• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN DISIPLIN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA SWADHIPA BUMISARI NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN DISIPLIN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA SWADHIPA BUMISARI NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN DISIPLIN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA SWADHIPA BUMISARI

NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

BOYCE SAPUTRA

Masalah penelitian ini adalah disiplin siswa di sekolah. Sedangkan permasalahan penelitian yaitu apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan disiplin siswa disekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan disiplin siswa di sekolah pada siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar tahun pelajaran 2014/2015.

Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian sebanyak 69 siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan skala motivasi belajar dan disiplin siswa di sekolah. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.

Berdasarkan perhitungan analisis hubungan antara motivasi belajar dengan disiplin di sekolah menggunakan korelasi product moment pearson pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh rhitung = 0.328 > rtabel= 0,234 dengan demikian Ho di

tolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan disiplin di sekolah pada siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Tahun Pelajaran 2014/2015.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Boyce Saputra lahir di Liwa, Kecamatan Balik Bukit Lampung Barat tanggal 10 Juli 1988, merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak M.Tarmizi dan Ibu Nuryana.

Penulis menyelesaikan pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di Lampung Barat, yaitu Sekolah Dasar Negeri 3 Liwa diselesaikan tahun 2001, Selanjutnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Liwa diselesaikan tahun 2004 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Liwa diselesaikan tahun 2007.

Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, melalui seleksi jalur prestasi akademik (PMKA).

(7)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Alhamdulillah Saya bersyukur kepada Allah SWT

Yang telah memberikan saya kekuatan untuk menyelesaikan skripsi ini

Karya kecilku ini aku persembahkan untuk

Nenek, emak, bapak ,kakak-kakak, adik, serta keponak-keponakanku

Yang telah memberiku semangat, dorongan, dan do’anya

Maka kupersembahkan ini

(8)

MOTO

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan)

yang diusahakannya dan ia mendapatkan siksa

(dari kejahatan) yang dikerjakannya.

(QS. Al Baqarah:286)

Many failures in life because people do not realize how close they

were to success when they gave up". (Muhammad Ali)

Kamu akan mampu jika kamu yakin kamu mampu

(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Disiplin di sekolah Pada Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015)” sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis menyadari skripsi ini dapat diselesaikan atas dorongan, bantuan, arahan, bimbingan, dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M,Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(10)

4. Bapak Drs. Giyono, M.Pd., selaku pembimbing akademik dan dosen pembimbing utama pada penulisan skripsi ini. Terima kasih atas didikannya, masukan, serta saran-saran pada bimbingan skripsi dan dalam perkuliahan. 5. Ibu Diah Utaminingsih, S.Psi., M.A., Psi, selaku dosen penguji pada

penulisan skripsi ini. Terima kasih atas masukan, kritik, saran, dan motivasinya karena tanpa kebaikan dan kesabaran ibu mungkin penulis tidak bisa menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling, terima kasih atas didikannya selama dalam perkuliahan selama ini. Semoga apa yang bapak dan ibu berikan dapat bermanfaat bagi kehidupan saya di masa depan

7. Bapak dan Ibu staf dan karyawan FKIP Unila, terima kasih atas bantuannya selama ini dalam menyelesaikan segala keperluan administrasi.

8. Bapak Ardian, S.Pd., selaku guru BK SMA Swadhipa Bumisari Natar, Staf TU, Waka Kurikulum, Bapak-Ibu Guru serta siswa-siswi SMA Swadhipa yang telah membantu saya dalam penelitian.

9. Kedua orang tuaku, Emak- Bak, yang tak henti-hentinya menyayangiku,

memberikan do’a, dukungan, semangat, serta dengan sabar menanti

keberhasilan anakmu ini.

10. Kakak-kakakku : Udo, Wo Netty, Wo Nur, Ak Heri, Ngah Nelli, Ak Anto, Abang Hendra, Ngah Puji, Ngah Hera, Ak Asep, Ngah Fitri, Ak Ade dan adikku Leni Mediana, terima kasih atas kasih sayang yang diberikan, dan

do’a kalian yang selalu menemaniku dan selalu memberikan motivasi,

(11)

11. Keponak-keponakanku Nessa, Sapril, Tari, Ridwan, Rangga, Dilla, Arjuna, Aulia, Rizky, dan Neng Serra terima kasih atas kasih yang kalian berikan dan senyum kalian adalah salah satu motivasi mamak untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat baikku Jaya, Rio Ranau, Rio Btk, Rendi, Rizal, Rudhia, Mujahiddin, Om Han, Atiq, dan Ibu Yulianti terima kasih karena telah mengingatkanku untuk menomor satukan pendidikan.

13. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2007 yang memberikan persaudaraan dan kebersamaannya selama ini : Irfan Prima Aldi, Muharom Ardian Mandela, Agus Purwanto, Widi Sujadmiko (Reman), Yudi Riski Prihantoro, Maleluan Pramana (Paulus), Yusbowo, Asep Lukman Efendi, M.Wahid Nurrohman, Ewintri, Meyti Fitti yani, Marlinda, Citra Pasha Hartadi, Susi Novianti, Yunis Mutiara Ayogo, Siska Liana, Betty Oktaria, Ira, Nadya Arissanti Wardani, Eka Susanti, Eka Lisdiana, Nikmah (Inoy), Rafiqoh, Ayu Permata Sari, Ardila, Shufi Yanti Arfalah, Sulistiana pela, Trialita Widianingrum, dan Wita Pebritus, semua akan jadi cerita indah dimasa depan kita nanti.

(12)

15. Rekan-rekan PPL FKIP Unila di SMA N 9 Bandar Lampung : Silvia, Anton, Hendri, Deni, Yudi, Diana, Dini danYudi Riski Prihantoro atas persaudaraannya selama ini, dan semoga tali persaudaraan ini tetap terjaga selamanya.

16. Rekan-rekanku Kosn Antika center: Roma Aprizon, Afrizal Putra, Juanda Ali, Ade Cafesa, Deky Saputra, Mustaqim, Ari, Lukman, Bowo, Andra, Novi, Mujahidin, A.Rudhia, Gilang, dan lainnya atas kebersamaan kita selama ini, dukungan, perhatian, semangatnya dan senyum kebersamaan selama ini. 17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini semoga

dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada penulis mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini berguna dan bermanfaat untuk menambah wawasan bagi pembaca dan rekan-rekan semua.

Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis,

(13)

DAFTAR ISI 1. Latar belakang masalah ... 1

2. Identifikasi Masalah ... 7

3. Pembatasan Masalah ... 8

4. Rumusan Masalah... 8

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Kegunaan Penelitian... 9

C. Kerangka Pikir ... 9

D. Hipotesis ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bimbingan Konseling Belajar ... 12

1. Pengertian Bimbingan Konseling ... 12

2. Fungsi Bimbingan dan Konseling ... 13

3. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling ... 14

4. Bidang-Bidang Bimbingan dan Konseling ... 16

5. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling ... 17

6. Pengertian Belajar dan Ciri Belajar ... 19

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 21

8. Bimbingan Konseling Belajar ... 23

B. Disiplin Siswa di Sekolah ... 24

1. Pengertian Disiplin Siswa ... 24

2. Bentuk-Bentuk Disiplin di Sekolah ... 25

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Disiplin Siswa di Sekolah .. 27

4. Upaya Peningkatan Disiplin Siswa di Sekolah ... 28

(14)

C. Motivasi Belajar ... 30

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 30

2. Macam-Macam Motivasi Belajar ... 33

3. Fungsi dan Peran Motivasi Dalam Belajar ... 35

a. Fungsi Motivasi Belajar... 35

b. Peran Motivasi Dalam Belajar ... 35

4. Motivasi Dalam Konteks BK ... 36

D. Hubungan Motivasi Belajar dengan Disiplin Siswa di Sekolah ... 38

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 40

B. Tempat dan waktu Penelitian ... 40

C. Populasi penelitian ... 40

D. Variabel Penelitian ... 42

E. Definisi Operasional Variabel ... 43

F. Teknik Pengumpulan Data ... 44

G. Uji Persyaratan Instrumen ... 47

1. Uji Validitas Instrumen ... 47

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 48

H. Teknik Analisis Data ... 49

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

1. Gambaran Umum Responden ... 51

2. Pelaksanaan Penelitian ... 52

B. Analisis data Penelitian ... 53

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.Tabel 3.1 Populasi penelitian siswa kelas XI SMA Swadhipa ... 42

2.Tabel 3.2 Skor Pernyataan ... 46

3.Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar ... 47

4.Tabel 3.4 Kisi-kisi Skala Disiplin Siswa ... 47

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampian 1. Absen kelas XI SMA Swadhipa ...67

2. Lampiran 2. Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar ...69

3. Lampiran 3. Kisi-kisi Skala Disiplin Siswa di Sekolah ...70

4. Lampiran 4. Uji Validitas Instrumen Disiplin di Sekolah ...71

5. Lampiran 5. Hasil Rekap Validitas Item Disiplin ...72

6. Lampiran 6. Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar ...73

7. Lampiran 7. Hasil Rekap Validitas Item Motivasi ...74

8. Lampiran 8. Uji Reliabilitas Instrumen Disiplin di Sekolah Manual ...75

9. Lampiran 9. Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar SPSS ...77

10.Lampiran 10. Skala Motivasi Belajar ...78

11.Lampiran 11. Skala Disiplin Sekolah ...81

12.Lampiran 12. Hasil Skala Motivasi Belajar ...84

13.Lampiran 13. Hasil Skala Disiplin ...86

14.Lampiran 14. Hasil Analisis Data ...88

15.Lampiran 15. r Tabel...89

16.Lampiran 16. Surat Izin Penelitian ...90

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(18)

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang

Pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, merupakan suatu usaha sadar dan terencana dalam rangka membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki serta menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan, guna menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Secara singkat dapat kita katakan bahwa tujuan pendidikan adalah terwujudnya proses belajar dan pembelajaran yang baik.

(19)

Belajar adalah kegiatan manusia yang sangat penting dan harus dilakukan sepanjang hayat, karena melalui belajar subjek belajar atau siswa, dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup. Seseorang dapat memperbaiki nasib dan menggapai cita-cita yang didambakan melalui belajar atau secara singkat dapat diktakan belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan perilaku baik pengetahuan, sikap dan tingkah laku kearah kemajuan.

Kegiatan belajar merupakan suatu proses atau aktivitas, siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar tersebut yang dipengaruhi oleh berbagai hal yang diisyaratkan oleh banyak faktor. Faktor fakor tersebut dapat berasal dari aspek internal maupun eksternal. Kita dapat mengetahui dan membedakan faktor mana saja yang dapat meningkatkan proses belajar siswa. Banyak kasus penyebab kegagalan dalam kegiatan belajar yang dialami siswa dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang apa saja faktor yang dapat menganggu kegiatan belajar siswa. Indikator keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh dari proses belajar, yang tentunya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor pokok yang menentuan dalam keberhasilan siswa adalah disiplin siswa di sekolah.

(20)

menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku seseorang dapat mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan dirinya dalam menaati dan mengikuti aturan yang ada karena aturan dan tata tertib merupakan dua hal yang sangat penting bagi kehidupan sekolah sebagai sebuah organisasi penyelenggara pendidikan.

Arikunto (1990:155) berpendapat “.Untuk menjaga berlakunya peraturan dan tata tertib diperlukan kedisiplinan dari semua personil sekolah. Di dalam kehidupan sekolah peraturan dan tata tertib dimaksudkan untuk menjaga terlaksananya kegiatan belajar mengajar siswa, disamping itu juga untuk memenuhi kebutuhan setiap pribadi yang terlibat di dalamnya karena mereka adalah individu yang mesti dipandang sebagai manusia seutuhnya”.

Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal itu disebabkan dimanapun seseorang berada, maka akan selalu ada peraturan dan tata tertib. Disiplin mendorong siswa belajar secara kongkrit dalam praktik hidup di sekolah maupun di rumah. Menurut Tu’u (2004:37) disiplin sangat penting dalam belajar dan pembelajaran karena alasan sebagai berikut:

a) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa dapat berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya. b) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang

(21)

c) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.

d) Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

Dari penjelasan diatas, dapat digambarkan betapa pentingnya kedisiplinan siswa di sekolah untuk mendukung dalam proses belajar, seorang siswa dapat meraih hasil yang diharapkan atau tidak sangat ditentukan dengan kedisiplinannya dalam mengikuti proses belajar dan peraturan yang harus diikiutinya. Namun dalam kenyataannya, ada siswa yang memiliki disiplin yang tinggi serta ada pula yang rendah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin siswa disekolah.

1. Berasal dari dalam diri siswa (Internal) a. Kesehatan atau faktor fisiologis

(22)

b. Minat

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar. Seseorang yang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat meraih hasil yang tinggi pula. Apabila siswa memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran akan cenderung disiplin dalam belajar.

c. Bakat

Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam proses belajar.Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya akan memperoleh hasilyang lebih baik. Siswa yang memiliki bakat akan lebih menataati peraturan atau disiplin karena ia merasa nyaman dengan kondisi belajar yang ditunjang dengan bakat yang dimilikinya.

d. Motivasi

(23)

Siswa enggan untuk belajar, dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik siswa lebih mudah dipelajari sehingga cendrung untuk selalu disiplin dalam kegiatan belajar disekolah.

2. Berasal dari luar atau faktor Eksternal a. Faktor sosial

Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Siswa yang tinggal dalam lingkungan yang tertib tentunya siswa tersebut akan menjalani tata tertib yang ada di lingkungannya. Seorang guru yang mendidik siswa dengan disiplin akan cenderung menghasilkan siswa yang disiplin pula. ( Tahkim 2005:11)

Dari penjabaran diatas, dapat kita simpulkan bahwa disiplin siswa di sekolah diperlukan demi keberhasilan siswa dalam belajar, karena bila siswa tidak disiplin dalam belajar maka secara otomatis akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar yang berujung pada kegagalan. Untuk itu dalam rangka mencapai hasil belajar siswa secara maksimal maka proses belajar harus ditingkatkan dengan cara siswa lebih disiplin di sekolah. Sedangkan motivasi belajar siswa diduga dapat mempengaruhi tingkat disiplin siswa disekolah. Karena dengan adanya dorongan yang kuat dalam diri siswa untuk belajar maka siswa tersebut akan memiliki kesadaran dan berprilaku disiplin disekolah.

(24)

mendatang. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan di sekolah tersebut diketahui, terdapat beberapa siswa di sekolah yang memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah, seperti terlambat masuk sekolah, terlambat masuk saat pergantian jam pelajaran dan membolos saat jam pelajaran. Demikian juga terdapat siswa yang memiliki motivasi belajar rendah seperti tidak menghiraukan pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas dan sebagainya. Namun ada fenomena yang menarik yaitu, ada beberapa siswa yang memiliki motivasi belajar rendah namun memiliki kedisiplinan yang tinggi di sekolah dan begitu juga sebaliknya. Hal ini menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Disiplin Di Sekolah Pada Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar”.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a) Ada beberapa siswa yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan

b) Ada beberapa siswa yang terlambat datang kesekolah dan terlambat masuk saat pergantian jam pelajaran baru

c) Ada beberapa siswa yang tidak disiplin dalam mengerjakan pekerjaan rumah atau PR yang diberikan oleh guru.

(25)

3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka perlu adanya pembatasan

masalah. Maka dalam hal ini peneliti membatasi pada “ hubungan motivasi

belajar dengan disiplin di sekolah pada siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015”.

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka secara operasional rumusan masalah pada penelitian ini adalah rendahnya disiplin siswa di sekolah. Adapun permasalahan dalam penelitian ini

adalah “ Apakah ada hubunngan antara motivasi belajar dengan disiplin siswa

di sekolah”.

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

(26)

2. Kegunaan Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat berguna secara teori maupun praktek, yaitu :

1. Teori

Hasil penelitian ini mampu mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya pada bidang bimbingan dan konseling tentang kajian hubungan antara motivasi belajar dan disiplin siswa.

2.Praktek

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada seluruh elemen yang mempunyai peran dalam meningkatkan pendidikan di SMA Swadhipa Natar sehingga dapat meningkatkan kulaitas pendidikan kerahan yang lebih baik.

C. Kerangka Pikir

(27)

mentaati segala bentuk aturan yang mengharuskan adanya kedisiplinan dalam melaksanakannya, dari suatu institusi pendidikan atau sekolah.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah motivasi belajar dilambangkan dengan (X), dan variabel terikat adalah disiplin siswa disekolah yang dilambangkan dengan (Y). Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang mmpengaruhi kegiatan belajar siswa di sekolah. Sehingga tujuan belajar yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan harapan. Secara teori menurut Slameto (2003 :17) “Motivasi belajar merupakan komponen dari belajar yang mampu meningkatkan disiplin siswa di

sekolah”.

Maka bila siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi tentunya sikap siswa akan cendrung patuh terhadap bentuk peraturan yang berkaitan dengan kegiatan yang ada disekolah sehingga terbentuk perilaku belajar yang baik seperti selalu hadir dalam setiap kesempatan belajar, tidak mudah bosan dan mengikuti kegiatan belajar hingga akhir, dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan baik.

(28)

Disiplin Belajar (Y)

Motivasi belajar pada siswa mempunyai peranan yang sangat besar dalam menimbulkan disiplin pada siswa di sekolah. Tanpa adanya dorongan atau motivasi, yang ada pada diri siswa tersebut perlu untuk dibangkitkan atau diperhatikan dalam rangka mendisiplinkan siswa dalam belajar disekolah. Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Pikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti, karena bersifat sementara maka perlu diuji kebenarannya. Adapaun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini : Ada hubungan antara motivasi belajar dengan disiplin di sekolah pada siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.

Hipotesis Statistik :

Ha : Ada hubungan antara motivasi belajar dengan disiplin di sekolah pada siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan

Ho : Tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan disiplin di sekolah pada siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan

(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bimbingan Konseling Belajar

1. Pengertian Bimbingan Konseling

Pendidikan pada umumnya selalu berintikan bimbingan. Sebab pendidikan bertujuan agar anak didik menjadi kreatif, produktif, dan mandiri. Artinya pendidikan berupaya untuk mengembangkan individu. Segala aspek diri anak didik harus dikembangkan seperti intelektual, moral, social, kognitif, dan emosional. Bimbingan dan konseling adalah upaya untuk membantu perkembangan aspek-aspek tersebut menjadi optimal, harmonis, dan wajar. Chiskolm (dalam Prayitno dan Erman Amti, 1994:94) mengatakan bahwa bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai macam informasi tentang dirinya sendiri. Berbeda dengan pendapat Smith (dalam Prayitno dan Erman Amti, 1994:94) yang mengatakan bahwa:

“Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interprestasi-interprestasi yang diperlukan untuk menyesuaikan

diri yang baik.”

(30)

sekolah, keluarga, dan masyarakat. ( Soeparman, 2003 : 12 ), bimbingan ini bisa dilakukan oleh guru pembimbing maupun guru lain seperti wali kelas ataupun guru bidang studi. Selain bimbingan, konseling juga perlu dilakukan untuk membantu siswa dalam perkembangannya di lingkungan sekolah maupun tempat tinggalnya. Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara oleh seorang konselor terhadap individu guna mengatasi suatu masalah atau mengoptimalkan potensi yang dimiliki ( Soeparman, 2003 : 18 ).

Dapat disimpilkan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu-individu, agar individu dapat memahami dirinya, menentukan dan mengarahkan dirinya sendiri, membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan keputusan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:

1) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan peserta didik.

(31)

3) Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.

4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

3. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan atas asas-asas itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan atau kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan menghambat bahkan akan menggagalkan pelaksanaan serta mengurangi atau menghamburkan hasil layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Asas-asas tersebut antara lain:

1) Asas Kerahasiaa, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik atau klien yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain.

2) Asas Kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan klien mengikuti atau menjalankan kegiatan yang diperuntukkan bagi dirinya.

(32)

4) Asas Kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki klien yang menjadi sasaran layanan yang berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan layanan bimbingan.

5) Asas Kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada bagian umum bimbingan dan konseling yaitu peserta didik sebagai sasaran layanan diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima dirinya sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri.

6) Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang sama hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan dan tahap perkembangan dari waktu-ke waktu.

7) Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek sasaran layan bimbingan dan konseling ialah permasalahan klien dalam kondisinya sekarang.

8) Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai layanan bimbingan dan konseling. Baik yang dilakukan guru pembimbing dan pihak lain saling menunjang, saling harmonis, dan saling terpadukan. Untuk ini kerjasama antara guru pembimbing dan terkait dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling perlu dikembangkan.

(33)

10)Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah professional.

11)Asas Alih Tangan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan klien mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.

12)Asas Tut Wuri Handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang memberikan rasa aman, mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada klien untuk maju.

4. Bidang-Bidang Bimbingan dan Konseling

Sebagai pelayanan yang lengkap dan menyeluruh, pelayanan bimbingan dan konseling mencangkup 4 bidang, yaitu:

1)Bidang bimbingan pribadi

(34)

2)Bidang bimbingan sosial

Pelayanan bimbingan sosial bertujuan membantu siswa memahami diri dalam kaitnya dengan lingkungan dan etika pergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial. Meliputi: pengembangan kemampuan berkomunikasi, pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, pengembangan hubungan yang harmonis dengan teman sebaya, pemaham dan pengamalan disiplin dan peraturan sekolah.

3)Bidang bimbingan belajar

Pelayanan bimbingan belajar bertujuan membantu siswa mengenal, menumbuhkan, dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan program belajar dalam rangka melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau berperan serat dalam kehidupan bermasyarakat.

4)Bidang bimbingan karier

Pelayanan bimbingan karier ditujukan untuk mengenal potensi diri sebagai prasyarat dalam mempersiapkan masa depan karier masing-masing siswa. Meliputi kegiatan: pengenalan konsep diri berkaitan dengan bakat dan kecenderungan pilihan jawaban serta arah pengembangannya, pengenalan bimbingan kerja orientasi dan informasi jabatan, pengenalan berbagai lapangan pekerjaan, orientasi dan informasi pendidikan tinggi.

5. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

(35)

2) Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk klien.

3) Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta kondisi pribadinya.

4) Layanan Pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

5) Layanan Konseling Individu, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien mendapatkan layanan langsung tatap muka secara perorangan dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dialaminya.

6) Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan sejumlah klien secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

(36)

pengetasaan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas adalah masalah pribadi yang dialami masing-masing anggota kelompok.

8) Layanan Mediasi, yaitu layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan dengan konselor sebagai mediator

9) Layanan Konsultasi, yaitu layanan yang menyediakan bantuan teknisi untuk konselor, orang tua, administrator, dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang dibatasi efektifitas peserta didik atau sekolah. Konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.

B. Pengertian Belajar dan Ciri Belajar

Belajar adalah merupakan suatu kewajiban bagi siswa karena dengan belajar siswa menjadi tahu dari yang sebelumnya tidak tahu dan menjadi bisa dari yang tadinya tidak bisa. Melalui belajar siswa mendapat ilmu pengetahuan dan keterampilan yang baru.

Pengertian belajar menurut Suharsimi Arikunto ( 2008 : 19 ) adalah sebagai

berikut : “belajar diartikan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha

untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan,

(37)

Sejalan dengan pendapat diatas, N.K. Roestiyah (1986 : 141) menyatakan belajar dapat juga diartikan sebagai perubahan individu dalam pengetahuan, kebiasaan, dan tingkah laku. Maka seorang disebut balajar apabila ia mengalami perubahan dalam tingkah laku, pengetahuan, dan keterampilan maupun sikap. Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar. Sedangkan menurut Hamalik (1983 : 27); “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthtening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan

melainkan pengubahan kelakuan”.

Melalui belajar, manusia mengalalmi perubahan sehingga tingkah lakunya berkembang. Seperti yang telah dikutip sebelumnya bahwa belajar merupakan sebuah proses bukan hasil sehingga belajar berlangsung secara aktif dengan menggunakan berbagai perbuatan untuk mencapai tujuan.

(38)

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar menurut (Slameto, 2003 : 3-5) antara lain adalah :

a. Perubahan terjadi secara sadar

b. Perubahan dalam belajar terjadi bersifat kontinyu dan fungsional c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau berarah f. Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang guru dalam belajar di sebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya. Faktor-faktor yang menentukan hasil belajar adalah Dalyono (1997 : 55 – 60):

1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) a) Kesehatan

Kesehataan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang dalam keadaan tidak sehat maka dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani kurang baik akan mengganggu semangat belajar.

b) Intelegensi dan Bakat

(39)

yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses bila dibandingkan dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi intelegensinya rendah. Sebaliknya apabila orang berbakat lagi pintar (intelegensi tinggi) biasanya orang yang sukses dalam kariernya.

c) Minat dan Motivasi

Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar maupun dari dalam sanubari sendiri. Minat dalam belajar disebabkan oleh berbagai hal seperti keinginan menaikkan martabat, memperoleh pekerjaan, hidup senang dan lain-lain. Sedangkan motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang juga bisa berasal dari luar maupun dalam diri sendiri. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang akan turut mempengaruhi keberhasilannya sehingga motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri sendiri.

2. Faktor Eksternal (Berasal dari Luar Diri) a) Keluarga

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya orang tua, adalah beberapa contoh pengaruh dari keluarga. Selain keluarga, keadaan rumah juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar.

b) Sekolah

(40)

guru, metode mengajar, fasilitas sekolah, jumlah murid per kelas dan lain-lain,

c) Masyarakat

Bila di sekitar tempat tinggal siswa keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, hal ini dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar. Begitu juga sebaliknya, jika di lingkungan terdapat banyak anak-anak yang nakal dan tidak sekolah, hal ini akan mengurangi semangat belajar.

D. Bimbingan Konseling Belajar

Berdasarkan pendapat soeparman (2003 : 41 – 42), bimbingan konseling belajar adalah layanan bimbing yang di berikan kepada siswa untuk dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Materi pokok bimbingan konseling belajar antara lain adalah :

1. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien 2. Pengembangan kemampuan belajar dan menulis secara cepat 3. Pemantapan penguasaan materi pembelajaran

4. Pemahaman tentang pemanfaatan hasil teknologi bagi pengembangan pengetahuan

5. Pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya bagi pengembangan pengetahuan

6. Pemahaman tentang pemanfaatan perpustakaan

(41)

B. Disiplin Siswa di Sekolah 1. Pengertian Disiplin Siswa

Disiplin merupakan suatu istilah yang sudah lazim atau memasyarakat di berbagai instansi baik swasta atau pemerintah. Kita mengenal ada disiplin kerja, disiplin lalu lintas, disiplin diri dan macam istilah disiplin yang lain. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya difokuskan pada disiplin siswa. Disiplin yang dimaksud dalam hal ini adalah disiplin yang dilakukan oleh siswa di sekolah.

Untuk lebih memahami tentang disiplin siswa disekolah maka akan di kemukakan beberapa teori terkait pengertian disiplin dari beberapa ahli. Di sekolah disiplin mempunyai peranan yang sangat penting karena dengan adanya disiplin, akan menciptakan suasana yang tertib serta tercapainya prestasi belajar yang diharapkan. Hal ini dikarenakan bila tidak disiplin maka siswa akan dikenai sanksi atau hukuman yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah.

Atmodiwirio (2000:235) “Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu

menaati tata tertib. Disiplin juga merupakan suatu sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan.

(42)

Tu’u (2004:8) disiplin dikatakan suatu kesadaran diri yang muncul dari batin

terdalam untuk mengikuti peratutan peraturan, nilai nilai dn hokum yang berlaku pada suatu lingkungan tertentu. Kesadaran itu antara lain, bil dirinya berdisiplin baik maka akan memberi dampak yang baik bagi keberhasilannya di masa depan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan suatu bentuk atau kondisi dimana seseorang melakukan ketaatan terhadap suatu peraturan. Bila hal ini dilakukan dalam proses belajar maka orang yang melakukan tindakan disiplin tersebut akan memiliki kesadaran, dan keckapan dalam proses belajar sehingga membentuk watak atau pribadi yang baik dalam dirinya.

2. Bentuk-Bentuk Disiplin di Sekolah

Dalam proses belajar pelaksanaan disiplin menjadi sangat urgent atau penting, dikarenakan dengan disiplin diharapkan siswa akan berhasil dalam belajar. Disiplin dapat mengajarkan atau menuntut siswa untuk senantiasa belajar mematuhi segala ketentuan yang berlaku dalam proses pelaksanaan pendidikan. Bentuk bentuk disiplin di sekolah meliputi :

a. Melaksanakan disiplin dengan konsisten

(43)

b. Masuk kelas tepat waktu

Dalam peraturan sekolah sebagai lembaga pendidikan, sudah ada ketentuan waktu untuk mengikuti proses belajar atau waktu masuk kedalam kelas. Setiap siswa wajib mengikuti perarturan yang telah ditetapkan, yaitu harus masuk pada waktu yang telah ditentukan tersebut dan harus tepat waktu. Ini adalah suatu bentuk kedisiplinan yang harus dipahami dan ditaati oleh setiap siswa.

Masuk kelas tepat waktu adalah salah satu sikap atau perbuatan yang menguntungkan, salah satunya konsentrasi dalam proses belajar terjaga dan tidak mengganggu teman yang tengah belajar.

c. Mengikuti proses belajar mengajar di kelas

Mengikuti proses belajar dikelas, merupakan bagian paling penting dalam proses belajar siswa. ( Djamrah 2002:97)

Dalam mengikuti proses belajar mengajar ada 3 proses yang harus dilakukan atau dilalui oleh siswa menurut Thabrany (2003:69) yaitu :

1. Siswa mendengarkan guru

2. Siswa melihat tulisan yang di ilustrasikan guru 3. Siswa mencatat atau menggambar

(44)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Siswa di Sekolah

Terlaksananya disiplin disekolah merupakan suatu hal yang amat penting. Hal itu dikarenakan dengan disiplin, siswa dapat mematuhi dan mengikuti peraturan atau tata tertib yang ada disekolah. Disiplin disekolah dapat ditanamkan pada diri siswa, dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin disekolah itu sendiri.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin siswa disekolah menurut Salameto (2005:56) adalah sebagai berikut :

1. Faktor internal atau faktor yang berasal dalam diri siswa : a. Kesehatan siswa

Kesehatan siswa sangatlah berpengaruh pada diri siswa dalam mengikuti proses belajar disekolah. Karena kondisi kesehatan siswa dapat memungkinkan siswa untuk lebih berkonsentrasi dalam belajar serta mematuhi segala peraturan disekolah.

b. Minat siswa

(45)

c. Motivasi belajar siswa

Motivasi belajar siswa adalah dorongan dari dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

Motivasi sangatlah penting pengaruhnya terhadap proses belajar serta disiplin di sekolah, karena bila seseorang memiliki motivasi belajar yang baik maka dimungkunkan ia dapat berhasil dalam belajar serta memiliki kesadaran untuk melaksanakan disiplin di sekolah dengan sebaik-baiknya.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi : lingkungan tempat tinggal siswa, perhatian orang tua keadaan keluarga dan keadaan sekolah.

4. Upaya Peningkatan Disiplin Siswa di Sekolah

Dalam pelaksanaan disiplin siswa disekolah, diperlukan upaya untuk dapat meningkatkannya. Berikut ini beberapa upaya untuk dapat meningkatkan disiplin sekolah. Menurut Hakim (2005: 100) menyatakan bahwa upaya yang harus dilakukan untuk dapat meningkatkan disiplin belajar adalah :

a. Adanya guru yang memiliki komptensi

(46)

Sehingga guru juga dapat membantu membangkitkan motivasi yang ada pada diri siswa.

b. Kondisi sekolah

Kondisi sekolah dalam hal ini gedung sekolah yaitu tempat berlangsungnya proses belajar mengaja harus dalam keadaan yang memenuhi syarat, artinya siswa memperoleh fasilitas yang memudahkan pemahaman dan proses belajar yang mereka lakukan.

c. Fasilitas belajar yang memadai

Keberhasilan proses belajar itu ditunjang oleh banyak factor, salah satunya fasilitas belajar yang cukup lengkap. Karena dengan adanya fasilitas belajar yang cukup dan baik maka akan dapat mempemudah siswa dalam pelaksanaan proses belajar. Fasilitas belajar ini berupa fasilitas alat bantu yang dapat menunjang proses belajar yang baik.

d. Waktu belajar disekoah

Waktu belajar disekolah yang baik pada pagi hari, karena waktu pada pagi hari dimungkinkan siswa masih bersemangat dan segar untuk menerima proses kegiatan belajar yang berlangsung dikelas.

5. Disiplin Siswa di Sekolah dalam Konteks Bimbingan dan Konseling

(47)

perhatian terhadap materi yang disampaikan dan turut aktif dalam semua kegiatan belajar yang telah diprogramkan ( Prayitno & Amti 2004 : 109).

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin siswa disekolah merupakan salah satu hal yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah. maka hal ini berarti disiplin siswa di sekolah merupakan elemen yang sangat penting untuk diwujudkan dalam konteks bimbingan dan konseling, guna mewujudkan siswa yang memiliki kemampuan dan keasadaran dalam bidang akademik disekolah.

C. Motivasi Belajar Siswa 1. Pengertian Motivasi Belajar

Pada dasarnya pendidikan adalah suatu proses untuk merubah tingkah laku ke arah yang diinginkan, dengan pendidikan manusia mampu menyingkap tabir yang ada di alam sekitarnya, dengan harapan dapat menjangkau kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang dengan pola pikir yang kritis dan sistematis

Pendidikan merupakan suatu proses atau sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Kelancaran jalannya komponen akan membawa kelancaran pada proses pendidikan. Keberhasilan pendidikan tentunya tidak lepas dari belajar. Untuk meningkatkan hasil belajar dibutuhkan motivasi dalam belajar.

(48)

berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan dan dipengaruhi oleh rangsangan yang ada dalam diri dan dari luar maka dalam hal ini sangat penting untuk menambah semangat beajar siswa.

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dalam kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai, Sardiman (2004:75).

Winkel (2001:24) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu; maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.

Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau semangat belajar, siswa yang

termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan

belajar. Brophy dalam Prayitno, (2009:8) mendefinisikan motivasi sebagai energi

penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku. Sedangkan menurut Mc.

Donald (dalam Sardiman, 2004:74) motivasi adalah perubahan energy dalam diri

seseora g ya g dita dai de ga u cul ya feeling da didahului de ga

tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.

(49)

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan- persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menetukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.

Motivasi memang muncul dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Sardiman, (2004:83) menyatakan bahawa motivasi akan menyebabkan terjadinya perubahan suatu energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan

Dari beberapa pengertian tentang motivasi belajar di atas kita memperoleh gambaran bahwa motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi- kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka tersebut.

(50)

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melaksanakan kegiatan. Dalam hal ini yang dimaksud kegiatan dalam rangka mencapai kedisiplinan di sekolah, karena dengan adanya motivasi belajar yang baik, maka siswa dimungkinkan akan lebih disiplin di sekolah.

2. Macam-Macam Motivasi Belajar

Motivasi belajar pada setiap siswa tidaklah berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, menurut Sardiman (2004:86) motivasi dapat dibagi kedalam beberapa macam yaitu :

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a. Motif bawaan merupakan motif yang dibawa sejak lahir, sehingga motivasi tersebut ada tanpa perlu dipelajari.

b. Motif-motif yang dipelajari merupakan motif yang timbul, atau didapatkan karena dipelajari.

2. Motif dilihat dari jenis-jenis motivasinya

a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi : kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, dan istirahat.

b. Motif-motif darurat, seperti dorongan untuk menyelamatkan diri, membalas dan berusaha. Motivasi ini timbul karena adanya dorongan dari luar diri individu.

c. Motif-motif objektif, kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukn manipulasi, menaruh minat.

(51)

Yang termasuk kedalam motivasi jasmaniah : refleks, insting, dan nafsu. Sedangkan yang termasuk kedalam motif rohaniah adalah : kemauan.

4. Motivasi Interinsik dan Interinsik

a. Motivasi Interinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena sudah terdapat dalam diri individu itu sendiri.

b. Motivasi Eksterinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena rangsangan dari luar.

Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar. Menurut Hakim (2005:30) yang termasuk motivasi dari dalam adalah :

1. Memahami manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari/setiap pelajaran 2. Memilih bidang studi yang paling sesuai dan disenangi sesuai dengan minat. 3. Memilih jurusan atau bidang studi sesuai dengan bakat dan pengetahuan. 4. Memilih bidang studi yang paling menunjang masa depan.

(52)

3. Fungsi dan Peran Motivasi dalam Belajar a. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi belajar sangat berperan dalam proses kegiatan belajar, karena dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan disiplin disekolah. Fungsi motivasi menurut Sardiman (2003:85) yaitu :

1. Mendorong manusia untuk berbuat sebagai penggerak atau motorik yang melepaskan energy.

2. Menentukan arah perbuatan yaitu kearah yang dikehendaki untuk dicapai. 3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan dan sesuai guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dari penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa motivasi belajar berperan sebagai pendorong bagi diri siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Karena bila siswa melaksanakan proses kegiatan belajar dengan adanya motivasi belajar yang baik maka hasil belajar yang diperoleh akan baik pula.

b. Peran motivasi dalam belajar

Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat berperan penting, baik itu motivasi interinsik maupun eksterinsik. Hal ini dikarenakan dengan adanya motivasi siswa dapat lebih berinisiatif, berkreasi dalam belajar dan mampu mematuhi disiplin di sekolah yang menghantarkan siswa kepada keberhasilan belajar. Motivasi dalam belajar mengandung nilai-nilai :

(53)

2. Pembelajaran yang termotivasu pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan dan minat motif pada diri siswa tersebut. 3. Pelajaran yang termotivasiu menurut kreativitas dan imajinasi guru untuk

berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara yang relevan guna membangkitkan dan memelihara motivasi

4. Berhasil atau tidaknya membangkitkan dan mendaya gunakan motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas dan sekolah.

5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam proses belajar dan pembelajaran. Motivasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada pembelajaran yang efektif, Sardiman (2004:78-80)

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada individu yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Menurut Hamzah B.Uno (2007), indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Adanya hasrat dan keingin berhasilan, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan individu dapat belajar dengan baik.

4. Motivasi Belajar dalam konteks bimbingan dan konseling

(54)

pemerintah No. 20 Tahun 1990, “bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Bimbingan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu. Oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan dan pengembangan peserta didik. Secara khusus bimbingan konseling memiliki layanan yang bertujuan membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi aspek kepribadian, sosial, belajar, dan karir.

Salah satu layanan yang dapat diberikan berkenaan dengan motivasi belajar adalah layanan bimbingan belajar, yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Efek diadakannya layanan bimbingan akan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar pada peserta didik. Suganda (2007 : 48)

menyatakan bahwa “ Dampak layanan bimbingan terhadap peningkaan motivasi

belajar siswa yaitu :

1. Motivasi belajar siswa tercermin dalam kehadiran siswa di sekolah, 2. Pada saat kegiatan belajar, para siswa mengikuti kegiatan belajar dengan baik, 3. Motivasi belajar siswa tercermin dalam melaksanakan tugas-tugas diluar jam pelajaran, 4. Kegiatan membaca buku pelajaran merupakan cerminan dari motivasi belajar, 5 nilai yang baik menunjukkan kebiasaan belajar yang baik yang timbul dari motivasi belajar yang baik pula.

(55)

tanpa adanya motivasi belajar siswa maka tujuan pembelajaran akan sulit dicapai. Penelitian ini membahas motivasi belajar dan disiplin siswa di sekolah, bila kita kaitkan dengan bimbingan konseling maka, penelitian ini masuk kedalam layanan bimbingan belajar.

D. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Disiplin Siswa di Sekolah

Prestasi dalam belajar merupakan suatu ukuran yang dapat menunjukkan kualitas keberhasilan siswa dalam menjalani proses belajar. Sudah barang tentu untuk mencapai prestasi tersebut terdapat sifat dan tingkah laku yang diperlukan oleh siswa seperti disiplin siswa di sekolah.

Sifat dan ciri yang diperlukan dalam meraih prestasi tersebut hanya terdapat dalam diri individu atau dalam hal ini siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah tidak akan memiliki sifat dan ciri seperti yang telah disebutkan diatas. Sehingga akan menghambat dalam kegiatan belajar dan mencapai prestasi yang diharapkan. Jadi dapat tergambar secara teoritis bahwasannya motivasi akan berhubungan dengan disiplin siswa di sekolah.

Menurut Djamarah (2002:10), dalam belajar terdapat hal-hal yang harus diperhatikan agar prestasi belajar dapat dicapai dengan baik, yaitu: (1) belajar dengan teratur; (2) disiplin; (3) konsentrasi; (4) pengaturan waktu.

Menurut Tu’u Tulus (2004:37) disiplin penting karena alasan berikut ini:

(56)

b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif disiplin memberi dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.

c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma norma, nilai kehidupan, dan disiplin. Dengan demikian anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur, dan disiplin.

Salah satu faktor dominan yang mempengaruhi dan membentuk disiplin siswa yaitu: Kesadaran diri atau motivasi sebagai pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu motivasi sangat kuat pegaruhnya bagi terwujudnya disiplin. Disiplin yang terbentuk atas kesadarn diri akan kuat pengaruhnya dan akan lebih tahan lama dibandingkan dengan disiplin yang terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman.

(57)
(58)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian

Metode penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Sukardi (2008,19) mengatakan bahwa metodelogi penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan guna menjawab permasalahan yang hendak diteliti. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan korelasional. Dalam penelitian berusaha menganalisis berdasarkan fakta-fakta dan data tentang hubungan antara motivasi belajar dengan disiplin disekolah, sebab penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dari dua variabel tersebut, dan bila ada seberapa signifikan hubungannya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Swadhipa yang beralamat Jl. Swadhipa No.217 Bumisari Natar Lampung Selatan Telp. (0721) 91342. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.

C. Populasi Penelitian 1. Populasi Penelitian

(59)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Swadhipa Natar dengan jumlah 69 orang siswa. Adapun daftar siswa kelas XI SMA Swadhipa berada pada lampiran 1. Berikut tabel siswa yang menjadi subjek peneliti :

Table 3.1 Daftar siswa kelas XI SMA Swadhipa

Jurusan Jumlah Siswa

IPA 34 Siswa

IPS 35 Siswa

Jumlah 69 siswa

Sumber : Absensi Kelas XI SMA Swadhipa

D. Variabel Penelitian

Arikunto (2006:94) menyatakan bahwa : variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berdasar pada definisi tersebut dapat kita katakana bahwa variabel penelitian adalah objek yang bervariasi dan dapat dijadikan titik perhatian. Titik perhatian ini adalah motivasi belajar dengan disiplin siswa disekolah.

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu : 1. Jenis Variabel

a. Variabel independent atau variabel bebas yaitu : Motivasi belajar (variabel X)

(60)

E. Definisi Operasional

Definisi operasinal variabel merupakan uraian yang berisikan tentang perincian sejumlah indikator yang dapat diamati dan diukur untuk mengidentifikasi variabel atau konsep yang digunakan (Purwanto, 2007: 18). Berikut penjelasan dari tiap-tiap variabel :

a. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar yang dapat ditandai dengan adanya suatu perubahan, sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai. Siswa yang mempunyai motivasi belajar mempunyai indikator seperti adanya hasrat dan keinginan berhasilan, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita dimasa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.

b. Disiplin diSekolah

Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu menanti tata tertib. Disiplin juga merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan atas ketentuan-ketentuan yang ditetapkan. Siswa yang mempunyai disiplin disekolah mempunyai indikator melakukan disiplin disekolah secara konsisten, masuk kelas tepat waktu, mengikuti proses belajar.

(61)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dari uraian diatas teknik pengumpulan data yang digunakan teknik non tes menggunakan skala. Tanpa mengetahui teknik penguumpul data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetepkan.

Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian dan lain-lain yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mengumpulkan data motivasi belajar dan disiplin siswa disekolah adalah skala psikologi. Skala psikologi merupakan alat pengumpul data yang dilaksanakan secara tertulis yang diisi oleh responden.

Menurut Azwar (2009:4), skala psikologi adalah stimulus yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.

Meskipun subjek yang diukur memahami pernyataannya namun tidak mengetahui arah jawaban yang dikehendaki oleh pernyataan yang diajukan sehingga jawaban yang diberikan akan tergantung pada interprestasi subjek terhadap pernyataan tersebut dan jawabannya lebih bersifat proyektif, yaitu berupa proyeksi dari perasaan atau kepribadiannya. Dipandang dari bentuknya, peneliti menggunakan Skala Likert.

Arikunto (2006:152) mengatakan bahwa “Likert Scale, sudah terdaftar, dimana

(62)

1. Skala Motivasi Belajar

Skala motivasi belajar yaitu skala yang dibuat untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar yang dapat ditandai dengan adanya suatu perubahan yang dinamis. Indikator motivasi belajar antara lain adanya hasrat dan keingin berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dan adanya lingkungan yang kondusif sehingga memungkinkan individu dapat belajar dengan baik. Kisi-kisi skala motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 3.3. dan pada lampiran.

2. Skala disiplin siswa di sekolah

Skala disiplin siswa disekolah yaitu skala yang dibuat untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa di sekolah. Disiplin adalah suatu bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang sangata erat hubungannya dengan rasionalisme, sadar, dan emosional. Indikator disiplin siswa di sekolah antara lain melakukan kehadiran dan kegiatan sekolah, masuk kelas tepat waktu, mengikuti proses belajar mengajar. Kisi-kisi skala disiplin di sekolah dapat dilihat pada tabel 3.4. dan lampiran.

(63)

memiliki 4 alternatif jawaban beserta pensekorannya Azwar (2000:33).

Dalam pemberian skor, setiap respon positif terhadap item Favorable akan diberi bobot yang lebih tinggi dari pada respon negatif yaitu dari empat sampai dengan satu, Sebaliknya untuk item unfavorable respon negatif akan diberi skor yang bobotnya lebih rendah dari respon positif, yaitu satu sampai dengan empat. Setiap jenis respon mendapat nilai sesuai dengan arah pernyataan yang bersangkutan. Pilihan alternatif jawaban dan skoring setiap item pernyataan dalam skala motivasi belajar dan disiplin siswa di sekolah dapat dilihat dalam tabel berikut:

Table 3.2 Pilihan Jawaban Skala

Dari penjelasan berdasarkan teori mengenai motivasi belajar dan disiplin siswa di sekolah yang telah penulis paparkan sebelumnya, maka di diperoleh beberapa aspek yang menjadi indikator serta deskriptor sebagai poin yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan pernyataan pada skala motivasi belajar dan disiplin siswa di sekolah.

Kisi- kisi instrument yang terdiri dari variabel X yaitu motivasi belajar dan variabel Y yaitu disiplin siswa di sekolah, yang dikembangkan serta digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk Item Positif (+) Untuk Item Negatif (-)

(64)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar

Tabel 3.4 Kisi-kisi Skala Disiplin Siswa

VARIABEL INDIKATOR

Disiplin Siswa Di Sekolah Melakukan kehadiran dan kegiatan sekolah Masuk kelas tepat waktu

Mengikuti proses belajar mengajar

G. Uji Persyaratan Instrumen

1. Validitas Instrumen

Untuk mendapatkan alat pengumpul data yang baik perlu dilakukan perhitungan validitas terhadap instrumen yang akan digunakan sebagai metode penelitan. Untuk itu sebelum instrumen tersebut dipakai, terlebih dahulu perlu ditryoutkan (diuji cobakan). Tujuannya agar dapat diketahui apakah instrumen yang digunakan tersebut sudah valid dan reliabel atau belum.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 alat ukur yaitu instrumen motivasi belajar dan disiplin siswa disekolah, untuk instumen disiplin siswa disekolah peneliti

VARIABEL INDIKATOR

Motivasi Belajar Adanya hasrat dan keinginan berhasil Adanya dorongan dan kebutuhan belajar Adanya harapan dan cita-cita masa depan Adanya penghargaan dalam belajar

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

(65)

menggunakan instrumen yang telah diuji validitas, yang di adaptasi dari Skripsi M. Wahid Nurrohman (BK 2007) dari 22 item pernyataan yang dibuat 20 item yang berkontribusi atau valid sedangkan 2 item tidak berkontribusi atau tidak valid, jadi untuk skala disiplin di sekolah hanya 20 item yang dipakai tanpa diuji cobakan lagi oleh peneliti karena instrumen tersebut sudah valid. sedangkan untuk instrumen motivasi belajar peneliti menggunakan instrumen Asep Lukman Efendi (BK 2007) yang telah diuji tingkat validitas. Dari 60 item pernyataan 30 item yang memberikan kontribusi atau valid sedangkan 30 item tidak berkontribusi atau tidak pula. Penghitungan validitas instrumen dapat dilihat pada lampiran.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas memiliki pengertian keajegan atau konsistensi, serta sejauh mana suatu instrument pengukuran dapat dipercaya ( Azwar : 4). Sedangkan menurut Arikunto (2002 : 154) menyatakan reliabilitas menunjuk pada suaru pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut dianggap sudah baik. Oleh sebab itu instrument yang sudah dapat dipercaya atau reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula.

Tolak ukur klasifikasi rentang koefisien reliabilitas dari Riduwan (2006:98) sebagai berikut :

Tabel 3.3 Rentang Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Kategori

Gambar

Table 3.1 Daftar siswa kelas XI SMA Swadhipa
Table 3.2 Pilihan Jawaban Skala
Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar
Tabel 3.3 Rentang Koefisien Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

1) Zur Analyse die Visualisierung der Adjektivdeklination werden Theorie nach Funk & Koenig (1991) verwendet. 2) Um Die Übungen der Adjektivdeklination im Lehrwerk Studio d A1

Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan analisis data. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian

Dengan transmisi synchronous, ada level lain dari synchronisasi yang perlu agar receiver dapat menentukan awal dan akhir dari suatu blok data.. Untuk itu, tiap blok dimulai

Kajian optimasi teknik pemijahan meliputi jumlah telur selama 10 hari berdasarkan sistem pemijahan; jumlah telur, tingkat penetasan telur, tingkat kelangsungan hidup larva umur

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Guru memberikan tinjauan pada pengetahuan peserta didik terkait materi aturan sinus, kosinus dan luas segitiga yang akan dipelajari dengan meminta peserta didik mengamati peta

Untuk Kegiatan Non Fisik Pada Kantor Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya

Laporan Tahunan Sekolah merupakan kesempatan bagi sekolah untuk memberikan pertanggungjawaban terhadap stakeholder sekolah (khususnya orang tua). Melalui media ini