• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Kuliah Simultan Di Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Kuliah Simultan Di Universitas Sumatera Utara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Kuliah Simultan Di Universitas Sumatera Utara

Chairuddin P. Lubis

Rektor Universitas Sumatera Utara

I. LATAR BELAKANG

Pemikiran tentang perlunya diadakan kelas simultan di Universitas Sumatera Utara didasari pada:

A. Angka Efisiensi Edukasi (AEE) B. Masa Studi dan Biaya Pendidikan

C. Kaitan Masa Studi S 1 dengan Pembukaan Program S 2 D. Tanggungjawab Moral USU pada Dunia Pendidikan.

A. Angka Efisiensi Edukasi (AEE)

Angka ini dibuat dalam persen, yang menggambarkan jumlah lulusan dibandingkan dengan total jumlah mahasiswa seluruhnya, pada kurun waktu satu tahun.

Misal pada satu program dimana Normal Masa Studi (N) adalah 8 semester atau 4 tahun dan apabila jumlah penerimaan mahasiswa (input) = X orang, dan output = Y orang, sedang jumlah mahasiswa seluruhnya atau student body Z orang.

Maka Angka Efisiensi Edukasi adalah y⁄z x 100%;

Seharusnya secara ideal Z adalah sama dengan 4 kali X ; dan YX

SKEMA

STUDEN INPUT

= x

STUDEN OUTPUT

= y

STUDENT THROUGH THE

PROCESS Z =

AEE yang baik untuk masa studi 8 semester adalah 25%, tapi ini jarang dapat terpenuhi, umumnya berkisar 18-22%.

Tetapi bila toleransi masa studi yang ditetapkan adalah 11/2 N, dan N = 8 semester

maka 11/2 N = 12 semester, dengan demikian AEE adalah 16,6%. Berdasakan

(2)

Disamping itu, AEE ini juga akan digunakan sebagai salah satu kriteria akuntabilitas, dan besarnya dana yang akan diberikan kepada perguruan tinggi oleh pemerintah; makin baik AEE, maka dana yang dapat diluncurkan akan bertambah.

Karena AEE akan baik bila: 1. Input atau bahan baku baik. 2. Kualifikasi staf pengajar baik.

3. Proses belajar-mengajar telah tertata dengan baik.

4. Pengukuran keberhasilan proses pendidikan telah diterapkan. 5. Administrasi pendidikan yang sangat menopang/ berjalan baik dan;

6. Sarana penunjang pendidikan tersedia dan mudah digunakan/dimanfaatkan.

B. MASA STUDI DAN BIAYA PENDIDIKAN

Untuk menjalani pendidikan tinggi dana yang diperlukan dari pemerintah sebesar Rp. 2.000.000,- untuk bidang eksakta dan Rp. 1.000.000,- untuk bidang sosial per mahasiswa per tahun.

Bila kita anggap mahasiswa sosial dan eksakta sama yaitu 50% sosial dan 50% eksakta; maka rata-rata seorang mahasiswa akan menggunakan dana pemerintah sebesar Rp. 1.500.000,-/mahasiswa/tahun.

Dalam proses belajar seorang mahasiswa harus menyiapkan dana sebesar Rp. 250.000,-/mahasiswa/bulan. Dana ini adalah untuk kepentingan SPP, biaya hidup, transportasi, buku dan alat pendidikan serta keperluan lainnya. Dari data ini selama satu tahun seorang mahasiswa harus menyediakan dana sebesar 12 (bulan) x Rp. 250.000,- = Rp 3.000.000,- dan jika digabung dengan dana yang harus disediakan pemerintah maka rata-rata seorang mahasiswa akan menghabiskan Rp. 4.500.000,-/mahasiswa/tahun.

Di USU pada saat ini ada 22.ribu sampai 23ribu mahasiswa dan bila diambil angka ekstrim seluruh mahasiswa USU masa studinya terlambat satu tahun, maka biaya yang hilang per tahunnya akan berkisar sebesar 22.000-23.000 x Rp. 4.500.000,- =

±100 milyar rupiah.

Perhitungan secara lebih akurat:

TAHUN

PROSES PENDIDIKAN N = 8 SEM

1 2 3 4 5 6 7 8

KETERLAMBATAN TOLERANSI 11/2 N

10 12 14

O 5000

-- -- -- -- -- -- -- -- 2500 1250 250 (DO)

O1

5000

xx xx -- -- -- -- -- -- -- 2500 1250

O2 xx xx xx xx -- -- -- -- -- --- 2500

TOTAL 2500 3750 3750

O, O1, O2 = tahun nol, nol satu, nol dua.

Setiap tahun total 3.750 mahasiswa yang masa studi terlambat satu tahun. Input = 5000 orang

(3)

Bila dilihat dari angka pada tabel, terlihat dengan optimis lulusan tepat waktu ( 8 SM ) 50%, dan 95% selesai pada 11/2 N ( Angka Optimis), maka setiap tahunnya

berarti terjadi keterlambatan mahasiswa sebesar 3.750 orang. Artinya ini setara dengan 3.750 x Rp. 4.500.000 =Rp. 16.875.000.000,- (enam belas miliyar delapan ratus tujuh puluh lima juta rupiah) artinya lebih besar dari biaya rutin USU selama satu tahun.

Dan bila tidak diperbaiki, maka setiap periode kepemimpinan Rektor (4 tahun) telah terjadi pemborosan sebesar 671/2 milyar rupiah.

Dari data di USU dengan masa studi yang diterapkan selama ini 2N, berarti seorang mahasiswa dibenarkan terlambat 4 tahun dan masa studi yang telah ditetapkan, dan terlihat dibeberapa fakultas dimana masa studi mahasiswa masih ada yang sampai 7-8 tahun.

C. KAITAN MASA STUDI DENGAN PEMBUKAAN PROGRAM PENDIDIKAN S2

Pengalaman didalam membuka program Strata 2 dan strata 3 di USU, selain melihat faktor-faktor lain, seperti adanya Guru Besar, adanya minimal 4 orang tenaga dengan Strata pendidikan S3, perpustakaan, laboratorium dan USU sanggup menyediakan dana, maka faktor AEE dan masa studi merupakan salah satu alasan yang utama. Walaupun alasan lain telah terpenuhi, tetapi apabila AEE dan masa studi S1 belum baik, maka pembukaan program pendidikan S2 ini tidak akan diizinkan. Hal ini disebabkan oleh karena tugas pokok pembenahan S1 belum rampung, maka bila diijinkan membuka program pendidikan S2, maka dikuatirkan proses pendidikan S1 akan lebih terlantar atau dengan kata lain dibukanya program S2, berarti menambah beban dosen yang sebenarnya untuk pembenahan S1 masih diperlikan.

D. TANGGUNG JAWAB MORAL USU PADA DUNIA PENDIDIKAN

Tidak dapat dipungkiri sebagai satu-satunya Universitas negeri di propinsi Sumatera Utara ini, masyarakat Sumatera Utara sangat mendambakan bahwa USU akan bisa tumbuh dan berkembang sesuai kemajuan zaman dan dapat bersaing secara sehat dengan PTN lainnya di Idonesia dan kalau mungkin dikenal di Asia Tenggara dan tentunya nantinya akan ikut dalam persaingan global. Tapi dengan kondisi saat ini, AEE, masa studi, pemborosan dana dan sebagainya untuk mewujudkan hal-hal tersebut diperlukan perjuangan yang sangat keras. Tetapi suatu sistem pendidikan yang kuat, kemauan kebersamaan untuk menumbuh kembangkan USU ini akan bisa diraih.

(4)

II. TUJUAN

1. Memperbaiki Angka Efisiensi Edukasi.

2. Memperpendek Masa Studi tanpa mengorbankan mutu.

3. Membantu Pemerintah dan masyarakat dalam penghematan dana. 4. Meningkatkan kredibilitas USU dimata masyarakat dan pemerintah.

III. LANGKAH-LANGKAH / RENCANA PELAKSANAAN KELAS A. Menetapkan/menempatkan mata pelajaran pada tiap semester.

B. Menentukan urutan mata pelajaran; berdasarkan mata pelajaran prasyarat untuk Mata pelajaran lainnya.

C. Menentukan/menetapkan dosen pengasuh untuk tiap mata pelajaran. D. Sistem pelaksanaan

E. Lain-lain

A. Menetapkan/menempatkan mata pelajaran pada tiap semester

1. Tentukan jumlah total SKS yang harus dipenuhi (termasuk mata kuliah MKU) 2. Pastikan apakah jumlah SKS ini telah sesuai dengan ketentuan/ketetapan yang

berlaku.

3. Bila telah sesuai, seluruh SKS ini diupayakan terbagi rata pada setiap semester.

B. Menentukan urutan mata pelajaran

1. Upayakan mata pelajaran MKU dan mata pelajaran yang merupakan prasyarat terletak pada semester awal.

2. Tentukan mata pelajaran mana saja yang merupakan mata kuliah dasar cabang ilmu, dan tempatkan pada semester awal.

3. Mata kuliah yang mempunyai kaitan atau merupakan lanjutan dari mata pelajaran sebelumnya, harus terletak pada semester diatasnya.

4. Mata pelajaran yang lepas, guna pengembangan ilmu dapat diletakkan pada semester berikutnya, terutama yang berkaitan dengan pendalaman dan pengembangan cabang ilmu.

C. Menentukan/menetapkan Dosen pengasuh untuk tiap pelajaran 1. Setiap mata pelajaran harus telah ditetapkan kelompok pengajar yang

mengasuhnya. Upayakan agar tidak diasuh oleh 1 atau 2 orang saja.

2. Kelompok pengasuh mata pelajaran harus mempunyai kesepakatan tentang

bahan kuliah, buku ajar yang digunakan, Hand-out yang seragam. Penyampaian oleh masing-masing dosen mengacu pada ketentuan/kesepakatan dimaksud. Pengembangan terserah pada masing-masing dosen, tetapi harus tetap mengacu pada SKS yang telah ditetapkan.

3. Kelompok pengasuh mata pelajaran mempunyai tanggung jawab terhadap lancarnya perkuliahan mata pelajaran yang diasuhnya.

D. Sistem pelaksanaan

1. Kuliah tetap mengacu pada semester ganjil dan semester genap.

(5)

Contoh :

Bila kuliah reguler pada pagi hari maka kuliah pendamping dapat dilakukan pada sore hari.

Hal ini untuk menghindari agar tidak terjadi benturan dalam waktu perkuliahan, maupun pada waktu penyusunan jadwal ujian. Sehingga pada tiap semester akan berlangsung kuliah untuk semester ganjil dan genap.

3. Besarnya SKS yang boleh diambil mahasiswa, harus tetap mengacu pada IPK semester mahasiswa yang bersangkutan, dengan demikian kualitas tetap terjaga. 4. Selain IP, maka gradasi nilai dapat digunakan sebagai acuan. Misal bagi

mahasiswa yang mendapat nilai dibawah C, misal D dan E. untuk yang D, dapat mengikuti ujian tanpa kuliah, sedang yang nilai E harus mengulang kembali kuliah, minimal 75%, sebagaimana ketentuan yang berlaku.

5. Bagi mahasiswa dengan IPK, kurangbaik dapat melanjut pada semester

Berikutnya, jadi yang kuliah pada semester sebelumnya dapat diambil pada semester pendamping, sedang bagi mereka yang beruntung dimana IPK ≥ 3 selain mengikuti semester reguler, dia dapat mengambil semester pendamping yang diatasnya.

6. Dengan sistem ini, mahasiswa yang kurang beruntung IPK diharapkan akan Tidak terlalu terlambat masa studinya, sedang mahasiswa yang berprestasi baik dapat menyelesaikan masa studinya lebih cepat.

PELAKSANAAN SISTEM KULIAH SIMULTAN

SIMULTAN SEMESTER GANJIL

1 3 5 7

SEMESTER REGULER

SEMESTER PENDAMPING

2 4 6 8

SEMESTER GANJIL

2 4 6 8

SEMESTER REGULER

SEMESTER

PENDAMPING

1 3 5 7

(6)

E. Lain-lain

1. Harus ada sistem evaluasi pelaksanaan. 2. Kartu kontrol mahasiswa/dosen.

3. Ruangan perkuliahan yang memadai 4. Dosen yang tersedia

5. Penasehat akademik harus berperan aktif 6. Komitmen dari semua yang terlibat, dan

7. Batas minimum jumlah mahasiswa untuk dibukanya kelas simultan 8. Dana pendukung.

IV. PENUTUP

Diharapkan dengan terlaksananya sistem simultan ini apa yang menjadi tujuan kita yaitu:

Perbaikan AEE

Perpendekan masa studi

tanpa mengorbankan kualitas dapat dicapai

RATA-RATA LULUSAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN AKADENIK 1996/1997

PER JULI 1997

NO. Fakultas/Program

Rata-Rata

10. Kesehatan Masyarakat

(7)

RATA-RATA LULUSAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN AKADEMIK 1996/1997

PER OKTOBER 1997

NO. Fakultas/Program

Rata-Rata

10. Kesehatan Masyarakat

(8)
(9)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan terhadap 93 orang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) yang menjadi penerima program

Distribusi Frekuensi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU .... Hubungan Antara Tipe Kepribadian dengan

3.2 Mahasiswa Teknik Aktif 23 5.1 Lama waktu yang dihabiskan di kampus FT USU 42 5.2 Pendapat mengenai keadaan lingkungan kampus FT USU 44 5.3 Melihat keberadaan tumpukkan sampah

Mahasiswa, dosen, maupun orang tua dapat memperoleh informasi yang lebih mudah di dilihat serta dapat mempermudah mengatur jadwal untuk aktivitas lainnya.. Sulitnya

Judul : Sistem Penjadwalan Kuliah Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara Berbasis Website Kategori : Tugas Akhir.. Nama : Aulia Azhari Nomor Induk Mahasiswa

Sudah merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa dalam menyelesaikan studi untuk mencapai gelar kesarjanaan USU untuk menyusun skripsi dalam hal ini penulis memilih judul

Anda mendengarkan Cerita Kampus untuk mencari informasi kegiatan yang diadakan Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) USU.. Motif

Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah minat mahasiswa tentang judul skripsi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU tahun ajaran 2010/20111. Berdasarkan uraian