PENYIANGAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
KERTAS KARYA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
HAEKAL BUDI
082201041
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya : Penyiangan Koleksi di Perpustakaan
Universitas Sumatera Utara.
Oleh : Haekal Budi Kurniawan
NIM : 082201041
PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN
Ketua : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd
NIP : 19570407 198603 2 001
Tanda Tangan :
Tanggal :
______________________
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Kertas Karya : Penyiangan Koleksi di Perpustakaan
Universitas Sumatera Utara.
Oleh : Haekal Budi Kurniawan
NIM : 082201041
Dosen Pembimbing : Hotlan Siahaan, S.Sos
NIP : 19780331 200501 2 003
Tanda Tangan :
Tanggal :
______________________
______________________
Dosen Pembaca : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd
NIP : 19570407 198603 2 001
Tanda Tangan :
Tanggal :
______________________
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Shalawat dan salam
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa’at
atau pertolongannya di kemudian hari .. Amin.
Kertas karya ini berjudul “ PENYIANGAN KOLEKSI DI
PERPUSTAKAAN USU “. Kertas karya ini ditulis untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Ardi Dunir, dan Ibunda Erniwati yang
telah begitu banyak memberikan dukungan kepada penulis baik materi, moral, dan
do’a serta yang telah bersusah payah dengan cucuran keringat dan penuh rasa kasih
sayang dalam mengasuh dan membesarkan penulis.
Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis juga telah banyak menerima
bantuan dari pihak yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk yang tak ternilai
harganya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku ketua Program Studi D-III Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembaca yang telah
memberikan arahan dalam penulisan kertas karya ini.
3. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu pada
penulis serta memberikan banyak masukan dalam penyusunan kerta karya ini.
4. Seluruh staf pengajar beserta staf Administrasi Program Studi D-III Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik saya selama
masa perkuliahan.
5. Kepada Bapak Abdul Hai. AMD yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
melakukan observasi di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
6. Buat teman-teman saya Angkatan 2008 D-III Perpustakaan, yang memberikan dorongan
Akhir kata penulis berharap semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Medan, Juni 2011
Penulis,
Haekal Budi Kurniawan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………..………...i
DAFTAR ISI ………..………... ii
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Tujuan Penulisan ... 2
Ruang Lingkup ... 2
Metode Pengumpulan Data ... 2
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 4
2.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 4
2.1.2 Fungsi Dari Perpustakaan ... 5
2.1.3 Tugas Dari Perpustakaan ... 6
2.2 Pengertian Penyiangan ... 7
2.2.1 Tujuan Penyiangan ... 9
2.2.2 Fungsi Penyiangan ... 10
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Bisa Merusak Buku ... 11
2.2.4 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka ... 13
2.2.5 Cara Merawat Buku ... 17
BAB III PENYIANGAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Universitas Sumatera Utara 18
3.2Koleksi Perpustakaan USU... 23
3.3Pedoman Dalam Melakukan Penyiangan ... 26
3.4Langkah-langkah dalam Melakukan Penyiangan Koleksi di Perpustakaan USU ... 27
3.5Alasan Perlu Diadakan Penyiangan ... 27
3.6Prosedur Penyiangan ... 29
3.7Teknik Dalam Melakukan Penyiangan ... 29
3.8Rintangan Dalam Melakukan Penyiangan ... 30
3.9Kriteria Dalam Melakukan Penyiangan ... 31
3.10Permasalahan Yang timbul Dalam Penyiangan ... 31
3.11Evaluasi Bahan Pustaka Sebelum Penyiangan ... 32
3.12Kriteria Bahan Pustaka Yang Disiangi ... 33
3.13Analisis Kerja Sistem ... 33
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 41
Saran ... 42
Daftar Pustaka ... 43
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Perpustakaan perguruan tinggi memiliki peranan yang sangat penting dalam
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan informasi. Perpustakaan melayani semua
fungsi Tridarma dari suatu perguruan tinggi yaitu pengajaran, penelitian dan
pengabdian terhadap masyarakat. Untuk menjalankan fungsi tersebut, perpustakaan
harus menyediakan pelayanan yang bersifat fundamental dan mutlak. Pelayanan yang
diberikan oleh perpustakaan akan mempengaruhi keseluruhan visi dan misi
perpustakaan.
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi, maka kebutuhan
pengguna perpustakaan terhadap informasi akan berubah dari waktu kewaktu,
sehingga beberapa bahan pustaka menjadi usang isinya. Untuk menjaga agar koleksi
perpustakaan dapat bermanfaat bagi penggunanya, selain koleksi itu harus ditambah
maka koleksi tersebut harus disiangi (weeding).
Pengadaan buku yang dilaksanakan oleh perpustakaan secara terus-menerus
berdasarkan prosedur dan prinsip-prinsip seleksi buku, membuat bahan pustaka
perpustakaan terus bertambah. Namun demikian buku-buku tersebut bukanlah
disimpan seluruhnya untuk selamanya, karena pada akhirnya banyak buku-buku yang
dimiliki itu tidak bermanfaat atau tidak sesuai lagi dengan alasan kondisi fisik
maupun kesesuian isinya.
Penyiangan merupakan bagian dari perawatan bahan pustaka. Kalau
kebijaksanaan pemilihan bahan pustaka baik, maka penyiangan akan berpengaruh
dalam pengembangan koleksi. Fungsi penyiangan ini adalah untuk menjaga agar
koleksi bahan pustaka tetap sesuai dengan masyarakat pemakai. Perpustakaan USU
yang berfungsi untuk melestarikan ilmu pengetahuan, menunjang kurikulum dan
kegiatan penelitian sering menghadapi banyak masalah seperti dalam menampung
banyaknya perkembangan informasi sehingga perlu diadakannya penyiangan terhadap
koleksi bahan pustaka yang memang benar-benar tidak dibutuhkan lagi.
Ada koleksi pustaka yang walaupun usia terbitannya sudah tua, tetapi nilainya
makin tinggi, baik nilai ilmiahnya (intrinsik), maupun nilai fisiknya (ekstrinsik).
ilmu pengetahuan serta diakui sebagai akar perkembangan ilmiah masa kini. Masalah
lain adalah makin terbatasnya ruang perpustakaan tempat menyimpan koleksi dan
makin tingginya biaya pemeliharaan, sehingga perlu mengurangi buku-buku yang
benar-benar tidak bermanfaat lagi.
Untuk jumlah koleksi yang berbahasa Indonesia berjumlah 14.775eksmplar,
sedangkan untuk buku yang berbahasa asing berjumlah 8.045 eksmplar. Untuk jurnal
yang berbahasa Indonesia berjumlah 1.370 eksmplar, sedangkan yang untuk
berbahasa asing berjumlah 255 eksmplar.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan penyiangan koleksi perpustakaan USU. Dengan demikian penulis
memilih judul “ PENYIANGAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN USU”.
1.2Tujuan penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan kertas karya ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara ataupun metode yang dilakukan oleh perpustakaan USU
dalam menanggulangi agar koleksi perpustakaanya tetap terbaru.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam melakukan penyiangan.
1.3Ruang Lingkup
Sesuai dengan judul kertas karya penulis yaitu “Penyiangan Koleksi di
Perpustakaan USU” maka ruang lingkup penulisan di titikberatkan pada penyiangan
(weeding). Koleksi bahan pustaka buku ini penulis mencoba mengangkat topik
tentang penyiangan koleksi di perpustakaan USU yang mempunyai koleksi cukup
banyak.
1.4Metode Pengumpulan Data
Pada penulisan kertas karya ini, penulis mengumpulkan data dengan
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Studi Pustaka ( Library Research )
Yaitu dengan mempelajari literature atau bahan pustaka yang berhubungan dengan
2. Studi Lapangan ( Field Research )
Yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung ke perpustakaan USU serta
mengadakan wawancara dengan petugas perpustakaan tersebut.
BAB II
Perpustakaan Perguruan Tinggi mempunyai peran penting di dalam sebuah
universitas. Perpustakaan di perguruan tinggi menyimpan berbagai macam koleksi,
seperti buku, jurnal, laporan tahunan serta layanan yang bersifat digital. Perpustakaan
perguruan tinggi harus ada di setiap perguruan tinggi.
Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: buku pedoman (1994:3) dinyatakan
bahwa : Perpustakaan perguruan tingi adalah unit pelaksana teknis (UPT) perguruan
tinggi yang bersama-sama dengan unit lain, turut melaksanakan Tri Dharma
perguruan tinggi dengan cara memilih, menyinpan, mrngolah, merawat serta
melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan
masyarakat akademis pada umumnya.
Sedangkan menurut Soedibyo (1987:1) perpustakaan perguruan tinggi adalah “suatu
unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang
bersama-sama dengan uint lainnya tetapi dalam peranan berbeda, bertugas membantu
perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakn tri dharma”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap perguruan tinggi harus
mempunyai perpustakaan. Karena itu adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh
perguruan tinggi.
Kebutuhan setiap perpustakaan dari waktu ke waktu terus berubah, Semakin
banyaknya kebutuhan yang diinginkan sebuah perpustakaan mengharuskan
menyiadakan koleksi terbaru agar perpustakaan tersebut biar tetap up date. Maka itu
perlu di lakukan penyiangan koleksi agar koleksi tidak terlalu banyak dan tidak
menumpuk.
2.1.1 Tujuan perpustakaan Perguruan Tinggi
Tujuan dari pendidikan perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas dari perguruan
tinggi tersebut, sekaligus juga meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan juga
untuk mencerdaskan setiap orang yang bernaung di perguruan tinggi tersebut.
Menurut Sulistyo-Basuki (1993:52) secara umum tujuan perpustakaan perguruan
tinggi adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf
pengajaran dan mahasiswa, sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi.
b. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program sarjana dan pasca sarjana.
c. Menyediakan ruang belajar untuk pemakai perpustakaan.
e. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.
Dalam buku pedoman umum perpustakaan perguruan tinggi (1979:1)
dinyatakan bahwa tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah
untuk mendukung, memperlancar, serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program
kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi, yang meliputi lima aspek
yaitu :
a. Pengumpulan informasi b. Pelestarian informasi c. Pengolahan informasi d. Pemanfaatan informasi e. Penyebarluasan informasi
Sedangkan menurut buku pedoman umum pengolahan koleksi perpustakaan
perguruan tinggi (1999:4) dinyatakan bahwa : sebagai integral dari suatu perguruan
tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk menunjang pelaksaan program perguruan
tinggi sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Dari pengertian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa tujuan dari
perpustakaan sangat baik dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan setiap orang,
bangsa dan negara.
2.1.2 Fungsi dari Perpustakaan Perguruan Tinggi
Agar perpustakaan perguruan tinggi dapat berjalan dengan maksimal maka harus
mempunyai fungsi-fungsi yang seperti dijelaskan di bawah ini.
Menurut buku pedoman umum perpustakaan perguruan tinggi (1979: 3) : fungsi
perpustakaan dapat ditinjau dari beberapa segi proses pelayanan.
a. Ditinjau dari segi program kegiatan perguruan tinggi yang didukung sesuai dengan perannya perpustakaan, perpustakaan perguruan tinggi mempunyai tiga macam fungsi yaitu :
1) sebagai pusat pelayanan informasi 2) sebagai pendidikan dan pengajaran
3) sebagai pusat pelayanan informasi untuk program penelitian
4) sebagai pusat pelayanan informasi untuk pengabdian kepada masyarakat
b. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi ditinjau dari beberapa segi proses pelayanan . 1) sebagai pusat pengumpulan informasi
c. Ditinjau dari segi pelaksanaannya, pada setiap fungsi perpustakaan perguruan tinggi tersebut di atas dua sifat fungsi yaitu :
1) fungsi yang bersifat akademis edukatif 2) fungsi yang bersifat administrasif teknis
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gagasan-gagasan para ahli itu
benar. Harus ada fungsi yang seperti mereka sebutkan tadi. Yang mana
fungsi-fungsi tersebut harus berjalan dengan baik. Menurut para ahli apabila suatu
perpustakaan ingin maju maka sebuah perpustakaan tersebut harus menerapkan
fungs-fungsi yang telah mereka sebutkan tadi.
2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tiap-tiap perpustakaan perguruan tinggi mempunyai tugas yang berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhan perguruan tinggi tersebut. Ada suatu perpustakaan perguruan tinggi
yang hanya melayani pengguna saja tetapi ada juga perpustakaan perguruan tinggi
yang melayani pengguna melakukan proses peminjaman buku serta transaksi
peminjaman dan pengembalian buku.
Menurut Sjahrijal-Pamuntjak (2000:5) Tugas perpustakaan adalah :
Melayani keperluan para mahasiswa dari tingkatan persiapan sampai kepada mahasiswa
yang sedang menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam
persiapan bahan perkuliahan serta para penelitian yang bergabung dalam perguruan
tinggi yang bersangkutan.
Menurut pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan umum (2000:5) tugas
perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin
untuk mengadakan, mengolah, dan merawat pustaka serta kampus.
Pendapat lain tentang tugas perpustakaan menurut Wiese (1999:11) menguraikan:
a. Mensuplai informasi
b. Mengemban hasrat ingin tahu
c. Memberikan inspirasi, ide baru dan semangat ingin maju
d. Memberikan bermacam-macam pandangan dan pendapat
e. Membantu siswa belajar mandiri
f. Memberikan ketrampilan penggunaan jasa perpustakaan
g. Meningkatkan ketrampilan membaca dan memperkaya perbendaharaan kata h. Menyajikan karya sastra yang baik
i. Memberikan informasi tentang karir dan hobi
j. Sebagai batu loncatan untuk mengenal jasa perpustakaan
Adapun tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah :
1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan-bahan yang d butuhkan untuk pengajaran.
2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam
3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi para peneliti.
4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik berupa tercetak maupun tidak tercetak.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tiap-tiap tugas perpustakaan
perguruan tinggi itu berbeda-beda dan tidak sama serta mempunyai tugas yang
berbeda juga. Perpustakaan yang pada umumnya melayani pengguna baik dari
masyarakat sampai kepada mahasiswa dan dosen. Oleh karena itu, perpustakaan
mempunyai peranan penting di dalam kehidupan.
2.2 Pengertian Penyiangan
Penyiangan adalah suatu praktek mengeluarkan bahan pustaka dari koleksi
yang copynya kelebihan, dan koleksi yang jarang digunakan serta koleksi yang
informasinya kurang tepat dan kurang relevan untuk kurikulum yang dibutuhkan oleh
mahasiswa (Yulia :1999;198-199).
Sedangkan menurut Thompson (1943:148) Penyiangan adalah suatu praktek
yang dilakukan untuk menarik koleksi atau mengirim koleksi yang kelebihan copy
serta jarang digunakan dimana tingkat pemakaiannya sangat rendah.
Sedangkan menurut M. P. Douglas dalam Siregar (1999;17-18) adalah suatu
proses untuk mengeluarkan bahan pustaka dari koleksi perpustakaan, dimana koleksi
tersebut sudah usang isinya atau rusak yang tidak mungkin diperbaiki lagi.
Menurut Sulistyo Basuki dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan
(1991:271-274) disebutkan bahwa preservation atau pelestarian mencakup semua aspek usaha
melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk di dalamnya kebijakan pengelolaan,
keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik penyimpannnya. Conservation
atau pengawetan terbatas pada kebijakan serta cara khusus dalam melindungi bahan
pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi tersebut.
Kebijakan pengawetan dan pelestarian bahan pustaka suatu perpustakaan
berkaitan dengan perencanaan serta kegiatan mengurangi kerusakan bahan pustaka.
Kegiatan-kegiatan pengawasan lingkungan dan fisik materi dan gedung,
pengembangan perencanaan kesiagaan terhadap kerusakan bahan pustaka, usaha alih
media/bentuk, serta perawatan preventif dan perbaikan dituangkan dalam program
yang terpadu. Harus ditunjuk orang, bagian atau pihak tertentu yang bertanggung
berbagai pihak, termasuk di dalamnya pihak administrasi perpustakaan, pengawas
gedung (maintenance), dan pihak atasan dari instansi induk setempat. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kebutuhan pengguna yang meningkat dan berubah dari
waktu ke waktu, serta pengembangan koleksi perpustakaan yang dilakukan secara
terus menerus menyebabkan makin bertambah banyaknya koleksi yang ada di
perpustakaan. Sebagian koleksi pustaka akan berkurang manfaatnya, misalnya karena
ada perkembangan baru sehingga diperlukan edisi mutakhir. Ada koleksi pustaka
yang walaupun usia terbitannya sudah tua, tetapi nilainya makin tinggi, baik nilai
ilmiahnya (intrinsik), maupun nilai fisiknya (ekstrinsik). Koleksi pustaka tersebut
merupakan karya langka, memuat sejarah perkembangan ilmu pengetahuan serta
diakui sebagai akar perkembangan ilmiah masa kini. Masalah lain adalah makin
terbatasnya ruang perpustakaan tempat menyimpan koleksi dan makin tingginya biaya
pemeliharaan, sehingga perlu mengurangi buku-buku yang benarbenar sudah tidak
bermanfaat. Berdasarkan hal tersebut, maka usaha penyegaran koleksi melalui
kegiatan penyiangan koleksi perpustakaan menjadi sangat penting, terutama untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan
pengguna dan misi perpustakaan.
Penyiangan bahan pustaka atau weeding yaitu upaya mengeluarkan koleksi
dari susunan rak karena tidak diminati terlalu banyak eksemplarnya, telah ada edisi
terbaru maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini dapat
diberikan ke perpustakaan lain , atau dihancurkan untuk dibuat kertas lagi.
Koleksi perpustakaan secara berkala perlu disiangi agar bahan pustaka yang sudah
tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan pustaka yang baru . pemilihan bahan
pustaka yang dikeluarkan dari koleksi sebaiknya dilakukan oleh petugas perpustakaan
dan guru, kemudian untuk dipisahkan atau dipindahkan, dihibahkan atau
dimusnahkan. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan kemuktakhiran,
kesesuaian, dan kondisi fisik dokumen.
2.2.1Tujuan Penyiangan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kebijakan
penyiangan koleksi (weeding) di Universitas Sumatera utara Penyiangan adalah
proses mengeluarkan koleksi dari rak karena koleksi tersebut sangat rusak, terbitan
lama, tulisannya kurang difahami, kurang diminati, kurang relevan, terlalu banyak
rangka menjaga kemutakhiran dan daya guna koleksi perpustakaan sehingga
perpustakaan semakin diminati dengan koleksinya yang segar dan up-to date.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode diskriptif kualitatif, yaitu
peneliti mengambil data dengan cara observasi langsung ke lokasi penelitian,
wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Universitas Sumatera Utara telah melakukan kegiatan penyiangan dan memiliki
kriteria serta prosedur penyiangan bahan pustaka namun belum memiliki kebijakan
penyiangan secara tertulis. Maka diharapkan agar Universitas Sumatera Utara
memiliki kebijakan penyiangan secara tertulis demi meningkatkan kinerja
perpustakaan sebagai penyedia informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan penyiangan adalah suatu
praktek untuk mengerluarkan bahan pustaka yang mana bahan pustaka tersebut tidak
dapat di gunakan lagi.
2.2.2 Fungsi Penyiangan
Fungsi penyiangan adalah untuk menjaga agar koleksi perpustakaan tetap sesuai
dengan keperluan masyarakat pemakai.Di samping itu penyianaganyang di kerjakan
pustakawan juga berfungsi untuk memudahkan pemakai mengetahui buku-buku yang
masih segar dan menarik.
Fungsi dari kegiatan konservasi dan preservasi sebagai upaya pengawetan dan
pelestarian bahan pustaka adalah sebagai berikut:
a. Fungsi melindungi,adalah untuk melindungi bahan pustaka supaya terjaga kelestariannya b. Fungsi pengawetan, untuk membuat bahan pustaka menjadi lebih awet dan tahan lama c. Fungsi kesehatan, adalah terjaga kebersihannya sehingga petugas maupun pengguna
perpustakaan terjaga kesehatannya
d. Fungsi pendidikan, adalah melatih atau mendidik pengguna untuk lebih memperhatikan penggunaan dan perlakuan terhadap bahan pustaka
e. Fungsi kesabaran, adalah melatih kesabaran karena untuk merawat bahan pustaka diperlukan kesabaran yang besar
f. Fungsi sosial, adalah mampu menciptakan komunikasi dan hubungan dengan pihak luar
g. Fungsi ekonomi, adalah menghemat anggaran dalam kegiatan pemeliharaan bahan
pustaka
h. Fungsi keindahan, karena dengan kerapian dan kebersihan bahan pustaka maka akan tercipta keindahan sehingga pengguna akan merasa senang
Pada Perpustakaan USU penyiangan yang dilakukan berfungsi untuk melestarikan
ilmu pengetahuan dan menunjang kurikulum pendidikan. Penyediaan buku-buku baru
yang sesuai dengan kurikulum yang sedang berjalan ini juga akan bermanfaat dalam
Dikumpulkan di dalam suatu tempat. Selanjutnya bahan pustaka tersebut diperiksa satu persatu
dengan baik dan teliti, serta disesuaikan dengan pedoman pelaksanaa penyiangan.
Apabila koleksi tersebut sudah disesuaikan, maka koleksi yang tergolong sudah out of
date disisihkan dari koleksi yang memerlukan perbaikan. Bahan pustaka yang
tergolong sudah tidak sesuai dengan informasi
2.2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG BISA MERUSAK BUKU
Menurut Tauber, Maurice F. (1983: 1) menyatakan bahwa faktor-faktor yang bisa
merusak buku adalah :
a. Faktor Biotis (termasuk jamur dan serangga)
Bahan pustaka yang sudah menderita penyakit jamur biasanya warna kertasnya
berubah menjadi kuning, karena memang jamur bisa menyebabkan
berubahnya warna kertas, di samping itu jamur bisa menyebabkan kertas
lengket satu dengan yang lain sehingga halaman bahan pustaka tersebut tidak bisa
dibuka dan kalau hal ini dipaksa, halaman itu bisa robek. Jamur bis a
t umbu h su bur karena ke le mba ba n udara yang t inggi Jamur akan berhent i
berkembang biak kalau kele mbaban udara tidak sesuai.. Hal ini ditandai
dengan adanya bint ik-bintik coklat pada bahan pustaka tersebut. S e r a n g g a
s a n g a t b e r b a h a y a b a g i b a h a n p u s t a k a . R a ya p misalnya akan memakan
buku jika kayu di sekitarnya sudah habis dimakannya. untunglah sekarang
ini banyak rak yang, terbuat dari logam sehingga rayap tidak bisa
memakannya. Kecoa sangat merusak buku dengan cara meningggalkan noda pada
kertas. Di samping, itu kotorannya yang berupa cairan dapat merusak
keutuhan buku. Hal yang bisa mengundang hadirnya kecoa adalah sisa-sisa
makanan yang tercecer. Itulah sebabnya mengapa di ruang baca perpustakaan
d ilar a ng ma ka n at au me mba w a ma k a na n. Ta ng a n ya ng ak a n memegang
bahan makanan juga harus bersih bebas dari noda minyak karena kalau
buku itu ternoda minyak akan mengundang bahaya serangan
Serangga. S e r a n g g a ya n g c u k u p b e r ba h a ya a d a la h n g e n g a . B inat a ng in i
me milik i t u bu h t ip is ber war na co k lat d a n s a ngat ge mar hid u p da n
berk e mba ng bia k d i t e mp at ya ng g e la p s e p e r t i mis a ln ya d id a la m bu k u ,
r a k , a lma r i d a n t empat -tempat la in yang, se je nis. Sasaran dari ngengat
yang cukup berbahaya adalah apa yang disebut dengan kutu buku. Sebetulnya
binatang, ini adalah sangat kecil berwarna abu-abu dan putih,
badannya lemah sedangkan kepalanya relatif lebih besar dengan gigi yang
kuat. B inat ang ini me nyera ng per mukaa n kert as sehingg a mengakibatkan
huruf-huruf banyak yang hilang dan akibatnya buku tersebut sulit dibaca.
b. Faktor fisika
Suhu udara ya ng t ingg i dapat me mp ercepat pro ses perusakan kertas
karena kertas menjad i kering dan pecah-pecah dan rapuh. Kelembaban yang
tinggi dapat menyuburkan t u mbu h n ya ja mu r d a n s e ba ik n ya k e le mb a b a n
ya ng r e nd a h dapat menyebabkan kertas menjadi kering dan cepat hancur.
Se la in it u s ina r mat a har i ya ng la ng s u ng me ng e na i buk u a k a n me r u s a k
bu k u . D e bu ju g a b is a me n ja d i mu s u h b u k u karena se lain mengganggu
kesehatan, debu dapat menimbu lkan noda-noda, mengaburkan tulisan dalam
buku menularkan jamur.
c. Faktor kimia
Bahan pencemaran udara banyak bervariasi dan yang ber be nt uk g a s
pe nce mar a n, p art ike l lo g a m sa mp a i u ns u r ya ng be sar sep ert i mis a lnya
debu da la m udara merupakan s a la h s a t u p e n ye b a b b e s a r r u s a k n ya
k e r t a s d a n b a h a n o rga nik la in ya ng bis a me n imbu lk a n no da- no d a
per ma ne n pada kertas tersebut. Pence maran tadi bisa dikendalikan dengan
cara menjaring udara.
d. Faktor Manusia
Buka n ha nya s era ngg a s a ja ya ng merup a ka n mu su h besar buku, tetapi
juga manusia. Hanya dengan cara me megang buku saja sudah bisa merusak
buku. Tangan yang kotor atau berminyak bisa mengganggu kondisi buku
karena tangan ya n g b e r min ya k b is a me nd a t a ng k a n k e c o a a t a u s e r a ng g a
la in. Be lu m lag i ada t angan ja hil ya ng senga ja mero bek kert as dan
sekedar menco rat-coret dengan st abilo s a mbil memberi komentar yang
tidak perlu. Sering kali kita lihat ada o rang yang se nga ja me lipat bagia n
t ert ent u sebagai bat as ha la ma n ya ng a ka n d ifo t o ko pi, le b ih- le b ih p ad a
buku ba nya k ha la ma n n ya t e ba l, mis a ln ya E ns ik lo pe d i da n k a mu s.
Keru s ak a n in i ak a n bert a mba h be sar k are na buk u- bu ku t e ba l it u haru s
d it e ka n ap a bila d ifo t o co p y. Disamping itu, cara penempatan buku pada rak
padat didalam jajaran rak karena kalau dipaksa, bagian kulit dan punggung
akan lekas rusak. Karena itulah ada ketentuan dala m hal penempatan buku
pada rak, yaitu pustakawan tidak bakal memenuhi seluruh rak dengan buku,
sehingga rak menjadi penuh. Harus ada tempat yang kosong.
e. Faktor bencana alam
Ke bakaran at au banjir misa lnya merupakan be nca na ya ng bis a t iba-t iba
t erjad i. Kewaspad aa n dan ke s iapa n pent ing, sehingga bisa dia mbil
tindakan yang cepat dan t e p a t u nt u k b is a me ng u r a ng i r e s ik o k e r u s a k a n
a p a b i la be nar- be nar t er ja d i, mis a ln ya me n yia pk a n a lat p e ma da m
kebakaran di set iap ruangan. Usaha pencegahan kerusakan bu k u me ma ng
ha r u s d i la k u k a n s e d in i mu ng k in. H a l in i . memang jauh lebih ba ik dan
mudah d ibandingkan dengan melakukan perbaikan terhadap buku yang terlanjur
rusak.
2.2.4 PENCEGAHAN KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA
Menurut Tauber, Maurice F. (1983: 3) Menyatakan bahwa pencegahan kerusakan
bahan pustaka adalah sebagai berikut:
a. Vacuum cleaner
Membersihkan buku dan rak tempat penyimpanan buku secara berkala
merupakan langkah untuk mencegah kerusakan buku, terutama adalah debu.
Untuk membersihkan buku yang mudah lepas, digunakan s ikat atau kalau
tidak ada s ikat juga boleh digunakan kuas.
Va c u m c l e a n e r ju g a b is a d i ma n fa a t k a n d e n g a n sedikit peringatan yaitu
karena daya isapnya yang sangat kuat makes alat ini digunakan secara hati-hati.
Pergunakan Vac uu m Cl ean e r in i u nt uk me ng is ap d e bu ya ng me ngo t o ri
t e mp a t p e n y i mp a n bu k u d a n ba g ia n l u a r bu k u p a d a ya ng mas ih
baik/kuat dan jangan pada buku yang sudah rapuh karena bisa berakibat
semakin rusaknya buku tersebut. Ka r e t b u s a a t a u s p o n d a p a t ju g a d ip a k a i
u nt u k me mber s ihk a n buku dar i d e bu. Se ba ik n ya k aret bu s a in i
d ip e r g u n a k a n m e m b e r s i h k a n d a r i a r a h t e n g a h t e r le b i h da hu lu baru
ke arah p ingg ir. No da-no da ya ng sukar d ih ila ng k a n d e ng a n k u a s a t a u
s ik a t b is a d i la k u k a n d e ng a n karet penghapus.
Me let akkan buku pada le mar i kaca merupakan sa la h sat u car a u nt uk
me ng h ind ar i ser a nga n d e bu. N a mu n de mik ia n, Bu ku- buk u ya ng
d it e mp at ka n pa da le ma r i ka ca it u masih tetap harus dibersihkan secara
berkala.
c. A C (Air Conditioning)
Memasang AC pada ruangan perpustakaan juga merupakan sa lah satu cara
untuk merawat buku. Dengan me masang AC, berarti ruangan harus dala m
keadaan tertutup berarti mengurangi masuknya debu, AC ini bisa membantu
menurunkan ke lembaban udara, Mencegah perke mbangan tumbuhnya ja mur
p a d a b u k u . S e la in it u A C ju g a b is a me ng a t u r s u hu d a n kelembaban
udara ruangan sesuai dengan standar penyimpana n bu k u ya it u a nt a r a 2 0
s . d . 2 4 d e r a ja t c e lc iu s d a n ke le mba ban a nt ara 45 s.d. 60 RH. Sebaik nya
AC ini d ihidupkan 24 jam, karena bila tidak justru akan lebih menjadi buruk
kondisi buku.
d. Insektisida
Agar ruanga n pe nyimpa na n buku at au ruangan baca buk u d ap at t er be ba s
dar i s era ng a n ser a ngg a, Se ba ik n ya dind ing, langit- langit, rak buku dan
tempat penyimpanan s e c a r a b e r k a la d i s e mp r o t d e n g a n b a h a n
I n s e k t is id a . S e r a n g g a t id a k me n yu k a i b a u - b a u ya n g b e r b a u k a mfe r ,
n apthalene ball dan bahan yang sejenis.
e. Sinar matahari
Sinar matahari harus dicegah langsung masuk melalui je nd e la , k a r e na S in a r
ma t a ha r i la ng s u ng b is a me r u s a k buku. Untuk itu, setiap jendela harus
dilengkapi dengan k a c a f i lt e r a t a u k a c a d i f u s e r g u n a me l e m a h k a n s i n a r
matahari yang masuk. Mikrofilm dan mikrofis juga sudah banyak dilakukan
w a la u t e n t u s a ja r e la t i f m a h a l. P a d a u m u m n y a , b a h a n pustaka yang
dimikrofilmkan ini adalah surat kabar, arsip dan buku-buku langka.
f. Fumigasi
Fu mig as i juga ba nya k d ila kuka n pu st akawa n ya ng be r t u ju a n u nt u k
me mb u nu h s e r a ng g a t e r ut a ma t e lu r d a n lar va nya sert a bis a me mat ik a n
ja mur. P e fu mig a s ia n in i d ila kuka n de nga n me nggu naka n ba ha n k imiaw i
sepert i mis alnya karbo n tetra klor ida, me thyl bio mida, t hymo l kristal,
Fumigasi ini bisa dilakukan dengan tiga Cara yaitu: a. Dilakukan diruangan
penyimpan buku. b. Membawa buku ke ruang fumigasi sedangkan ruang
penyimpanan disemprot dengan bahan kimia pembunuh serangga dan
keinudian dibersihkan. c. Dilakukan dalam almari terutama kalau jumlah
buku sedikit.
Ba ha n pust aka ya ng suda h t er la njur ru sa k jug a perlu diperbaiki dengan
tekun,telit i dan sabar. Misalnya buku yang telah rusak sampulnya harus
segera diperbaiki, baha n ya ng Mungkin juga kita harus menambah atau
menambal k e r t a s k a la u a d a ba g ia n bu k u ya ng h i la ng , s o b e k a t a u
b e r lu b a n g . U n t u k me n a m b a l b u k u ya n g b e r lu b a n g d a p a t
d ip ergu na ka n p u lp. Pu lp in i c uku p mu d a h d ibu at , ya it u dari kertas bekas
disobek kecil-kecil kemudian dilumatkan dengan lem cair. Kertas yang
berlubang diletakkan diatas kaca yang telah d ibasahi dengan air suling.
Bagian yang berlubang kemudian dit amba l dengan pulp, kemud ian tekan
tambalan tersebut dengan menggunakan kertas pengisap dan dipress.
Laminasi merupakan cara untuk melindungi buku yang sudah rapuh agar tidak
bertambah parah. Untuk melaminasi bu k u h a r u s d ile p a s t e r le b ih d a hu lu ,
k e mu d ia n d i j il id kembali seperti semula. M a s i h b a n ya k c a r a u nt u k
me r a w a t b a h a n p u s t a k a terutama majalah agar masa pakainya lebih lama.
Buku yang bar u d at a ng k it a s a mp u l t er le b ih d a hu lu d e ng a n s a mp u l
plast ik mika dengan ukuran plast ik 0.07 atau 0,0. Pada s a at in i ba n ya k
bu k u ba r u ya n g mu t u ja h it a n n ya t id a k baik, misa lnya buku hanya dile m
pada bagian punggungnya s e h ing ga buk u mu d a h le p a s. M ak a k it a haru s
me na mba h ikatan atau jahitan pada punggung, digergaji sedalam 1/2 cm
sebanyak 3 lubang, kemudian sampul dengan karton yang tebal Cara unt uk
mena mbah keawet an dan masa paka i buku dan majalah adalah dengan jalan
menjilid dan membendel. Bahan karton untuk membendel harus dari bahan
yang, cukup baik, misalnya lem harus terbuat dari bahan organik yang tidak
disukai oleh serangga atau tikus.
Koleksi yang terawat dengan baik, sudah barang tertentu akan mem-pengaruhi image
yang positif terhadap kualitas layanan perpustakaan, sehingga akan timbul daya tarik
yang kuat bagi para siswa, guru, yang akhirnya diharapkan para siswa, guru selaku
pemakai perpustakaan ada interes berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan
2.2.5 Cara merawat buku
Menurut Wofford, Azile (1959: 1) Menyatakan bahwa cara merawat buku adalah :
a. Cara yang termudah adalah merawat daripada mengobati. Biasakan untuk memberi
sampul plastik pada buku yang baru di beli.
b. Jangan sekali-kali menggunakan buku sebagai bantal atau pengganjal pintu. Kegiatan
seperti itu akan lebih mempercepat penuaan pada buku. Hentikan kebiasaan
membolak balikkan halaman buku dengan membasahi tangan. Apalagi pakai air
ludah. Dilarang melipat buku atau menandai halaman buku dengan
mencorat-coretnya. Cukup selipkan kertas pembatas pada halaman yang belum selesai Anda
baca.
c. Posisi terbaik untuk meletakkan buku adalah dalam keadaan berdiri pada rak khusus.
Tapi akan lebih baik jika menyimpannya dalam lemari tertutup untuk menghidari
debu yang berlebih. Jangan menumpuk buku. Apalagi dengan beban berat di atasnya.
Hal tersebut akan membuat lembaran-lembaran buku saling menempel,
huruf-hurufnya cepat pudar dan jilidnya jadi gampang lepas. Kalau bisa beri butir penyerap
air (silica gel) dan kapur barus dalam rak atau lemari buku.
d. Jangan menjejal-jejalkan rak buku. Berilah sedikit ruang untuk mempermudah
pengambilan dan pengaturan buku. jangan juga membiasakan membawa buku dengan
memasukkan ke dalam tas yang penuh dengan berbagai macam barang. Apalagi
mencampurnya dengan makanan. Lebih baik jangan memaksakan buku itu masuk
dalam tas yang ukurannya lebih kecil dari buku.
e. Hindarkan buku dari air, minyak, debu dan panas matahari langsung atau lampu yang
berkekuatan tinggi. hal-hal itu dapat merusak buku. Kertasnya akan cepat berjamur,
warnanya menguning dan gampang robek.
f. Hindari memfotokopi buku. Untuk bisa memfotokopi halaman buku, biasanya
punggung buku akan ditekan kuat-kuat. Hal ini jelas akan memperpendek umur jilid
buku. Selain itu, ingatlah bahwa memfotokopi buku tanpa izin adalah pelanggaran
hukum dan hak cipta.
g. Jika terpaksa harus meminjam buku, catatlah dalam daftar agenda bahwa buku itu
merawatnya. Sayang kalau buku yang sudah kita rawat baik-baik malah hilang karena
teman itu menyepelekannya.
h. Lakukan perawatan khusus dengan lebih cermat dan meyeluruh secara berkala.
Dijamin suatu saat Anda pasti membutuhkannya lagi. Dan akan merasa bangga bisa
menghargai buku yang begitu berjas
BAB III
3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
Perpustakaan USU didirikan pada tahun 1970. Kemudian perpustakaan ini
menjadi perpustakaan sentral yang dimulai dengan bergabungnya sejumlah
perpustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang diresmikan pada tanggal 2
Nopember 1987 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bila ditelusur kembali
sejarah USU, perpustakaan pertama didirikan di lingkungan USU adalah
Perpustakaan Fakultas Kedokteran (1952) dan kemudian disusul oleh Perpustakaan
Fakultas Hukum (1954). Ketika itu USU masih merupakan sebuah Yayasan yang
kemudian diserahkan kepada pemerintah serta diresmikan sebagai Perguruan Tinggi
Negeri ke tujuh di Indonesia pada tanggal 20 Nopember 1957.
Perpustakaan USU menempati sebuah gedung berlantai empat dengan luas
sekitar 6.090 m2 yang terletak di tengah-tengah kampus. Setelah USU berubah status
mejadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN), Perpustakaan
USU mulai mendekatkan pelayanannya kepada pengguna dengan membuka
Perpustakaan Universitas Cabang pada sejumlah Fakultas.
Pembukaan Perpustakaan Universitas Cabang ini didasarkan kepada Pasal 31
ayat 2 Anggaran Dasar USU dan Pasal 77 ayat 3 Anggaran Rumah Tangga USU.
Sekarang ini ada 6 (enam) Perpustakaan Universitas Cabang yaitu: a) Perpustakaan
Universitas Cabang Fakultas Hukum yang mulai beroperasi pada akhir tahun 2006, b)
Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas MIPA yang mulai beroperasi pada awal
tahun 2007, c) Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kedokteran Gigi dimulai
beroperasi awal tahun 2008, d) Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kedokteran
mulai beroperasi bulan Agustus 2008, e) Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas
Kesehatan Masyarakat mulai beroperasi pada bulan Desember 2008, dan f)
Perpustakaan Cabang Fakultas Keperawatan mulai beroperasi pada awal tahun 2010.
Kemudian Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Farmasi yang saat ini sedang
dalam proses penataan ruangan dan direncanakan akan beroperasi pada bulan Januari
2011, serta Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Pertanian akan mulai ditata
pada awal tahun 2011.
Gedung Perpustakaan dikelilingi areal taman dan parkir seluas sekitar 4 Ha.
Gedung Perpustakaan Universitas hanya dapat menampung sekitar 750 orang
pembaca dalam waktu yang bersamaan. Pada masa kuliah (Agustus s.d. Desember
dan Februari s.d. Juni) Perpustakaan biasanya sangat ramai sehingga ada kalanya daya
Universitas Cabang Fakultas dapat menampung sekitar 198 pembaca. Selain itu, pada
jam tertentu mahasiswa harus antri di Layanan Sirkulasi dan Layanan Digital. Untuk
memperluas daya tampung koleksi dan pengguna perpustakaan yang terus mengalami
peningkatan yang sangat signifikan, sejak tahun 2007 telah dimulai pembangunan
Gedung Perpustakaan Unit II seluas 6.323 M2 dari dana bantuan Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara dengan anggaran tahun jamak (multi years), namun tahun 2009 dan
2010 lanjutan pembangunan gedung tidak mendapat pendanaan. Gedung ini
direncanakan memiliki arsitektur yang sama dengan Gedung Perpustakaan Unit I,
yang kemudian direncanakan akan dihubungkan dengan jembatan penghubung antar
lantai atau sekurang-kurangnya untuk Lantai Dasar dan Lantai-2.
Dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya Perpustakaan mengalami
perkembangan pesat khususnya sejak dua puluh tahun terakhir. Sejak tahun 1991,
Perpustakaan mulai melakukan perubahan mendasar dalam berbagai aspek
pelayanannya dengan menerapkan manajemen baru untuk memberdayakan sivitas
akademika USU. Perpustakaan benar-benar berorientasi pada kepentingan mahasiswa
sebagai pelanggan utama USU. Prinsip kewirausahaan yang mengutamakan kepuasan
pelanggan dijadikan sebagai filosofi penyelengaraan pelayanan. Upaya tersebut
menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan ditandai dengan meningkatnya
penggunaan fasilitas Perpustakaan oleh mahasiswa dengan pertumbuhan rata-rata
antara 10 s.d 25% setiap tahun sampai dengan 2010.
Perpustakaan sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma Perguruan
Tinggi memiliki peranan yang besar dalam mendukung misi dan tujuan USU sebagai
pusat pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, pusat
pendidikan yang mampu bersaing secara global dan mampu mengembangkan diri
sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja, penelitian yang mampu mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta sebagai pusat konsultasi dan rujukan bagi
dunia usaha/industri. Berkaitan dengan itu, Perpustakaan terus berupaya untuk
menyelaraskan peranannya dalam mengikuti dinamika perkembangan USU.
3.2 Organisasi dan Tatalaksana
Perpustakaan USU berkedudukan sebagai unit pelaksanaan teknis (UPT)
merupakan perangkat kelengkapan USU dan bersifat urgen sebagai sarana penunjang
program kegiatan di lingkungan USU, yang mempunyai tugas pokok secara
Perpustakaan sebagai pelayanan informasi berkembang cepat, demikian juga
halnya dengan UPT perpustakaan USU. Perkembangan ini menuntut perpustakaan
untuk terus menerus mengadakan evaluasi terutama struktur organisasinya yaitu
struktur yang menunjang operasional perpustakaan.
Untuk memenuhi tuntutan perkembangan pelayanan perpustakaan USU telah
mengembangkan organisasinya dengan membuat struktur baru yang mana tersebut
dapat dilihat di bawah ini
Kepala Sub Bidang
Ketua Tim Rujukan dan Bantuan Pengguna Kepala Sub Bagian Tata
Usaha Perpustakaan
Gambar 1 : Struktur Organisasi Perpustakaan USU
Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Tahun 2010
Searah dengan fungsi dan macam kegiatan kerja perpustakaan,susunan
kegiatan kerja di perpustakaan USU meliputi empat macam kelompok kegiatan kerja
yaitu tatalaksana kerja, pembinaan koleksi, pelayanan administrasi umum dan
pelayanan pemakai.
Kegiatan kerja di setiap satuan unit kerja dalam kelompok kegiatan kerja
terdiri dari kegiatan kerja profesional dan non professional. Jumlah tenaga kerja tetap
yang bekerja di perpustakaan USU .
Perpustakaan USU menyediakan koleksi untuk sumber belajar bagi mahasiswa
dan dosen serta peneliti, yang ada pada lingkungan universitas. Agar segala sivitas
akademik terlaksana dengan baik , maka perpustakaan mengadakan bahan pustaka
baik secara pembelian maupun dengan cara menerima sumbangan dari lembaga
ataupun perorangan.
Bahan pustaka yang berbentuk buku ini sangat banyak. Untuk mengetahui
banyaknya pertambahan koleksi buku perpustakaan USU, maka di bawah ini disajikan
perkembangan koleksi bahan pustakanya data tersebut penulis mencoba
melampirkannya pada tahun 2010.
Tabel 1: Jumlah Perolehan Bahan Pustaka No
Jenis
Bahan Pustaka
Sumbangan Pembelian Jumlah
Skripsi
Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
Tahun 2010
Tabel 2: Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis
9 CD-ROM, multimedia 177 - 194
10 CD-ROM, fulltext 1.409 - 2.116
11 Deposit USU 26.452 29.444
12 Deposit ADB 4.781 5.247
13 Deposit WB 1.306 1.448
14 American Corner 3.445 4.996
Jumlah 242.540 672.099 10.304
Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
Tahun 2010
Tabel 3: Jumlah Bahan yang Dirawat
No. Jenis Perawatan Jumlah Eksemplar
(1) (2) (3)
1 Perbaikan Ringan 9.578
2 Penjilidan Majalah/Jurnal 1.486
Jumlah 11.064
Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
Tahun 2010
3.3 Pedoman Dalam Melakukan Penyiangan
Adapun pedoman yand dimiliki oleh Perpustakaan USU adalah sebagai berikut:
1. Buku yang sudah ada edisi baru, di mana terdapat banyak perubahan pada edisi-edisi
sebelumnya.
2. Buku yang isinya kurang bermanfaat bagi pengguna perpustakaan.
3. Buku yang eksemplarnya dianggap terlau banyak
4. Buku yang isinya out of date
5. Buku yang hilang bagiannya atau tidak lengkap
6. Buku yang tidak sesuai denagan subjek yang di butuhkan oleh pengguna
7. Buku yang rusak berat sehingga tidak mungkin diperbaiki lagi.
Pedoman yang di miliki oleh perpustakaan USU ini ada namun belum dapat dilakukan
3.4 Langkah-Langkah dalam Melakukan Penyiangan Koleksi di Perpustakaan USU
William A.Katz (1980:75) mengatakan pengeluaran buku dan bahan bentuk lainnya
dari perpustakaan mempunyai dua bentuk khusus, yaitu penyiangan koleksi secara
aktual dan pembatasan pada koleksi riset.
Menurut Wallace John Bork dan Rose Mary Margill (1979:60) mengatakan
penyiangan koleksi yang akan dilaksanakan pada suatu perpustakaan tergantung
kepada kebijaksanaan perpustakaan itu sendiri.
Berikut ini dibicarakan beberapa kebijakan yang digunakan untuk mengeluarkan
bahan pustaka di Perpustakaan USU.
1. Penyiangan dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. 2. Bahan pustaka dikeluarkan dari rak dikarenakan isinya.
3. Pada umumnya bahan pustaka yang bukan dari hasil penelitian, ada kategori tertentu terhadap buku yang akan disiangi.
4. Ada beberapa faktor yang harus di perhatikan dalam memutuskan suatu buku untuk di keluarkan dari rak yaitu: hubungan buku tersebut dengan buku lain yang subjeknya sama, dana yang tersedia untuk membeli buku baru.
Prosedur penyiangan :
a. Menentukan persyaratan koleksi pustak yang akan disiangi. b. Menentukan jenis koleksi yang akan disiangi.
c. Pemilihan/seleksi koleksi pustaka yang perlu dikeluarkan/disiangi.
Pada tahap ini perlu dipertimbangkan koleksi pustaka yang dianggap sudah tidak bermanfaat bagi pemakai perpustakaan, terutama dalam hal edisi terbitan, volume, nomor dan subjek.
d. Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog,
menghapus data dari pangkalan data/katalog elektronik.
e. Menyimpan di gudang atau menawarkan ke perpustakaan lain yang diperkirakan lebih membutuhkan.
3.5 Alasan Perlu Diadakan Penyiangan
Sebuah perpustakaan kalau ingin melakukan penyiangan, pustakawan tersebut
harus biasa memilih mana bahan pustaka, yang diperlukan lagi, dan yang masih di
perlukan. Alasan mengapa perlu di lakukan penyiangan antara lain:
1. Karena tempat
Tidak semua perpustakaan memiliki tempat yang cukup memadai untuk menampung jumlah
menumpukan bahan pustaka, tetapi bahan pustaka itu haru disusun sebaik mungkin dan
tidak memakan tempat yang banyak.
2. Karena waktu
Dengan berjalannya waktu koleksi pun terus bertambah. Seorang pustakawan harus bisa
memilih koleksi pustaka yang dibutuhkan pengguna dengan seiring berjalan waktu, jadi
apabila pengguna mencari buku yang diinginkannya, mereka tidak perlu repot-repot lagi
untuk mencarinya itulah gunanya di lakukan penyiangan koleksi.
3. Karena copy yang terlalu banyak
Bahan pustaka yang ada di rak, yang memiliki copy ataupun duplikat yang terlalu banyak akan
disiangi. Apalagi frekuensi pemakaian bahan pustaka tersebut sangat rendah. Apabila tidak
disiangi akan membuat kerugian pada perpustakaan dan pada pengguna perpustakaan.
Dimana akan memakan tempat yang banyak dan mempersulit pengguna dalam menelusuri
bahan pustaka yang di butuhkannya.
4. Bahan pustaka telah rusak berat, dan tidak mungkin diperbaiki lagi, atau karena ada
sebagian halaman/isi yang tidak lengkap, lepas atau hilang.
5. Informasi yang dikandungnya dianggap sudah usang karena adanya kemajuan ilmu dan
teknologi.
6. Pengguna sudah tidak membutuhkan subjek yang bersangkutan.
7. Telah ada edisi terbaru yang isinya lebih lengkap dan sesuai jaman untuk judul buku yang
sama. Namun bila ada teori penting dalam edisi lama yang masih bisa dipakai dan tidak
dicakup lagi pada edisi yang baru maka koleksi tersebut tidak perlu disiangi.
8. Diperlukan oleh perpustakaan lain karena subjek isinya sangat cocok.
9. Perubahan kebijakan mengenai program, subjek, kelompok/tingkat pengguna yang
dilayani, atau reorganisasi instansi induk.
10. Secara politis dan religis bertentangan dengan kebijakan pemerintah dan citra adat serta
agama yang dianut oleh rakyat, dalam hal ini biasanya hasil penyiangan tidak dibuang,
namun disimpan di tempat terpisah dan hanya untuk kegiatan penelitian.
11. Jumlah eksmplarnya lebih dari yang ditetapkan/disepakati.
3.6 Prosedur Penyiangan
1. Menentukan persyaratan koleksi bahan pustaka yang akan disiangi, misalnya atas dasar:
usia, terbit subjek, cakupan, kandungan informasi
2. Menentukan jenis koleksi yang akan disiangi, misalnya buku, majalah, brosur, leaflet,
kaset rekaman, laporan tahunan/bulanan dan sebagainya.
4. Pertimbangkan koleksi pustaka yang dianggap sudah tidak bermanfaat bagi pemakai
5. Perpustakaan, terutama dalam hal edisi terbitan, volume, nomor dan subjek.
6. Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog, menghapus data
dari pangkalan data/katalog elektronik.
7. Koleksi pustaka yang disiangi diberi cap yang berbunyi: “Dikeluarkan dari koleksi
perpustakaan”.
8. Membuat Berita Acara tentang hasil penyiangan/penghapusan untuk keperluan
pertanggungjawaban administrasi dengan dilampiri daftar bahan pustaka hasil penyiangan.
9. Menyimpan di gudang atau menawarkan ke perpustakaan lain yang diperkirakan lebih
membutuhkan.
3.7 Teknik dalam melakukan penyiangan
Penelitian ini berisi tentang Analisis Implementasi Prosedur Penyiangan Koleksi di
Perpustakaan USU ini bertujuan untuk mengetahui prosedur penyiangan koleksi dan
jenis koleksi yang disiangi. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, observasi
dan wawancara. Dalam penelitian ini diambil empat informan untuk diwawancarai
dengan menggunakan pencatatan sendiri dan menggunakan alat perekam suara. Untuk
menganalisis data didasarkan pada teori Miles dan Huberman dengan tiga langkah :
1. Reduksi data,
2. Penyajian data, dan
3. Penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pelaksanaan prosedur penyiangan
koleksi di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sudah sesuai dengan prosedur
yang ada. Mulai dari penentuan syarat koleksi yang disiangi, penentuan jenis koleksi
yang disiangi, melakukan pemilihan koleksi pustaka yang perlu dikeluarkan/disiangi,
mengeluarkan buku dan menghapus data dari pangkalan data, pemberian cap pada
koleksi yang telah disiangi, serta menyimpan di gudang atau disumbangkan ke
perpustakaan lain yang membutuhkan. Sedangkan untuk jenis koleksi yang disiangi di
Perpustakaan Univesitas Sumatera Utara meliputi berbagai jenis koleksi antara lain
buku teks, majalah, jurnal, tesis.
Dalam setiap melakukan pekerjaan banyak sekali rintangan-rintangan yang harus
dihadapi baik fisik maupun secara non teknis, tak terkecuali dalam melakuakan
penyiangan koleksi, adapun rintangan-rintangan yang harus dihadapi antara lain :
1. Perlawanan dari para pegawai
Tidak sering para pustawan dalam melakukan penyiangan koleksi mendapat perlawanan
dari pegawai. Dalam melakukan penyiangan ini cukup berat sehingga para pegawai
perpustakaan keberatan dalam melakukan penyiangan.
2. Pustakawan enggan mengakui kesalahan dalam membeli buku.
Banyak dari pustakawan yang tidak mau mengakui kesalahan dalam membeli buku.
Biasanya dalam melakukan penyiangan, yang disiangi bukan hanya bahan pustaka
yang copynya terlalu banyak serta tingkat frekuensi pemakaianya yang rendah.
3. Reaksi negatif dari pengguna
Banyak dari pengguna kecewa karena koleksi yang diinginkan telah ditarik oleh
perpustakaan. Ini harus dilakukan untuk kepentingan pengguna juga.
3.9 Kriteria bahan pustaka yang perlu disiangi
Yulia (1999:199), menambahkan kriteria yang di atas bagaimana suatu bahan
pustaka itu keluar dari koleksi perpustakaan antara lain
1. Kondisi fisik buku yang tidak memungkinkan lagi untuk di perbaiki
2. Format buku yang kurang baik
3. Halaman dari pada bahan pustaka tersebut tidak berurut
4. Koleksi tersebut adalah buku yang ajarannya menyesatkan atau koleksi yang di larang
oleh pemerintah untuk di baca oleh pengguna.
Menurut M.P Douglas (1999:17-18) ada beberapa ketentuan bagaimana koleksi itu
dapat dikeluarkan dari koleksi antara lain:
a. Buku yang rusak berat sehingga tidak mungkin diperbaiki lagi
b. Buku yang hilang bagiannya atau tidak lengkap
c. Buku yang jauh kurang lengkap dari apa yang di harapkan pengguna
e. Buku yang copynya di anggap terlalu banyak
f. Buku yang isinya kurang bermanfaat bagi pengguna perpustakaan
g. Buku yang sudah ada edisi baru.
Tujuan dari setiap perpustakaan tidak sama, sebagian dari perpustakaan
mementingkan kauntitas dari bahan pustakanya, sementara yang paling utama dalam
suatu perpustakaan adalah kualitas dari bahan pustaka tersebut.
3.10 Permasalahan yang Timbul dalam Penyiangan
Masalah lain yang timbul dalam penyiangan ini adalah apa yang harus dikerjakan
setelah buku tersebut dikeluarkan dari rak, apakah harus diberikan kepada
perpustakaan lain sebagai hadiah atau merupakan pertukaran, apakah harus dijual
kepada toko buku atau harus dimusnahkan. Hal ini menjadi tanda tanya bagi
pustakawan.
Untuk buku yang telah dikeluarkan dari rak bisa saja disimpan dalam gudang.
Keuntungannya buku masih tetap ada tetapi pemakainya tidak dapat mengambil
sendiri, harus melalui petugas. Penyiangan merupakan bagian dari pemilihan koleksi.
Bila kebijaksanaan dalam pemilihan itu bisa dijalankan dengan baik, maka
penyiangan terhadap koleksi perpustakaan tidak akan banyak dilakukan.
Suatu penyiangan terhadap koleksi ini bisa terjadi karena tempat yang terbatas. Untuk
masalah tempat bisa diatasi dengan memperluas gedung, namun hal ini akan
membutuhkan dana yang besar, demikian juga dengan jumlah koleksi yang terlalu
banyak bisa dihadiahkan pada pihak lain, namun dari segi kuantitas jumlah koleksi
perpustakaan akan berkurang.
3.11 Evaluasi bahan pustaka sebelum penyiangan
Sebelum melakukan penyiangan masih banyak hal-hal yang perlu diperhatikan
termasuk mengevaluasi bahan pustaka yang akan disiangi. Mengevaluasi bahan
pustaka bukan hanya menarik koleksi dari rak. Tetapi bisa juga menambah koleksi
yang ada di dalam rak tersebut.
Mungkin juga dalam melakukan evaluasi itu pustakawan jadi lebih
mengetahui bahan koleksi apa yang jumlah koleksinya terlalu sedikit copyannya
sementara membutuhkan bahan tersebut.
Setelah mengevaluasi bahan pustaka dari rak, selanjutnya memilih bahan
pustaka yang akan disiangi di mana pustakawan dan dosen serta peneliti dan yang
berwenang dalam melakukan pemilihan bahan pustaka yang akan disiangi.Dalam
buku yang dievaluasi juga berdasarkan subjek untuk memudahkan dalam
pengevaluasian koleksi. Setelah bahan pustaka dievaluasi kemudian dikumpulkan di
dalam suatu tempat. Selanjutnya bahan pustaka tersebut diperiksa satu persatu dengan
baik dan teliti, serta disesuaikan dengan pedoman pelaksanaa penyiangan.
Apabila koleksi tersebut sudah disesuaikan, maka koleksi yang tergolong sudah out of
date disisihkan dari koleksi yang memerlukan perbaikan. Bahan pustaka yang tergolong
sudah tidak sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan, serta
tidak dicari pengguna lagi tidak akan dibuang begitu saja tetapi bahan tersebut akan di jual,
dijadiakan bahan untuk menukar koleksi dengan perpustakaan lain atau dengan
memusnahkan.
3.12 Kriteria Bahan Pustaka yang Disiangi
Adapun kriteria-kriteria bahan pustaka yang akan disiangi yang dimiliki oleh
perpustakaan USU adalah sebagai berikut:
1. Buku yang sudah ada edisi baru
2. Buku yang isinya kurang bermanfaat bagi pengguna perpustakaan
3. Buku yang eksemplarnya dianggap terlalu banyak
4. Buku yang isinya out of date
5. Buku yang jauh kurang lengkap dari apa yang diharapkan pengguna
6. Buku yang hilang bagiannya atau tidak lengkap
7. Buku yang rusak berat sehingga taidak mungkin diperbaiki lagi.
Bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi tidak dibuang begitu saja, tetapi juga
diperiksa indeksnya. Dimana ada juga buku yang sudah tua ataupun lama tetapi justru
ketuaan bahan pustaka yang memilki nilai yang sangat tinggi dan masih bermanfaat
bagi pengguna bahan pustaka yang seperti tidak perlu di lakukan penyiangan,
melainkan diperiksa apakah perlu untuk diperbaiki atau diperbaharui baik denagan
menggandakan atau mengalihkannya ke jenis media lain.
Bahan koleksi yang rusak berat inilah yang tergolong koleksi dan perlu disiangi
karena tidak bermanfaat lagi bagi pengguna cuma dalam melakukannya belum di
laksanakan secara menyeluruh dan tidak secara konsisten dilaksanakan.
Perpustakaan USU telah melakukan penyiangan terhadap koleksi-koleksi yang
dianggap tidak perlu atau tidak layak lagi digunakan lagi. Adapun sistem penyiangan
yang dilakukan peprustakaan USU antara lain dengan cara:
1. Pengurangan kelebihan eksemplar
Pada tahun 2010 sampai dengan akhir desember perpustakaan USU mempunyai koleksi
25.080 eksemplar perpustakaan mengurangi penguranagn eksemplar yang dianggap
tidak di perlukan lagi/tidak layak digunakan karena akan menyebabkan terjadinya
penumpukan koleksi yang ada di dalam rak. Maka oleh karena itu perpustakaan
melakukan pengurangan kelebihan eksemplar.
Sehubungan dengan hal tersebut kebijakan penyiangan yang dilakukan terhadap
kelebihan eksemplar tersebut adalah bahwa dari keseluruhan eksempalar buku itu
dipilih beberapa eksemplar yang paling baik fisik dan kwalitas cetaknya untuk tetap
menjadi koleksi yang dilayankan kepada pengguna, kemudian eksemplarnya lainnya
yang dianggap kelebihan dikeluarkan dari rak, kemudian distempel penyiangan dan
dikeluarkan dari koleksi perpustakaan.
2. Kondisi fisik yang rusak berat
Perpustakaan mendata dalam peminjaman koleksinya rata-rata mencapai 1200 eksemplar
setiap hari pelayanan jelas menghadapi masalah buku rusak. Buku-buku yang rusak
tersebut diakibatkan oleh beberapa hal:
a. Kwalitas cetak dari penerbit kurang memadai ini biasanya penerbit tidak
memiliki kwalitas yang baik dalam pementakan buku dan sering sembarangan
dalam meletak buku ini bisanya sering terjadi pada buku cetakan dalam negeri.
b. Kecerobahan pengguna pada saat melakukan peminjaman
c. Pengguna yang tidak bisa memelihara koleksi dengan baik,ini sering terjadi
pada pengguna perpustakaan.
d. Perlakuan staf yang kurang memperhatikan kondisi koleksi perpustakaan yang
dilakukan pengguna pada saat menyusun ke dalam rak.
Di golongkan ke dalam rusak ringan adalah buku yang beberapa halamannya lepas
atau hilang. Sampul lepas atau koyak dan penjilidannya yang sudah longgar
atau lepas, longgar dan kondisi lainnya yang masih memungkinkan untuk
diperbaiki.
Buku yang rusak ringan ini tidak akan dikeluarkan dari koleksi tetapi di hentikan
koleksi adalah yang tergolong ke dalam rusak berat, yaitu buku yang tidak
memadai lagi untuk di lakukan penyiangan.
Contoh Data Buku yang Rusak Berat N
Judul Penerbit No Kelas Keterang
an
3 Collge phsysics Addison
Wesley
John Murray 530.14
1 Ekologi,lingkun
Sinar grafika 344.01
Sut h
Rusak Berat
1 Praktek jual beli
tanah
Putra Langit 128.2
Bar
1 Lingustik umum Rineka
2 Struktur bahasa
penulisan
Sumber : Perawatan Bahan Pustaka Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
3. Bahan pustaka yang sudah usang (out of date)
Yang dimaksud dengan bahan pustaka yang sudah usang (out of date) adalah bahan
pustaka dimana informasi yang terkandung di dalamnya tidak sesuai atau tidak
berlaku lagi pada saat sekarang. Beberapa contoh bahan pustaka yang digolongkan
out of date adalah:
a. Buku teks atu kitab undang-undang, dimana informasi atau ulasan yang
diganti. Bahan pustaka seperti ini sangat penting dikeluarkan dari koleksi oleh
karena informasinya akan menimbulkan kekeliuran atau kesesatan bagi
pengguna.
b. Bahan pustaka yang menyajikan informasi/data yang sudah sangat lama,
misalnya buku statistik yang diterbitkan oleh badan pusat statistik.
c. Bahan pustaka yang sudah ketinggalan edisinya apalagi sudah sangat jauh
harus dikeluarkan manakala edisi baru telah ada dalam koleksi. Dalam hal
perubahan edisi pustakawan tidak mengalami kesulitan untuk menilainya oleh
karena perubahan tersebut biasanya dijelaskan sendiri oleh pengarangnya pada
bagian kata pengantar cetakan sebelumnya.
d. Berbagai jenis buku referinsi yang menyajikan data-data temporer misalnya
direktori, buku tahunan, almanak, dan lain-lain.
Proses penyiangan terhadap bahan pustaka seperti yang disebut di atas telah dilakukan di
perpustakaan USU dengan cara continue, yaitu berlangsung terus secara berkelanjutan
dengan hari kerja pelayanan (on going), yang melaksanakan adalah para pegawai
perpustakaan senior yang secara terus menerus memantau dan memperhatikan
keberadaan koleksi perpustakaan tersebut.
4. Bahan pustaka yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna
Perpustakaan yang baik pada hakekatnya adalah perpustakaan yang mampu melakukan
analisis terhadap kebutuhan penggunanya, karena memang perpustakaan sudah
menyadari siapa penggunanya (user), dan apa fungsi dan perannya. Perpustakaan
yang baik pada hakekatnya dengan jelas mengetahui apakah bahan pustaka tertentu
sesuai atau tidak dengan kebutuhan penggunanya. Meskipun demikian ada kalanya
perpustakaan menerima bahan pustaka yang diterima dengan cara hadiah atu
sumbangan tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Bahan pustaka yang
demikian tidak selau dapat ditolak, karena dikirimkan secara paket tanpa ditawarkan
terlebih dahulu. Pada Perpustakaan USU misalnya apabila dilihat dalam perjalanan
waktu ada jurusan atau program studi yang sudah ditutup, sehingga buku yang
digunakan untuk jurusan tersebut tidak diperlukan lagi disuguhkan dalam koleksi dan
harus dikeluarkan untuk menghemat tempat yang terbatas dan mempermudah
pelayanan dan penelusuran.
Keseluruhan kegiatan penyiangan di atas dilakukan oleh staf perpustakaan dengan
bimbingan para pustakawan senior. Pustakawan senior tesebut telah memberikan
5. Hasil penyiangan koleksi.
Pekerjaan penyiangan ini harus dilakukan dengan teliti dan harus dipertanggung
jawabkan dengan sistem administrasi yang rapi oleh karena dokumen data penyiangan
ini selalu akan diperlukan pada suatu ketika baik untuk keperluan pengelolaan
perpustakaan pada waktu yang akan datang, maupun sebagai pertanggung jawaban
kepada pimpinan mengingat setiap koleksi yang dikeluarkan itu adalah barang
inventarisasi milik negara atau masyrakat. Secara teoritis dianjurkan bahwa hasil
pelaksanaan penyiangan ini harus dibuat berita acaranya dan dilaporkan kepada
pimpinan yang berwenang.
Perpustakaan USU dalam melakukan penyiangan yang berlangsung secaraberkelanjutan
tetap melakukan tertib admnistrasi. Buku yang dikeluarkan dari koleksi perpustakaan
karena alasan rak rusak berat dibuatkan catatannya dlam bentuk tabel yang berisi
keterangan dalam kolom-kolom berikut:
a. tanggal
b. Kolom nomor induk buku(Nomor kelas)
c. Kolom untuk judul
d. Kolom untuk pengarang
e. Kolom untuk nomor klassifikasi buku
f. Kolom keterangan
g. Kolom paraf petugas.
Pada bagian akhir dari laporan penyiangan ini dibuat keterangan mengenai tanggal
pelaksanaan penyiangan dan ditanda tangani oleh pustakawan senior yang
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah ditulis oleh penulis di peroleh dari observasi pada
perpustakaan USU Medan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Perpustakaan USU dalam melakukan penyiangan ada beberapa kriteria yang
dilihat yaitu jenis buku yang mau disiangi, tahun, buku tersebut ketinggalan
zaman atau tidak, buku tersebut masih layak digunakan atau tidak.
2. Perpustakaan USU masih memiliki kendala-kendala dalam melakukan penyiangan
yaitu apabila suatu buku disiangi ternyata buku tersebut masih layak digunakan,
masih banyak dibutuhkan oleh pengguna dan masih terbaru, itulah salah satu
kendala-kendala yang dihadapi pada saat melakukan penyiangan di perpustakaan
USU.
3. Perpustakaan USU memiliki prosedur dalam melakukan penyiangan antara lain,
menentukan jenis koleksi yang mau disiangi, pertimbangan antara koleksi yang
mau disiangi dan yang tidak disiangi dan membuat berita acara tentang hasil
penyiangan.
4.2 Saran
Setelah mengadakan observasi langsung pada Perpustakaan USU Medan,
maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Perpustakaan USU hendaknya membuat pedoman tertulis mengenai kebijakan
penyiangan koleksi. Dengan demikian para petugas akan dapat melakukan
penyiangan secara terarah dengan resiko kesalaha/kekeliruan yang dapat ditekan
seminimal mungkin.
2. Proses penyiangan hendaknya berjalan secara terus-menerus, baik dengan waktu
penyelenggaraan secara berkelanjutan maupun secara formal pada waktu libur
perkuliahan. Dengan demikian kemuktakhiran koleksi tetap terjaga dan terpelihara.
3. Proses penyiangan tersebut hendaknya tetap dibimbing atau diawasi oleh pustakawan
ahli dan senior dan harus selalu membina hubungan konsultasi dengan wakil
pengguna yaitu dosen dan mahasiswa yang diakui kredibilitasnya.
4. Koleksi hasil penyiangan hendaknya harus dibuat daftarnya dimana identitas dari
setiap koleksi yang disiangi harus jelas dan data tersebut harus dipelihara dengan rapi
DAFTAR PUSTAKA
Douglas.M.P.1999. Perawatan koleksi. Jakarta:Gramedia
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi.2000.Jakarta: Perpustakaan Nasional.
Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi .1979.Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Sulistyo-Basuki.1990. Pengantar Ilmu Perpustakaan.Jakarta:Gramedia.
Tauber, Maurice F. 1983. Technical Service in Libraries. New York: Columbia University Press.
Wallace,John Book and Rosemary Magrill,1979.Book and Magrill Building Library Colletion.London:The Scrow Press.
William,A.Katz.1980.Colletion Development: The selection of materials for libraries, New York Hurlt and Winston.
Wofford, Azile. 1959. The School Library at Work. New York: The H.W. Wilson Company