Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
TUGAS AKHIR
SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN
PERSERO PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA
Oleh:
ANDINI MIRANDA
062102138
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan kemudahan bagi penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan segala kritik yang sehat dan saran-saran
yang membangun dari pembaca sehingga dapat berguna bagi penulis untuk
dijadikan sebagai bahan masukan dimasa yang akan datang.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis banyak menerima bantuan,
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak sehingga melalui kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan
Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan penuh
perhatian memberikan bimbingan dan juga saran-saran bagi penulis untuk
kebaikan isi dari tugas akhir ini..
3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
i
4. Bapak Asber Sihole, S.E. selaku Deputi Manajer Akuntansi PT PLN
(PERSERO) Pembangkitan Sumatera bagian Utara serta seluruh staf dan
karyawan PT PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera bagian Utara yang
telah banyak membantu penulis dalam melakukan riset/survey dalam
memperoleh data untuk penulisan tugas akhir.
5. Teristimewa saya persembahkan buat Ayahanda & Ibunda tercinta, yang
selama ini telah memberikan kasih sayang, dorongan dan doa serta
pengorbanan yang tak pernah ada habisnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar.
Akhir kata, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis
berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca. Amin.
Medan, Juni 2009
Penulis
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Permasalahan ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Sistematika Penelitian ... 4
1. Jadwal Penelitian ... 4
2. Laporan Penelitian ... 5
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI ... 7
A. Sejarah Ringkas... 7
B. Struktur Organisasi & Personalia ... 8
C. Job Description ... 9
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
iii
E. Kinerja Usaha Terkini ... 15
F. Rencana Kegiatan ... 17
BAB III : TOPIK PENELITIAN ... 19
A. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap... 19
B. Faktor-Faktor Penyusun Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ... 20
C. Jenis-Jenis Aktiva Tetap ... 21
D. Dokumen dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ... 23
E. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ... 25
F. Jaringan Subsistem Akuntansi Aktiva Tetap... 26
BAB IV : PENUTUP ... 43
A. KESIMPULAN ... 43
B. SARAN ... 44
DAFTAR PUSTAKA
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh
aktiva tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan
peralatan/inventaris yang digunakan dalam mendukung kegiatan operasional
perusahaan yang tidak bertujuan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat
(umur ekonomis) lebih dari satu tahun. Berbagai cara yang ditempuh dalam hal
perolehan aktiva tetap antara lain dengan pembelian tunai, pembelian secara kredit
jangka panjang, pembelian dengan surat-surat berharga, pertukaran, diperoleh dari
hadiah atau sumbangan, dan dibangun sendiri. Aktiva tetap dicatat sebesar harga
perolehannya yaitu jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk
memperoleh aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap untuk digunakan.
Aktiva tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar.
Jika aktiva lancar dikendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian aktiva tetap
dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva tetap tersebut. Hal ini
disebabkan banyak pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva
tetap yang tidak bisa tidak harus dilakukan karena berupa committed costs, yang
dalam masa pengoperasian aktiva tetap jenis biaya tersebut tidak dapat
dikendalikan oleh manajemen melalui wewenang yang dimilikinya.Karena
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
9
akuntansi aktiva tetap menyediakan mekanisme otorisasi sejak saat perencanaan
sampai dengan saat pelaksanaan perolehan aktiva tetap.
Aktiva tetap menuntut pemanfaatan optimum selama taksiran umur
ekonomisnya. Perlu dibentuk satu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk
mengatur penggunaan, pemindahan, pemberian otorisasi penghentian pemakaian
aktiva tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan,
memindahkan, dan menghentikan pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva
tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi
tidak dapat segera dimanfaatkan oleh fungsi lain.
Mengingat pentingnya keberadaan aktiva tetap dalam kegiatan operasional
perusahaan, maka diperlukan sebuah sistem akuntansi aktiva tetap. Sistem
akuntansi aktiva tetap direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna
bagi pihak luar maupun dalam perusahaan. Sistem akuntansi aktiva tetap yang
disusun oleh perusahaan meliputi dokumen yang digunakan untuk merekam data
transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi penyusutan
aktiva tetap yang bersangkutan. Selain itu dibutuhkan pengawasan yang efektif
dalam hal perolehan, pencatatan, penggunaan metode penyusutan, dan pelaporan
dalam laporan keuangan yang sesuai dengan sistem akuntansi aktiva tetap yang
ditetapkan oleh perusahaan. Dalam menggunakan metode atau prosedur
penyusutan akuntansi aktiva tetap tersebut hendaknya perusahaan menerapkan
secara konsisten dari tahun ke tahun. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
keuangan suatu periode tertentu dengan periode sebelumnya, agar dapat
menggambarkan secara jelas sifat dan perkembangan perubahan yang dialami
perusahaan dari waktu ke waktu.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk menulis
tugas akhir dengan judul “SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT
PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA.”
B. Permasalahan
Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa aktiva tetap mempunyai
peranan yang penting dalam pelaksanaan operasional perusahaan, maka perlu di
bentuk sebuah sistem akuntansi aktiva tetap sehingga kegiatan perusahaan
berjalan secara optimal dan meningkatkan kapasitas produksi. Adapun hal pokok
yang menjadi permasalahan sehubungan dengan sistem akuntansi aktiva tetap
adalah “apakah sistem akuntansi aktiva tetap pada PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera bagian Utara telah memenuhi prinsip cepat, aman, dan
murah.”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin di capai peneliti adalah untuk mengetahui apakah
sistem akuntansi aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
3
2. Manfaat Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan peneliti pada PT PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera bagian Utara diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi
perusahaan, dan bagi peneliti lain.
a. Bagi peneliti yaitu sebagai bahan masukan apabila di kemudian hari dimintai
pendapat mengenai sistem akuntansi aktiva tetap pada PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera bagian Utara.
b. Bagi perusahaan yaitu sebagai bahan masukan untuk memperbaiki sistem
akuntansi aktiva tetap yang sudah berjalan selama ini.
c. Bagi peneliti lain yaitu sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan
penulisan yang berhubungan dengan sistem akuntansi aktiva tetap.
D. Sistematika Penelitian
1. Jadwal penelitian
Jadwal penelitian dilaksanakan setelah peneliti menyelesaikan magang di
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jadwal penelitian terdiri dari
berbagai kegiatan yang di mulai dari persiapan untuk melaksanakan penelitian,
pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk
penulisan tugas akhir, dan penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penelitian yang
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
4
2. Laporan Penelitian
Laporan penelitian ini terdiri dari empat bab yaitu Bab Pendahuluan, Profil
Perusahaan/Instansi, Topik Penelitian, dan Penutup.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada BAB I diuraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat
penelitian, sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan
penelitian.
No. Kegiatan Maret April Mei
A. Persiapan
1. Pelaksanaan studi ke perpustakaan
ekonomi untuk mencari judul tugas akhir. √ 2. Pengajuan judul tugas akhir kepada dosen
pembimbing. √
B. Pelaksanaan
3. Melakukan survei/riset ke perusahaan untuk mengambil data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir.
√
4. Pengolahan data perusahaan untuk
penyusunan tugas akhir. √
C. Pelaporan
5. Bimbingan untuk penulisan BAB I tugas akhir.
√
6. Bimbingan untuk penulisan BAB II tugas akhir.
√
7. Bimbingan untuk penulisan BAB III tugas akhir.
√
8. Bimbingan untuk penulisan BAB IV tugas akhir.
√
9. Bimbingan tahap akhir dalam penyusunan tugas akhir.
√
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
5
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI
Pada bab ini dijelaskan mengenai sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi
dan personalia, job description, jaringan usaha/kegiatan, kinerja usaha terkini, dan
rencana kegiatan dari PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara.
BAB III : TOPIK PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan judul
penelitian.
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan yang didasarkan pada pembahasan
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
6
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI
A. Sejarah Ringkas
PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT PLN (Persero) Nomor
193.K/010/DIR/2003. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT PLN
(Persero) Nomor 178.K/010/DIR/2004, tertanggal 24 Agustus 2004, dibentuklah
unit PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara yang khusus
bertugas mengelola bidang pembangkitan di wilayah Sumut, Riau, dan NAD.
Tujuannya agar pengelolaan bisnis pembangkitan lebih fokus dan efisien guna
meningkatkan keandalan dan keamanan pasokan listrik bagi masyarakat di
wilayah Sumbagut.
Keberadaan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara
sebenarnya berawal dari pelaksanaan reorganisasi di tubuh PLN Pembangkitan
dan Penyaluran Sumatera bagian Utara yaitu dengan adanya pemisahan fungsi
pembangkitan dan penyaluran di Sumatera sejalan dengan Surat Keputusan
Direksi No. 177.K/010/DIR/2004 tanggal 24 Agustus tentang Organisasi
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
PLN No. 179.K/010/DIR/2004, tanggal 24 Agustus 2004 tentang organisasi PT
PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban (P3B) Sumatera. Artinya
melalui keputusan tersebut, organisasi PLN yang bergerak dalam bidang
pembangkitan di Sumatera dibuat menjadi dua bagian, yaitu pembangkitan
Sumatera bagian Utara dan pembangkitan Sumatera bagian Selatan, di bidang
penyaluran tergabung dalam satu unit yaitu P3B Sumatera.
PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara memiliki bisnis
utama sebagai pengelola di bidang pembangkitan sistem kelistrikan Sumatera
Utara, NAD dan Riau. Untuk pembangkit yang bertenaga thermal, PT PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara memiliki aset mesin pembangkit
sebanyak 59 unit, dengan rincian PLTG/U Belawan 10 Unit, PLTG Paya Pasir 5
Unit, PLTG Glugur 2 unit, PLTD Titi Kuning 6 Unit, PLTD Lueng Bata 14 Unit,
PLTG Teluk Lembu 1 unit dan PLTD Teluk Dalam 6 unit serta PLTD Gunung
Sitoli 13 unit. Pembangkit yang bertenaga hidro (air) terdiri dari 13 PLMTH dan 3
PLTA. Mikro hidro memiliki kapasitas terpasang total sebesar 7,5 MW dengan
daya mampu 6 MW dan untuk tenaga air adalah PLTA Sipansipahoras, Tapanuli
Tengah, yang beroperasi akhir tahun 2004 dengan jumlah pasokan sebesar 50
MW, PLTA Lau Renun Dairi berkapasitas 82 MW yang beroperasi sejak akhir
2005 lalu, dan PLTA Koto Panjang Pekanbaru Riau berkapasitas 114 MW.
B. Struktur Organisasi & Personalia
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
organisasi harus dirancang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keadaan
perusahaan. Dengan demikian struktur organisasi yang baik akan dapat membagi
seluruh tugas, wewenang dan tanggung jawab antar unit-unit organisasi.
8
C. Job Description
Job description/uraian tugas menerangkan perincian dari tugas dan wewenang dari
setiap pegawai yang membangun struktur organisasi pada PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera bagian Utara.
1. General Manager
Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha, melalui optimalisasi seluruh sumber
daya secara efisien, efektif, dan sinergis serta menjamin produksi tenaga listrik,
peningkatan mutu dan keandalan serta pelayanan.
2. Bidang Perencanaan
Tugas pokok Manajer Perencanaan adalah bertanggung jawab atas
tersedianya perencanaan jangka panjang, perencanaan sumber daya, perencanaan
pengusahaan serta perencanaan investasi, analisa dan evaluasi pengembangan
pembangkit, pengelolaan kegiatan engineering, lingkungan hidup, perencanaan
energi primer, pengembangan dan penerapan sistem informasi, tersedianya data
dan pelaporan untuk kepentingan internal dan eksternal serta pengembangan
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
dann efisiensi perusahaan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Manajer
Perencanaan dibantu oleh beberapa deputi manajer.
a. Deputi Manajer Perencanaan Pembangkitan
Tugas pokok Deputi Manajer Perencanaan Pembangkitan adalah menyusun
rencana korporat perusahaan yang mencakup pengembangan dan penyediaan
tenaga listrik baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka
panjang, serta menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta
mengadakan kerja sama dengan pihak-pihak lain dalam hal pengembangan dan
penyediaan tenaga listrik.
b. Deputi Manajer Perencanaan Pengusahaan
Tugas pokok Deputi Manajer Perencanaan Pengusahaan adalah menyusun
rencana korporat perusahaan dalam bidang Pembangkitan jangka panjang,
penyusunan rencana Anggaran (RKAP) menganalisa dan mengevaluasi hasil
pencapaian kinerja pengusahaan.
3. Bidang Produksi
Tugas pokok Manajer Produksi adalah bertanggung jawab atas
perencanaan operasi dan pemeliharaan, pengadaan dan pengendalian bahan bakar
& inventory, pembinaan operasi dan pemeliharaan, manajemen asset
pembangkitan, keselamatan ketenagalistrikan, pencapaian target produksi listrik
dengan efisien serta mutu dan keandalan yang baik, serta kepastian jadwal dan
ketepatan waktu pemeliharaan asset pembangkit, pencapaian target penjualan
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
pelanggan. Dalam melaksanakan tugas pokok Manajer Produksi dibantu oleh
beberapa deputi manajer.
a. Deputi Manajer Thermal
Tugas pokok Deputi Manajer Thermal adalah merencanakan pola operasi dan
pemeliharaan pembangkitan PLTU, PLTGU, PLTG, dan PLTD termasuk
penyusunan anggaran biayanya, menganalisa hasil operasi pemeliharaan. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Thermal dibantu oleh staf
yang terdiri dari: supervisor PLTU, supervisor PLTG/PLTGU dan supervisor
PLTD.
b. Deputi Manajer Hidro
Tugas pokok Deputi Manajer Hidro adalah merencanakan pola operasi dan
pemeliharaan Pembangkitan Tenaga Air termasuk anggaran biayanya,
menganalisa hasil operasi dan pemeliharaan.
4. Bidang Keuangan
Tugas pokok Manajer Keuangan adalah bertanggung jawab atas
perencanaan anggaran operasi dan investasi tahunan serta pengelolaan anggaran,
pengelolaan keuangan, pengelolaan akuntansi, pengelolaan pajak dan asuransi,
transaksi energi, terselenggaranya pengelolaan pendanaan dan pengelolaan arus
kas secara akurat. Dalam melaksanakan tugas pokok Manajer Keuangan dibantu
oleh beberapa deputi manajer.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Tugas pokok Deputi Manajer Keuangan adalah mengelola dan mengendalikan
kas/bank serta mengelola asuransi dan pajak, menganalisa arus kas, dan laporan
keuangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut Deputi Manajer Keuangan dibantu
oleh staf yang terdiri dari: supervisor administrasi keuangan dan supervisor
asuransi dan pajak.
b. Deputi Manajer Anggaran
Tugas pokok Deputi Manajer Anggaran adalah merencanakan, menyusun,
mengelola dan mengendalikan angggaran perusahaan serta menganalisa hasil
penyerapan anggaran.
5. Bidang SDM & Administrasi
Tugas pokok Manajer SDM & Administrasi adalah bertanggung jawab
atas tersedianya Sumber Daya Manusia yang berkualitas serta mempunyai
kompetensi sesuai bidang tugasnya melalui penyelenggaraan rekrutmen,
penempatan, pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia secara
komprehensif dan terencana serta pengembangan organisasi sesuai kebutuhan
Unit Bisnis; pengelolaan kegiatan administrasi pegawai, termasuk
penyelenggaraan analisa jabatan dan evaluasi jabatan; kebijakan dalam
menghadapi masalah hukum yang timbul selama kegiatan perusahaan, kebijakan
dan strategi komunikasi, hubungan masyarakat, hubungan industrial dan
Community Development serta penyelenggaraan kesekretariatan dan rumah
tangga kantor. Dalam melaksanakan tugas pokok, Manajer SDM & Administrasi
dibantu oleh bebebrapa deputi manajer.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Tugas pokok Deputi Manajer Perencanaan Organisasi dan SDM adalah
merencanakan pengembangan organisasi, penyusunan analisa jabatan dan evaluasi
jabatan, penetapan formasi jabatan dan formasi tenaga kerja serta perencanaan
kebutuhan fasilitas kepegawaian termasuk penyusunan anggaran biayanya dan
merencanakan Diklat, melaksanakan rekrutmen, mengadakan konseling,
menganalisa pelaksanaan mutasi jabatan dan pengembangan karier. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Perencanaan Organisasi dan
SDM dibantu oleh staf yang terdiri dari Jabatan Fungsional, yang terdiri dari
supervisor pengembangan organisasi dan SDM dan supervisor diklat dan
kompetensi.
b. Deputi Manajer Administrasi SDM
Tugas pokok Deputi Manajer Administrasi SDM adalah pengelolaan system
administrast SDM, kesejahteraan pegawai, emolument pegawai termasuk
penyusunan anggaran biayanya, perhitungan pajak penghasilan pegawai. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut Deputi Manajer Administrasi SDM dibantu
oleh staf yang terdiri dari: supervisor kesejahteraan pegawai dan supervisor
administrasi SDM.
6. Bidang Audit Internal
Tugas pokok Kepala Audit Internal adalah menyelenggarakan pembinaan dan
penilaian sistem pengendalian manajemen, operasional maupun keuangan serta
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
melaksanakan tugas pokoknya Kepala Audit Internal dibantu oleh staf yang terdiri
dari Jabatan Fungsional.
7. Sektor Pembangkitan
Bertanggung jawab atas pencapian produksi tenaga listrik secara efisien dengan
mutu dan keandalan yang baik dengan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan
pelanggan serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemeliharaan seluruh
asset perusahaan yang menjadi tanggung jawab unitnya.
13
8. Proyek
Bertanggung jawab atas tersedianya rencana, serta pelaksanaan, evaluasi dan
laporan atas kegiatan operasional proyek pembangunan sarana tenaga listrik
sesuai rencana pengembangan sistem kelistrikan unit bisnis.
D. Jaringan Usaha/Kegiatan
PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara adalah unit usaha
PLN yang bergerak dalam kegiatan pembangkitan tenaga listrik dengan
menggunakan pembangkit jenis PLTA, PLTU, PLTD, PLTG, dan PLTGU yang
tersebar di tiga propinsi yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
ketenagalistrikan yang merupakan tugas PLN Pembangkitan Sumbagut, sebab
dari sinilah semua rangkaian tugas penyediaan tenaga listrik diawali. Sumber
energi listrik diproduksi dengan memanfaatkan berbagai energi primer seperti:
minyak, gas alam, air (atau kombinasi diantara berbagai energi primer tersebut)
ditransformasi menjadi energi mekanis yang selanjutnya menggerakkan generator
pembangkit listrik. Energi primer: gas alam, HSD/MFO dan air ditransformasikan
menjadi energi mekanis untuk memutar turbin generator. Dengan demikian
produktifitas pembangkit listrik di Sumatera Utara sangat tergantung dengan
ketersediaan pasokan energi primer tersebut.
14
E. Kinerja Usaha Terkini
Kinerja usaha terkini ditandai dengan meningkatnya jumlah asset yang
dimiliki PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara dilihat dari
perbandingan nilai pada Neraca tahun 2008 yaitu Rp 7.606.838.871.048 dan
Neraca tahun 2007 yaitu Rp 7. 079.237.297.867. Terjadi peningkatan jumlah
asset perusahaan senilai Rp 527.601.573.181. Sesuai dengan faksimile Direktur
Pembangkitan No. 006/150/DIRKIT/2004-Fax, tanggal 05 Februari 2004, perihal
Sertifikasi Pembangkitan berupa instruksi agar semua Pembangkit sudah
mendapatkan sertifikasi ISO 9001, ISO 14001 dan Sistem Manajemen
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Direktur Pembangkitan tersebut, PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut telah
menyelesaikan Sertifikasi ISO 9001:2000, ISO 14001:2004 dan SMK3.
1. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut
Kantor Induk ISO 9001:2000 Tanggal 24 Agustus 2006
2. Sektor Pembangkitan Belawan
- PLTU/GU Belawan ISO 9001:2000 Tanggal 16 September 2004
ISO 14001:2004 Tanggal 10 Nopember 2004
SMK3 Tanggal 10 Januari 2006
- PLTG Paya Pasir ISO 9001:2000 Tanggal 10 Oktober 2006
ISO 14001:2004 Tanggal 04 Oktober 2006
SMK3 Audit Sertifikasi
Tanggal 13-17 Nopember 2006
- PLTG Glugur ISO 9001:2000 Tanggal 10 Oktober 2006
ISO 14001:2004 Tanggal 04 Oktober 2006
- PLTG Paya Pasir ISO 9001:2000 Tanggal 10 Oktober 2006
ISO 14001:2004 Tanggal 04 Oktober 2006
SMK3 Audit Sertifikasi
Tanggal 13-17 Nopember 2006
- PLTD Titi Kuning ISO 9001:2000 Tanggal 10 Oktober 2006
ISO 14001:2004 Tanggal 04 Oktober 2006
3. Sektor Pembangkitan Lueng Bata
- PLTD Lueng Bata ISO 9001:2000 Tanggal 18 April 2005
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
SMK3 Audit Sertifikasi
Tanggal 27-29 Maret 2006
4. Sektor Pembangkitan Pekanbaru
- PLTA Koto Panjang ISO 9001:2000 Tanggal 16 Oktober 2006
ISO 14001:2004 Tanggal 26 Agustus 2005
SMK3 Tanggal 3 Januari 2006
- PLTD/G Teluk Lembu ISO 9001:2000 Tanggal 16 Oktober 2006
ISO 14001:2004 Tanggal 16 Oktober 2005
SMK3 Audit Sertifikasi
Tanggal 14-16 Maret 2006
5. Sektor Pembangkitan Pandan
PLTA Sipansihaporas & PLTMH ISO 9001:2000 Tanggal 05 Juli 2006
ISO 14001:2004 Tanggal 24 Maret 2005
SMK3 Tanggal 10 Januari 2006
Cabang usaha PLTA Sipansihaporas & PLTMH yang tersebar sebagai berikut:
- PLTMH Batang Gadis 1 & 2.
- PLTMH Tonduhan 1 & 2.
- PLTMH Aek Raisan 2.
- PLTMH Kombih 1.
- PLTMH Kombih 2.
- PLTMH Aek Silang.
- PLTMH Aek Sibundong.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Rencana kegiatan yang dilakukan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
bagian Utara yaitu seperti disebutkan berikut ini.
1. Pembangunan pembangkit listrik dengan energi terbarukan direncanakan
akan dibangun di sembilan kabupaten yaitu Humbang Hasundutan, Toba
Samosir, Simalungun, Dairi, Pakpak Barat, Padang Lawas, Labuhan Batu
(Rantau Prapat) dan Tapanuli Utara.
2. Selain membangun pembangkit dengan sumber energi dari energi terbarukan,
PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara juga membangun
beberapa pembangkit baru dari uap, gas dan air. Diharapkan melalui
rencana-rencana pembangunan pembangkit ini, maka krisis energi listrik atau defisit
90 MW bisa diatasi dan bahkan bisa memenuhi permintaan/kebutuhan
pelanggan lama dan baru yang terus meningkat.
3. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara merencanakan akan
membangun dari 113,3 MW pembangkit listrik di Sumatera Utara, sebanyak
26,7 MW dijadwalkan sudah terealisasi tahun 2009 dan sebanyak 10 MW lagi
pada 2010. Sisanya masih belum dipastikan karena masih dalam taraf
penandatanganan kerjasama, tetapi akan segera terealisasi melihat tingginya
minat investor berinvestasi di sektor pembangkit listrik.
4. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara memperkirakan total
kebutuhan dana untuk investasi instalasi ketenagalistrikan sampai tahun 2018
akan mencapai US$ 83,7 miliar. Kebutuhan dana tersebut terdiri dari instalasi
pembangkitan senilai US$ 56,9 miliar, transmisi US$ 14,4 miliar, dan
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
proyek listrik PLN. Kebutuhan daya tersebut tercantum dalam Rencana
Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2008-2018.
5. Target bauran energi pembangkit pada 2018 adalah batubara sebanyak 63%,
gas 17%, panas bumi 12%, air 6%, dan BBM 2%. Rincian batubara yang
dibutuhkan tahun 2018 adalah sebesar 107,1 juta ton, gas alam cair 73,9
miliar kaki kubik, gas alam 501,2 miliar kaki kubik, solar 1,55 juta kiloliter
dan minyak bakar 183.600 kiloliter.
6. Perkiraan kebutuhan subsidi listrik tahun 2009 per golongan tarif adalah
untuk golongan sosial Rp 2,7 triliun dan rumah tangga semua golongan (R1
450 VA-R3 6.600 VA ke atas) mencapai Rp 38,8 triliun. Adapun konsumen
bisnis sampai dengan 200 kVA ke atas Rp 8,305 triliun, industri sampai 30.00
kVA ke atas Rp 18,19 triliun, dan pemerintah Rp 2,87 triliun.
18
BAB III
TOPIK PENELITIAN
A. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap
Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Menurut
Mulyadi (2001) sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan
yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Sistem
akuntansi aktiva tetap dirancang untuk menangani transaksi yang bersangkutan
dengan aktiva tetap perusahaan.
Aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara
terdiri dari alat pembangkit, tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan
peralatan/inventaris yang digunakan dalam proses operasi perusahaan yang tidak
bertujuan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat (umur ekonomis) lebih dari
satu tahun. Menurut Donald E. Kieso (2002) aktiva tetap adalah kekayaan
perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu
tahun, diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional
perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang
dan merupakan subjek penyusutan. Karena kekayaan ini mempunyai wujud,
seringkali aktiva tetap disebut dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed
assets). Aktiva tetap meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non
depreciable) dan aktiva yang dapat disusutkan (depreciable), mencakup tanah/hak
atas tanah, bangunan, mesin serta peralatan lainnya ataupun sumber-sumber alam.
Menurut Sofyan Syafri (1999) aktiva tetap lazimnya dicatat sejumlah harga
perolehannya. Aktiva tetap dicantumkan di neraca dalam lajur assets (aktiva)
dengan judul land, building & equipment atau plant & equipment, fixed assets,
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
B. Faktor-Faktor Penyusun Sistem Akuntansi Aktiva Tetap
Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun oleh PT PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera bagian Utara diproses dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari
mesin pembukuan yang sederhana sampai dengan komputer. Menurut Zaki
Baridwan (1994) penyusunan sistem akuntansi aktiva tetap untuk suatu
perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang penting sebagai
berikut:
1. sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip cepat
yaitu bahwa sistem akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang
diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan dengan
kualitas yang sesuai,
2. sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip aman
yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga
keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta
milik perusahaan maka sistem akuntansi harus disusun dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan intern,
3. sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti
bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi harus dapat ditekan
sehingga relatif tidak mahal, dengan kata lain dipertimbangkan cost dan
benefit dalam menghasilkan suatu informasi.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Berdasarkan hasil riset (survey) yang telah dilakukan peneliti, PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera bagian Utara memiliki rincian aktiva tetap yang
digolongkan berdasarkan fungsi dan jenis seperti disebutkan di bawah ini.
1. Rincian aktiva tetap per fungsi meliputi fungsi pembangkitan, transmisi, dan
lainnya.
a. Pembangkitan:
1) PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air),
2) PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap),
3) PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel),
4) PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas),
5) PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas),
6) PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap).
b. Transmisi:
1) transmisi,
2) tele informasi data.
c. Lainnya:
1) tata usaha,
2) gudang & persediaan bahan,
3) bengkel,
4) laboratorium,
5) jasa-jasa teknik,
6) wisma dan rumah dinas,
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
8) pendidikan & latihan.
2. Rincian aktiva tetap per jenis meliputi bangunan, perlengkapan, saluran, dan
lainnya.
a. Bangunan:
1) bangunan dan kelengkapan halaman,
2) bangunan saluran air & perlengkapannya,
3) jalan sepur samping,
4) instalasi dan mesin,
5) reaktor nuklir,
6) gardu induk.
b. Perlengkapan:
1) perlengkapan penyaluran tenaga listrik,
2) perlengkapan lain-lain distribusi,
3) perlengkapan pengolahan data,
4) perlengkapan transmisi data,
5) perlengkapan telekomunikasi,
6) perlengkapan umum.
c. Saluran:
1) saluran udara tegangan tinggi,
2) kabel dibawah tanah,
3) jaringan distribusi,
4) gardu distribusi.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
1) kendaraan bermotor dan mobil,
2) material cadang,
3) tanah & hak atas tanah.
D. Dokumen dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap
Dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga
pokok aktiva tetap dan akumulasi penyusutan aktiva tetap pada PT PLN (Persero)
Pemabngkitan Sumatera bagian Utara yaitu surat permintaan otorisasi investasi,
bukti kas keluar, daftar akumulasi penyusutan aktiva tetap dan bukti memorial.
Menurut Mulyadi (2001) dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi aktiva
tetap seperti disebutkan di bawah ini.
1. Surat permintaan otorisasi investasi (expenditure authorization request atau
authorization for expenditure). Karena investasi aktiva tetap biasanya
meliputi jumlah rupiah yang relatif besar dan mencakup keterikatan dana
dalam jangka waktu yang relatif panjang, maka pengendalian aktiva tetap
dilakukan melalui perencanaan yang matang. Perencanaan pengeluaran
investasi dalam aktiva tetap dimulai dengan diajukannya usulan investasi
kepada manajemen puncak.
2. Surat permintaan reparasi (authorization for repair). Dokumen ini berfungsi
sebagai perintah dilakukannya reparasi yang merupakan pengeluaran modal.
3. Surat permintaan transfer aktiva tetap. Dokumen ini berfungsi sebagai
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
4. Surat permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap. Dokumen ini berfungsi
sebagai permintaan dan pemberian otorisasi penghentian pemakaian aktiva
tetap.
5. Surat perintah kerja (work order). Dokumen ini memiliki 2 fungsi: sebagai
perintah dilaksanakannya pekerjaan tertentu mengenai aktiva tetap dan
sebagai catatan yang di pakai untuk mengumpulkan biaya pembuatan aktiva
tetap.
6. Surat order pembelian. Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi pembelian yang
merupakan surat untuk memesan aktiva tetap kepada pemasok. Untuk
pembelian aktiva tetap yang melibatkan jumlah investasi yang besar
umumnya pemilihan pemasok dilakukan melalui proses tender terbuka.
7. Laporan penerimaan barang. Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi penerimaan
setelah fungsi ini melakukan pemeriksaan kuantitas, mutu, dan spesifikasi
aktiva tetap yang diterima dari pemasok.
8. Faktur dari pemasok. Dokumen ini merupakan tagihan dari pemasok untuk
aktiva tetap yang dibeli.
9. Bukti kas keluar. Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran kas yang
dibuat oleh fungsi akuntansi setelah dokumen surat permintaaan otorisasi
investasi, surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari
pemasok diterima dan diperiksa oleh fungsi tersebut.
10. Daftar akumulasi penyusutan aktiva tetap. Daftar ini berisis jumlah biaya
penyusutan aktiva tetap yang dibebankan dalam periode akuntansi tertentu.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
pencatatan biaya penyusutan yang dibebankan dalam periode akuntansi
tertentu.
11. Bukti memorial. Dokumen ini digunakan sebagai dokumen sumber untuk
pencatatan transaksi penyusutan aktiva tetap, harga pokok aktiva tetap yang
telah selesai dibangun, pemberhentian pemakaian aktiva tetap, dan
pengeluaran modal.
E. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap
Fungsi yang terkait dalam transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan
akumulasi penyusutan aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera bagian Utara seperti disebutkan di bawah ini.
1. Fungsi pemakai. Dalam sistem akuntansi aktiva tetap, fungsi pemakai
bertanggung jawab mengajukan usulan investasi aktiva tetap dan mengajukan
surat permintaan otorisasi investasi untuk merealisasikan perolehan aktiva
tetap seperti yang tercantum dalam anggaran investasi yang telah disetujui
oleh rapat umum pemegang saham. Unit organisasi pemakai aktiva tetap
berfungsi mengelola pemakaian aktiva tetap.
2. Fungsi riset dan pengembangan. Fungsi ini bertanggung jawab mengajukan
usulan investasi aktiva tetap yang dimanfaatkan bersama oleh lebih dari satu
fungsi. Di samping itu, fungsi ini betanggung jawab melakukan studi
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
3. Deputi Manajer yang bersangkutan. Pejabat ini berfungsi memberikan
persetujuan terhadap usulan investasi dan surat permintaan otorisasi reparasi
yang diajukan oleh unit organisasi yang ada dibawah wewenangnya.
4. General Manajer. Pejabat ini yang memberikan otorisasi terhadap semua
mutasi aktiva tetap. Otorisasi ini dicantumkan dalam formulir surat
permintaan otorisasi investasi dan surat permintaan otorisasi reparasi.
5. Fungsi pembelian. Fungsi ini bertanggung jawab memilih pemasok dan
menerbitkan surat order pembelian untuk pengadaan aktiva tetap.
6. Fungsi penerimaan. Fungsi ini bertanggung jawab melakukan pemeriksaan
terhadap aktiva tetap yang diterima dari pemasok. Hasil pemeriksaan
terhadap aktiva tetap tersebut dicantumkan dalam laporan penerimaan
barang.
7. Fungsi aktiva tetap. Fungsi ini bertanggung jawab atas pengelolaan aktiva
tetap perusahaan. Fungsi ini memiliki wewenang dalam penempatan,
pemindahan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap.
8. Fungsi akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab dalam pembuatan
dokumen sumber (bukti kas keluar dan bukti memorial) untuk pencatatan
mutasi aktiva tetap dan penyelenggaraan buku pembantu aktiva tetap. Di
samping itu, fungsi akuntansi bertanggung jawab atas penyelenggaraan
jurnal yang bersangkutan dengan aktiva tetap (register bukti kas keluar dan
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
F. Jaringan Subsistem Akuntansi Aktiva Tetap
Jaringan subsistem yang membentuk sistem akuntansi aktiva tetap yaitu:
1. Sistem pembelian aktiva tetap
a. Pembelian tunai
Transaksi pembelian aktiva tetap dimulai dengan permintaan otorisasi investasi
dari pemakai aktiva tetap yang diajukan kepada direksi. Direksi akan memberikan
otorisasi investasi berdasarkan tersedianya anggaran modal untuk pembelian
aktiva tetap yang diminta dan kondisi keuangan perusahaan. Jurnal pembelian
tunai aktiva tetap yaitu:
aktiva tetap xxx
bukti kas keluar yang akan dibayar xxx
b. Pembelian dengan kredit jangka panjang
Transaksi pembelian aktiva tetap yang dilakukan dengan kredit jangka panjang
dibayar dalam beberapa kali angsuran dan bertahap sesuai kesepakatan dengan
kreditur (bank) ditambah dengan pembayaran bunga. Aktiva tetap yang dibeli
dengan kredit jangka panjang dicatat dengan jurnal:
tanah xxx
kas xxx
utang kontrak xxx
Sistem ini dirancang untuk melaksanakan pencatatan harga pokok aktiva
tetap yang diperoleh dari transaksi pembelian. Karena harga pokok aktiva tetap
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
semua biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan aktiva tetap sampai dengan
dalam keadaan siap untuk dipakai, maka dokumen sumber yang dipakai dalam
prosedur ini adalah bukti kas keluar (yang dilampiri dengan surat permintaan
otorisasi investasi, surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur
dari pemasok) dan bukti memorial (yang dilampiri dengan surat perintah kerja).
2. Sistem perolehan aktiva tetap melalui pembangunan sendiri
Sistem ini dirancang untuk mencatat harga pokok aktiva tetap yang
diperoleh perusahaan dari pembangunan yang dilaksanakan sendiri oleh
perusahaan. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara memperoleh
aktiva tetap seperti jalan sepur samping, instalasi mesin, reaktor nuklir, saluran
udara tegangan tinggi, kabel dibawah tanah, dan jaringan distribusi dengan cara
membangun sendiri. Work order merupakan dokumen yang digunakan untuk
mengumpulkan biaya kontruksi. Jika suatu aktiva tetap yang dibangun sendiri
telah selesai, maka bukti memorial ( yang dilampiri dengan surat perintah kerja)
dipakai sebagai dokumen sumber untuk mencatat harga pokok aktiva tetap
tersebut kedalam kartu aktiva tetap dan jurnal umum.
PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara menetapkan
harga perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri (self-construction) meliput i
seluruh biaya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aktiva tersebut hingga
siap dipergunakan. Jika ternyata biaya pembangunan itu lebih rendah apabila
bangunan itu diborongkan maka perbedaan ini seolah-olah laba tidak boleh
dianggap sebagai laba. Jika ternyata biayanya lebih besar maka perlu
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
disebabkan hal-hal yang tidak efisien atau karena kelalaian maka harus dicatat
sebagai rugi. Jadi harga pokoknya dicatat sebesar berapa biaya yang
sesungguhnya dikeluarkan untuk pembangunan tersebut. Aktiva tetap yang
dibangun sendiri dicatat dengan jurnal:
aktiva tetap dan konstruksi xxx
persediaan bahan xxx
persediaan suku cadang xxx
gaji dan upah xxx
3. Sistem perolehan aktiva tetap secara pertukaran
Sistem ini dirancang untuk mencatat harga pokok aktiva tetap yang
diperoleh perusahaan dari pertukaran yang dilakukan oleh perusahaan. Aktiva
Tetap yang dimiliki oleh PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara
ada yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dinilai sebesar nilai wajar dari
aktiva yang diperoleh atau aktiva yang diserahkan berdasarkan data/bukti yang
tersedia. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara mencatat
perolehan aktiva tetap yang diperoleh dengan pertukaran didasarkan atas nilai
wajar aktiva yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang diterima, yang memiliki
bukti lebih jelas. Jadi, setiap keuntungan atau kerugian dari pertukaran segera
diakui. Dasar pemikiran untuk pengakuan segera ini adalah bahwa proses
pencarian laba yang berhubungan dengan aktiva ini telah selesai dan karena itu
suatu keuntungan atau kerugian harus diakui.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Sistem pengeluaran modal meliputi semua jumlah yang dikeluarkan untuk
mendapatkan aktiva tetap dan membuatnya siap digunakan. Biaya pengangkutan
dan pemasangan peralatan termasuk sebagai bagian dari total biaya aktiva tetap.
Sistem pengeluaran modal pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
bagian Utara meliputi hal-hal di bawah ini.
1. Tanah meliput i:
a. harga beli,
b. pajak penjualan,
c. biaya perijinan dari badan-badan pemerintah,
d. komisi pialang,
e. fee balik nama,
f. biaya survey,
g. tunggakan pajak real estate,
h. pembongkaran bangunan yang tidak diperlukan,
i. pengerataan,
j. pengaspalan jalan umum yang membatasi tanah.
2. Bangunan meliputi:
a. fee arsitek,
b. fee insinyur,
c. biaya asuransi selama konstruksi,
d. bunga atas uang yang dipinjam untuk membiayai konstruksi,
e. jalan setapak ke dan sekitar bangunan,
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
g. reparasi (pembelian bangunan bekas),
h. restorasi (pembelian bangunan bekas),
i. modifikasi sebelum digunakan,
j. ijin dari badan-badan pemerintah.
3. Pengembangan tanah meliputi:
a. pepohonan dan rerumputan,
b. pagar,
c. penerangan halaman,
d. pengaspalan area parkir.
4. Mesin dan peralatan meliputi:
a. pajak penjualan,
b. pengangkutan,
c. pemasangan,
d. reparasi pembelian (peralatan bekas),
e. penyesuaian pembelian (peralatan bekas),
f. asuransi pengangkutan,
g. perakitan,
h. modifikasi,
i. pengujian sebelum digunakan,
j. ijin dari badan-badan pemerintah.
Sistem ini dirancang untuk mencatat tambahan harga pokok aktiva tetap
dengan adanya pengeluaran modal. Setiap pengeluaran modal memerlukan
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Pelaksanaan surat permintaan otorisasi investasi dilakukan berdasarkan dokumen
surat perintah kerja pencatatan biaya yang terjadi untuk surat perintah kerja (work
order) dilakukan menurut nomor surat perintah kerja yang bersangkutan, sehingga
dapat dihitung besarnya pengeluaran modal untuk surat perintah kerja tertentu,
dan dapat dihitung tambahan harga pokok aktiva yang bersangkutan. Terdapat
empat jenis pengeluaran utama PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian
Utara yang berkaitan dengan aktiva tetap yaitu:
1. penambahan (additions) umumnya tidak menimbulkan masalah akuntansi
yang besar. Masalah paling sulit yang berkembang dalam bidang ini adalah
akuntansi untuk setiap perubahan yang berhubungan dengan struktur yang
ada akibat penambahan tersebut. Perlakuan akuntansi normal untuk
penambahan aktiva tetap yaitu dengan mengkapitalisasi biaya penambahan ke
akun aktiva,
2. perbaikan dan penggantian (improvements atau betterments) dan penggantian
(replacement) merupakan substitusi dari satu aktiva dengan aktiva lainnya.
Perbaikan dan penggantian timbul dari kebijakan umum untuk memodernisasi
atau merehabilitasi bangunan lama atau seperangkat peralatan. Perlakuan
akuntansi normal untuk perbaikan dan penggantian aktiva tetap yaitu apabila
nilai tercatat diketahui, maka dengan cara menghilangkan biaya dan
akumulasi penyusutan aktiva tetap yang lama dengan mengakui setiap
keuntungan atau kerugian dan apabila nilai tercatat tidak diketahui yaitu jika
umur manfaat aktiva tetap diperpanjang, maka di debet akumulasi penyusutan
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
produktivitas aktiva tetap ditingkatkan, maka di kapitalisasi biaya
perbaikan/penggantian ke akun aktiva,
3. penyusunan dan pemasangan kembali (rearrangement and reinstallation
costs) merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk memberikan manfaat di
periode masa depan, berbeda dengan penambahan, penggantian, dan
perbaikan. Perlakuan akuntansi normal untuk penyusunan dan pemasangan
kembali yaitu:
a. jika biaya pemasangan awal diketahui, perlakuan biaya penyusunan
kembali/pemasangan kembali sebagai penggantian (nilai tercatat
diketahui),
b. jika biaya pemasangan awal tidak diketahui dan biaya penyusunan
kembali/pemasangan kembali berjumlah material dan bermanfaat pada
periode masa depan, maka di kapitalisasi sebagai aktiva,
c. jika biaya pemasangan awal tidak diketahui dan biaya penyusunan
kembali/pemasangan kembali tidak material jumlahnya atau manfaat
periode masa depan diragukan, maka di bebankan biaya ketika terjadi.
4. reparasi biasa (ordinary repairs) adalah pengeluaran yang dilakukan untuk
mempertahankan aktiva tetap berada dalam kondisi siap operasi, biaya ini
dapat dibebankan ke akun beban selama periode terjadinya atas dasar bahwa
periode tersebut merupakan periode yang paling banyak menerima manfaat.
Penggantian komponen kecil, pelumasan, dan penyetelan peralatan,
pengecatan kembali, dan pembersihan adalah contoh dari beban pemeliharaan
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Perlakuan akuntansi normal yang ditetapkan PT PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera bagian Utara untuk reparasi (repairs) yaitu:
a. reparasi biasa: membebankan biaya reparasi ketika terjadi,
b. reparasi besar: jika layak, diperlakukan sebagai penambahan, perbaikan,
atau penggantian.
5. Sistem penghentian pemakaian aktiva tetap
Sistem ini dirancang untuk mencatat pengurangan harga pokok dan
akumulasi depresiasi aktiva tetap yang dihentikan pemakaiannya serta laba rugi
yang timbul sebagai akibat penghentian pemakaian aktiva tetap tersebut.
Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan penghentian pemakaian
aktiva tetap adalah bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung
berupa surat permintaan penghentian dan transfer aktiva tetap. Menurut Stice
Skousen (2004) aktiva tetap dapat dihentikan dengan dijual, ditukarkan, atau
dibiarkan begitu saja. Umumnya ketika aktiva dilepas, penyusutan atau amortisasi
yang belum dicatat untuk periode yang bersangkutan dicatat pada tanggal
pelepasan. Nilai buku pada saat penjualan dapat dihitung sebagai selisih antara
harga perolehan aktiva dan akumulasi penyusutannya. Jika harga pelepasan
melebihi nilai bukunya, maka keuntungan (gain) akan diakui. Jika harga
pelepasan kurang dari nilai bukunya, suatu kerugian (loss) dicatat. Sebagai bagian
dari pencatatan pelepasan, saldo pada akun aktiva dan akumulasi penyusutan
untuk aktiva dibatalkan.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Transaksi aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan oleh PLN lain
disebut non reciprocal transfer atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik.
Aktiva tetap dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang wajar dengan
mengkreditkan perkiraan modal yang berasal dari hadiah atau berdasarkan
penilaian yang dilakukan oleh pihak/perusahaan penilai yang independen
(appraisal company). Aktiva tetap yang diperoleh dengan menerima dari PLN lain
(hadiah) dengan jurnal:
bangunan saluran air dan perlengkapannya xxx
material cadang xxx
saham donasi (donated capital) xxx
Sistem ini dirancang untuk mencatat transfer aktiva tetap dari satu pusat
pertanggungjawaban yang lain. Karena biaya depresiasi, biaya reparasi dan
pemeliharaan harus dibebankan kepada pusat pertanggungjawaban yang
menggunakan aktiva tetap, semua perpindahan aktiva tetap harus segera diikuti
oleh fungsi akuntansi, agar fungsi ini dapat membebankan biaya-biaya tersebut
berdasarkan data lokasi aktiva tetap yang teliti. Dokumen untuk meminta otorisasi
transfer aktiva tetap dalam lingkungan intern perusahaan harus diotorisasi oleh
Bagian Aktiva Tetap. Surat permintaan transfer aktiva tetap dipakai sebagai dasar
pencatatan ke dalam kartu aktiva tetap.
7. Sistem pencatatan penyusutan (depreciation) aktiva tetap
Sistem ini dirancang untuk mencatat biaya depresiasi aktiva tetap.
Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan adalah bukti memorial.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
pencatatan penyusutan yang didasarkan pada faktor waktu dengan Garis Lurus
(Straight line method). Dalam Straight line method aktiva tetap dianggap sama
penggunaannya sepanjang waktu. Sehingga beban penyusutannya dihitung sama
rata. Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut:
D = Beban penyusutan (depreciation)
AC = Acquisition Cost
SV = Salvage Value (nilai residu)
LT = Life Time (umur teknis)
Jurnal untuk mencatat beban penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus
(straight line method):
beban penyusutan xxx
akumulasi penyusutan xxx
Alasan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara menggunakan
metode penyusutan garis lurus (straight line method) adalah:
a. kegunaan ekonomis dari suatu aktiva tetap akan menurun secara
proporsional setiap periode,
b. biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap,
c. kegunaan ekonomis berkurang karena terlewatnya waktu,
d. penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relatif tetap. LT
SV AC
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Menurut Warren, Reef dan Fees (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi biaya
penyusutan yaitu:
a. harga perolehan (acquisition cost) adalah faktor yang paling berpengaruh
terhadap perhitungan biaya penyusutan,
b. nilai residu (residual atau salvage value) merupakan taksiran nilai atau
potensi arus kas masuk apabila aktiva tetap tersebut dijual pada saat
penarikan/penghentian (retirement) aktiva tetap. Nilai residu tidak selalu
ada, ada kalanya suatu aktiva tetap tidak memiliki nilai residu karena
aktiva tetap tersebut tidak dijual pada masa penarikannya,
c. umur ekonomis aktiva tetap (economical life time) pada PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera bagian Utara sebagai berikut:
1) umur fisik yaitu umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva
tetap. Suatu aktiva tetap dikatakan masih memiliki umur fisik apabila
secara fisik aktiva tetap tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun
mungkin sudah menurun fungsinya),
2) umur fungsional yaitu umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva
tetap tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva tetap memiliki umur
fungsional apabila aktiva tetap tersebut masih memberikan kontribusi
bagi perusahaan.
8. Sistem Penyajian Aktiva Tetap di Neraca
Sistem penyajian aktiva tetap di Neraca pada PT PLN (Persero) Pembangkitan
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
a. aktiva tetap dinyatakan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan aktiva
tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Akan tetapi
apabila manfaat ekonomis suatu aktiva tetap tidak lagi sebesar nilai
bukunya, maka aktiva tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang
sepadan dengan nilai manfaat ekonomis yang tersisa. Penurunan nilai
kegunaan aktiva tetap tersebut dilaporkan sebagai kerugian. Nilai buku
aktiva tetap yang tidak dapat digunakan lagi harus dihapuskan sebagai
kerugian. Jika terdapat aktiva tetap yang tidak digunakan lagi dalam
jumlah yang material, aktiva ini harus disajikan sebagai aktiva lain-lain
berdasarkan nilai realisasinya,
b. setiap jenis aktiva tetap, seperti: tanah/hak atas tanah, bangunan dan lain
sebagainya, harus dinyatakan dalam neraca secara terpisah atau dirinci
pada catatan atas laporan keuangan. Bangunan yang masih dalam
penyelesaian, jika jumlahnya material dapat dinyatakan sebagai bagian
dari kelompok aktiva lain-lain, terpisah dari kelompok aktiva tetap atau
sebagai bagian dari kelompok aktiva tetap disertai dengan penjelasan
dalam catatan atas laporan keuangan. Akumulasi penyusutan aktiva tetap
harus dinyatakan sebagai pengurang atas masing-masing jenis aktiva tetap
yang bersangkutan,
c. dasar penilaian, metode penyusutan dan ikatan/penggunaan aktiva tetap
sebagai jaminan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Penarikan aktiva tetap (retirement) dimaksudkan sebagai upaya
menghapuskan aktiva tetap dari buku perusahaan. Penarikan aktiva bisa timbul
akibat penjualan, perombakan, dan lain-lain. Jika hal ini terjadi maka keadaan
yang perlu di jurnal adalah dengan mengoreksi buku jurnal biaya penyusutan dari
awal tahun buku berjalan sampai dengan tanggal terjadinya transaksi penarikan
dengan jurnal sebagai berikut:
biaya penyusutan xxx
akumulasi penyusutan xxx
Eliminasi dalam mencatat transaksi penarikan harus menghapus semua perkiraan
yang berhubungan dengan aktiva tetap yang ditarik melalui jurnal sebagai berikut
di debet:
a. aktiva tetap yang diterima dari transaksi penarikan misalnya mesin,
b. perkiraan akumulasi penyusutan,
c. perkiraan rugi akibat penarikan, jika nilai buku aktiva tetap yang ditarik
lebih besar dari nilai aktiva yang diterima. Perkiraan laba/rugi dicatat
sebagai pendapatan/biaya lain-lain (other income/expense) dalam
laporan laba rugi,
di kredit:
a. perkiraan aktiva tetap yang ditarik sebesar nilai costnya atau nilai
perolehan yang terakhir,
b. perkiraan laba dari pertukaran dicatat apabila jumlah nilai aktiva tetap
yang diterima lebih besar dari nilai buku aktiva yang ditarik.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Sistem ini dirancang untuk mencatat transaksi penilaian kembali aktiva
tetap. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan adalah bukti
memorial. Penilaian kembali (revaluation) aktiva tetap pada umumnya tidak
diperkenankan karena Prinsip Akuntansi Indonesia menganut penilaian aktiva
berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan
ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam melaksanakan
penilaian dipakai beberapa cara sebagai berikut:
a. pendekatan data pasar (market data approach), yaitu suatu metode
penilaian di mana perkiraan nilai pasar berdasarkan atas nilai yang
terjadi pada saat transaksi yang sejenis,
b. pendekatan biaya (cost approach), yaitu suatu metode penilaian di
mana nilai aktiva diperoleh dari biaya reproduksi baru dikurangi
penyusutan,
c. pendekatan pendapatan (income approach), yaitu suatu metode
penilaian di mana keuntungan bersih dianalisis guna mendapatkan
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Pertanyaan Mengenai Sistem Akuntansi Aktiva Tetap
Pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara
Nama Responden : Asber Sihole, S.E.
Bagian : Deputi Manajer Akuntansi.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Bacalah tiap pertanyaan di bawah ini, kemudian berilah tanda (√) pada salah satu
jawaban yang paling sesuai berikut ini.
No. Pertanyaan
Pilihan Jawaban
STS KS R S SS 1. Adapun dokumen yang digunakan dalam Sistem
Akuntansi Aktiva Tetap yaitu sebagai berikut ini.
a. Surat permintaan otorisasi investasi. b. Surat permintaan reparasi.
c. Surat permintaan transfer aktiva tetap.
d. Surat permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap.
e. Surat perintah kerja (work order). f. Surat order pembelian.
g. Laporan penerimaan barang. h. Faktur dari pemasok.
i. Bukti kas keluar.
j. Daftar akumulasi penyusutan aktiva tetap. k. Bukt i memorial.
√
2. Surat permintaan otorisasi investasi diisi oleh fungsi yang mengusulkan perolehan aktiva tetap dan di
otorisasi oleh Direktur Utama. √
3. Laporan penerimaan barang diterbitkan oleh fungsi penerimaan setelah fungsi ini melakukan pemeriksaan kuantitas, mutu, dan spesifikasi aktiva tetap yang diterima dari pemasok.
√
4. Bukti kas keluar di buat oleh fungsi akuntansi setelah dokumen surat permintaan otorisasi investasi, surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok diterima.
√
5. Bukti memorial digunakan sebagai dokumen untuk pencatatan transaksi depresiasi aktiva tetap, harga pokok aktiva tetap yang telah selesai di bangun, pemberhentian aktiva tetap, dan pengeluaran modal.
√
6. Fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap yaitu sebagai berikut ini.
a. Fungsi pemakai.
b. Fungsi riset dan pengembangan.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
c. Direktur yang bersangkutan. d. Direktur Utama.
e. Fungsi pembelian. f. Fungsi penerimaan. g. Fungsi aktiva tetap. h. Fungsi akuntansi.
7. Fungsi pemakai bertanggung jawab mengajukan usulan investasi dalam aktiva tetap dan mengajukan surat permintaan otorisasi investasi untuk merealisasikan perolehan aktiva tetap.
√
8. Direktur Utama memberikan otorisasi terhadap semua mutasi aktiva tetap.
√
9. Fungsi pembelian bertanggung jawab memilih pemasok dan menerbitkan surat order pembelian
untuk pengadaan aktiva tetap. √
10. Jaringan subsistem yang membentuk sistem akuntansi aktiva tetap yaitu sebagai berikut ini.
a. Sistem pembelian aktiva tetap.
b. Sistem perolehan aktiva tetap melalui pembangunan sendiri.
c. Sistem perolehan aktiva tetap secara pertukaran.
d. Sistem pengeluaran modal.
e. Sistem penghentian pemakaian aktiva tetap. f. Sistem transfer aktiva tetap.
g. Sistem pencatatan penyusutan (depreciation) aktiva tetap.
h. Sistem penyajian aktiva tetap di Neraca. i. Sistem penarikan aktiva tetap (retirement). j. Sistem revaluasi aktiva tetap.
√
11. Sistem pembelian aktiva tetap di rancang untuk melaksanakan pencatatan harga pokok aktiva tetap yang diperoleh dari transaksi pembelian.
√
12. Sistem pengeluaran modal dirancang untuk mencatat tambahan harga pokok aktiva tetap dengan adanya pengeluaran modal.
√
13. Sistem Akuntansi Aktiva Tetap menyediakan informasi akuntansi secara cepat.
√
14. Sistem Akuntansi Aktiva Tetap menyediakan informasi akuntansi secara aman.
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
15. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat sistem akuntansi dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal, dengan kata lain, dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan informasi akuntansi yang murah.
√
Total Skor Terendah = 15
Total Skor Tertinggi = 75
Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
R = Ragu-Ragu
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Kriteria Penilaian:
15 - 26 = Sangat Tidak Memenuhi Prinsip Cepat, Aman, dan Murah.
27 - 38 = Kurang Memenuhi Prinsip Cepat, Aman, dan Murah.
39 - 50 = Cukup Memenuhi Prinsip Cepat, Aman, dan Murah.
51 - 62 = Memenuhi Prinsip Cepat, Aman, dan Murah.
63 - 75 = Sangat Memenuhi Prinsip Cepat, Aman, dan Murah.
Hasil Perhitungan:
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
Kurang Memenuhi Prinsip Cepat, Aman, dan Murah = 1 x 2 = 2
Cukup Memenuhi Prinsip Cepat, Aman, dan Murah = 1 x 3 = 3
Memenuhi Prinsip Cepat, Aman, dan Murah = 5 x 4 = 20
Sangat Memenuhi Prinsip Cepat, Aman, dan Murah = 7 x 5 = 35
Total Skor = 61
Setelah peneliti menghitung dan menyimpulkan jawaban dari responden
perusahaan mengenai sistem akuntansi aktiva tetap pada PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera bagian Utara maka diperoleh skor 61 dari 15 item
pertanyaan yang berarti masuk dalam kriteria penilaian memenuhi prinsip cepat,
aman, dan murah. Hal ini berarti Sistem Akuntansi Aktiva Tetap pada PT PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara telah memenuhi prinsip cepat,
aman, dan murah.
45
BAB IV
Andini Miranda : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, 2009.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data dan hasil riset (survey) yang dilakukan pada PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera bagian Utara, maka peneliti menyimpulkan beberapa hal
sebagai berikut ini.
1. Sistem akuntansi aktiva tetap perusahaan telah memenuhi prinsip cepat,
aman, dan murah.
2. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi aktiva tetap pada PT PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara meliputi surat permintaan
otorisasi investasi, bukti kas keluar, daftar akumulasi penyusutan aktiva tetap,
dan bukt i memorial.
3. Perusahaan menetapkan fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi aktiva
tetap untuk mengetahui pihak mana saja yang mempunyai kepentingan
terhadap aktiva tetap perusahaan.
4. sistem pencatatan penyusutan (depreciation) aktiva tetap menggunakan
metode penyusutan garis lurus (straight line method) yang diterapkan
perusahaan pada aktiva tetap yang dimiliki sudah tepat, hal ini dapat dilihat
dari hubungan antara penurunan nilai aktiva tetap dengan penggunaan dan
waktu. Selain itu aktiva tetap tersebut baik dipergunakan maupun tidak
dipergunakan tetap disusutkan selama umur ekonomisnya.
45
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai