Terhadap Keputusan Konsumen .... 84

4.2.7 Pengaruh Bukti FisikTerhadap Keputusan Konsumen ………. ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87

5.1. Kesimpulan ……….. ... 87

5.2. Saran……… ... 88

DAFTAR PUSTAKA ………... ... 89

(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1 Data 10 Operator Selular di Indonesia Tahun 2009 ... 3

3.1 Operasionalisasi Variabel : Definisi, Indikator dan Skala Ukur ... 42

3.2 Hasil Uji Validitas Instrmen Variabel Produk ... 44

3.3 Hasil Uji Validitas Instrmen Variabel Harga ... 44

3.4 Hasil Uji Validitas Instrmen Variabel Tempat ... 45

3.5 Hasil Uji Validitas Instrmen Variabel Promosi ... 45

3.6 Hasil Uji Validitas Instrmen Variabel Orang ... 46

3.7 Hasil Uji Validitas Instrmen Variabel Proses ... 46

3.8 Hasil Uji Validitas Instrmen Variabel Bukti Fisik ... 47

3.9 Hasil Uji Validitas Instrmen VariabelKeputusan Konsumen ... 47

3.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 49

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 59

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 60

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 61

4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 62

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Keputusan Konsumen ... 63

4.6 Penjelasan Responden atas Variabel Produk ... 64

4.7 Penjelasan Responden atas Variabel Harga ... 65

4.8 Penjelasan Responden atas Variabel Tempat ... 66

4.9 Penjelasan Responden atas Variabel Orang ... 67

4.10 Penjelasan Responden atas Variabel Promosi ... 69

4.11 Penjelasan Responden atas Variabel Proses ... 70

4.12 Penjelasan Responden atas Variabel Bukti Fisik ... 71

4.13 Hasil Uji Multikolinieritas …………. ... 73

4.14 Hasil Uji Koefisien Regresi ………. ... 73

4.15 Hasil Uji Determinasi ……….. ... 75

4.16 Hasil Uji-F (Overall Test)……….. ... 76

(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1 Model Perilaku Pembeli ……… ... 32

2.2 Kerangka Kpnseptual ……… 36

4.1 Hasil Uji Normalitas ……… ... 70

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Angket/ Kuesioner ... 92

2. Daftar Pernyataan. ... 93

3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 95

4. Master Data Penelitian ... 99

(18)

ABSTRAK

Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang prospektif. Bisnis operator selular dari tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan zaman. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan kartu AXIS di Kota Medan.

Sementara itu yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik secara bersama-sama terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan kartu AXIS di Kota Medan. Pengumpulan data diperoleh dari data primer yaitu melalui wawancara dan kuesioner terhadap para konsumen yang menjadi sampel dan data sekunder yang diperoleh dari studi dokumentasi berupa dokumen-dokumen resmi yang diterbitkan PT.AXIS dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16 dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis

menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik mempunyai pengaruh positif secara serempak terhadap keputusan konsumen menggunakan kartu Axis di Kota Medan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik secara parsial dan serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan kartu AXIS di kota Medan.

(19)

ABSTRACT

Communication technology is not only a necessity but also the general public and prospective business fields. Service provider's business from year to year increase over the times. The formulation of the problem in this research is the economic factor and the effect of the marketing mix together the decisions of consumers in using AXIS card in Medan.

While it is the goal of this research is to determine and analyze the influence of economic factors of the marketing mix together the decisions of consumers in using AXIS card in Medan. Data collection of primary data obtained through interviews and questionnaires to a sample of consumers and secondary data obtained from the study of the documentation in the form of official documents issued PT.AXIS and other documents related to the study.

The model used in this study is multiple regression models. Processing data using SPSS software version 16 with descriptive analysis and hypothesis testing using multiple linear regression analysis. The results showed that economic factors and marketing mix has a positive influence on consumer

decision simultaneously using Axis card in Medan. The result of this study is that economic factors and marketing mix partially and simultaneously significantly influence the consumer's decision to use the AXIS card in Medan.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat

umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang prospektif. Bisnis operator selular

dari tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan zaman. Selain itu

didukung pula dengan hadirnya telepon selular murah yang mampu dijangkau

berbagai lapisan masyarakat hingga bisnis operator selular pun makin menjamur

di Indonesia. Pergerakan pasar telepon seluler kini sudah merambah kalangan

masyarakat bawah. Ini bisa dengan mudah dijumpai karena banyak pengojek

hingga tukang sayur telah memanfaatkan telepon selular. Mungkin inilah hasil

optimal dari diberlakukannya Undang-Undang RI no.36/1999 tentang

Telekomunikasi yang memberikan pondasi bagi kompetisi pasar telekomunikasi

di Indonesia.

Pertumbuhan bisnis seluler berkembang sangat pesat. Meningkatnya minat

dan kebutuhan akan telepon seluler (ponsel) mengakibatkan permintaan sim card

yang cukup tinggi oleh pelanggan dan ikut mendorong pertumbuhan populasi

ponsel di Indonesia. Populasi pengguna ponsel masih rendah dibanding jumlah

penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta orang. Dengan demikian, setiap

perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya.

Perilaku konsumen sendiri adalah tindakan-tindakan individu yang secara

(21)

produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

mengikuti tindakan tersebut (Engel et al,1990 dalam Tjiptono 2001:19).

Pasar bisnis seluler di Indonesia tampaknya memang tergolong

menggiurkan. Tak heran jika para pelaku usaha bisnis seluler ini begitu agresif

dalam memperebutkan pasar. Terlebih lagi dengan masih rendahnya teledensitas,

regulasi yang masih tergolong longgar hingga budaya lisan masyarakat Indonesia

menjadi indikator empuknya bisnis ini (Deny, 2009).

Ada banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi,

khususnya jasa komunikasi telepon bergerak (seluler) atau sebagai salah satu

operator Global System Mobile (GSM) yang menggunakan sim card (kartu

telepon). Salah satunya adalah AXIS. Di Indonesia pada tahun 2009, telah

beroperasi sebanyak 10 (sepuluh) operator selular.

Pertumbuhan operator selular tergolong pesat di Indonesia. Kalau dibagi

berdasarkan platform yang digunakan, pemakai GSM selular sebanyak 88%,

Code Division Multiple Access(

Awal Februari 2008, PT. Axis Media memperkenalkan identitas baru,

AXIS. Brand dan logo AXIS merupakan gambaran dari aspirasi yang

melambangkan kemajuan dan perubahan tanpa henti untuk menjadikan hidup

lebih menarik dan berarti hari ini, esok, dan masa yang akan datang, bagi PT. Axis

Media melalui kartu AXIS, brand baru perusahaan tidak sekedar perubahan nama

dan logo

CDMA) selular 3%, dan CDMA Fixed

Wireless Access (FWA) 9%. Namun dari sepuluh operator itu hanya 3 (tiga)

operator yang memiliki pangsa pasar lebih dari 5% yaitu Telkomsel, Indosat dan

(22)

Tabel 1.1 Data 10 Operator Seluler Di Indonesia Tahun 2009

Operator Produk Jaringan Prefiks Jumlah

Pelanggan

Nilai-nilai perusahaan akan tercermin dalam produk dan layanan, dari

cara melayani pelanggan, bagaimana berinteraksi dengan para stakeholder, serta

bagaimana mengembangkan usaha dan memposisikan diri di pasar

(www.axisworld.com).

PT. Axis Media dengan produk dan layanannya berusaha juga mencapai

(23)

saling berhubungan satu dengan lainnya. Hubungan antara nilai pelanggan dan

loyalitas dipengaruhi pula oleh karakteristik produk dan pola pembeliannya. Jika

pembelian merupakan suatu kegiatan rutin (habbit) maka kemungkinan pelanggan

akan memilih merek yang mereka kenali.

PT. Axis Media melalui kartu AXIS menggunakan falsafah “sebagai

perusahaan penyedia solusi bisnis dan teknologi, serta produk inovatif untuk

dunia industri dan bisnis, berbasiskan kebenaran dan kejujuran pada klien”. adalah

untuk lebih memantapkan langkah dalam menjaring pelanggan di pasar serta

untuk mendapatkan pelanggan yang loyal. PT Axis Media melalui AXIS berusaha

merangkul pasar secara langsung melalui peningkatkan produktifitas dan

kemampuan untuk bersaing pada industri yang mereka kuasai dan berusaha keras

memberikan layanan berkualitas tinggi untuk memenuhi keinginan klien dan

standar bisnis lokal serta internasional pada masa datang, adalah salah satu upaya

PT. Axis Media untuk mendapatkan loyalitas pelanggannya. AXIS menawarkan

produk dan layanan yang menarik, inovatif, serta pendapatan untuk memenuhi

kebutuhan komunikasi masyarakat Indonesia, misalnya dengan terus

mengembangkan jangkauan layanan GSM dan teknologi 3G ke seluruh nusantara

dalam upaya menyediakan layanan komunikasi terdepan dan terjangkau bagi

seluruh masyarakat.

Chief Marketing Officer Axis, Buse di Medan mengungkapkan, filosofi

Axis adalah menempatkan pelanggan sebagai yang utama, menawarkan layanan

yang terjangkau dan sederhana serta mudah dimengerti dan digunakan bagi para

pelanggan. Produk dan layanan dihadirkan dengan standar yang luar biasa, semua

(24)

bergerak bagi pelanggan perusahaan dan juga untuk menciptakan sebuah

efisiensi. Lebih lanjut Buse menyatakan, AXIS baru saja meluncurkan program isi

ulang berhadiah besar, yakni semua pelanggan aktif AXIS akan langsung

mendapat bonus isi ulang pulsa hingga 100 persen, tergantung dari nilai isi ulang

pulsa pelanggan. "Sekarang melalui program ini setiap pengisian ulang pulsa Rp

5.000 pelanggan akan langsung dapat menikmati lima persen bonus pulsa. Di

samping itu pelanggan juga berkesempatan memenangkan total hadiah undian

senilai miliaran rupiah berupa handphone, Universal Serial Bus (USB

Pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam menunjang

keberhasilan perusahaan,karena pemasaran berhubungan langsung dengan

konsumen. Syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar dapat sukses dalam

persaingan adalah berusaha keras mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan.Hal tersebut memerlukan perencanaan dan penerapan

yang tepat serta memanfaatkan peluang yang ada. Konsumen saat ini yang

semakin kritis dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan menuntut pihak modem

akses Axis dan ribuan voucher isi ulang pulsa hanya dengan mengisi ulang pulsa

minimum Rp1.000 selama masa promosi berlangsung, baik melalui voucher fisik

maupun elektronik," operator seluler GSM dan 3G Axis meluncurkan voucher isi

ulang pulsa denominasi Rp5.000 dengan masa aktif tujuh hari untuk memenuhi

kebutuhan dan keterjangkauan pelanggannya. "Perusahaan yakin nilai isi ulang

pulsa Rp5.000 yang terjangkau ini akan memberikan manfaat yang lebih tinggi

bagi pelanggan, karena memberikan lebih banyak pilihan dan fleksibilitas untuk

melakukan isi ulang pulsa berdasarkan kebutuhan,")

(25)

manajemen perusahaan atau pemasar untuk memahami konsumen. Pemahaman

tentang konsumen dapat dilakukan dengan mengadakan penelitian, sehingga dapat

mengukur, menilai dan menginterpretasikan keinginan sikap dan perilakunya.

Untuk menghadapi persaingan dengan operator lain maka AXIS sebagai

salah satu penyedia layanan seluler berusaha meningkatkan kualitas produk, tarif

yang kompetitif, saluran distribusi yang mudah dijangkau oleh pelanggan serta

promosi yang dinamis. Faktor eksternal seperti halnya faktor ekonomi juga cukup

mempengaruhi pemasaran kartu AXIS.

Pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang

mempengaruhi konsumen dan mengembangkan pemahaman konsumen

melakukan keputusan pembelian untuk meraih keberhasilan. Perilaku konsumen

sangat dipengaruhi oleh faktor pendapatan, faktor budaya, sosial dan faktor

psikologis dari konsumen. Sebagian adalah faktor-faktor yang tidak dapat

dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan. Peran

faktor-faktor tersebut berbeda untuk setiap produk. Dengan kata lain, ada faktor-faktor yang

dominan pada pembelian suatu produk sementara faktor lain kurang berpengaruh.

Dengan memahami konsumen, perusahaan dapat mengenal dan berusaha

memuaskan keinginan konsumennya yang bertujuan untuk mempengaruhi

keputusan konsumen dan memenangkan persaingan dengan kompetitornya.

Untuk tetap eksis dalam lingkungan persaingan yang sangat ketat,

perusahaan tidak mempunyai banyak pilihan kecuali berusaha secara terus

menerus untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsumen tidak

mencari informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli.

(26)

atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan merek

bukan keyakinan pada merek, mereka memilih merek karena sudah dikenal.

Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan

produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli.

Pengenalan perilaku dan persepsi konsumen perlu diperhatikan oleh

perusahaan operator seluler di Indonesia karena tingkat persaingan dalam bisnis

ini cukup tinggi, ditandai dengan bermunculannya operator seluler dengan

mengeluarkan berbagai jenis produk dengan memberikan berbagai kemudahan

bagi penggunanya dalam berkomunikasi.

Perilaku konsumen merupakan tindakan – tindakan individu yang secara

langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan produk atau jasa.

Kiat berkreasi dan berinovasi untuk memenangkan persaingan dalam merebut

konsumen memerlukan perancangan strategi pemasaran yang tepat. Untuk itu,

perlu pemahaman mengenai konsumen dan proses konsumsi yang akan

menghasilkan sejumlah manfaat, yang di antaranya adalah kemampuan untuk

membantu manajer untuk mengambil keputusan dan mamberikan para peneliti

pemasaran pengetahuan dasar ketika mengetahui konsumen.

Menurut Carpenter, agar dapat mengerti dan memahami seluk beluk

perilaku konsumen penting untuk mencapai keunggulan kompetitif ( Prasetijo dan

Ihalauw, 2005:5). Perusahaan yang mempunyai keunggulan kompetitif dapat

mempengaruhi konsumen ataupun prospek ( calon pelanggan) untuk dengan

mantap menjatuhkan pilihan pada produknya. Strategi kompetitif yang

(27)

keseluruhan telah membuat perusahaan itu tahu bagaimana memberikan kepuasan

lebih daripada yang diberikan oleh kompetitornya.

Titik awal setiap pembelian adalah adanya kebutuhan atau keinginan.

Konsumen akan membeli produk karena alasan-alasan tertentu, atau paling tidak

adanya keyakinan bahwa kemampuan produk dalam memenuhi kebutuhan

mempunyai nilai yang lebih besar dibandingkan biaya yang akan dikeluarkan.

Variasi produk yang bermacam ditambah aktivitas promosi yang sangat persuasif

dan harga kartu telepon (sim card) untuk telepon selular yang harganya murah

dengan bonus yang tinggi, iklan yang menarik, kemudahan isi ulang, jaringan

yang bagus, harga voucer yang murah tentu akan mendorong munculnya perilaku

perpindahan merek dikalangan konsumen. Bermacam stimulant yang disodorkan

di pasar bukan saja mempengaruhi perilaku perpindahan mereka tetapi juga

mendorong perilaku mencoba produk baru bagi yang belum pernah mencobanya.

Keterlibatan konsumen dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak

mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Proses membeli melibatkan

keyakinan merek yang terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah

laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi.

Pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek,

pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek yang

seringkali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang

konsumen untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk.

Kebutuhan pelanggan akan komunikasi seluler yang berkualitas dengan

layanan purna jual yang terdepan serta kian terjangkau dijawab oleh Kartu AXIS

(28)

murah, harga voucher murah, jaringan yang bagus, iklan yang menarik, telepon ke

semua operator dengan tarif yang murah mengakibatkan perubahan perilaku

konsumen terhadap pada pemilihan kartu yang lain. (www.axisworld.com)

Bauran pemasaran atau marketing mix adalah kombinasi dari 7 (tujuh)

atau lebih variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran

perusahaan. Bauran pemasaran yang lazim digunakan perumahsakitan di

Indonesia adalah 7P yaitu : produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan

bukti fisik. Kegiatan-kegiatan ini perlu dikombinasikan dan dikoordinir agar

perusahaan dapat melakukan tugas pemasarannya seefektif mungkin. Bauran

pemasaran adalah alat perusahaan untuk memperoleh respon yang diinginkan dari

pasar sasaran, tetapi yang terlebih penting lagi bagaimana memahami bauran

pemasaran dari sudut pandang atau persepsi konsumen. Dari sudut pandang

komsumen bauran pemasaran merupakan jalan keluar bagi masalah konsumen,

biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk memperoleh pelayanan yang

menyenangkan, nyaman dan komunikasi yang baik .

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Apakah produk, harga, promosi, tempat, orang, proses, bukti fisik secara

parsial dan serempak berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam

menggunakan kartu AXIS di Kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk, harga, promosi,

(29)

terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan kartu AXIS di Kota

Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai penambah khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang manajemen

pemasaran, terutama mengenai keputusan konsumen.

3. Bagi peneliti selanjutnya, untuk bahan referensi dalam mengkaji masalah yang

berkaitan dengan keputusan konsumen.

4. Bagi pengusaha/perusahaan, sebagai bahan pengambilan kebijakan agar dapat

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Hutomo (2009), melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Bauran

Pemasaran terhadap Keputusan Konsumen dalam Pembelian Kartu Prabayar IM3

Di Kota Pontianak” Metode yang dilakukan adalah deskriptif dan metode analisis

statistik yaitu dengan analisis regresi linier ganda. Penelitian ini menggunakan

100 sampel dan dapat diperoleh kesimpulan bahwa secara parsial maupun

serempak bauran pemasaran adalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan konsumen dalam pembelian kartu prabayar IM3 di kota Pontianak.

Magdalena (2009) melakukan penelitian dengan judul“ Pengaruh Tarif

GSM (Global System For Mobile) Antar Operator Telekomunikasi Indonesia

Terhadap Perilaku Konsumen Pengguna Jasa Telekomunikasi Indonesia Pada

Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU” . Metode yang dilakukan adalah deskriptif

dan metode analisis statistik yaitu dengan analisis regresi linier sederhana.

Penelitian ini meggunakan 96 sampel dan diperoleh kesimpulan bahwa secara

parsial tarif berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen

pengguna jasa telekomunikasi Indonesia pada mahasiswa FE USU.

Soritua (2009), melakukan penelitian dengan judul “Strategi Komunikasi

Pemasaran Terhadap Keputusan Memilih Kartu Pra Bayar Telkomsel Di

Kelurahan Padang Bulan” . Metode yang dilakukan adalah deskriptif dan metode

analisis statistik yaitu dengan analisis regresi linier sederhana. Penelitian ini

(31)

kesimpulan bahwa secara parsial tarif berpengaruh positif dan signifikan terhadap

perilaku konsumen pengguna jasa telekomunikasi Indonesia pada mahasiswa FE

USU.

2.2 Landasan teori

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Definisi pemasaran menurut Kotler (2002:19) adalah suatu proses sosial

yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Sedangkan menurut Stanton dalam Cahyono (2009: 75), pemasaran

adalah “suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan perdagangan yang

dirancang untuk membuat rencana, harga, promosi dan distribusi untuk memuas

kan kebutuhan akan barang-barang dan jasa-jasa dari para langganan yang sudah

ada maupun yang potensial”.

Dari definisi tersebut dapat dijabarkan bahwa pemasaran merupakan

suatu kegiatan yang sangat kompleks bukan hanya sebatas penjualan maupun

kegiatan penyaluran barang dari produsen ke konsumen, tetapi dimulai dari

menyelidiki dan mengetahui kebutuhan serta keinginan pelanggan, menentukan

produk, menetapkan harga, menentukan cara-cara promosi serta penyaluran

barang atau jasa sehingga tujuan untuk dapat memenuhi kepuasan konsumen

akan tercapai dengan maksimal.

2.2.2 Jasa

2.2.2.1 Pengertian Jasa

(32)

banyak arti dan ruang lingkup, dari kata yang paling sederhana yaitu berupa

pelayanan dari seseorang kepada orang lain. Jasa adalah setiap tindakan atau

aktifitas dan bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada

pihak lain, yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik (intangible),

konsumen terlibat aktif dalam proses produksi dan tidak menghasilkan

kepemilikan sesuatu.

2.2.2.2 Karakteristik Jasa

Ada tiga karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang

menurut Griffin dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006:6). Ketiga karakteristik

tersebut meliputi:

1. Tak berwujud (Intangibility)

Artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum

dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah niali tak berwujud yang dialami

konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan atau kenyamanan.

2. Tidak dapat disimpan (Unstorability)

Artinya jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang

telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga tidak dapat dipisahkan

(Inseparability), mengingat pada umunnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi

secara bersamaan.

3. Kustomisasi (Customization)

Artinya jasa sering kali didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan.

2.2.2.3 Klasifikasi Jasa

(33)

kelompok sistem kontak tinggi (high-contack system) dan sistem kontak

rendah (low-contact system). Pada kelompok sistem kontak tinggi, konsumen

harus menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa. Contoh: jasa pendidikan,

rumah sakit, dan transportasi. Sedangkan pada kelompok sistem kontak

rendah, konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem untuk menerima

jasa. Contoh: jasa reparasi mobil dan jasa perbankan.

Berdasarkan kesamaannya dengan operasi manufaktur, jasa dapat

dibedakan menjadi menjadi tiga kelompok: jasa murni, jasa semi manufaktur

dan jasa campuran. Jasa murni merupakan jasa yang tergolong kontak tinggi,

tanpa persediaan atau kata lain tampak berbeda dengan manufaktur. Sedangkan

jasa semimanufaktur merupakan jasa yang tergolong kontak rendah, memiliki

kesamaan dengan manufaktur, dan konsumen tidak harus menjadi bagian dari

proses produksi jasa. Jasa campuran merupakan kelompok jasa yang tergolong

kontak menengah, yaitu gabungan beberapa sifat jasa murni dan jasa semi

manufaktur.

2.2.3 Pengertian dan Komponen-Komponen Bauran Pemasaran

Menurut Swastha (2000:42) bauran pemasaran adalah “kombinasi dari

empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran

perusahaan,yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem

distribusi”.

Definisi di atas menunjukan bahwa bauran pemasaran merupakan

kelompok variabel yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi yang

dapat dilakukan perusahaan untuk mempunyai permintaan akan produk. Apabila

(34)

selanjutnya perusahaan tersebut harus menyusun komunikasi untuk merebut

pembeli sasaran dari perusahaan pesaing.

Menurut Kotler (2005: 82) bauran pemasaran adalah “seperangkat alat

pemasaran yang digunakan pemasaran untuk mencapai tujuan pemasarannya

dalam pasar sasaran”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa bauran pemasaran

tidak ada batasnya terhadap jumlah variabel-variabel pemasaran. Oleh karena

itu jumlah variabel tersebut tidak menutup kemungkinan untuk berkembang dan

meluas sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Terdapat beberapa alat bauran

pemasaran Mc.Carthy, dalam Kotler ( 2005:82) mempopulerkan sebuah

klasifikasi tujuh unsur dan alat-alat ini yang dikenal dengan 7P yaitu produk

(product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion), orang

(people), proses (procces), bukti fisik (physical evidence)

2.2.3.1 Produk (product)

Produk adalah “segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar

agar diperhatikan, diminati, dipakai atau dikonsumsi sehingga mungkin

memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk bisa berupa benda fisik,

jasa, orang, tempat, organisasi atau gagasan” Kotler (2001:189).

Sedangkan menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000: 64) produk dapat

didefinisikan sebagai “apa saja yang memenuhi keinginan atau kebutuhan dalam

hal penggunaan, konsumsi atau akuisi. Jadi, produk termasuk objek, jasa, tempat,

orang, kegiatan, dan ide”.

Indikator-indikator yang bisa mempengaruhi konsumen dalam keputusan

(35)

1. Inti Produk

Pada tingkat pertama ini perencanaan produk harus mampu mengupas apa

yang sebenarnya dibeli oleh pembeli. Dalam setiap produk terdapat

kebutuhan yang tersembunyi. Kedua faktor inilah yang pembeli harus

diketahui oleh perencana produk.

2. Wujud Produk

Setelah mengetahui dari suatu produk dapat diwujudkan suatu produk

yang mempunyai karakteristik yaitu: mutu, ciri khas, corak, gaya/model,

merk, dan kemasan.

2.2.3.2 Harga (price)

Menurut Mc. Carthy dan Perreault (2000: 352), harga adalah “segala

sesuatu atau nilai yang ditetapkan bagi sesuatu”.Sesuatu itu dapat berupa

produk fisik dalam berbagai tahap penyelesaian,dengan atau tanpa pelayanan

dukungan, dengan atau tanpa jaminan mutu, dan sebagainya, atau juga dapat

berupa jasa murni.

Harga memainkan bagian yang sangat penting dalam bauran pemasaran,

karena penetapan harga memberikan penghasilan bagi bisnis, sedangkan

elemen-elemen lainnya menimbulkan harga.

Dari sini maka dapat dikatakan bahwa konsumen atau organisasi akan

berselera membeli suatu barang atau jasa apabila harganya tepat atau layak bagi

barang atau jasa tersebut.

2.2.3.3 Tempat (Place)

Saluran distribusi merupakan penghubung antara prosedur dengan

(36)

sarana yang dipakai untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari

produsen ke konsumen”. Sedangkan indikator dalam saluran distribusi adalah

saluran distribusi, cakupan, persediaan, dan trasportasi.

Adapun rangsangan dari luar yang lain adalah rangsangan yang tidak

dapat dikendalikan oleh perusahaan atau pemasar, namun juga harus dimonitor

dan dijawab oleh perusahaan Lingkungan-lingkungan tersebut seperti yang telah

dikemukakan oleh Kotler (2005:190), antara lain: lingkungan pendapatan,

lingkungan teknologi, lingkungan politik, dan lingkungan sosial budaya.

2.2.3.4Promosi (promotion)

Promosi merupakan “kegiatan mengkomunikasikan informasi penjualan

kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan

perilaku” Mc. Carthy dan Perreault (2000: 294).

Tugas para manajer pemasaran dalam promosi adalah memberikan

pelanggan target tentang ketersediaan produk yang tepat pada tempat yang

tepat dan harga yang tepat pula.

Menurut Aksi (2000:329) promosi adalah segala usaha-usaha yang

dilakukan untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan

membujuk mereka agar membeli, serta mengingatkan kembali konsumen lama

agar melakukan pembelian. Dengan promosi diharapkan dapat mempengaruhi

konsumen untuk melakukan pembelian, sebab kegiatan promosi yang dilakukan

ini tentunya akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi yang merupakan

salah satu dari variabel bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

(37)

produk yang dihasilkan menimbulkan kesan tersendiri bagi pembeli, sehingga

pada akhirnya juga dapat membina hubungan antara perusahaan dengan

konsumen karena dengan pelaksanaan promosi dapat menimbulkan rangkaian

selanjutnya dari perusahaan.

2.2.3.5Orang (People)

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:19) ”Orang adalah semua pelaku yang

memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi

pembeli”. Elemen-elemen dari orang (people) adalah pegawai perusahaan,

konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan

karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi

konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).

Semua karyawan yang berhubungan dengan konsumen dapat disebut

sebagai tenaga penjual. Dengan kata lain, dalam pengertian yang lebih luas,

pemasaran merupakan pekerjaan semua personel organisasi jasa. Oleh karena itu

penting kiranya semua perilaku karyawan jasa harus diorientasikan kepada

konsumen. People dalam jasa ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam

menjalankan segala aktivitas perusahaan, dan merupakan faktor yang memegang

peranan penting bagi semua organisasi.

Oleh perusahaan jasa unsur people ini bukan hanya memegang peranan

penting dalam bidang produksi atau operasional saja, tetapi juga dalam melakukan

hubungan kontak langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat

langsung ini sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan

image perusahaan yang bersangkutan. Elemen people ini memiliki dua aspek,

(38)

1) Service People

Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda,

yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan yang

baik, cepat, ramah, teliti, dan akurat dapat menciptakan kepuasan dan

kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan

nama baik perusahaan.

2) Customer

Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang diantara para

pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada nasabah lain,

tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari perusahaan. Keberhasilan

dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan

manajemen dari sumber daya manusia.

2.2.3.6 Proses (Process)

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:20) ”Proses adalah semua prosedur

aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaaikan

jasa. Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam

menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumennya. Untuk perusahaan jasa, kerja sama antara pemasaran dan

operasional sangat penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani

segala kebutuhan dan keinginan kosumen. Jika dilihat dari sudut pandang

konsumen, maka kualitas jasa dapat dilihat dari bagaimana jasa menghasilkan

fungsinya.

Proses-proses di mana jasa diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan

(39)

seringkali mempersepsikan sistem penyampaian jasa sebagai bagian dari jasa itu

sendiri. Dengan demikian, keputusan mengenai manajemen operasi sangat penting

untuk menunjang keberhasilan pemasaran jasa.

Seluruh aktivitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedur-prosedur,

tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme-mekanisme, aktivitas-aktivitas dan

rutinitas-rutinitas dengan apa produk (barang atau jasa) disalurkan ke pelanggan.

Identifikasi manajemen proses sebagai aktivitas terpisah adalah prasyarat bagi

perbaikan jasa. Pentingnya elemen proses ini khususnya dalam bisnis jasa

disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat disimpan.

2.2.3.7 Bukti Fisik (Physical evidence)

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:20) bukti fisik adalah suatu hal yang

secara nyata turut memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan

menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Bukti fisik merupakan lingkungan

fisik perusahaan jasa dimana layanan diciptakan dan di mana penyedia jasa dan

pelanggan berinteraksi, ditambah unsur-unsur berwujud yang ada yang dipakai

untuk berkomunikasi atau mendukung peran jasa. Dalam bisnis jasa, pemasar

harus berusaha mengimbangi dimensi ketidakterwujudannya dengan menyediakan

petunjuk-petunjuk fisik untuk menguatkan positioning dan citra dan

mengembangkan product surround. Bukti fisik menurut Tjiptono (2000:164-165)

dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1) Bukti Fisik Esensial, mewakili keputusan kunci yang dibuat oleh penyedia

jasa mengenai desain dan layout bangunan.

(40)

Bukti fisik sangat membantu positioning suatu perusahaan jasa dan

memberi dukungan nyata terhadap pengalaman jasa yang diharapkan. Lovelock

(2002:248) mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga pemasarnya

menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu sebagai

berikut :

1) An attention-Creating Medium. Perusahaan jasa melakukan diferensiasi

dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk

menjaring pelanggan dari target pasarnya.

2) As a message-creating medium. Menggunakan simbol atau isyarat untuk

mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens mengenai kekhususan

kualitas dari produk jasa.

3) An effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan

desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang

ditawarkan.

2.2.4 Perilaku Konsumen

2.2.4.1 Pengertian perilaku konsumen

Perilaku konsumen merupakan bagian dari kegiatan manusia sehingga

bila membicarakan perilaku konsumen berarti membicarakan kegiatan manusia.

Oleh karena itu perusahaan sangat perlu mempelajari perilaku konsumen,

karena perilaku dalam pembelian barang dan jasa sangat berlainan. Konsumen

sangat beraneka ragam dalam usia, pendapatan, pendidikan, mobilitas dan

selera. Dalam pengambilan keputusan pada bidang pemasaran perlu

memahami konsumen yang beraneka ragam, kemudian mengembangkan produk

(41)

Perilaku konsumen menurut pendapat Swastha dan Handoko (2000:10)

adalah “tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha

memperoleh dan menggunakan barang-barang dan jasa pendapatan termasuk

proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan

tersebut”.

Pendapat lain mengenai perilaku konsumen dikemukakan oleh Soekanto

(2007:83) sebagai berikut: “perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung

terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan mengkombinasikan produk dan

jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusli tindakan ini”.

2.2.4.2 Model perilaku konsumen

Sebuah model adalah sebuah penyederhanaan gambaran dari

kenyataan. Menurut Loundon dan Betta dalam Mangkunegara ( 2001: 22) suatu

model dapat di definisikan sebagai “suatu wakil realitas yang disederhanakan”.

Dari pendapat di atas, maka model perilaku kosumen dapat diartikan

sebagai suatu sekema atau kerangka kerja yang disederhanakan untuk

menggambarkan aktivitas-aktivitas konsumen. Atau dengan kata lain, model

perilaku konsumen adalah kerangka kerja atau sesuatu yang mewakili keyakin-

an konsumen dalam mengambil keputusan membeli.

Tujuan utama dari model perilaku konsumen, menurut Swatsha dan

Handoko dalam Mangkunegara (2007: 39) adalah membantu kita untuk

mengembangkan teori yang mengarahkan penelitian perilaku konsumen, dan

sebagai bahan dasar untuk mempelajari pengetahuan yang terus berkembang

tentang perilaku konsumen. Keduanya membantu kita untuk berfikir sistematis

(42)

1. Identifikasi variabel-variabel yang relevan,

2. Menunjukkan karakteristik masing-masing, dan

3. Menganalisis hubungan diantara variabel-variabel tersebut, yaitu bahwa

saling mempengaruhi satu sama lain.

Sedangkan fungsi model perilaku konsumen menurut Mangkunegara

(2001: 22) adalah sebagai berikut:

1. Deskriptif, yaitu fungsi yang berhubungan dengan pendalaman mengenai

langkah-langkah yang diambil konsumen dalam memutuskan suatu

penelitian membeli.

2. Prediksi, yaitu meramalkan kejadian-kejadian dari aktivitas konsumen

pada waktu yang akan datang.

3. Explanation, yaitu mempelajari sebab-sebab dari beberapa aktivitas

pembelian.

4. Pengendalian, yaitu mempengaruhi dan mengendalikan aktivitas-

aktivitas konsumen pada masa yang akan datang.

2.2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen untuk

bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan,

sehingga sebelum kegiatan pemasaran dilakukan, manajer pemasaran harus

memahami perilaku konsumen terlebih dahulu.

Keputusan konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial,

pendapatan dan psikologis dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang

(43)

1. Faktor Kebudayaan

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah

laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh :

a. Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku

yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga

penting lainnya.

b. Sub Budaya

Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan

pengalaman dan situasi kehidupan yang umum.

c. Kelas sosial

Kelas sosial adalah divisi masyarakat yamg relatif permanen dan teratur

dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang

serupa.

2. Faktor Sosial

Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu :

a. Kelompok

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai

sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang

mempunyai interaksi regular tetapi informal seperti keluarga, teman, tetangga

dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai

interaksi lebih formal dan kurang regular. Ini mencakup organisasi seperti

(44)

b. Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam

masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran

dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan

jasa.

c. Peran dan status

Peran terdiri dari aktifitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut

orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang

mnencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang

seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.

3. Faktor Ekonomi

a. Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diterima oleh seseorang dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Pendapatan sangat mempengaruhi orang dalam memilih

produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan

seksama memperhatikan kecenderungan dalam menetapkan harga produknya.

b. Harga

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan

pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya

(promosi, distribusi, produk) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).

Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat

fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Menurut Tjiptono (2002 :151),

harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan

(45)

penggunaan suatu barang/jasa. Harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah

misalnya iuran, tarif, sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji, honorarium,

SPP.

c. Tabungan

Uang yang disimpan seseorang yang sewaktu – waktu dapat dipergunakan

pada saat dibutuhkan untuk memenuhi keperluan hidupnya

d. Inflasi

Banyaknya nilai uang yang beredar terutama uang kertas hingga

melampaui dari jaminan logam emas akibatnya harga barang – barang naik.

Menurut Swastha dan Handoko (2000 : 10), ada dua faktor lingkungan

yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu: faktor lingkungan ekstern, dan

faktor-faktor psikologis (faktor intern).

1. Faktor lingkungan ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:

a. Kebudayaan (culture) dan kebudayaan khusus (subculture).

Stanton dalam Swastha (2000:59) mendefinisikan kebudayaan sebagai

berikut Kebudayaan adalah simbol dan fakta yang komplek, yang diciptakan

oleh manusia,diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur

perilaku manusia dalam masyarakat yang ada.

Jadi dari pengertian di atas bahwa perilaku manusia sangat ditentukan

oleh kebudayaan yang melingkupinya, dan pengaruhnya akan berubah setiap

waktu sesuai dengan kemajuan atau perkembangan zaman dari masyarakat

tersebut sedangkan kebudayaan khusus adalah kebudayaan yang ada pada suatu

golongan masyarakat yang berbeda dari kebudayaan golongan masyarakat lain

(46)

b. Kelas sosial (sosial class).

Mangkunegara (2001: 44) mengatakan bahwa kelas sosial adalah “suatu

kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai kedudukan yang

seimbang dalam masyarakat”. Dalam hubungannya dengan perilaku konsumen,

kelas sosial dapat dikarakteristikan antara lain:

1) Kelas sosial golongan atas, memiliki kecenderungan membeli

barang-barang yang mahal, membeli pada toko yang ternama dan lengkap (toko

serba ada, supermarket), konservatif dalam konsumsinya, barang-barang

yang dibeli cenderung untuk dapat menjadi warisan bagi keluarganya.

2) Kelas sosial golongan menengah, cenderung membeli barang untuk

menampakkan kekayaannya, membeli barang dengan jumlah yang

banyak dan kualitasnya cukup memadai. Mereka berkeinginan membeli

barang yang mahal dengan sistem kredit, misalnya membeli kendaraan,

rumah mewah, perabotan rumah tangga.

3) Kelas sosial golongan rendah, cenderung membeli barang dengan

mementingkan kuantitas dari pada kualitasnya. Pada umumnya mereka

membeli barang untuk kebutuhan sehari-hari, memanfaatkan penjualan

barang-barang yang diobral atau penjualan dengan harga promosi.

c. Kelompok-kelompok sosial dan kelompok referensi.

Kelompok-kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan- kesatuan

manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka.

Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling

pengaruh mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong menolong

(47)

Bentuk-bentuk kelompok sosial yang terjadi didalam masyarakat adalah:

1) Kelompok yang berhubungan langsung (face to face group)

2) Kelompok primer dan kelompok sekunder (primary groups dan

secondary groups)

3) Kelompok formal dan informal (formal group dan informal group)

Sedangkan referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran

seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian dan

perilakunya.

d. Keluarga (family)

Keluarga dapat didefinisikan sebagai sesuatu unit masyarakat yang

terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam

pengambilan keputusan membeli (Mangkunegara, 2007:47)

Dalam menganalis perilaku konsumen,faktor keluarga dapat berperan

sebagai berikut:

1) Siapa pengambil inisiatif,yaitu siapa yang mempunyai inisiatif membeli,

tetapi tidak melakukan proses pembelian.

2) Siapa pemberi pengaruh, yaitu siapa yang mempengaruhi keputusan

membeli.

3) Siapa pengambil keputusan, yaitu siapa yang menentukan keputusan

apa yang dibeli, bagaimana cara membelinya, kapan dan dimana tempat

membeli.

4) Siapa yang melakukan pembelian, yaitu siapa diantara keluarga yang

akan melakukan proses pembelian.

(48)

2. Faktor psikologis (faktor intern) yang menjadi faktor dasar dalam

perilaku konsumen adalah:

a. Motivasi

Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan

individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna untuk mencapai

suatu tujuan. Motif yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu tingkah

laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran.

Adapun motif-motif manusia dalam melakukan pembelian untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginannya dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Motif Pembelian Primer dan Selektif.

Motif pembelian primer (primary buying motive) adalah motif yang

menimbulkan perilaku pembeli terhadap kategori-kategori umum (biasa) pada

suatu produk, seperti membeli televisi atau pakaian.

Motif pembelian selektif (selective buying motive) adalah motif yang

mempengaruhi keputusan tentang model dan merek dari kelas-kelas produk,

atau macam penjual yang dipilih untuk suatu pembelian, seperti motif

pendapatan, status, keamanan dan prestasi.

2) Motif Rasional dan Emosional.

Motif rasional adalah motif yang didasarkan pada kenyataan- kenyataan

seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen. Sedangkan

motif emosional adalah motif pembelian yang berkaitan dengan perasaan atau

emosi individu, seperti pengungkapkan rasa cinta, kebanggaan, kenyamanan,

(49)

b. Pengamatan

Pengamatan adalah suatu proses dengan mana konsumen (manusia)

menyadari dan mengintrepretasikan aspek lingkungannya. Atau dengan kata lain

pengamatan adalah reaksi orentatif terhadap rangsangan-rangsangan, walaupun

rangsangan tersebut berupa benda asing.

c. Belajar

Belajar dapat didefinisikan sebagai “perubahan-perubahan perilaku

yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman” (Swastha dan Handoko,

2000: 86). Perilaku konsumen dapat dipelajari karena sangat dipengaruhi oleh

pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar konsumen akan menentukan

tindakan dan pengambilan keputusan membeli. Hal ini dapat dipelajari pada

teori- teori belajar yang ada.

d. Kepribadian dan Konsep Diri.

Kepribadian adalah satu bentuk dari sifar-sifat yang ada pada diri

individu yang sangat menentukan perilakunya. Selain itu kepribadian juga

diartikan sebagai organisasi dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis

yang mendasari perilaku individu. Kepribadian konsumen sangat ditentukan

oleh faktor internal dirinya (motif, IQ, emosi, cara berfikir, persepsi) dan faktor

external dirinya (lingkungan fisik, keluarga, masyarakat, sekolah, lingkungan

alam), sehingga kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan

pengambilan keputusan dalam membeli.

Ada tiga unsur pokok dalam kepribadian individu yaitu:

1) Pengetahuan, yaitu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa

(50)

Hal ini akan menimbulkan suatu gambaran, pengamatan, konsep dan fantasi

terhadap segala hal yang diterima dari lingkungan melalui panca indranya.

2) Perasaan, yaitu suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena

pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif dan negatif.

3) Dorongan naluri, yaitu kemajuan yang sudah merupakan naluri pada tiap

makhluk manusia, yang sering disebut “drive”. Macam-macam dorongan

naluri antara lain dorongan untuk mempertahankan diri, dorongan untuk

berinteraksi dan dorongan untuk meniru perilaku sosialnya.

Sedangkan konsep diri adalah “individu yang diterima oleh individu

itu sendiri dalam kerangka kehidupannya dalam suatu masyarakat yang

menentukan” (Swastha dan Handoko,2000: 91). Konsep diri ini tidak dibatasi

oleh keinginan fisik, tetapi termasuk juga hal-hal lain seperti kekuatan kejujuran,

rasa humor, keadailan dan kejahatan. Konsep diri telah menjadi pendekatan

yang dikenal amat luas akhir-akhir ini untuk menggambarkan hubungan antara

konsep diri konsumen dengan image penjual atau image merek, sehingga

keuntungan mempelajari perilaku konsumen dengan mempergunakan teori

konsep diri adalah bahwa kita dapat membandingkan antara deskripsi konsep dari

konsumen yang ditunjukkan sendiri dengan konsep diri konsumen tersebut

yang dibuat oleh pengamat dari luar.

e. Sikap

Sikap (attitude) seseorang adalah predisposisi (keadaan mudah terpe-

ngaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan, yang

dapat memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Sedangkan

(51)

yang diterapkan pada pemasaran yaitu “sikap adalah suatu kecenderungan yang

diharapkan dapat menentukan perilaku seseorang yang sangat berpengaruh

dalam menentukan suatu produk, merek dan pelayanan.

f. Analisis perilaku konsumen dan variabel yang mempengaruhinya

Model yang dapat digunakan untuk mempelajari tanggapan konsumen

adalah model kotak hitam (Black Box) seperti yang telah dikemukakan oleh

Kotler (2001: 153) sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model Perilaku Pembeli

2.2.4.4 Keputusan Konsumen

Untuk mendapatkan keputusan konsumen untuk memilih produknya,

perusahaan hendaknya melakukan strategi dengan membuat program keterikatan

konsumen yang didukung oleh tiga komponen (Umar, 2000:40): Rangsangan

Produk Ekonomi Budaya Menyadari Masalah

Pemilihan Produk

Harga Teknologi Sosial

Mencari Informasi Pemilihan

Merek

Tempat Politik Perorangan Evaluasi Penyalur

Promosi Budaya Psikologi Keputusan

(52)

a. Suatu strategi yang menekankan pada kesetiaan pelanggan.

b. Pernyataan yang jujur dari perusahaan kepada konsumen disampaikan

melalui media tertentu.

c. Pengalaman pemakaian produk yang memenuhi atau melebihi harapan

konsumen.

Pada dasarnya program keterikatan pelanggan (customer bonding)

merupakan suatu proses perusahaan membangun dan mempertahankan

kepercayaan pelanggannya sehingga satu sama lain saling menguntungkan dalam

hubungan tersebut. Dari sudut pandang pelanggan, program keterikatan pelanggan

(customer bonding) merupakan proses pengambilan keputusan yang menuju

kepada penyeleksian produk/jasa yang akan dibeli, sedangkan dari sudut pandang

perusahaan, program keterikatan pelanggan (customer bonding) merupakan

strategi jangka panjang yang akan memperkuat dan memberikan inspirasi pada

setiap elemen bauran pemasaran (Umar, 2000:40).

Implementasi program keterikatan pelanggan (customer bonding) akan

melalui tahap (Umar, 2000:40), yaitu:

a. Membangun Keterikatan (Awareness Bonding)

Menurut Cross dan Smith (Umar, 2000:40), “awareness bonding adalah

penciptaaan suatu pesan secara monolog yang bergerak satu arah dari

pemasang iklan ke konsumen.” Perusahaan membangun persepsi di benak

konsumen mengenai produk/jasa perusahaan, merek, perusahaan, maksud

perusahaan dan calon konsumen yang perusahaan inginkan. Awareness

bonding dapat menciptakan suatu loyalitas, tetapi fokus kerjanya terbatas

Gambar

Tabel 1.1 Data 10 Operator Seluler Di Indonesia Tahun 2009
Gambar 2.1 Model Perilaku Pembeli
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel : Definisi, Indikator dan Skala Ukur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wilcoxon, nilai p penilaian responden konsumen mi bakso terhadap atribut rasa dan mutu keseluruhan adalah sama, dengan demikian atribut rasa berperan besar dalam

Keadaan inilah yang mendorong penulis untuk membuat kajian seumpama di atas dengan melihat kepada masalah-masalah yang dihadapi oleh warga emas, keperluan dan cabaran-cabaran

Banyaknya jumlah jemaat dan kegiatan yang berjalan pada Gpi Jalan Suci memerlukan informasi yang up to date, Penyediaan informasi masih

This paper aims to examine the economy-wide effects of a bilateral agricultural trade liberalization program between Australia and Indonesia.. The analytical framework

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MAN Darussalam Aceh Besar tahun pelajaran 2014/2015 dapat disimpulkan bahwa: 1) Penerapan pendekatan saintifik dan

Dalam skripsi ini dijabarkan bagaimana penerapan Risk Assessment bagian Bekisting pada proyek pembangunan apartemen X dengan cara mengidentifikasi bahaya,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini bahwa penggunaan media

Dengan demikian media sosial yang terkoneksi dengan jaringan internet dan juga smartphone telah tumbuh menjadi gaya hidup baru yang kemudian amat tepat dikatakan