• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Kuliner Khas Kota Medan (Studi Pada Bikaambonzulaikha Jalan Mojopahit)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha Kuliner Khas Kota Medan (Studi Pada Bikaambonzulaikha Jalan Mojopahit)"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER KHAS

KOTA MEDAN

(Studi Pada BikaAmbonZulaikha Jalan Mojopahit)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana

(S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh:

110907099

Monica Beatrice Anggreini Hutabarat

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER KHAS KOTA MEDAN

(Studi Pada Bika Ambon Zulaikha Jalan Mojopahit) Nama : Monica Beatrice Anggreini Hutabarat

NIM : 110907099

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.SI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi bisnis dalam mengembangkan usaha pada Toko Bika Ambon Zulaikha.Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana teknik pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif yaitu dengan menguraikan dan menginterpretasikan data yang telah diperolah dari lapangan dan wawancara dengan informan yang telah ditentukan terlebih dahulu.Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dikumpulkan, disusun dan dianalisis agar dapat menemukan bagaimana strategi bisnis dalam mengembangkan usahapada Toko Bika Ambon Zulaikha serta masukan sebagai solusi pengambilan keputusan dalam permasalahan yang dibahas.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi bisnis yang diterapkan oleh Toko Bika Ambon Zulaikha masih menggunakan strategi yang tradisional dalam mengimplementasikan strategi pemasaran dan strategi kepuasan pelanggan khususnya. Strategi pemberian label halal pada setiap produk menjadi andalan utama Toko Bika Ambon Zulaikha dalam menarik minat pembeli, selain variasi rasa untuk setiap produk yang lebih banyak di bandingkan kompetitor.

Disamping itu, Toko Bika Ambon Zulaikha dalam menerapkan strategi bisnisnya khususnya strategi pemasaran masih terkendala dan mengalami hambatan pada pengembangan melalui media promosi dan kekurang terbukaan pada penetapan harga pada setiap produk. Sementara itu pada strategi kepuasan pelanggan, motivasi untuk para karyawan diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan lebih dari apa yang sudah dilakukan Toko Bika Ambon Zulaikha saat ini.

(3)

ABSTRACT

BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY TO EAT SPECIAL CITY FIELD

(Studies in Bika Ambon Zulaikha Road Mojopahit) Name : Monica Beatrice Anggreini Hutabarat

NIM : 110907099

Prody : Business Administration Faculty : Ilmu Sosial Ilmu Politik

Advisor : Drs. Posma Lumban Raja, M.SI

This study aims to determine how the business strategy in developing businesses in Stores Zulaikha Bika Ambon. Forms of research used in this study was a descriptive study with a qualitative approach, in which data collection techniques based on interviews, documentation, and literature.

The data analysis technique used is descriptive data analysis is to describe and interpret the data that has been obtained from the field and interviews with informants who have been determined in advance. Data were obtained from interviews and documentation collected, compiled and analyzed in order to discover how business strategies in developing businesses in Stores Bika Ambon Zulaikha and input as the solution of decision making in the issues discussed.

The results of this study indicate that the business strategy adopted by Bika Ambon shop Zulaikha still using traditional strategies in implementing marketing strategies and customer satisfaction strategy in particular. Strategy halal labeling on each product became the mainstay Store Bika Ambon Zulaikha in attracting buyers, in addition to flavor variations for each product more in compare competitors.

Besides, Store Bika Ambon Zulaikha in implementing its business strategy, especially marketing strategy is still constrained and experiencing barriers to development through a media campaign and lack of openness in pricing on any product. Meanwhile on customer satisfaction strategy, motivation for employees required to improve the performance and quality of service is more than what has been done Store Bika Ambon Zulaikha today.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang

telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER KHAS KOTA MEDAN (Studi pada Bika Ambon Zulaikha Jalan Mojopahit)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S1)

pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Illmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki

banyak kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan. Hal ini

disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun

sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan

penulis di masa yang akan datang.

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan

selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu

(5)

3. Bapak Drs. Posma Lumbaran Raja, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak M. Arifin Nasution, M.SP, selaku Dosen Penguji dalam Meja Hijau

yang telah menyediakan waktunya.

5. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, M.SP, selaku Dosen Penguji dalam seminar

proposal yang telah memberikan banyak masukan demi perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan ilmu, motivasi dan bimbingan selama penulis menjalani

perkuliahan.

7. Ibu Hajjah Mariani selaku pemilik dan seluruh karyawan Bika Ambon

Zulaikha Jalan Mojopahit yang telah berkenan untuk memberikan waktu,

tenaga dan bantuannya kepada penulis selama dalam penelitian.

8. Kedua orangtua saya, Bapak E. Hutabarat, SH tersayang yang selalu

memberikan perhatian, doa yang tiada henti serta dukungan moril dan materil

kepada penulis dan Ibunda tercinta A. Nainggolan yang berada di surga

terimakasih untuk semua kasih sayang serta cinta yang tiada hentinya. Semua

pencapaian yang saya raih, saya dedikasikan khusus untuk Ibunda tercinta

yang jauh disana.Walaupun jauh tapi mami selalu ada di dalam hati dan

(6)

9. Kedua abang kembar saya, Jody Ferianto Hutabarat, SH dan Dede Alfero

Hutabarat, SH. Terimakasih sudah menjadi abang – abang terbaik buat adik

semata wayangnya. Kaka sayang kalian pake banget.

10. Kepada seluruh saudara – saudara saya yang selalu memberikan semangat

serta doa dalam pengerjaan skripsi.

11. Abang yang paling special dihati, Nicholas Marpaung S. AB, M. AB (soon)

yang selalu membantu saya dari awal perjuangan dimulainya skripsi ini.

Terimakasih sudah mau selalu menemani dari malam sampai jam 7 pagi

nonstop, untuk semua tawa dan candaan yang memberikan semangat kembali

dalam pengerjaan skripsi, selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik

untuk adik juniornya yang satu ini dan selalu bisa menenangkan saya yang

panikan. Bersedia untuk mendengarkan segala keluh kesah dalam pengerjaan

skripsi dan diluar konteks skripsi. Walaupun jauh dari Medan tapi tetap bisa

membantu dan menemani saya dalam keadaan apapun. Always be my

bestmate, bestpartner, bestfriend, bestenemy, bestbrother, bestsister and

bestsupporter for me.

12. Sahabat tersayang Maria Febrilia Marbun yang sudah menjadi teman terbaik

semenjak di bangku SMA, tetap menjadi gadis cantikku yang baik ya sampai

kita tua.

13. Denny Ginting dan Sally Sisva yang telah bersedia menjadi moderator dan

notulen dalam seminar proposal.

14. Sahabat – sahabat saya Fransiska Citra Ayu, Dea Mutia Asmasakina, Pattima

(7)

jangan pernah putus hubungan pertemanan ya. Suatu saat kita nanti ketemu

lagi, kita udah harus jadi orang yang sukses. Amin.

15. Temen menggila saya, Evi Rahmadhani Siregar yang suka mengoyakkan baju

dan celananya. Makasih buat panjang kaki yang kita jalani bersama, untuk

seminar proposal dan meja hijau yang sama serta wisuda bersamaan ini. Tetap

jadi orang gila ya vi. Biar melalak terus kita sebelum aku keluar dari Medan.

Main – main kau nanti ke Semarang ya, biar bisa keliling pulau Jawa kita.

16. Teman – teman sekelas saya di Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis A 2011,

selama 3 ½ tahun telah melewati waktu bersama saya yang sudah banyak

memberikan kesan dan warna dalam perkuliahan ini.

17. Abang – abang dan kakak – kakak senior Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

2009 dan juga 2010 yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk

membantu saya dalam pengerjaan skripsi.

18. Semua pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang memerlukan.

Medan, April 2015

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

2.1.4.1.1 STP (Segmentation, Targetting dan Positioning) ... 17

2.1.4.1.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 21

2.1.4.2 Strategi Kepuasan Pelanggan ... 27

2.2. Usaha Mikro Kecil dan Pengembangan Usaha ... 29

2.2.1 Usaha Mikro Kecil ... 29

2.2.2 Pengembangan Usaha ... 35

2.2.3 Teknik Pengembangan Usaha ... 35

2.3 Pengertian Kuliner ... 36

2.3.1 Tujuan Penyelenggaraan Kuliner ... 37

2.3.2 Jenis – Jenis Penyelenggaran Kuliner ... 38

2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 41

(9)

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

3.1Pendekatan dan Jenis Pnelitian ... 46

3.2Lokasi Penelitian ... 46

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 51

4.1.1 Produk yang dihasilkan oleh Toko Bika Ambon Hajjah Zulaikha ... 53

4.2 Penyajian data ... 54

4.2.1 STP (Segmentasi Pasar, Targeting dan positioning)... 55

4.2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 59

4.2.3 Strategi Kepuasan Pelanggan ... 75

4.2.4 Hasil Wawancara dengan Masyarakat Terkait PengetahuanTentang Produk dan Profil toko Bika Ambon Hajjah Zulaikha ... 79

4.3Analisis Data ... 83

4.3.1 Segmentasi Pasar. Targetting dan Positioning ... 83

4.3.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 84

4.4 Strategi Kepuasan Pelanggan ... 89

4.5 Masalah yang terjadi dalam Penerapan Strategi Bisnis Dalam Mengembangkan Usaha di Toko Bika Ambon Zulaikha ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1Kesimpulan ... 94

5.2Saran ... 96

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ... 32

(11)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER KHAS KOTA MEDAN

(Studi Pada Bika Ambon Zulaikha Jalan Mojopahit) Nama : Monica Beatrice Anggreini Hutabarat

NIM : 110907099

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.SI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi bisnis dalam mengembangkan usaha pada Toko Bika Ambon Zulaikha.Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana teknik pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif yaitu dengan menguraikan dan menginterpretasikan data yang telah diperolah dari lapangan dan wawancara dengan informan yang telah ditentukan terlebih dahulu.Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dikumpulkan, disusun dan dianalisis agar dapat menemukan bagaimana strategi bisnis dalam mengembangkan usahapada Toko Bika Ambon Zulaikha serta masukan sebagai solusi pengambilan keputusan dalam permasalahan yang dibahas.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi bisnis yang diterapkan oleh Toko Bika Ambon Zulaikha masih menggunakan strategi yang tradisional dalam mengimplementasikan strategi pemasaran dan strategi kepuasan pelanggan khususnya. Strategi pemberian label halal pada setiap produk menjadi andalan utama Toko Bika Ambon Zulaikha dalam menarik minat pembeli, selain variasi rasa untuk setiap produk yang lebih banyak di bandingkan kompetitor.

Disamping itu, Toko Bika Ambon Zulaikha dalam menerapkan strategi bisnisnya khususnya strategi pemasaran masih terkendala dan mengalami hambatan pada pengembangan melalui media promosi dan kekurang terbukaan pada penetapan harga pada setiap produk. Sementara itu pada strategi kepuasan pelanggan, motivasi untuk para karyawan diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan lebih dari apa yang sudah dilakukan Toko Bika Ambon Zulaikha saat ini.

(12)

ABSTRACT

BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY TO EAT SPECIAL CITY FIELD

(Studies in Bika Ambon Zulaikha Road Mojopahit) Name : Monica Beatrice Anggreini Hutabarat

NIM : 110907099

Prody : Business Administration Faculty : Ilmu Sosial Ilmu Politik

Advisor : Drs. Posma Lumban Raja, M.SI

This study aims to determine how the business strategy in developing businesses in Stores Zulaikha Bika Ambon. Forms of research used in this study was a descriptive study with a qualitative approach, in which data collection techniques based on interviews, documentation, and literature.

The data analysis technique used is descriptive data analysis is to describe and interpret the data that has been obtained from the field and interviews with informants who have been determined in advance. Data were obtained from interviews and documentation collected, compiled and analyzed in order to discover how business strategies in developing businesses in Stores Bika Ambon Zulaikha and input as the solution of decision making in the issues discussed.

The results of this study indicate that the business strategy adopted by Bika Ambon shop Zulaikha still using traditional strategies in implementing marketing strategies and customer satisfaction strategy in particular. Strategy halal labeling on each product became the mainstay Store Bika Ambon Zulaikha in attracting buyers, in addition to flavor variations for each product more in compare competitors.

Besides, Store Bika Ambon Zulaikha in implementing its business strategy, especially marketing strategy is still constrained and experiencing barriers to development through a media campaign and lack of openness in pricing on any product. Meanwhile on customer satisfaction strategy, motivation for employees required to improve the performance and quality of service is more than what has been done Store Bika Ambon Zulaikha today.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Medan merupakan Ibu kota provinsi Sumatera Utara yang

sudah berdiri sejak 1 Juli 1590 dan terletak di bagian utara Pulau

Sumatera.Seiring berjalannya waktu, kota Medan saat ini telah tumbuh

menjadi kota terbesar di pulau Sumatera dan ke tiga terbesar di Indonesia

dari segi tingkat pertumbuhan dan pembangunan perekonomian

daerah.Letak Provinsi Sumatera Utara yang sangat strategis di pulau

Sumatera memberikan keuntungan bagi sektor perekonomian khususnya

kota Medan sebagai Ibu kota Provinsi. Potensi dan kondisi sumber daya

yang ada di kota Medan sangat menjanjikan untuk di eksplorasi dan

memberikan keuntungan bagi masyarakat kota ini. Pada tahun 2013 seperti

dikutip dari surat kabar Tribunnews mengenai Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) akhir tahun di Gedung DPRD Kota Medan, Plt

Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, mengatakan berdasarkan indikator makro

ekonomi daerah, pertumbuhan ekonomi kota Medan cukup dinamis dan

menunjukkan peningkatan signifikan. Pertumbuhan ekonomi daerah cukup

dinamis sebesar 7,41 persen dan produktivitas ekonomi daerah semakin baik

yang ditunjukan oleh pendapatan perkapita masyarakat mencapai 57,42 juta

pertahun," tambah Eldi

(14)

Sehatnya iklim bisnis dan investasi berdampak pada pembangunan

sarana dan prasarana di wilayah Sumatera Utara.Sebagai contoh, baru–baru

ini Provinsi Sumatera Utara resmi memiliki sebuah Bandar Udara bertaraf

Internasional yaitu Kuala Namu International Airport.Bandara Kuala Namu

merupakan Bandara kedua terbesar di Indonesia setelah Bandara Soekarno–

Hatta.Bandara yang berdiri di atas lahan seluas sekitar 1.300 hektare ini,

ditargetkan bisa menampung penumpang hingga 16 juta orang per tahun.

Dan bila tiga tahapan pembangunan pada tahun 2023 selesai, maka

Kualanamu mampu menampung hingga 22 juta penumpang per

tahun.Keberadaan Bandara ini melengkapi sarana dan prasarana

kelengkapan transportasi di Sumut khususnya kota Medan disamping

keberadaan Pelabuhan Belawan di sektor kelautan yang juga bertaraf

Internasional. Keberadaan sarana dan prasarana seperti ini diprediksi akan

semakin memudahkan akses menuju kota ini baik dalam kaitan rantai

produksi barang ataupun kunjungan wisata ke kota Medan.

Selain dengan potensi bisnis dan investasi yang cukup menjanjikan,

sebagaimana diketahui Provinsi Sumatera Utara juga memiliki banyak

daerah tujuan wisata seperti Danau Toba, Berastagi, Pulau Samosir dan

Warisan Sejarah dalam bentuk bangunan–bangunan abad XX yang masih

terdapat di kota Medan. Kedatangan wisatawan baik asing maupun domestik

tiap tahunnya juga menunjukkan peningkatan dimana jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara ke Sumatera Utara pada semester I 2014 naik

5,31% atau 129.382 orang pada periode yang sama ditahun

(15)

khususnya kota Medan secara signifikan menghidupkan pembangunan

penunjang sektor kepariwisataan seperti perdagangan, perhotelan dan

restoran bertaraf internasional dan khususnyaindustri pengolahan atau usaha

kuliner baik besar maupun kecil.

Usahakuliner di kota Medan saat ini sedang mengalami peningkatan

yang cukup tinggi memanfaatkan intensitas kunjungan wisatawan yang

meningkat ke kota Medan.Keanekaragaman kuliner kota Medan juga

menjadi salah satu peluang bisnis yang mengiringi keberlangsungan sektor

kepariwisataan di kota Medan dan Sumatera Utara. Kuliner dikota Medan

bahkan telah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena

keragamannya seperti Durian Medan, Lemang, Bolu Meranti, Sirup Markisa

hingga BikaAmbon. Tidak heran jika muncul usaha–usaha kuliner yang jeli

melihat peluang dari keragaman kuliner di Medan khususnya kuliner

BikaAmbon. Kuliner ini tengah menjadi idola bagi para penikmat kuliner di

kota Medan, bahkan kuliner yang satu ini telah menjadi ikon kuliner kota

Medan.

Toko BikaAmbonZulaikha adalah salah satu contoh usaha kuliner

yang serius dalam menggarap potensi kuliner kota Medan yaitu BikaAmbon.

Berawal dari usaha kecil dengan modal yang tidak besar, saat ini toko

BikaAmbonZulaikha telah berubah menjadi usaha kuliner yang besar dan

menguasai pasar kuliner oleh – oleh khas Medan yaitu BikaAmbon.Banyak

orang berasumsi kuliner BikaAmbon produksi toko Zulaikha adalah oleh–

oleh yang wajib dibeli ketika berkunjung ke kota Medan. Hal itu

(16)

oleh pasar. Meski dikategorikan sebagai usaha kecil menengah, namun

dengan keunggulan yang mereka miliki saat ini toko BikaAmbonZulaikha

tengah menjadi market leader kuliner BikaAmbon di kota Medan dengan omzet yang sangat fantastis. TokoZulaikha mampu memproduksi dan

menjual 1000 kotak lebih BikaAmbon perharinya jauh dibandingkan jumlah

yang mampudiproduksi dan dijual pesaingnya.

Kemampuan toko Zulaikha dalam menjaga kualitas produk mereka

serta penerapan strategi bisnis yang mereka terapkan menjadikan mereka

berada di posisi utama dalam menguasai pasar yang segmentasinya adalah

pecinta kuliner BikaAmbon di kota Medan. Eksistensi toko Zulaikha bahkan

dapat dibuktikan ketika pelanggan atau pecinta kuliner BikaAmbon

berasumsi bahwa produk BikaAmbon hanya diproduksi oleh toko Zulaikha

begitupun sebaliknya.Kemampuan toko BikaAmbon Zulaikha dalam

memasarkan produk mereka serta menjaga kualitas produk buatan mereka

merupakan faktor utama disamping kejelian toko Zulaikha dalam melihat

pasar yang didominasi oleh wisatawan yang datang ke kota Medan.

Strategi yang diterapkan toko Zulaikha dalam memasarkan serta

memperkenalkan produk mereka ke pasar memang patut di apresiasi sebab

pada awal kemunculannya, toko Zulaikha bukanlah pioneer untuk usaha kuliner BikaAmbon di kota Medan. Dengan tanpa mendiskreditkan

eksistensi usaha BikaAmbon lainnya, toko Zulaikha memang dapat

dikatakan unggul dalam strategi bisnis dan kualitas produk yang mereka

(17)

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Kuliner Khas Kota

Medan (StudiPada TokoBikaAmbonZulaikhaJalan Mojopahit)”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas serta hasil pemantauan yang telah dilakukan pada

toko BikaAmbonZulaikha di Jalan Mojopahit, maka yang menjadi

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

Bagaimana strategi pengembangan usahayang diterapkan toko Bika Ambon Zulaikha?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang akan dikaji dan

diteliti yaitu pada aspek strategi pemasaran dan aspek strategi kepuasan

pelanggan.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui strategi bisnis dalam mengembangkan usaha pada

toko Bika Ambon Zulaikha.

2. Untuk mengetahui permasalahan – permasalahan yang terdapat pada

penerapan strategi bisnis yang digunakan toko BikaAmbonZulaikha di

Jalan Mojopahit

1.5 Manfaat Penelitian

(18)

1. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih,

meningkatkan dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta

lebih mengerti terhadap rangkaian strategi bisnis kuliner yang baik.

2. Bagi Pemilik Usaha, dapat memberikan kontribusi berupa masukan

(saran) yang berguna bagi perkembangan usaha toko BikaAmbon yang

mereka miliki.

3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Program Studi

Administrasi Bisnis, penelitian ini sebagai bahan masukan bagi fakultas

dan jurusan untuk menjadi bahan referensi tambahan bagi mahasiswa

dan mahasiswi di masa mendatang. Serta dapat memberikan sumbangan

kepustakaan yang berupa informasi tambahan yang berguna dan

memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak – pihak yang mempunyai

(19)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Landasan Teori

Untuk memudahkan penulis dalam rangka menyusun penelitian ini,

maka dibutuhkan teori – teori sebagai pedoman yang disebut kerangka teori

untuk menggambarkan sudut masalah yang disorot peneliti.

2.1.1 Bisnis

Bisnis dalam arti luas adalah suatu istilah umum yang menggambarkan

sebuah aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam

bentuk kehidupan sehari – hari. Bisnis itu sendiri dapat dipandang sebagai

suatu sistem menyeluruh yang menggabungkan sub sistem yang lebih kecil

yang disebut industri. Artinya, setiap industri dibentuk dari banyak

perusahaan yang terdiri dari berbagai ukuran perusahaan dengan berbagai

produk yang dihasilkannya, termasuk kegiatan pemasaran, pengembangan

SDM, pengaturan keuangan dan sistem manajemen.

Huat, T Chwee, et. Al (1990) mendefenisikan bisnis sebagai suatu

sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan

masyarakat kita (business is then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society). Dengan mengambil defenisi sistem tersebut, kita dapat mengharapkan suatu hubungan yang saling

(20)

Pendapat lain dikemukakan oleh Griffin dan Ebbert (1996) bahwa

bisnis itu merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa

yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Dalam bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada

, dari kata

dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang

mendatangkan keuntungan.

Dalam

pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan

kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis

mendapatkan imbalan sesuai denga

berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini,

misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua

anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem

sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah,

(21)

2.1.2 Bentuk – Bentuk Organisasi Bisnis

Terdapat tiga bentuk utama dari organisasi bisnis, yaitu:

a. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan Perseorangan adalah bentuk bisnis yang dimiliki dan

dioperasikan oleh hanya satu orang. Orang ini bertanggung jawab atas

keseluruhan harta kekayaan perusahaan tersebut dan mempunyai hak

atas keseluruhan keuntungan hasil dari usaha. Namun, orang tersebut

juga mempunyai kewajiban tidak terbatas akan hutang yang ditanggung

oleh perusahaan apabila mengalami kerugian. Hal ini karena seluruh

harta kekayaan pribadi berada dalam status jaminan bagi usaha yang

akan dijalankan.

b. Perusahaan Persekutuan (Firma)

Persekutuan (Firma dan Komanditer) merupakan bentuk organisasi

bisnis dimana dua orang atau lebih bertindak sebagai pemilik dari

perusahaan sehingga tanggung jawab dan hak yang ada akan ditanggung

oleh mereka. Firma adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan

suatu perusahaan dibawah satu nama bersama dimana peserta –

pesertanya langsung dan sendiri – sendiri bertanggung jawab

sepenuhnya kepada pihak ketiga. Sedangkan persekutuan komanditer

(CV) adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu

perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau lebih sebagai pihak yang

bertanggung jawab renteng (solider) dan satu orang atau lebih sebagai

pihak lain yang mempercayakan uangnya (Lupiyoadi R. dan Wacik J,

(22)

c. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas secara hukum dianggap sebagai suatu badan hukum,

terpisah dari individu – individu yang memilikinya. Dalam

pengertiannya, perseroan terbatas (PT) merupakan badan hukum yang

didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan

modal dasar yang seluruhnya terbagi atas saham dan memenuhi

persyaratan yang ditetapkan dalam Undang – Undang serta peraturan

pelaksanaannya.

d. Koperasi

Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan politik

yang cukup kuat karena memiliki cantolan konstitusional, yaitu

berpegang pada pasal 33 UUD 1945, khususnya ayat 1 yang

menyebutkan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasar atas asas kekuasaan”. Dalam penjelasan UUD 1945 itu

dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan asas

kekeluargaan itu adalah Koperasi. Tafsiran itu sering pula dikemukakan

oleh Mohammad Hatta, yang sering disebut sebagai perumus pasal

tersebut.

2.1.3 Klasifikasi Bisnis

Klasifikasi Bisnis menurut (KLUI) 1997, yaitu:

1. Usaha Pertanian

Adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan yang menghasilkan

(23)

kehutanan, perburuan dan perikanan) dengan tujuan sebagian atau

seluruh hasilnya untuk dijual atau ditukar atau menunjang kehidupan.

2. Usaha Pertambangan dan Penggalian

Adalah usaha yang melakukan kegiatan persiapan dan pengambilan

unsur – unsur kimia, mineral, bijih – bijihan dan segala macam batuan

termasuk batu – batu mulia yang merupakan endapan alam, baik berupa

padat, cair, maupun gas untuk tujuan komersial.

3. Usaha Industri Pengolahan

Adalah usaha yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar atau

bahan mentah menjadi barang jadi. Atau barang setengah jadi (work in process) dan/atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya sehingga lebih dekat kepada pemakaian akhir untuk

tujuan komersil.

4. Usaha Listrik, Gas dan Air

a) Usaha Listrik adalah usaha yang melakukan kegiatan pembangkitan

tenaga listrik serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi

tenaga listrik kepada rumah tangga, instansi dan konsumen lainnya

untuk tujuan komersil. Contoh PLN.

b) Usaha Gas adalah usaha yang melakukan kegiatan menyediakan gas

serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kota kepada

rumah tangga, instansi, industri dan konsumen lainnya untuk tujuan

komersil. Contoh Perusahaan Gas Negara.

c) Usaha Air Bersih adalah usaha yang melakukan kegiatan

(24)

mobil tangki ke rumah tangga, instansi, industri dan konsumen

lainnya dengan tujuan komersil. Contoh PAM.

5. Usaha Konstruksi

Usaha Konstruksi adalah usaha yang mempunyai kegiatan dengan hasil

akhir berupa bangunan atau konstruksi yang menyatu dengan tempat

kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana

kegiatan lainnya dengan tujuan komersil.

6. Usaha Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Lapangan usaha ini meliputi:

a) Perdagangan Besar (grosir/wholeseller) adalah perdagangan barang baru maupun bekas yang pada umumnya dalam partai besar kepada

para pemakai selain konsumen rumah tangga, seperti pedagang

eceran, perusahaan industri, kantor, rumah sakit, rumah makan dan

jasa akomodasi.

b) Perdagangan eceran (retailer) adalah perdagangan yang melakukan penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) barang – barang baru

maupun bekas kepada konsumen rumah tangga.

c) Restaurant, Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga 7. Usaha Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi

a) Usaha Angkutan adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan untuk

mengangkut penumpang dan barang/ternak dari suatu tempat ke

tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor baik melalui

(25)

b) Perusahaan Pergudangan adalah suatu usaha yang melakukan

kegiatan untuk menyimpan sementara barang – barang milik orang

lain sebelum barang tersebut dikirim ke tujuan akhir dengan

menerima balas jasa

c) Komunikasi adalah transformasi informasi dari seorang ke orang lain

dengan menggunakan bahasa, suara, gambar, kode atau tanda

komersil lainnya.

8. Usaha Lembaga Keuangan

Usaha Lembaga Keuangan mencakup:

a) Usaha Perbankan

b) Usaha Lembaga Pembiayaan

c) Usaha Lembaga – Lembaga di Pasar Modal

d) Usaha Asuransi

e) Usaha Lain – Lain

2.1.4 Strategi Bisnis

Strategi bisnis (business strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi

bersaing produk atau jasa perusahaan didalam suatu industri atau segmen

pasar tertentu (Solihin 2012:196).

Strategi bisnis adalah strategi yang menekankan pada peningkatan dari

posisi kompetitif terhadap produk atau jasa perusahaan dalam industri yang

spesifik atau segmen pasar yang dilayani oleh unit bisnis tersebut (Wheelen

(26)

Strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit

bisnis. Di dalam strategi tingkat ini yang ditujukan adalah bagaimana cara

bersaingnya. Pendekatan yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis

sebaiknya didasarkan atas analisis persaingan yang dicetuskan oleh Michael

Porter.

Pendekatan Porter didasarkan atas analisis 5 kekuatan persaingan.

Tekanan persaingan mencakup:

1. Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industri yang

membawa kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik

dan laba, akan tetapi semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau

kendala yang mengitarinya.

2. Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman

dalam suatu industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang

dijual atau mengurangi kualitas produk. Jika harga produk pemasok

naik, maka harga pokok perusahaan juga naik sehingga akan menaikkan

harga jual produk. Jika harga jual produk naik, maka sesuai dengan

hukum permintaan, permintaan produk akan menurun. Begitu pula jika

pemasok menurunkan kualitas produk, maka kualitas produk penghasil

juga akan turun, sehingga akan mengurangi kepuasan konsumen.

3. Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha mendapat

produk dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap

(27)

cukup menentukan bagi perusahaan. Jika suatu produk dinilai harganya

jauh lebih tinggi dari kualitas (harganya tidak mencerminkan yang

sepantasnya) maka pembeli (konsumen) tidak akan membeli produk

perusahaan.

4. Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara fungsional

mempunyai manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun

memiliki kualitas produk dan harga yang lebih rendah. Umumnya,

produk pengganti disenangi oleh orang yang berpenghasilan rendah akan

tetapi ingin tampil dengan status lebih tinggi dari keadaan sebenarnya.

5. Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu berusaha

sekeras mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain.

Konsumen merupakan objek persaingan dari perusahaan yang sejenis

yang bermain di pasar. Siapa yang dapat memikat hati konsumen maka

perusahaan akan dapat memenangkan persaingan. Untuk dapat memikat

konsumen maka berbagai cara dilakukan mulai dari memberikan fasilitas

khusus, pemberian kredit dengan syarat ringan, harga murah atau diskon.

Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional

karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan manajemen,

seperti : Strategi Pemasaran, Strategi Produksi atau Operasional, Strategi

Distribusi, Strategi Organisasi, Strategi Penetapan Harga dan Strategi –

strategi yang berhubungan dengan Keuangan. Berikut akan dijelaskan

beberapa strategi bisnis yang diterapkan berdasarkan pembatasan masalah

(28)

2.1.4.1 Strategi Pemasaran

Definisi Strategi Pemasaran

Tull dan Kahle (1990), strategi pemasaran sebagai alat fundamental

yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusaahaan dengan

mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui

pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk

melayani pasar sasaran tersebut.

Corey (dalam Dolan, 1991), strategi pemasaran terdiri atas lima

elemen yang saling berkaitan, kelima elemen tersebut adalah:

1. Pemilihan Pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan

didasarkan pada faktor – faktor (Jain, 1990):

a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi

yang dapat diproteksi dan didominasi.

b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya

pemusatan (fokus) yang lebih sempit.

c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial – and – error

di dalam menanggapi peluang dan tantangan.

d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber

daya langka atau pasar yang terproteksi.

Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan

kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk

dilayani oleh perusahaan.

2. Perencanaan Produk, meliputi produk spesifik yang dijual,

(29)

masing – masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total

yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian.

Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk,

ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi dan bantuan

teknis disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin

terbentuk di antara pembeli dan penjual.

3. Penetapan Harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan

nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan.

4. Sistem Distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang

dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan

menggunakannya.

5. Komunikasi Pemasaran (Promosi), yang meliputi periklanan,

personal selling, promosi penjualan, direct marketing dan public relation.

2.1.4.1.1 STP (Segmentation, Targeting dan Positioning)

a. Segmentasi (Segmentation) adalah upaya memetakan atau pasar dengan memilah – milahkan konsumen sesuai persamaan di

antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal,

penghasilan, gaya hidup atau bagaimana cara mereka

mengkonsumsi produk.

Dasar Segmentasi (Segmentation), dibagi beberapa bagian yaitu : 1. Segmentasi Geografis

(30)

2. Segmentasi Demografis

Karakteristik demografis yang paling sering digunakan adalah

usia, gender, status perkawinan, pendapatan, pendidikan,

pekerjaan, dll.

3. Segmentasi Psikologis

Karakteristik psikologis merujuk ke sifat – sifat diri atau hakiki

konsumen perorangan.

4. Segmentasi Psikografis

Bentuk riset konsumen terapan ini biasa disebut analisis gaya

hidup.

5. Segmentasi Sosial Budaya

Berbagai variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis

(budaya) yaitu variabel sosial budaya.

6. Segmentasi Terkait Pemakaian

Bentuk segmentasi ini menggolongkan konsumen menurut

karakteristik produk, jasa atau pemakaian merek, seperti tingkat

pemakaian.

7. Segmentasi Situasi Pemakaian

Para pemasar memfokuskan pada situasi pemakaian

8. Segmentasi Manfaat

Berubahnya gaya hidup memainkan peran utama dalam

(31)

9. Segmentasi Gabungan

Dua pendekatan segmentasi gabungan (hybrid segmentation

approach) adalah:

a. Profil Psikografis – Demografis

Profil psikografis dan demografis merupakan pendekatan

yang saling melengkapi yang akan memberikan hasil

maksimal jika digunakan bersama.

b. Segmentasi Geodemografis

Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat

bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain

mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup

dan kebiasaan konsumsi yang sama.

b. Targetting

Setelah perusahaan memilih segmen pasar yang akan dimasuki,

strategi selanjutnya adalah menentukan target pasar atau pasar

sasaran. Definisi umum dari targetting adalah proses memilih target market yang tepat bagi produk dan jasa perusahaan.Langkah

Targetting yaitu dengan menganalisa permintaan konsumen, penentuan sasaran pasar dan mengembangkan strategi pemasaran.

c. Positioning

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang suatu produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan atau ciri khas

(32)

Product positioning yang dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain:

1. Penentuan posisi berdasarkan nilai

2. Penentuan posisi berdasarkan atribut

3. Penentuan posisi berdasarkan kategori produk

4. Penentuan posisi berdasarkan manfaat

a. Positioning Berdasarkan Nilai

Penentuan posisi menurut nilai adalah memposisikan produk

sebagai pemimpin dalam menawarkan nilai terbaik. Nilai

dipengaruhi oleh kualitas dan harga.

b. Positioning Berdasarkan Atribut

Penentuan posisi (positioning) berdasarkan atribut adalah memposisikan produk berdasarkan atribut atau sifat, misalnya

simbol, lambang, ukuran, warna, keberadaan, kedudukan dan

sebagainya.

c. Positioning Berdasarkan Kategori

Positioning (penentuan posisi) menurut kategori produk adalah memposisikan produk sebagai pemimpin dalam

kategori produk. Kategori produk dapat kita kelompokkan

dalam kategori minuman dan makanan, kategori, produk

rumah tangga, kategori obat – obatan.

d. Positioning Berdasarkan Manfaat

(33)

tertentu. Manfaat mencakup manfat simbolis, manfaat

fungsional dan manfaat berdasarkan pengalaman.

2.1.3.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Pemasar menggunakan alat untuk mendapat tanggapan yang

diinginkan dari pasar sasaran, alat–alat itu selanjutnya membentuk suatu

bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran

yang digunakan untuk terus–menerus mencapai tujuan pemasarannya di

pasar sasaran (Sunarto, 2006:9). Istilah bauran pemasaran dipakai untuk

menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran

sebuah organisasi yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion), tempat (place).

Keempat unsur dalam bauran pemasaran berkaitan satu sama lain

dalam suatu konsep sistem. Namun keempat unsur tersebut masih dirasa

kurang mencakupi untuk diterapkan pada produk dan jasa. Para ahli

pemasaran menambahkan tiga unsur lagi, yaitu orang (people), proses (proses) dan pelayanan pelanggan (customer service). Beberapa penulis memasukkan bukti–bukti fisik (physical evidence) sebagai tambahan 4P (Tjiptono, 2005:30). Keputusan dalam suatu bagian mempengaruhi bagian

yang lainnya. Pada akhirnya, dari berbagai variasi yang ada manajemen

harus memilih kombinasi yang paling sesuai dengan lingkungannya

(34)

1. Produk (Product)

Menurut Kotler (dalam Mursid, 1993:71) produk adalah hasil

akhir yang mengandung elemen–elemen fisik, jasa dan hal–hal yang

simbolis yang dibuat dan dijual oleh perusahaan untuk memberi

kepuasan dan keuntungan bagi pembelinya. Didalam pengertian

produk mencakup segi fisik dan hal–hal lain yang lebih ditentukan

oleh konsumen seperti masalah jasa yang menyertainya, masalah

psikologis seperti kepuasan pemakaian, simbol status, segi artistik dan

lain sebagainya. Produk merupakan suatu hal yang menjadi daya tarik

ketika seorang pembeli ingin membeli barang atau menggunakan jasa

yang ditawarkan produsen.

Keputusan pembeli dalam membeli barang atau menggunakan

jasa apabila merasa suatu produk sesuai dengan kebutuhan mereka.

Hal ini mengindikasikan bahwa dalam kasus seperti ini, produk

perusahaan harus menyesuaikan terhadap pembeli bukan sebaliknya.

Ini untuk menciptakan chemistry yang terikat antara produk perusahaan dengan konsumen. Secara teknis marketing, konsumen

hanya dapat dipengaruhi dan tidak dapat dikendalikan. Dengan

demikian hanya produk yang dapat dikendalikan dalam mempengaruhi

daya beli konsumen.

Dalam mencapai dan mempertahankan posisi strategis produk

dalam persaingan pasar maka setiap pemasar harus mampu (Winardi,

(35)

a. Mengembangkan produk–produk baru

b. Memodifikasi produk–produk yang ada

c. Menghapuskan produk–produk yang tidak lagi memenuhi

kebutuhan para pembeli.

2. Harga (Price)

Dalam pemasaran seringkali hal yang dapat diubah untuk

bereaksi terkait permintaan dan penawaran dari pembeli dan tekanan

dari pesaing adalah harga. Penetapan harga merupakan bagian penting

dalam strategi pemasaran yang secara langsung berkaitan dengan

produk. Menurut Stanton (dalam Angiopora, 1996:174), Harga adalah

jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi

sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Secara esensi, harga

memilki dampak psikologis pada pembeli yang dapat mempengaruhi

minat beli masyarakat. Maka dalam menentukan harga para pemasar

harus menentukan berdasarkan aspek–aspek sosial yang dinamis dan

juga iklim persaingan pasar.

Selain itu, untuk meningkatkan tujuan dari penetapan harga, para

pemasar juga harus mampu menetapkan sasaran–sasaran penetapan

harga. Hal ini disebabkan sasaran–sasaran penetapan harga akan

mempengaruhi keputusan–keputusan dalam wilayah–wilayah

fungsional seperti misalnya bidang keuangan, akunting dan produksi,

(36)

tujuan menyeluruh dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan

(Winardi, 1989:379).

3. Tempat (Place)

Tempat dalam pelayanan merupakan gabungan antara lokasi dan

keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan

bagaimana cara penyampaian produk kepada konsumen dan dimana

lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana

perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Dan dalam

rangka kegiatan memperlancar arus barang dari produsen ke

konsumen, maka salah satu faktor penting yang harus diperhatikan

adalah memilih secara tepat saluran distribusi yang akan digunakan.

Menurut Rezvan, saluran distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh

arus barang–barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai

pada pemakai (dalam Angiopora, 1996: 191).

Pada dasarnya, pada waktu memilih saluran distribusi perusahaan

harus berpedoman ukuran 3C, yakni channel control (pengendalian saluran), market coverage (liputan pasar) dan cost (biaya) yang cocok dengan taraf pelayanan (Stanton, 1984:83).

4. Promosi (Promotion)

Promosi dapat dimaknai sebagai suatu upaya untuk membujuk

para calon pembeli dalam menerima, menjual kembali,

(37)

sedang dipromosikan yang didalam prosesnya terjadinya pula proses

mempengaruhi pengetahuan, sikap serta perilaku pembeli.

Dalam kegiatannya promosi dapat dilakukan dalam beberapa

cara sebagai berikut (Mursid, 1993:96–99) :

a. Pengiklanan

Merupakan kegiatan penawaran kepada suatu kelompok

masyarakat baik secara lisan maupun dengan penglihatan (berupa

berita) tentang suatu produk, jasa atau ide. Kegiatan pengiklanan

dikenakan biaya, yang mana pihak sponsor membayar kepada

media yang membawakan berita tersebut. Melalui pengiklanan,

seorang penjual menyampaikan sebuah pesan kepada pembeli

melalui media seperti televisi, koran, radio, majalah dll

b. Publisitas

Merupakan sejumlah informasi tentang seseorang, barang

atau organisasi atau perusahaan yang disebarluaskan ke masyarakat

dengan cara membuat berita yang mempunyai arti komersil atau

berupa penyajian–penyajian yang bersifat positif. Dengan demikian

suatu perusahaan dan produknya dapat menjadi perhatian umum.

Kegiatan publishing dilakukan dengan tidak perlu membayar. Biasanya publisitas ini berbentuk memuji suatu produk, jasa atau

(38)

5. Orang (People)

Bagi sebagian besar produk, orang merupakan unsur vital dalam

bauran pemasaran. Dalam industri produk dan jasa, setiap orang

merupakan “part time marketer” yang tindakan dan perilakunya mempunyai dampak langsung pada output yang diterima pelanggan.

Oleh sebab itu setiap industri harus secara jelas menentukan apa yang

diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan.

6. Bukti Fisik (Physical Evidance)

Karakteristik tangible pada produk menyebabkan pelanggan potensial tidak dapat menilai suatu produk sebelum mengonsumsinya. Ini

menyebabkan resiko yang dipersiapkan konsumen dalam keputusan

pembelian dapat diminimalisir. Oleh sebab itu, salah satu unsur

penting dalam bauran pemasaran adalah mengurangi tingkat resiko

tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik produk.

7. Proses (Process)

Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen

high contact services. Dalam bisnis, proses berbicara tentang kemudahan administrasi dalam menggunakan produk.

8. Pelayanan Pelanggan (Customer Services)

Layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total produk

dan jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung

(39)

departemen layanan pelanggan, tetapi menjadi perhatian dan tanggung

jawab semua personel produksi, baik yang dipekerjakan oleh

organisasi maupun pemasok. Manajemen kualitas produk yang

ditawarkan kepada pelanggan berkaitan erat dengan kebijakan desain

produk dan personalia.

2.1.4.2 Strategi Kepuasan Pelanggan

Strategi kepuasan pelanggan menyebabkan para pesaing harus

berusaha keras dan memerlukan biaya tinggi dalam usahanya untuk

merebut pelanggan. Satu hal yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa

kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka panjang yang

membutuhkan komitmen, baik menyangkut dana maupun sumber daya

manusia (Schnaars, 1991).

Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan

meningkatkan kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Strategi pemasaran berupa Relationship Marketing (McKenna, 1991),yaitu strategi dimana transaksi pertukaran antara penjual dan

pembeli berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai.

Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara

terus menerus (Jackson, 1985 dalam Schnaars 1991), yang pada

akhirnya akan menimbulkan kesetiaan pelanggan sehingga terjadi

bisnis ulangan (repeat bussines). Betapa pentingnya hubungan ditunjukkan dengan pernyataan Levitt (dalam Schnaars, 1991) bahwa

“semakin banyak kegiatan ekonomi dunia yang dilakukan melalui

(40)

2. Strategi Superior Customer Service (Schnaars, 1991), yaitu menawarkan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing. Hal ini

membutuhkan dana yang besar, kemampuan sumber daya manusia

dan usaha yang gigih agar dapat tercipta suatu pelayanan yang

superior. Oleh karena itu, seringkali (tetapi tidak harus) perusahaan

yang menawarkan customer service uang lain akan membebankan harga yang lebih tinggi pada produknya. Akan tetapi mereka

biasanya memperoleh manfaat besar dari pelayanan yang lebih baik

tersebut, yaitu berupa tingkat pertumbuhan yang cepat dan besarnya

laba (gain) yang diperoleh. Contoh pelayanan superior yang dapat diberikan adalah distributor komputer memberikan pelayanan

konsultasi gratis seputar permasalahan komputer, surat kabar yang

memberikan jasa pelayanan gratis dalam menentukan format iklan

bagi pemasang iklan, lembaga pendidikan kursus tertulis

memberikan kesempatan kepada setiap calon peserta untuk mencoba

modulnya selama jangka waktu tertentu misalnya dua bulan, toko

khusus pakaian yang memberikan keleluasan untuk

menukar/mengembalikan jas, jaket, sweater atau pakaian lainnya

selama tenggang waktu tertentu dan lain – lain.

3. Strategi Uncounditional Guarantees (Hart, 1988). Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan

yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme

(41)

Selain itu juga akan meningkatkan motivasi para karyawan untuk

mencapai tingkat kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.

4. Strategi Penanganan Keluhan Yang Efisien (Schnaarss, 1991).

Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang

pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan produk perusahaan

yang puas (atau bahkan menjadi pelanggan abadi).

5. Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan, meliputi berbagai upaya

seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan

secara berkesinambungan, memberikan pendidikan atau pelatihan

menyangkut komunikasi, salesmanship dan public relation kepada pihak manajemen dan karyawan, memasukkan unsur kemampuan

untuk memuaskan pelanggan (yang penilaiannya bisa didasarkan

pada survey pelanggan) ke dalam sistem penilaian prestasi karyawan,

dan memberikan empowermen yang lebih besar kepada para karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

6. Menerapkan Quality Function Deployment (QFD), yaitu praktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan

pelanggan.

2.2 Usaha Mikro Kecil dan Pengembangan Usaha 2.2.1 Usaha Mikro Kecil

Badan Pusat Statistik mendefenisikan Usaha Mikro sebagai usaha yang

memiliki tenaga kerja lebih dari 4 orang. Sedangkan Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud Undang – Undang No. 9 Tahun 1995 adalah usaha

(42)

banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak

Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima

kredit dari bank maksimal diatas Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). World Bank

mendefenisikan Usaha Kecil atau Small Enterprise, dengan kriteria : Jumlah karyawan kurang dari 30 orang; Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta;

Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta.

Namun demikian pengertian terbaru mengenai Usaha Kecil menurut

Undang – Undang Nomor 20 tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif

yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan

bersih lebih dari Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan

lebih dari Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp.2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Beberapa karakteristik UMK secara umum, yaitu :

1. Manajemen pengelolaan masih sederhana

2. Rendahnya akses terhadap lembaga kredit

3. Belum memiliki status badan hukum

(43)

5. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu – waktu

dapat berganti

6. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu – waktu dapat pindah

tempat

7. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun dan

tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha

8. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa

wirausaha yang memadai

9. Tingkat pendidikan rata – rata relatif sangat rendah

10. Umumnya belum memiliki akses kepada perbankan, namun sebagian

sudah akses ke lembaga keuangan non bank

11. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya

termasuk NPWP

World Bank, membagi UMKM ke dalam 3 jenis, yaitu : a. Medium Enterprise, dengan kriteria :

1. Jumlah karyawan maksimal 300 orang,

2. Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta, dan

3. Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta.

b. Small Enterprise, dengan kriteria :

1. Jumlah karyawan kurang dari 30 orang,

2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta, dan

3. Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta.

(44)

1. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang, dan

2. Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu

Tabel 2.1

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Organisasi Jenis Usaha Kriteria

Biro Pusat Statistik

(BPS)

Usaha Kecil Pekerja < 5 – 9 orang

Usaha Menengah Pekerja 20 – 99 orang

Bank

Indonesia

(BI)

Usaha Mikro (SK Dir

BI No 31/21/KEP/DIR

Tanggal 5 Mei 1998)

a. Usaha yang dijalankan

oleh rakyat miskin

atau mendekati miskin

b. Dimiliki oleh keluarga

sumber daya lokal dan

teknologi sederhana

c. Lapangan usaha

mudah untuk exit dan

entry

Usaha Menengah (SK Dir

BI No 30/45/Dir/UK

Tanggal 5 Januari 1997)

(45)

Bank Dunia

Usaha Kecil a. Jumlah karyawan

kurang dari 30 orang

b. Pendapatan setahun <

$ 3 juta

c. Jumlah aset $ 3 juta

Usaha Menengah a. Jumlah karyawan

maksimal 300 orang

b. Pendapatan setahun

hingga sejumlah $ 15

juta

Usaha Kecil a. Kekayaan bersih

(tidak termasuk tanah

dan bangunan) lebih

dari Rp. 50 juta

sampai dengan paling

banyak Rp. 500 juta

b. Hasil penjualan

tahunan (omset/tahun)

lebih dari Rp. 300 juta

sampai dengan paling

banyak Rp. 2,5 Milyar

(46)

termasuk tanah dan

bangunan) lebih dari

Rp. 500 juta sampai

dengan paling banyak

Rp. 10 Milyar

Sumber : Bank Indonesia; http:// infoukm.wordpress.com, 2008.

Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro memiliki karakteristik

positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain :

1. Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap

berjalan bahkan terus berkembang

2. Tidak sensitif terhadap suku bunga

3. Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter

4. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima

bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.

Permasalahan yang dihadapi oleh usaha mikro kecil menyangkut banyak

persoalan, contohnya ketimpangan struktural dalam alokasi dan penguasaan

sumber daya, ketidaktegasan negara pada upaya pengembangan ekonomi

rakyat dalam kebijakan dan pengembangan strategi industrialisasi, struktur

pasar yang bersifat oligopolies, kinerja yang relatif terbatas pada hal yang

klasikal (SDM, modal dan akses terhadap lembaga keuangan, teknologi,

manajemen, pemasaran dan informasi), terjadinya distorsi dan inkonsistensi

(47)

2.2.2 Pengembangan Usaha

Menurut Anoraga (2000:66), pengembangan usaha dalam tanggung

jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan

kedepan, motivasi dan kreativitas. Jika hal ini dilakukan oleh setiap

wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang

semula kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar.

Menurut Hubeis, pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi

(UMKM) tergantung pada beberapa faktor, yaitu :

a) Kemampuan UKMK dijadikan kekuatan utama pengembangan ekonomi

berbasis lokal yang mengandalkan sumber daya lokal

b) Kemampuan UKMK dalam peningkatan produktivitas, efisiensi dan

daya saing

c) Menghasilkan produk yang bermutu dan berorientasi pasar (domestik

maupun ekspor)

d) Berbasis bahan baku lokal

e) Subtitusi impor

2.2.3 Teknik Pengembangan Usaha

Menurut Suryana (2013:156), pengembangan usaha dapat dilakukan

sebagai berikut :

1. Pengembangan Skala Ekonomis

Peningkatan skala ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala

produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi dan tempat usaha.

Peningkatan skala ekonomis dilakukan apabila perluasan usaha atau

(48)

mencapai skala ekonomis, jika peningkatan output mengakibatkan

peningkatan biaya jangka panjang, maka tidak baik untuk dilakukan.

2. Perluasan Cakupan Usaha

Perluasan cakupan usaha dilakukan dengan menambah jenis usaha

baru, produk dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi

serta dengan teknologi yang berbeda.

Lingkup usaha ekonomis dapat didefenisikan sebagai suatu

diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh total biaya produksi

gabungan dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara

bersama – sama lebih kecil daripada penjumlahan biaya produksi masing

– masing produk apabila diproduksi terpisah

2.3 Pengertian Kuliner

Menurut C. Soejoeti Tarwotjo (1998 : 1) Kuliner adalah perpaduan

antara ilmu dan seni. Mengapa demikian? Karena untuk mempelajari

kuliner, dibutuhkan pengetahuan ilmu bahan makanan serta pengetahuan

tentang alat – alat penyelenggaraan makanan. Kata kuliner berarti suatu seni

mengolah bahan makanan dan mempersiapkan bahan makanan yang akan

dimasak, termasuk mengupas, mencuci, memotong – motong, memberi

bentuk dan memberi bumbu yang semuanya dikerjakan dengan benar dan

tepat. Kemudian diteruskan dengan memasak bahan makanan yang telah

dipersiapkan dengan berbagai macam teknik memasak serta bagaimana

menyajikan makanan atau hidangan yang menarik, yang dapat menggugah

selera makan dan lezat rasanya. Mengenai hal ini dibutuhkan suatu

(49)

Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan.

Karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan sehari –

hari. Mulai dari makanan yang sederhana hingga makanan yang berkelas

tinggi dan mewah. Semua itu, membutuhkan pengolahan yang serba enak.

2.3.1 Tujuan Penyelenggaraan Kuliner

Tujuan akhir penyelenggaraan kuliner berkaitan dengan kemampuan

menghidangkan makan yang siap untuk disantap, yaitu makanan lezat, sehat

dan bergizi serta menarik. Untuk mencapai tujuan ini dibutuhkan antara lain

pengetahuan tentang ilmu bahan makanan, keterampilan seni memasak dan

pengetahuan tentang alat penyelenggaraan makanan.

Selain itu, dituntut adanya keterampilan seni memasak dan cara

menghidangkan yang menarik. Tak kalah pentingnya, pengetahuan tentang

higiene dan sanitasi makanan perlu dipelajari pula.

a. Ilmu bahan makanan, mempelajari tentang macam bahan makanan, sifat bahan makanan, asal bahan makanan dan keadaan bahan makanan.

b. Keterampilan seni memasak, meliputi terampil dalam membaca dan mempraktekan resep makanan dan terampil dalam mengembangkan

resep – resep yang ada, serta menciptakan resep – resep baru atau kreasi

baru.

c. Pengetahuan alat penyelenggaraan makanan, mempelajari tentang alat – alat, khususnya alat atau barang yang digunakan untuk menjalankan

(50)

Oleh karena itu, untuk mempunyai keahlian dalam bidang kuliner ini

dibutuhkan ketekunan, keuletan dan kreativitas serta kepandaian tentang

pengetahuan – pengetahuan bahan makanan dan penyelenggaraan makanan.

Setelah memperhatikan uraian mengenai pengertian dan tujuan

kuliner, berikut ini dijelaskan defenisi atau batasannya. Kuliner adalah

perpaduan antara pengetahuan ilmu bahan makanan serta seni mengolah

bahan makanan yang dapat menghasilkan suatu hidangan siap santap yang

lezat, sehat, bergizi dan menarik sehingga dapat menggugah selera makan.

2.3.2 Jenis – Jenis Penyelenggaraan Kuliner Jenis – jenis penyelenggaraan kuliner meliputi :

1. Pengadaan Makanan

Makanan adalah suatu hidangan hasil pengolahan bahan makanan.

Untuk mendapatkan hasil pengolahan yang baik dan sesuai dengan

tujuan, perlu diadakan perencanaan. Bila telah direncanakan dan

ditentukan apa yang akan dihidangkan, lalu direncanakan pengadaan

bahan makanannya, yaitu dengan membuat suatu daftar pembelian atau

daftar pembelanjaan sesuai dengan bahan makanan yang dibutuhkan.

Dalam daftar belanja dituliskan nama bahan, jumlah bahan makanan dan

perkiraan harga. Untuk jumlah bahan makanan yang akan dibeli,

diperinci jumlah/berat kotor dan jumlah/berat bersih bahan makanan.

2. Pengadaan Tenaga

Penyelenggaraan kuliner perlu dikelola oleh suatu organisasi yang

dipimpin oleh seorang ahli atau orang yang berpengalaman dalam

(51)

dengan kebutuhan, yang mempunyai keahlian dalam bidang masing –

masing. Misalnya, ahli dalam memasak banyak nasi, memasak kue – kue

atau makanan kecil dan ahli memasak masakan daging.

Untuk penyelenggaraan kuliner suatu keluarga biasa dipegang oleh

kepala keluarga atau ibu rumah tangga dibantu satu atau lebih pembantu

rumah tangga sesuai dengan kebutuhan dan keadaan. Pengadaan ini

sangat tergantung besarnya makanan yang akan diproduksi dan

banyaknya macam makanan yang akan dimasak, disamping

memperhatikan kemampuan ekonomi.

Untuk penyelenggaraan kuliner dalam jumlah banyak, seperti

rumah sakit, hotel, asrama dan sejenisnya, perlu ada organisasi

pengelola, yang terdiri atas ketua, pengurus dan anggota. Sebagai ketua

atau pimpinan, diharapkan mempunyai pengetahuan manajemen

penyelenggaraan kuliner.

3. Pengadaan Tempat

Tempat penyelenggaraan kuliner adalah suatu ruangan yang digunakan

untuk menjalankan semua kegiatan yang berkaitan dengan kuliner.

Kegiatan itu dimulai dari perencanaan segala sesuatunya sampai

distribusi atau menghidangkan makanan yang telah dimasak.

4. Pengadaan Alat

Sesuai dengan fungsinya, penyelenggaraan kuliner dapat dikelompokkan

menjadi empat, yaitu (a) alat pengolahan bahan makanan, (b) alat

penghidang makanan, (c) alat makan dan minum dan (d) alat dapur

(52)

(a) Alat Pengolahan Bahan Makanan

Alat pengolahan bahan makanan terdiri atas alat persiapan memasak

dan alat memasak. Alat persiapan memasak adalah semua alat yang

digunakan untuk mempersiapkan bahan makanan yang akan

dimasak.

(b) Alat Penghidang Makanan

Alat Penghidang Makanan adalah semua alat yang digunakan untuk

menghidangkan makanan yang akan disajikan diatas meja

penghidang atau meja makanan.

(c) Alat Makan dan Minum

Alat makan ialah seperangkat alat makan yang biasanya diatur/

disusun di atas meja makan sebelum makanan dihidangkan.Alat

minum ialah seperangkat alat minum yang biasanya digunakan pada

jamuan minum teh.

(d) Alat Dapur Elektronik

Sesuai dengan perkembangan teknologi dalam bidang alat seni untuk

memasak atau kuliner, maka tercipta berbagai alat dapur elektronik,

yaitu alat yang dioperasikan dengan tenaga listrik. Alat ini sangat

praktis, cepat, menghemat waktu, bersih dan hasilnya baik.

Kelemahan dari alat dapur elektronik ini sangat tergantung dari

aliran listrik di dalam rumah.

5. Pengadaan Biaya

Perencanaan biaya penyelenggaraan kuliner disesuaikan dengan semua

(53)

daya beli. Hal yang mempengaruhi nilai / biaya ialah tempat atau daerah,

keadaan pada saat itu, musim, besarnya porsi dan bentuk makanan.

Dengan adanya berbagai macam bahan makanan dan alat serta harga

yang sangat bervariasi, diharapkan dapat merencanakan biaya

penyelenggaraan dengan tepat. Dengan membuat daftar belanja yang

baik sesuai dengan kebutuhan, pengeluaran dapat dikendalikan.

2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual

Penulis meneliti tentang strategi pengembangan usaha kuliner khas

kota Medan dengan melihat lingkungan usaha yang terdiri dari beberapa

aspek strategi bisnis diantaranya adalah strategi pemasaran danstrategi

kepuasan pelanggan.

2.5 Peneliti Terdahulu

Adapun yang mendukung tentang penelitian tersebut dapat

dipengaruhi oleh penelitian terdahulu yang mengenai Strategi

Pengembangan Usaha sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa peneliti

terdahulu cukup banyak yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini.

Tujuan dari penelitian tersebut adalah menganalisis dan merumuskan

strategi pengembangan usaha sesuai objek penelitiannya masing – masing.

Diantaranya adalah :

1. Eqy Gusti I S Kembaren (Universitas Sumatera Utara, 2014), melakukan

penelitian tentang “Strategi Pengembangan Usaha Pada Jasa Warung

Internet GINPI Perumnas Simalingkar Medan”. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pengelompokkan faktor internal dan faktor eksternal

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 4.2.1 Identitas Informan

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

dalam penelitian dengan menggunakan teknik analisis kualitatif, yaitu. menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif analisis yaitu dengan cara menggambarkan keadaan-keadaan dari obyek yang diteliti di lapangan kemudian diambil

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan menginterpretasikan angka ketercapaian indikator kapitasi berbasis komitmen pelayanan dan

Teknik pengumpulan data primer yaitu teknik pengumpulan data yang langsung diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitian, teknik ini dapat dilakukan dengan cara:.. Wawancara,

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data. kualitatif yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif analisis yaitu dengan cara menggambarkan keadaan-keadaan dari obyek yang diteliti di lapangan kemudian diambil

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data wawancara melalui 4 tahapan, yaitu pengumpulan data, reduksi