PREFERENSI DAN
KONSUMSI DAGING KERBAU
PADA KONSUMEN
TANGGA
DI KABUPATEN PANDEGLANG
S. Masithoh
J.
Sosial Ekonomi Peternakan, ZPB
12-11-2001; disetujui 15-01-2002)
ABSTRACT
This research objective are: (1) to analyze consumer preference of meat, related to social personal characteristic and psychologist buyer factor of household consumer; and (2) to consume pattern of buffalo's meat and influence for consumer. research used survey method and household samples. Samples defined by multiple stage accidental sampling The processing data wed computer program qualitative and quantitative descriptive, correlation, and lineu This showed that characteristic like age, education and amount of member household have correlation with preference level of buffalo's meat. Linear regression analyze showed that amount of buffalo's meat consumption by total income of household, amount of member household, of buffalo's meat, and price of chicken's meat.
preference, meat, buffalo, consumer.
PENDAHULUAN
pendapatan dan kesadaran yang menyebabkan terjadinya perubahan konsumsi bahan makanan. Masyarakat mulai mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung protein hewani, yaitu daging, dan data Peternakan bahwa sumbangan terhadap konsumsi protein hewani dari daging.
tahun 1995-2000, rata-rata produksi daging nasional sebesar
per tahun dan adanya peningkatan permintaan daging dalam negeri dari tahun ke tahun. untuk melakukan daging sudah tidak lagi, maka ternak kerbau merupakan salah satu yang dapat untuk permintaan daging dalam negeri. Ternak kerbau kesanggupan untuk memanfaatkan
berkualitas dan menghasilkan karkas yang memadai. Oleh karena itu, ternak kerbau
untuk memproduksi daging, yang selama lebih diperoleh dari daging sapi. Sebagai protein hewani, daging kerbau tidak dari daging sapi. Daging kerbau mengandung protein kasar 20-30% lebih besar dibanding daging sapi sebesar
periode tahun 1995-2000, produk daging kerbau rata- rata peningkatan sebesar ribu ton per tahun. Sumbangan daging kerbau terhadap total
produksi daging nasional meningkat dari 3% menjadi per tahun selama periode
Peternakan, 1999).
Dalam keadaan khusus, ternak kerbau dianggap oleh masyarakat Indonesia di wilayah tertentu, misalnya di Kabupaten Pandeglang. ternak kerbau di Kabupaten Pandeglang pada tahun sebesar 40.658 ekor (Dispet Kabupaten Pandeglang, 1999). Kebutuhan rata-rata protein hewani, khususnya daging kerbau, setiap tahunnya Hal dari jumlah konsumsi daging kerbau pada tahun
sebesar 97 ton dari jumlah ternak kerbau tahun 2000 sebesar 2.807 ekor (Dispet Kabupaten Pandeglang, Tingginya permintaan oleh faktor
dan selera masakan yang lebih menyenangi daging kerbau daripada daging ternak
lain seperti ternak sapi, kambing dan domba.
untuk komoditi daging ternak di Kabupaten Pandeglang, konsumen tidak hanya evaluasi produk berdasarkan atribut utama seperti
dan harga atau atribut yang lengkap dan terperinci seperti aspek (komposisi bahan baku), aspek komposisi (lemak, vitamin, protein, dan lain-lain) ataupun aspek