• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA SIMBOLIK TARI SEUDATI INONG PADA MASYARAKAT ACEH KABUPATEN PIDIE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKNA SIMBOLIK TARI SEUDATI INONG PADA MASYARAKAT ACEH KABUPATEN PIDIE."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKNA SIMBOLIK TARI SEUDATI INONG PADA

MASYARAKAT ACEH KABUPATEN PIDIE

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSyarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan

Oleh :

ARMAYANTI

NIM 2113340008

PROGRAM STUDIPENDIDIKAN TARI

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkah dan

rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul

Makna Simbolik Tari Seudati Inong Pada Masyarakat Aceh Kabupaten Pidie”.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir dan sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Sendratasik di Universitas Negeri

Medan. Dalam menyelesaikan Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati

penulis mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga kepada.

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan,

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan,

2. Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik,

3. Sitti Rahmah, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tari.

4. Dra. Rr. RHD. Nugrahaningsih, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi I

dan Irwansyah, S.Sn M.Sn selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah

banyak memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat bermanfaat

untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi.

5. Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus

menjadi Dosen Penguji I dan Nurwani, S.S.T, M.Hum selaku Dosen

Penguji II.

6. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan.

7. Seluruh Dosen khususnya Program Studi Pendidikan Tari yang telah

banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses

perkuliahan.

8. Teristimewa kepada Ayahanda Arifin dan Ibunda Juminem yang telah

memberikan kasih sayang, baik moril maupun materil, motivasi, dan doa

(7)

iii

9. Alm. Syech Lah Geunta, Syech Ben, Syech Samsul Bahri dan Ibu Rani

yang merupakan narasumber yang memberikan informasi kepada penulis

dalam penulisan Skripsi.

10. Rayi Suryo yang telah banyak memberikan motivasi dan pandangan luas

dalam menyelesaikan Skripsi ini.

11. Kepada Magfirah Fitri, Kartini Catur Pratiwi Sitanggang dan seluruh

sahabat-sahabat penulis yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang

diharapkan, baik dari segi kalimat, isi, dan juga teknik penguraiannya. Oleh sebab

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

penyempurnaan Skripsi ini. Akhir kata, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang Pendidikan Tari.

Medan, September 2015

Penulis,

Armayanti

(8)

i

ABSTRAK

Armayanti, NIM 2113340008. Skripsi, Makna Simbolik Tari Seudati Inong Pada Masyarakat Aceh Kabupaten Pidie. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna simbol dari tari Seudati Inong. Bentuk dari tarian ini dilihat dari gerak, pola lantai,busana dan iringan. Kemudian untuk melihat makna simbol yang terdapat didalam Tari Seudati Inong dapat dilihat dari benda material, tindakan serta ucapan.

Landasan terori merupakan suatu uraian teori sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori bentuk yang dikemukakan oleh Sal Mugianto, pengertian makna dan teori simbol yang dikemukakan oleh Geertz

Metode yang digunakan dalam penelitian tari Seudati Inong pada masyarakat Aceh Kabupaten pidie adalah metode deskriptif kualitatif, ditafsirkan dan dirumuskan antara data yang satu dengan data yang lain agar data tersebut akurat dan cermat. Teknik pengumpulan data meliputi studi kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa tari Seudati Inong memiliki dua bentuk yaitu bentuk luar dan bentuk bathiniah. Bentuk luar yaitu gerak, pola lantai, busana, sedangkan bentuk bathiniah yaitu iringan. Didalam tari Seudati Inong terdapat simbol-simbol yang memiliki makna. simbol tersebut dapat dilihat dari sembilan gerak yaitu gerak saleum (salam) bermakna saling menghormati, ketrep jaroe (petik jari) bermakna keceriaan, nyap (menhayunkan) bermakna perlahan-lahan melakukan pekerjaan, langkah bermakna bermakna teratur dan tertib, rheng (tubuh) bermakna pertimbangan dalam hidup, asek/lingek (kepala) bermakna berzikikir, nyet/keutheet (tumpuan) bermakna hidup harus memiliki tumpuan, dhiet (menghenjut bahu) bermakna kegembiraan dan kekompakan, dan geudham ghaki (hentakan kaki) bermakna manusia harus senantiasa bertawakal kepada Allah SWT. Dilihat dari pola terdapat tiga pola lantai yaitu pola lantai garis horizontal bermakna tidak ada perbedaan antara manusia, pola lantai lingkaran bermakna musyawarah, pola lantai huruf X bermakna kekokohan dalam beragama. Kemudian dapat dilihat dari busana yang dipakai dalam tari ini yaitu menggunakan baju kurung, celana cekak musang, songket dan jilbab yang memiliki makna untuk mengikuti syariah Islam dimana seseorang dilarang menggunakan pakaian yang menampakkan lekuk tubuhnya, serta dapat dilihat dari iringan yaitu syair-syair yang menghantar tarian bermakna puji-pijian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad serta mengadung nasehat-nasehat.

(9)

iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Pengertian Tari Seudati Inong... 9

2. Teori Bentuk... 10

3. Teori Makna Simbolik ... 11

B. Kerangka Konseptual... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 16

A. Metodologi Penelitian... 16

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

1. Lokasi Penelitian... 17

2. Waktu Penelitian ... 17

C. Populasi dan Sampel ... 18

1. Populasi... 18

2. Sampel ... 18

D. Teknik Pengumpulan Data... 18

1. Observasi... 19

2. Wawancara ... 19

3. Studi Pustaka... 20

4. Dokumentasi ... 21

(10)

v

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 23

A. Gambaran Umum... 23

1. Letak Geografis Kabupaten Pidie ... 23

2. Sistem Religi ... 24

3. Sistem Kemasyarakatan ... 25

B. Tari Seudati Inong ... 26

1. Latar Belakang Tari Seudati Inong ... 26

2. Bentuk Tari Seudati Inong ... 27

a. Gerak tari Seudati Inong... 27

b. Iringan tari Seudat Inong ... 35

c. Pola Lantai tari Seudati Inong ... 43

d. Busana tari Seudati Inong ... 45

3. Makna Simbol Tari Seudati Inong ... 51

a. Gerak Manusia ... 51

b. Ucapan ... 53

c. Benda Material ... 56

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63 GLOSARIUM

(11)

DAFTAR TABEL

(12)

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tentang makna simbolik tari

Seudati Inong secara umum menegaskan bahwa gerak, Pola lantai, busana dan

iringan tari Seudati Inong merupakan sebuah gerakkan yang memiliki makna atau

maksud untuk disampaikan kepada penonton. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tari Seudati Inong memiliki bentuk-bentuk yang terdiri dari bentuk luar

dan bentuk bathiniah. Bentuk luar tersebut dapat dilihat dari gerak yaitu

saleum (salam), ketrep jaroe (petik jari), nyap (menhayunkan), langkah,

rheng (tubuh), asek/lingek (kepala), nyet/keutheet (tumpuan), dhiet (

menghenjut bahu) dan geudham ghaki (hentakan kaki). Pola lantai yaitu

pola lantai garis horizontal, pola lantai lingkaran, pola lantai huruf X.

Busana yaitu baju kurung, celana cekak musang, songket, dan jilbab.

Sementara bentu batiniah dapat dilihat dari iringan yang menghantarkan

tarian.

2. Tari Seudati Inong juga memiliki simbol yang terdapat makna yang akan

disampaikan kepada penonto. Simbol-simbol tersebut dapat dilihat melalui

gerak manusia yaitu gerak, benda material yaitu pola lantai dan busana,

ucapan yaitu iringan yang menghatarkan arian.

a. Gerak: saleum (salam) bermakna saling menghormati, ketrep jaroe

(13)

58

perlahan-lahan melakukan pekerjaan, langkah bermakna teratur dan

tertib, rheng (tubuh) bermakna pertimbangan dalam hidup, asek/lingek

(kepala) bermakna berzikir, nyet/keutheet (tumpuan) bermakna hidup

harus memiliki tumpuan, dhiet (menghenjut bahu) bermakna

kegembiraan dan kekompakan, dan geudham ghaki (hentakan kaki)

bermakna manusia harus senantiasa bertawakalal kepada Allah SWT.

b. Pola lantai: pola lantai garis horizontal bermakna tidak ada perbedaan

antara manusia, pola lantai lingkaran bermakna musyawarah, pola lantai

huruf X bermakna kekokohan dalam beragama.

c. Busana: secara seluruh busana memiliki makna sesuai dengan syariah

islam dengan menggunakan busana yang lebih longgar agar tidak

terlihat lekuk tubuh dan menggunakan jilbab sebagai penutup kepala.

d. Iringan: syair-syair yang menghantar tarian bermakna puji-pijian

kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad serta mengadung

nasehat-nasehat.

B. Saran

Berdasarkan hasil observasi sebagian besar masyarakat Aceh tidak

mengetahui makna simbol apa saja yang terkadung didalam tari Seudati Inong ini,

sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam mengumpulkan data-data. Selain

itu untuk melestarikan tari Seudati Inong sebagai kekayaan seni dan budaya

(14)

59

1. Perlu adanya perhatian dari pihak-pihak tertentu seperti Pemerintah

Daerah Kabupaten Pidie untuk melestarikam tari Seudati Inong.

2. Sebuah seminar sangat dibutuhkan keberlangsungannya dalam membahas

seni tradisional Aceh khususnya tari Seudati Inong.

3. Pembinaan kesenian tradisional Aceh khususnya tari Seudati Inong sangat

diperlukan agar tarian ini tetap terus berkembang dan tidak punah.

4. Selain menarikan tari Seudati Inong perlu diperhatikan makna simbol dan

nilai-nilai budaya yang terdapat didalamnya, jangan hanya bisa

menarikannya saja tanpa mengetahui apa saja yang terkandung

didalamnya.

Dengan demikian, tari Seudati Inong tidak menjadi asing lagi bagi

generasi muda dan masyarakat Aceh lainnya. Karena yang mereka ketahui

hanyalah tari Seudati yang biasa dilikukan oleh kaum laki-laki saja, sementara

(15)

60

DAFTAR PUSTAKA

Arki, Amalia Winarti. 2013. Karakteristik Tari Seudati Pada Masyarakat

Kabupaten Pidie, Medan: Skripsi Sendratasik Universitas Negeri Medan.

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineke Cipta.

Badudu, Y. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Sinar Harapan.

Dermawan. 2013. Ilmu Sosial Budaya. Medan: Unimed Press.

(Depdikbud) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

(Depdikbud) Departemen Pendidikan dan Kebudayaankantor wilayah Provinsi Aceh. 1990. Banda Aceh: Balai Pustaka.

Dilliston, F.W. The Power Of Symbols. Kasinius

Helmi, indra. 2009. Notasi Syair Tari Sudati, Skripsi: Unsyiah

Herusatoto, B. 2003. Simbolis dalam budaya Jawa. Yogyakarta: PT. Hanindita.

Jazuli, M. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Semarang: Unifersitas Negeri Semarang

K.Suzanne, Langer, 1988, Problems of Art, terjemahan F.X. Widyamanto, Bandung : Akademi Seni Tari Indonesia.

Kalinger, 1973. Metode Penelitian, Jakarta: Elangga

Koentjraningrat, 2004, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Kusumastuti, E. 2006. Ekspresi estetika dan makna kesenian laesa, Jurnal Harmoni6(1): 12-19

Murgianto, Sal, 1983, Koreografi Pengetahuan Dasar Komposisi Tari, Jakarta :(Direktorat Jendral) Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nasir, Muhammad, 1999. Metode penelitian, Jakarta : Erlangga.

(16)

61

Peterson, Anya, 2007, The Antropologo of Dance, terjemahan F.X Widaryanto, Bandung :STSI Press.

Rohidi dan T. Rohendi. 2000. Ekspresi seni orang miskin: Adaptasi simbolik terhadap kesenian. Bandung: Nuansa.

Sugono, D. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departeman pendidikan Nasional

Soekanto, Soerdjono, 2002. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Yusmida. 1999. Mengenal tari tradisional Aceh, jurnal.

(17)

62

DAFTAR ACUAN INTERNET

http://indonesiadalamtulisan.blogspot.com/2012/08/pengertian-tari.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pidie

Gambar

Tabel 4.1Tabel 4.2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, simbol tari Telu Serangkai ini adalah percintaan muda-mudi pada masyarakat Karo.. Makna simbol percintaan tersebut dijabarkan

Warna yang digunakan pada busana Tari Khadissiswa yaitu warna putih dan hijau, warna putih sebagai simbol kesucian, sedangkan warna hijau sebagai simbol kesuburan.Warna-warna

Penelitian ini merupakan kajian mengenai makna Tari Inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan Kota Medan.. Tari Inai ini menggambarkan rasa syukur terhadap

syukur kepada Tuhan atas hasil panen, yang didukung oleh busana, properti tari, tata rias yang kas budaya Tibet; (b) fungsi Tari Tibet sebagai sarana sosial, stimulan, komunikasi,

kegembiraan.. 9 Penelitian kajian ini membahas tentang makna simbol busana tari Soongpak Dayak Kayaan Medalaam di Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat. Makna

Penelitian ini mengkaji tentang Struktur gerak tari Bello Mesusun pada masyarakat suku Alas Kabupaten Aceh Tenggara, dilihat juga dari makna dan fungsi Tari Bello Mesusun semua

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolis Tata Rias, Tata Busana dan Properti dalam Tari Jaranann Buto di Kabupaten Banyuwangi. Hasil

Pada tahun 2006 yaitu kostum tari topeng Keni Arja, baju telah digunakan sebagai penutup tubuh, celana sebatas lutut yang disebut sontog dan hiasan kepala berbentuk