190. *waRih ari hari
191. *jawuh daoh jauh
192. *panjaŋ ganjaŋ panjang
193. *kaw ham kamu
194. *kena hona kena
195. *kapas hapas kapas
196. *kudon hudon periuk
197. *laki dalahi laki-laki
198. *dukuy dihut ikut
199. *(t)ikam tikam tikam
LAMPIRAN 2
DATA INFORMAN 1. Nama : Judesman Sinaga
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Guru/ PMS (Partuha Maujana Simalungun)
DAFTAR PUSTAKA
Alwi,dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.
Ardana, I Komang. 2011. “Korespondensi Fonem Proto-Austronesia dalam Bahasa Kaili dan
Bahasa UMA di Sulawesi Tengah”.(Tesis). Denpasar: Universitas Udayana.
Blust, R.A. 2013. The Austronesian Languages. Australia: Asia-Pacific Linguistics.
Keraf, Gorys. 1984. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Kudadiri, Amhar. 2011. Fonologi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Lubis, Elida. 2004. ”Refleksi Fonem Vokal Dan Konsonan Bahasa Proto Austronesia Dalam
Bahasa Mandailing” (Skripsi). Medan: Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Mahsun. 1995. Dialektologi Diakronis Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Mbete, Aron Meko. 2007. Sekilas Lintas Linguistik Historis Komparatif. Fakultas Sastra
Universitas Udayana.
Panggabean, Himpun. 2014. “Rekonstruksi dan Pengelompokkan Bahasa-bahasa Batak”.
Disertasi. Medan: S3 Linguistik Universitas Sumatera Utara.
Ritonga,dkk. 2011. Bahasa Indonesia Praktis. Medan: Bartong Jaya.
Sari, Dewi Kumala. 2011. “Refleksi Fonem Vokal Proto Austronesia dalam Bahasa Aceh dan
Bahasa Melayu Dialek Langkat”. (Tesis). Medan: Universitas Sumatera Utara.
Silitonga, Retta. 2015. “Kekerabatan Bahasa Batak Toba Dengan Bahasa Batak
Simalungun”. (Skripsi). Medan: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Simanjorang, Sri. 2004. “Refleksi Fonem Dan Leksikon Bahasa Proto Austronesia Dalam
Bahasa Karo”. (Skripsi). Medan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Siregar, Erliana. 2010. “Beberapa Perubahan Bunyi Vokal Proto Austronesia dalam Bahasa
Siregar, Sri Ayu. 2015. “Perubahan Bunyi Bahasa Proto Austronesia ke dalam Bahasa
Melayu Riau Dialek Kampar”. (Skripsi). Medan: Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara.
Situmorang, Rumianita. 2003. “Analisis Kontrastif Bunyi Konsonan dan Vokal Bahasa
Jerman dan Bahasa Simalungun”(Tesis). Medan: Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana
Kebudayaan Secara Linguis. Yogyakarta: Duta Wahana University Press.
Tantawi, Isma. 2014. Bahasa Indonesia Akademik. Bandung. Citapustaka Media.
Tim Lima Saodoran. 2013. Kabupaten Simalungun. Medan. Penerbit Mitra.
Widayati, Dwi. 2001. “Refleksi Fonem Vokal Bahasa Melayu Purba dalam Bahasa Melayu
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Bintang Raya, Kelurahan Raya Usang,
Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
3.1.2 Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam waktu satu bulan, yaitu mulai tanggal 1 April sampai 30
April 2016.
3.2 Sumber Data
Sumber data diperoleh dari bahan kepustakaan dan penelitian lapangan. Sumber
kepustakaan diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan Linguistik Historis Komparatif
dan buku bahasa Simalungun. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 200 kosakata
yang dipilah dari 800 kosakata Gorys Keraf. Data tersebut diperoleh berdasarkan penguraian
kosakata berdasarkan anggota tubuh, alat rumah tangga, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain
sebagainya. Data tersebut kemudian dialihbahasakan ke dalam bahasa turunan oleh informan.
Sumber data dari penelitian lapangan diperoleh dari informan yang merupakan penutur
asli bahasa Simalungun. Adapun kriteria informan yang digunakan sesuai dengan kriteria
informan (Mahsun 1995 : 106) yaitu sebagai berikut :
1. Berjenis kelamin pria atau wanita.
2. Berusia antara 25-65 tahun.
3. Orang tua, istri, atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta jarang atau
tidak pernah meninggalkan desanya.
4. Berpendidikan maksimal tamat pendidikan dasar (SD-SLTP).
5. Berstatus sosial menengah.
6. Pekerjaan bertani atau buruh.
8. Sehat jasmani dan rohani (tidak cacat berbahasa, memiliki pendengaran tajam, dan
tidak gila, atau pikun).
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode adalah cara mendekati, mengamati, menganalisis, dan menjelaskan suatu
fenomena (Kridalaksana, 2001:136). Dalam penelitian ini menggunakan data lisan dan data
tulis. Pengumpulan data lisan menggunakan metode cakap. Metode cakap diperoleh dari
percakapan antara peneliti dengan informan. Dalam pelaksanaan metode cakap, peneliti
terlibat langsung di daerah penelitian, menemui informan untuk mendapatkan data. Teknik
dasar yang digunakan adalah teknik pancing. Teknik pancing dimulai dengan peneliti
memberi stimulasi (pancingan) pada informan untuk memunculkan gejala kebahasaan yang
diharapkan peneliti.Selanjutnya digunakan teknik cakap semuka, yaitu percakapan langsung
antara peneliti dengan informan secara tatap muka. Percakapan yang dilakukan berpedoman
pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti. Kemudian,
menggunakan teknik rekam dan teknik catat, karena keterbatasan peneliti untuk mengingat. Teknik rekam yaitu merekam dan mencatat data lisan yang diperoleh dari narasumber untuk
pengklasifikasian.
Pemerolehan data tulis dalam penelitian inimenggunakan metode simak. Metode
simak adalah metode pengumpulan data dengan cara menyimak penggunaan bahasa
(Mahsun, 1995:98). Metode ini dikembangkan dengan teknik sadapdengan teknik lanjutan
yaitu teknik sadap catat. Teknik sadap catat yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan
bagi penelitinya dari penggunaan bahasa secara tertulis. Setelah informan memberikan
informasi mengenai kosakata bahasa PAN yang sudah dialih-bahasakan ke dalam bahasa
turunan, maka peneliti mencatat informasi tersebut.
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data
Pengkajian data menggunakan metode perbandingan historis. Yang dimaksudkan dengan
metode perbandingan dalam Linguistik Historis Komparatif adalah mengkaji-banding
bentuk-bentuk lingustik, khususnya kata-kata kerabat (cognate set) antara bahasa kerabat satu
etimon-etimon Proto-Austronesia. Sifat historis kajian ini terletak pada penggunaan etimon-etimon-etimon-etimon
Austronesia dengan tujuan untuk menemukan refleksi bahasa Simalungun.
Kemudian dilanjutkan dengan metode padan. Metode padan (Sudaryanto, 1993:13) yaitu
memadankan atau menyelaraskan BS sebagai bahasa turunan dengan PAN sebagai unsur
penentunya. Metode ini dikembangkan dengan metode padan fonetis artikulatoris yaitu
segala tuturan manusia yang dihasilkan oleh aktivitas organ wicara berupa bunyi-bunyi
bahasa yang dapat berbeda-beda dalam mengaktifkan bagian-bagiannya. Metode ini
dilanjutkan dengan teknik hubung banding menyamakan (HBS) dan hubung banding
membedakan (HBB). Peneliti berusaha mencari persamaan dan perbedaan antara PAN dan
BS yang dibandingkan. Dengan demikian hasil perbandingan itu dijabarkan persamaan dan
perbedaan antara unsur penentu dan unsur yang ditentukan.
Misalnya:
1. Fonem *a > /a/
PAN BS GLOSS
*mata mata mata
*taŋis taŋis tangis
*jalan dalan jalan
Pengkajian ini dilakukan dengan teknik HBS karena sama-sama fonem vokal rendah
yaitu fonem /a/ pada posisi silabel penultima mengalami proses pewarisan secara linier pada
bahasa turunannya yaitu *a tetap menjadi /a/ pada BS. Refleksi ini dapat digambarkan sbagai
berikut:
*/a/
/a/
2. Fonem *∂> /o/
PAN BS GLOSS
*b∂lah bolah belah
*b∂rat borat berat
*b∂lli boli beli
Pengkajian ini dilakukan dengan teknik HBB karena dua fonem vokal tersebut
berbeda. Vokal /∂/ adalah vokal madya dan vokal /o/ adalah vokal belakang. Fonem *∂ pada posisi inisial silabel penultima muncul sebagai /o/ pada bahasa turunannya. Refleksi ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
*/∂/
/o/
Kaidahnya adalah: */∂/ > /o #K_ 3. Fonem *k > h
PAN BS GLOSS
*kaju hayu kayu
*kutu hutu kutu
*kita hita kita, kami
Pengkajian ini dilakukan dengan teknik HBB karena dua fonem konsonan tersebut
tidak seartikulatoris. Fonem /k/ adalah konsonan hambat letup dorsovelar sedangkan fonem
/h/ adalah konsonan frikatif laringal tak bersuara. Fonem *k pada posisi inisial silabel
penultima muncul sebagai /h/ pada bahasa turunannya. Refleksi ini dapat digambarkan:
*/k/
/h/
3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Metode dan teknik penyajian hasil analisis data dilakukan dengan dua cara, yakni metode
informal dan formal. Metode informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa, sedangkan
metode formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang (Sudaryanto, 1993:
145). Penyajian secara formal tampakdalam penggunaan tanda dan lambang. Tanda yang
dimaksud adalah tanda bintang arterisk (*),tanda panah (→) tanda kurung miring (//) dan sebagainya. Sementara untuk lambang yang dimaksud diantaranya adalah lambang,huruf, dan
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Refleksi Fonem Vokal PAN dan Diftong dalam BS
Refleksi adalah cerminan atau pantulan bahasa awal yang terdapat dalam bahasa
turunan. Pantulan bahasa tersebut terbagi menjadi dua, yaitu retensi dan inovasi. Retensi
adalah pewarisan bunyi dengan memertahankan bentuk atau ciri-ciri fonem (linier),
sedangkan inovasi adalah perubahan bentuk atau ciri-ciri fonem.
Fonem vokal PAN terdiri dari */a/, */i/, */u/, dan */∂/. Fonem ini dapat menempati semua posisi baik posisi awal, tengah, dan akhir, kecuali fonem */∂/ tidak menempati posisi final silabel terbuka pada BS. Fonem vokal BS terdiri dari /i/, /I/, /e/, /æ/, /Ʌ/, /a/, /u/, /o/, dan /ɔ/. Fonem diftong PAN terdiri dari *ey, *aw, *uy. Fonem diftong BS terdiri dari ei, ui, dan ou. Fonem ini menempati semua posisi akhir. Untuk melihat refleksi fonem vokal dan diftong
PAN dalam BS, diuraikan sebagai berikut:
4.1.1 Refleksi fonem PAN *a
a. Fonem PAN *a pada silabel ultima terbuka
Tabel I Refleksi PAN *a pada silabel ultima terbuka
PAN BS GLOSS
*apa aha apa
*bapa’ bapa bapak
*buka buka buka
*duwa dua dua
*huma juma ladang
*kita hita kita
*lima lima lima
*sira sira garam
Pada silabel ultima terbuka, fonem PAN *a tetap muncul sebagai /a/ dalam BS.
Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*a
a
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *a > a / _#
b. Fonem PAN *a pada silabel ultima tertutup
Tabel II Refleksi PAN *a pada silabel ultima tertutup
PAN BS GLOSS
*jahat jahat jahat
*jalan dalan jalan
*bulan bulan bulan
*b∂lah bolah belah
*dilah dilah lidah
*kilat hilap kilat
*tanah tanoh tanah
*daRaq daroh darah
*dapat dapot dapat
*pandak pondok pendek
Pada silabel ultima tertutup, PAN *a tetap menjadi /a/ dan ada yang mengalami
inovasi /o/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*a
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *a > a > o / _K#
c. Fonem PAN *a pada silabel penultima terbuka
Tabel III Refleksi PAN *a pada silabel penultima terbuka
PAN BS GLOSS
Pada silabel penultima terbuka, fonem PAN *a tetap muncul sebagai /a/ dalam BS.
Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*a
a
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *a > a / #_
d. Fonem PAN *a pada silabel penultima tertutup
Tabel IV Refleksi PAN *a pada silabel penultima tertutup
*tambah tambah tambah
*pandak pondok pendek
Pada silabel penultima tertutup, PAN *a tetap menjadi /a/ dan ada yang mengalami
inovasi /o/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*a
a o
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *a > a > o / #K_
4.1.2 Refleksi fonem *i
a. Fonem PAN *i pada silabel ultima terbuka
Tabel V Refleksi PAN *i pada silabel ultima terbuka
PAN BS GLOSS
*hari ari hari
*tali tali tali
*laki dalahi laki-laki
*zari jajari jari
*kami hanami kami
*buni (mar-)buni sembunyi
*b∂lli boli beli
*di i di
Pada silabel ultima terbuka, PAN *i tetap menjadi /i/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*i
i Ø
b. Fonem PAN *i pada silabel ultima tertutup
Tabel VI Refleksi PAN *i pada silabel ultima tertutup
PAN BS GLOSS
*tipis tipis tipis
*kulit hulit kulit
*jahit jait jahit
*k∂sik horsik pasir
*bitis bitis betis
*sakit sahit sakit
*taŋis taŋis tangis
*bisik husip bisik
*kilik kihik ketiak
*iTik etek kecil
Pada silabel ultima tertutup, PAN *i tetap menjadi /i/ dan ada yang mengalami inovasi
/e/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*i
i e
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *i > i > e / _K#
c. Fonem PAN *i pada silabel penultima terbuka
Tabel VII Refleksi PAN *i pada silabel penultima terbuka
PAN BS GLOSS
*kita hita kita
*ip∂n ipon gigi
*dilah dilah lidah
*kilat hilap kilat
*ikuR ihur ekor
*qis/ae/p isap isap
*pitu pitu tujuh
*ig’uŋ iguŋ hidung
Pada silabel penultima terbuka, PAN *i tetap menjadi /i/ dan ada yang mengalami
inovasi /u/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*i
i u
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *i > i > u / #K_
d. Fonem PAN *i pada silabel penultima tertutup
Tabel VIII Refleksi PAN *i pada silabel penultima tertutup
PAN BS GLOSS
*bintaŋ bintaŋ bintang
*lintah lintah lintah
*pIn(ta) pindo minta
*(‘)I(m)pI nipi mimpi
*simpaŋ sirpaŋ simpang
*timbaŋ timbaŋ timbang
*sI(n)duk sonduk sendok
Pada silabel penultima tertutup, PAN *i tetap menjadi /i/ dan ada yang mengalami
*i
i o
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *i > i > o / #K_
4.1.3 Refleksi fonem *u
a. Fonem PAN *u pada silabel ultima terbuka
Tabel IX Refleksi PAN *u pada silabel ultima terbuka
PAN BS GLOSS
*bau bau bau
*pitu pitu tujuh
*kaju hayu kayu
*ulu ulu kepala
*aku ahu aku
*t∂lu tolu tiga
*batu batu batu
*abu abu abu
*buru buru buru
*bulu ambulu bulu
Pada silabel ultima terbuka, fonem PAN *u tetap muncul sebagai /u/ dalam BS.
Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*u
u
b. Fonem PAN *u pada silabel ultima tertutup
Tabel X Refleksi PAN *u pada silabel ultima tertutup
PAN BS GLOSS
*walu/h/ ualuh delapan
*dukduk hundul duduk
*dabuh madabuh jatuh
*buluh buluh bambu
*bayuk bayuk busuk
*Ikur ihur ekor
*ig’uŋ igung hidung
*inum inum minum
*garut garut garuk
*kabut kabut kabut
Pada silabel ultima tertutup, PAN *u tetap menjadi /u/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*u
u
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *u > u / _K#
c. Fonem PAN *u pada silabel penultima terbuka
Tabel XI Refleksi PAN *u pada silabel penultima terbuka
PAN BS GLOSS
*bulan bulan bulan
*kulit hulit kulit
*kudon hudon periuk
*duduk hundul duduk
*huma(?) juma ladang
*buŋa buŋa bunga
*buluh buluh bambu
*buru buru buru
*luBaN lobaŋ lobang
Pada silabel penultima terbuka, PAN *u tetap menjadi /u/ dan ada yang mengalami
inovasi /o/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*u
u o
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *u > u > o / #K_
d. Fonem PAN *u pada silabel penultima tertutup
Tabel XII Refleksi PAN *u pada silabel penultima tertutup
PAN BS GLOSS
*’u(n)tah mutah muntah
*tu(m)buh tubuh tumbuh
*guntiŋ gustiŋ gunting
*buntiŋ buntiŋ bunting
*rumput duhut rumput
Pada silabel penultima tertutup, PAN *u tetap menjadi /u/ dalam BS. Refleksinya
dapat digambarkan sebagai berikut:
u
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *u > u, / #K_
4.1.4 Refleksi fonem *∂
a. Fonem PAN *∂ pada silabel ultima tertutup
Tabel XIII Refleksi PAN *∂ pada silabel ultima tertutup
PAN BS GLOSS
*ip∂n ipon gigi
*tan∂m tanom tanam
*ul∂y ulog ular
*p∂r∂s poroh peras
*tad’∂m tajom tajam
*b∂n∂r bonar benar
*t∂b∂l tobal tebal
*r∂nd∂m ronjam rendam
Pada silabel ultima tertutup, PAN *∂ mengalami inovasi /o/ dan /a/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*∂
o a
Tabel XIV Refleksi PAN *∂ pada silabel penultima terbuka
PAN BS GLOSS
*t∂b∂l tobal tebal
*p∂r∂s poroh peras
*g∂lar goran nama
*b∂lah bolah belah
*b∂nih bonih benih
*p∂daŋ podaŋ pedang
*l∂bih lobih lebih
*t∂bu tobu tebu
*k∂sik horsik pasir
*‘∂ta sada satu
Pada silabel penultima terbuka, PAN *∂ mengalami inovasi /o/ dan /a/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*∂
o a
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *∂> o > a / #K_
c. Fonem PAN *∂ pada silabel penultima tertutup
Tabel XV Refleksi PAN *∂ pada silabel penultima tertutup
PAN BS GLOSS
*r∂nd∂m ronjam rendam
*g∂ndaŋ gondaŋ gendang
*b∂lli boli beli
*s∂(m)pit sompit sempit
*∂(m)pat opat empat
Pada silabel penultima tertutup, PAN *∂ mengalami inovasi /o/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
* ∂
o
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *∂> o / #K_
4.1.5 Simpulan Refleksi Fonem Vokal
Dari refleksi fonem vokal PAN dalam BS diatas dapat diturunkan sejumlah kaidah
yaitu:
1. *a a
o
2. *i i
Ø
e
o
u
3. *u u
o
4. *∂ o
a
Tabel XVI Refleksi PAN *ay
PAN BS GLOSS
*matay matei mati
*hatay atei-atei hati
*/r/antay rantei rantai
*ramay simbuei rame
*baNkay baŋkei bangkai
*lantay lantei lantai
*lapay lohei lapar
Diftong PAN *ay mengalami inovasi /ei/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan
sebagai berikut:
* ay
ei
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *ay > ei / _#
b. Diftong PAN *ey
Tabel XVII Refleksi PAN *ey
PAN BS GLOSS
*d∂ŋey bogei dengar
*pagey omei padi
Diftong PAN *eytetap menjadi /ei/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai
* ey
ei
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *ey > ei / _#
c. Difong PAN *uy
Tabel XVIII Refleksi PAN *uy
PAN BS GLOSS
*apuy apui api
*babuy babui babi
*laNuy laŋei berenang
Diftong PAN *uy tetap menjadi /ui/ dan mengalami inovasi /ei/ dalam BS.
Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
* uy
ui ei
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *uy > uy > ei / _#
d. Diftong PAN *aw
Tabel XIX Refleksi PAN *aw
PAN BS GLOSS
*k∂rbaw horbou kerbau
*tuŋaw tuŋou tungaw
*danaw dano danau
*takaw taŋko curi
Diftong PAN *awmengalami inovasi /ou/ dan /o/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
* aw
ou o
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *aw> ou > o / _#
4.1.7 Simpulan Refleksi Diftong
Dari refleksi diftong PAN dalam BS diatas dapat diturunkan sejumlah kaidah yaitu:
1. ay ei
2. ey ei
3. uy uy
ei
4. aw ou
o
4.2 Refleksi Fonem Konsonan PAN dalam BS
Fonem konsonan PAN terdiri dari 26 fonem yaitu, */p/, */b/, */m/, */w/, */t/, */d/, */n/,
*/S/, */C/, */l/, */r/, */R/, */ñ/, */s/, */c/, /z/, */N/, */y/, */D/, */k/, */g/, */j/, */ŋ/, */q/, */h/ dan */?/. Fonem konsonan BS terdiri dari 16 fonem, yaitu: /p/, /b/, /m/, /t/, /d/, /s/, /d/, /n/, /l/,
a. Fonem PAN *b pada posisi awal
Tabel XX Refleksi PAN *b pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*bayu Bayu baru
*batu batu batu
*b∂lah bolah belah
*buka buka Buka
*bu’ah buah buah
*bunuh bunuh bunuh
*bitis bitis betis
*bIbIR bibir bibir
*beRas boras beras
*bantal bantal bantal
Fonem PAN *b pada posisi awal tetap menjadi /b/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*b
b
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *b > b / #_
b. Fonem PAN *b pada posisi tengah diantara vokal
Tabel XXI Refleksi PAN *b pada posisi tengah diantara vokal
PAN BS GLOSS
*abu abu abu
*dabuh madabuh jatuh
*luBaN lubaŋ lobang
*bIbIR bibir bibir
*babuy babuy babi
*baba babah mulut
*t∂b∂l tobal tebal
*t∂bu tobu tebu
Fonem PAN *b pada posisi tengah di antara vokal, baik vokal tinggi, vokal rendah,
maupun vokal sedang tetap menjadi /b/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai
berikut:
*b
b
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *b > b / #V_V#
c. Fonem PAN *b pada posisi tengah diantara konsonan dan vokal
Tabel XXII Refleksi PAN *b pada tengah diantara konsonan dan vokal
PAN BS GLOSS
*tu(m)buh tubuh tumbuh
*tambah tambah tambah
*?a(m)bun hombun embun
Fonem PAN *b pada posisi tengah di antara konsonan tetap menjadi /b/ dalam BS.
Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*b
b
4.2.2 Refleksi fonem PAN *d
a. Fonem PAN *d pada posisi awal
Tabel XXIII Refleksi PAN *d pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*dilah dilah lidah
*dapat dapot dapat
*dagiŋ dagiŋ daging
*danaw dano danau
*duwa dua dua
*daRaq daroh darah
Fonem PAN *d pada posisi awal tetap menjadi /d/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*d
d
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *d > d / #_
b. Fonem PAN *d pada posisi tengah diantara konsonan dan vokal
Tabel XXIV Refleksi PAN *d pada posisi tengah diantara konsonan dan vokal
PAN BS GLOSS
*g∂ndaŋ gondaŋ gendang
*’In(d)u’ induŋ indung
*pandak pondok pendek
* pandan pandan pandan
*sI(n)duk sonduk sendok
*ta(n)duk tanduk tanduk
*r∂nd∂m ronjam rendam
Fonem PAN *d pada posisi tengah di antara konsonan nasal dan vokal tetap menjadi
/d/ dalam BS. Tetapi pada kata *r∂nd∂m menjadi ronjam pada posisi tengah mengalami inovasi menjadi /j/ dalam BS. Refleksi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
*d
d j
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *d > d > j / #Kn_V#
c. Fonem PAN *d pada posisi tengah diantara vokal
Tabel XXV Refleksi PAN *d pada posisi tengah diantara vokal
PAN BS GLOSS
*p∂daŋ podaŋ pedang
Fonem PAN *d pada posisi tengah diantara vokal tinggi dan vokal sedang tetap
menjadi /b/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*d
d
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *b > b / #V_V#
4.2.3 Refleksi fonem PAN *g
Tabel XXVI Refleksi PAN *g pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*g∂lar goran nama
*garut garut garuk
*g∂lap golap gelap
*g∂ndaŋ gondaŋ gendang
*gemgem golom genggam
*gayuŋ gayuŋ gayung
*guntiŋ gustiŋ gunting
Fonem PAN *g pada posisi awal tetap menjadi /g/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*g
g
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *g > g / #_
b. Fonem PAN *g pada posisi tengah
Tabel XXVII Refleksi PAN *d pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*zagah jaga jaga
*dagiŋ dagiŋ daging
Fonem PAN *g pada posisi tengah diantara vokal rendah dan vokal tinggi tetap
menjadi /g/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*g
g
4.2.4 Refleksi fonem PAN *h
a. Fonem PAN *h pada posisi awal
Tabel XXVIII Refleksi PAN *h pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*hucap hata kata
*hu(t)an haraŋan hutan
*hujan udan hujan
*hatay atei-atei hati
*huma juma ladang
Fonem PAN *h pada posisi awal tetap menjadi /h/, tetapi pada kata *huma menjadi
juma pada posisi awal mengalami inovasi /j/ pada dalam BS. Fonem PAN *h pada posisi
awal juga terjadi penghilangan /h/ dalam BS, atau disebut dengan aferesis. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*h
h j
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *h > h > j / #_
*h
Ø
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *h > ø / #_
Tabel XXIX Refleksi PAN *h pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*tahun taun tahun
*jahit jait jahit
*tuha tua tua
*pahIt paet pahit
*tahI tois tahi
Fonem PAN *h pada posisi tengah diantara dua vokal yang tidak identik terjadi
penghilangan /h/ dalam BS, atau disebut dengan sinkop. Refleksinya dapat digambarkan
sebagai berikut:
*h
Ø
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *h > ø / #V_V#
c. Fonem PAN *h pada posisi akhir
Tabel XXX Refleksi PAN *h pada posisi akhir
PAN BS GLOSS
*’u(n)tah mutah muntah
*lintah lintah lintah
*walu/h/ ualuh delapan
*dabuh madabuh jatuh
*buluh buluh bambu
*mudah murah mudah
*bu’ah buah buah
*bunuh bunuh bunuh
*waRih ari hari
Fonem PAN *h pada posisi akhir tetap menjadi /h/, tetapi pada kata *waRih menjadi
ari pada posisi akhir mengalami penghilangan /h/ dalam BS, atau disebut dengan apokop.
Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*h
h
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *h > h / _V#
*h
Ø
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *h > ø / _#
4.2.5 Refleksi fonem PAN *j
a. Fonem PAN *j pada posisi awal
Tabel XXXI Refleksi PAN *j pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*jahit jait jahit
*jahat jahat jahat
*jalan dalan jalan
*jawuh daoh jauh
Fonem PAN *j pada awal tetap menjadi /j/, tetapi pada kata *jalan menjadi dalan pada
*j
j d
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *j > j > d / #_
b. Fonem PAN *j pada posisi tengah
Tabel XXXII Refleksi PAN *j pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*panjaŋ ganjaŋ panjang
*hujan udan hujan
*kaju hayu kayu
Fonem PAN *j pada posisi tengah diantara konsonan nasal dan vokal dan diantara dua
vokal yang tidak identik tetap menjadi /j/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai
berikut:
*j
j
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *j > j / #K_V#
Namun fonem PAN *j pada posisi tengah mengalami inovasi menjadi /d/ dan /y/
dalam BS. Refleksi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
*j
d y
4.2.6 Refleksi fonem PAN *k
a. Fonem PAN *k pada posisi awal
Tabel XXXIII Refleksi PAN *k pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*kaw ham kamu
*kaju hayu kayu
*kutu hutu kutu
*k∂sik horsik pasir
*kena hona kena
*kapas hapas kapas
*kudon hudon periuk
*kabut kabut kabut
*kilik kihik ketiak
*k∂tip utip petik
Fonem PAN *k pada awal mengalami inovasi menjadi /h/ dalam BS. Tetapi PAN *k
tetap menjadi /k/ pada kata *kabut menjadi kabut, *kilik menjadi kihik, dan *k∂rin menjadi koring. Refleksi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
*k
k h
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *k > k > h / #_
Namun fonem PAN *k pada posisi awal juga terjadi penghilangan /k/ dalam BS, atau disebut
dengan aferesis. Refleksi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
*k
b. Fonem PAN *k pada posisi tengah
Tabel XXXIV Refleksi PAN *k pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*laki dalahi laki-laki
*ikan ihan ikan
*ikuR ihur ekor
*dukuy dihut ikut
*takaw taŋko curi
*buka buka buka
*(t)ikam tikam tikam
*naŋka naŋka nangka
*taŋkap taŋkap tangkap
*ma-kan maŋan makan
Fonem PAN *k pada posisi tengah diantara dua vokal yang tidak identik mengalami
inovasi /h/ dan tetap menjadi /k/ dan diantara konsonan dan vokal tetap menjadi /k/ dalam
BS. Pada kata *ma-kan menjadi mangan, fonem *k mengalami inovasi menjadi /ŋ/ dalam BS. ini terjadi karena fonem /k/ diapit oleh dua buah vokal identik. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*k
k h
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *k > k > k / #V_V#
c. Fonem PAN *k pada posisi akhir
Tabel XXXV Refleksi PAN *k pada posisi akhir
PAN BS GLOSS
*lomak lambuyak lemak
*bayuk bayuk busuk
*manuk dayok ayam
*batuk batuk batuk
*ta(n)duk tanduk tanduk
*pandak pondok pendek
*kilik kihik ketiak
*iTik etek kecil
*sI(n)duk sonduk sendok
Fonem PAN *k pada posisi akhir tetap menjadi /k/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*k
k
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *k > k / _V#
4.2.7 Refleksi fonem PAN *l
a. Fonem PAN *l pada posisi awal
Tabel XXXVI Refleksi PAN *l pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*lima lima lima
*lintah lintah lintah
*laŋit laŋit langit
*la’ud laut laut
*lomak lambuyak lemak
*laNuy langei berenang
*lupa lupa lupa
*lawa lawah-lawah laba-laba
Fonem PAN *l pada posisi awal tetap menjadi /l/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*l
l
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *l > l / #_
b. Fonem PAN *l pada posisi tengah
Tabel XXXVII Refleksi PAN *l pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*jalan dalan jalan
*dilah dilah lidah
*tali tali tali
*kulit hulit kulit
*walu/h/ ualuh delapan
*bulu ambulu bulu
*tulaŋ holi-holi tulang
*ulay ulog ular
*buluh buluh bambu
*g∂lar goran nama
Fonem PAN *l pada posisi tengah diantara dua vokal yang tidak identik tetap menjadi
tengah kata, proses ini disebut sinkop. Kemudian pada kata *g∂lar menjadi goran mengalami inovasi /r/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*l
l r
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *l > l > r / #V_V#
c. Fonem PAN *l pada posisi akhir
Tabel XXXVIII Refleksi PAN *l pada posisi akhir
PAN BS GLOSS
*bantal bantal bantal
*t∂b∂l tobal tebal
*tumpul majol tumpul
*kapal kapal kapal
*gundul gundul gundul
Fonem PAN *l pada posisi akhir tetap menjadi /l/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*l
l
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *l > l / _#
4.2.8 Refleksi fonem PAN *m
a. Fonem PAN *a pada posisi awal
Tabel XXXIX Refleksi PAN *m pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*matay matei mati
*miňak minak minyak
*mudah murah mudah
*mat’’ak masak masak
Fonem PAN *m pada posisi awal tetap menjadi /m/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*m
m
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *m > m / #_
b. Fonem PAN *m pada posisi tengah
Tabel XXXX Refleksi PAN *m pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*huma juma ladang
*kami hanami kami
*lima lima lima
*umur umur umur
*lomak lambuyak lemak
*?ampun ampun ampun
*(‘)I(m)pI nipi mimpi
*tu(m)buh tubuh tumbuh
*sa(m)pulu sapuluh sepuluh
*∂(m)pat opat empat
Fonem PAN *m pada posisi tengah diantara vokal yang tidak identik dan diantara
vokal dan konsonan tetap menjadi /m/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai
*m
m
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *m > m / #V_K
Tetapi pada kata *∂(m)pat menjadi opat dan kata *sa(m)pulu menjadi sapuluh dalam BS terjadi penghilangan fonem /m/ di tengah kata, atau disebut dengan sinkop. Refleksinya
dapat digambarkan sebagai berikut:
*m
Ø
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *m > ø / #V_K#
c. Fonem PAN *m pada posisi akhir
Tabel XXXXI Refleksi PAN *m pada posisi akhir
PAN BS GLOSS
*gemgem golom genggam
*tan∂m tanom tanam
*zarum jarum jarum
*inum inum minum
*r∂nd∂m ronjam rendam
*(t)ikam tikam tikam
Fonem PAN *m pada posisi akhir tetap menjadi /m/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
m
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *m > m / _#
4.2.9 Refleksi fonem PAN *n
a. Fonem PAN *n pada posisi awal
Tabel XXXXII Refleksi PAN *n pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*na’’ik naik naik
*(nň)aka(nN) nangka nangka
*nanas anas nenas
Fonem PAN *n pada posisi awal tetap menjadi /n/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*n
n
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *n > n / #_
Namun fonem PAN *n pada posisi awal juga terjadi penghilangan /n/ dalam BS, atau
disebut dengan aferesis. Refleksi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
*n
Ø
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *n > ø / #_
b. Fonem PAN *n pada posisi tengah
Tabel XXXXIII Refleksi PAN *n pada posisi tengah
*pandan pandan pandan
*ta(n)duk tanduk tanduk
*buntiŋ buntiŋ bunting
*bintaŋ bintaŋ bintang
*lintah lintah lintah
*pIn(ta) pindo minta
*sI(n)duk sonduk sendok
*tanah tanoh tanah
*b∂nih bonih benih
*inum inum minum
Fonem PAN *n pada posisi tengah diantara vokal dan konsonan tetap menjadi /n/
dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*n
n
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *n > n / #V_K#
c. Fonem PAN *n pada posisi akhir
Tabel XXXXIV Refleksi PAN *n pada posisi akhir
PAN BS GLOSS
*jalan dalan jalan
*bulan bulan bulan
*hujan udan hujan
*tahun taun tahun
*pandan pandan pandan
*?a(m)bun hombun embun
*ikan ihan ikan
*lain legan lain
*ma-kan maŋan makan
Fonem PAN *n pada posisi akhir tetap menjadi /n/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*n
n
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *n > n / _#
4.2.10 Refleksi fonem PAN *p
a. Fonem PAN *p pada posisi awal
Tabel XXXXV Refleksi PAN *p pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*pandak pondok pendek
*pandan pandan pandan
*pitu pitu yujuh
*pIn(ta) pindo minta
*pilih pilih pilih
*piTuŋ pituŋ buta
*payuN payuŋ payung
*paku paku paku
Fonem PAN *p pada posisi awal tetap menjadi /p/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*p
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *p > p / #_
b. Fonem PAN *p pada posisi tengah
Tabel XXXXVI Refleksi PAN *p pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*bapa bapa bapak
*dapat dapot dapat
*tipis tipis tipis
*ip∂n ipon gigi
*lupa lupa lupa
*apa aha apa
*simpaŋ sirpaŋ simpang
* ?ampun ampun ampun
Fonem PAN *p pada posisi tengah diantara vokal yang tidak identik dan diantara
vokal dan konsonan tetap menjadi /p/ dalam BS. Tetapi pada kata *apa menjadi apa dalam
BS terjadi inovasi fonem *p menjadi /h/ di tengah kata. Refleksinya dapat digambarkan
sebagai berikut:
*p
p
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *p > p / #(V)(K)_V
c. Fonem PAN *p pada posisi akhir
Tabel XXXXVII Refleksi PAN *p pada posisi akhir
PAN BS GLOSS
*kilap hilap kilat
*qis/ae/p isap isap
*g∂lap golap gelap
*taŋkap taŋkap tangkap
Fonem PAN *p pada posisi akhir tetap menjadi /p/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*p
p
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *p > p / _#
4.2.11 Refleksi fonem PAN *r/*R a. Fonem PAN *r pada posisi awal
Tabel XXXXVIII Refleksi PAN *r/R pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*r∂nd∂m ronjam rendam
*/r/untuq rurus runtuh
*ruma rumah rumah
*Rusuk rusuk rusuk
Fonem PAN *r pada posisi akhir tetap menjadi /r/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*r
r
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *r > r / #_
Tabel XXXXIX Refleksi PAN *r/R pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*b∂Rat borat berat
*k∂Rin koriŋ kering
*zarum jarum jarum
*sira sira garam
*daRaq daroh darah
*waRih ari hari
*garut garut garuk
*zari jajari jari
*beRas boras beras
*p∂r∂s poroh peras
Fonem PAN *r pada posisi tengah diantara dua vokal yang tidak identik tetap menjadi
/r/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*r
r
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *r > r / #V_V#
c. Fonem PAN *r pada posisi akhir
Tabel XXXXX Refleksi PAN *r/R pada posisi akhir
PAN BS GLOSS
*t∂lur tolur telur
*ikuR ihur ekor
*hiZur tijur ludah
*bIbIr bibir bibir
*umur umur umur
*b∂n∂r bonar benar
*g∂lar goran nama
Fonem PAN *r pada posisi akhir tetap menjadi /r/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*r
r
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *r > r / _#
Tetapi, pada kata *g∂lar menjadi goran dalam BS, yang mengalami inovasi *r menjadi /r/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*r
n
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *r > n / _#
4.2.12 Refleksi fonem PAN *s a. Fonem PAN *s pada posisi awal
Tabel XXXXXI Refleksi PAN *s pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*sira sira garam
*simpaŋ sirpaŋ simpang
*sI(n)duk sonduk sendok
*s∂(m)pit sompit sempit
*sa(m)pulu sapuluh sepuluh
Fonem PAN *s pada posisi awal tetap menjadi /s/ dalam BS. Refleksinya dapat
*s
s
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *s > s / #_
b. Fonem PAN *s pada posisi tengah
Tabel XXXXXII Refleksi PAN *s pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*k∂sik horsik pasir
*qis/ae/p isap isap
*b∂si bosi besi
*busuk busuk busuk
*bisik husip bisik
Fonem PAN *s pada posisi tengah diatara dua vokal tidak identik dan dua vokal yang
identik tetap menjadi /s/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*s
s
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *s > s / #V1_V2#
*s > s / #V1_V1#
c. Fonem PAN *s pada posisi akhir
Tabel XXXXXIII Refleksi PAN *s pada posisi akhir
PAN BS GLOSS
*taŋis taŋis tangis
*tulis tulis tulis
*kapas hapas kapas
*bitis bitis betis
*beRas boras beras
*d∂ras doras deras
*p∂r∂s poroh peras
Fonem PAN *s pada posisi akhir tetap menjadi /s/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*s
s
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *s > s / _#
Tetapi, pada kata *p∂r∂s menjadi poroh dalam BS, yang mengalami inovasi *s menjadi /h/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*s
h
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *s > h / _#
4.2.13 Refleksi fonem PAN *t a. Fonem PAN *t pada posisi awal
Tabel XXXXXIV Refleksi PAN *t pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*tazam tajom tajam
*tu(m)buh tubuh tumbuh
*tawa tartawa tertawa
*tambah tambah tambah
*tali tali tali
*taŋis taŋis tangis
*tipis tipis tipis
*(t)ikam tikam tikam
*ta(n)da tanda tanda
Fonem PAN *t pada posisi awal tetap menjadi /t/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*t
t
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *t > t / #_
b. Fonem PAN *t pada posisi tengah
Tabel XXXXXV Refleksi PAN *t pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*bataŋ bataŋ batang
*batu batu batu
*bi(t)uka (,) bituha usus
*piTuŋ pituŋ buta
*kita hita kita
*iTik etek kecil
*’u(n)tah mutah muntah
*batuk batuk batuk
*buntiŋ buntiŋ bunting
*utut muttut kentut
Fonem PAN *t pada posisi tengah diatara dua vokal dan diantara konsonan dan vokal
tetap menjadi /t/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*t
t
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *t > t / #(V)(K) _V#
Tetapi, pada kata *pIn(ta) menjadi pindo dalam BS, yang mengalami inovasi *t
menjadi /d/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*t
d
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *t > d / #K_V#
c. Fonem PAN *t pada posisi akhir
Tabel XXXXXVI Refleksi PAN *t pada posisi akhir
PAN BS GLOSS
*laŋit laŋit langit
*gigit harat gigit
*utut muttut kentut
*kabut kabut kabut
*s∂(m)pit sompit sempit
*dapat dapot dapat
*kulit hulit kulit
*jahit jait jahit
Fonem PAN *t pada posisi akhir tetap menjadi /t/ dalam BS. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*t
t
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *t > t / _#
4.2.14 Refleksi fonem PAN *ŋ
a. Fonem PAN *ŋ pada posisi tengah
Tabel XXXXXVII Refleksi PAN *ŋ pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*taŋuk toŋgor lihat
*balaŋa balaŋa kuali
*tuŋaw tuŋou tungau
*taŋan taŋan tangan
*taŋis taŋis tangis
*berŋi(?h) boruin malam
*taŋkap taukap tangkap
*naŋka naŋka nangka
*buŋa buŋa bunga
Fonem PAN *ŋ pada posisi tengah diatara dua vokal dan diantara konsonan dan vokal tetap menjadi /ŋ/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*ŋ
ŋ
b. Fonem PAN *ŋ pada posisi akhir
Tabel XXXXXVIII Refleksi PAN *ŋ pada posisi akhir
PAN BS GLOSS
*bataŋ bataŋ batang
*panjaŋ ganjaŋ panjang
*g∂ndaŋ gondaŋ gendang
*layaŋ habaŋ terbang
*dagiŋ dagiŋ daging
*?iduŋ iguŋ hidung
*bintaŋ bintaŋ bintang
*simpaŋ sirpaŋ simpang
*timbaŋ timbaŋ timbang
*kuniŋ gorsiŋ kuning
*guntiŋ gustiŋ gunting
*gayuŋ gayuŋ gayung
Fonem PAN *ŋ pada posisi akhir tetap menj adi /ŋ/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*ŋ
ŋ
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *ŋ > ŋ / _#
4.2.15 Refleksi fonem PAN *?
Tabel XXXXXIX Refleksi PAN *? pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*?a(m)bun hombun embun
*?iduŋ iguŋ hidung
*?ampun ampun ampun
Fonem PAN *? pada posisi awal menjadi hilang atau zero dalam BS, atau disebut
juga dengan aferesis. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*?
Ø
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *? > ø / #_
b. Fonem PAN *? Pada posisi tengah
Tabel XXXXXX Refleksi PAN *? pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*berŋi(?h) borŋin malam
Fonem PAN *? pada posisi tengah diantara vokal dan konsonan menjadi hilang atau
zero dalam BS, atau disebut juga dengan sinkop. Refleksinya dapat digambarkan sebagai
berikut:
*?
Ø
4.2.16 Refleksi fonem PAN *z
a. Fonem PAN *z pada posisi awal
Tabel XXXXXXI Refleksi PAN *z pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*zari jajari jari
*zarum jarum jarum
*zagah jaga jaga
*zadI jadi jadi
*zilat dilat jilat
Fonem PAN *z pada posisi awal mengalami inovasi menjadi /j/ dalam BS.
Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*z
j
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *z > j/ #_
Namun, pada kata *zilat menjadi dilat dalam BS mengalami inovasi *z menjadi /d/
dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*z
d
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *z > d/ #_
b. Fonem PAN *z pada posisi tengah
Tabel XXXXXXII Refleksi PAN *z pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*bazuh baju baju
*hIzuR tijur ludah
*ga(n)zil ganjil ganjil
Fonem PAN *z pada posisi tengah diantara dua vokal dan diantara konsonan dan
vokal mengalami inovasi menjadi /j/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai
berikut:
*z
j
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *z > j/ #(V)(K)_V#
4.2.17 Refleksi fonem PAN *w
a. Fonem PAN *w pada posisi awal
Tabel XXXXXXIII Refleksi PAN *w pada posisi awal
PAN BS GLOSS
*waRih ari hari
*walu/h/ ualuh delapan
Pada kata *waRih menjadi ari dalam BS, fonem PAN *w pada posisi awal menjadi
hilang atau zero dalam BS, atau disebut juga dengan aferesis. Refleksinya dapat digambarkan
sebagai berikut:
*w
Ø
Namun, pada kata *walu/h/ menjadi ualuh dalam BS mengalami inovasi *w menjadi
/u/ dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*w
u
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *w > u/ #_
b. Fonem PAN *w pada posisi tengah
Tabel XXXXXXIV Refleksi PAN *w pada posisi tengah
PAN BS GLOSS
*tawa tartawa tertawa
*lawa lawah-lawah laba-laba
Fonem PAN *w pada posisi tengah diatara dua vokal yang identik tetap menjadi /w/
dalam BS. Refleksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
*w
w
Kaidahnya dapat dituliskan sebagai berikut: *w > w / #V1 _V1#
Namun, pada kata *sIwa menjadi siah dalam BS, fonem PAN *w pada posisi tengah
menjadi hilang atau zero dalam BS, atau disebut juga dengan sinkop. Refleksinya dapat
digambarkan sebagai berikut:
*w
Ø
4.2.18 Simpulan Refleksi Fonem Konsonan
Dari refleksi fonem konsonan PAN dalam BS di atas dapat diturunkan beberapa
kaidah berikut:
1. *b b
2. *d d
j
3. *g g
4. *h h
j
Ø
5. *j j
d
y
6. *k k
h
Ø
7. *l l
r
8. *m m
Ø
9. *n n
Ø
n
12.*s s
h
13.*t t
d
14.*ŋ ŋ 15.*? Ø
16.*z j
d
17.*w w
Ø
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Proto Austronesia (PAN) sebagai bahasa asal ternyata memiliki refleksi dalam bahasa
Simalungun (BS) sebagai bahasa turunannya. Dalam penelitian ini, refleksi tersebut berkisar
pada fonem vokal dan konsonan. Refleksi fonem vokal dan konsonan dalam BS adalah:
1. Refleksi fonem vokal dalam BS
PAN *a pada silabel ultima dan penultima tertututup mengalami split dalam BS.
*a a
O
PAN *i pada silabel ultima dan penultima terbuka dan tertutup tetap muncul sebagai /i/
dengan variasi /e/, /u/, /o/, dan / Ø/.
*i i
Ø
e
o
u
PAN *u pada ultima dan penultima terbuka dan tertutup tetap menjadi /u/ tetapi pada
penultima terbuka muncul inovasi /o/.
*u u
o
PAN *∂ pada silabel ultima tetutup dan penultima terbuka dan tertutup mengalami split dalam BS.
*∂ o
2. Refleksi diftong dalam BS
Diftong *ay muncul sebagai /ei/ pada posisi akhir.
*ay ei
Diftong *ey tetap muncul sebagai /ei/ pada posisi akhir
*ey ei
Diftong *uy tetap muncul sebagaai /uy/ dengan variasi /ei/ pada posisi akhir
*uy uy
ei
Diftong *aw mengalami inovasi menjadi /ou/ dan /o/ pada posisi akhir
*aw ou
o
3. Refleksi konsonan dalam BS
PAN *b, *g, *p, * dan *ŋ tetap muncul atau mengalami retensi dalam BS.
b b
*g g
*p p
* ŋ ŋ
Fonem *d tetap muncul sebagai /d/ dengan variasi /j/ dalam BS.
*d d
j
Fonem *h tetap muncul sebagai /h/ dengan variasi /j/ dan menjadi zero (Ø) dalam BS.
*h h
j
Ø
*j j
d
y
Fonem *k tetap menjadi /k/ dengan variasi /h/ dan menjadi zero (Ø) dalam BS.
*k k
h
Ø
Fonem *l tetap menjadi /l/ dengan variasi .r/ dalam BS.
*l l
r
Fonem *m tetap menjadi /m/ dengan variasi menjadi zero (Ø) dalam BS.
*m m
Ø
Fonem *n tetap menjadi /n/ dan dengan variasi menjadi zero (Ø) dalam BS.
*n n
Ø
Fonem *r tetap menjadi /r/ dengan variasi /n/ dalam BS.
*r r
n
Fonem *s tetap menjadi /s/ dengan variasi /h/ dalam BS.
*s s
h
Fonem *t tetap menjadi /t/ dengan variasi /d/ dalam BS.
*t t
d
*? Ø
Fonem *z muncul sebagai /j/ dengan variasi /d/ dalam BS.
*z j
d
Fonem *w tetap menjadi /w/ dengan variasi /u/ dan menjadi zero (Ø) dalam BS.
*w w
u
Ø
Dari hasil refleksi di atas terlihat bahwa BS memiliki ciri khas pada fonemnya yakni,
adanya kaidah bahwa semua *? akan menjadi hilang pada semua posisi dan semua *z akan
mengalami inovasi menjadi /j/ dalam BS. setiap fonem vokal *∂ akan berubah menjadi /o/ dan /a/ dalam BS. Selain itu dalam PAN tidak ditemukan fonem vokal /o/ sedangkan dalam
BS fonem /o/ dapat digantikan oleh semua fonem vokal dalam PAN yaitu, *a, *i, *u, dan *∂. Berdasarkan hasil penelitian mengenai refleksi fonem vokal dan konsonan bahasa
PAN dalam BS ini, dapat dibuktikan bahwa PAN sebagai bahasa asal dan BS sebagai bahasa
turunan mempunyai hubungan kekerabatan dalam bentuk retensi dan inovasi.
5.2 Saran
Bahasa Simalungun merupakan salah satu bahasa daerah dari Sumatera Utara dan
merupakan anak rumpun dari bahasa Batak. Penelitian linguistik terhadap bahasa Simalungun
masih sangat kurang. Sehingga referensi kebahasaan tentang bahasa Simalungun masih
sangat jarang ditemukan. Oleh karena itu, agar bahasa daerah khususnya bahasa Simalungun
tidak punah dan tetap dilestarikan, peneliti berharap kedepannya akan datang peneliti-peneliti
yang tertarik untuk meneliti bahasa Simalungun dengan objek penelitian yang berbeda seperti
budaya, adat-istiadat, semantik, morfologi, sintaksis, dan masih banyak lagi. Karena bahasa
BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep
Dalam KBBI konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang
ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal yang lain. Konsep
berkaitan dengan definisi-definisi atau pengertian-pengertian yang mengacu kepada pendapat
para ahli atau kamus. Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep yaitu, Refleksi,
Bahasa Proto-Austronesia, dan Bahasa Simalungun.
2.1.1 Refleksi
Menurut KBBI refleksi adalah pantulan atau cerminan dari suatu keadaan. Dalam
merefleksikan bahasa Proto ke dalam bahasa turunan tidak terlepas dari rekonstruksi bahasa.
Rekonstruksi fonem proto adalah proses penemuan unsur-unsur warisan dan kaidah dari
bahasa asal atau bahasa induk (Fernandez, 1996:24) dalam (Lubis 2004:14). Untuk
mengetahui proses apa yang terjadi dari hasil rekonstruksi dapat dilihat dari daftar kosakata
(leksikon) bahasa Proto yang diwariskan pada bahasa turunan. Di dalam merekonstruksi
fonem-fonem Proto ada fonem yang mengalami perubahan dan ada yang tetap
mempertahankan bentuk asalnya. Pewarisan yang tetap mempertahankan bentuk asalnya
dalam bahasa turunannya disebut dengan pewarisan linier. Pewarisan dengan perubahan
disebut dengan inovasi.
2.1.2 Bahasa Proto-Austronesia
Bahasa Proto-Austronesia adalah bahasa asal (induk) yang mengalami perubahan
dalam bahasa turunannya. Bahasa Proto-Austronesia merupakan bahasa asal dari
bahasa-bahasa di Indonesia dan bahasa-bahasa-bahasa-bahasa yang tersebar luas di wilayah kepulauan di Asia
Tenggara. Rumpun bahasa Austronesia adalah sebuah rumpun bahasa yang tersebar meliputi
gugusan kepulauan Asia Tenggara dan Lautan Pasifik. Penutur bahasa Austronesia mendiami
kepulauan di Asia Tenggara dan berasal dari Taiwan. Rumpun bahasa Austronesia di bagi
bahasa-bahasa Melayu) dan Austronesia Timur (bahasa-bahasa Polinesia, di antaranya bahasa
Timor-Ambon, Sula-Bacan, Halmahera Selatan, dan Irian Barat) (Keraf, 1984: 205).
Blust (1981) dalam Ardana (2011) membagi bahasa-bahasa Austronesia atas empat
kelompok utama, yaitu; Atayal, Tsou, Paiwan, Melayu-Polinesia. Tiga kelompok utama,
yaitu; Atayal, Tsou, dan Paiwan terdapat di Formosa. Kelompok Melayu-Polinesia Barat
terdiri atas semua bahasa di Indonesia Barat (bahasa Sulawesi dan bahasa Sundik), Pilipina,
Chamorro, Palau, Chami, dan Malagasi; kelompok Melayu-Polinesia Tengah terdiri atas
semua bahasa di Flores, Timor, Sumba, Sumbawa Timur (bahasa Bima) Maluku tengah dan
Selatan; kelompok Melayu-Polinesia Timur meliputi bahasa-bahasa Halmahera Selatan dan
Iran Jaya. Bahasa-bahasa Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia ditempatkan ke dalam
subkelompok Oseania.
Fonem vokal PAN memiliki empat buah vokal yaitu vokal tinggi depan */i/, vokal
tengah sedang */e/, vokal tinggi belakang */u/ dan vokal rendah tengah */a/ (Blust 2013:
554). Peta fonem vokal PAN dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Posisi Lidah Depan Tengah Belakang
Tinggi *i *u
Sedang *∂
Rendah *a
Fonem konsonan PAN terdiri atas 26 buah, yaitu */p/, */b/, */m/, */w/, */t/, */d/, */n/,
*/S/, */C/, */l/, */r/, */R/,*/ñ/, */s/, */c/, /z/, */N/, */y/, */D/, */k/, */g/, */j/, */ŋ/, */q/, */h/ dan
Labial Alveolar Palatal Retroflek Velar Glotal
Voiceless
atop
*p/p/ *t/t/ *k/k/ *q/q/
(?)
Voiced stop *b/b/ *d/d/ *D/ɖ/ *g/g/;
j/gj/
Nasal *m/m/ *n/n/ *ñ/ɳ/ * ŋ/ŋ/
Frikatif *S/s/ *s/ʃ/ *h/h/
Afrikatif *C/ts/ *c/tʃ/
*z/dʒ/
Lateral *l/l/ *N/lj/
Tap/Trill *r/ɾ/;
*R/r/
Approximant *w/w/ *y/j/
2.1.3 Bahasa Simalungun
Bahasa Simalungun adalah bahasa yang dipakai oleh masyarakat Simalungun dalam
kehidupan sehari-hari. Bahasa Simalungun merupakan salah satu anak rumpun bahasa Batak.
Bahasa Simalungun dibagi dua dialek Simalungun, yaitu bahasa Simalungun bawah dan
bahasa Simalungun atas. Simalungun bawah berlokasi di kecamatan Raya dan sekitarnya
sedangkan Simalungun atas berlokasi di kecamatan Silimakuta dan kecamatan Purba. Bahasa
Simalungun bawah biasanya lebih lembut dibandingkan dengan bahasa Simalungun atas.
Bahasa Simalungun masih digunakan oleh penuturnya hingga sekarang. Bahkan bahasa
Kabupaten Simalungun, Kecamatan, dan sekolah-sekolah nagori atau pedesaan yang ada di
Simalungun.
Situmorang, Rumianita (2003) dalam tesisnya yang berjudul Analisis Kontrastif Bunyi
Konsonan dan Vokal bahasa Jerman dan bahasa Simalungun menguraikan tentang bunyi
vokal dan konsonan bahasa Simalungun. Vokal dalam bahasa Simalungun ada 9 fonem,
yaitu: /i/, /I/, /e/, /æ/, /Ʌ/, /a/, /u/, /o/, dan /ɔ/. Fonem vokal bahasa Simalungun dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Depan
Fonem konsonan dalam bahasa Simalungun ada 16 fonem, yaitu: /p/, /b/, /m/, /t/, /d/,
/s/, /d/, /n/, /l/, /r/, /k/, /g/, /ŋ/, /Y/, /?/, dan /h/. Fonem konsonan bahasa Simalungun dapat
dilihat pada tabel di bawah:
Bilabial Dental Alveolar Palatal Velar Glotal
Hambat (Tb) p t k ?
Hambat (B) b d g
Frikatif (Tb) s h
Nasal m n ŋ
Lateral l
Trill/Getar r
Semivokal Y
2.2 Landasan Teori
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Linguistik Historis
Komparatif. Linguistik Historis Komparatif adalah cabang ilmu bahasa yang mempersoalkan
bahasa dalam bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam
bidang waktu tersebut (Keraf, 1984 : 22). Bidang ini mempelajari data-data bahasa yang ada,
sekurang-kurangnya lebih dari dua periode, kemudian data-data tersebut diperbandingkan
secara cermat untuk memperoleh kaidah-kaidah perubahan yang terjadi dalam bahasa itu.
Tujuan Linguistik Bandingan Historis adalah untuk mempersoalkan bahasa-bahasa yang
serumpun dengan mengadakan perbandingan mengenai unsur-unsur yang menunjukkan
kekerabatannya, mengadakan rekonstruksi bahasa yang ada dewasa ini kepada bahasa purba
(bahasa proto) bahasa yangmenurunkan bahasa kontemporer dan mengadakan
pengelompokan (sub- grouping) atau bahasa-bahasa yang termasuk dalam suatu rumpun
bahasa (Keraf 1984:22-23). Selain itu, LinguistikHistoris Komparatif juga mempersoalkan
hubungan bahasa dengan bahasa turunan.
Sehubungan dengan tujuan Linguistik Historis Komparatif yaitu mempersoalkan
hubungan bahasa dengan bahasa turunan. Ada dua teori yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu retensi dan inovasi.
1. Retensi
Retensi adalah harkat kebertahanan dan keterwarisan unsur-unsur kebahasaan dari
proto-bahasa (misalnya sejumlah kata dasar inti seperti yang didaftarkan oleh Morris
Swadesh). Dengan kata lain, retensi adalah hasil dari pewarisan protobahasa secara linier.
Pewarisan linier adalah pewarisan sebuah fonem proto ke dalam bahasa sekarang dengan
fonem-fonem pada kata */abu/ pada PAN diturunkan secara linear menjadi /abu/ pada BS dengan
fonem*/a/ tetap menjadi /a/.
2. Inovasi
Inovasi adalah gejala perubahan (utamanya perubahan bentuk atau bunyi, unsur
gramatikal, dan makna leksikon) pada bahasa turunannya. Inovasi mengakibatkan terciptanya
kata baru. Dalam (Keraf, 1984: 80) inovasi adalah pewarisan dengan perubahan yang terjadi bila suatu fonem proto mengalami perubahan dalam bahasa sekarang. Misalnya, fonem PAN */∂/ dalam kata */b∂Rat/ berubah menjadi fonem /o/ pada kata /borat/ dalam BS. Pewarisan dengan inovasi dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Perubahan berdasarkan kualitas bunyi
a. Asimilasi yaitu suatu proses bunyi dua fonem yang berbeda dalam bahasa proto mengalami perubahan dalam bahasa sekarang menjadi fonem yang sama. Misalnya,
fonem PAN */mn/ dalam kata */somnus/ berubah menjadi dua fonem yang sama
yaitu /nn/ dalam kata /sonno/ pada bahasa Italia.
b. Disimilasi yaitu suatu proses perubahan bunyi yang berwujud perubahan serangkaian fonem yang sama menjadi fonem-fonem yang berbeda. Misalnya, dalam PAN
terdapat urutan */t....t/ pada kata */tulit/ dan */tunit/. Dalam bahasa Melayu berubah
menjadi /t....s/ pada kata /tulis/ dan /taŋis/.
2. Perubahan berdasarkan tempat
a. Metatesis yaitu suatu proses perubahan bunyi yang berwujud pertukaran tempat dua fonem. Misalnya dalam PAN Purba *k∂tip pətik dalam bahasa Melayu. Proses metatesis bekerja terus dalam bahasa yang sama sehingga dihasilkan bentuk ganda
untuk suatu pengertian yang sama atau mirip seperti dalam kata-kata Indonesia atau
Melayu berikut: rontal – lontar, peluk – pekul, beting – tebing, apus – usap, dan
sebagainya (Keraf, 1984: 90).
b. Aferesis adalah suatu proses perubahan bunyi antara bahasa kerabat berupa penghilangan sebuah atau beberapa fonem pada awal sebuah kata. Contoh bahasa
Austronesia Purba dan bahasa Melayu seperti pada kata *hubi → ubi, dan *hudan →