• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN

PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI

DI KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR

TAHUN 2008-2012

TUGAS AKHIR

APSAN PAKPAHAN

062407052

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR

TAHUN 2008-2012

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

APSAN PAKPAHAN 062407052

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG

DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI KOTAMADYA

PEMATANGSIANTAR TAHUN 2008-2012

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : APSAN PAKPAHAN

Nomor Induk Mahasiswa : 062407052 Program Studi : DIPLOMA III STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2009

Diketahui

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Pangeran Sianipar, M.Sc

(4)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

PERNYATAAN

PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR

TAHUN 2008-2012

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2009

(5)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah kurnia-Nya tugas akhir ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

(6)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Identifikasi Masalah 2

1.3Batasan Masalah 2

1.4Tujuan Penelitian 3

1.5Manfaat Penelitian 3

1.6Metodologi Penelitian 3

Bab 2 Landasan Teori 5

2.1 Pengertian 5

2.1.1 Luas lahan tani dan luas panen tani 5

2.1.2 Lahan sawah dan lahan kering 5

2.1.3 Padi sawah dan padi lading 6

2.1.4 Produksi 6

2.1.5 Penduduk 7

2.1.6 Kebutuhan 7

2.2 Metode Perkiraan 8

2.3 Metode Analisa Data 8

2.3.1 Metode deskriptif 8

2.3.2 Laju pertumbuhan penduduk eksponensial 9

2.3.3 Metode regresi linier 9

2.4 Perumusan Masalah 10

2.4.1 Perumusan peramalan jumlah penduduk 10

2.4.2 Perumusan peramalan jumlah produksi padi 11

Bab 3 Sejarah Singkat Kotamadya Pematangsiantar 13

3.1 Latar Belakang Terbentuknya Kotamadya Pematangsiantar 13

3.2 Lokasi dan Keadaan Geografis 17

3.3 Iklim 18

3.4 Pemerintahan 18

3.5 Pegawai Negeri Sipil 18

(7)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

3.7 Tenaga Kerja 20

Bab 4 Analisa dan Pembahasan 21

4.1 Data 21

4.2 Peramalan 24

4.2.1 Peramalan jumlah penduduk 24

4.2.2 Peramalan jumlah produksi padi 28

4.3 Analisa Tingkat Produksi Beras dan Jumlah Konsumsi Beras 31

Bab 5 Implementasi Sistem 34

5.1 Tahap Implementasi 34

5.2 Pengaktifan Microsoft Excel 35

5.3 Lembar Kerja Microsoft Excel 36

5.4 Pengisian Data 37

5.5 Pembuatan Grafik 37

5.6 Analisis Data Dalam Microsoft Excel 39

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 41

6.1 Kesimpulan 41

6.2 Saran 42

Daftar Pustaka 43

(8)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1.1 Jumlah Penduduk Kotamadya Pematangsiantar

Tahun 1998 sampai Tahun 2007 22

Tabel 4.1.2 Jumlah Produksi Padi di Kotamadya Pematangsiantar

Tahun 1998 sampai Tahun 2007 23

Table 4.2.1.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk 26 Table 4.2.1.2 Jumlah Penduduk Tahun 1998-2007 dan Hasil

Ramalannya Tahun 2008-2012 28

Table 4.2.2.1 Nilai-nilai yang Diperlukan untuk Menghitung

Koefisien Regresi Linier 29

Table 4.2.2.2 Jumlah Produksi Padi Tahun 1998-2007 dan Hasil

Ramalannya Tahun 2008-2012 31

Table 4.3.1 Jumlah Penduduk, Produksi Padi, Produksi Beras, dan Kebutuhan Beras di Kotamadya Pematangsiantar

(9)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1.2 Produksi Padi Kotamadya Pematangsiantar

Tahun 1998 sampai Tahun 2007 24

Gambar 5.2.1 Tampilan Pengaktifan Microsoft Excel dari Windows 35

Gambar 5.3.1 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel 36

Gambar 5.5.1 Tampilan Kotak Dialog Chart Tipe 38

Gambar 5.5.2 Tampilan Grafik 39

(10)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Peranan sektor pertanian yang strategis harus didukung dan ditingkatkan dalam

pelestarian swasembada pangan dalam arti yang luas, tidak hanya terbatas pada

swasembada beras tetapi mencakup pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat secara

total termasuk palawija, hortikultura serta tanaman bahan makanan lainnya.

Komoditas padi merupakan komoditas yang strategis, karena dibutuhkan

penduduk sebagai bahan sumber kalori utama. Karena pentingnya komoditas ini,

sehingga diperlukan adanya suatu perencanaan yang matang untuk dapat memenuhi

kebutuhan yang memadai. Sehingga ketersediaan komoditas ini perlu dipantau

terus-menerus agar dapat mengantisipasi permasalahan yang akan timbul.

Masalah kebutuhan padi tidak hanya menyangkut jumlah yang tersedia saja,

tetapi juga tentang ketersediaan yang dapat memenuhi permintaan dari waktu ke

waktu. Untuk ini diperlukan suatu indicator yang dapat melihat peningkatan atau

penurunan jumlah produksi terhadap kebutuhan yang diinginkan.

Selain melihat peningkatan atau penurunan jumlah produksi komoditas padi,

(11)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

menerus bertambah. Semakin bertambahnya jumlah penduduk, mengakibatkan

bertambahnya juga permintaan akan padi/beras sehingga dibutuhkan peningkatan

produksi komoditas padi.

1.2Identifikasi Masalah

Secara teoritis, pertambahan jumlah penduduk dapat menyebabkan permintaan akan

beras terus meningkat. Dan seperti yang kita ketahui, bahwa pemerintah juga

mengimpor beras dari Negara tetangga. Mengapa terjadi hal tersebut? Apakah jumlah

produksi padi di Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan penduduknya akan

beras?

1.3Batasan Masalah

Untuk memperkecil cakupan penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan

yang akan diteliti, yaitu:

1. Meramalkan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi pada tahun

2008-2012 di Kotamadya Pematangsiantar.

2. Meramalkan jumlah beras yang dibutuhkan penduduk pada tahun 2008-2012

di Kotamadya Pematangsiantar.

(12)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah jumlah padi yang diproduksi di

Kotamadya Pematangsiantar sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan beras

setiap tahunnya dan meramalkan jumlah beras yang dibutuhkan penduduk di

Kotamadya Pematangsiantar pada tahun 2008-2012.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah kita dapat mengetahui

jumlah penduduk dan jumlah produksi padi di Kotamadya Pematangsiantar tahun

2008-2012. Serta berdasarkan peramalan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi

tersebut, kita juga dapat mengetahui seberapa besar tingkat kebutuhan penduduk akan

beras di Kotamadya Pematangsiantar tahun 2008-2012.

1.6Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang penulis gunakan, yaitu:

1. Peramalan jumlah penduduk tahun 2008-2012

Dengan memperhatikan data dan melakukan analisa deskriptif, maka dapat

digunakan suatu formula (rumusan) untuk melakukan peramalan jumlah

penduduk pada tahun 2008-2012. Adapun rumusan yang dipergunakan adalah

(13)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

rt t P e

P = 0 ⋅

Keterangan:

t

P = banyaknya penduduk pada tahun akhir

0

P = banyaknya penduduk pada tahun awal

r = angka pertumbuhan penduduk

t = jangka waktu

e = angka ekponensial (2,71828)

2. Peramalan tingkat produksi padi tahun 2008-2012

Adapun rumusan yang digunakan untuk meramalkan tingkat produksi padi

pada tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut:

bX a Yˆ = +

Keterangan:

=

hasil peramalan produksi padi

=

a variabel konstanta

=

b koefisien variabel X

(14)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Pengertian

Ada beberapa pengertian-pengertian yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini.

Diantaranya akan dijelaskan seperti di bawah ini.

2.1.1 Luas lahan tani dan luas panen tani

Luas lahan tani adalah total luas garapan, dimana kondisi lahan dapat menghasilkan

suatu hasil dari sector pertanian. Luas panen tani adalah total luaslahan yang telah

menghasilkan suatu hasil atau berproduksi dari sektor pertanian.

2.1.2 Lahan sawah dan lahan kering

Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang

(galengan), saluran untuk menahan, menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi

(15)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Lahan kering adalah semua lahan selain lahan sawah. Lahan yang berstatus

lahan sawah yang sudah tidak berfungsi sebagai lahan sawah lagi dimasukkan dalam

lahan kering.

2.1.3 Padi sawah dan padi ladang

Padi sawah adala padi yang ditanam pada tanah yang digenangi air selama 3 sampai 9

bulan. Tanaman padi sawah diantaranya: padi randengan, padi gogorancah, padi

pasang surut, padi lebak, padi rambesan, dan padi lainnya. Padi ladang adalah padi

yang ditanam pada tanah kering di hutan-hutan yang baru saja dibuka. Penanamannya

tanpa air irigasi.

2.1.4 Produksi

Produksi padi merupakan suatu hasil dari bercocok tanam dimana dilakukan dengan

penanaman bibit padi dan perawatan, pemupukan yang teratur, sehingga

menghasilkan suatu hasil yang dapat dimanfaatkan atau digunakan. Pentingnya

produksi padi ini bagi kehidupan manusia disebabkan padi merupakan kebutuhan

pokok bagi manusia yang merupakan sumber kalori utama untuk melakukan

(16)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009 2.1.5 Penduduk

Yang dimaksud dengan penduduk dalam Undang-Undang RI No.10 tahun 1992

adalah orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat,

warga Negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam

batas wilayah Negara pada waktu tertentu.

2.1.6 Kebutuhan

Kebutuhan adalah suatu harapan, ataupun keinginan yang harus dicukupi dimana

keinginan itu merupakan suatu hal yang penting dalam membantu melancarkan

pelaksanaan aktivitasnya. Kebutuhan dapat juga dikatakan sebagai konsumsi, karena

konsumsi adalah barang/benda dan jasa yang digunakan manusia untuk melakukan

aktivitasnya. Kebutuhan tersebut dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Kebutuhan pokok (primer)

2. Kebutuhan sekunder

3. kebutuhan tertier

Kebutuhan pokok adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi atau

dikabulkan. Komoditas padi tergolong ke dalam kebutuhan pokok karena merupakan

sumber kalori utama bagi penduduk Indonesia umumnya dan penduduk Kotamadya

(17)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009 2.2Metode Perkiraan

Metode perkiraan adalah suatu pengamatan akan suatu hal untuk masa mendatang

dengan memperkirakan data-data tahun sebelumnya dengan apa yang diamati.

Perkiraan tingkat produksi adalah melihat ke depan akan hasil dari produksi

padi dengan melihat perkembangan pertumbuhan padi dari tahun-tahun sebelumnya.

Selain memproyeksikan tigkat produksi padi, penulis juga melakukan proyeksi

perkembangan jumlah penduduk. Hal ini berguna untuk melihat kebutuhan penduduk

akan komoditas padi/beras.

2.3Metode Analisa Data

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan analisa regresi linier dan analisa laju

pertumbuhan penduduk eksponensial. Namun sebelum melakukan analisa tersebut,

terlebih dahulu dilakukan analisa deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan

keadaan berdasarkan data yang diperoleh.

2.3.1 Metode deskriptif

Metode ini digunakan untuk melukiskan atau memaparkan perkembangan jumlah

penduduk dan perkembangan jumlah produksi tanaman padi serta menjelaskan sejauh

(18)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Pematangsiantar, sekaligus memberikan suatu skala peningkatan produksi padi yang

ditinjau dari tahun tahun sebelumnya.n Perhitungan-perhitungan yang dilakukan

adalah dengan membandingkan jumlah penduduk dengan tingkat kebutuhan penduduk

perkapita akan komoditas padi.

2.3.2 Laju pertumbuhan penduduk eksponensial

Pertumbuhan penduduk eksponensial adalah pertumbuhan penduduk yang

berlangsung terus-menerus (continous). Ukuran penduduk eksponensial ini lebih tepat,

mengingat bahwa dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung

terus-menerus.

Metode ini digunakan untuk melihat tingkat perkembangan penduduk pada

tahun yang akan dating dengan melihat perkembangan penduduk pada tahun-tahun

sebelumnya yang menjadi tahun dasar dalam melaksanakan proses pendugaan.

2.3.3 Metode regresi linier

Persamaan mateamtika yang memungkinkan kita meramalkan nilai-nilai suatu peubah

tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas disebut persamaan regresi

(19)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Metode ini dipergunakan untuk melihat tingkat produksi padi dengan

membandingkan rasio perkembangan jumlah produksi padi pada tahun-tahun

sebelumnya.

2.4Perumusan Masalah

Dengan permasalahan-permasalahan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya,

penulis merumuskan permasalahan tersebut menjadi suatu rumusan matematika guna

mempermudah penulis dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Adapun tahapan dalam melakukan perumusan masalah tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Perumusan untuk melakukan peramalan tentang jumlah penduduk pada tahun

2008-2012.

2. Perumusan untuk melakukan peramalan tentang tingkat produksi padi pada

tahun 2008-2012.

Perumusan peramalan jumlah penduduk

Rumusan matematik yang digunakan untuk merumuskan peramalan jumlah penduduk

pada tahun 2008-2012 di Kotamadya Pematangsiantar adalah dengan menggunakan

Metode Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial.

Adapun rumusan yang digunakan adalah sebagai berikut:

rt t P e

(20)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Dimana:

e t

P P

r t

log log

log − 0

=

e t

P P

r

t

log log

0     =

Keterangan:

t

P = banyaknya penduduk pada tahun akhir

0

P = banyaknya penduduk pada tahun awal

r = angka pertumbuhan penduduk

t = jangka waktu

e = angka ekponensial (2,71828)

Dengan rumusan tersebut diatas, penulis melakukan suatu

pendugan/peramalan jumlah penduduk tahun 2008-2012 di Kotamadya

Pematangsiantar.

Perumusan peramalan jumlah produksi padi

Rumusan matematik yang digunakan untuk merumuskan peramalan jumlah produksi

padi pada tahun 2008-2012 di Kotamadya Pematangsiantar adalah dengan

menggunakan Metode Regresi Linier Sederhana.

Regresi Linier Sederhana adalah suatu pola hubungan yang merupakan

(21)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

(Dependent Variable) dan X adalah variabel bebas (Independent Variable). Adapun

rumusan yang digunakan adalah sebagai berikut:

bX a Yˆ = +

Dimana:

( )

( )

( )(

)

( )

2

( )

2 2 i i i i i i i X X n Y X X X Y a Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ =

(

) ( )( )

( )

2

( )

2 i i i i i i X X n Y X Y X n b Σ − Σ Σ Σ − Σ = Keterangan:

= hasil peramalan produksi padi

i

X

Σ = jumlah variabel bebas

i

Y

Σ = jumlah variabel tidak bebas

i iY

X

Σ = jumlah perkalian antara variabel bebas dengan variabel tak bebas

n = banyak sampel

a = variabel konstanta

b = koefisien variabel X

Dengan rumusan tersebut di atas, penulis melakukan suatu

pendugaan/peramalan jumlah produksi padi tahun 2008-2012 di Kotamadya

(22)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 3

SEJARAH SINGKAT KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR

3.1 Latar Belakang Terbentuknya Kotamadya Pematangsiantar

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan

daerah kerajaan. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau Holing dan raja

terakhir dari dinasti ini adalah keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sang Nawaluh

Damanik yang memegang kekuasaan sebagai raja tahun 1906.

Di sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat

tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Bayu, Suhi Kahean,

Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi

daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu:

1. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang

2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota

3. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu,

Martoba, Sukadame, dan Bane.

4. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan

(23)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Setelah Belanda memasuki Daerah Sumatera Utara, Daerah Simalungun

menjadi daerah kekuasaan Belanda sehingga pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan

raja-raja. Kontroleur Belanda yang semula berkedudukan di Perdagangan, pada tahun

1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu Pematangsiantar berkembang

menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, Bangsa Cina mendiami

kawasan Timbang Galung dan Kampung Melayu.

Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian

pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No.285, Pematangsiantar berubah

menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan

Stad Blad No.717 berubah menjadi Gemente yang mempunyai Dewan. Pada zaman

Jepang berubah menjadi Siantar State dan Dewan dihapus. Setelah Proklamasi

kemerdekaan Pematangsiantar kembali menjadi daerah otonomi. Berdasarkan

Undang-undang No.22/1948 Status Gemente menjadi Kota Kabupaten Simalungun

dan Walikota dirangkap oleh Bupati Simalungun sampai tahun 1957.

Berdasarkan UU No.1/1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan dengan

keluarnya Undang-undang No.18/1965 berubah menjadi kota, dan dengan keluarnya

Undang-undang No.5/1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di daerah berubah

menjadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang. Berdasarkan

Peraturan Pemeritah No.35 Tahun 1981 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar

terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri atas 29 Desa/ Kelurahan dengan

luas wilayah 12,48 Km2 yang peresmiannya dilaksanakan oleh Gubernur Sumatera

(24)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

1. Kecamatan Siantar Barat

2. Kecamatan Siantar Timur

3. Kecamatan Siantar Utara

4. Kecamatan Siantar Selatan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 1986, tanggal 10 Maret 1986

Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan,

dimana 9 desa/kelurahan dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk menjadi wilayah

Kota Pematangsiantar, sehingga Kota Pematangsiantar terdiri dari 38 desa/kelurahan

dengan luas wilayah menjadi 70,230 Km2. Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

1. Kecamatan Siantar Barat

2. Kecamatan Siantar Timur

3. Kecamatan Siantar Utara

4. Kecamatan Siantar Selatan

5. Kecamatan Siantar Marihat, dan

6. Kecamatan Siantar Martoba

Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 1994 dikeluarkan kesepakatan bersama

Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar dan Kabupaten

Simalungun dengan SKB Bersama No:

1994 / 4620 / 136

1994 / 3140 / 136

. Adapun hasil kesepakatan

(25)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Pada tahun 1997 Wilayah Administrasi di Kota Pematangsiantar mengalami

perubahan status sesuai dengan SK yang meliputi:

SK Gubsu No.140.050.K/97 tertanggal 13 Februari 1997 dan direalisasikan oleh SK

Walikota KDH Tk II Kota Pematangsiantar No.140/1961/Pem/97 tertanggal 15 April

1997 tentang: Pembentukan Lima Kelurahan Persiapan Di Kec.Siantar Martoba.

SK Gubsu No.140/2610.K/95 tertanggal 4 Oktober 1995 serta direalisasikan oleh SK

Walikota KDH Tk II Kota Pematangsiantar No.140/1961/Pem/97 tertanggal 2 Juli

1997 tentang Perubahan Status Sembilan Desa menjadi Kelurahan.

Sehingga pada tahun 1997 wilayah administrasi Kota Pematangsiantar menjadi

43 Kelurahan. Perihal urusan rumah tangga daerah, sampai saat ini di Kota Daerah

Tingkat II Pematangsiantar terdapat 13 daerah otonom yaitu:

1. Dinas Pendapatan Kota P.Siantar Perda No.12 Tahun 1989

2. Dinas Pasar Kota P.Siantar Perda No.2 Tahun 1987

3. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

P.Siantar Perda No.6 Tahun 1992

4. Dinas Perindustrian P.Siantar Perda No.4 Tahun 1986

5. Dinas Peternakan Kota P.Siantar Perda No.5 Tahun 1984

6. Dinas PU Kota P.Siantar Perda No.19 Tahun 1990

7. Dinas Kesehatan Kota P.Siantar Perda No.13 Tahun 1995

8. Dinas Tata Kota Kota P.Siantar Perda No.6 Tahun 1987

9. Dinas Kebakaran Kota P.Siantar Perda No.7 Tahun 1996

10. Dinas Tata Bangunan Kota P.Siantar Perda No.6 Tahun 1996

(26)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

P.Siantar Perda No.11 Tahun1996

12. Dinas LLAJ Kota P.Siantar Perda No.1 Tahun 1994

13. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

P.Siantar Perda No.12 Tahun 1995

3.2 Lokasi dan Keadaan Geografis

Kota Pematangsiantar terletak pada garis 3001’ 09”-2054’ 40” LU dan 9906’

23”-9901’ 10” BT, berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Simalungun.

Luas daratan Kota Pematangsiantar adalah 79,971 Km2 terletak 400 meter di

atas permukaan laut. Berdasarkan luas wilayah menurut kecamatan, kecamatan yang

terluas adalah kecamatan Siantar Marihat dengan luas wilayah 25,831 Km2 atau sama

dengan 32,30 persen dari luas wilayah Kota Pematangsiantar.

Secara administrasi wilayah Kota Pematangsiantar terbagi menjadi tujuh

kecamatan yaitu:

1. Kecamatan Siantar Marihat

2. Kecamatan Siantar Selatan

3. Kecamatan Siantar Barat

4. Kecamatan Siantar Utara

5. Kecamatan Siantar Timur

6. Kecamatan Siantar Martoba

(27)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009 3.3 Iklim

Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Kota Pematangsiantar tergolong ke dalam

daerah tropis dan daerah datar, beriklim sedang dengan suhu maksimum rata-rata 29,8

0

C dan suhu minimum rata-rata 20,7 0C pada tahun 2007.

Selama tahun 2007 kelembaban udara rata-rata 84 persen. Rata-rata tertinggi

pada bulan Oktober mencapai 87 persen, sedangkan curah hujan rata-rata 249 MM,

dimana curah hujan tertinggi terjdi pada bulan Agustus yang mencapai 461 MM.

3.4 Pemerintahan

Administrasi pemerintahan Kota Pematangsiantar pada tahun 2007 terdiri atas tujuh

kecamatan dan 43 kelurahan, dengan tipe Swasembada.

Anggota Legislatif (DPRD) Kota Pematangsiantar adalah sebanyak 30 orang

yang terdiri atas 15 orang dari Fraksi PDI Kebangsaan, 8 orang dari Fraksi Demokrat,

5 orang dari Fraksi Barisan Nasional, sedangkan 2 orang dari Fraksi PDI-P

Kebangsaan masih dalam proses penggantian antar waktu.

(28)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Pematangsiantar ada sebanyak

5.841 orang, yang terdiri dari Golongan IV 1.409 orang, Golongan III 3.124 orang,

Golongan II 1.223 orang, dan Golongan I 85 orang.

Sementara itu jumlah Pegawai Negeri Sipil untuk instansi vertikal di Kota

Pematangsiantar ada sebanyak 837 orang, yang terdiri dari Golongan I sebanyak 1

orang, Golongan II sebanyak 243 orang, Golongan III sebanyak 532 orang serta

Golongan IV 61 orang.

3.6 Penduduk

Pada dasarnya penduduk adalah merupakan modal dasar pembangunan, oleh karena

itu data statistik kependudukan mutlak diperlukan untuk kepentingan perencanaan

pembangunan dengan segala aspeknya. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang

dengan pertumbuhan kesempatan kerja, mengakibatkan meningkatnya jumlah

pengangguran.

Pada tahun 2007 penduduk Kota Pematangsiantar mencapai 248.825 jiwa

dengan kepadatan penduduk 3.111 jiwa per Km2, sedangkan laju pertumbuhan

penduduk Kota Pematangsiantar pada tahun 2007 sebesar 0,40 persen.

Penduduk perempuan di Kota Pematangsiantar lebih banyak dari penduduk

laki-laki. Pada tahun 2007 penduduk Kota Pematangsiantar yang berjenis kelamin

perempuan berjumlah 126.277 jiwa dan penduduk laki-laki 122.548 jiwa. Dengan

(29)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009 3.7 Tenaga Kerja

Pertumbuhan tenaga kerja di Kota Pematangsiantar sejalan dengan pertumbuhan

penduduk. Namun pertumbuhan ini tidak sebanding dengan pertumbuhan lapangan

pekerjaan sehingga mengakibatkan tingginya jumlah pengangguran.

Pada tahun 2007, jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja

Kota Pematangsiantar sebanyak 3.013 orang, dimana pencari kerja terbesar dari

tingkat pendidikan SLTA sebanyak 1.788 atau sekitar 59 persen dari total pencari

kerja. Jumlah buruh yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kota Pematangsiantar ada

(30)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisa merupakan cara menjalankan hasil perhitungan ke dalam bentuk yang lebih

sederhana yang disertai dengan penyajian tabel dan dilengkapi dengan grafik,

sehingga dapat memudahkan pembaca dalam melakukan analisa secara visual dan

mudah dimengerti.

4.1 Data

Berdasarkan sumbernya, data dan informasi yang dikumpulkan dapat dibedakan

menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data atau

informasi yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama

kalinya.

Data sekunder adalah data yang bukan diusahkan sendiri pengumpulannya

oleh peneliti, misalnya dari Badan Pusat Statistik, surat kabar, keterangan-keterangan

(31)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Adapun data yang diperoleh untuk penulisan ini merupakan data sekunder dari

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Ruang lingkup data secara populasi

yang mana datanya adalah seluruh kecamatan di Kotamadya Pematangsiantar.

Berikut adalah data jumlah penduduk Kotamadya Pematangsiantar yang

[image:31.595.21.580.77.817.2]

disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.

Tabel 4.1.1

Jumlah Penduduk Kotamadya Pematangsiantar

Tahun 1998 sampai Tahun 2007

Tahun Jumlah Penduduk

1998 236871

1999 238518

2000 240831

2001 241480

2002 242124

2003 242899

2004 244435

2005 246277

2006 247837

2007 248825

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (Pematangsiantar Dalam Angka)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Kotamadya

Pematangsiantar terus meningkat. Perkembangan jumlah penduduk yang terus

meningkat, dapat menimbulkan suatu permasalahan di masa yang akan datang

terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan komoditas padi yang merupakan sumber

(32)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Data jumlah penduduk di atas adalah jumlah total penduduk dari enam

kecamatan yang ada di Kotamadya Pematangsiantar, yaitu: Siantar Marihat, Siantar

Selatan, Siantar Barat, Siantar Utara, Siantar Timur dan Siantar Martoba.

Dari enam kecamatan yang ada, hanya dua kecamatan yang menjadi daerah

penghasil padi, yaitu Siantar Marihat dan Siantar Martoba. Besarnya angka-angka

tingkat produksi padi yang dihasilkan oleh kedua kecamatan tersebut dapat dilihat

[image:32.595.22.581.0.823.2]

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1.2

Jumlah Produksi Padi di Kotamadya Pematangsiantar

Tahun 1998 sampai Tahun 2007

Tahun Jumlah Produksi (ton)

1998 28580

1999 21657

2000 20607

2001 18840

2002 20566

2003 21408

2004 24517

2005 20393

2006 26871

2007 21894

(33)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

[image:33.595.15.582.46.796.2]

Secara grafik, data jumlah produksi padi tersebut dapat ditunjukkan seperti

gambar di bawah ini.

Produksi Padi Kotamadya Pematangsiantar Tahun 1998-2007

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

Tahun

J

um

la

h (

ton)

Produksi Padi

Gambar 4.1.2 Produksi Padi Kotamadya Pematangsiantar Tahun 1998 sampai

Tahun 2007

4.2 Peramalan

(34)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Sebelum melakukan peramalan jumlah penduduk tahun 2008 sampai tahun 2012,

terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap laju pertumbuhan penduduk setiap

tahunnya (nilai r). Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

(35)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

006 , 0 71828 , 2 log 246277 247837 log 2006 =       = r 004 , 0 71828 , 2 log 247837 248825 log 2007 =       = r

Dari perhitungan laju pertumbuhan penduduk tersebut, maka dapat dibentuk

[image:35.595.14.578.51.819.2]

sebuah tabel seperti di bawah ini.

Tabel 4.2.1.1

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Tahun Jumlah

Penduduk

Laju Pertumbuhan Penduduk

Persentase Laju Pertumbuhan Penduduk

1998 236871 - -

1999 238518 0,007 0,7 %

2000 240831 0,009 0,9 %

2001 241480 0,002 0,2 %

2002 242124 0,002 0,2 %

2003 242899 0,003 0,3 %

2004 244435 0,006 0,6 %

2005 246277 0,008 0,8 %

2006 247837 0,006 0,6 %

2007 248825 0,004 0,4 %

Jumlah 0,047

Maka rata-rata laju pertumbuhan penduduk adalah: 0,005

9 047 , 0 = =

r atau

(36)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

maka diperkirakan jumlah penduduk Kotamadya Pematangsiantar tahun 2008-2012

adalah sebagai berikut:

rt t P e

P = 0 ⋅

Jumlah penduduk tahun 2008:

1 005 , 0 2007

2008 2,71828

× × =P P 005 , 0 2008 =248825×2,71828

P 2 , 250072 2008 = P 250072 2008 = P

Jumlah penduduk tahun 2009:

1 005 , 0 2008

2009 2,71828

× × =P P 005 , 0 2009 =250072×2,71828

P 4 , 251325 2009 = P 251325 2009 = P

Jumlah penduduk tahun 2010:

1 005 , 0 2009

2010 2,71828

× × =P P 005 , 0 2010 =251325×2,71828

P 7 , 252584 2010 = P 252585 2010 = P

Jumlah penduduk tahun 2011:

1 005 , 0 2010

2011 2,71828

× × =P P 005 , 0 2011 =252585×2,71828

(37)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

0 , 253851 2011 = P 253851 2011 = P

Jumlah penduduk tahun 2012:

1 005 , 0 2011

2012 2,71828

× × =P P 005 , 0 2012 =253851×2,71828

P 4 , 255123 2012 = P 255123 2012 = P

Berikut ini hasil ramalan jumlah penduduk di Kotamadya Pematangsiantar

[image:37.595.18.579.43.817.2]

tahun 2008-2012.

Tabel 4.2.1.2

Jumlah Penduduk Tahun 1998-2007

dan Hasil Ramalannya Tahun 2008-2012

Tahun Jumlah Penduduk

1998 236871

1999 238518

2000 240831

2001 241480

2002 242124

2003 242899

2004 244435

2005 246277

2006 247837

2007 248825

2008* 250072

2009* 251325

2010* 252858

2011* 253851

2012* 255123

(38)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

4.2.2 Peramalan jumlah produksi padi

Dari tabel 4.1.2, kita dapat meramalkan jumlah produksi padi tahun

2008-2012, dengan menggunakan Metode Regresi Linier Sederhana. Adapun peramalan

[image:38.595.15.585.28.821.2]

produksi padi tersebut adalah sebagai berikut:

Table 4.2.2.1

Nilai-nilai Yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien Regresi Linier

Tahun Periode (Xi) Produksi Padi (Yi) XiYi X2

1998 1 28580 28580 1

1999 2 21657 43314 4

2000 3 20607 61821 9

2001 4 18840 75360 16

2002 5 20566 102830 25

2003 6 21408 128448 36

2004 7 24517 171619 49

2005 8 20393 163144 64

2006 9 26871 241839 81

2007 10 21984 219840 100

Jumlah 55 225423 1236795 385

Dari tabel di atas, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:

i

X

Σ = 55

i

Y

Σ = 225423

i iY

X

(39)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009 2

i

X

Σ = 385

n = 10

dari nilai tersebut maka koefisien a dan b dapat ditentukan, yaitu:

( )

( )

( )(

)

( )

2

( )

2 2 i i i i i i i X X n Y X X X Y a Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ =

(

)( ) ( )(

)

( ) ( )

2

55 385 10 1236795 55 385 225423 − − = a 4 , 22744 = a dan

(

) ( )( )

( )

2

( )

2 i i i i i i X X n Y X Y X n b Σ − Σ Σ Σ − Σ =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2

55 385 10 225423 55 1236795 10 − − = b 7455 , 36 − = b

Dengan demikian didapat persamaan regresi linier Y atas X, yaitu:

X Yˆ =22744,4−36,7455

Persamaan regresi yang didapat selanjutnya digunakan untuk peramalan

jumlah produksi padi tahun 2008-2012, perhitungannya sebagai berikut:

Produksi padi tahun 2008:

(40)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

11 7455 , 36 4 , 22744 ˆ = Y 6 , 23418 ˆ = Y

Produksi padi tahun 2009:

X Yˆ =22744,4−36,7455

12 7455 , 36 4 , 22744 ˆ = Y 35 , 23185 ˆ = Y

Nilai-nilai ramalan lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama untuk tiap

harga X yang diinginkan. Berikut ini hasil ramalan jumlah produksi padi di

[image:40.595.12.583.38.767.2]

Kotamadya Pematangsiantar dari tahun 2008-2012.

Tabel 4.2.2.2

Jumlah Produksi Padi Tahun 1998-2007

dan Hasil Ramalannya Tahun 2008-2012

Tahun Produksi Padi (ton)

1998 28580

1999 21657

2000 20607

2001 18840

2002 20566

2003 21408

2004 24517

2005 20393

2006 26871

2007 21984

2008* 23148,6

2009* 23185,35

2010* 23222,09

2011* 23258,84

2012* 23295,58

(41)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

4.3 Analisa Tingkat Produksi Beras dan Jumlah Konsumsi Beras

Dengan menggabungkan perhitungan peramalan produksi padi terhadap jumlah

penduduk, maka dapat dilakukan suatu analisa untuk melihat tingkat kebutuhan

penduduk akan beras di Kotamadya Pematangsiantar pada tahun 2008 sampai tahun

2012.

Untuk mengetahui jumlah beras yang dikonsumsi oleh penduduk Kotamadya

Pematangsiantar pada Tahun 2008-2012, maka kita memerlukan suatu batasan akan

jumlah beras yang dikonsumsikan. Menurut data yang diperoleh dari Dinas Pertanian

Provinsi Sumatera Utara bahwa jumlah beras yang dikonsumsi oleh penduduk

Sumatera Utara adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun, diamana jumlah ini merupakan

jumlah konsumsi paling tinggi se-Indonesia.

Dengan asumsi yang sama, bahwa penduduk Kotamadya Pematangsiantar

mengkonsumsi beras sebanyak 136,85 Kg Perkapita/tahun, maka jumlah konsumsi

beras setiap tahunnya dapat dihitung dengan rumus:

Jumlah Konsumsi Beras = 136,85 x Jumlah Penduduk

Namun sebelum kita melakukan perhitungan terhadap jumlah konsumsi

penduduk akan beras, terlebih dahulu kita harus mengetahui jumlah beras yang

dihasilkan dari suatu produksi padi. Dan dari data Dinas Pertanian Sumatera Utara

(42)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

tersebut, kita peroleh rata-ratanya adalah 1 Kg gabah kering = 0,64 Kg beras, sehingga

kita dapat mengetahui jumlah beras yang dihasilkan setiap tahunnya.

Untuk lebih jelas, selisih antara jumlah beras yang diproduksi dan jumlah

beras yang dikonsumsi penduduk Kotamadya Pematangsiantar dapat dilihat pada tabel

[image:42.595.7.580.35.808.2]

di bawah ini.

Tabel 4.3.1

Jumlah Penduduk, Produksi Padi, Produksi Beras, dan Kebutuhan Beras

di Kotamadya Pematangsiantar pada Tahun 1998 sampai Tahun 2012

Tahun Jumlah

Penduduk

Produksi Padi (Kg)

Produksi Beras (Kg)

Kebutuhan

Beras (Kg) Selisih (Kg)

1998 236871 28580000 18291200 32415796,35 -14124596,35

1999 238518 21657000 13860480 32641188,3 -18780708,3

2000 240831 20607000 13188480 32957722,35 -19769242,35

2001 241480 18840000 12057600 33046538 -20988938

2002 242124 20566000 13162240 33134669,4 -19972429,4

2003 242899 21408000 13701120 33240728,15 -19539608,15

2004 244435 24517000 15690880 33450929,75 -17760049,75

2005 246277 20393000 13051520 33703007,45 -20651487,45

2006 247837 26871000 17197440 33916493,45 -16719053,45

2007 248825 21984000 14069760 34051701,25 -19981941,25

2008* 250072 23148600 14815104 34222353,2 -19407249,2

(43)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

2010* 252858 23222090 14862137,6 34603617,3 -19741479,7

2011* 253851 23258840 14885657,6 34739509,35 -19853851,75

2012* 255123 23295580 14909171,2 34913582,55 -20004411,35

* Selisih = Jumlah Produksi Beras – Jumlah Kebutuhan Beras

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah beras yang diproduksi tiap

tahunnya di Kotamadya Pematangsiantar tidak dapat mencukupi kebutuhan

penduduknya akan beras. Jumlah rata-rata kekurangan yang harus dipenuhi tiap

tahunnya paling sedikit 19123349,91 Kg atau 19123,34991 ton.

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam

programming (coding). Pada tahapan inilah seluruh hasil desain dituangkan ke dalam

bahasa programaan tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai

dengan hasil desain tertulis.

Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba kehandalannya sehingga

dapat diketahui kehandalan dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang

(44)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

penulis adalah dengan menggunakan software Excel. Selain berfungsi sebagai

manipulasi atau pengolah angka, Microsoft Excel juga dapat digunakan untuk

memanipulasi teks computer. Untuk dapat menggunakan Microsoft Excel secara

maksimal kita juga harus menguasai sistem operasi Microsoft Windows.

5.2 Pengaktifan Microsoft Excel

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan

Microsoft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian ikuti

langkah-langkah berikut ini:

1. Dari Windows, klik start pada taskbar.

(45)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

[image:45.595.17.581.23.819.2]

USU Repository © 2009

Gambar 5.2.1 Tampilan Pengaktifan Microsoft Excel dari Windows

5.3 Lembar Kerja Microsoft Excel

Sebuah pengaktifan akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk

(46)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

[image:46.595.15.579.36.824.2]

USU Repository © 2009

Gambar 5.3.1 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel

Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan dari

atas kebawah sedangkan baris berurutan dari kiri ke kanan yang terdiri atas 256 kolom

dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel dan ini diidentifikasikan dengan

alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris,

disamping itu lembar kerja Excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi

tersendiri.

(47)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Pengisian data ke dalam lembar kerja Excel adalah sama dengan memasukkan atau

pengetikan data ke dalamnya. Ada dua alternatif pengisian data, yakni menggunakan

keyboard komputer atau melalui sub menu yang terdapat pada menu Excel. Dalam

pengisian data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data.

2. Ketik data yang diinginkan.

3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk konfirmasi atau

mengakhirinya, sedangkan alternatif kedua dalam mengisi data adalah

menggunakan submenu pada menu edit di Excel. Dengan alternatif ini, akan

memiliki banyak pilihan yaitu: down, up, right, left dan series (autofill).

[image:47.595.14.584.18.821.2]

5.5 Pembuatan Grafik

Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar

grafik tersendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik

pada Excel, bisa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun

langkah-langkah yang diperlukan ialah:

1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat grafik.

(48)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

[image:48.595.10.581.36.829.2]

USU Repository © 2009

Gambar 5.5.1 Tampilan Kotak Dialog Chart Tipe

3. Klik tipe grafik yang diinginkan dan klik next, maka kotak dialog chart source

data akan tampil.

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio button

rows atau kolom yang diinginkan, klik next maka akan tampil kotak dialog

chart options.

5. Pada chart options, ketik judul grafik. Setelah itu klik next, maka kotak dialog

chart options akan tampil.

6. Anda dapat memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, kemudian klik finish.

(49)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

[image:49.595.15.582.35.828.2]

USU Repository © 2009

Gambar 5.5.2 Tampilan Grafik

5.6 Analisis Data Dalam Microsoft Excel

Dalam menganalisis data dalam lembar kerja Microsoft Excel, diperlukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Setelah data dimasukkan ke dalam lembar kerja Microsoft Excel, klik Tools

pada menu Toolbar, lalu pilih dan klik Data Analysis.

2. Pada kotak dialog Data Analysis, terdapat beberapa pilihan untuk mengolah

data, lalu pilih Regrssion dan klik Ok, karena kita menggunakan analisis

(50)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

3. Pada kotak dialog Regression, terdapat kotak Input Y Range dan Input X

Range, artinya kita harus mengisi range untuk variable tak bebas (Y) pada

kotak Input Y Range dan range untuk variable bebas (X) pada kotak Input X

Range. Lalu klik Ok

[image:50.595.19.584.36.821.2]

4. Setelah itu akan muncul hasil analisisnya.

(51)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa pada Bab 4, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kotamadya Pematangsiantar setiap

tahunnya adalah r =0,005 atau sebesar 0,5 % pertahun. Dan dengan rumus

rt t P e

P = 0 ⋅ maka jumlah penduduk untuk tahun 2008-2012 dapat dihitung.

2. Persamaan regresi linier untuk peramalan jumlah produksi padi adalah:

X Yˆ =22744,4−36,7455

Dari persamaan regresi linier ini, maka jumlah produksi padi tahun 2008

sampai tahun 2012 dapat dihitung, dengan nilai X = 11,12,13,14,15.

3. Dengan ketetapan bahwa 1 Kg gabah kering = 0,64 Kg beras, maka dapat

diketahui produksi beras tiap tahunnya sebanyak: 0,64 x jumlah produksi padi.

4. Dengan ketetapan bahwa tingkat konsumsi perkapita penduduk adalah sebesar

136,85 Kg perkapita/tahun, maka total konsumsi penduduk tiap tahunnya

(52)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

diproduksi dengan jumlah beras yang dikonsumsi merupakan jumlah kelebihan

atau kekurangan persediaan beras di Kotamadya Pematangsiantar.

5. Dari perhitungan selisih antara jumlah beras yang dikonsumsi dan jumlah

beras yang diproduksi, didapat hasil bahwa Kotamadya Pematangsiantar

mengalami kekurangan jumlah produksi beras tiap tahunnya, yaitu sebesar

lebih kurang 19123349,91 Kg atau 19123,34991 ton.

6.2 Saran

1. Pemerintah diharapkan memberikan penyuluhan pertanian bagi masyarakat

agar produktivitas komoditas padi dapat lebih ditingkatkan, dan menyadarkan

masyarakat untuk tidak mengganti pertanian padi dengan menanam komoditas

lain, karena padi merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang tidak dapat

diganti dengan komoditas lain.

2. Pemerintah juga harus memperhatikan hak kepemilikan lahan pertanian para

petani, yaitu dengan menjaga agar lahan pertanian padi tidak berkurang,

melainkan jika bisa harus di tambah luasnya agar jumlah produksi padi dapat

ditingkatkan.

3. Pemerintah harus memperhatikan jumlah persedian beras di Kotamadya

Pematangsiantar, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kekurangan persediaan

(53)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Adler Haymans Manurung. Teknik Peramalan Bisnis dan Ekonomi.

Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro. 2007. Cara Menggunakan dan Memakai

Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta.

Ronald E. Walpole. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Tabel 4.1.1
Gambar 4.1.2  Produksi Padi Kotamadya Pematangsiantar  Gambar 5.2.1  Tampilan Pengaktifan Microsoft Excel dari Windows
Tabel 4.1.1
Tabel 4.1.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Planet-planet yang dijelaskan di atas berdasarkan jaraknya dapat dikelompokkan atas planet inferior planet yaitu Merkurius dan Venus, sedangkan yang jauh dari

rabies o Decrease the economic impact of a disease o Prevent spread of diseases to trading partners  Disease control Summary Statistics of the December 2018 report Total number of

Memberikan manfaat bagi pembaca untuk lebih mengetahui dan memahami tentang pengenalan pola secara statistika dengan pendekatan Analisis Diskriminan Linier 2-Dimensi

Perbedaan antara junshi dan karoushi adalah bahwa perilaku junshi merupakan ajaran moral kaum bushi untuk mengabdi sampai mati kepada tuannya, sedangkan dalam fenomena karoushi

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Untuk mendapatkan data yang konkrit tersebut maka peneliti akan mengajukan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan masalah yang dibahas, contohnya “apakah ada perubahan

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Sembiring: Penyusunan dan pengawasan anggaran pada PT... Sembiring: Penyusunan dan pengawasan anggaran

Moranuddin Dongoran: Pengawasan Intern Gaji dan Upah PT.. Sihitang Raya Baru