• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

REBEQCA JULIANA 110907041

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan pada Yesus Kristus karena atas berkat

dan kasihnya yang pernah berhenti, skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Good

Corporate Governance terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk” ini dapat penulis selesaikan, yang merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini juga tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan

berupa motivasi, pengarahan, bimbingan, bantuan dan kerja sama dari semua

pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara Medan.

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution S.Sos, MSP, selaku Sekretaris Program

Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara Medan.

4. Ibu Dra. Beti Nasution M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, pikiran, kritik serta saran kepada penulis sehingga

(3)

5. Kak Siswati Saragi S.Sos, MSP, dosen dan administrator Program Studi Ilmu

Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara Medan.

6. Bapak Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si selaku dosen penguji seminar

yang memberikan saran dan perbaikan yang sangat membangun.

7. Ibu Dra. Nurlela Ketaren, MSP selaku dosen pembimbing magang yang telah

menjadi pembimbing yang begitu luar biasa di saat magang berlangsung,

memberi nasehat dan masukan yang begitu berarti.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan

tanpa terkecuali yang telah banyak memberikan ilmu, motivasi, masukan

serta bimbingan untuk kehidupan yang lebih baik.

9. Bang Farid, selaku administrator Program Studi Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara Medan yang telah banyak membantu penulis selama kuliah dalam hal

KRS, KHS dan keperluan administrasi lainnya.

10. Untuk PT. PD Paya Pinang, Jl. Samanhudi No. 10 Medan atas kesempatan

magang yang diberikan, terkhususnya pada bagian Personalia yang membantu

dalam proses magang dan memberikan arahan. Untuk Bapak Irhamir, Bapak

M. Asrul, Ibu Devi, Bang Edi dan seluruh karyawan yang telah membantu.

11. Spesial untuk Mamak (L. Manullang) yang sangat penulis sayangi, yang

selalu memberikan dukungan, semangat, mengajarkan untuk berserah pada

(4)

cerewetan yang mamak berikan, terima kasih untuk doa-doamu, terima kasih

untuk pengorbananmu yang hebat, mamak yang sudah bagaikan sahabat,

saudara kembar, tempat curhat, tanding kegaulan dan kecantikan, dan tidak

lupa jadi Ibu dan Ayah bagiku.

12. Keluarga penulis untuk Alm. Bapak (R. Sidabutar), I miss you, Dad! Untuk

Bapak (H.Pakpahan) terima kasih untuk kebersamaan dan kasihnya, kakak

tercinta (Satya Sidabutar) yang keras kepala, adik tercinta (Ade Sidabutar)

yang ngak jelas isi hatinya, dan pudan paling ganteng (Michael Sidabutar)

yang ketemu berantam, tapi kalo kakaknya pulang merantau diteleponin tiap

malam, semangat meraih cita-cita kita.

13. Teman-teman terkasih yang sangat banyak, untuk geng Kugy yang sudah 6

tahunan (Tria, Mona, Tika, Tisa, Putri, Yulia, Sri) dan lelaki pendukung

(Rahman, Ferick, Robert, Hisar, Topel, Rahmad) rindu masa SMA. Teman

ketemu kuliah (AB 11 Kelas A dan B), teman magang (Rita, Bunga/Nai, Kak

Sela, Kiki dan Wawa) terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya.

14. Tanoto Foundation yang telah memberikan bantuan finansial kepada penulis

dan terima kasih untuk pengalaman-pengalaman kerennya. Penulis sangat

bangga bisa menjadi bagian dari Tanoto Foundation. Untuk geng DWC yang

terbentuk di Hociak (Wella, Nervi, M.Fadlan, Adi Dharma, Prananda) yang

super gilak.

15. Untuk teman yang pernah terlukai hatinya oleh penulis (#kode) maafin ya.

Untuk kak Hesti yang selalu mengerti isi hati adek, untuk anak kos bang edi,

(5)

16. Dan terakhir ayat yang selalu menyemangati dan menjadi pegangan “Jikalau

kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah

apa saja yang kamu mau kehendaki, dan kamu akan menerimanya” (Yohanes

15:7).

Akhir kata, tak ada gading tak retak begitu juga dengan skripsi ini masih

banyak kekurangan, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca untuk perbaikan yang lebih baik kedepannya.

Medan, Mei 2015

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2.2.4 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) ... 19

2.2.5 Tujuan Penerapan Good Corporate Governance (GCG) ... 22

2.2.6 Corporate Governance Perception Index (CGPI) ... 23

2.3 Profitabilitas Perusahaan ... 29

2.3.1 Pengertian Profitabilitas ... 29

2.3.2 Laporan Keuangan ... 30

2.3.3 Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Keuangan ... 32

2.3.4 Indikator dalam Perhitungan Profitabilitas ... 34

2.4 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas Perusahaan ... 37

2.5 Penelitian Terdahulu ... 38

2.6 Kerangka Berpikir ... 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 43

3.2 Lokasi Penelitian ... 43

3.3 Hipotesis ... 43

3.4 Definisi Konsep ... 44

(7)

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 52

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk ... 52

4.1.2 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk ... 59

4.1.3 Arti dan Filosofi Logo Baru Bank Mandiri ... 61

4.2 Penyajian Data ... 62

4.2.1 Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk periode 2007-2013 ... 62

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lima Prinsip Dasar Good Corporate Governance ... 19

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 42

Gambar 4.1 Logo Bank Mandiri ... 61

Gambar 4.2 Tahapan Implementasi Bank Mandiri ... 71

Gambar 4.3 Grafik CGPI Bank Mandiri tahun 2007-2014 ... 75

Gambar 4.4 Normal P-P plot ... 78

Gambar 4.5 Grafik Histogram ... 79

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skor Peringkat Good Corporate Governance di Asia ... 2

Tabel 1.2 Rata-rata Rasio Profitabilitas Bank Mandiri 2002-2011 ... 4

Tabel 2.1 Bobot Penilaian CGPI ... 27

Tabel 2.2 Pemeringkatan CGPI ... 28

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 39

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 46

Tabel 4.1 Prinsip-prinsip GCG Bank Mandiri ... 64

Tabel 4.2 Kilas Balik Implementasi GCG Bank Mandiri ... 66

Tabel 4.3 Tahapan Implementasi GCG Bank Mandiri ... 71

Tabel 4.4 Skor CGPI Bank Mandiri tahun 2007-2014 ... 75

Tabel 4.5 ROE Bank Mandiri tahun 2007-2013 ... 76

Tabel 4.6 Rasio CGPI dan ROE PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk ... 77

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokolerasi ... 81

Tabel 4.8 Regresi Linear Sederhana ... 82

Tabel 4.9 R-square ... 83

Tabel 4.10 Hasil Uji-t ... 84

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Hasil Analisis Data Deskriptif ... 94

Lampiran II Uji Normalitas Dengan Grafik Histogram ... 94

Lampiran II Uji Normalitas Dengan Grafik P-P Plot ... 95

Lampiran IV Hasil Uji Multikolinearitas ... 95

Lampiran V Hasil Uji Autokorelasi ... 96

Lampiran VI Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Diagram Scatterplot ... 96

Lampiran VII Koefisien Determinasi (R-Square) ... 97

Lampiran VIII Hasil Uji Signifikan Parsial Dan Analisis Regresi (Uji T) ... 97

Lampiran IX Hasil Uji Hipotesis ... 97

Lampiran X Pengajuan Judul Skripsi ... 98

Lampiran XI Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi ... 99

Lampiran XII Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi ... 100

Lampiran XIII Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi Lanjutan ... 101

Lampiran XIV Surat Jadwal Seminar Proposal Skripsi ... 102

Lampiran XV Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal ... 103

Lampiran XVI Berita Acara Seminar Proposal Rencana Usulan Penelitian ... 104

Lampiran XVII Berita Acara Seminar Proposal Rencana Usulan Penelitian Lanjutan ... 105

Lampiran XVIII Berkas Penilaian Seminar Proposal ... 106

(11)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk

Nama : Rebeqca Juliana Sidabutar NIM : 110907041

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Dra. Beti Nasution M.Si

Setiap badan usaha akan selalu berusaha untuk meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Hambatan-hambatan yang dihadapi perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut pada umumnya berkisar pada hal-hal yang sifatnya fundamental seperti tidak diterapkannya sistem tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance. Bank Mandiri menerapkan GCG dalam strateginya meningkatkan profitabilitas setelah pada tahun 2005 mengalami masalah yang mengakibatkan penurunan laba sebesar 80%.

Penelitian ini membahas masalah pengaruh penerapan GCG terhadap profitabilitas Bank Mandiri yang bertujuan untuk mengetahui penerapan GCG pada Bank Mandiri, profitabilitas Bank Mandiri, serta pengaruh penerapan GCG dalam meningkatkan profitabilitas Bank Mandiri periode 2007-2013.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif metode kuantitatif, yaitu penelitian yang berupaya mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau hubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan studi dokumentasi pada website Bank Mandiri dan website pendukung lainnya.

(12)

ABSTRAC

ANALYSIS OF EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE TO PROFITABILITY COMPANY

IN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk

Name : Rebeqca Juliana Sidabutar NIM : 110907041

Program of Study : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Supervisor : Dra. Beti Nasution M.Si

Each entity will always strive to improve profitability, because the higher the level of profitability, the viability of these enterprises will be more secure. The obstacles that companies face in achieving these objectives generally revolve around the things that are fundamental such as the failure to apply corporate governance system is good or good corporate governance. Bank Mandiri GCG in its strategy improve profitability in 2005 after experiencing a problem which resulted in a decrease in profit of 80%.

This study addressed the issue of the effect on profitability GCG implementation of Bank Mandiri, which aims to determine the GCG implementation in Bank Mandiri, the profitability of the bank, as well as the effect of the application of GCG in improving the profitability of the bank the period 2007-2013.

The method used in this research is associative quantitative methods, the research seeks to examine how a variable connection or relationship with other variables, or whether a variable influenced by other variables. Data collection techniques using secondary data collection techniques performed by means of literature study and documentation on the website of Bank Mandiri and other supporting websites.

From the research we concluded that implementation of GCG at Bank Mandiri is very good, where the Bank was awarded "Highly Reliable" by 8 times in a row in the Corporate Governance Perception Index (CGPI). Bank Mandiri pretty good profitability with an average ROE of 22.92%, which means that in every Rp. 100, own capital invested give a profit of Rp. 22.92. And testing the effect on the profitability of the company GCG variables indicate that these variables have a significant influence with a significance value of 0.000 (<0.05), and the R-square = 0.966 indicates that ROE can be explained by the variable GCG implementation at 96.9%, while the remaining 3 , 4% is explained by other variables outside the regression model. It means that with the better management of the company or of good corporate governance on its own efforts to improve financial performance can be optimally performed.

(13)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk

Nama : Rebeqca Juliana Sidabutar NIM : 110907041

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Dra. Beti Nasution M.Si

Setiap badan usaha akan selalu berusaha untuk meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Hambatan-hambatan yang dihadapi perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut pada umumnya berkisar pada hal-hal yang sifatnya fundamental seperti tidak diterapkannya sistem tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance. Bank Mandiri menerapkan GCG dalam strateginya meningkatkan profitabilitas setelah pada tahun 2005 mengalami masalah yang mengakibatkan penurunan laba sebesar 80%.

Penelitian ini membahas masalah pengaruh penerapan GCG terhadap profitabilitas Bank Mandiri yang bertujuan untuk mengetahui penerapan GCG pada Bank Mandiri, profitabilitas Bank Mandiri, serta pengaruh penerapan GCG dalam meningkatkan profitabilitas Bank Mandiri periode 2007-2013.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif metode kuantitatif, yaitu penelitian yang berupaya mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau hubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan studi dokumentasi pada website Bank Mandiri dan website pendukung lainnya.

(14)

ABSTRAC

ANALYSIS OF EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE TO PROFITABILITY COMPANY

IN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk

Name : Rebeqca Juliana Sidabutar NIM : 110907041

Program of Study : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Supervisor : Dra. Beti Nasution M.Si

Each entity will always strive to improve profitability, because the higher the level of profitability, the viability of these enterprises will be more secure. The obstacles that companies face in achieving these objectives generally revolve around the things that are fundamental such as the failure to apply corporate governance system is good or good corporate governance. Bank Mandiri GCG in its strategy improve profitability in 2005 after experiencing a problem which resulted in a decrease in profit of 80%.

This study addressed the issue of the effect on profitability GCG implementation of Bank Mandiri, which aims to determine the GCG implementation in Bank Mandiri, the profitability of the bank, as well as the effect of the application of GCG in improving the profitability of the bank the period 2007-2013.

The method used in this research is associative quantitative methods, the research seeks to examine how a variable connection or relationship with other variables, or whether a variable influenced by other variables. Data collection techniques using secondary data collection techniques performed by means of literature study and documentation on the website of Bank Mandiri and other supporting websites.

From the research we concluded that implementation of GCG at Bank Mandiri is very good, where the Bank was awarded "Highly Reliable" by 8 times in a row in the Corporate Governance Perception Index (CGPI). Bank Mandiri pretty good profitability with an average ROE of 22.92%, which means that in every Rp. 100, own capital invested give a profit of Rp. 22.92. And testing the effect on the profitability of the company GCG variables indicate that these variables have a significant influence with a significance value of 0.000 (<0.05), and the R-square = 0.966 indicates that ROE can be explained by the variable GCG implementation at 96.9%, while the remaining 3 , 4% is explained by other variables outside the regression model. It means that with the better management of the company or of good corporate governance on its own efforts to improve financial performance can be optimally performed.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran

dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu

menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba

investasi, pendapatan per saham, dan penjualan. Nilai profitabilitas menjadi

norma ukuran bagi kesehatan perusahaan. Profitabilitas mempunyai arti penting

dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang,

karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai

prospek yang baik dimasa yang akan datang.

Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para

investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya

guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan

menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu

sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan

badan usaha tersebut. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha

meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu

badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.

(16)

fundamental seperti tidak diterapkannya sistem tata kelola perusahaan yang baik

atau good corporate governance. Good Corporate Governance merupakan suatu

tata kelola perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan,

akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran. Krisis di

Indonesia yang dimulai pada akhir tahun 1997 yang efeknya masih terasa hingga

saat ini bukan semata-mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga di

akibatkan oleh belum di implementasikannya good corporate governance. Banyak

perusahaan yang terpuruk karena tata pemerintahan sebuah perusahaan tersebut

tidak baik sehingga banyak fraud yang terjadi atau tidak ada investor yang mau

membeli saham perusahaan tersebut. Dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini, di

Indonesia kesadaran perusahaan menerapakan good corporate governance masih

sangat rendah.

Tabel 1.1 Skor Peringkat Good Corporate Governance di Asia

NEGARA SKOR

Tahun 2000 Tahun 2012

Singapura 2,00 0,67

Hongkong 3,59 2,64

Jepang 4,00 1,90

Philipina 5,00 6,10

Taiwan 6,10 5,46

Malaysia 6,20 5,59

Thailand 6,67 6,57

China 8,22 7,00

Indonesia 8,29 8,50

Korea Selatan 8,83 6,90

Vietnam 8,89 7,75

(17)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa Indonesia termasuk negara

dengan Good Corporate Governance yang buruk di Asia. Padahal dengan

menerapkan good corporate governance, perusahaan akan mampu menambah dan

memaksimalkan nilai perusahaan guna memenangkan kompetisi global.

Menyadari situasi dan kondisi demikian, pemerintah melalui Kementrian Negara

BUMN mulai memperkenalkan konsep good corporate governance di lingkungan

BUMN melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-117/M-MBU/2002

tentang penerapan praktik GCG pada BUMN, BUMN didorong untuk wajib

menerapkan good corporate governance secara konsisten atau menjadikan good

corporate governance sebagai landasan operasionalnya yang pada dasarnya

memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan,

salah satu diantaranya adalah profitabilitas perusahaan.

Di Indonesia, isu terkait good corporate governance sudah mulai banyak

dibahas dalam dunia bisnis, sehingga banyak sumber-sumber good corporate

governance yang mulai diteliti di dalam perusahaan kemudian dikembangkan oleh

lembaga peneliti good corporate governance, salah satu informasi yang terkait

dengan good corporate governance saat ini yang dapat digunakan adalah

Corporate Governance Perception Index (CGPI). CGPI adalah program riset dan

pemeringkatan penerapan good corporate governance pada

perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui perancangan riset yang mendorong perusahaan-perusahaan

meningkatkan kualitas penerapan konsep GCG melalui perbaikan yang

berkesinambungan dan melaksanakan evaluasi.

(18)

tahun 2005 Bank Mandiri mengalami permasalahan yang mengakibatkan

menurunnya kinerja bank. Salah satunya adalah dengan meningkatnya kredit

bermasalah. Hal ini secara langsung berdampak pada penurunan laba Bank

Mandiri secara signifikan dari sebelumnya sebesar Rp 5,3 triliun di tahun 2004,

menjadi Rp 603 miliar di tahun 2005 atau mengalami penurunan sebesar sekitar

80%. Dari sisi kepercayaan investor di bursa, harga saham Bank Mandiri juga

mengalami penurunan dari Rp2.050 pada Januari 2005 hingga ke level Rp1.110

pada November 2005.

Tahun 2006 PT. Bank Mandiri Tbk mengambil langkah transformasi

dalam strategi utama untuk mengulang kembali kejayaannya. Salah satu langkah

transformasi tersebut adalah menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance. Peningkatan profitabilitas yang diperoleh Bank Mandiri setelah

menerapkan good corporate governance dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2 Rata-Rata Rasio Profitabilitas Bank Mandiri 2002-2011

Periode Rata-Rata Nilai Rasio (%)

ROA ROE NPM

Sebelum GCG

(2002-2006) 1.94 13.80 12.58 Setelah GCG

(2007-2011) 2.26 21.61 19.53

Sumber: Olah dat

Tabel diatas menunjukkan peningkatan rasio profitabilitas yang dicapai

Bank Mandiri setelah menerapkan good corporate governance sejak tahun 2007.

Rasio Return on Assets mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba secara keseluruhan dalam pengunaan aset. Rasio Return on Equity mengukur

(19)

laba bersih setelah pajak. Dan rasio Net Profit Margin mengukur laba bersih

setelah pajak terhadap tingkat penjualan.

Hingga saat ini, bank terbesar di Indonesia dari sisi aset ini secara

konsisten menerapkan prinsip-prinsip GCG dengan baik, dan terpercaya hingga

memperoleh berbagai penghargaan. Salah satu penghargaan yang diperoleh yaitu

pada tahun 2012, hasil riset dan pemeringkatan implementasi GCG yang

dilakukan The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) bekerja

sama dengan majalah SWA menyelenggarakan Corporate Governance Perception

Index (CGPI) dan memberikan predikat kepada PT. Bank Mandiri, Tbk. sebagai

Bank “Sangat Terpercaya” dan predikat ini diperoleh 6 (enam) tahun

berturut-turut dengan nilai tertinggi. Bank Mandiri menyatakan penerapan prinsip GCG

secara komprehensif menjadi faktor penting dalam menentukan tingkat

profitabilitas dan reputasi sebuah perusahaan serta keberhasilan dalam

memberikan nilai tambah kepada stakeholders (Donald:2013).

Penelitian terdahulu yang ditulis oleh Azhar, Ibnu Austrindanney Sina

tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance

Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Go Public di Indonesia periode

2007-2009” yang menggunakan variabel skor CGPI sebagai indikator GCG dan

menggunakan Return On Assets (ROA) sebagai indikator profitabilitas,

menunjukkan hasil bahwa GCG berpengaruh terhadap profitabilitas secara parsial

namun ROA disini tidak dapat dijelaskan oleh penerapan GCG.

R. Ait Novetiani dan Jeanny Fatimah tahun 2010 dengan judul “Pengaruh

(20)

Penerapan GCG berpengaruh terhadap keandalan laporan keuangan yang dilihat

dari nilai thitung sebesar 2.247 lebih besar dari ttabel sebesar 1.701, yang berarti H0

ditolak dan Ha diterima.

Devien Aprianto C tahun 2013 dengan judul “Analisis Pengaruh Corporate

Governance terhadap Kinerja Perusahaan dan Risiko Perusahaan (Studi Pada

Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Mengikuti

Pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) Periode

2007-2011)” menunjukkan variabel CGPI yang digunakan sebagai ukuran corporate

governance mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROI sebagai ukuran

kinerja perusahaan.

Devid Tjondro dan R. Wilopo tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Good

Corporate Governance terhadap Profitabilitas dan Kinerja Saham Perusahaan

Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia” menunjukkan GCG

berpengaruh secara positif signifikan terhadap ROA, ROE, NIM dan PER.

Dani Riandi dan Hasan Sakti Siregar tahun 2011 dengan judul “Pengaruh

Penerapan Good Corporate Governance terhadap Return on Asset, Net Profit

Margin, dan Earning per Share pada Perusahaan yang terdaftar di Corporate

Governance Perception Index.” menunjukkan Penerapan GCG tidak berpengaruh

secara parsial terhadap ROA, tetapi berpengaruh terhadap NPM dan EPS secara

parsial.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan tersebut, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian pada Bank Mandiri selama 7 tahun terakhir

menerapkan good corporate governance, mengenai kontribusi penerapan Good

(21)

Perception Index (CGPI) dalam usaha perusahaan untuk meningkatkan rasio

profitabilitasnya dengan judul “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap

Profitabilitas Perusahaan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk periode

2007-2013.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan penjelasan dari latar belakang yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan masalah yang menjadi dasar dalam

penyusunan skripsi, yaitu:

1. Bagaimana penerapan Good Corporate Governance pada PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk periode 2007-2013?

2. Bagaimana Profitabilitas PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk periode

2007-2013?

3. Seberapa besar pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap

Profitabailitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk periode 2007-2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui penerapan Good Corporate Governance pada PT. Bank

Mandiri (Persero) Tbk periode 2007-2013.

2. untuk mengetahui Profitabilitas PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk periode

(22)

3. untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan Good Corporate

Governance terhadap Profitabailitas pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

periode 2007-2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini selain bermanfaat bagi peneliti, penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat terhadap perusahaan-perusahaan yang diteliti dan

bagi akademisi.

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan wawasan dan

pemahaman yang mendalam berkaitan dengan Good Corporate Governance

serta pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan.

2. Bagi perusahaan yang diteliti, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat

sebagai bahan referensi akan pendalaman mengenai prinsip Good Corporate

Governance yang telah diterapkan dan untuk mengetahui besarnya pengaruh

yang dapat ditimbulkan atas pelaksanaan Good Corporate Governance

terhadap profitabilitas perusahaan.

3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi

(23)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Bank

2.1.1 Pengertian Bank

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan

Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Adapun

pembarian kredit itu dilakukan baik dengan modal sendiri atau dengan dana-dana

yang dipercayakan oleh pihak ketiga ataupun dengan jalan memperedarkan

alat-alat pembayaran berupa uang giral.

Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai

tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank dapat

sebagai agen of trust, agent of development, dan agent of services (Sri Susilo,

Sigit Triandaru, Totok Budi Santoso : 2006).

a. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam

hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau

menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.

(24)

percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi

simpanan dananya di bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau

menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur

kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan

pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur

akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan

juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan

pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

b. Agent of Development

Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan

sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling

mempengaruhi satu dengan lain. Sektor riil tidak dapat berkinerja dengan

baik apabila sektor moneter tidak berkerja dengan baik. Tugas bank sebagai

penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan

perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tresebut memungkinkan

masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan

jasa, mengingat semua kegiatan investas-distribusi-konsumsi ini tidak lain

adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

c. Agent of Services

Disamping melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, bank

juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada

masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan perbankan ini erat kaitannya dengan

(25)

lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa

pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.

2.1.2 Analisis Kinerja Bank

Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan

suatu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baiknya secara individu maupun

bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

neraca maupun laporan laba rugi (Abdullah 2005:124).

Menurut O.P. Simorangkir (2000:92) untuk mengetahui apakah suatu bank

cukup solid (kuat), maka ada hal-hal yang perlu diketahui, yaitu:

1. Likuiditas, artinya kemampuan bank untuk melunasi kewajiban-kewajiban

yang segara dapat ditarik. Seandainya nasabah memiliki simpanan giro di

bank dan ingin menarik karena butuh, tetapi ditampik pihak bank dengan

alasan agar lusa ditarik, tentu nasabah akan merasa jengkel. Bank yang

perilakunya demikian dikatakan tidak likuid.

2. Solvabilitas, artinya kemampuan bank untuk membayar semua utangnya

kepada pihak ketiga. Utang ini biasanya digolongkan utang yang berjangka

menengah atau panjang. Berbeda dengan likuiditas yang menitikberatkan

pada kewajiban jangka pendek. Bank tersebut mampu dan bersedia melunasi

setiap utangnya. Bank itu disebut likuid dan solvable, jika benar-benar

mudah, mampu, dan bersedia melunasi setiap utangnya.

3. Profitabilitas, artinya kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan atau

(26)

kecakapan pimpinan bank. Semakin besar laba yang diperoleh, semakin besar

usahanya.

2.2 Good Corporate Governance (GCG)

2.2.1 Sejarah Good Corporate Governance (GCG)

Sejarah lahirnya GCG muncul atas reaksi para pemegang saham di

Amerika Serikat pada tahun 1980-an yang terancam kepentingannya. Dimana

pada saat itu di Amerika terjadi gejolak ekonomi yang luar biasa yang

mengakibatkan banyak perusahaan yang melakukan restrukturisasi dengan

menjalankan segala cara untuk merebut kendali atas perusahaan lain. Tindakan ini

menimbulkan protes keras dari masyarakat atau publik. Publik menilai bahwa

manajemen dalam mengelola perusahaan mengabaikan kepentingan-kepentingan

para pemegang saham sebagai pemilik modal perusahaan. Merger dan akuisi pada

saat itu banyak merugikan para pemegang saham akibat kesalahan manajemen

dalam pengambilan keputusan. Untuk menjamin dan mengamankan hak-hak para

pemegang saham, muncul konsep pemberdayaan yang dapat mempengaruhi

kemampuan manajemen untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata

demi kepentingan perusahaan yang disebut good corporate governance.

Di Indonesia, konsep GCG mulai dikenal sejak krisis ekonomi tahun 1997

yang berkepanjangan yang dinilai karena tidak dikelolanya perusahaan–

perusahaan secara bertanggungjawab, serta mengabaikan regulasi dan sarat

dengan praktek (korupsi, kolusi, nepotisme) KKN. Bermula dari usulan

penyempurnaan peraturan pencatatan pada Bursa Efek Indonesia yang mengatur

(27)

mengangkat Komisaris Independen dan membentuk Komite Audit pada tahun

1998, GCG mulai di kenalkan pada seluruh perusahaan publik di Indonesia.

Setelah itu pemerintah Indonesia menandatangani Nota Kesepakatan

(Letter of Intent) dengan International Monetary Fund (IMF) yang mendorong

terciptanya iklim yang lebih kondusif bagi penerapan GCG. Pemerintah Indonesia

mendirikan lembaga khusus, yaitu Komite Nasional Kebijakan Governance

(KNKG) yang memiliki tugas pokok dalam merumuskan dan menyusun

rekomendasi kebijakan nasional mengenai GCG, serta memprakarsai dan

memantau perbaikan di bidang corporate governance di Indonesia.

Sejauh ini penegakan aturan untuk penerapan CGG, belum ada sanksi bagi

perusahaan yang belum menerapkan maupun yang sudah menerapkan tetapi tidak

sesuai standar pelaksanaan GCG. Namun pelaksanaan penerapan GCG memberi

nilai tambah bagi perusahaan. Perusahaan yang melakukan peningkatan pada

kualitas GCG menunjukkan peningkatan penilaian pasar, sedangkan perusahaan

yang mengalami penurunan kualitas GCG, cenderung menunjukan penurunan

pada penilaian pasar (Effendi:2008).

2.2.2 Definisi Good Corporate Governance (GCG)

Istilah tata kelola perusahaan yang baik di Indonesia merupakan

terjemahan dari good corporate governance. Kata governance berasal dari bahasa

Prancis kuno yaitu gouvernance yang berarti pengendalian (control) atau

regulated dan dapat dikatakan sebagai suatu keadaan yang berada dalam kondisi

(28)

GCG merupakan masalah yang tidak akan berakhir dan terus akan menjadi

bahan pembahasan bagi pelaku bisnis, akademis, pembuatan kebijakan dan lain

sebagainya. Perhatian terhadap GCG kian meningkat seiring banyak bermunculan

masalah skandal keuangan di lingkungan bisnis. Konsep GCG telah banyak

dikemukakan oleh banyak ahli dan badan sebagai alat control dan pengawasan

terhadap kinerja manajemen.

Definisi GCG menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara

Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 adalah suatu proses atau struktur yang digunakan

oleh BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan

guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka waktu panjang dan tetap

memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan

perundang-undangan dan nilai-nilai etika. Sehubungan dengan tidak berlakunya

Keputusan Menteri Negara BUMN tersebut yang selama ini digunakan sebagai

dasar penerapan GCG, yaitu Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: Kep–

117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktik GCG pada

Badan Usaha Milik Negara karena digantikan dengan Peraturan Menteri Negara

Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata

Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha

Milik Negara (tanggal 1 Agustus 2011), maka definisi GCG berubah menjadi

prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan

perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.

Menurut Effendi (2008), pengertian GCG adalah suatu sistem

pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola risiko

(29)

perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka

panjang.

Menurut Leo J. Susilo dan Karlen Simarmata (2007), good corporate

governance merupakan seperangkat tata hubungan diantara manajemen perseroan,

direksi, komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya.

Menurut G. Suprayitno (2004), good corporate governance sebagai proses

dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan

utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap

memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.

Definisi GCG yang dikemukakan diatas berbeda-beda namun memiliki

maksud yang sama. Dari definisi diatas dapat disimpulkan GCG adalah sistem

atau seperangkat peraturan yang mengatur, mengelola dan mengawasi hubungan

antara para pengelola perusahaan dengan stakeholders disuatu perusahaan. GCG

tidak hanya sebagai alat pengatur dan pengendali saja namun juga sebagai nilai

tambah bagi suatu perusahaan.

Sehingga di sini jelas jika Good Corporate Governance ingin diarahkan

untuk menciptakan suatu bentuk organisasi bisnis yang bertumpu pada

aturan-aturan manajemen modern yang profesional dengan konsep dedikasi yang jauh

lebih bertanggungjawab. Penafsiran bertanggungjawab dapat diartikan sebagai

keikutsertaan perusahaan secara jauh lebih dalam untuk ikut berpartisipasi dalam

membangun negara dan bangsa, seperti peran perusahaan sebagai penyedia

lapangan pekerjaan, dan pendukung penuntasan kemiskinan. Tentunya ini dapat

(30)

dengan baik bisa memperingan tugas negara dan memposisikan perusahaan

sebagai agent of development (agen pembangunan).

Good corporate governance dapat dijadikan pedoman yang berguna

sebagai pengawasan secara efektif sehingga dapat tercipta suatu mekanisme yang

check and balance. Penerapan good corporate governance yang efektif di dalam

sebuah perusahaan dapat memberikan kontribusi yang penting bagi perusahaan

dalam menghadapi ancaman di masa datang seperti menghindari krisis, sebaliknya

jika perusahaan tidak menerapkan good corporate governance secara efektif dapat

menyebabkan terjadinya ketidaksiapan dan kegagalan perusahaan dalam

mengahadapi ancaman.

2.2.3 Teori Good Corporate Governance (GCG)

a. Teori Agensi (Agency Theory)

Konsep GCG timbul berkaitan dengan principal-agency theory, yaitu

untuk menghindari konflik antara principal dan agent-nya (Fahmi, 2013). Konflik

muncul karena perbedaan kepentingan tersebut haruslah dikelola dengan baik

sehingga tidak menimbulkan kerugian pada para pihak. Teori agensi menekankan

pentingnya pemilik perusahaan (pemegang saham) menyerahkan pengelolaan

perusahaan kepada tenaga-tenaga ahli (agent) yang lebih mengerti dalam

menjalankan pengelolaan perusahaan (Sutedi, 2011). Pemisahan dalam

pengelolaan perusahaan dari pemiliknya ditujukan agar pemilik perusahaan

memperoleh keuntungan yang maksimal dengan biaya yang seefisien mungkin.

Tugas para agent adalah menjaga kepentingan perusahaan dan

(31)

kata lain agent adalah perantara para pemegang saham dalam menjalankan

pengelolaan perusahaan, sementara para pemegang saham hanya mengawasi

kinerja para agent-nya dan memastikan bahwa para agent bekerja sesuai dengan

fungsi, tugasnya, dan menjunjung tinggi kepentingan perusahaan sehingga tujuan

perusahaan dapat tercapai. Kinerja manajemen dapat dilihat dari keberhasilannya

dalam memaksimalkan laba perusahaan yang berpengaruh terhadap

keberlangsungan hidup perusahaan.

Keleluasaan manajemen dalam mengelola dana guna mencapai hasil yang

maksimal bagi perusahaan bisa mengarah pada memaksimalkan tambahan

ekonomis bagi kepentingan pribadi (kepentingan para agent) dengan beban dan

biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan, sehingga dalam menyajikan

laporan atas penggunaan dan pengelolaan dana oleh para agent tidak melaporkan

informasi keuangan perusahaan sesuai dengan yang sebenarnya (Ernawan, 2011).

Dengan kata lain, para agent merekayasa laporan keuangan perusahaan

guna menghindari resiko ditemukannya fraud yang dilakukan. Disamping itu,

kinerja manajemen yang diukur dari keberhasilannya dalam memaksimalkan laba

perusahaan, mendorong para agent untuk melakukan earnings management dalam

penyusunan laporan keuangan, dimana agent merekayasa laba perusahaan agar

kinerja dalam mengelola perusahaan dinilai baik oleh para pemegang saham.

Teori agensi tersebut mendorong munculnya konsep GCG dalam

pengelola bisnis perusahaan, dimana GCG diharapkan dapat meminimumkan

hal-hal tersebut melalui pengawasan terhadap kinerja para agent. GCG memberikan

(32)

dengan baik dan para agent bekerja sesuai dengan fungsi, tanggung jawab dan

untuk kepentingan perusahaan.

b. Teori Stakeholders

Pengertian stakeholders atau para pemangku kepentingan menurut

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01

/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good

Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik adalah pihak-pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan (BUMN) karena mempunyai hubungan hukum

dengan perusahaan (BUMN). Perusahaan tidak hanya memandang bahwa

stakeholders adalah investor dan kreditor saja, melainkan antara lain pemerintah,

pelanggan, pemasok, karyawan (tenaga kerja), masyarakat dan lingkungan.

Dalam teori ini menunjukkan adanya peran penting stakeholders dalam

perusahaan. Untuk itu perusahaan harus mampu memberikan kepuasan terhadap

stakeholders, dimana perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi semua tuntutan

stakeholders agar dapat mendukung pencapai tujuan perusahaan. Dalam tesisnya,

Sarwako (2003) menyimpulkan salah satu cara yang dapat digunakan untuk

mengelola tuntutan stakeholders adalah dengan menerapkan GCG secara efektif.

c. Stewardship theory

Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat

manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu

bertindak dengan penuh tanggung jawab memiliki, integritas, dan kejujuran

terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam tuntutan yang dikehendaki para

(33)

sebagai dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan

publik pada umumnya maupun shareholders pada khususnya.

2.2.4 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Prinsip-prinsip good corporate governance menurut Komite Nasional

Kebijaka Governance (Pedoman Umum GCG, 2006) adalah:

R

Gambar 2.1 : Lima Prinsip Dasar Good Corporate Governance

1. Transparansi (Transparency)

Dalam prinsip ini, perusahaan dituntut mampu menyediakan informasi

yang penting atau materiil dan relevan secara akurat, tepat waktu, jelas, konsisten,

comparable dan mudah diakses dan dipahami oleh stakeholders karena

keyakinan dan kepercayaan stakeholders terhadap perusahaan tergantung pada

pengungkapan informasi tersebut. Untuk itu, perusahaan hendaknya menggunakan

Transparency Accountability

Responsibility Fairness

Independency

(34)

secara luas dalam pengungkapan laporan keuangan. Disamping itu, perusahaan

diharapkan mempublikasikan laporan keuangan dan informasi agar investor

mudah dalam mengakses informasi yang dibutuhkan, sehingga dapat menghindari

benturan kepentingan (conflict of interest). Selain laporan keuangan, perusahaan

harus menyediakan informasi-informasi penting lainnya dan kebijakan-kebijakan

perusahaan kepada stakeholders, khususnya para pemegang saham. Informasi

yang disajikan oleh perusahaan harus mencerminkan keadaan yang sesungguhnya

(transparency), tanpa rekayasa oleh pihak manapun.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Dalam prinsip ini, perusahaan diharapkan mempertanggungjawabkan

kinerjanya secara transparan dan wajar. Prinsip ini ditujukan untuk menghindari

agency problem yang muncul karena adanya perbedaan kepentingan antara

Pemegang Saham dan Direksi. Usaha yang dilakukan perusahaan untuk

menjalankan prinsip ini antara lain dengan memisahkan secara jelas fungsi, hak,

wewenang dan tanggungjawab masing-masing organ perusahaan, dan memastikan

setiap organ perusahaan mampu melaksanakan fungsinya sesuai dengan anggaran

dasar, etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan.

Untuk meyakinkan bahwa tidak adanya penyimpangan fungsi, hak dan

wewenang, maka dibentuk suatu sistem pengendalian internal (SPI) yang efektif

dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan. Disamping itu perusahaan harus

memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan

sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward

and punishment system) untuk mendorong semua organ perusahaan melaksanakan

(35)

3. Responsibilitas (responsibility)

Dalam prinsip ini, perusahaan diharapkan patuh terhadap hukum dan

peraturan yang berlaku, termasuk yang berkaitan dengan pajak, hubungan

industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatan dan keselamatan kerja,

standar penggajian, dan persaingan yang sehat. Mengingat dalam menjalankan

operasinya perusahaan seringkali menghasilkan dampak yang negatif yang harus

ditanggung masyarakat, untuk ini tanggung jawab perusahaan terhadap

masyarakat sangat diperlukan. Perusahaan juga diharapkan membantu peran

pemerintah dalam mengurangi terjadinya kesenjangan pendapatan dan

kesempatan kerja yang terjadi pada segmen masyarakat yang belum mendapatkan

manfaat dari mekanisme pasar. Dengan perusahaan mematuhi hukum dan

perundang-undangan yang berlaku dan menjalankan tanggung jawab kepada

lingkungan dan masyarakat maka kesinambungan usaha dalam jangka panjang

akan terwujud dan perusahaan mendapatkan penghargaan sebagai Good

Corporate Citizen.

4. Independensi (Independency)

Dalam hal ini perusahaan dikelola secara independent, dimana perusahaan

harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak dipengaruhi

oleh kepentingan tertentu, bebas dari conflict of interest dan dari segala pengaruh

dan tekanan pihak manapun, sehingga dalam pengambilan keputusan dapat

dilakukan secara objektif. Dalam hal ini pula, setiap organ perusahaan dituntut

untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan yang telah ditentukan,

(36)

dapat ditempuh dengan penetapan job description secara jelas dan memastikan

setiap organ telah melakukan tanggung jawabnya dengan baik sesuai apa yang

telah ditentukan.

5. Kewajaran dan Kesetaraan (fairness)

Dapat dipastikan semua investor pasti membutuhkan jaminan bahwa setiap

asset atau capital yang mereka tanamkan dikelola secara aman. Untuk itu

perusahaan dituntut untuk memberikan perlindungan terhadap seluruh

kepentingan pemegang saham secara fair, termasuk kepada pemegang saham

minoritas. Perlindungan tersebut termasuk perlindungan terhadap kemungkinan

terjadinya praktek korporasi yang merugikan seperti fraud, insider trading dan

lain sebagainya.

.

2.2.5 Tujuan Penerapan Good Corporate Governance (GCG)

Mengacu pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

Nomor: PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang

Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, maka dapat

diketahui tujuan dari penerapan prinsip-prinsip GCG antara lain:

1. Penerapan prinsip-prinsip GCG untuk memaksimalkan nilai BUMN agar

BUMN memiliki daya saing yang kuat baik secara nasional maupun

internasional, sehingga tujuan BUMN dapat dicapai.

2. Agar BUMN dalam menjalankan usahanya dapat dijalankan secara

professional, transparant, efisien, serta memberdayakan fungsi dan

(37)

3. Agar setiap keputusan yang diambil dilandasi oleh nilai moral dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, serta memperhatikan

kepentingan-kepentingan para stakeholder (melindungi hak stakeholders).

4. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.

5. Meningkatkan iklim investasi nasional.

2.2.6 Corporate Governance Perception Index (CGPI)

Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan

pemeringkatan penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada perusahaan

publik dan BUMN di Indonesia. Program ini dilaksanakan sejak tahun 2001

dilandasi pemikiran pentingnya mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan

tersebut menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance. Dengan kata lain

CGPI merupakan hasil penilaian dari pelaksanan good corporate governance.

Program CGPI dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate

Governance (IICG) bekerjasama dengan majalah SWA.

IICG merupakan lembaga indenpenden yang didirikan pada tanggal 2 Juni

2000 dengan tujuan untuk memasyarakatkan konsep, praktik dan manfaat good

corporate governance kepada dunia usaha dan masyarakat luas. Program

penelitian CGPI ini sudah berlangsung sejak 2001. Dalam pemeringkatan CGPI

ini nantinya di setiap akhir tahun akan diberikan suatu bentuk apresiasi

penghargaan terhadap inisiatif dari upaya perusahaan dalam mewujudkan bisnis

yang sesuai dengan good corporate governance melalui CGPI Awards dan

(38)

Penilaian yang dilakukan terhadap praktek penerapan good corporate

governance meliputi (The Indonesian Institute for Corporate Governance, 2009):

1. Komitmen yang menunjukkan wujud kesungguhan organ perusahaan dalam

merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi sesuai dengan

prinsip-prinsip GCG, dan kesungguhan ini dapat dirasakan serta dapat

mendorong anggota perusahaan untuk ikut melakukannya.

2. Transparansi yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam

menyampaikan berbagai informasi tentang perusahaan secara tepat waktu dan

akurat, termasuk informasi tentang proses merumuskan,

mengimplementasikan, serta mengevaluasi strategi yang dilakukannya, dan

kesungguhan ini dapat dirasakan serta dapat mendorong anggota perusahaan

untuk ikut melakukannya.

3. Akuntabilitas yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam

mempertanggungjawabkan seluruh proses pencapaian kinerja secara

transparan dan wajar, termasuk mempertanggungjawabkan seluruh proses

dalam merumuskan, mengimplementasikan serta mengevaluasi strategi, dan

kesungguhan ini dapat dirasakan serta dapat mendorong anggota perusahaan

untuk ikut melakukannya.

4. Responsibilitas yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam

menjamin terlaksananya peraturan perundang-undangan dan tanggung jawab

terhadap masyarakat dan lingkungan, termasuk dalam menjamin

terlaksananya proses perumusan, implementasi serta evaluasi strategi secara

bertanggung jawab, dan kesungguhan ini dapat dirasakan serta dapat

(39)

5. Independensi yang menunujukkan kesungguhan organ perusahaan dalam

menjamin tidak adanya dominasi atau intervensi dari satu partisipan terhadap

partisipan lainnya, termasuk dalam menjamin tidak adanya dominasi dan

intervensi dari satu partisipan manapun dalam proses merumuskan,

mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi, dan kesungguhan ini dapat

dirasakan serta dapat mendorong anggota perusahaan untuk ikut

melakukannya.

6. Keadilan yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam

memperhatikan kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemangku

kepentingan lainnya (stakeholder), termasuk dalam memperhatikan dan

mempertimbangkan kepentingan seluruh stakeholder dalam proses

merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi, dan

kesungguhan ini dapat dirasakan serta mendorong anggota perusahaan untuk

ikut melaksanakannya.

7. Kompetensi yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam

menunjukkan kemampuannya untuk menggunakan otoritasnya sesuai dengan

peran dan fungsinya, inovatif dan kreatif, termasuk menunjukkan

kemampuannya untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi

strategi secara tepat, dan kesungguhan ini dapat dirasakan serta dapat

mendorong anggota perusahaan untuk melakukannya juga.

8. Kepemimpinan yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam

menunjukkan corak kepemimpinan yang dapat mentransformasikan

(40)

mengimplementaskan dan mengevaluasi strategi, dan kesungguhan ini dapat

dirasakan serta dapat mendorong anggota perusahaan untuk ikut

melakukannya.

9. Kemampuan bekerja sama yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan

dalam menunjukkan kemampuan bekerjasamanya untuk mencapai tujuan

bersama secara bermartabat, termasuk dalam menunjukkan kemampuan

bekerjasamanya untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan

mengevaluasi strategi, dan kesungguhan ini dapat dirasakan serta dapat

mendorong anggota perusahaan untuk ikut melakukannya.

10. Visi, misi, dan tata nilai yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan

untuk memahami pokok-pokok yang terkandung di dalam pernyataan visi,

misi dan tata nilai perusahaan yang akan menjadi panduan bagi perusahaan

dalam merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi yang

dilakukannya, dan kesungguhan ini dapat dirasakan serta dapat mendorong

menumbuhkan keinginan dihati para anggota perusahaan untuk mencapai

pokok-pokok tersebut.

11. Moral dan etika yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam

menerapkan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap proses bisnis sesuai

dengan prinsip GCG, termasuk dalam proses merumuskan,

mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi, dan kesungguhan ini dapat

dirasakan serta dapat mendorong anggota perusahaan untuk ikut

melakukannya.

12. Strategi yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam

(41)

respon terhadap perubahan agar perusahaan dapat mempertahankan

kinerjanya secara berkelanjutan, dan kesungguhan ini dapat dirasakan serta

mendorong anggota perusahaan untuk ikut melakukannya.

Hasil penelitian yang dilakukan untuk menilai CGPI yaitu setelah

melakukan penilaian maka IICG akan memberikan penilaian yang dilakukan

dengan cara memberikan nilai skor kepada perusahaan peserta, besaran nilai skor

ini dibuat berdasarkan acuan yang telah dibuat IICG. Skor ini diambil hasilnya

berdasarkan hasil kuisioner penelitian yang diberikan kepada perusahaan peserta.

Berikut bobot nilai yang digunakan untuk mengukur CGPI :

Tabel 2.1 Bobot Penilaian CGPI

NO INDIKATOR BOBOT (%)

1 Self Assessment 25

2 Kelengkapan dokumen 23

3 Penyusunan makalah dan presentasi 17

4 Observasi ke perusahaan 35

Sumber : Majalah SWA

Penilaian proses riset dalam penentuan nilai penerapan good corporate

governance dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Self Assessment

Pada tahap awal ini perusahaan harus mengisi self assessment terkait

penerapan good corporate governance yang sudah di implementasikan di

dalam perusahaannya.

b. Kelengkapan dokumen

(42)

c. Makalah

Pada tahap ini perusahaan harus membuat urain penjelsasan terkait penerapan

good corporate governance di perusahaan yang dibentuk di dalam makalah

dengan memperhatikan sistematika yang telah ditentukan.

d. Observasi

Dalam tahap ini peneliti CGPI akan datang langsung ke perusahaan untuk

melihat secara pasti penerapan prinsip good corporate governance di

perusahaan.

Perusahaan yang telah melewati tahap akhir observasi hanya tinggal

menunggu proses penilaian yang akan dilakukan oleh tim CGPI berdasarkan hasil

penilaian yang telah di dapat dari perusahaan. Nilai CGPI dihitung berdasarkan

jumlah nilai akhir yang didapatkan dari setiap proses di atas. Setelah nilai CGPI

dari setiap perusahaan keluar maka selanjutnya nilai CGPI perusahaan secara

keseluruhan akan dibahas di Forum Panel untuk menentukan pemeringkatan

CGPI.

Hasil penelitian CGPI akan dijadikan acuan untuk menentukan peringkat

perusahaan yang memiliki skor tertinggi sampai terendah. Setelah hasil

pemeringkatan perusahaan jadi kemudian hasilnya akan diumumkan pada tahun

berikutnya. Hasil pemeringkatan CGPI digolongkan menjadi 3 kategori

berdasarkan nilai tertinggi sampai terendah seperti dalam tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2 Pemeringkatan CGPI

Skor Level Terpercaya

85-100 Sangat Terpercaya

70-84 Terpercaya

(43)

Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari adanya CGPI adalah karena

CGPI merupakan salah satu informasi yang masuk di pasar modal. Informasi

mengenai CGPI diharapkan dapat memberikan dampak positif terutama yang

menyangkut kepercayaan investor atas dana yang diinvestasikan. Pengaruh

pengumuman CGPI dimungkinkan akan memberikan reaksi positif investor serta

mampu mengubah harapan investor tentang perusahaan yang bersangkutan.

Dengan adanya kondisi yang demikian, harga saham dan volume perdagangan

saham pada perusahaan yang masuk sepuluh besar CGPI akan lebih tinggi

dibandingkan perusahaan non sepuluh besar CGPI. Selain itu, adanya

pemeringkatan good corporate governance yang berupa CGPI ini dimungkinkan

adanya perbedaan reaksi antara perusahaan yang masuk sepuluh besar dan non

sepuluh besar CGPI.

2.3 Profitabilitas Perusahaan

2.3.1 Pengertian Profitabilitas

Seorang investor yang hendak menanamkan investasinya disebuah

perusahaan perlu untuk mengenali dan melihat kondisi kinerja keuangan dari

sebuah perusahaan yang akan dijadikan target inverstasi. Kinerja keuangan dapat

dilihat dari laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan. Dengan menganalisis

laporan keuangan tersebut maka seorang investor akan mengetahui kelayakan

bisnis dari perusahaan dari tahun ke tahun. Salah satu analisis laporan keuangan

adalah dengan rasio profitabilitas.

(44)

ukuran pokok keseluruhan keberhasilan perusahaan. Sedangkan menurut APB

Statement mengartikan profitabilitas adalah kelebihan (defisit) penghasilan diatas

biaya selama satu periode akuntansi (Harahap 2001: 226). Dari pengertian diatas,

dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah ukuran keberhasilan suatu

perusahaan dalam mencapai tujuannya pada suatu periode akuntansi tertentu.

Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian

penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus

berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Profitabilitas dapat

diterapkan dengan menghitung berbagai tolak ukur yang relevan. Salah satu tolak

ukurnya adalah dengan menggunakan rasio keuangan sebagai salah satu alat di

dalam menganalisa kondisi keuangan perusahaan dari hasil operasi dan profit

yang diterima perusahaan.

2.3.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari suatu proses

pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku

bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk

mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik

perusahaan serta sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.1 (Rahajarputra:2011), laporan

keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

(45)

arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan

bagian integral dari laporan keuangan.

Laporan keuangan keuangan dirancang untuk menyediakan informasi pada

empat aktivitas usaha utama yaitu kegiatan perencanaan, keuangan, investasi, dan

operasi. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk

mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para

pemilik perusahaan. Menurut Kieso dan Wey Gandt (2007) laporan keuangan

yang disusun oleh manajemen terdiri dari:

1) Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi

keuangan perusahaan pada saat (tanggal) tertentu. Laporan ini dibuat untuk

menyajikan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiban, dan modal

perusahaan. Neraca disajikan berdasarkan likuiditas dan fleksibilitas finansial

perusahaan, yang dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat perkiraan

terhadap keadaan-keadaan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban tepat

waktu yang telah ditetapkan. Sedangkan fleksibilitas adalah kemampuan

perusahaan dalam memperoleh dana.

2) Laporan Laba/Rugi

Laporan Laba/Rugi adalah laporan keuangan yang secara sistematis

menyajikan hasil usaha perusahaan dalam periode waktu tertentu. Laporan

laba rugi menyediakan informasi mengenai penentuan profitabilitas, nilai

(46)

memprediksi jumlah, penetapan waktu dan kepastian dari arus kas masa

depan.

3) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang dapat memberikan informasi tentang

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas selama satu

periode tertentu. Laporan arus kas menyajikan sacara sistematis informasi

tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu

berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

4) Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang secara sistematis

menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas perusahaan akibat operasi

perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada suatu periode akuntansi

tertentu.

2.3.3 Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Keuangan

Profitabilitas keuangan perusahaan dideskripsikan dalam bentuk laporan

laba rugi yang merupakan bagian dari laporan keuangan perusahaan. Laporan

keuangan dapat digunakan oleh semua pihak yang berkepentingan untuk membuat

keputusan ekonomi. Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

dapat diambil informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, permodalan,

aliran kas, kinerja keuangan dan informasi lain yang mempunyai relevansi dengan

laporan keuangan perusahaan.

Profitabilitas keuangan perusahaan merupakan kinerja perusahaan yang

(47)

perusahaan tercermin dari laporan keuangannya, oleh sebab itu untuk mengukur

profitabilitas keuangan perusahaan diperlukan analisis terhadap laporan

keuangannya. Hal ini diperkuat melalui pernyataan Kasmir (2008:196)

menyatakan bahwa “rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan

perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan neraca dan

laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi,

tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu

tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan

yang terjadi. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja

manajemen selama ini apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak.

Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para

investor atas investasi yang akan dilakukannya. Kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dapat menarik para investor untuk menanamkan dana yang

dimilikinya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang

rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya karena mereka

menganggap perusahaan yang bersangkutan tidak mampu memberikan return

sesuai yang diharapkan para investor.

Profitabilitas bagi perusahaan dapat digunakan sebagai evaluasi atas

efektivitas pengelolaan badan usaha, misalnya dalam perusahaan profitabilitas

merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerjanya dimana

(48)

dalam laporan keuangan tinggi, maka para investor tentunya akan lebih tertarik

untuk menginvestasikan dana yang ia miliki. Profitabilitas yang tinggi juga dapat

mempengaruhi keinginan masyarakat dalam menggunakan produk atau jasa yang

dihasilkan perusahaan yang bersangkutan.

Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam suatu perusahaan untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena

profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang

baik di masa yang akan datang. Setiap badan usaha akan selalu berusaha

meningkatkan profitabilitasnya. Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan

usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.

2.3.4 Indikator dalam Perhitungan Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan aspek fundamental perusahaan, karena

selain memberikan daya tarik yang besar bagi investor yang akan menanamkan

dananya pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan efisiensi

penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam proses operasional

perusahaan. Hanafi dan Halim (2009) mendefinisikan rasio profitabilitas sebagai

rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan

(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio ini

lebih diminati oleh para pemegang saham dan manajemen perusahaan sebagai

salah satu alat keputusan investasi, apakah investasi bisnis ini akan

dikembangkan, dipertahankan, dan sebagainya. Menurut Kasmir (2008:199), rasio

Gambar

Tabel 1.1 Skor Peringkat Good Corporate Governance di Asia
Tabel 1.2 Rata-Rata Rasio Profitabilitas Bank Mandiri 2002-2011
Gambar 2.1 : Lima Prinsip Dasar Good Corporate Governance
Tabel 2.1 Bobot Penilaian CGPI
+7

Referensi

Dokumen terkait

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Pengungkapan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Pe rusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel

Cabang Bengkulu dapat mempertahankan dan lebih baik lagi dalam mengimplementasikan prinsip- prinsip good corporate governance (GCG) yang meliputi keterbukaan

Dapat disimpulkan bahwa GCG tidak berpengaruh dalam memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI)

Hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menghasilkan pengujian menggunakan efek moderasi Profitabilitas untuk GCG terhadap nilai perusahaan dengan nilai p value

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Mekanisme Good Corporate Governance (GCG) terhadap Profitabilitas perusahaan.GCG di proksikan dengan

Febriani et.al (2016), mengemukakan bahwa akuntabilitas mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hasil penelitian menunjukkan bahwa

(GCG) DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2007-2012), adalah hasil tulisan saya sendirii. Dengan ini

PENGARUH PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE GCG TERHADAP PROFITABILITAS PT GEMILANG GUNUNG KARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana S1 Pada Program Studi