• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Pegawai ( Studi Pada Kantor Bappeda Toba Samosir )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Pegawai ( Studi Pada Kantor Bappeda Toba Samosir )"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP

EFISIENSI KERJA PEGAWAI

( Studi Pada Kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir )

SKRIPSI

Oleh :

ROI GOMGOM PARULIAN TAMBUNAN NIM : 020903045

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK SKRIPSI

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI ( STUDI PADA KANTOR BAPPEDA KABUPATEN TOBA SAMOSIR )

Nama : Roi G P Tambunan NIM : 020903045

Departemen : Administrasi Negara

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada pengaruh Pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di kantor BAPPEDA Kabupaten Toba Samosir.

Variabel-variabel yang diteliti adalah pengawasan (sebagai variabel bebas) dan efisiensi kerja (sebagai variabel terikat). Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah:

Ha : Ada pengaruh positif antara pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai. Ho : Tidak ada pengaruh positif antara pengawasan terhadap efisiensi kerja

pegawai.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun sumber datanya meliputi data primer dan data sekunder. Tehnik pengumpulan data di lapangan, diperoleh dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir, penulis menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dengan hasil r = 0,72 berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan kepada responden, sedangkan koefisien determinasi (Kd) yang didapat sebesar 51,84%. Hasil tersebut menunjukkan pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir signifikan dan tergolong kuat. Untuk pengujian hipotesis penulis menggunakan thitung dan ttabel dengan thitung = 5,521 dan ttabel = 2,04

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dengan judul:

“PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI” (Studi pada Kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir).

Karya ini merupakan simbol dari sebuah episode dalam satu cerita yang terangkai

menjadi perjalanan hidup. Episode yang cukup panjang menyita waktu kurang lebih 6

tahun. Lazimnya sebuah perjalanan selalu diwarnai dengan proses interaksi dengan alam

semesta beserta isinya yang diterima atau tidak, pasti memberikan inspirasi dan membentuk

karakter penulis. Untuk proses yang telah memberikan inspirasi dan membantu

pembentukan karakter penulis tersebut penulis dengan segala kerendahan hati berterima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik USU.

2. Bapak Drs. Marlon Sihombing, MA, Ketua Departement Ilmu Administrasi Negara.

3. Ibu Dra. Februati Trimurni. Msi, selaku Dosen Wali sekaligus Dosen Pembimbing

yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan serta petunjuk kepada

penulis baik dalam kegiatan selama perkuliahan maupun dalam proses penyusunan

(4)

4. Pegawai FISIP USU, Kak Emi, Kak Mega, serta seluruh pegawai FISIP yang telah

banyak membantu memberikan fasilitas kepada penulis selama perkuliahan dan

segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik yang telah memberikan bahan ilmu pengetahuan kepada penulis.

5. Bapak Drs Tonny Sitorus. MPM, selaku Kepala Bappeda Kabupaten Toba

Samosir beserta seluruh staf pegawai Kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir

yang telah memberikan izin dan fasilitas penelitian selama penulis melakukan

penelitian di Kabupaten Toba Samosir.

6. Sembah sujud ananda kepada ayahanda P. Tambunan dan ibundaku tercinta H. Br

Sitorus, yang dengan sangat sangat sangat dan sangat tabah dan sabar menantikan

keberhasilan penulis setelah sekian lama dalam menyelesaikan studi pada

Universitas Sumatera Utara ini. Terima kasih atas doanya, trima kasih atas

dukunganya dan trimakasih untuk semua kasih sayangMu. ( Air mata penantian

panjang ini nggak akan kusia-siakan ).

7. My lovely Sister (Keluarga Mama Tiur dan Keluarga Mama Johan) n Brother

(abangda Jackson dan Adinda Ronald Tambunan) maaf untuk semua keterlambatan

ini, yang telah membantu penulis memberikan dorongan materiil maupun siprituiil

untuk tetap berjuang dalam penuntutan ilmu ini, buat keponakan-keponakanku,

untuk Oppungku tercinta dan untuk Tulang dan Nantulang yang sangat aku hormati,

segenap keluarga besar Tambunan-Sitorus dan untuk semua saudara-saudara yang

tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terimakasih untuk semua bantuan

(5)

8. Terkhusus buat Budak AN-02 yang tak akan mungkin buat dilupakan. Rekan-rekan

ku yang mengalami eksekusi dini Bernard & Jenri anto ( DO bukan Berarti bodoh,

Gaskan terus masa mudamu bes), Para Gegendok penghuni An-02 yang masih

mendayung kapal buat cari tempat berlabuh (lae Freddy-Yhonatan Flakram), masih

ada harapan di depan maka Berjuanglah. Rekan-rekan Sarjana An-02 yang ntah

dimana klian tak ada kabar bah. Buat dewa-dewa (Armauliza, Dian, Yohannes,

Raymond, faisal, Fandi, Firman, Rajab polpoke, dll) serta cewek-cewek Sexy AN

yang baik hati (Tria, Dilli, destrina, Tika, marina, mariana, Fitrihayati, Aprina, Evi,

Henna, dll) Dan yang pastinya buat teman-teman 1 gubuk penderitaan di Huta

Namora (Pandapotan, Sahdor, Jhon everlin, charles, daniel).Walaupun di dunia ini

tidak ada yang abadi, tapi aku berharap kisah-kisah kuliah kita semua dulu kita tetap

abadi selamanya...amiin. Buat anak-anak AN 03 yang dapat merasakan kepedihan

dan kesedihan yang kurasakan, Lae Saor (thanks buat pinjaman barang-barang mu

lae makasih juga buat bantuanmu selama ini lae), thombak (gaskan terus Bola itu ),

Andi, doni, ezra, Bastian (duet harangan masih ada untuk kita ??), dll. Dan tentunya

spesial thanks to Seluruh rekan-rekan AN bersatu (“ANTU”)

9. Gamers Comunity of DOTA ALL STAR (Hiburan pembawa bencana dan

penghancur masa depanku), Berdikari Comunity (Neraka Dunia, thanks buat

kerjasamanya selama ini), TuaKz n Sayur Comunity (Kebas Sikit Muntahkan

sajalah), intinya Hancurkan Masa Depan dan wellcome to room Have Fun GPL.

10.Spesial thanksku buat Somebody Spesial cc Fitri Lubis, Thanks dah dukung aku

biarpun hanya sekedar kata-kata tapi itu dah memacu semangatku buat ngerjainya,

(6)

Akhirnya, penulis menyadari bahwa tulisan ini dirasakan masih banyak sekali

kekurangan dan kelemahannya, mengingat keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu

dengan kerendahan hati, penulis membuka diri untuk menerima saran dan kritik yang

bersifat membangun dari semua pihak. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita

semua, Amiin.

Medan, Juni 2008

(7)

DAFTAR ISI

Daftar Isi ... i

Daftar Grafik ... iii

Daftar Gambar ... iv

Daftar Tabel ... v

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Kerangka Teori ... 8

1.5.1. Pengawasan ... 8

1.5.2. Metode Pengawasan... 11

1.5.3. Tipe-tipe Pengawasan ... 13

1.5.4. Efisiensi Kerja ... 14

1.5.5. Prinsip-prinsip Efisiensi Kerja ... 17

1.5.6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Efisiensi ... 18

1.5.7. Hubungan Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja ... 19

1.5.8. Kerangka Konsep... 23

1.5.9. Defenisi Operasional ... 24

1.5.10. Hipotesa ... 26

1.5.11. Kerangka Pemikiran ... 27

(8)

BAB II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian ... 28

2.2. Lokasi Penelitian ... 28

2.3. Populasi dan Sampel ... 28

2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 29

2.5. Teknik Penentuan Skor ... 30

2.6. Teknik Analisa Data ... 31

BAB III. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum ... 34

3.1.1. Visi, Misi, Sasaran ... 34

3.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi ... 37

3.1.3 Tupoksi Kepala Bappeda ... 39

3.2. Susunan Organisasi ... 41

3.3. Pelaksanaan pengawasan dilingkungan Bappeda Toba Samosir .. 43

3.4 Efisiensi kerja pegawai dilingkungan Bappeda Toba Samosir ... 44

BAB IV. PENYAJIAN HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data ... 46

4.1.1. Data Identitas Responden ... 46

4.1.2. Variabel Bebas ... 50

4.1.3. Variabel Terikat ... 60

4.2. Analisis Data ... 70

4.2.1. Analisis Variabel Pengawasan ... 70

4.2.2. Analisis Variabel Efisiensi ... 72

4.2.3. Analisis Korelasi ... 73

4.2.4. Analisis Uji Signifikansi ... 75

4.2.5. Analisis Koefisien Determinasi ... 76

(9)

5.2. Saran ... 80

(10)

Daftar Grafik

Grafik 5.1. Capaian Skor Rata-rata jawaban Variabel X ... 70

(11)

Daftar Gambar

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 27

(12)

Daftar Tabel

Tabel 2.1. Teknik Penentuan/ Pengambilan Sampel Penelitian ... 29

Tabel 2.2. Klasifikasi Kooefisien Korelasi berdasarkan Interpretasinya .. 32

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 46

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir. ... 47

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Golongan ... 48

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan ... 49

Tabel 4.6. Tanggapan Responden Mengenai Pimpinan /Pengawas Sering Melakukan Pemantauan Terhadap Pekerjaan Yang Dilakukan Oleh Pegawai. ... 50

Tabel 4.7. Tanggapan Responden Mengenai Pimpinan Melakukan Pemeriksaan Melalui Pencatatan, Pengamatan Secara Langsung. ... 51

Tabel 4.8. Tanggapan Responden Mengenai Sebelum Pelaksanaan Kerja Dilakukan Pimpinan Terlebih Dahulu Memberikan Penjelasan Pelaksanaan Kegiatan. ... 51

Tabel 4.9. Tanggapan Responden mengenai pengawas senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan untuk suksesnya pelaksanaan kegiatan. ... 52

Tabel 4.10. Tanggapan Responden mengenai pengawas melakukan Inspeksi secara langsung terhadap pekerjaan tertentu daripada pegawai. ... 53

Tabel 4.11. Tanggapan Responden mengenai di dalam memberikan sanksi terhadap kesalahan pegawai, sanksi yang diberikan sudah sesuai dengan kesalahan yang dilakukan pegawai ... 54

(13)

Tabel 4.13. Tanggapan Responden mengenai pengawas pernah

memeriksa atau mengecek tindakan-tindakan disiplin

yang dilakukan terhadap bawahan. ... 55

Tabel 4.14. Tanggapan Responden mengenai pemeriksaan yang dilakukan

oleh pimpinan dilakukan secara rutin atau berkala. ... 56

Tabel 4.15. Tanggapan Responden mengenai pimpinan melakukan

Rencana Tindak Lanjut terhadap hasil pengawasan. ... 56

Tabel 4.16. Tanggapan Responden mengenai pengarahan

yang diberikan oleh pimpinan dapat dipahami

dan dimengerti oleh para pegawai. ... 57

Tabel 4.17. Tanggapan Responden mengenai pengawas di kantor

Dilaksanakan berdasarkan pengendalian pedoman kerja,

waktu, biaya yang dikeluarkan demi tercapainya

tujuan organisasi. ... 57

Tabel 4.18. Tanggapan Responden mengenai pimpinan mencocokkan

dan mengendalikan arus informasi tentang apa yang harus

dilakukan yang disesuaikan dengan situasi

dan kondisi yang dihadapi oleh Bappeda... 58

Tabel 4.19. Tanggapan Responden mengenai pengawasan yang dilakukan

terhadap cara kerja atau proses kerja bawahan. ... 59

Tabel 4.20. Tanggapan Responden mengenai ada evaluasi kerja

yang dilakukan oleh pengawas terhadap kerja pegawai.

dilakukan secara terus-menerus... 59

Tabel 4.21. Tanggapan responden mengenai. Pemberian sanksi terhadap

pegawai yang tidak konsisten terhadap pekerjaanya ... 60

Tabel 4.22. Tanggapan responden mengenai Pemberian penghargaan dan

(14)

Tabel 4.23. Tanggapan responden mengenai Pekerjaan selalu mencapai

target sesuai dengan jangka waktu ... 61

Tabel 4.24. Tanggapan responden mengenai Jangka waktu pelaksaan

pekerjaan yang terbatas berpengaruh terhadap efisiensi kerja

pegawai ... 62

Tabel 4.25. Tanggapan responden mengenai Ruang kerja atau lingkungan

kerja mendukung terhadap cara kerja dan proses kerja ... 62

Tabel 4.26. Tanggapan responden mengenai Pemanfaatan biaya yang

seefektif dan seefisien mungkin dengan hasil yang maksimal .. 63

Tabel 4.27. Tanggapan responden mengenai Kemampuan menyelesaikan

pekerjaan semaksimal mungkin dengan materi yang terbatas .. 64

Tabel 4.28. Tanggapan responden mengenai. Pelaksanaan pekerjaan

dengan tanpa adanya unsur paksaan mampu menciptakan

efisiensi kerja yang lebih baik ... 64

Tabel 4.29. Tanggapan responden mengenai Pengawasan yang dilakukan

secara lansung lebih efektif dalam mengontrol proses kerja

pegawai ... 65

Tabel 4.30. Tanggapan responden mengenai Inspeksi yang dilakukan

secara tiba-tiba mempengaruhi kinerja pegawai ... 65

Tabel 4.31. Tanggapan responden mengenai Pemberian penduan kerja

agar pelaksanaan lebih cepat atau lebih efisien dengan hasil

yang lebih baik ... 66

Tabel 4.32. Tanggapan responden mengenai Pengawasan terhadap

(15)

Tabel 4.33. Tanggapan responden mengenai Hubungan emosional yang

baik antar sesama pegawai dapat meningkatkan efisiensi kerja. 67

Tabel 4.34. Tanggapan responden mengenai Penempatan pegawai sesuai

kemampuan dan keterampilan yang dimiliki ... 68

Tabel 4.35. Tanggapan responden mengenai Pelaksanaan pekerjaan tidak

boleh menyimpang dari tujuan yang sebelumnya yang telah

(16)

ABSTRAK SKRIPSI

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI ( STUDI PADA KANTOR BAPPEDA KABUPATEN TOBA SAMOSIR )

Nama : Roi G P Tambunan NIM : 020903045

Departemen : Administrasi Negara

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada pengaruh Pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di kantor BAPPEDA Kabupaten Toba Samosir.

Variabel-variabel yang diteliti adalah pengawasan (sebagai variabel bebas) dan efisiensi kerja (sebagai variabel terikat). Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah:

Ha : Ada pengaruh positif antara pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai. Ho : Tidak ada pengaruh positif antara pengawasan terhadap efisiensi kerja

pegawai.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun sumber datanya meliputi data primer dan data sekunder. Tehnik pengumpulan data di lapangan, diperoleh dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir, penulis menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dengan hasil r = 0,72 berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan kepada responden, sedangkan koefisien determinasi (Kd) yang didapat sebesar 51,84%. Hasil tersebut menunjukkan pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir signifikan dan tergolong kuat. Untuk pengujian hipotesis penulis menggunakan thitung dan ttabel dengan thitung = 5,521 dan ttabel = 2,04

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Beberapa pakar dan teoritisi administrasi berpendapat bahwa peranan

pemerintah harus terfokuskan pada upaya meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat selain pemberdayaan dan pembangunan. Tugas pokok pemerintahan

modern menurut Rasyid (1997; 11) pada hakekatnya adalah pelayanan kepada

masyarakat, dengan kata lain, ia tidak diadakan untuk melayani dirinya sendiri,

tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang

memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan

kreativitasnya demi tercapainya tujuan bersama.

Otonomi Daerah sebagai wujud pelaksanaan asas desentralisasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan yang digulirkan oleh Pemerintah sebagai

jawaban atas tuntutan masyarakat, pada hakekatnya merupakan penerapan

konsep teori areal division of power yang membagi kekuasaan negara secara

vertikal. Dalam konteks ini, kekuasaan akan terbagi antara pemerintah pusat di

satu pihak dan pemerintah daerah di lain pihak, yang secara legal konstitusional

tetap dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia. Kondisi ini membawa

implikasi terhadap perubahan paradigma pembangunan yang dewasa ini

diwarnai dengan isyarat globalisasi. Konsekuensinya, berbagai kebijakan publik

(18)

bagian dari dinamika yang harus direspons dalam kerangka proses

demokratisasi, pemberdayaan masyarakat dan kemandirian lokal.

Melalui pemerintahan yang desentralistik, akan terbuka wadah

demokrasi bagi masyarakat lokal untuk berperan serta dalam menentukan

nasibnya, serta berorientasi kepada kepentingan rakyat melalui pemerintahan

daerah yang terpercaya, terbuka dan jujur serta bersikap tidak mengelak

tanggung jawab (passing the buck) sebagai prasyarat terwujudnya pemerintahan

yang akuntabel dan mampu memenuhi asas-asas kepatutan dalam pemerintahan

(good governance).

Kehadiran Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan kemudian

diperbaharui kembali menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah, telah dan akan mengubah secara mendasar hubungan

antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah

Kabupaten/Kota. Karena Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dapat

dikatakan sebagai sebuah kontra konsep dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1974 yang masih memiliki warna penerapan asas sentralisasi. Hal ini dapat

dilihat dengan diberikannya otonomi yang luas kepada daerah, untuk dapat

menentukan sendiri seluruh urusan pemerintahan di daerah kecuali beberapa

kewenangan yang menjadi domain pusat. Banyak tugas-tugas pembangunan

yang didesentralisasikan terutama berkaitan dengan penyediaan pelayanan

masyarakat, pembangunan prasarana perkotaan dan peningkatan partisipasi

(19)

masyarakat dalam proses menjalankan program-program nasional di tingkat

daerah.

Kondisi tersebut di atas memberikan peluang bagi pemerintah Kabupaten

Toba Samosir untuk menciptakan kemandirian dalam rangka membangun

daerahnya dengan berpijak pada prinsip-prinsip demokrasi, partisipasi dan peran

serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan

keanekaragaman daerah untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal.

Penjabaran prinsip-prinsip hal tersebut sangat menunjang untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan pada prinsipnya

adalah mempertemukan kebutuhan generasi tanpa mengurangi kemampuan

generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya. Prinsip-prinsip dasar

untuk pedoman pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar tercapai hasil

pembangunan yang optimal dan berkeadilan dengan melibatkan semua pelaku

pembangunan, mengoptimalkan sumber daya alam, sumber daya manusia,

sarana dan prasarana untuk memaksimumkan pembangunan sumber daya lokal

dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya lokal .

Berbicara mengenai konteks Pembangunan Kabupaten Toba Samosir,

keberadaan Bappeda di tuntut untuk mampu secara optimal membangun sinergi

perencanaan daerah guna mengakomodasi berbagai kepentingan pelaku

pembangunan serta mampu merumuskan dokumen perencanaan daerah yang

opersional, informatif, aspiratif dan sistematis guna mendorong perkembangan

(20)

Potensi para pelaku pembangunan yang merupakan representasi dari

seluruh warga masyarakat harus betul-betul didayagunakan untuk mengatasi

keterbatasan sumber daya, sehingga aspirasi masyarakat dapat terakomodasikan

dalam kebijakan pemerintah provinsi. Mengacu pada pola pikir tersebut di atas,

perlu disusun Rencana Stratejik Daerah (Renstrada) yang berisi tentang visi,

misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program unggulan dan kegiatan yang

diperlukan dengan memperhatikan kondisi obyektif daerah.Toba Samosir.

Disamping hal tersebut di atas, sistem pengawasan merupakan icon

penting yang tidak dapat dikesampingkan dalam pencapaian target dan tujuan

yang dikehendaki. Tujuan pokok dan fungsi pengawasan adalah agar

kegiatan-kegiatan dan orang-orang yang melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan

tersebut dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi

penyimpangan-penyimpangan yang kemungkinan tidak akan tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan. Hal ini mengacu kepada defenisi pengawasan yang dikemukakan

oleh S.P. Siagian (1992:169) yang mengatakan bahwa : ”Pengawasan adalah

proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk

menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang

telah ditetukan sebelumnya.”

Disamping itu Kabupaten Toba Samosir yang merupakan wilayah

dengan tingkat keragaman yang tidak terlalu beragam justru mewarnai

pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan. Hal ini dapat dijelaskan dengan

sangat kuatnya eksistensi sukuisme di wilayah ini sehingga pengawasan efektif

(21)

ilmu Administrasi dan manajemen. Dengan kata lain toleransi yang ada antara

pimpinan dan bawahan masih terasa belum sesuai meski arus komunikasi yang

terbina cukup baik di wilayah ini.

Didasari oleh, fakta pentingnya pengaruh pengawasan dalam

peningkatan efisiensi kerja pegawai seperti yang telah dikemukakan di atas,

maka dalam hal ini Bappeda Kabupaten Toba Samosir perlu menerapkan sistem

pengawasan dalam proses pencapaian tujuan. Adapun elemen yang paling utama

untuk dijadikan fokus pengawasan adalah faktor faktor sumber daya manusia,

dimana dalam hal ini adalah para aparatur Bappeda Toba Samosir .

Adapun fokus penelitian ini lebih menekankan kepada pengawasan yang

dilaksnakan oleh seorang pimpinan kepada bawahan yang dalam penelitian ini

berarti pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Bappeda kepada para

bawahannya (sesuai dengan uraian Tupoksi kepala Bappeda yakni;

melaksanakan pengawasan melekat dalam rangka pembinaan dan penilaian

terhadap bawahan guna peningkatan efisiensi kinerja, menyusun deskripsi tugas

dari bawahan serta memberikan petunjuk arahan dan mendistribusikan tugas

pada bawahan) . Dengan adanya sistem pengawasan ini diharapkan aparat mau

dan mampu melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya

dengan sungguh-sungguh dan penuh dengan tanggung jawab dapat menciptakan

efisiensi dan efektifitas kerja di lingkungan Bappeda Kabupaten Samosir.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul : ”Pengaruh Pengawasan Terhadap

(22)

1. 2. Perumusan Masalah

Dalam mengadakan pembahasan terhadap objek tertentu maka selalu

terdapat masalah yang menyebabkan perlunya diadakan pembahasan, demikian

juga halnya dengan pelaksanaan pengawasan pegawai. Berdasarkan latar

belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis membuat

perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Hubungan antara Pengawasan dengan efisiensi kerja

Pegawai di Kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir ?

2. Bagaimana pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai di

Kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir ?

1. 3. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pada dasarnya

memiliki tujuan penelitian, dalam maksud untuk memberikan arahan ataupun

jalur tertentu terhadap penelitian itu sendiri.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan pengawasan dengan efisiensi

kerja pada kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengawasan terhadap efisiensi

(23)

1. 4. Manfaat Penelitian

Dari kegiatan penelitian tentunya akan diperoleh hasil yang diharapkan

yang akan memberikan manfaat antara lain:

1. Secara Subyektif adalah Sebagai suatu tahap untuk melatih dan

mengembangkan kemampuan berpikir secara ilmiah dan kemampuan

untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmuah beerdasarkan kajian

dan teori serta aplikasi yang diperoleh dari ilmu administrasi negara.

2. Secara Objektif adalah sebagai kontribusi atau masukan bagi Bappeda

Toba-samosir khususnya dalam merencanakan dan mengembangkan

kegiatan pengawasan terhadap peningkatan efisiensi kerja pegawai.

3. Secara Akademis, Sebagai bahan referensi atau bacaan bagi

kepustakaan ilmu administrasi negara juga bagi pihak-pihak yang

membutuhkan yang tertarik dalam masalah ini.

1. 5. Kerangka Teori

Sebagai suatu anilisa ilmiah, tulisan ini juga menggunakan beberapa

pendekatan secara khusus untuk memahami permasalan penelitian yang

dikemukakan. Hal ini dilakukan agar penulis mendapatkan pedoman dalam

upaya menemukan jawaban dari permasalahan tersebut. Oleh karena hal

demikian tersebut penulis bermaksud memaparkan pendekatan-pendekatan

(24)

1.5.1. Pengawasan

Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang harus dimiliki

oleh setiap organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun swasta. Dalam

setiap organisasi terutama organisasi pemerintah, fungsi pengawasan sangat

penting karena pengawasan merupakan suatu usaha untuk menjamin adanya

keserasian antara penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dengan

rencana-rencana mereka secara berdaya guna dan berhasil guna. Pengawasan

dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan,

ketidak sesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas

dan wewenang yang telah ditentukan.

Secara sederhana pengawasan merupakan kegiatan yang dilaksanakan

dengan mulus tanpa penyimpangan. Pengawasan merupakan usaha sadar dan

sistematik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan operasional yang

diambil oleh organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya. Pengawasan mempunyai kaitan lansung dengan

seluruh proses administrasi dan manajemen. Pengawasan berkaitan dengan

tujuan yang ingin dicapai, dilaksanakan berdasarkan strategi dasar organisasi

yang telah dirumuskan dan ditetapkan sehingga menjadi program rencana

kerja.

Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada

sejauhmana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Dalam proses pencapaian tujuan tersebutlah sangat dibutuhkan sebuah

(25)

yang ada dalam organisasi tersebut sehingga aktivitas yang dilaksanakan

terarah dan mengacu kepada target atau sasaran yang ditentukan . S.P. Siagian

(2002:169) yang mengatakan bahwa : ”Pengawasan adalah proses

pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk

menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang

telah ditetukan sebelumnya.” Sedangkan T Hani Handoko (1997 :359)

mendefenisikan bahwa pengawasan sebagai proses untuk menjamin bahwa

tujuan organisasi tercapai.

Pentingnya pengawasan juga dapat dilihat dari Tujuan pengawasan,

yakni :

1.Supaya Proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan

ketentuan-ketentuan rencana.

2.Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat

penyimpangan-penyimpangan

3.Supaya tujuan yang dihasilkan tercapai.

Jadi pengawasan merupakan tindakan untuk mengetahui apakah

pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan sudah sesuai dengan rencana, dan

apabila masih terdapat kesalahan atau kekurangan maka diperlukan

tindakan-tindakan koreksi untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut.

Dalam hal ini dengan adanya pengawasan maka kesalahan atau kekurangan

yang serupa diharapkan tidak akan terulang lagi. Adapun tindakan-tindakan

yang dilaksanakan dalam suatu sistem pengawasan adalah meliputi (Handoko

(26)

1. Menetapkan standar-standar

Dalam hal ini sistem pengawasan dilakukan dengan menetapkan

standar-standar kinerja yang harus dilakukan dalam bentuk

peraturan-peraturan yang menjadi ketentuan dalam pelaksanaan tugas dan

tanggungjawab..

2. Mengukur performa dengan standar-standar yang ditetapkan

Tindakan yang dilakukan pada pada sistem ini adalah melihat

performa pegawai dalam kurun waktu tertentu dan wilayah kerja

tertentu melalui berbagai indikator penilaian kinerja. Hasil penilaian

kinerja ini kemudian dibandingkan dengan standar–standar yang telah

ditetapkan sebelumnya sehingga ditemukan suatu kesimpulan apakah

performa sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

3. Umpan balik (feedback) hasil yang dicapai

Umpan balik merupakan suatu bentuk motivasi yang diberikan

kepada pegawai berdasarkan kinerja yang telah dicapai oleh pegawai

tersebut.

Adapun bentuk-bentuk dai umpan balik ini seperti penghargaan

terhadap prestasi, pemberian promosi, insentif dan jenjang karir yang

jelas.

4. Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan dari standar yang

ditetapkan.

Setelah dilakukan evaluasi secara mendalam dan sistematis

(27)

penyimpangan-penyimpangan. Tindakan yang dilakukan selanjutnya

adalah mencari alternatif yang sesuai terhadap

penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan untuk dapat menghilangkan

penyimpangan atau meminimalkan penyimpangan yang terjadi.

1.5.2 Metode Pengawasan

Dalam pelaksanaan fungsi pengawasan, dipahami benar bahwa bukan

persoalan yang mudah untuk melahirkan satu metode yang bisa diterima dan

berlaku secara universal, bahkan untuk konteks pada tingkatan lokal

sekalipun, apalagi pengawasan yang memiliki cakupan serta pengaruh luas,

menyangkut kelompok sasaran serta daerah atau wilayah yang besar. Dari

kondisi tersebut di atas tentunya sangat logis apabila dibutuhkan suatu metoda

yang tepat dan berlaku secara universal.

Seiring perjalanan waktu dan kompleksnya tuntutan akan kebutuhan

sebuah perencanaan maka dikenal metode pengawasan ( William H Newman,

pembahasan oleh James A F Stoner, 1996:6-9 ), yaitu :

1. Pengawasan Formal

Pengawasan yang secara formal dilakukan oleh unit pengawasan

yang bertindak atas nama pimpinan nama organisasinya atau atasan

daripada pimpinan organisasi. Dalam pengawasan ini biasanya

ditentukan dan telah ditetapkan prosedur, hubungan, dan tata kerja.

Contohnya : periode waktu pemeriksaan, periode waktu

pertanggungjawaban dan periode waktu pelaporan. Laporan itu harus

(28)

laporan dari unut pengawasan ini agar pimpinan agar selalu dapat

mengikutu perkembangannya mengenai segala hal yang terjadi

diorganisasinya.

2. Pengawasan Informal

Pengawasan informal adalah pengawasan yang tidak melalui

saluran formal atau prosedur yang telah ditentukan. Pengawasan

informal ini biasanya dilakukan oleh pejabat pimpinan dengan

mengadakan kunjungan yang tidak resmi (pribadi). Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari kekakuan dalam hubungan antara

atasan dengan bawahan. Dengan cara demikian pimpinan

menghendaki keterbukaan dalam memperoleh informasi dan sekaligus

usul atau saran perbaikan dan penyempurnaan dari bawahannya.

Masalah-masalah yang dihadapi oleh para bawahan dan tidak

dapat dipecahkan oleh mereka sendiri dalam kaitan ini pimpinan dapat

memberikan saran-saran dan pemikiran mengenai jalan keluarnya.

Sebaliknya para bawahan juga merasa bangga karena diberi

kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya secara langsung

kepada pimpinannya. Jelaslah bahwa pengawasan informal

mendekatkan hubungan pribadi yang bersifat informal. Hal ini sangat

menguntungkan terhadap pelaksanaan-pelaksanaan tugas-tugas

pekerjaan.

Untuk konteks Bappeda Kabupaten Samosir adapun metoda atau teknik

(29)

pengawasan tersebut yaitu secara pengawasan formal dan pengawasan

informal. Adapun acuan berpikir terhadap penggabungan dua metoda

pengawasan ini adalah untuk menciptakan suatu suasana yang formal namun

tidak terlalu kaku dan tetap mengutamakan hubungan emosional sehingga

diharapkan pengawasan yang dilaksanakan bukan merupakan suatu

momok/beban bagi para pegawai. Dengan pelaksanaaan metoda pengawasan

ini diharapkan bahwa dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya para pegawai

betul-betul melaksanakannya berdasarkan kesadaran dan rasa tanggungjawab

bukan karena tekanan dari keberadaan sistem pengawasan tersebut.

Peranan pengawasan adalah suatu hal yang sangat esensial dan tidak

dapat diabaikan, karena pada hakekatnya pengawasan adalah suatu usaha

untuk mendetekasi kegiatan yang dilakukan oleh pegawai apakah kegiatan

tersebut telah mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi untuk

menilai pegawai dalam hal mematuhi kebijakan-kebijakan yang berlaku.

1.5.3. Tipe-Tipe Pengawasan

Menurut T hani Handoko (2003:361), ada 3 tipe dasar pengawasan

yaitu :

1. Pengawasan Pendahuluan

Pengawasan yang dirancang untuk mengantisipasi

masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan standar atau tujuan dan

memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu

(30)

2. Pengawasan Concurrent

Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

kegiatan. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek

tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu, atau syarat tertentu

harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kegiatan tersebut dilakukan

untuk mencapai suatu ketepatan dari pelaksanaan tujuan.

3. Pengawasan Umpan balik

Pengawasan yang dilakukan untuk mengukur hasil-hasil dari

suatu kegiatan yang telah diselesaikan.

Ketiga tipe pengawasan tersebut sangat berguna bagi sistem

manajemen dalam suatu organisasi, dimana memungkinkan

manajemen untuk membuat tindakan koreksi dan tetap mencapai

tujuan.

1.5.4. Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja merupakan hal yang utama yang perlu di perbaiki untuk

mencapai efisiensi organisasi secara keseluruhan. Efisiensi perlu dijadikan

sebagai dasar pemikiran dalam penyederhanaan pekerjaan sebagai suatu

kegiatan tata usaha agar dapat diperoleh hasil yang maksimal dengan usaha

seminimal mungkin.

Efisiensi kerja erat hubungannya dengan diadakannya pengawasan oleh

pimpinan yang menyangkut pengukuran pada hasil pekerjaan yang

(31)

yang diberikan supaya dalam rangka bekerja, mereka mengetahui apa saja

yang menjadi keharusan terhadap dan apa yang tidak.

Untuk mewujudkan efisiensi kerja melalui tugas yang dilaksanakan

oleh bawahan, pimpinan harus dapat memotivasinya. Motivasi dari pimpinan

merupakan dorongan bagi bawahan agar lebih giat dan tekun dalam

menghadapi pekerjaan.

Pengertian efisiensi yang dikemukakan oleh Amitai Etzioni (1885;12)

menyatakan Organisasi dibentuk agar dapat menjadi unit unit sosial yang

paling efektif dan efisien. Efektifitas organisasi diukur dari sejauh mana ia

berhasil mencapai tujuanya, sedangkan Efisiensi organisasi dikaji dari jumlah

sumber daya yang dipergunakan dalam perbandingan antara keuntungan dan

biaya atau dengan waktu.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam organisasi,

efisiensi dapat diukur dari jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam

proses kegiatan dengan perbandingan antara keuntungan dan biaya yang

dikeluarkan serta perbandingan antara hasil kerja dengan waktu yang

dihabiskan.

Sedangkan menurut The Liang Gie (1984; 8) menyatakan bahwa,

Efisiensi dapat dilihat dari 2 segi yaitu :

1) Segi usaha, suatu kegiatan dapat dikatakan efisien bila suatu hasil

tertentu diperoleh dengan usaha sekecil mungkin. Usaha itu meliputi

pikiran, tenaga, waktu dan ruang, benda dan uang. Dalam hal ini

(32)

dalam pencapaian maksudnya adalah Seminimal mungkin usaha yang

dikeluarkan maka semakin efisien pekerjaan itu, oleh karena itu

pelaksanaan kegitan/kerjanya dilakukan dengan : cara yang termudah,

cara yang teringan, cara yang tercepat, cara yang terpendek jaraknya

dan cara yang termurah biayanya.

2) Segi hasil, suatu kegiatan dapat dikatakan efisien bila dengan usaha

tertentu memberikan hasil yang memuaskan, baik dalam hal mutu

maupun jumlah. Dalam hal ini dinyatakan bahwa, Efisiensi dapat

diukur dari usaha yang paling minimal tetapi memberikan hasil yang

maksimal baik itu dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Untuk

pencapaian target ini dapat dilakukan dengan usaha seperti

penghematan unsur-unsur usaha dan cara kerja.

Perbandingan terbalik antara usaha dan hasil sangat dipengaruhi oleh

cara pekerjaan itu dilaksanakan, dimana efisiensi kerja merupakan

perwujudan dari pekerjaan yang efisien, sehingga para pegawai dapat

mencapai hasil atau tujuan yang telah ditentukan melalui penghematan

unsur-unsur usaha, karena unsur-unsur-unsur-unsur usaha inilah yang sangat membantu didalam

penghematan pelaksanaan pekerjaan. Dalam rangka pelaksanaan efisiensi

kerja, yang perlu mendapat perhatian adalah cara kerja, sebab keberhasilan

setiap kegiatan dapat dilihat dari pelaksanaan cara kerjanya.

Menurut James A. F. Stoner yang dalam Alfonsus Sirait (1991:14)

menyatakan bahwa efisiensi kerja berarti memusatkan perhatian pada sumber

(33)

memberikan hasil kerja yang maksimal. Stoner menyatakan efisiensi yang

berkaitan dengan tata usaha dan penyederhanaan pekerjaan haruslah didukung

sumber daya manusia yang dapat menciptakan efisiensi tersebut. Sumber daya

manusia berupa tenaga dan pikiran harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk

menghindari penggunaan tenaga dan pikiran yang terlalu berat, sehingga

menyebabkan pemborosan yang pada akhirnya merugikan organisasi/instansi

tersebut, karena efisiensi yang hendak dicapai justru tidak diperoleh sama

sekali. Dengan demikian, diharapkan dengan penggunaan sumber daya

manusia secara tepat dapat dicapai efisiensi yang pada akhirnya efisiensi yang

diharapkan organisasi tercapai.

Dari beberapa defenisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa efisiensi

adalah ukuran antara rencana kerja dengan hasil kerja. Apabila hasil usaha

yang dicapai lebih dari usaha yang digunakan, atau dengan kata lain dengan

usha yang minimal memberikan hasil yang maksimal dari segi mutu dan

kualitas, maka itu dapat dikatakan efisien.

1.5.5. Prinsip-prinsip Efisiensi

Pada dasarnya prinsip efisiensi diperlukan dalam pekerjaan karena

dengan adanya prinsip ini organisasi memiliki pedoman untuk mencapai

efisiensi secara maksimal untuk mencapai tujuan. Menurut T. Hani Handoko (

1986), ada tujuh prinsip efisiensi, yaitu :

(34)

4) Balas jasa yang efisien dan adil. 5) Laporan yang terpercaya.

6) Pemberian perintah dan pengaturan kerja

7) Adanya standar, modul metoda dan waktu yang tepat.

T. Hani Handoko menyatakan bahwa dalam setiap manajemen, harus

ada perencanaan tujuan dan pencapaian hasil yang ingin dicapai oleh

organisasi, dengan cara-cara yang berbeda pada jalurnya dan dapat diterima

oleh setiap pegawai. Dengan peran seorang pimpinan dalam hal ini Kepala

Bappeda kab Toba Samosir haruslah mempunyai sikap cakap, memegang

prinsip efisiensi dan mampu memanfaatkan waktu dengan baik. Efisiensi akan

terlaksana apabila balas jasa atas pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan

antara tenaga, waktu, pikiran dan hasil yang dicapai.

1.5.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efisiensi

Ada banyak faktor yang menentukan efisiensi kerja organisasi.

Faktor-faktor tersebut misalnya adalah, biaya produksi yang relatif murah, tenaga

kerja, produktifitas kerja, biaya material, kemajuan teknologi dan sebagainya.

Menurut Richard M streers (1995:21) ada beberapa faktor yang

memperngaruhi efisiensi, yaitu; penyusunan tujuan strategis, pencarian dan

pemanfaatan SDM, proses komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan

keputusan, adaptasi dan motivasi organisasi. Menurut pendapat ini,

penyusunan tujuan yang terancana dengan baik disertai dengan pemanfaatan

tenaga kerja yang sesuai akan menunjang efisiensi kerja. Selain itu pengaruh

kepemimpinan seorang pengawas dalam hal ini adalah kepala Bappeda Kab

(35)

baik dalam organisasi baik secara vertikal maupon komnukasi horizontal,

akan turut mendukung terciptanya efisiensi disamping motivasi dan adaptasi

perusahaan itu sendiri dengan lingkungan, dan kemampuan organisasi.

Sedangkan The Liang Gie (1987) mengemukakan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi efisiensi kerja yaitu, suasana kerja yang kondusif dan

saling mendukung. Lingkungan tempat kerja yang nyaman, hasil produksi

yang sesuai dengan yang diharapkan, perlengkapan dan fasilitas penunjang

dalam kegiatan sehari-hari serta alat-alat perlengkapan administratifnya. Dari

pendapat ini dapat disimpulkan bahwa peranan manajemen berpengaruh besar

dalam pendekatan tingkat efisiensi yang nyata. Sebuah perusahaan mungkin

mempunyai sumber daya yang cukup berupa uang, bahan dan kecakapan

teknologi, tetapi kepemimpinan yang buruk atau pengambilan keputusan yang

tidak tepat akan berpengaruh terhadap efisiensi yang akan berada dibawah

tingkat optimalnya.

1.5.7. Hubungan Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja

Dalam lingkungan organisasi tujuan pengawasan adalah untuk

mendukung kelancaran dan ketetapan pelaksanaan kegiatan organisasi.

Pengawasan bermaksud untuk mewujudkan daya guna dan hasil guna serta

tepat guna dalam upaya pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

Tujuan ini hanya dapat dicapai jika pengawasan diarahakan pada penertiban

disiplin pribadi para pegawai yang berupa disiplin kerja, disiplin waktu,

kepatuhan kepada atasan dan kesadaran untuk bekerja dengan

(36)

Salah satu usaha untuk mengoptimalkan efisiensi kerja adalah

pengawasan yang dilakukan oleh pengawas/pimpinan dalam hal ini adalah

Kepala Bappeda Kabupaten Toba Samosir. Pengawasan yang dilakukan

didalam suatu organisasi adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan

organisasi. Menurut S. Handayaniningrat (1984:15) ”Pengawasan bertujuan

agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara efisien/berdaya guna, sesuai

dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.”

Melalui pengawasan ini, dapat ditiadakannya atau setidak-tidaknya

dapat dikurangi kesalahan-kesalahan, penyelewengan-penyelewengan, dan

lain sebagainya yang dapat menghambat efisiensi kerja. Sebaliknya dengan

pengawasan dapat diperoleh manfaat secara efektif dan efisien

sumber-sumber dana, daya dan waktu.

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen. Pengawasan

harus dilakukan untuk menjaga agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan. Melalui

pengawasan dapat dilakukan penilaian apakah suatu unit organisasi atau

badan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara

hemat, efisien, dan efektif, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah

ditetapkan, dan ketentuan yang berlaku. Dengan demikian, melalui

pengawasan dapat diperoleh informasi mengenai kehematan, efisiensi, dan

efektivitas pelaksanaan kegiatan. Informasi tersebut dapat digunakan untuk

(37)

Menurut Hadari Nawawi (1993:13) ada lima sumber kerja dalam

organisasi yang harus senantiasa diawasi agar tercipta efisiensi dalam bekerja

sehingga tujuan organisasi dapat tercapai, yaitu:

1. Tenaga fisik

Dari pengawasan yang dilakukan dapat diketahui berapa banyak tenaga

fisik yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu, baik dari banyaknya

jumlah pegawai maupun beratnya pekerjaan. Dengan kondisi seperti ini

pekerjaan dikatakan efisien bila untuk mencapai hasil yang ingin dicapai

digunakan lebih sedikit pegawai daripada jumlah yang lebih banyak,

sedangkan hasil yang dicapai sama atau bahkan lebih baik.

2. Metode/Cara kerja

Pengawasan dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah cara kerja

pegawai sesuai dengan metode yang telah ditetapkan sebelumnya dalam

pencapaian hasil. Dengan kata lin pengawas dalam hal ini harus berusaha

agar pegawai mampu menggunakan metode atau cara kerja yang paling

tepat, guna memperoleh hasil kerja yang maksimal.

3. Bahan, Alat dan Uang

Dari pengawasan yang dilakukan dapat diketahui jumlah, jenis dan harga

bahan atau alat yang dipergunakan oleh pegawai untuk menghasilkan

sesuatu. Dalam hal ini peranan pengawas dibutuhkan untuk selalu

berusaha agar alat, bahan dan uang digunakan secara minimal tetapi

(38)

4. Fikiran

Dari pengawasan yang dilakukan dapat diketahui berat ringanya pekerjaan

dengan menggunakan tenaga fikiran pegawai. Pekerjaan dapat dikatakan

tidak efisien jika diselesaikan dengan cara berfikir yang berbelit-belit,

padahal sebenarnya dapat diselesaikan dengan cara berfikir yang

sederhana dengan hasil kerja yang sama.

5. Waktu

Dari pengawasan yang dilakukan dapat diketahui lamanya atau jangka

waktu yang digunakan pegawai untuk menghasilkan sesuatu. Semakin

hemat penggunaan waktu dengan beroleh hasil yang maksimal berarti

semakin tinggi efisiensi kerja.

Sebagai seorang pimpinan dalam melaksanakan pengawasan terhadap

pekerjaan pegawai hendaknya juga memberikan nilai atau penghargaan,

karena sebagai manusia para pegawai juga butuh perhatian dan rasa ingin

dihargai yang tidak berlebihan tetapi sesuai dengan hasil kerjanya. Dalam hal

ini berarti seorang pengawas senantisia harus bersikap tegas artinya pengawas

harus berani memberikan teguran atas kesalahan atau kekurangan yang

diperbuat oleh pegawai. Tenguran tersebut tentunya bertujuan untuk mendidik

agar pegawai tersebut tidak mengulangi kesalahan atau kekurangan yang sama

dikemudian hari nantinya. Pengawas juga harus Siap untuk menerima

pengaduan dan gagasan yang bersifat membangun dalam usha pencapai tujuan

(39)

Dari uraian-uraian diatas jelaslah bahwa pengawasan sangat

berpengaruh terhadap efisiensi kerja pegawai.

1.5.8. Kerangka Konsep

Untuk mendapatkan batasan maupun defenisi yang jelas dari

masing-masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi dari

beberapa konsep yang digunakan yaitu :

1. Pengawasan

Pengawasan merupakan keseluruhan rangkaian tindakan kegiatan

atau usaha untuk mengawasi dan mengendalikan pegawai serta

unit/organisasi kerjanya secara terus menerus demi tercapainya tujuan

secara efisien sesuai dengan program/rencana dan ketentuan yang berlaku.

Dimana dalam penelitian ini pengawasan dilaksnakan oleh pimpinan

(Kepala Bappeda) kepada para pegawai yang bekerja pada bappeda

Kabupaten Toba Samosir.

2. Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja merupakan tingkat keberhasilan pegawai dalam

mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya dan dana sehemat

mungkin serta perwujudan dari cara-cara bekerja pegawai yang dapat

(40)

1.5.9. Defenisi Operasional

Terdapat ada dua variabel yang perlu dijelaskan dalam penelitian tentang

Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Pegawai, yaitu variabel bebas

dan variabel terikat:

1. Variabel bebas (Independent Variable).

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah

pengawasan dengan indikator sebagai berikut :

1) Pemantauan yaitu melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang

dilakukan oleh para bawahan serta mengadakan pemantauan langsung

atau pengamatan terhadap cara kerja dan proses kerja bawahan secara

terus menerus.

2) Pemeriksaan yaitu segala kegiatan dalam rangka pelaksanaan

pengawasan melalui pengamatan, pencatatan dan penelaahan secara

cermat cara kerja pegawai agar berjalan sesuai dengan aturan-aturan

yang telah ditetapkan.

3) pengarahan yaitu segala kegiatan yang dilakukan pimpinan dalam

memberikan saran terhadap pelaksanaan pekerjaan.

4) Tindakan Koreksi yaitu segala usaha yang dilakukan pimpinan untuk

memperbaiki kesalahan-kesalahan atau penimpangan-penyimpangan

tugas yang dilakukan oleh bawahan.

2. Variabel terikat.

Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah efisiensi

(41)

1) Segi Usaha, yakni meliputi;

- Mutu dan kualitas yaitu tingkat keberhasilan pegawai dalam

pencapaian tujuan pekerjaan dengan hasil yang maksimal.

- Penghematan waktu yaitu tingkat keberhasilan pegawai dalam

pencapaian tujuan pekerjaan dengan pemanfaatan waktu terbatas untuk

pencapaian hasil yang maksimal.

- Ekonomis/Hemat biaya yaitu tingkat keberhasilan pegawai dalam

pencapaian tujuan pekerjaan dengan pemanfaatan biaya yang terbatas

untuk hasil yang maksimal.

- Metode kerja yaitu Cara kerja yang sederhana dan mudah dengan

mamanfaatkan sumberdaya fisik dan keterampilan kerja.

2) Segi Hasil, yakni mencakup;

- Prestasi kerja yang dihasilkan yaitu usaha yang diperlukan untuk

mencapai prestasi kerja yang memuaskan.

- Target penyelesaian tugas yaitu usaha yang diperlukan untuk

penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu.

- Memenuhi pekerjaan sesuai dengan biaya yang ditetapkan usaha

yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan dengan biaya yang

terbatas.

- Prosedur pekerjaan yaitu langkah-langkah yang di tetapkan dalam

melakukan pekerjaan

- Kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu tindakan-tindakan

(42)

1.5.10. Hipotesa

Hipotesa dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang berdifat

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data

yang terkumpul. (Arikunto, Suharsimi, 1996:67)

Adapun hipotesa yang dipergunakan dalam penelitian meliputi 2

bagian yakni :

1. Hipotesis Pertama

Ha : Pengawasan berkorelasi positif dan signifikan terhadap efisiensi

kerja.

Ho : Pengawasan tidak berkorelasi positif dan signifikan terhadap efisiensi

kerja.

2. Hipotesis Kedua

Ha : Pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi

kerja.

Ho : Pengawasan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(43)

1.5.11. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian merupakan gambaran yang sederhana

tentang penelitian yang dilakukan khususnya dalam upaya memberikan

gambaran tentang hubungan antara variabel-variabel yang diteliti baik antara

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Dengan demikian kerangka

[image:43.612.138.504.263.415.2]

pemikiran tersebut dapat dijelaskan melalui gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran Penelitian Keterangan :

: Variabel Penelitian

: Indikator Variabel Penelitian

Variabel pengawasan memiliki hubungan secara linier terhadap variabel

efisiensi kerja. Dalam kerangka ini penulis membatasi arah determinasi

variabel X terhadap variabel Y tidak berlaku resiproksitas ataupun simultan.

Artinya determinasi yang dilihat yaitu X terhadap Y tidak berlaku

sebaliknya.

Variabel X Pengawasan

Variabel Y Efisiensi

1) Pemantauan 2) Pemeriksaan 3) Pengarahan 4) Koreksi

(44)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan penelitian kuantitatif dengan

menggunakan rumus dan angka-angka statistik untuk membantu menganalisa

data dan fakta yang diperoleh dari responden.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian tentang pelaksanaan pengawasan terhadap efesiensi kerja

pegawai ini dilakukan pada Kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir.

2.3. Populasi dan Sampel

Di dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai di

kantor Bappeda Kabupaten Toba Samosir yang berjumlah 75 orang. Dengan

demikian populasi tersebut merupakan jumlah yang dapat diketahui sehingga

selanjutnya penulis mengambil ketetapan mengenai metode penarikan sampel

yang digunakan yakni Stratified Random Sampling. Adapun pemilihan metode

tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa adanya homogenitas populasi

tersebut. Pengambilan sampel penelitian secara berstrata tersebut dapat

(45)
[image:45.612.164.479.126.230.2]

Tabel. 2.1

Teknik Penentuan/ Pengambilan Sampel Penelitian

No. Strata Penentuan Jumlah Sampel

1. Top Level (Kepala serta

pemegang jabatan Fungsional)

10

2. Middle (Sub Bidang) 10 3. Lower (Staf) 10

Jumlah Sampel (n) 30

Sumber : Penelitian Tahun 2008

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

pengumpulan data primer dan data sekunder yakni :

1. Pengumpulan data primer.

Pengumpulan data, dimana peneliti turun langsung kerja lokasi penelitian

untuk memperoleh data dan fakta yang berkenaan dengan masalah yang

diteliti. Kegiatan ini dilakukan dengan cara :

1) Observasi langsung, yakni dengan mengadakan pengamatan lansung dari

objek penelitian sekaligus mencatat hal-hal yang dianggap relevan dengan

permasalahan penelitian

2) Penyebaran kuesioner yaitu memberikan angket lepada responden, dan

menyajikan beberapa alternatif jawaban yang sudah tersedia mengenai

indikator-indikator yang di tetapkan.

3) Wawancara dengan responden. Mengadakan tanya jawab lepada

responden yang dianggap mengetahui permasalahan penelitian secara

(46)

2. Pengumpulan data sekunder.

Penelitian dilakukan melalui penelaahan bahan-bahan tertulis terdiri

dari buku-buku referensi, jurnal ilmiah, peraturan perundang-undangan,

peraturan pemerintah, dokumen yang berhubungan dengan permasalahan

penelitian.

2.5. Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor yang digunakan berisikan skala ordinal, yaitu

ukuran yang diberikan pada objek pengamatan maupun pengertian tingkatan dari

yang terendah sampai yang tertinggi. Penentuan skor ini didasarkan

sebagaimana yang dinamakan dengan Likert’s Summated Ratings (LSR).

Melalui penyebaran kuesioner yang berisikan beberapa pertanyaan kepada

responden, maka ditentukan skor dari setiap alternatif jawaban pertanyaan

sebagai berikut :

1) Untuk alternatif jawaban a diberi skor 5

2) Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4

3) Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3

4) Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2

(47)

2.6. Teknik Analisa Data

1. Koefisien Korelasi

Teknik analisa data yang digunakan penulis sesuai dengan metode

korelasional adalah teknik analisa kuantitatif, yaitu digunakan untuk menguji

hubungan variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) melalui data yang

didapat dari kuesioner yang disebarkan dengan menggunakan perhitungan

statistik.

Adapun perhitungan statistik adalah rumus koefisien korelasi product

moment sebagai berikut :

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X Y X N rxy Keterangan :

r = koefisisen korelasi X = variabel bebas Y = variabel terikat

N = jumlah sampel ( Saharsimi Arikunto, 2000:14 )

Untuk melihat hubungan kedua variabel diatas maka dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1) Nilai r positif menunjukkan hubungan antara variabel-variabel positif,

artinya kenaikan nilai variabel x diikuti oleh kenaikan nilai variabel y.

2) Nilai r negatif menunjukkan hubungan antara variabel-variabel negatif,

artinya apabila variabel x naik diikuti dengan turunnya nilai variabel

(48)

3) Nilai variabel sama dengan nol menunjukkan bahwa variabel-variabel

tersebut tidak memiliki hubungan.

Untuk mengetahui adanya hubunan atau tinggi rendahnya tingkat

hubungan kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan

penafsiran atau interpretasi dilihat dari angka-angka, dan Sugiyono

(1994:149) menyatakan sebagai berikut :

Tabel 2.2

Klasifikasi Kooefisien Korelasi berdasarkan Interpretasinya

Koefisien Korelasi Interpretasi

Antara 0,800 – 1,00 Antara 0,600 – 0,799 Antara 0,400 – 0,599 Antara 0,200 – 0,399 Antara 0,000 – 0,199

Sangat kuat Kuat Sedang Rendah

Sangat rendah (tidak berkorelasi)

Dengan nilai r yang kita peroleh, dapat kita lihat secara langsung

melalui tabel korelasi, untuk menguji apakah nilai r yang kita peroleh tersebut

signifikan atau tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang

signifikan, artinya hipotesis kerja atau sering disebut dengan hipotesis

alternatif dapat diterima.

2. Uji Signifikansi

Uji signifikansi yang dilakukan untuk menentukan apakah hipotesis

diterima atau ditolak. Uji signifikan yang dilakukan terhadap hipotesis nihil

yang mengatakan: “Tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y”.

(49)

t_tabel), dan diterima bila harga t_hitung lebih kecil dari harga t_tabel

(t_hitung < t_tabel). Rumus yang digunakan adalah:

( )

2 1

2 _

r n r hitung t

− − =

Kriteria pengujian hipotesis:

1) jika t_hitung ≥ t_tabel maka Ha = ρ≠ 0, maka Ha diterima.

2) jika t_hitung ≤ t_tabel maka Ho = ρ≠ 0, maka Ho diterima

( Sutrisno Hadi, 2001:365 )

3. Koefisien Determinasi

Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui berapa persen pengaruh

ariabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan

mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product moment .

D = ( rxy )2 x 100 %

Keterangan :

D = Koefisien determinasi

(50)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum

Kabupaten Toba Samosir merupakan Kabupaten yang dimekarkan dari

Kabupaten Tapanuli Utara yang dibentuk dengan UU Nomor 12 tahun 1998

Tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan

Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal, Diresmikan Tanggal 9 Maret

1999 oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia sekaligus melantik Pejabat

Bupati Kepala Daerah Tingkat II Toba Samosir.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 14

Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah

Kabupaten Toba Samosir, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

adalah merupakan organisasi teknis yang membantu Kepala Daerah dalam

menyusun program-program rencana kerja pemerintah daerah dan menampung

aspirasi yang bersumber dari berbagai tingkatan dalam masyarakat.

3.1.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi, dan Kebijakan

1. Visi :

(51)

2. Misi :

1) Meningkatkan Sumber Daya manusia Perencana Profesional;

2) Memenuhi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Perencanaan Yang Sesuai

dengan Perkembangan Teknologi;

3) Menyiapkan Perencanaan Pembangunan Daerah;

4) Melakukan Penelitian dan Pengembangan untuk Bahan Perencanaan;

5) Mendorong Peningkatan Penanaman Modal di Daerah.

3. Tujuan :

1) Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan yang sesuai dengan

kebutuhan daerah;

2) Menyediakan data hasil studi untuk mendukung perencanaan;

3) Meningkatkan investasi di daerah;

4) Meningkatkan kualitas SDM Perencana;

5) Meningkatkan kapasitas lembaga perencanaan.

4. Sasaran :

1) Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan yang sesuai dengan

kebutuhan daerah;

2) Tersedianya data hasil studi untuk mendukung perencanaan;

3) Meningkatkan investasi di daerah;

4) Meningkatkan kualitas SDM perencana;

(52)

5. Strategi

1) Meningkatkan koordinasi lintas sektoral dan peran serta masyarakat

dalam perencanaan pembangunan;

2) Menyediakan data base dan mengkaji dokumen perencanaan daerah;

3) Menyediakan data dan peta potensi daerah dengan pelayanan satu

pintu (one stop service);

4) Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan SDM perencana;

5) Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung perencanaan.

6. Kebijakan

1) Melakukan perencanaan yang efesien, efektif dan aplikatif sesuai

degan kebutuhan daerah;

2) Melakukan servey, pengkajian dan penelitian yang tepat waktu;

3) Menyiapkan informasi investasi yang akurat serta peningkatan

pelayanan investasi;

4) Menyiapkan SDM perencana yang berkualitas;

(53)

3.1.2. Tugas Pokok Dan Fungsi Bappeda

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 1

Tahun 2005 tentang Perubahan Pertama atas Peraturan Daerah Kabupaten Toba

Samosir Nomor 14 Tahun 2004 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Toba Samosir maka Tugas Pokok dan

uraian Tugas Jabatan di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) adalah sebagai berikut :

1. Tugas Pokok

Membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang perencanaan

pembangunan daerah.

2. Fungsi

1) Menyusun Rencana Pembangunan jangka panjang, menengah dan

tahunan daerah;

2) Menyusun Program Tahunan sebagai pelaksanaan rencana-rencana

jangka panjang, menengah dan tahunan daerah yang dibiayai oleh

daerah sendiri ataupum yang diusulkan ke Pemerintah Propinsi untuk

dimasukkan kedalam program tahunan Nasional;

3) Mengkoordinasikan perencanaan diantara Dinas-dinas Daerah, satuan

organisasi lain dalam lingkungan Pemerintahan Daerah,

Kecamatan-kecamatan dan Badan-badan lain yang ada di Daerah;

4) Mengkoordinasikan penelitian untuk kepentingan Perencanaan

(54)

5) Mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana

Pembangunan untuk penyempurnaan perencanaan lebih lanjut;

6) Memonitor pelaksanaan pembangunan;

7) Menyusun rencana-rencana penanaman modal daerah yang dalam

garis besarnya berisikan tujuan, susunan prioritas strategi dan promosi

penanaman modal;

8) Melakukan koordinasi dengan satuan organisasi di daerah dalam

rangka penyelesaian perizinan yang berhubungan dengan pelaksanaan

penanaman modal;

9) Mengawasi persiapan dan perkembangan pelaksanaan penanaman

modal di daerah untuk kepentingan penilaian baik tentang laju

pelaksanaan maupun tentang penyesuaian yang diperlukan didalam

proyek;

10)Mengadakan penilaian mengenai permasalahan dan sumber-sumber

potensi secara menyeluruh untuk kepentingan perencanaan penanaman

modal;

11)Melakukan evaluasi pelaksanaan pembangunan;

12)Melakukan urusan tata usaha;

13)Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang

tugasnya;

(55)

3.1.3 Tupoksi Kepala Bappeda

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai Tugas

Pokok membantu Walikota di bidang perencanaan pembangunan daerah.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah mempunyai Fungsi :

a. Perumusan penetapan kinerja aparatur.

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan

daerah.

c. Penunjang penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang

perencanaan pembangunan daerah.

Uraian Tugas :

1) Menyusun dan menyiapkan konsep program kerja Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah.

2) Mempelajari dan menjabarkan petunjuk dan disposisi Bupati guna

menunjang kelancaran tugas.

3) Mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan, petunjuk

pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas di bidang perencanaan

pembangunan daerah.

4) Mengkaji dan mengembangkan teknik dan metode pelaksanaan tugas di

bidang perencanaan pembangunan daerah.

(56)

penyusunan langkah-langkah kerja penyelenggaraan, pelaksanaan,

pembinaan, pengawasan dan evaluasi tugas di bidang perencanaan

pembangunan daerah.

6) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

7) Melaksanakan tugas sesuai program kerja yang telah ditetapkan meliputi:

- Merumuskan kebijakan teknis dibidang perencanaan.

- Melaksanakan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas di bidang

perencanaan pembangunan daerah.

- Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis terhadap

pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah.

- Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas di bidang

perencanaan pembangunan daerah.

- Melakukan evaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pada Bupati.

8) Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan

tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah serta menyiapkan bahan

petunjuk pemecahannya.

9) Melaksanakan pengawasan yang meliputi pembinaan, pengendalian dan

evaluasi terhadap kinerja pegawai.

10) Menyusun deskripsi tugas bagi bawahan.

(57)

12) Melaksanakan pengawasan melekat dalam rangka pembinaan dan

penilaian terhadap bawahan guna peningkatan kinerja.

13) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati berkaitan dengan bidang

tugasnya.

3.2. Susunan Organisasi

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Toba Samosir

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nmor 14

Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis

Daerah Kabupaten Toba Samosir, yang terdiri dari :

1. Kepala Badan.

2. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :

1) Subbag Umum dan Perlengkapan;

2) Subbag Keuangan dan Kepegawaian.

3. Bagian Ekonomi, Sosial Budaya dan Penanaman Modal, terdiri dari :

1) Subbid Ekonomi dan Penanaman Modal;

2) Subbid Sosial Budaya

4. Bidang Fisik dan Prasarana, terdiri dari :

1) Subbid PU Kimpraswil dan Perhubungan;

2) Subbid Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Lingkungan

5. Bidang Penelitian, Pengembangan, Evaluasi dan Pelaporan, terdiri dari :

(58)

2) Subbid Evaluasi dan Pelaporan.

[image:58.612.112.528.164.584.2]

6. Kelompok Jabatan Fungsional

Gambar 3.1

Bagan Struktur Organisasi Bappeda Kab. Tobasa

KEPALA BAPPEDA

Bagian Tata Usaha Kelompok Jabatan

Fungsional

Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian

Bidang Ekonomi, Sosbud dan Penanaman Modal

Sub Bagian Umum dan Perlengkapam

Sub Bidang Ekonomi, Sosbud dan Penanaman

Modal

Bidang Fisik dan Prasarana

Sub Bidang PU, KIMPRASWIL dan

Perhubungan

Bidang LITBANG, Evaluasi dan Pelaporan

Sub Bidang LITBANG

Sub Bidang Sosial Budaya

Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan Sub Bidang

(59)

3.3.Pelaksanaan Pengawasan di lingkungan bappeda kabupaten Tobasa

Struktur organisasi bappeda Kabupaten Toba Samosir juga

dilaksanakan selayaknya hierarki organisasi pada umumnya. Dengan kata lain

aktifitas ataupun pelaksanaan fungsi pengawasan yang meliputi pemantauan,

pemeriksaan, pengarahan dan koreksi senantiasa dilakukan oleh struktur yang

secara hierarki terletak lebih tinggi daripada struktur dibawahnya. Misalkan

saja kepada badan senantiasa mengawasi struktur organisasi yang secara

hierarki yang ada lebih rendah darinya seperti kelompok jabatan fungsional,

bagian tata usaha dan bidang-bidang yang ada. Demikian halnya yang

terlaksana pada struktur yang lebih rendah daripadanya.

Untuk konteks Bappeda Kabupaten Samosir adapun metoda atau

teknik pengawasan yang dilaksanakan lebih cenderung menjalankan kedua

metoda pengawasan tersebut yaitu secara pengawasan formal dan pengawasan

informal. Adapun acuan berpikir terhadap penggabungan dua metoda

pengawasan ini adalah untuk menciptakan suatu suasana yang formal namun

tidak terlalu kaku dan tetap mengutamakan hubungan emosional sehingga

diharapkan pengawasan yang dilaksanakan bukan merupakan suatu

momok/beban bagi para pegawai. Dengan pelaksanaaan metoda pengawasan

ini diharapkan bahwa dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya para pegawai

betul-betul melaksanakannya berdasarkan kesadaran dan rasa tanggungjawab

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel. 2.1
Gambar 3.1
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

pendidikan Nasional adalah dengan meningkatkan kualitas dari kegiatan.. Kegiatan pendidikan di sekolah merupakan suatu sistem yang sangat kompleks, yang mana semua

5 ADES AKASHA WIRA INTERNATIONAL Tbk RISR1 - RAYA SAHAM REGISTRA, PT 1000.. 6 ADHI ADHI KARYA (PERSERO) Tbk DAEN1 - DATINDO ENTRYCOM,

The obtained results can be summarized as follow: the heat treatment of Cr-Al coatings on low carbon steel changes the coating structure. In the Al coating, Al is

Seluruh staf dan karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya, serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak maupun

The release rate of andrographolide from carboxymethyl chitosan nanoparticles increased up to 6.3 times and in vivo antimalarial activity in Plasmodium berghei -infected.

communion atau komunikasi fatis dalam pesan singkat atau SMS mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung kepada dosennya ditandai

kanker serviks, sebelum dilakukan penyuluhan tentang kanker serviks, sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu 22 orang (73,3%). untuk kelompok eksperimen dan

Lansia yang mengalami hipertensi atau memiliki riwayat hipertensi berjumlah 26 orang (74%), di Posyandu lansia tersebut telah diadakan senam dua kali dalam