SISWA SMK NEGERI 4 MEDAN
T.A 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan
Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan
OLEH:
KASI HARIATI
NIM. 1112151005
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
i
ABSTRAK
KASI HARIATI. NIM.1112151005. “Pengaruh Layanan Bimbingan
Kelompok Teknik Role Playing Terhadap Perubahan Prokrastinasi Pada
Siswa SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2014 / 2015”.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan Teknik Role Playing Terhadap Perubahan Prokrastinasi Pada Siswa SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2014 / 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Terhadap Perubahan Prokrastinasi Siswa SMK Negeri 4 Medan TahunAjaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X AV4 yang terdiri dari 10 orang siswa yang memiliki perilaku prokrastinasi tinggi yang berusia 15-16 tahun. Instrument yang digunakan adalah angket untuk tingkat prokrastinasi siswa yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Instrument diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan bimbingan kelompok teknik role playing.Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok teknik role playing berpengaruh terhadap perubahan prokrastinasi siswa AV 4 SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini tergambar dengan hasil Uji Wilcoxon yang dilakukan dengan hasil diperoleh Jhitung= 0, Dengan α = 0,05
dan n=10, maka berdasarkan daftar, Jtabel = 8. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung lebih kecil dari Jtabel, maka Hipotesis Ho ditolak hal ini Artinya ada
perbedaan prokrastinasi pada siswa antara sebelum dan setelah diberikan perlakuan, sehingga prokrastinasi siswa menurun setelah mengikuti bimbingan kelompok teknik role playing pada siswa SMK Negeri 4 Medan T.A 2014-2015.
ii
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul, “ Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role
Playing Terhadap Perubahan ProkrastinasiSiswa SMK Negeri 4 Medan
Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan
menyelesaikan program Sarjana (S1) Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan,
bantuan, masukan, serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan
yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan studi di
Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Nasrun, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan beserta Prof. Dr. Yusnadi, Ms., selaku Wakil
Dekan I, Drs. Aman Simare-mare, M.S., selaku Wakil Dekan II, dan
Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd., selaku Wakil Dekan III.
3. Dra. Kemali Syarif, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan Dra. Nur Arjani,
M.Pd selaku sekretaris jurusan atas bimbingan dan pengarahannya.
4. Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik saya
iii
sabar membimbing saya. Terimakasih atas waktu dan senyuman sehingga
penulis semangat menyelesaikan skripsi ini.
5. Dr. Nasrun, MS, Dra. Pasteria Sembiring, M.Pd.Kons, Dra. Zulhaini.S
yang telah memberikan koreksi dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Seluruh dosen-dosen yang telah memberikan ilmunya selama saya belajar
di Universitas Negeri Medan.
7. Drs.Gustini Raya selaku kepala sekolah SMK Negeri 4 Medan yang telah
mengizinkan penulis untuk meneliti di sekolah tersebut.
8. Bapak Aritonang, Ibu Pesta Barus, Ibu Yusmaniar, dan guru-guru lainnya
beserta siswa-siswi kelas X SMK Negeri 4 Medan yang telah membantu
dan mempermudah penulis dalam mengumpulkan data.
9. Teristimewa kepada kedua orang tuaku Ayah Katolani dan Ibunda Mesna
yang selalu menjadi orang tua hebat dan kuat yang tak hentinya
memberikan doa, kasih sayang, nasehat, dukungan serta menjadi motivasi
bagi saya untuk menyelesaikan studi.
10.Kepada seluruh keluargaku Nenek, Bang Irwanto beserta Isteri dan
teristimewa Abang Suhardi, Kak Nurliana beserta Suami yang telah
memberikan semangat, nasehat serta dukungan moril dan materil kepada
saya dalam menyelesaikan studi. Kepada adik saya tercinta Sri Wulan
semoga dapat menusul kakak menjadi seorang Sarjana.
11.Para keponakanku tersayang yang selalu menambah semangat
iv
dukungan, serta menjadi motivasi bagi saya untuk menyelesaikan studi.
13.Kepada rekan satu bimbingan skripsi yang selalu memberi motivasi Nur
Hasanah Harahap dan Ramadhani Siregar,).
14.Teristimewa kepada Fierda Yossindra, Vera Henny, terimakasih buat
semangat dan dukungan yang telah diberi selama penyusunan skripsi ini.
15.Teman-teman seperjuangan Psikologi Pendidikan Bimbingan & Konseling
angkatan 2011 khususnya kelas Reguler A yang telah meluangkan waktu
untuk belajar bersama selama studi dan menjadi motivasi kepada saya.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis menerima kritik maupun saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Kritikan tidak membuat kita mati tetapi berarti. Penulis
berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2015 Penulis,
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………..……...i
KATA PENGANTAR………....ii
DAFTAR ISI……….………..……….....v
DAFTAR TABEL………....ix
DAFTAR LAMPIRAN………....x
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... .. 1
B.Identifikasi Masalah... 9
C.Pembatasan Masalah... .. 10
D.Perumusan Masalah... 10
E.Tujuan Penelitian... .. 11
F. Manfaat Penelitian... .. 11
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori... 13
1. Prokrastinasi... ...….. 13
1.1 Pengertian Prokrastinasi... 13
1.2 Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik... 16
1.3 Jenis – Jenis Prokrastinasi... 18
1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik….. 20
2. Bimbingan Kelompok 2.1 Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok... 22
2.2 Tujuan Bimbingan Kelompok... 24
vi
2.4 Tahap – Tahap Bimbingan Kelompok... 27
2.5 Teknik Bimbingan Kelompok... 32
3. Teknik Role Playing 3.1 Dasar Teori Role Playing………... 33
3.2 Pengerian Role Playing (Bermain Peran)... 37
3.3 Tujuan Pengunaan Role Playing... 39
3.4 Prosedur Pengunaan Teknik Role Playing... 42
3.5 Kelebihan Dan Kelemahan Teknik Role Playing... 47
3.6 Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Role Playing... 47
3.7 Bentuk Role Playing... 49
3.8 Peran dan Tugas Guru Pembimbing………. 50
4. Pengaruh Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Terhadap Perubahan Prokrastinasi... 51
B. Kerangkah Konseptual... 53
C. Hipotesis Penelitian... 55
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 54
B. Lokasi dan waktu... 54
C. Subjek penelitian... 54
D. Operasional variabel penelitian... 55
E. Desain penelitian... 56
F. Langkah – langkah penelitian... 56
vii
H. Teknik pengumpulan data... 58
I. Uji validitas ... 60
J. Uji reliabilitas... 61
K. Teknik analisis data... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Persyaratan Analisis……… 63
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis……… 65
1. Uji Validitas angket Prokrastinasi………. 65
2. Uji Reliabilitas Angket Prokrastinasi………. 67
4.3 Deskripsi Hasil……… 68
1. Data Pre-test Prokrastinasi………. 68
2. Data Post-test Prokrastinasi……… 68
4.4 Uji Hipotesis……… 69
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian……….. 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 72
B. Saran………. 72
ix
Halaman
Tabel 3.1
Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert …...………… 59
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Angket Prokrastinasi ………...………..…….. 59
Tabel 4.1
Ringkasan Validitas Angket Prokrastinasi…………..………….… 66
Tabel 4.2
Ringkasan data Pre-test Prokrastinasi Siswa ………. 68
Tabel 4.3
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Angket ……….………… 76
Lampiran 2.Uji Validitas …….………..……. 81
Lampiran 3.PerhitunganValiditas Angket Prokrastinasi…... 82
Lampiran 4.Perhitungan Reliabilitas prokrastinasi
siswa………...………. 85
Lampiran 5.Angket Prokrastinasi yang Valid………….….. 88
Lampiran 6.hasil Data Pre-Test prokrastinasi Siswa.…….. 91
Lampiran 7.Hasil Data Pos-Test prokrastinasi Siswa…….... 92
Lampiran 8.Data Pre-test dan Pos-test
untuk data prokrastinasi……….…………..…… 94
Lampiran 9.Perhitungan Kategori Pre-Test…...……...…... 95
Lampiran 10.Perhitungan kategori
Pos-Test………... 97
Lampiran 11.Perhitngan Rata-Rata (M)
dan Deviasi Kuartil (SD)
Pre-Tes……….…………..………... 98
Lampiran 12.Perhitngan Rata-Rata (M) dan
Deviasi Kuartil (SD) Post-Test……...…….... 99
Lampiran 13.Pengujian Hipotesis ……...…..……….. 101
xi
Lampiran 16.RPLBKp……….…………..………. 117
Lampiran 17.RPLBKp……….……… 123
Lampiran 18.RPLBKp……….……… 127
Lampiran 19. Lembar observasi Bkp……….………... 131
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini Indonesia menghadapi tantangan baru dalam memasuki era
globalisasi. Era globalisasi menuntut adanya perbaikan di segala bidang
terutama dalam pendidikan. Pendidikan disebut sebagai komponen supra
sistem pembangunan yang dipercaya untuk menghasilkan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas. Sekolah adalah lembaga pendidikan
formal yang melaksanakan bimbingan, pengajaran, pelatihan untuk
membantu siswa mengembangkan potensi secara optimal.
Hurlock (http://jurnal.fkip.uns.ac.id) menjelaskan bahwa sekolah
adalah faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam
cara berpikir, bersikap, maupun berperilaku. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa sekolah merupakan usaha dalam membentuk SDM berkualitas yang
sangat dibutuhkan dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan
siswa atau peserta didik sebagai calon SDM yang dipersiapkan untuk
mengembangkan potensinya secara optimal.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang System
Pendidikan Nasional:“Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur
jenjang dan jenis pendidikan tertentu”. Sejalan dengan hal tersebut
Achmadi, salah satu pemerhati pendidikan ia mengungkapkan bahwa,
dewasa. Ia memerlukan usaha, bantuan, serta bimbingan dari seseorang
untuk mencapai tingkat kedewasaannya.”
Siswa sebagai pembelajar sekaligus calon SDM masa depan
diharapkan sejak awal menunjukkan perilaku produktif yaitu mampu
menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dan sesuai dengan ketentuan.
Untuk itu diharapkan siswa tidak menunda waktu dan kesempatan dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh Bapak / Ibu guru. Setiap bentuk
penundaan yang dilakukan oleh siswa tidak bisa diabaikan begitu saja,
karena semakin banyak menunda pekerjaan semakin jauh dari
keberhasilan. Termaksud didalamnya banyak persoalan dan kesulitan –
kesulitan yang akan dihadapi oleh siswa.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tatan. ZM (2012)
menjelaskan adanya tiga faktor dominan yang memyebabkan mahasiswa
menunda menyelesikan skripsi; 1) 83,8% mahasiswa yang memiliki
keterbatasan pemahaman – pemahaman skripsi, 2) 82,6% memiliki
keterbatasan dalam pemahaman – pemahaman metode penelitian, dan 3)
76,3% mahasiswa memiliki keterbatasan dalam pemahaman mata kuliah
seminar pra skripsi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Fitria Savira
Dan Yudi Suharsono, 2013) menunjukkan ada hubungan negatif dan
sangat signifikan antara SRL dengan prokrastinas akademik dengan
koefidien korelasi (r)= -0,73 dan (p)=0,000.
Selain itu hasi penelitian dari Rumiani (2006) data yang dikumpulkan
3
akademik. 112 mahasiswa UII terlibat dalam penalitian ini. data ini
dianalisis dengan korelasi partical telah membuktikan bahwa kebutuhan
untuk presasi adalah (r) memiliki korelasi negatif dengan skor -0,5508
dengan (p) dengan tingkatan at <0,01, sementara itu stress siswa tidak
memiliki korelasi dengan prokrastinasi akademik dengan P tingkat at
>0,05.
Kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh siswa beranekaragam seperti
terlambat dalam mengumpulkan tugas, mengerjakan tugas sehari sebelum
dikumpulkan, belajar sehari sebelum ujian dilaksanakan, lebih senang
melakukan kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan tugas sekolah,
melakukan hal – hal yang tidak dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas,
melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan. Hal ini
dikategorikan kedalam Prokrastinasi belajar yang sering dilakukan oleh
siswa.
Solomon dan Rothblum (http://jurnal.fkip.uns.ac.id), mengemukakan
bahwa prokrastinsi lebih dari sekedar lamanya waktu dalam
menyelesaikan tugas, tapi juga meliputi penundaan yang dilakukan secara
konsisten yang disertai oleh kecemasan. Kecemasan akan timbul ketika
pelaku prokrastinasi menyadari waktu mengerjakan yang semakin sempit
dan tugasnya belum selesai. Berkaitan dengan masalah pembelajaran,
penundaan atau prokrastinasi dikenal dengan prokrastinasi akademik.
Prokrastinasi akademik adalah suatu perilaku menunda memulai atau
berulang-ulang. Prokrastinasi akademik membawa dampak negatif bagi siswa yang
melakukannya. Arliani (http://jurnal.fkip.uns.ac.id) menyatakan,
“Prokrastinasi adalah perilaku kompleks yang merupakan gangguan
emosional pada individu tersebut. Hal tersebut bisa berakibat fatal karena
kebiasaan tersebut dapat membuat orang tersebut tidak berhasil dalam
hidupnya”.
Pada kenyataan berdasarkan pengamatan pada siswa di SMK Negeri 4
Medan. Masih sering dijumpai permasalah – permasalan yang dihadapi
oleh siswa dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah para peserta
didik yang berfikiran bahwa dalam keadaan terdesak atau dibawah tekanan
oleh jangkah waktu pengumpulan tugas, Mereka akan cepat dalam
menyelesaikan tugas. Padahal tindakan tersebut tidak efektif bahkan hasil
yang diperoleh tidak akan optimal karena keterbatasannya waktu yang
dimiliki dalam mengerjakan tugas.
Dilihat dari Hasil wawancara dengan guru BK (Aritonang,S.Pd) yang
ada di SMK Negeri 4 Medan, “ mengatakan bahwa sebenarnya siswa
memiliki jadwal untuk belajar akan tetapi jarang ditepati”. Hasil observasi
guru BK“ menyatakan bahwa penundaan yang dilakukan lebih banyak
karena menonton televisi atau hal-hal lain yang lebih menyenangkan
daripada meyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru bidang studi”.
Sejalan dengan hal tersebut hasil wawancara dengan guru bidang study
(Yusmaniar) disekolah tersebut. “Alasan siswa menunda menyelesaikan
5
guru dan memilih untuk menyelesaikannya pada kesokan harinya dengan
teman-teman sekelasnya sebelum kelas dimulai”.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa siswa
di SMK Negeri 4 Medan dapat diketahui bahwa telah terjadi prokrastinasi
dimana banyak siswa yang sering mengerjakan tugas sehari sebelum tugas
dikumpulkan, belajar sehari sebelum tugas ujian dilaksanakan, lebih
senang melakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan tugas
sekolah. Wawancara yang dilakukan terhadap guru juga memperoleh hasil
bahwa telah terjadi prokrastinasi pada siswa dimana siswa sering terlambat
dalam pengumpulan tugas, melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya
dengan tugas sekolah, siswa mengerjakan tugas disekolah sebelum tugas
dikumpulkan. Hasi wawancara yang diperoleh dari siswa dan Guru SMK
Negeri 4 Medan dapat diperkuat bahwa telah terjadi prokrastinasi yang
dilakukan oleh siswa.
Berdasarkan pengalaman waktu PPL (Program Pengalaman Lapangan)
yang dilaksanakan pada bulan Agustus – November 2014, ternyata banyak
siswa yang mendapat prestasi belajar rendah dan sering tidak masuk
kesekolah dengan alasan yang berbeda – beda bukan disebabkan karena
tingkat intelegensi yang rendah melainkan masalah dengan dirinya dalam
hal ini suka menunda – menunda mengerjakan tugas yang diberikan oleh
Bapak / Ibu guru. Perilaku suka menunda – nunda mengerjakan tugas yang
dimiliki siswa membuat siswa cemas dan takut ketika tugas yang diberikan
Banyak siswa yang cenderung mencotek teman sekelas bahkan
diantara mereka tidak sedikit yang memilih untuk tidak masuk sekolah
dikarenakan takut dihukum ataupun dikenakan denda sesuai dengan
kesepakatan dari guru Mata Pelajaran. Jika hal ini terus – menerus
dibiarkan dan tidak dibantu, maka akan berpengaruh terhadap
keberhasilannya dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, konselor harus
melakukan upaya dalam memimalisir Prokrastinasi agar siswa mampu
mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa masalah penundaan
tugas yang dilakukan oleh siswa merupakan masalah yang kompleks yang
membutuhkan suatu penangan khusus dari pihak sekolah untuk memberi
bantuan berupa bimbingan agar siswa dapat mengatasi prokrastinasi yang
dilakukan oleh siswa.
Konselor sekolah memiliki peranan penting untuk membantu
mengatasi prokrastinasi pada peserta didik. Sala satu upaya yang dapat
dilakukan konselor untuk mengatasi prokrastinasi pada siswa yaitu
memberikan layanan bimbingan kelompok teknik Role Playing pada
siswa.
Kegiatan bimbingan dan konseling merupakan salah satu cara untuk
membantu siswa memecahkan permasalahannya secara mandiri. Staffire &
Stewart (Prayitno 2009:93), bimbingan adalah bantuan yang diberikan
kepada individu dalam membuat pilihan – pilihan dan penyesuaian –
7
kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku
jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu”
(F.Parson dan Jones Prayitno, 2009:93).
Sedangkan konseling menurut Jones (Prayitno 2009:100) adalah
“kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa
difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang
bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam
pemecahan itu”.
Dalam kegiatan bimbingan dan konseling terdapat 9 layanan yaitu :
layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran,
layanan penguasaan konten, layanan konseling individual, layanan
konseling kelompok, layanan bimbinngan kelompok, layanan mediasi, dan
layanan konsultasi. Layanan yang diambil peneliti untuk digunakan dalam
penelitian adalah layanan bimbingan kelompok yang disingkat BKP.
Layanan Bimbingan Kelompok memungkinkan sejumlah siswa secara
bersama – sama membahas pokok persoalan tertentu untuk menunjang
pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok,
dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan
pengembangan kemampuan sosial. Bimbingan Kelompok menurut Gazda
(Prayitno 2009:309) adalah “kegiatan informasi kepada sekelompok siswa
untuk membantu mereka menuyusun rencana dan keputusan yang tepat”.
memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman
lingkungan, penyesuaian diri, serta pengembangan diri.
Role playing (Bermain Peran) adalah salah satu teknik dalam
bimbingan kelompok yang membutuhkan partisipasi aktif dari siswa. Nini
Subini (http://jurnal.fkip.uns.ac.id), “menyatakan bahwa metode role
playing melibatkan seluruh anak dapat berpartisipasi dan mempunyai
kesempatan untuk memajukan kemampuan dalam bekerja sama, dan diberi
kebebasan untuk mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh”.
Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa dalam role playing
memfasilitasi anak untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan
mengambil pelajaran dari yang diperankannya.
Proses bermain peran dapat memberikan contoh kehidupan
manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa: (1) untuk menggali
perasaanya; (2) memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh
terhadap sikap,nilai dan persepsinya; (3) mengembangkan keterampilan
dan sikap dalam memecahkan masalah; (4) mendalami mata pelajaran
dengan berbagai cara; Ono (Istarani 2011:71). Hal ini akan bermanfaat
bagi siswa yang saat terjun ke masyarakat kelak ia akan mendapatkan diri
dalam situasi dimana begitu banyak peran terjadi, seperti dalam
lingkungan keluarga, bertetangga, lingkungan kerja, dll.
Teknik Role Playing diharapkan tepat untuk mengatasi
9
masalah yang di alaminya dan dampak negatif dapat dipaparkan sehingga
menjadi upaya penyadaran bagi siswa yang bersangkutan.
Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti merasa perlu diadakan
penelitian tindakan dengan judul “ Pengaruh Bimbingan Kelompok
Dengan Menggunakan Teknik Role Playing Terhadap Perubahan
Prokrastinasi Pada Siswa SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2015 /
2016“.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi
masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Ada siswa sering mengalami keterlambatan mengumpulkan tugas
2. Sebagian siswa yang mengerjakan tugas sehari sebelum tugas dikumpul
3. Sebagian siswa yang belajar sehari sebelum ujian dilaksanakan
4. Ada siswa yang lebih senang melakukan kegiatan – kegiatan yang tidak
ada kaitannya dengan tugas sekolah.
5. Sebagian siswa yang melakukan hal – hal yang tidak dibutuhkan dalam
penyelesaiaan tugas
6. Ada siswa yang sengaja melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih
C. Pembatasan Masalah
Dengan perhitungan keterbatasan kemampuan peneliti, waktu serta
luasnya ruang lingkup masalah yang dihadapi siswa SMK Negeri 4
Medan, maka dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti oleh peneliti
yakni :
“ Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan Teknik Role
Playing Terhadap Perubahan Prokrastinasi Pada Siswa SMK Negeri 4
Medan Tahun Ajaran 2015 / 2016 ”.
D.Perumusan Masalah
“Apakah ada Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan
Teknik Role Playing Terhadap Perubahan Prokrastinasi Pada Siswa SMK
Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2015 / 2016 ?”.
E. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk
mengetahui ada
1. Untuk mendapat gambaran tentang prokrastinasi siswa kelas X AV4 SMK
Negeri 4 Medan
2. Untuk mendapat gambaran Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing
3. Untuk mengetahui ada pengaruh bimbingan kelompok dengan
menggunakan teknik role playing terhadap perubahan prokrastinasi pada
11
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka diharapkan penelitian ini
bermanfaat untuk :
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan dan wawasan serta teori tentang bimbingan
kelompok dengan menggunakan teknik Role Playing untuk mengatasi
prokrastinasi pada siswa
b. Hasil penelitian ini sebagai alternatif untuk meminimalisirkan terjadinya
penundaan kegiatan belajar siswa
c. Sebagai bahan dan sumber referensi bagi penelitian lain yang akan
melakukan penelitian dibidang yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, sebagai bekal untuk bertingkah laku yang baik. Dapat
menambah pengalaman dan wawasan untuk kehidupannya serta mampu
menghadapi rintangan tugas secara optimal.
b. Bagi guru BK, sebagai program perencanaan bimbingan dan konseling di
sekolah sekaligus sebagai ilmu pengetahuan dalam mengembangkan
pelaksanaan program bimbingan dan konseling disekolah.
c. Bagi peneliti, sebagai wadah untuk menambah pengalaman, pengetahuan
dan wawasan yang luas terutama dalam bertingkah laku yang baik
d. Bagi peneliti selanjutnya, segala bahan referensi tentang perilaku
prokrastinasi dapat digunakan untuk mengembangkan karya tulis dimasa
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat
disimpulkan:
1. Perilaku Prokrastinasi pada siswa SMK Negeri 4 Medan tahun ajaran
2014/1015 sebelum diberikan layanan cenderung tinggi.
2. Perilaku Prokrastinasi pada siswa SMK Negeri 4 Medantahun ajaran
2014/1015 setelah diberikan layanan berubah menjadia rendah.
Ada pengaruh yang signifikan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik
Role Playing terhadap perubahan Prokrastinasi siswa SMK Negeri 4 Medan
Tahun Ajaran 2014/2015. Penggunaan BKP teknik role playing dapat mengubah
perilaku Prokrastinasi siswa. Hal ini dibuktikan sebelum perlakuan Prokrastinasi
cenderung tinggi dan setelah perlakuan cenderung rendah.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini
disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru BK
Mampu merancang, mengembangkan dan menjalankan bimbingan
role playig sebagai salah satu alternatif yang terbukti efektif dalam usaha
menanggulangi perilaku Prokrastinasi siswa.
2. Subjek penelitian
Perilaku Prokrastinasi tidak menguntungkan dalam prestasi belajar,
diaharapkan siswa menghindari perilaku Prokrastinasi dalam kegiatan belajar.
3. Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan layanan lebih cermat dan
memperhatikan varian-varian yang ikut mempengaruhi perubahan sehingga
76
Lampiran 1
SKALA PROKRASTINASI AKADEMIK
(BELUM VALID)
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan di bawah ini sebelum Anda memberi
jawaban.
2. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Anda untuk menjawab
seluruh pertanyaan yang disediakan
3. Anda diminta menjawab pernyataan sesuai dengan pendapat dan
kecendrungan Anda, tanpa dipengaruhi oleh pihak lain.
4. Berikan tanda checklist () pada setiap jawaban yang menurut Anda paling
sesuai pada kolom yang disediakan.
Contoh :
Saya suka bermain facebook seharian dibandingkan mengerjakan
tugassekolah.
Keterangan :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
STS TS S SS
No.
Pernyataan SS S TS STS
1 Saya sering menunda-nundapengumpulan tugas
2 Walaupun kegiatan saya padat, tugas-tugas sekolah saya tidak pernah terbengkalai. 3 Saya pandai mengatur waktu antara
mengerjakan tugas dan kumpul bersama teman.
4 Saya memilih mencari bahan referensi di perpustakaan untuk mengerjakan tugas sebelum pulang ke rumah.
5 Saya kesulitan dalam memulai menyelesaikan tugas meskipun saya tahu betapa pentingnya untuk memulai mengerjakan tugas tersebut.
6 Saya terlambat mengumpulkan tugas-tugas sekolah sesuai jadwal yang ditetapkan guru. 7 Saya mengalami kesulitan dalam memenuhi
deadline menyelesaikantugas sekolah 8 Saya terlambat menyalin soal-soal yang ada
di papan tulis sehingga banyak soal yang tidak saya kerjakan.
9 Saya lebih suka menerima tawaran teman untuk berjalan-jalan daripada mengerjakan tugas sekolah.
10 Saya menunda memulai pekerjaan yang harus saya lakukan.
11 Saya memerlukan waktu tambahan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. 12 Saya tidak bersemangaat untuk
mengerjakan tugas sekolah sampai selesai tepat waktu.
13 Saya segera menyelesaikan tugas yang diberi oleh guru.
14 Waktu yang saya butuhkan untuk menyelesaikan tugas sekolah lebih lama dari yang sudah saya rencanakan.
15 Saya selalu mengerjakan tugas tepat waktu sesuai rencana.
78
17 Saya rajin mengulang materi yang diajarkan guru di sekolah.
18 Saya akan mengerjakan tugas kalau waktunya tinggal sehari untuk dikumpulkan.
19 Saya mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru sebelum tugas tersebut diminta untuk dikumpulkan.
20 Saya rajin mengerjakan tugas-tugas sekolah.
21 Saya suka menumpuk-numpuk tugas sekolah.
22 Saya tidak takut dimarahi guru karena terlambat mengumpulkan tugas.
23 Saya segera mengerjakan tugas yang diberikan guru setelah dibagikan.
24 Saya berpikir tidak masalah jika terlambat mengumpulkan tugas, yang penting bagi saya tugasnya saya kumpulkan.
25 Saya tidak menepati waktu yang sudah saya rencanakan untuk mengerjakan tugas. 26 Jadwal kegiatan yang telah saya buat tidak
saya laksanakan tepat waktu.
27 Saya tidak kesulitan menyelesaikan tugas dengan batas waktu yang ditentukan.
28 Saya mengerjakan tugas jauh hari sebelum waktu pengumpulan.
29 Saya sering membolos tidak masuk sekolah.
30 Saya lebih memilih bermain game daripada belajar.
31 Saya tidak merasa bersalah menolak ajakan teman untuk jalan-jalan pada saat saya harus belajar.
32 Saya tidak bisa tenang pergi dengan teman-teman ketika tugas sekolah saya belum selesai.
33 Saya belajar untuk menghadapi ujian dengan sistem SKS( Sistem Kebut Semalam).
34 Saya menunda menyelesaikan tugas, meskipun tugas tersebut penting.
36 Saya mengerjakan tugas sesuai dengan yang saya rencanakan.
37 Saya selalu terlambat mengumpulkan tugas dibanding teman-teman yang lain.
38 Saya tidak merasa bersalah terlambat mengumpulkan tugas.
39 Saya kesulitan mengatur waktu untuk mengerjakan tugas sekolah yang diberikan guru.
40 Saya menyelesaikan tugas sekolah lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan guru.
41 Saya sudah merencanakan tugas mana yang harus saya kerjakan terlebih dahulu sehingga semua tugas yang diberikan dapat selesai tepat waktu.
42 Saya selalu diburu-buru waktu karena saya tidak mengerjakan tugas jauh hari sebelum waktu pengumpulan.
43 Saya merasa nyaman bila tugas sekolah saya selesai tepat pada waktunya.
44 Saya mengobrol dengan teman ketika pelajaran diberikan di dalam kelas.
45 Saya pergi ke kantin ketika jam pelajaran berlangsung.
46 Saya akan meluangkan waktu belajar dan mengerjakan semua tugas karena saya telah berkomitmen kepada diri sendiri.
47 Meskipun menonton bioskop bersama teman lebih menggoda, saya lebih mengutamakan menyelesaikan tugas sekolah.
48 Saat menjelang ujian semua kegiatan bermain bersama teman saya hentikan dan berkonsentrasi untuk belajar.
49 Saya menunda-nunda pekerjaan sekolah yang tidak saya sukai.
50 Saya merasa nyaman bila tugas sekolah saya selesai tepat pada waktunya.
80
52 Saya selalu belajar kelompok dengan teman mengenai tugas yang diberikan guru sehingga tugas tersebut dapat selesai tepat waktu.
53 Saya sulit membagi waktu antara mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan waktu bermain bersama teman.
54 Saya melakukan rencana yang saya buat dengan tepat waktu.
55 Saya masih sempat membuka facebook walaupun saya belum belajar untuk ujian besok.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
(∑X)² 5929 4900 4096 6241 6400 5929 6241 3844 3481 5625 4096 7225 4356 5184 5329 3481 5184 5776 5625 4761 3721 2704 4096 5041 4900 4356 5476 5476 1849 2209 6889 3364 5329 4624 3969 4096 4096 3364 5041 5776 4356 5041 2601 4900 1936 3600 3721 2601 5329 2025 3969 3025 3844 5041 3025 3249
∑XY 9546 8660 7957 9843 9958 9478 9788 7810 7396 9396 7932 10344 8297 8916 9036 7398 8905 9337 9391 8670 7733 6501 7965 8629 8709 8302 9204 9335 5444 5949 10078 7211 8960 8553 7866 7936 7962 7281 8869 9501 8182 8864 6516 8843 5489 7517 7672 6397 9173 5697 7848 6865 7699 8870 6916 7138
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ∑Y 3688
r hitung 0.275 0.266 0.331 0.344 0.404 0.042 0.247 0.593 0.541 0.651 0.295 -0.379 0.643 0.224 0.254 0.549 0.186 -0.015 0.5450.622 0.674 0.268 0.310 -0.240 0.398 0.545 0.3410.677 0.542 0.548 -0.313 0.255 -0.035 0.519 0.465 0.366 0.301 0.508 0.429 0.504 0.261 0.440 0.603 0.779 0.326 0.559 0.656 0.498 0.540 0.610 0.396 0.373 0.281 0.371 0.516 0.428 ∑Y² 459732 r tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.3610.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.3610.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 (∑Y)² 13601344
status TV TV TV TV V TV TV V V V TV TV V TV TV V TV TV V V V TV TV TV V V TV V V V TV TV TV V V V TV V V V TV V V V TV V V V V V V V TV V V V
σb 0.446 0.222 0.382 0.766 0.489 0.446 0.499 0.529 0.366 0.383 0.249 0.406 0.427 0.440 0.312 0.366 0.4400.782 0.517 0.477 0.632 0.862 0.516 0.899 0.356 0.627 0.5160.649 0.446 0.512 0.846 0.529 0.846 0.729 0.357 0.182 0.516 0.462 0.566 0.516 0.360 0.499 0.877 0.489 0.316 0.333 0.366 0.343 0.712 0.383 0.357 0.406 0.396 0.766 0.472 0.490 ∑σb 28.064
σt 211.796
r11 0.890 33 23
Y²
Reliabelitas cukup tinggi Item Valid = Item tidak valid =
Lampiran 2
NoS ubj
ek Y
NO ITEMS
82
Lampiran 3
PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PROKRASTINASI
Validitas butir angket perilaku Prokrastinasi dengan rumus Product Moment,
yaitu :
� = � −
(� 2−( )2) (� 2−( )2)
Keterangan:
� = Koefisien korelasi tiap item
� = Banyaknya subjek uji coba
= Jumlah skor item
= Jumlah skor total
�= Jumlah kuadrat skor item
� = jumlah kuadrat skor total
= jumlah perkalian skor item
(X) dan skor total (Y)
Untuk mengetahui validitas angket perilaku Prokrastinasi, rhitung dibandingkan
dengan rtabel pada taraf signifikan 5%. Sebagai perhitungan koefisien korelasi antara
item nomor 1 dengan skor total sebagai berikut :
∑X = 77
∑x2 = 211
∑XY = 9546
∑Y = 3688
∑y2 = 459732
Sehingga rhitung adalah:
Lampiran 4
UJI RELIABILITAS
Relialibilitas angket prokrastinasi siswa dihitung denganmenggunakan rumus alpha :
Keterangan :
r11 = Realibitas instrument
k = Banyaknya butir soal
∑�b2 = Jumlah varians butir
�2� = Varians total
Untuk mencari varians butir digunakan rumus:
2
Sebagai contoh perhitungan, dari data uji coba angket sikap Prokrastinasi siswa
dapat dihitung item nomor 8 sebagai berikut :
X = 62
X2 = 144 N = 30
Sehingga Varians item no 5 diperoleh:
86
butir dari nomor 8 sampai selanjutnya ditentukan. Hasil seperti ditunjukkan pada
tabel di bawah ini.
Perhitungan Reliabilitas Angket Prokrastinasi
Varians total dihitung dengan rumus :
dari data uji coba diperoleh :
N = 30
Y = 3688
Y2 = 459732
sehingga varians total adalah :
t2 =
Maka reliabilitas angket :
Sehingga diperoleh reliabilitas angket Prokrastinasi yaitu�11 = 0,897. Nilai�11
(0,883) >rtabel (0,361) maka variabel ini adalah reliabel.Setelah dibandingkan dengan
indeks korelasi termasuk dalam kategori tinggi.Dapat disimpulkan bahwa angket
Prokrastinasi telah memenuhi kriteria reliabilitas sehingga dapat digunakan sebagai alat
88
Lampiran 5
SKALA PROKRASTINASI AKADEMIK
(VALID)
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan di bawah ini sebelum Anda memberi jawaban.
2. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Anda untuk menjawab seluruh
pertanyaan yang disediakan.
3. Anda diminta menjawab pernyataan sesuai dengan pendapat dan kecendrungan
Anda, tanpa dipengaruhi oleh pihak lain.
4. Berikan tanda checklist () pada setiap jawaban yang menurut Anda paling sesuai
pada kolom yang disediakan.
Contoh :
Saya suka bermain facebook seharian dibandingkan mengerjakan tugas sekolah.
Keterangan :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
STS TS S SS
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya kesulitan dalam memulai menyelesaikan tugas meskipun saya tahu betapa pentingnya untuk memulai mengerjakan tugas tersebut.
2. Saya terlambat menyalin soal-soal yang ada di papan tulis sehingga banyak soal yang tidak saya kerjakan.
3. Saya lebih suka menerima tawaran teman untuk berjalan-jalan daripada mengerjakan tugas sekolah.
4. Saya menunda memulai pekerjaan yang harus saya lakukan.
5. Saya segera menyelesaikan tugas yang diberi oleh guru.
6. Saya lebih memilih menonton acara televisi daripada membaca untuk ujian. 7. Saya mampu menyelesaikan tugas yang
diberikan guru sebelum tugas tersebut diminta untuk dikumpulkan.
8. Saya rajin mengerjakan tugas-tugas sekolah.
. Saya suka menumpuk-numpuk tugas sekolah.
10. Saya tidak menepati waktu yang sudah saya rencanakan untuk mengerjakan tugas.
11. Jadwal kegiatan yang telah saya buat tidak saya laksanakan tepat waktu. 12. Saya mengerjakan tugas jauh hari
15. Saya menunda menyelesaikan tugas, meskipun tugas tersebut penting. 16. Menunda tugas sampai besok adalah
bukan cara yang biasa saya lakukan. 17. Saya mengerjakan tugas sesuai dengan
yang saya rencanakan
90
mengumpulkan tugas.
19. Saya kesulitan mengatur waktu untuk mengerjakan tugas sekolah yang diberikan guru.
20 Saya menyelesaikan tugas sekolah lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan guru.
21. Saya selalu diburu-buru waktu karena saya tidak mengerjakan tugas jauh hari sebelum waktu pengumpulan.
22. Saya merasa nyaman bila tugas sekolah saya selesai tepat pada waktunya. 23. Saya mengobrol dengan teman ketika
pelajaran diberikan di dalam kelas. 24. Saya akan meluangkan waktu belajar
dan mengerjakan semua tugas karena saya telah berkomitmen kepada diri sendiri.
25. Meskipun menonton bioskop bersama teman lebih menggoda, saya lebih mengutamakan menyelesaikan tugas sekolah.
26. Saat menjelang ujian semua kegiatan bermain bersama teman saya hentikan dan berkonsentrasi untuk belajar. 27. Saya menunda-nunda pekerjaan sekolah
yang tidak saya sukai.
28. Saya merasa nyaman bila tugas sekolah saya selesai tepat pada waktunya. 29. Saya terlambat mengumpulkan tugas
dalam kegiatan kelompok sehingga teman-teman marah.
30. Saya selalu belajar kelompok dengan teman mengenai tugas yang diberikan guru sehingga tugas tersebut dapat selesai tepat waktu.
31. Saya melakukan rencana yang saya buat dengan tepat waktu.
32. Saya masih sempat membuka facebook walaupun saya belum belajar untuk ujian besok.
Lampiran 6 Tabel 4.4 Hasil Data Pre-Test Prokrastinasi
No subjek
No item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 4 4 4 3 4 3 2 1 4 2 2 3 1 1 4 2 3 4
2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 2 2 2 2 3 1
3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 1 4 2 1 4 3
4 3 3 2 1 2 3 3 3 2 1 3 3 4 3 3 1 2 4
5 4 4 3 4 4 2 3 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 4
6 4 3 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 1 4 4
7 4 3 3 2 1 4 3 2 2 4 3 1 2 2 3 3 3 3
8 5 4 3 2 4 2 2 2 3 3 3 4 2 3 4 4 4 2
9 2 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 2
10 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 2 3 4 2 2 2 4 4
No subjek
No item
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 ∑Y ∑Y²
1 4 4 4 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 4 3 98 9604
2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 1 2 3 4 4 82 6724
3 4 3 3 2 1 4 4 3 2 3 2 4 3 4 3 102 10404
4 3 4 3 4 2 3 2 4 4 2 3 3 4 1 4 92 8464
5 3 4 3 2 2 2 4 2 2 3 4 2 2 4 4 102 10404
6 3 2 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 1 4 3 100 10000
7 3 4 4 4 4 3 2 2 3 3 2 2 4 3 2 91 8281
8 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 98 9604
9 4 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 103 10609
10 2 1 4 3 2 2 2 4 3 1 4 4 3 3 3 100 10000
92
Lampiran 7 Tabel 4.7 Hasil Data Post-test Prokrastinasi
Lampiran 8
DATA PRE-TEST DAN POST-TEST UNTUK DATA PROKRASTINASI
94
Lampiran 9
Perhitungan KategoriProkrastinasi Siswa Sebelum Diberi
Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran
2014/2015
No Skor Kategori Angket
1. 98 Sedang
2 82 Sedang
3 102 Tinggi
4 92 Sedang
5 102 Tinggi
6 100 Sedang
7 91 Sedang
8 98 Sedang
9 103 Tinggi
10 100 Sedang
Setelah diketahui jumlah skor angket Prokrastinasi sebelum diberi layanan
bimbingan kelompok diperoleh:
Skor maksimal ideal = 33 x 4 = 132
Skor minimal ideal = 33 x 1 = 33
3
min
tang skormaksimalideal skor imal ideal
ren
33 3
33 132
tang
Maka kategori Prokrastinasi sebelum diberi layanan bimbingan kelompok adalah :
1. 33 - 66 = termasuk kategori rendah
2. 67 - 100 = termasuk kategori sedang
101 - 134 = termasuk kategori tinggi
Dari hasil perhitungan diperoleh :
3 orang siswa memiliki Perilaku Prokrastinasi tinggi dalam kategori Tinggi.
7 orang siswa memiliki Perilaku Prokrastinasi sedang dalam kategori
sedang.
Jika dikonsultasikan kategori Prokrastinasi sebelum diberi layanan bimbingan
kelompok di SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 dengan nilai rata-rata
96
Lampiran 10
Perhitungan KategoriProkrastinasi Siswa SetelahDiberi
Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran
2014/2015
No Skor Kategori Angket
1. 53 Rendah
2 50 Rendah
3 61 Rendah
4 62 Rendah
5 53 Rendah
6 59 Rendah
7 59 Rendah
8 62 Rendah
9 58 Rendah
10 61 Rendah
Dari hasil perhitungan diperoleh :
10 orang siswa memiliki perilaku prokrastinasi rendah dalam kategori
rendah.
Jika dikonsultasikan kategori Prokrastinasi setelah diberi layanan bimbingan
kelompok di SMK Negeri 4 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 dengan nilai rata-rata
Lampiran 11
PERHITUNGAN HARGA RATA-RATA (M), STANDARD DEVIASI (SD) DATA
PRE-TEST PROKRASTINASI
a. Harga Rata-rata (M)
Harga rata-rata dihitung dengan rumus :
M = X
a. Standard Deviasi (SD)
Untuk menghitung Standard Deviasi (SD) dihitung dengan rumus :
98
Lampiran 12
PERHITUNGAN HARGA RATA-RATA (M), STANDARD DEVIASI (SD) DATA
POST-TEST PROKRASTINASI
a. Harga Rata-rata (M)
Harga rata-rata dihitung dengan rumus :
M = X N
Keterangan :
M = Harga rata-rata
∑X = Jumlah Aljabar X
N = Jumlah sampel
Diperoleh :
∑X = 578
X2 = 33574
N = 10
Maka
M =
XN
= 578
b. Standard Deviasi (SD)
Untuk menghitung Standard Deviasi (SD) dihitung dengan rumus :
SD = N. X
2 −( X)2
N(N−1)
Keterangan :
∑X = Jumlah Aljabar X
X2 = Jumlah Aljabar Kuadrat X
N = Jumlah Sampel
Maka :
SD = 10.33574 −(578)
2
10 (10−1)
= 18,4
100
Lampiran 13
UJI HIPOTESIS
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dicari mean beda dan
simpangan baku beda. Untuk mempermudah perhitungan maka dibuat tabel tabulasi
data pre-test dan post-test sebagai berikut:
Tabulasi Pre-Test dan Post-Test Prokrastinasi Siswa
No. Pre-Test
ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa “Ada Pengaruh Yang Signifikan Antara Layanan
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role PlayingTerhadap ProkrastinasiSiswa Kelas
Pengujian hipotesis di atas, dapat lebih diperkuat dengan perhitungan
persamaan rumus, jumlah jenjang terkecil lah yang digunakan. Dalam hal percobaan
ini nilai 0 yang digunakan ke persamaan. adapun persamaannya adalah untuk
landasan pengujian dipergunakan nilai Z.
Z= �−�(�) ��
Kriteria keputusan pengujiannya adalah :
H0 ditolak apabila Z ≤ Zα/2
H0 diterima apabila Z ≥ Zα/2
Dan nilai diatas dicari dengan
E(T) = �(�+1) 4
= 10(10+1)/4
= 110/4
= 27,5
�T = � �
+1 (2�+1) 24
= 10 10+1(2(10)+1) 24
= 110 (21) 24
102
Maka didapatlah nilai Z sebesar
Z= �−�(�) ��
Z= 0−27,5 9,8
= -2,80
Kriteria penerimaan menurut hipotesa statistikanya adalah :
H0diterimaartinyatidakadaperbedaanantarasebelumdansesudahdiberiperlakua
n;
H0ditolakartinyaadaperbedaanantarasebelumdansesudahdiberiperlakuan
H0ditolakapabila z hitung< z tabel.Karena nilai z hitung adalah -2,80
danitulebihkecildarinilai z table yaitu -1,96. Nilai -1,96didapatdarinilai
Zα/2yaitunilaidaritabel Z0,05/2 = Z0,025 = -1,96
Maka H0ditolak yang artinyaada perbedaan antara sebelum dan sesudah
diberi perlakuandanartinyaperlakuan yang diberikan memang memberikan efek.
Sehingga Prokrastinasi siswa sesudah mendapatkan bimbingan kelompok teknik role
playing lebih rendah daripadasebelum mendapatkan bimbingan kelompok teknik role
Lampiran 14
PERHITUNGAN PERUBAHAN PERILAKU PROKRASTINASI SISWA
Berdasarkan data pada awal test (pre-test) diperoleh rata-rata tingkat
Prokrastinasi siswa = 968 dan test akhir (post-test) diperoleh rata-rata = 578. Maka
perilaku Prokrastinasi siswa menurun setelah diberi perlakuan bimbingan kelompok
dengan teknik Role Playing, (968 578).
Perubahan interval perubahan prokrastinasi siswasetelah diberi perlakuan
bimbingan kelompok dengan teknik latihan asertifsebesar :
= 968 − 578
968 � 100%
= 390
968� 100%
= 40.28 %
Dari data diatas terlihat bahwa penurunan interval perilaku prokrastinasi
siswasetelah diberi perlakuan bimbingan kelompok dengan teknik latihan Role
104
Lampiran 15
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Role Playing Pertemuan I
A. Topik Bahasan : Pengertian Prokrastinasi
B. Bidang Bimbingan : Pribadi
C. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Layanan : Pemahaman
E. Tujuan Layanan :
a. Siswa mampu memahami apa itu prokrastinasi
b. Siswa mengetahui apakah ia mengalami prokrastinasi
F. Sasaran Layanan : 10 siswa yang mengalami prokrastinasi SMK
Negeri 4 Medan
G. Uraian dan Kegiatan :
1. Tahap Pembentukan
a. Ucapan selamat datang
b. Do’a Bersama
c. Pengerian bimbingan kelompok
d. Tujuan bimbingan kelompok
e. Cara pelaksanaan
f. Azas bimbingan kelompok (keaktifan, keterbukaan, normatif)
g. Perkenalan dilanjutkan dengan ice breaking
2. Tahap Peralihan
a. Menjelaskan kegiatan yang akan dijalani
b. Menanyakan apakah anggota sudah siap
c. Mempelajari suasana yang terjadi dalam kelompok
3. Tahap Kegiatan
a. Pimpinan kelompok mengemukakan topik bahasan
NO. Uraian Kegiatan Waktu Siswa
1. Menyampaikan maksud layanan 5’ Siswa memperhatikan penjelasan pemimpin kelompok
2. Memberikan informasi pengertian prokrastinasi, dan nilai-nilai yang terkandung dalampermainan peran
5’ Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan pemimpin kelompok
3. Mengajak siswa untuk permainan tahap I, sebelumnya siswa dijelaskan aturan bermainnya.
15’ Siswa mengikuti permainan dengan bermain peran
4. Evaluasi tahap I 2’ Seluruh anggota memberikan penilaian dan koreksi kesalahan sikap peran
5. Pemeranan ulang 15’ Siswa memerankan tokoh yang sama
6. Evaluasi pemeranan ulang 3’ Seluruh anggota memberikan penilaian, koreksi kesalahan sikap dalam pemeran, siswa mengutarakan kesimpulan pada pemeranan
c. Setiap anggota mengemukakan apa yang akan dilakukan setelah
membahas topik tersebut (peneguhan hasrat dan komitmen)
4. Tahap Pengakhiran
a. Pemimpin mengemukakan bahwa kegiatan akan diakhiri
b. Pemimpin dna anggota mengemukakan kesan dan hasil kegiatan
c. Merencanakan kegiatan lanjutan
d. Pesan dan harapan
e. Do’a
f. Games/sayonara
H. Metode : Role Playing
I. Tempat Penyelenggara: SMK Negeri 4 Medan
J. Waktu : 1 x 45 menit
106
L. Penyelenggara : Kasi Hariati
M. Pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan layanan dan perannya
masing-masing. : 10 orang siswa
N. Alat Penilaian dan tindak lanjut layanan :
O. Rencana penilaian dan tindak lanjut layanan :
1. Penilaian Proses :
a. Perhatian, sikap dan totalitas siswa dalam permainan peran
2. Penilaian Hasil :
a. Siswa mampu memahami prokrastinasi yang ada pada dirinya
b. Siswa mampu mengaplikasikan hasil permainan peran dalam kehidupan
sehari-hari
P. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/
Kegiatana pendukung :
Q. Kegiatan Pendukung :
…..,………2015
Peneliti
DAFTAR HADIR PESERTA BIMBINGAN KELOMPOK
Sekolah : SMK Negeri 4 Medan
Hari/ Tanggal : Rabu, 6 mei 2014
Pertemuan : pertama
Waktu : 45 menit
Tempat : Ruang Kelas
Materi : Pengertian Prokrastinasi
No. Nama Siswa Tanda Tangan
1. Ahmad Badawi(AB) √
2. Agung Wibisono(AW) √
3. Deni Perdana(DP) √
4. Doni Firmansyah(DF) √
5. Fahmi Riyantoni(FR) √
6. M. Husein(MH) √
7. Ridho Naufal(RN) √
8. Saleh Nasution(SN) √
9. Taufik Hidayah (TH) √
10. Yudha Pratama(YP) √
Peneliti
Kasi Hariati
108
Materi
Prokrastinasi
1.1 Pengertian Prokrastinasi
Kita telah mengetahui bagaimana belajar menjadi termotivasi, bahkan
mungkin kita telah mempraktekkannya dan betul menjadi terpacu dan bertekad
hendak melakukannya sesuai jadwal. Namun demikian, masih sering terjadi
gejala dimana kita hendak melakukannya, dengan perkataan lain menunda-nunda
pekerjaan manusia akan kehilangan kesempatan dan menyia-nyiakan karunia
Tuhan.
Seseorang yang mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai batas
waktu yang telah ditentukan, sering mengalami keterlambatan, dan gagal dalam
menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan, dikatakan sebagai
orang yang melakukan Prokrastinasi
Ghufron (2014:150) Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin
procrastination dengan awalan “pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak
maju dan akhiran “crastinus” yang berarti keputusan hari esok, atau jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya. Kata
prokrastinasi memiliki arti menangguhkan tindakan untuk melaksanakan tugas
dan dilaksanakan pada lain waktu.
Solomon dan Rothblum (http://jurnal.fkip.uns.ac.id), “mengemukakan
bahwa prokrastinsi lebih dari sekedar lamanya waktu dalam menyelesaikan
tugas, tapi juga meliputi penundaan yang dilakukan secara konsisten yang
disertai oleh kecemasan”. Kecemasan akan timbul ketika pelaku prokrastinasi
menyadari waktu mengerjakan yang semakin sempit dan tugasnya belum selesai.
Berkaitan dengan masalah pembelajaran, penundaan atau prokrastinasi dikenal
dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi dapat juga dikatakan sebagai
penghindaran tugas, yang diakibatkan perasaan tidak senang terhadap tugas serta
Knaus (http://epirintis.uny.ac.id/articale/prokrastinasi.pdf), “berpendapat
bahwa penundaan yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat
dipandang sebagai trait prokrastinasi”. Artinya prokrastinasi dipandang lebih dari
sekedar kecenderungan melainkan suatu respon tetap dalam mengantisipasi
tugas-tugas yang tidak disukai dan dipandang tidak diselesaikan dengan sukses.
Dengan kata lain penundaan yang dikatagorikan sebagai prokrastinasi adalah
apabila penundaan tersebut sudah merupakan kebiasaan atau pola yang menetap,
yang selalu dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tugas dan penundaan
yang diselesaikan oleh adanya keyakinan irasional dalam memandang tugas. Bisa
dikatakan bahwa istilah prokrastinasi bisa dipandang dari berbagai sisi dan
bahkan tergantung dari mana seseorang melihatnya.
Millgran (Ghufron & Riri Risnawati 2014:153) “ mengatakan bahwa
prokrastinasi adalah perilaku spesifik yang meliputi :
1) Suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai
maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;
2) Menghasilkan akibat – akibat yang lebih jauh, misalnya keterlambatan
menyelesaikan tugas meupun kegagalan menyelesaikan tugas;
3) Melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi
sebagai suatu tugas yag penting untuk dikerjakan, misalnya tugas
kantor, tugas sekolah meupun tugas rumah tangga;
4) Menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan,
misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan
sebagainya”.
Burka dan Yuen (Ghufron dan Riri Risnawati 2014:152) “menegaskan
kembali dengan menyebutkan adanya aspek irasional yang dimiliki oleh
seseorang prokrastinator”. Seseorang Prokrastinator mrmiliki pandangan bahwa
suatu tugas harus diselesaikan dengan sempurna sehingga dia merasa lebih aman
untuk tidak melakukannya dengan segera. Prokrastinator sebenarnya sadar bahwa
110
dengan sengaja menunda – nunda secara berulang – ulang (komplusif), hingga
muncul perasaan tidak nyaman, cemas, dan merasa bersalah dalam dirinya.
Berdasarkan pengertian dari pemaparan diatas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa, “pengertian prokrastinasi sebagai suatu penundaan yang dilakukan secara
sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak
diperlukan dalam pengerjaan tugas yang penting”. Seseorang yang memiliki
kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batasan waktu yang telah
ditentukan, sering mengalami keterlambatan mempersiapkan diri secara
berlebihan, maupun gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai batas waktu bisa
dikatakan sebagai procrastinator.
1.2 Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik
Menurut Burka (http://eprintis.uny.ac.id/articale/prokrastinasi.pdf), menjelaskan
ciri - ciri seorang pelaku prokrastinasi antara lain :
a. Prokrastinator lebih suka untuk menunda pekerjaan atau tugastugasnya.
b. Berpendapat lebih baik mengerjakan nanti dari pada sekarang, dan menunda
pekerjaan adalah bukan suatu masalah.
c. Terus mengulang perilaku prokrastinasi
d. Pelaku prokrastinasi akan kesulitan dalam mengambil keputusan.
e. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada tugas yang
harus dikerjakan (seperti ngobrol, nonton, mendengarkan musik, jalan-jalan,
dll)
f. Kesalahan persepsi tentang hidup.
g. Merasa kewalahan.
h. Takut gagal.
Menurut Ferrari (Ghufron, 2014:158), mengatakan bahwa sebagai suatu
perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat terminifestasikan dalam
indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati dalam ciri-ciri tertentu berupa:
1. Penundaan Untuk Memulai Maupun Menyelesaikan Kerja Pada
Untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi
siswa yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang
dihadapinya harus segera diselesaikan, akan tetapi dia menunda-nunda
untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk
menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan
sebelumnya
2. Keterlambatan Dalam Mengerjakan Tugas.
Keterlambatan dalam mengerjakan tugas, jadi siswa yang melakukan
prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang
dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas.Seorang
prokrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk
mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal
yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa
memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya.
Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil
menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan, dalam arti
lambannya siswa dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri
yang utama dalam prokrastinasi akademik.
3. Kesenjangan Waktu Antara Rencana Dan Kinerja Aktual.
Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, maksudnya
siswa yang melakukan prokrastinasi mempunyai kesulitan untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan
sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan
dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain
maupun rencana-rencana yang telah ditentukan sendiri. Seseorang
mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada
waktu yang telah ditentukan akan tetapi ketika saatnya tiba tidak juga
melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga
menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan
tugas secara memadai dengan melakukan aktivitas lain yang lebih
112
4. Melakukan Aktivitas Yang Lebih Menyenangkan.
Siswa yang melakukan prokrastinasi dengan sengaja tidak segera
melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki
untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan
dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau
buku cerita lainnya), nonton,ngobrol, mendengarkan musik, dan
sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk
mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti dapat menyimpulkan “ bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan
kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas,
kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas
lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan”.
1.3 Jenis – Jenis Prokrastinasi
Menurut Ellis dan Knaus (http:library.ac.id/eThesisdoc/tinjauan
pustaka-prokrastinasi/2012-2-00065-PS), “ prokrastinasi merupakan hasil dari
penyimpangan kognisi, yaitu terbentuknya pola pikir yang salah dan bentuk
kegagalan untuk memulai atau menyelesaikan tugas/aktivitas yang berkaitan
dengan waktu yang terbata”.
Adanya penundaan pekerjaan yang biasa dilakukan seseorang ini berkaitan
dengan batas waktu yang ditentukan. Ada kalanya seseorang menunda-nunda
mengerjakan sesuatu hanya karena batas waktu yang ditentukan masih lama.
Seseorang melakukan penundaan karena alasan untuk menghindari hasil yang
buruk, sehingga prokrastinasi itu dapat bermakna positif maupun negatif.
Prokrastinasi bisa bermakna positif bila penundaan itu dilakukan untuk
menghindari keputusan yang impulsif dan tanpa pemikiran yang matang, dan bisa
Menurut Ferrari (Ghufron & Riri Risnawati 2014:154) prokrastinasi
memiliki 2 bentuk, yaitu:
1. Prokrastinasi fungsional, yaitu penundaan pelaksanaan tugas untuk mencari data
yang lebih lengkap sehingga tugas yang dikerjakan menjadi sempurna.
2. Prokrastinasi disfungsional, yaitu penundaan penyelesaian tugas tanpa arah yang
jelas yang berakibat buruk dan menimbulkan masalah.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan “bahwa
prokrastinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan tujuan dan manfaat
penundaan, yaitu prokrastinasi yang dysfunctional ( yang menampakan
penundaan yang tidak bertujuan dan merugikan diri sendiri) dan prokrastinasi
fungsional, (yaitu penundaan yang disertai alasan yang kuat, mempunyai tujuan
pasti sehingga tidak merugikan, bahkan berguna untuk melakukan suatu tugas
terselesaikan dengan baik). Penelitian ini dibatasi pada jenis prokrastinasi
penundaan tugas yang berakibat buruk dan menimbulkan masalah bagi dirinya
sendiri (disfungsional). Disfungsional yaitu penundaan penyelesaiaan tugas
tanpah arah yang jelas yang berakibat buruk dan menumbulkan masalah bagi
dirinya sendiri.
Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman yang dimiliki siswa yang membuat
mereka tidak mengetahui akibat dari penundaan tugas yang mereka anggap tidak
penting. Ini disebabkan karena tidak selalu apa yang diinginkan oleh seseorang
akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Terkadang dalam menjalankan
suatu tugas siswa harus memili mana yang paling penting dari yang terpenting.
Pemilihan seperti ini lah yang sering membuat siswa menunda – ninda tugasnya
demi hal yang lebih penting lagi. Jika hal ini terus menerus dibiarkan dan tidak
dibantu, maka akan berpengaruh terhadap keberhasilannya dimasa yang akan