• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING TERHADAP PERUBAHAN PROKRASTINASI SISWA SMK NEGERI 4 MEDAN T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING TERHADAP PERUBAHAN PROKRASTINASI SISWA SMK NEGERI 4 MEDAN T.A 2014/2015."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SISWA SMK NEGERI 4 MEDAN

T.A 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan

OLEH:

KASI HARIATI

NIM. 1112151005

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

KASI HARIATI. NIM.1112151005. “Pengaruh Layanan Bimbingan

Kelompok Teknik Role Playing Terhadap Perubahan Prokrastinasi Pada

Siswa SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2014 / 2015”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan Teknik Role Playing Terhadap Perubahan Prokrastinasi Pada Siswa SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2014 / 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Terhadap Perubahan Prokrastinasi Siswa SMK Negeri 4 Medan TahunAjaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X AV4 yang terdiri dari 10 orang siswa yang memiliki perilaku prokrastinasi tinggi yang berusia 15-16 tahun. Instrument yang digunakan adalah angket untuk tingkat prokrastinasi siswa yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Instrument diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan bimbingan kelompok teknik role playing.Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok teknik role playing berpengaruh terhadap perubahan prokrastinasi siswa AV 4 SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini tergambar dengan hasil Uji Wilcoxon yang dilakukan dengan hasil diperoleh Jhitung= 0, Dengan α = 0,05

dan n=10, maka berdasarkan daftar, Jtabel = 8. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung lebih kecil dari Jtabel, maka Hipotesis Ho ditolak hal ini Artinya ada

perbedaan prokrastinasi pada siswa antara sebelum dan setelah diberikan perlakuan, sehingga prokrastinasi siswa menurun setelah mengikuti bimbingan kelompok teknik role playing pada siswa SMK Negeri 4 Medan T.A 2014-2015.

(7)

ii

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul, “ Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role

Playing Terhadap Perubahan ProkrastinasiSiswa SMK Negeri 4 Medan

Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan

menyelesaikan program Sarjana (S1) Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan,

bantuan, masukan, serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis

menyampaikan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan

yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan studi di

Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. Nasrun, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan beserta Prof. Dr. Yusnadi, Ms., selaku Wakil

Dekan I, Drs. Aman Simare-mare, M.S., selaku Wakil Dekan II, dan

Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd., selaku Wakil Dekan III.

3. Dra. Kemali Syarif, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan Dra. Nur Arjani,

M.Pd selaku sekretaris jurusan atas bimbingan dan pengarahannya.

4. Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik saya

(8)

iii

sabar membimbing saya. Terimakasih atas waktu dan senyuman sehingga

penulis semangat menyelesaikan skripsi ini.

5. Dr. Nasrun, MS, Dra. Pasteria Sembiring, M.Pd.Kons, Dra. Zulhaini.S

yang telah memberikan koreksi dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Seluruh dosen-dosen yang telah memberikan ilmunya selama saya belajar

di Universitas Negeri Medan.

7. Drs.Gustini Raya selaku kepala sekolah SMK Negeri 4 Medan yang telah

mengizinkan penulis untuk meneliti di sekolah tersebut.

8. Bapak Aritonang, Ibu Pesta Barus, Ibu Yusmaniar, dan guru-guru lainnya

beserta siswa-siswi kelas X SMK Negeri 4 Medan yang telah membantu

dan mempermudah penulis dalam mengumpulkan data.

9. Teristimewa kepada kedua orang tuaku Ayah Katolani dan Ibunda Mesna

yang selalu menjadi orang tua hebat dan kuat yang tak hentinya

memberikan doa, kasih sayang, nasehat, dukungan serta menjadi motivasi

bagi saya untuk menyelesaikan studi.

10.Kepada seluruh keluargaku Nenek, Bang Irwanto beserta Isteri dan

teristimewa Abang Suhardi, Kak Nurliana beserta Suami yang telah

memberikan semangat, nasehat serta dukungan moril dan materil kepada

saya dalam menyelesaikan studi. Kepada adik saya tercinta Sri Wulan

semoga dapat menusul kakak menjadi seorang Sarjana.

11.Para keponakanku tersayang yang selalu menambah semangat

(9)

iv

dukungan, serta menjadi motivasi bagi saya untuk menyelesaikan studi.

13.Kepada rekan satu bimbingan skripsi yang selalu memberi motivasi Nur

Hasanah Harahap dan Ramadhani Siregar,).

14.Teristimewa kepada Fierda Yossindra, Vera Henny, terimakasih buat

semangat dan dukungan yang telah diberi selama penyusunan skripsi ini.

15.Teman-teman seperjuangan Psikologi Pendidikan Bimbingan & Konseling

angkatan 2011 khususnya kelas Reguler A yang telah meluangkan waktu

untuk belajar bersama selama studi dan menjadi motivasi kepada saya.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

penulis menerima kritik maupun saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Kritikan tidak membuat kita mati tetapi berarti. Penulis

berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Akhir kata

penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2015 Penulis,

(10)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………..……...i

KATA PENGANTAR………....ii

DAFTAR ISI……….………..……….....v

DAFTAR TABEL………....ix

DAFTAR LAMPIRAN………....x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... .. 1

B.Identifikasi Masalah... 9

C.Pembatasan Masalah... .. 10

D.Perumusan Masalah... 10

E.Tujuan Penelitian... .. 11

F. Manfaat Penelitian... .. 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori... 13

1. Prokrastinasi... ...….. 13

1.1 Pengertian Prokrastinasi... 13

1.2 Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik... 16

1.3 Jenis – Jenis Prokrastinasi... 18

1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik….. 20

2. Bimbingan Kelompok 2.1 Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok... 22

2.2 Tujuan Bimbingan Kelompok... 24

(11)

vi

2.4 Tahap – Tahap Bimbingan Kelompok... 27

2.5 Teknik Bimbingan Kelompok... 32

3. Teknik Role Playing 3.1 Dasar Teori Role Playing………... 33

3.2 Pengerian Role Playing (Bermain Peran)... 37

3.3 Tujuan Pengunaan Role Playing... 39

3.4 Prosedur Pengunaan Teknik Role Playing... 42

3.5 Kelebihan Dan Kelemahan Teknik Role Playing... 47

3.6 Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Role Playing... 47

3.7 Bentuk Role Playing... 49

3.8 Peran dan Tugas Guru Pembimbing………. 50

4. Pengaruh Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Terhadap Perubahan Prokrastinasi... 51

B. Kerangkah Konseptual... 53

C. Hipotesis Penelitian... 55

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 54

B. Lokasi dan waktu... 54

C. Subjek penelitian... 54

D. Operasional variabel penelitian... 55

E. Desain penelitian... 56

F. Langkah – langkah penelitian... 56

(12)

vii

H. Teknik pengumpulan data... 58

I. Uji validitas ... 60

J. Uji reliabilitas... 61

K. Teknik analisis data... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Persyaratan Analisis……… 63

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis……… 65

1. Uji Validitas angket Prokrastinasi………. 65

2. Uji Reliabilitas Angket Prokrastinasi………. 67

4.3 Deskripsi Hasil……… 68

1. Data Pre-test Prokrastinasi………. 68

2. Data Post-test Prokrastinasi……… 68

4.4 Uji Hipotesis……… 69

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian……….. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 72

B. Saran………. 72

(13)

ix

Halaman

Tabel 3.1

Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert …...………… 59

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Angket Prokrastinasi ………...………..…….. 59

Tabel 4.1

Ringkasan Validitas Angket Prokrastinasi…………..………….… 66

Tabel 4.2

Ringkasan data Pre-test Prokrastinasi Siswa ………. 68

Tabel 4.3

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Angket ……….………… 76

Lampiran 2.Uji Validitas …….………..……. 81

Lampiran 3.PerhitunganValiditas Angket Prokrastinasi…... 82

Lampiran 4.Perhitungan Reliabilitas prokrastinasi

siswa………...………. 85

Lampiran 5.Angket Prokrastinasi yang Valid………….….. 88

Lampiran 6.hasil Data Pre-Test prokrastinasi Siswa.…….. 91

Lampiran 7.Hasil Data Pos-Test prokrastinasi Siswa…….... 92

Lampiran 8.Data Pre-test dan Pos-test

untuk data prokrastinasi……….…………..…… 94

Lampiran 9.Perhitungan Kategori Pre-Test…...……...…... 95

Lampiran 10.Perhitungan kategori

Pos-Test………... 97

Lampiran 11.Perhitngan Rata-Rata (M)

dan Deviasi Kuartil (SD)

Pre-Tes……….…………..………... 98

Lampiran 12.Perhitngan Rata-Rata (M) dan

Deviasi Kuartil (SD) Post-Test……...…….... 99

Lampiran 13.Pengujian Hipotesis ……...…..……….. 101

(15)

xi

Lampiran 16.RPLBKp……….…………..………. 117

Lampiran 17.RPLBKp……….……… 123

Lampiran 18.RPLBKp……….……… 127

Lampiran 19. Lembar observasi Bkp……….………... 131

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini Indonesia menghadapi tantangan baru dalam memasuki era

globalisasi. Era globalisasi menuntut adanya perbaikan di segala bidang

terutama dalam pendidikan. Pendidikan disebut sebagai komponen supra

sistem pembangunan yang dipercaya untuk menghasilkan sumber daya

manusia (SDM) yang berkualitas. Sekolah adalah lembaga pendidikan

formal yang melaksanakan bimbingan, pengajaran, pelatihan untuk

membantu siswa mengembangkan potensi secara optimal.

Hurlock (http://jurnal.fkip.uns.ac.id) menjelaskan bahwa sekolah

adalah faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam

cara berpikir, bersikap, maupun berperilaku. Hal tersebut dapat diartikan

bahwa sekolah merupakan usaha dalam membentuk SDM berkualitas yang

sangat dibutuhkan dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan

siswa atau peserta didik sebagai calon SDM yang dipersiapkan untuk

mengembangkan potensinya secara optimal.

Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang System

Pendidikan Nasional:“Peserta didik adalah anggota masyarakat yang

berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur

jenjang dan jenis pendidikan tertentu”. Sejalan dengan hal tersebut

Achmadi, salah satu pemerhati pendidikan ia mengungkapkan bahwa,

(17)

dewasa. Ia memerlukan usaha, bantuan, serta bimbingan dari seseorang

untuk mencapai tingkat kedewasaannya.”

Siswa sebagai pembelajar sekaligus calon SDM masa depan

diharapkan sejak awal menunjukkan perilaku produktif yaitu mampu

menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dan sesuai dengan ketentuan.

Untuk itu diharapkan siswa tidak menunda waktu dan kesempatan dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh Bapak / Ibu guru. Setiap bentuk

penundaan yang dilakukan oleh siswa tidak bisa diabaikan begitu saja,

karena semakin banyak menunda pekerjaan semakin jauh dari

keberhasilan. Termaksud didalamnya banyak persoalan dan kesulitan –

kesulitan yang akan dihadapi oleh siswa.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tatan. ZM (2012)

menjelaskan adanya tiga faktor dominan yang memyebabkan mahasiswa

menunda menyelesikan skripsi; 1) 83,8% mahasiswa yang memiliki

keterbatasan pemahaman – pemahaman skripsi, 2) 82,6% memiliki

keterbatasan dalam pemahaman – pemahaman metode penelitian, dan 3)

76,3% mahasiswa memiliki keterbatasan dalam pemahaman mata kuliah

seminar pra skripsi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Fitria Savira

Dan Yudi Suharsono, 2013) menunjukkan ada hubungan negatif dan

sangat signifikan antara SRL dengan prokrastinas akademik dengan

koefidien korelasi (r)= -0,73 dan (p)=0,000.

Selain itu hasi penelitian dari Rumiani (2006) data yang dikumpulkan

(18)

3

akademik. 112 mahasiswa UII terlibat dalam penalitian ini. data ini

dianalisis dengan korelasi partical telah membuktikan bahwa kebutuhan

untuk presasi adalah (r) memiliki korelasi negatif dengan skor -0,5508

dengan (p) dengan tingkatan at <0,01, sementara itu stress siswa tidak

memiliki korelasi dengan prokrastinasi akademik dengan P tingkat at

>0,05.

Kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh siswa beranekaragam seperti

terlambat dalam mengumpulkan tugas, mengerjakan tugas sehari sebelum

dikumpulkan, belajar sehari sebelum ujian dilaksanakan, lebih senang

melakukan kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan tugas sekolah,

melakukan hal – hal yang tidak dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas,

melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan. Hal ini

dikategorikan kedalam Prokrastinasi belajar yang sering dilakukan oleh

siswa.

Solomon dan Rothblum (http://jurnal.fkip.uns.ac.id), mengemukakan

bahwa prokrastinsi lebih dari sekedar lamanya waktu dalam

menyelesaikan tugas, tapi juga meliputi penundaan yang dilakukan secara

konsisten yang disertai oleh kecemasan. Kecemasan akan timbul ketika

pelaku prokrastinasi menyadari waktu mengerjakan yang semakin sempit

dan tugasnya belum selesai. Berkaitan dengan masalah pembelajaran,

penundaan atau prokrastinasi dikenal dengan prokrastinasi akademik.

Prokrastinasi akademik adalah suatu perilaku menunda memulai atau

(19)

berulang-ulang. Prokrastinasi akademik membawa dampak negatif bagi siswa yang

melakukannya. Arliani (http://jurnal.fkip.uns.ac.id) menyatakan,

“Prokrastinasi adalah perilaku kompleks yang merupakan gangguan

emosional pada individu tersebut. Hal tersebut bisa berakibat fatal karena

kebiasaan tersebut dapat membuat orang tersebut tidak berhasil dalam

hidupnya”.

Pada kenyataan berdasarkan pengamatan pada siswa di SMK Negeri 4

Medan. Masih sering dijumpai permasalah – permasalan yang dihadapi

oleh siswa dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah para peserta

didik yang berfikiran bahwa dalam keadaan terdesak atau dibawah tekanan

oleh jangkah waktu pengumpulan tugas, Mereka akan cepat dalam

menyelesaikan tugas. Padahal tindakan tersebut tidak efektif bahkan hasil

yang diperoleh tidak akan optimal karena keterbatasannya waktu yang

dimiliki dalam mengerjakan tugas.

Dilihat dari Hasil wawancara dengan guru BK (Aritonang,S.Pd) yang

ada di SMK Negeri 4 Medan, “ mengatakan bahwa sebenarnya siswa

memiliki jadwal untuk belajar akan tetapi jarang ditepati”. Hasil observasi

guru BK“ menyatakan bahwa penundaan yang dilakukan lebih banyak

karena menonton televisi atau hal-hal lain yang lebih menyenangkan

daripada meyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru bidang studi”.

Sejalan dengan hal tersebut hasil wawancara dengan guru bidang study

(Yusmaniar) disekolah tersebut. “Alasan siswa menunda menyelesaikan

(20)

5

guru dan memilih untuk menyelesaikannya pada kesokan harinya dengan

teman-teman sekelasnya sebelum kelas dimulai”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa siswa

di SMK Negeri 4 Medan dapat diketahui bahwa telah terjadi prokrastinasi

dimana banyak siswa yang sering mengerjakan tugas sehari sebelum tugas

dikumpulkan, belajar sehari sebelum tugas ujian dilaksanakan, lebih

senang melakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan tugas

sekolah. Wawancara yang dilakukan terhadap guru juga memperoleh hasil

bahwa telah terjadi prokrastinasi pada siswa dimana siswa sering terlambat

dalam pengumpulan tugas, melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya

dengan tugas sekolah, siswa mengerjakan tugas disekolah sebelum tugas

dikumpulkan. Hasi wawancara yang diperoleh dari siswa dan Guru SMK

Negeri 4 Medan dapat diperkuat bahwa telah terjadi prokrastinasi yang

dilakukan oleh siswa.

Berdasarkan pengalaman waktu PPL (Program Pengalaman Lapangan)

yang dilaksanakan pada bulan Agustus – November 2014, ternyata banyak

siswa yang mendapat prestasi belajar rendah dan sering tidak masuk

kesekolah dengan alasan yang berbeda – beda bukan disebabkan karena

tingkat intelegensi yang rendah melainkan masalah dengan dirinya dalam

hal ini suka menunda – menunda mengerjakan tugas yang diberikan oleh

Bapak / Ibu guru. Perilaku suka menunda – nunda mengerjakan tugas yang

dimiliki siswa membuat siswa cemas dan takut ketika tugas yang diberikan

(21)

Banyak siswa yang cenderung mencotek teman sekelas bahkan

diantara mereka tidak sedikit yang memilih untuk tidak masuk sekolah

dikarenakan takut dihukum ataupun dikenakan denda sesuai dengan

kesepakatan dari guru Mata Pelajaran. Jika hal ini terus – menerus

dibiarkan dan tidak dibantu, maka akan berpengaruh terhadap

keberhasilannya dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, konselor harus

melakukan upaya dalam memimalisir Prokrastinasi agar siswa mampu

mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa masalah penundaan

tugas yang dilakukan oleh siswa merupakan masalah yang kompleks yang

membutuhkan suatu penangan khusus dari pihak sekolah untuk memberi

bantuan berupa bimbingan agar siswa dapat mengatasi prokrastinasi yang

dilakukan oleh siswa.

Konselor sekolah memiliki peranan penting untuk membantu

mengatasi prokrastinasi pada peserta didik. Sala satu upaya yang dapat

dilakukan konselor untuk mengatasi prokrastinasi pada siswa yaitu

memberikan layanan bimbingan kelompok teknik Role Playing pada

siswa.

Kegiatan bimbingan dan konseling merupakan salah satu cara untuk

membantu siswa memecahkan permasalahannya secara mandiri. Staffire &

Stewart (Prayitno 2009:93), bimbingan adalah bantuan yang diberikan

kepada individu dalam membuat pilihan – pilihan dan penyesuaian –

(22)

7

kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku

jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu”

(F.Parson dan Jones Prayitno, 2009:93).

Sedangkan konseling menurut Jones (Prayitno 2009:100) adalah

“kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa

difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang

bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam

pemecahan itu”.

Dalam kegiatan bimbingan dan konseling terdapat 9 layanan yaitu :

layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran,

layanan penguasaan konten, layanan konseling individual, layanan

konseling kelompok, layanan bimbinngan kelompok, layanan mediasi, dan

layanan konsultasi. Layanan yang diambil peneliti untuk digunakan dalam

penelitian adalah layanan bimbingan kelompok yang disingkat BKP.

Layanan Bimbingan Kelompok memungkinkan sejumlah siswa secara

bersama – sama membahas pokok persoalan tertentu untuk menunjang

pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk

pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok,

dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan

pengembangan kemampuan sosial. Bimbingan Kelompok menurut Gazda

(Prayitno 2009:309) adalah “kegiatan informasi kepada sekelompok siswa

untuk membantu mereka menuyusun rencana dan keputusan yang tepat”.

(23)

memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman

lingkungan, penyesuaian diri, serta pengembangan diri.

Role playing (Bermain Peran) adalah salah satu teknik dalam

bimbingan kelompok yang membutuhkan partisipasi aktif dari siswa. Nini

Subini (http://jurnal.fkip.uns.ac.id), “menyatakan bahwa metode role

playing melibatkan seluruh anak dapat berpartisipasi dan mempunyai

kesempatan untuk memajukan kemampuan dalam bekerja sama, dan diberi

kebebasan untuk mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh”.

Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa dalam role playing

memfasilitasi anak untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan

mengambil pelajaran dari yang diperankannya.

Proses bermain peran dapat memberikan contoh kehidupan

manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa: (1) untuk menggali

perasaanya; (2) memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh

terhadap sikap,nilai dan persepsinya; (3) mengembangkan keterampilan

dan sikap dalam memecahkan masalah; (4) mendalami mata pelajaran

dengan berbagai cara; Ono (Istarani 2011:71). Hal ini akan bermanfaat

bagi siswa yang saat terjun ke masyarakat kelak ia akan mendapatkan diri

dalam situasi dimana begitu banyak peran terjadi, seperti dalam

lingkungan keluarga, bertetangga, lingkungan kerja, dll.

Teknik Role Playing diharapkan tepat untuk mengatasi

(24)

9

masalah yang di alaminya dan dampak negatif dapat dipaparkan sehingga

menjadi upaya penyadaran bagi siswa yang bersangkutan.

Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti merasa perlu diadakan

penelitian tindakan dengan judul Pengaruh Bimbingan Kelompok

Dengan Menggunakan Teknik Role Playing Terhadap Perubahan

Prokrastinasi Pada Siswa SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2015 /

2016“.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi

masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Ada siswa sering mengalami keterlambatan mengumpulkan tugas

2. Sebagian siswa yang mengerjakan tugas sehari sebelum tugas dikumpul

3. Sebagian siswa yang belajar sehari sebelum ujian dilaksanakan

4. Ada siswa yang lebih senang melakukan kegiatan – kegiatan yang tidak

ada kaitannya dengan tugas sekolah.

5. Sebagian siswa yang melakukan hal – hal yang tidak dibutuhkan dalam

penyelesaiaan tugas

6. Ada siswa yang sengaja melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih

(25)

C. Pembatasan Masalah

Dengan perhitungan keterbatasan kemampuan peneliti, waktu serta

luasnya ruang lingkup masalah yang dihadapi siswa SMK Negeri 4

Medan, maka dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti oleh peneliti

yakni :

“ Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan Teknik Role

Playing Terhadap Perubahan Prokrastinasi Pada Siswa SMK Negeri 4

Medan Tahun Ajaran 2015 / 2016 ”.

D.Perumusan Masalah

“Apakah ada Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan

Teknik Role Playing Terhadap Perubahan Prokrastinasi Pada Siswa SMK

Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2015 / 2016 ?”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk

mengetahui ada

1. Untuk mendapat gambaran tentang prokrastinasi siswa kelas X AV4 SMK

Negeri 4 Medan

2. Untuk mendapat gambaran Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing

3. Untuk mengetahui ada pengaruh bimbingan kelompok dengan

menggunakan teknik role playing terhadap perubahan prokrastinasi pada

(26)

11

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka diharapkan penelitian ini

bermanfaat untuk :

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan dan wawasan serta teori tentang bimbingan

kelompok dengan menggunakan teknik Role Playing untuk mengatasi

prokrastinasi pada siswa

b. Hasil penelitian ini sebagai alternatif untuk meminimalisirkan terjadinya

penundaan kegiatan belajar siswa

c. Sebagai bahan dan sumber referensi bagi penelitian lain yang akan

melakukan penelitian dibidang yang sama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, sebagai bekal untuk bertingkah laku yang baik. Dapat

menambah pengalaman dan wawasan untuk kehidupannya serta mampu

menghadapi rintangan tugas secara optimal.

b. Bagi guru BK, sebagai program perencanaan bimbingan dan konseling di

sekolah sekaligus sebagai ilmu pengetahuan dalam mengembangkan

pelaksanaan program bimbingan dan konseling disekolah.

c. Bagi peneliti, sebagai wadah untuk menambah pengalaman, pengetahuan

dan wawasan yang luas terutama dalam bertingkah laku yang baik

(27)

d. Bagi peneliti selanjutnya, segala bahan referensi tentang perilaku

prokrastinasi dapat digunakan untuk mengembangkan karya tulis dimasa

(28)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat

disimpulkan:

1. Perilaku Prokrastinasi pada siswa SMK Negeri 4 Medan tahun ajaran

2014/1015 sebelum diberikan layanan cenderung tinggi.

2. Perilaku Prokrastinasi pada siswa SMK Negeri 4 Medantahun ajaran

2014/1015 setelah diberikan layanan berubah menjadia rendah.

Ada pengaruh yang signifikan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik

Role Playing terhadap perubahan Prokrastinasi siswa SMK Negeri 4 Medan

Tahun Ajaran 2014/2015. Penggunaan BKP teknik role playing dapat mengubah

perilaku Prokrastinasi siswa. Hal ini dibuktikan sebelum perlakuan Prokrastinasi

cenderung tinggi dan setelah perlakuan cenderung rendah.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini

disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Guru BK

Mampu merancang, mengembangkan dan menjalankan bimbingan

(29)

role playig sebagai salah satu alternatif yang terbukti efektif dalam usaha

menanggulangi perilaku Prokrastinasi siswa.

2. Subjek penelitian

Perilaku Prokrastinasi tidak menguntungkan dalam prestasi belajar,

diaharapkan siswa menghindari perilaku Prokrastinasi dalam kegiatan belajar.

3. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan layanan lebih cermat dan

memperhatikan varian-varian yang ikut mempengaruhi perubahan sehingga

(30)

76

Lampiran 1

SKALA PROKRASTINASI AKADEMIK

(BELUM VALID)

Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan di bawah ini sebelum Anda memberi

jawaban.

2. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Anda untuk menjawab

seluruh pertanyaan yang disediakan

3. Anda diminta menjawab pernyataan sesuai dengan pendapat dan

kecendrungan Anda, tanpa dipengaruhi oleh pihak lain.

4. Berikan tanda checklist () pada setiap jawaban yang menurut Anda paling

sesuai pada kolom yang disediakan.

Contoh :

Saya suka bermain facebook seharian dibandingkan mengerjakan

tugassekolah.

Keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

STS TS S SS

(31)

No.

Pernyataan SS S TS STS

1 Saya sering menunda-nundapengumpulan tugas

2 Walaupun kegiatan saya padat, tugas-tugas sekolah saya tidak pernah terbengkalai. 3 Saya pandai mengatur waktu antara

mengerjakan tugas dan kumpul bersama teman.

4 Saya memilih mencari bahan referensi di perpustakaan untuk mengerjakan tugas sebelum pulang ke rumah.

5 Saya kesulitan dalam memulai menyelesaikan tugas meskipun saya tahu betapa pentingnya untuk memulai mengerjakan tugas tersebut.

6 Saya terlambat mengumpulkan tugas-tugas sekolah sesuai jadwal yang ditetapkan guru. 7 Saya mengalami kesulitan dalam memenuhi

deadline menyelesaikantugas sekolah 8 Saya terlambat menyalin soal-soal yang ada

di papan tulis sehingga banyak soal yang tidak saya kerjakan.

9 Saya lebih suka menerima tawaran teman untuk berjalan-jalan daripada mengerjakan tugas sekolah.

10 Saya menunda memulai pekerjaan yang harus saya lakukan.

11 Saya memerlukan waktu tambahan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. 12 Saya tidak bersemangaat untuk

mengerjakan tugas sekolah sampai selesai tepat waktu.

13 Saya segera menyelesaikan tugas yang diberi oleh guru.

14 Waktu yang saya butuhkan untuk menyelesaikan tugas sekolah lebih lama dari yang sudah saya rencanakan.

15 Saya selalu mengerjakan tugas tepat waktu sesuai rencana.

(32)

78

17 Saya rajin mengulang materi yang diajarkan guru di sekolah.

18 Saya akan mengerjakan tugas kalau waktunya tinggal sehari untuk dikumpulkan.

19 Saya mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru sebelum tugas tersebut diminta untuk dikumpulkan.

20 Saya rajin mengerjakan tugas-tugas sekolah.

21 Saya suka menumpuk-numpuk tugas sekolah.

22 Saya tidak takut dimarahi guru karena terlambat mengumpulkan tugas.

23 Saya segera mengerjakan tugas yang diberikan guru setelah dibagikan.

24 Saya berpikir tidak masalah jika terlambat mengumpulkan tugas, yang penting bagi saya tugasnya saya kumpulkan.

25 Saya tidak menepati waktu yang sudah saya rencanakan untuk mengerjakan tugas. 26 Jadwal kegiatan yang telah saya buat tidak

saya laksanakan tepat waktu.

27 Saya tidak kesulitan menyelesaikan tugas dengan batas waktu yang ditentukan.

28 Saya mengerjakan tugas jauh hari sebelum waktu pengumpulan.

29 Saya sering membolos tidak masuk sekolah.

30 Saya lebih memilih bermain game daripada belajar.

31 Saya tidak merasa bersalah menolak ajakan teman untuk jalan-jalan pada saat saya harus belajar.

32 Saya tidak bisa tenang pergi dengan teman-teman ketika tugas sekolah saya belum selesai.

33 Saya belajar untuk menghadapi ujian dengan sistem SKS( Sistem Kebut Semalam).

34 Saya menunda menyelesaikan tugas, meskipun tugas tersebut penting.

(33)

36 Saya mengerjakan tugas sesuai dengan yang saya rencanakan.

37 Saya selalu terlambat mengumpulkan tugas dibanding teman-teman yang lain.

38 Saya tidak merasa bersalah terlambat mengumpulkan tugas.

39 Saya kesulitan mengatur waktu untuk mengerjakan tugas sekolah yang diberikan guru.

40 Saya menyelesaikan tugas sekolah lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan guru.

41 Saya sudah merencanakan tugas mana yang harus saya kerjakan terlebih dahulu sehingga semua tugas yang diberikan dapat selesai tepat waktu.

42 Saya selalu diburu-buru waktu karena saya tidak mengerjakan tugas jauh hari sebelum waktu pengumpulan.

43 Saya merasa nyaman bila tugas sekolah saya selesai tepat pada waktunya.

44 Saya mengobrol dengan teman ketika pelajaran diberikan di dalam kelas.

45 Saya pergi ke kantin ketika jam pelajaran berlangsung.

46 Saya akan meluangkan waktu belajar dan mengerjakan semua tugas karena saya telah berkomitmen kepada diri sendiri.

47 Meskipun menonton bioskop bersama teman lebih menggoda, saya lebih mengutamakan menyelesaikan tugas sekolah.

48 Saat menjelang ujian semua kegiatan bermain bersama teman saya hentikan dan berkonsentrasi untuk belajar.

49 Saya menunda-nunda pekerjaan sekolah yang tidak saya sukai.

50 Saya merasa nyaman bila tugas sekolah saya selesai tepat pada waktunya.

(34)

80

52 Saya selalu belajar kelompok dengan teman mengenai tugas yang diberikan guru sehingga tugas tersebut dapat selesai tepat waktu.

53 Saya sulit membagi waktu antara mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan waktu bermain bersama teman.

54 Saya melakukan rencana yang saya buat dengan tepat waktu.

55 Saya masih sempat membuka facebook walaupun saya belum belajar untuk ujian besok.

(35)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56

(∑X)² 5929 4900 4096 6241 6400 5929 6241 3844 3481 5625 4096 7225 4356 5184 5329 3481 5184 5776 5625 4761 3721 2704 4096 5041 4900 4356 5476 5476 1849 2209 6889 3364 5329 4624 3969 4096 4096 3364 5041 5776 4356 5041 2601 4900 1936 3600 3721 2601 5329 2025 3969 3025 3844 5041 3025 3249

∑XY 9546 8660 7957 9843 9958 9478 9788 7810 7396 9396 7932 10344 8297 8916 9036 7398 8905 9337 9391 8670 7733 6501 7965 8629 8709 8302 9204 9335 5444 5949 10078 7211 8960 8553 7866 7936 7962 7281 8869 9501 8182 8864 6516 8843 5489 7517 7672 6397 9173 5697 7848 6865 7699 8870 6916 7138

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ∑Y 3688

r hitung 0.275 0.266 0.331 0.344 0.404 0.042 0.247 0.593 0.541 0.651 0.295 -0.379 0.643 0.224 0.254 0.549 0.186 -0.015 0.5450.622 0.674 0.268 0.310 -0.240 0.398 0.545 0.3410.677 0.542 0.548 -0.313 0.255 -0.035 0.519 0.465 0.366 0.301 0.508 0.429 0.504 0.261 0.440 0.603 0.779 0.326 0.559 0.656 0.498 0.540 0.610 0.396 0.373 0.281 0.371 0.516 0.428 ∑Y² 459732 r tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.3610.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.3610.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 (∑Y)² 13601344

status TV TV TV TV V TV TV V V V TV TV V TV TV V TV TV V V V TV TV TV V V TV V V V TV TV TV V V V TV V V V TV V V V TV V V V V V V V TV V V V

σb 0.446 0.222 0.382 0.766 0.489 0.446 0.499 0.529 0.366 0.383 0.249 0.406 0.427 0.440 0.312 0.366 0.4400.782 0.517 0.477 0.632 0.862 0.516 0.899 0.356 0.627 0.5160.649 0.446 0.512 0.846 0.529 0.846 0.729 0.357 0.182 0.516 0.462 0.566 0.516 0.360 0.499 0.877 0.489 0.316 0.333 0.366 0.343 0.712 0.383 0.357 0.406 0.396 0.766 0.472 0.490 ∑σb 28.064

σt 211.796

r11 0.890 33 23

Reliabelitas cukup tinggi Item Valid = Item tidak valid =

Lampiran 2

NoS ubj

ek Y

NO ITEMS

(36)

82

Lampiran 3

PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PROKRASTINASI

Validitas butir angket perilaku Prokrastinasi dengan rumus Product Moment,

yaitu :

� = � −

(� 2( )2) ( 2( )2)

Keterangan:

� = Koefisien korelasi tiap item

� = Banyaknya subjek uji coba

= Jumlah skor item

= Jumlah skor total

�= Jumlah kuadrat skor item

� = jumlah kuadrat skor total

= jumlah perkalian skor item

(X) dan skor total (Y)

Untuk mengetahui validitas angket perilaku Prokrastinasi, rhitung dibandingkan

dengan rtabel pada taraf signifikan 5%. Sebagai perhitungan koefisien korelasi antara

item nomor 1 dengan skor total sebagai berikut :

∑X = 77

∑x2 = 211

∑XY = 9546

∑Y = 3688

∑y2 = 459732

(37)

Sehingga rhitung adalah:

(38)
(39)

Lampiran 4

UJI RELIABILITAS

Relialibilitas angket prokrastinasi siswa dihitung denganmenggunakan rumus alpha :

Keterangan :

r11 = Realibitas instrument

k = Banyaknya butir soal

∑�b2 = Jumlah varians butir

�2� = Varians total

Untuk mencari varians butir digunakan rumus:

2

Sebagai contoh perhitungan, dari data uji coba angket sikap Prokrastinasi siswa

dapat dihitung item nomor 8 sebagai berikut :

X = 62

X2 = 144 N = 30

Sehingga Varians item no 5 diperoleh:

(40)

86

butir dari nomor 8 sampai selanjutnya ditentukan. Hasil seperti ditunjukkan pada

tabel di bawah ini.

Perhitungan Reliabilitas Angket Prokrastinasi

(41)

Varians total dihitung dengan rumus :

dari data uji coba diperoleh :

N = 30

Y = 3688

Y2 = 459732

sehingga varians total adalah :

t2 =

Maka reliabilitas angket :

Sehingga diperoleh reliabilitas angket Prokrastinasi yaitu�11 = 0,897. Nilai�11

(0,883) >rtabel (0,361) maka variabel ini adalah reliabel.Setelah dibandingkan dengan

indeks korelasi termasuk dalam kategori tinggi.Dapat disimpulkan bahwa angket

Prokrastinasi telah memenuhi kriteria reliabilitas sehingga dapat digunakan sebagai alat

(42)

88

Lampiran 5

SKALA PROKRASTINASI AKADEMIK

(VALID)

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan di bawah ini sebelum Anda memberi jawaban.

2. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Anda untuk menjawab seluruh

pertanyaan yang disediakan.

3. Anda diminta menjawab pernyataan sesuai dengan pendapat dan kecendrungan

Anda, tanpa dipengaruhi oleh pihak lain.

4. Berikan tanda checklist () pada setiap jawaban yang menurut Anda paling sesuai

pada kolom yang disediakan.

Contoh :

Saya suka bermain facebook seharian dibandingkan mengerjakan tugas sekolah.

Keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

STS TS S SS

(43)

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya kesulitan dalam memulai menyelesaikan tugas meskipun saya tahu betapa pentingnya untuk memulai mengerjakan tugas tersebut.

2. Saya terlambat menyalin soal-soal yang ada di papan tulis sehingga banyak soal yang tidak saya kerjakan.

3. Saya lebih suka menerima tawaran teman untuk berjalan-jalan daripada mengerjakan tugas sekolah.

4. Saya menunda memulai pekerjaan yang harus saya lakukan.

5. Saya segera menyelesaikan tugas yang diberi oleh guru.

6. Saya lebih memilih menonton acara televisi daripada membaca untuk ujian. 7. Saya mampu menyelesaikan tugas yang

diberikan guru sebelum tugas tersebut diminta untuk dikumpulkan.

8. Saya rajin mengerjakan tugas-tugas sekolah.

. Saya suka menumpuk-numpuk tugas sekolah.

10. Saya tidak menepati waktu yang sudah saya rencanakan untuk mengerjakan tugas.

11. Jadwal kegiatan yang telah saya buat tidak saya laksanakan tepat waktu. 12. Saya mengerjakan tugas jauh hari

15. Saya menunda menyelesaikan tugas, meskipun tugas tersebut penting. 16. Menunda tugas sampai besok adalah

bukan cara yang biasa saya lakukan. 17. Saya mengerjakan tugas sesuai dengan

yang saya rencanakan

(44)

90

mengumpulkan tugas.

19. Saya kesulitan mengatur waktu untuk mengerjakan tugas sekolah yang diberikan guru.

20 Saya menyelesaikan tugas sekolah lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan guru.

21. Saya selalu diburu-buru waktu karena saya tidak mengerjakan tugas jauh hari sebelum waktu pengumpulan.

22. Saya merasa nyaman bila tugas sekolah saya selesai tepat pada waktunya. 23. Saya mengobrol dengan teman ketika

pelajaran diberikan di dalam kelas. 24. Saya akan meluangkan waktu belajar

dan mengerjakan semua tugas karena saya telah berkomitmen kepada diri sendiri.

25. Meskipun menonton bioskop bersama teman lebih menggoda, saya lebih mengutamakan menyelesaikan tugas sekolah.

26. Saat menjelang ujian semua kegiatan bermain bersama teman saya hentikan dan berkonsentrasi untuk belajar. 27. Saya menunda-nunda pekerjaan sekolah

yang tidak saya sukai.

28. Saya merasa nyaman bila tugas sekolah saya selesai tepat pada waktunya. 29. Saya terlambat mengumpulkan tugas

dalam kegiatan kelompok sehingga teman-teman marah.

30. Saya selalu belajar kelompok dengan teman mengenai tugas yang diberikan guru sehingga tugas tersebut dapat selesai tepat waktu.

31. Saya melakukan rencana yang saya buat dengan tepat waktu.

32. Saya masih sempat membuka facebook walaupun saya belum belajar untuk ujian besok.

(45)

Lampiran 6 Tabel 4.4 Hasil Data Pre-Test Prokrastinasi

No subjek

No item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 4 4 4 3 4 3 2 1 4 2 2 3 1 1 4 2 3 4

2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 2 2 2 2 3 1

3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 1 4 2 1 4 3

4 3 3 2 1 2 3 3 3 2 1 3 3 4 3 3 1 2 4

5 4 4 3 4 4 2 3 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 4

6 4 3 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 1 4 4

7 4 3 3 2 1 4 3 2 2 4 3 1 2 2 3 3 3 3

8 5 4 3 2 4 2 2 2 3 3 3 4 2 3 4 4 4 2

9 2 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 2

10 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 2 3 4 2 2 2 4 4

No subjek

No item

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 ∑Y ∑Y²

1 4 4 4 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 4 3 98 9604

2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 1 2 3 4 4 82 6724

3 4 3 3 2 1 4 4 3 2 3 2 4 3 4 3 102 10404

4 3 4 3 4 2 3 2 4 4 2 3 3 4 1 4 92 8464

5 3 4 3 2 2 2 4 2 2 3 4 2 2 4 4 102 10404

6 3 2 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 1 4 3 100 10000

7 3 4 4 4 4 3 2 2 3 3 2 2 4 3 2 91 8281

8 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 98 9604

9 4 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 103 10609

10 2 1 4 3 2 2 2 4 3 1 4 4 3 3 3 100 10000

(46)

92

Lampiran 7 Tabel 4.7 Hasil Data Post-test Prokrastinasi

(47)

Lampiran 8

DATA PRE-TEST DAN POST-TEST UNTUK DATA PROKRASTINASI

(48)

94

Lampiran 9

Perhitungan KategoriProkrastinasi Siswa Sebelum Diberi

Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran

2014/2015

No Skor Kategori Angket

1. 98 Sedang

2 82 Sedang

3 102 Tinggi

4 92 Sedang

5 102 Tinggi

6 100 Sedang

7 91 Sedang

8 98 Sedang

9 103 Tinggi

10 100 Sedang

Setelah diketahui jumlah skor angket Prokrastinasi sebelum diberi layanan

bimbingan kelompok diperoleh:

Skor maksimal ideal = 33 x 4 = 132

Skor minimal ideal = 33 x 1 = 33

3

min

tang skormaksimalideal skor imal ideal

ren  

33 3

33 132

tang   

(49)

Maka kategori Prokrastinasi sebelum diberi layanan bimbingan kelompok adalah :

1. 33 - 66 = termasuk kategori rendah

2. 67 - 100 = termasuk kategori sedang

101 - 134 = termasuk kategori tinggi

Dari hasil perhitungan diperoleh :

 3 orang siswa memiliki Perilaku Prokrastinasi tinggi dalam kategori Tinggi.

 7 orang siswa memiliki Perilaku Prokrastinasi sedang dalam kategori

sedang.

Jika dikonsultasikan kategori Prokrastinasi sebelum diberi layanan bimbingan

kelompok di SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 dengan nilai rata-rata

(50)

96

Lampiran 10

Perhitungan KategoriProkrastinasi Siswa SetelahDiberi

Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran

2014/2015

No Skor Kategori Angket

1. 53 Rendah

2 50 Rendah

3 61 Rendah

4 62 Rendah

5 53 Rendah

6 59 Rendah

7 59 Rendah

8 62 Rendah

9 58 Rendah

10 61 Rendah

Dari hasil perhitungan diperoleh :

 10 orang siswa memiliki perilaku prokrastinasi rendah dalam kategori

rendah.

Jika dikonsultasikan kategori Prokrastinasi setelah diberi layanan bimbingan

kelompok di SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 dengan nilai rata-rata

(51)

Lampiran 11

PERHITUNGAN HARGA RATA-RATA (M), STANDARD DEVIASI (SD) DATA

PRE-TEST PROKRASTINASI

a. Harga Rata-rata (M)

Harga rata-rata dihitung dengan rumus :

M = X

a. Standard Deviasi (SD)

Untuk menghitung Standard Deviasi (SD) dihitung dengan rumus :

(52)

98

Lampiran 12

PERHITUNGAN HARGA RATA-RATA (M), STANDARD DEVIASI (SD) DATA

POST-TEST PROKRASTINASI

a. Harga Rata-rata (M)

Harga rata-rata dihitung dengan rumus :

M = X N

Keterangan :

M = Harga rata-rata

∑X = Jumlah Aljabar X

N = Jumlah sampel

Diperoleh :

∑X = 578

X2 = 33574

N = 10

Maka

M =

X

N

= 578

(53)

b. Standard Deviasi (SD)

Untuk menghitung Standard Deviasi (SD) dihitung dengan rumus :

SD = N. X

2 −( X)2

N(N−1)

Keterangan :

∑X = Jumlah Aljabar X

X2 = Jumlah Aljabar Kuadrat X

N = Jumlah Sampel

Maka :

SD = 10.33574 −(578)

2

10 (10−1)

= 18,4

(54)

100

Lampiran 13

UJI HIPOTESIS

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dicari mean beda dan

simpangan baku beda. Untuk mempermudah perhitungan maka dibuat tabel tabulasi

data pre-test dan post-test sebagai berikut:

Tabulasi Pre-Test dan Post-Test Prokrastinasi Siswa

No. Pre-Test

ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa “Ada Pengaruh Yang Signifikan Antara Layanan

Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role PlayingTerhadap ProkrastinasiSiswa Kelas

(55)

Pengujian hipotesis di atas, dapat lebih diperkuat dengan perhitungan

persamaan rumus, jumlah jenjang terkecil lah yang digunakan. Dalam hal percobaan

ini nilai 0 yang digunakan ke persamaan. adapun persamaannya adalah untuk

landasan pengujian dipergunakan nilai Z.

Z= �−�(�) ��

Kriteria keputusan pengujiannya adalah :

H0 ditolak apabila Z ≤ Zα/2

H0 diterima apabila Z ≥ Zα/2

Dan nilai diatas dicari dengan

E(T) = �(�+1) 4

= 10(10+1)/4

= 110/4

= 27,5

�T = � �

+1 (2�+1) 24

= 10 10+1(2(10)+1) 24

= 110 (21) 24

(56)

102

Maka didapatlah nilai Z sebesar

Z= �−�(�) ��

Z= 0−27,5 9,8

= -2,80

Kriteria penerimaan menurut hipotesa statistikanya adalah :

H0diterimaartinyatidakadaperbedaanantarasebelumdansesudahdiberiperlakua

n;

H0ditolakartinyaadaperbedaanantarasebelumdansesudahdiberiperlakuan

H0ditolakapabila z hitung< z tabel.Karena nilai z hitung adalah -2,80

danitulebihkecildarinilai z table yaitu -1,96. Nilai -1,96didapatdarinilai

Zα/2yaitunilaidaritabel Z0,05/2 = Z0,025 = -1,96

Maka H0ditolak yang artinyaada perbedaan antara sebelum dan sesudah

diberi perlakuandanartinyaperlakuan yang diberikan memang memberikan efek.

Sehingga Prokrastinasi siswa sesudah mendapatkan bimbingan kelompok teknik role

playing lebih rendah daripadasebelum mendapatkan bimbingan kelompok teknik role

(57)

Lampiran 14

PERHITUNGAN PERUBAHAN PERILAKU PROKRASTINASI SISWA

Berdasarkan data pada awal test (pre-test) diperoleh rata-rata tingkat

Prokrastinasi siswa = 968 dan test akhir (post-test) diperoleh rata-rata = 578. Maka

perilaku Prokrastinasi siswa menurun setelah diberi perlakuan bimbingan kelompok

dengan teknik Role Playing, (968 578).

Perubahan interval perubahan prokrastinasi siswasetelah diberi perlakuan

bimbingan kelompok dengan teknik latihan asertifsebesar :

= 968 − 578

968 � 100%

= 390

968� 100%

= 40.28 %

Dari data diatas terlihat bahwa penurunan interval perilaku prokrastinasi

siswasetelah diberi perlakuan bimbingan kelompok dengan teknik latihan Role

(58)

104

Lampiran 15

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

Role Playing Pertemuan I

A. Topik Bahasan : Pengertian Prokrastinasi

B. Bidang Bimbingan : Pribadi

C. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok

D. Fungsi Layanan : Pemahaman

E. Tujuan Layanan :

a. Siswa mampu memahami apa itu prokrastinasi

b. Siswa mengetahui apakah ia mengalami prokrastinasi

F. Sasaran Layanan : 10 siswa yang mengalami prokrastinasi SMK

Negeri 4 Medan

G. Uraian dan Kegiatan :

1. Tahap Pembentukan

a. Ucapan selamat datang

b. Do’a Bersama

c. Pengerian bimbingan kelompok

d. Tujuan bimbingan kelompok

e. Cara pelaksanaan

f. Azas bimbingan kelompok (keaktifan, keterbukaan, normatif)

g. Perkenalan dilanjutkan dengan ice breaking

2. Tahap Peralihan

a. Menjelaskan kegiatan yang akan dijalani

b. Menanyakan apakah anggota sudah siap

c. Mempelajari suasana yang terjadi dalam kelompok

3. Tahap Kegiatan

a. Pimpinan kelompok mengemukakan topik bahasan

(59)

NO. Uraian Kegiatan Waktu Siswa

1. Menyampaikan maksud layanan 5’ Siswa memperhatikan penjelasan pemimpin kelompok

2. Memberikan informasi pengertian prokrastinasi, dan nilai-nilai yang terkandung dalampermainan peran

5’ Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan pemimpin kelompok

3. Mengajak siswa untuk permainan tahap I, sebelumnya siswa dijelaskan aturan bermainnya.

15’ Siswa mengikuti permainan dengan bermain peran

4. Evaluasi tahap I 2’ Seluruh anggota memberikan penilaian dan koreksi kesalahan sikap peran

5. Pemeranan ulang 15’ Siswa memerankan tokoh yang sama

6. Evaluasi pemeranan ulang 3’ Seluruh anggota memberikan penilaian, koreksi kesalahan sikap dalam pemeran, siswa mengutarakan kesimpulan pada pemeranan

c. Setiap anggota mengemukakan apa yang akan dilakukan setelah

membahas topik tersebut (peneguhan hasrat dan komitmen)

4. Tahap Pengakhiran

a. Pemimpin mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri

b. Pemimpin dna anggota mengemukakan kesan dan hasil kegiatan

c. Merencanakan kegiatan lanjutan

d. Pesan dan harapan

e. Do’a

f. Games/sayonara

H. Metode : Role Playing

I. Tempat Penyelenggara: SMK Negeri 4 Medan

J. Waktu : 1 x 45 menit

(60)

106

L. Penyelenggara : Kasi Hariati

M. Pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan layanan dan perannya

masing-masing. : 10 orang siswa

N. Alat Penilaian dan tindak lanjut layanan :

O. Rencana penilaian dan tindak lanjut layanan :

1. Penilaian Proses :

a. Perhatian, sikap dan totalitas siswa dalam permainan peran

2. Penilaian Hasil :

a. Siswa mampu memahami prokrastinasi yang ada pada dirinya

b. Siswa mampu mengaplikasikan hasil permainan peran dalam kehidupan

sehari-hari

P. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/

Kegiatana pendukung :

Q. Kegiatan Pendukung :

…..,………2015

Peneliti

(61)

DAFTAR HADIR PESERTA BIMBINGAN KELOMPOK

Sekolah : SMK Negeri 4 Medan

Hari/ Tanggal : Rabu, 6 mei 2014

Pertemuan : pertama

Waktu : 45 menit

Tempat : Ruang Kelas

Materi : Pengertian Prokrastinasi

No. Nama Siswa Tanda Tangan

1. Ahmad Badawi(AB) √

2. Agung Wibisono(AW) √

3. Deni Perdana(DP) √

4. Doni Firmansyah(DF) √

5. Fahmi Riyantoni(FR) √

6. M. Husein(MH) √

7. Ridho Naufal(RN) √

8. Saleh Nasution(SN) √

9. Taufik Hidayah (TH) √

10. Yudha Pratama(YP) √

Peneliti

Kasi Hariati

(62)

108

Materi

Prokrastinasi

1.1 Pengertian Prokrastinasi

Kita telah mengetahui bagaimana belajar menjadi termotivasi, bahkan

mungkin kita telah mempraktekkannya dan betul menjadi terpacu dan bertekad

hendak melakukannya sesuai jadwal. Namun demikian, masih sering terjadi

gejala dimana kita hendak melakukannya, dengan perkataan lain menunda-nunda

pekerjaan manusia akan kehilangan kesempatan dan menyia-nyiakan karunia

Tuhan.

Seseorang yang mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai batas

waktu yang telah ditentukan, sering mengalami keterlambatan, dan gagal dalam

menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan, dikatakan sebagai

orang yang melakukan Prokrastinasi

Ghufron (2014:150) Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin

procrastination dengan awalan “pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak

maju dan akhiran “crastinus” yang berarti keputusan hari esok, atau jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya. Kata

prokrastinasi memiliki arti menangguhkan tindakan untuk melaksanakan tugas

dan dilaksanakan pada lain waktu.

Solomon dan Rothblum (http://jurnal.fkip.uns.ac.id), “mengemukakan

bahwa prokrastinsi lebih dari sekedar lamanya waktu dalam menyelesaikan

tugas, tapi juga meliputi penundaan yang dilakukan secara konsisten yang

disertai oleh kecemasan”. Kecemasan akan timbul ketika pelaku prokrastinasi

menyadari waktu mengerjakan yang semakin sempit dan tugasnya belum selesai.

Berkaitan dengan masalah pembelajaran, penundaan atau prokrastinasi dikenal

dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi dapat juga dikatakan sebagai

penghindaran tugas, yang diakibatkan perasaan tidak senang terhadap tugas serta

(63)

Knaus (http://epirintis.uny.ac.id/articale/prokrastinasi.pdf), “berpendapat

bahwa penundaan yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat

dipandang sebagai trait prokrastinasi”. Artinya prokrastinasi dipandang lebih dari

sekedar kecenderungan melainkan suatu respon tetap dalam mengantisipasi

tugas-tugas yang tidak disukai dan dipandang tidak diselesaikan dengan sukses.

Dengan kata lain penundaan yang dikatagorikan sebagai prokrastinasi adalah

apabila penundaan tersebut sudah merupakan kebiasaan atau pola yang menetap,

yang selalu dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tugas dan penundaan

yang diselesaikan oleh adanya keyakinan irasional dalam memandang tugas. Bisa

dikatakan bahwa istilah prokrastinasi bisa dipandang dari berbagai sisi dan

bahkan tergantung dari mana seseorang melihatnya.

Millgran (Ghufron & Riri Risnawati 2014:153) “ mengatakan bahwa

prokrastinasi adalah perilaku spesifik yang meliputi :

1) Suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai

maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;

2) Menghasilkan akibat – akibat yang lebih jauh, misalnya keterlambatan

menyelesaikan tugas meupun kegagalan menyelesaikan tugas;

3) Melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi

sebagai suatu tugas yag penting untuk dikerjakan, misalnya tugas

kantor, tugas sekolah meupun tugas rumah tangga;

4) Menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan,

misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan

sebagainya”.

Burka dan Yuen (Ghufron dan Riri Risnawati 2014:152) “menegaskan

kembali dengan menyebutkan adanya aspek irasional yang dimiliki oleh

seseorang prokrastinator”. Seseorang Prokrastinator mrmiliki pandangan bahwa

suatu tugas harus diselesaikan dengan sempurna sehingga dia merasa lebih aman

untuk tidak melakukannya dengan segera. Prokrastinator sebenarnya sadar bahwa

(64)

110

dengan sengaja menunda – nunda secara berulang – ulang (komplusif), hingga

muncul perasaan tidak nyaman, cemas, dan merasa bersalah dalam dirinya.

Berdasarkan pengertian dari pemaparan diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa, “pengertian prokrastinasi sebagai suatu penundaan yang dilakukan secara

sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak

diperlukan dalam pengerjaan tugas yang penting”. Seseorang yang memiliki

kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batasan waktu yang telah

ditentukan, sering mengalami keterlambatan mempersiapkan diri secara

berlebihan, maupun gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai batas waktu bisa

dikatakan sebagai procrastinator.

1.2 Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik

Menurut Burka (http://eprintis.uny.ac.id/articale/prokrastinasi.pdf), menjelaskan

ciri - ciri seorang pelaku prokrastinasi antara lain :

a. Prokrastinator lebih suka untuk menunda pekerjaan atau tugastugasnya.

b. Berpendapat lebih baik mengerjakan nanti dari pada sekarang, dan menunda

pekerjaan adalah bukan suatu masalah.

c. Terus mengulang perilaku prokrastinasi

d. Pelaku prokrastinasi akan kesulitan dalam mengambil keputusan.

e. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada tugas yang

harus dikerjakan (seperti ngobrol, nonton, mendengarkan musik, jalan-jalan,

dll)

f. Kesalahan persepsi tentang hidup.

g. Merasa kewalahan.

h. Takut gagal.

Menurut Ferrari (Ghufron, 2014:158), mengatakan bahwa sebagai suatu

perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat terminifestasikan dalam

indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati dalam ciri-ciri tertentu berupa:

1. Penundaan Untuk Memulai Maupun Menyelesaikan Kerja Pada

(65)

Untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi

siswa yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang

dihadapinya harus segera diselesaikan, akan tetapi dia menunda-nunda

untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk

menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan

sebelumnya

2. Keterlambatan Dalam Mengerjakan Tugas.

Keterlambatan dalam mengerjakan tugas, jadi siswa yang melakukan

prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang

dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas.Seorang

prokrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk

mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal

yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa

memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya.

Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil

menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan, dalam arti

lambannya siswa dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri

yang utama dalam prokrastinasi akademik.

3. Kesenjangan Waktu Antara Rencana Dan Kinerja Aktual.

Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, maksudnya

siswa yang melakukan prokrastinasi mempunyai kesulitan untuk

melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan

sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan

dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain

maupun rencana-rencana yang telah ditentukan sendiri. Seseorang

mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada

waktu yang telah ditentukan akan tetapi ketika saatnya tiba tidak juga

melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga

menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan

tugas secara memadai dengan melakukan aktivitas lain yang lebih

(66)

112

4. Melakukan Aktivitas Yang Lebih Menyenangkan.

Siswa yang melakukan prokrastinasi dengan sengaja tidak segera

melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki

untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan

dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau

buku cerita lainnya), nonton,ngobrol, mendengarkan musik, dan

sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk

mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti dapat menyimpulkan “ bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan

kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas,

kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas

lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan”.

1.3 Jenis – Jenis Prokrastinasi

Menurut Ellis dan Knaus (http:library.ac.id/eThesisdoc/tinjauan

pustaka-prokrastinasi/2012-2-00065-PS), “ prokrastinasi merupakan hasil dari

penyimpangan kognisi, yaitu terbentuknya pola pikir yang salah dan bentuk

kegagalan untuk memulai atau menyelesaikan tugas/aktivitas yang berkaitan

dengan waktu yang terbata”.

Adanya penundaan pekerjaan yang biasa dilakukan seseorang ini berkaitan

dengan batas waktu yang ditentukan. Ada kalanya seseorang menunda-nunda

mengerjakan sesuatu hanya karena batas waktu yang ditentukan masih lama.

Seseorang melakukan penundaan karena alasan untuk menghindari hasil yang

buruk, sehingga prokrastinasi itu dapat bermakna positif maupun negatif.

Prokrastinasi bisa bermakna positif bila penundaan itu dilakukan untuk

menghindari keputusan yang impulsif dan tanpa pemikiran yang matang, dan bisa

(67)

Menurut Ferrari (Ghufron & Riri Risnawati 2014:154) prokrastinasi

memiliki 2 bentuk, yaitu:

1. Prokrastinasi fungsional, yaitu penundaan pelaksanaan tugas untuk mencari data

yang lebih lengkap sehingga tugas yang dikerjakan menjadi sempurna.

2. Prokrastinasi disfungsional, yaitu penundaan penyelesaian tugas tanpa arah yang

jelas yang berakibat buruk dan menimbulkan masalah.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan “bahwa

prokrastinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan tujuan dan manfaat

penundaan, yaitu prokrastinasi yang dysfunctional ( yang menampakan

penundaan yang tidak bertujuan dan merugikan diri sendiri) dan prokrastinasi

fungsional, (yaitu penundaan yang disertai alasan yang kuat, mempunyai tujuan

pasti sehingga tidak merugikan, bahkan berguna untuk melakukan suatu tugas

terselesaikan dengan baik). Penelitian ini dibatasi pada jenis prokrastinasi

penundaan tugas yang berakibat buruk dan menimbulkan masalah bagi dirinya

sendiri (disfungsional). Disfungsional yaitu penundaan penyelesaiaan tugas

tanpah arah yang jelas yang berakibat buruk dan menumbulkan masalah bagi

dirinya sendiri.

Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman yang dimiliki siswa yang membuat

mereka tidak mengetahui akibat dari penundaan tugas yang mereka anggap tidak

penting. Ini disebabkan karena tidak selalu apa yang diinginkan oleh seseorang

akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Terkadang dalam menjalankan

suatu tugas siswa harus memili mana yang paling penting dari yang terpenting.

Pemilihan seperti ini lah yang sering membuat siswa menunda – ninda tugasnya

demi hal yang lebih penting lagi. Jika hal ini terus menerus dibiarkan dan tidak

dibantu, maka akan berpengaruh terhadap keberhasilannya dimasa yang akan

Gambar

Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert Tabel 3.1 ….....………… 59
tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Hasil Data Pre-Test Prokrastinasi
Tabel 4.7 Hasil Data Post-test Prokrastinasi

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role-Playing Terhadap Perilaku Solidaritas Siswa Dalam Menolong Teman Kelas

1) Ketidakmampuan memperhatikan detil atau melakukan kecerobohan dalam mengerjakan tugas, bekerja, atau aktivitas lain. 2) Kesulitan memelihara perhatian terhadap tugas

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh signifikan antara layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas XI IPA

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah Ada Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing terhadap keadilan bersosialisasi Dengan Teman

bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. ” Artinya, melalui bermain peran siswa

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah: “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing terhadap

Pemimpin kelompok membuka kegiatan bimbingan kelompok dengan mengucapkan salam dan terimakasih kepada seluruh siswa atas waktu dan kesediaannya berkumpul

8 – 14 Sangat Tidak baik 6 24 Jumlah 25 100 Berdasarkan tabel di atas tergambar bahwa siswa yang memiliki skor sikap belajar pada aspek pandangan siswa terhadap guru /Teacher Approval