HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DENGAN INTENSI MELANJUTKAN PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI DI FAKULTAS
PSIKOLOGI USU
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi
oleh :
RISMAYA SARAGIH 091301039
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas
Psikologi USU
Disusun oleh
RISMAYA SARAGIH 091301039
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 12 November 2014
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Prof. Dr. Irmawati, Psikolog
NIP. 195301311980032001
Tim Penguji
1. Eka Danta Jaya Ginting, MA, Psikolog Pembimbing/ 197308192001121001 Penguji I 2. Dr. Emmy Mariatin, M.A., PhD., Psikolog Penguji II
3. Fahmi Ananda, M.Psi., Psikolog Penguji III
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul :
Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas
Psikologi USU
adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi mana pun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari
hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi
ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 04 November 2014
Rismaya Saragih
Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas
Psikologi USU
Rismaya Saragih & Eka Danta Jaya Ginting ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control secara bersama-sama berhubungan dengan intensi melanjutkan program magister psikologi profesi (MP2) di Fakultas Psikologi USU. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan 126 mahasiswa psikologi di Kota Medan sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala sikap, norma subjektif,
perceived behavioral control, dan skala intensi yang disusun berdasarkan Theory of Planned Behavior yang dikemukakan Ajzen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control secara bersama-sama memiliki hubungan yang cukup kuat dan sangat signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU; (2) sikap memiliki hubungan yang lemah namun sangat signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU; (3) norma subjektif memiliki hubungan yang sangat lemah namun cukup signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU; (4) perceived behavioral control memiliki hubungan yang sangat lemah namun cukup signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa skor intensi, skor sikap, skor norma subjektif, dan skor perceived behavioral control semuanya berada pada kategori sedang.
Relationship between Attitudes, Subjective Norms, and Perceived Behavioral Control with Intention to Continue to Magister Program of Psychology
Profession in Faculty of Psychology at University of Sumatera Utara Rismaya Saragih & Eka Danta Jaya Ginting
ABSTRACTS
This study aims to determine whether the attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control are together associated with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at University of Sumatera Utara. This study uses a quantitative approach using 126 psychology students in Medan as the sample. The data was collected using a scale of attitude, subjective norm, perceived behavioral control and intention scale which is based on the Theory of Planned Behavior by Ajzen. The results showed that (1) attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control jointly have a pretty strong and highly siginificant relationship with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU; (2) attitudes have a weak but very significant correlation with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU; (3) the subjective norms have a very weak but significant correlation with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU; (4) perceived behavioral control have a very weak but significant correlation with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU. The results of this study also indicate that score of intention, attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control are all located in the moderate category.
KATA PENGANTAR
Segala hormat dan puji syukur saya naikkan kepada Tuhan Yesus untuk
segala kasih dan penyertaan-Nya sehingga akhirnya skripsi yang berjudul
“Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan
Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas Psikologi
USU” dapat saya selesaikan. Penyusunan skripsi ini diajukan guna memperoleh
gelar sarjana jenjang strata satu (S1) di Fakultas Psikologi Sumatera Utara.
Untuk kedua orangtua yang saya cintai, yang selalu memberikan dukungan
dan semangat kepada saya. Terimakasih untuk doa, dukungan, dan semangat yang
Papa dan Mama berikan selama ini. Dan terimakasih juga karena sudah mau
bersabar untuk menunggu kelulusanku, I love you Pa, Ma.
Penelitian ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan banyak pihak.
Oleh karena itu saya ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih saya tujukan
kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi USU.
2. Bapak Eka Danta Jaya Ginting, M.A., psikolog selaku dosen pembimbing
skripsi dan pembimbing akademik saya. Terima Kasih atas kesediaan, waktu,
pemikiran, kesabaran, dukungan dan saran yang Bapak berikan sejak awal
hingga skripsi ini bisa diselesaikan.
3. Ibu Dr. Emmy Mariatin, M.A, Ph.D., Psikolog dan Bang Fahmi Ananda,
M.Psi., Psikolog selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritik
4. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah membagikan segala ilmu
pengetahuan dan pengalaman kepada penulis.
5. Sahabat-sahabatku yang bulat-bulat tapi rupawan, Rani, Cici Reppo, Holy, dan
Eng. Terimakasih buat persahabatan kita yang tak lekang oleh waktu
(cailaaahh..). Terimakasih juga buat semua dukungan yang kalian berikan
selama ini. Semoga rencana kita liburan sama-sama ga hanya sekedar wacana
ya hahaha..
6. Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) Sotheria Mathias, ada Kak Ita, Desy, dan
Rani. Terimakasih buat semangat yang selalu kalian berikan. Walaupun nanti
udah jauh-jauh, semoga kita tetap saling mendoakan yaa..
7. Partisipan penelitian ini. Mahasiswa Psikologi UNPRI, USU, NOMMENSEN,
dan UMA. Terimakasih karena sudah meluangkan waktu untuk mengisi skala
penelitian saya.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009. Terimakasih buat kebersamaan
kita selama ini. Walaupun udah pada lulus tapi masih sering ngasih semangat
hahaha.
9. Adek-adek partner in crime, Mega, Egi, Riri, dan kawan-kawan. Makasih yaa
selalu nyemangatin supaya cepat lulus. Nanti kita sama-sama jadi sosialita ya,
hahaha. Makasih juga buat Adol, untuk nyanyian dan permainan gitarnya yang
menghibur, walaupun sering salah-salah liriknya tapi lumayanlaaah..
10.Bang Armen yang selalu aku tanyain dimana keberadaan Pak Eka hahaha.
Bang Hitler dan Rahel yang sudah berbaik hati minjemin charger laptopnya.
11.Aji, Dian, Tata. Walaupun kita udah terpisah jarak dan waktu tapi kalian
selalu nyemangatin aku. Makasih ya teman-teman..
12.Iyo yang selalu ganteng dan yang selalu mampu mengalihkan duniaku.
Terimakasih karena udah setia jadi wallpaper hp selama ini, setiap ngeliat
kamu aku jadi makin semangat untuk segera nyelesaiin skripsi ini supaya aku
bisa cepet ketemu kamu hahaha.
13.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
bisa penulis sebutkan namanya satu per satu.
Saya menyadari bahwa teradapat banyak kekurangan dalam penelitian ini.
Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun
dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini. Terimakasih.
Medan, 04 November 2014
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel ... vii
Daftar Gambar ... ix
Daftar Lampiran ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Planned Behavior ... 13
B. Intensi ... 14
C. Sikap ... 16
D. Norma Subjektif ... 18
E. Perceived Behavioral Control (PBC) ... 19
F. Program Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi USU ... 21
G. Dinamika ... 22
G.1. Dinamika Sikap terhadap Intensi ... 22
G.2. Dinamika Norma Subjektif terhadap Intensi ... 23
G.3. Dinamika PBC terhadap Intensi ... 25
G.4. Dinamika Sikap, Norma Subjektif, dan PBC terhadap Intensi ... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 30
B. Definisi Operasional ... 30
1. Teori Planned Behavior ... 30
2. Intensi ... 32
C. Populasi dan Sampel ... 33
D. Metode Pengumpulan Data ... 33
1. Skala Intensi ... 34
2. Skala Sikap ... 35
3. Skala Norma Subjektif ... 35
4. Skala Perceived Behavioral Control ... 36
E. Uji Coba Alat Ukur ... 36
2. Hasil Uji Coba Skala Norma Subjektif ... 39
3. Hasil Uji Coba Skala PBC ... 40
4. Hasil Uji Coba Skala Intensi ... 40
G. Prosedur Penelitian ... 41
H. Metode Pengolahan Data ... 42
1. Uji Normalitas ... 42
2. Uji Linearitas ... 43
3. Multikolinearitas ... 43
4. Autokorelasi ... 44
5. Heteroskedastisitas ... 45
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 46
B. Hasil Penelitian ... 46
a. Uji Normalitas ... 46
b. Uji Linearitas ... 47
c. Multikolinearitas ... 49
d. Autokorelasi ... 50
e. Heteroskedastisitas ... 50
2. Hasil Uji Hipotesa Penelitian ... 51
a. Hasil Uji Hipotesa Mayor ... 51
b. Hasil Uji Hipotesa Minor ... 55
3. Hasil Tambahan Penelitian ... 57
C. Pembahasan ... 69
1. Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan PBC dengan Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU ... 69
2. Hubungan Sikap dengan Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU ... 71
3. Hubungan Norma Subjektif dengan Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU ... 72
4. Hubungan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 76
1. Saran Metodologis ... 76
2. Saran Praktis ... 77
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Skala Intensi ... 35
Tabel 2. Blue Print Skala Sikap ... 35
Tabel 3. Blue Print Skala Norma Subjektif ... 36
Tabel 4. Blue Print Skala PBC ... 36
Tabel 5. Distribusi Skala Sikap Setelah Uji Coba ... 39
Tabel 6. Distribusi Skala Norma Subjektif Setelah Uji Coba ... 39
Tabel 7. Distribusi Skala PBC Setelah Uji Coba ... 40
Tabel 8. Hasil Uji Linearitas Sikap ... 48
Tabel 9. Hasil Uji Linearitas Norma Subjektif ... 48
Tabel 10. Hasil Uji Linearitas PBC ... 48
Tabel 11. Hasil Uji Multikolinieritas ... 49
Tabel 12. Hasil Uji Autokorelasi ... 50
Tabel 13. Hasil Uji Hipotesa Mayor ... 52
Tabel 14. Hasil Analisis Varians ... 53
Tabel 15. Koefisien ... 54
Tabel 16. Koefisien Variabel ... 56
Tabel 17. Deskripsi Data Penelitian ... 57
Tabel 18. Kategorisasi Skor Intensi ... 58
Tabel 19. Kategorisasi Skor Intensi Mahasiswa UNPRI ... 59
Tabel 20. Kategorisasi Skor Intensi Mahasiswa USU ... 59
Tabel 21. Kategorisasi Skor Intensi Mahasiswa NOMMENSEN ... 59
Tabel 22. Kategorisasi Skor Intensi Mahasiswa UMA ... 60
Tabel 23. Kategorisasi Skor Sikap ... 61
Tabel 24. Kategorisasi Skor Sikap Mahasiswa UNPRI ... 61
Tabel 25. Kategorisasi Skor Sikap Mahasiswa USU ... 62
Tabel 26. Kategorisasi Skor Sikap Mahasiswa NOMMENSEN ... 62
Tabel 27. Kategorisasi Skor Sikap Mahasiswa UMA ... 62
Tabel 28. Kategorisasi Skor Norma Subjektif ... 63
Tabel 30. Kategorisasi Skor Norma Subjektif Mahasiswa USU ... 64
Tabel 31. Kategorisasi Skor Norma Subjektif Mahasiswa NOMMENSEN ... 65
Tabel 32. Kategorisasi Skor Norma Subjektif Mahasiswa UMA ... 65
Tabel 33. Kategorisasi Skor PBC ... 66
Tabel 34. Kategorisasi Skor PBC Mahasiswa UNPRI ... 67
Tabel 35. Kategorisasi Skor PBC Mahasiswa USU ... 67
Tabel 36. Kategorisasi Skor PBC Mahasiswa NOMMENSEN ... 67
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
1. Reliabilitas & Uji Daya Beda Aitem Sikap
2. Reliabilitas & Uji Daya Beda Aitem Norma Subjektif
3. Reliabilitas & Uji Daya Beda Aitem Perceived Behavioral Control
4. Reliabilitas & Uji Daya Beda Aitem Intensi
LAMPIRAN B
Skor Total Aitem Skala Sikap, Skala Norma Subjektif, Skala Perceived Behavioral Control, dan Skala Intensi
LAMPIRAN C
1. Uji Normalitas 2. Uji Linearitas 3. Uji Multikolinearitas 4. Uji Autokorelasi 5. Uji Heteroskedastisitas 6. Uji Hipotesis Penelitian
LAMPIRAN D
Hubungan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control dengan Intensi Melanjutkan Program Magister Psikologi Profesi di Fakultas
Psikologi USU
Rismaya Saragih & Eka Danta Jaya Ginting ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control secara bersama-sama berhubungan dengan intensi melanjutkan program magister psikologi profesi (MP2) di Fakultas Psikologi USU. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan 126 mahasiswa psikologi di Kota Medan sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala sikap, norma subjektif,
perceived behavioral control, dan skala intensi yang disusun berdasarkan Theory of Planned Behavior yang dikemukakan Ajzen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control secara bersama-sama memiliki hubungan yang cukup kuat dan sangat signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU; (2) sikap memiliki hubungan yang lemah namun sangat signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU; (3) norma subjektif memiliki hubungan yang sangat lemah namun cukup signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU; (4) perceived behavioral control memiliki hubungan yang sangat lemah namun cukup signifikan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa skor intensi, skor sikap, skor norma subjektif, dan skor perceived behavioral control semuanya berada pada kategori sedang.
Relationship between Attitudes, Subjective Norms, and Perceived Behavioral Control with Intention to Continue to Magister Program of Psychology
Profession in Faculty of Psychology at University of Sumatera Utara Rismaya Saragih & Eka Danta Jaya Ginting
ABSTRACTS
This study aims to determine whether the attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control are together associated with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at University of Sumatera Utara. This study uses a quantitative approach using 126 psychology students in Medan as the sample. The data was collected using a scale of attitude, subjective norm, perceived behavioral control and intention scale which is based on the Theory of Planned Behavior by Ajzen. The results showed that (1) attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control jointly have a pretty strong and highly siginificant relationship with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU; (2) attitudes have a weak but very significant correlation with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU; (3) the subjective norms have a very weak but significant correlation with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU; (4) perceived behavioral control have a very weak but significant correlation with intention to continue to magister program of psychology profession in Faculty of Psychology at USU. The results of this study also indicate that score of intention, attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control are all located in the moderate category.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Orang yang menyandang gelar sarjana saat ini tidak sulit untuk ditemukan.
Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (OECD) menyatakan
Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah sarjana muda terbanyak kelima di
masa depan. Hal ini diprediksi akan terwujud pada tahun 2020 mendatang.
Banyaknya jumlah sarjana ini menyebabkan kompetisi untuk mendapat pekerjaan
semakin tinggi. Karenanya gelar sarjana saat ini belum bisa menjamin orang
untuk mendapat kesempatan di dunia kerja. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS), jumlah pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada
Februari 2013 mencapai 360 ribu orang, atau 5,04% dari total pengangguran yang
mencapai 7,17 juta orang.
Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan sudah lebih luas, terbukti dari
banyaknya bidang studi yang dipelajari di perkuliahan. Salah satu ilmu yang
banyak dipelajari adalah ilmu sosial. Menurut Ancok (1995), ilmu-ilmu sosial
dalam era pembangunan senantiasa mendapat sorotan. Salah satu ilmu sosial yang
sering mendapat sorotan adalah psikologi. Ilmu psikologi menjadi sorotan karena
hampir semua bidang kehidupan dan bidang kerja di masyarakat berkaitan dengan
persoalan perilaku dan persoalan interaksi antar manusia dan persoalan interaksi
manusia dengan lingkungan. Hal inilah yang menyebabkan pengetahuan psikologi
menjadi semakin diminati banyak orang. Dan hal ini berdampak pada semakin
Semakin berkembangnya ilmu psikologi membuat sarjana psikologi
merasa perlu untuk lebih mendalami ilmu psikologi dengan cara melanjutkan
pendidikan ke program magister psikologi profesi. Berikut wawancara dengan M,
mahasiswi S1 Fakultas Psikologi USU yang sedang skripsi.
“Aku berpikir dengan semakin banyaknya S1 sekarang ini, mungkin akan susah ke depannya, jadi ada baiknya tetap melanjutkan studi sampe ke jenjang yang lebih tinggi..udah gitu dari beberapa wacana yang aku dengar, banyaknya lulusan S1 membuat lapangan pekerjaan untuk S1 semakin sempit. Selain itu juga aku ingin mengetahui dunia psikologi lebih dalam lagi, karena di S1 kan kita cuma belajar dasarnya aja..”
(Komunikasi personal; Jumat, 24 Januari 2014)
Dari wawancara di atas dapat dilihat bahwa M ingin melanjutkan
pendidikannya karena dengan melihat banyaknya jumlah lulusan S1 saat ini M
merasa tidak cukup hanya dengan bermodalkan pendidikan S1 untuk bisa
mendapat pekerjaan. Selain itu M juga ingin mempelajari ilmu psikologi dengan
lebih mendalam.
Salah satu fakultas yang menyediakan program magister psikologi profesi
adalah Fakultas Psikologi USU. Pada Agustus 2006, Fakultas Psikologi USU
bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, menyelenggarakan
Program Pendidikan Profesi Psikologi Jenjang Magister (P4JM). Kemudian pada
tanggal 25 Juni 2011 P4JM berganti nama menjadi Program Pendidikan Magister
Psikologi Profesi (MP2) sesuai dengan SK Rektor No.
1936/UN5.1.R/SK/PRS/2011. Kurikulum dari program MP2 ini dikelompokkan
dalam tiga kategori: (a) kelompok mata kuliah kemagisteran sebanyak 16 sks; (b)
kelompok mata kuliah dasar praktik psikologi sebanyak 11 sks; dan (c) kelompok
belajar dari program MP2 secara keseluruhan adalah 45 sampai 50 sks dengan
waktu studi minimal 5 semester dan maksimal 10 semester.
Program MP2 Fakultas Psikologi USU merupakan satu-satunya program
pendidikan profesi psikolog yang ada di Pulau Sumatera. Oleh karena itu program
MP2 Fakultas Psikologi USU menjadi satu-satunya tempat orang untuk
melanjutkan dan mendapat pendidikan untuk menjadi seorang psikolog di Pulau
Sumatera. Walaupun program MP2 Fakultas Psikologi USU merupakan
satu-satunya program pendidikan profesi psikolog yang ada di Pulau Sumatera, namun
mereka tetap harus memikirkan strategi-strategi untuk menarik calon mahasiswa
yang akan melanjutkan pendidikan magister psikologi profesi. Menurut Stanton
(dalam Dewi, 2010) suatu sistem dari usaha-usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan
jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial disebut pemasaran.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Program MP2 Fakultas Psikologi
USU awalnya dengan memasang iklan dan juga spanduk. Seiring dengan
berjalannya waktu strategi tersebut dievaluasi karena kebanyakan mahasiswa di
program magister profesi mengaku bahwa mereka mendapat informasi mengenai
program magister profesi ini bukan dari iklan. Sehingga saat ini pemasaran yang
dilakukan Program Pendidikan Magister Profesi ini hanya melalui website resmi
Universitas Sumatera Utara (Komunikasi personal, 13 November 2013).
Pada kenyataannya tidak banyak mahasiswa yang meneruskan pendidikan
mahasiswa yang mendaftar di program MP2 ini, yaitu sekitar 50 orang per
tahunnya (Komunikasi personal; 10 Oktober 2013). Selain jumlah pendaftar yang
tidak banyak, jumlah mahasiswa yang belajar di program MP2 ini juga sedikit.
Dalam tiga tahun terakhir rata-rata jumlah mahasiswanya hanya 25 orang per
angkatan (Komunikasi personal; 10 Oktober 2013). Sedikitnya jumlah mahasiswa
di program MP2 ini dipengaruhi oleh minat calon mahasiswa untuk melanjutkan
pendidikannya di program MP2 di Fakuktas Psikologi USU. Berikut wawancara
dengan M, mahasiswi S1 Fakultas Psikologi USU yang sedang skripsi.
”Aku rencananya mau lanjutin kuliah disini, soalnya orangtua ga ngasih buat kuliah di luar kota, karena aku kan anak perempuan satu-satunya, jadi ga dikasih jauh-jauh..”
(Komunikasi personal; Rabu, 16 Oktober 2013)
“Aku mau lanjut disini karena disuruh orangtua. Tapi selain itu juga dulu pernah ada dosen yang bilang kalo emang kita mau kerja di Sumatera lebih bagus S2 nya di Sumatera juga, kalo S2 nya di Jawa prospek kerjanya lebih besar di Jawa. Lagian kan emang tujuan aku mau kerja di Medan, jadi ngapan harus keluar..”
(Komunikasi personal; Senin, 21 Oktober 2013)
Berikut wawancara dengan R, alumni Fakultas Psikologi USU.
“Rencananya sih S2 nya mau ambil profesi, antara di UI atau UGM lah. Aku ga mau di USU, kan dulu S1 udah di USU, jadi maunya adalah peningkatan gitu, kalo diliat dari akreditasinya juga kan UI UGM itu lebih terkenal, pendidiknya juga lebih banyak….selain itu juga aku malas di Medan, kayaknya kurang berkembang ilmunya kalo di Medan aja..”
(Komunikasi personal; Jumat, 22 November 2013)
Dari kedua wawancara di atas dapat dilihat bahwa M berencana untuk
melanjutkan pendidikannya di program MP2 di Fakultas Psikologi USU. M
berencana seperti itu karena mendapat dorongan dari orangtua dan dosennya dan
melanjutkan kuliah di program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Hal ini
disebabkan R merasa bahwa ada universitas lain yang lebih terkenal dan menurut
R ilmu yang ia dapat tidak dapat berkembang jika ia tetap di Kota Medan.
Salah satu faktor penentu dari perilaku pembelian atau dalam hal ini
penggunaan jasa pendidikan adalah intensi. Intensi adalah niat sadar untuk
menjalankan suatu tindakan (Ajzen dan Fishbein, 1975). Menurut Ajzen (2005),
intensi dapat memprediksi seberapa kuat keinginan individu untuk menampilkan
sebuah perilaku dan bagaimana usaha yang dilakukan untuk menampilkan
perilaku tersebut. Dalam konteks melanjutkan pendidikan ke program MP2 USU
maka intensi dapat disimpulkan menjadi niat yang dimiliki seseorang untuk
melanjutkan pendidikannya ke program MP2 di Fakultas Psikologi USU.
Berdasarkan theory of planned behavior, intensi adalah fungsi dari tiga
penentu utama, yang pertama adalah faktor personal dari individu tersebut, yang
kedua bagaimana pengaruh sosial, dan yang ketiga berkaitan dengan kontrol yang
dimiliki individu (Ajzen, 2005). Yang dimaksud dengan faktor personal individu
adalah sikap individu terhadap sebuah perilaku. Sikap merupakan evaluasi positif
atau negatif individu terhadap objek sikap. Sikap individu terhadap perilaku
tertentu diperoleh dari keyakinan individu tersebut akan konsekuensi yang akan ia
terima ketika menunjukkan perilaku tertentu. Ketika seseorang yakin bahwa
perilakunya menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut akan
mempunyai sikap positif, begitu juga sebaliknya.
Faktor penentu intensi kedua adalah persepsi seseorang terhadap tekanan
disebut dengan norma subjektif (Ajzen, 2005). Menurut Ajzen (2005) norma
subjektif ditentukan oleh adanya keyakinan normatif (normative belief) dan
keinginan untuk mengikuti (motivation to comply). Keyakinan normatif
merupakan harapan-harapan yang berasal dari referent atau orang dan kelompok
yang berpengaruh bagi individu (significant others). Sedangkan motivation to
comply berkaitan dengan bagaimana individu ingin mengikuti harapan dari
significant others.
Faktor penentu intensi yang ketiga adalah perceived behavioral control.
Menurut Ajzen (2005) perceived behavioral control merupakan persepsi individu
terhadap kontrol yang dimilikinya sehubungan dengan perilaku tertentu. Kontrol
merupakan sesuatu yang dapat mempermudah atau mempersulit seseorang untuk
memunculkan perilaku. Kontrol yang dimiliki individu dapat berupa ketersediaan
sumber daya, keterampilan, atau bahkan kesempatan untuk menunjukkan perilaku
tertentu. Ketika seseorang percaya bahwa ia mempunyai sumber daya yang cukup,
keterampilan, ataupun kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di program
magister profesi Fakultas psikologi USU, maka ia akan memiliki intensi yang kuat
untuk menunjukkan perilaku tersebut.
Tingkah laku seseorang ditentukan oleh intensi orang untuk melakukan
tingkah laku itu (Ajzen, 2005). Jadi, tingkah laku untuk melanjutkan pendidikan
ke program magister profesi di Fakultas Psikologi USU ditentukan oleh intensi
seseorang untuk melanjutkan program profesi tersebut. Intensi untuk melanjutkan
ke program MP2 di Fakultas Psikologi USU dipengaruhi oleh ketiga faktor yang
program MP2 di Fakultas Psikologi USU, bagaimana pengaruh orang-orang
disekitar, dan juga persepsi orang tersebut terhadap kontrol-kontrol yang
dimilikinya sehubungan dengan perilaku melanjutkan ke program MP2 di
Fakultas Psikologi USU.
Berdasarkan penjelasan diatas penelitian ini akan melihat bagaimana
hubungan sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi
melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah sikap, norma subjektif, dan perceived behavior control secara
bersama-sama berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2
di Fakultas Psikologi USU?
2. Seberapa besar sikap berhubungan dengan intensi melanjutkan
program MP2 di Fakultas Psikologi USU?
3. Seberapa besar norma subjektif berhubungan dengan intensi
melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU?
4. Seberapa besar perceived behavior control berhubungan dengan
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui apakah sikap, norma subjektif, dan perceived behavior
control secara bersama-sama berhubungan dengan intensi melanjutkan
program MP2 di Fakultas Psikologi USU.
2. Mengetahui seberapa besar sikap berhubungan dengan intensi
melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.
3. Mengetahui seberapa besar norma subjektif berhubungan dengan
intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.
4. Mengetahui seberapa besar perceived behavior control berhubungan
dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.
5. Melihat tingkat intensi, sikap, norma subjektif, dan perceived
behavioral control (PBC) pada sampel dibandingkan dengan populasi
secara umum.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat
bagi ilmu psikologi, khususnya di bidang Psikologi Industri dan
Organisasi khususnya mengenai hubungan sikap, norma subjektif, dan
perceived behavioral control terhadap intensi melanjutkan program MP2
di Fakultas Psikologi USU. Selain itu juga, penelitian ini diharapkan
Industri dan Organisasi sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai penunjang untuk bahan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Program Pendidikan Magister Profesi Fakultas Psikologi USU
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
Program Pendidikan Magister Profesi Fakultas Psikologi USU mengenai
intensi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke program MP2 USU
ditinjau dari sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control.
b. Untuk Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa
yang akan melanjutkan pendidikan mereka ke program magister profesi.
Lewat penelitian ini diharapkan mahasiswa tersebut dapat mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi intensi untuk melanjutkan pendidikan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang yang mendasari penelitian ini, rumusan
masalahnya, tujuan diadakannya penelitian, manfaat penelitian dari segi
teoritis dan praktis, serta sistematika penulisan.
Bab ini berisi tinjauan teoritis mengenai (1)sikap, (2)norma subjektif,
(3)perceived behavioral control, dan (4)intensi melanjutkan program MP2
di Fakultas Psikologi USU. Dalam bab ini diuraikan juga dinamika sikap
terhadap intensi, norma subjektif terhadap intensi, perceived behavioral
control dengan intensi, dan ketiga hal tersebut dengan intensi melanjutkan
program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Bab ini juga mengemukakan
hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara terhadap masalah
penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi identifikasi variabel dan definisi operasional variabel yang
diuji dalam penelitian ini yaitu intensi melanjutkan program MP2 di
Fakultas Psikologi USU, sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral
control. Dalam bab ini juga diuraikan tentang populasi dan sampel yang
akan diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability incidental
sampling. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala sikap,
norma subjektif, perceived behavioral control (PBC), dan intensi
melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Selain itu, pada
bab ini juga berisi validitas, uji daya beda aitem dan reliabilitas alat ukur
yang digunakan, serta prosedur pelaksanaan penelitian. Penelitian ini
BAB IV: ANALISIS DAN INTERPRETASI
Bab ini berisi deskripsi data responden, analisa dan pembahasan data yang
diperoleh dari hasil analisis, dan pembahasan data data penelitian sesuai
dengan teori yang relevan.
BAB V: KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan, diskusi dan saran mengenai hasil yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Planned Behavior
Theory of planned behavior merupakan teori yang dikembangkan oleh
Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang
dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Fokus utama dari teori planned behavior
ini sama seperti teori reason action yaitu intensi individu untuk melakukan
perilaku tertentu. Intensi dianggap dapat melihat faktor-faktor motivasi yang
mempengaruhi perilaku. Intensi merupakan indikasi seberapa keras orang mau
berusaha untuk mencoba dan berapa besar usaha yang akan dikeluarkan individu
untuk melakukan suatu perilaku.
Reason action theory mengatakan ada dua faktor penentu intensi yaitu
sikap pribadi dan norma subjektif (Fishbein & Ajzen, 1975). Sikap merupakan
evaluasi positif atau negatif individu terhadap perilaku tertentu. Sedangkan norma
subjektif adalah persepsi seseorang terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau
tidak melakukan perilaku tertentu (Fishbein & Ajzen, 1975). Namun Ajzen
berpendapat bahwa teori reason action belum dapat menjelaskan tingkah laku
yang tidak sepenuhnya berada di bawah kontrol seseorang. Karena itu dalam
theory of planned behavior Ajzen menambahkan satu faktor yang menentukan
intensi yaitu perceived behavioral control. Perceived behavioral control
merupakan persepsi individu terhadap kontrol yang dimilikinya sehubungan
dengan perilaku tertentu (Ajzen, 2005). Faktor ini menurut Ajzen mengacu pada
tertentu dan diasumsikan merupakan refleksi dari pengalaman masa lalu dan juga
hambatan yang diantisipasi. Menurut Ajzen (2005) ketiga faktor ini yaitu sikap,
norma subjektif, dan perceived behavioral control dapat memprediksi intensi
individu dalam melakukan perilaku tertentu.
Gambar 1. Teori Planned Behavior (Ajzen,2005) B. Intensi
B.1. Pengertian Intensi
Intensi menurut Corsini (2002) adalah keputusan untuk bertindak
dengan cara tertentu, atau dorongan untuk melakukan suatu tindakan, baik
secara sadar atau tidak. Sudarsono (1993) berpendapat bahwa intensi adalah
niat, tujuan; keinginan untuk melakukan sesuatu, mempunyai tujuan. Fishbein
dan Ajzen (1975) mendefinisikan intensi sebagai probabilitas subjektif yang
dimiliki seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Intensi akan tetap
menjadi kecenderungan berperilaku sampai pada saat yang tepat ada usaha
Sikap Terhadap
Perilaku
Norma Subjektif
Perceived behavioral
control
yang dilakukan untuk mengubah intensi tersebut menjadi sebuah perilaku
(Ajzen, 2005).
Menurut Ajzen (2005) intensi merupakan anteseden dari sebuah
perilaku yang nampak. Intensi dapat meramalkan secara akurat berbagai
kecenderungan perilaku. Berdasarkan theory of planned behavior, intensi
adalah fungsi dari tiga penentu utama, pertama adalah faktor personal dari
individu tersebut, kedua bagaimana pengaruh sosial, dan ketiga berkaitan
dengan kontrol yang dimiliki individu (Ajzen, 2005).
Berdasarkan uraian diatas pengertian intensi pada penelitian ini adalah
kecenderungan seseorang untuk melakukan perilaku tertentu baik secara
sadar atau tidak.
B.2. Aspek Pengukuran Intensi
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) intensi memiliki empat aspek,
yaitu:
a. Perilaku (behavior), yaitu perilaku spesifik yang nantinya akan
diwujudkan.
b. Sasaran (target), yaitu objek yang menjadi sasaran perilaku. Objek
yang menjadi sasaran dari perilaku spesifik dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu orang tertentu/objek tertentu (particular object),
sekelompok orang/sekelompok objek (a class of object), dan orang
atau objek pada umumnya (any object).
c. Situasi (situation), yaitu situasi yang mendukung untuk dilakukannya
d. Waktu (time), yaitu waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu
tertentu, dalam satu periode atau jangka waktu yang tidak terbatas.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) untuk mengidentifikasi tingkat
kekhususan pada target, situasi, dan dimensi waktu relatif mudah, tapi
dimensi perilaku relatif lebih sulit untuk diidentifikasi. Pengukuran intensi
yang terbaik agar dapat memprediksi perilaku adalah dengan memasukkan
keempat aspek intensi yaitu perilaku, target, situasi, dan waktu (Fishbein &
Ajzen, 1975).
C. Sikap
C.1. Pengertian Sikap
Ajzen (2005) mengatakan sikap merupakan suatu disposisi untuk
merespon secara positif atau negatif suatu perilaku. Sikap terhadap perilaku
ditentukan oleh belief tentang konsekuensi dari sebuah perilaku, yang disebut
sebagai behavioral beliefs (Ajzen, 2005). Menurut Ajzen (2005) setiap
behavioral beliefs menghubungkan perilaku dengan hasil yang bisa didapat
dari perilaku tersebut. Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh evaluasi
individu mengenai hasil yang berhubungan dengan perilaku dan dengan
kekuatan hubungan dari kedua hal tersebut (Ajzen, 2005).
Secara umum, semakin individu memiliki evaluasi bahwa suatu
perilaku akan menghasilkan konsekuensi positif maka individu akan
cenderung bersikap favorable terhadap perilaku tersebut; sebaliknya, semakin
individu memiliki evaluasi negative maka individu akan cenderung bersikap
C.2. Aspek Pengukuran Sikap
Menurut Ajzen (2005) sikap terhadap perilaku didefinisikan sebagai
derajat penilaian positif atau negatif individu terhadap perilaku tertentu. Sikap
terhadap perilaku ditentukan oleh kombinasi antara behavioral belief dan
outcome evaluation. Behavioral belief adalah belief individu mengenai
konsekuensi positif atau negatif dari perilaku tertentu dan outcome evaluation
merupakan evaluasi individu terhadap konsekuensi yang akan ia dapatkan
dari sebuah perilaku. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan rumus di atas sikap terhadap perilaku (AB) didapat dari
penjumlahan hasil kali antara belief terhadap outcome yang dihasilkan (bi)
dengan evaluasi terhadap outcome (ei). Dapat disimpulkan bahwa individu
yang percaya bahwa sebuah perilaku dapat menghasilkan outcome yang
positif maka individu tersebut akan memiliki sikap yang positif terhadap
sebuah perilaku, begitu juga sebaliknya.
D. Norma Subjektif
D.1. Pengertian Norma Subjektif
Ajzen (2005) mengatakan norma subjektif merupakan fungsi yang
didasarkan oleh belief yang disebut normative belief, yaitu belief mengenai
kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others) seperti orang
tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya terhadap suatu perilaku.
Norma subjektif didefinisikan sebagai persepsi individu tentang
tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Ajzen,
2005). Norma subjektif ditentukan oleh kombinasi antara normative belief
individu dan motivation to comply.
Biasanya semakin individu mempersepsikan bahwa social referent
yang mereka miliki mendukung mereka untuk melakukan suatu perilaku
maka individu tersebut akan cenderung merasakan tekanan sosial untuk
memunculkan perilaku tersebut. Dan sebaliknya semakin individu
mempersepsikan bahwa social referent yang mereka miliki tidak menyetujui
suatu perilaku maka individu cenderung merasakan tekanan sosial untuk tidak
melakukan perilaku tersebut.
D.2. Aspek Pengukuran Norma Subjektif
Ajzen (2005) mendefinisikan norma subjektif sebagai persepsi
individu tentang tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu
perilaku. Norma subjektif ditentukan oleh normative belief dan motivation to
comply. Normative belief adalah belief mengenai kesetujuan atau
ketidaksetujuan yang berasal dari referent. Motivation to comply adalah
motivasi individu untuk mematuhi harapan dari referent. Berikut adalah
rumus hubungan normative belief dan motivation to comply:
Berdasarkan rumus di atas norma subjektif (SN) didapat dari
penjumlahan hasil kali dari normative belief (ni) dengan motivation to comply
(mi). Individu yang percaya bahwa referent akan mendukung ia untuk
melakukan sebuah perilaku akan merasakan tekanan sosial untuk melakukan
perilaku tersebut, dan begitu juga sebaliknya.
E. Perceived behavioral control
E.1. Pengertian Perceived behavioral control
Ajzen (2005) menjelaskan perceived behavioral control sebagai
fungsi yang didasarkan oleh belief yang disebut sebagai control beliefs, yaitu
belief individu mengenai ada atau tidak adanya faktor yang mendukung atau
menghalangi individu untuk memunculkan sebuah perilaku. Belief ini
didasarkan pada pengalaman terdahulu individu tentang suatu perilaku,
informasi yang dimiliki individu tentang suatu perilaku yang diperoleh
dengan melakukan observasi pada pengetahuan yang dimiliki diri maupun
orang lain yang dikenal individu, dan juga oleh berbagai faktor lain yang
dapat meningkatkan ataupun menurunkan perasaan individu mengenai tingkat
kesulitan dalam melakukan suatu perilaku.
Semakin individu merasakan banyak faktor pendukung dan sedikit
faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka lebih besar
kontrol yang mereka rasakan atas perilaku tersebut dan begitu juga
sebaliknya, semakin sedikit individu merasakan faktor pendukung dan banyak
akan cenderung mempersepsikan diri sulit untuk melakukan perilaku tersebut
(Ajzen, 2005).
E.2. Aspek Pengukuran Perceived behavioral control
Perceived behavioral control adalah persepsi individu mengenai
kemudahan atau kesulitan untuk melakukan perilaku tertentu (Ajzen, 2005).
Perceived behavioral control ditentukan oleh kombinasi antara control belief
dan perceived power control. Control belief merupakan belief individu
mengenai faktor pendukung atau penghambat untuk memunculkan sebuah
perilaku. Perceived power control adalah kekuatan perasaan individu akan
setiap faktor pendukung atau penghambat tersebut. Hubungan antara control
belief dan perceived power control dapat dilihat pada rumus berikut:
Berdasarkan rumus di atas perceived behavioral control (PBC)
didapat dari penjumlahan hasil kali control belief (ci) dengan perceived power
control (pi). Semakin besar persepsi mengenai kesempatan dan sumber daya
yang dimiliki individu maka semakin besar PBC yang dimiliki orang tersebut.
F. Program Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi USU
Pada Agustus 2006, Fakultas Psikologi USU bekerja sama dengan
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, menyelenggarakan Program Pendidikan
P4JM berganti nama menjadi Program Pendidikan Magister Psikologi Profesi
(MP2) sesuai dengan SK Rektor No. 1936/UN5.1.R/SK/PRS/2011. Kurikulum
dari program MP2 ini dikelompokkan dalam tiga kategori: (a) kelompok mata
kuliah kemagisteran sebanyak 16 sks; (b) kelompok mata kuliah dasar praktik
psikologi sebanyak 11 sks; dan (c) kelompok mata kuliah praktik kerja magister
psikologi profesi sebanyak 18 sampai 23 sks. Beban belajar dari program MP2
secara keseluruhan adalah 45 sampai 50 sks dengan waktu studi minimal 5
semester dan maksimal 10 semester (Program Pendidikan Magister Psikologi
Fakultas Psikologi USU, 2013).
Adapun tujuan dari program MP2 Fakultas Psikologi USU ini adalah
menghasilkan psikolog profesional yang diharapkan menguasai prinsip-prinsip
psikodiagnostika dan intervensi psikologi, mampu melakukan asesmen psikologi
dan intervensi psikologi serta mampu melakukan penelitian terapan di bidang
psikologi dalam rangka memberikan pelayanan secara profesional kepada
individu dan kelompok masyarakat. Selain itu lulusan program ini diharapkan
mampu menghayati dan mengamalkan Kode Etik Psikologi yang meliputi kode
etik keilmuan, penelitian dan profesi (Program Pendidikan Magister Psikologi
Fakultas Psikologi USU, 2013).
G. Dinamika
G.1. Dinamika Sikap terhadap Intensi
Menurut Ajzen (2005) sikap terhadap perilaku merupakan salah satu
Ajzen (2005) sebagai derajat penilaian positif atau negative individu terhadap
perilaku tertentu. Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh evaluasi individu
mengenai hasil yang berhubungan dengan perilaku dan dengan kekuatan
hubungan dari kedua hal tersebut. Semakin individu memiliki evaluasi bahwa
suatu perilaku akan menghasilkan konsekuensi positif maka individu akan
cenderung bersikap favorable terhadap perilaku tersebut. Sikap terhadap
perilaku tersebut yang akan mempengaruhi intensi seseorang dalam
memunculkan sebuah perilaku.
Pernyataan di atas juga didukung oleh hasil-hasil penelitian terdahulu.
Penelitian Wibowo dan Kumolohadi (2008) menunjukkan bahwa sikap
terhadap kurikulum berhubungan positif dengan intensi mendaftar pada
Program Pendidikan Profesi Psikologi jenjang Magister UII, artinya jika
sikap terhadap kurikulum tinggi maka intensi untuk mendaftar juga tinggi,
begitu juga sebaliknya. Selain itu penelitian Maradona (2009) menunjukkan
terdapat hubungan positif antara sikap dengan intensi kepatuhan pelanggan.
Berdasarkan teori yang dikemukakan Ajzen dan juga hasil dari
penelitian terdahulu terlihat bahwa sikap dapat mempengaruhi intensi
individu dalam melakukan perilaku tertentu. Jika dikaitkan dengan penelitian
ini maka ketika individu yakin bahwa perilaku melanjutkan program MP2 di
Fakultas Psikologi USU akan menghasilkan outcome positif untuk dirinya,
individu tersebut akan memiliki sikap positif terhadap program MP2 di
Fakultas Psikologi USU. Dan sikap positif tersebut akan memperbesar intensi
G.2. Dinamika Norma Subjektif terhadap Intensi
Norma subjektif adalah persepsi individu tentang tekanan sosial untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Ajzen, 2005). Norma
subjektif ditentukan oleh kombinasi antara belief individu dan motivation to
comply. Semakin individu mempersepsikan bahwa social referent yang
mereka miliki mendukung mereka untuk melakukan suatu perilaku maka
individu tersebut akan cenderung merasakan tekanan sosial untuk
memunculkan perilaku tersebut.
Hasil penelitian Julprima (1991) menjelaskan rendahnya intensi
penggunaan kondom dalam hubungan seksual pranikah remaja lebih
disebabkan oleh persepsi mereka bahwa hal itulah yang diharapkan oleh
significant others dan mereka termotivasi untuk mematuhi harapan tersebut.
Dengan kata lain hasil penelitian ini menunjukkan norma subjektif
mempengaruhi intensi penggunaan kondom pada remaja. Penelitian
Maradona (2009) juga menunjukkan hal yang serupa bahwa terdapat
hubungan positif antara norma subketif dengan intensi kepatuhan pelanggan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa norma subjektif
dapat mempengaruhi intensi individu untuk melakukan atau tidak melakukan
sebuah perilaku. Dalam penelitian ini perilaku yang akan dimunculkan adalah
perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Maka ketika
individu mempersepsikan bahwa referent yang mereka miliki mengharapkan
mereka untuk melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU dan
akan memilik intensi yang kuat untuk melanjutkan program MP2 di Fakultas
Psikologi USU.
G.3. Dinamika Perceived Behavioral Control terhadap Intensi
Ajzen (2005) mendefinisikan perceived behavioral control (PBC)
sebagai persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan untuk
melakukan perilaku tertentu. Perceived behavioral control ditentukan oleh
kombinasi antara belief individu mengenai faktor pendukung atau
penghambat untuk memunculkan sebuah perilaku (control belief) dan
kekuatan perasaan individu akan setiap faktor pendukung atau penghambat
(perceived power control). Semakin banyak faktor pendukung dan sedikit
faktor penghambat yang individu rasakan untuk dapat melakukan suatu
perilaku, maka lebih besar kontrol yang mereka rasakan atas perilaku tersebut
dan begitu juga sebaliknya.
Dalam penelitian Asrori (1998) dikatakan PBC secara signifikan
mempunyai hubungan positif terhadap intensi menghindari pajak. Selain itu
penelitian Sukrisno (1996) menunjukkan bahwa PBC merupakan peramal
yang baik untuk intensi melanjutkan ke program profesi.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa PBC
memiliki pengaruh terhadap intensi individu dalam melakukan sebuah
perilaku. Dalam penelitian ini, ketika individu memiliki banyak faktor
pendukung untuk dapat melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi
memunculkan perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi
USU.
G.4. Dinamika Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived behavioral control terhadap Intensi
Ajzen (2005) menjelaskan intensi merupakan anteseden dari sebuah
perilaku yang nampak. Intensi dapat meramalkan secara akurat berbagai
kecenderungan perilaku. Semakin besar intensi individu terhadap suatu
perilaku maka semakin besar juga kemungkinan individu akan memunculkan
perilaku tersebut. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, semakin besar intensi
individu untuk melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU maka
semakin besar kemungkinan individu tersebut benar-benar melanjutkan ke
program MP2 di Fakultas Psikologi USU.
Berdasarkan theory of planned behavior yang dikemukakan Ajzen
(2005), intensi ditentukan oleh tiga faktor yaitu sikap terhadap perilaku,
norma subjektif, dan perceived behavioral control. Pernyataan ini didukung
juga oleh hasil penelitian Ismail dan Zain (2008) yang menyatakan bahwa
sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control berpengaruh
terhadap intensi pelajar SLTA dalam memilih FE Universitas YARSI.
Faktor penentu intensi yang pertama adalah sikap terhadap perilaku.
Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh belief tentang konsekuensi dari
sebuah perilaku, yang disebut sebagai behavioral beliefs (Ajzen, 2005). Sikap
akan konsekuensi yang akan ia terima ketika menunjukkan perilaku tertentu.
Ketika individu yakin bahwa perilakunya menghasilkan outcome yang positif,
maka individu tersebut akan mempunyai sikap positif, begitu juga sebaliknya.
Jadi saat individu yakin bahwa perilaku melanjutkan ke program MP2 di
Fakultas Psikologi USU akan menghasilkan outcome positif untuk individu
tersebut, maka ia akan mempunyai sikap positif terhadap atribut-atribut dari
program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Sebaliknya ketika individu yakin
bahwa perilaku melanjutkan ke program MP2 di Fakultas Psikologi USU
akan menghasilkan outcome negative untuk individu tersebut maka ia akan
mempunyai sikap negative terhadap atribut-atribut dari program MP2 di
Fakultas Psikologi USU.
Faktor penentu intensi yang kedua adalah norma subjektif. Hasil
penelitian Kusminanti (2005) menunjukkan bahwa norma subjektif
memberikan sumbangan yang signifikan terhadap intensi untuk menggunakan
helm pada pekerja pelaksana pekerjaan konstruksi. Selain itu menurut
penelitian Sari (1998) norma subjektif mempunyai bobot yang signifikan
terhadap intensi para perokok untuk berhenti merokok. Kedua hasil peneltian
tersebut menunjukkan bahwa norma subjektif punya peranan yang signifkan
terhadap intensi individu dalam melakukan perilaku tertentu. Norma subjektif
menurut Ajzen (2005) adalah persepsi individu tentang tekanan sosial untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Menurut Ajzen (2005)
norma subjektif ditentukan oleh adanya normative belief dan motivation to
referent atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu
(significant others). Sedangkan motivation to comply berkaitan dengan
bagaimana individu ingin mengikuti harapan dari significant others. Ketika
individu yang ingin melanjutkan pendidikan ke program MP2 di Fakultas
Psikologi USU mendapat tekanan sosial dari significant others seperti
misalnya orangtua mereka untuk melanjutkan pendidikan ke program MP2 di
Fakultas Psikologi USU dan mereka mempunyai keinginan untuk mengikuti
harapan-harapan dari significant others tersebut maka individu itu akan
memiliki intensi yang kuat untuk melakukan perilaku tersebut.
Faktor penentu intensi yang ketiga adalah perceived behavioral
control. Penelitian Kusminanti (2005) menunjukkan bahwa perceived
behavioral control memberikan sumbangan yang signifikan terhadap intensi
untuk menggunakan helm pada pekerja pelaksana pekerjaan konstruksi.
Penelitian Sari (1998) juga menunjukkan hal yang serupa bahwa perceived
behavioral control mempunyai bobot yang signifikan terhadap intensi para
perokok untuk berhenti merokok. Selain itu penelitian Ismail dan Zain (2008)
menunjukkan bahwa perceived behavioral control merupakan faktor penentu
yang paling berperan terhadap intensi dibanding kedua faktor yang lainnya.
Perceived behavioral control merupakan persepsi individu terhadap kontrol
yang dimilikinya sehubungan dengan perilaku tertentu. Kontrol yang dimiliki
individu dapat berupa ketersediaan sumber daya, keterampilan, atau bahkan
kesempatan untuk menunjukkan perilaku tertentu. Ketika seseorang percaya
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke program MP2 di Fakultas
psikologi USU, maka ia akan memiliki intensi yang kuat untuk menunjukkan
perilaku tersebut.
H. Hipotesis
H.1. Hipotesis Utama
Hipotesis utama yang diajukan dalam penelitian ini adalah sikap,
norma subjektif, dan perceived behavior control secara bersama-sama
berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi
USU.
H.2. Hipotesis Tambahan
Hipotesis tambahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
a. Sikap berhubungan dengan intensi melanjutkan program MP2 di
Fakultas Psikologi USU.
b. Norma subjektif berhubungan dengan intensi melanjutkan program
MP2 di Fakultas Psikologi USU.
c. Perceived behavior control berhubungan dengan intensi melanjutkan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:
1. Variabel bebas: teori planned behavior (sikap terhadap perilaku, norma
subjektif, dan perceived behavioral control)
2. Variabel tergantung: intensi
B. Definisi Operasional
1. Teori planned behavior
a. Sikap terhadap perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas
Psikologi USU
Sikap terhadap perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas
Psikologi USU didefinisikan sebagai penilaian positif atau negatif
individu terhadap perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas
Psikologi USU yang akan diukur dengan menggunakan skala sikap
yang disusun berdasarkan aspek-aspek sikap dalam teori planned
behavior yaitu behavioral belief dan outcome evaluation.
Sikap dapat dilihat dari skor sikap masing-masing individu yang
diperoleh dari skala. Skor sikap didapat dari penjumlahan hasil kali dari
masing-masing aspek sikap yaitu behavioral belief dan outcome
subjek terhadap perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas
Psikologi USU. Sebaliknya jika skor sikap semakin rendah maka
semakin negative sikap subjek terhadap perilaku melanjutkan program
MP2 di Fakultas Psikologi USU.
b. Norma subjektif
Norma subjektif adalah persepsi individu tentang tekanan sosial
yang berasal dari significant others mengenai perilaku melanjutkan
program MP2 di Fakultas Psikologi USU yang akan diukur dengan
menggunakan skala norma subjektif yang disusun berdasarkan
aspek-aspek norma subjektif yaitu normative belief dan motivation to comply.
Norma subjektif dapat dilihat dari skor norma subjektif
masing-masing individu yang diperoleh dari skala. Skor norma subjektif didapat
dari penjumlahan hasil kali dari normative belief dan motivation to
comply. Semakin tinggi skor norma subjektif berarti semakin tinggi
tekanan sosial yang dirasakan subjek mengenai perilaku melanjutkan
program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Sebaliknya semakin rendah
skor norma subjektif berarti semakin rendah tekanan sosial yang
dirasakan subjek mengenai perilaku melanjutkan program MP2 di
Fakultas Psikologi USU.
c. Perceived behavioral control
Perceived behavioral control (PBC) merupakan persepsi individu
terhadap faktor pendukung ataupun faktor penghambat yang mungkin
MP2 di Fakultas Psikologi USU. PBC akan diukur dengan
menggunakan skala PBC yang disusun berdasarkan aspek-aspek dari
PBC yaitu control belief dan perceived power control.
PBC dapat dilihat dari skor PBC masing-masing individu yang
diperoleh dari skala. Skor PBC didapat dari penjumlahan hasil kali dari
control belief dan perceived power control. Semakin tinggi skor PBC
berarti semakin besar kontrol yang dirasakan subjek atas perilaku
melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU. Sebaliknya
semakin rendah skor PBC berarti individu merasa sulit untuk
memunculkan perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi
USU.
2. Intensi
Intensi adalah kecenderungan individu untuk melanjutkan program
MP2 di Fakultas Psikologi USU yang akan diukur menggunakan skala
intensi yang disusun berdasarkan teori intensi menurut Ajzen (2005).
Intensi dapat dilihat dari skor intensi masing-masing individu yang
diperoleh dari skala. Semakin tinggi skor intensi berarti semakin tinggi
intensi untuk melanjutkan program MP2 di Fakultas Psikologi USU.
Sebaliknya semakin rendah skor intensi berarti semakin rendah intensi
C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian merupakan individu yang menjadi sumber data
penelitian. Menurut Azwar (2007) populasi merupakan sekelompok subjek yang
hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sekelompok subjek yang akan
dikenai generalisasi tersebut terdiri dari sejumlah individu yang setidaknya
mempunyai satu ciri atau karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Fakultas Psikologi di kota Medan. Kemudian yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Mahasiswa S1 semester akhir yang sedang mengerjakan tugas akhir.
Berdasarkan kriteria tersebut teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah nonprobability incidental sampling yakni besarnya peluang individu dalam
populasi untuk terpilih menjadi sampel tidak sama. Metode pengambilan sampel ini
didasarkan pada ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkan sampel sesuai
dengan karakteristik tertentu (Hadi, 2000).
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengungkap data mengenai variabel yang akan diteliti. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi karena data yang ingin
diungkap dalam penelitian ini adalah berupa konstrak atau konsep psikologis yang
menggambarkan aspek kepribadian individu bukan faktual. Data yang berupa
konstrak atau konsep psikologis hanya bisa didapatkan secara tidak langsung
2007, h.5). Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala
Intensi, Skala Sikap, Skala Norma Subjektif, dan Skala Perceived behavioral
control yang akan disusun berdasarkan apsek-aspek dari intensi, sikap, norma
subjektif, dan perceived behavioral control.
Skala yang akan digunakan disajikan dalam bentuk pernyataan yang
favorable dan unfavorable. Setiap aitem pada skala terdiri dari lima alternatif
jawaban yang terdiri dari SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), N (Netral), TS (Tidak
Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Nilai setiap pilihan bergerak dari 1
sampai 5. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu : Sangat Sesuai = 5,
Sesuai = 4, Netral = 3, Tidak Sesuai = 2 dan Sangat Tidak Sesuai = 1, sedangkan
bobot penilaian untuk yang unfavorable yaitu : Sangat Sesuai = 1,Sesuai = 2,
Netral = 3, Tidak Sesuai = 4, dan Sangat Tidak Sesuai = 5.
1. Skala Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU
Skala Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU
yang digunakan adalah skala yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori
yang dikemukakan Fishbein & Ajzen (1975). Blue print dari skala Skala
Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU dapat dilihat
Tabel 1. Blue Print Skala Intensi Melanjutkan Program MP2 di Fakultas Psikologi USU
Aspek Favorable Total Bobot
Perilaku, Sasaran, Situasi,
Waktu
1, 2, 3, 4 4 100%
2. Skala Sikap
Sikap terhadap perilaku melanjutkan program MP2 di Fakultas
Psikologi USU akan diukur dengan menggunakan skala sikap yang
disusun berdasarkan aspek dari sikap menurut Ajzen (2005) yaitu
behavioral belief dan outcome evaluation. Blue print dari skala sikap akan
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Blue Print Skala Sikap
Aspek Favorable Unfavorable Total Bobot
Behavioral Beliefs,
Outcome Evaluation
1, 2, 5, 6,
8
3,4,7 8 100%
3. Skala Norma Subjektif
Norma subjektif individu akan diukur menggunakan skala norma
subjektif yang disusun peneliti berdasarkan aspek-aspek dari norma
Tabel 3. Blue Print Skala Norma Subjektif
Aspek Favorable Unfavorable Total Bobot Normative Beliefs,
Motivation to
Comply
9, 10, 12,
13
11 5 100%
4. Skala Perceived behavioral control
Dalam penelitian ini perceived behavioral control akan diukur
menggunakan skala perceived behavioral control yang disusun
berdasarkan aspek dari perceived behavioral control yaitu control belief
dan perceived power control.
Tabel 4. Blue Print Skala Perceived Behavioral Control
Aspek Favorable Unfavorable Total Bobot Control Beliefs,
Perceived Power
Control
14, 15, 18,
20
16, 17, 19 7 100%
E. Uji Coba Alat Ukur 1. Validitas
Uji validitas menurut Azwar (2010) diperlukan untuk mengetahui apakah
sebuah alat ukur mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan
ukurnya. Atau dengan kata lain alat ukur tersebut memang mengukur apa
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi
(content validity). Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes
mencakup keseluruhan hal yang akan diukur atau sejauh mana isi tes
mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Validitas isi diperoleh melalui
pendapat profesional dari dosen pembimbing dan dosen yang memiliki
kompetensi dalam bidang yang hendak diteliti (Azwar, 2010).
2. Daya Beda Aitem
Daya beda aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara
individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki aitribut
yang diukur (Azwar, 2010). Menurut Azwar (2010) prinsip kerja yang
digunakan dalam seleksi aitem ini adalah memilih aitem-aitem yang
mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh skala secara
keseluruhan. Penghitungan daya beda aitem dilakukan dengan menggunakan
program SPSS versi 20.0 for windows. Koefisien korelasi aitem total yang
digunakan pada penelitian ini adalah rix ≥ 0,30. 3. Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang
mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2010). Uji reliabilitas
alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal dimana
prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok
individu sebagai subjek. Teknik yang digunakan untuk pengukuran
Cronbach. Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan
bantuan program SPSS versi 20.0 for windows.
F. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Uji coba alat ukur bertujuan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat
mengungkap dengan tepat apa yang diukur dan seberapa jauh alat ukur
menunjukkan keadaan sebenarnya (Azwar, 2007). Uji coba alat ukur penelitian
ini dilakukan terhadap 44 orang subjek penelitian yang dianggap memiliki
kesamaan karakteristik dengan subjek yang diinginkan.
1. Hasil Uji Coba Skala Sikap
Aitem yang diujicobakan dalam skala sikap sebanyak 8 aitem.
Berdasarkan hasil analisis aitem maka diperoleh 5 aitem yang memiliki nilai
diskriminasi aitem di atas 0.3 dan 3 aitem yang gugur. Aitem-aitem inilah
yang nantinya akan digunakan di dalam penelitian. Hasil uji coba terhadap
skala sikap menunjukkan koefisien α = 0.851 dengan rxy aitem yang
bergerak dari 0.548 sampai dengan 0.755 yang memiliki daya diskriminasi
aitem yang tinggi (rxy ≥ 0.30).
Tabel 5. Distribusi Skala Sikap Setelah Uji Coba
Aspek Favorable Total Bobot
Behavioral Beliefs, Outcome
Evaluation
1, 2, 5, 6,
8