• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pementasan Grup Musik Islami DEBU Sebagai Media Dakwah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pementasan Grup Musik Islami DEBU Sebagai Media Dakwah"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAMI “ DEBU “

SEBAGAI MEDIA DAKWAH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi syarat mencapai

Gelar Serjana Ilmu Sosial Islam ( S. Sos. I )

Disusun Oleh :

ARIP SARIPUDIN

NIM 104053002042

Jurusan Manajemen Dakwah ( MD )

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(2)

STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAMI "DEBU" SEBAGAI MEDIA DAKWAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk memenuhi syarat mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos I)

Oleh

Arip Saripudin Nim 103053002042

Di bawah bimbingan :

Drs. Sugiharto,MA Nip: 150277690

Jurusan Manajemen Dakwah

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(3)

DAFTAR ISI ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ………. ………. 5

C. Tujuan Penelitian ………. ………. 5

D. Kegunaan Penelitian ………... 5

E. Metodologi Penelitian ………. ………. 6

F. Tinjauan Pustaka ………... 8

G. Sistematika Penulisan ………... 9

BAB II KERANGKA TEORI A. STRATEGI 1. Pengertian Strategi ………. 10

2. Dimensi strategi ………. 13

3. Tahapan-tahapan Strategi ……… 15

B. PEMENTASAN 1. Pengertian Pementasan ………. 18

(4)

C. MUSIK ISLAM

1. Pengertian Musik ………. 20

2. Bentuk dan Macam-macam Musik Islami ………...21

3. Musik Dalam Sejarah Islam ………..22

D. MEDIA DAKWAH

1. Pengertian Media Dakwah ………..25

2. Macam- macam Media Dakwah ………..26

3. Musik Sebagai Media Dakwah ………..28

BAB III GAMBARAN UMUM GRUP MUSIK ISLAMI DEBU

1. Latar Belakang Berdirinya ………..31

2. Visi Dan Misi Musik Debu ……….33

3.. Profil Personil Musik Debu ……….33 BAB IV STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAM DEBU

A. Perumusan Strategi Pementasan Grup musik Islami Debu ……... 42

B. Implementasi Strategi Pementasan Grup musik Islami Debu …... 54

C. Evaluasi Strategi Pementasan Grup musik Islami Debu ………. 58 D. Pementasan Grup Musik Islami DEBU ... 60 BAB. V PENUTUP

A. Kesimpulan ………. 62

B. Saran-saran ………..64

(5)

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidyatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 11 Desember 2008

(6)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi dengan judul STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAMI “ DEBU

“ SEBAGAI MEDIA DAKWAH. Telah diujikan dalam sidang musnaqosyah Di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11

Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam ( S.Sos.I )

Sidang Munaqosyah

Ketua Sekertaris

Drs. Mahmud Jalal, MA Drs. Cecep Castrawijaya, MA

Nip: 150202342 Nip: 150287029

Anggota

Penguji I Penguji II

Dr. M. Idris Abd. Shomad, MA Drs. H. Tarmi, MM

Nip: 150311326 Nip: 150062569 Pembimbing

(7)

ABSTRAK Arip Saripudin

Strategi Pementasan Grup Musik Islami " DEBU " Sebagai Media Dakwah

Musik ibarat darah yang takkan pernah bisa lepas dalam kehidupan manusia dan ini bisa dibilang seperti naluri yang sangat natural. Kita ambil contoh kalau musik takkan pernah bisa lepas dari telinga kita seperti air hujan, jika kita dengar dengan seksama maka ada satu alunan irama yang takkan pernah bisa kita pahami dari mana asal bunyi itu dan juga bunyi pancuran air sungai jika kita dengar maka ada satu irama yang menyatu di dalamnya. .

Kini, di manapun kita berada akan senantiasa selalu mendengarnya. Padahal semuanya itu timbul hanya dari 7 nada. Bisa kita bayangkan betapa besar anugerah Allah SWT kepada kita dari 7 nada bisa menghasilkan nada nada yang syahdu serta merdu. Ke semuanya itu senantiasa akan menjadi teman dalam hidup kita.

Berbagai aliran musik senantiasa selalu menjadi hiburan dalam kehidupan kita. Namun di balik itu, musik juga bisa menjadi media dakwah yang efektif untuk menyampaikan dakwah. Seperti halnya grup musik Islami DEBU melakukan syiar Islam melalui musik. Grup musik islami DEBU lahir ditengah situasi zaman yang telah melupakan nilai-nilai spiritual, DEBU berusaha untuk mengisi kekurangan itu, beda dengan kelompok musik yang lainnya. DEBU hadir dengan konsep lagu yang kaya akan nuansa dan di dalamnya mengandung syiar Islam untuk disampaikan kepada masyarakat luas melalui strategi pementasannya.

Musik adalah bagian dari kehidupan ini dengan musik kita dapat menghilangkan kepenatan setelah seharian beraktivitas tapi dengan musik pula kita dapat mengagungkan hal - hal duniawi karena itu berhati-hatilah wahai saudaraku pilihlah musik yang sesuai dengan ajaran Islam yaitu musik yang bertujuan menghibur dan mengarahkan kepada perbuatan baik (khayr / ma’ruf) dan menghapus kemaksiatan, kemungkaran, dan kezhaliman

Dari pemaparan di atas maka penulis bermaksud meneliti tentang Grup musik islami DEBU sebagai salah satu grup musik yang bernuansakan Islam mereka mensyiarkan Islam melalui alunan lagu yang sarat akan muatan dzikir dan mengajak manusia dalam meningkatkan keimanan pada sang pencipta Allah SWT melalui strategi pementasannya. Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitia ini adalah kualitatif yaitu untuk memperoleh data yang valid, peneliti melakukan wawancara, observasi selain itu peneliti juga melakukan penelitian melalui dokumentasi yang ada pada grup musik islami DEBU dengan terjun langsung ke lapangan diaman grup musik DEBU bermukim.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam pada hakekatnya identik dengan keindahan dalam hal ini

bukanlah secara indera semata. Akan tetapi keindahan menurut Islam merupakan

keindahan yang bernilai tauhid, syariat dan juga akhlak.

Dorongan serta kecintaan terhadap keindahan tersebut lantas mengantar

sebagian umat untuk memunculkan kreasi ragam seni. Hingga pada akhirnya

terciptalah apa yang dikenal dengan seni kaligrafi, seni tari, seni tarik suara, seni

musik dan banyak lagi yang lainnya.

Sesungguhnya perasaan seni yang tumbuh dalam diri manusia adalah

anugrah dari Allah SWT yang berharga sehingga guna mencari keridhaan Allah

seni bisa menjadi salah satu medianya.

Seorang seniman muslim adalah seorang yang bertauhid secara utuh.

Berguna bagi diri sendiri, bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan

lingkungannya. Karya seni itu mungkin menyenangkan atau menghibur akan

tetapi yang paling utama dari pada itu adalah nilai-nilai luhur yang menyejukkan

ruhani, kemudian meningkatkan aliran kearifan terhadap hidup.1

Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani ( teologis ) yang

dimanisfestasikan dalam suatu system kegiatan manusia beriman dalam bidang

kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara

berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan

1

(9)

sosiokultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua

segi kehidupan dengan menggunakan cara / metode tertentu.2

Apabila memperhatikan al-Qur’an dan as-Sunnah maka kita akan

mengetahui, sesungguhnya dakwah menduduki tempat dan posisi utama, sentral,

strategis dan menentukan. Keindahan dan kesesuaian Islam dengan perkembangan

zaman, baik dalam sejarah maupun praktiknya, sangat ditentukan oleh kegiatan

dakwah yang dilakukan umatnya. Materi dakwah maupun metodenya yang tidak

tepat, sering memberikan gambaran dan persepsi yang keliru tentang Islam.

Demikian pula kesalahpahaman tentang makna dakwah, menyebabkan salah

langkah dalam oprasional dakwah. Sehingga dakwah sering tidak membawa

perubahan apa-apa, padahal tujuan dakwah adalah untuk mengubah masyarakat

sasaran dakwah kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera lahiriah

maupun batiniah.

Untuk mencapai sasaran dakwah yang tepat dan memperoleh tujuan yang

dikehendaki, maka dakwah sudah barang tentu memerlukan alat dan sasaran

sebagai agen pelayanan masyarakat yang mencakup seluruh segi kehidupan

masyarakat, alat dan sasaran ini disebut media dakwah.

Musik merupakan bagian dari seni bisa dijadikan alat komunikasi yang

efektif. Melalui semua makna pesan yang terkandung didalamnya musik juga

dapat memberikan pengaruh terhadap emosi orang yang menikmatinya.

Penyampaian makna suatu ekpresi melalui musik juga merupakan proses

komunikasi non verbal, yang dapat dilakukan secara interpersonal maupun

intrapersonal. Dimana manusia berusaha mengungkapkan perasaan-perasaan

2

(10)

psikologisnya, setidaknya mempunyai peran dalam interaksi manusia dengan

lingkungannya terutama saat mendengarkan musik.3

Mengenai pengaruh seni musik terhadap kegiatan dakwah islamiyah

sangat penting sekali. Dimana bahasa yang indah, sajak yang baik, apabila dibaca

dan dilantunkan dengan iringan irama yang indah, kemudian dinyanyikan lewat

lagu dengan suara yang merdu tentunya akan memberikan kesan yang sangat

mendalam bagi setiap orang yang mendengarkannya.

Mengingat begitu banyak jenis musik Islam sebut saja Nasyidnya Raihan,

Hadad Alwi, Opik, yang telah eksis ditengah-tengah masyarakat menawarkan

dakwah dengan konsepnya sendiri lewat lagu yang mereka nyanyikan sudah

berhasil melaksanakan dakwah melalui media musik.

Begitupun halnya dengan grup musik islami DEBU yang mencoba

menawarkan konsep dakwah dengan musik islaminya yang penuh khazanah serta

memiliki keunikan tersendiri hadir dan dapat diterima oleh masyaraka.

Keberhasilan dakwah grup musik Islam DEBU tidak terlepas dari peran seorang

manajer dengan mengunakan strategi pementasan yang dijalankannya.

Implementasi strategi pementasan grup musik islami DEBU bertumpu

pada alokasi dan pengembangan tujuan dari faktor eksternal dan internal yang

ditempatkan pada SDM .

Aktivitas ini mencakup distribusi kerja diantara individu dan kelompok

kerja dengan mempertimbangkan tingkat manajemen, tipe pekerjaan,

pengelompokan bagian pekerjaan serta mengusahakan agar bagian itu menyatu

3

(11)

seluruhnya dalam satu tim atau grup sehingga meraka dapat bekerja secara efektif

dan efisien. Tim yang dimaksud adalah TEAM atau together everyone achieve

more, yakni sebuah tim yang seluruh anggotanya secara bersama-sama mendapatkan nilai lebih. Sebuah tim yang solid guna mengawal organisasi agar

tetap kondusif dalam rangka pencapaia visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.

Suatu tim dimana seluruh anggotanya bersinergi dalam kesamaan visi, misi dan

tujuan organisasi.

Bentuk struktur organisasi sangat bergantung pada posisi organisasi atau

bentuk tim dan strategi korporasi yang telah disepakati, dan bentuk yang terbaik

adalah struktur organisasi yang cocok dengan lingkungan organisasinya beserta

ciri khas internalnya.

Dengan strategi yang dijalankan grup musik islami DEBU dengan

mengandalkan SDM personilnya sesuai fungsinya sebagai media dakwah

mampu merealisasikan sebuah musik bernuansakan Islam kepada masyarakat

dengan baik melelui pementasan.

Walau hanya sebatas kata-kata dan kalimat hanya sebatas ucapan namun

bila lahir dari hati, kata dan kalimat itu akan bersemayam dinurani, apabila

dikemas dan di disign serta dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik oleh

sekelompok orang dengan perasaan seni tersebut maka terciptalah sebuah karya

seni musik Islam yang layak dipentaskan pada masyarakat atau khalayak banyak.

Berdasarkan latar belakang masaslah diatas. Maka penulis merasa tertarik

untuk menelitinya dengan memberi judul Strategi Pementasan Grup Musik

(12)

A. Batasan dan Perumusan Masalah

Dikarenakan banyaknya permasalahan didalamnya dan agar tidak

menimbulkan kesalahpahaman serta memudahkan penulis untuk menelitinya,

maka untuk membatasi masalahnya skripsi ini hanya mengenai strategi

pementasan grup musik islami DEBU sebagai media dakwah. Sedangkan untuk

perumusan masalahnya diantaranya sebagai berikut :

1. Bagaimana perumusan strategi pementasan grup musik islami DEBU

2. Bagaimana implementasi strategi pementasan grup musik islami DEBU

3. Bagaimana evaluasi strategi pementasan grup musik islami DEBU

B. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana perumusan strategi pementasan grup musik

islami DEBU

2. untuk mengetahui bagaimana implementasi strategi pementasan grup

musik islami DEBU

3. untuk mengetahui bagaimana evaluasi strategi pementasan grup musik

islami DEBU

C. Kegunaan Penelitian

(13)

Bisa memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian ilmu dakwah

sebagai alat bantu utama pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

khususnya jurusan Manajen Dakwah.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para teoritis,

praktisi dan pemikir dakwah dalam menjalankan fungsi dakwah secara

profesional terhadap kegiatan dakwah melalui media musik islami.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. Klick

dan Millar mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi

tertentu dalam pengetahuan social yang secara fundamental bergabung

pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan

dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan istilahnya.4 Salah

satu ciri penelitian kualitatif adalah deskriftif, yaitu data yang

dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar-gambar, dan bukan

angka-angka dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan

data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. 5

2. Subyek dan Obyek Penelitian

4

Lexi J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),h.3

5

(14)

Adapun subyek dalam penelitian ini adalah grup musik islami

DEBU. Dalam hal ini orang-orang yang menjadi sumber informasi yang

relevan dengan obyek yang diteliti. Seperti manajer grup musik islami

DEBU, vokalis DEBU dan para personil DEBU. Kemudian yang menjadi

obyek penelitian disini adalah aktifitas yang dilakukan oleh grup musik

islami DEBU sendiri yaitu strategi pementasan grup musik islami DEBU

sebagai media dakwah.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah daerah yang akan dijadikan sarana untuk

penelitian, dalam hal ini adalah kediaman grup musik islami DEBU yaitu

di komplek bumi pusaka Cinere Jl. Bumi I No. 1 Rt 35/10 kel. Gandul,

kec. Limo Depok 16512. Sedangkan waktu penelitiannya dari tanggal 5

November sampai 8 November 2008.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut :

a. Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan langsun di lapangan

yaitu dilakukan di kediaman grup musik islami DEBU yang

beralamat di komplek bumi Pusaka Cinere Jl. Bumi I No. 1 Rt 35 /

10 kel. Gandul, Kec. Limo Depok 16512.

b. Interview merupakan segala bentuk pertanyaan yang berkaitan

(15)

terbuka kepada pimpinan manajer grup musik islami DEBU,

vokalis DEBU, dan personil DEBU yang terkait.

c. Dokumentasi adalah laporan teknis dari suatu peristiwa dan oleh

penulis sengaja untuk disimpan atau meneruskan keterangan

mengenai peristiwa tersebut.

5. Teknik Analisis Data

Setelah data-data diperlukan dikumpulkan, penulis melakukan

klasifikasi dari temuan yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis

deskriftif.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah meneliti terlebih dahulu pada

buku-buku, tesis, disertase, skripsi serta makalah yang judul dan materi

pembahasannya sama atau ada kemiripan dengan skripsi penulis. Adapun setelah

penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis pada akhirnya menemukan

beberapa skripsi yang menulis judul yang hampir sama dan subjek yang sama

Yaitu Grup musik DEBU dengan yang akan penulis teliti. Judul-judul tersebut

antara laian :

1. Karya Cecep Suherman Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam ( KPI ) Tahun 1425 H / 2004 M. Musik Sebagai

Media Dakwah ( Studi Kasus Kelompok Debu ). Berisi tentang metode

dakwah kelompok musik Debu melalui media musik serta analisis materi

(16)

2. Maryati Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Manajemen

Dakwah ( MD ) tahun 1426 H / 2005 M. Manajemen Pementasan Shalawat

Barzanzi Bengkel Teater Rendra. Berisi tentang penerapan fungsi manajemen

pada pementasan shalawat barzanzinya Teater Rendra.

Dari uraian skripsi diatas maka dalam penulisan skripsi ini berbeda dengan

apa yang dijelaskan oleh penulisan skripsi yang di atas pada skripsi penulis

yang berjudul " Strategi Pementasan Grup Musik Islami " DEBU" Sebagai

Media Dakwah". Walapun ada kesamaan subjek penelitian yaitu grup musik

DEBU namun yang membedakannya adalah skripsi yang penulis buat tentang

bagaimana Perumusan strategi, Implementasi Strategi dan Evaluasi strategi

pementasan yang dijalankan grup musik islami DEBU.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi kepada beberapa bab

sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan keguanaan penelitian, metodologi

penelitian,tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II : Kerangka teori, meliputi dengan uraian tentang strategi, pengertian strategi, dimensi strategi tahapan-tahapan strategi. Selanjutnya tentang

pementasan dengan uraian tentang pengertian pementasan, tujuan dan manfaat

pementasan. Kemudian dengan uraian mengenai pengertian musik islami, bentuk

(17)

dilanjutkan dengan penjelasan tentang media dakwah yang berisi pengertian

media dakwah, macam-macam media dakwah, dan musik sebagai media dakwah.

BAB III : Gambaran umum grup musik islami DEBU, mencakup latar belakang berdirinya grup musik islami DEBU, Profil tentang grup musik DEBU, visi dan

misi grup musik islami DEBU, dan profil personil grup musik DEBU.

BAB IV : Strategi pementasan grup musik islami DEBU yang terdiri dari perumusan strategi pementasan grup musik islami DEBU, implementasi strategi

pementasan grup musik islami DEBU, evaluasi strategi pementasan grup musik

islami DEBU dan pementasan grup musik islami DEBU.

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam dunia militer, yaitu untuk

memenangkan suatu peperangan.6

Ditinjau secara etimologis strategis berasal dari bahasa Yunani : Strategos yang

berarti jendral. Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan yaitu sebagai

suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya strategi berkembang untuk

semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.7

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi adalah ”

Seni atau Ilmu menggunakan sumberdaya-sumberdaya manusia untuk melaksanakan

kebijakan tertentu.8

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak diadopsi

dan diberikan pengertian yang lebih luas sesuai dengan ilmu atau kegiatan yang

menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi terbatas pada konsep ataupun seni seorang

jendral dimasa seorang pemimpin ( Manajemen puncak ).

Secara umum, strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan

dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, penetapan strategi harus

6

Raffiudin dan Maman Abd DJaliel, Prinsip dan strategi Dakwah, ( Bandung : Pustaka setia, 2002),h. 76

7

Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, ( Jakarta :Bumi aksara, 1994), cet. Ke – 1, h.539

8

(19)

dilalui oleh analisis kekuatan lawan yang meliputi jumlah personal, kekuatan dan

persenjataan, kondisi lapangan, posisi musuh dan sebagainya.9

Definisi yang diberikan para ahli berbeda-beda berikut ini berbagai definisi

strategi dari beberapa ahli :

a. Menurut Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul Strategi Perjuangan

Umat Islam Indonesia mengatakan bahwa : Strategi dan taktik adalah metode untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan ini berbentuk suatu

pencampuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan

tenaga manusia, sedangkan dalam bidang militer strategi dan taktik adalah

suatu cara tekhnik memenangkan suatu persaingan antara

kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.10

b. Menurut Sondang Siagian, dalam bukunya yang berjudul Analysis Serta

Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisas, menyatakan strategi

adalah cara terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang

tersedia sesuai dengan tuntunan perubahan lingkungan.11

c. Menurut Chandler, dalam bukunya yang berjudul Manajemen Strategi dan

Kebijaksanaan Bisnis, yang dikutip Supriono,menyebutkan strategi adalah

dasar-dasar menuntun goals jangka panjang dan tujuan organisasi serta

pemakaian cara-cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang diperlukan

untuk mencapai tujuan.12

9

Abu ahmad, et. ai., strategi belajar mengajar, ( Bandung : Pustaka setia, 1997 ), h.11

10

Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung : Mizan, 1990 ), h, 4

11

Sondang Siagan, Analysis serta perumusan kebijaksanaan dan strategi organisasi, ( Jakarta : PT. Gunung Agung, 1986 ) cet. ke – 2, h.17

12

(20)

d. Menurut Onong Uchjana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, menyebutkan strategi pada hakikatnya adalah perencanaan

dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.13

e. Menurut Steiner dan Minner, dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Strategik, menyatakan bahwa strategi adalah penempatan misi organisasi, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan

internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran

dan memastikan implementasikannya secara tepat, sehingga tujuan dan

sasaran utama organisasi akan tercapai.14

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan tentang strategi,

antara lain :

a. Strategi merupakan satu kesatuan rencana yang terpadu yang

diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan

organisasi, sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.

c. Dalam pencapaian tujuan organisasi perlu alternatif strategi

yang dipertimbangkan dan harus dipilih.

d. Strategi yang dipilih akan diimplementasikan oleh organisasi

dan akhirnya memerlukan evaluasi terhadap strategi tersebut.

13

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 1999 ), h. 32

14

(21)

2. Dimensi Strategi

Sebagaimana telah dikemukakan pengertian strategi diatas maka dapat dijelaskan

bahwa strategi memiliki beberapa dimensi yang perlu diperhitungkan dan diketahui untuk

mengurangi dampak elemen ketidakpastian dalam merumuskan dan

mengimplementasikan strategi tersebut. Diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Dimensi keterlibatan manajemen puncak

Keterlibatan manajemen puncak merupakan keharusan karena hanya

pada tingkat manajemen puncak akan tampak segala bentuk implikasi

berbagai tantangan dan tuntutan lingkungan internal dan eksternal, pada tingkat

manajemen puncaklah terdapat cara pandang yang holistik dan menyeluruh.15 Selain

itu hanya manajemen puncaklah yang memiliki wewenang untuk mengalokasikan

dana, prasarana, dan sumber lainnya dalam mengimplementasikan kebijakan

yang telah diputuskan. Dengan kata lain, peranan manajemen puncak sangat

penting dalam merencanakan dan menentukan strategi yang berisikan visi,

misi dan tujuan organisasi.

b. Dimensi waktu dan orientasi masa depan

Dalam mempertahankan strategi untuk mengembangkan suatu

eksistensi organisasi berpandangan jauh kedepan, dan berprilaku proaktif dan

keputusan stratejik harus didasarkan pada antisipasi dan prediksi yang akan

terjadi bukan didasarkan yang sudah diketahuinya. Antisipasi masa depan

tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai visi organisasi yang akan

diwujudkan di masa mendatang. Dengan sikap proaktif dan antisipasif

15

(22)

manajemen puncak suatu organisasi akan lebih siap mengahadapi tantangan

perubahan dan perkembangan yang akan terjadi dan tidak akan di hadapkan

pada situasi dadakan.

c. Dimensi lingkungan internal dan eksternal

Dimensi lingkungan internal dan eksternal adalah suatu kondisi yang

sedang dihadapi yang berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

harus diketahui secara tepat untuk merumuskan rencana strategi yang berjangka

panjang.16 Dalam kondisi tersebut, manajemen puncak perlu melakukan analisis

yang objektif agar dapat menentukan kemampuan organisasi berdasarkan

berbagai sumber yang dimiliki.

Setiap manajemen puncak perlu menyadari bahwa organisasi yang dipimpinnya

harus berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak akan terlepas dari kondisi

eksternal yang faktor-faktornya pada umumnya di luar kendali, organisasi

bersangkutan. Adapun dimensi lingkungannya, eksternal terdiri dari lingkungan

operasional, lingkungan nasional dan lingkungan global yang terdiri dari

berbagai aspek atau kondisi, seperti sosial, politik, sosial budaya, sosial

ekonomi, kependudukan, kemajuan ilmu teknologi, adaptasi istiadat,

agama dan berbagai perubahan lain yang senantiasa terjadi.17

Dengan demikan, manajemen puncak memahami terhadap kondisi

lingkungan internal dan eksternal berorganisasi dan mampu melakukan

berbagai pendekatan juga teknik untuk merumuskan strategi organisasi yang

(23)

d. Dimensi konsekuensi isu strategi

Dalam mengimplementasikan strategi harus didasarkan pada

penempatan organisasi sebagai suatu sistem. Setiap keputusan strategi yang

dilaksanakan harus dapat menjangkau semua komponen atau unsur organisasi,

baik arti sumberdaya maupun arti satuan-satuan kerja tersebut dikenal. Seperti

departemen, divisi, biro, seksi dan sebagainya.18

3. Tahapan-tahapan Strategi

Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael Kami bahwa sebuah

organisasi tanpa adanya strategi umpama kapal tanpa kemudi, bergerak berputar dalam

lingkaran. Organisasi yang demikian seperti pengembara tanpa tujuan tertentu.19

Proses strategi terdiri dari tiga tahapan yaitu20 :

a. Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya ialah pengembangan tujuan,

mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan secara

internal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif, memilih strategi

untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk

memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam suatu

proses kegiatan.

18

Sondang P. Siagian Ibid , h. 19

19

Fred R. David, ManajemenStrategi Konsep, ( Jakarta : Prenhalindo, 2002 ), h.3

20

(24)

Tekhnik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja

diantaranya :

1). Tahap in put ( masukan )

Dalam tahap ini proses yang dilakukan ialah meringkas informasi sebagai

masukan awal. Dasar yang diperlukan untuk merumukan strategi.

2). Tahap pencocokan

Proses yang dilakukan ialah memfokuskan pada menghasilkan strategi alternatif

yang lain dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal 21

3). Tahap keputusan

Menggunakan satu macam tekhnik setelah diperoleh dari in put secara sasaran

dalam mengevaluasi strategi alternatif yang diidentifikasi dalam tahap 2

( Dua)22

b. Implementasi Strategi

Didalamnya termasuk menciptakan struktur organisasi yang efektif.,

menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang

diterima. Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan, karena implementasi

berarti mobilisasi manusia yang ada dalam sebuah organisasi untuk mengubah

strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Tahap ini merupakan tahap paling sulit

21

Ibid, h. 183

22

(25)

karena memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan. Kerja sama juga

merupakan kunci dari berhasil atau tidaknya implementasi strategi.

c. Evaluasi strategi

Tahap akhir dalam strategi ialah evaluasi strategi. Merupakan tahap akhir

dari strategi. Ada tiga macam aktifitas mendasar untuk mengevaluasi strategi :

1). Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang

sekarang.

Adanya perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang dilakukan.

Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan

begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau

aktifitas implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang

akan dicapai.

2). Mengukur prestasi, yakni membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan.

Menyelidiki penyimpanan dari rencana, mengevaluasi prestasi

individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran

yang dinyatakan, kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan

mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria

yang mengungkapkan apa yang terjadi.

3). Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai

rencana.23

23

(26)

Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi

yang sudah ada ditinggalkan atau bahkan strategi baru harus dirumuskan.

Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang

dibayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan, maka disitulah

tindakan korektif diperlukan.24

B. Pementasan

1. Pengertian Pementasan

Pementasan biasanya dipakai untuk drama atau tari. Pementasan berasal dari kata

pentas yang berarti panggung atau lantai yang agak tinggi di gedung pertunjukan tempat

memainkan sandiwara. Kemudian pementasan dapat diartikan sebagai proses, cara

perbuatan mementaskan.25

Yang dimaksud dengan kata " pentas " di sini adalah sebuah tempat yang

dipergunakan untuk mempertunjukan suatu pemeranan yang dengan sadar

mengisyaratkan sebuah nilai kesenian.26

Pentas disini belum tentu merupakan sebuah panggung, apabila yang dimaksud

panggung merupakan suatu tempat dengan ketinggian tertentu. Pentas dapat berupa

sebuah tempat yang mendatar saja, misalnya sebuah halaman rumah yang digunakan

sebagai tempat pertunjukan. Sebaliknya, sebuah panggung pertunjukan sudah dapat

dipastikan adalah pentas pertunjukan pula. Dengan demikian pentas pertunjukan lebih

24

Amrullah dan Sari Budi Cantika,Manajemen Strategik, ( Yogyakarta : Graha Ilmu. 2002 )

25

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1988 ) Cet. Ke -1,h. 665

26

(27)

mengandung pengertian sembarang tempat pertunjukan, sedangkan panggung

pertunjukan lebih memiliki batas kesadaran untuk membuat tempat pertunjukan dengan

suatu ketinggian (staging) tertentu dengan maksud untuk mengangkat ke atas pertunjukan

itu sendiri agar mendapat cukup perhatian atau penglihatan penontonnya. Sungguh pun di

sini nampaknya ada perbedaan fisik antara pentas dan panggung, namun pada dasarnya

fungsi dan tujuannya sama yaitu tempat pertunjukan.

Dengan kata lain yang dimaksud dengan pentas adalah sebagai tempat

pertunjukan, yaitu tempat pertunjukan dengan pertunjukan kesenian yang menggunakan manusia ( pemeran ) sebagai media utamanya. 27

Kesenian yang dapat dipentaskan atau pertunjukan, yaitu : wayang, tari, musik,

vocal, dan drama. Penulis memfokuskan kata pementasan ini, pada musik islami grup DEBU.

2. Tujuan dan Manfaat Strategi Pementasan

Bagi beberapa institusi seni, manajemen seni pertunjukan ( pementasan )

merupakan satu hal yang perlu dalam memproduksi sebuah pementasan kesenian. Karena

mau tak mau, meskipun sebagai bidang ilmu, muara dari musik itu sendiri adalah

bagaimana memproduksi bunyi itu, baik dalam bentuk rekaman maupun dalam bentuk

pementasan musik. Meskipun tidak terkait langsung dengan nilai-nilai komersil, yaitu

dalam tataran seni untuk seni, namun suksesnya sebuah perhelatan atau pementasan

musik membawa dampak kepuasan minimal bagi performer apabila sebuah produksi

pementasan dilakukan dengan manajemen yang baik.

27

(28)

Karya seni dihasilkan oleh organisasi seni pertunjukan melalui suatu proses.

Misalnya proses mementaskan karya seni musik dimulai dari penulisan lirik lagu, latihan,

penataan panggung, penataan cahaya, penyediaan kostum dan properti, dan sebagainya.

Dalam proses tersebut organisasi pertunjukan berkeinginan agar karya seni yang

dihasilkan juga dinikmati oleh masyarakat bukan hanya oleh organisasi seni pertunjukan

sendiri.28

Dari uraian diatas dapat didefinisikan bahwa organisasi merupakan sekelompok

orang yang sepakat bekerjasama untuk menciptakan kreasi seni pertunjukan dengan

tujuan untuk dapat dinikmati oleh masyarakat.

C. Musik Islami

1. Pengertian Musik Islami

Sebelum masuk pada pengertian musik islami terlebih dahulu penulis ingin

menjelaskan pengertian musik secara umum. Musik berasal dari kata Yunani " Mousike

"yang diambil dari nama dewa mitologi Yunani kuno Mousa, yang memimpin seni dan

ilmu. Musik adalah salah satu seni tertua, bahkan tidak ada sejarah peradaban dunia atau

masyarakat yang dilewati tanpa musik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi musik ada dua keterangan :

Pertama, Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang

mempunyai kesatuan kesinambungan. Kedua, Musik adalah nada atau suara yang disusun

sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan.29

28

Achsan Permas, Chrysanti Hasibuan Sedoyono, L. H. Pranoto, Triono Saputro ; Manajemen Organisasi seni Pertunjukan.( Jakarta, PT Sapdodadi 2003 )Cet - ke 1. hal. 18

29

(29)

Musik dapat diakatakan sebagai hasil interaksi atau perpaduan tiga elemen, yaitu

irama, melodi, dan harmoni. Irama adalah pengaturan suara dalam suatu waktu, panjang

atau pendek. Irama membantu musik memberikan karakternya. Semua musik mempunyai

irama dan kecepatan musik yang disebut tempo. Kombinasi beberapa tinggi nada dan

beberapa irama dapat menghasilkan sebuah melodi atau sebuah lagu. Beberapa bagian

pendek hanya mempunyai satu melodi, sedangkan bagian yang lebih panjang terdiri atas

beberapa melodi berbeda yang memberikan kontras pada musik dan membuatnya

bervariasi.

Berkaitan dengan musik islami Hermawan (2002:193-194) membedakan musik

Islam dari musik islami. Sebelumnya, Hermawan membedakan pula pengertian musik

Islam di Timur Tengah dengan musik Islam di Indonesia. Menurutnya, yang dimaksud

dengan musik Islam di Timur Tengah pada dasarnya adalah musik yang bertangga nada

musik Timur Tengah (Arab, Turki, Persia, Pakistan, Mesir, dan sekitarnya) dengan tema

yang beraneka ragam, tidak terbatas hanya pada tema keagamaan. Sedangkan yang

dimaksud dengan musik Islam di Indonesia pada dasarnya adalah musik yang

menggunakan tangga nada yang beraneka ragam (bergantung pada budayanya

masing-masing) dengan hanya satu macam tema, yaitu tema keagamaan Islam (keagungan Allah,

puji-pujian terhadap nabi, nasihat, peringatan, dosa, surga, neraka, dan lain-lain.) yang

sebenarnya lebih tepat untuk disebut musik islami (musik yang bersifat keislaman). Jadi

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan musik islami pada dasarnya adalah

musik yang menggunakan aneka ragam tangga nada dan bertemakan keagamaan Islam.

(30)

Ditinjau dari aspek-aspek yang terkandung didalamnya, musik islami di Indonesia

sangatlah beraneka ragam dalam bentuk perwujudannya. Di antara keanekaragaman

bentuk musik islami tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bentuk musik islami yang memenuhi segala macam aspek yang ditemukan dalam

musik Islam di Timur Tengah. Tangga nada (modus) yang digunakan, bahasa dan

tema lagu, irama dan alat-alat musik yang digunakan, warna vokal, dan kostum,

semuanya persis seperti yang ditemukan dalam tradisi musik Islam Timur Tengah.

b. Bentuk musik islami yang lagu-lagunya berbahasa Indonesia, tetapi tetap

bertemakan keagamaan serta puji-pujian terhadap nabi, warna dan gaya vokalnya

bukan berasal dari Timur Tengah, alat musik yang digunakannya bukan

alat-alat musik Islam Timur Tengah, tetapi tangga nada yang digunakannya sebagian

adalah tangga nada musik Islam Timur Tengah.

c. Bentuk musik islami yang sama sekali tidak menggunakan aspek-aspek musik

Islam Timur Tengah, kecuali tema liriknya yang tetap bernuansa islami.

d. Bentuk musik islami yang di satu sisi masih menampakkan aspek-aspek musik

Islam Timur Tengah, seperti tangga nada, alat-alat musik, dan warna Salah satu

bentuk karya musik yang saat ini sedang terkena sentuhan kreativitas untuk

menghasilkan suatu perubahan atau perkembangan ke dalam bentuk yang baru

adalah musik yang berkaitan dengan nilai-nilai keislaman, yang dikenal dengan

sebutan musik islami.30

3. Musik Dalam Sejarah Islam

Pada umumnya orang Arab berbakat musik sehingga seni suara telah menjadi

suatu keharusan bagi mereka semenjak zamān jāhilliyah. Di Hijāz kita dapati orang

30

(31)

menggunakan musik mensural, yang mereka namakan dengan IQA (irama yang berasal

dari semacam gendang, berbentuk rithm). Mereka menggunakan berbagai instrumen (alat

musik), antara lain seruling, rebana, gambus, tambur, dan lain-lain. Setelah bangsa ‘Arab

masuk Islam, bakat musiknya berkembang dengan mendapat jiwa dan semangat baru.

Pada masa Rasūlullāh, ketika Hijāz menjadi pusat politik, perkembangan musik tidak

menjadi berkurang.

Selain dari penyusunan kitāb musik yang dicurahkan pada akhir masa Daulah

Umayyah. Pada masa itu para khalīfah dan para pejabat lainnya memberikan perhatian

yang sangat besar dalam pengembangan pendidikan musik.31

Banyak sekolah musik didirikan dalam negara Islam di berbagai kota dan daerah,

baik sekolah tingkat menengah maupun sekolah tingkat tinggi. Sekolah musik yang

paling sempurna dan teratur adalah yang didirikan oleh Sa‘id ‘Abd-ul-Mu’mīn (wafat

tahun 1294 M.).

Menurut catatan sejarah (A. Hasymi, Sejarah Kebudayaan Islam), Pengaruh Islam

dalam perkembangan musik dunia cukup besar. Di waktu itu ada dua jenis musik: vokal

dan musik instrumen. Musik vokal melahirkan :qit’a (fragmen); ghazal (lagu cinta) dan

mawl (lagu tentang keindahan). Musik instrumen membuat terciptanya qasaba (nay),

tabla (drum), duff (tamborin) dan qasa (cymbal).

Peradaban Islam masuk di Eropa melalui Spanyol dan Balkan, telah

mempengaruhi perkembangan musik di Barat. Pada abad ke 8 misalnya, seorang pendeta

Kristen, St Medrad Evangel, mencoba memasukan unsur musik Islam ke dalam musik

gereja. Seabad kemudian masyarakat Barat di Spanyol mulai mengenal ritme dan metrum

(pergantian naik turunnya suara secara teratur yang berasal dari Al Farabi abad 12),

31

(32)

kemudian kaum birokrat Spanyol yang beragama Kristen mengembangkan jenis musik

vokal troubadaour-musik yang dimainkan secara solo yang kemudian menjadi embrio

folklore atau musik rakyat.

Dibawah ini beberapa tokoh musik Islam diantaranya sebagai berikut:

a. Musik Arab menyerap unsur-unsur musik dari Persia dan Roma. Salah satu

tokohnya adalah Said Ibnu Mashaj –Mekkah.

b. Penulis teori musik yang pertama di zaman Islam adalah Sulaiman (765) yang

belakangan juga mempengaruhi pemusik Eropa.

c. Khalil bin Ahmad (wafat 791) orang pertama di zaman Islam yang

memperkenalkan teori menuliskan irama musik dengan not balok.

d. Yahya bin Mansur Al-Mausuly, menulis teori musik, terutama not huruf dan

teori dansa.

e. Ishak bin Ibrahim al Mausuly (wafat 850), berhasil memperbaiki musik Arab

di zaman Jahiliah dengan sistem baru. Berkat kepiawaiannya, penulis kitab

“Kitabul ilhan Ghanam” (Buku Not dan Irama) itu kemudian mendapatkan

julukan “Imamul Mughiyah”,”Raja Penyanyi”

f. Hunia bin Ishak (873), berhasil menyalin sejumalah teori musik karangan dua

filsuf Yunani, Plato dan Aristoteles,”Problemata dan De Anima” . Ia juga

menerjemahkan De Voce” karya Galen.

g. Filsuf besar al-Kindi (874) telah menulis tujuh buku tentang musik.

h. Tsabit ibnu Qurra (901), Muhammad ibnu Zakaria ar Razi (929) dan Qusta

(33)

i. Al Farabi, ia adalah musisi yang handal dan teoritikus musik yang hebat,

karya-karyanya banyak mempengaruhi perkembangan musik Barat.32

Rasanya kalau membaca sejarah di atas beserta tokoh-tokoh muslimnya, kita jadi

menyadari bahwa sejarah kita yang sekarang ini sebenarnya terputus, atau sengaja di

putus. Itu bisa dimaklumi sebab ketika Baghdad di hancurkan oleh Hulagu Khan, maka

seluruh peninggalan-peninggalan Islam, Kitab-kitab ilmu yang dikembangkan oleh umat

Islam, di hancurkan dan di tenggelamkan di sungai Tigris, sampai air sungainya

menghitam karena lunturan tintanya.

Atau ketika keilmuan Islam berkembang lagi di Cordova, maka kemudian

Spanyol / Andalusia di kuasai oleh orang-orang Nasrani lagi, kembali lagi dilakukan

"pemutusan Sejarah" dan sampai sekarang ini sehingga kita merasa bahwa orang-orang

dari Baratlah sebagai sumber ilmu, sumber filsafat, sumber pengetahuan, dan lain-lain.

Termasuk sumber asalnya segala macam alat musik dan ilmu musiknya pula.

Di Indonesia zaman Wali Sanga, musik dimanfaatkan untuk dakwah. Mereka

menciptakan Macapat (puisi jawa yang dilagukan), Dandanggula, Maskumambang,

Pangkur, Sinom, Asmaradhana, termasuk lagu ilir-ilir (ciptaan Sunan Kalijogo), juga

lagu-lagu ciptaan dari Pangeran Wijil I (turunan sunan kalijogo) yang meneruskan beliau

sebagai seorang pujangga. Tak ketinggalan salah seorang guru Sunan Kalijogo yakni

Sunan Bonang, yang namanya diabadikan sebagai salah satu nama alat musik gamelan

(Bonang). Wali Sanga pula yang merakit instrumen gamelan jawa lengkap dengan

komposisi musiknya.

D. Media Dakwah

1. Pengertian Media Dakwah

32

(34)

Dalam semua aktifitas kehidupan manusia, media merupakan bagian yang tidak

terpisahkan keberadaannya, menurut juru media manusia mengkonsumsi berita, dan

berfikir dengan berita sehat dan hiburan.

Istilah media berarti perantara yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu media

jamaknya median. Adapun dalam pengertian semantiknya yaitu segala sesuatu yang dapat

dijadikan perantara untuk mencapai tujuan tertentu.33

Dalam arti sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu dakwah atau

yang populer di dalam proses mengajar disebut dengan istilah" alat peraga " alat bantu

berarti media dakwah memiliki peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya

tujuan.

Dengan demikian, media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan

sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah ini

dapat berupa barang ( material ), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.

Sebenarnya media dakwah ini bukan saja berperan sebagai alat bantu dakwah,

namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen (

unsur ), dimana komponen satu dengan lainnya saling berkaitan, bantu membantu dalam

mencapai tujuan. Maka dalam hal ini media dakwah mempunyai peranan atau kedudukan

yang sama dengan komponen yang lain, seperti metode dakwah, obyek dakwah dan

sebagainya. Dan dalam penentuan strategi dakwah yang memiliki azas efektifitas dan

efesiensi, maka peranan media dakwah menjadi tampak jelas peranannya.34

3. Macam-macam Media Dakwah

33

Asmuni syukri, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam: ( Surabaya : Al-ikhlas 1995 ) h. 163

34

(35)

Sebagaimana telah kita ketahui, perkembangan teknologi diberbagai bidang

demikian pesat, tidak terkecuali teknologi komunikasi. Dalam kehidupan manusia

merupakan aktifitas yang selalu terjadi sehingga perkembangan teknologi komunikasi

menimbulkan implikasi cukup berarti bagi kehidupan manusia, termasuk didalamnya

umat Islam. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi, media komunikasi

massa juga mengalami kemajuan yang tidak kalah. Dakwah merupakan suatu kegiatan

yang relatif lebih banyak menggunakan bentuk komunikasi massa karena berisikan

ajakan dan seruan kepada manusia untuk senantiasa berada di jalan Allah SWT yang

bermuara pada terbentuknya suatu tatanan masyarakat yang khairul ummah.

Menurut Drs. Slamet Muhaemin Abda, jika dilihat dari instrumennya, media

dakwah dapat dibagi menjadi empat , yaitu :

a. Media Visual

Media visual yaitu alat yang dapat dioprasikan melalui indra penglihatan seperti

Film, slide, transparansi, overhead projector, gambar, foto dan lain- lain.

b. Media audiktif

Media audiktif adalah alat-alat yang dapat dioprasikan melalui indra

pendengaran, seperti : Radio, tape recorder, telephone, telegram dan

sebagainya.

c. Media audio visual

Media audio visual yaitu alat-alat yang dapat didengar juga sekaligus dapat

dilihat, seperti : movie film, televisi, video dan sebagainya.

(36)

Media cetak yaitu cetakan dalam bentuk tulisan dan gambar sebagai pelengkap

informasi tulis, seperti : buku, surat kabar, majalah, bulletin, booklet dan

sebagainya.35

Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk berdakwah. Cara-cara tersebut

disesuaikan dengan kondisi, situasi dan kebutuhan. Adanya variasi-variasi dalam metode

dakwah memberikan peluang bagi da’i untuk memilih alternatif penggunaan yang tepat.

Selama metode itu menuju kepada tujuan dakwah. Adapun tujuan dari kegiatan dakwah

itu ialah terwujudnya pengamalan ajaran-ajaran Islam dengan baik dan benar dalam

kehidupan masyarakat supaya mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun

diakhirat.

3. Musik Sebagai Media Dakwah

Dalam penyampaian dakwahnya. Seorang da’i memerlukan berbagai macam

sarana yang bermanfaat. Namun perlu diketahui bahwa sebagian sarana adakalanya

digunakan pada suatu masa, tapi tidak berguna pada masa yang lain, bermanfaat bagi

suatu masyarakat tapi tidak bagi masyarakat yang lain. Seorang da’i bijak adalah yang

mampu memilah-milah sarana yang cocok pada setiap zaman dan tempat.

Musik dipandang sebagai salah satu media alternatif dalam berdakwah. Karena

musik telah menjadi bagian integral dalam aktivitas masyarakat dan musik telah semakin

meluas yang dapat didengarkan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Baik melalui

radio, televisi, internet, telephone, handphone, flash disk ( USB , dan sebagainya).

35

(37)

Berdakwah melalui musik dinilai dapat meningkatkan intensitas, kecepatan, dan

jangkauan komunikasi yang dapat digunakan da’i terhadap mad’unya dalam berdakwah.

Musik merupakan suatu sarana bagi dakwah, musik yang membawa irama Islam

itulah dakwah yang berarti apalagi yang merawat dan mengobati jiwa manusia maka

yang diinginkan cara yang berguna dan memperbaiki manusia itu sebagai obat yang

menentramkan jiwa.

Musik yang dijadikan sebagai salah satu media yang dapat dipergunakan untuk

mencapai dakwah Islam sangat signifikan bagi kelangsungan aktivitas dakwah. Dakwah

yang dikemas melalui musik memiliki pesan moral yang terasa lembut, menyentuh

romantis. Persuasif dan ia tetap dengan hati penggemarnya. Seni musik dan lagu sudah

sejak zaman klasik sampai zaman modern mempunyai peranan untuk menyampaikan

dakwah dan pesan-pesan moral seperti terlihat dalam syair-syair fuqoha, ahli sastra Arab,

para sufi pujangga dalam berbagai bahasa Arab urdu, melayu, jawa sunda, dan

sebagainnya.

Berdakwah melalui musik memiliki daya tarik tersendiri yang berkesan. Menurut

Sidi Gazalba kalau kesenian itu mengandung daya tarik yang berkesan, kenapa tidak kita manfaatkannya sebagai media dakwah sehingga dakwah dapat menarik sasarannya dan

pemanfaatanya sendiri bertujuan untuk menimbulkan kesenangan yang bersifat estetik

dan senang pada keindahan merupakan naluri atau fitrah manusia.36

Namun berdakwah melalui jalur musik jelas bukanlah suatu pekerjaan yang

mudah. Ia membutuhkan tingkat kesenian dan keahlian yang tinggi. Keahlian khusus

yang dimaksud adalah pertama, harus memahami ajaran Islam secara utuh dan memiliki

wawasan keislaman yang luas. Kedua, menguasai ( dalam arti mampu memainkan )

36

(38)

berbagai macam alat musik. Setidaknya salah satu alat musik yang dikuasai. Ketiga,

memiliki kemampuan menuangkan ide kedalam totalitas bangunan yang membentuk

sebuah lagu. Disini yang menjadi pusat perhatian adalah pemilihan kata-kata yang

kemudian membentuk kalimat yang indah ( lirik lagu ). Oleh karenanya tak semudah

membalikan kedua belah telapak tangan, untuk menggarap musik dalam sebuah album.

Apalagi, jika album tersebut hadir selain sebagai sebuah karya juga sebagai alternatif

dakwah dimasyarakat.37

Dari keterangan diatas penulis dapat disimpulkan sedikit bahwa musik bukan

hanya enak didengar namun bisa juga menjadi media untuk berdakwah. Seperti halnya

dengan grup musik islami DEBU yang berasal dari Amerika Serikat ini. Tak hanya cinta,

lewat syair-syair lagu, mereka pun mengajak kita untuk mendekatkan diri kepada sang

pencipta.

37

(39)

BAB III

GAMBARAN UMUM GRUP MUSIK ISLAMI DEBU 1. Latar Belakang Berdiri Grup Musik Islami DEBU

Sebelum pindah ke Indonesia.sebagian besar anggota DEBU bertempat tinggal

disebuah kota kecil di daerah New Mexico, sebuah propinsi yang terletak diantara Texas

dan Arizona, Amerika serikat. Mereka sudah sejak lama sudah tinggal disana dan

kemudian membentuk sebuah komunitas kecil yang sesuai dengan prinsip dan ajaran

Islam dibawah bimbingan Syeikh Fattah,mereka mempelajari tasawuf dan hidup sesuai

ajarannya, yakni menjadi golongan sufi.

Zikir adalah nafas hidup yang kami lakukan dalam keseharian. Bagi sufi,

menyanyi adalah semata-mata dzikir dan ibadah. Inilah latar belakang musik kami. Saat

itu, kami bernyanyi sebatas kenikmatan untuk komunitas sendiri sekaligus menjadi

bagian dari perkembangan spiritual. Sesekali kami menyanyi untuk teman-teman ataupun

tamu yang datang. So, kita tidak tampil secara public dan tidak atas undangan karena

secara sosial, komunitas Islam diasana memang sangat jarang kalau tidak bisa dibilang

tidak ada.

Tahun 1997, sebagian dari kami pindah ke sebuah negara di luar Amerika Serikat

namuan terletak di dekatnya, yakni Republik Dominika. Sama seperti Amerika,

kehidupan masyarakat disana juga sangat liberal dan sekuler. Sungguh, bukan lingkungan

yang ramah bagi kami yang sangat rindu suasana islami. Kami selalu berpikir dan

bertanya-tanya dalam hati, di manakah tempat di dunia ini yang bisa memberi kami

(40)

Allah memang Maha Tahu. Dialah yang punya kehendak dan rencana. Suatu

malam, Syekh Fattah mendapat ilham. Di antara sadar dan tidak, beliau mendengar hatif (

Bisikan halus ) yang menyebutkan nama ? Indonesia ?. bahwa komunitas ini harus pergi

ke Indonesia untuk bisa bisa hidup sesuai impian.

Tetapi di mana Indonesia? Pertanyaan ini menjadi masalah karena kami sama

sekali tak tahu prihal Indonesia dan tak terpikir sebelumnya. Tetapi, Allah SWT telah

membuka pintu-pintunya sehingga tanpa kesultan berarti, kami bisa menemukan home

age seorang Indonesia di internet. Kami pun menjalin silaturahim dan menyampaikan

keinginan untuk datang ke Indonesia.

Tepatnya bulan Maret 1999, sebagian dari kita tiba di Jakarta dan diterima oleh

Syekh Uqbah, kenalan kita di internet. Selama tiga bulan di Jakarta, kita tinggal di daerah

Pasar Minggu. Kemudian kita diundang Universitas Muslim Indonesia (UMI), Ujung

Pandang untuk mengajar mahasiswa barunya dalam hal keagamaan.

Kami berangkat ke Ujung Pandang dan ditempatkan di Bukit Barugah. Tak lama,

kita dipindahkan lagi ke daerah pedesaan, Padang Lampe, di mana berdiri sebuah

Pesantren milik UMI di situ. Pesantren Darull Mukhlisin itu hanya bangunannya saja

karena belum ada denyut kehidupan. Kita lah yang memulainya. Kita mengajar para

mahasiswa itu sambil melaksanakan kehidupan sehari-hari. Kita ajarkan al-Qur'an dan

hadits serta bahasa Inggris. Setelah setiap shalat lima waktu, Syeikh Fattah membimbing

kami zikir bersama para mahasiswa.

Mengamati pola prilaku mereka, Syeikh Fattah menyadari pada umumnya

anak-anak muda itu tidak paham mendalam tentang Islam. Banyak diantara mahasiswa yang

(41)

menekankan zikir. Ia mencoba menyentuh minat para pemuda terhadap keindahan Islam

dengan melantunkan puji-pujian terhadap Allah melalui zikir dan nyanyian.

Syair-syairnya yang sarat pelajaran tentang adab dan akhlak serta uraian tentang Islam yang

sejati sesuai pesan Nabi Suci Muhmmad SAW, pelan namun pasti tampak mulai tertanam

dalam benak para mahasiswa. Mereka menjadi begitu manis dan sangat suka zikir. Setiap

kali kita melakukan zikir massal seraya bergoyang kiri kanan, saat itu, gerak badan kami

bagai gelombang laut yang tenang dan menghanyutkan. Indah sekali.38

2. Visi dan Misi Grup Musik Islami DEBU

Visi Grup musik islami DEBU adalah " melalui musik kami bisa ajak manusia ke

Islam ". Musik dipercaya menjadi media penyampai pesan yang efektif, termasuk ajakan untuk meningkatkan keimanan kepada sang Khalik. Banyak cara melakukan dakwah,

salah satunya seperti yang dilakukan oleh grup musik islami DEBU. Dengan

menggunakan musik yang bernafaskan Islam DEBU ingin mengajak umat manusia untuk

menjalankan hidup yang sesuai dengan syariat Islam.

Sedangkan misi dari grup musik islami DEBU itu sendiri ialah menyampaikan

pesan Rasulullah adalah pesan La ilaaha illallah. Seperti pesan yang di sampaikan

Rasulullah " Quluu laa ilaaha illallah tuflihuu " ucaplah Laa ilaahai illallah dan

berjayalah.39

3. Profil Personil Musik DEBU

Unik dan bersahaja. Itulah grup musik islami DEBU karena sebagian besar

personilnya berasal dari Amerika Serikat. Tinggal di area perumahan di kawasan Cinere,

Gandul, bersama-sama dengan keluarga besar DEBU. Grup musik islami DEBU awalnya

38

http:// in.musikdebu.com/history.htm

39

(42)

adalah satu keluarga besar sanggar sufi yang dipimpin Syeikh Fattah. Di AS, mereka

mengaku sulit berkembang karena kaum muslimin minoritas. Karena keinginan

merasakan kebebasan dalam hidup dan meyakini agama, keluarga besar ini hijrah ke

Indonesia pada 1999. kepindahan itu juga dilatarbelakangi oleh tujuan menyebarkan

ajaran Islam melalui lagu. Personil grup musik islami DEBU pada saat penelitian ini

berjumlah 18 orang musisi ( 10 wanita dan 8 pria ) Namun biasanya dalam pertunjukan

hanya sekitar 10 hingga 12 orang yang terlibat.40

DEBU sendiri melihat diri sebagai kelompok musik internasional karena memiliki

anggota dari Swedia, Inggris, dan Indonesia. Untuk lebih jelas berikut penulis cantumkan

biodata personil grup musik Islami DEBU :

1. Nama : Kumyal Mustafa

Tgl. Lahir : 9 Juli 1981

Tempat Lahir : Oregon, Amerika Serikat

Posisi : Pemain gambus, Viola, aranser musik dan lead vokalis

Mustafa adalah DEBU, DEBU adalah Mustafa. Dia memang lokomotif

DEBU. Dalam setiap pentas, hampir selalu ia berbicara langsung kepada

audiens mengenai inti Islam. Sambil menyanyi, ia mengajak semua hadirin

untuk turut berdzikir Laa ilaha ila Allah sehingga untuk sesaat, biasanya situasi

berubah menjadi gema tahlil. Saat ini, ia tengah sibuk mempersiapkan album baru.

So, jangan heran kalau hampir tiap hari ia tak berada di rumah. Tapi, walaupun sering

pulang larut malam, pagi harinya ia sudah tampil fit bahkan punya kelas khusus

untuk anak-anaknya, yakni membawa mereka berlatih main biola dilapangan.

Seperti tak ada kata lelah dalam kamus hidupnya.

40

(43)

2. Nama : Daood Abdullah

Tgl. Lahir : 28 September 1988

Tempat. Lahir : Texas, Amerika Serikat

Posisi : Perkusi

Selain sibuk dengan DEBU, Daood sekolah drum di sebuah sekolah

musik yang terkenal di Jakarta, Farabi milik seorang musisi Dwiki Dharmawan.

Dia juga tertarik belajar gitar flamenco dan gitar elektrik, dan kacamata hitamnya

tak pernah lepas saat dia mentas.

3. Nama : Fadhila Shirin

Tgl. Lahir : 30 Maret 1989

Tempat. Lahir : Texas, Amerika Serikat

Posisi : Viola, penyanyi

Selain Mustafa, satu-satuny anggota DEBU yang paling banyak

menerima surat setiap hari adalah Fadhila,begitu rutin sehingga kalau pun di

alamat hanya tertulis, Fadhila Shirin, Depok, Indonesia dijamin, surat itu akan

tetap sampai di rumah DEBU. Sebaliknya, buat kalian penggemar berat

Fadhila, kalo tulis surat padanya, buatlah sesingkat mungkin dan semenarik

mungkin, supaya ia mudah untuk membacanya. Karena ia tak punya cukup

waktu untuk membaca surat yang berlembar-lembar. Apalagi ia sedang sibuk

dengan aktifitas rekaman dan belajar biola.

4. Nama : Hasniah Ali

Tgl. Lahir : 11 May 1975

(44)

Posisi : Penyanyi

Penyanyi latar asal Swedia ini punya suara yang sangat indah. Namun

beberapa hal, ia belum bisa aktif di pentas DEBU. Kegiatannya sekarang adalah

belajar beberapa alat musik, wanita berpostur tinggi ini juga sangat suka membuat

cake Swedia. Satu hal yang juga khas darinya adalah, ia sangat halus dan lembut

perasaannya.

5. Nama : Fatimah Husnia

Tgl. Lahir : 08 November 1987

Tempat. Lahir : Texas, Amerika Serikat

Posisi : Baglama ( Saz ), Violin

Ketika personil lain sibuk belajar alat-alat musik lain, perempuan

berdarah Itali dan Malaysia ini tetap konsen dengan alat musik pegangannya,

yakni Baglama. Kadang-kadang saja ia belajar gendang. Setelah itu, ia lebih

suka medekap Baglamanya. Walau pun ia suka makan apa saja, tetapi ia tak

pernah khawatir dengan ancaman obesitas karena postur tubuhnya sangat stabil

tetap ramping dan slim.

6. Nama : Layla Wafiyah

Tgl. Lahir : 31 Desember 1969

Tempat. Lahir : Washington, Amerika Serikat

Posisi : Pemain harpa, tambourine dan Vokalis

Setiap ada acara yang hanya melibatkan beberapa anggota DEBU, maka

(45)

sangat jarang, membuatnya punya nilai lebih. Selain itu, ia juga jarang mengeluh

sehingga tampak menikmati.

7. Nama : Maryam Ali

Tgl. Lahir : 15 Desember 1986

Tempat.Lahir : Oregon, Amerika Serikat

Posisi : Penyanyi

Penyanyi inti ini selalu hadir kapan dan dimanapun saat DEBU pentas

sama seperti halnya dengan Layla wafiyah yang selalu tidak pernah absent.

8. Nama : Mujahid Abdullah

Tgl. Lahir : 10 November 1978

Tempat.Lahir : Michigan, Amerika serikat

Posisi : Pemain bass

Sekarang ini, Mujahid dinon aktifkan dari urusan belanja dan pergi ke

mall. Syeikh Fattah mau dia menjadi profesional dengan main bassnya. Tetapi

naluri kefakirannya selalu menguasai sehingga setiap hari ia mengirim pesan

lewat SMS dan menawarkan diri pada Syikh, " Can I be of Service you? ".

Selain punya kelas musik untuk anak-anak dibawah 12 tahun tidak malas shalat

dan dzikir. Ia bilang shalat dan dzikir adalah kelasnya. So, barang siapa anak yang

tidak melaksanakan shalat dan dzikir pada waktunya, maka dianggap absen dari kelas.

Mau tahu hukumannya? Biasanya dikenai kerja ekstra sih, maka dari itu anak-anak

sangat rajin.

(46)

Tgl. Lahir : 29 Januari 1980

Tempat.Lahir : Texas, Amerika serikat

Posisi : penyanyi, pemain gambus dan jumbush

Sekarang ini Naimah jarang pentas bersama DEBU. Ia sedang sibuk

berlatih alat musik gambus.

10. Nama : Ibrahim Conway

Tgl. Lahir : 28 Desember 1982

Tempat.Lahir : Texas, Amerika Serikat

Posisi : Manajer dan Koordinator DEBU

Setelah Najib Ali sekarang Manajer grup musik islami DEBU dipegang

oleh Ibrahim Conway tak bisa dipisahkan dari DEBU. Ia adalah palang pintu

gerbang DEBU dengan kalangan luar siapa pun yang ingin berhubungan dengan

multi etnis ini, Ibrahimlah yang harus ditemui terlebih dahulu. Ia sangat sibuk

dengan posisinya sebagai manajer, so jangan heran kalo hampir setiap hari ia tak

ada di rumah. Ia menyelesaikan berbagai urusan keperluan komunitas yang

berhubungan dengan registrasi dalam bentuk apapun. Ia juga cukup terbuka

menerima kedatangan para wartawan.

11. Nama : Najmah Hakimah

Tgl. Lahir : 31 Desember 1969

Tempat.Lahir : Oklahoma, Amerika Serikat

Posisi : Pemain Santoor

Kendati usiannya paling lawas diantara personil DEBU lainnya,

(47)

waktunya yang sempit. Tugas sesunggunya adalah memimpin latihan acappela

saban pagi. Kadang-kadang seminggu sekali dan ia juga memasak untuk

komunitas DEBU. Kehidupan rutin tidak membuatnya bosan, karena ia

menikmati dengan apa yang ada tanpa mengeluh.

12. Nama : Naseem Nahid

Tgl. Lahir : 4 Oktober 1976

Tempat. Lahir : Washington DC, Amerika Serikat

Posisi : Pemain Perkusi dan penyanyi latar

Diantara personil perempuan DEBU, Naseem Nahid terhitung paling

sibuk. Urusannya sangat banyak ia merupakan salah satu yang bertanggung

jawab terhadap surat-surat dari penggemar DEBU. Selain itu ia juga punya

kelas khusus untuk anak-anak setiap hari untuk mengajar bahasa Inggris dan

menulis yang indah.

13. Nama : Muhammad saleem

Tgl. Lahir : 15 Desember 1986

Tempat. Lahir : Oregon, Amerika serikat

Saleem dan Mustafa bak dua sisi mata uang, saling melengakapi dan

berdampingan selalu untuk urusan musik dan rekaman, hampir selalu mereka

pergi bersama. Walaupun secara pribadi keduannya sangat berbeda. Menurun

dari kakaknya Mustafa, Saleem juga sudah bisa mengaransemen lagu.

14. Nama : Syakura Yasirah

Tgl. Lahir : 2 Juni 1981

(48)

Posisi : Pemain biola

Violis utama DEBU ini cukup sibuk dengan urusan rekaman. Ia

merupakan pemain utama DEBU juga sehingga mau tak mau, suka tak suka ia

harus tetap manggung bersama DEBU.

15. Nama : Susan Fatimah

Tgl. Lahir : 31 Desember 1969

Tempat. Lahir : Inggris

Posisi : Pemain keyboard

Semula posisinya di DEBU hanya sebagai penyanyi latar, berkat

ketekunannya belajar alat musikorgan, ia bisa juga menjadi salah satu pemusik.

Setidaknya, kegiatan itu bisa membuatnya lebih sibuk daripada sebelumnya.

Dalam hal apa pun ia selalu bergerak cepat dan berusaha menyelesaikan segala

sesuatu dengan secepat-cepatnya.

16. Nama : Husayn Lee Larusa

Tgl. Lahir : 22 Agustus 1985

Tempat. Lahir : Oregon, Amerika Serikat

Posisi : Pemain perkusi

Kakak Ali, nama aslinya Husayn Lee. Bakatnya dibeberapa bidang

sangat besar. Ia mahir untuk kutak katik elektronik. Ia juga sangat kreatif Seperti

halnya keturunan Tionghoa, ia juga memiliki jiwa bisnis. Di DEBU ia sebagai

(49)

17. Nama : Zakariyah Aal Daood

Tgl. Lahir : 25 Maret 1991

Tempat. Lahir : New Mexico, Amerika Serikat

Posisi : Pemain perkusi

Zakariyah Aal Daood di DEBU merupakan personil yang terkecil dan

termuda usianya saat ini sekitar 18 tahun. Tapi ia cukup berbakat dan sangat

bersemangat. Suaranya juga enak untuk didengar.

18. Nama : Abdul Wahab

Tgl. Lahir : 22 Juni 1986

Tempat. Lahir : Bogor, Indonesia

Posisi : Perkusi

Wahab orang Indonesia yang berasal dari Jakarta ini menjadi anggota

DEBU berawal dari seorang fans yang antusias sekali terhadap DEBU. Ia datang

untuk latihan setiap hari sampai akhirnya ia ikut bergabung dengan DEBU. Dia

bermain perkusi dengan sangat bagus dan mempunyai ciri khas tersendiri, dan

suaranya juga sangat bagus. Pada saat latihan ia sering mengantikan posisi Mustafa

dalam menyanyikan syair-syair DEBU.41

41

(50)

BAB IV

STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAMI " DEBU" SEBAGAI MEDIA DAKWAH

A. Perumusan Strategi Grup Musik Islami DEBU

Joel Ross dan Michael Kamy, sebagaimana yang dikutip oleh Fred R. David

mengatakan bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi itu bagaikan kapal tanpa

kemudi, bergerak, berputar dalam lingkaran. Organisasi yang demikian seperti

pengembara, tanpa tujuan tertentu.42 Demikian halnya dengan grup musik islami DEBU,

semua yang diputuskan dalam pelaksanaan pementasan tetap berada dalam jalur

strategi43.

Dalam bukunya Fred R. David mengupas tentang teknik perumusan strategi yang

penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja, diantaranya44 :

1. Tahapan in-put

Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah mencari dan meringkas informasi

sebagai masukan yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Dalam proses ini grup

musik islami DEBU memperoleh informasi yang masuk dari berbagai pihak diantaranya

dari kebutuhan pasar musik masyarakat, dari infotaiment, surat kabar, televisi, dari

internet dan lain sebagainya yang menjadi sumber inspirasi dan ide untuk merumuskan

strategi pementasannya. Diantara informasi yang masuk adalah mengenai kualitas

performans grup musik islami DEBU pada setiap pementasan. Melalui cara ini akan

dapat diketahui mengenai kelemahan dan kekuatan yang ada pada grup musik islami

DEBU, sehingga setelah mengetahui mengenai kelemahan dan kekuatan grup musik

42

Fred R, David, Manajemen Strategi Konsep, ( Jakarta Perhalindo, 2002 ) h.3

43

Wawancara Pribadi Dengan Ibrahim Conway, Manajer DEBU Depok, 5 November 2008

44

Referensi

Dokumen terkait

Penguatan kelembagaan yang meliputi kondisi kelembagaan, pemberian dukungan/bantuan kepada lembaga masyarakat dan pengkoordinasian lembaga massyarakat dalam kemitraan

Pernyataan 4 (Insentif yang saya terima sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan), responden yang menyatakan sangat setuju adalah sebanyak 28 orang atau

BILIK KULIAH 1 FAKULTI REKABENTUK DAN SENIBINA. BILIK KULIAH 1 FAKULTI REKABENTUK

Seperti yang dijelaskan Abu Ahmadi (2009: 115) ³,QWHUQDOLVDVL DGDODK SURVHV QRUPD-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti begitu saja, akan tetapi mungkin norma-norma

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, Pemahaman Akuntansi, dan Ketaatan Peraturan Perundangan Terhadap Akuntabilitas

Hal ini berarti bahwa sebesar 8.1% return saham dapat dijelaskan oleh variabel perubahan arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, laba akuntansi dan dividend yield,

Manfaat dari Tugas Akhir ini adalah dengan mengetahui nilai dari Gangguan Berisik (Audible Noise) dan Interferensi Radio (Radio Interference), maka dapat dimanfaatkan sebagai dasar

Korona adalah peluahan sebagian yang terjadi pada permukaan konduktor di saluran transmisi ketika tekanan dielektrik yaitu intensitas medan listrik (gradien tegangan permukaan)