STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER KHAS
KOTA MEDAN
(Studi Pada BikaAmbonZulaikha Jalan Mojopahit)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana
(S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Disusun oleh:
110907099
Monica Beatrice Anggreini Hutabarat
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER KHAS KOTA MEDAN
(Studi Pada Bika Ambon Zulaikha Jalan Mojopahit) Nama : Monica Beatrice Anggreini Hutabarat
NIM : 110907099
Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.SI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi bisnis dalam mengembangkan usaha pada Toko Bika Ambon Zulaikha.Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana teknik pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif yaitu dengan menguraikan dan menginterpretasikan data yang telah diperolah dari lapangan dan wawancara dengan informan yang telah ditentukan terlebih dahulu.Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dikumpulkan, disusun dan dianalisis agar dapat menemukan bagaimana strategi bisnis dalam mengembangkan usahapada Toko Bika Ambon Zulaikha serta masukan sebagai solusi pengambilan keputusan dalam permasalahan yang dibahas.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi bisnis yang diterapkan oleh Toko Bika Ambon Zulaikha masih menggunakan strategi yang tradisional dalam mengimplementasikan strategi pemasaran dan strategi kepuasan pelanggan khususnya. Strategi pemberian label halal pada setiap produk menjadi andalan utama Toko Bika Ambon Zulaikha dalam menarik minat pembeli, selain variasi rasa untuk setiap produk yang lebih banyak di bandingkan kompetitor.
Disamping itu, Toko Bika Ambon Zulaikha dalam menerapkan strategi bisnisnya khususnya strategi pemasaran masih terkendala dan mengalami hambatan pada pengembangan melalui media promosi dan kekurang terbukaan pada penetapan harga pada setiap produk. Sementara itu pada strategi kepuasan pelanggan, motivasi untuk para karyawan diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan lebih dari apa yang sudah dilakukan Toko Bika Ambon Zulaikha saat ini.
ABSTRACT
BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY TO EAT SPECIAL CITY FIELD
(Studies in Bika Ambon Zulaikha Road Mojopahit) Name : Monica Beatrice Anggreini Hutabarat
NIM : 110907099
Prody : Business Administration Faculty : Ilmu Sosial Ilmu Politik
Advisor : Drs. Posma Lumban Raja, M.SI
This study aims to determine how the business strategy in developing businesses in Stores Zulaikha Bika Ambon. Forms of research used in this study was a descriptive study with a qualitative approach, in which data collection techniques based on interviews, documentation, and literature.
The data analysis technique used is descriptive data analysis is to describe and interpret the data that has been obtained from the field and interviews with informants who have been determined in advance. Data were obtained from interviews and documentation collected, compiled and analyzed in order to discover how business strategies in developing businesses in Stores Bika Ambon Zulaikha and input as the solution of decision making in the issues discussed.
The results of this study indicate that the business strategy adopted by Bika Ambon shop Zulaikha still using traditional strategies in implementing marketing strategies and customer satisfaction strategy in particular. Strategy halal labeling on each product became the mainstay Store Bika Ambon Zulaikha in attracting buyers, in addition to flavor variations for each product more in compare competitors.
Besides, Store Bika Ambon Zulaikha in implementing its business strategy, especially marketing strategy is still constrained and experiencing barriers to development through a media campaign and lack of openness in pricing on any product. Meanwhile on customer satisfaction strategy, motivation for employees required to improve the performance and quality of service is more than what has been done Store Bika Ambon Zulaikha today.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang
telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER KHAS KOTA MEDAN (Studi pada Bika Ambon Zulaikha Jalan Mojopahit)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S1)
pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Illmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki
banyak kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan. Hal ini
disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun
sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan
penulis di masa yang akan datang.
Penulis menyadari sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan
selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu
3. Bapak Drs. Posma Lumbaran Raja, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak M. Arifin Nasution, M.SP, selaku Dosen Penguji dalam Meja Hijau
yang telah menyediakan waktunya.
5. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, M.SP, selaku Dosen Penguji dalam seminar
proposal yang telah memberikan banyak masukan demi perbaikan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan ilmu, motivasi dan bimbingan selama penulis menjalani
perkuliahan.
7. Ibu Hajjah Mariani selaku pemilik dan seluruh karyawan Bika Ambon
Zulaikha Jalan Mojopahit yang telah berkenan untuk memberikan waktu,
tenaga dan bantuannya kepada penulis selama dalam penelitian.
8. Kedua orangtua saya, Bapak E. Hutabarat, SH tersayang yang selalu
memberikan perhatian, doa yang tiada henti serta dukungan moril dan materil
kepada penulis dan Ibunda tercinta A. Nainggolan yang berada di surga
terimakasih untuk semua kasih sayang serta cinta yang tiada hentinya. Semua
pencapaian yang saya raih, saya dedikasikan khusus untuk Ibunda tercinta
yang jauh disana.Walaupun jauh tapi mami selalu ada di dalam hati dan
9. Kedua abang kembar saya, Jody Ferianto Hutabarat, SH dan Dede Alfero
Hutabarat, SH. Terimakasih sudah menjadi abang – abang terbaik buat adik
semata wayangnya. Kaka sayang kalian pake banget.
10. Kepada seluruh saudara – saudara saya yang selalu memberikan semangat
serta doa dalam pengerjaan skripsi.
11. Abang yang paling special dihati, Nicholas Marpaung S. AB, M. AB (soon)
yang selalu membantu saya dari awal perjuangan dimulainya skripsi ini.
Terimakasih sudah mau selalu menemani dari malam sampai jam 7 pagi
nonstop, untuk semua tawa dan candaan yang memberikan semangat kembali
dalam pengerjaan skripsi, selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik
untuk adik juniornya yang satu ini dan selalu bisa menenangkan saya yang
panikan. Bersedia untuk mendengarkan segala keluh kesah dalam pengerjaan
skripsi dan diluar konteks skripsi. Walaupun jauh dari Medan tapi tetap bisa
membantu dan menemani saya dalam keadaan apapun. Always be my
bestmate, bestpartner, bestfriend, bestenemy, bestbrother, bestsister and
bestsupporter for me.
12. Sahabat tersayang Maria Febrilia Marbun yang sudah menjadi teman terbaik
semenjak di bangku SMA, tetap menjadi gadis cantikku yang baik ya sampai
kita tua.
13. Denny Ginting dan Sally Sisva yang telah bersedia menjadi moderator dan
notulen dalam seminar proposal.
14. Sahabat – sahabat saya Fransiska Citra Ayu, Dea Mutia Asmasakina, Pattima
jangan pernah putus hubungan pertemanan ya. Suatu saat kita nanti ketemu
lagi, kita udah harus jadi orang yang sukses. Amin.
15. Temen menggila saya, Evi Rahmadhani Siregar yang suka mengoyakkan baju
dan celananya. Makasih buat panjang kaki yang kita jalani bersama, untuk
seminar proposal dan meja hijau yang sama serta wisuda bersamaan ini. Tetap
jadi orang gila ya vi. Biar melalak terus kita sebelum aku keluar dari Medan.
Main – main kau nanti ke Semarang ya, biar bisa keliling pulau Jawa kita.
16. Teman – teman sekelas saya di Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis A 2011,
selama 3 ½ tahun telah melewati waktu bersama saya yang sudah banyak
memberikan kesan dan warna dalam perkuliahan ini.
17. Abang – abang dan kakak – kakak senior Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
2009 dan juga 2010 yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk
membantu saya dalam pengerjaan skripsi.
18. Semua pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukan.
Medan, April 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
2.1.4.1.1 STP (Segmentation, Targetting dan Positioning) ... 17
2.1.4.1.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 21
2.1.4.2 Strategi Kepuasan Pelanggan ... 27
2.2. Usaha Mikro Kecil dan Pengembangan Usaha ... 29
2.2.1 Usaha Mikro Kecil ... 29
2.2.2 Pengembangan Usaha ... 35
2.2.3 Teknik Pengembangan Usaha ... 35
2.3 Pengertian Kuliner ... 36
2.3.1 Tujuan Penyelenggaraan Kuliner ... 37
2.3.2 Jenis – Jenis Penyelenggaran Kuliner ... 38
2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 41
BAB III METODE PENELITIAN ... 46
3.1Pendekatan dan Jenis Pnelitian ... 46
3.2Lokasi Penelitian ... 46
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 51
4.1.1 Produk yang dihasilkan oleh Toko Bika Ambon Hajjah Zulaikha ... 53
4.2 Penyajian data ... 54
4.2.1 STP (Segmentasi Pasar, Targeting dan positioning)... 55
4.2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 59
4.2.3 Strategi Kepuasan Pelanggan ... 75
4.2.4 Hasil Wawancara dengan Masyarakat Terkait PengetahuanTentang Produk dan Profil toko Bika Ambon Hajjah Zulaikha ... 79
4.3Analisis Data ... 83
4.3.1 Segmentasi Pasar. Targetting dan Positioning ... 83
4.3.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 84
4.4 Strategi Kepuasan Pelanggan ... 89
4.5 Masalah yang terjadi dalam Penerapan Strategi Bisnis Dalam Mengembangkan Usaha di Toko Bika Ambon Zulaikha ... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94
5.1Kesimpulan ... 94
5.2Saran ... 96
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ... 32
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KULINER KHAS KOTA MEDAN
(Studi Pada Bika Ambon Zulaikha Jalan Mojopahit) Nama : Monica Beatrice Anggreini Hutabarat
NIM : 110907099
Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.SI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi bisnis dalam mengembangkan usaha pada Toko Bika Ambon Zulaikha.Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana teknik pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif yaitu dengan menguraikan dan menginterpretasikan data yang telah diperolah dari lapangan dan wawancara dengan informan yang telah ditentukan terlebih dahulu.Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dikumpulkan, disusun dan dianalisis agar dapat menemukan bagaimana strategi bisnis dalam mengembangkan usahapada Toko Bika Ambon Zulaikha serta masukan sebagai solusi pengambilan keputusan dalam permasalahan yang dibahas.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi bisnis yang diterapkan oleh Toko Bika Ambon Zulaikha masih menggunakan strategi yang tradisional dalam mengimplementasikan strategi pemasaran dan strategi kepuasan pelanggan khususnya. Strategi pemberian label halal pada setiap produk menjadi andalan utama Toko Bika Ambon Zulaikha dalam menarik minat pembeli, selain variasi rasa untuk setiap produk yang lebih banyak di bandingkan kompetitor.
Disamping itu, Toko Bika Ambon Zulaikha dalam menerapkan strategi bisnisnya khususnya strategi pemasaran masih terkendala dan mengalami hambatan pada pengembangan melalui media promosi dan kekurang terbukaan pada penetapan harga pada setiap produk. Sementara itu pada strategi kepuasan pelanggan, motivasi untuk para karyawan diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan lebih dari apa yang sudah dilakukan Toko Bika Ambon Zulaikha saat ini.
ABSTRACT
BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY TO EAT SPECIAL CITY FIELD
(Studies in Bika Ambon Zulaikha Road Mojopahit) Name : Monica Beatrice Anggreini Hutabarat
NIM : 110907099
Prody : Business Administration Faculty : Ilmu Sosial Ilmu Politik
Advisor : Drs. Posma Lumban Raja, M.SI
This study aims to determine how the business strategy in developing businesses in Stores Zulaikha Bika Ambon. Forms of research used in this study was a descriptive study with a qualitative approach, in which data collection techniques based on interviews, documentation, and literature.
The data analysis technique used is descriptive data analysis is to describe and interpret the data that has been obtained from the field and interviews with informants who have been determined in advance. Data were obtained from interviews and documentation collected, compiled and analyzed in order to discover how business strategies in developing businesses in Stores Bika Ambon Zulaikha and input as the solution of decision making in the issues discussed.
The results of this study indicate that the business strategy adopted by Bika Ambon shop Zulaikha still using traditional strategies in implementing marketing strategies and customer satisfaction strategy in particular. Strategy halal labeling on each product became the mainstay Store Bika Ambon Zulaikha in attracting buyers, in addition to flavor variations for each product more in compare competitors.
Besides, Store Bika Ambon Zulaikha in implementing its business strategy, especially marketing strategy is still constrained and experiencing barriers to development through a media campaign and lack of openness in pricing on any product. Meanwhile on customer satisfaction strategy, motivation for employees required to improve the performance and quality of service is more than what has been done Store Bika Ambon Zulaikha today.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Medan merupakan Ibu kota provinsi Sumatera Utara yang
sudah berdiri sejak 1 Juli 1590 dan terletak di bagian utara Pulau
Sumatera.Seiring berjalannya waktu, kota Medan saat ini telah tumbuh
menjadi kota terbesar di pulau Sumatera dan ke tiga terbesar di Indonesia
dari segi tingkat pertumbuhan dan pembangunan perekonomian
daerah.Letak Provinsi Sumatera Utara yang sangat strategis di pulau
Sumatera memberikan keuntungan bagi sektor perekonomian khususnya
kota Medan sebagai Ibu kota Provinsi. Potensi dan kondisi sumber daya
yang ada di kota Medan sangat menjanjikan untuk di eksplorasi dan
memberikan keuntungan bagi masyarakat kota ini. Pada tahun 2013 seperti
dikutip dari surat kabar Tribunnews mengenai Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) akhir tahun di Gedung DPRD Kota Medan, Plt
Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, mengatakan berdasarkan indikator makro
ekonomi daerah, pertumbuhan ekonomi kota Medan cukup dinamis dan
menunjukkan peningkatan signifikan. Pertumbuhan ekonomi daerah cukup
dinamis sebesar 7,41 persen dan produktivitas ekonomi daerah semakin baik
yang ditunjukan oleh pendapatan perkapita masyarakat mencapai 57,42 juta
pertahun," tambah Eldi
Sehatnya iklim bisnis dan investasi berdampak pada pembangunan
sarana dan prasarana di wilayah Sumatera Utara.Sebagai contoh, baru–baru
ini Provinsi Sumatera Utara resmi memiliki sebuah Bandar Udara bertaraf
Internasional yaitu Kuala Namu International Airport.Bandara Kuala Namu
merupakan Bandara kedua terbesar di Indonesia setelah Bandara Soekarno–
Hatta.Bandara yang berdiri di atas lahan seluas sekitar 1.300 hektare ini,
ditargetkan bisa menampung penumpang hingga 16 juta orang per tahun.
Dan bila tiga tahapan pembangunan pada tahun 2023 selesai, maka
Kualanamu mampu menampung hingga 22 juta penumpang per
tahun.Keberadaan Bandara ini melengkapi sarana dan prasarana
kelengkapan transportasi di Sumut khususnya kota Medan disamping
keberadaan Pelabuhan Belawan di sektor kelautan yang juga bertaraf
Internasional. Keberadaan sarana dan prasarana seperti ini diprediksi akan
semakin memudahkan akses menuju kota ini baik dalam kaitan rantai
produksi barang ataupun kunjungan wisata ke kota Medan.
Selain dengan potensi bisnis dan investasi yang cukup menjanjikan,
sebagaimana diketahui Provinsi Sumatera Utara juga memiliki banyak
daerah tujuan wisata seperti Danau Toba, Berastagi, Pulau Samosir dan
Warisan Sejarah dalam bentuk bangunan–bangunan abad XX yang masih
terdapat di kota Medan. Kedatangan wisatawan baik asing maupun domestik
tiap tahunnya juga menunjukkan peningkatan dimana jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara ke Sumatera Utara pada semester I 2014 naik
5,31% atau 129.382 orang pada periode yang sama ditahun
khususnya kota Medan secara signifikan menghidupkan pembangunan
penunjang sektor kepariwisataan seperti perdagangan, perhotelan dan
restoran bertaraf internasional dan khususnyaindustri pengolahan atau usaha
kuliner baik besar maupun kecil.
Usahakuliner di kota Medan saat ini sedang mengalami peningkatan
yang cukup tinggi memanfaatkan intensitas kunjungan wisatawan yang
meningkat ke kota Medan.Keanekaragaman kuliner kota Medan juga
menjadi salah satu peluang bisnis yang mengiringi keberlangsungan sektor
kepariwisataan di kota Medan dan Sumatera Utara. Kuliner dikota Medan
bahkan telah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena
keragamannya seperti Durian Medan, Lemang, Bolu Meranti, Sirup Markisa
hingga BikaAmbon. Tidak heran jika muncul usaha–usaha kuliner yang jeli
melihat peluang dari keragaman kuliner di Medan khususnya kuliner
BikaAmbon. Kuliner ini tengah menjadi idola bagi para penikmat kuliner di
kota Medan, bahkan kuliner yang satu ini telah menjadi ikon kuliner kota
Medan.
Toko BikaAmbonZulaikha adalah salah satu contoh usaha kuliner
yang serius dalam menggarap potensi kuliner kota Medan yaitu BikaAmbon.
Berawal dari usaha kecil dengan modal yang tidak besar, saat ini toko
BikaAmbonZulaikha telah berubah menjadi usaha kuliner yang besar dan
menguasai pasar kuliner oleh – oleh khas Medan yaitu BikaAmbon.Banyak
orang berasumsi kuliner BikaAmbon produksi toko Zulaikha adalah oleh–
oleh yang wajib dibeli ketika berkunjung ke kota Medan. Hal itu
oleh pasar. Meski dikategorikan sebagai usaha kecil menengah, namun
dengan keunggulan yang mereka miliki saat ini toko BikaAmbonZulaikha
tengah menjadi market leader kuliner BikaAmbon di kota Medan dengan omzet yang sangat fantastis. TokoZulaikha mampu memproduksi dan
menjual 1000 kotak lebih BikaAmbon perharinya jauh dibandingkan jumlah
yang mampudiproduksi dan dijual pesaingnya.
Kemampuan toko Zulaikha dalam menjaga kualitas produk mereka
serta penerapan strategi bisnis yang mereka terapkan menjadikan mereka
berada di posisi utama dalam menguasai pasar yang segmentasinya adalah
pecinta kuliner BikaAmbon di kota Medan. Eksistensi toko Zulaikha bahkan
dapat dibuktikan ketika pelanggan atau pecinta kuliner BikaAmbon
berasumsi bahwa produk BikaAmbon hanya diproduksi oleh toko Zulaikha
begitupun sebaliknya.Kemampuan toko BikaAmbon Zulaikha dalam
memasarkan produk mereka serta menjaga kualitas produk buatan mereka
merupakan faktor utama disamping kejelian toko Zulaikha dalam melihat
pasar yang didominasi oleh wisatawan yang datang ke kota Medan.
Strategi yang diterapkan toko Zulaikha dalam memasarkan serta
memperkenalkan produk mereka ke pasar memang patut di apresiasi sebab
pada awal kemunculannya, toko Zulaikha bukanlah pioneer untuk usaha kuliner BikaAmbon di kota Medan. Dengan tanpa mendiskreditkan
eksistensi usaha BikaAmbon lainnya, toko Zulaikha memang dapat
dikatakan unggul dalam strategi bisnis dan kualitas produk yang mereka
Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Kuliner Khas Kota
Medan (StudiPada TokoBikaAmbonZulaikhaJalan Mojopahit)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas serta hasil pemantauan yang telah dilakukan pada
toko BikaAmbonZulaikha di Jalan Mojopahit, maka yang menjadi
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Bagaimana strategi pengembangan usahayang diterapkan toko Bika Ambon Zulaikha?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang akan dikaji dan
diteliti yaitu pada aspek strategi pemasaran dan aspek strategi kepuasan
pelanggan.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui strategi bisnis dalam mengembangkan usaha pada
toko Bika Ambon Zulaikha.
2. Untuk mengetahui permasalahan – permasalahan yang terdapat pada
penerapan strategi bisnis yang digunakan toko BikaAmbonZulaikha di
Jalan Mojopahit
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih,
meningkatkan dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta
lebih mengerti terhadap rangkaian strategi bisnis kuliner yang baik.
2. Bagi Pemilik Usaha, dapat memberikan kontribusi berupa masukan
(saran) yang berguna bagi perkembangan usaha toko BikaAmbon yang
mereka miliki.
3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Program Studi
Administrasi Bisnis, penelitian ini sebagai bahan masukan bagi fakultas
dan jurusan untuk menjadi bahan referensi tambahan bagi mahasiswa
dan mahasiswi di masa mendatang. Serta dapat memberikan sumbangan
kepustakaan yang berupa informasi tambahan yang berguna dan
memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak – pihak yang mempunyai
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Landasan Teori
Untuk memudahkan penulis dalam rangka menyusun penelitian ini,
maka dibutuhkan teori – teori sebagai pedoman yang disebut kerangka teori
untuk menggambarkan sudut masalah yang disorot peneliti.
2.1.1 Bisnis
Bisnis dalam arti luas adalah suatu istilah umum yang menggambarkan
sebuah aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam
bentuk kehidupan sehari – hari. Bisnis itu sendiri dapat dipandang sebagai
suatu sistem menyeluruh yang menggabungkan sub sistem yang lebih kecil
yang disebut industri. Artinya, setiap industri dibentuk dari banyak
perusahaan yang terdiri dari berbagai ukuran perusahaan dengan berbagai
produk yang dihasilkannya, termasuk kegiatan pemasaran, pengembangan
SDM, pengaturan keuangan dan sistem manajemen.
Huat, T Chwee, et. Al (1990) mendefenisikan bisnis sebagai suatu
sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan
masyarakat kita (business is then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society). Dengan mengambil defenisi sistem tersebut, kita dapat mengharapkan suatu hubungan yang saling
Pendapat lain dikemukakan oleh Griffin dan Ebbert (1996) bahwa
bisnis itu merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa
yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Dalam bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
, dari kata
dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan.
Dalam
pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan
kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis
mendapatkan imbalan sesuai denga
berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini,
misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua
anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem
sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah,
2.1.2 Bentuk – Bentuk Organisasi Bisnis
Terdapat tiga bentuk utama dari organisasi bisnis, yaitu:
a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan Perseorangan adalah bentuk bisnis yang dimiliki dan
dioperasikan oleh hanya satu orang. Orang ini bertanggung jawab atas
keseluruhan harta kekayaan perusahaan tersebut dan mempunyai hak
atas keseluruhan keuntungan hasil dari usaha. Namun, orang tersebut
juga mempunyai kewajiban tidak terbatas akan hutang yang ditanggung
oleh perusahaan apabila mengalami kerugian. Hal ini karena seluruh
harta kekayaan pribadi berada dalam status jaminan bagi usaha yang
akan dijalankan.
b. Perusahaan Persekutuan (Firma)
Persekutuan (Firma dan Komanditer) merupakan bentuk organisasi
bisnis dimana dua orang atau lebih bertindak sebagai pemilik dari
perusahaan sehingga tanggung jawab dan hak yang ada akan ditanggung
oleh mereka. Firma adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan
suatu perusahaan dibawah satu nama bersama dimana peserta –
pesertanya langsung dan sendiri – sendiri bertanggung jawab
sepenuhnya kepada pihak ketiga. Sedangkan persekutuan komanditer
(CV) adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu
perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau lebih sebagai pihak yang
bertanggung jawab renteng (solider) dan satu orang atau lebih sebagai
pihak lain yang mempercayakan uangnya (Lupiyoadi R. dan Wacik J,
c. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas secara hukum dianggap sebagai suatu badan hukum,
terpisah dari individu – individu yang memilikinya. Dalam
pengertiannya, perseroan terbatas (PT) merupakan badan hukum yang
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi atas saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Undang – Undang serta peraturan
pelaksanaannya.
d. Koperasi
Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan politik
yang cukup kuat karena memiliki cantolan konstitusional, yaitu
berpegang pada pasal 33 UUD 1945, khususnya ayat 1 yang
menyebutkan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekuasaan”. Dalam penjelasan UUD 1945 itu
dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan asas
kekeluargaan itu adalah Koperasi. Tafsiran itu sering pula dikemukakan
oleh Mohammad Hatta, yang sering disebut sebagai perumus pasal
tersebut.
2.1.3 Klasifikasi Bisnis
Klasifikasi Bisnis menurut (KLUI) 1997, yaitu:
1. Usaha Pertanian
Adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan yang menghasilkan
kehutanan, perburuan dan perikanan) dengan tujuan sebagian atau
seluruh hasilnya untuk dijual atau ditukar atau menunjang kehidupan.
2. Usaha Pertambangan dan Penggalian
Adalah usaha yang melakukan kegiatan persiapan dan pengambilan
unsur – unsur kimia, mineral, bijih – bijihan dan segala macam batuan
termasuk batu – batu mulia yang merupakan endapan alam, baik berupa
padat, cair, maupun gas untuk tujuan komersial.
3. Usaha Industri Pengolahan
Adalah usaha yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar atau
bahan mentah menjadi barang jadi. Atau barang setengah jadi (work in process) dan/atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya sehingga lebih dekat kepada pemakaian akhir untuk
tujuan komersil.
4. Usaha Listrik, Gas dan Air
a) Usaha Listrik adalah usaha yang melakukan kegiatan pembangkitan
tenaga listrik serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi
tenaga listrik kepada rumah tangga, instansi dan konsumen lainnya
untuk tujuan komersil. Contoh PLN.
b) Usaha Gas adalah usaha yang melakukan kegiatan menyediakan gas
serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kota kepada
rumah tangga, instansi, industri dan konsumen lainnya untuk tujuan
komersil. Contoh Perusahaan Gas Negara.
c) Usaha Air Bersih adalah usaha yang melakukan kegiatan
mobil tangki ke rumah tangga, instansi, industri dan konsumen
lainnya dengan tujuan komersil. Contoh PAM.
5. Usaha Konstruksi
Usaha Konstruksi adalah usaha yang mempunyai kegiatan dengan hasil
akhir berupa bangunan atau konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana
kegiatan lainnya dengan tujuan komersil.
6. Usaha Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Lapangan usaha ini meliputi:
a) Perdagangan Besar (grosir/wholeseller) adalah perdagangan barang baru maupun bekas yang pada umumnya dalam partai besar kepada
para pemakai selain konsumen rumah tangga, seperti pedagang
eceran, perusahaan industri, kantor, rumah sakit, rumah makan dan
jasa akomodasi.
b) Perdagangan eceran (retailer) adalah perdagangan yang melakukan penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) barang – barang baru
maupun bekas kepada konsumen rumah tangga.
c) Restaurant, Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga 7. Usaha Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi
a) Usaha Angkutan adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan untuk
mengangkut penumpang dan barang/ternak dari suatu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor baik melalui
b) Perusahaan Pergudangan adalah suatu usaha yang melakukan
kegiatan untuk menyimpan sementara barang – barang milik orang
lain sebelum barang tersebut dikirim ke tujuan akhir dengan
menerima balas jasa
c) Komunikasi adalah transformasi informasi dari seorang ke orang lain
dengan menggunakan bahasa, suara, gambar, kode atau tanda
komersil lainnya.
8. Usaha Lembaga Keuangan
Usaha Lembaga Keuangan mencakup:
a) Usaha Perbankan
b) Usaha Lembaga Pembiayaan
c) Usaha Lembaga – Lembaga di Pasar Modal
d) Usaha Asuransi
e) Usaha Lain – Lain
2.1.4 Strategi Bisnis
Strategi bisnis (business strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi
bersaing produk atau jasa perusahaan didalam suatu industri atau segmen
pasar tertentu (Solihin 2012:196).
Strategi bisnis adalah strategi yang menekankan pada peningkatan dari
posisi kompetitif terhadap produk atau jasa perusahaan dalam industri yang
spesifik atau segmen pasar yang dilayani oleh unit bisnis tersebut (Wheelen
Strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit
bisnis. Di dalam strategi tingkat ini yang ditujukan adalah bagaimana cara
bersaingnya. Pendekatan yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis
sebaiknya didasarkan atas analisis persaingan yang dicetuskan oleh Michael
Porter.
Pendekatan Porter didasarkan atas analisis 5 kekuatan persaingan.
Tekanan persaingan mencakup:
1. Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industri yang
membawa kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik
dan laba, akan tetapi semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau
kendala yang mengitarinya.
2. Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman
dalam suatu industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang
dijual atau mengurangi kualitas produk. Jika harga produk pemasok
naik, maka harga pokok perusahaan juga naik sehingga akan menaikkan
harga jual produk. Jika harga jual produk naik, maka sesuai dengan
hukum permintaan, permintaan produk akan menurun. Begitu pula jika
pemasok menurunkan kualitas produk, maka kualitas produk penghasil
juga akan turun, sehingga akan mengurangi kepuasan konsumen.
3. Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha mendapat
produk dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap
cukup menentukan bagi perusahaan. Jika suatu produk dinilai harganya
jauh lebih tinggi dari kualitas (harganya tidak mencerminkan yang
sepantasnya) maka pembeli (konsumen) tidak akan membeli produk
perusahaan.
4. Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara fungsional
mempunyai manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun
memiliki kualitas produk dan harga yang lebih rendah. Umumnya,
produk pengganti disenangi oleh orang yang berpenghasilan rendah akan
tetapi ingin tampil dengan status lebih tinggi dari keadaan sebenarnya.
5. Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu berusaha
sekeras mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain.
Konsumen merupakan objek persaingan dari perusahaan yang sejenis
yang bermain di pasar. Siapa yang dapat memikat hati konsumen maka
perusahaan akan dapat memenangkan persaingan. Untuk dapat memikat
konsumen maka berbagai cara dilakukan mulai dari memberikan fasilitas
khusus, pemberian kredit dengan syarat ringan, harga murah atau diskon.
Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional
karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan manajemen,
seperti : Strategi Pemasaran, Strategi Produksi atau Operasional, Strategi
Distribusi, Strategi Organisasi, Strategi Penetapan Harga dan Strategi –
strategi yang berhubungan dengan Keuangan. Berikut akan dijelaskan
beberapa strategi bisnis yang diterapkan berdasarkan pembatasan masalah
2.1.4.1 Strategi Pemasaran
Definisi Strategi Pemasaran
Tull dan Kahle (1990), strategi pemasaran sebagai alat fundamental
yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusaahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui
pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk
melayani pasar sasaran tersebut.
Corey (dalam Dolan, 1991), strategi pemasaran terdiri atas lima
elemen yang saling berkaitan, kelima elemen tersebut adalah:
1. Pemilihan Pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan
didasarkan pada faktor – faktor (Jain, 1990):
a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi
yang dapat diproteksi dan didominasi.
b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya
pemusatan (fokus) yang lebih sempit.
c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial – and – error
di dalam menanggapi peluang dan tantangan.
d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber
daya langka atau pasar yang terproteksi.
Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan
kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk
dilayani oleh perusahaan.
2. Perencanaan Produk, meliputi produk spesifik yang dijual,
masing – masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total
yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian.
Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk,
ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi dan bantuan
teknis disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin
terbentuk di antara pembeli dan penjual.
3. Penetapan Harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan
nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
4. Sistem Distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang
dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan
menggunakannya.
5. Komunikasi Pemasaran (Promosi), yang meliputi periklanan,
personal selling, promosi penjualan, direct marketing dan public relation.
2.1.4.1.1 STP (Segmentation, Targeting dan Positioning)
a. Segmentasi (Segmentation) adalah upaya memetakan atau pasar dengan memilah – milahkan konsumen sesuai persamaan di
antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal,
penghasilan, gaya hidup atau bagaimana cara mereka
mengkonsumsi produk.
Dasar Segmentasi (Segmentation), dibagi beberapa bagian yaitu : 1. Segmentasi Geografis
2. Segmentasi Demografis
Karakteristik demografis yang paling sering digunakan adalah
usia, gender, status perkawinan, pendapatan, pendidikan,
pekerjaan, dll.
3. Segmentasi Psikologis
Karakteristik psikologis merujuk ke sifat – sifat diri atau hakiki
konsumen perorangan.
4. Segmentasi Psikografis
Bentuk riset konsumen terapan ini biasa disebut analisis gaya
hidup.
5. Segmentasi Sosial Budaya
Berbagai variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis
(budaya) yaitu variabel sosial budaya.
6. Segmentasi Terkait Pemakaian
Bentuk segmentasi ini menggolongkan konsumen menurut
karakteristik produk, jasa atau pemakaian merek, seperti tingkat
pemakaian.
7. Segmentasi Situasi Pemakaian
Para pemasar memfokuskan pada situasi pemakaian
8. Segmentasi Manfaat
Berubahnya gaya hidup memainkan peran utama dalam
9. Segmentasi Gabungan
Dua pendekatan segmentasi gabungan (hybrid segmentation
approach) adalah:
a. Profil Psikografis – Demografis
Profil psikografis dan demografis merupakan pendekatan
yang saling melengkapi yang akan memberikan hasil
maksimal jika digunakan bersama.
b. Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat
bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain
mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup
dan kebiasaan konsumsi yang sama.
b. Targetting
Setelah perusahaan memilih segmen pasar yang akan dimasuki,
strategi selanjutnya adalah menentukan target pasar atau pasar
sasaran. Definisi umum dari targetting adalah proses memilih target market yang tepat bagi produk dan jasa perusahaan.Langkah
Targetting yaitu dengan menganalisa permintaan konsumen, penentuan sasaran pasar dan mengembangkan strategi pemasaran.
c. Positioning
Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang suatu produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan atau ciri khas
Product positioning yang dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain:
1. Penentuan posisi berdasarkan nilai
2. Penentuan posisi berdasarkan atribut
3. Penentuan posisi berdasarkan kategori produk
4. Penentuan posisi berdasarkan manfaat
a. Positioning Berdasarkan Nilai
Penentuan posisi menurut nilai adalah memposisikan produk
sebagai pemimpin dalam menawarkan nilai terbaik. Nilai
dipengaruhi oleh kualitas dan harga.
b. Positioning Berdasarkan Atribut
Penentuan posisi (positioning) berdasarkan atribut adalah memposisikan produk berdasarkan atribut atau sifat, misalnya
simbol, lambang, ukuran, warna, keberadaan, kedudukan dan
sebagainya.
c. Positioning Berdasarkan Kategori
Positioning (penentuan posisi) menurut kategori produk adalah memposisikan produk sebagai pemimpin dalam
kategori produk. Kategori produk dapat kita kelompokkan
dalam kategori minuman dan makanan, kategori, produk
rumah tangga, kategori obat – obatan.
d. Positioning Berdasarkan Manfaat
tertentu. Manfaat mencakup manfat simbolis, manfaat
fungsional dan manfaat berdasarkan pengalaman.
2.1.3.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Pemasar menggunakan alat untuk mendapat tanggapan yang
diinginkan dari pasar sasaran, alat–alat itu selanjutnya membentuk suatu
bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran
yang digunakan untuk terus–menerus mencapai tujuan pemasarannya di
pasar sasaran (Sunarto, 2006:9). Istilah bauran pemasaran dipakai untuk
menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran
sebuah organisasi yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion), tempat (place).
Keempat unsur dalam bauran pemasaran berkaitan satu sama lain
dalam suatu konsep sistem. Namun keempat unsur tersebut masih dirasa
kurang mencakupi untuk diterapkan pada produk dan jasa. Para ahli
pemasaran menambahkan tiga unsur lagi, yaitu orang (people), proses (proses) dan pelayanan pelanggan (customer service). Beberapa penulis memasukkan bukti–bukti fisik (physical evidence) sebagai tambahan 4P (Tjiptono, 2005:30). Keputusan dalam suatu bagian mempengaruhi bagian
yang lainnya. Pada akhirnya, dari berbagai variasi yang ada manajemen
harus memilih kombinasi yang paling sesuai dengan lingkungannya
1. Produk (Product)
Menurut Kotler (dalam Mursid, 1993:71) produk adalah hasil
akhir yang mengandung elemen–elemen fisik, jasa dan hal–hal yang
simbolis yang dibuat dan dijual oleh perusahaan untuk memberi
kepuasan dan keuntungan bagi pembelinya. Didalam pengertian
produk mencakup segi fisik dan hal–hal lain yang lebih ditentukan
oleh konsumen seperti masalah jasa yang menyertainya, masalah
psikologis seperti kepuasan pemakaian, simbol status, segi artistik dan
lain sebagainya. Produk merupakan suatu hal yang menjadi daya tarik
ketika seorang pembeli ingin membeli barang atau menggunakan jasa
yang ditawarkan produsen.
Keputusan pembeli dalam membeli barang atau menggunakan
jasa apabila merasa suatu produk sesuai dengan kebutuhan mereka.
Hal ini mengindikasikan bahwa dalam kasus seperti ini, produk
perusahaan harus menyesuaikan terhadap pembeli bukan sebaliknya.
Ini untuk menciptakan chemistry yang terikat antara produk perusahaan dengan konsumen. Secara teknis marketing, konsumen
hanya dapat dipengaruhi dan tidak dapat dikendalikan. Dengan
demikian hanya produk yang dapat dikendalikan dalam mempengaruhi
daya beli konsumen.
Dalam mencapai dan mempertahankan posisi strategis produk
dalam persaingan pasar maka setiap pemasar harus mampu (Winardi,
a. Mengembangkan produk–produk baru
b. Memodifikasi produk–produk yang ada
c. Menghapuskan produk–produk yang tidak lagi memenuhi
kebutuhan para pembeli.
2. Harga (Price)
Dalam pemasaran seringkali hal yang dapat diubah untuk
bereaksi terkait permintaan dan penawaran dari pembeli dan tekanan
dari pesaing adalah harga. Penetapan harga merupakan bagian penting
dalam strategi pemasaran yang secara langsung berkaitan dengan
produk. Menurut Stanton (dalam Angiopora, 1996:174), Harga adalah
jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi
sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Secara esensi, harga
memilki dampak psikologis pada pembeli yang dapat mempengaruhi
minat beli masyarakat. Maka dalam menentukan harga para pemasar
harus menentukan berdasarkan aspek–aspek sosial yang dinamis dan
juga iklim persaingan pasar.
Selain itu, untuk meningkatkan tujuan dari penetapan harga, para
pemasar juga harus mampu menetapkan sasaran–sasaran penetapan
harga. Hal ini disebabkan sasaran–sasaran penetapan harga akan
mempengaruhi keputusan–keputusan dalam wilayah–wilayah
fungsional seperti misalnya bidang keuangan, akunting dan produksi,
tujuan menyeluruh dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan
(Winardi, 1989:379).
3. Tempat (Place)
Tempat dalam pelayanan merupakan gabungan antara lokasi dan
keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan
bagaimana cara penyampaian produk kepada konsumen dan dimana
lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana
perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Dan dalam
rangka kegiatan memperlancar arus barang dari produsen ke
konsumen, maka salah satu faktor penting yang harus diperhatikan
adalah memilih secara tepat saluran distribusi yang akan digunakan.
Menurut Rezvan, saluran distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh
arus barang–barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai
pada pemakai (dalam Angiopora, 1996: 191).
Pada dasarnya, pada waktu memilih saluran distribusi perusahaan
harus berpedoman ukuran 3C, yakni channel control (pengendalian saluran), market coverage (liputan pasar) dan cost (biaya) yang cocok dengan taraf pelayanan (Stanton, 1984:83).
4. Promosi (Promotion)
Promosi dapat dimaknai sebagai suatu upaya untuk membujuk
para calon pembeli dalam menerima, menjual kembali,
sedang dipromosikan yang didalam prosesnya terjadinya pula proses
mempengaruhi pengetahuan, sikap serta perilaku pembeli.
Dalam kegiatannya promosi dapat dilakukan dalam beberapa
cara sebagai berikut (Mursid, 1993:96–99) :
a. Pengiklanan
Merupakan kegiatan penawaran kepada suatu kelompok
masyarakat baik secara lisan maupun dengan penglihatan (berupa
berita) tentang suatu produk, jasa atau ide. Kegiatan pengiklanan
dikenakan biaya, yang mana pihak sponsor membayar kepada
media yang membawakan berita tersebut. Melalui pengiklanan,
seorang penjual menyampaikan sebuah pesan kepada pembeli
melalui media seperti televisi, koran, radio, majalah dll
b. Publisitas
Merupakan sejumlah informasi tentang seseorang, barang
atau organisasi atau perusahaan yang disebarluaskan ke masyarakat
dengan cara membuat berita yang mempunyai arti komersil atau
berupa penyajian–penyajian yang bersifat positif. Dengan demikian
suatu perusahaan dan produknya dapat menjadi perhatian umum.
Kegiatan publishing dilakukan dengan tidak perlu membayar. Biasanya publisitas ini berbentuk memuji suatu produk, jasa atau
5. Orang (People)
Bagi sebagian besar produk, orang merupakan unsur vital dalam
bauran pemasaran. Dalam industri produk dan jasa, setiap orang
merupakan “part time marketer” yang tindakan dan perilakunya mempunyai dampak langsung pada output yang diterima pelanggan.
Oleh sebab itu setiap industri harus secara jelas menentukan apa yang
diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan.
6. Bukti Fisik (Physical Evidance)
Karakteristik tangible pada produk menyebabkan pelanggan potensial tidak dapat menilai suatu produk sebelum mengonsumsinya. Ini
menyebabkan resiko yang dipersiapkan konsumen dalam keputusan
pembelian dapat diminimalisir. Oleh sebab itu, salah satu unsur
penting dalam bauran pemasaran adalah mengurangi tingkat resiko
tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik produk.
7. Proses (Process)
Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen
high contact services. Dalam bisnis, proses berbicara tentang kemudahan administrasi dalam menggunakan produk.
8. Pelayanan Pelanggan (Customer Services)
Layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total produk
dan jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung
departemen layanan pelanggan, tetapi menjadi perhatian dan tanggung
jawab semua personel produksi, baik yang dipekerjakan oleh
organisasi maupun pemasok. Manajemen kualitas produk yang
ditawarkan kepada pelanggan berkaitan erat dengan kebijakan desain
produk dan personalia.
2.1.4.2 Strategi Kepuasan Pelanggan
Strategi kepuasan pelanggan menyebabkan para pesaing harus
berusaha keras dan memerlukan biaya tinggi dalam usahanya untuk
merebut pelanggan. Satu hal yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa
kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka panjang yang
membutuhkan komitmen, baik menyangkut dana maupun sumber daya
manusia (Schnaars, 1991).
Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan
meningkatkan kepuasan pelanggan, yaitu:
1. Strategi pemasaran berupa Relationship Marketing (McKenna, 1991),yaitu strategi dimana transaksi pertukaran antara penjual dan
pembeli berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai.
Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara
terus menerus (Jackson, 1985 dalam Schnaars 1991), yang pada
akhirnya akan menimbulkan kesetiaan pelanggan sehingga terjadi
bisnis ulangan (repeat bussines). Betapa pentingnya hubungan ditunjukkan dengan pernyataan Levitt (dalam Schnaars, 1991) bahwa
“semakin banyak kegiatan ekonomi dunia yang dilakukan melalui
2. Strategi Superior Customer Service (Schnaars, 1991), yaitu menawarkan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing. Hal ini
membutuhkan dana yang besar, kemampuan sumber daya manusia
dan usaha yang gigih agar dapat tercipta suatu pelayanan yang
superior. Oleh karena itu, seringkali (tetapi tidak harus) perusahaan
yang menawarkan customer service uang lain akan membebankan harga yang lebih tinggi pada produknya. Akan tetapi mereka
biasanya memperoleh manfaat besar dari pelayanan yang lebih baik
tersebut, yaitu berupa tingkat pertumbuhan yang cepat dan besarnya
laba (gain) yang diperoleh. Contoh pelayanan superior yang dapat diberikan adalah distributor komputer memberikan pelayanan
konsultasi gratis seputar permasalahan komputer, surat kabar yang
memberikan jasa pelayanan gratis dalam menentukan format iklan
bagi pemasang iklan, lembaga pendidikan kursus tertulis
memberikan kesempatan kepada setiap calon peserta untuk mencoba
modulnya selama jangka waktu tertentu misalnya dua bulan, toko
khusus pakaian yang memberikan keleluasan untuk
menukar/mengembalikan jas, jaket, sweater atau pakaian lainnya
selama tenggang waktu tertentu dan lain – lain.
3. Strategi Uncounditional Guarantees (Hart, 1988). Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan
yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme
Selain itu juga akan meningkatkan motivasi para karyawan untuk
mencapai tingkat kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.
4. Strategi Penanganan Keluhan Yang Efisien (Schnaarss, 1991).
Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang
pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan produk perusahaan
yang puas (atau bahkan menjadi pelanggan abadi).
5. Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan, meliputi berbagai upaya
seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan
secara berkesinambungan, memberikan pendidikan atau pelatihan
menyangkut komunikasi, salesmanship dan public relation kepada pihak manajemen dan karyawan, memasukkan unsur kemampuan
untuk memuaskan pelanggan (yang penilaiannya bisa didasarkan
pada survey pelanggan) ke dalam sistem penilaian prestasi karyawan,
dan memberikan empowermen yang lebih besar kepada para karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
6. Menerapkan Quality Function Deployment (QFD), yaitu praktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan
pelanggan.
2.2 Usaha Mikro Kecil dan Pengembangan Usaha 2.2.1 Usaha Mikro Kecil
Badan Pusat Statistik mendefenisikan Usaha Mikro sebagai usaha yang
memiliki tenaga kerja lebih dari 4 orang. Sedangkan Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud Undang – Undang No. 9 Tahun 1995 adalah usaha
banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima
kredit dari bank maksimal diatas Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). World Bank
mendefenisikan Usaha Kecil atau Small Enterprise, dengan kriteria : Jumlah karyawan kurang dari 30 orang; Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta;
Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta.
Namun demikian pengertian terbaru mengenai Usaha Kecil menurut
Undang – Undang Nomor 20 tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp.2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Beberapa karakteristik UMK secara umum, yaitu :
1. Manajemen pengelolaan masih sederhana
2. Rendahnya akses terhadap lembaga kredit
3. Belum memiliki status badan hukum
5. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu – waktu
dapat berganti
6. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu – waktu dapat pindah
tempat
7. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun dan
tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha
8. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa
wirausaha yang memadai
9. Tingkat pendidikan rata – rata relatif sangat rendah
10. Umumnya belum memiliki akses kepada perbankan, namun sebagian
sudah akses ke lembaga keuangan non bank
11. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP
World Bank, membagi UMKM ke dalam 3 jenis, yaitu : a. Medium Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan maksimal 300 orang,
2. Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta, dan
3. Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta.
b. Small Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan kurang dari 30 orang,
2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta, dan
3. Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta.
1. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang, dan
2. Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu
Tabel 2.1
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Organisasi Jenis Usaha Kriteria
Biro Pusat Statistik
(BPS)
Usaha Kecil Pekerja < 5 – 9 orang
Usaha Menengah Pekerja 20 – 99 orang
Bank
Indonesia
(BI)
Usaha Mikro (SK Dir
BI No 31/21/KEP/DIR
Tanggal 5 Mei 1998)
a. Usaha yang dijalankan
oleh rakyat miskin
atau mendekati miskin
b. Dimiliki oleh keluarga
sumber daya lokal dan
teknologi sederhana
c. Lapangan usaha
mudah untuk exit dan
entry
Usaha Menengah (SK Dir
BI No 30/45/Dir/UK
Tanggal 5 Januari 1997)
Bank Dunia
Usaha Kecil a. Jumlah karyawan
kurang dari 30 orang
b. Pendapatan setahun <
$ 3 juta
c. Jumlah aset $ 3 juta
Usaha Menengah a. Jumlah karyawan
maksimal 300 orang
b. Pendapatan setahun
hingga sejumlah $ 15
juta
Usaha Kecil a. Kekayaan bersih
(tidak termasuk tanah
dan bangunan) lebih
dari Rp. 50 juta
sampai dengan paling
banyak Rp. 500 juta
b. Hasil penjualan
tahunan (omset/tahun)
lebih dari Rp. 300 juta
sampai dengan paling
banyak Rp. 2,5 Milyar
termasuk tanah dan
bangunan) lebih dari
Rp. 500 juta sampai
dengan paling banyak
Rp. 10 Milyar
Sumber : Bank Indonesia; http:// infoukm.wordpress.com, 2008.
Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro memiliki karakteristik
positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain :
1. Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap
berjalan bahkan terus berkembang
2. Tidak sensitif terhadap suku bunga
3. Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter
4. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima
bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.
Permasalahan yang dihadapi oleh usaha mikro kecil menyangkut banyak
persoalan, contohnya ketimpangan struktural dalam alokasi dan penguasaan
sumber daya, ketidaktegasan negara pada upaya pengembangan ekonomi
rakyat dalam kebijakan dan pengembangan strategi industrialisasi, struktur
pasar yang bersifat oligopolies, kinerja yang relatif terbatas pada hal yang
klasikal (SDM, modal dan akses terhadap lembaga keuangan, teknologi,
manajemen, pemasaran dan informasi), terjadinya distorsi dan inkonsistensi
2.2.2 Pengembangan Usaha
Menurut Anoraga (2000:66), pengembangan usaha dalam tanggung
jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan
kedepan, motivasi dan kreativitas. Jika hal ini dilakukan oleh setiap
wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang
semula kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar.
Menurut Hubeis, pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi
(UMKM) tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
a) Kemampuan UKMK dijadikan kekuatan utama pengembangan ekonomi
berbasis lokal yang mengandalkan sumber daya lokal
b) Kemampuan UKMK dalam peningkatan produktivitas, efisiensi dan
daya saing
c) Menghasilkan produk yang bermutu dan berorientasi pasar (domestik
maupun ekspor)
d) Berbasis bahan baku lokal
e) Subtitusi impor
2.2.3 Teknik Pengembangan Usaha
Menurut Suryana (2013:156), pengembangan usaha dapat dilakukan
sebagai berikut :
1. Pengembangan Skala Ekonomis
Peningkatan skala ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala
produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi dan tempat usaha.
Peningkatan skala ekonomis dilakukan apabila perluasan usaha atau
mencapai skala ekonomis, jika peningkatan output mengakibatkan
peningkatan biaya jangka panjang, maka tidak baik untuk dilakukan.
2. Perluasan Cakupan Usaha
Perluasan cakupan usaha dilakukan dengan menambah jenis usaha
baru, produk dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi
serta dengan teknologi yang berbeda.
Lingkup usaha ekonomis dapat didefenisikan sebagai suatu
diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh total biaya produksi
gabungan dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara
bersama – sama lebih kecil daripada penjumlahan biaya produksi masing
– masing produk apabila diproduksi terpisah
2.3 Pengertian Kuliner
Menurut C. Soejoeti Tarwotjo (1998 : 1) Kuliner adalah perpaduan
antara ilmu dan seni. Mengapa demikian? Karena untuk mempelajari
kuliner, dibutuhkan pengetahuan ilmu bahan makanan serta pengetahuan
tentang alat – alat penyelenggaraan makanan. Kata kuliner berarti suatu seni
mengolah bahan makanan dan mempersiapkan bahan makanan yang akan
dimasak, termasuk mengupas, mencuci, memotong – motong, memberi
bentuk dan memberi bumbu yang semuanya dikerjakan dengan benar dan
tepat. Kemudian diteruskan dengan memasak bahan makanan yang telah
dipersiapkan dengan berbagai macam teknik memasak serta bagaimana
menyajikan makanan atau hidangan yang menarik, yang dapat menggugah
selera makan dan lezat rasanya. Mengenai hal ini dibutuhkan suatu
Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan.
Karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan sehari –
hari. Mulai dari makanan yang sederhana hingga makanan yang berkelas
tinggi dan mewah. Semua itu, membutuhkan pengolahan yang serba enak.
2.3.1 Tujuan Penyelenggaraan Kuliner
Tujuan akhir penyelenggaraan kuliner berkaitan dengan kemampuan
menghidangkan makan yang siap untuk disantap, yaitu makanan lezat, sehat
dan bergizi serta menarik. Untuk mencapai tujuan ini dibutuhkan antara lain
pengetahuan tentang ilmu bahan makanan, keterampilan seni memasak dan
pengetahuan tentang alat penyelenggaraan makanan.
Selain itu, dituntut adanya keterampilan seni memasak dan cara
menghidangkan yang menarik. Tak kalah pentingnya, pengetahuan tentang
higiene dan sanitasi makanan perlu dipelajari pula.
a. Ilmu bahan makanan, mempelajari tentang macam bahan makanan, sifat bahan makanan, asal bahan makanan dan keadaan bahan makanan.
b. Keterampilan seni memasak, meliputi terampil dalam membaca dan mempraktekan resep makanan dan terampil dalam mengembangkan
resep – resep yang ada, serta menciptakan resep – resep baru atau kreasi
baru.
c. Pengetahuan alat penyelenggaraan makanan, mempelajari tentang alat – alat, khususnya alat atau barang yang digunakan untuk menjalankan
Oleh karena itu, untuk mempunyai keahlian dalam bidang kuliner ini
dibutuhkan ketekunan, keuletan dan kreativitas serta kepandaian tentang
pengetahuan – pengetahuan bahan makanan dan penyelenggaraan makanan.
Setelah memperhatikan uraian mengenai pengertian dan tujuan
kuliner, berikut ini dijelaskan defenisi atau batasannya. Kuliner adalah
perpaduan antara pengetahuan ilmu bahan makanan serta seni mengolah
bahan makanan yang dapat menghasilkan suatu hidangan siap santap yang
lezat, sehat, bergizi dan menarik sehingga dapat menggugah selera makan.
2.3.2 Jenis – Jenis Penyelenggaraan Kuliner Jenis – jenis penyelenggaraan kuliner meliputi :
1. Pengadaan Makanan
Makanan adalah suatu hidangan hasil pengolahan bahan makanan.
Untuk mendapatkan hasil pengolahan yang baik dan sesuai dengan
tujuan, perlu diadakan perencanaan. Bila telah direncanakan dan
ditentukan apa yang akan dihidangkan, lalu direncanakan pengadaan
bahan makanannya, yaitu dengan membuat suatu daftar pembelian atau
daftar pembelanjaan sesuai dengan bahan makanan yang dibutuhkan.
Dalam daftar belanja dituliskan nama bahan, jumlah bahan makanan dan
perkiraan harga. Untuk jumlah bahan makanan yang akan dibeli,
diperinci jumlah/berat kotor dan jumlah/berat bersih bahan makanan.
2. Pengadaan Tenaga
Penyelenggaraan kuliner perlu dikelola oleh suatu organisasi yang
dipimpin oleh seorang ahli atau orang yang berpengalaman dalam
dengan kebutuhan, yang mempunyai keahlian dalam bidang masing –
masing. Misalnya, ahli dalam memasak banyak nasi, memasak kue – kue
atau makanan kecil dan ahli memasak masakan daging.
Untuk penyelenggaraan kuliner suatu keluarga biasa dipegang oleh
kepala keluarga atau ibu rumah tangga dibantu satu atau lebih pembantu
rumah tangga sesuai dengan kebutuhan dan keadaan. Pengadaan ini
sangat tergantung besarnya makanan yang akan diproduksi dan
banyaknya macam makanan yang akan dimasak, disamping
memperhatikan kemampuan ekonomi.
Untuk penyelenggaraan kuliner dalam jumlah banyak, seperti
rumah sakit, hotel, asrama dan sejenisnya, perlu ada organisasi
pengelola, yang terdiri atas ketua, pengurus dan anggota. Sebagai ketua
atau pimpinan, diharapkan mempunyai pengetahuan manajemen
penyelenggaraan kuliner.
3. Pengadaan Tempat
Tempat penyelenggaraan kuliner adalah suatu ruangan yang digunakan
untuk menjalankan semua kegiatan yang berkaitan dengan kuliner.
Kegiatan itu dimulai dari perencanaan segala sesuatunya sampai
distribusi atau menghidangkan makanan yang telah dimasak.
4. Pengadaan Alat
Sesuai dengan fungsinya, penyelenggaraan kuliner dapat dikelompokkan
menjadi empat, yaitu (a) alat pengolahan bahan makanan, (b) alat
penghidang makanan, (c) alat makan dan minum dan (d) alat dapur
(a) Alat Pengolahan Bahan Makanan
Alat pengolahan bahan makanan terdiri atas alat persiapan memasak
dan alat memasak. Alat persiapan memasak adalah semua alat yang
digunakan untuk mempersiapkan bahan makanan yang akan
dimasak.
(b) Alat Penghidang Makanan
Alat Penghidang Makanan adalah semua alat yang digunakan untuk
menghidangkan makanan yang akan disajikan diatas meja
penghidang atau meja makanan.
(c) Alat Makan dan Minum
Alat makan ialah seperangkat alat makan yang biasanya diatur/
disusun di atas meja makan sebelum makanan dihidangkan.Alat
minum ialah seperangkat alat minum yang biasanya digunakan pada
jamuan minum teh.
(d) Alat Dapur Elektronik
Sesuai dengan perkembangan teknologi dalam bidang alat seni untuk
memasak atau kuliner, maka tercipta berbagai alat dapur elektronik,
yaitu alat yang dioperasikan dengan tenaga listrik. Alat ini sangat
praktis, cepat, menghemat waktu, bersih dan hasilnya baik.
Kelemahan dari alat dapur elektronik ini sangat tergantung dari
aliran listrik di dalam rumah.
5. Pengadaan Biaya
Perencanaan biaya penyelenggaraan kuliner disesuaikan dengan semua
daya beli. Hal yang mempengaruhi nilai / biaya ialah tempat atau daerah,
keadaan pada saat itu, musim, besarnya porsi dan bentuk makanan.
Dengan adanya berbagai macam bahan makanan dan alat serta harga
yang sangat bervariasi, diharapkan dapat merencanakan biaya
penyelenggaraan dengan tepat. Dengan membuat daftar belanja yang
baik sesuai dengan kebutuhan, pengeluaran dapat dikendalikan.
2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual
Penulis meneliti tentang strategi pengembangan usaha kuliner khas
kota Medan dengan melihat lingkungan usaha yang terdiri dari beberapa
aspek strategi bisnis diantaranya adalah strategi pemasaran danstrategi
kepuasan pelanggan.
2.5 Peneliti Terdahulu
Adapun yang mendukung tentang penelitian tersebut dapat
dipengaruhi oleh penelitian terdahulu yang mengenai Strategi
Pengembangan Usaha sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa peneliti
terdahulu cukup banyak yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah menganalisis dan merumuskan
strategi pengembangan usaha sesuai objek penelitiannya masing – masing.
Diantaranya adalah :
1. Eqy Gusti I S Kembaren (Universitas Sumatera Utara, 2014), melakukan
penelitian tentang “Strategi Pengembangan Usaha Pada Jasa Warung
Internet GINPI Perumnas Simalingkar Medan”. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengelompokkan faktor internal dan faktor eksternal