• Tidak ada hasil yang ditemukan

Organisasi dan kode etik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Organisasi dan kode etik"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Organisasi profesi

Organisasi merupakan suatu system aktifitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Sementara itu, yang di maksud organisasi profesi adalah organisasi masyarakat yang mewadahi suatu pekerjaan spesifik yang membutuhkan suatu keahlian. Organisasi merupakan suatu tempat wadah para anggota profesi tersebut menggabungkan diri untuk mendapat perlindungan.

Kelahiran suatu organisasi profesi tidak lepas dari perkembangan jenis bidang pekerjaan yang bersangkutan karena organisasi tersebut terbentuk atas dasar prakasa dari pra pengemban bidang pekerjaan tersebut. Alasan yang mendasari kelahiran suatu organisasi profesi sangatlah bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik, ekonomi, budaya, atau falsafah tentang system nilai. Akan tetapi pada umumnya, suatu organisasi profesi terbentuk dari latar belakang solidaritas di antara para pengemban bidang pekerjaan yang bersangkutan, dorongan diri dari dalam diri mereka sendiri (secara intrinsic), dan dapat pula dikarenakan lingkungan mereka (secara ekstrinsik). Dorongan yang datang dari diri dalam sendiri pada umumnya berkaitan erat dengan permasalahan nasib, dalam arti kesadaran atas kebutuhan untuk berkehidupan secara baik sesuai bidang pekerjaanya. Selain itu, juga terdapat dorongan atas semangat pengabdian untuk menunaiukan tugas secara baik dan ikhlas. Sementara itu, dorongan dari luar profesi pada umumnya terdorong oleh tuntutan dari masyarakat pengguna jasa, adanya pesaingan serta perkembangan atau perubahan dalam dunia kerja sesuai dengan perkembangan ilmudan tekhnologi.

Tuntutan dan tantangan internal dan eksternal tersebut mustahil dapat dihadapi dan di selesaikan oleh para pengemban suatu bidang pekerjaan secara individual. Inilah sebabnya para pengemban suatu bidang pekerjaan membutuhkan suatu wadah organisasi yang dapat memiliki wibawa (authority) dan kekuatan (power) untuk menentukan arah dan kebijakan dalam melakukan tindakan bersama (collective action) guna melindungi dan memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi, kepentingan pengguna jasa (stakeholders), dan masyarakat pada umumnya.

(3)

1. Persatuan (Union), contohnya Persatuan Guru Replublik Indonesia (PGRI), Australion Union, Singaphore Teavher’s Union, Japan Teacher’s Union.

2. Federasi (Federation), contohnya All India federation of Teacher Organization, Bangladesh Of Teacher’s Federation.

3. Aliansi (Alliance), contohnya Elementary Education Teachers Assocatin Of Thailand.

Keragaman bentuk organisasi juga menyebabkan status keanggotaan bervariasi. Organisasi yang bersifat asosiasi atau persatuan milik sifat keanggotaan setiap langsung dari setiap pribadi atau setiap pengemban profesi yang bersangkutan, sedangkan federasi atau perserikatan keanggotaanya cukup terbatas dari pucuk organisasi yang berserikat saja.

Organisasi Profesi Bimbingan Konseling di Indonesia

Saat ini, profesi bimbingan dan konseling di Indonesia mewadahi diri dalam organisasi yang di beri nama Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), yang sebelumnya yang bernama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) yang berdiri pada tanggal 17 Desember 1975 di Malang. Pada saat itu, IPBI menghimpun konselor lulusan Progam Sarjana Muda dan sarjana yang bertugas di sekolah dan para pendidik konselor yang bertugas di LPTK, di samping para konselor dengan bragam latar belakang yang secara de facto bertugas sebagai guru pembimbing dilapangan. Saat ini, AKBIN menghimpun anggota profesi yang memiliki berbagai keahlian dan latar belakang yang lebih luas di bandingkan IPBI, diantaranya adalah para pendidik konselor, guru pembimbing dan konseling di sekolah, konselor di perusahaan, dan para professional yang bergerak dalam devisi serupa. Saat ini AKBIN memiliki 6 devisi, yaitu :

1. IIBKIN singkatan dari Ikatan Instrumentasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. Devisi ini beranggotakan para konselor yang memiliki keahlian dan lisensi dalam mengadsministrasikan tespsikologi.

2. IBKS Ikatan Bimbingan dan Konseling Sekolah. Devisi ini beranggotakan para guru bimbingan dan konseling yang bertugas di sekolah mulai SD, SMP, SMA dan SMK sederajat.

(4)

4. IKIO sengkatan dari Ikatan Konselor Industri dan Organisasi. Devisi ini beranggotakan para konselor yang bertugas di lingkungan industry dan organisasi sosial kemasyarakatan. 5. IPSIKON singkatan dari Ikatan Pendidikan dan Supervisi Konselor. Devisi ini

beranggotakan para pendidik konselor.

6. IPKOPTI singkatan dari Ikatan Bimbingan dan Konseling Perguruan Tinggi. Devisi ini beranggotrakan para konselor yang bertugas di perguruan tinggi.

Untuk memudahkan koordinasi, kepengurusan ABKIN terbagi dalam wilayah kerja yang terdiri dari :

1. PB ABKIN (Pengurus Besar ABKIN), merupakan induk organisasi ABKIN tingkat nasional. Ketua dan anggota PB ABKIN memiliki masa tugas 4 tahun yang di pilih dan di tetapkan melalui kongres ABKIN.

2. PD ABKIN (Pengurus Daerah ABKIN), merupakan kepengurusan ABKIN tingkat provinsi. Ketua dan anggota PD ABKIN memiliki masa tugas 4 tahun yang di pilih dan di tetapkan melalui konferda ABKIN.

3. PCABKIN (Pengurus Cabang ABKIN). Merupakan kepengurusan ABKIN tingkat kota/ kabupaten. Ketua dan anggota PC ABKIN memiliki masa tugas 4 tahun yang di pilih dan di tetapkan melalui kongfercab ABKIN.

Dalam menjalankan visinya, organisasi profesi bimbingan dan konseling memiliki misi sebagai berikut :

 Meningkatkan kualitas proses dan hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling.

 Meningkatkan pembinaan dan pengembangan profesi bimbingan konseling.

 Meningkatkan kesejahteraan konselor.

 Memberi perlindungan hukum pada konselor dalam menjalakankan tugas profesinya.

 Meberi layanan pada masyarakat pengguna jasa profesi bimbingan dan konseling.

Fungsi organisasi profesi (dalam hal ini AKBIN ) adalah :

 Memantapkan landasan keilmuan dan tekhnologi dalam wilayah konseling.

 Menetapkan standarp rofesikonseling

(5)

 Menyiapkan atau melaksanakan upaya kredensialisasi bagi tenaga profesi konseling dan

lembaga pengembangnya.

 Mensupervisi pelayanan konseling yang dilakukan oleh perorangan maupun lembaga.

 Melakukan advokasi, baik terhadap anggota profesi maupun penerima layanan profesi

konseling.

 Membina kerja sama dengan organisasi profesi sejenis dari berbagai Negara.

 Membina kerja sama dengan pemerintah, masyarakat, dan profesi lain-lain.

 Sebagai sarana komunikasi bagi para konselor dan pusat informasi tentang perkembangan bimbingan dan konseling.

Untuk mewujudkan misi, fungsi, dan perannya, ABKIN memiliki progam yang di susun dan sipertanggungjawabkan melalui kongres ABKIN. Secara garis besar, progam ABKIN mencakup hal-hal sebagai berikut.

1. Pengembangan kemampuan professional dan karier para anggota ABKIN melalui kegiatan ilmiah dan professional, seperti pelatihan, seminar, workshop, shimposium , penerbitan, dan sebagainya.

2. Peningkata pelaksanaandan hak para anggota ABKIN.

3. Peningkatan pelaksanaan hak dan kewajiban penggunaan layanan professional.

4. Terlibat dalam pengambilan keputusan yang relevan dengan keprofessionalan bimbingan dan konseling, misalnya undang-undang : kurikulum dan penentuan standart pendidikan : latihan pra jabatan dan dalam jabatan profesi bimbinganm dan konseling.

Kode Etik Profesi

Kode etik merupakan bagian dari perilaku dan pengetahuan yang sangat penting untuk diketahui, di pahami dan di terapkan oleh konselor. Kode etik suatu profesiharus di indahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksankan tugas profesinya dan dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, dapat di katakana bahwa kode etik profesi itu memberi panduan pada individu-individu dengan provesi terkait, dalam hal ini konselor, mengenai apa yang harus mereka laksanakan atau larangan yang sebaiknya mereka hindari. Seorang konselor akan mengetahui aturan-aturan yang boleh dan tidak boleh di lakukan dalam melaksanakan profesinya sebagai seorang konselor.

(6)

Kode etik adalah seperangkat standar, peraturan , pedoman, dan nilai-nilai yang mengatur/ mengarahkan perbuatan atau tindakan dalam suatu profesi, atau organisasi bagi para pekerjaatau anggotanya, dan interaksi antara para pekerja atau anggota dengan masyarakat.

Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku professional yang di junjung tinggi, di amalkan, dan di amankan oleh setiap anggota profesi bimbingan dan konseling Indonesia. Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia wajib di patuhi dan di amalkan oleh pengurus dan anggota organisasi tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/ kota (Anggaran Rumah Tangga ABKIN, Bab II, Pasal 2)

Etika profesi bimbingan dan konseling adalah kaidah-kaidah perilaku yang menjadi rujukan sebagai konselor dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawabnya memberikan layanan bimbingan dan konseli.

Kaidah-kaidah yang dimaksud adalah :

o Setiap orang berhak untuk mendapatkan penghargaan sebagai manusia dan mendapat layanan konseling tanpa melihat suku bangsa, agama atau budaya.

o Setiap orang/ individu memiliki hak untuk mendapatkan dan mengfarahkan diri.

o Setiap orang memiliki hak untuk memilih dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang di ambilnya.

o Setiap konselor membantu perkem,bangan sertiap konseli, melalui layanan bimbingan dan konseling secara professional.

o Hubungan konselor-konseli sebagai hubungan yang membantu yang di dasarkan kepadakode etik ( etika profesi ).

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian solusi model selanjutnya akan dipilih penyelesaian model 2-dimensi pada persamaan bunyi dengan menggunakan metode gabungan antara koordinat polar, solusi deret

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi ion kalsium pada saliva sebelum, sesudah mengunyah 3 menit, dan setelah 5 menit perlakuan pada kelompok

APLIKASI AUGMENTED REALITY UNTUK MEMPERKENALKAN ULOS BATAK

Sumber data penelitian adalah data primer berupa wawancara mengenai kejadian masalah kesehatan respirasi responden dalam satu tahun terakhir, serta pengukuran kondisi

Penelitian ini merekomendasikan untuk mengedukasi kepala keluarga dalam rangka kesehatan melalui kegiatan konseling terpadu yang membahas isu seputar perilaku merokok,

Datang/Pergi * Way in/way out service Outdoor Parkir Area parkir service In/ Outdoor Melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan karantina Ruang Pemeriksaan

Mata Pelajaran Nilai

Dari permasalahan tersebut maka penulis ingin membuat alat pembangkit listrik tenaga angin berbentuk spiral pada desa Klirong, Jatinom, Klaten, sehingga penerangan desa