• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN (Studi kasus pada Klinik Fakhira)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN (Studi kasus pada Klinik Fakhira)"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUHTOTAL QUALITY MANAGEMENTDAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN

(Studi kasus pada Klinik Fakhira)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun oleh :

ANISA RAHMAWATI

(111108100083)

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi

1. Nama : Anisa Rahmawati

2. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 29 Agustus 1993

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : Komp.Deplu jl.Caraka Bhuana Selatan X blok EF

2 Rt 004/Rw 006, Kelurahan Jurangmangu Timur,

Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan,

15222

6. No. Telepon : 081380875571

7. E-mail : ncanisa29@gmail.com

B. Pendidikan

1. SDN Cipadu (Tahun 1999-2005)

2. Centro Educativo Español de la Habana (Tahun 2005-2008)

3. SMA Kartika X-1 Jakarta (Tahun 2008-2011)

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Tahun 2011-2015)

C. Pengalaman Organisasi

1. 2006-2008 : Anggota Ekskul Bola Voli CEEH

2. 2008–2009 : Anggota Ekskul Bola Voli SMA Kartika X-1 Jakarta.

3. 2009–2010 : Anggota OSIS SMA Kartika X-1 Divisi Kesenian

dan Kebudayaan.

(7)

ABSTRACT

This research was aimed to know the influence of total quality

management and working discipline in service quality at Clinic Fakhira RB 24

Hours.

This research is quantitative. The method used in this research were

interview, questionnaire and library studies. The populations in this research

were 36 respondents and samples used in this research were also 36 respondents.

The sampling technique used was census sampling. The sample in this research

consisted of two types of respondents, namely 36 employees and 36 customers.

The data analysis method used was multiple linear regression. This technique is

used to determine the influence of total quality management (TQM) and discipline

to service quality.

The result showed that total quality management (TQM) and working

discipline has a significant influence either simultaneously or partially on the

quality service at the clinic Fakhira RB 24 Hours. So the hypothesis could be

acceptable. Variable most dominant influence is the working discipline.

.

(8)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh total quality

management (TQM) dan disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan pada Klinik

Fakhira RB 24 Jam.

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui

penyebaran kuesioner dan data pustaka. Populasi pada penelitian ini berjumlah 36

orang dan sampel berjumlah 36 orang karyawan Klinik Fakhira RB 24 Jam.

Teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Sampel dalam penelitian ini

terdiri dari dua macam responden yaitu 36 pegawai dan 36 pelanggan. Metode

analisis data yang dipakai adalah regresi linier berganda. Teknik ini dipakai untuk

mengetahui besarnya pengaruh total quality management (TQM) dan disiplin

kerja terhadap kualitas pelayanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa total quality management (TQM)

dan disiplin kerja secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kualitas pelayanan pada Klinik Fakhira RB 24 Jam. Sementara itu, secara simultan

total quality management (TQM) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kualitas pelayanan. Variable yang paling dominan pengaruhnya adalah disiplin

kerja.

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamua’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN DISIPLIN KERJA

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN (Studi Kasus Pada Klinik Fakhira)”ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang

terang benderang.

Penulisan skripsi ini saya lakukan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya menyadari bahwa

penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa do’a, bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak.

Dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih saya berikan kepada:

1. Secara khusus saya mengucapkan terimakasih yang amat mendalam kepada

kedua orang tua tercinta, yang senantiasa mendidik, membimbing, memotivasi

dan mendoakan saya dengan tulus agar selalu sukses dalam segala hal.

Keduanya adalah permata hati yang tak ternilai harganya bagi saya.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

(10)

3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga selaku

pembimbing akademik.

4. Ibu Ela Patriana., MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. Suhendra, S.Ag.,MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah berkenan memberikan bimbingan, tambahan ilmu dan solusi pada setiap

permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini sejak awal hingga

akhir penulisan skripsi.

6. Bapak Lili Supriadi, MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang juga telah

berkenan memberikan bimbingan, tambahan ilmu dan solusi pada setiap

permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini sejak awal hingga

akhir penulisan skripsi.

7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan yang sangat

bermanfaat selama masa perkuliahan.

8. Seluruh pihak Klinik Fakhira RB 24 Jam Sawahlunto.

9. Kakak-kakakku tercinta dan keponakan-keponakanku yang lucu yang selalu

menghiburku serta seluruh keluarga besar dan saudara-saudara saya yang

senantiasa mendoakan, memberikan motivasi dan semangat dalam

penyusunan skripsi ini.

10. Untuk Adji Pamungkas yang selalu memberikan semangat, nasehat-nasehat

(11)

11. Untuk Sahabat-sahabat geng Cewe-cewe Linda, Syifa, Wanti, Osy, Nita,

Toya, Dewi, Epen, Sekar yang selalu menghibur dan memberikan semangat .

12. Untuk sahabat-sahabat kecilku Anik, Mira, Ichong dan Yaya

13. Untuk seluruh teman-teman Subhan, Willian, Manajemen Angkatan 2011 dan

Manajemen C Angkatan 2011 yang juga telah memberikan motivasi dan

kisah-kisah yang tak terlupakan.

14. Untuk sahabat-sahabat guru ILC Tias, Nadya, Fiany, Sesi, Rennu, Pak Iqbal,

Siroj, Wahdi, Wanted, Takashi dan lainnya yang selalu memotivasi dan

menghilangkan stress disaat penyusunan skripsi.

15. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada

saya.

16. Seluruh pihak yang turut mendo'akan, mendukung dan membantu dalam

pembuatan skripsi ini, namun tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya

mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun

dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan

semua pihak khususnya dalam bidang manajemen sumber daya manusia.

Jakarta, 28 Desember 2015

Wassalam Penulis

(12)

DAFTAR ISI

COVER ...

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYAAAN KEASLIAN SKRIPSI ...v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...8

C. Tujuan Penelitian...9

D. Manfaat Penelitian...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ...11

1. Managemen Strategis ...11

a. Pengertian Manajemen Strategis ...11

b. Proses Manajemen Strategis...12

c. Manfaat Manajemen Strategis ...14

2. Ilmu Manajemen...15

(13)

b. Tujuan dan Manfaat Ilmu Manajemen ...17

c. Fungsi Manajemen ...17

d. Tingkat Manajemen...18

3. Total Quality Management ...19

a. PengertianTotal Quality Management...19

b. ManfaatTotal Quality Management ...20

c. KomponenTotal Quality Management ...22

d. KonsepTotal Quality Management ...26

e. PrinsipTotal Quality Management ...27

4. Disiplin Kerja ...29

a. Pengertian Disiplin Kerja ...29

b. Macam-macam Disiplin Kerja ...30

c. Faktor-faktor Disiplin Kerja ...32

5. Kualitas Pelayanan ...35

a. Pengertian Kualitas ...35

b. Perspektif Kualitas ...36

c. Pengertian Pelayanan ...38

d. Dimensi Kualitas Pelayanan ...39

B. Hubungan Antar Variabel ...41

1. Pengaruh TQM terhadap kualitas pelayanan ...41

2. Pengaruh Disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan ...42

C. Penelitian Terdahulu ...43

D. Kerangka Pemikiran ...46

E. Hipotesis ...47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ...48

B. Metode Penentuan Sampel ...48

1. Populasi ...48

2. Sampel ...48

C. Metode Pengumpulan Data ...49

1. Data Primer ...49

2. Data Sekunder ...50

D. Metode Analisis Data ...51

1. Uji Kualitas Data ...52

a. Uji Validitas ...52

(14)

2. Uji Asumsi Klasik ...53

a. Uji Normalitas ...53

b. Uji Multikolinearitas ...54

c. Uji Heteroskedastisitas ...55

3. Analisis Regresi Linier Berganda ...56

4. Uji Hipotesis ...57

a. Uji Statistik t ...57

b. Uji Statistik F ...57

c. Koefisien Determinasi R2 ...58

E. Operasional Variabel ...58

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...64

1. Sejarah Klinik Fakhira ...64

2. Visi ...65

3. Misi ...65

4. Program Sosial ...65

5. Pelayanan ...66

B. Deskriptif Data Penelitian ...67

1. Karakteristik responden ...67

2. Distribusi Jawaban Kuesioner ...71

C. Uji Analisis Data ...75

1. Uji Validitas ...75

2. Uji Reliabilitas ...78

D. Uji Asumsi Klasik ...79

1. Uji Normalitas ...79

2. Uji Multikolinieritas ...82

3. Uji Heteroskedastisitas ...83

E. Analisis Regresi Berganda ...85

F. Hasil Uji Hipotesis ...86

1. Uji Statistik t ...86

2. Uji Statistik F ...88

3. Uji Koefisien Determinasi ...90

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...91

B. Implikasi ...91

C. Saran ...92

(15)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Data jumlah pasien Klinik Fakhira 3

2.1 Penelitian terdahulu 43

3.1 Kriteria skala penilaian 50

3.2 Operasional variable 61

4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 68

4.2 Karakteristik responden menurut usia 68

4.3 Karakteristik responden menurut pendidikan 69

4.4 Karakteristik responden pelanggan menurut jenis kelamin 69

4.5 Karakteristik responden pelanggan menurut usia 70

4.6 Karakteristik responden pelanggan menurut pendidikan 71

4.7 Distribusi jawaban kuesionerTotal Quality Management 71

4.8 Distribusi jawaban kuesioner disiplin kerja 72

4.9 Distribusi jawaban kuesioner kualitas pelayanan 73

4.10 Distribusi jawaban kuesioner pelanggan 74

4.11 Hasil uji validitas variableTotal Quality Management 76

4.12 Hasil uji validitas variable disiplin kerja 77

4.13 Hasil uji validitas variable kualitas pelayanan 77

4.14 Hasil uji reliabilitas 70

4.15 Hasil uji One-sample Kolmogorov-Smirnov 81

4.16 Hasil uji multikolinieritas 82

4.17 Hasil uji heteroskedastisitas metode park 84

4.18 Hasil Uji Regresi Linier Berganda 85

4.19 Hasil uji statistik t 87

4.20 Hasil uji statistik F 89

(16)

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Manfaat Total Quality Management 21

2.2 Kerangka Pemikiran 46

4.1 Hasil uji normalitas dengan probability plot 80

(17)

DAFTAR GRAFIK

No Keterangan Halaman

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Kuesioner penelitian 97

2 Jawaban responden 106

(19)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Persaingan global saat ini telah menimbulkan persaingan yang

semakin ketat diantara perusahaan dalam merebut pangsa pasar di berbagai

bidang, terlebih dengan adanya kebijakan perdagangan bebas MEA

(Masyarakat Ekonomi ASEAN) yaitu kebebasan di bidang permodalan,

barang dan jasa serta tenaga kerja di area Indonesia dan negara-negara

ASEAN lainnya. Dapat diartikan persaingan saat ini semakin tinggi dan tidak

hanya dalam ruang lingkup nasional saja namun sudah dalam skala global,

teknologi yang digunakan semakin canggih, dan konsumen yang semakin

cerdas. Artinya setiap perusahaan harus mampu menghasilkan kualitas produk

dan jasa yang terbaik agar dapat memiliki keunggulan bersaing.

Agar suatu perusahaan dapat bertahan dan memiliki keunggulan

bersaing, untuk itu setiap perusahaan hendaknya memiliki manajemen

strategis yang baik yang dimula dengan dibuatnya perencanaan agar dapat

menghasilkan kualitas produk dan jasa yang lebih baik pula. Baik buruknya

kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa memenuhi harapan

pelanggannya secara konsisten (Tjiptono, 2014: 268).

Dalam hal ini terutama kualitas pada jasa pelayanan kesehatan.

(20)

sakit, Rumah Sakit memegang peranan penting untuk memberikan pelayanan

yang berkualitas. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

tahun 2009 Tentang Kesehatan disebut pembangunan kesehatan bertujuan

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur

kesejahteraan umum dari tujuan Nasional. Contoh persaingan di bidang jasa

pelayanan kesehatan yaitu Klinik. Klinik menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) yaitu (bagian) rumah sakit atau lembaga kesehatan tempat

orang berobat dan memperoleh advis medis. Contohnya Klinik Fakhira.

Banyaknya klinik yang dibangun dengan memberikan fasilitas gedung

yang lebih baik, alat kesehatan dan fasilitas media yang canggih disertai

bentuk tambahan akan layanan lainnya yang dapat memberikan kenyamanan

dan kemudahan bagi pelanggan.

Penelitian ini mengambil objek di Klinik Fakhira yang didirikan pada

tahun 2010, klinik Fakhira sudah mengalami perubahan yang signifikan baik

di sektor fisik maupun di sektor nonfisik, serta peningkatan kualitas

perusahaan, dahulu klinik Fakhira hanyalah sebuah klinik kecil hingga

sekarang memiliki lima cabang dan sebagian dari cabang sudah menjadi

rumah bersalin, hal tersebut merupakan upaya perbaikan yang telah dilakukan

Klinik RB Fakhira. Namun berdasarkan data pasien dari tiga bulan terakhir

pada tahun 2015 klinik Fakhira mengalami penurunan jumlah pasien hal ini

(21)

Tabel 1.1

Data Jumlah Pasien Klinik Fakhira RB dan Umum Jul-Sep

Bulan Poli

Umum Poli

USG Poli

Anak

ANC Persalinan

&

perawatan

Laboratorium Total

Juli-15 1324 1058 163 295 68 218 3,126

Aug-15

1262 1143 175 300 43 255 3,178

Sep-15 1216 1113 135 228 41 259 2,992

Sumber: Data Klinik Fakhira, 2015

Pada table 1.1 menyatakan bahwa Klinik Fakhira telah mengalami

kenaikan jumlah pasien pada bulan Agustus, kenaikan terjadi karena adanya

kenaikan jumlah pasien pada Poli USG, Poli Anak, ANC, dan laboratorium.

Namun pada bulan September telah terjadi penurunan, penurunan terjadi di

hampir setiap Poli, yaitu pada Poli Umum, Poli USG, ANC, Persalinan &

perawatan. Kemungkinan penurunan tersebut terjadi disebabkan oleh

persaingan bisnis atau jumlah orang yang sakit atau ibu melahirkan di daerah

sekitar tersebut relatif sedikit.

Melihat hal diatas untuk dapat menghasilkan kualitas pelayanan yang

terbaik, Klinik Fakhira adakalanya melakukan upaya perbaikan terhadap

(22)

perbaikan terus-menerus pada produk, jasa, manusia, proses dan

lingkungannya. Seperti menurut Nasution (2005: 22) Total quality

management merupakan merupakan pendekatan dalam menjalankan usaha

yang mencoba memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan

terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya. Yamit

juga berpendapat bahwa terdpat enam strategis untuk menciptakan

keunggulan bersaing yaitu kepuasan pelanggan, penciptaan nilai,

pengembagan produk, patok duga, ISO-9000 dan TQM (Yamit, 2013:4).

Metode TQM telah banyak diadopsi oleh perusahaan Amerika Serikat dan

saat ini metode ini telah digunakan oleh banyak perusahaan karena dapat

meningkatkan kualitas pelayanan.

Dari research gap (penelitian terdahulu), Florentina dan Lauw (2014)

dalam penelitiannya menemukan bahwa TQM berpengaruh signifikan

terhadap kualitas pelayanan Dosen pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

di salah satu Universitas Bandung.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap pihak

manajemen yaitu Bpk. Aminnudin, Klinik Fakhira melakukan evaluasi kinerja

untuk karyawan yang dilakukan setiap bulan oleh pihak manajemen, Selain

itu untuk mengembangkan kemampuan karyawannya Klinik Fakhira juga

mengadakan pelatihan dan pendidikan untuk karyawannya, pendidikan dan

(23)

dan pelatihan tersebut berdurasi selama satu minggu dan setelah menjadi

karyawan diadakan program pelatihan dan pengembangan yang berupa

seminar untuk karyawan setiap tiga bulan sekali. Namun berdasarkan

wawancara yang dilakukan peneliti kepada salah satu karyawan bahwa

karyawan tersebut tidak pernah mengikut pendidikan dan pelatihan sejak

menjadi karyawan, pelatihan dan pendidikan yang diikuti hanya ketika masa

training awal masuk Klinik.

Selain itu, penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa pasien

Klinik Fakhira, bahwa rata-rata pasien memiliki cukup kepuasan akan

pelayanan di Klinik Fakhira namun belum sepenuhnya mendapatkan kepuasan

dikarenakan masih terdapat beberapa karyawan mempunyai kerjasama yang

baik dengan pasien, misalnya masih terdapat beberapa karyawan yang kurang

ramah saat melayani pasien dan masih terdapat keterlambatan dalam

melayani. Sehingga pasien harus menunggu lebih lama untuk berobat dan

terkadang tidak adanya informasi mengenai keterlambatan sehingga pasien

yang terlebih dahulu menanyakan kepada karyawan klinik. Serta masih

terbatasnya ruang menunggu dan ruang parkir klinik yang dapat mengurangi

kenyamanan pasien.

Namun untuk menambah kualitasnya, Klinik Fakhira bekerjasama

dengan program BPJS, walaupun belum semua cabang nampaknya terdapat

(24)

Kesehatan) adalah badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada

presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi

seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling singkat

6 (enam) bulan di Indonesia (www.seputarpengertian.blogspot.co.id,2014)

Selain penerapan TQM untuk meningkatkan kualitas pelayanan perlu

memperhatikan disiplin kerja karyawannya. Disiplin kerja merupakan salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan juga, dan merupakan

salah satu aspek dalam sebuah sistem kerja yang harus diperhatikan oleh

organisasi atau perusahaan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan,

disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk

berkomunikasi dengan karyawannya agar mereka bersedia untuk mengubah

suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan

kesediaan seseorang untuk menaati semua peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial yang berlaku, (Rivai, 2009: 825). Untuk itu apabila tidak ada

disiplin kerja dalam mencapai tujuan perusahaan akan sukar dicapai.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Bapak

Aminnudin, di Klinik Fakhira sudah memberlakukan beberapa kebijakan

kedisiplinan yaitu diberikannya insentif kedisiplinan bagi yang bekerja sesuai

aturan seperti tidak terlambat masuk kerja dan kesesuaian memakai seragam,

dan memberikan punishment bagi yang memiliki rendah tingkat kedisiplinan.

(25)

kecantikan, insentif keramahan dan kerapihan, namun bapak Aminnudin

mengatakan bahwa masih terdapat karyawan yang terlihat memiliki tingkat

kedisiplinan rendah seperti terlambatnya datang ke tempat kerja,

ketidaksesuaian masuk jam kerja atau pulang kerja dan ketidaksesuaiannya

memakai seragam sesuai dengan aturan. hal itu bisa dilihat dari nilai

presentasi absensi pada grafik 1.1

Grafik 1.1

Sumber: Data Klinik Fakhira 2015 Diolah Kembali

Dari grafik 1.1 diatas jika kita lihat dari sisi total jumlah masuk

karyawan perbulan, pada bulan Juli menunjukkan jumlah masuk terendah

dibandingkan dengan bulan Agustus dan September, kemudian bulan Agustus

menunjukkan adanya peningkatan jumlah masuk karyawan namun kemudian

pada bulan berikutnya terdapat penurunan kembali jumlah masuk karyawan.

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Juli Agustus September

Data Absensi Karyawan Bulan Juli-September 2015

(26)

Dan apabila kita melihat dari jumlah angka keterlambatan karyawan, pada

bulan Agustus memiliki jumlah keterlambatan karyawan tertinggi dan pada

bulan September telah terjadi penurunan jumlah keterlambatan karyawan,

yang berarti tingkat kesadaran karyawan untuk datang ke tempat kerja tepat

waktu sudah mulai meningkat.

Berdasarkan uraian yang singkat dan latar belakang di atas penulis

tertarik untuk untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai:

“PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN

DISIPLIN KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN”. (Studi

kasus di Klinik Fakhira). B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan

sebuah masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Total Quality Management terhadap kualitas

pelayanan?

2. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan?

3. Bagaimana pengaruh TQM dan disiplin kerja secara bersamaan terhadap

(27)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis buat, penelitian ini

bertujuan untuk menemukan bukti jawaban atas hal-hal berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana Total Quality Management berpengaruh

terhadap kualitas pelayanan.

b. Untuk mengetahui bagaimana disiplin kerja berpengaruh terhadap kualitas

pelayanan.

c. Untuk mengetahui bagaimana TQM dan disiplin kerja berpengaruh

terhadap kualitas pelayanan secara bersamaan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang diharapkan dari penelitian iniadalah sebagai berikut:

1. Manfaat penelitian secara teoritis sebagai berikut:

a. Manfaat bagi akademis, sebagai salah satu referensi yang diharapkan

dapat menjadi bahan bacaan dan masukan bagi para mahasiswa/i

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta sehingga dapat dijadikan referensi untuk

penelitian selanjutnya mengenai pengaruh total quality management

dan disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan.

b. Manfaat bagi penelitian selanjutnya, sebagai bahan dasar ataupun

(28)

pengembangan penelitian selanjutnya dalam bidang Manajemen

Sumber Daya Manusia dimasa yang akan datang.

2. Manfaat penelitian secara praktis sebagai berikut:

a. Manfaat bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang konsentrasi

Manajemen Sumber Daya Manusia mengenai pengaruh total quality

managementdan disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan.

b. Bagi perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sebagai

masukan bagi klinik Fakhira RB dan Umum 24 Jam bagi para

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1 Manajemen Strategis

a. Pengertian Manajemen Strategis

Pesatnya persaingan saat ini membuat tantangan yang besar

bagi perusahaan untuk dapat mencapai keberhasilan dan

mempertahankan keunggulan bersaingnya, untuk itu para pemimpin

membutuhkan taktik-taktik agar dapat mencapai tujuannya. Menurut

Udaya, Dkk (2013:7) tanpa menjalankan manajemen strategik yang

benar, seorang pemimpin tidak akan berhasil mencapai tujuannya,

khususnya tujuan jangka panjang yang telah ditentukan oleh

perusahaan yang dipimpinnya. Menurut Webster’s New World

Dictionary (1991), strategi adalah (1) ilmu merencanakan serta

mengarahkan kegiatan-kegiatan militer dalam skala besar dan

memanuver kekuatan-kekuatan ke dalam posisi yang paling

menguntungkan sebelum bertempur dengan musuhnya; (2) sebuah

keterampilan dalam mengelola atau merencakan suatu stratagem atau

cara yang cerdik untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1998), strategi adalah rencana yang cermat untuk

mencapai sasaran khusus.

(30)

seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan,

serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang

memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Manajemen

strategik merupakan serangkaian dihasilkan dan tindakan manajerial

menurut Wheelen dan Hunger (2004: 2) yang dihasilkan dari proses

formulasi dan implementasi rencana (Pearce dan Robinson, 2005: 3)

dengan tujuan untuk mencapai keunggulan kompetitif. Bila definisi ini

dikaitkan dengan terminologi “manajemen”, maka manajemen

strategik dapat pula didefinisikan sebagai: proses perencanaan,

pengarahan (directing), pengorganisasian dan pengendalian berbagai

keputusan dan tindakan strategis perusahaan dengan tujuan untuk

mencapai keuggulan kompetitif (Solihin, 2012: 64).

Dari pernyataan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

manajemen strategik merupakan serangkaian usaha untuk

mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan, dan produksi

melalui proses manajemen strategik untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Proses Manajemen Strategik

Proses manajemen strategik menurut Pearce dan Robinson

(2003: 11) dalam Solihin (2012: 71)

1) Analisis lingkungan: meliputi deteksi dan evaluasi konteks

organisasi, lingkungan eksternal dan internal organisasi.

2) Formulasi strategi: mencakup desain dan pilihan strategi yang

(31)

3) Implementasi strategi: proses bagaimana melaksanakan strategi

yang telah diformulasikan dengan tindakan nyata. Empat hal

penting yang perlu diperhatikan dalam implementasi stategi, yaitu:

corporate governance, struktur dan desain organisasi,

kepemimpinan strategik, dan pengendalian strategik.

4) Evaluasi strategi: proses mengevaluasi bagaimana strategi

diimplementasikan dan sejauh mana mempengaruhi kinerja.

Sedangkan proses manajemen strategik menurut Fred R.

David (2011: 6) terdiri atas tiga tahap:

1) Perumusan strategi, mencakup pengembangan visi dan misi,

identifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, kesadaran

akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka

panjang, pencarian strategi-strategi alternatif, dan pemilihan

strategi tertentu untuk mencapai tujuan.

2) Penerapan strategi, mengharuskan perusahaan untuk menetapkan

tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan

mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi-strategi yang telah

dirumuskan dapat dijalankan.

3) Penilaian strategi, adalah tahap terakhir dalam manajemen

strategis. Dalam tahapan terakhir ini manajer menilai berjalannya

(32)

c. Manfaat Manajemen Strategis

1) Manfaat Finansial

Bisnis yang menggunakan konsep manajemen strategis

menunjukan perbaikan yang signifikan dalam penjualan,

profitabilitas dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan

tanpa aktivitas perencanaan yang sistematis.

2) Manfaat Nonfinansial

Greenley menyatakan bahwa manajemen strategis menawarkan

keuntungan-keuntungan berikut:

a. Memungkinkan identifikasi, pemrioritasan, dan pemanfaatan

peluang yang muncul.

b. Menyediakan pandangan yang objektif tentang

persoalan-persoalan manajemen.

c. Mempresentasikan sebuah kerangka kerja untuk aktivitas

koordinasi dan control yang lebih baik.

d. Meminimalkan efek-efek dari kondisi dan perubahan yang

tidak menguntungkan.

e. Memungkinkan keputusan-keputusan besar yang mampu

mendukung tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik.

f. Memungkinkan alokasi yang lebih efektif dari waktu dan

(33)

g. Memungkinkan pengalokasian sumber daya yang lebih sedikit

untuk memperbaiki kesalahan atau membuat berbagai

keputusan.

h. Menciptakan kerangka kerja bagi komunikasi internal

antarpersonal.

i. Membantu mengintegrasikan perilaku individual menjadi

upaya bersama.

j. Menyediakan landasan untuk mengklarifikasi tanggung jawab

individual.

k. Mendorong hadirnya pemikiran kedepan.

l. Menyediakan pendekatan yang kooperatif, terintegrasi, dan

antusias untuk menangani persoalan dan peluang.

m. Mendorong perilaku yang positif terhadap perubahan.

n. Menciptakan kedisiplinan dan formalitas pada manajemen

bisnis.

2 Ilmu Manajemen

a. Pengertian Ilmu Manajemen

Ilmu manajemen saat ini telah mengalami perkembangan, hal

ini disebabkan karena ilmu manajemen tidak hanya dipelajari oleh para

akademisi, pebisnis, dan birokrat semata, namun berbagai lembaga non

profit juga telah ikut serta menjadikan ilmu manajemen sebagai

sesuatu yang harus dipahami (Fahmi, 2012: 1). Pengertian manajemen

(34)

walaupun demikian, definisi-definisi tersebut jika kita telaah memiliki

keterkaitan satu sama lainnya. Menurut Robbins dan Coulter (2010: 7)

manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan

pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif. Didalam Fahmi

(2012, 2) terdapat beberapa definisi manajemen menurut pendapat para

ahli yaitu, menurut Ricky W. Griffin, Manajemen merupakan suatu

aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan,

pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan

pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan

informasi) untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang efektif

dan efisien. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang

melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang

ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata

menurut George R. Terry dan Leslie W.Rue. Jadi, Fahmi

menyimpulkan bahwa ilmu manajemen sebagai suatu ilmu yang

mempelajari secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan

dan mengelola orang-orang dengan berbagai latar belakang yang

berbeda-beda dengan tujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan

menurut Fahmi (2012: 2).

Dari definisi menurut pendapat para ahli, peneliti

(35)

aktivitas untuk mengarahkan dan mengelola sumber daya yang ada

pada organisasi.

b. Tujuan dan Manfaat Ilmu Manajemen

Menurut Fahmi (2012: 2) secara umum ada beberapa tujuan

serta manfaat yang diharapkan dengan dipergunakannya ilmu

manajemen sebagai pendukung dalam mengelola organisasi, baik

organisasi profit dan non profit, adapun tujuan dan manfaatnya sebagai

berikut:

1) Mampu memberikan arah pencapaian kinerja secara terukur dan

sistematis sehingga diharapkan pekerjaan dapat dikerjakan

berdasarkantime schedule.

2) Mampu menempatkan perusahaan dalam kerangka kerja yang

mengedepankan konsep efisiensi dan efektifitas.

3) Membuat perusahaan telah menerapkan konsep manajemen yang

memenuhi standar-standar aturan yang telah disepakati.

c. Fungsi-fungsi Manajemen

Menurut Robbins dan Coulter (2010: 9), fungsi manajemen

meliputi perencanaan, penataan, kepemimpinan, dan pengendalian

1) Perencanaan (Planning)

Mendefinisikan sasaran-sasaran, menetapkan strategi, dan

(36)

2) Penataan (Organizing)

Menentukan apa yang harus diselesaikan, bagaimana

caranya, dan siapa yang akan mengerjakannya.

3) Kepemimpinan (Leading)

Memotivasi, memimpin, dan tindakan-tindakan lainnya

yang melibatkan interaksi dengan orang-orang lain.

4) Pengendalian (Controlling)

Mengawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan segala

sesuatunya terselesaikan sesuai rencana.

d. Tingkat Manajemen

Setelah membahas fungsi-fungsi manajemen, ada baiknya

mengingat bahwa manajemen merupakan aktivitas bermacam-macam.

Aktivitas tersebut dijalankan di tingkat-tingkat yang berbeda dalam

struktur organisasi. Tahap-tahap di organisasi di mana suatu fungsi di

mulai disebut tingkat manajemen. Menurut Bernardine R. Wirjana

terdapat tiga tingkat manajemen yaitu:

1) Manajemen puncak, dalam tahap ini manajemen puncak

menentukan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan operasional

organisasi dan menggunakan lebih banyak waktu untuk fungsi

perencanaan dan koordinasi.

2) Manajemen menengah, terdiri dari kepala-kepala divisi fungsional,

misalnya manajer produksi, manajer pemasaran, manajer sumber

(37)

Manajemen menengah bertanggung jawab kepada manajemen

puncak untuk jalannya divisi mereka masing-masing.

3) Manajemen bawah, tingkat inilah tingkat manajemen paling

bawah, karena mempunyai kontak langsung dengan para tenaga

kerja. Manajer pada tingkat ini menerima instruksi dan bimbingan

dari manajer menengah.

3 Total Quality Management a. Pengertian TQM

Persaingan yang semakin ketat ini mengharuskan setiap

organisasi dapat melindungi dan mengatasi dari permasalahan yang

muncul, agar terus bertahan dan mencapai keseimbangan antara

kualitas yang dihasilkan dengan pelayanan yang diberikan. Untuk itu

dalam meningkatkan kualitas jasa atau produk yang dihasilkan, banyak

organisasi saat ini menggunakan pendekatan Total Quality

Management (TQM). Terdapat beberapa pengertian menurut beberapa

ahli seperti:

Rivai (2011:62) mengatakan definisi total quality management

adalah “Konsep dan metode yang memerlukan komitmen dan keterlibatan pihak manajemen dan seluruh pengelola perusahaan untuk

memenuhi keinginan atau kepuasan pelanggan secara konsisten”.

Menurut Nasution (2005: 22), TQM merupakan pendekatan

(38)

organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia,

proses dan lingkungannya.

Sedangkan menurut Lovelock TQM dapat membantu

perusahaan untuk mencapai pelayanan prima, meningkatkan

produktivitas dari proses penyajian pelayanan, dan menjadi sumber

penciptaan nilai yang terus-menerus melalui dorongan proses inovasi

untuk perusahaan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa TQM

merupakan suatu pendekatan untuk mencapai keunggulan bersaing

yang meningkatkan proses produksi secara terus-menerus atas produk

atau jasa, manusia, proses dan lingkungannya dengan komitmen dan

keterlibatan semua pihak dalam perusahaan dimana tujuan akhirnya

adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan dan mengurangi kesalahan

sekecil mungkin.

b. Manfaat TQM

Menurut Nasution (2005:43) manfaat total quality

management dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dapat

memperbaiki posisi persaingan dan meningkatkan keluaran yang bebas

(39)

Dapat kita lihat pada gambar 2.1 yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1

ManfaatTotal Quality Management

Sumber: Nasution, 2005:43

Gambar 2.1 diatas adalah model kualitas atau laba yang menunjukkan

interaksi pengaruh berbagai faktor. Sisi sebelah kiri adalah

faktor-faktor yang dipengaruhi oleh kebijakan, program, dan prosedur

kualitas perusahaan. Hubungan-hubungan dalam gambar 2.1 dijelaskan

sebagai berikut:

1) Pasar dilayanai oleh industri mencakup pelanggan-pelanggan

dengan kebutuhan barang dan jasa tertentu.

2) Penelitian pemasaran mengidentifikasikan kebutuhan tersebut dan

mendefinisikannya dalam hal kualitas.

3) Pelanggan menganggap produk dan jasa perusahaan lebih

berkualitas dari pada pesaingnya.

4) Karena dianggap lebih berkualitas, pelanggan bersedia membayar

(40)

5) Karena dianggap lebih berkualitas dan harganya lebih tinggi,

produk tersebut dianggap memiliki nilai yang relatif lebih tinggi.

6) Nilai yang relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa

pasar.

7) Berkat program kualitasnya, perusahaan dapat mengikuti

spesifikasi pelanggan lebih baik daripada para pesaing.

8) Efektivitas ini menghasilkan penurunan biaya dengan

memproduksi produk yang dibutuhkan secara benar sejak pertama

kali.

9) Penurunan biaya digabungkan dengan pangsa pasar yang lebih luas

akan menghasilkan biaya yang lebih rendah daripada pesaing.

10) Gabungan dari keunggulan relatif di bidang harga, pangsa pasar,

dan biaya untuk menciptakan profitabilitas serta pertumbuhan

perusahaan.

c. KomponenTotal Quality Management.

Adapun komponen total quality management menurut Goetsch

& Davis dalam Nasution (2005:22) antara lain:

1) Fokus pada pelanggan

Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan

eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan

kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka,

(41)

kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan

dengan produk atau jasa.

2) Obsesi terhadap kualitas

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal

dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang

ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi

atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa

semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap

aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif. Bila suatu organisasi

terobsesi dengan kualitas, maka berlaku prinsip “good enough is

never good enough”.

3) Pendekatan ilmiah

Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM,

terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan

dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian, data

diperlukan dan dipergunakan dalam penyusun patok duga

(benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.

4) Komitmen jangka panjang

TQM merupakan suatu paradigma baru dalam malaksanakan

bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula.

(42)

mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat

berjalan dengan sukses.

5) Kerjasama tim

Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional sering kali

diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi

tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Akan tetapi, persaingan

internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan

energi yang seharusnya dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas,

yang pada gilirannya untuk meningkatkan daya saing perusahaan

pada lingkungan eksternal. Sementara itu, dalam organisasi yang

menerapkan TQM, kerja samatim, kemitraan dan hubungan dijalin

dan dibina, baik antarkaryawan perusahaan maupun dengan

pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat

sekitarnya.

6) Perbaikan sistem berkesinambungan

Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan

proses-proses tertentu di dalam suatu sistem/lingkungan. Oleh

karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus

agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat.

7) Pendidikan dan pelatihan

Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata

terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi

(43)

berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi

dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang

menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor

yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk

terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar

merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal

batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat

meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.

8) Kebebasan yang terkendali

Setiap karyawan bebas untuk terlibat dalam pengambilan

keputusan dan pemecahan masalah, namun keterlibatan tersebut

harus dapat dikendalikan agar total quality management dapat

terlaksana dengan baik.

9) Kesatuan tujuan

Agar total quality management dapat diterapkan dengan baik

maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Akan tetapi,

kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada

persetujuan/kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan,

misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.

10) Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dilakukan untuk

(44)

baik, rencana yang lebih baik dan juga meningkatkan rasa memiliki

dan tanggung jawab dalam perusahaan.

d. KonsepTotal Quality Management

Pada dasarnya, konsep TQM mengandung tiga unsur (Bounds

etal. dalam Nasution, 2005: 28), yaitu berikut ini:

1) Strategi Nilai Pelanggan

Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh

pelanggan atas penggunaan barang/jasa yang dihasilkan

perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk memperolehnya.

Strategi ini merupakan perencanaan bisnis untuk memberikan nilai

bagi pelanggan termasuk karakteristik produk, caea penyampaian

pelayanan dan sebagainya.

2) Sistem Organisasional

Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi

pelanggan. Sistem ini mencakup tenaga kerja, material,

mesin/teknologi proses, metode operasi dan pelaksanaan kerja,

aliran proses kerjam arus informasi, dan pembuatan keputusan.

3) Perbaikan Kualitas Berkelanjutan

Perbaikan kualitas diperlukan untuk menghadapi lingkungan

eksternal yang selalu berubah, terutama perubahan selera

pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk

(45)

perbaikan kualitas produk secara kontinu, maka dapat memuaskan

keinginan pelanggan.

e. PrinsipTotal Quality Management

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan

sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu, diperlukan

perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi.

Menurut Hensler dan Brunnel (dalam Nasution, 2005:30), ada empat

prinsip utama dalam TQM yaitu sebagai berikut:

1) Kepuasan pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan

diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan

spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh

pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan

pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk

dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga,

keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala aktivitas

perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.

Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang

diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.

Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula

(46)

2) Respek terhadap Setiap Orang

Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia,

setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta

dan kreatifitas yang khas. Dengan demikian, karyawan merupakan

sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu,

setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan

diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim

pengambil keputusan.

3) Manajemen Berdasarkan Fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta.

Maksudnya, bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data,

bukan sekedar perasaan. Ada dua konsep pokok yang berkaitan

dengan hal ini. Pertama, prioritas, yakni suatu konsep bahwa

perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang

bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh

karena itu, dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim

dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi

tertentu yang vital.

Konsep kedua, yaitu variasi atau variabilitas kinerja

manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai

variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap system

organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat mempredisikan

(47)

4) Perbaikan Berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan

proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara

berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus

PDCAA (plan-do-check-act-analyze) yang terdiri dari

langkah-langkah perencanaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap

hasil yang diperoleh.

4. Disiplin kerja

a. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin merupakan perilaku taat dan patuh terhadap

peraturan-peraturan dan kebijakan yang ada. Dalam kamus besar

Bahasa Indonesia, Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada

peraturan (tata tertib dsb).

Disiplin menurut Keith Davis dalam Mangkunegara

(2011:129) mengemukakan bahwa “Disipline is management action to enorce organization standards”, dapat di artikan bahwa sebagai

pelaksana manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman

organisasi. Menurut pendapat ahli yang lain disiplin kerja adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan-peraturan

perusahaan dan norma yang berlaku (Hasibuan, 2012:193).

Adapun menurut Rivai (2009:825) disiplin kerja adalah suatu

(48)

karyawannya agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku

serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan

kesediaan seseorang untuk menaati semua peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial yang berlaku.

Disiplin pada hakekatnya adalah kemampuan seseorang untuk

mengendalikan diri dalam bertindak yang sesuai dengan peraturan dan

norma yang terlah ditetapkan. Disiplin diartikan bilamana pegawai

selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mematuhi semua

peraturan yang berlaku, dan mengerjakan semua pekerjaan dengan

baik dan bertanggung jawab.

b. Macam-macam Disiplin

Menurut A. Prabu Mangkunegara ada dua bentuk disiplin

kerja, yaitu disiplin preventif, dan disiplin korektif.

1) Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan

pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan

yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah

untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara

preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap

peraturan-peraturan perusahaan.

Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan

(49)

organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka diharapkan akan lebih

mudah menegakkan disiplin kerja.

2) Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai

dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap

mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada

perusahaan.

Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu

diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan

pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar,

memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran

kepada pelanggar.

Menurut Keith Davis bahwa disiplin korektif memerlukan

perhatian proses yang seharusnya, yang berarti bahwa prosedur

harus menunjukkan pegawai yang bersangkutan benar-benar

terlibat. Keperluan proses yang seharusnya itu dimaksudkan adalah

pertama, suatu prasangka yang tak bersalah sampai pembuktian

pegawai berperan dalam pelanggaran. Kedua, hak untuk didengar

dalam beberapa kasus terwakilkan oleh pegawai lain. Ketiga,

disiplin itu dipertimbangkan dalam hubungannya dengan

(50)

c. Faktor-faktor Disiplin Kerja

Menurut Malayu S.P Hasibuan (2012:191) ada beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan kerja pegawai

suatu organisasi, diantaranya yaitu:

1) Tujuan dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat

kedisiplinan kerja pegawai. Tujuan yang akan dicapai harus jelas

ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan

pegawai. Hal ini berarti tujuan, pekerjaan yang dibebankan kepada

seorang pegawai harus sesuai dengan kemampuan pegawai

tersebut, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan berdisiplin baik

dalam mengerjakannya. Tetapi jika pekerjaannya jauh dibawah

kemampuannya, maka keunggulan dan kedisiplinan pegawai

rendah.

2) Teladan Pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan

kedisiplinan kerja karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan

dan panutan oleh bawahannya. Pimpinan harus memberikan contoh

yang baik. Tetapi jika teladan pimpinan kurang baik (kurang

berdisiplin), maka para bawahan juga akan kurang disiplin.

3) Balas Jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi

(51)

kepuasan dan kecintaan pegawai semakin baik terhadap pekerjaan,

maka kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.

4) Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan kerja

pegawai, karena sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting

dan minta diperlakukan sama dengan manusia yang lainnya.

Manajer yang cakap dalam kepemimpinannya selalu bersikap asik

terhadap seluruh bawahannya. Hal ini dilakukan karena ia

menyadari bahwa dengan keadilan yang baik maka akan

menciptakan kedisiplinan yang baik pula.

5) Pengawasan Melekat

Pengawasan Melekat (waskat) adalah tindakan nyata yang

paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan pegawai, karena

dengan pengawasan ini berarti atasan harus aktif dan langsung

mengawasi perilaku moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja

bawahannya.

6) Sanksi Hukum

Sanksi hukum memberikan peranan penting dalam

memelihara kerja pegawai. Dengan sanksi hukuman yang semakin

berat pegawai akan semakin takut untuk melanggar

peraturan-peraturan perusahaan, dan sikap serta perilaku pegawai yang tidak

(52)

7) Ketegasan

Pimpinan harus berani menindak tegas pegawai yang bersikap

tidak disiplin sesuai dengan sanksi hukuman yang ditetapkan.

Dengan demikian, pimpinan tersebut akan dapat memelihara

kedisiplinan pegawai.

8) Hubungan Kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara semua

pegawai akan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu

organisasi. Jika tercipta human relationship yang baik dan

harmonis, diharapkan akan terus terwujud lingkungan dan suasana

kerja yang nyaman. Sehingga kondisi seperti ini diharapkan dapat

memotivasi kedisiplinan yang baik pada organisasi tersebut.

Sedangkan menurut Alfred Lateiner (2002) :

1) Ketepatan waktu

Jika karyawan datang ke kantor tepat waktu, pulang kantor

tepat waktu, serta karyawan dapat bersikap tertib maka dapat

dikatakan kayawan tersebut memiliki disiplin kerja yang baik.

2) Pemanfaatan sarana

Karyawan yang berhati-hati dalam menggunakan peralatan

kantor untuk menghindari terjadinya kerusakan pada alat kantor

merupakan cerminan karyawan yang memiliki disiplin kerja yang

(53)

3) Tanggung jawab yang tinggi

Karyawan yang selalu menyelesaikan tugas yang dibebankan

kepadanya sesuai dengan prosedur dan bertanggung jawab terhadap

hasil kerjanya, dapat pula dikatakan memiliki disiplin kerja yang

tinggi.

4) Ketaatan terhadap aturan kantor

Karyawan yang memakai seragam sesuai aturan, mengenakan

kartu tanda identitas, izin apabila tidak masuk kantor, juga

merupakan cerminan disiplin yang tinggi.

5. Kualitas Pelayanan a. Pengertian Kualitas

Terdapat sejumlah pakar dengan berbagai sudut pandang yang

berbeda telah memberikan pengertian mengenai konsep kualitas,

sehingga terdapat definisi-definisi yang berbeda pula. Menurut Goesth

dan Davis, kualitas adalah sebagai suatu kondisi dinamis dimana yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan (Nasution, 2005:22).

Sedangkan Kotler (2009:143) mendefinisikan kualitas sebagai

“totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau

tersirat”. Pernyataan tersebut memberikan arti bahwaseorang produsen

(54)

diberikan memenuhi harapan konsumen, kualitas berpusat pada

konsumen.

Sedangkan menurut Bharat Whaklu (2009:3) kualitas produk

atau jasa memiliki dua aspek, keduanya bersama-sama memiliki satu

definisi, yang pertama berkaitan dengan fitur dan atribut dari produk

atau jasa. Ini memastikan bahwa produk atau jasa memenuhi

kebutuhan penggunanya. Aspek kedua menyangkut tidak adanya

kekurangan dalam produk.

b. Perspektif Kualitas

David dalam Tjiptono (2014:6), mengidentifikasikan adanya

lima alternatif perspektif kualitas yang biasa digunakan, yaitu:

1) Transcendental Approach

Kualitas dalam pendekatan ini, dipandang sebagai innate

excellence, dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi

sulit didefinisikan dan dioperasionalisasikan. Sudut pandang ini

biasanya diterapkan dalam dunia seni, misalnya seni musik, seni

drama, seni tari, dan seni rupa. Meskipun demikian suatu

perusahaan dapat mempromosikan produknya melalui

pernyataan-pernyataan maupun pesan-pesan komunikasi seperti tempat

berbelanja yang menyenangkan, elegan (mobil), kecantikan wajah

(kosmetik), kelembutan dan lain-lain. Dengan demikian fungsi

perencanaan produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali

(55)

2) Product-based Approach

Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan

karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat

diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam

jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena

pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat menjelaskan

perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual.

3) User-based Approach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas

tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang

paling memuaskan preferensi seseorang (misalnya perceived

quality) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.

Perspektif yang subjektif dan demand-orientalini juga menyatakan

bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan

yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama

dengan kepuasan maksimum yang dirasakannya.

4) Manuacturing-based Approach

Perspektif ini bersiat supply-based dan terutama

memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan,

serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian/sama dengan

persyaratan (conformance to requirements). Dalam sektor jasa,

dapat dikatakan bahwa kualitasnya bersifat operations-driven.

(56)

dikembangkan secara internal, yang seringkali didorong oleh tujuan

peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi yang

menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan

perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya.

5) Value-based Approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga.

Dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga.

Kualitas dideinisikan sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam perspektif ini bersiat relative, sehingga produk yang

memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling

bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah barang atau jasa

yang paling tepat dibeli (best-buy).

c. Pengertian Pelayanan

Pelayanan merupakan terjemahan dari istilah service dalam

bahasa Inggris yang menurut Kotler yang dikutip Tjiptono, yaitu

berarti “setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu

pihak ke pihak lain, yang ada dasarnya bersifat intangible (tidak

berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”

(Tjiptono, 2014:26). Kotler membedakan penawaran menjadi lima

kategori, yaitu:

1) Barang berwujud murni

2) Barang berwujud yang disertai jasa

(57)

4) Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan

5) Jasa murni

d. Dimensi Kualitas Pelayanan

Konsep kualitas pelayanan merupakan faktor penilaian yang

merefleksikan persepi konsumen terhadap lima dimensi spesifik dari

kinerja layanan (Pasuraman, et al. 1985, dalam Tjiptono 2014:282)

menyimpulkan bahwa terdapat lima dimensi SERVQUAL (Service

Quality) yang dipakai untuk mengukur kualitas pelayanan, yaitu:

1) Reliability

Reliability atau keandalan yakni kemampuan memberikan

layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

2) Responsiveness

Responsiveness atau daya tanggap merupakan kesediaan dan

kemampuan karyawan untuk membantu pelanggan dan merespon

pemintaan pelanggan dengan tanggap.

3) Assurance

Assurance atau jaminan mencakup pengetahuan, kompetensi,

kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas

dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.

4) Emphaty

Emphaty merupakan kemudahan dalam menjalin relasi,

(58)

5) Tangibles

Tangibles meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan

sarana komunikasi.

Namun sebelum dimensi disempurnakan seperti diatas

terdapat sepuluh dimensi kualitas jasa, diantaranya:

1) Reability, berhubungan dengan konsisten kinerja dan

ketergantungan. Hal ini berarti perusahaan menyelenggarakan jasa

dengan baik pertama kali dan menjunjung tinggi janji-janjinya.

2) Responsiveness (daya tanggap), berhubungan dengan kesiapan

karyawan menyediakan layanan jasa. Juga menyangkut ketepaan

waktu pelayanan.

3) Competence, berarti kepemilikan kemampuan yang dibutuhkan dan

pengetahuan menyelenggarakan jasa.

4) Access, mudah ditemui dan mudah dikontak.

5) Kesopanan, yaitu sikap santun, respek, perhatian, dan keramahan

para staf lini depan (termasuk resepsionis, operator telepon dan

sebagainya).

6) Communication, menjaga hubungan dengan pelanggan dalam

bahasa yang mereka mengerti dan mendengarkan mereka, dapat

juga berarti perusahaan harus menyesuaikan bahasanya dengan

(59)

7) Credibility, mengandung arti saling mempercayai, dapat dipercaya

dan kejujuran. Menyangkut ketertarikan jiwa yang disukai

pelanggan.

8) Security, kebebasan dari rasa takut, beresiko dan keraguan.

9) Understanding atau Knowing, pelanggan berhubungan dengan

usaha mengenai kebutuhan pelanggan.

10) Tangibles, termasuk bukti fisik dari jasa.

B. Hubungan Antar Variabel

1. Pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap Kualitas Pelayanan

Manajemen Mutu Total (TQM) menurut Rivai (2010: 408) adalah

konsep dan metode yang memerlukan komitmen dan keterlibatan pihak

manajemen dan seluruh pengelola perusahaan untuk memenuhi keinginan

atau kepuasan pelanggan secara konsisten. Dalam TQM tidak hanya

manajemen yang bertanggung jawab dalam memenuhi keinginan

pelanggan, tetapi juga peran aktif seluruh anggota untuk memperbaiki

mutu produk atau jasa yang dihasilkannya (Bennet and kerr, 1996).

TQM adalah filosofi manajemen dan pola yang melibatkan

teknik-teknik perbaikan mutu yang telah diadopsi oleh perusahaan AS.

Dengan teknik melakukan perbaikan terus-menerus di semua operasi

dengan mencari dan menemukan alasan bagi kinerja mutu yang buruk dan

pelayanan pelanggan dan mengimplementasikan metode untuk

(60)

(Rivai, 2010: 409). Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa Total

Quality Management (TQM) merupakan sebuah metode yang digunakan

untuk dapat menciptakan kualitas produk atau jasa yang tinggi dengan

melakukan perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses

dan lingkungannya.

2. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kualitas Pelayanan

Menurut Wyckof dalam Tjiptono (2014:268), kualitas jasa

merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan kata

lain, terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa: jasa

yang diharapkan dan jasa yang dipersepsikan. Lebih lanjut, menurut

Gronroos (1990), pada dasarnya kualitas jasa yang dipersepsikan

pelanggan terdiri atas dua dimensi utama. Dimensi pertama, technical

quality yang berkaitan dengan output jasa yang dapat dipersepsikan

pelanggan dimana komponen ini dapat dijabarkan lagi menjadi tiga jenis

yaitu search quality (dapat dievaluasi sebelum dibeli, misalnya harga),

experience quality (contohnya ketepatan waktu, kecepatan layanan, dan

kerapian hasil), serta credence quality. Dimensi kedua, functional quality

berkaitan dengan kualitas cara penyampaian jasa kepada pelanggan. Dari

kedua dimensi dapat diartikan bahwa kualitas penyedia jasa dapat dilihat

dari perusahaan, sumber daya dan caranya beroperasi. Untuk itu dapat

dikatakan disiplin kerja pegawai juga dapat mempengaruhi kualitas

(61)

(2002) merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para

pekerja yang membat mereka dapat mematuhi keputusan dan

peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Disiplin kerja dapat diukur dengan

ketepatan waktu, pemanfaat sarana, tanggung jawab yang tinggi dan

ketaatan terhadap aturan kantor. Sehingga disiplin dapat meningkatkan

produktivitas perusahaan dan kualitas pelayanan.

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variabel Model

(62)
(63)
(64)

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang

bagaimana landasan teori yang telah dijabarkan berhubungan secara logis

dengan berbagai faktor yang diidentifikasi sebagai masalah yang penting

(Sekaran, 2006:135).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi

antara variabelTotal Quality Managementdan disiplin kerja terhadap kualitas

pelayanan.

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Kualitas Pelayanan

(Y) Total Quality

Management

(X1)

Disiplin Kerja

(X2)

H3 H1

(65)

E. Hipotesis

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang

diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variable yang diungkapkan

dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Dengan menguji hipotesis dan

menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan

untuk mengatasi masalah yang dihadapi (Sekaran, 2009: 135). Berdasarkan

kerangka pemikiran diatas, maka hipótesis sebagai berikut:

a. Pengaruh variabel TQM terhadap kualitas pelayanan.

H : Tidak terdapat pengaruh antara TQM terhadap kualitas pelayanan.

H : Terdapat pengaruh antara variabel TQM terhadap kualitas

pelayanan.

b. Pengaruh variabel disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan

H : Tidak terdapat pengaruh antara variabel disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan.

H : Terdapat pengaruh antara variabel disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan.

c. Pengaruh variabel TQM dan disiplin kerja terhadap kualitas pelayanan

secara bersama-sama.

H : Tidak terdapat pengaruh antara variabel TQM dan disiplin kerja

terhadap kualitas pelayanan secara bersama-sama.

H : Terdapat pengaruh antara variabel TQM dan disiplin kerja terhadap

Gambar

Tabel 1.1
Grafik 1.1Data Absensi Karyawan Bulan Juli-September
Gambar 2.1 diatas adalah model kualitas atau laba yang menunjukkan
Tabel 2.1Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

They help students to understand the teaching and learning methods that enable the outcome to be achieved; the assessment methods that enable achievement to

Memiliki pengalaman pendampingan kepada pemerintah daerah bidang pembangunan perumahan minimal 2 tahun, khususnya dalam pendampingan daerah, penguatan kelembagaan,

Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

Dalam jurnal 44th Lunar and Planetary Science Conference (2013), Saavedra menyatakan bahwa representasi visual dan grafis pengetahuan ilmiah adalah salah satu cara

1) Kerumunan yang bertindak emosional ( Acting Mobs ) bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma- norma

Penulis akan membahas mengenai proses perizinan dari tiga lagu Band Koes Plus dan satu lagu Koes Bersaudara yang akan dijadikan soundtrack dalam film pendek "Senja Bersemi" yang

[r]

Website e-CRM sebagai usulan sistem baru yang dihasilkan dari penelitian ini masih bersifat prototipe, artinya fitur atau layanan yang terdapat pada website tersebut belum