• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Menulis Deskripsi Melalui Pemanfaatan Media Audio Visual Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pecoh Raya Kecamatan Teluk Betung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Menulis Deskripsi Melalui Pemanfaatan Media Audio Visual Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pecoh Raya Kecamatan Teluk Betung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Menulis Deskripsi Melalui Pemanfaatan Media Audio Visual

Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pecoh Raya Kecamatan Teluk Betung Selatan

Tahun Pelajaran 2012/2013 Skripsi

Oleh F A T I M A H

Berdasarkan hasil observasi awal pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN 1 Pecoh Raya, aktivitas dan kemampuan menulis deskripsi siswa masih rendah, ketuntasan belajar siswa baru mencapai 5 orang siswa (20,83%) dari 24 orang siswa dengan KKM 70. Tujuan penelitian adalah meningkatkan aktivitas dan kemampuan menulis deskripsi melalui pemanfaatan media audio visual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) melalui refleksi diri yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) perencanaan (planning); 2) tindakan (action); 3) pengamatan (observation), dan 4) refleksi (reflection). Subjek dalam penelitian ini berjumlah 24 orang, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar panduan observasi dan tes kemampuan menulis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan menulis deskripsi siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai aktivitas siswa pada siklus 1 memperoleh nilai 69,58 dengan kategori cukup, sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 84,58 dengan kategori aktif. Kinerja guru pada siklus 1 memperoleh nilai 71,25 dengan kategori baik, meningkat pada siklus 2 menjadi 83,75 dengan kategori baik. Ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 mencapai 45,84%, dan pada akhir siklus 2 mencapai 91,66%.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada

orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat mengemukakan perasaan, menghubungkan daya khayal, dan secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru.

Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat, apabila dalam pemakaiannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa yang bersangkutan. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun

tulisan hendaknya berupa kata-kata atau kalimat yang tepat dan jelas sehingga menimbulkan makna efektif dan logis.

Penggunaan kata-kata atau kalimat yang jelas sehingga menimbulkan makna yang

efektif dan logis diperlukan kemahiran dalam berbahasa. Kemahiran berbahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan berbahasa, baik dalam penggunaan

secara lisan maupun tertulis agar yang mendengar atau yang diajak bicara dan yang membaca dapat memahami yang kita sampaikan. Keterampilan berbahasa meliputi aspek-aspek menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Berdasarkan

(3)

keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan keterampilan berbicara

dan menulis termasuk keterampilan berbahasa yang produktif. Siswa dikatakan terampil berbahasa jika memiliki dan menguasai empat keterampilan sekaligus,

yakni keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) yang berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2008: 17).

Bersadarkan panduan yang ditetapkan BSNP, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas iv semester dua terdapat empat standar kompetensi, salah satunya mengungkapakn pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak, dengan kompetensi dasar menulis karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf kapital, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain) (BSNP, 2008: 17)

Jenis karangan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu (1) argumentasi, (2) deskripsi, (3) eksposisi, dan (4) narasi. Berdasarkan ketentuan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), menulis deskripsi sebagai kompetensi dasar di

sekolah dasar (BSNP, 2008:17) . Karangan deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari

pengamatan, pengalaman dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya

(Suparno, 2002: 10).

Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Oleh sebab itu, dapat dikemukakan bahwa menulis merupakan

(4)

kepada pembaca sampai dengan menentukan cara mengungkapkan atau

menyajikan gagasan itu dalam rangkaian kalimat. Kegiatan menulis bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan memperluas wawasan karena

sebuah tulisan sangat dipengaruhi oleh wawasan yang dimiliki seseorang yang menulisnya.

Menulis membutuhkan kemampuan mengorganisasikan pikiran, banyak pilihan

kata yang sulit untuk dipakai secara tepat guna membentuk rangkaian kalimat yang mengandung pikiran pokok yang tepat. Kegiatan menulis juga membutuhkan latihan karena dengan berlatih dapat memotivasi diri kita untuk mengembangkan

ide-ide yang kita miliki. Dengan banyak berlatih menulis seseorang akan semakin mahir untuk menuangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya. Setelah terbiasa

menulis, seseorang akan merasa senang atau nyaman untuk menulis, sehingga menulis bukanlah sebagai suatu yang menyebalkan, tetapi sesuatu yang menyenangkan. Sebelum sampai pada rangkaian kalimat yang baik, setiap penulis

harus mampu mengungkapkan pikirannya, minimal lewat apa yang ia lihat.

Selama ini guru lebih banyak menggunakan komunikasi verbal sehingga siswa cenderung bosan. Biasanya guru memberikan topik peristiwa, kemudian

menyuruh siswa mengerjakan tugas menulis dalam bentuk karangan dengan kurun waktu selama satu jam pelajaran. Setelah itu,karangan tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru sehingga sebagian besar siswa hanya dapat

menghasilkan tulisan dalam bentuk karangan yang kurang baik.

(5)

yang kurang maksimal, berada di bawah KKM yaitu 70. Data nilai kemampuan

menulis deskripsi kelas IV selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel: 1.1 Data Nilai Kemampuan Menulis Deskripsi

Kategori Rentang Nilai

Jumlah Siswa

Persentase

(%) Ketuntasan

Baik Sekali 90-100 - - -

Baik 70-89 5 20,83% Tuntas

Cukup 50-69 11 45,83% Belum Tuntas

Kurang 30-49 8 33,34% Belum Tuntas

Sangat Kurang 10-29 - - -

Tuntas 20,83%

Belum Tuntas 79,17%

Berdasarkan Tabel 1.1, terlihat bahwa hanya terdapat 20,83% memperoleh nilai dengan kategori baik berjumlah 5 orang siswa, sedangkan 45,83% memperoleh

nilai dengan kategori cukup berjumlah 11 orang siswa, dan sebanyak 33,34% memperoleh nilai dengan kategori kurang berjumlah 8 orang siswa.

Adapun rendahnya prestasi belajar tersebut disebabkan (1) faktor kesulitan siswa dalam mengekspresikan ide, gagasan, pikiran dalam sebuah kalimat yang baik,

kemudian menyusunnya dalam paragraf, (2) penyampaian materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah yang kurang efektif yang mengakibatkan

komunikasi satu arah, dan (3) kurang adanya media pembelajaran yang mampu menarik minat belajar siswa dan merangsang daya kreativitas siswa. Fenomena ini sungguh menyedihkan. Kondisi serupa terjadi di SDN 1 Pecoh Raya. Oleh karena

itu, guru sebagai salah satu komponen sentral dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran perlu mengadakan kreasi dan inovasi sehingga pembelajaran

(6)

Kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 1 Pecoh Raya kecamatan Teluk Betung

Selatan dalam menulis deskripsi masih terbatas pada menulis karangan yang sederhana dan kurang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan

kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman dan perasaan penulisnya. Pembelajaran keterampilan menulis tanpa media kurang dapat mendorong terlaksananya

kegiatan belajar mengajar keterampilan menulis yang lebih efektif dan efesien.

Mengatasi masalah kurangnya keterampilan menulis siswa, peneliti menggunakan media audio visual dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Solusi penggunaan media audio visual ini diperkuat oleh pendapat Sudjana (1997:3) yang menyatakan “Penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar

siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya”.

Informasi yang dikomunikasikan lewat lambang verbal saja kemungkinan terserapnya amat kecil karena informasi yang demikian merupakan informasi yang abstrak sehingga sangat sulit dipahami dan diresapi oleh siswa. Penggunaan

media audio visual ini menarik bagi siswa karena dari media tersebut siswa dapat mengingat peristiwa yang terjadi untuk diceritakan dan semua siswa memperoleh

kesempatan yang sama selain itu mereka mendapatkan pengalaman yang berharga dan secara tidak langsung dapat meningkatkan minat mereka terhadap keterampilan menulis.

(7)

atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,

pengalaman dan perasaan penulisnya. Dengan melihat fenomena yang terjadi di atas penggunaan media audio visual dapat menjadi salah satu cara yang dapat

digunakan guru agar proses belajar mengajar khususnya dalam pengajaran keterampilan menulis deskripsi dapat mencapai hasil belajar yang baik.

Penelitian yang relevan Pemanfaatan Media Audio Visual untuk Meningkatkan

Kemampuan Menulis Narasi pada Siswa Kelas VII SMP Islam Al Hadi Tahun Pelajaran 2008/2009.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin meneliti aktivitas dan kemampuan

menulis deskripsi melalui pemanfaatan media audio visual siswa kelas IV SD Negeri 1 Pecoh Raya, Kecamatan Teluk Betung Selatan tahun pelajaran 2012/2013.

B.Identifikasi Masalah

1. Siswa mengalami kesulitan dalam mengekspresikan ide gagasan, pikiran

dalam kalimat yang baik.

2. Metode ceramah masih mendominasi proses pembelajaran.

3. Kurangnya media pembelajaran yang menarik minat belajar siswa dan merangsang daya kreativitas siswa.

4. Kemampuan siswa menulis deskripsi siswa masih rendah.

(8)

C.Perumusan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa menulis deskripsi melalui

pemanfaataan media audio visual siswa kelas IV SD Negeri 1 Pecoh Raya, Kecamatan Teluk Betung Selatan tahun pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis deskripsi melalui pemanfaataan media audio visual siswa kelas IV SD Negeri 1 Pecoh Raya, Kecamatan Teluk Betung Selatan tahun pelajaran 2012/2013?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan aktivitas belajar menulis deskripsi melalui pemanfaataan media audio visual siswa kelas IV SD Negeri 1 Pecoh Raya, Kecamatan

Teluk Betung Selatan tahun pelajaran 2012/2013.

2. Meningkatan kemampuan menulis deskripsi melalui pemanfaatan media audio visual siswa kelas IV SD Negeri 1 Pecoh Raya, Kecamatan Teluk

Betung Selatan tahun pelajaran 2012/2013.

E.Manfaat Penelitian

Segala sesuatu yang dimulai dengan suatu prosedur yang sistematik, pasti mempunyai kegunaan baik secara langsung maupun tak langsung. Demikian juga

(9)

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk pembelajaran menulis.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian penelitian tindakan kelas serta menambah khasanah pengetahuan di dunia ilmu psengetahuan dan

meningkatkam mutu pendidikan di sekolah dasar. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Meningkatkan kinerja guru karena dengan media audio visual dapat mengefektifkan waktu pembelajaran.

2) Media audio visual sebagai sarana bagi guru untuk memotifasi siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis.

3) Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga dapat menarik perhatian siswa.

b. Bagi siswa

Siswa dapat membiasakan diri belajar melalui media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi.

c. Bagi Sekolah

Sekolah mengetahui bahwa media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi, sehingga sekolah berusaha melengkapi

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Belajar

1. Pengertian Belajar

Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar.

Belajar menurut Hamalik (2001: 28), belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku

tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Slameto (2010:2) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan, Sardiman (2003:22) menyatakan belajar merupakan

suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru

(11)

2. Aktivitas Belajar

Disadari atau tidak, setiap individu tentu pernah melakukan aktivitas belajar, karena aktivitas belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang mulai

sejak lahir sampai mencapai umur tua.

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiataan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap dan keterampilan pada

siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja (Fikri Subi Natuna.com, 2008). Menurut KBBI (2007: 25), aktivitas adalah kegiatan; keaktifan. Sedangkan belajar adalah berusaha, memperoleh kepandaian ilmu. Jadi aktivitas belajar

adalah kegiatan atau keaktifan dalam memperoleh kepandaian ilmu.

Jenis-jenis aktivitas belajar siswa digolongkan menjadi:

a. Visual Activities yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa dalam melihat, mengamati, dan memperhatikan.

b. Oral Activities yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mengucapkan, melafazkan, dan berfikir.

c. Motor Activities yaitu segala kegiatan jasmani siswa untuk mengekspresikan bakat yang dimilikinya (Fikri Subi Natuna.com, 2008).

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik yang diperoleh setelah

mengikuti pembelajaran selama kurun waktu tertentu yang relatif menetap. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.

Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,

(12)

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar

mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap

dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

B.Konsep Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa Indonesia yang diajarkan di sekolah. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan

(komunikasi) dengan menggunakan bahan tulis sebagai alat atau medianya (Suparno, 2002: 1-3). Menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui

media bahasa (Nurgiantoro, 2001: 298). Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu (Tarigan, 2005: 21). Menulis merupakan proses perubahan bentuk pikiran atau

(13)

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis dapat

didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) baik berupa pikiran maupun perasaan dengan menggunakan bahan tulis sebagai alat

atau medianya.

2. Tujuan Menulis

Menulis karangan bertujuan untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, maksud

kepada orang lain secara jelas dan efektif, dan agar pembaca terinspirasi. Hal-hal lain dari tujuan menulis itu sendiri dapat dibedakan menjadi: 1. memberitahu dan memberi informasi;

2. menggerakkan hati, menggerakkan perasaan, mengharukan; karangan yang memang ditunjukkan untuk menggugah perasaan atau mempengaruhi dan membangkitkan simpatik, dan

3. campuran kedua hal tersebut, yaitu memberitahu dan mempengaruhi. (Widyamartaya dalam Astri, 1992: 130).

Hugo Harting dalam Tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis:

1. Tujuan penugasan, sebenarnya tidak memiliki tujuan karena orang yang menulis melakukannya karena tugas yang diberikan kepadanya.

2. Tujuan altruistik, penulis bertujuan untuk menanyakan pembaca, ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.

3. Tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

4. Tujuan informasional penulis bertujuan member informasi atau keterangan kepada para pembaca.

5. Tujuan pernyataan diri penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada pembaca.

6. Tujuan kreatif penulis bertujuan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik nilai-nilai kesenian.

(14)

3. Ciri- ciri Tulisan yang Baik

Maksud dan tujuan sang penulis yaitu agar sang pembaca memberikan respon yang diinginkan oleh sang penulis terhadap tulisannya, maka dia harus

menyajikan tulisan yang baik.

Adapun ciri-ciri tulisan yang baik, yaitu:

1) tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis mempergunakan nada yang serasi;

2) tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh;

3) tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis dengan jelas dan tidak samar-samar, memanfaatkan struktur kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang diinginkan oleh sang penulis. Dengan demikian, para pembaca tidak usah bersusah-susah bergumul memahami makna yang tersurat dan tersirat;

4) tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis secara meyakinkan, menarik minat para pembaca terhadap pokok pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal dan cermat serta teliti mengenai hal itu. Dalam hal ini haruslah dihindari penggunaan kata-kata dan pengulangan frase-frase yang tidak perlu. Setiap kata haruslah menunjang pengertian yang serasi, sesuai dengan yang diinginkan oleh sang penulis; 5) tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk mengritik

naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya. Merevisi naskah pertama merupakan kunci bagi penulisan yang tepat guna atau penulisan efektif;

6) tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan sang penulis dalam naskah atau manuskrip, kesudian mempergunakan ejaan dan tanda baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca (Tarigan dalam Astri, 2010: 24-25).

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil simpulan bahwa ciri-ciri tulisan yang

baik yaitu tulisan yang mencerminkan kemampuan sang penulis dalam mempergunakan nada yang serasi, menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh, menulis dengan jelas dan meyakinkan serta mampu

(15)

4. Menulis Karangan

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis

sebagai alat atau medianya. Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca (Tarigan,

2005: 21). Menulis karangan pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan menggunakan bahasa tulis (Suparno dan Yunus, 2008: 3.31).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis karangan

adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan menggunakan bahasa tulis.

5. Unsur-unsur Karangan

Sebuah karangan dapat dikatakan baik berdasarakan unsur-unsur yang membangan karangan tersebut. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga menjadi kesatuan yang utuh untuk membangun sebuah karangan

yang baik.

Unsur-unsur tersebut meliputi: 1. Isi Karangan

Isi karangan merupakan gagasan yang mendasari keseluruhan karangan. Gagasan yang baik didukung oleh: (a) pengoperasian gagasan, yaitu kepaduan hubungan antar paragraf, (b) kesesuaian isi dengan tujuan penulisan, dan (c) kemampuan mengembangkan topik. Pengembangan topik yang baik adalah menghembangkan secara tuntas, rinci, dan tunggal.

2. Aspek Kebahasaan

a. Penggunaan kalimat efektif. Kalimat efektif berperan memberikan informasi kepada pembaca secara tepat sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca.

(16)

akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penulisan kata, penggunaan huruf kapital dan tanda baca.

c. Ketepatan pemilihan kata (diksi). Untuk mencapai ketepatan pilihan kata yang akan digunakan olehg pengarang, ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan antara lain: (1) membedakan secara cermat denotasi dan konotasi, (2) membedakan secara cermat kata-kata yang hampir bersinonim, (3) menghindari kata-kata ciptaan sendiri, dan (4) membedaan kata umum dan kata khusus.

3. Teknik Penulisan

Penggunaan tulisan yang baik, yang dapat dilihat dari kerapian karangan, ketertarikan judul dengan isi karangan, kesan umum yang menarik bagi pembaca (Keraf, 2007: 88-89).

6. Fungsi Menulis Karangan

Mengarang dapat dikatakan sebagai proses pengungkapan ide, gagasan,

angan-angan, dan perasaan yang disampaikan melalui unsur-unsur bahasa, oleh karena itu menulis karangan memiliki beberapa fungsi.

Fungsi menulis karangan adalah sebagai berikut:

1. memperdalam suatu ilmu dan penggalian hikmah pengalaman-pengalaman; 2. membuktikan sekaligus menyadari potensi ilmu pengetahuan, ide, dan

pengalaman hidupnya;

3. bisa menyumbangkan pengalaman hidupnya dan ilmu pengetahuan serta idenya yang berguna bagi masyarakat;

4. untuk meningkatkan prestasi kerja serta memperluas media profesi;

5. memperlancar mekanisme kerja serta masyarakat intelektual, dialog ilmu pengetahuan dan humaniora, pelestarian, pengembangan dan penyempurnaan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai hayati humaniora tersebut (Widyamartaya, 2000: 130).

C.Karangan Deskripsi

1. Pengertian Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi merupakan salah satu jenis karangan yang harus dikuasai siswa. Karangan ini sudah diperkenalkan sejak kelas IV SD. Karangan deskripsi

(17)

memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 2005:

93).

Karangan deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek

yang sebenarnya (Finoza, 2008: 233-247).

Karangan deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman dan perasaan

penulisnya. Sasarannya adalah memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa

yang dialami penulisnya (Suparno, 2002: 10).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman dan perasaan penulisnya. Sasarannya

adalah memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami

penulisnya.

2. Macam-macam Karangan Deskripsi

Berdasarkan teknik pendekatannya karangan deskripsi terbagi menjadi dua yaitu: deskripsi ekspositoris dan deskripsi impresionistis. Deskripsi ekspositoris adalah

deskripsi yang sangat logis, yang isinya merupakan daftar, rincian, semuanya, atau yang menurut penulisnya hal yang penting-penting saja,yang disusun

(18)

impresionistis atau deskripsi simulative adalah deskripsi yang menggambarkan

inspirasi penulisnya, atau untuk menstimulus pembacanya (Dalman, 2012: 97-99). Contoh karangan deskripsi ekspositoris.

Angkutan kota di Jakarta banyak yang sudah reyot, kebersihannya pun tidak terpelihara. Di lantai bis banyak berserakan segala macam sampah dan debu. Asap hitam yang biasanya terpelihara ke luar dari kendaraan menambah sesak udara di dalam bis. Para penumpang selalu berjubel, dan mereka biasanya meludah seenaknya di lantai bis.

Para penumpang dengan profesi yang berbeda biasanya membawa barang-barang dan segala perlengkapan lainnya yang berbeda-beda pula. Mereka tidak pilih bulu. Lelaki, wanita, tua, muda, semua yang lengah pasti dicopet.

Banyak terlihat penjual makanan dan minuman serta mainan anak-anak yang masuk ke dalam bis. Juga tidak jarang biasanya satu atau dua orang pengamen yang dengan sengaja melantunkan lagu-lagunya untuk menghibur para penumpang dengan harapan imbalan uang kecil dari pendengarnya. Selain itu biasanya ada pula penjaja majalah, yang menawarkan majalah aneka warna, dengan harga murah, tetapi ternyata majalah yang mereka jual adalah terbitan tahun lalu (Dalman, 2012: 98).

3. Ciri-ciri Karangan Deskripsi

Tiap jenis karangan memiliki ciri-ciri tertentu, begitu pula dengan karangan deskripsi.

Menurut Keraf (2005: 98) ciri-ciri karangan deskripsi adalah sebagai berikut: 1. Berisi perincian-perincian sehingga objeknya seolah-olah terpajang di depan

mata pembaca.

2. Dapat menimbulkan kesan dan daya khayal pembaca.

3. Berisi penjelasan yang menarik perhatian orang lain atau pembaca.

4. Menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek itu.

5. Menggunakan bahasa yang cukup hidup, kuat, dan bersemangat serta konkrit.

Karangan deskripsi mempunyai ciri-ciri khas, yaitu sebagai berikut. a. deskripsi lebih memperlihatkan detail atau perincian tentang objek;

b. desktipsi bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca;

c. deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah;

(19)

4. Aspek Penilaian Karangan Deskripsi

Menurut Dalman (2012:103) ada beberapa aspek yang akan dinilai dalam bentuk suatu karangan deskripsi antara lain:

a. kesesuaian judul dengan isi karangan; b. penggunaan dan penulisan ejaan; c. pilihan kata atau diksi;

d. struktur kalimat;

e. keterpaduan antarkalimat (dari segi ide); f. keterpaduan antar paragraf (dari segi ide); g. isi keseluruhan;

h. kerapihan.

Peneliti memilih aspek kesesuaian judul dengan isi karangan, pilihan kata atau diksi, penggunaan ejaan, dan isi keseluruhan.

5. Tes Kemampuan Menulis

Tes kemampuan menulis dapat dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dan dapat pula dilakukan ujian khusus di luar kegiatan pembelajaran yang sengaja diselenggarakan untuk keperluan itu.

Tes kemampuan menulis yang dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran diantaranya berupa latihan-latihan melakukan aktivitas, misalnya berupa : (1) menulis suatu wacana dengan ejaan yang benar, (2) membuat kalimat dengan pola-pola tertentu, (3) membuat berbagai jenis paragraf, (4) membuat berbagai jenis surat, (5) membuat rangkuman dan atau ikhtisar bacaan, (6) menuliskan kembali isi suatu acara tertentu dari televisi, (7) mengarang bebas dengan topik tertentu, dan lain-lain. Secara umum tes menulis dapat diselenggarakan secara terbatas dan secara bebas. Pada tes menulis jenis pertama, siswa menulis dengan batasan-batasan tertentu. Batasan itu dapat berupa masalah dan judul yang sudah ditetapkan, disamping waktu dan panjang tulisan, bahkan mungkin gaya bahasa yang digunakan. Sebaliknya, pada tes menulis bebas peserta dapat menentukan sendiri apa yang akan ditulisnya, dan bagaimana menyusun tulisannya, dengan rambu-rambu yang ditetapkan secara minimal (Tarigan, 2005: 32).

Menurut Nurgiantoro (2001: 273) mengemukakan bahwa tes yang dapat disusun melalui kemampuan menulis adalah sebagai berikut:

(1) Tugas menyusun Alinea

(20)

(5) Menulis Laporan (6) Menulis Surat

(7) Menulis Berdasarkan Tema Tertentu (Mengarang).

6. Langkah-langkah Menulis Deskripsi

Menyusun karangan deskripsi tidak boleh sembarangan, melainkan ada langkah dalam menyusun deskripsi, sehingga karangan deskripsi tersusun dengan baik. Menurut Suparno (2002: 421) langkah-langkah menulis deskripsi sebagai berikut: 1. Menentukan apa yang akan dideskripsikan, apakah akan mendeskripsikan

orang atau tempat.

2. Merumuskan tujuan pendiskripsian yaitu apakah deskripsi dilakukan sebagai alat bantu karangan narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi.

3. Menetapkan bagian yang akan dideskripsiakan. Kalau yang dideskripsikan orang, apakah yang dideskripsikan itu ciri-ciri fisik, watak gagasannya, atau benda-benda disekitar tokoh.

4. Merinci dan mensistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan. Hal-hal yang ditampilkan untuk membantu memunculkan kesan dan gambaran kuat mengenai sesuatu yang dideskripsikan.

Kosasih (2003: 27-38) menyarankan bahwa langkah-langkah menyusun karangan deskripsi sebagai berikut.

1. menentukan topik, tema, dan tujuan karangan; 2. merumuskan judul karangan;

3. menyusun kerangka karangan; 4. mengumpulkan bahan/data;

5. mengembangkan kerangka karangan;

6. membuat cara mengakhiri dan menyimpulkan tulisan; 7. menyempurnakan karangan.

7. Kriteria Karangan yang Baik

Menulis karangan yang baik, penulis harus memenuhi beberapa kriteria yang

(21)

Menurut Dalman (2012: 100) kriteria karangan yang baik: 1) Tema

Tema adalah hal yang mendasari karangan/tulisan kita. Untuk membuat karangan yang baik diperlukan tema atau topik. Keberhasilan mengarang banyak ditntukan oleh tepat atau tidaknya tema/topik yang dipilih.

2) Ketepatan Isi dalam Paragraf

Paragraf harus memiliki ide pokok, oleh karena itu paragraf yang baik harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut.

a. Kesatuan

Kesatuan dalam paragraf adalah semua kalimat yang membina paragraf harus secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau tema tertentu. b. Kepaduan

Kepaduan dalam paragraf adalah kekompakan hubungan antarkalimat yang satu dengan yang lain dan membentuk paragraph.

c. Perkembangan

Perkembangan karangan adalah penyusunan atau perincian ide yang membina karangan.

3) Kesesuaian Isi dengan Judul

Karangan yang baik harus memiliki kesesuaian antara isi dengan judul. Judul sebuah karangan akan menggambarkan isi secara keseluruhan.

4) Ketepatan Susunan Kalimat

Struktur sebuah kalimat sangat penting, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca menangkap ide pokok dalam paragraf. Kalimat harus disusun berdasarkan kaidah yang berlaku. Kaidah bahasa meliputi:

a. unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat; b. aturan tentang ejaan yang disempurnakan;

c. cara memiliki kata dalam kalimat; d. ketepatan pemilihan kata atau diksi. 5) Ketepatan Penggunaan Ejaan

Penggunaan ejaan dalam karangan hendaknya berpedoman pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Hal ini berarti bahwa ejaan memegang peranan penting.

Menurut Nursisto (1999: 47) kriteria karangan yang baik adalah sebagai berikut. 1. Berisi hal-hal yang bermanfaat.

2. Pengungkapan jelas

3. Penciptaan kesatuan dalam pengorganisasian. 4. Efektifitas dan efisien.

5. Ketepatan penggunaan bahasa. 6. Terdapat variasi kalimat. 7. Vitalitas.

(22)

D. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media

Media sebagai alat komunikasi akan menghasilkan pengaruh baik sosial maupun

psikologis pada pendengar dan pembacanya. Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada

umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya.

Menurut Djamarah (2006: 121) media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.

Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat

merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya (Suliani, 2004: 55).

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut di atas, peneliti mengacu pada pendapat yang mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan

pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya (Suliani, 2004: 55).

2. Ciri-Ciri Umum Media

Media pembelajaran memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang berbeda menurut tujuan atau maksud pengelompokannya. Berikut ini karakteristik atau ciri-ciri media pembelajaran secara umum.

Beberapa karakteristik/ ciri media pembelajaran sebagai berikut:

(23)

2. Media pembelajaran memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai soft ware (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang meupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. 3. Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.

4. Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik dalam kelas maupun di luar kelas.

5. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

6. Media pembelajaran dapat digunakan secara massa (misalnya: radio, televisi) kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: slide, film, vidio,OHP) atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio, tape/kaset video recorder).

7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan suatu ilmu (Arsyad, 2002:14).

3. Manfaat, Tujuan, dan Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang dipakai dalam proses pembelajaran memiliki manfaat

yang dapat menarik minat siswa untuk belajar sehingga nilai siswa dapat meningkat. Hamalik dalam Arsyad (2002: 15) berpendapat bahwa “pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.

Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2002: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yakni:

a) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

b) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;

c) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui peraturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apa lagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran, dan

(24)

Media pembelajaran yang digunakan di sekolah dapat membantu guru untuk

mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu media pembelajaran memiliki tujuan. Media adalah alat bantu mengajar guru dengan beberapa tujuan tertentu, antara

lain: 1) mempermudah proses belajar mengajar; 2) meningkatkan efisiensi belajar mengajar; 3) menjaga relevansi dengan tujuan belajar; 4) membantu konsentrasi

siswa dalam belajar.

Sebagai alat bantu proses pembelajaran, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi/nilai praktis, berikut ini fungsi/nilai praktis media pembelajaran.

Media mempunyai nilai praktis yaitu:

1. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki peserta didik. 2. Media dapat mengatasi ruang kelas.

3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungan.

4. Media menghasilkan keragaman pengamatan.

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realitas. 6. Media dapat membangkitkan keinginan dan semangat baru.

7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar.

8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret sampai yang abstrak (Suliani, 2004: 57).

Media adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Tetapi mengingat akan beraneka ragamnya serta masing-masing media

mempunyai karakteristik sendiri, maka kita harus berusaha memilihnya dengan cermat agar dapat digunakan secara tepat. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media antara lain: tujuan yang ingin dicapai,

(25)

4. Macam-Macam Media

Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan

dari bahan serta cara pembuatannya. Berikut macam-macam media dilihat dari jenisnya.

Dilihat dari jenisnya, media dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelaianan dalam pendengaran.

2. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan.

3. Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi ke dalam:

a. Audiovisual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara, dan cetak suara.

b. Audiovisual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan vcd (Djamarah dan Zain, 2006: 124-125).

5. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media

Ketika suatu media akan dipilih, ketika suatu media akan dipergunakan, ketika

itulah beberapa prinsip perlu guru perhatikan dan dipertimbangkan.

Djamarah dan Zain (2006: 126-127) menyebutkan prinsip-prinsip dalam pemilihan media sebagai berikut:

1. Tujuan Pemilihan

Memilih media harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. 2. Karakteristik Media Pengajaran

Guru harus memahami karakteristik media yang akan digunakan. 3. Alternative Pilihan

(26)

6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi dalam Pemilihan Media

Agar media pembelajran yang dipilih itu tepat, di samping memenuhi prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor dan kriteria yang perlu

diperhatikan.

Faktor-faktor yang memengaruhi dalam pemilihan media:

1. Objektifitas, artinya guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi.

2. Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya.

3. Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran.

4. Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan (Djamarah dan Zain, 2006: 128-129)

7. Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi media audio dan media visual.

Media audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan

perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) meliputi yang dapat dilihat, didengar, dan yang dapat dilihat dan didengar (Rohani, 1997: 98).

Menurut Arsyad (2010: 30) media audio visual adalah media yang digunakan untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio (suara) dan

visual (gambar). Sadiman (2005: 67) berpendapat bahwa media audio visual merupakan media pandang dengar yang amat besar kemampuannya dalam

(27)

audio visual adalah media komunikasi yang dapat didengar dan dapat dilihat

(Suleiman, 1988: 11).

Dari ketiga pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat yang mengemukakan bahwa media audio visual adalah media intruksional modern yang

sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) meliputi yang dapat dilihat, didengar, dan yang dapat dilihat dan didengar

(Rohani, 1997: 98). Media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah film kartun. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, media audio visual dalam bentuk film katun dianggap sangat efektif digunakan

sebagai alat bantu pembelajaran, karena mampu menampilkan unsur gambar (visual) dan pendengaran (audio) yang akan dipelajari siswa dengan jelas dan

menarik sehingga merangsang minat serta motivasi belajar.

Media audio visual berupa film/VCD dapat digunakan sebagai media karena menggambarkan suatu proses secara tepat, dapat disaksikan secara berulang-ulang, sehingga siswa memeroleh tanggapan yang lebih jelas dap tidak mudah dilupakan. Film/VCD dapat mengatasi keterbatasan terhadap ruang dan waktu kehidupan manusia yang berada di tempat yang jauh, dari masa lalu, masa sekarang, dan akan datang. Seiain itu, dapat direproduksikan dan dibawakan kepada kita sebagai suatu "realita", sedangkarn dalam keadaan sebenarnya kita tidak mungkin melihatnya sendiri (Suliani, 2004: 92).

8. Jenis-Jenis Media Audio Visual

Media audio visual dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristiknya.

Menurut Rohani (1997: 98) mengelompokkan media audio visual menjadi dua macam, antara lain.

(28)

a. dapat menikmati kejadian dalam waktu yang lama pada suatu proses atau peristiwa tertentu,

b. penerima pesan akan memperoleh tanggapan yang lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, karena antara melihat dan mendengar dikombinasikan menjadi sara,

c. dengan teknik slow-mation dapat mengikuti suatu gerakan atau aktivitas yang berlangsung cepat,

d. dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, dan

e. dapat membangun sikap, perbuatan, dan membangkitkan emosi dan mengembangkan problem.

2. Televisi

Spesifikasi dari TV sebagai media intruksional edukatif serta implikasinya

dalam pendidikan antara lain

a. kenyataan yang ditayangkan konkret dan langsung

b. melalui indra penglihatan dan pendengaran, TV dapat membawa kontak dengan peristiwa nyata dan langsung,

c. memberikan tantangan untuk mengetahui lebih lanjut, d. keseragaman komunikasi,

e. keterangan ringkas yang diprogramkan harus bersifat komperehensif. Jenis media audio visual yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah film kartun. Film dapat memberikan penggambaran yang paling mendekati

pengalaman yang sebenarnya secara menarik. Unsar gambar bergerak dan unsur suara pada film memberikan pengalaman yang bersifat konkret tersebut.

9. Kelebihan Media Audio Visual

Media audio visual memiliki beberapa kelebihan dibandingkan media pembelajaran lainnya.

Menurut Arsyad (2010: 49), media audio visual dalam bentuk film/VCD dalam pengajaran memiliki banyak kelebihan antara lain;

a) dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar pada siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktek, dan lain-lain;

(29)

c) dapat mendorong dan meningkatkan motivasi belajar, dan dapat menanamkan sikap segi-segi afektif lainnya;

d) dapat menyajikan peristiwa secara nyata;

e) dapat ditunjukkan kepada kalompok besar/kecil, heterogen maupun perseorangan.

10. Kekurangan Media Audio Visual

Meskipun film mempunyai kelebihan, sebagai alat audio visual film juga mempunyai banyak kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain, yaitu

a) film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan saat film berputar, meskipun film dapat dihentikan sementara waktu untuk memberi penjelasan namun hal itu akan mengganggu keasyikan penonton dan memperpanjang waktu;

b) jalan cerita film terlalu cepat sehingga tidak semua siswa dapat mengikutinya dengan baik terlebih apabila dipertunjukkan kepada siswa yang kurang pendidikannya, karena mereka tidak dapat mencerna sesuatu yang berlalu dihadapan mereka dalam tempo yang begitu cepat;

c) biaya pemakaian film tinggi dan perawatannya mahal;

d) film/VCD yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. (Arsyad, 2010: 49)

11. Prosedur Pemanfaatan Media Audio Visual

Pemanfaatan media pembelajaran tidak boleh asal-asalan menurut keinginan guru, tidak terencana, dan sistematik. Guru harus memanfaatkan media audio visual

menurut langkah-langkah tertentu, dengan perencanaan yang sistematik.

Prosedur pemanfaatan media audio visual yang dapat ditempuh guru pada waktu proses mengajar:

1) Perumusan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media audio visual. 2) Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media audio

visual yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.

3) Persiapan kelas. Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan, sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan media audio visual.

4) Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media audio visual. Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media audio visual. Guru memanfaatkan film/vcd dalam proses belajar mengajar.

(30)

6) Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media audio visual sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa (Sudjana 2006 : 134).

E.Hipotesis Tindakan

Jika pemanfaatan media audio visual digunakan dengan langkah-langkah yang

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (clasroom action research) yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas IV SDN 1 Pecoh Raya Kecamatan Teluk Betung Selatan.

Pemilihan metode ini didasarkan pendapat bahwa penelitian tindakan kelas mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesional guru dalam proses pembelajaran di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa (Hopkins, dalam Sakwan 2009: 44). Adapun siklus yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

[image:31.595.176.461.470.701.2]
(32)

Penelitian tindakan yang dipilih adalah penelitian self-reflecive inquiri, atau

penelitian melalui refleksi diri. Yaitu guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri, berarti guru mencoba mengingat kembali apa yang dikerjakan di dalam

kelas, apa dampak tersebut bagi siswa, guru mencoba memikirkan mengapa dampaknya seperti itu.

Guru mencoba menemukan kelemahan dan kekuatan dari tindakan yang

dilakukannya dan berusaha memperbaiki kelemahan dan mengulangi kebihan untuk menyempurnakan tindakan yang dianggapnya sudah baik. Dengan demikian, data yang dikumpulkan dari praktik sendiri bukan dari sumber data

yang lain. Pengumpul data adalah guru yang terlibat dalam kegiatan praktik, sehingga guru mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai guru dan peneliti. Guru

bukan hanya sekedar pelaksana pembelajaran, tetapi berperan secara aktif dari tahap perencanaan hingga tahap evaluasi dan refleksi hasil tindakan.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Pecoh Raya, Kecamatan Teluk Betung Selatan tahun pelajaran 2012/2013.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013

selama 3 bulan, sejak bulan Desember 2012 s/d bulan Februari 2013. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV dan

(33)

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Pecoh Raya, Kecamatan Telukbetung Selatan tahun

pelajaran 2012/2013 berjumlah 24 orang, yang terdiri atas 11 orang laki-laki dan 13 orang perempuan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan. a. Non Tes

Non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan kinerja

guru selama proses penelitian. b. Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan data nilai kemampuan menulis

deskripsi siswa guna mengetahui hasil belajar setelah menggunakan media audio visual pada siswa kelas IV SDN 1 Pecoh Raya, Kecamatan Teluk

Betung Selatan.

Alat pengumpulan data selama penelitian. a. Tes kemampuan menulis.

b. Lembar panduan observasi.

D. Teknik Analisis Data 1. Analisis Aktivitas Siswa

(34)

1) Membaca dan menskor lembar aktivitas belajar siswa perindikator.

2) Menjumlah skor secara utuh

3) Menentukan tingkat aktivitas belajar siswa berdasarkan tolok ukur.

4) Menghitung rata-rata aktivitas belajar siswa berdasarkan tolok ukur.

Keterangan:

N = nilai rata-rata

[image:34.595.113.463.333.422.2]

∑ X = jumlah skor aktivitas belajar siswa n = jumlah skor maksimal

Tabel 3.2 Tolok Ukur Aktivitas Siswa

Rentang Nilai Skor Keterangan

90 – 100 5 Aktif Sekali

70- 89 4 Aktif

50 – 69 3 Cukup

30 – 49 2 Kurang

10 – 29 1 Sangat Kurang

(Diadaptasi dari Hartika, 2010: 39)

2. Analisis Kinerja Guru

Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Membaca dan menskor lembar kinerja guru peraspek.

2) Menjumlah skor secara utuh.

3) Menentukan tingkat kinerja guru peraspek berdasarkan tolok ukur. 4) Menghitung nilai rata-rata kinerja guru berdasarkan tolok ukur.

Keterangan:

N = nilai rata-rata

(35)
[image:35.595.117.462.114.203.2]

Tabel 3.3 Tolok Ukur Kinerja Guru

Rentang Nilai Skor Keterangan

90 – 100 5 Baik Sekali

70- 89 4 Baik

50 – 69 3 Cukup

30 – 49 2 Kurang

10 – 29 1 Sangat Kurang

(Diadaptasi dari Nurgiantoro, 1995: 393)

3. Analisis Kemampuan Menulis Deskripsi

Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Membaca dan menskor setiap lembar hasil pekerjaan siswa perindikator

( judul, isi karangan, pilihan kata, dan pemakaian ejaan).

2) Menghitung tingkat kemampuan siswa menulis deskripsi melalui pemanfaatan media audio visual.

3) Menghitung kemampuan siswa menulis deskripsi melalui pemanfaatan media audio visual berdasarkan tolok ukur yang digunakan.

Keterangan:

N = nilai rata-rata

∑ X = jumlah skor kemampuan menulis n = jumlah skor maksimal

Tabel 3.4 Tolok Ukur Kemampuan Menulis Deskripsi melalui Pemanfaatan Media Audio Visual

Rentang Nilai Skor Keterangan

90 - 100 5 Baik Sekali

70- 89 4 Baik

50 - 69 3 Cukup

30 - 49 2 Kurang

10 - 29 1 Sangat Kurang

[image:35.595.113.465.628.723.2]
(36)

E. Instrumen Penelitian

[image:36.595.113.458.167.460.2]

1. Instrumen Aktivitas Siswa Tabel 3.5 Instrumen Aktivitas Siswa

No Aktivitas Siswa Nama Siswa K et ekun an B el aj ar K ed isi p li n an Sis w a K eak ti fan Sis w a K ean tus iasan Sis w a Sk or Pero lehan N il a i K at egor i Skor Perolehan Skor Maksimal Persentase Kategori Keterangan:

Kolom aktivitas siswa diisi dengan angka sesuai kriteria berikut. 1 = Sangat Kurang

2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Aktif 5 = Aktif Sekali

Tabel 3.6 Tolok Ukur Aktivitas Siswa

Rentang Nilai Skor Keterangan

90 - 100 5 Aktif Sekali

70- 89 4 Aktif

50 - 69 3 Cukup

30 - 49 2 Kurang

10 - 29 1 Sangat Kurang

[image:36.595.115.462.637.726.2]
(37)

2. Instrumen Kinerja Guru

Data kinerja guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pemanfaatan media audio visual

[image:37.595.114.518.223.730.2]

berlangsung di sekolah.

Table 3.7 Instrumen Kinerja Guru

No Aspek yang diamati Skor

Perolehan

Skor Mak. I Kesiapan Guru

1. Kelengkapan RPP. 5

2. Kelengkapan media, mengecek data, dan kesesuaian media dengan indikator yang ingin dicapai.

5

3. Referensi mata pelajaran bahasa indonesia yang menunjang.

5

Rata-rata II Pelaksanaan

Pendahuluan

1. Menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran 5 2. Memotivasi siswa dengan memberikan gambaran

dalam membuat karangan deskripsi.

5

Kegiatan Inti

1. Guru memberikan contoh karangan deskripsi dan film. 5 2. Guru menjelaskan tentang karangan deskripsi. 5 3. Guru membimbing siswa dalam menentukan judul

karangan.

5

4. Guru membimbing siswa dalam mengoreksi pilihan kata dan pemakaian ejaan yang tepat.

5

5. Guru menjelaskan film terkait dengan membuat karangan deskripsi.

5

6. Guru menugaskan siswa untuk menulis deskripsi melalui pemanfaatan media audio visual.

5

Penutup

1. Menegaskan kembali konsep-konsep penting yang harus dikuasai siswa tentang karangan deskripsi.

5

2. Menutup pembelajaran. 5

Rata-rata

III Pengelolaan Waktu 5

Rata-rata

IV Antusiasme Kelas

1. Siswa Antusias 5

2. Guru Antusias 5

Rata-rata

Jumlah skor 80

(38)

Keterangan:

1 = Sangat Kurang 2 = Kurang

[image:38.595.113.466.210.302.2]

3 = Cukup 4 = Baik 5 = Baik Sekali

Tabel 3.8 Tolok Ukur Kinerja Guru

Rentang Nilai Skor Keterangan

90 - 100 5 Baik Sekali

70- 89 4 Baik

50 - 69 3 Cukup

30 - 49 2 Kurang

10 - 29 1 Sangat Kurang

(Diadaptasi dari Nurgiantoro, 1995: 393)

[image:38.595.114.518.392.633.2]

3. Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Deskripsi Tabel 3.9 Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Deskripsi

No Indikator Deskripsi Penilaian Skor Skor

Maksimal 1 Judul Judul karangan sangat sesuai dengan isi

karangan dan film.

Judul karangan sesuai dengan isi karangan dan film.

Judul karangan cukup sesuai dengan isi karangan dan film.

Judul karangan kurang sesuai dengan isi karangan dan film.

Judul karangan tidak sesuai dengan isi karangan dan film.

5

4

3

2

1

(39)

2 Isi karangan

Karangan ditulis berdasarkan hasil pengamatan film, memperlihatkan perincian tentang objek, dapat memindahkan kesan pengamatan, dan membentuk daya khayal pembaca.

Karangan ditulis berdasarkan hasil pengamatan film, memperlihatkan perincian tentang objek, memindahkan kesan pengamatan, tetapi tidak membentuk daya khayal pembaca

Karangan ditulis berdasarkan hasil pengamatan film, memperlihatkan perincian tentang objek, tetapi tidak memindahkan kesan pengamatan, dan tidak membentuk daya khayal pembaca.

Karangan ditulis berdasarkan hasil pengamatan film, tidak memperlihatkan perincian tentang objek, tidak dapat memindahkan kesan pengamatan, dan tidak dapat membentuk daya khayal. Karangan ditulis bukan berdasarkan hasil pengamatan film, dan tidak memperlihatkan perincian tentang objek, tidak dapat memindahkan kesan pengamatan, dan tidak dapat membentuk daya khayal. 5 4 3 2 1 5

3 Pilihan kata (diksi).

Pilihan kata yang digunakan sangat tepat dan hanya terdapat 0-3 kesalahan.

Pilihan kata yang digunakan tepat dan terdapat 4-6 kesalahan.

Pilihan kata yang digunakan cukup tepat dan terdapat 7-9 kesalahan.

Pilihan kata yang digunakan kurang tepat dan terdapat 10-12 kesalahan.

Pilihan kata yang digunakan tidak tepat dan terdapat ≥ 13 kesalahan.

(40)

4 Pemakaian ejaan

Ejaan yang dipakai sangat sesuai dan terdapat 0-3 kesalahan ejaan

Ejaan yang dipakai sesuai dan terdapat 4-6 kesalahan ejaan.

Ejaan yang dipakai cukup sesuai dan terdapat 7-9 kesalahan ejaan.

Ejaan yang dipakai kurang sesuai dan terdapat 10-12 kesalahan ejaan.

Ejaan yang dipakai tidak sesuai dan terdapat ≥ 13kesalahan ejaan.

5

4

3

2

1

5

Skor Maksimal 20

( Dimodifikasi dari Wahono, 2006:56)

Keterangan skor:

1 = Sangat Kurang 2 = Kurang

[image:40.595.114.519.83.308.2]

3 = Cukup 4 = Baik 5 = Baik Sekali

Tabel 3.10 Tolok Ukur Kemampuan Menulis Deskripsi

Rentang Nilai Skor Keterangan

90 - 100 5 Baik Sekali

70- 89 4 Baik

50 - 69 3 Cukup

30 - 49 2 Kurang

10 - 29 1 Sangat Kurang

(Nurgiantoro, 1995: 393)

F. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas 1. Perencanaan

Pada tahap ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

(41)

2) Menyusun perangkat pembelajaran.

3) Membuat instrument soal siswa untuk melihat kemampuan siswa dalam menulis deskripsi.

4) Mempersiapkan film kartun sebagai media pembelajaran menulis deskripsi.

2. Pelaksanaan

a. Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan Pertama

1. Kegiatan Awal

a) Guru mengondisikan kelas. Guru memberi salam dan memeriksa

kehadiran siswa.

b) Guru mengadakan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Guru menjelaskan tentang jenis-jenis karangan. Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

2. Kegiatan Inti

~ Eksplorasi

a) Guru menyajikan sebuah karangan deskripsi.

b) Siswa memperhatikan contoh karangan deskripsi. ~ Elaborasi

a) Guru menjelaskan tentang menulis deskripsi.

b) Siswa menyaksikan media audio visual berupa film.

c) Siswa diminta mendeskripsikan tokoh pada film yang telah ditampilkan

(42)

d) Siswa memperhatikan tentang pemilihan kata yang tepat dalam

menulis deskripsi.

e) Siswa diminta menceritakan kembali isi cerita film tersebut secara lisan

dengan pilihan kata sendiri.

f) Siswa memperhatikan tentang pemakaian ejaan yang tepat yaitu

penulisan kata, penulisan huruf dan pemakaian tanda baca pada contoh karangan deskripsi.

g) Siswa diminta untuk menentukan judul film yang ditonton.

h) Siswa diminta untuk menulis isi cerita film yang ditonton. ~ Konfirmasi

a) Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam menentukan judul karangan dan menceritan isi film yang ditonton.

b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan. 3. Kegiatan Akhir

Guru dan siswa melakukan refleksi hasil pembelajaran menulis deskripsi.

Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal

a) Guru mengondisikan kelas. Guru memberi salam dan memeriksa

kehadiran siswa.

b) Guru mengadakan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan

(43)

c) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan

materi yang akan dipelajari. 2. Kegiatan Inti

~ Eksplorasi

a) Guru meminta siswa membaca dan mencermati hasil pekerjaan pada

pertemuan pertama.

b) Siswa membaca dan mencermati hasil pekerjaan siswa pada pertemuan pertama.

c) Guru meminta siswa mengamati film. d) Siswa mengamati film.

e) Siswa menjawab pertanyaan seputar isi film. ~ Elaborasi

a) Guru membagikan lembar kerja siswa dan memberikan pengarahan

untuk menulis deskripsi.

b) Guru meminta siswa mendeskripsikan tokoh melalui pemanfaatan media audio visual berupa film.

c) Siswa diminta mendeskripsikan tokoh melalui pemanfaatan media audio visual berupa film.

d) Siswa menulis deskripsi dengan memperhatikan pilihan kata dan pemakaian ejaan yang tepat.

e) Siswa diminta untuk menentukan judul karangan sesuai dengan film

yang ditayangkan. ~ Konfirmasi

(44)

b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan. 3. Kegiatan Akhir

Guru dan siswa melakukan refleksi hasil pembelajaran menulis deskripsi.

3. Observasi

Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan pengamatan di

kelas. Observasi digunakan untuk mengetahui apakah melalui pemanfaatan media audio visual, pembelajaran di kelas lebih efektif, apa pengaruhnya, dan bagaimana pembelajarannya yang akan dijalani.

4. Refleksi

Hasil yang didapat dari tahap pelaksanaan dan evaluasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil observasi, guru merefleksi diri apakah

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa beserta kendala yang dihadapi. Hasil analisis data yang dilaksanakan ini digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus kedua dan rencana perbaikan

tindakan untuk siklus kedua.

G. Indikator Keberhasilan

1. Aktivitas siswa dan kinerja guru mencapai nilai rata-rata ≥ 70%.

2. Pada akhir penelitian secara klasikal ketuntasan belajar siswa ≥ 75% dari

(45)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran yang memanfaatkan media audio visual dapat meningkatkan

aktivitas dan kemampuan menulis deskripsi siswa. Hal ini didasarkan pada temuan sebagai berikut:

1. Pembelajaran menulis deskripsi melalui pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan kinerja guru kelas IV SDN 1 Pecoh Raya. Hal ini ditandai dengan peningkatan aktivitas belajar dan kinerja guru

dalam setiap siklus. Aktivitas siswa siklus 1 memperoleh nilai 69,58 dengan kategori cukup, meningkat pada siklus 2 menjadi 84,58 dengan kategori aktif. Aktivitas kinerja guru siklus 1 memperoleh nilai 71,25 dengan kategori baik,

meningkat pada siklus 2 menjadi 83,75 dengan kategori baik.

2. Pembelajaran menulis deskripsi melalui pemanfaatan media audio visual dapat

meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas IV SDN 1 Pecoh Raya. Hal ini ditandai dengan peningkatan ketuntasaan belajar siswa, yaitu ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 mencapai 45,84%, dan pada siklus 2

(46)

B. Saran

Sehubungan dengan simpulan penelitian ini, peneliti mengemukakan saran kepada guru kelas, dalam hal ini guru kelas IV SD Negeri 1 Pecoh Raya Kecamatan

Teluk Betung Selatan Bandarlampung sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis deskripsi, pemanfaatan

media audio visual dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas.

2. Guru dalam memilih media audio visual dalam pembelajaran menulis

deskripsi harus lebih teliti, gambar dan suara harus jelas sehingga mudah dipahami dan dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan kemampuan

menulisnya.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Astri, Karimah. 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi

dengan menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Panjang Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010. Universitas Lampung. Lampung.

Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Depdiknas. 2004. Keterampilan Menulis. Balai Pustaka. Jakarta.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Finoza, Lamudin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Diksi Insan Mulia. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hartika, Tika. 2010. Pembelajaran dan Penilaian Bahasa Indonesia. Leuser Cita Pustaka. Jakarta.

Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Clasroom Research. Harper. New York.

Keraf, Gorys. 2005. Eksposisi dan Deskripsi. Gramedia. . Jakarta.

Kosasih, E. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Yrama Widya. Bandung.

Maizar, Karim. 1991. Penuntun Pengembangan Paragraf. Universitas Jambi. Jambi.

Mulyono, Anton M. 2001. Kamus Besar Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Nurgiantoro, B. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. BPFE. Yogyakarta.

(48)

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Sadiman, Arif S. 1986. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya. Rajawali. Jakarta.

Sakwan. 2009. Peningkatan Kompetensi Menulis Kreatif Naskah Drama Melalui Media Gambar Siswa Kelas IX SMPN 2 Tanjungbintang. PPTP FKIP Unila. Bandarlampung.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2006. Media Pengajaran. Sinar Baru. Bandung.

Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung.

Suleiman. 1988. Media Audio Visual untuk Pengajaran, Peragaan, dan Penyuluhan. Gramedia. Jakarta.

Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2004. Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. Unila. Lampung.

Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan Nasionl. Jakarta.

Suparno dan Yunus. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Universitas Terbuka. Jakarta.

Tarigan, Hendry Guntur. 2005. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa. Angkasa. Bandung.

Tim Penulis Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdikbud. Jakarta.

Wahono. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas 2 Semester 2. Bandar Lampung. CV. Gita Perdana.

Widyamartaya, A.2003.Menulis Narasi dan Deskripsi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

---. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandarlampung.

Gambar

Gambar 3.1  Siklus penelitian tindakan kelas model Hopkins (1993: 48) dalam Sakwan (2009: 44)
Tabel 3.2 Tolok Ukur Aktivitas Siswa
Tabel 3.4 Tolok Ukur Kemampuan Menulis Deskripsi melalui Pemanfaatan                            Media Audio Visual
Tabel 3.6 Tolok Ukur Aktivitas Siswa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada akhirnya setelah seluruh rangkaian program dan kegiatan telah selesai dilaksanakan, begitu juga dengan kegiatan PPL. Maka pada tanggal 12 September 2015, mahasiswa

Media pembelajaran Fun Lyrics (FL) dikembangkan untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui media yang interaktif dan menyenangkan. Terdapat lirik 2 bahasa yaitu

Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk mengetahui alasan suami berpoligami, alasan istri mengijinkan suaminya berpoligami dan perilaku coping yang dilakukan oleh

Kesalahan yang dilakukan tidak hanya bersumber dari kemampuan siswa yang kurang, tetapi ada faktor yang turut menentukan keberhasilan siswa dalam belajar matematika yaitu

Melalui pitfall trap (Gambar 2) yang mendominasi adalah pengurai dengan keberadaannya dimulai pada saat tanaman berumur 2 MST dengan jumlah 20 imago dan mencapai puncak

[r]

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi cendawan Entomophthorales dan nematoda yang menginfeksi trips dan kutudaun pada tanaman mawar dan krisan di Balai

didahului Resitasi dengan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw tanpa didahului Resitasi dalam pembelajaran matematika. 2) Manakah yang