1
TUGAS AKHIR
SISTEM PENGAWASAN INTERN GAJI DAN UPAH PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT
Oleh :
IKHWAN ARIEF 122102199
PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
NAMA : IKHWAN ARIEF
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NIM : 122102199
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERN GAJI DAN
UPAH PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT
Tanggal: 2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
NIP. 19760705 200212 1 002 Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak
Tanggal: 2015 Ketua Program Diploma III Akuntansi
NIP. 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA
Tanggal: 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
NIP. 19560407 198002 1 001
3 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : IKHWAN ARIEF
NIM : 122102199
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERN GAJI DAN
UPAH PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT
Medan, Juli 2015
IKHWAN ARIEF
4
Lembar Persembahan
“Pelajarilah olehmu akan ilmu sebab mempelajari ilmu akan bertambah taqwa kepada Allah, memantaunya merupakan ibadah mengulanginya merupakan tasbih membahasnya merupakan jihat mengajarkannya pada orang yang belum tahu merupakan sedekah dan mengembalikan kepada ahlinya merupakan pendekatan diri kepada Allah”
(HR. Ibnu Abdul)
“Semua binasa kecuali orang yang berilmu
Semua yang berilmu binasa kecuali orang yang beriman
Semua orang yang beriman akan binasa kecuali orang yang ikhlas.” (ImamGhozhali)
Serasa tiada berarti hidup tanpa tekad yang suci untuk membahagiakanmu
Terima kasih Abi dan Umiku
Terima kasih ini sebagai sembah bakti dan pengabdianku
Untuk Abi dan Umi tercinta
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT
Kupersembahkan tugas akhir ini untuk orang-orang yang kucintai Abi : Amat Mukhtas
Umi : M. Annisa
5
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT Karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir
ini. Salawat beserta salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga
dengan risalah yang dibawanya penulis memperoleh pedoman dalam kehidupan
ini. Skripsi Minor ini yang berjudul SISTEM PENGAWASAN INTERN GAJI
DAN UPAH PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT.
Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
program Diploma III jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini
masih banyak mempunyai kelemahan dan kekurangan dalam merangkum isi
laporan disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karenanya
penulis dengan rendah hati dan lapang dada akan menerima segala kritikan dan
saran yang membangun dan memotivasi menuju perbaikan tugas akhir ini.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis merasa berbesar hati atas segala
bantuan dan bimbingan dan juga perhatian dalam menyelesaikan tugas akhir ini
dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak, CA selaku dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
6
Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing penulis
yang banyak meluangkan waktu dan penuh pengertian memberikan
petunjuk dan bimbingan yang baik dalam menyelesaikan tugas akhir ini
4. Seluruh staff pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Edi Sarjono selaku Kasi Minku Perum Bulog Divre Sumut yang
telah bersedia menerima penulis untuk mengadakan penelitian di
perusahaan tersebut dan telah banyak membantu dan memberikan
semangat sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan
6. Abi dan umi selaku orang tua serta orang terdekat penulis yang telah
melahirkan, merawat dan mendidik penulis sehingga dapat melangkah
sejauh ini dan memberikan semangat beserta do’a yang tiada henti,”Dad
and Mom, you’re My Everything”
7. My bro and sista terima kasih atas motivasi dan jadi teman sharing dalam
memberikan edukasi beserta pengalaman kalian di masa perkuliahan
8. Sahabat SMA, Jupe, John, Fadli, kalian ingat kita tidak terkalahkan jika
bersatu, baik dalam pelajaran maupun olahraga ”kata guru-guru”, dan aku
pengen kita main futsal bareng lagi!
9. Herry dan Doly, terima kasih karena telah mau jadi kawan satu rumah dan
memberikan arti pahit dan manisnya menjadi anak kost “kalian luar
biasaaa”
10. Anak-anak Kuwon selaku kawan main dam batu
7
penulis lupa akan usia, dan buat The Fakkaw hahah..kalian keren dan
kalian kawan paling gila dan aneh yang pernah ada, kapan kita jalan-jalan
lagi guys? Because, we’re the Crazy Traveller’s
Sangat istimewa pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan
terima kasih dan rasa hormat yang settinggi-tingginya atas segala jerih
payah dan restu dari kedua orang tua yang sangat penulis sayangi dan
hormati buat abi dan umi.
Dengan bantuan dan dukungan yang telah penulis peroleh akhirnya
semoga amal baik dari pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tugas akhir ini, dibalas kebaikannya dengan berlipat ganda
oleh Allah SWT. Dan mudah-mudahan isi laporan ini dapat menambah
khasanah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi mereka yang
menggunakannya.
Medan, Juli 2015
8 DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Rencana Penulisan ... 4
1. Jadwal Survey/Observasi ... 4
2. Rencana Isi ... 4
BAB II : PERUM BULOG DIVRE SUMUT ... 7
A. Sejarah Ringkas ... 7
B. Struktur Organisasi ... 16
C. Job Description ... 18
D. Jaringan Usaha ... 25
E. Kinerja Usaha Terkini ... 26
F. Rencana Usaha ... 27
9
A. Pengertian Gaji dan Upah ... 29
B. Unsur-Unsur Gaji dan Upah ... 30
C. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah ... 34
D. Pengawasan Intern Gaji dan Upah ... 35
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 48
A. Kesimpulan ... 48
B. Saran ... 49
10
DAFTAR TABEL
1. 1 Jadwal Survey/Observas dan Penyusunan Tugas Akhir ... 4
2. 1 Kondisi Personil Perum Bulog ... 16
11
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
12 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan mempunyai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
dalam kegiatan operasionalnya. Secara umum setiap perusahaan baik yang
bergerak dibidang jasa, dagang maupun industri mempunyai tujuan untuk
memepertahankan kelangsungan hidup perusahaan, perkembangan
perusahaan, dan juga untuk memperoleh laba secara maksimal. Tujuan-tujuan
tersebut dapat dicapai secara maksimal melalui pengawasan internal.
Masalah pengawasan internal gaji dan upah sangatlah penting yaitu
untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyelewengan terhadap gaji dan
upah yang dapat merugikan perusahaan. Banyak sekali hal-hal yang berkaitan
dengan gaji dan upah di suatu perusahaan. Penggajian dan pemberian upah
yang baik dalam suatu perusahaan diharapkan mampu meningkatkan
efektifitas dan semangat kerja karyawannya serta mengurangi hal-hal yang
tidak diinginkan seperti karyawan atau pekerja melakukan penyelewengan
gaji, menuntut kenaikan gaji dan lain-lain. Namun pada kenyataannya masih
banyak perusahaan yang tidak memberikan gaji dan upah yang layak bagi
para pekerja ataupun karyawannya. Mereka masih memberikan gaji dibawah
Upah Minimum Regional (UMR) yang ditetapkan oleh pemerintah dan
membuat para karyawannya melakukan demonstrasi untuk meminta kenaikan
gaji dan upah mereka. Perusahaan yang seperti ini seharusnya diberikan
13
ditetapkan. Namun dalam perusahaan yang dinaungi oleh BUMN seperti ini
jarang sekali dijumpai.
Mengingat masalah gaji dan upah merupakan masalah yang sensitive,
maka untuk mengatasi masalah-masalah tersebut perusahaan perlu
mengembangkan suatu pengawasan gaji dan upah agar sistem penggajian
tersebut masuk akal dan dapat dipertahankan. Dalam pengawasan intern gaji
dan upah ini diupayakan terjadinya hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan tenaga kerja. Perusahaan berusaha merangsang motivasi
kerja melalui pemberian gaji, tunjangan-tunjangan, insentif, bonus dan
lain-lain. Sehingga dengan demikian diharapkan tenaga kerja yang akan semakin
produktif, kemudian dengan adanya sistem pengawasan intern yang tegas dan
objektif akan menciptakan iklim perusahaan yang mendorong karyawan
untuk semakin produktif dan bertindak jujur.
Operasional suatu perusahaan baru dapat berjalan apabila ada tenaga
kerja. Oleh karena itu seorang pemimpin yang bijaksana harus membina
hubungan yang baik dengan pegawai agar ada rasa saling menghormati
kepentingan kedua belah pihak. Perum Bulog sendiri merupakan alat
kelengkapan nasional dibidang pangan yang berfungsi sebagai penggerak dan
pendorong laju pembangunan nasional. Berbagai transaksi terjadi pada
perusahaan, kegiatan penggajian dan pengupahan mewakili transaksi yang
penting dalam rangka pengendalian intern. Pengendalian atas gaji dan upah
harus dilakukan dengan penuh ketelitian dan kecermatan agar transaksi
tersebut tidak mengakibatkan kerugian yang harus diderita oleh perusahaan.
14
penulis tertarik untuk membahas gaji dan upah. Disini penulis menyertakan
tugas akhir yang berjudul “Sistem Pengawasan Intern Gaji dan Upah pada
Perum Bulog Divre Sumut”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam penjelasan latar belakang, maka penulis
merumuskan masalah yaitu: “Apakah pengawasan intern gaji dan upah telah
diterapkan secara efektif pada Perum Bulog Divre Sumut?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem
penggajian dan pengupahan yang sebenarnya pada suatu lapangan kerja dan
mengetahui secara jelas bagaimana Perum Bulog Divre Sumut melakukan
pengawasan intern gaji dan upah dan sejauh mana keberhasilan system
pengawasan intern tersebut.
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi penulis, untuk melihat perbandingan yang diuraikan dalam masa
perkuliahan dengan praktek dilapangan serta menambah pengetahuan
dan wawasan penulis mengenai pengawasan intern gaji dan upah dalam
perusahaan.
2. Bagi Perum Bulog Divre Sumut yaitu sebagai bahan pertimbangan
dengan mempelajari teori yang ada dan masukan bagi pengambil
keputusan demi meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat
mencapai tujuan perusahaan.
15
dalam membahas permasalahan yang sama dan paling tidak dapat lebih
detail dan teliti dalam penelitian selanjutnya pada suatu perusahaan.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survey/Observasi
Jadwal penelitian untuk penyusunan tugas akhir ini terdiri dari berbagai
kegiatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jadwal penelitian
berikut ini.
Tabel 1.1
Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir
No Kegiatan
Mei Juni
I II III IV I II III IV
1 Pengesahan Penulisan Tugas
Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Penunjukan Dosen
Pembimbing
5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Untuk mengarahkan dan mempermudah penyusunan tugas akhir ini,
16
sama lain tidak dapat dipisahkan sehingga akhirnya akan memperoleh
suatu kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat berguna bagi Perum
Bulog Divre Sumut sebagai objek penelitian dari penulis. Sistematika
pembahasan tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah , tujuan dan manfaat
penelitian, dan rencana penulisan yyang terdiri dari jadwal
survey/observasi dan rencana isi
BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah
ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha,
kinerja usaha terkini dan rencana usaha Perum Bulog Divre
Sumut.
BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN GAJI DAN UPAH PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pengertian gaji
dan upah, unsur-unsur gaji dan upah, prosedur pencatatan
gaji dan upah, dan pengawasan intern gaji dan upah.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bagian akhir dari penyusunan tugas akhir yang
17
penelitian ini. Dilengkapi dengan daftar pustaka sebagai
18 BAB II
PERUM BULOG DIVRE SUMUT
A. Sejarah Ringkas
Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga
pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan
sekarang ini. Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk
menyediakan pangan bagi masyarakat pada harga yang terjangkau diseluruh
daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen.
Instrumen untuk mencapai tujuan tersebut dapat berubah sesuai kondisi yang
berkembang.
Campur tangan pemerintah dalam komoditas beras diawali sejak Maret
1933 yaitu di zaman pemerintahan Belanda. Saat itu, untuk pertama kalinya
pemerintah Belanda mengatur kebijakan perberasan, yaitu dengan menghapus
impor beras secara bebas dan membatasi impor melalui sistem lisensi. Latar
belakang ikut campurnya pemerintah Belanda dalam perberasan waktu itu
adalah karena terjadinya fluktuasi harga beras yang cukup tajam (tahun
1919/1920) dan sempat merosot tajam pada tahun 1930, sehingga petani
mengalami kesulitan untuk membayar pajak.
Menjelang pecahnya Perang Dunia II, pemerintah Belanda memandang
perlu untuk secara resmi dan permanen mendirikan suatu lembaga pangan.
Tanggal 25 April 1939, lahirlah suatu lembaga pangan yang disebut Voeding
Middelen Fonds (VMF).Lembaga pangan ini banyak mengalami perubahan
19
Secara ringkas, perkembangan Perum Bulog adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1939 didirikan VMF yang tugasnya membeli, menjual dan
mengadakan persediaan bahan makanan.
2. Tahun 1942-1945 (zaman pendudukan Jepang) VMF dibekukan dan
diganti dengan "Sangyobu Nanyo Kohatsu Kaisha".
3. Tahun 1945-1950, terdapat 2 organisasi, yaitu: Di Daerah RI: Didirikan
Jawatan Pengawasan Makanan Rakyat (PMR) dan pada Tahun 1947/48
dibentuk Kementrian Persediaan Makanan Rakyat sedang di daerah
yang diduduki Belanda: VMF dihidupkan kembali dengan tugas seperti
yang telah dijalankan di tahun 1939. sedang
4. Tahun 1950 dibentuk Yayasan Bahan Makanan (BAMA) (1950-1952)
yang tugasnya yaitu membeli, menjual dan mengadakan persediaan
pangan.
5. Tahun 1952 fungsi dari Yayasan Urusan Bahan Makanan (YUBM)
(1952-1958) ini lebih banyak berhubungan dengan masalah
distribusi/pemerataan pangan. Dalam periode ini mulailah dilaksanakan
kebijaksanaan dan usaha stabilisasi harga beras melalui injeksi di
pasaran.
6. Tahun 1958 selain YUBM yang ditugaskan untuk impor didirikan pula
YBPP (Yayasan Badan Pembelian Padi) (1958-1964) yang dibentuk di
daerah-daerah dan bertugas untuk membeli padi. Dengan meningkatnya
harga beras dan terjadinya tekanan-tekanan dari golongan penerima
pendapatan tetap, maka pemerintah pada periode ini meninggalkan
20
distribusi fisik.
7. Tahun 1964 YUBM dan YBPP dilebur menjadi BPUP (Badan
Pelaksana Urusan Pangan) (1964-1966). Tugas badan ini mengurus
persediaan bahan pangan di seluruh Indonesia.
8. Tahun 1966 BPUP dilebur menjadi Kolognas (Komando Logistik
Nasional) (1966-1967). Tugas Kolognas adalah mengendalikan
operasional bahan-bahan pokok kebutuhan hidup. Kebijaksanaan dan
tindakan yang diambil untuk menanggulangi kekurangan stok waktu itu
adalah mencari beras luar negeri.
9. Tahun 1967 KOLOGNAS dibubarkan, diganti dengan BULOG (Badan
Urusan Logistik) (1967-1969) yang dibentuk dengan KEPPRES No.
114/KEP, 1967. Berdasarkan KEPPRES RI No. 272/1967, BULOG
dinyatakan sebagai "Single Purchasing Agency" dan Bank Indonesia
ditunjuk sebagai Single Financing Agency (Inpres No. 1/1968).
10. Pada tanggal 22 Januari 1969 (Reorganisasi BULOG) berdasarkan
KEPPRES 11/1969, struktur organisasi BULOG diubah. Tugas
BULOG yaitu membantu Pemerintah untuk menstabilkan harga pangan
khususnya 9 bahan pokok. Tahun 1969 mulailah dibangun beberapa
konsep dasar pangan yang erat kaitannya dengan pola pembangunan
ekonomi nasional antara lain : konsep floor dan ceiling price, konsep
bufferstock, dan Sistem serta tatacara pengadaan, pengangkutan,
penyimpanan dan penyaluran.
Tugas BULOG semakin bertambah. Komoditi yang dikelola bertambah
21
kedelai (1977), kacang tanah (1979), kacang hijau (1979), telur dan daging
ayam pada Hari Raya, Natal/Tahun Baru. Kebijaksanaan Stabilisasi Harga
Beras yang berorientasi pada operasi bufferstock dimulai tahun 1970.
Stabilisasi harga bahan pangan terutama yang dikelola BULOG masih
tetap menjadi tugas utama di era 1980-an. Orientasi bufferstock bahkan
ditunjang dengan dibangunnya gudang-gudang yang tersebar di wilayah
Indonesia. Struktur organisasi BULOG diubah sesuai Keppres No. 39/1978
tanggal 6 Nopember 1978 dengan tugas membantu persediaan dalam rangka
menjaga kestabilan harga bagi kepentingan petani maupun konsumen sesuai
kebijaksanaan umum Pemerintah.
Penyempurnaan organisasi terus dilakukan. Melalui Keppres RI No.
50/1995 BULOG ditugaskan mengendalikan harga dan mengelola persediaan
beras, gula, tepung terigu, kedelai, pakan dan bahan pangan lainnya. Namun,
seiring dengan perkembangan ekonomi global, tugas pokok BULOG
dipersempit melalui Keppres No. 45 / 1997 tanggal 1 Nopember 1997 yaitu
hanya mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras dan gula. Selang
beberapa bulan, sesuai LOI tanggal 15 Januari 1998, Bulog hanya
memonopoli beras saja.
Liberalisasi beras mulai dilaksanakan sesuai Keppres RI no. 19/1998
tanggal 21 Januari 1998 dan tugas pokok BULOG hanya mengelola beras
saja. Tugas pokok BULOG diperbaharui kembali melalui Keppres no.
29/2000 tanggal 26 Pebruari 2000 yaitu melaksanakan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan di bidang manajemen logistik melalui
22
logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas
tersebut tidak berjalan lama karena mulai 23 Nopember 2000 keluar Keppres
No. 166/2000 dimana tugas pokoknya melaksanakan tugas pemerintah bidang
manajemen logistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Akhirnya, Keppres No. 103/2001 tanggal 13 September 2001 mengatur
kembali tugas dan fungsi BULOG. Tugasnya melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang manajemen logistik sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non
departemen yang bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Akhirnya, Keppres No. 103/200e 1 tanggal 13 September 2001
mengatur kembali tugas dan fungsi BULOG. Tugasnya melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang manajemen logistik sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non
departemen yang bertanggung jawab langsung kepada presiden
1. Peralihan Menuju Perum
Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan
dari pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras
dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional. Manajemen
Bulog tidak banyak berubah dari waktu ke waktu, meskipun ada
perbedaan tugas dan fungsi dalam berbagai periode. Dalam rangka
melaksanakan tugas dan fungsinya, status hukum Bulog adalah sebagai
Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berdasarkan Keppres RI
23
Indonesia pada tahun 1997 timbul tekanan yang sangat kuat agar peran
pemerintah dipangkas secara drastis sehingga semua kepentingan
nasional termasuk pangan harus diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar. Tekanan tersebut terutama mucul dari negara-negara
maju pemberi pinjaman khususnya AS dan lembaga keuangan
internasional seperti IMF dan World Bank.
Konsekuensi logis yang harus diterima dari tekanan tersebut adalah
Bulog harus berubah secara total. Dorongan untuk melakukan perubahan
datangnya tidak hanya dari luar negeri, namun juga dari dalam negeri.
a. Perubahan kebijakan pangan pemerintah dan pemangkasan tugas dan
fungsi Bulog sehingga hanya diperbolehkan menangani komoditas
beras, penghapusan monopoli impor seperti yang tertuang dalam
beberapa Keppres dan SK Menperindag sejak tahun 1998. Keppres
RI terakhir tentang Bulog, yakni Keppres RI No. 103 tahun 2001
menegaskan bahwa Bulog harus beralih status menjadi BUMN
selambat-lambatnya Mei 2003.
b. Berlakunya beberapa UU baru, khususnya UU No. 5 Tahun 1999
tentang larangan praktek monopoli, dan UU No. 22 Tahun 2000
tentang Otonomi Daerah yang membatasi kewenangan Pemerintah
Pusat dan dihapusnya instansi vertikal.
c. Masyarakat luas menghendaki agar Bulog terbebas dari unsur-unsur
yang bertentangan dengan tuntutan reformasi, bebas dari KKN dan
bebas dari pengaruh partai politik tertentu, sehingga Bulog mampu
24
melayani kepentingan publik secara memuaskan.
d. Perubahan ekonomi global yang mengarah pada liberalisasi pasar,
khususnya dengan adanya WTO yang mengharuskan penghapusan
non-tariff barrier seperti monopoli menjadi tariff barrier serta
pembukaan pasar dalam negeri. Dalam LoI yang ditandatangani oleh
pemerintah Indonesia dan IMF pada tahun 1998, secara khusus
ditekankan perlunya perubahan status hukum Bulog agar menjadi
lembaga yang lebih efisien, transparan dan akuntabel.
Sehubungan dengan adanya tuntutan untuk melakukan perubahan,
Bulog telah melakukan berbagai kajian-kajian baik oleh intern Bulog
maupun pihak ekstern, antara lain:
a. Tim intern Bulog pada tahun 1998 telah mengkaji ulang peran Bulog
sekarang dan perubahan lembaganya di masa mendatang. Hal ini
dilanjutkan dengan kegiatan sarasehan pada bulan Januari 2000 yang
melibatkan Bulog dan Dolog selindo dalam rangka menetapkan
arahan untuk penyesuaian tugas dan fungsi yang kemudian disebut
sebagai "Paradigma Baru Bulog”.
b. Kajian ahli dari Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1999 yang
menganalisa berbagai bentuk badan hukum yang dapat dipilih oleh
Bulog, yakni LPND seperti sekarang, atau berubah menjadi Persero,
Badan Hukum Milik Negara (BHMN), Perjan atau Perum. Hasil
kajian tersebut menyarankan agar Bulog memilih Perum sebagai
bentuk badan hukum untuk menjalankan dua fungsi bersamaan, yaitu
25
Andersen pada tahun 1999 yang telah mengaudit tingkat efisiensi
operasional Bulog. Secara khusus, Bulog disarankan agar
menyempurnakan struktur organisasi, dan memperbaiki kebijakan
internal, sistim, proses dan pengawasan sehingga dapat memperbaiki
efisiensi dan memperkecil terjadinya KKN di masa mendatang.
c. Kajian bersama dengan Bernas Malaysia pada tahun 2000 untuk
melihat berbagai perubahan yang dilakukan oleh Malaysia dan
merancang kemungkinan penerapannya di Indonesia.
d. Kajian konsultan internasional Price Waterhouse Coopers (PWC)
pada tahun 2001 yang telah menyusun perencanaan korporasi
termasuk perumusan visi dan misi serta strategi Bulog, menganalisa
core business dan tahapan transformasi lembaga Bulog untuk
berubah menjadi lembaga Perum.
e. Dukungan politik yang cukup kuat dari anggota DPR RI, khususnya
Komisi III dalam berbagai hearing antara Bulog dengan Komisi III
DPR RI selama periode 2000-2002.
Dan pada akhirnya era baru itu datang juga, sejak tanggal 20
Januari 2003 LPND Bulog secara resmi berubah menjadi Perum Bulog
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003 yang kemudian
direvisi menjadi PP RI No. 61 Tahun 2003. Peluncuran Perum Bulog ini
dilakukan di Gedung Arsip Nasional Jakarta pada tanggal 10 Mei 2003.
Berdasarkan hasil kajian, ketentuan dan dukungan politik DPR RI,
disimpulkan bahwa status hukum yang paling sesuai bagi Bulog adalah
26
publik yang dibebankan oleh pemerintah terutama dalam pengamanan
harga dasar pembelian gabah, pendistribusian beras untuk masyarakat
miskin yang rawan pangan, pemupukan stok nasional untuk berbagai
keperluan publik menghadapi keadaan darurat dan kepentingan publik
lainnya dalam upaya mengendalikan gejolak harga.
Disamping itu, Bulog dapat memberikan kontribusi operasionalnya
kepada masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan
melaksanakan fungsi usaha yang tidak bertentangan dengan hukum dan
kaidah transparansi. Dengan kondisi ini gerak lembaga Bulog akan lebih
fleksibel dan hasil dari aktivitas usahanya sebagian dapat digunakan
untuk mendukung tugas publik, mengingat semakin terbatasnya dana
pemerintah di masa mendatang. Dengan kondisi tersebut diharapkan
perubahan status Bulog menjadi Perum dapat lebih menambah manfaat
kepada masyarakat luas.
2. Perum Bulog Divre Sumut
Perum Bulog Divre Sumut merupakan perpanjangan tangan dari
Perum Bulog Pusat di Jakarta sebagai pelaksanan tugas khususnya
diwilayah Provinsi Sumatera Utara. Dimana tugasnya adalah
melaksanakan kegiatan pelayan publik dan kegiatan perencanaan &
pengembangan usaha khususnya di bidang perberasan.
Dimana untuk kegiatan di Sumatera Utara Kantor Divre Sumut
terdiri dari empat Kantor Subdivre, empat kantor seksi logistik dan 11
komplek pergudangan yang menyebar di seluruh wilayah Sumatera
27
Sumatera Utara yang terletak di Jalan Jenderal gatot Subroto No. 180
Medan. Sebelumnya kantor Depot Logistik di Sumatera Utara sempat
berganti-ganti tempat pada zaman orde baru sesuai penunjukan dari
Pemerintah Pusat.Adapun jumlah karyawan di Perum Bulog Divre Sumut
diklarifikasikan berdasarkan wilayah Kerja per Subdivre diperlihatkan
pada tabel 2.1
Tabel 2.1
Kondisi Personil Perum Bulog
B. Struktur Organisasi
Organisasi adalah suatu struktur dengan bagian-bagian yang
diintegrasikan sedemikian rupa sehingga satu sama lain saling berhubungan
dan saling mempengaruhi dengan adanya hubungan secara keseluruhan.
Dipandang dari fungsinya, organisasi adalah pengelompokan dan pengaturan
dari berbagai aktivitas tersebut, penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas
yang sesuai serta penempatan kepada masing-masing orang yang ditugaskan.
Organisasi juga bisa diartikan sebagai sekelompok orang yang mengadakan
LK PR
1 Kantor Divre Sumut 43 15 58
2 Subdivre Medan 48 5 53
3 Subdivre P.Siantar 20 3 23
4 Subdivre Kisaran 19 1 20
5 Subdivre P.Sidimpuan 26 0 26
156 24 180
t o t a l
PERSONIL
28
kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi
yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimiliki dan
lingkungan yang melingkupinya.struktur organisasi menunjukkan pola
hubungan diantara bagian atau posisi yang menunjukkan kedudukan, tugas,
dan wewenang serta tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi
yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian
segenap kegiatan organisasi baik kearah vertikal maupun horizontal.
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar
departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang
berpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi.
Satu kelemahannya utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan
di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak
memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya
rendah.
Perum Bulog Divre Sumut mempunyai struktur organisasi yang
berbentuk campuran, fungsional, staf dan lini dimana setiap personil
diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Jadi
setiap bawahan menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari
seorang atasan yang terkait didalamnya. Struktur organisasi Perum Bulog
29
Gambar 1.1.
Struktur Organisasi Perum Bulog Divre Sumut
Sumber: data dari Perum Bulog Divre Sumut
C. Job Description
Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing
30
masing jabatan di perum Bulog Divre Sumut secara garis besar:
1. Kadivre, bertanggungjawab menyelenggarakan usaha logistik pangan
pokok yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak dan dalam hal tertentu menyelenggarakan tugas-tugas tertentu
yang diamanatkan Kantor Pusat dalam pengamanan harga pangan pokok
beras, pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan distribusi pangan
pokok kepada golongan masyarakat tertentu, khususnya pangan pokok
beras dan pangan pokok lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah dalam
rangka ketahanan pangan di wilayah regional kerjanya.
2. Kabid Pelayanan Publik, bertanggungjawab merencanakan,
mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan
kebijakan dan strategi di bidang perencanaan pelayanan publik,
pengadaan, persediaan dan perawatan serta penyaluran komoditi pangan.
a. Kasi Persediaan & Angkutan
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan persediaan dan penyimpanan.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan penyebaran stok dan angkutan.
b. Kasi Penyaluran
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan penyaluran kepada kelembagaan
pemerintah dan non pemerintah.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
31
pasar umum.
c. Kasi Pengadaan
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan
dalam negeri.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan
luar negeri bilamana ada.
d. Kasi Perawatan & Kualitas
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pemeriksaan stok di gudang.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan perawatan kualitas dan pengolahan.
e. Kasi Analisa Harga & Pasar
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pengolahan dan penyajian data dalam
rangka penyusunan rencana dan program pelayanan publik.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pengamatan dan analisis harga serta
statistik dalam rangka penyusunan rencana dan program
pelayanan publik.
3) Kabid Administrasi & Keuangan ; bertanggungjawab
merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan
32
daya manusia, organisasi dan tata laksana, hukum dan umum;
merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan
dan mengendalikan strategi di bidang anggaran, keuangan dan
akuntansi.
f. Kasi Tata Usaha & Umum
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan urusan pelayanan.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pembinaan urusan kerumahtanggaan.
3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pembinaan urusan sarana subdivisi
regional.
g. Kasi SDM & Hukum
1) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan sumber daya manusia.
2) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan organisasi & tata laksana.
3) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan hukum.
4) Merencanakan, melaksanakan mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pelayanan bantuan hukum dan
pembinaan kelompok jabatan fungsional legal officer.
h. Kasi Keuangan
33
mengendalikan kegiatan pencarian sumber dana, penyediaan,
penyusunan pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian
anggaran publik.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pencarian sumber dana, penyediaan,
penyusunan pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian
anggaran kegiatan bisnis dan lainnya serta memverifikasi atas
semua transaksi kegiatan.
3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan administrasi perpajakan pelayanan
publik, usaha bisnis dan lainnya serta penyimpanan
dokumen-dokumen perpajakan perusahaan.
4) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan urusan klaim.
i. Kasi Akuntansi
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pembukuan subdivisi regional dan
pengadministrasian buku tambahan.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pengadministrasian transaksi hubungan
rekening antar subdivisi regional.
3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan penyusunan dan analisis laporan
34
j. Kasi Humas
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pembinaan hubungan kelembagaan dan
corporate governance.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pembinaan citra dan media massa.
3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pelayanan Kadivre;
3. Kabid Perencanaan & Pengembangan Usaha ; bertanggungjawab
merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan
mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang Industri, perdagangan,
dan jasa serta teknologi informasi.
a. Kasi Jasa
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan jasa pelayanan pergudangan dan jasa
lainnya.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan jasa pelayanan angkutan, survai dan
perawatan komoditi.
b. Kasi Perdagangan
Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan perdagangan pangan dan non pangan dalam
negeri.
35
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan pengembangan dan pemeliharan sistem
aplikasi.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan administrasi data base dan jaringan,
sarana dan pelayanan pengguna.
4. Kabid Pengawasan ; bertanggungjawab melaksanakan audit internal
perusahaan serta menilai dan memberikan saran-saran perbaikan.
a. Kasi Pengawasan Pelayanan Publik
1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan
melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang pelayanan
publik.
2) Melaksanakan koordinasi dengan Komite Audit maupun
Auditor Eksternal sebagai mitra kerja.
3) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan
investigasi.
b. Kasi Pengawasan Administrasi & Keuangan
1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan
melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang Keuangan;
2) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan
melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang SDM dan
Umum;
36
kegiatan pelayanan administrasi dan keuangan di lingkungan
unit kerja Satuan Pengawasan Intern;
4) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan
investigasi.
c. Kasi Pengawasan Perencanaan & Pengembangan Usaha
1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan
melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang
Pengembangan dan IT;
2) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan
investigasi.
D. Jaringan Kegiatan
Jaringan usaha adalah proses membangun hubungan salng
munguntungkan dengan pengusaha lain dan klien potensial dan / atau
pelanggan. Pelayanan jasa, jasa survey dan perawatan kualitas dan jasa
pemberdayaan aset.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan melalui dua kegiaytan,
yaitu kegiatan utama dan kegiatan pendukung.
1. Kegiatan utama adalah memasarkan jasa angkutan, jasa survey dan jasa
penyewaan asset yang idle.
2. Kegiatan pendukung adalah pembinaan operasional, peningkatan
37
prosedur kerja, monitoring dan evaluasi seluruh daerah kerja.
Perum BULOG melaksanakan penugasan pemerintah untuk
menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok dalam kegiatan Pelayanan
Publik atau Public Service Obligation (PSO) berdasarkan Inpers Nomor 3
tahun 2012 tentang Kebijakn pengadaan gabah/beras dan penyaluran beras oleh
pemerintah.
BULOG juga melaksanakan usaha-usaha lain berupa pengembangan
usaha. Berdasarkkan cakupan kegiatannya pengembangan usaha dibagi
menjadi 3, yaitu : industri, perdagangan, dan jasa.
E. Kinerja Kegiatan Terkini
1. Publik Service Obligation (PSO).
a. Penyaluran beras berdasarkan perintah logistik ( prinlog).
1) Beras untuk Bina Tuna Warga (BTW) atau Lembaga
Pemasyarakatan.
2) Beras untuk TNI / POLRI ( Pendidikan, dll).
3) Beras Transmigrasi.
a. Penyaluran beras NonPrinlog.
1) Melaksanakan operasi pasar beras ketika diperlukan.
2) Mendistribusikan beras kepada masyarakat miskin (raskin)
atas suratpermintaan alokasi (SPA) dari pemerintah.
2. Komersial
a. Perdagangan komoditi bahan pokok (beras, gula pasir, minyak goreng,
mentega, dan lain-lainnya) melalui Bulog Mart.
38
merah bila diperlukan) melalui bidang komersil Perum Bulog.
F. Rencana Kegiatan
Kegiatan bidang perencanaan dan pengembangan usaha (PPU) pada
tahun 2014 dilaksanakan melalui usaha perdagangan, usaha industri dan
usaha jasa.
1. Perdagangan
Indonesia sebagai Negara berkembang dengan jumlah penduduk
yang besar membutuhkan berbagai komoditi pangan, yang tidak
semuanya dapat dipenuhi dari produk-produk dalam negeri.. disisi lain,
potensi sumberdaya komoditi yang dihasilkan oleh daerah, maupun
kebutuhkan daerah akan komoditi yang harus dipasok dari luar
maerupakan peluang usaha perdagangan yang dapat dikembangkan pada
tingkat Divisi Regional maupun Sub Divisi Regional.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa perdagangan komoditi merupakan
aktifitas bisnis dengan daya tarik pasar yang tinggi. Hal ini tergambar
dalam banyaknya jumlah pemain dalam bisnis ini.
2. Industri
Kegiatan industri dibagi dalam 3 kategori, yaitu : industry berbasis beras,
industri pendukung, dan industri pangan lain.
a. Industri berbasis beras, adalah industri yang merupakan integerasi
proses manufaktur pemberasan, sebagaimana yang terangkai dalam
Rice Processing Complex (RPC).
39
-produk pendukung diluar proses manufaktur pemberasan (karung,
packaging, dan lain-lain).
c. Industri pangan lain, adalah industri pangan yang menghasilkan
produk turunan dari beras (down-stream product), maupun industri
pangan primer dan sekunder lainnya (gula, berbasis jagung, dan
lain-lain).
3. Jasa
Usaha jasa adalah salah satu kegiatan usaha pada direkterot
Perencanaan dan pengembangan usaha untuk meningkatkan pendapatan
(revenue) perusahaan, yang terdiri atas: jasa pemberdayaan aset (seperti
gudang, gedung, tanah kosong, rumah dinas dan aset lainnya), jasa survey,
perawatan kualitas dan pemberantasan hama dan jasa angkutan melalui
anak perusahaan (PT.JPLBULOG). sarsaran Divisi Jasa adalah
terlaksananya kegiatan usaha jasa.
Visi dan Misi
Visi Perum Bulog adalah “Menjadi Perusahaan yang handal dalam
mewujudkan pangan yang cukup, aman dan terjangkau bagi rakyat”, yang
dituangkan dalam Misi Perusahaan“Memenuhi kebutuhan pangan pokok
40 BAB III
SISTEM PENGAWASAN INTERN GAJI DAN UPAH PADA PERUM BULOG DIRE SUMUT
A. Pengertian Gaji dan Upah
Setiap badan uasaha dalam melaksanakan kegiatan pasti
memmbuttuhkan pegawai/karyawan yang berhubungan dengan operasinya.
Adalah tidak memungkinkan suatu badan usaha berdiri sendiri tanpa adanya
orang-orang yang akan menjalankan aktifitas perusahaan tersebut. Sebagai
kompensasinya orang-orang menuntut gaji dan upah atas pekerjaan yang telah
dilakukannya. Kompensasi adalah suatu fungsi manajemen personalis yang
pengertiannya merupakan baklas jasa yang diberikan kepada karyawan sesuai
dengan pekerjaan yang dilakukannya dalm rangka mencapai tujuan suatu
badan uasaha. Berdasarkan atas kesadaran dan loyalitas, bukan berdasarkan
pada adanya unsure paksaan dari pihak pimpinan.
Dalam usaha memotivasi para pekerja, seorang pimpinanharus dapat
mengetahuidan memahami kebutuhan para pekerjanya. Kebutuhan-kebutuhan
inilah yang sebenarnya menyebabkan manusia mau bekerja dengan baik dan
memicu kreativitas masing-masing individu, jadi mereka memberikan prestasi
yang memuaskan bila kebutuhan mereka dapat terpenuhi oleh hasil dari suatu
badan usaha. Balas jasa yang diberikan oleh suatu badan usaha dapat berupa
gaji, upah insentif, tunjangan-tunjangan dan sebagainya.
Pada dasarnya upah dibedakan dengan gaji. Pengertian gaji
41
yang sifatnya lebih konstan, meliputi masa kerja yang lebih panjang, misalnya
bulan, triwulan, atau tahunan. Sedangkan pengertian upah jumlah yang
ditentukan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh tenaga kerja
meliputi masa seminggu dinamakan upah mingguan, dan jika diperhitungkan
masa sehari dinamakan upah harian.
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa gaji mempumyai sifat
konstan (tetap) dan tidak berfluktuasi dari periode ke periode berikutnya.
Sedangkan upah merupakan balas jasa yang diterima oleh tenaga kerja dimana
besarnya pembayaran tergantung dari hasil kerja masing-masing.
B. Unsur-unsur Gaji dan Upah pada Perum Bulog Divre Sumut
Tenaga kerja merupakan elemen penting dari suatu perusahaan, oleh
karena itu harus diperhitungkan dengan sebaik-baiknya tenaga dan keahlian
yang diberikan karyawan harus diberi penilaian atau imbalan sebagaimana
mestinya. Tenaga kerja mengharaokan bahwa perusahaan sebagai pembeli jasa
mereka dapat menjamin kesejahteraan hidupnya dan keluarga yang
diwujudkan dalam pemberian gaji dan upah seta tunjangan-tunjangan.
Gaji dan upah adalah gaji umumnya merupakan pembayaran atas
penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang
jabatan manajer, sedaangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas jasa
yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji yang
dibayarkan secara tetap per bulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan
hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh
42
Dari pengertian gaji dan upah diatas dapat disimpulkan bahwa gaji
adalah penerimaan imbalan atas jasa yang diberikan karyawan kepada
perusahaan atas table gaji pokok standar yang disusun menurut tingkat
pangkat golongan dan masa kerja (jumlah relative tetap), sedangkan upah
pembayarannya didasarka atas hasil kerja atau waktu kerja (dimana jumlah
dapat berubah-ubah setiap saat disebabkan adanya waktu, misalnya upah
lembur akan berubah sesuai dengan perubahan jam kerja lembur).
Pemerintah telah mempumyai kebijaksanaan dalm hal gaji dan upah,
dimana pemerintah telah menentukan jumlah gaji minimum yang harus
diterima oleh karyawan. Dan hal ini harus menjadi pertimbangan perusahaan
dalam menetapkan gaji karyawannya. Kebijakan pemerintah ini disebut
dengan Upah Minimum Provinsi (UMP), yang dulu dikenal dengan Upah
Minimum Regional (UMR).
Menurut teori-teori dari berbagai buku dijelaskan mengenai
unsure-unsur gaji dan upah, yang terdiri dari:
1. Gaji Pokok
Yang dimaksud dengan gaji pokok adalah gaji dan upah yang dibayar
kepada pegawai atau buruh yang bekerja sesuai dengan kontrak kerja. Dan
gaji pokok ini dibayarkan pada awal bulan atau akhir bulan sesuai dengan
peraturan yang berlaku pada perusahaan tersebut.
2. Uang Lembur
Yang dimaksud dengan uang lembar adalah merupakan gaji yang
dibayarkan kepada pegawai atau buruh yang bekerja melebihi jam-jam
43
lebih tinggi dari jam kerja biasa.
3. Bonus
a. Uang yang diberikan sebagai balas jasa atau hasil pekerjaan.
b. Diberikan secara efektif dan khusus pada pekerja yang berhak
menerima.
c. Diberikan secara sekali tanpa suatu ikatan dimasa yang akan datang.
d. Dalam perusahaan yang menggunakan system intensif lazimnya
beberapa persen dari laba yang melebihi jumlah tertentu dimasukkan
kedalam sebuah dana bonus, kemudian jumlah tersebut dibagi-bagikan
antara pihak yang akan menerima bonus.
4. Upah Perangsang (Insentif)
Secara umum istilah insentif dapat diartikan sebagai perangsang yang
diberikan kepada karyawan untuk mendorong meningkatkan gairah
bekerja. Sehingga dapat mencapai produktifitas yang tinggi, serta yang
diharapkan perusahaan.
Jenis-jenis insentif:
a. Insentif material (incentive financial), dapat diberikan dalam bentuk
uang atau barang dan jaminan social, seperti:
1) Bonus
2) Komisi, yaitu berupa jenis bonus yang diharapkan pada pihak yang
menghasilkan penjualan yang baik dan menonjol dalam bidangnya
dan dapat memberikan hasil kerja yang dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan karena kerja kerasnya.
44
menyesuaikan kehidupan pegawai dan keluarganya. Jenis
tunjangan ini anntara lain:
a) Tunjangan Kesehatan
b) Tunjangan Kematian
c) Tunjangan Pendidikan
d) Tunjangan Hari Raya (THR)
5. Upah natura atau catu
Merupakan upah yang diberikan kepada pegawai atau buruh dalam bentuk
barang-barang, misalnya beras, gula dan sebagainya.
6. Perlengkapan dan sarana lainnya
Merupakan gaji dan upah yang diterima pegawai atau buruh secara tidak
langsung, melainkan dalam bentuk jasa perusahaan, seperti pelayanan
kesehatan, hiburan, perumahan dan lain-lain.
Sesuai dengan teori diatas tentang unsur-unsur gaji dan upah, maka
perusahaan ini sudah cukup baik, perusahaan telah memperhatikan
kesejahteraan kesejahteraan karyawan dalam memberikan balas jasa bagi
karyawannya.
Jadi tenaga kerja yang bekerja diperusahaan ini sudah mendapatkan
imbalan atas tenaga dan keahliannya sesuai dengan yang semestinya yang
dapat menjamin kesejahteraan hidupnya. Sehingga tidak ada alas an bagi
karyawan untuk mengatakan perusahaan tidak memperhatikan mereka apalagi
sampai melakukan tindakan-tindakan yang merugikan perusahaan, seperti
45
C. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah Perum Bulog Divre Sumut
Adapun prosedur perhitungan gaji dan upah, meliputi:
1. Gaji pokok untuk setiap jabatan dan untuk setiap karyawan dapat
dipastikan setiap bulan jumlahnya.
2. Besarnya tunjangan untuk karyawan jumlahnya juga dapat dipastikan.
3. Sedangkan untuk insentif dan upah lembur untuk setiap karyawan akan
berubah jumlahnya setiap bulan sesuai dengan produktivitas karyawan itu
sendiri.
4. Jumlah potongan gaji juga sama besarnya untuk setiap karyawan.
5. Jumlah gaji dikurangi potongan adalah jumlah bersih dibayarkan kepada
karyawan setiap bulannya, yang sering disebut gaji bersih batas
pembayaran yang dibawa kerumah.
Prosedur perhitungan gaji dan upah tersebut diatas dituangkan dalam
daftar gaji dan upah untuk setiap karyawan. Daftar upah tersebut merupakan
formulir yang berkolom yang dipakai untuk menghitung, menyusun dan
merangkum data-data yang diperlukan pada akhir suatu periode pembayaran
gaji.
Dalam menghitung gaji dan upah yang akan dibayarkan dapat
diperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat:
1. Hari Kerja
Hari kerja dalam seminggu adalah lima hari yaitu dari hari senin sampai
hari jumat dan jam kerja adalah Sembilan jam sesuai dengan peraturan
ketenagakerjaan.
46
Kelebihan dari hari kerja dan jam kerja diberikan upah lembur. Upah
lembur dihitung berdasarkan jam kerja lembur dengan
ketentuan-ketentuan:
a. Untuk jam kerja pertama 1,5 x upah perjam
b. Untuk jam berikutnya 2 x upah perjam
3. Hari-hari istirahat
a. Waktu istirahat mingguan, yaitu jatuh pada hari mminggu
b. Waktu istirahat untuk makan siang hanya satu jam
c. Hari libur nasional
d. Cuti
1) Dalam 1 tahun terdapat 12 hari untuk cuti.
2) Cuti hamil diberikan kepada karyawan selam tiga bulan, yaitu 1,5
bulan sebelum dan 1,5 bulan sesudah melahirkan.
3) Cuti haid dua hari.
4) Cuti karena menikah empat hari.
5) Cuti karena karyawwan yang istrinya melahirkan, kematian
keluarga terdekat selam satu hari.
D. Pengawasan Intern Gaji daan Upah
Sistem pengendalian intern memiliki beberapa pengertian, yaitu system
pengawasan intern dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit,
pengendalian intern merupakan pengecekan dan penjumlahan mendatar dan
penjumlahan menurun. Dalam arti luas, pengendalian intern tidak hanya
47
manajemen untuk mengadakan pengawasan.
Berikut dijelaskan beberapa pengertian pengawasan intern menurut para
ahli:
Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku standar Profesi Akuntan Publik
menyatakan bahwa “Pengawasan intern adalah kebijakan dan prosedur untuk
memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha yang
spesifik akan dicapai”(Ikatan Akuntan Indonesia;2002;Hal 341)
Menurut Mulyadi (200 : 180), Pengawasan intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut:
1. Keandalan pelaporan keuangan.
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. 3. Efektivitas dan efisiensi operasi.
Dari beberapa pengertian pengawasan intern diatas maka pengawasan
intern meliputi dua hal, yaitu:
1. Pengendalian akuntansi
Pengendalian akuntansi adalah pengendalian yang meliputi pengamanan
terhadap kekayaan perusahaan sehingga diperlukannya ketelitian dan
keahlian dalam pemindahan kecatatan akuntansi. Umumnya meliputi
pekerjaan pemisahaan antara fungsi operasional, penyimpanan dan
pencatatan serta pengawasan fisik atas kekayaan.
2. Pengendalian administrasi
Pengendalian administrasi adalah pengendalian yang meliputi
peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan
pemerintah yang telah ditetapkan. Pada umumnya tidak langsung
48
waktu dan gerak, program pengalihan karyawan dan pengendaalian
mutu.
Uang yang akan dikeluarkan telah berada ditangan kasir saat
pengeluaran itu dilakukan, sehingga pengeluaran biaya-biaya benar dapat
diawasi dengan baik karena tidak ada pegawai yang melakukan tugas rangkap
yang dapat memungkinkan terjadinya penyelewengan. Pada prinsipnya
pengawasan intern dilakukan diperusahaan atau entitas usaha dimaksudkan
untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dan
dapat menciptakan suatu keadaan dimana prosedur kerja yang dilaksanakan
dapat menghindari penyelewengan-penyelewengan, penggelapan, pencurian
yang dapat menghambat tujuan perusahaan tersebut.
Adapun tujuan dari pengendalian intern adalah:
1. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya
Harta perusahaan yang nyata seperti gudang dan mesin pabrik dapat saja
dicuri ataupun rusak secara tidak sengaja. Hal ini yang sama dapat juga
terjadi pada perusahaan yang tidak nyata fisiknya seperti piutang dan
catatan keuangan. Sistem pengendalian dilakukan untuk mencegah atau
menemukan harta yang hilang dan pencatatan pembukuan pada saat yang
tepat serta penyelewengan-penyelewengan terhadap asset perusahaan.
2. Untuk mengecek kebenaran data akuntansi
Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji ketepatannya
untuk melaksanakan operasi perusahaan. System akuntansi bertujuan
untuk mengamankan atau menguji kecermatan dan sampai berapa jauh
49
kesalahan-kesalahan yang tepat.
3. Untuk menggalakkan efisiensi usaha
Pengendalian dalam suatu perusahaan juga dimaksudkan untuk
menghindari pekerjaan-pekerjaan berganda yang tidak perlu, mencegah
pemborosan terhadap semua aspek usaha termasuk pencegahan terhadap
pengguanaan sumber-sumber dana yang tidak efisien.
4. Untuk mendorong ditaatinya kebiijakan pimpinan yang telah digariskan
Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan
perusahaan. System pengendalian intern memberikan jaminan akan
ditaatinya prosedur dan peraturan tersebut oleh pemerintah.
Adapun tujuan pengendalian intern gaji dan upah menurut Hall adalah:
a. Menjaga aktiva perusahaan
b. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi
c. Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan
d. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan
oleh pihak manajemen”(Hall;2011;Hal 181)
Untuk terlaksananya pengawasan intern gaji dan upah agar berjalan
dengan baik, maka perlu diadakan pemisahan tugas atau fungsi dimana suatu
kegiatan penerimaan karyawan, pencatatan jam kerja yang dilaksanakan serta
yang tidak dilaksanakan oleh setiap karyawan, menghitung gaji dan upah total
tiap periode dan menghitung gaji dan upah para karyawan tidak boleh
dikerjakan oleh satu orang. Hal ini penting untuk menghindari tugas rangkap
yang dapat memungkinkan terjadinya penyelewengan. Untuk penerimaan
50
mencapai tujuan dari perusahaan yang telah ditetapkan maka pengawasan
intern yang akan diterapkan meliputi beberapa unsur. Menurut Mulyadi
unsur-unsur pengawasan terdiri dari:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas
2. System wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan dan
biaya
3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
organisasi
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung
jawab(Mulyadi;2000;Hal 37)
Dari teori diatas dapat diketahui bahwa unsure-unsur pengawasan intern
itu terdiri dari empat elemen. Elemen-elemen tersebut adalah adanya
pembagian tugas yang jelas dan tegas, karyawan yang terampil dan jujur,
kebiasaan yang sehat dalam perusahaan, dimana masing-masing
bagian/departemen benar-benar melaksanakan tugasnya sesuai dengan
prosedur yang diberlakukan dan tidak melakukan kegiatan diluar kehendak
pada suatu perusahaan. Keempat elemen tersebut sangat besar artinya bagi
manajemen dalam membantu pengawasan intern dalam perusahaan tersebut,
dimana keempat elemen tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Untuk memperoleh hasil yang baik sesuai dengan yang diinginkan yang
tidak menyimpang dari tujuan semula tidaklah mudah. Karena tanpa kerja
51
capai tidak mungkin dapat kita capai.Demikian juga dengan pembentukan
Internal Control gaji dan upah untuk mencapai hasil yang maksimal tentulah
penerapannya sesuai dengan prosedur yang lazim digunakan.
Prosedur pengawasan intern gaji dan upah yaitu:
1. Penerimaan pegawai
Dalam penerimaan tenaga kerja pada suatu perusahaan biasanya
dimulai dari bagian masing-masing. Bagian yang memerlukan akan
mengisi formulir rangkap dua. Satu lembar dikirim kebagian personalia
dan satu sebagai pertinggal pada bagian yang bersangkutan.
Dalam formulir dicantumkan syarat-syarat penerimaan pegawai
tersebut. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang dimaksud maka bagian
personalia menghubungi berbagai sumber tenaga kerja, baik dalam
maupun luar perusahaan.
Langkah selanjutnya dalam pproses penerimaan pegawai ini adalah
mengadakan seleksi. Seleksi meliputi pengetahuan, kesehatan, dan
psikologi. Setelah calon tenaga kerja dinyatakan diterima, maka bagian
personalia harus menyelenggarakan pencatatan untuk setiap pegawai.
Catatan tersebut antara lain berisi nama, nomor induk surat lamaran
kerja, referensi pendididkan, pengalaman, tanggal mulai kerja, tunjangan
tarif upah, potongan jabatan serta catatan lainnya yang dianggap perlu.
Pencatatan ini perlu dalam rangka perhitungan upah tenaga kerja
tersebut.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa perusahaan yang
52
pegawai baru oleh bagian-bagian yang memerlukannya sampai dengan
saat pembayaran gaji dan upah, termasuk terhadap pegawai yang
kemungkinan mengalami pemberhentian kerja. Dengan adanya
pemisahaan funsi maka pengawasan intern suatu perusahaan akan lebih
baik disamping penerapannya juga lebih mudah dilakukan.
Pada perusahaan ini penulis menilai bahwa perusahaan telah
melakukan penerimaan pegawai melalui prosedur yang baik sehingga
dapa dikatakan bahwa perusahaan ini telah melakukan pengawan
terhadap hal-hal yang berhubungan dengan gaji dan upah, salah satu
diantaranya adalah pada saat penerimaan pegawai ini.
2. Pencatatan waktu kerja
Pencatatan waktu kerja dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu
pencatatan waktu hadir dan pencatatan kerja. Kartu pencatatan waktu hadir
disebut O’clock card dan pencatatan waktu kerja disebut dengan job time
ticket.
Dalam O’clock card akan dicatat waktu masuk dan keluar. Dari
kerja untuk masing-masing pegawai, agar supaya absen tidak
menitipkannya pada teman sekerja untuk mengisi kartu seolah-olah dia
hadir. Maka pencatatan ini perlu dilakukan sebaik mungkin.
Sedangkan job time ticket memuat waktu kerja yang sebenarnya
pada atau bagian untuk masing-masing karyawan dalam satu hari.
Kombinasi antara O’clock card dan job time ticket berguna untuk
didistribusikan dan membuat daftar gaji.
53
waktu kerja pegawai telah dilakukan dengan baik oleh perusahaan. Setiap
pegawai harus masuk dan pulang tepat sesuai dengan waktu kerja, sebelum
masuk kerja harus mengisi absen yang tersedia. Pegawai juga harus makan
dan istirahat sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3. Pembayaran gaji dan upah
Pada umumnya tingkat upah tergantung pada sejumlah variable,
seperti: pendidikan, kecakapan, pengalaman, inisiatif, dan kejujuran
seorang pegawai. Selain itu tingkat upah juga ditentukan dengan
produktivitas pegawai yang sifatnya saling menggunakan antara
perusahaan dengan pegawai tersebut,
Jumlah tunjangan sangat erat hubungannya dengan variable yang
diungkapkan diatas. Sedangkan besarnya potongan biasanya didasarkan
dengan peraturan-peraturan tertentu, misalnya pajak pendapatan, asuransi
dan dana pension.
Bagian pebayaran berfungsi untuk menghitung gaji dan upah
sekaliian benyiapkan bukti bagi yang dapat memperlihatkan data
perhitungan serta besarnya gaji dan upah untuk pegawai dalam satu
periode penggajian.
Dalam surat bukti nama karyawan, nomor kartu jam, jabatan,
jumlah tunjangan, jumlah potongan dan jumlah gaji bersih. Setelah bukti
dibuat maka dikirimkan kebagian pembukuan untuk dicatat. Berdasarkan
surat bukti tadi, maka bagian hutang dagang membuat tanda hutang maka
dikirimkan kebagian pengeluaran kas untuk dilakukan pembayaran.
54
a. Dengan uang tunai
b. Dengan cara mentransfer ke masing-masing rekening pegawai
Ada baiknya pembayaran gaji dan upah dilakukan dengan cara
mentransfer ke masing-masing rekening pegawai, agar tidak ada keraguan
dan penyelewengan terhadap hak karyawan dan juga karena pembayaran
dengan uang tunai mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
a. Upah yang tidak diambil akan mudah diselewengkan oleh orang yang
ttidak berhak, karena tidak memerlukan pemalsuan, kecuali jika setiap
karyawan harus membuat tanda terima.
b. Uang untuk membayar upah bias saja dicuri orang.
c. Bagian pembayaran upah, akan lebih menggelapkan uang sejumlah
tertentu yang sudah dipotong dari kkelebihan perhitungan upah atau
untuk mengambil uang dari amplop, dimana upahnya dihitung terlalu
besar, kemungkinan angka amplop itu diganti dengan angka yang lebih
kecil.
d. Lebih mudah untuk menyelewengkan dana dengan nilai yang besar
dengan cara manilai total upah yang terlalu besar.
Pengawasan intern gaji dan upah tidak memberikan atau
menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Bahkan sebaliknya dengan
adanya pengawasan intern ini akan lebih terkoodinir lagi segala kegiatan
yang berhubungan denganpembayaran gaji. Dalam hal pembayaran gaji
diperlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap pihak yang membayar
gaji dan upah, dan juga bagi yang menghitung gaji dan upah. Lebih
55
dari bagian akuntansi/keuangan, selain itu juga tidak boleh yang
menghitung gaji dan upah dia juga yang melakukan pembayaran.
Gaji dan upah merupakan suatu obyek yang dapat diselewengkan.
Dengan adanya pemisahaan fungsi yang jelas antara bagian keuangan. Ada
beberapa cara untuk melakukan penyelewengan dan kecurangan gaji dan
upah yang sering ditemui:
a. Pegawai fiktif, yaitu penerbitan cek kepada orang lain yang tidak
bekerja pada perusahaan. Hal ini sering terjadi akibat keterlanjutan
penerbitan cek setelah pegawai diberhentikan.
b. Penyiapan bukti pembayaran gaji dan upah palsu dengan maksud
mendapat pembayaran dua kali.
c. Menguangkan cek gaji dan upah yang belum ditagih oleh pegawai
yang bersangkutan.
d. Membuat kesalahan dalam perhitungan, sehingga gaji dan upah yang
diterima oleh karyawan atau buruh lebih atau kurang dari jumlah yang
semestinya dibayar.
e. Pinjaman pegawai yang tidak mendapat persetujuan dicatat sebagai
pengeluaran.
f. Mencatat total gaji dan upah yang tidak benar dalam buku gaji dan
upah.
g. Adanya karyawan yang melakukan absensi umtuk beberapa orang
karyawan lain.
4. Pengawasan gaji dan upah
56
pengawasan/pengendalian intern, maka dibedakkan atas pengendalian
intern bersifat akuntansi dan bersifat administrativ, pembayaran dan
pembukuannya termasuk unsur pengawasan/pengendalian akuntansi
Sedangkan pengawasan/pengendalian administrativ salah satu
diantaranya adalah prosedur yang dilakukan oleh perusahaan dalam
penerimaan pegawai dan usaha dalam penerapan ditaatinya kebijaksanaan
pimpinan dan tata tertib kepegawaian yang dibuat oleh bagian
administrativ itu sendiri.
Pengawasan intern gaji dan upah tersdiri dari:
a. Control environment atas gaji dan upah
Komponen lingkungan pengawasaan yang bersifat umum dan berlaku
untuk semua siklus kegiatan termasuk gaji dan upah, sub unsur yang
paling utama yaitu struktur organisasi dan internal auditor.
b. Risk assessment atas gaji dan upah
Risk assessment adalah identifikasi resiko yang mungkin terjadi oleh
menajemen dan bagaimana cara mengantisipasi serta mengurangi
resiko tersebut.
Manajemen harus dapat menganalisa resiko-resiko yang mungkin
terjadi agar dapat merancang dan mengambiil tindakan yang tepat
dalam menghadapi resiko tersebut.
c. Information and communication atas gaji dan upah
Pengawasan intern gaji dan upah akan tercapai apabila setiap individu
dalam perusahaan memahami dengan baik setiap tugas dan tanggung
57
Hal ini dapat tercapai jika ada sistem informasi dan komunikasi yang
baik sehinngga setiap karyawan dapat melakukan tugas dan tanggung
jawabnya secara efektif.
d. Control activities atas gaji dan upah
Setiap pengawasan intern yang baik harus memiliki prosedur-prosedur
pengawasan intern. Pengawasan intern gaji dan upah meliputi
beberapa prosedur yang dimulai dari pengangkatan karyawan dan
berakhir dengan pembayaran kepada karyawan untuk jasa yang telah
diberikan.
e. Monitoring atas gaji dan upah
Monitoring adalah suatu proses penilaian mutu pelaksanaan struktur
pengawasan intern. Sedangkan monitoring atas gaji dan upah adalah
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
proses gaji dan upah mulai dari pencatatan waktu, perhitungan gaji
dan upah sampai pada pembayaran telah sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Jika menyimpang dapat dilaporkan
pada manajer untuk mengambil tindakan yang diperlukan.
Berdasarkan uraian diatas penulis menilai bahwa perusahaan ini telah
melakukan pengawasan dengan baik. Dengan adanya pengawasan
terhadap proses pengeluaran gaji dan upah otomatis tingkat
penyelewengan atau penipuan yang akan dilakukan atau telah
dilakaukan oleh pihak tertentu dapat diminimalisirkan. Sehingga
kondisi keuangan perusahaan akan lebih terkontrol dan lebih dapat
58
setiap transaksi keuangan perusahaan.
Semakin jelas proses ini pembayaran gaji itu sendiri dan semakin
mudah untuk dilakukan pengecekan antara dana yang keluar dengan data
yang ada. Walaupun masih mungkin terjadi penyelewengan-penyelewengan,