UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA
REALISTIK (PMR) PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 48
M E D A N T A H U N A J A R A N 2 0 1 4 / 2 0 1 5
Oleh :
Namora Zukhrufina Harahap NIM 4101111035
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya
yang memberikan kemampuan dan kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika
Siswa dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Swasta Muhammadiyah 48 Tahun Ajaran 2014/2015”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi, namun semua
itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan
rendah hati dan tulus penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak
Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan
waktu dalam membimbing serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, M.S, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, Bapak Drs. Togi, M.Pd,
sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat
bermanfaat mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd
sebagai dosen Pembimbing Akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai
di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di fakultas,
Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Dr. Zul Amry, M.Si,
selaku Ketua Program Studi Pendidikan matematika, Bapak Drs.Yasifati Hia, M.Si, sebagai
Sekretaris Jurusan Matematika beserta seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai
Jurusan Matematika yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Drs. Syukur, selaku Kepala Sekolah SMP Swasta Muhammadiyah 48 Medan,
Ibu Suryani Nazmi, S.Si selaku guru Matematika SMP Swasta Muhammadiyah 48 Medan serta
guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda Alm.Drs. Achiruddin
v
penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed, terkhusus juga kepada, adik Ilham
Akbar Hrp, adik Syahid Thahir Hrp, ujing Isnaini, maktobang Anum, uwak Dahler Hrp, uda
Dahron Hrp dan keluarga besar yang senantiasa membantu serta memberikan dukungan dan
semangat.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sahabat dan kepada teristimewa
dikala suka dan duka, Dara, Maisarah teman-teman di MAN 1, Fatma, Nely, Lolla, Linda,
Ika, Himma, Nisa, Nila Hrp, Rika Hrp teman-teman di Jurusan Matematika yang penuh
kesan, Wahyu (Masu), Sholeh (Joksus), Rizki (Parnab), Syani (Ngok), Randy (Cungkring),
Redy, Bor-Bor, bang Rudy Pane, kak Uni (Pece),adik Novi (Obeng), adik Rahmat (Pitong),
adik Putri (Celaikut), adik Bela (Muksin), adik Mifta (Salgay), adik-adik Angkatan
XXI-XXIII, teman-teman di UKM MarchingBand Unimed, dan sahabat-sahabat selama
perkuliahan terkhusus Matematika kelas Reguler B 2010 yang telah banyak membantu,
memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis dan kepada teman-teman
seperjuangan, teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Lima Puluh yang penuh kesan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah
ilmu pendidikan. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita
semua.
Medan, Maret 2015 Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 7
1.3 Batasan Masalah 8
1.4 Rumusan Masalah 8
1.5 Tujuan Penelitian 8
1.6 Manfaat Penelitian 9
1.7 Definisi Operasional 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teoritis 10
2.1.1 Hakikat Belajar Matematika dan Pembelajaran 10
2.1.1.1 Pengertian 10
2.1.1.2 Efektivitas Pembelajaran 13
2.1.2 Kreativitas dan Berpikir Kreatif 15
vii
2.1.2.2 Berpikir Kreatif 15
2.1.3 Berpikir Kreatif dalam Matematika 17
2.1.4 Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif 19
2.1.5 Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) 22
2.1.5.1 Pengertian Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) 22
2.1.5.2 Prinsip Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) 22
2.1.5.3 Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) 23
2.1.5.4 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) 25
2.1.5.5 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) 26
2.1.6 Teori Belajar yang Mendukung 28
2.1.7 Materi Pembelajaran Aritmatika Sosial 29
2.2 Kerangka Konseptual 35
2.3 Hipotesis Tindakan 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 37
3.1.1 Lokasi Penelitian 37
3.1.2 Waktu Penelitian 37
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 37
3.2.1 Subjek Penelitian 37
3.2.2 Objek Penelitian 37
3.3 Jenis Penelitian 37
3.4 Prosedur Penelitian 38
3.4.1 Prosedur Penelitian Siklus I 39
3.4.2 Prosedur Penelitian Siklus II 43
3.5 Alat Pengumpulan Data 43
viii
3.7 Indikator Keberhasilan 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 52
4.1.1 Deskripri Hasil Penelitian pada Siklus I 52
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 80
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 93
4.3 Penelitian yang Relevan 97
4.4 Temuan Penelitian 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 100
5.2 Saran 101
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Respon Siswa 50
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Observasi 51
Tabel 4.1 Analisis Data Hasil Tes Awal 52
Tabel 4.2 Data Kesalahan Siswa pada Tes Awal 53
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I 62
Tabel 4.4 Analisis Data Hasil TKBK I pada Siklus I 65
Tabel 4.5 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Lancar I 66
Tabel 4.6 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Luwes I 66
Tabel 4.7 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Elaborasi I 67
Tabel 4.8 Data Kesalahan Siswa pada TKBK I 68
Tabel 4.9 Deskripsi TKBK I 77
Tabel 4.10 Rekapitulasi HasilnObservasi kegiatan Guru Siklus II 84
Tabel 4.11 Analisis Data Hasil TKBK II pada Siklus II 86
Tabel 4.12 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Lancar II 87
Tabel 4.13 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Luwes II 88
Tabel 4.14 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Elaborasi II 89
Tabel 4.15 Deskripsi TKBK II 90
Tabel 4.16 Rekapitulasi Data Hasil Angket Respon Siswa 91
Tabel 4.17 Perbandingan Nilai TKBK Siswa pada Siklus I dan Siklus II 95
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Lembar Jawaban Siswa 5
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 37
Gambar 4.1 Diagram Hasil Penilaian Observasi Kegiatan Guru Siklus I 64
Gambar 4.2 Diagram Rata-Rata Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus I 67
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Klasikal Siklus I 77
Gambar 4.4 Diagram Hasil Penilaian Observasi Kegiatan Guru Siklus II 85
Gambar 4.5 Diagram Rata-Rata Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus II 88
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Klasikal Siklus II 89
xii
Lampiran 26 Lembar Validasi Tes Awal 184
Lampiran 27 Lembar Validasi TKBK I 190
Lampiran 28 Lembar Validasi TKBK II 196
Lampiran 29 Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I 202
Lampiran 30 Rekapitulasi Hasil Observasi kegiatan Guru Siklus II 204
Lampiran 31 Daftar Nama Siswa 206
Lampiarn 32 Analisis Data Hasil Tes Awal 207
Lampiran 33 Analisis Data Hasil TKBK I (Siklus I) 209
Lampiran 34 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif I 211
Lampiran 35 Analisis Data Hasil TKBK II (Siklus II) 213
Lampiran 36 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif II 215
Lampiran 37 Rekapitulasi Angket Respon Siswa 217
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau
memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan
yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya trampil dalam
suatu bidang tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang ditekuni. Hal
tersebut perlu dimanifestasikan dalam setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk
matematika.
Melalui upaya peningkatan pendidikan pada semua jenjang pendidikan, yang
memungkinkan manusia mengembangkan diri dalam keterampilan yang harus
dimiliki tersebut antara lain adalah kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan ini
sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dihadapkan
pada berbagai masalah yang harus dipecahkan dan mampu berpikir kreatif serta
menuntut pengetahuan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD
hingga SMA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan tentang
perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius (dalam Abdurrahman,
2
“Lima alasan belajar matematika karena matematika merupakan (1)
sarana berpikir yang jelas dan logis; (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari; (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman; (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesehatan terhadap perkembangan budaya”.
Masalah pendidikan adalah masalah yang selalu menarik untuk dibahas dan
dibicarakan baik dikalangan para pakar pendidikan,orang tua bahkan terhadap
pemerintahan. Salah satu yang menjadi masalah di bidang pendidikan saat ini adalah
rendahnya hasil belajar dan ketidaksukaan siswa terhadap matematika khususnya di
tingkat SMP sehingga matematika menjadi salah satu penyebab siswa tidak lulus
dalam Ujian Nasional. Hal ini diutarakan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Mohammad Nuh (http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/02/1003543
2/Banyak.Siswa.Tak.Lulus.Ujian.Matematika)
“Siswa yang mengikuti ujian nasional 2012 tingkat SMP dan sederajat yang tidak lulus terbanyak dalam mata pelajaran Matematika, kemudian diikuti Bahasa Inggris, IPA, dan Bahasa Indonesia. Hasil ujian nasional yang telah diketahui yaitu siswa SMP yang tidak lulus mencapai 15.945
siswa, yang terbanyak gagal dalam mata pelajaran Matematika”.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Dewanto (2012) bahwa :
“Matematika masih akan menjadi mata pelajaran penyebab ketidak lulusan siswa pada Ujian Nasional SMA, yang akan digelar bulan April mendatang, ketidak lulusan siswa terhadap mata pelajaran ini, menjadi alasan kenapa matematika dianggap sulit”.
Dari pernyataan di atas tampak kenyataan yang ada saat ini adalah sistem
pendidikan di Indonesia masih membutuhkan perbaikan. Sependapat dengan Sriyanto
3
Akibatnya pelajaran matematika tidak dipandang secara objektif lagi. Hal ini
senada dengan yang dikatakan Fauzan
(http://www.brainstorming.co.uk/tutorials/tutorialcontents.html.) mayoritas siswa
berpikir bahwa matematika pelajaran yang sulit disebabkan topik yang diajarkan guru
sangat jauh dari kehidupan sehari-hari. Sehingga rendahnya tingkat berpikir kreatif
siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Penyebab lain yang membuat
rendahnya hasil belajar matematika adalah karena intake yang dimiliki siswa
sebelumnya tidak memenuhi standar dan kondisi pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu
bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses
pembelajaran hingga saat ini masih memberikan dominasi guru dan tidak
memberikan akses bagai anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui
penemuan dalam proses berfikirnya.
Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata
pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tanggal 23 mei 2006 tentang standar isi) telah disebutkan bahwa mata pelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar
untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Mengembangkan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis maupun bekerja sama sudah lama menjadi
fokus dan perhatian pendidik matematika di kelas, karena hal itu berkaitan dengan
sifat dan karakteristik keilmuan matematika. Tetapi, fokus dan perhatian pada upaya
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam matematika jarang atau tidak
pernah dikembangkan. Munandar (dalam Trianto, 2011:167), memberikan alasan
4
Padahal kemampuan itu yang sangat diperlukan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Hal ini
di perkuat oleh Hudojo (2005:3) yang mengatakan bahwa:
“Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam mengahadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD bahkan sejak TK. Namun matematika yang ada pada hakekatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya dedukatif formal dan abstrak, harus diberikan kepada anak-anak sejak SD yang cara berpikirnya masih pada tahap operasi konkret”.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru di SMP Swasta
Muhammadiyah 48 Medan, beliau mengatakan bahwa “Model pembelajaran yang
digunakan masih model pembelajaran langsung guru menjelaskan materi pelajaran
dan setelah itu di berikan soal/ tugas. Dan dalam menjawab soal siswa hanya terfokus
pada contoh soal yang diberikan guru ataupun yang ada pada buku pegangan siswa
dan pola menjawab soalpun sama persis dengan yang diberikan oleh guru, jika soal
yang diberikan guru divariasikan atau berbeda dari contoh soal maka siswa kewalahan dalam menyelesaikannya”.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang menjadi acuan
sekarang antara lain menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru
hendaknya menerapkan berbagai pendekatan, strategi,metode dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif, penataan materi pembelajaran secara
benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik siswa. Pengajaran ini
dimulai dari hal-hal konkret dilanjutkan ke hal yang abstrak. Pengajaran di SMP,
terutama diarahkan agar siswa memiliki kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif serta memiliki sikap menghargai matematika dan
kegunaannya dalam kehidupan, harapan tersebut tidak sejalan dengan situasi dan
5
pembelajaran secara konvensional dimana siswa hanya menerima saja apa yang
disampaikan oleh guru, urutan penyajian bahan dimulai dari abstrak ke konkret, yang
bertentangan dengan perkembangan kognitif siswa dan kurang memanfaatkan
lingkungan siswa sebagai sumber belajar.
Hal di atas juga didukung dari tes awal yang diberikan peneliti saat observasi
sebanyak 3 soal untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematika siswa
pada materi aritmatika sosial di kelas VII. Berdasarkan hasil tes yang diberikan,
sekitar 13,8% yang mampu mencapai nilai KKM (nilai ≥ 65) dan 86,2% tidak
mencapai nilai KKM dan tidak mampu mencapai indikator yang telah ditentukan dari
aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif matematika siswa. Dapat dilihat dari salah
satu lembar jawaban siswa pada gambar berikut :
Gambar 1.1 Lembar Jawaban Siswa
Berdasarkan uraian di atas peneliti memaparkan bagaimana kemampuan
berpikir kreatif matematika siswa dapat ditingkatkan melalui pengajuan masalah
matematika yang kontekstual. Dengan pengambilan kesimpulan dari uraian yang ada
peneliti ingin mengaitkan proses pembelajaran matematika dengan masalah
kehidupan sehari-hari siswa dan sekitarnya. Sehingga siswa terbantu dalam
6
disempurnakan oleh konsep atau teori yang ada. Seperti yang dikatakan Sukmadinata
(2009:11) bahwa :
“Pengalaman merupakan isi sekaligus guru alamiah bagi anak. Anak tidak diajari, tetapi didorong untuk belajar. Guru menyediakan lingkungan belajar, memberikan kebebasan agar anak belajar dan berkembang sendiri, dan mewujudkan rasa ingin tahunya”.
Dari uraian diatas peneliti mencoba meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif matematika siswa dengan mengambil materi yang berhubungan langsung
dengan kehidupan sehari-hari salah satumya materi aritmatika sosial. Menyadari hal
tersebut, diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
mengatasi permasalahan, dapat disarankan dalam menerapkan pendekatan
matematika realistik (PMR). Menurut Masofa
(http://masofa.wordpress.com/2008/09/13/pendekatan-pembelajaran-matematika-realistik/.) mengatakan bahwa :
“Pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan
realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik dari pada yang lalu. Yang dimaksud dengan realita yaitu hal-hal yang nyata atau kongret yang dapat diamati atau dipahami peserta didik lewat membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yang dapat dipahami peserta didik. Lingkungan dalam hal ini disebut juga kehidupan sehari-hari”.
Masalah kontekstual atau masalah realistik adalah masalah yang nyata real,
disajikan guru pada awal proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga ide atau
pengetahuan matematikanya dapat muncul dari masalah kontekstual tersebut. Selama
proses memecahkan masalah realistik, para siswa akan mempelajari pemecahan
masalah dan bernalar, lalu selama proses diskusi para siswa akan belajar
berkomunikasi. Selanjutnya, hasil yang didapat selama proses pembelajarana akan
7
guru. Pada akhirnya, para siswa akan memiliki sikap menghargai matematika karena
dengan masalah realistik yang terkait dengan kehidupan nyata sehari-hari proses
pembelajaran matematika tidak menjadi sering dan tidak langsung ke bentuk abstrak
sehingga siswa termotivasi untuk belajar matematika dan mampu mengembangkan
ide dan gagasan mereka dalam menyelesaikan permasalahan dalam matematika.
Dengan menggunakan pendekatan matematika realistik yang pembelajarannya
bertitik tolak dari masalah realistik diharapkan siswa akan mampu membangun
pemahamannya sendiri dan membuat pembelajaran akan lebih bermakna sehingga
pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam yang akan bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dalam menyelesaikan
masalah yang kontekstual.
Berdasarkan keterangan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pendekatan realistik dalam pelajaran matematika dengan judul : Upaya
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Swasta Muhammadiyah 48 Medan T.A. 2014/2015.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Intake siswa yang rendah. Dalam hal ini input atau masukan siswa rendah,
sebagian besar siswa tidak mampu memenuhi stadar intake yang ditetapkan.
2. Siswa kurang mampu membangun pemahaman matematika sendiri.
3. Siswa kurang mampu mengembangkan konsep dalam memecahkan masalah
matematika. Sehingga siswa lebih fokus dalam menghafal rumus dan konsep
yang ada.
4. Rendahnya tingkat berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah
8
5. Prestai belajar matematika siswa yang masih rendah.
1.3 Batasan Masalah
Melihat luasnya cankupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan
waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa perlu
memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian
ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Masalah yang akan dikaji
dalam peneliti ini terbatas pada meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam memecahkan masalah yang akan diteliti di kelas VII SMP Swasta
Muhammadiyah 48 Medan dengan menggunakan pendekatan matematika realistik
sehingga hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan
aritmatika sosial dapat ditingkatkan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pendekatan
matematika realistik pada pokok bahasan aritmatika sosial?
2. Bagaimana efektivitas pendekatan matematika realistik terhadap kemampuan
berpikir kreatif siswa pada pokok bahasan aritmatika sosial?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi penelitian ini adalah :
1. Untuk meningkatkan dan mengetahui bagaimana peningkatkan kemampuan
berpikir kreatif matematika siswa dengan pendekatan matematika realistik
pada pokok bahasan aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta
9
2. Mendeskripsikan keefektifan pendekatan matematika realisrik pada
pembelajaran matematika pokok bahasan aritmatika sosial di kelas VII SMP
Swasta Muhammadiyah 48 Medan T.A 2014/2015 terhadap kemampuan
berpikir kreatif matematika.
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti yaitu:
1. Sebagai sumber informasi bagi sekolah tentang kecenderungan kendala
belajar siswa sehingga dapat dirancang suatu pendekatan guna meningkatkan
mutu pendidikan.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru maupun calon guru agar dapat menerapkan
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam memecahkan masalah.
3. Siswa menemukan makna di dalam pembelajaran matematika dan makna itu
memberi mereka alasan untuk belajar lebih kreatif, berpikir kritis, dan
mencapai prestasi belajar matematika yang lebih baik.
4. Siswa mampu memecahkan masalah yang sulit sekalipun tanpa menghafal
konsep atau teori dengan mengembangkan konsep yang ada dan mengkaitkan
dengan kehidupan sehari-hari.
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap beberapa variabel yang
digunakan dalam penelitian ini sehinga tidak terjadi perbedaan penafsiran maka akan
dijelaskan pengertian dari variabel-variabel tersebut.
1. Pendekatan adalah cara mengenal dan memahami sesuatu pengajaran ataupun kejadian serta permasalah yang terjadi dalam pengajaran yang dapat
melahirkan suatu pola atau sikap tingkah laku.
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pelaksanaan penelitian, kesimpulan yang dapat ditarik
dari penelitian ini adalah :
1. Dari nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 64,63 (sedang) dan pada siklus
II sebesar 69,54 (sedang), maka peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I
ke siklus II adalah 5,18.
2. Keefektifan PMR pada pembelajaran matematika dapat disimpulkan dari :
a) Ketercapaian peningkatan PKK (Persentase Ketuntasan Klasikal) pada
siklus I sebesar 51,72% (15 orang siswa) dan pada siklus II meningkat
39,93% (11 orang siswa) menjadi 89,65% (26 orang siswa),
b) Ketercapaian peningkatan hasil observasi kegiatan guru dalam mengelola
pembelajaran dengan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 67,61 berada
dikategori cukup dan pada siklus II meningkat 10,23 menjadi 77,84 berada
dikategori baik.
c) Respon siswa adalah positif pada pembelajaran matematika dengan
menerapkan PMR salah satunya pada materi Aritmatika Sosial.
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa PMR (Pendekatan Matematika
Realistik) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Swasta
Muhammadiyah 48 Medan disarankan memperhatikan kreativitas (Kemampuan
101
proses belajar mengajar. Untuk itu disarankan hendaknya guru matematika dapat
menerapkan PMR (Pendekatan Matematika Realistik) sebagai salah satu
pendekatan yang relevan dan inovatif.
2. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan
pertimbangan untuk menerapkan PMR (Pendekatan Matematika Realistik) pada
materi Aritmatika Sosial ataupun materi yang lain dan dapat dikembangkan untuk
102
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta
Aqib, Z. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(inovatif). Bandung: CV.Yrama Widya
Arikunto, S. dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Dewanto. 2012. http://www.pikiran-rakyat-Agustus-2012.com/. Sony Sugema
Collage, [diakses 08 januari 2014]
Djamarah, S. B. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Evans, James R. 1991. Creative Thinking in the Decision and Management Sciences.
Cincinnati: South-Western Publishing Co.
Fauzan, A. 2002. Applying Realistic Mathematis Education (RME) in Teaching
Geometry in Indonesian Primary Schools. Thesis, Universitas of Twente
Freundenthal, H. 1991. Revisiting Mathematics Education. Dordrecht: Reidel
Publising
Trianto. 2011. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Gravemeijer, K. 1994. Developing Realistic Mathematics Education. Utercht:
Freundenthal Institute
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia
Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Malang: Penerbit Universitas Malang
Infinite innovation. Ltd. 2001. Creativity and Creative Thinking.
http://www.brainstorming.co.uk/tutorials/tutorialcontents.html. [diakses 11
Januari 2014]
Laungrehr, J. 2006. Thinking Skills (terjemahan Emilia Sekti Ariyanti). Jakarta: PT.
103
Massofa. 2013.
http://massofa.wordpress.com/2008/09/13/pendekatan-pembelajaran-matematika-realistik/. [diakses 11 Januari 2014]
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta
Munandar, Utami. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah
(Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua). Jakarta: PT Gramedia
Nisbah, F. 2013.
http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/05/pengertian-pendekatan-matematika.html. [diakses 11 Januari 2014]
Pehkonen, E. 1997. The State-of-Art in Mathematical Creativity.
http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM Volum 29 (June
1997) Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X. [diakses 11 Januari
2014]
Peraturan Menteri Pendidikandan Kebudayaan RI No. 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei
2006 tentang Standar Isi
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 81 A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ruggiero, VR. 1998. The Art of Thinking. A Guide to Critical and Creative Thought.
New York: Longman, An Imprint of Addison Wesley Longman, Inc.
104
Siswono, Tatag YE. 2003. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.
Surabaya: FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
http://suaraguru.wordpress.com/2009/02/23/meningkatkan-kemampuan-berpikir-kreatif-siswa/. [diakses 11 Januari 2014]
Soedjadi, R. 2001. Nilai-Nilai Dalam Pendidikan Matematika dan Upaya Pembinaan
Pribadi Anak Didik. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Sriyanto. 2012. http://www.pikiran-rakyat-Agustus-2012.com. [diakses 11 Januari
2014]
Sudjana. 2009. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sukmadinata, N. 2009. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Erlangga
Suwarsono. 2001.
http://jonerwin6.blogspot.com/2012/04/pengembangan-perangkat-pembelajaran.html. [diakses 11 Januari 2014]
Tim Dosen FMIPA. 2012. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan: FMIPA UNIMED
Tim MKPBM. 2011. http://veynisaicha.blogspot.com/2011/07/
pengertian-pembelajaran-matematika.html. [diakses 22 Maret 2014]
Torrance, E.P. 1969. Creativity What Reseach Say to The Teacher. Washington DC:
National Education Association
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Penerbit
Kencana
Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka
Wijaya, A. 2012. Model Pembelajaran Matematika Realistik. Bandung: CV. Yrama
Widya
[Diakses 11 Januari 2014]
http://jonerwin6.blogspot.com/2012/04/pengembangan-perangkat-pembelajaran.html
[Diakses 11 Januari 2014]
http://raytkj.blogspot.com/2012/05/cara-meningkatkan-kreativitas-berpikir.html
ii
RIWAYAT HIDUP
Namora Zukhrufina Harahap dilahirkan di Medan, pada tanggal 01 April 1992. Ayah
bernama Alm. Drs. Achiruddin Harahap dan Ibu bernama Intan Jamilah Lubis, serta
merupakan anak pertama dari 3 bersaudara yang terdiri dari 1 anak perempuan dan 2 anak
laki-laki. Pada tahun 1997, penulis masuk TK Al-Marwa dan lulus pada tahun 1998. Pada
tahun 1998, penulis melajutkan sekolah di SDN di Tangguk Bongkar X dan pindah saat naik
kelas II SD ke SDN 064978 di Manunggal Medan dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun
2004, melanjutkan sekolah di SMP Swasta Islam An-Nizam dan lulus pada tahun 2007. Pada
tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan dan
lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Universitas Negeri Medan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Matematika.
Kegiatan yang diikuti penulis selama perkuliahan adalah anggota dari organisasi HMI
(Himpunan Mahasiswa Islam) pada tahun 2010, anggota sekaligus pengurus HMJ (Himpunan
Mahasiswa Jurusan) Matematika pada tahun 2011, dan anggota sekaligus pengurus di Unit