• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS IX SE-KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS IX SE-KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS IX SE-KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh

NI MADE SUGIHARNINGSIH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi literasi sains siswa SMP kelas IX se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lampung dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX SMP se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lam-pung yang diambil dengan teknik purposive sampling dengan sampel berjumlah 184 siswa. Data berupa data kuantitatif yaitu kompetensi literasi sains yang diper-oleh dari tes soal PISA 2006 dan data kualitatif berupa faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap literasi sains siswa. Teknik analisa data menggunakan rumus persentase dan uji t.

Hasil penelitian dan analisa data menunjukkan bahwa kompetensi literasi sains siswa SMP kelas IX se-kecamatan Sukabumi termasuk dalam kriteria “sangat

rendah” dengan skor rata-rata 27,27 ± 2,28. Kompetensi literasi sains siswa

(2)

ber-iii

pengaruh terhadap literasi sains adalah metode pembelajaran yang digunakan guru IPA, latar belakang pendidikan orang tua siswa dan profesionalisme guru IPA sedangkan faktor internal yang berpengaruh adalah jurusan pendidikan yang diminati oleh siswa.

(3)

PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS IX SE-KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2015/2016

(Skripsi)

Oleh

NI MADE SUGIHARNINGSIH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

ii ABSTRAK

PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS IX SE-KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh

NI MADE SUGIHARNINGSIH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi literasi sains siswa SMP kelas IX se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lampung dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX SMP se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lam-pung yang diambil dengan teknikpurposive samplingdengan sampel berjumlah 184 siswa. Data berupa data kuantitatif yaitu kompetensi literasi sains yang diper-oleh dari tes soal PISA 2006 dan data kualitatif berupa faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap literasi sains siswa. Teknik analisa data menggunakan rumus persentase dan ujit.

(5)

ber-pengaruh terhadap literasi sains adalah metode pembelajaran yang digunakan guru IPA, latar belakang pendidikan orang tua siswa dan profesionalisme guru IPA sedangkan faktor internal yang berpengaruh adalah jurusan pendidikan yang diminati oleh siswa.

(6)

PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS IX SE-KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh

NI MADE SUGIHARNINGSIH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)

JLdUI SkriRsi

Ilama Hahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa : L2LSOZ4A46

Program Studi

Jurusan

,

Fbkultas

: PBOFIL

I(OTIPEIEIISI

LITEBASI

$AIIIS

SISUIA SITIP

IEI,AS

IX SE-I{EGAUATAI'I SUITABUIII K(}IA BANDAR L/TFIPTING

TtrHUN A^IABAII 2OI.5,NOA(6 :

Q[

$s{e

Suftfrry"rft#h

: Pendidikan Bi,ologi : Pendidilran.MlPA i

:

Kquruan

dan

llmu

Pendidikan

FIBIWETUJIII

1. Komisi Pembimbing

-rui

Dr.

Tlt Jalmo, I[.S1.

NrP 1961@10 198605 1 005

(}*t'

Bertl Yolida,

S.Pd.,

[f.pd.

NrP 19851015 200604 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

.L

-Dr.

Caswtta, FI.SI.
(8)

FIENGESUIITAN

1. Tim Penguji

Itehn

:

Dr. Tll

Jalm,

![.SL

Se{setaris :

[ertl

Yoltrda-.S.Fd.,

If,Pd.

rengqii

tukan Pembimbing

: Dro.

rlilrln

Achmad,

FI.SI.

2. Dekan fAkultas Keguruan dan ltmg.F,,f-mrdiOitran

198605 1

um.,9

,./

ffi:

(9)

Sala lang

\zma

\P\I

Prodi -lurusan

FaLrrltas

-{lamat

SURAT PERN}'ATAAN

bertanda kngan di bawah inr, adalah

: Ni Made Sugiharningsih

:1213024045

: Pendidikan Biologr/pendidikan MIPA

: Keguman dan Ilmu pendidikan

. Desa Siswo Bangun Kecamatan Seputih Banyak

Kabupaten Lampung Tengah

Dengan ini menyatakan bahwa daram skripsi ini tidak terdapat karya orang lain

1'ang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi

dur sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Jilu dalam skripsi ini terdapat har-hal yang tidak sesuai dengan yang telah

disebutkan, saya bersedia untuk menerima sanksi.

Larnpung, 29 Juri 2016

Ni lvlade Sugihamingsih Bandar

l'e!y]!s

,(a "a

(10)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 01 April 1994 dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Wayan Putu Astawa dengan Ibu Sumirah. Penulis bertempat tinggal di dusun Sukabayu, RT 18 RW 08, kelurahan Siswo Bangun, kecamatan Seputih Banyak, Lam-pung Tengah. No Hp 082282622004.

(11)

PERSEMBAHAN

Om Svastyastu, Om Avighnam Astu Namo Sidham

Dengan puji syukur kehadirat Tuhan YME, Kupersembahkan karya tulis ini

sebagai tanda bakti cinta kasihku kepada :

Kedua orang tuaku tercinta, Ayah dan Ibu yang selama ini mendoakanku,

selalu memberikan cinta dan kasih sayang serta dukungan yang tiada henti demi

keberhasilanku.

Kakakku tersayang Wayan Krisna Wijaya, S.Kom yang dengan cinta

dan kasih sayangnya selalu mendukung dan mendoakan keberhasilanku

Seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan doa, nasehat, semangat dan

perhatian kepadaku.

Seluruh Dosen yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan hingga aku

berhasil.

(12)

x

MOTTO

Na prahrsyet priyam prapya, Nodvijet prapya capriyam,

Sthira-buddhir asamudho, Brahma-vid brahmani sthitah (Dia tidak bergirang

menerima suka dan juga tidak bersedih menerima duka, tetap dalam

kebijaksanaan teguh iman, mengetahui Brahman,

bersatu dalam Brahman)

(Bhagawadgita, V. 20)

Kepuasan terletak pada proses bukan pada hasil, berusaha keras

adalah kemenangan yang hakiki

(Mahatma Gandhi)

Kita boleh meragukan kemampuan orang lain, tapi jangan pernah

meragukan kemampuan diri sendiri

(Ni Made Sugiharningsih)

All that happened was must happen and it s the best, never stop

struggling, be patient and praying

(13)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“Profil Kompetensi Literasi Sains Siswa SMP Kelas IX Se-Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas segala bantuan baik berupa

pemikiran, fasilitas, motivasi dan lain-lain demi terselesaikannya penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir terutama kepada:

1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

(14)

xii

4. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi sekaligus Pembimbing II atas saran, masukan dan nasehat yang telah diberikan;

5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas terima kasih atas saran dan masukan perbaikan yang telah diberikan;

6. Bapak dan Ibu dosen serta staff Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan;

7. Kepala SMPN 31 Bandar Lampung, Drs. Mahmud Muin, Kepala SMP Tirtayasa, Hj. Maria, S.Pd., Kepala SMP Tiara Bhakti, Desi Sumarsilasih, S.Pd., yang telah ikut membantu penulis mengumpulkan data penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini;

8. Sahabat terbaikku I Made Darsana, S.Pd., Wayan Eka Purnami, S.Pd., Wayan Dewi Septiani, S.Pd., I Wayan Adinata, S.Pd., Wayan Ana Voulina, S.P., Kadek Ariani, S.Si., tim skripsi tersolid, Anggita, Ana, Lia dan kakak tingkat angkatan 2008 hingga adik tingkat angkatan 2015 serta keluarga besar UKM-H Unila yang selalu berusaha meluangkan waktu disaat saya mem-butuhkan teman cerita, yang terus berusaha menasehati dan memberi motivasi kepada saya;

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bandar Lampung, 29 Juni 2016 Penulis,

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pikir ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA... 12

A. Pembelajaran IPA... 12

B. Literai Sains dan PISA ... 19

C. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Literasi Sains ... 24

III. METODE PENELITIAN... 29

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 29

C. Desain Penelitian ... 30

D. Prosedur penelitian... 30

1. Prapenelitian ... 30

2. Pelaksanaan Penelitian ... 31

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data ... 31

1. Jenis Data ... 31

2. Teknik Pengambilan Data ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 34

1. Tes ... 34

2. Kuisioner ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

1. Kompetensi Literasi Sains... 39

2. Kompetensi Literasi Sains Berdasarkan Status Sekolah ... 40

3. Kompetensi Literasi Sains Berdadsarkan Gender ... 41

4. Faktor-Faktor yang Berpengaruh ... 42

(16)

xiv

1. Kompetensi Literasi Sains... 49

2. Kompetensi Literasi Sains Berdasarkan Status Sekolah ... 57

3. Kompetensi Literasi Sains BerdasarkanGender... 59

V. SIMPULAN DAN SARAN... 63

A. Simpulan... 63

B. Saran... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN 1. Pemetaan Soal dan Soal Literasi Sains ... 71

2. Rubrik Skor dan Kunci Jawaban... 86

3. Kisi-Kisi Kuisioner Siswa... 92

4. Kuisioner Siswa ... 93

5. Rubrik Kuisioner Siswa ... 96

6. Kisi-Kisi Kuisioner Guru ... 99

7. Kuisioner Guru... 100

8. Rubrik Kuisioner Guru... 101

9. Persentase Jawaban Benar Siswa ... 102

10. Uji Normalitas dan Uji t Berdasarkan Status Sekolah ... 105

11. Uji Normalitas dan Uji t BerdasarkanGender... 109

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Populasi dan Sampel yang digunakan ... 29

2. Pemetaan Soal PISA ... 32

3. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 33

4. Kisi-Kisi Lembar Kuisioner Siswa ... 33

5. Kisi-Kisi Lembar Kuisioner Guru... 34

6. Kriteria Interpretasi Skor Tes... 35

7. Kriteria Interpretasi Skor Kuisioner... 37

8. Kompetensi Literasi Sains Siswa... 40

9. Kompetensi Literasi Berdasarkan Status Sekolah ... 40

10. Perbandingan Literasi BerdasarkanGender... 41

11. Faktor Proses Pembelajaran IPA ... 42

12. Faktor Latar Belakang Pendidikan Orang Tua (Ayah) ... 43

13. Faktor Bimbingan Orang Tua Saat Belajar di Rumah ... 44

14. Faktor Fasilitas Belajar IPA di Sekolah... 45

15. Profesionalisme Guru Masing-Masing Sekolah ... 46

16. Faktor Kebiasaan dan Motivasi Belajar ... 46

17. Faktor Jurusan yang Diminati Siswa ... 47

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Pemetaan Soal ... 70

2. Naskah Soal Tes Literasi Sains ... 73

3. Rubrik Skor dan Kunci Jawaban... 87

4. Kisi-Kisi Kuisioner Siswa... 94

5. Kuisioner Siswa ... 95

6. Rubrik Kuisioner Siswa ... 98

7. Kisi-Kisi Kuisioner Guru ... 101

8. Kuisioner Guru... 102

9. Rubrik Kuisioner Guru... 103

10. Persentase Jawaban Benar Siswa ... 104

11. Uji Normalitas dan Uji t Berdasarkan Status Sekolah ... 107

(20)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan makna alam dan berbagai fenomena/perilaku/karakteristik yang dikemas menjadi sekumpulan konsep maupun teori melalui serangkaian proses ilmiah menjadi sebuah inspirasi terciptanya teknologi yang dimanfaatkan dalam kehidupan manusia (Mariana dan Praginda, 2009: 5). Hal tersebut di atas sejalan dengan yang dikemuka-kan Spellings (dalam Sujana dkk, 2014: 6) bahwa sains budikemuka-kan hanya berupa kumpulan tentang fakta-fakta saja, tetapi lebih jauh dari itu sains melibatkan beberapa aspek seperti mengamati, menguji, mengklasifikasikan, mempredik-si, serta menarik kesimpulan dari hasil pengujian yang telah dilakukan. Jadi dapat disimpulkan ilmu sains sangatlah penting dipelajari karena merupakan pendekatan yang sistematis dan berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari, fenomena yang ada di alam dan berbagai permasalahan yang ditemukan dan dapat dipecahkan secara ilmiah.

(21)

2

menurutNational Research Council(dalam Dani 2009: 289) terdiri dari pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-konsep ilmiah dan proses yang diperlukan untuk pengambilan keputusan, partisipasi dalam kepentingan kewarganegaraan dan budaya, serta produktivitas ekonomi. Berdasarkan kedua pengertian literasi sains tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa literasi sains merupakan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi masalah dan fenomena dengan menyertakan bukti-bukti dan konsep ilmiah yang penting untuk dikuasai oleh siswa.

Pentingnya penguasaan aspek-aspek dalam sains membuat beberapa negara di dunia mengutamakan tingkat literasi sains pelajar di negara mereka. Hal ini dikemukakan oleh Bybee (dalam Dani, 2009: 289) dibeberapa negara di dunia terutama Amerika Serikat sangat mengutamakan penciptaan manusia dengan literasi sains yang tinggi dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja yang ber-kompeten di masa yang akan datang. Hal ini mengindikasikan bahwa manu-sia yang memiliki kemampuan literasi sains yang tinggi sangat dibutuhkan di masa yang akan datang dan manusia yang mampu menguasai sains dan teknologi yang akan mampu bersaing secara global.

(22)

3

penyebab antara lain siswa belum terbiasa dalam menyelesaikan tes atau masalah yang berhubungan dengan keterampilan sains yang merupakan bagian utama literasi sains, sehingga rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik merupakan suatu alasan yang melandasi pemerintah melakukan revisi kurikulum 2006 ke kurikulum 2013.

Rendahnya tingkat literasi sains secara global menunjukkan bahwa adanya permasalahan yang terjadi pada Kegiatan Belajar Mengajar IPA. Menurut Hidayat (dalam Hasrudin, 2001: 40) pendidikan IPA di era industrialisasi hendaknya ditujukan kepada pengembangan individu-individu yang memiliki literasi sains, mengerti IPA, teknologi, dan masyarakat saling memengaruhi dan saling bergantung, mampu menggunakan pengetahuannya dalam mem-buat keputusan-keputusan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga dengan pernyataan Amien (dalam Hasrudin, 2001: 39) tujuan pendidikan IPA di masa depan harus tanggap terhadap kondisi dan perkembangan IPTEK masa sekarang dan masa yang akan datang dan masalah-masalah sosial yang timbul dari isu-isu sosial.

(23)

4

negara-negara lainnya. Rendahnya kemampuan literasi sains siswa di Indone-sia ini dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain kurikulum dan sistem pen-didikan, pemilihan metode dan model pengajaran oleh guru, sarana dan fasi-litas belajar, sumber belajar dan bahan ajar, dan lain sebagainya (Kurnia, 2014: 1).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Odja dan Payu (2014: 3) tentang Analisis Kemampuan Awal Literasi Sains Siswa Pada Konsep IPA, mengatakan bahwa secara keseluruhan kemampuan literasi sains siswa di Indonesia termasuk dalam kategori nominal dimana siswa setuju atau tidak setuju pada suatu pernyataan atau masalah namun tidak dapat memberikan penjelasan secara ilmiah bahkan mengalami miskonsepsi. Hal tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Anggraini (2014: 124) bahwa kemampuan literasi sains siswa kelas X di kota Solok masih sangat rendah dengan hasil yang diperoleh yaitu 27,94% (rendah sekali karena < 54%). Hal tersebut tentu berdampak bagi siswa itu sendiri. Siswa tersebut tidak mampu mengembangkan kompetensi ilmiah yang diukur melalui literasi sains seperti mengidentifikasi masalah ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, mengguna-kan bukti ilmiah, menafsirmengguna-kan dan menarik kesimpulan secara ilmiah.

(24)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana profil kompetensi literasi sains siswa SMP kelas IX se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Bagaimana profil kompetensi literasi sains siswa SMP kelas IX

se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016 berdasarkan status sekolah?

3. Bagaimana profil kompetensi literasi sains siswa SMP kelas IX se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016 berdasarkangender?

4. Apa saja faktor internal dan eksternal yang memengaruhi literasi sains siswa SMP kelas IX se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. Profil kompetensi literasi sains siswa SMP kelas IX se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Profil kompetensi literasi sains siswa SMP kelas IX se-kecamatan

(25)

6

3. Profil kompetensi literasi sains siswa SMP kelas IX se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016 berdasarkangender.

4. Faktor-faktor yang memengaruhi literasi sains siswa SMP Kelas IX se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi:

1. Peneliti, yaitu dapat memberikan wawasan, pengalaman dan bekal harga sebagai calon guru biologi yang profesional terutama yang ber-hubungan dengan pencapaian literasi sains siswa.

2. Peneliti lain, yaitu menjadi bahan referensi untuk memudahkan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti kembali tingkat literasi sains siswa. 3. Guru, yaitu memberikan refleksi kepada guru mengenai kemampuan

siswa dalam literasi sains dan menjadi bahan pertimbangan guru untuk melakukan proses perbaikan ataupun mempertahankan cara atau metode yang digunakan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

4. Siswa, yaitu memberikan pengalaman dalam mengenal dan menyelesai-kan soal-soal bertaraf internasional.

(26)

7

mengembangkan pembelajaran lebih baik dengan memaksimalkan pe-nguasaan literasi sains siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi masalah yang ada, maka ruang lingkup penelitian ini terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

1. Profil kompetensi yang diukur dalam penelitian ini adalah kompetensi berkenaan dengan sains meliputi kemampuan mengidentifikasi per-masalahan ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah dan menggunakan bukti-bukti ilmiah. Kompetensi tersebut merupakan aspek yang diukur dalam tes PISA 2006 yang peneliti gunakan pada penelitian ini.

2. Literasi sains yang diukur merupakan kemampuan menggunakan konsep sains untuk mengidentifikasi permasalahan, pertanyaan, dan menarik ke-simpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta mem-buat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktifitas manusia yang dianalisis dan diperoleh melalui tes tertulis berupa pilihan ganda dan tes uraian yang bersumber dari soal PISA yang berkaitan dengan kemampuan mengidentifikasi dan menjelaskan isu atau fenomena ilmiah.

3. Subjek penelitian ini adalah pelajar SMP se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.

(27)

8

5. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pelajaran yang khusus dipilih pada bagian pelajaran biologi saja yaitu keaneka-ragaman hayati (kelas VII KD 7. 2), peran manusia dalam pengelolaan lingkungan (kelas VII KD 7. 4), sistem gerak (kelas VIII KD 1. 3), sistem pencernaan (kelas VIII KD 1. 4), sistem pernapasan (kelas VIII KD 1. 5), keterkaitan seluruh KD pada SK 1 kelas VIII serta sistem koordinasi dan alat indra (kelas IX KD 1. 3).

6. Tes literasi sains PISA yang digunakan adalah tes literasi sains PISA 2006 yang berkaitan dengan soal biologi terdiri atas 30 item soal.

7. Pengisian kuisioner juga dilakukan oleh siswa dan guru untuk memeroleh data pendukung mengenai faktor-faktor yang memengaruhi literasi sains siswa.

8. Faktor-faktor dalam penelitian ini terbagi menjadi faktor internal dan fak-tor eksternal. Fakfak-tor internal meliputi motivasi belajar, kebiasaan belajar dan minat siswa untuk melanjutkan sekolah. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas proses pembelajaran IPA yang berlangsung di sekolah, latar belakang pendidikan orang tua (ayah), bimbingan orang tua saat siswa belajar di rumah, fasilitas pembelajaran IPA di sekolah dan profesionalis-me guru IPA.

F. Kerangka Pikir Penelitian

(28)

9

IPA tersebut maka kurikulum IPA saat ini hendaknya menyediakan penge-tahuan dan pemahaman terhadap sains untuk menjadikan peserta didik ber-kemampuan dalam memahami bahan pelajaran sains sehingga kurikulum IPA harus mewadahi aspek-aspek yang harus dikuasai oleh siswa berkaitan de-ngan kemampuan berpikir ilmiah siswa.

Kurikulum sains ini diimplementasikan kedalam pembelajaran IPA. Tujuan pembelajaran IPA adalah meningkatkan kompetensi peserta didik untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. Pembelajaran IPA harus berorientasi kepada hakikat IPA yang mengacu pada tiga hal yaitu pen-dekatan saintifik, standar proses dan penpen-dekatan konstruktivisme.

Pembelajaran IPA dalam hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat memengaruhi literasi sains siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor internal yang terdiri atas kebiasaan belajar siswa, motivasi belajar siswa dan minat siswa untuk melanjutkan sekolah serta faktor eksternal yang terdiri atas proses pembelajaran IPA yang berlangsung di sekolah, latar belakang pen-didikan orang tua (ayah), bimbingan orang tua saat siswa belajar di rumah, fasilitas pembelajaran IPA di sekolah dan profesionalisme guru IPA.

(29)

10

siswa. Hal ini berkaitan dengan sarana dan prasarana yang tersedia seperti media dan bahan ajar, sumber audio visual, dan peralatan laboratorium serta guru IPA yang profesional. Selain itu dukungan dan bimbingan orang tua juga menjadi salah satu faktor literasi sains siswa karena siswa menghabiskan sebagian besar waktu di rumah dalam satu hari. Sehingga siswa yang selalu dibimbing belajar oleh orangtuanya memiliki hasil literasi sains yang berbeda dengan siswa yang tidak dibimbing belajar oleh orangtuanya. Kemudian latar belakang pendidikan orang tua juga berpengaruh terhadap literasi sains.

(30)
[image:30.595.116.512.77.412.2]

11

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian Pembelajaran IPA

Faktor internal 1. Jurusan

pendidikan yang diminati siswa 2. Motivasi dan

kebiasaan belajar siswa

Literasi Sains 1. Berdasarkan gender 2. Berdasarkan status sekolah

Faktor eksternal 1. Metode

pembelajaran 2. Latar

belakang pendidikan orang tua 3. Profesionalis

me guru IPA 4. Fasilitas

pembelajaran IPA

5. Bimbingan orang tua saat siswa belajar di rumah

Hakikat IPA

(31)

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA

Pendidikan IPA pada hakikatnya adalah membelajarkan peserta didik un-tuk memahami sains, mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat serta terjadi pengembangan arah sikap yang positif (Mariana dan Praginda, 2009: 33). Menurut Depdiknas (2007: 8) hakikat IPA meliputi empat un-sur, yaitu: (1) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; (3) aplikasi: penerap-an metode atau kerja ilmiah dpenerap-an konsep IPA dalam kehiduppenerap-an sehari-hari; (4) sikap: rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.

(32)

13

negeri ini (Jufri, 2013: 166). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa stan-dar nasional pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pen-didikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (Depdiknas, 2007: 2).

Kurikulum IPA pada masa lampau hanya memfasilitasi siswa yang akan melanjutkan studi dan berkarir dalam bidang IPA atau membutuhkan pe-ngetahuan yang mendalam tentang IPA. Akibatnya, IPA kurang menyen-tuh bidang sosial masyarakat kemudian terjadi revolusi dalam pendidikan IPA karena adanya permasalahan salah satunya yaitu adanya penekanan konten padapure scienceyang menyebabkan aplikasi IPA dalam kehidup-an nyata kurkehidup-ang dipelajari (Anjasari, 2014: 3).

Berdasarkan permasalahan kurikulum IPA di masa lalu maka menurut Depdiknas (2007: 23) kurikulum IPA di masa depan hendaknya:

a. Menekankan pada pembelajaran sains yang seimbang antara konsep, proses dan aplikasinya.

b. Mengembangkan kemampuan kerja ilmiah yang mencakup proses sains dan sikap ilmiah.

c. Memungkinkan siswa merekonstruksi dan mengembangkan konsep IPA (dan saling keterkaitannya) serta nilai, sikap, dan kerja ilmiah siswa.

d. Memberikan siswa kesempatan untuk mendemonstrasikan kemampu-an dalam mencari, memilih, memilah, dkemampu-an mengolah informasi serta memakainya selama proses pembelajaran, sehingga dapat dinilai po-tensi dan hasil belajarnya secara adil.

(33)

14

2013. Secara konseptual, kurikulum 2013 tidak berbeda dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu berbasis kompetensi. Dalam standar kompetensi lulusan kelompok mata pelajaran IPA pada kurikulum 2006 dinyatakan bahwa IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA juga merupakan suatu proses penemuan. Jadi, pembelajaran dalam KTSP diarahkan melalui kegiatan penemuan atau inkuiri ilmiah yang merupakan salah satu pendekatan untuk mencapai literasi sains siswa (Anjasari, 2014: 4).

Kurikulum terbaru di Indonesia yaitu kurikulum 2013 yang merupakan penyempurnaan dari KTSP. Dalam kurikulum ini, standar kompetensi lulusan dalam KTSP diterjemahkan menjadi kompetensi inti yang dibagi menjadi 3 aspek, yaitu KI 1 dan 2 merupakan aspek sikap, KI 3 menyang-kut aspek pengetahuan, dan KI 4 menyangmenyang-kut aspek keterampilan. Pende-katan yang digunakan dalam kurikulum ini adalah pendePende-katan ilmiah atau

“scientific approach”(mengamati, menanya, mengeksplorasi,

mengasosia-si, dan mengkomunikasikan). Jadi, berdasarkan pendekatan yang diguna-kan, kurikulum 2013 juga sudah mengimplementasikan pengembangan literasi sains bagi siswa (Anjasari, 2014: 4).

(34)

15

Keterampilan proses sains inilah yang digunakan ketika mengerjakan aktivitas-aktivitas sains dan dapat juga diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari ketika kita menemukan persoalan-persoalan keseharian dan kita harus mencari jawabannya (Tawil dan Liliasari, 2014: 7).

Pembelajaran sains dilaksanakan dengan harapan tercapainya tujuan pen-didikan sains yaitu meningkatkan kompetensi peserta didik untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. Dengan kompeten-si itu peserta didik akan mampu belajar lebih lanjut dan hidup dimasya-rakat yang saat ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan sains dan tek-nologi (Toharudin, Rustaman, dan Hendrawati, 2011: 6).

(35)

16

Bertolak dari tujuan pendidikan sains yang dituangkan dalam kegiatan pembelajaran sains maka menurut Depdiknas (2007: 23) pembelajaran sains hendaknya:

a. Dapat menumbuhkan kepercayaan diri siswa bahwa mereka “mampu” dalam IPA dan bahwa IPA bukanlah pelajaran yang harus ditakuti. b. Membelajarkan IPA bukan hanya membelajarkan konsep-konsepnya

saja, namun juga disertai dengan pengembangan sikap dan keteram-pilan ilmiah.

c. Pembelajaran IPA memberikan pengalaman belajar yang mengem-bangkan kemampuan bernalar, merencanakan dan melakukan pe-nyelidikan ilmiah, menggunakan pengetahuan yang sudah dipelajari untuk memahami gejala alam yang terjadi di sekitarnya.

d. Merevitalisasi “keterampilan proses sains” bagi siswa, guru, dan calon guru sebagai misi utama PBM IPA disekolah untuk mengembangkan kemampuan observasi, merencanakan penyelidikan, menafsirkan (interpretasi) data dan informasi (narasi, gambar, bagan, tabel) serta menarik kesimpulan.

Kriteria pembelajaran sains yang diharapkan di atas dapat dicapai dengan menerapkan model-model pembelajaran tertentu seperti pembelajaran ber-basis inkuiri karena model pembelajaran ini menekankan pada proses pe-nemuan dan melibatkan sikap serta proses mental siswa. Pembelajaran ber-basis inkuiri menempatkan peserta didik agar lebih banyak belajar sendiri dalam memecahkan masalah. Peserta didik ditempatkan sebagai subyek belajar, dan pendidik sebagai pembimbing dan fasilitator dalam proses pembelajaran (Anjasari, 2014: 184).

(36)

17

dengan kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan menggunakan pe-ngetahuan baru dan dipandang mampu meningkatkan hasil belajar biologi dan keterampilan proses siswa. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siwa, Muderawan dan Tika (2013: 7), model pembelajaran berbasis proyek mampu memberikan nilai keterampilan proses sains yang terbaik.

Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri juga dapat meningkatkan literasi sains siswa selain daripada pembelajaran berbasis inkuiri. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Rakhmawan (dalam Haristy, Ena-wati, dan Lestari, 2012: 5) yang menyimpulkan bahwa kegiatan laborato-rium berbasis inkuiri mengajak siswa untuk merakit sendiri alat praktikum yang akan digunakan serta menggunakan bahan dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan yang diberikan juga berkaitan dengan bahan yang diguna-kan maupun contoh lain dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan de-ngan materi yang dibahas. Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui bah-wa kegiatan laboratorium berbasis inkuiri dapat melatih kemampuan litera-si sains litera-siswa, sehingga dapat digunakan dalam memecahkan persoalan keseharian yang berkaitan dengan materi pelajaran (Haristi, Enawati dan Lestari, 2012: 5).

(37)

ke-18

terkaitan atau hubungan antara konsep pengetahuan yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari dan peserta didik digiring untuk berpikir luas dan mendalam yang selanjutnya peserta didik akan terbiasa berpikir terarah, teratur, utuh, menyeluruh, sistemik, dan analitik (Hendriyani, 2011: 4).

Pembelajaran IPA terpadu menggunakan pendekatan STS (sains, tekno-logi, dan masyarakat) yang mengharuskan siswa untuk mengunakan proses-proses ilmiah dalam menerapkan konsep-konsep dan keterampilan sains guna memecahkan masalah yang terjadi dikehidupan sehari-hari dan dapat meningkatkan literasi sains siswa (Hendriyani, 2011: 9). Hal ini se-suai dengan pendapat Yager (dalam Hendriyani, 2011: 9), yang menyata-kan bahwa pembelajaran menggunamenyata-kan pendekatan STS dapat meningkat-kan literasi sains dan teknologi individu.

(38)

19

pengetahuan yang diperoleh untuk memecahkan masalah yang dihadapi-nya.

Namun pelaksanaan pembelajaran sains belum sesuai dengan tujuan yang seharusnya tercapai karena pendidikan sains telah mengalami pergeseran yang lebih menekankan pada proses belajar mengajar dan metode peneliti-an ypeneliti-ang menitikberatkpeneliti-an konsep bahwa dalam belajar seseorpeneliti-ang mengkon-tribusi pengetahuannya. Pendidikan sains juga telah lama diusahakan agar partisipasi siswa dalam membangun pengetahuannya lebih ditekankan (Tawil dan Liliasari, 2014: 3).

B. Literasi Sains dan PISA

Istilah literasi sains mulai muncul pada akhir tahun 1950. Secara harfiah,

literasi berarti “melek”, sedangkan sains berartipengetahuan alam. PISA mendefinisikan literasi sains sebagai kemampuan untuk menggunakan pe-ngetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan mengambil kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat keputus-an berkenakeputus-an dengkeputus-an alam dkeputus-an perubahkeputus-annya akibat aktivitas mkeputus-anusia (OECD, 1999: 60). Sedangkan menurutNational Science Teacher Assosia-tion(dalam Toharudin, Rustaman dan Hendrawati 2011: 1) mengemuka-kan bahwa.

(39)

20

Literasi sains didefinisikan juga sebagai kemampuan untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta dan data untuk memahami alam semesta dan membuat keputusan dari perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia. Hal ini se-jalan dengan pendapat Deboer (dalam Anjasari, 2014: 1), literasi sains di-peruntukkan bagi seluruh siswa, tidak memandang apakah nanti siswa ter-sebut akan menjadi saintis atau tidak. Berdasarkan pengertian terter-sebut, pe-nekanan literasi sains bukan hanya pengetahuan dan pemahaman terhadap konsep dan proses sains, tetapi juga diarahkan bagaimana seseorang dapat membuat keputusan dan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, budaya, dan pertumbuhan ekonomi.

Konsep literasi sains menurut Toharudin, Rustaman dan Hendrawati (2011: 4) terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi kosakata dan dimensi pro-ses inkuiri. Dimensi kosakata menunjukkan istilah sains sebagai fondasi dasar dalam membaca dan memahami bahan bacaan sains sedangkan dimensi proses inkuiri menunjukkan pemahaman dan kompetensi untuk memahami dan mengikuti argumen tentang sains dan hal-hal yang ber-hubungan dengan kebijakan teknologi media.

(40)

21

Adapun dimensi literasi sains menurut Depdiknas (2007: 16) meliputi tiga dimensi sebagai berikut.

1. ContentLiterasi Sains

Dalam dimensi konsep ilmiah(scientific concepts)siswa perlu me-nangkap sejumlah konsep kunci atau esensial untuk dapat memahami fenomena alam tertentu dan perubahan-perubahan yang terjadi akibat kegiatan manusia.

2. ProcessLiterasi Sains

Program For International Student Assesment(PISA) mengakses ke-mampuan untuk menggunakan pengetahuan dan pemahaman ilmiah, seperti kemampuan siswa untuk mencari menafsirkan dan memper-lakukan bukti-bukti. PISA menguji lima proses semacam itu, yakni mengenali pertanyaan ilmiah (1), mengidentifikasi bukti (2), menarik kesimpulan (3), mengkomunikasikan kesimpulan (4) dan menunjuk-kan pemahaman konsep ilmiah (5).

3. ContextLiterasi Sains

Konteks literasi sains dalam PISA lebih pada kehidupan sehari-hari daripada kelas atau laboratorium. Sebagaimana dengan bentuk-bentuk literasi lainnya, konteks melibatkan isu-isu yang penting dalam ke-hidupan secara umum.

(41)

22

1. Dalam membuat keputusan sehari-hari ia menggunakan konsep-konsep IPA, keterampilan proses serta nilai-nilai IPA

2. Mengerti dan memahami bagaimana masyarakat memengaruhi IPA dan teknologi dan sebaliknya

3. Menyadari baik manfaat maupun keterbatasan IPA dan teknologi dalam meningkatkan kesejahteraan manusia

4. Mengetahui serta dapat memanfaatkan konsep, hipotesis, serta teori-teori IPA

5. Menghargai IPA dan teknologi untuk merangsang kemampuan intelektual

6. Mengerti bahwa generasi IPA dan teknologi bergantung pada pe-ngembangan dan penelitian

7. Dapat membedakan antara bukti-bukti ilmiah dan pendapat pribadi 8. Mengenal asal-usul IPA dan mengerti bahwa pengetahuan ilmiah itu

bersifat sementara dan akan berubah bilamana bukti-bukti yang baru mulai terkumpul

9. Mengerti akan penerapan teknologi dan keputusan yang dibuat untuk mempergunakan teknologi

10. Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup sehingga dapat menghargai manfaat penelitian dan pengembangan teknologi 11. Mempunyai pandangan yag lebih luas dan dalam tentang dunia

dimana ia hidup berkat pendidikan IPA yang diperolehnya

12. Mengenal sumber-sumber IPA dan teknologi yang dapat dipercaya dan menggunakannya dalam proses membuat keputusan.

Salah satu programassesmentyang mengukur literasi sains adalah PISA. Program For International Student Assesmen(PISA) adalah studi literasi yang bertujuan untuk meneliti secara berkala tentang kemampuan peserta didik usia 15 tahun kelas III SMP dan kelas I SMA dalam membaca (rea-ding literacy), matematika (mathematic literacy), dan sains (scientific lite-racy). Penelitian yang dilakukan PISA meliputi tiga periode yaitu pada 2000, 2003, 2006, dan 2009 (Toharudin, Rustaman, dan Hendrawati, 2011: 15).

(42)

23

1. Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika men-jawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, mengidentifikasi dan menginterpretasikan bukti serta menerangkan kesimpulan.

2. Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci yang diperlukan un-tuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terha-dap alam melalui aktifitas manusia.

3. Konteks sains merujuk pada situasi dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi lahan bagi aplikasi proses dan pemahaman konsep sains. Da-lam kaitan ini PISA membagi bidang aplikasi sains kedaDa-lam 3 kelom-pok yakni kehidupan dan kesehatan, bumi dan lingkungan, serta teknologi.

Berdasarkan PISA terbaru yaitu PISA tahun 2015 (dalam OECD, 2015: 4-5) menyebutkan ada tiga kompetensi yang diuji yaitu:

1. Menjelaskan fenomena ilmiah terdiri dari kemampuan untuk meng-ingat kembali dan mengaplikasikan pengetahuan ilmiah dengan tepat, mengidentifikasi, menggunakan, dan menghasilkan model penjelasan, prediksi dan hipotesis.

2. Mengevaluasi dan mendesain inquiri ilmiah terdiri dari mengidentifi-kasi, membedakan, mengevaluasi atas pertanyaan yang dibahas dalam sebuah penelitian ilmiah, serta memastikan keandalan data dan objek-tivitas serta penjelasan secara umum.

3. Kemampuan untuk, mengubah data dari satu representasi kerepresen-tasi lainnya, menganalisa, menginterprekerepresen-tasikan, dan mengidentifikasi data dan dugaan serta memberi kesimpulan dengan tepat, fakta-fakta dan alasan dalam tes ilmiah yang berkaitan, mengevaluasi argumen dan fakta-fakta yang bersifat ilmiah dari sumber lain (misalkan dari koran, internet dan jurnal).

(43)

bagai-24

mana keyakinan kita terhadap sains dalam membenarkan hasil dari praktek yang bersifat sains (OECD, 2015: 5).

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Literasi Sains Siswa

Selain daripada model pembelajaran yang dapat mendukung terciptanya literasi sains siswa, ada beberapa faktor-faktor yang terlibat dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa pun menjadi baik dan literasi sains dapat tercapai. Salah satu faktor tersebut adalah motivasi belajar siswa. Pernyataan ini di dukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Hamdu dan Agustina (2011: 85), terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti jika siswa memiliki motivasi belajar yang baik maka prestasi belajarnya pun akan baik. Sebaliknya jika siswa memiliki motivasi yang buruk dalam belajar maka prestasi belajar pun akan rendah.

Berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhi literasi sains siswa, menurut Slameto (2013: 54), ada beberapa hal yang memengaruhi se-orang anak untuk belajar sehingga memengaruhi tingkat literasi sains meliputi faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor intern meliputi minat, motif, dan kesiapan anak untuk belajar. a. Minat merupakan kecenderungan untuk memperhatikan dan

(44)

25

b. Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai.

c. Kesiapan siswa untuk belajar akan timbul dari dalam diri siswa itu sendiri dan juga berhubungan dengan kesiapan dan kesediaan un-tuk memberikan respon karena jika dalam siswa belajar sudah ada kesiapan dalam dirinya maka hasil belajarnya pun akan baik.

2. Faktor ekstern meliputi metode mengajar dan kurikulum.

a. Metode mengajar guru yang kurang baik akan memengaruhi pro-ses belajar siswa menjadi kurang baik pula.

b. Kurikulum yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik terha-dap belajar siswa. Kurikulum yang tidak baik misalkan kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa akan menyebabkan anak menjadi malas untuk belajar.

c. Tugas rumah. Guru diharapkan tidak terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah sehingga siswa tidak mem-punyai waktu untuk mengerjakan kegiatan yang lain.

(45)

26

inovatif dan kreatif sehingga berpengaruh terhadap guru IPA dalam meningkatkan profesionalitasnya. Maka dari itu, guru diharapkan tidak hanya sebatas melakukan profesinya saja melainkan harus memiliki keterpanggilan untuk melaksanakan tugasnya dan melakukan perbaikan dari segi kualitas, in-telektual maupun kompetensi lainnya demi mencapai prestasi belajar yang baik.

Berkaitan dengan peran guru dalam pembelajaran IPA, Hudson (dalam Mariana dan Praginda, 2009: 9) menyatakan bahwa tidak hanya sekedar untuk mengaktifkan peserta didik saja tetapi guru juga menjadi obat muja-rab(panacea)untuk mengobati semua masalah pendidikan. Guru sains masa depan harus mampu menyiapkan peserta didik untuk menjadi ang-gota masyarakat masa depan yang melek sains, angang-gota masyarakat yang mampu berpikir tingkat tinggi, memiliki semangat belajar yang lebih lan-jut, dan menjadi pekerja profesional (Jufri, 2013: 157).

Kebiasaan belajar siswa juga dapat menjadi faktor yang memengaruhi prestasi belajar siswa selain daripada profesionalisme guru. Pernyataan ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Slameto (dalam Siagian, 2012: 127) kebiasaan belajar akan memengaruhi belajar itu sendiri, yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, di-antaranya, pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas.

(46)

27

Sujanto, Lubis, dan Hadi (dalam Astuti, 2005: 24), pendidikan dan bim-bingan orang tua terhadap anak, dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari berupa kasih sayang, perhatian, kesadaran, penerimaan, penger-tian, tanggung jawab, perlindungan, dan pemberian tugas. Hal ini didu-kung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Kharisma (2015: 9) bahwa bimbingan belajar dari orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Fasilitas belajar yang tersedia di sekolah maupun di rumah siswa juga dapat memengaruhi hasil belajar siswa karena selain bimbingan orang tua dan faktor lain yang telah disebutkan, fasilitas belajar menjadi hal yang penting yang harus dipenuhi saat siswa sedang belajar. Hal ini sesuai de-ngan pendapat Hadi (dalam Nurdin, 2011: 91) yang mengatakan fasilitas belajar sebagai salah satu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadi-nya proses belajar pada diri siswa. Semakin lengkap fasilitas belajar itu maka semakin tidak terganggunya proses pembelajaran siswa tersebut.

(47)

28

(48)

29

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 tepatnya pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 di SMP se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas IX

se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lampung tahun ajaran 2015/2016. Sampel yang digunakan adalah 50% dari populasi tiap sekolah yang diambil meng-gunakan teknikpurposive samplingyang menurut Arikunto (2010: 183) adalah pengambilan sampel dengan kriteria atau tujuan yang diinginkan oleh peneliti. Jumlah sampel yang digunakan dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 1. Jumlah populasi dan sampel yang digunakan.

No Nama sekolah Populasi (siswa) Sampel (siswa) 1 SMPN 31 Bandarlampung 240 120 2 SMP Tirtayasa 25 25 3 SMP Tiara Bhakti 39 39

(49)

30

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian des-kriptif (Sukardi, 2003: 14) yaitu untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai kemampuan literasi sains siswa SMP se-kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung dalam tes literasi sains gunakan soal PISA 2006. Tes PISA 2006 digunakan karena lebih meng-utamakan pada literasi sains dibandingkan dengan tahun sebelumnya di-karenakan adanya domain tersendiri pada setiap pelaksanaan tes PISA. Selain itu peneliti mendistribusikan kuisioner kepada siswa dan guru untuk me-ngetahui faktor-faktor yang mempengaruhi literasi sains siswa.

D. Prosedur penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:

a. Mendata jumlah sekolah yang ada di kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung.

b. Memohon surat izin observasi dari fakultas sebagai pengantar ob-servasi awal ke tempat diadakan penelitian.

(50)

31

d. Mempersiapkan instrumen yang diperlukan dalam penelitian yaitu kumpulan soal-soal PISA 2006 bidang IPA Biologi, kuisioner guru dan kuisioner siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan rincian kegiatan sebagai berikut: a. Memohon surat izin penelitian dari fakultas sebagai pengantar

di-adakannya penelitian.

b. Menentukan jadwal dengan guru mata pelajaran IPA untuk men-distribusikan instrumen berupa soal literasi sains dan kuisioner. c. Mengkondisikan peserta didik yang dijadikan sampel penelitian. d. Membagikan soal literasi sains dan kuisioner kepada sampel dan

memberikan waktu menyelesaikan 80 menit. e. Membagikan kuisioner kepada guru IPA terpadu.

f. Mengolah data yang diperoleh untuk mengetahui gambaran literasi sains siswa kelas IX se-Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung. g. Melakukancrosscheckdengan mengolah jawaban pada kuisioner

siswa dan kuisioner guru.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

(51)

32

sehingga dapat digolongkan ke dalam kriteria sangat rendah, rendah, cukup, tinggi atau sangat tinggi. Data kualitatif didukung oleh hasil ana-lisis kuisioner guru dan kuisioner siswa yang berisi tentang pertanyaan dan pernyataan mengenai literasi sains serta faktor-faktor yang meme-ngaruhi kemampuan literasi sains siswa.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah: a. Tes

[image:51.595.171.513.567.714.2]

Tes tertulis digunakan untuk memeroleh data berupa kompetensi literasi sains siswa kelas IX SMP dengan menggunakan soal PISA 2006 konteks IPA Biologi yang termasuk ke dalam materi pada Kom-petensi Dasar kelas VII, VIII dan IX. Tes tertulis terdiri atas 11 butir soal pilihan ganda, 2 butir soal isian singkat, 8 butir soal pertanyaan memilih “ya” atau “tidak”, dan 9butir soal uraian. Total terdapat 30 butir soal. Rincian soal literasi sains yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Pemetaan Soal PISA

KD/

Kelas Tema

No.Soal/Kompetensi yang diuji

PG Isian Ya/Tidak Uraian

7.2 / VII Biodiversitas 1A, 2B

7.4/ VII

Ozon 4B 5A 6A 3B

Efek rumah kaca 7C, 8C

Hujan asam 10B 9A 11B

Resiko kesehatan 12B

1.3/ VIII Latihan fisik 13B,14B 15B

1.4/ VIII Gigi berlubang 16A,17C

1.5/ VIII Tembakau dalam rokok 18B, 20C 19B, 21A

SK 1/ VIII Operasi besar 23B 22B, 25C 24B

1.2/ IX Ultrasound 30A 29C

1.3/ IX Sistem Imun 26A, 27B 28B

(52)

33

[image:52.595.167.511.161.386.2]

Adapun indikator dari masing-masing kompetensi yang dinilai adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Indikator pencapaian kompetensi

Aspek Kompetensi

Ilmiah PISA 2006 Indikator Pencapaian Kompetensi Distribusi Nomor Soal

Mengidentifikasi permasalahan ilmiah

1. Mengenali permasalahan yang

dapat diselidiki secara ilmiah

2. Mengidentifikasi kata-kata kunci

untuk memperoleh informasi ilmiah

3. Mengenali fitur penyelidikan ilmiah

6, 21, 30

1, 5, 16, 26,

9 Menjelaskan

fenomena ilmiah

1. Mengaplikasikan pengetahuan sains

dalam situasi yang diberikan

2. Mendeskripsikan atau menafsirkan

fenomena ilmiah dan memprediksi perubahan

3. Mengidentifikasi deskripsi,

eksplanasi, dan prediksi yang tepat

13, 14, 15, 18, 19, 22,

3, 10, 11, 12, 23, 24,

2, 4, 27, 28,

Menggunakan bukti-bukti ilmiah

1. Menafsirkan bukti ilmiah dan

membuat serta mengkomunikasikan kesimpulan

2. Mengidentifikasi asumsi, bukti

sosial, dan perkembangan sains dan teknologi

7, 8, 17, 25, 29

20

Sumber: OECD (2007: 29)

b. Kuisioner

Kuisioner dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup (Sugiyono, 2013: 199). Kuisioner dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan sumber informasi atau data yang dapat menunjang peneliti mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat literasi sains siswa (Tabel 4).

Tabel 4. Kisi-kisi lembar kuisioner siswa

No Indikator Nomor item soal 1 Mengetahui proses pembelajaran IPA yang

berlangsung disekolah

1,2,3,4 2 Mengetahui bimbingan orangtua terhadap siswa 5, 6 3 Mengetahui niat siswa untuk melanjutkan sekolah

atau tidak

7, 8 4 Mengetahui motivasi belajar siswa I (1-10) 5 Mengetahui kebiasaan belajar siswa II (1-8) 6 Mengetahui ketersediaan fasilitas pemebelajaran di

sekolah

[image:52.595.163.515.593.714.2]
(53)

34

[image:53.595.161.514.221.350.2]

Selain mendistribusikan kuisioner siswa, peneliti juga menditribusikan kuisioner kepada guru IPA untuk mendukung data terkait faktor-faktor yang mempengaruhi literasi sains siswa. Berikut (Tabel 5) kisi-kisi lembar kuisioner guru.

Tabel 5. Kisi-kisi lembar kuisioner guru

No. Indikator Nomor Item Soal 1. Mengetahui latar belakang pendidikan guru 1, 2, 3, 5, 7 2. Mengetahui jenjang pendidikan terakhir guru IPA 4 3. Mengetahui lama pengalaman guru mengajar 6 4. Mengetahui metode pembelajaran yang digunakan

guru dalam pembelajaran IPA 8, 10 5. Mengetahui frekuensi praktikum yang dilaksanakan

selama 1 semester terakhir 9 6. Mengetahui kesiapan guru IPA sebelum mengajar di

kelas 11

F. Teknik Analisis Data

Jawaban yang diperoleh dari siswa tehadap tes soal PISA kemudian dianalis-is untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi sains sdianalis-iswa. Jawaban sdianalis-iswa terhadap kuisioner juga dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor yang ber-pengaruh terhadap literasi sains siswa. Penjelasan teknik analisis data dari masing-masing instrumen adalah sebagai berikut:

1. Tes

(54)

35

menghitung total skor yang diperoleh siswa dan menghitung rata-rata skor. Skor maksimum yang diperoleh siswa jika menjawab dengan benar semua pertanyaan adalah 30. Skor ini belum bisa dideskripsikan ke dalam kriteria interpretasi skor untuk mengetahui tingkat literasi sains siswa yang menurut Arikunto (1991: 239) skor tersebut harus diolah menjadi skor berstandar 100. Berikut ini rumus yang digunakan untuk mengolah skor menjadi berstandar 100.

NP = X 100

Keterangan :

NP = nilai yang dicari

R = skor yang diperoleh siswa

SM = skor maksimal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap

(Purwanto, 2013: 112).

[image:54.595.152.363.510.588.2]

Hasil yang diperoleh kemudian dideskripsikan berdasarkan rentangan dengan interval (Tabel 6) sebagai berikut:

Tabel 6. Kriteria interpretasi skor tes

Interval Kriteria 86–100 Sangat tinggi

76–85 Tinggi 60–75 Sedang 55–59 Rendah

≤ 54 Sangat rendah Sumber: dimodifikasi dari Purwanto (2013: 103).

(55)

36

dahulu untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dengan taraf kepercayaan sebesar 95% sehingga dasar pengambilan keputusan adalah nilai sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal dan sebaliknya nilai sig. < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

Dalam penelitian ini seluruh data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji persamaan dua rata-rata menggunakan ujiindependent sample t-testuntuk membandingkan rata-rata dua sampel yang berbeda dengan dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai thitungdan ttabel(thitung< ttabel= H0

diterima/ berbeda tidak signifikan) (Sheskin, 2003: 272).

2. Kuisioner

(56)

37

% = X 100

Keterangan :

N = jumlah seluruh nilai n = nilai yang diperoleh

[image:56.595.148.389.346.425.2]

Setelah diperoleh persentase tiap butir pertanyaan kemudian dihitung persentase tiap indikator dengan cara menjumlahkan persentase tiap butir pertanyaan kemudian dibagi dengan jumlah butir pertanyaan yang ada dalam setiap indikator. Hasil persentase akhir yang diperoleh di-interpretasikan ke dalam kriteria-kriteria (Tabel 7) sebagai berikut: Tabel 7. Kriteria interpretasi skor kuisioner

(57)

63

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Secara umum kompetensi literasi sains siswa SMP se-kecamatan Sukabumi kota Bandar Lampung tergolong kriteria“sangat rendah”. 2. Kompetensi literasi sains siswa sekolah swasta lebih rendah dibandingkan

dengan siswa sekolah negeri namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara keduanya.

3. Kemampuan literasi sains siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki namun tidak ada perbedaan yang signifikan diantara keduanya.

(58)

64

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Sebaiknya pihak sekolah dan guru IPA lebih memperhatikan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa yaitu salah satunya adalah literasi sains sebagai produk hasil dari proses pembelajaran IPA dengan metode mau-pun pendekatan yang harus mengacu pada tujuan tercapainya literasi sains sehingga siswa dapat mengaplikasikan keterampilan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari dan suatu saat dapat bersaing secara global. 2. Dukungan dan pengawasan dari orang tua dalam meningkatkan motivasi

(59)

65

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2013.Penelitian Kependidikan Prosedur dan Stategi. Angkasa. Bandung. 233 hlm.

Anjasari, P. 2014.Literasi sains dalam kurikulum dan pembelajaran IPA SMP. Prosiding. Semnas Pensa VI peran literasi sains. Surabaya. ISBN. 978-979-028-686-3. Tersedia di http://www.google.co.id/url%2Fputri-anjarsari-ssi-mpd%2Fliterasi-sains-dalam-kurikulum-dan-pembelajaran-ipa-smp.pdf. Pada tanggal 3 Desember 2015 pukul 18.15 WIB. 6 hlm.

Anggraini, G. 2014.Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa Sma Kelas X di Kota Solok. Prosiding Mathematics and Science Forum 2014. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Tersedia di http://prosiding.upgris-mg.ac.id/index.php/masif2014/masif2014/paper/view/427/378.pdf.Pada tanggal 3 Desember 2015 pukul 19.00 WIB. 10 hlm.

Arikunto, S. 1991.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Bandung. 316 hlm.

. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rhineka Cipta. Jakarta. 413 hlm.

Astuti, C.P. 2005.Pengaruh bimbingan belajar orangtua terhadap tanggung jawab belajar anak kelas IV SD Panggudi Luhur dan Bosco Semarang tahun ajaran 2003/2004. Skripsi. FKIP UNNES. Semarang. Tersedia di https://4f-1l.files.wordpress.com/2011/05/26.pdf.Pada tanggal 4 Desember 2015 pukul 05.20 WIB. 59 hlm.

Dani, D. 2009.Scientific Literacy and Purposes for Teaching Science: A Case Study of Lebanese Private School Teachers. Tersedia di https://www.goo-gle.co.id/Scientific+Literacy+and+Purposes+for+Teaching+Science:+A+C ase+Study+of+Lebanese+Private+School+Teachers.pdf.Pada tanggal 11 Juni 2015 pukul 19.14 WIB. 11 hlm.

(60)

66

Depdiknas. 2007.Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Departemen Pendidikan Nasional. Tersedia di http://www.academia.edu/5782888/nas-kah_akademik_kajian_kebijakan_kurikulum_mata_pelajaran_ipa_pusat_kuri kulum_badan_penelitian_dan_pengembangan_departemen_pendidikan_nasi onal_2007.pdf.Pada tanggal 11 November 2015 pukul 22.45 WIB. 32 hlm. Haristy, D.R., E. Enawaty dan I. Lestari. 2012.Pembelajaran Berbasis Literasi

Sains Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Di Sma Negeri 1 Pontianak. Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan. Tersedia di

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/4002.pdf.Pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul 12.13 WIB. 13 hlm.

Hasruddin. 2001.Pembelajaran IPA Dalam Upaya Menciptakan Melek IPA Bagi Siswa. Jurnal Pendidikan Science. Vol 25 No 3. Tersedia di https://www.goo-gle.co.id/Pembelajaran+IPA+Dalam+Upaya+Menciptakan+Melek+IPA+B agi+Siswa.+Jurnal+Pendidikan+Science.pdf.Pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 10.25 WIB. 9 hlm.

Hendriyani, Y. 2011.Pengaruh Pembelajaran IPA Terpadu Terhadap Pengem-bangan Literasi Sains Siswa SMPN 3 Cimahi dan SMPN 1 Lembang.Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung. Tersedia di https://mgmpipadepok.files.word-press.com/2010/09/ipa-terpadu.pdf. pada tanggal 4 Desember 2015 pukul 05.30 WIB. 11 hlm.

Jagantara, I.M.W., P. Budi Adnyana dan N. Luh Putu Manik Widiyanti. 2014. Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap hasil belajar biologi ditinjau dari gaya belajar siswa SMA. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 4. Tersedia di http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/arti-cle/viewFile/1300/1002.Pada tanggal 17 Desember 2015 pukul 07.25 WIB. 13 hlm.

Jufri, W. 2013.Belajar Dan Pembelajaran Sains. Pustaka Reka Cipta. Bandung. 200 hlm.

Kharisma, E.M. 2015. Pengaruh bimbingan belajar orangtua terhadap prestasi belajar matematika siswa SD 1 Payaman Mejobo Kudus tahun ajaran 2014/2015. Skripsi. UNS. Surakarta. Tersedia di http://eprints.ums.ac.id/32-702/1/HLMAMAN%20DEPAN.pdf.Pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul 08.32 WIB. 15 hlm.

(61)

67

Mariana, I.M.A dan W. Praginda. 2009.Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) untuk Program Bermutu. Bandung. Ter-sedia di https://nasuprawoto.files.wordpress.com/2010/10/hakikat-ipa-dan-pendidikan-ipa.pdf.Pada tanggal 3 Oktober 2015 pukul 06.19 WIB. 95 hlm. Meliyanti, Y. 2009.Pengaruh Metode Pemberian Tugas Terhadap hasil Belajar

Mahasiswa volume 12 no 1. Tersedia di http://digilib.unimed.ac.id/book-mark/21865/belajar. Pada tanggal 18 Maret 2016. Pukul 06.28 WIB 11 hlm. Muplihun, N. Dantes, W. Lasmawan. 2013.Pengaruh Penerapan Metode Diskusi

Dan Snowball Throwing Terhadap Prestasi Belajar Ips Ditinjau Dari Moti-vasi Belajar Pada Siswa Kelas Vii Smpn 3 Selong.Volume 3. Tersedia di http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_pendas/article/view/8-58.pdf.Pada tanggal 27 Maret 2016. Pukul 16.28 WIB. 7 hlm.

Nurdin. 2011.Pengaruh minat baca, pemanfaatan fasilitas dan sumber belajar terhadap prestasi belajar ips terpadu smp negeri 13 Bandar lampung. Jurnal ekonomi dan pendidikan volume 8 no 1. Universitas Lampung. Bandar Lam-pung. Tersedia di http://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/viewFile/7-10/574 pdf.Pada tanggal 19 Desember 2015 pukul 06.20 WIB. 14 hlm.

Nuyami, N.M.S., I.W. Suastra dan I.W.Sadia. 2014.Pengaruh Model Pembelajar-an Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Self Eficacy Siswa SMP Di-tinjau Dari Gender volume 4. Tersedia di http://pasca.undiksha-.ac.id/ejou-rnal/index.php/jurnal_ipa/article/view/1080. Pada tanggal 18 Maret 2016. Pukul 06.28 WIB 11 hlm.

Odja, A.H dan C. S. Payu. 2014.Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa Pada Konsep IPA.September 2014. Tersedia di http://fmipa.unesa.ac.id/kimia/wp- content/uploads/2013/11/40-47-Abdul-Haris-Odja-Universitas-Negeri-Gorontalo.pdf. Pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul 12.15 WIB. 8 hlm. OECD. 1999.Measuring Student Knowledge And Skills: A New Framework For

Assessment. Paris. Tersedia di http://www.oecd.org/edu/school/programme-forinternationalstudentassessmentpisa/33693997.pdf.Pada tanggal 11 Juni 2015 pukul 19.14 WIB. 85 hlm.

. 2007.PISA 2006 Scientific Literacy Framework. Tersedia di http://pisa.nu-tn.edu.tw/download/sample_papers/scl_framework-en.pdf.Pada tanggal 29 Oktober 2015. Pukul 21.13 WIB. 36 hlm.

(62)

68

. 2014.PISA 2012 Result in focus:What 15-Year-Old Know and What They Can Do With What They Know. 2014. Tersedia di http://www.oecd.org/pi-sa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf. Pada tanggal 11 Juni 2015 pukul 19.27 WIB. 44 hlm.

. 2015.PISA 2015 Released Field Trial Cognitive Items. 2015. Tersedia di http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/PISA2015-Released-FT-Cognitive-Items.pdf.Pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul 12.00 WIB. 54 hlm.

Purwanto, N. 2013.Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 165 hlm.

Reskia, S., Herlina dan Zulnuraini. 2014.Pengaruh Pendidikan Orang Tua Ter-hadap Prestasi belajar Siswa SDN Inpres 1 Birobuli volume 2 no 2.Tersedia dihttp://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE/article/view/2830. Pada tanggal 18 Maret 2016. Pukul 06.32 WIB 11 hlm.

Riduwan. 2012.Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta. Bandung. 244 hlm. Sheskin, D. J. 2003.Parametric and Nonparametric Statistical Procedures.

A CRC Press Company. New York. 972 hlm.

Siagian, R.E.F. 2012.Pengaruh minat dan kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. Jurnal Formatif 2 (2).Universitas Indraprasta PGRI. Jakarta.http://unindra.ac.id/Roida-3.pdf.Pada tanggal 4 Desember 2015. Pukul 05.21 WIB. 10 hlm.

Siwa, I.B., I. Muderawan dan I. Tika. 2013.Pengaruh pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran kimia terhadap keterampilan proses sains di-tinjau dari gaya kognitif siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 3. Tersedia di http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/viewFile/794/579. Pada tanggal 17 Desember 2015 pukul 07.28 WIB. 13 hlm.

Slameto. 2013.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta. Jakarta. 195 hlm.

Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta. Bandung. 456 hlm. Sujana, A., A. Permanasari., W. Sopandi dan A. Mudzakir. 2014.Literasi Kimia

Mahasiswa PGSD dan Guru IPA Sekolah Dasar.Volume 5 no 11. April 2014. Tersedia di https://www.google.co.id/Literasi+Kimia+Mahasiswa+P-GSD+dan+Guru+IPA+Sekolah+Dasar.pdf. Pada tanggal 19 Juni 2015 pukul 19.10 WIB. 7 hlm.

(63)

69

Tawil, M dan Liliasari. 2014.Keterampilan-Keterampilan Sains Dan Implemen-tasinya Dalam Pembelajaran IPA.Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. Makassar. 146 hlm.

Toharudin, U., S. Hendrawati dan A. Rustaman. 2011.Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Humaniora. Bandung. 291 hlm

Yusuf, S. 2013.Perbandingan Gender Dalam Prestasi Literasi Siswa Indonesia. Tersedia di http://www.uninus.ac.id/datailmiah/Suhendra%20Yusuf%20-%20Makalah%20untuk%20Jurnal%20Uninus.pdf. Universitas Islam Nusan-tara. Pada tanggal 27 Maret 2016 pukul 16.29 WIB. 17 hlm.

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 2. Pemetaan Soal PISA
Tabel 4. Kisi-kisi lembar kuisioner siswa
Tabel 5. Kisi-kisi lembar kuisioner guru
+3

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi berjudul “ Pengaruh Status Sekolah, Rencana Pendidikan Setelah Tamat SMA Dan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Terhadap Literasi Sains Siswa SMA Kelas XI IPA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam melakukan penilaian pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri se-.. Kecamatan Raja Basa, Bandar

Peningkatan kemampuan literasi sains siswa pada aspek pengetahuan, kompetensi, dan sikap pada kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran IPA terpadu dengan model

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran ATI terhadap peningkatan literasi sains pada peserta didik kelas VII SMP Al-Azhar 1 Bandar

Tesis yang berjudul “ PENGEMBANGAN INSTRUMEN COMPUTERIZED TWO-TIER MULTIPLE CHOICE (CTTMC) UNTUK MENGUKUR LITERASI SAINS DISERTAI PROFIL INDIVIDU SISWA PADA MATERI IPA

Produk hasil pengembangan berupa buku saku ipa terpadu berbasis literasi sains ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu: (a) Dibutuhkan biaya lebih untuk mencetak

Secara lebih lengkap, sekolah dan guru IPA mengharapkan adanya transfer informasi dan pemahaman dari tim PKM terkait dengan (1) Konsep dasar literasi sains dan (2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Profil Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP Negeri Se-Kecamatan Cigudeg Pada Materi Suhu dan Kalor” beserta seluruh