• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status Gizi Balita dari Keluarga yang Mengikuti Progranl PMT Ibu Harnil JPS-BK Di Kabupaten Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi Utaa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Status Gizi Balita dari Keluarga yang Mengikuti Progranl PMT Ibu Harnil JPS-BK Di Kabupaten Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi Utaa"

Copied!
198
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)

STATUS GIZI BALITA DARI KELUARGA YANG

MENGIKUTI PROGRAM PMT IBU HAMIL JPS-BK

DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PROVINSI SULAWESI UTARA

OLEH:

HASNAWATI PAPUTUNGAN

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(106)

ABSTRAK

HASNAWATI PAPUTUNGAN. Status Gizi Balita dari Keluarga yang Mengikuti Program PMT Ibu Hamil JPS-BK di Kabupaten Bolaang Mongondow Propinsi

Sulawesi Utara. Di bimbing oleh Sudjana Sibarani dan Budi Setiawan.

Penelitian ini secara umurn bertujuan menganalisis status gizi balita serta faktor-faktor lain yang terkait pada keluarga yang mengikuti dan tidak rnengikuti program PMT ibu hamil JPS-BK di Kabupaten Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi Utara. Secara khusus penelitian ini bertujuan: 1) mengidentifikasi status gizi bayi lahir, status gizi balita, konsurnsi energi dan zat gizi, pola pengasuhan (tugas pengasuhan, pola pe~nberian makan dan pola pemberian ASI) dan karakteristik

kel~~arga (pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu, pendapatan keluarga dan ukuran

keluarga) yang rnengikuti dan tidak mengikuti proyani PMT ibu hamil JPS-BK; 2) nlenganalisis perbedaan status gizi balita dari keluarga yang rnengikuti dan tidak ~ n e n g i k ~ ~ t i program PMTibu hamil JPS-BK; 3) menganalisis hubungan karakteristik keluarga dengan konsumsi energi dan zat g ~ z i balita ulnur 12-27 bulan; 4)

menganalisis hubungan pola pengasuha~i dengan konsurnsi energi dan zat gizi balita;

5) menganalisis hubungan status gizi bayi lahir dengan status gizi balita umur 12-27 bulan. Penelitian ini merupakan ko~nbinasi resfrosl~ecfive dan cross-sectional yang clilaksanakan di Kecamatan Kotamobagu dan Lolayan, Kabupaten Bolaang

Mongondow. Propinsi Sulawesi Utara. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli -

September 2001 pada anak balita umur 12 - 27 bulan dan ibunya yang di ambil

secara acak masing-masing 30 keluarga yang mengikuti dan tidak mengikuti

prograln PIMT ibu hamil JPS-BK.

Masil penelitian memperlihatkan bahwa pengetahuan gizi dan pola penIberian makan anak secara signifikan (p<O,Oj) keluarga yang mengikuti program PMT ibu hamil JPS-BK ~nenliliki skor lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga yang tidak mcngikuti program PMT ibu haniil JPS-BK. Dalam ha1 tingkat konsumsi energi, protein, kalsium, phospor dan zat besi pada balita, pada keluarga yang ~nengikuti progrnnl PMT ibu hamil JPS-BK signifikan (p<0,05) lebih tinggi dibandingkan yang

tidak inengikuti program PMT ibu ha~uil JPS-By. Dc~nikian juga status gizi contoh

patla saat lahir menurut indeks BBIU dan PBIU dan status gizi sekarang (urnur 12-27 bulan) menurut indeks BBIU pada keluarga yang mengikuti program PMT ibu hamil JPS-BK signifikan (p<0,05) lebih tinggi dibandingknn dengan keluarga yang tidak mengikuti PMT ibu hamil JPS-BK.

Bentuk Ilubungan pengetahuan gizi dan pendapatan kel~~arga dengan tingkat

konsumsi energi dan zat gizi memperlihatkan hubungan yany positif. Terdapat hubungan yang positif signifikan pada (pi0.05) antara pengetahuan gizi ibu dengan

tingkat konsu~nsi kalsium dan vitamin C pada kelompok yang mengikuti PMT ibu

llamil JPS-BK. Sedatlgkan pada kelompok yang tidak mengikuti PMT ibu ha~nil JPS-

BK, pengetahuan gizi ibu berhubungan signifikan (p<0,05; r=0,352) dengan tingkat konsumsi energi.

(107)

Sedangkan pada kelompok yang tidak mengikuti PMT ibu hamil JPS-BK, pola pemberian makan hanya berhubungan nyata pada p(0,05; I=-0,373) dengan tingkat konsumsi energi. Sedangkan antara status gizi saat lahir dengan menggunakan indeks BB dengan status gizi sekarang dengan menggunakan indeks BBIU dan PB/U

terdapat hubungan ( r= 0,371) yang signifikan (p<0,05) pada kelompok yang

mengikuti PMT ibu hamil JPS-BK. Pada kelompok yang tidak mngikuti PMT ibu

hamil JPS-BK, juga terdapat hubungan (r= 0,316)yang signifikan (p<0,10) antara status gizi saat lahir menurut indeks BB dengan status gizi sekarang menurut indeks

(108)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul

"Status Gizi Balita dari Keluarga Yang Mengikuti Program PMT Ibu Hamil JPS-BK di Kabupaten Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi Utara."

Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan

dapat diperiksa kebenarannya

Bogor, Mei 2002

(109)

STATUS GIZI BALITA DARI KELUARGA UANG

MENGIKUTI PROGRAM PMT IBU HAMIL JPS-BK

DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PROVINSI SULAWESI UTARA

I-IASNAWATI PAPUTUNGAN

GMK 99479

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Gizi Masyaraltat dan Su~nberdaya

Keluarga

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(110)

Judul Tesis : Status Gizi Balita dari Keluarga yang Mengikuti Progranl PMT Ibu Harnil JPS-BK Di Kabupaten Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi U t a a

Nanla : Hasnawati Paputungan

Nomor Pokok : 99479

Progratll Studi : Ilnlu Gizi Masyarakat dan Sunlberdaya Keluarga

1. Koinisi Pembi~llbi~lg

. .-.

/

Ketua Anggota

Mengetahui,

.2. Ketu Progranl Studi 11111~

-

Gizi dan 3. Direktur Program Pascasayjana

Sunlberdaya Keluarga

49-

-

Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan. MS.

(111)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Molinow, 20 juli 1959 merupakan anak ke 4 dari

pasangan Adam Paputungan dan Usia Bambela. Pada tahun 1972 penulis lulus SD

Tjokroaminoto Molinow, lulus SLTP Negeri I Kotamobagu pada tahun 1975, lulus

SLTA Negeri I Kotamobagu pada tahun 1979 dan pada tahun 1985 lulus dari

Universitas Samratulangi Manado Fakultas Pertanian Jurusan Statistika Pertanian.

Tahun 1986 penulis menika dengan Ahnlad Lasanudin, saat ini dikaruniai dua orang

anak. Pada tahun 1986 penulis menjadi karyawan PT.Bank Pinaesaan Manado

sampai tahun 1989. Dari tahun 1989 sampai sekdrang penulis menjadi staf pengajar

di Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Iln~u Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Manado. Pada tahun ajaran 1999 nlendapat kesempatan untuk

melanjutkan pendidikan pada Program studi Gizi Masyarakat dan Su~~lberdaya

Keluarga (GMSK) Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan

(112)

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya dengan

terselesaikannya penulisan tesis ini. Tesis ini dapat diselesaikan dengan bantuan doa,

dukungan, sernangat, arahan, bimbingan serta kerjasama dengan berbagai pihak. Untuk

itu penulis ingin menyampaikan terimakasih yang setulusnya atas semua keikhlasan

bantuan yang telah diberikan, kepada:

1. Prof. Dr.Ir. Sudjana Sibarani, M.Sc. selaku ketua komisi pembirnbing serta Dr. Ir.

Budi Setiawan M.S. s e l a k ~ ~ anggota komisi pembinibiny, atas seyala arahan dan

birnbingan yang telah diberi1:an kepada penulis .

2. Selur~rh staf pengajar Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) khususnya

Jurusan Gizi Masayarakat dan Suniberdaya Keluarga (GMSK) atas bekal n~ateri

pelajaran yang diberikan selama penulis menempull pendidikan di IPB.

3. Rektor dan Dekan Fakultas Maternatika dan I~ITILI Pengetahuan Alam serta k e t ~ ~ a

Jurusan Matematika Universitas Negeri Manado yang telah memberikan kesempatan

dnn bantuan dana pada p e n ~ ~ l i s untuk belajar di 11'B.

4. Bupati Bolaang Mongondow. Camat Kotamohagu. camat Lolayan , Kepala Dinas

Kesehatan. Kepala Puskesmas. Pustu, Bidan Desa, posyandu serta stafnya yang telah

membantu penulis dalam memberikan izin dan data profil claerah dalam melakukan

penelitian.

5 . Lurah dan ketua RW dan warga dikecanlatan Kotamobag~~ dan kecaniatan Lolayan

(113)

6 . Seluruh Keluarga terutama Ayah dan Ibu, anak dan suami tercinta yang telah banyak

bekorban serta memberikan dukungan baik moril maupun materil pada penulis

hingga terselesainya tesis ini.

7. Ternan-teman penulis di GMSK khususnya Yuli, Yeni, Eni, Asima, Emy, Ani,

Cucung dan Rosdiana yang telah banyak membantu penulis dalam perkuliahan dan

-penyelesaian tesis.

8. Teman-teman di luar GMSK ( Thalita, Luice, Dora, Andri, Benyamin, Bambang),

yang banyak membantu, memberikan dorongan moril dalam penyelesaikan tesis ini.

Ucapan terimakasih ini juga penulis sampaikan pada setnua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis

llingga selesainya tesis ini, semoga mendapatkan ridhoNya. Akhirnya penulis

menyadari berbagai kekurangan dalam tesis ini, namun demikian harapan penulis semoga

tesis ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Bogor, Mei 2002

(114)

DAFTAR IS1

Halaman

DAFTAR TABEL

...

ix

DAFTAR LAMPIRAN

...

x

...

P ENDAHULUAN I

...

Latar Belakang 1

. .

Tujuall Penelltian

...

5

...

...

Tujuan Umum : 5

...

Tujuan Khusus 5

. .

Manfaat Penellt~an

...

6

TlNJAUAN PUSTAKA

...

7

.

.

Masalah Gizi Ibu Hamil

...

7

Icebutuhan Gizi Ibu Hamil dan Bayi

...

8

Pemn Makanan Tambahan pada Ibu Hamil

...

9

Perilaltu ~Makan Ibu Hamil

...

10 Status Gizi Anak Balita dan Pengukurannya

...

Fabtor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

...

...

I<ERANGI(A PEMIICIRAN

...

M

ETODOLOGI PENELITIAN ...

. .

Rancangan Penelltian ... ...

\Vaktu dan Ternpat Penelitian

Contoh clan Cara Pengambilan Coiltoh ...

Jenis dan Cara Pengambilan Data ...

. .

Pengolaha11 dan Ailalis~s Data ...

(115)

Halaman HASIL DAN PEMBAHASAN

...

33

...

Keadaan Umum Daerah Penelitian 33

Karakteristik Keluarga Balita

...

35 . .

Pengetahuan Gizi Ibu

...

41

...

Pola Pengasuhan Balita 43

. .

Karaktenstik Balita

...

46

Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

...

52

Konsumsi. dan Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Gizi

...

53

. .

...

Status Glzi Balita 56

Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Konsumsi Energi dan .

.

Zat Glzl Balita

...

59

Hubungan Antara Pola Pengasuhan dengan IConsumsi Energi dan

Zat Gizi Balita

...

62

Flubungan antara Konsumsi Energi dan Zat Gizi dengan

. .

Status G i z ~ Balita ... 63 Hubungan antara Status Gizi Saat Lahir dengan Status Gizi

Balita

...

64

ICESIMPULAN DAN SARAN ... 66

...

I<esimpulan 66

(116)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Angka kecukupan energi dan zat gizi ibu hamil yang di anjurkan

...

9

2 Penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin

...

33

3 Jumlah tenaga kesehatan

...

34

4 Sebaran ibu dan ayah contoh menurut kelompok umur

...

36

...

5 Sebaran ibu dan ayah contoh menurut tingkat pendidikan 37

...

6 Sebaran ibu dan ayah contoh menurut jenis pekejaan 38

...

7 Sebaran keluarga menurut ukuran keluarga 39

...

S Rata-rata pendapatan keluarga menurut status PMT JPS-BK 41

. . .

9 Sebaran contoh menurut pengetahuan gizi ibu

...

42

10 Sebaran contoh menurut pola pemberian makan anak balita

...

44

11 Sebaran contoh menurut pengaslth kedua

...

45

12 Sebaran contoh menurut pola pemberian AS1

...

45

13 Sebaran contoh menunlt umur dan jenis kelamin

...

47

14 Rata-rata berat badan dan panjang badan balita

...

48

15 Sebaran contoh menurut jenis penyakit yang diderita balita

...

49

16 Sebaran contoh menurut riwayat kelahiran

...

51

17 Rata-rata konsumsi dan tingkat konsumsi energi dan zat gizi balita

...

54

.

.

1 S Sebaran tingkat konsumsi energi dan zat g i z ~ Balita

...

55

19 Sebaran tatus gizi contoh pada saat lahir

...

57
(117)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

I Hasil uji bcda (t-test) tingkat konsumsi energi dan zat gizi dari kcluarga

...

yang mengikuti dan tidak mengiku~i program PMT JPS-BK 75

2 Hasil uji beda (t-test) status gizi dari keluarga yang mengikuti dan tidak

...

mengikuti program PMT JPS-BK

.

3 Hasil uji beda (t-test) karakteristik dari keluarga yang mengikuti dan

tidak mengikuti Program PMT P S - B K

...

4 Hasil uji beda (t-test) karakteristik anak balita dari keluarga yang

...

ciengikuti dan tidak mengikuti Program PMT JPS-BK

5 Hasil uji beda (t-test) pengetahuan gizi ibu pola pemberian makan dari

....

keluarga yang mengikuti dan tidak mengikuti program PMT P S - B K

6 Hasil uji beda (chi-square) pola pemberian AS1 dan kesehatan anak

balita sebulan teralthir dari keluarga yan mengikuti dan tidak mengikuti program JPS-BI< ...

7 Hasil uji beda (chi-square) pola pemberian makan anak balita dari

keluarga yang mengikuti dan tidak mengikuti program PMT JPS-BK ...

S Hubungan pengetahuan gizi Ibu dengan tingkat konsumsi energi dan zat gizi anak yang mengikuti dan tidak mengikuti program PMT JPS- BK ...

5) Hubungan tingltat pendidilcan ibu dengan tingkat konsumsi energi dan

zat gizi anak yang niengilcuti dan tidak mengikuti program PMT JPS-

...

B I<

10 Hubungan ukuran keluarga dengan tingkat konsumsi zat gizi anak

yang mengikuti dan tidak mengikuti program PMT JPS-BIC

...

I 1 Hubungan status bayi lahir dengall status gizi balita dari keluarga yang mengikuti tian tidak mengikuti program JPS-BK

...

12 Hubungan pendapatan dengan tingkat konsumsi energi danzat gizi

(118)

13 Hubungan pola pemberian makan alak balita dengan tingkat konsumsi

energi dan zat gizi keluarga yang mengikuti dan tidak mengikuti

program PMT JPS-BK

...

SO

14 Hubungan tingkat konsumsi energi dan zat gizi dengan status gizi

anak balita dari keluarga yang mengikuti dan tidak mengikuti

(119)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menyiapkan generasi tangguh pada masa akan datang harus dilakukan sejak

dini bahkan harus dimulai sejak prenatal. Fungsi otak berkembang sangat pesat pada

trimester 111 kehamilan sampai anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada saat

anak masih balita akan mengakibatkan terganggunya perkembangan mental dan

kemampuan motorik anak yang tidak dapat diperbaiki pada periode selanjutnya

(Syarif 1997). Oleh karena itulah pada illasa tersebut nler~ipakan saat yang tepat

untuk ~nemberikan asupan gizi yang baik bagi anak-anak.

-_____I_-

J

Keadaan krisis ekonomi Indonesia sejak pertengahan 1997, mengakibatkan

jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan meningkat dari 27.3 jiwa

(1 994) menjadi

*

80 juta jiwa pada tahun 1998. Sebagian besar masyarakat terutama

yang hidup di daerah tertinggal mengalami penurunan daya beli. Keadaan ini

cenderung meningkat jumlah penduduk yang menderita kekurangan gizi sebayai

akibat rendahnya tingkat asupan gizi, terutama cnergi dan protein . Golongan yang paling rawan dan selalu menjadi korban yang luenclerita kekurangan gizi adalah ibu

hamil dan bayi /balita (Pusat Pangan, Gizi dan Kesehatan 2000). \

Pads tahun 1999 diperkirakan 1,7 juta balita di Indonesia inenderita keadaan

i ?

gizi buruk, sekitar 10 persen di antaranya (sekitar 17.000 balita) menderita gizi buruk

tingkat berat seperti marasnlus dan kwashiorkor. Data jumlah balita gizi buruk tingkat

berat yang tercatat di Depertemen Kesehatan sampai akhir 1999 sekitar 24.000 balita

(120)

Kenaikan yang tajam dalam ha1 jurnlah balita dan ibu hamil kekurangan gizi

ini perlu dihindari dengan mengupayakan berbagai cara untuk menanggulangi

diantaranya Program JPS-BK. Pemerintah menyelenggarakan Program JPS-BK pada

awal tahun 1999 untuk membantu keluarga miskin akibat adanya krisis ekonomi

Indonesia. Program ini berupa program intervensi gizi yang ditujukan kepada

keluarga miskin yang mempunyai anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui, berupa

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dilaksanakan oleh Puskesmas.

PMT khusus ibu hamil berupa makanan yang mengandung 600-700 i(ka1,

dan 15-20 gram protein yang diberikan setiap hari minimal 90 hari berturut-turut

dengan dana Rp.lOOO,-ihari. Diharapkan dengan PMT ini, kondisi ibu hamil alcan

rnenjadi baik dan tercegah dari kelahiran anak berat badan lahir rendah (BBLR).

Upaya untuk mengembangkan anak, merawat kehidupan fisik anak, serta

melintlungi hak-hak anak untuk menyelesaikan proses tunibuh kembangnya dari

periode prenatal sarllpai dewasa merupakan suatu proses cara pengasuhan analc yang

sangat rncnentcrkan status anak. Dalam setiap keluarga, proses ini sangat bervariasi

clan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya faktor sosial ekollomi (pendapatan

Iteluarga, pe~ididikan ibu, besar keluarga).

Masalah gizi dikenal sebagai masalah yang multikompleks, karena banyaknya

faktor yang mempengaruhi dan adanya keterkaitan faktor satu dengan faktor lainnya.

Gizi yang k ~ ~ r a n g altan menurunkan produktifitas kerja sehingga pendapatan menjadi

).endah, miskin, dan pangan tidak tersedia cukup. Kemiskinan sebagai penyebab gizi

(121)

mendapatkan perhatian yang serius karena keadaan ekonomi ini relatif lnudah di ukur

dan berpengaruh besar pada konsumsi pangan.

Keadaan gizi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat

kesehatan dan usia harapan hidup masyarakat. Telah diketahui bahwa kurang gizi

inenyebabkan gaiigguan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental,

nieiig~lraiigi tingkat kecerdasan, kreatifitas dan produktifitas penduduk (Depkes

2000b). Rendalinya status gizi masyarakat akan ~iienurilnkan tingkat kesehatan dan

usia harapan hiditp, yang merupakan unsur utama dalain penentuan keberhasilan

penibai:gt~nan SDM. Oleh karena itu, perbaikan g ~ z i anak liierupakaii strategi penting

untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia daii mendorong pertumbuhan

ekonoi~ii (Martorcll 1996).

Berbagai tambahan zat gizi bagi i b ~ i hamil sela~na masa keliamilan, telah

disepakati pacla Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, mengingat besarnya resiko

yang dialami oleh ibu hamil daii bayi yang dilahirkan, jika pacla saat hamil

mengalami kurang gizi. Menurut Depkes (1096) ibu hamil KEK (Kekurangan

Energi Kronis) ~iiempunyai resiko kesakitan yang lebih besar, teruta~na pada trimester

I l l kehamilan, akibatnya ~~ieinpiitiyai resiko lebih besar L I ~ ~ L I ~ melahirkan bayi

RBLR(Berat Baclan Lahir Rendah). Selain itu ibu liamil KEK yang telah melalui

masa persalinan dengan selamat, aka11 mengalami pasca salin yang sulit karena

Izmah clan mudali mengalami gangguan kesehatan. I-la1 ini aka11 meliipeiigaruhi

produksi Air Susu Ibu (ASI) daii menurunkan kemainpuan merawat anak serta

(122)

berkembang secara optimal sebagai manusia yang berpotensi penuh sebagai sumber

daya pembangunan yang tangguh dan berkualitas.

Perekonomian masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow pada

umumnya ditopang oleh dua sumber utama, hasil-hasil laut dan pertanian. Produksi

pertanian yang berperan secara umum adalah kopra, cengkih, padi, j a g ~ ~ n g dan

pisang. Namun demikian sedikit masyarakat yalig menlpunyai lalian pertanian.

Sebagian besar anggota masyarakat di Bolaang Mongondow berstat~~s petani

penggarap atau burc~h tani (Sub Balai Konservasi Sumberdaya Alani 199s). Hasil-

hasil law dari kegiatan perikanan tradisional meliputi ikan-ikan pada musi~n tertentu.

Ta~lgkapan utama bisa berupa ikan kcnibung, deho, cakalang(tuna) dan ikan terbang

(Sub Balai Konservasi Sumberdaya Alam 1998).

Sebagian besar desa di Bolaang Mongondow belum memiliki Balai

Kesel~atan, apalagi Puskernas serta petugas kesehatan yang tetap. Ini sering mc~i.jacli

a lllall

kelulian utama masyarakat setempat. Pelayanan kesehatan ibu hamil scrta pers 1'

secara umum belum me~nadai, masih banyak yang clitangani oleh dukun yang belum

mcngikuti pendidikan dasar kebidanan. Program posyandu juga relatif kurang

~ncmadai. Dari gambaran diatas berimplikasi pada suatu pertanyaan bagaimana

program bantuan pemerintah bcrupa PMT ibu Ilamil JPS-BK menipunyai pengaruh

terhadap status gizi anak balita, konsumsi pangan dan keseliatan di Bolaang

Mongondow. Berdasarkan kcnyataan tersebut maka peneliti tertarik untuk ~nclakc~kan

penelitian tentang status gizi anak balita dari keluarga yg mengikuti program PMT

(123)

Utara serta, membandingkan dengan kelompok yang tidak mengikuti program

tersebut.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan umum

Menganalisis status gizi balita serta faktor-faktor lain yang terkait dari

keluarga yang mengikuti dan tidak mengikuti Program PMT JPS-BK di Kabupaten

Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara.

TuJuan Khusus

1 . Mengidentifikasi status gizi bayi lahir, status gizi balita (12-27 bulan), konsumsi

energi dan zat gizi balita, pola pengasuhan (tugas pengasuhan anak, pola

pemberian niakan dan pola pzn~berian ASI) d a ~ i karakteristik keluarga

(penclidikan ibu, pengetah~~an gizi ibu, pendapatan keluarga dan besar keluarga)

yang mengikuti dan tidak mengikuti Program PMT JPS-BK.

2. ivlenganalisis perbedaan status gizi balita tlari keluarga yang mengikuti dan tidak

mcngik~~ti program PMT JPS-BK.

3. Menganalisis hubungan karakteristik keluarga clengan konsumsi energi dan zat

gizi balita uinur 12-27 bulan.

4. Menganalisis hubungan pola pengasuhan dengan konsumsi energi dan zat gizi

balita

5, Menganalisis hubungan status gizi bayi lahir dengan status gizi balita umur

(124)

Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang telah diuraikan diatas, maka

hipotesis penelitian ini adalah:

1. Terdapat perbedaan status gizi balita dari keluarga yang mengikuti dan tidak

mengikuti program PMT JPS-BK.

2. Terdapat hubungan antara karakteristik keluarga dan pola pengasuhan (pola

pernberian makan) dengan konsurnsi energi dan zat gizi balita umur 12-27 bulan.

3. Terdapat llubungan antara status gizi bayi lahir dengan status gizi balita umur 12-

27 bulan.

Manfaat Penelitian

Pcnelitian ini diharapkan dapat n~emberikan gambaran dan informasi tentang

manfaat program PMT ibu hamil terhadap status gizi bayi lahir dan balita umur 12-27

bulan. serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. sebagai masukan pelaksanaan

(125)

TINJAUAN PUSTAICA

Mnsalah Gizi 1b11 Hnrnil

Perhatian aka11 gizi pada waktu liamil, merupakan masa puncak perhatian

mengenai pentingnya gizi dalam nienuru~lkan jumlah bayi lahir prematur, mortalitas

bayi clan ibu. Dari sejarah diltetahui bahwa pada waktu wabah penyakit dan

Itekurangan ~ilaltanan (paceklik, perang) malta yang paling dulu me~ijadi korban,

antara lain adalah golongan ibu hamil. Banyak laporan yalig menunjukkan adanya

hl~bungan antara iiiakarian ibu hamil yarlg bergizi rendali dengall ti~iggi~iya angka

Itenlatian Janin, berat badan lahir rendali dan ti~igginya anglta lte~natian bayi.

I<eltul.angan gizi pada ibu hamil terutama di negara berkerlibang ruenyebabkan

kel:jatlinya gangyuan kesehatan ibu, janin clan bayi serta Itemalian ibu melahirltan.

Masnlah gizi ibu !lamil yang banyak dijuliipai tli Indonesii atlalah anemia,

I<VA, tlcfisiensi iodium, serta kurang energi ltronis. Menurut data tahun 1997 jumlah

ihu haniil tli Indonesia yang ~nengalami anemi sebanyalt 51 perscn (2.6 juta),

tlclisiclisi iotlium 23-28 persen (1.3 juta), kurallg enel-gi itrollis 41 persen (Jalal (Inn

S u ~ r ~ ; ~ l i 1008).

Angl;a herat bayi lahir rendah clan an& ltematian bayi tli Indonesia rnasih

. .

tinggl yaltu rr~asing-masing14 persen clan 90 per 1000 ltelahiran hidup (Widyaltarya

I'anyan clan Gizi 199s). Masalah gizi pada ibu hamil ini altan berdampak buruk pada

ibu clan bayi yang dilahirkan. Sebagia~i tlampak buruk patla bayi terutama ganggua~l

I<eccrtlasan tak bisa dipulililta~i. Oleh ltarena it11 althir-akhir ini pe~lierintah d a ~ i

(126)

masalah gizi dan kesehatan ibu hamil sedini ~nungkin agar "reproduksi sosial"

melahirkan surnberdaya manusia yang tangguh dan berkualitas (UNICEF

dalam

Sunarti 1999).

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil darl Bayi

Kebutulian gizi ibu hamil nieningkat selaliia kehamilan karena terjadi

peni~igkatali volunie darah (1200 ml), placenta (560 gram), uterus (900 gram),

kele~ijar susu (405 gram), lemak (4000-4500 gram). Ini seriiua dipersiapkan untuk

fetal (janin) yang cepat dan laktasi (I-Iytten & Leitch

a

Sunarti 1999). Selania

kehamilan. janin nianusia lnetnerl~~kan zat-zat gizi untuk pertumbuhan dalarn jumlah

yang banyak. Pada pertengahan sanipai akhir kehamilan, janin nienimbuli cadangan

e~iergi yang iiiemungkinkan penieliharaali ho~neostatis lnandiri selaliia berpuasa pada

masa post natal, sehingga kebutulian ibu tidak hanya untuk kebutulian sendiri tetapi

seca1.a cepat tlialiibil ole11 janili (Peter & Feling 1978).

Agar ticlak kekurangan gizi, ibu liamil harus mengkonsuriisi pangan dalam

juliilali yang cukup. sehingga pertamballan berat baclan yang normal dapat clicapai.

I'crtambahan berat baclan selama kehamilan. sc-jalan dengan pertamballan berat bayi

yang akan laliir. Nam~ln clemikian selain pertam!7alinn berat ibu selama hamil,

tnicnur~lt C:oin~nirtee o n ~Vlitritioncrl S ~ N I I I S D~lri17g /' ~ . e g n ~ ~ n c y ~l17d I L I C I L ~ I ~ ~ ~ (1990).

berat bayi inliir juga dipengaruhi oleh berat baclan ibu sebelum hamil.

I'ertunlbuhan cia11 perke~iibangan otak janin. selain memerlukan energi d a ~ i

protein, juya membutulikan vita~iiin C, vitamin A, vitamin Biz, besi, seng, asani folat,

(127)

perbanyakkan jumlah sel otak janin. Ibu hamil yang mengalami defisiensi energi dan

protein, perbanyakkall sel otak janin terganggu atau terhenti, dan ukuran kepala serta

otak janin menjadi lebih kecil secara proporsional terhadap ukuran tubuh.

Bertambahnya ulnur janin atau bayi dan bertalnbahnya berat otalt, ~nenyebabkan

bcrtambah besar ~~lturatl kepala. Tamballan energi bagi wanita lia~ilil menurut

Witlyaltarya Nasional Pangan clan Gizi VI (1998), adalah 285 IUtal per hari. Dengan

tiemiltian kecultupan enel-gi ibu hamil per hari sekitar 2350 ICkal untuk ibu harnil

yang bekerja ringan, sedangltan untuk ibu hamil yang bekerja sedang 2550 ICkal,

scrta Itcbutul~an ibu 11a1nil yang belcerja berat adalah 2900 kltal. Masukan protein bagi

ibu hamil perlu tli tamball 12 gram dari Itebutuhan yang dia11jurkan schingga l ~ c b ~ l t t i l ~ i l ~ ~ protein ibit hamil seltitar 65 gram per hari. Angka kecultupan beberapa

zizi yany dianjilrltan clapat tlilihat pada Tabel 1

Tabcl I. Anylta l<ecukupan Energi dan Zat Gizi Ibu I-lamil yang Dia~?jurkan

l'el-an N l n l t a ~ ~ a ~ ~ Tamballan patla Ibu I-famil

i1cnelitian cpidemiologi metiunjultan bukti adanya kaitan yany k~tat antara

I21lcrgi daii Zat Gizi

I'rolcii~ [~ K I I I I )

\ ~ ~ I : I I I I ~ I I i\ (l<ii)

\ r i ~ ; i i n i ~ ~ C (ill:)

%:II bcsi (in:)

lJll,~s,~,lr (111:)

I < ~ I ~ S ~ I I I I I [ I I ~ ~ )

. .

slatus ytzl ibu tlengan berat badan bayi lahir. Gizi ibu telah melijatli fokus

.lumlal~ A ~ ~ i u r u n

6 0

700

7 0

5 6

0.2

300

~pertimbanyan pcnelitian patla beberapa tahun teralthir. N a m ~ ~ n tlclvlikian hasil

Suinhci-: \ \ / i d y ; ~ k i ~ r ~ ; ~ i\i;lsi(lili~l 1'311ga11 dan Ciizi V1 (1008).

(128)

pe~ielitian menunjukan masih banyak ibu hamil yang tidak mengkonsumsi gizi yang

cukup. Berdasarkan ha1 tersebut, makanan tarnbahan dan suplemen merupakan

alternatif yang baik dalam usaha memperbaiki kualitas pangan ibu hamil yang

akhirnya me~npengaruhi status gizi bayi yang dilaliirkan. Selaliia hamil, wanita

~nemerlukan tambahan energi untuk pertunibuhan janin, plasenta dan jaringan-

jaringan iambahan lainnya. Mereka memerlukan tamballan sekitar 7.000 Kkal selalna

kehamilan atau sekitar 285 Kkallhari (Widyakarya Pangan dan Gizi 1998).

Protein didalaiil tubuli sangat erat hubungannya dengan hidup sel. Dapat dikatakan

bahwa setiap yerak sel selalu bersangkutan dengan fungsi protein. Di Indonesia, baik

energi maup~lll protein sebagian besar diberikan oleh bahan makanan pokok (beras).

Beras memberikan 70-90 % kalori maupun protein, jadi jika konsumsi beras tidak

cukup, maka akan terjadi defisiensi energi dan protein terutama ibu hamil

(Sediaoetama 1985).

Peril;lku Malian Ibu H a ~ n i l

Sampai 12 minggu usia kehamilan. k011~~11iisi pangall ibu lia~nil oclalali seperti

patla wakti~ p1.a-ha~nil, namun pada kebanyakan wanitn justru selera ~iiakan

meningkat. d ~ u i ji~mlall pangan yang dimakan lebili banyak dibandingkan sebeluin

liarnil. ITaktor yxng menipengaruhi konsunlsi pangan ibu selama keliamilan adalah

honiion plaselita. pengyunaan zat gizi oleh janin, energi yang dikeluarkan untuk

pertumbuhan berat badan, dan pengurangan aktivitas fisik (Roso 1990).

Waliita hamil juga niengalanii perubahan kualitas makannya, sangat suka

(129)

lJan3all Yang sangat disukai tenrtarna pada saat " ngidam" yaitu lnakanan yang lebill

asin dati sedap dibatidingkan biasanya. Studi di negara maju menlrlljulcan

ltebatiyalcan wanita haniil sangat menyukai es krim, pelmen, coklat, buali dan ikan.

Per~~balian penting selama liamil adalah nieningkatnya konsumsi susu, dan

men~~runnya ltonsumsi lcopi yang dianggap nienyebablcan niual-lnual. Pangan yarig

scbelu~iinya tidak disulcai, seperti daging, unggas dan sosis alcan disulcai bila

tliberikan bumbu-bumbuan lebili banyak untuk pengolahan. Terdapat liipotesis pada

ihu liamil baliwa batas ambang rasa meningkat tetapi ambang bau menurun, sehingga

mak;ui:ui yang riienimbulltan bau tajam Iturang dis~~lcai (Rosa 1990).

Akibnt ngitlam pada triseniester pertama dan pantang terhadap pnngan tertentu

tcrhatlap ibu niaupun bayinya tidak banyak diketahui. Demilcian juga earn

Ipenanyanali terliatlap bebernpa kasus ekstrim di atas. Nali~un nampalcnya niasalah

ini titlalc bcgitu scrills terliaclap perubahan pola mnlcan yang altnn ~iierugikan.

I<ckut-angan znt bcsi pntla wanita hamil rnerupaltan s:~lali satu masalah gizi

~lasion;rl. Scb;tt~yak 60 persen tvanitn Indonesia mcnderita arlemi yizi bcsi.

I<chutulian zat gizi bcsi p;itla ib~t iia~iiil menjadi tlua ltali lipat tlari wanita yang titlalc

I i l l'inSgillya Itebutulian zat besi ini adalah unt~rlc pembentukan sel tlarali ~iierah

h;~ru. Ikwcnr~ sclama itcli:imilan terjadi penitiglcata~i volume darn11 sampai 40 persen

(('oiioi~i/rec, oii /\'~i/ri/iorz S/rr/lls tlrlrirrg p r e g ~ ~ ( ~ i ~ c y ~ i z d LOCI(II~OII 1900) serti~ ~ ~ n t u k

Ipcl-sial)a~i mclaliirltan. Mengingat sulitnya pemenuhan zat besi ibu ha~nil dari

Itolls~tmsi pangan, supletlien znt besi bagi ibu liamil sangat diperlultnn. Ibu liarnil

clapat maltan makanan yang biasa dikonsumsi sebelum hamil. ICarena zat-zat gizi

(130)

diltonsumsi ole11 ibu. Itu sebabnya ibu hamil perlu met~iperliatilta~i maleanan yang

tliko~isurnsinya baik juiiilall, jellis maupun mutunya. Ibu liarnil disarankat~ untuk

rncng1iindal.i maltanan yang banyalc meligandung bu~iibu penycdap dan bahan

])cnga\vel ynrig baiiyalt lerdapat dalalli nlaltalian jajalian, riiakanzui restoran dan

Ip;II1gan Itcring (I-lentil-awn 1997

&

ICh~~maetli 1997).

11)11 1i;llnil ~liali;tii iii?lulc dua ofirng, ilntuk ibu se~idiri dali ~111uiIi ,j;~nili yang

tliltandungnya sctial~ hat-i ihu hamil harus makan 1-2 pil-ing nasi, Icbili baiiyak dari

1 c l 1 1 I 1 1 i 1 I-la1 ini dilaltulcan denyan cai-a mcningltatltan fi.clale~isi makan

;Ilnll tlcngai~ mc~iambali jumlah ~i~altanan setin11 ltali makan.

Scpcrti halnya dengan ibu yang tidalc hamil, ibu lianiil juga membutuliltan

m c ~ i t ~ yang seimbany, yaitu menu yang lengltap sesuai dcngan yang di butuhlcan

.tuhuIi. i\/len~~ seinibang adalali maltanan yalig mc~iganduny enclgi, PI-otein, lemnlc,

vitamin clan mineral [lalam porsi yang sesuai. Untulc 11iempe1-siapltan diri dari

Itcliila~lgan dalxli pada pel-salinan, ibu Iialiiil pcrlu inakan maltanan yaiig baiiyak

mcngandung zat besi, seperti sayur-sayuran yang berwama hijau tua dan 1nalcana11

sumbcr zat besi lain

Status Gizi Anak Balita da11 I'engoltura~lnya

Menurut Riyadi (1995), status gizi ~uerupalca~i keadaan kesehatan tubuh

seseorang atau sekelompok orang yalig dialcibatlcan ole11 Iconsurnsi, penyerapan

(trhsorhsi) dan penggunaan (utilizatiorz) zat gizi. Masalah gizi khususnya pada anak

bayilbalita meiilerlulcan perhatiall yalig serius karena keculcupan gizinya aka11

(131)

Ikondisi balita itu sendiri, juga menggambarltan lteadaan gizi masyaraltat. Oleh karena

i l u ['enilaian keatlaan gizi nlasyarakat dideltati dengan menilai status gizi analt balita,

y:iitu tlcngan menghitung l~ersentase jumlah analt pada status gizi tertentu (misal

jillillah gizi liul-ang dan yizi burulc ) tel-hadap jumlah S ~ I U I - L I I I anali yang d i u k ~ ~ r (Sullal-t!jo S: Riyadi 1990).

St;~lus gizi seseoi-ang nkan lncncal~ai ol~timz~l, apabila itebutuhan gizinya tlalxll

t l i l ~ c ~ ~ u h i tlai-i konsumsi pangannya. Namun dcmiltian sebenarnya pel-lu dikctallui

hall\v;~ status gizi scorang dewasa sangat dipc~lgaruhi bultan hanya olch lionsu~nsi z;lt

. .

:ILI sckalxng, melainkan juga ole11 zat gizi yang tclah diltonsumsi patla saat laml~au.

~ l n l u k itulah illaka ltonsumsi pada masa anal<-al~alt saiigat memberi aiidil terhatlap

. .

sl;itus gizi masa dewasa (Winal-no 1990). Mengingai pentingnya status glzr masa

; ~ i l a k - a ~ ~ a k . malca orang tua dalam ha1 ini ibu mcmpunyai peran yang penting u~ituk

clapat ~~~cnyenclaliltan agar status gizi anaicnya dapat mencapai optimal.

Menilai status gizi dapat dilal<ukai; dcngan cara anthro!~orncti-i; konsuinsi

lpari~i111, biokimia dan Itlinis. Cam maria yang altan digunaltan sanyat tergantung patla

tnllapan dan keadaan gizi dari balita yang dinilai status gizinya. Dari tiga cam

lpenilaiaii i l i i , antropometri nterupakan cara yang paling sedel.Ilai~a da11 praktis untult

lpcnilaiall status gizi (IUiumaedi 1997). Hal ini disebabkan pada peligulcr~ran dengan

sntropometri tidak dil~erlultan perahtan yang sulit, prosedur pemerilcsaannya lebih

111udaI1, disaiuping itu harya l~eralatannya juga murah.

Indiltator antliropometri yalig sering dipalcai ada tiga maca~n, yaitu : berat

badan untuk mengetaliui niasa tubuli, tinggi badall uutuk imengetahui dimensi linier

(132)

Itoml~osisi dalam ~ L I ~ L I I I , cadangan energi dan protein. Dalam penggclllaarl i n ~ i i k a t ~ r

;intill-opometri tersebut selalu dibandingkan dengan umur dari yang alcan diul.ru~-. Alas

clasal- itu maka pcnentuan s t a t ~ ~ s gizi clengaii menggunaltan anthropomctt.i atlalah

~Ic1iga11 intleks r l>i)d:~ll I I ~ C I I L I ~ L I I ~1111~11. (UBIU), I bad;^^, I ~ ~ C I I L I I - L I I L I I I I ~ I I .

('fDlli),be~.at badan ~ C ~ L I I - L I I tinggi (BBITB), dn11 Iingkar lengan atas mcnill-LI~ umur

(l,12A/U).

I'cnilsia~l status gizi tlcngali cam mengliilung nilai z-score. I<asifikasi status

gizi mcnurut intlcks-indcks B13/U, TBIU dali BBITB dengan cam r-score, ;~tlal;~h:

SI;IIUS gizi b u r ~ ~ l t apahiln nilai r-.sco~.c I~II-an: tlari -3; status yizi icul-ang apabila nilai

:-.sc.orc antara -3 hiiigga 1x11-ang dari -2; status gizi normal alxibil;~ ~lilai 2-srorc

:Intarn -2 hingga 4-2; dan slatus gizi lcl>ii~ apabila iiilai z-score lebili dari 2 (WI-I0

1005).

Penilaian z-score tlilala~ltan denyan meliliat Icurva nornlal pertumbuha~i

iiitlividu. Nilai ini ~ n c n ~ ~ i i ~ j i ~ l ; k a ~ i pcrbaiidingaii antara selisih nilai antropoiiicti-i dan

~ l i l i l i b a l c ~ ~ ~nedian untult umur tel-tentu dengan nilai simpansan baku pads L I ~ L I ~

tel.tentu. Dengan penilaian z-score, distribusi normal populasi dapat dicapai, calm

cvaluasinya adalah dengan melihat seberapa jauh lcecondoilgan lcurva yany diperolel~

clibandi~lgkan dengan lcurva iior~iial balcu ru~juklcan. Peiiilaian z-score dapat digunalta~i

~ ~ n t u k meliliat perbantlingan antar \+ralctu, wilayali, lcelompolc umur dan jenis Icelamin

(Atmarita

61

Jalal 1991).

Berat badall mencerniinltan masa tubuli seperti otot dan lemak yang pelta

terhadap perubaha~l sesaat leal-ena adaiiya lcekurai~gail gizi d m penyaltit, ole11 lcai-ei~a

(133)

r n e n g ~ ~ ~ ~ b a r l t a ~ i skeletal yang bertambah sesuai dengan bertambalinya umur dan

lidalc begitu pelta terl~adap perubahan sesaat, oleh Itarena itu indeks TBIU lebill

Ih;~nyalc menggambarkan keadaan gizi pada masa lalu. Indek BB/TB 1ile11cerrni~lta~~

l~crltc~nbanga~i Inasa tun~buli dan pertumbl~llan slteletal yang ~ i ~ e ~ i g y a ~ n b a r l t a ~ i

lici~daan gizi saat i l i i . Indclt BBITB sangat beryuna apabila umur yang dil~kul- sulit

~lilictnhui. Linyltar lensall atas ine~liberiltan ga~iibaran tentang keadaan jaringt~n otot

clan lapisan lemak bawah ltulit. Seperti lialnya denyan berat badan, indiliato~- LLA

sangat labil tlal~at naik dan turun dengan cepat, malta LLAIU merupaltan indiltatol-

status gizi saat ltini. Di antara indiltator-intliltator ant1iropomet1.i yang telah

tliscbutltan, indelt BBIU merul~altan 1)iliIian yang tepat untuk digunakan dalam ~ u i g k a

lpcmantaua~i status gizi, sebab sensitif terliadap perubahan mendadalt dan dal~at

mensgambarka~i lteadaan gizi saat ltini (1Uiumaedi 1997). Aplikasi dari l~e~iggunaan

t~ntl-opo11iet1-i indek BBIU yang sudah dilakultan di posyandu dan pusltesmas adalali

l<MS(lta~-tu menuju sellat) anak balita (I-lardinsyali & Martianto 1992).

Dari uraian yang telah dijelasltan diatas, ~iialta dapatlali dime~igerti baliwa

yang dimaltsud dengan status gizi dala~ii penelitian ini adalah keadaan tubuli balita

yang dialtibatkan ole11 adanya Itonsumsi zat gizi yalig terka~idu~ig dala~ii ltonsumsi

pangan yallg dicerna dan diserap tubuli de~igan cara rne~igukur indelts BBIU.

li'alitor-Faktor Yang M e n ~ p e u g a r u l ~ i Status Gizi

I < o ~ ~ s u m s i Pangan

Untuk mengetahui konsu~iisi pangan seseorang atau keloillliok orang, ~ilalta

(134)

rna~rli~in secara kualitatif. Penilaian secara lcuaiititatif dimaltsudltan untuli mengetallui

, l t l ~ ~ 2 1 h pfiiIga11 atacl malcarian yar?g diltol~sumsi, seda~lgltan penilnial, secnra lcLl;llitatif

tlimaltsudkan trntuk menget;~llui fr-eltuensi makan, fiekuensi ltons~~~llsi menut-ut jenis

I ) ; I I I ~ ~ I I yang diltorlsumsi (Ian meilggali infor-mas; leiltailg ltebi:~saa~~ n~i~liai, sc~.r;~ c ; ~ r ; ~

~ncmperoleli pangan (Suliarcljo 1990).

I<onsumsi p;tngarl yany built skan menyebabkan status gizi yang bail< pula,

( I ; t ~ i kcatlaan i l i i (lapah tcslaksa~in apabila telah tcl.cipta 1tcseimb:ungin antar-a

Ih;tny;tlaiya jenis,jcnis zat ~ i z i yang diltonsumsi dcngan banyaltnya yang dibululiltan

t ~ ~ b u l i (Suliardjo 1900). Atas tlasar i t ~ r dapatlah dimengerti jilta scscol-an2 I ~ L I I D I ~ ~

lnaltan, tubulinya lemns. tidal< bersemangat tian malas. llal ini discbahkan zat gizi

pang tliperlultan tubuh sutlali tidali mencukupi lagi.

Sebagai bagian dari Itelual-ga, anak balita dalam ii~engkonsumsi pangan sangat

tergintung pada ltonsumsi pangan ltelurga. Kelturangal~ gizi pada konsumsi pangan

Ikclunrga altan turut ~iicnitr- inka an gizi pada konsumsi pangan anak balila, clan i i i i

ditandai dengan menurunnya Itemampuan fisik, terganggunya perl~rml~ulian,

perkembangan d a ~ i ket~iampuail berfilcir sel-ta adaliya a~iglta kesakitan dan kerliz.tia11

yang tinggi. Iceadaan tersebut dapat terjadi dilcarellaltan Itonsumsi pangan

mempu~~yai pengaru1i langsung terhadap status gizi anak balita (Winarno 1990).

I'endidilcan dan Pengetalluan Gizi Ibu

Pendidika~i orang tua merupalcall salah satu falttor penting yang ikut

menentulta~l lteadaan gizi anak. Ada dua sisi lce~nu~lglcillan liubungan tingltat

(135)

rumah tangga secara la!?gsung atau tidak laiigsung menentukan keadaan eltonomi

rilrnall tanyga, 2) pendidikan is11-i disa~nping inodal utama dalam per.ekorrolllia~~

rumall tangga juga berperan dalalii nienyusun pola maltanan untult r~lrnali tangga

(Tai-wo!jo dali Soeltimian 1987).

I'cnyetahuan atlalah Itesari ditlalam pikiran manusin sebayai liasil penyyL1na:in

piinca i11der:lnya (Soeltanto I981

&

I<omalasari 1991). Pengetaliua~i il ~ u tcntang

. .

~ I L I adalali apa yang tliltelah~li ibu tentang maltanan seliat (empat scliat lima

s c m l ? ~ ~ - n ; ~ ) . maltanan selial untillt golonyan usia tertentu (misalriyu untult anak balita.

ilx~ hamil dan ibu me~iyusui), dan cara ibu meiiiilih, mengolali clan tnenyiapkan

maltanan yany benar.

Pada suatu lieluarga biasanya ibu yang bertangguiig jawab terhadap maltanan

Itelualga, sehingga dengan meningkatiiya pengetahuan yizi yalig dimililti ibu

tliliarapkan scmaltin tinggi pula Itemampuan ibu dala~ii memilili dan merencanaltan

maltanan dengan ragain clan itombinasi lepat sesuai deiigaii syarat-syarat gizi (Wallter

& I-lill 1979

dalam

Baroltali 1993). Moehdji (1986) menyataltan bahwa sebagian besar Itejadian gizi buruli pada anak, dapat dihilidari apabila ibu ~iiempunpai cultup

~)e~igetaliuaii tentang bagaiiiiana cara iiiengolah bahan malca~iaii, cara mengatur liienu

dan metigatur makanan anak. Pengaruli pei~getaliuan gizi terhadap ko~isumsi malianati

ihu rumah tangga tidali selalu linier, arti~iya semaltin titiggi ti~igkat pengetahuati gizi

ibu r~111iah tangga, belulii tentu koiisuinsi iiiakallali ineiijadi lebih baik. IConsumsi

makaiiaii jarang dipeiigarulii ole11 peiigetaliuaii gizi secara tersendiri, tetapi

(136)

I'el~dapatal~ I<eluarga

Pendapatan mer~~paltan faktor yang iiienentukan lalalitas dan kLlantibs

illakanall. I-la1 ini berliubungan dengan daya beli 1celua1-ga. M C ~ L I I - L I ~ Sockirman

( 1004) ~pacla rumall t a n g g berpendapatan rendah, sebaliyalt 60 perscn hillyya SO 1pcrse11 tlari pendapatan I-iil~iya dibela~ijaltan untulc membeli makanan. f'otln rumah

t a n g y tcl-sebut 70 pel-sen llingya SO persen energi dipenuhi olcli Ital-boliitlrat (bcras

:\tau pcngyantinya) clan hanya 20 persen liingga 30 persen cli)~enulii ole11 sumber

c~iclgi lainnya sellerti lcmalt clan PI-otein. Menurut Berg (1986) pcndapatan yany

~iicni~igkat altan ilienyebabknn semakin besar~lya total pengeluaran termasult l>esar~iya

~ > c ~ i g e I ~ ~ - ; i ~ i ~1111ult I I ~ I I ~ ~ I I . Pengeluai-an untuk pangan yaiig semakin besar aka11

nicngakibatlian lebili banyaltnya pangan yang dapat dibeli. Di ncgara-negal-a setlang

be]-ltcmbang, SO persen pendapatan dari ruiiiali tangga dibela~?jaltaii untuk pallgan

(Ian sebaliknya, tli negara maju 45 persen saja. Dengai; dciiiikian pci~dapatan

mcrupalcan faktor yang paling llie~le~ltukan kualilas dan kuantitas makanan. Lebih

lanjut Bel-g mengalalean bahwa lceluarga dengan tinglcat pendapatan yalig ti~iggi

(lapat membeli pangan yang lebih beraga~n daii jumlah yailg lebih banyak dibanding

clengan tinglcat pendapatan rendah.

I-larper, Dealton dan Drislcel (1986) ~~ieilgen~ukakali bahwa peligeluara~i untuk

pangan mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap ko~lsu~ilsi pangail keluarga.

I3al ini karena semalcin besar jurnlah pengeluaran untuk pangall altan se~nakill

(137)

meningkat akan ~menyebabkan semakin besamya total pengeluaran tennasuk besa~nya

pe~lgeluran untuk pangan. Pengeluaran untuk pangan yang selllakin besar akan

me~lgakibatkan lebih banyaknya pangan yang dapat dibeli. Di ilegara-negara sedang

berkembang, SO persen pendapatan dari rumah tangga dibelanjakan u~ltuk pangan

dan sebaliknya, di negara ~naju 45 persen saja. Dengan demikian pendapatan

~nerupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Lebih

lanjut lagi berg mengatakan bahwa keluarga dengan tingkat pendapatan yang tinggi

dapat menlbeli pangan yang lebih beragan1 dan jumlah yang lebih banyak dibanding

dengan tingkat pendapatan rendah.

Harper el al. 19S6. Mengernukakan bahwa pengeluaran untuk pangan

~ne~lpunyai pengaruh yaug cukup kuat terhadap konsu~nsi pangan keluarga. Hal ini

karena sexakin besar jullllah pengeluaran untuk pangan akan se~nakin banyak

jumlah yang dibeli bahkan ada kemungkinan akan senlakin beragam. Dengan

demikina kollsumsi pangan dan zat gizi yang dikonsumsi akan diimbangi oleh

kelnampuan untuk memilih jenis pangan yang mengandung gizi bem~utu.

Tingkat pendapatan keluarga mempunyai hubungan yang erat terhadap

perubahan konsumsi pangan. Namun demikian tidak selalu kenaikan tingkat

pendapatan diikuti oleh perubahan konsumsi pangan (Sanjur,D. 1982).

Ukuran Keluarga

Keluarga batih me~upakan kelompok sosial kecil yang terdiri dari suami,

isteri beserta anak-anaknya yang belum menikah. Keluarga batih lazim disebut rumah

(138)

berlaligsung secara ixtin sehingga membentuk suatu pola. Pendidilcan dan

~pengasuhan merupaltan usalia yang diaralikan untult mengubali tingkah laku sesuai

tlcngnn kcinginan si pentlidik atau pengasuh. Peranan orang tua sangat dibutulikan

tl;~lam riicngas~ih dan niendidik anak (Gunarsa I9SO). Ora11g tualall yang pel-tams-

[ i ~ i n i ~ bc1.Lilngg~111:: ,ji~\<(ilb agar dapat tenvl[jnd I<esejaiitewarl arlalt sccari~ roliani,

ji~srni~~li, sosial clan akan berusalia memenuhi Itcbutuhan-I<eb~~tt~Iii~~i anak, baik dari

scgi ~psiliis scpel-ti iiebutuhan alian perkembanyan inlelektual, riiel'alui pe~ididikan,

ipcr-:l\valan tlar~ pcngasulian maul~un segi fisik sepcrti ma1i;uian. I<ebuluhan anak

1 i harus scgcra dipenulii dan tidalt dapat di tuntla-tuntla.

Dalam suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anilk ketiganya saling

1x1-integrasi dan be[-hubunyan dan saling tergantung salu sama lain. Ayah (Ian ibu

iiierul~nltan 01-ang yang bertanggung jawab pentrh dalam merige~nbangkan

lieselurulian eksistensi anak, memelluhi kebutulian-ltebut~111a1i anak, baik dari sudut

~rgilnisilsi anlara lain maltanan maupun kebutulian akan perlcembangan intelelttual

melalui !,endidikan, Icebutuhan altati rasa diltasiliani, dimengerti, rasa aman ~iielalui

~ ~ e ~ ~ w a t a n , as~lhan, ucapan-ucapan dan perla1tua11-perlaltuan. Dengan deniikian

diliarapkan anak aka11 dapat tumbuh dan berlce~nbang Ice arah suatu ganlbara~i

Itepribadian yang Iiarnlonis dan niatang sebagaimana yang diinginltan (Gunarsa

1987).

Seorang ibu, baik ia tua maupun niuda, lcaya ataupun miskin, biasanya secara

naluri tahu aka11 garis-garis besar d m fungsinya seliari-bari dalaln keluarganya.

Sebagai pendidilc pertanla dan utania dalanl keluarga, lcl~ususnyn bayi anak-anak yallg

(139)

membesarkan anak sejak lllasih bayi justm dapat men~bawa pengaruh positif maupun

negatif bagi perkemba~~gan anak di masa yang akan datang. Pengamh negatif ibu

dalam inengasuh anak seperti terlalu n~elindungi dapat menyebabka~l aallak menjadi

lambat perkembangan kepribadiannya. 'Ibu memegang peranan yang sangat penting

di dalam mendidik anaknya terutama pada masa balila. Mendidik dalam ha1 ini

menyangkut proses peligenalan nilai-nilai, pengertian, serta pengetahuan, melalui

berbagai bentuk interaksi antara ibu dan anak. Anggota-anggota keluarga lain di

dalanl batas-batas tertentu dapat membantu ayah dan ibu lnereka di dalam

melaksanakan fungsi sebagai orang tua dalanl mengasuh adiknya. Meskipun anggota

keluarga lain tersebut tidak akan pernah dapat menggantikan peranan dan posisi ayah

dan ibu. Di dalam ketidak hadiran ayah dan ibu, lnereka dapat menjadi pengganti

orang tua (Tjokrowinoto et al. 1984).

Seorang ibu cukup mempunyai waktu dan kesenlpatan untuk menganlati dan

lnellgel~al anaknya sebagai individu, tidak hanya sebagai anggota kelompok. Ibu lah

yang tahu lninat anaknya, tahu bila ia perlu dorongan atau pujian dan kasih sayang.

Anak-anak yang lllempunyai kesempatan untuk tumbuh nlenjadi anak-anak yang

bahagia, produktif dan kreatif sehingga mereka akan lebih lnampu menghadapi

~nacaln-macam masalah dan tantangan hidup (Munandar 1985 ).

Bagi ibu yang bekerja diharapkan masih dapat lnemberi waktu dan perhatian

u11tuk mengasuh anak. Jadi yang penting bagaimana waktu itu digunakan untuk

(140)

riiaka anak meni]?unyai I~ubungan yang lebili seirnbang dengan kedua orang tuanya

(la11 jika lianya ibu yang mengasuh analt, malta liubungan anal< akan lebih erat dengan

ihu tlari i>ada ayahnya. Ibu merupalian orang tua yang penling dalam awal masa

I.. ~ ~ ~ t i ~ ~ l i - l < > t ~ i ~ t l i .

.

I'ol;~ Asi111 I ' e n ~ b e r i a l ~ Makiln

Sumlali konsumsi malaman yang cul<ul> ~iicmcnulii a~ijuran sesuai tlengan

umLlI- a n a k dipengaruhi oleh cars peli~bct-ian maltan ltepada anak (Icaryadi 19S5).

I'fi~lttcit yang diterapltaii ibu Ithususnya yang be]-ltaitan dengan situasi dan caw

maltan, tlaj~at memberiltan suasana yang menyenangltan bagi anak, malta ibu t l e n p n

mutiah memberiltan maltan ltepada analtnya, dan anak ~iierasa baliwa situasi walctu

makan adalah saal-saat yang membaliagiahan. Memperkenalltan be]-bagai macam

Ibalian maltanan ~iielalui maltanan yang dikonsumsi anak sejalt usia muda merupaltan

salali salu upaya untulc meniiigltatkan status gizi ~iiasyaraltat. Untulc pertumbulian

clan pel-Itembanga~l balita ~iialta diperlultan satu Itebutuhan dasar yang uta~iia yaitu

(141)

KERANGKA PEMIKIRAN

Masa depan anak balita ditentukan oleh makanan yang dikonsumsi pada lnasa

balita (Husaini 1977). Masa balita merupakan masa pertu~libulian dan perkembangan

tubuh yang sangat pesat jika dibandingkan dengan masa pertumbuhan lainnya. Ole11

karena it11 diperlukan makanan yang cula~p dan bergizi. Golongan anak balita adalah

golongan irsia yang sangat rawan tel.liadap penyakit inkksi. Menurut Berg (1986).

Icematian anak balita di negara berkembang disebabltan ole11 penyakit infeksi ringan

tetapi me~ijadi parah karena kurangnya gizi. I-la1 ini didokung ole11 daya tahan tubul~

yang menurun karena kurang gizi.

Konsun~si pangan dapat dilil~al dari aspek kualitas dan kuanlitasnya. Aspek

kuantitas adalah berkaitan dengan j~~rnlah pangan dan zat gizi yang dikonsumsi.

sedangkan aspek kualitas adalah berkaitan dengan pola konsumsi pangan dan nilai

mutu gizinya (Suhardjo 1994).

Menurut Sajogyo d a ~ i Khu~llaedi (197s). secara tidak langsung pengetahuan

gizi ibu aka11 mempengaruhi status gizi anak balitz karena dengan pengetahuan para

ibu dapat mengasuli dan memenuhi kebutuhan zat gizi anak balitanya, sellingga

keadaa~i gizinya terjamin. Disanlping itu konsumsi pangan anak balita juga dapat

dipengaruhi ole11 faktor pendidikan ibu. Ibu yang memiliki pendidikan yang tinggi

akan mampu niengarahkan anak balitanya agar dapat ~nengko~lsurnsi pangall yang

lebili bervariasi agar tercukupi gizinya. Menurut Khumaedi (1997) falctor-faktor yang

membentuk pilihan terhadap ~nakan adalah: a) sikap d a ~ i pengetahuan gizi orang tua;

(142)

Pendidikan orallg tua merupakan salah satu faktor pellting yang ikut

menel~~ukan keadaan gizi anak. Ada dua sisi kemungkinan hubungall tingkat

peiididikan orang tua dengan keadaan gizi balita yaitu: 1) tingkat pendidikall kepala

runla11 ta~lgga secara langsung atau keadaan ekonon~i runiah tangga; 2) pendidikan

ibu disaillping nlodal utama dalaln perekonomian rumah tangga juga berperan dalam

menyusun pola tnakanan untuk rumah tangga (Tanvotjo dan Soekiinlan 1987).

Studi yang dilakukan Kigutha dalam Den Hartog et al. 1995. nlenunjukkan

bahwa ukuran keluarga juga mempengamhi kebiasan n~akan dan status gizi, terutaina

pada keluarga-keluarga iniskin yang sangat tergantung pada tingkat pendapatan

inereka sendiri untuk meinbeli makanan. Dengan meningkatnya ukuran keluarga,

konsumsi atas daging mengalanli penurunan

,

dan bahkan kebutuhai~ atas makanan

pokok juga digantikan dengan mengambil sumber-sumber makanan yang lebih

murah, atau lebih buruk lagi, jumlah konsumsi makanan pokok keluarga tersebut

terpaksa dikurangi. Bila koildisi ini terjadi, maka asupan energi dzn protein keluarga

juga illengalami penurunan.

Soekinnan (2000). Mengatakan bahwa pola pengasuhan anak, berupa sikap

dan prilaku ibu atau pengasuh lain dalam ha1 kedekatannya dengan anak,

men~berikan makan, merawat dan sebagainya, kesemuanya berhubungan dengan

keadaa~i ibu dalam ha1 kesehatan, status gizi, dan pendidikan umum anak balita.

Selalljutnya menumt Tarwotjo dan Soekirman (1987), status gizi pada

dasamya mempakan gambaran kesehatan sebagai refleksi dari konsllll~si pangan dan

(143)

seseoralig akibat kesein~banga~l antara pemasukan dan pengelulran zat gizi yang

berasal dari pangan yang dikonsumsi.

Status gizi masyarakat erat kaitannya dengan penghasilan dan tingkat

pendidikai masyarakat. Rendahnya pendapatan keluraga herakibat Ia~gsung maupuli

tidak langsung terhadap rendaliiiya status gizi masyarakat. Hal ini disebabkan oleh

k e k u r a ~ ~ g m a ~ l ~ p u a ~ i masyarakat untuk liiembeli serta mengkonsumsi pangan.

Disamping pendapatan yang kurang, luaka besar keluarga juga menjadi penyebab dari

timbulnya masalali kurang gizi (Naiper 'et al. 1986).

Faktor konsumsi gizi secara langsung niempunyai kaitan yang erat dengan

keadaan gizi, jika kebutulian zat gizi terpenuhi maka keadaan gizi yang optimal dapat

tercapai. Sementara itu pangan yang akan dikonsumsi dipengaruhi oleh tingkat

pendapatan. Pendapatan seseoraiig sangat menentukan pemililian pangail yang akan

dikonsumsi, dengan pendapatan yang rendah maka keman~puan membeli dalanl

jumlah yang diperlukail sangat terbatas (Sajogyo 1984). Untuk jelasnya kerangka

(144)

I<eraoglta Perniltiran

I

Ibu I-lamil ICeluarga miskin KEK

/

I I

- Status gizi bayi lahir Tidak menerima

: IPS-BIC

BB; PB PMT JPS-BI<

BBIU; TBIU;

Pola pengasuhan anal< balita

t

I<arakteristik keluarga:

- Pendidikan da11 pengetahuan

gizi ibu

- Pendapatan keluarga

- Ultura~i keluarga

Galnbar 1. Falttor-faktor yang berhubungan status gizi da11 Ionsumsi pangan

(145)

METODOLOGI PENELLTIAN

R ~ I I C ~ I I ~ ~ I I Pellelitian

Pe~ielitian ini merupaltan kombinasi retrospecrila dan o-oss-seciio,~crl.

l ~ ~ f o r n ~ a s i tentang status ~ i z i bziyi lahir diperolell secnl-a re.~/o.~pcr;il~c~ tl;~ri data

scku~idcr clan lteadaan balita u~iiur 12-27 bulan secara cross-scct~ortc~l dari kcluarga

ytmg mellgikuti dan tidak mengiltuti program PMT JPS-BIC.

Waktu tlall Tempat fellelitinn

/4

Pcnelitian ini dilaksanaltan di ICecamatati i~otamobagu d;un Lolayan

I<abul~ate~i Bolaang Mo~igondow Propinsi Sulawesi Utara yang dipilih sccal-a

purposive berdasarkan data banyaknya keluarga miskin yang mendapatkan PMT JPS-

BI< dan tidal< mengikuti PMT JPS-BIC, ada data riwayat persalinan yana cultup

lengltap pada Puskes~nas yang sama. Pengarnbilan data tlilakukan pada bulan Juli

-

Populasi dalain penelitian ini adalah seluruh Puslcesmas dan mantan ibu hainil

yang mendapatkan PMT JPS-BIC yang ada di Kabupaten Bolaallg Mongondow.

Conto11 adalah anak balita usia 12-27 bulan da11 ibunya yang dia~nbil secara acak

sebanyak 30 keluarga yang inengikuti progralil PMT JF'S-BK, yang tersebar di 26

Puskesmas. Pernilihan dilakukan dengal terlebih dahulu melnilih puskeslnas secara

".

(146)

28

menclapat PMT, ada data riwayat persalinan, balita masill hidup, selcarang usia 12

- 27 bulan, bulcau ltembar, bailc pada keluarga yang niengilcuti dan tidal< menyikuti

I'MT IPS-B1<. Mengingat lteterbatasan sumberdaya, maka dilakultan penal-iltan

contoh sccara acalt scdcrliana.

C;II-anya setelah clipilili secara purpsive ada tiga Puskesmas yang ~erpiiili dan

tl;~ta y;lng tcrtlaiiar atla 218 mantan ibu hamil, yang mengiltuti I'MT SPS-BI< tlari

clat;l tcl-schut yang inemenuhi persyaratan ada 110 o~.ang(mantnn ibu hamil), data

tersebut diambil 30 lteluarga yang mengikuti PMT IPS-BIG, denyan cara sederliana

lanl'a pengeliibalia~i. Sebagai pellibanding dipilih 30 keluarga yang tidalc mengiltuti

~prograni PMT IPS-B1< (inn iiiemiliki karakteristik yang sama pada Pusltemas yang

tcrl~ilil~.

Data lceluasga yang tidak mengikuti PMT IPS-BI< diperoleh melalui

I<clul-aha11 clan Pusltesmas, dimana ibu dirujulc. Cara pengambilan contoh sama

scpcrti pada Itelilarga yang iile~lgilcuti PMT JPS-BK.

Jeois dan Cara Pengambilan Data

I . Cara Pengambilan dala primer.

t r . Data status gizi balita dianlbil deng

Gambar

Tabel 3. Jumlah tenaga kesehatan
Tabel 4. Sebaran ibu dan ayah contoli meiiu~ut ltelonlpok UIIILI~
Tabel 5. Sebaran ibu dan ayah contoh menurut tinglcat pendidikan
Tabel 6. Sebaran ibu da11 ayah contoh menurut jenis pelcerjaa~l
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian yang dilakukan terhadap kepemimpinan kepala sekolah ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan derajat kepemimpinan yang melayani

ibadah merupakan pengaturan hidup seorang muslim, yang pelaksanaannya telah menyatukan umat Islam dalam satu tujuan yaitu pengahambaan kepada Allah serta penerimaan

Isi : panaskan minyak tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum, masukkan tuna, salam, daun jeruk, pandan, serai, tuangkan santan dan masak hingga matang dan santan habis,

Dengan di buatnya Sistem Informasi tentang batik berbasis multimedia diharapkan dapat membantu memberi wawasan lebih luas tentang Batik Nusantara kepada masyarakat awam,

Pelaksanaan hubungan kemitraan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1), Usaha Besar/menengah dilarang memiliki dan atau menguasai usaha kecil mitra usahanya..

Distribusi frekuensi berdasarkan kepatuhan diet sesudah pemberian pendidikan kesehatan pada penderita hipertensi di Desa Tambar Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang

Penelitian tersebut menunjukkan responden cenderung setuju dengan pernyataan negatif seperti ‘rokok adalah adiktif (94%)’, ’rokok mengandung zat-zat kimia yang toksik (97%)’,

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data observasi ini karena peneliti sudah melaksanakan praktik kerja di MNC Fashion pada februari-maret 2014 dimana peneliti berada