• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH) SISWA KELAS VIII.2 PADA SEMESTER GANJIL DI SMP NEGERI 2 SUMBEREJOTAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH) SISWA KELAS VIII.2 PADA SEMESTER GANJIL DI SMP NEGERI 2 SUMBEREJOTAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI

DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH) SISWA KELAS VIII.2 PADA SEMESTER GANJIL DI SMP NEGERI 2

SUMBEREJOTAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

RUSTO

Salah satu aspek yang menentukan kemajuan suatu Negara adalah kemajuan dalam pendidikannya. Negara dikatakan berhasil apabila penyelenggaraan pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, dituntut juga adanya reformasi dalam bidang pendidikan. Berbagai usahapun dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, yang pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang mampu bersaing di dunia global. Agar tercapainya mutu pendidikan yang baik, harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengatasi timbulnya kebosanan pada diri siswa dan diharapkan dapat menarik minat dan memotivasi belajar siswa. Dengan demikian penggunaan metode pembelajaran yang dilakukan secara baik dan tepat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Rendahnya motivasi belajar sejarah siswa di SMP Negeri 2 Sumberejo Dikarenakan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat kurang. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan motivasi pembelajaran sejarah siswa adalah model pembelajaran kooperatif Number Head Together. Yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu : penomoran, pengajuan pertanyaan, berfikir bersama dan penarikan kesimpulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar sejarah siswa di SMP Negeri 2 Sumberejo tahun pelajaran 2013/2014.

(3)

Data penelitian dikumpulkan melalui lembar observasi pengelolaan pembelajaran dan data dianalisis secara deskriptif.

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

D. Tujuan Penelitian... 5

E.Kegunaan Penelitian ... 6

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pembelajaran Kooperatif ... 9

B. Konsep Pembelajaran Kooperatif Number Head Together ... 17

C. Motivasi Belajar ... 20

D. Kerangka Pikir... 26

E. Paradigma ... 28

F. Hipotesis Tindakan ... 28

III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 31

B. Variabel Dan Devinisi Operasional Variabel ... 32

C. Prosedur Penelitian ... 33

D. Data Dan Tekhnik Pengambilan Data ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 45

F. Tekhnik Analisis Data... 46

IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL A. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 2 Sumberejo... 49

B. Hasil Pelaksanaan Kaji Tindak ... 51

Siklus I ... 51

Siklus II ... 59

(8)

Siklus III ... 75

V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 79 B. Saran ... 79

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu aspek yang menentukan kemajuan suatu negara adalah kemajuan dalam pendidikannya. Negara dikatakan berhasil apabila penyelenggaraan pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, dituntut juga adanya reformasi dalam bidang pendidikan. Berbagai usahapun dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, yang pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang mampu bersaing di dunia global. Agar tercapainya mutu pendidikan yang baik, harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif . Sejalan dengan itu, para pendidik tak jemu-jemunya menciptakan kekhasan suasana belajar untuk merangsang keinginan siswanya untuk dapat mengembangkan seluruh aspek yang ada pada diri siswa sebagai bekal bagi masa depan mereka.

(10)

sesuai dengan pernyataan yang menyebutkan “ Model yang dipilih seyogyanya

relevan dan mendukung tercapainya tujuan pengajaran” (Dahlan, 1984:15). Jadi, pertimbangan utama pemilihan model pembelajaran ialah tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya memiliki kemampuan untuk memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis di SMP Negeri 2 Sumberejo mata pelajaran IPS Sejarah masih dianggap materi yang cukup sulit. Kenyataan ini diperkuat dengan rata-rata nilai uji blok mata pelajaran IPS sejarah semester ganjil Tahun pelajaran 2013/2014 adalah 54,9. Hanya 30 % siswa yang mendapat nilai >63. Nilai tersebut belum mencapai kriteria kopetensi minimum (KKM) yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran pada awal penyusunan perangkat pembelajaran. Dengan demikian kelas tersebut belum mencapai ketuntasan belajar.

Berdasarkan data observasi awal yang dilakukan penulis yang dilaksanakan bersama guru mitra sesama guru penanggung jawab mata pelajaran IPS Teradu di SMP Negeri 2 Sumberejo , maka diketahui bahwa hasil belajar siswa pada materi sejarah sangat rendah dikarenakan masih menggunakan proses pembelajaran yang belum mememiliki variasi matode pembelajaran.

(11)

menjadi kurang efektif. Siswa cenderung tidak aktif mengikuti pembelajaran. Kegiatan yang dominan dilakukan oleh siswa yaitu duduk, diam, mendengarkan dan menulis apa yang dijelaskan oleh guru atau bahkan tidak melakukan aktifitas sama sekali sehingga pembelajaran dikelas hanya berpusat pada guru mata pelajaran.

Penggunaan Metode diskusi yang dilakukan oleh guru hanya diskusi tanpa ada panduan yang terarah. Pembagian anggota kelompok yang dilakukan oleh guru tidak berdasarkan atas kemampuan akademik sehingga sering ditemukan kelompok siswa yang keseluruhan anggotanya bersifat fasif sehingga sulit sekali mengatur jalannya diskusi. Selain itu, pada proses pembelajaran, siswa hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran , siswa hanya menerima apa yang diberikan oleh guru, sehingga interaksi yang terjadi hanya satu arah yaitu antara guru dan siswa. Hal ini tidak sesuai dengan proses pembelajaran yang diharapkan yaitu siswa sebagai subjek dalam proses pembelajaran sedangkan guru bertindak sebagai Fasilitator dan Motivator.

Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pembelajaran maka diperlukan upaya untuk menciptakan suasana yang dapat merangsang keinginan siswa untuk mengembangkan seluruh aspek yang ada pada dirinya. Sehubungan dengan permasalahan diatas maka diperlukan suatu upaya untuk pengembangan pembelajaran yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini berangkat dari dasar pemikiran “getting better together” atau

“Raihlah yang lebih baik secara bersama-sama”(Slavin dalam Etin S dan Raharjo,

(12)

Model pembelajaran ini lebih menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif pada siswa untuk memperoleh serta mengembangkan potensi siswa secara optimal yang bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat. Dalam model pembelajaran ini menempatkan siswa secara bersama-sama di atara sebersama-sama anggota kelompok akan meningkatkan produktifitas serta Motivasi dalam pembelajaran IPS sejarah. Melalui kerja kelompok siswa banyak terlibat dalam pembelajaran maka siswa akan lebih banyak beraktifitas, memiliki banyak pengalaman belajar yang dapat berimbas pada meningkatnya hasil belajar sejarah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian singkat diatas, maka dapat di identifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran tradisional dalam proses belajar IPS sejarah masih diterapkan di SMP Negeri 2 Sumberejo.

2. Model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together dapat meningkatkan Motivasi belajar sejarah siswa di SMP Negeri 2 Sumberejo. 3. Pembelajaran IPS sejarah siswa di SMP Negeri 2 Sumberejo kurang

efektif sehingga siswa cenderung fasif.

C. Rumusan Masalah

(13)

kooperatif Numbered Head Together dapat meningkatkan Motivasi belajar IPS sejarah kelas VIII.2 di SMP Negeri 2 Sumberejo Tahun pelajaran 2013/2014.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar sejarah di SMP Negeri 2 Sumberejo tahun pelajaran 2013/2014 setelah dilakukan pembelajaran kooperatif Numbered Head Together pada siswa kelas VIII.2.

E. Kegunaan Penelitian

Bagi guru :

a. Menjadi model pembelajaran alteratif yang dapat diterapkan di kelas untuk mengoptimalkan Motivasi belajar siswa.

b. Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan Motivasi belajar siswa

Bagi siswa :

Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif numbered head together, maka diharapkan siswa dapat meningkatkan Motivasi belajarnya terutama pada mata pelajaran IPS sejarah.

F. Ruang Lingkup Penelitian

(14)

1. Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together adalah pembelajaran yang cocok untuk semua tingkat usia dan semua jenis pembelajaran yang terdiri dari tahapan-tahapan : penomoran, pengajuan pertanyaan, berfikir bersama dan penarikan kesimpulan.

2. Aktifitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Motivasi yang terjadi selama proses pembelajaran kooperatif Numbered Head Together. 3. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII.2 Di SMP

Negeri 2 Sumberejo pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. 4. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah materi pelajaran sejarah SMP

(15)

REFERENSI

Dahlan, M.D.1984. Model-Model Mengajar. PT Diponogoro.Bandung. Halaman 15

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang didasari atas asas gotong royong dan kerjasama sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang sangat mengutamakan asas gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Dengan belajar kehidupan bergotong royong atau bersama-sama berarti peduli dan belajar bagi pikiran, perasaan dan pengalaman kepada orang lain. Banyak ahli yang telah mencoba mengemukakan pengertian pembelajaran kooperatif, sebagai berikut :

“Pembelajaran Kooperatif atau pembelajaran gotong-royong adalah sistem

pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas terstruktur, dimana dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator” (Lie, 2002:12).

Dalam pengetian lain dinyatakan bahwa “ Pembelajaran Kooperatif adalah

sekelompok dari strategi yang melibatkan siswa untuk berkolaborasi untuk mencapai tujuan tertentu” (Eggen, 1996:277) dan “Pembelajaran Kooperatif atau

Coopetatif Learning suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja dan

(17)

dipengaruhi oleh keterlibatan dari sikap anggota kelompok” (Etin S dan Raharjo, 2007:14).

Manusia merupakan individu yang berbeda satu sama lain yang memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda. Karena adanya perbedaan ini, manusia yang satu membutuhkan manusia yang lainnya. Sehingga manusia harus menjadi makhluk sosial yang berinteraksi dengan sesama. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa peneliti sebagai berikut :

“ Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis

mengembangkan interaksi yang saling mencerdaskan, saling menyayangi dan saling tenggang rasa antara sesama siswa sebagai latihan untuk hidup dalam masyarakat nyata, sehingga sumber belajar bukan hanya dari guru dan buku ajar tetapi juga sesama manusia” (Nurhadi dkk, 2004:60).

Selanjutnya pendapat lain menyatakan “ Pembelajaran Kooperatif memberikan

peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerjasama saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain” (Ibrahim dkk, 2000:9).

(18)

berkolaborasi untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam suasana belajar kelompok yang nantinya dapat mencapai potensi yang optimal.

Akan tetapi para pengajar sangat enggan menerapkan pembelajaran di kelas dengan asas gotong royong. Ahli berpendapat bahwa “ beberapa alasan mengapa

para pengajar enggan menerapkan asas tersebut, demikian diantaranya : 1. Kekhawatiran akan terjadinya kekacauan di kelas

2. Adanya siswa yang tidak suka belajar kelompok, lebih memilih belajar secara individu

3. Siswa yang malas lebih mengandalkan temannya yang tekun dan siswa yang tekun merasa dituntut bekerja ekstra dalam kelompoknya

4. Adanya perasaan minder bagi siswa yang kurang mampu belajar bersama siswa yang lebih pandai.

(Lie, 2002:27)

Hal-hal tersebut diatas dapat dikendalikan oleh pembelajaran kooperatif, karena pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur tertentu untuk memungkinkan proses belajar dan pembelajaran di kelas secara efektif.

Roger dan David dalam Lie (2002:30) mengemukakan “ Tidak semua kelompok

dapat disebut sebagai pembelajaran” untuk mencapai hasil yang maksimal, kerja kelompok harus memiliki unsur-unsur di bawah ini :

1. Saling Ketergantungan Positif

(19)

sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok memiliki tugas masing-masing dan harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bias mencapai tujuan mereka. Berarti setiap anggota harus bertanggung jawab agar yang lain bisa berhasil. Dalam pembelajaran kooperatif siswa yang kurang mampu memberikan sumbangan kepada teman sekelompoknya sehingga mereka tidak merasa minder dan terpacu untuk meningkatkan usaha mereka untuk yang lebih baik.Sedangkan sisiwa yang lebih pandai tidak merasa dirugikan karena temannya yang kurang mampu juga telah memberikan sumbangan.

2. Tanggung Jawab Perseorangan

Dalam pembelajaran kooperatif, pada saat seorang pengajar akan melaksanakan kegiatan belajar mengajar tidak boleh tanpa persiapan. Seorang tenaga pengajar harus mempersiapkan sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok memiliki tugas masing-masing dan harus bertanggung jawab agar bisa menyelesaikan tugas selanjutnya.

3. Tatap Muka

(20)

pendapat saja. Selain itu dari masing-masing anggota kelompok timbul sikap mampu menghargai perbedaan, manfaat kelebihan orang lain untuk mengisi kekurangannya masing-masing.

4. Komunikasi Antar Anggota

Tidak semua siswa memiliki keahlian untuk mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan dari suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengeluarkan pendapat. Selain itu pada pembelajaran kooperatif siswa juga diajarkan bagaimana menyatakan sanggahan dan ungkapan positif dengan ungkapan yang baik dan halus.

5. Evaluasi Proses Kelompok

Pengevaluasian proses kerja kelompok tidak perlu diadakan setiap ada kerja kelompok. Namun pengejar perlu menjadwalkan waktu khusus untuk kelompok yang hendak di evaluasi. Pengevaluasian berfungsi untuk meningkatkan efektifitas kerja sama antar anggota kelompok.

(21)

akan terlaksana kerjasama yang maksimal sehingga dapat menutupi kekurangan dari anggota kelompok.

Menurut Linda Lungdren dalam Ibrahim (2002:18), manfaat dari pembelajaran kooperatif bagi siswa yang berprestasi rendah antara lain :

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas 2. Rasa harga diri lebih tinggi

3. Memperbaiki sikap terhadap ilmu pengetahuan dan sekolah 4. Memperbaiki kehadiran

5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar 6. Perselisihan antar pribadi kurang

7. Sikap apatis kurang

8. Pemahaman lebih mandalam 9. Motivasi lebih mendalam 10.Hasil belajar lebih baik

11.Meningkatnya budi pekerti, kepekaan dan toleransi

Sejalan dengan hal diatas maka ahli menyatakan pendapat “ Pembelajaran secara

kooperatif diperkenankan untuk meningkatkan prestasi siswa, hubungan kopetensi, dukungan dari kepentingan khusus dari siswa dan menghargai diri sendiri (Slavin dalam informasi di google.com, 1995).

(22)

mencapai suatu penghargaan bersama. Suatu aspek penting pembelajaran kooperatif adalah disamping membantu tingkah laku kooperatif adalah hubungan yang lebih baik antara siswa, juga secara bersama membantu siswa dalam pelajaran akademis mereka.

Menurut Ibrahim,dkk (2000:6) pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Siswa bekerjasama dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda.

4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif adalah sebgai berikut : Tabel 1. Enam langkah/fase dalam model pembelajaran kooperatif Langkah Aktifitas Kegiatan guru

Fase 1 Menyampaikan informasi

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa

(23)

Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok kerja dan belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok belajar agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4 Membimbing kelompok kerja dan belajar

Guru membimbing kelompok kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas belajar

Fase 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari/ masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya atau hasil belajar individu dan kelompok

(dimodifikasi dari Arends, 1997:113).

B. Konsep Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together

Pembelajaran kooperatif dalam lie (2002:54) memiliki beberapa teknik, diantaranya :

1. Mencari pasangan 2. Bertukar pasangan

(24)

5. Kepala bernomor

6. Kepala bernomor terstruktur 7. Dua tinggal dua tamu 8. Keliling kelompok 9. Kancing gemerincing 10.Keliling kelas

11.Lingkaran kecil lingkaran besar 12.Tari bamboo

13.Jigsaw

14.Bercerita berpasangan

Sedangkan pembelajaran kooperatif dalam Nurhadi,dkk (2004:64) memiliki beberapa metode di antaranya :

1. STAD (Student Team Achievement Division) 2. Jigsaw

3. GI (Group Investigation) 4. Structural

a. TPS (Think Pair Share)

b. NHT (Numbered Head Together)

(25)

melibatkan lebih banyak siswa untuk mendiskusikan materi pelajaran sehingga memahami isi dari materi pelajaran tersebut.

Dalam pembelajaran kooperatif Numbered Head Together ini siswa secara adil diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat mereka dan mendiskusikan secara bersama-sama jawaban yang paling tepat. Tipe ini juga mampu memotivasi siswa untuk meningkatkan kerjasama mereka dalam kelompok. Di dalam tipe ini terjadi interaksi tidak hanya antara guru dan siswa, tetapi juga antar siswa dengan siswa itu sendiri. Disinilah terjadi proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Oleh karena itu model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together sangat cocok untuk semua tingkat usia dan semua jenis mata pelajaran.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif Numbered Head Together dalam Nurhadi,dkk (2004:67) adalah sebagai berikut :

1. Penomoran

Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga atau sampai lima orang dan memberikan masing-masing anggota kelompok dengan nomor yang berbeda-beda

2. Pengajuan Pertanyaan

(26)

3. Berfikir Bersama

Siswa dalam kelompoknya mendiskusikan jawaban yang dianggap paling tepat, kemudian meyakinkan setiap anggota kelompoknya dapat mengerjakan/mengetahui jawabannya.

4. Pemberian Jawaban/Penarikan Kesimpulan

Guru memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian siswa pada tiap-tiap kelompok yang memiliki nomor yang sesuai dengan yang disebutkan guru mengangkat tangan dan secara bergiliran menyampaikan pendapat atau tanggapan dari kelompoknya masing-masing. Kemudian guru bersama para siswa menyimpulkan jawaban yang lebih tepat.

C. Konsep Motivasi Belajar

Sebelum mengetahui lebih jauh mengenai motivasi belajar terlebih dahulu perlu diketahui apa itu motivasi. Motivasi berasal dari kata “motive” atau “ motio” yang

berasal dari bahasa Inggris yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan (Sardiman, 2004:73).

“ Motivasi adalah perubahan energi dalam di seorang yang ditandai dengan

munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”

(27)

dan juga emosi, untuk kemudian bertindak melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.

Fungsi Motivasi itu sendiri yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai pengerak atau motor yang melepaskan energi

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang ingin dicapai. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus di kerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.”(Sadiman, (2004:85)

Peranan motivasi dalam belajar pada hakekatnya orang ingin mencapai tujuan yaitu untuk memenuhi kebutuhan mencapai hasil. Hal ini sesuai dengan pendapat Morgan bahwa:

“ manusia hidup dengan memilikin berbagai kebutuhan antara lain:

1. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas 2. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain

3. Kebutuhan untuk mencapai hasil 4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan

(28)

peran yang sangat penting dalam menumbuhkan motivasi siswa. Terkadang suatu proses pembelajaran tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal disebabkan oleh ketidakadaan kekuatan-kekuatan yang mendorong (motivasi). Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar siswa.

Motivasi belajar dapat menimbulkan rasa senang dan semangat dalam kegiatan belajar sehingga siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan belajar dalam skala yang tinggi pula. Dengan motivasi yang baik, dalam belajar akan menunjukan perolehan hasil yang baik dalam mencapai prestasi belajar.

Di dalam literatur psikologi, terdapat dua motivasi sebagai berikut:

a. Motivasi Intrinsik

Motif intrinsik adalah motif yang mendorong seseorang melakukan sesuatu kegiatan tertentu

b. Motif Ekstrinsik

Motif ekstrinsik adalah motif yang mendorong seseorang melakukan kegiatan tertentu, tetapi motif tersebut terlepas atau tidak berhubungan langsung dengan kegiatan yang ditekuni itu.

(Thursan Hakim, 2005:28)

Dua jenis motifasi yang sama juga dikemukakan oleh sardiman, yaitu:

(29)

b. Motivasi ekstrinsik, motif-motif yang aktif karena adaya rangsangan dari luar.(Sardiman, 2004: 89-90).

Hal ini serupa dengan yang dikataka Sardiman Sedangkan cara-cara membangkitkan motif-motif ekstrinsik itu dapat dilakukan dengan memiliki berbagai keinginan yang perlu dimiliki untuk membangkitkan motivasi belajar diantaranya sebagai berikut:

1. Keinginan mendapat nilai ujian yang baik 2. Keinginan menjadi juara kelas atau juara umum 3. Keiginan menjadi naik kelas atau lulus ujian

4. Keiginan menjaga harga diri gengsi, misalnya ingin untuk dianggap sebagai orang pandai

5. Keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain 6. Keinginan menjadi siswa atau mahasiswa teladan

7. Keiginan untuk memenuhi persyaratan dalam memasuki pendidikan lanjut

8. Keinginan untuk menjadi sarjana

9. Keinginan untuk dikagumi sebagai orang berprestasi

10. Keiginan untuk menutupi atau mengimbangi kekurangan tertentu dalam diri sendiri

(30)

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah

1. Memberikan angka 2. Hadiah

3. Persaingan/ Kompetisi 4. Ego-ivolvement 5. Memberi ulangan 6. Mengetahui hasil 7. Pujian

8. Hukuman

9. Hasrat untuk belajar 10.Minat

11.Tujuan yang diakui (Sardiman, 2004:92)

Cara membangkitan motivasi belajar yang telah diuraikan diatas, selai perlu diterapkan oleh siswa juga perlu dikembangkan lebih jauh agar motivasi siswa tersebut semakin lama semakin kuat, mantap dan stabil.

(31)

motivasi siswa, metode yang digunakan yaitu dengan mengelompokkan kategorisasi motivasi siswa melalui angket.

Tabel 2. Kategorisasi Motivasi peserta didik.

No Skor peserta didik Kategori Motivasi

1. 71 sapai 80 Tiggi

2. 61 sampai 70 Sedang

3. Kurang dari dan sama dengan 60 Redah

(Depdiknas, 2003:28)

Tabel 3. Kriteria Interprestasi Skor No Persetase Kriteria

1. 0-50% Lemah

2. 51-80% Cukup 3. 81-100% Kuat (Ridwan,2004:94)

D. Kerangka pikir

(32)

Metode diskusi yang dilakukan oleh guru hanya diskusi tanpa adanya panduan yang terarah. Selain itu proses pembelajaran siswa hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran. Interaksi yang terjadi hanya satu arah yaitu antara guru dan siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan Motivasi belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together.

Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif, dimana siswa dibagi kedalam beberapa kelompok yang terdiri dari dua atau lebih yang heterogen berdasarkan kemampuan akademis dan jenis kelamin, masing-masing anggota kelompok diberi nomor yang berbeda dengan anggota kelompoknya, kemudian guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan dalam kelompoknya. Selanjutnya siswa dalam kelompoknya mendiskusikan jawaban yang dianggap paling tepat dan meyakinkan setiap anggota kelompoknya dapat mengerjakan atau mengetahui jawabannya.

Setiap kelompok memiliki tanggung jawab agar setiap anggotanya benar-benar memahami koinsep yang dipelajari karena keberhasilan dinilai dari keberhasilan kelompok. Di akhir kerja kelompok yang hasil kerjanya dianggap paling baik, hal ini memotivasi masing-masing kelompok untuk bekerja lebih baik lagi.

(33)

kelompok akan meningkatkan produktifitas. Dengan adanya pembelajaran kooperatif Numbered Head Together ini diharapkan siswa dapat meningkatkan Motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

E. Paradigma

Keterangan :

: garis pengaruh

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pembelajaran kooperatif Numbered Head Together dapat meningkatkan Motivasi belajar sejarah siswa.

Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together 1. Penomoran

2. Pengajuan pertanyaan 3. Berfikir bersama

4. Pemberian jawaban/penarikan kesimpulan

(34)

REFERENSI

Lie, Anita.2002.Cooperative Learning.Grasindo.Jakarta.Halaman 12

Eggen, Paul D. 2007. Strategies For Teachers Teaching Content And Thinking Skills Allyn And Balcon Publishers. United states of america. Halaman 277

Etin S dan Raharjo.2007. Cooperative learning : Analisis Model Pembelajaran IPS. PT Bumi Aksara.Jakarta.Halaman 14.

Nurhadi,dkk.2004.Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning/TCL) Dan Penerapannya Dalam KBK. IKIP Malang. Malang. Halaman 60

Ibrahim,Muslimin,dkk.2000.Pembelajaran Kooperatif.Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.Halaman 9

Lie, Anita.2002.Cooperative Learning. Grasindo,Jakarta.Halaman 27

Ibid, Halaman 30

Log.cit, Halaman 18

www.google.com.

Op.cit, Halaman 6

Arends, Richard I.1997. Classroom Instruction And Management. The MC Graw Hill Companies,Inc.Unistates of America.Halaman 113.

Lie,Anita.2002. Cooperative Learning. Grasindo,Jakarta.Halaman 54

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning/TCL) Dan Penerapannya Dalam KBK. IKIP malang. Malang. Halaman 64

(35)

Op cit, Halaman 67

Am, Sardiman.1994. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada.Jakarta.Halaman 98.

Thursan Hakim. 2005. Belajar. PT.Rineka Cipta.Jakarta. Halaman 28

Sardiman AM. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar.Op Cit, Halaman 90

Op Cit, halaman 30

Ridwan. 2004. Belajar Mudah Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta Bandung, Halaman 94

Am, Sardiman.1994. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada.Jakarta.Halaman 100

Arikunto, Suharsimi.1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.Jakarta.Halaman 210

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII.2 Pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Dengan jumlah siswa sebanyak 41 Orang. Dalam penelitian ini siswa akan dibagi menjadi 4 Kelompok yang terdiri dari 10 Orang siswa yang heterogen baik berdasarkan kemampuan akademis maupun jenis kelamin.

(37)

B. Variabel dan definisi operasional

1. Variabel

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari model pemebelajaran kooperatif Numbered Head Together (variabel bebas) dan Motivasi belajar (variabel terikat).

2. Definisi operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan variabel yang akan diteliti, maka kiranya perlu adanya batasan atau definisi operasional tentang variabel yang akan penulis teliti sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan menugaskan kepada siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan setelah informasi pelajaran diberikan. 2. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara

tertib dan teratur dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan bersungguh-sungguh.

C. Prosedur penelitian

Tahap-tahap tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Tahap Pra Tindakan

(38)

b. Membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen berdasarkan kemampuan akademis dan jenis kelamin. c. Memberikan informasi kepada siswa tentang model pembelajaran

kooperatif Numbered Head Together yang akan digunakan sebagai metode dalam proses pembelajaran, menjelaskan tentang pembagian tugas dan kewajiban bagi setiap anggota kelompok dan tanggung jawab setiap kelompok terhadap diri dan kelompoknya masing-masing.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh oleh kemmis dan Taggart (Wiriatmaja, 2005:66), yang terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut :

a. Perencanaan b. Pelaksanaan

c. Pengamatan/observasi d. Refleksi

(39)

1. Siklus I a. Perencanaan

Tindakan kelas siklus I pertemuan ke I dilaksanakan dengan Kegiatan tahap perencanaan meliputi :

1) Menyususn silabus

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pembelajaran kooperatif Numbered Head Together.

3) Menyusun Lembar Kerja Kelompok yang diberikan kepada siswa pada saat belajar kelompok

4) Membuat Lembar Observasi Motivasi belajar siswa, Lembar Observasi guru mengajar dan catatan lapangan

5) Membuat media pembelajaran yang akan digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran

b. Pelaksaanaan

Siklus I dilakukan selama satu kali pertemuan, lamanya alokasi waktu yang digunakan pada setiap pertemuan adalah 3 x 40 menit. Materi yang akan diajarkan pada pertemuan I adalah : Proses Perkembangan Kolonial

Langkah-langkah dalam proses pembelajaran (Pertemuan 1) adalah sebagai berikut :

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

(40)

c) Memberikan motivasi agar siswa belajar bersama dalam kelompok dan bertanggung jawab terhadap kelompok belajarnya

2. Menyajikan informasi

a) Memberikan pengenalan mengenai materi yang aan dibahas tentang Proses Perkembangan Kolonial

b) Menuliskan point-point penting dari materi pada papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai materi tersebut. c) Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal

siswa.

3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar

a) Membagi siswa kedalam beberapa kelompok dengan nomor yang berbeda

b) Membagikan buku dan lembar kerja kelompok kepada siswa sebagai bahan untuk diskusi kelompok.

4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

a) Siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing

b) Salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara lisan di depan kelas

c) Diskusi dan tanya jawab tentang materi yang dipelajari d) Merangkum hasil presentasi

5. Evaluasi

(41)

6. Memberikan penghargaan

a) Memberikan penghargaan terhadap siswa b) Merangkum hasil presentasi

c) Guru menyempurnakan dan menyimpulkan materi pelajaran

d) Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang

c. Pengamatan /observasi

Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan Lembar Observasi motivasi siswa, lembar observasi aktivitas guru dan catatan lapangan yang akan di isi oleh observer guru mitra sesama guru penanggung jawab bidang studi IPS terpadu.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh dalam tahap pelaksanaan dan observasi dikumpulkan lalu di ananlisis. Hal ini akan dapat diketahui kekurangan dan kelemahan yang dilakukan oleh guru untuk mengoreksi kembali dalam mengevaluasi tugas selanjutnya. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dijadikan acuan untuk perencanaan siklus berikutnya.

2. Siklus II a. Perencanaan

(42)

1) Menyusun silabus

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pembelajaran kooperatif Numbered Head Together.

3) Menyusun Lembar Kerja Kelompok yang diberikan kepada siswa pada saat belajar kelompok

4) Membuat lembar observasi motivasi belajar siswa, lembar observasi guru mengajar dan catatan lapangan

5) Membuat media pembelajaran yang akan digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran

b. Pelaksaanaan

Siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan, lamanya alokasi waktu yang digunakan pada setiap pertemuan adalah 3 x 40 menit. Materi yang akan diajarkan pada pertemuan 2 adalah : Proses Perkembangan Imperialisme Barat

Langkah-langkah dalam proses pembelajaran (Pertemuan 2) adalah sebagai berikut :

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

a) Menyiapkan media yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran b) Menyampaikan tujuan pembelajaran

c) Memberikan motivasi agar siswa belajar bersama dalam kelompok dan bertanggung jawab terhadap kelompok belajarnya

2. Menyajikan informasi

(43)

b) Menuliskan point-point penting dari materi pada papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai materi tersebut. c) Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal

siswa.

3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar

a) Membagi siswa kedalam beberapa kelompok dengan nomor yang berbeda

b) Membagikan buku dan lembar kerja kelompok kepada siswa sebagai bahan untuk diskusi kelompok.

4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

a) Siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing

b) Salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara lisan di depan kelas

c) Diskusi dan Tanya jawab tentang materi yang dipelajari d) Merangkum hasil presentasi

5. Evaluasi

Memberikan evaluasi kinerja kelompok yang terbaik

6. Memberikan penghargaan

a) Memberikan penghargaan terhadap siswa b) Merangkum hasil presentasi

(44)

d) Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang

c. Pengamatan /observasi

Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi motivasi siswa, lembar observasi aktivitas guru dan catatan lapangan yang akan di isi oleh guru mitra sesama guru penanggung jawab bidang studi IPS terpadu.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh bdalam tahap pelaksanaan dan observasi dikumpuilkan lalu di ananlisis. Hal ini akan dapat diketahui kekuarangan dan kelemahan yang dilakukan oleh guru untuk mengoreksi kembali dalam mengevaluasi tugas selanjutnya. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dijadikan acuan untuk perencanaan siklus berikutnya.

3. Siklus III a. Perencanaan

Tindakan kelas siklus III pertemuan ke 3 dilaksanakan dalam tahap perencanaan meliputi :

1) Menyususn silabus

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pembelajaran kooperatif Numbered Head Together.

(45)

4) Membuat lembar observasi Motivasi belajar siswa, lembar observasi guru mengajar dan catatan lapangan

5) Membuat media pembelajaran yang akan digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran

b. Pelaksaanaan

Siklus III dilakukan selama satu kali pertemuan, lamanya alokasi waktu yang digunakan pada setiap pertemuan adalah 3 x 40 menit. Materi yang akan diajarkan pada pertemuan 3 adalah : Proses Terbentuknya Kesadaran Nasional

Langkah-langkah dalam proses pembelajaran (Pertemuan 3) adalah sebagai berikut :

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

a) Menyiapkan media yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran b) Menyampaikan tujuan pembelajaran

c) Memberikan motivasi agar siswa belajar bersama dalam kelompok dan bertanggung jawab terhadap kelompok belajarnya

2. Menyajikan informasi

a) Memberikan pengenalan mengenai materi yang aan dibahas tentang Proses Terbentuknya Kesadaran Nasional

b) Menuliskan point-point penting dari materi pada papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai materi tersebut. c) Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal

(46)

3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar

a) Membagi siswa kedalam beberapa kelompok dengan nomor yang berbeda

b) Membagikan buku dan lembar kerja kelompok kepada siswa sebagai bahan untuk diskusi kelompok.

4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

a) Siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing

b) Salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara lisan di depan kelas

c) Diskusi dan Tanya jawab tentang materi yang dipelajari d) Merangkum hasil presentasi

5. Evaluasi

Memberikan evaluasi kinerja kelompok yang terbaik

6. Memberikan penghargaan

a) Memberikan penghargaan terhadap siswa b) Merangkum hasil presentasi

c) Guru menyempurnakan dan menyimpulkan materi pelajaran

d) Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan dating

c. Pengamatan /observasi

(47)

guru dan catatan lapangan yang akan di isi oleh dua orang observer salah satunya adalah guru mitra sesama guru penanggung jawab bidang studi IPS terpadu.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh dalam tahap pelaksanaan dan observasi dikumpuilkan lalu di ananlisis. Hal ini akan dapat diketahui kekuarangan dan kelemahan yang dilakukan oleh guru untuk mengoreksi kembali dalam mengevaluasi tugas selanjutnya. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dijadikan acuan untuk perencanaan siklus berikutnya.

D. Data Dan Tekhnik Pengambilan Data

1. Data

Data dalam penelitian kaji tindak ini berupa data kualitatif tentang metode pemberian tugas yang diberikan oleh guru dan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar tersebut (sebagai data primer).

Tindakan yang dilakukan oleh guru dan peristiwa yang terjadi selama tindakan yang dapat diobservasi serta dokumen yang sudah tercatat berkenaan dengan motivasi belajar siswa, termasuk interaksi yang terjadi selama pembelajaran dijadikan sebagai data kualitatif.

2. Tekhnik pengambilan data

(48)

1. Lembar observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkap data motivasi belajar siswa selama proses belajar mengajar. Dalam observasi ini difokuskan pada motivasi belajar siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan diasumsikan bahwa siswa yang mengerjakan tugas dengan baik berarti siap untuk belajar.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu tekhnik untuk mendapatkan data dengan cara pengumpulan data. Sebagai pelengkap informasi/ data didukung dengan dokumen seperti data tentang jumlah siswa, hasil belajar siswa kelas yang diobservasi dan berupa data lainnya yang bersumber dari data sekolah.

E. Instrument penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Lembar observasi motivasi siswa selama pembelajaran kooperatif Numbered Head Together berlangsung.

(49)

F. Teknik analisis data

Tekhik analisis data pada penelitian ini adalah : Data motivasi siswa

Data motivasi siswa diambil pada saat setiap pertemuan dengan menggunakan lembar observasi motivasi siswa. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, motivasi belajar siswa akan diamati dan di catat oleh observer kemudian dihitung berdasarkan banyaknya indikator motivasi yang dilakukan siswa.

Setelah data penelitian di dapat, selanjutnya didiskripsikan dan dianalisis untuk mengetahui motivasi.Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis dengan teknik kualitatif deskriptif.

Metode yang digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya motivasi siswa adalah persentasi,yaitu perbandingan menurut Suharsimi Arikunto (2001:235) Menghitung persentase motivasi setiap siswa digunakan rumus:

Persentase minat = skor siswa X 100 Skor minimum

Sedangkan untuk menghitung persentase motivasi siswa dari perolehan angket dengan menggunakan rumus:

P = F X 100 N

Keterangan: P = Presentase

(50)

N = Jumlah responden (Sutrisno Hadi, 1981:381)

F.Indikator Keberhasilan

Setiap proses pembelajaran mengajar guru memiliki indikator tertentu untuk mengukur keberhasilan. Indikator keberhasilan penelitian adalah:

1.Motivasi belajar siswa mencapai 70% sesuai pendapat Ridwan yang mengatakan apabila kriteria interprestasi skor mencapai 61-80% maka dapat dilakukan minat belajar siswa kuat (Ridwan, 2004:94)

(51)

REFERENSI

Wiriatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT remaja rosda karya.bandung. Halaman 24

Hopkins, David.1993. A Teacher’s Guide To Classroom Research Open University Press.Philadelpia

Arikunto, Suharsimi.1993.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.Jakarta.Halaman 210

Sutrisno Hadi, 2000. Metodologi Research, Gajah Mada University Press. Yokyakarta.

Halaman 182

(52)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil refleksi tiap siklus pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas VIII.2 Semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014, hal itu dapat dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan adanya motivasi siswa dari siklus ke siklus. Pada siklus I motivasi siswa berkisar 55,56 5, pada siklus II meningkat menjadi 63,89 % dan pada siklus III meningkat menjadi 71,42 %.

B. Saran

(53)
(54)

Ahmadi, Abu. 1978. Didaktik Metodik.C.V. Toha Putra.Semarang.163 Halaman

Am.Sardiman.1994. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar.raja Grafindo Persada.Jakarta.236 Halaman

Arikunto, Suharsimi.1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. 327 halaman

Arends, Richard I. 1997. Classroom Instruction And Management. The Mc Graw Hill Companies.Inc. Unistates Of America.

Dahlan.M,D, 1984. Model-Model Mengajar.PT Diponogoro.Bandung 199 Halaman

Eggen,Paul.D.1996. Strategies For Teacher Teaching Content And Thinking Skills Allyn And Balcon Publishers.United States Of America.329 Halaman

Etin S. dan Raharjo.2007.Cooperatif Learning; Analisis Model Pembelajaran IPS. PT Bumi Aksara.Jakarta.140 Halaman.

http: www.google.co.id. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together

Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000.Pembelajaran Kooperatif.Universitas Negeri Surabaya.Surabaya 65 Halaman.

Lie,Anita.2002.Cooperative Learning.Grasindo Jakarta.95 Halaman.

Nurhadi, dkk.2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning /CTL) dan Penerapannya Dalam KBK. IKIP Malang,Malang 153 Halaman.

Sudjana.2002. Metoda Statisti. PT Tarsito.Bandung. 508 Halaman

Winkel WS.1983. Bimbingan Dan Penyuluhan. Gramedia. Jakarta.566 Halaman

(55)
(56)
(57)
(58)

DENAH LOKASI SMP N 2 SUMBEREJO

KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS

LAPANGAN BASKET

(59)

KELAS VIII Semester 1

1.1 Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk 1.2 Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya

1.3 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan

1.4 Mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan

2. Memahami proses kebangkitan nasional

2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah 2.2 Menguraikan proses terbentuknya kesadaran nasional, identitas Indonesia, dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia

3. Memahami masalah

penyimpangan sosial

3.1 Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (miras, judi, narkoba, HIV/Aids, PSK, dan sebagainya) sebagai akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat

3.2 Mengidentifikasi berbagai upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat

4. Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat

4.1 Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

4.2 Mendeskripsikan pelaku ekonomi: rumah tangga, masyarakat, perusahaan, koperasi, dan negara

4.3 Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat

Kelas VIII, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Memahami usaha persiapan

kemerdekaan

5.1 Mendeskripsikanperistiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan RepublikIndonesia

5.2 Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia

6. Memahami pranata dan penyimpangan sosial

6.1 Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial

6.2 Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat 6.3 Mendeskripsikan upaya pengendalian penyimpangan sosial

7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia

7.1 Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya

(60)
(61)
(62)

KELAS/SEMESTER :VIII/ GANJIL TH PELAJARAN :2012/2013

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

KRITERIA PENETAPAN

1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan

 Menjelaskan keadaan iklim indonesia

 Mengidentifikasi keadaan alam wilayah indonesia  Menjelaskan karakteristik

(63)
(64)

3

 Mengembangkan sikab empati thdpelaku

 Memberi contoh kebutuhan manusia

 Mengidentifiksi faktor yang mempengaruhi kebutuhan

 Menjelaskan kegiatan R

(65)

4.3 Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat

 Menjelaskan r tangga Negara

 Menjelaskan r Tangga Luar negeri

 Menjelaskan R .Tangga Konsumen,produksen negara/luar Negeri

 Mengidentifikasi alat pemuasmanusia

 Menjelaskan pengertian dan fungsi pasar

 Mengelompokan bentuk/jenis pasar

 Mengidentifikasi hub pasar dengan kegiatan ekonomi

Sumberejo 18. Nopember 2013

Tim Penyusun: M . Nasehk .SP.d Guru Mapel IPS

: R U S T O

: IDA Restu Gunarti. SP.d

R U S T O

(66)

Satuan Pendidkan : SMP N 2 Sumberejo Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VIII / I ( satu )

Standar Kompetensi : 2. Memahami Proses Kebangkitan Nasional Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan proses perkembangan

kolonialisme dan imperialisme barat serta pengaruh yang ditimbulkannya diberbagai daerah

Indikator : 1. Mengidentifikasi kebijakan pemerintah kolonil 2. Mengidentifikasikan pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah

1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk perlawanan rakyak dan menentang kolonialisme barat di berbagai daerah

2. Mengidentifikasi daerah penganut agama nasrani

Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai melakukan pembelajaran siswa dapat :

1. Mendeskripsikan tentang contoh kebijakan-kebijakan pemerintahn kolonial

2. Memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah kolonil diberbagai daerah-daerah dengan diskusi kelompok 3. Memahami bentuk-bentuk perlawanan rakyat dalam menentang kolonisme

barat di berbagai daerah dengan membaca reverensi

(67)

2) Pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah kolonil di berbagai daerah

3) Bentuk-bentuk perlawnan rakyat dalam menyerang kolonisme diberbagai daerah

4) Daerah-daerah persebaran agama nasrani

C. Metode Pembelajaran 1. Ceramah bervariasi 2. Diskusi

3. Inquiri 4. Tanya Jawab

5. Obsevasi/ Pengamatan

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1

Pendahuluan + Berdo`a

+ Salam dan menanyakan khabar siswa, memberi semangat  Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan  M enyampaikan QS Al Baqoroh(2)ayat 205

 Motivasi / menarik perhatian siswa agar berkonsentrasi mengikuti pelajaran yang dapat diciptakan dengan cara mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang akan disampaikan :

 Apakah yang dimaksud dengan pembangunan  Apa hakekat dari pembangunan

Kegiatan Inti

 Guru menjelaskan tentang kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial dan pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan tersebut

(68)

 Dengan pemantauan guru sisiwa dipersilahkan mendiskusikan tentang kebijakan yang kelauarkan oleh Deandles Refless system tanam paksa dan system liberal

 Melalui diskusi kelas siswa dapat menyimpulkan tawaran atau membahas tentang kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial

Penutup

 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah di sampaikan

 Melakukan post tes ( pertanyaan dapat berupa lisan/tertulis)

Pertemuan 2 Pendahuluan

 Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan

 Motivasi/ menarik perhatian siswa agar berkonsentrasi mengikuti pelajaran yang dapat diciptakan dengan cara mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang telah disampaikan :

 Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Deandles?

 Kebijakan-kebijakan yang di keluarkan pada masa pemerintahan Raffles?

 Pengaruh-pengaruh yang di timbulkan?

Kegiatan Inti

 Guru menjelaskan tentang bentuk-bentuk perlawanan rakyat dalam menentang kolonialisme barat di berbagai pemerintah

 Guru membentuk kelompok yang tiap kelompok terdidi atas 4 sampai 5 orang dan mengarahkan tehnik pelaksanaannya.

(69)

Penutup

 Membuat kesimpulan bersama-sama dari hasil diskusi dan bagi guru dapat mengacu pada kesimpulan yang ada

 Melakukan refleksi dari materi yang telah disampaikan (berupa pertanyaan lisan/ tertulis)

 Memberikan tugas dari LKS yang berhubungan dengan materi yang telah disampaikan

E. Sumber dan media pembelajaran 1. Bukti sumber yang releven 2. Atlas Sejarah

F. Penilaian

1. Tehnik penilaian : tertulis tes lisan, penugasan

(70)

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VIII / I ( satu )

Standar Kompetensi : 2. Memahami proses kebangkitan nasional

Kompetensi Dasar : 2.2 Menjelaskan proses terbentuknya kesadaran nasional, identitas Indonesia, dan perkembangan perkembangan kebangsaan Indonesia.

Indikator : 1. Menjelaskan pengaruh perluasan kekuasaan kolonil, perkembangan pendidikan barat dan perkembangan pendidikan islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia

1. Mendiskripsikan peranan golongan terpelajar profesionalisme dan pers dalam penumbuh kembangkan kesadaran nasional Indonesia 2. Mendiskripsikan perkembangan pergerakan

nasional dari yang bersifat etnik,

kedaerahan,keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme Indonesia

3. Mendeskripsikan peranan manifesto pilitik 1928 kongres pemuda dan kongres perempuan

pertama dalam pembentukan identitas kebangsaan Indonesia

Alokasi Waktu : 8 jam pelajaran

A. Tujuan Pembelajaran

(71)

Indonesia

1. Mengetahui tentang peranan golongan pelajar, profesional, pers dalam mengembangkan wilayah dan lingkungannya dan membandingkan peranan golongan terpelajar, profesional, pers dan pergerakan nasional. 2. Mendeskripsikan tentang perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik kedarahan keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme Indonesia

3. Memahami peranan manifesto pelitik 1928, dan kongres pemuda, 1928 dan proses perampuan pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia

B. Materi Pelajaran

1. Perkembangan pendidikan barat dan perkembangan pendidikan islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia

2. Pengaruh golongan terpelajar, profesional dan pers dalam penumbuh kembangkan kesadaran nasional Indonesia

3. Perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik, kedaerahan, pengamatan, sampai terbentuknya nasionalisme Indonesia.

4. Peranan manifesto politik 1925, kongres pemuda 1928 dan kongres kelompok pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia

C. Materi Pembelajaran 1. Ceramah bervariasi 2. Diskusi

3. Inquiri 4. Tanya Jawab

4. Obsevasi/ Pengamatan

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

(72)

 Motivasi / menarikperhatian siswa agar berkonsentrasi mengikuti pelajaran yang dapat diciptakan dengan cara mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang akan disampaikan :

 Masih ingatkan kalian tentang perang banjar apa yang dimaksud perang banjar

 Apa yang menyebabkan terjadinya perang banjar

Kegiatan Inti

 Guru menjelaskan tentang perkembangan, pendidikan barat dan perkembangan pendidikan islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia

 Siswa menjelaskan kembali tentang apa yang telah dijelaskan oleh guru  Guru membentuk kelompok yang tiap-tiap kelompok beranggotakan 4

sampai 5 orang dan mengarahkan tehnik pelaksanaannya

 Dengan pemantauan guru sisiwa dipersilahkan mendiskusikan tentang pengaruh golongan barat terhadap bangsa Indonesia

Penutup

 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah di sampaikan

 Melakukan post tes pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah disampaikan

Pertemuan II

Pendahuluan

 Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan

(73)

 Bagaimanakah pekembangan pendidikan islam yang terjadi di Indonesia?

Kegiatan Inti

 Guru menjelaskan tentang peranan golongan terpelajar profesional dan pers dalam mnumbuh kembangkan esadaran nasional Indonesia

 Guru membentuk kelompok yang tiap-tiap kelompok beranggotakan 4 sampai 5 orang dan mengarahkan tehnik pelaksanaannya

 Dengan pemantauan guru sisiwa dipersilahkan mendiskusikan tentang peranan golongan terpelajar, profesional dan pers dalam pengembangan wilayah dan lingkunganmu, kemudian membandingkan peranan yang sama pada masa pergerakan.

Penutup

 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah di sampaikan

 Melakukan post tes pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah disampaikan apakah golongan terdapat dalam menumbuh kembangkan kesadaran nasional Indonesia?

Pertemuan III Pendahuluan

 Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan

 Motivasi/ menarik perhatian siswa agar berkonsentrasi mengikuti pelajaran yang dapat diciptakan dengan :

1. Apakah yang dimaksud dengan golongan terpelajar 2. Serta golongan profesionalisme

kegiatan Inti

(74)

 Dengan pemantauan guru siswa dipersilahkan mendiskusikan tentang organisasi yang bersifat etnik, kedaerahan dan keagamaan.

Penutup

 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah di sampaikan

 Melakukan post tes pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah disampaikan jelaskan pergerakan nasional yang bersifat keagamaan.

Pertemuan IV

Pendahuluan

 Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan

 Motivasi/ menarik perhatian siswa agar berkonsentrasi mengikuti pelajaran yang dapat diciptakan dengan :

1. Organisasi apa yang bersifat etnis 2. Dan organisasi yang bersifat keagamaan

Kegiatan Inti

 Guru menjelaskan tentang peranan manifesto politik 1925 kongres pemuda 1928 dan kongres pertemuan pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia

 Guru membentuk kelompok yang tiap kelompok terdidi atas 4 sampai 5 orang dan mengarahkan tehnik pelaksanaannya

(75)

sampaikan

 Melakukan post tes pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah disampaikan.

E. Sumber dan media pembelajaran 1. Buku sumber yang releven 2. Rublik diskusi

F. Penilaian

(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)

N0 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

JULI AGUSTUS SEPTEMBE OKTOBER NOVEM

BER DESEMBER Berkaitan dengan pertumbuhan Jumlah penduduk.

1.1 Mendiskripsikan kondisi fisik wilayah penduduk

1.2 Mengidentifikasi permasalahan kepen Dudukan dan upaya penanggulangana

2.1Menjelaskan proses perkembangan ko Kolonial dan imperalisme barat

5 JP 3 2

2.2 Menguraiakan proses terbentuknya ke

Sadaran nasional.

5 JP 2 3

3 3.Memahami masalah penyimpangan sosial

3.1Mengidentifikasi berbagai penyakit so Sial (miras,judi,narkoba.HIV,PSK dll )

5 JP 3

3.2 Mengidentifikasi upaya pencegahan sosial

5 JP 2

4 4.Memahami kegiatan pelaku ekonomi dimasyarakat

4.1Mendeskripsikan hub antara kelangkaa

Sumber daya manusia

5 JP 2 3

(82)

ekonomimasyarakat

5 Ulanngan Harian 2 JP

6 Ulangan tengah semester

4 JP

7 Ulangan Semester 2 JP

(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)

Angket Motivasi Belajar Sejarah Siswa

Mata pelajaran : Sejarah

Satuan pendidikan : SMA

Pokok bahasan : …..

Nama : ….

Kelas : ….

1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Number Head Together anda memperoleh pengetahuan mengenai materi pelajaran sejarah secara lebih mendalam ?

a. Selalu c. hampir tidak pernah

b. Sering d. tidak pernah

2.Apakah anda mampu mengerjakan tugas latihan yang diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Number Head Together ?

a. Selalu c. hampir tidak pernah

b. Sering d. tidak pernah

3.Apakah dalam mengerjakan tugas latihan yang diberikan oleh guru anda menggunakan buku paket dan buku penunjang agar tidak mengalami kesulitan ?

(91)

4.Apakah dalam proses pembelajaran sejarah anda selalu bertanya/ berdiskusi dengan teman atau guru jika belum mengerti dengan materi yang anda anggap sulit ?

a. Selalu c. hampir tidak pernah

b. Sering d. tidak pernah

5.Apakah ketika mengerjakan LKK yang diberikan oleh guru anda selalu meniru hasil pekerjaan teman yang lain yang berbeda kelompok dengan anda ?

a. Selalu c. hampir tidak pernah

b. Sering d. tidak pernah

6.Apakah anda merasa bosan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru saat proses pembelajaran sejarah dengan tipe NHT ?

a. Selalu c. hampir tidak pernah

b. Sering d. tidak pernah

7.Apakah anda bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan leh guru ?

a. Selalu c. hampir tidak pernah

b. Sering d. tidak pernah

8.Apakah anda membaca buku sejarah yang lain selain yang diberikan oleh guru ?

(92)

9.Apakah anda mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran ?

a. Sangat kesulitan c. tidak kesulitan

b. Kesulitan d. sangat tidak kesulitan

10. Apakah anda senang jika belajar sejarah dengan menggunakan model NHT ?

a. Sangat senang c. tidak senang

b. Senang d. sangat tidak senang

11.Apakah anda belajar sejarah karena ilmunya sangat berguna bagi anda sendiri ?

a. Sangat setuju c. tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

12.Apakah anda berusaha mengerjakan LKK yang diberikan oleh guru meskipun harus meniru pekerjaan teman ?

a. Selalu c. hampir tidak pernah

b. Sering d. tidak pernah

13.Apakah anda mengerjakan tugas dan latihan yang diberikan oleh guru hanya karena takut dihukum ?

a. Sangat setuju c. tidak setuju

(93)

a. Sangat setuju c. tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

15.Apakah anda belajar dengan giat karena ingin mendapat pujian ?

a. Sangat senang c. tidak senang

b. Senang d. sangat tidak senang

16.Apakah anda lebih senang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler daripada belajar di kelas?

a. Sangat mendukung c. tidak mendukung

b. Mendukung d. sangat tidak mendukung

17.Apakah anda menggunakan fasilitas belajar yang mendukung dalam belajar sejarah ?

a. Sangat setuju c. tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

18.Apakah anda belajar hanya ingin menyenangkan orang tua saja ?

a. Sangat setuju c. tidak setuju

b. Setuju d. sangat tidak setuju

(94)

b. Setuju d. sangat tidak setuju

20.Apakah anda menjadi semangat belajar apabila mendapat support dari guru dan teman-teman anda ?

a. Sangat setuju c. tidak setuju

Gambar

Tabel 1. Enam langkah/fase dalam model pembelajaran kooperatif
Tabel 2. Kategorisasi Motivasi peserta didik.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data yang digunakan adalah hubungan antara panjang usus dan panjang total tubuh ikan, serta jenis makanan yang ada dalam usus ikan untuk

Dengan demikian pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan penerapan alat peraga telah meningkatkan hasil belajar matematika materi kubus dan balok pada siswa

Jadi, berdasarkan teori ini, kurikulum PERMATA menekankan bahawa perkembangan kognitif kanak-kanak pada peringkat ini bukan pada penguasaan mereka terhadap

Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk penyusunan skripsi & tesis , USU Press, Medan.. Maman

Cara mengatasi gangguan pada sistem jaringan tegangan menengah adalah dengan melakukan manuver jaringan distribusi, serta melakukan deteksi ganguan yang merupakan serangkaian

pengajuan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan

a) Bagian pertama , di bagian depan, yaitu nama cabang (alkil). b) Bagian kedua , di bagian belakang, yaitu nama rantai induk. Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam

Saya akan berperan lebih banyak selama belajar matematika dalam kelompok pada hari-hari yang akan datang dan saya yakin hal itu bisa saya lakukan. Berdoalah sebelum