• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengalaman Ibu Bersalin Terhadap Asuhan Kebidanan Rawat Inap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengalaman Ibu Bersalin Terhadap Asuhan Kebidanan Rawat Inap"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PENGALAMAN IBU BERSALIN TERHADAP ASUHAN

KEBIDANAN RAWAT INAP DI KLINIK BERSALIN HARAPAN

BUNDA BINJAI

OLEH :

EMANIAR SURBAKTI 105102027

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

Pernyataan

Pengalaman Ibu Bersalin Terhadap Asuhan Kebidanan Rawat Inap

Karya Tulis Ilmiah

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah( KTI ) ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau diterbitan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan , Juni 2011

(4)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Emaniar Surbakti

Pengalaman Ibu Bersalin Terhadap Asuhan Kebidanan Rawat Inap Di Klinik Bersalin Harapan Bunda Binjai 2011

ix + 40 hal + 1 tabel + 6 Lampiran

ABSTRAK

Kelahiran/persalinan sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Pada dasarnya persalinan membutuhkan asuhan kebidanan demi lancarnya proses persalinan tersebut. Dalam kehamilan yang tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal, melalui proses persalinan yang normal, di mana bayi dilahirkan cukup bulan, peneluaran dengan tenaga hejan, ibu dan krontaksi kandung rahim tanpa mengalami asfiksia yang berat ataupun trauma lahir. Hak memperoleh pelayanan atau asuhan kebidanan salah satu aspek penting bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi. Jenis penelitian ini adalah fenomenologi yaitu untuk mengetahui pengalaman ibu bersalin terhadap asuhan kebidanan rawat inap. Jumlah partisipan ada enam orang. Proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam dengan membagikan kuesioner data demografi lalu merekamnya dengan alat perekam handy camera. Pengumpulan data dihentikan pada saat hasil wawancara telah mencapai saturasi data. Adapun hasil penelitian diperoleh hasil bahwa upaya memperlancar persalinan dan mencegah terjadinya komplikasi yang muncul dengan asuhan-asuhan yang dilakukan seperti asuhan bidan menjelang bayi lahir dengan cara melakukan pemeriksaan, pemasangan infus, perangsangan untuk membuka jalan lahir serta menghadirkan pendamping pada saat bersalin dan member arahan-arahan/semangat persalinan. Asuhan setelah ibu bersalin seperti massase fundus, mendukung, membersihkan ibu dan memeriksa jalan lahir. Asuhan perawatan bayi baru lahir dengan mengeringkan bayi, memotong tali pusat dan melakukan bonding attachment agar ikatan batin antara ibu dan bayi semakin erat. Berdasarkan hasil analisis diharapkan akan dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan dan informasi bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu bersalin tanpa mengabaikan aspek biopsikososial dan agar taraf kesehatan masyarakat menimgkat. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh atau dasar untuk melakukan penelitian fenomenologi yang terkait dengan masalah penelitian yang sama.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Pengalaman Ibu Bersalin Terhadap Asuhan Kebidanan Rawat Inap. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, PhD selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah dan selaku dosen pembimbing akademik yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, serta ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Ibu Hj. Juriah Lubis Amkeb selaku pimpinan Klinik Bersalin Harapan Bunda Binjai. 5. Kedua oarng tua yang tak henti-hentinya memberikan semangat, do’a dan dorongan,

(6)

6. Pada kakak-kakak, keluarga besar saya yang selalu ada untuk saya serta

teman-teman D-IV Bidan Pendidik F.Kep USU yang juga membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2011

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian ... 4

1. Pengalaman ... 4

2. Persalinan ... 4

3. Asuhan Kebidanan ... 5

B. Masa Nifas ... 6

a. Pengertian ... 6

b. Klasifikasi ... 7

c. Penanganan ... 8

C. Penelitian Fenomenologi ... 10

(8)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 12

B. Populasi dan Sampel ... 12

1. Populasi ... 12

2. Sampel ... 12

C. Tempat Penelitian ... 13

D. Waktu Penelitian ... 13

E. Etika Penelitian ... 13

F. Alat Pengumpulan Data ... 14

G. Pengumpulan Data ... 14

H. Rencana Analisis Data ... 15

I. Tingkat Keabsahan Data ... 15

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasiil Penelitian ... 17

4.1.1 Karakteristik Partisipan ... 17

4.1.2 Pengalaman Ibu Bersalin Terhadap Asuhan Kebidanan ... 19

a. Asuhan Bidan Menjelang Bayi Lahir ... 19

b. Asuhan Bidan Setelah Ibu Melahirkan ... 22

c. Asuhan Bayi Baru Lahir ... 26

4.1.3. Perasaan Yang Dialami ... 27

4.1.4. Harapan/Keinginan ... 27

(9)

4.2.1. Asuhan Bidan Menjelang Bayi Lahir ... 29

4.2.2. Asuhan Bidan Setelah Ibu Melahirkan ... 32

4.2.3. Asuhan Bayi Baru Lahir ... 37

4.2.3. Perasaan Yang Dialami... 38

4.2.4. Keinginan/Harapan ... 39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan 2. Lembar Kuesioner Data Demografi 3. Lembar Panduan Wawancara

4. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah 5. Lembar Surat Izin Penelitian

(10)

DAFTAR TABEL

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan 2. Lembar Kuesioner Data Demografi 3. Lembar Panduan Wawancara

4. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah 5. Lembar Surat Izin Penelitian

(12)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Emaniar Surbakti

Pengalaman Ibu Bersalin Terhadap Asuhan Kebidanan Rawat Inap Di Klinik Bersalin Harapan Bunda Binjai 2011

ix + 40 hal + 1 tabel + 6 Lampiran

ABSTRAK

Kelahiran/persalinan sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Pada dasarnya persalinan membutuhkan asuhan kebidanan demi lancarnya proses persalinan tersebut. Dalam kehamilan yang tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal, melalui proses persalinan yang normal, di mana bayi dilahirkan cukup bulan, peneluaran dengan tenaga hejan, ibu dan krontaksi kandung rahim tanpa mengalami asfiksia yang berat ataupun trauma lahir. Hak memperoleh pelayanan atau asuhan kebidanan salah satu aspek penting bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi. Jenis penelitian ini adalah fenomenologi yaitu untuk mengetahui pengalaman ibu bersalin terhadap asuhan kebidanan rawat inap. Jumlah partisipan ada enam orang. Proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam dengan membagikan kuesioner data demografi lalu merekamnya dengan alat perekam handy camera. Pengumpulan data dihentikan pada saat hasil wawancara telah mencapai saturasi data. Adapun hasil penelitian diperoleh hasil bahwa upaya memperlancar persalinan dan mencegah terjadinya komplikasi yang muncul dengan asuhan-asuhan yang dilakukan seperti asuhan bidan menjelang bayi lahir dengan cara melakukan pemeriksaan, pemasangan infus, perangsangan untuk membuka jalan lahir serta menghadirkan pendamping pada saat bersalin dan member arahan-arahan/semangat persalinan. Asuhan setelah ibu bersalin seperti massase fundus, mendukung, membersihkan ibu dan memeriksa jalan lahir. Asuhan perawatan bayi baru lahir dengan mengeringkan bayi, memotong tali pusat dan melakukan bonding attachment agar ikatan batin antara ibu dan bayi semakin erat. Berdasarkan hasil analisis diharapkan akan dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan dan informasi bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu bersalin tanpa mengabaikan aspek biopsikososial dan agar taraf kesehatan masyarakat menimgkat. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh atau dasar untuk melakukan penelitian fenomenologi yang terkait dengan masalah penelitian yang sama.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses di mana seorang wanita hamil yang akan melahirkan anak atau janin yang sudah dikandungnya selama sembilan bulan lamanya. Persalinan ini biasanya berlangsung selama 7-18 jam dimulai dari adanya his/kontraksi dan penambahan pembukaan jalan lahir (Varney, 2008).

Persalinan juga dikemukakan oleh Yeyeh (2009), yaitu proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

Angka kejadian persalinan di Indonesia ini cukup tinggi, hal ini di ungkapkan oleh Wicaksono (2009). Meskipun persalinan cukup tinggi, yaitu 3,5 juta kasus. Dari perkiraan tersebut, persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di perkirakan 72,8%. Setiap satu persen persalinan akan mengubah jumlah penduduk cukup banyak. Dalam hal ini, Indonesia sedang mengupayakan menekan angka persalinan menjadi 0,7%.

(14)

Di sini Direktur Indonesia juga menambahkan pada tahun 2009 persalinan sebesar 228 per 100 persalinan dibandingkan angka persalinan yang di syaratkan (Republika, 2009).

Pada dasarnya persalinan membutuhkan asuhan kebidanan demi lancarnya proses persalinan tersebut. Dengan demikian persalinan dapat dengan mudah dilalui oleh pasien yang akan melahirkan. Asuhan kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan atau tenaga pelayanan lainya kepada pasien atau konsumennya. Asuhan di sini pada dasarnya adalah pengambilan keputusan dan tindakan apa yang harus dilakukan bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup prakteknya berdasarkan ilmu kebidanan yang diperolehnya. Mulai dari pengkajian, perumusan masalah, diagnosa dan masalah kebidanan lainya (Saleha, 2009).

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) (KBBI, 2005). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodic, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang

terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi ( Ross, 2006).

(15)

B. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengalaman ibu bersalin terhadap asuhan kebidanan rawat inap?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitaian ini dilakukan adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengalaman ibu bersalin.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Layanan Kebidanan

Hasil penelitian yang diperoleh nantinya dapat dijadikan sumber pengetahuan dan strategi bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin rawat inap.

2. Bagi Peneliti

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian 1. Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) (KBBI, 2005). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodic, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang

terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi ( Daehler & Bukatko, 1985 dalam Syah, 1003).

Pengalaman merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-harinya. Pengalaman juga sangat berharga bagi setiap manusia, dan pengalaman juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk dugunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran manusia. Pengal;aman ibu bersalin terhadap asuhan kebidanan rawat inap juga hal yang tak dapat terlupakan, karena hampir semua ibu yang bersalin mengharapkan hal yang terbaik untuk ia dan bayinya.

2. Persalinan

Persalinan juga dikemukakan oleh Yeyeh (2009), adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

(17)

dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. Penyebab awitan persalinan

spontan tidak diketahui, walaupun sejumlah teori menarik telah dikembangkan dan profesional perawatan kesehatan mengetahui cara menginduksi persalinan pada kondisi tertentu.

Persalinan dan kelahiran merupakan keadaan fisiologis yang normal. Karena kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial, di mana seorang wanita (calon ibu) dan keluarga menantikanya selama 9 bulan. Menurut Yeyeh (2009), ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan petugas kesehatan memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi.

3. Asuhan Kebidanan

Menurut Walsh (2008), asuhan kebidanan adalah pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktekanya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa, atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi evaluasi, pencatatan asuhan kebidanan.

(18)

proses persalinan atau komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa. Namun, tidak semua interval yang sesuai bagi sesuatu negara dapat dengan serta dijalankan dan memberi dampak menguntungkan bila diterapkan di negara lain (Saleha, 2009).

B. Masa Nifas

a. Pengertian

Masa nifas didefenisikan sebagai masa di mana setelah terjadinya kelahiran seorang bayi yang selama ini dikandung di dalam rahim seorang ibu. Masa nifas (puerperineum), berasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Ayurai, 2008).

Menurut Mauren (2002), masa nifas adalah masa yang berlangsung selama 6 minggu dari sejak ia melahirkan. Masa ini juga merupakan masa wanita mengambil alih tanggung jawab perawatan bayi yang masih sangat memerlukan perhatian dan tanggung jawab pada orang lain tersebut. Masa ini dapat menimbulkan masalah, terutama jika ia mendapat kesulitan dalam penyesuaian diri menjadi seorang ibu.

(19)

reproduksi kembali seperti keadaan sebelim hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan (Saleha, 2009).

b. Klasifikasi

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Dalam masa nifas terdapat tiga periode yaitu :

(1) Periode immediate postpartum masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh sebab itu, bidan harus dengan teratur melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokhea, tekanan darah, dan suhu. (2) Periode early postpartum (24 jam-1 minggu). Di fase ini bidan memastikan involusio uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak ada demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui bayinya dengan baik.

(3) Periode late (1 minggu-5 minggu). Di periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB (Saleha, 2009).

Pada masa nifas terdapat proses pemulihan kembalinya organ reproduksi, proses-proses ini yaitu:

(20)

menjadi 2,4 cm, dan akhirnya pulih. (c) Luka-luka pada jalan lahir apabila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari. (d) Lochea adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas. Lochea terbagi atas :

Lokhea rubra (cruenta) yaitu: berisi darah segar dan sisa-sisa

selaputketuban, sel-sel desidua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pascapersalinan. Lokhea sanguilenta yaitu: berwarna merah kekuningan berisi darah dan lendir, hari ke 3 sampai ke 7 pascapersalinan. Lokhea serosa yaitu: berwarna kuning, cairan tidak berubah lagi, terdapat pada hari ke 7 sampai hari ke 14 pascapersalinan. Lokhea alba yaitu: terdapat cairan putih setelah 2 minggu. Lokhea purulenta yaitu: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk. Lokhiostasis yaitu: lochea yang tidak lancer keluarnya.

c. Penanganan

Mobilisasi setelah persalinan selesai ibu harus berstirahat, tidur terlentang selama 2 jam lamanya, setelah itu ibu boleh miring ke kanan atau ke kiri untuk mencegah terjadinya thromplebitis dan tromboemboli.

Diet/makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan mengandung protein, banyak cairan, sayur-mayur dan buah-buahan.

Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita sulit kencing karena pada sfingter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus sfingter ani selama persalinan, juga oleh karena

(21)

Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul feses yang keras, dapat kita lakukan pemberian obat

pencahar (laxantia) peroral atau parenterala, atau dilakukan klisma bila masih belum berakhir. Kerena jika tidak, feses dapat tertimbun di rectum, dan menimbulkan demam.

Perawatan payudara sudah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.

Laktasi untuk menghadapi masa laktasi, sejak awal kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamae yaitu :

(a) Poliferasi kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak bertambah. (b) Keluarnya cairan susu jolong dari duktus laktiferus di sebut colostrum berwarna kuning-putih susu. (c) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, di mana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas. (d) Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progresteron hilang.

Maka timbul pengaruh hormone laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Di samping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak

sesudah 2-3 hari pascapersalinan (Yeyeh rukiah, 2009). C.Penelitian Fenomenologi

(22)

fenomena. Istilah fenomenologi juga sering diartikan sebagai anggapan umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Istilah fenomenologi juga mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang (Herdiansyah, 2010).

D.Tingkat Keabsahan Data

Tingkat kepercayaan hasil penelitian yang dilakukan berpegang kepada empat prinsip dan kriteria menurut Linkoln dan Guba (1985, dalam Danim, 2003).

Keempat prinsip dan kriteria tersebut ialah : 1. creadibility; 2. dependability; 3. confirmability; 4. transferability.

Prinsip credibility merujuk apakah kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya dalam makna mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya. Untuk memenuhi kriteria ini, peneliti akan melakukan member check, wawancara, triangulasi,

Prinsip dependability merujuk apakah hasil penelitian tersebut memiliki keandalan atau reliabilitas. Prinsip ini dapat dipenuhi dengan penelitian mempertahankan konsistensi teknik pengumpulan data, dalam menggunakan konsep, dan membuat penafsiran atas fenomena.

(23)
(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain fenomenologi yaitu untuk mengetahui pengalaman ibu bersalin terhadap asuhan kebidanan rawat inap. Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mengetahui dan menganalisa sejauh mana pengalaman ibu bersalin terhadap asuhan kebidanan rawat inap.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang dirawat di klinik bersalin Harapan Bunda Binjai. Data pasien diambil mulai dari September 2009 – September 2010 dari survey pendahuluan didapat 120 orang.

2. Sampel

Dalam penelitian ini, jumlah parstisipan yang diteliti adalah 6 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu sampel di ambil dengan mempertimbangkan

tujuan yang akan di capai.

(25)

a. Ibu bersalin rawat inap 4 sampai 6 hari postpartum yang mendapat asuhan kebidanan.

b. Bersedia diwawancarai. C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik bersalin Harapan Bunda Binjai, dengan pertimbangan peneliti sudah akrab dengan situasi klinik, tempat mudah di jangkau, jumlah populasi banyak sehingga jumlah sampel juga banyak.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada bulan September 2010 sampai Mei 2011, dan pengambilan data dilakukan pada bulan Januari – Maret 2011.

E. Etika Penelitian

Peneliti mengajukan surat permohonan kepada Ketua Program D-IV Bidan Pendidik dan pimpinan klinik. Setelah disetujui kemudian peneliti memilih partisipan dan menjelaskan maksud serta tujuan dilakukanya penelitian kepada pertisipan. Jika partisipan sudah mengerti dan bersedia untuk diwawancarai maka partisipan menandatangani lembar informed concent yang disediakan, tetapi jika partisipan menolak untuk diwawancarai

maka peneliti tidak akan memaksa dan akan tetap menghormati hak-hak dan kerahasiaanya.

(26)

F. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah peneliti sendiri sebagai alat pengumpulan data utama dengan dibantukan kuesioner dan data demografi serta panduan wawancara. Kuesioner data demografi berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai data umum partisipan pada lembar pengumpulan data (data demografi) yang berupa usia, lama usia perkawinan, jumlah anak, agama, suku, pekerjaan, dan pendidikan.

Panduan wawancara berisi 3 pertanyaan, dibuat oleh peneliti dan telah diperiksa oleh pembimbing. Panduan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengalamn ibu bersalin terhadap asuhan kebidanan. Data demografi dapat dilihat pada lampiran 2, selain itu peneliti menggunakan panduan wawancara yang berisi 3 pernyataan tentang bagaimana pengalaman ibu, apakah ibu merasa nyaman, apa harapan ibu terhadap klinik tersebut. Panduan tersebut dapat dilihat pada lampiran 3.

G. Pengumpulan Data

1. Setelah mendapat izin dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan izin dan Pimpinan Klinik Bersalin Harapan Binjai, peneliti mengambil data melalui klinik tersebut untuk memperoleh data partisipan.

(27)

dimulai dengan probing sampai menganalisis data sudah benar dan untuk melanjutkan penelitian selanjutnya.

3. Setelah melakukan pilot studi dilakukan, peneliti melakukan pendekatan kepada calon partisipan untuk mendapat persetujuan sebagai sampel penelitian.

4. Untuk setiap partisipan di Klinik Bersalin Harapan Binda Binjai, peneliti melakukan prolonged engangement yaitu pendekatan kepada partisipan sehingga partisipan dan peneliti saling mengenal dan mempercayai penelitian.

5. Untuk itu peneliti melakukan pendekatan, lalu mewawancarai partisipan sebanyak 2-3 kali (lama kunjungan 30 menit), kemudian merekam wawancara tersebut.

6. Setelah proses merekam selesai maka peneliti membuat transkrip rekaman tanpa harus menunggu wawancara selanjutnya, kemudian peneliti membaca berulang-ulang dan mengelompokkan pernyataan-pernyataan penting.

7. Jika ada hal pernyataan belum jelas maka peneliti menanyakan ulang sampai pernyataan jelas (saturasi data) Setelah diperoleh saturasi data maka peneliti melakukan member chek.

H. Analisis Data

(28)

Terhadap Asuhan Kebidanan Rawat Inap” dan dibuat dalam sebuah transkip wawancara dari ke enam partisipan kemudian membaca masing-masing transkip dan membuat catatan pinggir untuk memilih pernyataan-pernyataan penting yang diungkapkan oleh setiap partisipan dengan menggunakan pengkodean, mengelompokan pernyataanan penting yang sejenis sehingga diperoleh beberapa kelompok yang memiliki pernyataan sejenis, membaca kembali pernyataan sejenis setiap kelompok sehingga dapat ditentukan kesimpulan yang menjadi tema dari kelompok pernyataan-pernyataan itu. Setelah diperoleh beberapa tema dari tiap-tiap kelompok baru kemudian ditulis dan disajikan dalam bentuk narasi.

I. Tingkat Keabsahan Data

Tingkat kepercayaan hasil penelitian yang dilakukan berpegang kepada beberapa prinsip dan kriteria menurut Linkoln dan Guba (1985, dalam Danim, (2003).

Adapun prinsip dan kriteria tersebut ialah :

1. creadibility

(29)

baik sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan. Kemudian dilakukan member chek yaitu mengevaluasi kembali dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan cara menanyakan kembali kepada partisipan apakah sudah sesuai hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan apa yang dialami oleh partisipan.

2. Dependability

Dependability telah diterapkan oleh peneliti dengan membuat catatan lengkap yang berisi keseluruhan aktivitas peneliti selama proses penelitian, mulai dari awal penelitian, proses pengumpulan data, turun kelapangan, proses wawancara, proses analisis data, proses pengujian keabsahan data sampai proses membuat kesimpulan dari data yang diperoleh.

3. confirmability

(30)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang pengalaman ibu bersalin terhadap asuhan kebidanan. Dari keseluruhan partisipan yang diteliti pernah dirawat di Klinik Bersalin Harapan Bunda Binjai. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam menggunakan alat perekam digital (handy camera).

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Karakteristik Partisipan

(31)

Table 4.1. Data Demografi Partisipan

4.1.2. Pengalaman Ibu Bersalin Terhadap Asuhan Kebidanan

(32)

Adapun asuhan tersebut sebagai berikut : a. Asuhan bidan menjelang bayi lahir

o Melakukan Pemeriksaan Dalam

Keseluruhan partisipan menyatakan bahwa mereka di periksa dalam sewaktu datang ke klinik tersebut. Partisipan mengatakan bahwa asuhan/tindakan yang pertama kali adalah pemeriksaan dalam.

Hal ini di ungkapkan partisipan sebagai berikut :

“saya minta di jarum sorong aja supaya cepat lahir anaknya. Habis itu

bidanya periksa saya terus dipasang jarum sorong saya, sayapun dikasi

minum” (partisipan 1).

“Saya berani nunggu karena saya tau gerakan bayi saya bagus, kemudian jam 13 saya pergi ke klinik dan sampe sana saya di VT masih 2 jari sempit” (partisipan 2). “saya datang ke bidan jam 15 sore, terus saya diperiksa dan di anjurin minum, kalau bisa makan ya makan dulu, atau di bawa jalan-jalan, tapi kalau

udah enggak sanggup berbaring miring kiri/kanan aja” (partisipan 4).

o Memasang infus

Empat orang partisipan mengatakan bahwa mereka di pasang infuse dengan alasan yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada pernyataan partisipan sebagai berikut:

“waktu bukaanya udah 8 saya gak tahan lagi dek, sakit kali rasanya dek, ya

(33)

“Waktu itu kan nunggu-nunggu terus, akhirnya jam 18 saya disinto. Jam

18:45 wib saya udah mulai ngedan, kata bidannya udah buka lengkap” (partisipan 2)

“saya di pasang infus, karena saya juga udah lemas, hamil yang ini lain sama yang sebelumnya” (partisipan 3) o Memberi Rangsangan

Tiga orang partisipan mengatakan bahwa mereka dirangsang karena berbagai alasan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut:

“Habis itu bidannya periksa saya terus dipasang jarum sorong saya, saya

pun dikasi minum” (partisipan 1). “saya disinto. Jam 18:45 wib saya udah mulai ngedan, kata bidannya udah

buka lengkap. Jam 19:00 wib anak saya pun lahir” (partisipan 2). “dia bilang udah tambah bukaanya jadi 9, terus saya minta di rangsang aja sama bidannya karena takut nanti lemes kali waktu ngeda” (partisipan 3).

o Memberi semangat

Empat dari enam partisipan mengataklan mendapat semangat dari bidan, semangat yang di berikan juga berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut:

“yang saya tau tangan bidanya pegang kemaluan saya, terus bilang ayo bu sedikit lagi bu,,,udah mau lahir anaknya, sambil elus-elus perut saya” ( partisipan 1).

“Abis di rangsang 1 jam buka lengkap bidanya bilang, terus bilang ayo bu….semangat!! kepala bayinya udah di depan. Jadi sayapun

semangatlah!!” (partisipan 3). “kasi semangat, suruh saya ngedan, anak sayapun lahir pelan-pelan,

tiba-tiba saya dengar suara bayi nangis dn di taruh di atas dada

(34)

o Mengelus-elus perut

Keseluruhan partisipan mengatakan bahwa mereka mendapat asuhan sayang ibu yaitu perut mereka di elus-elus pada saat persalinan berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut:

“Waktu anak saya lahir juga perut saya di elus-elus gitu, katanya supaya darahnya enggak banyak keluar dek” (partisipan 1). “Karena saya langsung massase fundus saya dan sinto pun masih terpasang jadi cepet dek” (partisipan 2). “Terus pas waktu kesakitan kali bidanya elus-elus perut sama pinggang saya, katanya biar sedikit berkurang sakitnya” (partisipan 3). o Menganjurkan pendamping persalinan

Tiga dari partisipan mengatakan bahwa mereka di dampingi saat meraka bersalin, mereka juga memilih siapa yang akan mendampingi. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut:

“Cuma di tanya siapa yang mau damping, ya saya pilih kakak saya ja, karena suami saya takut” (partisipan 4).

“ditanyain sapa yang mau nemeni saya melahirkan. Terus saya bilang suami saya yang mau nemani” (partisipan 5).

o Membimbing mengedan

Keseluruhan partisipan mengatakan mereka mengedan saat bayi akan lahir, seperti mau buang air besar. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut:

“Rasanya mau berak, terus bidanya bilang ma saya bukaanya udah lengkap,sayapun di ajari cara ngedan yang betul, bidanya bilang ngedanya

(35)

“Jam 18:45 wib saya udah mulai ngedan, kata bidanya udah buka lengkap” ( partisipan 2) “Abis di rangsang 1 jam buka lengkap bidanya bilang, terus bilang ayo bu….semangat!! kepala bayinya udah di depan. Jadi sayapun mangatlah!! Di situ yang saya pikirkan supaya ngedan yang kuat agar anak saya enggak lama di pintu.” ( partisipan 3).

b. Asuhan bidan setelah ibu melahirkan o Melakukan pemeriksaan ari-ari

Empat dari partisipan mengatakan pada saat bayi lahir mereka kemudian di periksa untuk mengeluarkan ari-arinya. Hal ini dapat dilaihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut:

“bidanya langsung pakai hansdcon lagi untuk bantu keluarin placentanya” (partisipan 2)

“Bidanya bilang bagus itu berarti ari-arinya mau keluar. Enggak lama di bilang gitu ari-arinyapun lahir, Terus sehabis itu kemaluan saya di periksa, katanya koyak” (partisipan 4).

“terus ya di periksa placentanya ada yang tinggal atau enggak periksa saya di suruh susuin anak saya supaya kontraksinya bagus dan di periksa koyaknya lebar atau enggak” (partisipan 5). o Memberi rangsangan

Keseluruhan dari partisipan mengatakan mereka di suntik setelah bayi mereka lahir. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan mereka sebagai berikut:

(36)

o Memberi semangat

Tiga dari 6 partisipan mendapat semangat saat dalam masa persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut:

“bilang ayo bu sedikit lagi bu,,,udah mau lahir anaknya, sambil elus-elus perut saya” ( partisipan 1). “Bidanya bilang bagus itu berarti ari-arinya mau keluar” (partisipan 4).

o Membimbing mengedan

Dua dari partisipan mengatakan mereka juga mengedan saat ari-ari akan keluar. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut:

“saya di suruh mengedan biar ari-arinya cepet keluar dek,,,,memang sih enggak lama ari-arinya keluar” (partisipan 1).

o Mengelus-elus perut

Keseluruhan partisipan mengatakan mereka di elus-elus perutnya setelah bayi mereka lahir. Hal ini dapat dilihat pada pernyataan mereka sebagai berikut:

“Waktu anak saya lahir juga perut saya di elus-elus gitu, katanya supaya

darahnya enggak banyak keluar dek” (partisipan 1). “Karena saya langsung massase fundus saya dan sinto pun masih

terpasang jadi cepet dek” (partisipan 2). “Terus pantat saya di suntik dan perutnya di elus-elus supaya ari-arinya

(37)

o Memotongan tali pusat

Partisipan mengatakan tali pusat anak mereka dipotong, dan langsung dilakukan ikatan batin ada yang tidak. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut :

“pusatnya di potong, anak saya di ambil untuk di bedung dan saya di suntik sama bidanya” (partisipan 4).

“tali pusatnya di potong dan perut saya di massase” (partisipan 5). (partisipan 5).

o Memfasilitasi Ikatan batin

Empat dari 6 partisipan mengatakan bayi mereka dilakukan pendekatan atau ikatan batin setelah lahir. Hal ini dapat di lihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut :

“Waktu anak saya lahir langsung di letak di atas dada saya, terus di tutup pakai handuk biar enggak kedinginan” (partisipan 3).

“Waktu udah lahir anak saya di tarok ke dada saya” (partisipan 4).

“anak sayapun lahir pelan-pelan, tiba-tiba saya dengar suara bayi nangis dn di taruh di atas dada saya” (partisipan 5).

o Melakukan pengeluaran placenta

Keseluruhan dari partisipan mengatakan ari-ari mereka keluar semua, tetapi ada yang cepat dan ada yang lambat. Hal ini dapat dilihat pada pernyataan partisipan sebagai berikut :

(38)

Jaraknya dari bayi lahir kira-kira 7 menitan lah. Karena saya langsung massase fundus saya dan sinto pun masih terpasang jadi cepet dek” (partisipan 2).

“abis itu terasa mual dan mules. Bidanya bilang bagus itu berarti ari-arinya mau keluar. Enggak lama di bilang gitu ari-ari-arinyapun lahir, sekitar 15 menitan lah” (partisipan 4).

“ari-arinya lengket setelah 30 menit gitu enggak lahir-lahir. Terus bidanya

lakuin manual placenta, tidak lama kemudian lahirlah ari-arinya” (partisipan

5).

o Memeriksa Larasi jalan lahir

Lima dari 6 partisipan mengatakan mereka diperiksa kemaluanya, agar tahu berapa robekan atau luka yang terjadi saat proses persalinan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut :

“karena tadi saya angkat pantat ya koyaknya lumayan, jadi saya langsung di hekting” (partisipan 3).

“Terus sehabis itu kemaluan saya di periksa, katanya koyak. Sayapun di bius dan di hekting” (partisipan 4). “Di periksa koyaknya lebar atau enggak, terus di hekting 6 jahitan di luarnya aja” (partisipan 5).

o Membersihkan ibu

Keseluruhan partisipan mengatakan bahwa mereka di bersihkan setelah proses persalinan selesai. Hal ini dinyatakan partisipan sebagai berikut :

(39)

“Abis itu saya di hekting perineum luar ja 2 hektingan, saya pun di bersihkan dari darah-darah” (partisipan 2).

“jadi saya langsung di hekting, abis tu di bersihkan, ganti baju dan di kasi minum teh hangat sama bidanya” (partisipan 3).

c. Asuhan bayi baru lahir

o Mengeringkan bayi

Keseluruhan partisipan mengatakan bahwa bayi mereka dibersihkan atau di bedung setelah ikatan batin dilakukan. Hal ini dapat di lihat dari pernyataan sebagai berikut :

“Ya bayinya di bersihkan terus ditimbang BB 3300 gram, di ukur tingginya 50 cm, jenis kelamin laki-laki” (partisipan 2).

o Membersihkan lendir

Satu dari 6 partisipan mengatakan bayinya dibersihkan lendirnya dengan cara memiringkan posisi tidur bayi. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut :

“tidurnya dimiringkan supaya kotoran yg dimulut keluar” (partisipan 1). o Perawatan tali pusat

keseluruhan partisipan mengatakan bayinya dirawat tali pusatnya agar tidak terjadi infeksi, pada saat lahirpun bayi mereka mendapat perawatan itu. Hal ini dapat dilihat pada pernyataan partisipan sebagai berikut :

(40)

4.1.3. Perasaan Yang Dialami

o Puas

Dari keseluruhan partisipan mengatakan merasa puas terhadap pelayanan klinik tersebut, karena bidanya sabar, baik, ramah dan lainya. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut :

“ya bidanya itu sabar lah dek nolongnya, kalau mau meriksa itu bilang dulu, ngasi tau dulu sama saya. Jadi sayapun enggak takut, karena kalau

ditanya bisa jelasin. Udahlah sabar, baik lagi….” (partisipan 1). “mereka kerjanya bagus, sudah bersih, cekatan lagi, mereka kelihatan

banget kerjasamanya, suka kalau mereka itu kerjanya cepet selesai” (partisipan

3).

“pelayananya udah bagus, bidanya sabar, pengertian. Kalau saya mengeluh dia cepet datang, sabar menghadapi tingkah saya yang mau melahirkan” (partisipan 5).

4.1.4. Keinginan/harapan

Empat dari 6 partisipan berharap bahwa klinik tersebut di luaskan dan ditambah fasilitas yang masih kurang. Dari hasil penelitian peneliti kepada partisipan di temui bermacam-macam pendapat tentang pelayanan kebidanan yang di lakukan oleh bidan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut :

“ya itu,,,kamarnya di tambah lagi, supaya tambah banyak lagi yang melahirkan disini. Terus kamar mandinya juga ditambah, biar gampang” (partisipan 1).

(41)

“Yang kerja juga mungkin ditambahin lagi, biar ibu dan anaknya enggak capek-capek. Gitu aja sih menurut saya ….bingung mau kasi saran apa lagi. Rasanya udah cukup” (partisipan 4). 4.2. Pembahasan

Persalinan juga dikemukakan oleh Yeyeh (2009), adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Menurut Varney (2008), proses persalinan dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. Penyebab awitan persalinan spontan tidak diketahui, walaupun sejumlah teori menarik telah dikembangkan dan profesional perawatan kesehatan mengetahui cara menginduksi persalinan pada kondisi tertentu.

Persalinan dan kelahiran merupakan keadaan fisiologis yang normal. Karena kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial, di mana seorang wanita (calon ibu) dan keluarga menantikanya selama 9 bulan. Menurut Yeyeh (2009), ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan petugas kesehatan memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi.

(42)

4.2.1. Asuhan bidan menjelang bayi lahir

Pemeriksaan obstetric dilakukan seperti melakukan pemeriksaan kedokteran lainya, pemeriksaan ini dimulai dengan anamnese identitas, riwayat penyakit terdahulu, riwayat haid, riwayat kehamilan dan persalinan. Memberi arahan kepada ibu haruslah sopan. Pemeriksaan dilakukan secara umum dan obstetric tanpa menimbulkan ketidaknyamanan pasien. Sebelum melakukan pemeriksaan dalam, bidan atau tenaga kesehatan lainya hendaknya memberi tahu kepada pasien tentang tindakan yang ingin dilakukanya. Serta menjelaskan tujuan dari pemeriksaan tersebut hal ini juga didukung oleh ashuhan kebidanan lainya (Asuhan Persalinan Normal, 2007).

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh peneliti saat wawancara dengan partisipan. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa pemeriksaan sangat penting dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan nantinya.

Infus dipasang untuk menambah tenaga dan menjaga-jaga jika terdapat tanda bahaya persalinan seperti partus macet, placenta rest dan lain sebagainya. Dalam persalinan bidan juga perlu mempersiapkan (antisipasi) bahaya yang akan muncul saat persalinan di mulai.

Dengan demikian peneliti menggunakan infus untuk mengantisipasi bahaya persalinan. Ini dilakukan agar tidak terjadi penyulit yang berbahaya pada pasienya.

(43)

pembukaan persalinan, dan menimbulkan kontraksi guna mengurangi perdarahan atau rasa sakit yang muncul, rangsangan dilakukan dengan cara menghisap oksitocyn 10 unit kedalam spuit dan menginjeksikanya pada pasien. (Asuhan Persalinan Normal, 2007).

Dengan demikian pada dasarnya setiap ibu hamil kebanyakan dilakukan rangsangan. Hal ini dapat dilihat pada hasil wawancara peneliti kepada partisipan yaitu rangsangan dilakukan atas dasar indikasi dan atas dasar permintaan ibu itu sendiri dengan tidak meninggalkan tanggung jawab dan asuhan kebidanannya.

Dukungan moril dibutuhkan ibu bersalin baik dari suami atau keluarganya sendiri. Karena dukungan atau motivasi dapat menambah semangat ibu dalam menjalani persalinanya, ibu jadi lebih bersemangat karena ia diperhatikan dan didampingi.

Dari pernyataan tersebut sesuai denga hasil wawancara peneliti kepada partisipan bahwa mereka ditemani dan diberi semangat oleh bidan dan keluarganya saat ia berada diruang bersalin. Dengan demikian hal ini mendukung bahwa motivasi diperlukan dalam proses persalinan berlangsung.

(44)

Hal ini di dapat pada pernyataan partisipan tentang massase yang mengurangi rasa sakit yang di alaminya. Partisipan menyebutkan bahwa mengelus-elus perutnya dapat mengurangi rasa mules dan sakit yang dirasakanya (Sumarah, 2008).

Dalam proses persalinan, hendaknya didampingi oleh keluarga atau suami. Sebab pendamping persalinan adalah sebagai wujud motivasi atau semangat kepada ibu yang hendak melahirkan.

Dari pernyataan tersebut peneliti menemukan hasil wawancaranya dari partisipan bahwa ibu merasa lebih bersemangat dan tenang saat di damping suami atau keluarganya. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat mendukung bahwa pentingnya pendamping bagi ibu yang hendak melahirkan.

His semakin kuat, tenaga semakin dibutuhkan. Pada kala II his mencapai 2x dalam 10 menit, karena pada kala ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ingin BAB atau meneran. Pada kala II ini ada doran, teknus, perjol dan vulka, yaitu dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan anus membuka. Sehingga kepala sudah nampak muncul pada permukaan vagina untuk dilahirkan. Disini bimbinglah ibu untuk meneran sehingga kala II dapat terjadi secara cepat dan spontan (Sumarah, 2008).

(45)

mendukung bahwa meneran boleh dilakukan apabila bayi sudah berada di depan permukaan vagina (vulva).

4.2.2. Asuhan bidan setelah ibu melahirkan

Pemeriksaan obstetric dilakukan seperti melakukan pemeriksaan kedokteran lainya, pemeriksaan ini di mulai pada saat bayi lahir. Pemeriksaan dilakukan secara umum dan obstetric tanpa menimbulkan ketidaknyamanan pasien. Sebelum melakukan pemeriksaan dalam, bidan atau tenaga kesehatan lainya hendaknya memberi tahu kepada pasien tentang tindakan yang ingin dilakukanya, serta menjelaskan tujuan dari pemeriksaan tersebut.

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang di peroleh peneliti saat wawancara dengan partisipan. Mereka mengatakan bahwa mereka diperiksa ibu dan bayinya, apakah ada kelainan. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa pemeriksaan sangat penting dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan nantinya.

Pada dasarnya rangsangan sangat diberika setelah bayi lahir guna merangsang kontraksi agar placenta segera lahir. Rangsangan dilakukan dengan cara menghisap oksitocyn 10 unit kedalam spuit dan menginjeksikanya pada pasien. (Asuhan Persalinan Normal, 2007).

(46)

Dukungan moril di butuhkan ibu bersalin baik dari suami atau keluarganya sendiri. Karena dukungan atau motivasi dapat menambah semangat ibu dalam menjalani persalinanya, ibu jadi lebih bersemangat karena ia di perhatikan dan di damping.

Dari pernyataan tersebut sesuai denga hasil wawancara peneliti kepada partisipan bahwa mereka di temani dan di beri semangat oleh bidan dan keluarganya saat ia berada diruang bersalin. Dengan demikian hal ini mendukung bahwa motivasi di perlukan dalam proses persalinan berlangsung.

His semakin kuat, tenaga semakin dibutuhkan. Pada kala II his mencapai 2x dalam 10 menit, karena pada kala ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ingin BAB atau meneran. Pada kala II ini ada doran, teknus, perjol dan vulka, yaitu dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan anus membuka. Sehingga kepala sudah nampak muncul pada permukaan vagina untuk dilahirkan. Di sini bantulah ibu untuk meneran sehingga kala II dapat terjadi secara cepat dan spontan (Sumarah, 2008).

Dari pernyataan tersebut didapat bahwa setiap partisipan meneran saat akan melahirkan ( kala III), karena adanya tekanan pada anus dan dan adanya kontraksi, maka ibu di ajari untuk meneran pelan oleh bidan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan pasien bahwa mereka meneran saat placenta akan lahir.

(47)

Rasa sakit pada saat kontraksi muncul dan placenta lahir menyebabkan ibu tidak nyaman dan bisa saja terjadi perdarahjan yang disebabkan luka jalan lahir.. Oleh karena itu bidan atau keluarga membantu ibu dalam mengurangi rasa sakit dengan mengelus-elus atau massase perut.

Hal ini didapat pada pernyataan partisipan tentang massase yang mengurangi rasa sakit yang dialaminya, perut mereka di massase setelah placenta lahir. Partisipan menyebutkan bahwa mengelus-elus perutnya dapat mengurangi rasa mules dan sakit yang dirasakannya.

Begitu bayi lahir, bayi segera dibersihkan dan dikeringkan. Kemudian tali pusat diurut dan diklem kedua sisi, kemudian tangan kiri berada di bawah tali pusat guina untuk melindungi bayi dari bahaya terkenanya benda tajam seperti gunting tali pusat.(Asuhan Persalinan Normal, 2007).

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada saat wawancara. Wajah dan mulut bayi dibersihkan dan tubuhnya dikeringkan agar tidak terjadi kedinginan (hipotermi) pada bayi baru lahir yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tali pusat. Dengan demikian hasil penelitian dapat mendukung bahwasanya pemotongan tali pusat penting dilakukan setelah lahir.

(48)

Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa penelitian dari partisipan diperoleh hasil yang dapat mendukung dan menjalankan bahwa bonding attachment penting dilakukan agar bayi tidak hipotermi dan bayi melakukan kontak batin dengan ibunya guna mempererat hubungan batin.

Bayi selesai dibersihkan, ibu mulai kontraksi kembali dan bidan segera menolong untuk melahirkan placenta, meminta ibu untuk meneran pelan, placenta berada di permukaan vulva, lakukan penekanan yang berlawanan arah dari pinggir atas pubies dan kemudian lakukan pemutaran placenta searah jarum jam (Yeyeh, 2009).

Pernyataan diatas sesuai dengan hasil penelitian peneliti bahwa placenta lahir sekitar 10-30 menit setelah bayi lahir, selama peoses pengeluaran ibu diminta untuk meneran pelan dan placenta diputar searah jarum jam.

Setelah plecenta lahir, segera massase fundus untuk mengurangi pengeluaran darah yang keluar dari robekan jalan lahir. Ibu di periksa vaginanya dari darah guna untuk melihat robekan yang terjadi selama proses persalinan. Jika ada laserasi maka bidan melakukan penjahitan (hekting) agar bersatunya jaringan-jaringan yang terputus saat proses persalinan berlangsung (Depkes RI, 2007).

(49)

Dilakukan segera setelah jahitan ibu selesai, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi selama persalinan. Ibu dibersihkan dari darah dan kotoran yang keluar saat proses persalinan berlangsung. Setelah itu ibu di gantikan pakaian yang bersih dan menyarankan ibu untuk istirahat karena lelahnya persalinan dan memberikanya minum.

Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan pasien yang mengatakan bahwa ibu dibersihkan dan diberi minum teh dan di sarankan untuk istirahat. Hal ini mendukung agar dapat menurunkan tingkat infeksi yang terjadi selama persalinan.

4.2.3. Asuhan bayi baru lahir

Begitu bayi lahir nilailah dengan cepat, kemudian bayi dilakukan bonding attachment dengan posisi kepala bayi lebih rendah dari dada ibu. Tutup badan

bayi kecuali kepala dengan menggunakan handuk agar nayi tidak kedinginan. Beritahu ibu untuk memeluk bayinya dan biarkan bayinya mencari puting susu dengan sendirinya ( Asuhan Persalinan Normal, 2007).

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti kepada partisipannya. Hal ini di ungkapkan partisipan bahwa bayi diletakkan di atas dada ibunya dan kemudian ditutup dengan handuk agar tidak kedinginan yang dilanjutkan pemotongan tali pusat. Setelah tali pusat selesai dipotong bayi kemudian diangkat untuk dibersihkan oleh bidan.

(50)

Tali pusat sangat berpengaruh terjadinya infeksi bila tidak dirawat. Rawatlah tali pusat bayi dengan cara mencuci tangan sebelum tangan melakukan kontak dengan bayi, pastikan selimut, pakaian dan handuk bayi dalam keadaan bersih. Kemudian rawat tali pusat, keringkan tali pusat kemudian bungkus dengan kain kassa streril. Hindari basah saat bayi buang air kecil atau air besar.

Dari pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh peneliti kepada partisipan bahwa perawatan tali pusat mendukung untuk mencegah terjdainya infeksi pada bayi.

4.2.4. Perasaan Yang Dialami

Kepuasan diartikan rasa kecewa/senang seseorang sebagai hasil perbandingan antara apa yang dirasakan dan apa yang diharapkan. Penelitian terhadap kepuasan dapat dilakukan setelah pasien menerima pelayanan karena kepentinganya yang kemudian dibandingkan dengan apa yang diharapkan (Rangkuti, 2000).

(51)

4.2.5. Harapan/Keinginan

Fasilitas kesehatan sangat mendukung dalam pengobatan dan pertolongan perasalinan. Jika fasilitas kurang melengkapi maka kerja tenaga kesehatan juga kurang maksimal, fasilitas sehingga perlu penambahan agar pelayanan lebih baik lagi.

(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian terhadap enam orang partisipan yang mendapat Asuhan Kebidanan pada saat persalinan dengan kriteria sebagai berikut : Asuhan bidan menjelang bayi lahir, Asuhan bidan setelah ibu melahirkan, Asuhan bayi baru lahir.

Upaya memperlancar dan mencegah terjadinya komplikasi yang muncul dengan asuhan-asuhan yang dilakukan seperti melakukan pemeriksaan, pemasangan infus, perangsangan untuk membuka jalan lahir. Upaya memberi semangat dengan menghadirkan pendamping pada saat bersalin dan memberi arahan-arahan persalinan. Upaya parawatan bayi baru lahir dengan mengeringkan bayi, memotong tali pusat dan melakukan bonding attachment agar ikatan batin antara ibu dan bayi semakin erat.

Semua partisipan mendapat pelayanan yang sama ketika mereka melahirkan diklinik tersebut yaitu saat menjelang bayi lahir, setelah bayi lahir dan asuhan bayi lahir tersebit.

B. Saran

Saran yang perlu dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Rekomendasi Kesehatan

Penelitian ini merupakan penelitian yang mengidentifikasi pengalaman ibu bersalin terhadap asuhan kebidanan. Oleh karena irtu perlu dilakukan penelitian fenomenologi sehingga nantinya dapat memberikan pelayanan asuhan kebidanan agar lebih baik lagi.

(53)
(54)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, V. (2002). Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Keperawatan Di BRSD Kepajen. diambil 10 Oktober, 2010, dari

Ayurai. (2009). Nifas-Bendungan Asi. diambil 17 Oktober, 2010, dari

Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.

Ikatan Bidan Indonesia. (2006). 50 Tahun IBI. Jakarta: EGC.

JNPK-KR, (2007). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Llewellyn, D.,Jones. (2002). Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi, Edisi 6. Jakarta: Hipokrates.

Manik, M., Asnah, N.,Asiah, N.(2010). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan: tidak di publikasikan.

Moleong, L.J.(2006). Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Newsroom, R. (2009). Perkiraan Persalinan Di Indosesia Mencapai 5 Juta. diambil 17 Oktober, 2010, dari

Pohan, I.S. (2007). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. (2007). Ilmu Bedah Kebidanan, cetakan 7. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Ritongga, P.dkk. (2010). Bahasa Indonesia Praktis, cetakan 4. Medan: tidak di publikasikan.

Ross, S. (2006). Birth Right. Jakarta: Trans Media.

Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

(55)

Supranto, J. (2006). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, cetakan 3. Jakarta: Rineka Cipta.

Syafrudin. (2009). Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

(56)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

Saya yang bernama Emaniar Surbakti/105102027 adalah mahasiswi Program Studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengalaman Ibu Bersalin Terhadap Asuhan

Kebidanan Rawat Inap Di Klinik Bersalin Harapan Bunda Binjai. Penelitian ini merupakan

salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi partisipan dalam

penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi data demografi dan lembar kuesioner dengan

jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai

bukti kerelaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri

setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang diberikan akan

dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini. Terima kasih atas

partisipasinya.

Medan, Februari 2011

Peneliti Partisipan

(57)

Lampiran 2

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

Pengkajian Data Demografi Petunjuk Pengisian

• Semua pertanyaan harus dijawab

• Untuk soal no 1, 2 dan 3 dijawab dengan mengisi pertanyaan yang

diberikan

• Untuk pertanyaan selanjutnya dijawab dengan memberikan tanda cheklis

(√) pada tempat yang sudah disediakan

(58)

7. Pendidikan 1. SD ( )

2. SMP ( )

3. SMA ( )

(59)

Panduan Wawancara

1. Bagaimana pengalaman yang ibu dapatkan di Klinik Harapan Bunda Binjai? 2. Apa yang ibu rasakan setelah mendapat pelayanan dari tenaga kesehatan di

Klinik Harapan Bunda?

(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Emaniar Surbakti

Tempat/Tanggal Lahir : Sukaramai, 17 Februari 1987

Anak Ke : 5 dari 5 bersaudara

Agama : Islam

Nama Ayah : Kasim Surbakti

Ibu : Mua’limah

Alamat : Dusun IV Sukaramai Mekar Jaya

Riwayat Pendidikan : SD Negeri 057764 1994-2000

SMP N 1 Tanjung Pura Langkat 2000-2003

SMA N 1 Tanjung Pura Langkat 2003-2006

Akbid Kholisatur Rahmi Binjai 2006-2009

Gambar

Table 4.1. Data Demografi Partisipan

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Peraturan Menteri Pemerintah Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2007 Tahun 2007 tentang Pedoman Tim Ahli

Skripsi yang berjudul: “ Collaborative Governance dalam Program Generasi Berencana di Kabupaten Karanganyar” adalah karya saya sendiri dan bebas dari plagiat, serta tidak

PENGARUH JENIS KEMASAN TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME PADA ABON SAPI DENGAN SUBSTITUSI PARSIAL SERAT PANGAN NANAS ( Ananas comosus Merr.)

– Menyediakan sebuah mekanisme yang siap untuk hidup dan bekerja lagi dengan cepat setelah terjadi kesalahan, kerusakan atau bencana, dimana semua data dapat diakses pada

Kun painot oli korjattu luokitellun tilakeskiarvon suhteen ja regres- siokorjattu punnitusiän suhteen, saatiin kolmen päivän ja kuuden viikon painojen välisiksi geno-

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan permasalahan, maka studi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruh pemanfaatan remitan buruh migran yang dialokasikan untuk

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis, refleksi dan interpretasi (pemaknaan) terhadap data yang didapat dari hasil observasi, sehingga dapat diketahui apakah

berjudul “PEMBACAAN KETERANGAN AHLI DI BIDANG MIGAS OLEH PENUNTUT UMUM DALAM PEMBUKTIAN PENGANGKUTAN ILEGAL BBM BERSUBSIDI DI PENGADILAN NEGERI BONTANG (Studi Putusan