ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI kWh LISTRIK PADA
PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN PANDAN
GELADIKARYA
Oleh:
EDWARD BATUBARA
NIM 087007063PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Geladikarya saya yang berjudul :
“ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI kWh LISTRIK PADA
PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN PANDAN”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh
siapapun juga sebelumnya.
Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara
jelas dan benar.
Medan November 2011
Yang Membuat Pernyataan
RINGKASAN EKSEKUTIF
Tingkat pencapaian kinerja perusahaan dapat dilihat dari perspektif produktivitas. Tingkat keberhasilan ini dapat diukur dengan membandingkan apa yang dihasilkan oleh perusahaan dengan sumber daya yang digunakan. Semakin efisien sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang ada, semakin besar pula kemungkinan perusahaan memperoleh laba.
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, selama ini kinerja perusahaan dikatakan berjalan baik hanya dengan melihat perbandingan pencapaian hasil dan penetapan target pada periode pengukuran dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sistem Penilaian Tingkat Kinerja diterapkan dengan 3 (tiga) tahap, yakni penetapan Target Kinerja, pelaporan Realisasi Indikator Kinerja dan Endorsement Penilaian Tingkat Kinerja Perusahaan. Sedangkan Penetapan Target Kinerja PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Sehingga
pencapaian kinerja ini perlu diuji dengan perspektif produktivitas, untuk mengetahui posisi perusahaan dari waktu ke waktu.
Pada penelitian ini dilakukan analisis produktivitas total dan produktivitas parsial terhadap PT PLN (persero) Sektor Pembangkitan Pandan selama 2 (dua) tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2010. Analisis dan evaluasi dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor input yang mempengaruhi perubahan trend pencapaian indeks produktivitas total dan produktivitas parsial serta memberikan solusi alternatif tindakan perbaikan.
Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis trend indeks produktivitas menunjukkan bahwa terjadi perubahan trend yang naik namun relatif sangat kecil sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan produktivitas karena capaian indeks hanya 1.003. Faktor input yang mempengaruhi kondisi ini secara parsial disebabkan oleh produktivitas parsial tenaga kerja dengan capaian indeks produktivitas sebesar 0.899 atau terjadi trend penurunan sebesar - 0,101, disusul dengan indeks produktivitas parsial energi dengan capaian nilai rata-rata 0, 936 atau terjadi trend penurunan sebesar – 0,064. Sedangkan produktivitas parsial lainnya menunjukkan trend naik/positif. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki faktor input produktivitas tenaga kerja ini adalah memaksimalkan motivasi karyawan khususnya peningkatan elemen motif.
Kata kunci : Kinerja, Produktivitas Total Produktivitas Parsial.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan doa kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat-Nya kepada penulis selama proses menuntut ilmu dan penyelesaian
tugas akhir Geladikarya ini dengan judul :
“Analisis Produktivitas Produksi kWh Listrik Pada
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan”
Geladikarya ini dibuat dalam rangka penyelesaian tugas akhir S-2 pada
program Magister Manajemen, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara.
Selama menjalani proses perkuliahan dan penyelesaian penulisan Geladikarya
ini, penulis banyak mendapat arahan, bimbingan, saran maupun petunjuk dari
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini secara khusus penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.DR. H. Syahril Pasaribu SP(A)K.Msc., selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Prof.Dr.Ir. A. Rahim Matondang MSIE, selaku Direktur Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof.Dr.Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi
Magister Manajemen Sekolah Pacsasarjana Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof.Dr.Ir. Sukaria Sinulingga M.Eng selaku Ketua Komisi
Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada
5. Bapak Dr.Ir. Nazaruddin Matondang MT, selaku Sekretaris Program Studi dan
sebagai anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada penulis dalam penyusunan Geladikarya ini.
6. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Program Studi Magister
Manajemen yang telah banyak berjasa selama perkuliahan penulis.
7. Istri tercinta Herlis Sitorus dan anakku tersayang Rachel Novelin dan Daniel
Rafael yang telah sabar dan memberikan doa serta motivasi selama penulis
menjalani proses pendidikan dan penyelesaian Geladikarya ini.
8. Seluruh Manajemen dan staf / karyawan PT PLN (Persero) Sektor
Pembangkitan Pandan, yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
Geladikarya ini.
9. Rekan-rekan sekolah Pascasarjana Magister Manjemen kelas Eksekutif 13 dan
Eksekutif 14 serta semua pihak-pihak yang telah membantu, memberikan
semangat dan dukungan dalam menyelesaikan Geladikarya ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan Rahmat dan karuniaNya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil kepada penulis
dapat menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 2 ini.
Penulis sangat menyadari Geladikarya ini belum sempurna, namun harapan
penulis semoga Geladikarya ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak pada
umumnya dan penulis pada khususnya.
Medan, 09 Desember 2011
Edward Batubara
RIWAYAT HIDUP
Edward Batubara, dilahirkan di Sidikalang pada tanggal 11 November 1968. Tahun 1982 tamat dari Sekolah Dasar Inpres Batang Beruh Sidikalang dan melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Sidikalang dan lulus tahun
1985. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1
Sidikalang, kemudian pindah ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Siborong-borong
dan tamat tahun 1988.
Menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 (S-1) Program Studi Teknik Mesin
di Universitas Sumatera Utara, tamat dan lulus bulan Agustus 1994. Kemudian pada
pertengahan tahun 2009 melanjutkan Strata 2 (S-2) Program Studi Maagister
Manajemen di Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Awal Tahun 1995 diterima bekerja di PT . PLN (Persero) dan penempatan awal
di PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo di Manado. Dan
saat ini menjabat Manager Sektor PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan,
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF……….. i
KATA PENGANTAR……… ii
RIWAYAT HIDUP………. v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL……… ix
DAFTAR GAMBAR……….. x
DAFTAR LAMPIRAN……….. xi
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
1.1 Latar Belakang ……... 1
1.2 Perumusan Masalah……… 6
1.3 Tujuan Penelitian……… .. 6
1.4 Manfaat Penelitian………... 7
1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian……….. ………. 7
BAB II KERANGKA TEORETIS………. 8
2.1 Definisi Produktivitas……….. 8
2.2 Pengertian Produktivitas……….……… 11
2.3 Jenis Produktivitas ………..……….…. 13
2.4 Ruang Lingkup Produktivitas……… 15
2.5 Daur Produktivitas ……… 17
2.6 Model Produktivitas Total dan Parsial ………..… 19
2.7 Manfaat Peningkatan Produktivitas……… 25
2.7.1 Manfaat dari Sudut Makro……… 26
2.7.2 Manfaat dari Sudut Mikro……… 26
2.8 Pengukuran Produktivitas……… 27
2.9 Evaluasi Produktivitas ………. 29
Bab III KERANGKA KONSEPTUAL……….. 30
Bab IV METODOLOGI PENELITIAN……… 32
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 32
4.1.1 Lokasi Penelitian……… 32
4.1.2 Waktu Penelitian……… 32
4.2 Sumber dan Jenis Data ….……… 32
4.3 Populasi dan sampel……….. 33
4.4 Metode Pengumpulan Data……... 33
4.5 Metode dan Analisis Data ……... 33
4.5.1. Metode Penelitian……….. 33
4.5.2. Analisis Trend Produktivitas dan Evaluasi ……….. 34
4.5.2. Perumusan Rencana Peningkatan Produktivitas ……. 34
BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………. 35
5.1 Sejarah Perusahaan………. 35
5.2 Visi dan Misi Perusahaan………... 37
5.3 Kapasitas Terpasang dan Wilayah Kerja………. 37
5.4 Struktur Organisasi……….. 39
5.5 Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung Jawab………. 40
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN……… 45
6.1 Deskripsi Hasil Penelitian………. 45
6.1.1 Tabulasi Data……… 45
6.1.2 Pemilihan Deflator……… 47
6.1.3 Perhitungan Deflator………. 49
6.1.4 Perhitungan Nilai konstanta………. 51
6.1.5 Perhitungan Produktivitas dan Indeks Produktivitas Total Produksi kWh Listrik……….. 53
Parsial Produksi kWh Listrik ……….. 55
6.2 Evaluasi Produktivitas Total dan Produktivitas Parsial Berdasarkan Analisis Produktivitas……… 61
6.2.1 Evaluasi Produktivitas Total……….. 62
6.2.2 Evaluasi Produktivitas Parsial Tenaga Kerja………. 63
6.2.3 Evaluasi Produktivitas Parsial Energi………. 65
6.2.4 Evaluasi Produktivitas Parsial Modal ………... 66
6.2.5 Evaluasi Produktivitas Bahan dan Biaya lainnya……… 68
6.3 Perencanaan Peningkatan Produktivitas………. 69
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN………... 73
7.1 Kesimpulan………. 73
7.2 Saran……… 74
DAFTAR PUSTAKA……… xii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel-1.1 : Realisasi pencapaian kinerja ………. 4
Tabel-1.2 : Pendapatan operasi vs total biaya ……… 5
Tabel-4.1 : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan…….……….. 32
Tabel-6.1 : Nilai Output PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan
Pandan………. 45
Tabel-6.2 : Nilai Input PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan
Pandan ……… 46
Tabel-6.3 : Nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) di kota Sibolga 48
Tabel-6.4 : Deflator untuk Produksi kWh listrik di Sibolga
Januari 2009 – Desemeber 2010……… 49
Tabel-6.5 : Deflator untuk Faktor Input di Sibolga
Januari 2009 – Desember 2010……… 50
Tabel-6.6 : Nilai Output Total Perusahaan………. 51
Tabel-6.7 : Nilai Input Total pada Harga Konstan……… 52
Tabel-6.8 : Nilai dan Indeks Produktivitas Total Produksi kWh listrik 54
Tabel-6.9 : Nilai dan Indeks Produktivitas Parsial Tenaga Kerja……. 56
Tabel-6.10 : Nilai dan Indeks Produktivitas Parsial Energi………….. 57
Tabel-6.11 : Nilai dan Indeks Produktivitas Parsial Modal………… 58
Tabel-6.12 : Nilai dan Indeks Produktivitas Parsial Bahan…………. 59
Tabel-6.13 : Nilai dan Indeks Produktivitas Parsial Biaya Lainnya… 60
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar-1.1 : Pencapaian Kinerja tahun 2006 s/d 2010 berbasis RKAP 4
Gambar-1.2 : Produktivitas Total ………. 5
Gambar-2.1 : Skema daur produktivitas ……… 19
Gambar-2.2 : Elemen-elemen output ……… 20
Gambar-2.3 : Elemen-elemen Input………. 21
Gambar-3.1 : Skema Kerangka Konseptual Penelitian ………. 31
Gambar-5.1 : Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan………. 42
Gambar-5.2 : Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan……… 44
Gambar-6.1 : Produktivitas Total Periode Tahun 2009 s/d 2010……… 62
Gambar-6.2 : Produktivitas Parsial Tenaga Kerja periode Tahun 2009 s/d 2010……… 64
Gambar-6.3 : Produktivitas Parsial Pemakaian Energi Periode Tahun 2009 s/ d 2010………. 65
Gambar-6.4 : Produktivitas Parsial Modal periode Tahun 2009 s/d 2010……….. 67
Gambar-6.5 : Produktivitas Parsial Biaya Lainnya periode Tahun 2009 s/d 2010………. 68
Gambar-6.6 : Urutan berdasarkan hasil rata-rata……… 72
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. : Pertanyaan Penelitian (Kuesioner)
RINGKASAN EKSEKUTIF
Tingkat pencapaian kinerja perusahaan dapat dilihat dari perspektif produktivitas. Tingkat keberhasilan ini dapat diukur dengan membandingkan apa yang dihasilkan oleh perusahaan dengan sumber daya yang digunakan. Semakin efisien sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang ada, semakin besar pula kemungkinan perusahaan memperoleh laba.
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, selama ini kinerja perusahaan dikatakan berjalan baik hanya dengan melihat perbandingan pencapaian hasil dan penetapan target pada periode pengukuran dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sistem Penilaian Tingkat Kinerja diterapkan dengan 3 (tiga) tahap, yakni penetapan Target Kinerja, pelaporan Realisasi Indikator Kinerja dan Endorsement Penilaian Tingkat Kinerja Perusahaan. Sedangkan Penetapan Target Kinerja PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Sehingga
pencapaian kinerja ini perlu diuji dengan perspektif produktivitas, untuk mengetahui posisi perusahaan dari waktu ke waktu.
Pada penelitian ini dilakukan analisis produktivitas total dan produktivitas parsial terhadap PT PLN (persero) Sektor Pembangkitan Pandan selama 2 (dua) tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2010. Analisis dan evaluasi dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor input yang mempengaruhi perubahan trend pencapaian indeks produktivitas total dan produktivitas parsial serta memberikan solusi alternatif tindakan perbaikan.
Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis trend indeks produktivitas menunjukkan bahwa terjadi perubahan trend yang naik namun relatif sangat kecil sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan produktivitas karena capaian indeks hanya 1.003. Faktor input yang mempengaruhi kondisi ini secara parsial disebabkan oleh produktivitas parsial tenaga kerja dengan capaian indeks produktivitas sebesar 0.899 atau terjadi trend penurunan sebesar - 0,101, disusul dengan indeks produktivitas parsial energi dengan capaian nilai rata-rata 0, 936 atau terjadi trend penurunan sebesar – 0,064. Sedangkan produktivitas parsial lainnya menunjukkan trend naik/positif. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki faktor input produktivitas tenaga kerja ini adalah memaksimalkan motivasi karyawan khususnya peningkatan elemen motif.
Kata kunci : Kinerja, Produktivitas Total Produktivitas Parsial.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya dapat dilihat dari
bagaimana perusahaaan tersebut menggunakan dan mengelola sumber daya yang mereka
miliki. Tingkat keberhasilan ini dapat diukur dengan membandingkan apa yang dihasilkan
oleh perusahaan dengan sumber daya yang digunakan. Perbandingan ini disebut dengan
produktivitas perusahaan. Semakin efisien sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang
ada, semakin besar pula kemungkinan perusahaan memperoleh laba.
Perusahaan kurang memperhatikan analisis efisiensi penggunaan sumber daya (input) yang dimiliki dengan hanya melihat tingkat yang dicapainya pada periode tertentu, sehingga
mengeluarkan biaya yang besar untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari (termasuk proses
produksi) yang berpengaruh pada penerimaan profit perusahaan. Jika biaya yang dikeluarkan semakin besar maka profit yang diterima semakin kecil.
Peningkatan produktivitas dalam sistem pengukuran kinerja perusahaan sangat
diperlukan. Bagaimana produktivitas itu dapat dicapai, maka yang harus dilakukan
perusahaan pertama kali adalah mengukurnya secara periodik.
Hasil pengukuran produktivitas pada suatu periode merupakan tinjauan bagi
peningkatan produktivitas pada periode yang lain. Dengan menganalisis hasil pengukuran
produktivitas akan diketahui kekurangan yang ada, dimana selanjutnya kekurangan dapat
diperbaiki, sehingga dapat dicapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Analisis terhadap
produktivitas juga merupakan landasan bagi perusahaan dalam menentukan arah kebijakan
Seperti halnya perusahaan lain peningkatan profit merupakan tujuan utama bagi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan. Selama ini kinerja perusahaan dikatakan
berjalan baik hanya dengan melihat perbandingan pencapaian hasil dan penetapan target
pada periode pengukuran dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sistem Penilaian
Tingkat Kinerja diterapkan dengan 3 (tiga) tahap, yakni penetapan Target Kinerja, pelaporan
Realisasi Indikator Kinerja dan Endorsement Penilaian Tingkat Kinerja Perusahaan.
Penetapan Target Kinerja PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara PLN Sektor Pembangkitan Pandan dengan PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara sebagai Kantor Induk yg berkedudukan di
Medan. PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan menyiapkan usulan Target Kinerja
berdasarkan prediksi kondisi unit dan keuangan ke depan, sedangkan Kantor Induk
menyiapkan target Sektor Pembangkitan Pandan dari pemetaan Target Kantor Induk yang
telah ditetapkan PT. PLN (Persero) Kantor Pusat. Target Kinerja yang dibuat PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dan Kantor Induk yang berbeda, akan dilakukan
diskusi dan mencari kesepakatan sehingga Target Kinerja Sektor Pembangkitan Pandan
beserta asumsi-asumsinya dapat ditetapkan. Dalam penetapan Target Kinerja, Kantor Induk
telah memperhitungkan gabungan Target Kinerja sektor-sektor pembangkitan, agar sesuai
dengan Target Kinerja Kantor Induk yang telah ditetapkan oleh Kantor Pusat. Penetapan
Target Kinerja sektor harus sejalan dengan penetapan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan), yang sering disebut Kinerja Berbasis RKAP. Target Kinerja yang ditetapkan
harus sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang telah disepakati juga. Asumsi-asumsi
yang dibuat pada saat penetapan Target Kinerja juga mengacu pada program kerja dan
RKAP.
Revisi Target Kinerja sektor dimungkinkan jika ada Kantor Induk mendapatkan
kesempatan Target Kinerja oleh Kantor Pusat. Hal ini dilakukan bila ada perubahan biaya
bahan bakar, perubahan kurs, perubahan program kerja yang tidak ada dalam RKAP.
Pelaporan Realisasi Indikator Kinerja dilakukan setiap bulan ke Kantor Induk.
Realisasi kinerja dibuat berdasarkan data-data laporan hasil pencapaian bulanan yaitu
Laporan Pengusahaan dan Laporan Keuangan PT PLN (persero) Sektor Pembangkitan
Pandan. Pencapaian kinerja PT.PLN.(Persero) Sektor Pembangkitan Pandan berbasis RKAP,
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel-1.1 dan Gambar-1.1.
Sedangkan bila pencapaian kinerja ini dilakukan dengan menggunakan perspektif
produktivitas terdapat perbedaan trend pencapaian. Dari hasil data pencapaian produksi kWh
tenaga listrik sebagai faktor output dibandingkan dengan total biaya yg dikeluarkan sebagai faktor input dengan catatan tidak memperhitungkan faktor inflasi, perhitungan pada harga konstan, dan pencapaian hasil yang bukan merupakan kinerja manajemen, dapat terlihat
bahwa produktivitas produksi tenaga listrik dari tahun 2006 s/d tahun 2010 terlihat fluktuasi
seperti pada Tabel-1.2 dan Gambar-1.2.
Tabel-1.1: Realisasi pencapaian kinerja berbasis RKAP
NO INDIKATOR REALISASI KINERJA
2006 2007 2008 2009 2010 1 Perspektif Bisnis Internal 44.14 44.18 45.00 38.00 30.00
2
Perspektif Pelayanan
Pelanggan 15.00 15.00 10.00 14.69 21.80
3 Perspektif Keuangan 34.13 34.74 37.77 40.00 40.00 4 Perspektif Pembelajaran 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00
5 Perspektif Administrasi - - -
6 Perspektif Pengawasan - (1.67) - (1.38)
TOTAL NILAI BOBOT 98.27 97.25 97.77 96.32 95.80
KATEGORI K-1 K-1 K-1 K-1 K-1
Sumber : Laporan Kinerja PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan.
1. PLN – K1 : bila, 90 ≤ Total Nilai Bobot ≤ 100 2. PLN – K2 : bila, 80 ≤ Total Nilai Bobot < 90 3. PLN – K3 : bila, 70 ≤ Total Nilai Bobot < 80 4. PLN – K4 : Total Nilai Bobot < 70.
Sumber: Laporan Kinerja PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan
Gambar-1.1: Pencapaian kinerja tahun 2006 s/d 2010 berbasis RKAP
Tabel-1.2: Pendapatan operasi VS total biaya / tahun
TAHUN 2006 2007 2008 2009 2010
TOTAL PENDAPATAN
OPERASI (Rp. Milyard) 444 535 458 293 336
TOTAL BIAYA OPERASI
(Rp.Milyard) 179 206 255 157 125
NILAI PRODUKTIVITAS TOTAL 2.48 2.60 1.79 1.87 2.69
Sumber ; Laporan Keuangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan.
Sumber : Hasil Penglahan data Laporan Keuangan PT .PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan.
Gambar-1.2: Produktivitas Total.
Secara umum berdasarkan perspektif pengukuran produktivitas total di atas dengan
tidak memperhitungkan faktor inflasi, perhitungan pada harga konstan, dan pencapaian hasil
yang bukan merupakan kinerja manajemen, digambarkan bahwa adanya trend pencapaian
kinerja yang fluktuatif dari tahun 2006 s/d 2010. Dari capaian kinerja PT. PLN (Persero)
Sektor Pembangkitan Pandan berdasarkan perspektif produktivitas terjadi kemerosotan
sehingga perlu dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya perubahan trend produktivitas
tersebut secara total dan parsial.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang akan di
teliti dalam geladikarya ini adalah :
1. Faktor-faktor input apa saja yang paling mempengaruhi fluktuatif produktivitas produksi kWh listrik pada PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan.
2. Apa alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk
memperbaiki faktor input sehingga produktivitas dapat ditingkatkan.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk merumuskan alternatif tindakan sebagai landasan penetapan kebijakan
manajemen yang berhubungan dengan faktor input dalam upaya meningkatkan produktivitas produksi kWh listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan pada masa yang akan
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Sebagai masukan dalam upaya menemukenali sebab akibat faktor input yang mempengaruhi produktivitas guna membantu manajemen perusahaan dalam rangka
menetapkan kebijakan untuk meningkatkan produktivitas produksi kWh listrik Sektor
Pembangkitan.
2. Bagi Peneliti
Sebagai wahana untuk mengembangkan pengetahuan dan implementasi teori yang
diterima pada Sekolah Pasca Sarjana, program Magister Manajemen dan aplikasinya
di perusahaan.
3. Bagi Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana USU.
Sebagai bahan referensi untuk peneliti lebih lanjut terkait dengan manajemen
produktivitas.
1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan di kantor PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan
memfokuskan produktivitas parsial (faktor input) yang memberikan kontribusi paling rendah terhadap fluktuatif produktivitas total perusahaan.
2. Data yang digunakan dalam analisis produktivitas produksi kWh listrik terbatas pada
kondisi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, periode tahun 2009 s/d
tahun 2010
BAB II
KERANGKA TEORETIS
2.1. Definisi Produktivitas
Definisi secara umum pengertian produktivitas adalah perbandingan masukan dan
keluaran. Masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh suatu hasil,
sedangkan keluaran adalah hasil yang bermanfaat yang diperoleh melalui kegiatan yang
dilakukan.
Definisi-definisi produktivitas yang berkembang saat ini yang telah dibentuk oleh
para pakar dan badan-badan internasional yaitu :
1. Peter F Drucker dalam bukunya The Practice Of Management, 1981 mendefinisikan bahwa “ Produktivitas adalah keseimbangan antara faktor-faktor yang memberikan
keluaran yang banyak melalui sumber daya yang hemat”.
2. Paul Mali dalam bukunya Improving Total Productivity, 1978 mendefinisikan bahwa “ Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa banyak sumber daya yang
Disamping itu, ia berpendapat bahwa terdapat hubungan antara indeks produktivitas,
efisiensi dan efektivitas yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Keluaran Efektivitas
Indeks = --- = ---
Masukan Effisiensi
3. E.E. Adam Jr., J.C. Hershaurer, dan W.A. Ruch dalam bukunya Productivity and Quality, 1981 mendefinisikan bahwa “ Produktivitas adalah konsep sistematis yang berkaitan dengan konvensi dari masukan menjadi keluaran dan sistim yang berada
pada suatu keadaan tertentu.”
Definisi di atas diterjemahkan kedalam pengertian yang lebih operasional dimana :
Keluaran
Produktivitas = ---
Bahan Baku + Modal + Manusia + Energi
Produktivitas yang didefinisikan seperti ini dikenal dengan nama produktivitas total.
Keluaran relatif terhadap hanya satu, dua atau tiga faktor masukan dinamakan ukuran
produktivitas parsial misalnya , keluaran per jam orang, atau unit produk per kilo watt
jam.
4. Marvin E. Mundel dalam bukunya Measures Of Productivity, 1983 mendefinisikan bahwa “ Produktivitas adalah rasio dari keluaran yang dihasilkan dan digunakan di
luar organisasi dengan sumber-sumber daya yang digunakan, dibagi dengan rasio
yang sama dari suatu periode dasar.
5. Organisasi for European Economic Cooperation (OEEC) mendefinisikan bahwa “ Produktivitas adalah hasil bagi yang diperoleh antara keluaran dengan salah satu dari
faktor-faktor produksi, yaitu capital, investasi atau material (Sinulingga, 2010).
6. Dewan Produksi Nasional
Dewan Prosuksi Nasional mendefinisikan produktivitas dalam beberapa segi, yaitu :
a. Secara fisiologis / phisikologis :
“Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari
esok lebih baik dari hari ini”.
b. Secara Ekonomi :
“Produktivitas merupakan bagaimana memperoleh hasil yang dicapai (output) sebesar-besarnya dengan mengorbankan sumber daya yang digunakan (input) yang sekecil-kecilnya.
c. Secara Teknis :
“Produktivitas dinyatakan sebagai rasio antara output dan input” sebagai berikut
P = O / I dimana : O = Output
P = Produktivitas I = Input
2.2 Pengertian Produktivitas
Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan
finansial. Pengertian produktivitas secara teknis adalah peng-efesiensi-an produksi terutama
dalam pemakaian ilmu dan teknologi. Sedangkan pengertian produktivitas secara finansial
perusahaan industri merupakan unit proses yang mengolah sumber daya (input) menjadi
output dengan suatu transformasi tertentu. Dalam proses inilah terjadi penambahan nilai lebih jika dibandingkan sebelum proses.
Menurut Mali dalam Gasperz. (2000) istilah produktivitas seringkali disamakan
dengan istilah “produksi”. Pengertian produktivitas sangat berbeda dengan produksi. Akan
tetapi produksi merupakan salah satu komponen dari usaha produktivitas, selain kualitas dan
hasil keluarannya. Produksi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan hasil keluaran
dan umumnya dinyatakan dengan volume produksi, sedangkan produktivitas berhubungan
dengan efisiensi penggunaan sumber daya (masukan dalam menghasilkan tingkat
perbandingan antara keluaran dan masukan). Dari definisi-definisi di atas juga dapat
dipisahkan dua pengertian. Pengertian pertama menyatakan bahwa produktivitas
berhubungan dengan kumpulan hasil-hasil. Di dalam pengertian ini menunjukkan bahwa
jumlah, tipe, dan tingkat sumber daya yang dibutuhkan atau juga menunjukkan efisiensi
dalam menggunakan sumber daya yang dibutuhkan, sehingga produktivitas dapat diukur
berdasarkan pengukuran berikut :
Output yang dihasilkan Pencapaian Tujuan
Produktivitas = =
Input yang dipergunakan Penggunaan Sumber-sumber Daya
Efektivitas Pelaksanaan Tugas Efektivitas
= =
Efisiensi Penggunaan Sumber-sumber Daya Efisiensi
Masalah produktivitas tidak hanya memperhatikan hasil, tetapi bagaimana
menggunakan sumber daya sehemat mungkin (efisien). Oleh karena itu peningkatan
produktivitas tidak selalu diakibatkan oleh peningkatan hasil, bahkan dalam kasus tertentu
bisa terjadi dimana hasilnya meningkat tetapi produktivitasnya menurun.
Unsur-unsur yang terdapat dalam produktivitas :
1. Efisiensi.
Produktivitas sebagai rasio output/input merupakan ukuran efisiensi pemakaian sumber daya (input). Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (input) yang direncanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana. Pengertian efisiensi berorientasi kepada masukan .
2. Efektivitas.
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan Gambaran seberapa jauh target
yang dapat tercapai baik secara kuantitas maupun waktu. Makin besar presentase target
tercapai, makin tinggi tingkat efektivitasnya. Konsep ini berorientasi pada keluaran.
Peningkatan efektivitas belum tentu dibarengi dengan peningkatan efisiensi dan
sebaliknya. Gabungan kedua hal ini membentuk pengertian produktivitas dengan cara
sebagai berikut :
Efektivitas pelaksanaan tugas mencapai tujuan Produktivitas =
Efisiensi penggunaan sumber-sumber masukan ke proses
Prinsip dalam manajemen produktivitas adalah : Efektif dalam mencapai tujuan dan
efisien dalam menggunakan sumber daya.
3. Kualitas.
Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh pemenuhan
adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan dari
konsumen. Kualitas merupakan salah satu ukuran produktivitas. Meskipun kualitas sulit
diukur secara matematis melalui rasio output/input, namun jelas bahwa kualitas input
dan kualitas proses akan meningkatkan kualitas output.
2.3. Jenis Produktivitas
Bila dikelompokkan akan dijumpai tiga tipe dasar produktivitas (Gasperz. 2000). Tiga
tipe dasar ini merupakan model pengukuran produktivitas yang paling sederhana berdasarkan
pendekatan rasio output/input, yaitu :
1. Produktivitas Parsial.
Perbandingan dari keluaran terhadap salah satu faktor masukan. Sebagai contoh,
produktivitas tenaga kerja (perbandingan dari keluaran dan masukan tenaga kerja)
merupakan salah satu ukuran produktivitas parsial. Pada pengukuran produktivitas
parsial produktivitas unit proses secara spesifik dapat diukur.
2. Produktivitas Faktor-Total.
Perbandingan dari keluaran dengan jumlah tenaga kerja dan modal.
Keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi jumlah barang dan jasa yang dibeli.
Berdasarkan faktor di atas jenis input yang digunakan dalam pengukuran produktivitas faktor total hanya tenaga kerja dan modal.
3. Produktivitas Total.
Perbandingan dari keluaran dengan jumlah keseluruhan faktor-faktor masukan,
pengukuran total produktivitas faktor mencerminkan pengaruh bersama seluruh
masukan dalam menghasilkan keluaran.
Dari ketiga jenis produktivitas, baik keluaran maupun masukan harus dinyatakan
dalam bentuk ukuran nyata berdasarkan harga konstan pada periode dasar, dengan tujuan
untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga, sehingga hanya jumlah dari masukan dan
keluaran saja yang dipertimbangkan.
2.4. Ruang Lingkup Produktivitas
Ruang lingkup Produktivitas menurut Sumath (1984) ada empat ruang :
1. Ruang lingkup perusahaan/organisasi
Manfaat dari pengukuran produktivitas dalam ruang lingkup perusahaan atau
organisasi adalah digunakan untuk :
a. Perencanaan sumber daya perusahaan/organisasi
b. Mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan/organisasi
c. Membandingkan tingkat produktivitas antarperusahaan/organisasi dalam
kategori tertentu.
d. Menentukan target tingkat produktivitas pada masa yang akan datang secara
e. Membantu dalam menentukan strategi perbaikan produktivitas berdasarkan
kesenjangan antara tingkat produktivitas yang direncanakan dengan tingkat
produktivitas yang nyata berhasil dicapai.
f. Merencanakan tingkat keuntungan dalam perusahaan/organisasi.
2. Ruang lingkup industri
Faktor-faktor yang diperhitungkan disini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
dan berhubungan dengan suatu jenis industri yang sama. Keuntungan pengukuran
produktivitas dalam ruang lingkup industri ini adalah digunakan untuk
a. Mengukur kinerja ekonomi suatu negara, dimana pengukuran produktivitas
dapat mengidentifikasi industri-industri yang berkembang dan tertinggal di
suatu negara, sehingga dapat diketahui sektor-sektor industri yang
memerlukan perhatian khusus.
b. Meramalkan trend pertumbuhan industri dimasa yang akan datang
c. Menganalisis kinerja suatu perusahaan, dengan membandingkan kinerja
masing-masing perusahaan dengan kinerja industri yang bersangkutan di
dalam suatu negara.
d. Menganalisis tenaga kerja, yang meliputi tenaga kerja, proyeksi tenaga kerja
dimasa yang akan datang, kecenderungan ongkos tenaga kerja dan pengaruh
teknologi tinggi terhadap ketersediaan kesempatan tenaga kerja.
3. Ruang lingkup nasional
Pengukuran produktivitas pada tingkat nasional memiliki beberapa keuntungan antara
lain digunakan untuk :
a. Meramalkan tingkat pendapatan nasional
b. Mengukur indeks pertumbuhan, terutama produktivitas tenaga kerja.
Produktivitas tenaga kerja meningkat memiliki arti bahwa tiap tenaga kerja
menghasilkan sejumlah barang dan jasa yang lebih besar, sehingga pendapatan
nyata untuk tiap tenaga kerja juga meningkat.
c. Mengukur efisiensi, dimana dapat dilihat aliran sumber daya dalam suatu
negara.
4. Ruang lingkup internasional.
Dengan semakin saling tergantungnya negara-negara di dunia yang ditandai dengan
mengalirnya arus barang, tehnologi, dan jasa antar negara, serta dengan meningkatnya
persaingan, maka perbandingan produktivitas di tingkat internasional dapat digunakan
sebagai alat untuk memahami dan mengevaluasi pengaruh produktivitas dari
negara-negara yang saling bersaing. Ukuran yang digunakan dalam mengukur produktivitas
internasional ini adalah GNP (Gross National Product) dan GDP (Gross Domestic Product).
2.5 Daur Produktivitas
Sumanth dalam Gaspersz, (2000) memperkenalkan suatu konsep formal yang
disebut sebagai siklus produktivitas untuk dipergunakan dalam peningkatan produktivitas
terus-menerus. Sebagaimana terlihat pada Gambar-2.1, ada empat tahap daur yang saling
berkaitan dan berkesinambungan, yaitu :
1. Pengukuran Produktivitas.
2. Evaluasi Produktivitas.
4. Perbaikan Produktivitas.
Apabila produktivitas dari sistem industri itu telah dapat diukur, langkah berikut
adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk diperbandingkan dengan rencana
yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara produktivitas aktual dan rencana
merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang
menimbulkan kesenjangan produktivitas itu. Berdasarkan evaluasi ini, selanjutnya dapat
direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
Untuk mencapai target produktivitas yang telah direncanakan berbagai program
formal dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas terus-menerus. Siklus
produktivitas itu diulang kembali secara terus-menerus untuk mencapai peningkatan
produktivitas terus-menerus dalam sistem industri.
Faktor penting yang menyebabkan naik turunnya tingkat produktivitas adalah pihak
manajemen, karena pihak manajemen merupakan faktor yang paling berpengaruh, terutama
dalam proses perencanaan dan penjadwalan, pengaturan beban kerja, kejelasan instruksi kerja
dan evaluasi, serta dalam menumbuhkan motivasi kerja dan loyalitas pekerja terhadap
institusi.
Konsep siklus produktivitas ini memperlihatkan bahwa peningkatan produktivitas
harus didahului oleh kegiatan pengukuran, penilaian dan perencanaan dari produktivitas itu
sendiri. Keempat tahap ini sangat penting dilaksanakan seluruhnya, karena siklus tersebut
menunukkan bahwa program penelitian produktivitas merupakan kegiatan yang
berkesinambungan dan melibatkan seluruh operasi kegiatan perusahaan.
TAHAP 1
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
TAHAP 4
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
TAHAP 2 EVALUASI PRODUKTIVITAS
Sumber:Buku Manajemen Produktivitas Total, Gaspersz,2000.
Gambar-2.1: Skema daur Produktivitas.
2.6. Model Produktivitas Total dan Parsial Sumanth
Model pengukuran produktivitas total ini dikembangkan oleh Sumanth (1984) untuk
ruang lingkup perusahaan dengan mempertimbangkan seluruh faktor input dan seluruh faktor-faktor output dalam pengertian nilai.
Secara umum dinyatakan oleh perkalian antara jumlah dengan harga, baik itu output
maupun input. Keduanya dinyatakan dengan harga konstan pada periode dasar. Model ini dapat digunakan untuk mengukur :
Produktivitas total perusahaan
Produktivitas total setiap produk
Produktivitas parsial setiap produk
Total nilai output
Total nilai input
dimana :
• Total ouput meliputi ; nilai output produk jadi, nilai unit produk setengah jadi,
deviden, bunga bank dan pendapatan lainnya.
• Total input meliputi ; nilai tenaga kerja, nilai bahan, nilai energi, nilai kapital dan
biaya lainnya.
Elemen-elemen ouput dan elemen-elemen input yang mempengaruhi produktivitas dapat dilihat pada Gambar-2.2 dan Gambar-2.3.
[image:31.595.65.500.346.559.2]Sumber : Buku Peoduktivity Engineering And Management, Sumanth,1984
Gambar-2.2: Elemen-Elemen Output
Elemen Output
Dijual Digunakan sendiri Produk
Jadi
Produk 1/ 2 Jadi
Dijual Digunakan sendiri
Deviden Bunga dari surat berharga
Pemasuk an lain
Sumb er : Buku Peodu ktivity Engin eering And Mana geme nt, Sumanth,1984
Gambar-2.3 : Elemen-Elemen Input
Lebih jelasnya masing-masing elemen pada Gambar-2.2 dan Gambar-2.3 dapat
diuraikan sebagai berikut :
A. Elemen output.
1. Unit produk jadi
Nilai produk jadi yang dihasilkan dalam periode tertentu = jumlah unit produk
jadi yang dihasilkan dalam periode ini x harga jual per unit pada periode dasar.
Yang dimaksud dengan periode dasar adalah periode normal dimana produksi
tidak banyak berbeda dari rata-rata.
Nilai produk setengah jadi yang diproduksi = jumlah produk setengah jadi yang
diproduksi x harga jual per unit pada periode dasar.
3. Pembagian keuntungan dari saham.
Faktor output ini meskipun biasanya diabaikan, tetapi harus dimasukkan karena diproduksi dengan menggunakan sebagian input baik manusia maupun modal.
4. Bunga Obligasi (bunga pinjaman).
Faktor ini juga dimasukkan sebagai faktor output dengan alasan yang sama seperti deviden.
5. Pendapatan lainnya.
Pendapatan lainnya yang dihasilkan perusaahaan juga dimasukkan karena atau
lebih input dikonsumsi untuk memperoleh atau memelihara pendapatan lainnya.
B. Elemen-Elemen Input.
1. Input manusia/tenaga kerja.
Manusia/tenaga kerja merupakan orang-orang yang mengkordinasikan dan
melakukan fungsi produksi, terdiri dari pekerja, professional dan birokrat.
2. Input bahan.
Input bahan terdiri dari dua kelompok yaitu bahan mentah dan komponen yang dibeli. Nilai bahan yang dikonsumsi selama periode berjalan = jumlah bahan baku
terpakai periode berjalan x harga beli bahan baku pada masa periode dasar.
Nilai bahan baku diperoleh dengan melakukan perhitungan yang sama untuk tiap
bahan yang dikonsumsi dengan periode berjalan dan kemudian dijumlahkan
nilai-nilainya. Nilai komponen-kompenen yang dibeli diberlakukan sama seperti di atas
sehingga nilai input bahan total selama periode berjalan = jumlah bahan mentah total terpakai pada periode berjalan + nilai total komponen yang dibeli selama
periode berjalan.
3. Input Modal
Input modal dibedakan atas modal lancar dan modal tetap. Modal tetap terdiri dari atas tanah, bangunan pabrik, mesin, peralatan dan perlengkapan. Modal lancar
terdiri dari uang yang digunakan untuk membantu persediaan, uang kas, uang yang
akan dibayarkan dan tagihan.
Nilai input tetap perusahaaan = jumlah dari nilai tahunan untuk setiap milik (asset) yang dihitung berdasarkan ongkos tahunan dasar, masa produktif dan cost of capital
perusahaan.
Nilai input modal dari perusahaaan = jumlah dari nilai asset cair dari produksi pada tahun dasar dan cost of capital pada tahun dasar.
Input nilai modal = Nilai modal tetap + nilai modal lancar.
4. Input energi.
Input energi adalah ongkos energi yang timbul dengan menggunakan satu atau lebih sumber-sumber energi seperti minyak, gas, batubara, dan listrik.
Input ini meliputi biaya perjalanan dinas, pajak, ongkos professional, biaya pemasaran, biaya pemrosesan informasi, peralatan kantor dan lain-lain.
Produktivitas parsial ialah rasio output terhadap salah satu faktor input yang digunakan dalam memproduksi output tersebut. Produktivitas ini mengukur hubungan antara jumlah output relatif terhadap jumlah faktor input tertentu yang digunakan . Jika rasio tersebut memperlihatkan kecenderungan yang meningkat dari periode ke periode berikutnya
secara berkelanjutan maka dapat dikatakan faktor input tersebut dalam kegiatan produksi telah berjalan dengan baik. Kelima ukuran produktivitas parsial tersebut antara lain :
1. Produktivitas parsial faktor input / masukan Tenaga Kerja (Ptk)
Nilai Total Output
Ptk = ---
Nilai input Tenaga Kerja
2. Produktivitas parsial faktor input Energi. (Pe)
Nilai Total Output
Pe = ---
Nilai input Energi.
3. Produktivitas parsial faktor input modal (Pm).
Nilai Total Output
Pm = ---
Nilai input Modal
4. Produktivitas parsial faktor input Material /Bahan (Pb)
Nilai Total Output
Pb = ---
Nilai input Tenaga kerja 5. Produktivitas parsial faktor input biaya lainnya. (Pbl)
Nilai Total Output
Pbl = ---
Nilai input Biaya lainnya
2.7. Manfaat Peningkatan Produktivitas
Peningkatan produktivitas dapat terlaksana apabila salah satu dari lima situasi seperti
dibawah ini dapat dicapai yaitu ;
1. Keluaran/output meningkat, masukan/input bertambah
2. Keluaran/output meningkat , masukan/input tetap
3. Keluaran/output meningkat, masukan/input bertambah lambat
4. Keluaran/output tetap, masukan/input berkurang
5. Keluaran/output menurun, masukan/input berkurang
6. Keluaran/output menurun, masukan/input berkurang lebih cepat.
2.7.1 Manfaat dari Sudut Makro
Manfaat peningkatan dari sudut makro adalah ;
1. Meningkatkan kemampuan bersaing secara internasional sehingga menambah
pendapatan negara, mendorong pemerintah untuk mengadakan investasi baru, dan
2. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang menunjang terwujudnya kemakmuran
sehingga dapat meningkatkan standar hidup dan martabat bangsa serta dapat
memperkokoh eksistensi dan potensi bangsa yang berarti memantapkan ketahanan
3. Alat untuk merumuskan kebijakan dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan.
2.7.2. Manfaat dari sudut Mikro.
Produktivitas mikro ini berarti produktivitas tingkat perusahaan. Dan manfaat
produktivitas secara mikro adalah :
1. Memperkuat daya saing karena dapat memproduksi dengan biaya rendah dan mutu
yang baik.
2. Menunjang kelestarian dan perkembangan perusahaan karena peningkatan
produktivitas memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan yang dapat
dimanfaatkan untuk investasi baru.
3. Menunjang terwujudnya hubungan industri yang lebih baik apabila nilai tambah
dinikmati bersama karyawan, pengusaha/pemegang saham.
2.8. Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting di semua
tingkatan ekonomi. Pada perusahaan pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai
sarana manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi. Manfaat lain yang
diperoleh dari pengukuran produktivitas terlihat pada penempatan perusahaan yang tetap
seperti dalam menentukan target atau sasaran tujuan yang nyata dan pertukaran informasi
antara tenaga kerja dan manajemen secara periodik terhadap masalah-masalah yang saling
berkaitan (Sinungan, 2003:). Pengukuran produktivitas ditingkat perusahaan dimaksud agar
suatu organisasi atau perusahaaan mengetahui tingkat produktivitas mana dia berada.
Menurut Sumanth manfaat pengukuran produktivitas yang dapat diperoleh untuk
tingkat perusahaan/organisasi adalah ;
1. Organisasi dapat menilai efisiensi pengukuran sumber daya dalam menghasilkan
barang atau jasa.
2. Usaha pengukuran dapat digunakan untuk menyususn kembali tujuan ekonomi dan
ekonomi perusahaaan
3. Pengukuran produktivitas berguna untuk perencanaan sumber daya baik untuk jangka
pendek maupun untuk jangka panjang.
4. Strategi untuk meningkatkan produktivitas dapat ditentukan berdasarkan perbedaan
antara tingkat produktivitas yang direncanakan dengan tingkat produktivitas yang
diukur.
5. Pengukuran produktivitas dapat digunakan untuk membandingkan tingkat
produktivitas dari perusahaan yang sejenis baik ditingkat industri maupun nasional.
6. Berdasarkan tingkat pengukuran tingkat produktivitas pada saat ini dapat
direncanakan target tingkat produktivitas di masa datang.
7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari pengukuran produktivitas dapat
digunakan dalam perencanaan tingkat laba perusahaan.
8. Menciptakan persaingan yang sehat.
9. Penawaran kolektif dapat dicapai dengan lebih rasional pada saat diperoleh
Pendekatan dalam membandingkan tingkat hasil pengukuran produktivitas dapat
dibedakan dengan beberapa cara yaitu :
1. Membandingkan hasil kerja periode yang diukur dengan hasil kerja periode dasar.
2. Membandingkan hasil kerja suatu unit organisasi dengan unit organisasi yang lain.
3. Membandingkan unit kerja yang sebenarnya dengan target yang telah ditetapkan.
3.8. Evaluasi Produktivitas.
Evaluasi produktivitas merupakan fase kedua dalam siklus produktivitas. Evaluasi
produktivitas pada dasarnya suatu proses penilaian dari perkembangan (perubahan) tingkat
produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu serta mencari sumber-sumber penyebab
(faktor-faktor utama) yang membawa perubahan tingkat produktivitas.
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mendapatkan ganbaran sampai sejauh mana
program produktivitas mencapai sasaran perbaikan yang telah ditetapkan, dan bagi
perusahaan yang baru mulai melaksanakan program produktivitas tujuan evaluasi adalah
untuk mengetahui seberapa jauh program perbaikan harus dilakukan. Hasil evaluasi harus
mencakup identifikasi dan penilaian faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan
produktivitas.
Evaluasi terhadap produktivitas perusahaan harus mampu menjawab apa yang
menjadi pendorong peningkatan produktivitas dan apa yang menjadi akar penyebab
penurunan produktivitas perusahaan itu. Berkaitan dengan hal itu dapat digunakan alat-alat
sederhana yang telah popular seperti brainstrorming, bertanya mengapa beberapa kali (five whys) , diagram pareto dan diagram sebab akibat.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Pada penelitian ini, kerangka konseptual menjelaskan bagaimana peneliti melakukan
pendekatan dalam menemukan pemecahan permasalahan. Kerangka konseptual, disusun
memberikan gambaran atas pengembangan konsep penelitian terhadap analisis produktivitas
produksi kWh listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan. Kerangka konseptual
ini dapat dilihat pada Gambar-3.1
1. Dimulai dengan melakukan pentabulasian setiap bulan yang merupakan faktor output
yaitu produksi kWh listrik berdasarkan data perusahaaan tahun 2009 s/d tahun 2010
untuk mendapatkan besaran pendapatan dari penjualan kWh listrik tersebut.
2. Kemudian dilakukan pentabulasian terhadap data-data yang terkait dengan faktor input
yang meliputi biaya yang tekait dengan faktor input tenaga kerja , biaya kapital , biaya bahan baku , biaya energi dan biaya lainnya..
3. Selanjutnya dilakukan pengukuran produktivitas total dan produktivitas parsial
berdasarkan pentabulasian faktor output dan faktor-faktor input produksi kWh listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dan pengaruh faktor inflasi.
4. Dari hasil perhitungan parsial ini dilakukan identifikasi faktor input mana yang paling rendah berkontribusi dalam perubahan produktivitas produksi kWh listrik PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dan selanjutnya dicari faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut.
5. Setelah penyebabnya diketahui maka dicoba untuk mencari pemecahannya atau
solusinya yang menjadi rekomendasi bagi pihak manajemen dalam meningkatkan
Kerangka Konseptual digambar secara skematik seperti pada Gambar-3.1
Gambar-3.1 : Skema Kerangka Konseptual Penelitian.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.1.1. Lokasi Penelitian
Produktivitas
Output
Produksi
kWh Listrik
INPUT
Tenaga
Kerja
Kapital/
Modal
Bahan Energi Biaya
Lainnya
Faktor
Penyebab
Penelitian dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan,
Kabupaten Tapanuli Tengah.
4.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 18 minggu efektif dengan rincian waktu dapat dilihat
[image:42.595.84.476.226.384.2]pada Tabel-4.1.
Tabel–4.1 : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No Jenis Kegiatan Minggu ke-
1 4 7 9 12 14 16 18 1. Pengajuan topik/usulan geladikarya xx xx
2. Kolokium xx
3. Pengumpulan dan analisis data xx xx xx Xx Xx 4. Penyusunan draft laporan geladikarya xx Xx Xx
5. Seminar perusahaan Xx
6. Penyusunan laporan akhir Xx Xx
7. Sidang geladikarya Xx
4.2. Sumber dan Jenis Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah :
1. Data primer yaitu data atau informasi yang diperoleh dari pengamatan di lapangan,
penyebaran kuesioner dan hasil wawancara.
2. Data sekunder yaitu data atau informasi yang bersumber dari laporan-laporan kinerja
tahunan dan laporan keuangan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dan
data pendukung data lainnya diperoleh dari berbagai bidang yang mempunyai
relevansi dengan objek penelitian sebagai bahan untuk analisis produktivitas.
4.3. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian populasinya adalah seluruh Pegawai PT PLN (Persero)
dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok manajemen diperlakukan secara sensun dan
kelompok pelaksana diberlakukan secara sampel.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan berdasarkan data primer yaitu suatu tehnik pengumpulan
data yang dilakukan langsung di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, yang
diperoleh melalui hasil wawancara serta penyebaran kuisioner. Tehnik pengumpulan data ini
dilakukan dengan sensus atau sampling, melalui sejumlah pertanyaan yang disusun
sedemikian rupa sehingga dengan mudah memperoleh informasi yang relevan dengan
penelitian ini. Disamping itu metode pengumpulan data juga dilakukan berdasarkan data
sekunder yaitu melakukan pengamatan atas laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi
serta arsip-arsip yang berkaitan lainnya.
4.5. Metoda dan Analisis Data.
4.5.1 Metode Penelitian.
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu status kelompok manusia, objek, set
kondisi, sistim pemikiran atau suatu peristiwa pada masa sekarang. Sifat penelitian ini
bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistimatis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta,
dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
4.5.2 Analisis Trend Produktivitas dan Evaluasi Produktivitas
Hasil perhitungan produktivitas parsial dan total selanjutnya akan dimasukkan ke
dalam tabel. Analisis dilakukan dari dengan memperhatikan trend produktivitas total dan
masing-masing input. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap perubahan trend produktivitas parsial dan total tersebut. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mendapatkan gambaran sampai
sejauhmana program perbaikan harus dilakukan. Hasil evaluasi mencakup identifikasi dan
melakukan penilaian faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan produktivitas parsial dan
total di PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan. Dengan melakukan pentabulasian
data dan metode desktiptif melalui perhitungan bobot berdasarkan hasil dari pengumpulan
data baik melalui data primer maupun data sekunder., selanjutnya dapat diberikan pemecahan
atas masalah yang terjadi.
4.5.3 Perumusan Alternatif Tindakan Peningkatan Produktivitas.
Setelah dapat mendefinisikan kondisi dan masalah yang terjadi pada perubahan trend
produktivitas, selanjutnya dapat dilakukan perumusan alternatif tindakan yang dapat
dilakukan untuk perbaikan faktor input, sehingga peningkatan produktivitas produksi kWh listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dapat ditingkatkan pada masa yang
BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
.5.1. Sejarah Perusahaan.
PT. PLN (Persero) adalah merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh sahamnya dikuasai negara dengan bisnis utama bergerak dibidang pembangkit, transmisi, distribusi dan retail tenaga listrik dengan berorientasi kepada kepuasaan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham serta mengupayakan agar bisnis ketenaga listrikan dapat menjadi pendorong kegiatan perekonomian yang berwawasan lingkungan.
Pengalihan bentuk usaha dari Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi perusahaan perseroan terbatas (Persero) dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994. Tercantum dalam lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1994 nomor 34 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 1994. PT. PLN (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Sutjipto, SH dengan nomor.169 yang telah disahkan oleh menteri kehakiman No. Cd-11.519 HT.01.01 tahun 1994 dan di umumkan dalam tambahan berita negara No. 6731/94.
PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) no. 30.K/010/DIR/2001 dengan wilayah kerja meliputi Propinsi Sumatera Utara, Riau dan Daerah Istimewa Aceh, bertempat kedudukan di Medan. Kemudian Unit Bisnis ini berubah kembali menjadi PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT. PLN (Persero) Nomor 192.K/010/DIR/2003. Melalui keputusan tersebut organisasi PLN yang bergerak dalam bidang pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik di Sumatera dibuat menjadi 3 bagian, yaitu pembangkitan Sumbagut, pembangkitan Sumbagsel serta Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban
(P3B) Sumatera. PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang khusus bertugas mengelola bidang pembangkitan di wilayah Sumut, Riau dan NAD. Tujuannya agar pengelolaan bisnis pembangkitan lebih fokus dan efisien guna meningkatkan keandalan dan keamanan pasokan listrik bagi masyarakat di wilayah Sumatera bagian Utara.
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan merupakan salah satu dari 6 (enam) unit Sektor Pembangkitan di bawah PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, pada awalnya mempunyai organisasi Sektor Sibolga PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara, sesuai Surat Keputusan no 216.K/021/GMKITLURSU/2001 berkedudukan di Pandan - Sibolga. Kemudiaan dengan retrukturisasi organisasi pembangkitan di Sumatera, maka sesuai surat Keputusan Direksi no, 015.K/DIR/2005 organisasi ini berubah menjadi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dengan fungsi dan tugas pokoknya adalah merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi serta membuat laporan atas kegiatan operasi dan pemeliharaan pembangkitan di daerah kerjanya secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik untuk mencapai kinerja unit.
5.2. Visi dan Misi Perusahaan.
Adapun visi dan misi PT. PLN (persero) Pembangkitan Sektor Pembangkitan Pandan adalah sebagai berikut :
Visi : Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang tumbuh, berkembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Misi : 1. Menjalankan bisnis kelistrikan pembangkitan di Sumatera Bagian Utara yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
5.3. Kapasitas Terpasang dan Wilayah Kerja.
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan mempunyai daerah kerja yang tersebar di 10 (sepuluh ) kabupaten dengan rincian dan kapasitas daya terpasang sebagai berikut :
1. PLTA Renun terletak di Kabupaten Dairi , mempunyai daya terpasang 82 MW dengan daya mampu sebesar 82 MW. Terdiri dari 2 (dua) unit mesin pembangkit dimana unit 2 beroperasi pada bulan Desember 2005 sedangkan unit 1 beroperasi pada bulan Agustus 2006.
2. PLTA Sipansihaporas terletak di Kabupaten Tapanuli Tengah, mempunyai daya terpasang 50 MW . Terdiri dari 2 unit beroperasi secara Cascade dimana unit 1 daya terpasang 33 MW beroperasi tahun 2004 dan unit 2 daya terpasang 17 MW beroperasi tahun 2002.
3. PLTMH Aek Raisan 1 dan Aek Raisan 2 terletak di Kabupaten Tapanuli Utara dengan kapasitas daya terpasang 1,5 MW, terdiri dari 2 (dua) unit yang beroperasi tahun 1987.
4. PLTMH Kombih 1 dan Kombih 2 terletak di Kabupaten Fak-Fak Bharat dengan kapasitas daya terpasang 3 MW, terdiri dari 4 (empat) unit yang beroperasi tahun 1989.
5. PLTMH Aek Silang dan Aek Sibundong terletak di Kabupaten Humbahas dengan kapasitas daya terpasang 1,5 MW, terdiri dari 2 unit yang beroperasi tahun 1987 dan tahun 1988.
6. PLTMH Batang Gadis terletak di Kabupaten Madina, dengan daya terpasang 950 kW, terdiri dari 2 (dua) unit beroperasi tahun 1994.
7. PLTMH Tonduhan terletak di Kabupaten Simalungun, dengan daya terpasang 400 kW, terdiri dari 2 (dua) unit yang beroperasi tahun 1992.
8. PLTMH Boho ter;etak di Kabupaten Tobasa dengan kapasitas daya terpasang 200 kW, terdiri dari 1 (satu) unit yang beroperasi tahun 1992.
9. Pasca tsunami PLTD Gunung Sitoli mempunyai daya terpasang 12,2 MW dengan daya mampu sebesar 10 MW yang terdiri dari 13 unit mesin diesel. Beban Puncak sistem Isolated Nias sekarang ini sudah mencapai 10 MW. PLTD Gunung Sitoli terletak di pulau Nias tepatnya di kabupaten Nias Utara. Sedangkan PLTD Teluk Dalam terletak di kabupaten Nias Selatan dengan daya terpasang 3,4 MW dan daya mampu 2,7 MW, dimana sejak bulan Maret 2009, pengelolaannya telah diserahkan ke PT PLN (Persero) Cabang Khusus Nias.
5.4. Struktur Organisasi.
Susunan organisasi PT. PLN (Sektor) Pembangkitan Pandan adalah terdiri dari 1 (satu) orang Manajer Sektor yang bertanggung jawab langsung ke General Manajer di Kantor Induk PT, PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang berkedudukan di Medan. Manajer Sektor melaksanakan visi dan misi perusahaan sebagimanadisebutkan sebelumny dengan mengusahakan pembangkitan dan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai serta melakukan usaha sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat, memperhatikan kepuasan dan kepentingan stakeholder. Secara diagramatis struktur organisasi dari PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dapat dilihat pada Gambar-5.2.
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Manajer Sektor dibantu 3 (tiga) orang asisten manajer , 2 (dua) orang manajer pusat pembangkit yaitu:
1. Asisten Manajer Enjiring yang dibantu para tenaga fungsional dan ahli.
2. Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan yang dibantu oleh tenaga fungsional dan ahli serta para koordinator unit PLTMH.
3. Asisten Manajer Sumber Daya Manusia dan Keuangan yang dibantu oleh supervisor Sekretariat dan Umum, Kepegawaian dan Diklat, Anggaran dan Keuangan, Akutansi serta Logistik dan K3 & Keamanan.
4. Manajer Pusat Listrik Tenaga Air Lae Renun dan Sipansihaporas yang dibantu oleh Supervisor Operasi, Pemeliharaan Mesin & Alat Bantu, Pemeliharaan Listrik & Kontrol Instrumen, Pemeliharaan Konstruksi Sipil & Lingkungan, Administrasi & Keuangan.
5.5. Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung Jawab.
Tugas pokok Manajer Sektor adalah bertanggung jawab atas pencapaian produksi tenaga listrik secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik dengan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan pelanggan serta bertanggung jawab atas pengeleolaan dan pemeliharaan seluruh aset perusahaan yang menjadi tanggung jawab unitnya. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Manajer Sektor dibantu oleh :
A. Asisten Manajer Enjinering dengan tugas pokok yaitu : merencanakan dan mengevaluasi pengoperasian dan pemeliharaan sesuai dengan target kinerja dan kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, mengevaluasi pelaksanaan keselamatan ketenagalistrikan dan pengelolaan lingkungan di sekitar sektor pembangkitan, mengusulkan pengembangan tehnologi informasi serta pengelolaannya dan membina Sumber Daya Manusia di bagian Enjinering.
B. Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan dengan tugas pokok yaitu ; bertanggung jawab terhadap pengoperasian, pemeliharaan dan produksi sistim pembangkit serta keandalan tenaga listrik, menyususn rencana anggaran biaya operasi dan pemeliharaan pembangkit, mengelola persediaan dan pemakain bahan bakar dan pelumas, mengawasi pengelolaan limbah dan lingkungan hidup, serta membina SDM di bagian operasi dan pemeliharaan. C. Asisten Manajer SDM dan Keuangan dengan tugas pokok yaitu : bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan dan pembinaan kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga, pelaksanaan pembinaan dan administrasi Sumber Daya Manusia, pengelolaan sistim Manajemen Unjuk Kerja Pegawai, merencanakan pendidikan dan pelatihan pegawai, mengendalikan anggaran dan pendanaan serta analisis penyerapannya, analisis neraca/laporan laba-rugi, mengelola perbekalan dan pergudangan.
Sumb
er : PT
PLN
(Perse
ro)
Sektor
Pemb
angkit
an
Panda
[image:51.595.86.528.161.399.2]n.
Gambar-5.1: Wilayah kerja PT PLN (Persero)
Sektor Pembangkitan Pandan.
Pejabat struktural yang menduduki posisi supervisor dalam struktur organisasi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan mempunyai tugas pokok sebagai berikut ini :
1. Supervisor Sekretariat dan Umum dengan tugas pokok melaksanakan kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga kantor, pemeliharaan kenderaan dinas dan pengadaan fasilitas atau sarana kantor serta pemeliharaannya, mengelola dan pelaksanaan kehumasan. 2. Supervisor Kepegawaian dan Diklat dengan tugas pokok mengelola administrasi SDM dan
kesejahteraan/kesehatan pegawai serta pengelolaan emolumen pegawai termasuk membantu penyusunan anggaran biayanya, mengidentifikasi potensi pengembangan pegawai di unit, merencanakan kebutuhan diklat bagi pegawai untuk menunjang kinerja
perusahaan, merencanakan pelaksanaan sertifikasi kompetensi pegawai dan membuat laporan periodik.
3. Supervisor Anggaran dan Keuangan dengan tugas pokok mengelola dan mengendalikan kas serta pengelolaan administrasi perpajakan (memungut, menyetor dan melaporkan pajak-pajak), menganalisis arus kas, serta membuat laporan keuangan secara periodik.
4. Supervisor Akuntansi dengan tugas pokok melaksanakan akuntansi umum, akuntansi biaya dan persediaan serta ,membuat AT/PDP, mengelola akuntansi aktiva tetap serta menganalisis necara laba rugi, membuat laporan akuntansi secara periodik.
5. Supervisor Logistik dengan tugas pokok mengelola permintaan pengadaan barang, monitor rencana anggaran biaya dan harga pokok satuan yang telah disahkan oleh Manajer Sektor, memeriksa kontrak-kontrak pengadaan barang dan mengelola administrasi pergudangan. 6. Supervisor K3 dan Keamanan dengan tugas pokok melaksanakan pengamanan dan
ketertiban lingkungan, pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja kepada karyawan , Mitra maupun masyarakat.
AMA, Manajemen Resiko Manajer
Sektor
Asisten Manajer Asisten Manajer
Fungsional dan Fungsional dan
Tenaga Ahli Tenaga Ahli
Koordinator sub unit
PLTMH.
[image:53.595.344.497.72.510.2]Sumber : PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan.
Gambar-5.2: Struktur Organisasi PT.PLN (Persero)
Sektor Pembangkitan Pandan
Supervisor Sekreatriat &
Supervisor Kepeg & Diklat
Supervisor Anggaran & Keu
Supervisor Akuntansi
Supervisor Logistik Manajer
Pusat Listrik
Supervisor K3 dan Keamanan
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
.
6.1 Deskripsi Hasil Penelitian
6.1.1 Tabulasi Data.
Data yang dikumpulkan dari perusahaan PT PLN. (Persero) Sektor
Pembangkitan Pandan akan ditabulasikan berdasarkan data yang
merupakan faktor
output
dan faktor
input
perusahaaan. Berdasarkan
data yang dikumpulkan besarnya nilai yang berupakan nilai
output
adalah besarnya pendapatan dari hasil penjualan produksi kWh listrik
seperti Tabel 6.1.
Tabel 6. 1 . Nilai
Output
PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan
Pandan
Bulan - Tahun Penjualan Bulan - Tahun Penjualan 2009 kWh Listrik 2010 kWh Listrik
Jan-09 25.916 Jan-10 31.774
Feb-09 21.286 Feb-10 33.208
Mar-09 31.380 Mar-10 36.362
Apr-09 27.849 Apr-10 37.898
May-09 22.259 May-10 32.127
Jun-09 21.495 Jun-10 26.630
Jul-09 20.354 Jul-10 23.106
Aug-09 26.019 Aug-10 21.310
Sep-09 26.893 Sep-10 29.809
Oct-09 30.884 Oct-10 28.786
Nov-09 31.291 Nov-10 36.619
Dec-09 38.187 Dec-10 31.231
Sumber .
Laporan Keuangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan
Besarnya nilai yang merupakan faktor
input
secara parsial dalam
memproduksi kWh listrik PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan
[image:55.595.105.442.71.278.2]Pandan tersebut adalah seperti terlihat pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Nilai
Input
PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan
(Dalam Milyard Rupiah).