• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ii

RINGKASAN

Polimer saat ini telah banyak diteliti orang dengan harapan bisa didapatkannya formula bahan isolasi dengan kinerja yang tinggi pada penggunaan tertentu. Polimer mampu memegang peranan penting sebagai bahan isolasi karena memiliki kelebihan baik secara fisis maupun kimiawi. Isolator polimer semakin meluas penggunaannya baik di level tegangan transmisi maupun distribusi dan memiliki pangsa pasar cukup lebar di pasaran dunia. Polimer, khususnya resin epoksi memiliki beberapa kelemahan. Bahan ini sensitif jika digunakan pada suhu tinggi, kelembaban tinggi, dan daerah dengan intensitas radiasi ultraviolet (UV) tinggi, seperti di Indonesia. Di kawasan industri semen Gresik disinyalir banyak terjadi kegagalan isolator karena permukaannya terkontaminasi oleh lapisan polutan yang bergaram dan lembab.

Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium untuk mengetahui kinerja elektris dan mekanis dari bahan isolasi resin epoksi yang terkontaminasi polutan industri di daerah tropis. Bahan uji resin epoksi terbuat dari diglycidyl ether of bishphenol A (DGEBA) sebagai bahan dasar, methaphenylene diamine (MPDA) sebagai bahan pengeras dan diberi bahan pengisi rice husk ash (RHA). Ukuran dari bahan uji adalah 70 mm x 70 mm x 5 mm. Perbandingan campuran DGEBA dengan MPDA adalah 1 : 1, sedangkan bahan pengisi (filler) divariasi mulai dari 10 %, 20 %, 30 %, 40 % dan 50 % dari berat total bahan uji.

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komposisi bahan pengisi (filler) yang mengalami penuaan dipercepat terhadap kinerja bahan isolasi resin epoksi yang terdiri dari: kekuatan mekanis, tegangan flashover, arus bocor, sudut kontak hidrofobik, perubahan permukaan dan perubahan struktur kimia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik setelah penuaan cenderung lebih besar dibanding sebelum penuaan tetapi kekerasan permukan setelah penuaan cenderung lebih kecil dibanding sebelum penuaan. Komposisi filler tidak signifikan dalam mempengaruhi kinerja tegangan flashover dan arus bocor sedangkan lama penyinaran UV cukup signifikan dalam mempengaruhi kinerja tegangan flashover dan arus bocor. Semakin lama bahan uji tersebut mengalami penyinaran UV, maka tegangan flashover cenderung turun, yang diikuti dengan kenaikan arus bocornya. Bertambahnya komposisi filler akan menurunkan sudut kontak permukaan bahan uji, yang dapat mempengaruhi peningkatan kandungan ESDD. Penyinaran UV selama 96 jam pada bahan uji menunjukkan adanya gejala degradasi permukaan yang belum berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan struktur kimia permukaan

(2)

iii SUMMARY

Polymers have been investigated by many researchers in order to find high performance insulator formula for specific uses. Polymers can play a significant role as insulating media because of their excellent physical and chemical properties. Polymeric insulators are increasingly being used in both distribution and transmission voltage ranges and steadily capture a wider share of the world market. On the other hand, polymers, such as epoxy resin have some disadvantages. It is very sensitive if it is used in high temperature, very humid, or area with high intensity of ultraviolet (UV) radiation, like in Indonesia. In Gresik cement industry, there were many insulators failed because the surfaces were contaminated by salty pollution layer and they were wet.

This research was a laboratory study to investigate electrical and mechanical performance of insulation material made from epoxy resin contaminated with artificial industrial pollution. Test material of epoxy resin was made from diglycidyl ether of bishphenol A (DGEBA) as base material, methaphenylene diamine (MPDA) as curing agent, silicone rubber and rice husk ash (RHA) as filler. The dimension of test material was 70 mm x 70mm x 5 mm. Ratio of DGEBA to MPDA was 1:1, while filler was varied from 10%, 20%, 30%, 40% and 50% of total weight of test material.

This research was to identify the influences of filler that influenced in accelerated ageing on performance of epoxy resin isolation material consisting of mechanical strength, flashover, leakage current, contact angle of hydrophobic equivalent salt deposit density (ESDD), degradation effect and chemical structural change.

The results of the research indicated that mechanical tensile strength of test material after accelerated ageing was better than before accelerated ageing for all filler compositions but hard value of test material before accelerated ageing was better than after accelerated ageing for all filler compositions. The performance of flashover and leakage current were not influenced by the composition of filler. The performance of flashover andleakage current were influenced duration of UV radiation. More longer period of UV radiation resulted in flashover decrease, but, the increase in the leakage current. It is seemed that it was caused by the decrease in hydrophobic of characteristic of test material that influenced ESDD content. As a result accelerated aging as along as 96 hours have not significant effect to the deterioration of epoxy resin insulating materials.

(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit, saluran transmisi, dan sistem distribusi. Letak pembangkit tenaga listrik ada kalanya cukup jauh dari daerah pelayanan, sehingga diperlukan saluran transmisi jarak jauh sebelum didistribusikan ke konsumen. Transmisi tenaga listrik dalam jumlah besar memerlukan tegangan tinggi atau ekstra tinggi yang menimbulkan masalah utama pada bahan isolasi untuk isolator yang berfungsi mengisolasi saluran bertegangan dengan menara, atau saluran dengan saluran sehingga tidak terjadi kebocoran arus, dan dalam hal gradien medan tinggi, tidak terjadi lompatan listrik atau lewat denyar (flashover) atau percikan (sparkover) (Berahim, 2005).

Material isolasi yang digunakan pada sistem tenaga listrik di Indonesia sampai saat ini adalah isolator berbahan isolasi porselin dan/atau gelas. Penggunaan isolator jenis ini pada sistem transmisi yang bertegangan tinggi tidak cocok karena rapat massa porselin dan/atau gelas yang tinggi akan menyebabkan semakin besar biaya untuk menara transmisi. Material isolasi polimer dengan jenis resin epoksi memiliki rapat massa yang lebih rendah dibanding porselin sehingga jenis resin epoksi merupakan suatu alternatif baru pengganti porselin dan/atau gelas sebagai bahan dasar pembuatan isolator tegangan tinggi (Berahim, 2000).

(4)

2

2,5 gram/cm3, serta proses pembuatannya yang tidak memerlukan energi yang terlalu besar hanya membutuhkan suhu antara 2000C - 3000C. Juga sifat dielektrik bahan isolasi polimer memiliki konstanta dielektrik 2,3 – 5,5 dan faktor disipasi (0,1-5,0) x 10−3akan lebih baik dibandingkan dengan porselin dengan konstanta dielektrik 5,0–7,5 dan faktor disipasi (20–40)x10−3sedangkan gelas memiliki konstanta dielektrik 7,3 dan faktor disipasi (15 – 50) x 10−3 (Looms, 1998). Sifat perekat resin epoksi yang sempurna, mudah dibentuk, kekuatan mekanis yang baik, daya tahan kimia yang kuat merupakan keuntungan yang paling penting dari resin padat (Lee dan Neville, 1967).

Penggunaan bahan isolasi polimer resin epoksi bisphenol-A yang dihasilkan dari reaksi phenol dan acetone, dengan bahan pengisi pasir silika untuk isolator pasangan luar, mula-mula diperkenalkan pada tahun 1950, tetapi setelah lama terpasang diluar, timbul retak pada permukaannya karena tidak tahan terhadap radiasi sinar ultraviolet (Cherney, 1996; Malik et al., 1998; Berahim, 2005).

Radiasi ultraviolet dapat menyebabkan penurunan waktu pakai bahan epoksi. Sebagai ilustrasi kenaikan intensitas UV (sinar ultraviolet) sebesar 9 mW/cm2 (dari 3 mW/cm2 menjadi 12mW/cm2 ) pada temperatur 57o C dapat menurunkan waktu pakai sebesar 688 jam dari 850 jam (Yandri dan Sirait, 1999).

(5)

3

ESDDnya akan semakin tinggi, sehingga kinerja bahan seperti arus bocor permukaan juga akan tinggi, tetapi tegangan kritis flashover-nya semakin kecil (Berahim, 2000).

Proses penuaan alamiah pada isolator akan terjadi secara perlahan-lahan dan memerlukan waktu yang lama. Menurut Berahim (2002), ada korelasi yang cukup baik antara penuaan alamiah dengan penuaan dipercepat di laboratorium. Dengan demikian untuk menghindari unjuk kerja isolator akibat penuaan cukup diamati dengan penuaan dipercepat di laboratorium sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dan biaya besar. Menurut standar IEC 1109, penuaan dipercepat di laboratorium selama 96 jam akan mewakili penuaan alamiah selama 5000 jam.

Koefisien diffusi air membesar bila temperaturnya dinaikkan, demikian pula bila bahan sebelum mengalami penuaan dan sesudah mengalami penuaan. Absorpsi air mengurangi daya kedap air dari silicone rubber. Penggunaan High Voltage to Main electrodes (H-M) dan Guard to Main electrodes (G-M) untuk medan listrik dapat mendeteksi perubahan kemampuan dielektrik sebelum dan setelah penuaan. Konstanta dielektrik pada high temperature vulcanized silicone rubber (HTV- silicone rubber) meningkat selama penuaan dan absorpsi air serta menurun selama tidak mengalami penuaan dan dibiarkan menguap (Tokoro dkk, 1998; Budiman, 2004)

(6)

4

dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa pencampuran tersebut dapat meningkatkan kekuatan mekanik bahan (Onggo,1986; Rimbawati, 2007).

Suatu bahan isolasi memiliki beberapa syarat yang harus dimiliki antara lain: memiliki nilai resistivitas yang besar (sehingga nilai tegangan flashover tinggi, arus bocor relatif kecil), memiliki kekuatan mekanis yang besar (kekuatan tarik dan kekerasan permukaan), memiliki sifat hidrophobic (menolak air)

Berdasarkan kelebihan yang dimiliki oleh resin epoksi dan adanya rice huskash (RHA) dan silicone rubber yang dapat diusulkan sebagai bahan pengisi (filler), maka penelitian ini akan membahas mengenai parameter kinerja isolasi polimer resin epoksi dengan bahan pengisi RHA dan silicone rubber yang terdiri dari: pengujian tegangan flashover, arus bocor, sudut kontak, ESDD (Equivalent Salt Deposit Density), kekerasan permukaan, kekuatan tarik, degradasi permukaan dan analisis gugus fungsi kimia permukaan. Bahan isolasi ini akan mendapatkan perlakuan penuaan dipercepat dengan penyinaran ultraviolet (UV) dari 0 – 96 jam dan perlakuan polutan industri semen Gresik buatan.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu bagaimana hubungan komposisi filler, lama penyinaran UV terhadap:

a. Kinerja tegangan lewat denyar (flashover), arus bocor (leakage current), sifat hidrofobik (kedap air) dan ESDD pada bahan isolasi resin epoksi dengan bahan pengisi siicone rubber (SiR) dan abu sekam padi.

(7)

5

c. Degradasi permukaan dan perubahan spektrum infra merah (analisis gugus fungsi) pada bahan isolasi resin epoksi dengan bahan pengisi siicone rubber (SiR) dan abu sekam padi.

Bahan isolasi resin epoksi pada kondisi terkontaminasi polutan industri semen Gresik.

1.3Batasan Masalah

Pembatasan permasalahan dalam penelitian ini perlu dilakukan, agar di dalam pembahasan persoalan dapat lebih terarah, maka :

1. Penelitian dilakukan di Laboratorium (penuaan dipercepat)

2. Sampel yang diuji dengan ukuran 70 X 70 X 5 mm, dengan komposisi filler 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%.

3. Polutan yang dipakai merupakan polutan buatan yang menirukan polutan industri semen Gresik

(8)

101

DAFTAR PUSTAKA

Berahim, H., 2000,

Pengaruh Polutan terhadap Kinerja Bahan Isolasi Epoksi

resin untuk Isolator

, Seminar Nasional dan Workshop Teknik Tegangan

Tinggi III, pp. 108-112, UI, Jakarta

Berahim, H., 2002, ” Pengaruh SiR sebagai Bahan Pengisi terhadap ESDD dan

Arus Bocor Material Isolasi RTV Resin Epoksi di Daerah beriklim

Tropis”, Jurnal Tegangan Tinggi Indonesia, Bandung

Berahim, H., 2006, ” Pengaruh Silane sebagai Bahan Pengisi Material Isolasi

Polimer Resin Epoksi di Daerah Tropis”, Media Teknik No.3, Agustus,

pp. 48-53.

Budiman, A., 2005, “ Hubungan Penuaaan Dipercepat dengan Kinerja Bahan

Isolasi Resin Epoksi yang terkontaminasi Polutan Industri di Daerah

Tropis”, Tesis, UGM, Yogyakarta

Daryanto, 2003, “ Pembuatan Silika Amorphous untuk Industrial Grade Silika

dari Abu Sekam Padi ”, Laporan Penelitian Teknik Kimia, UGM,

Yogyakarta

Davis, A., Sims,D., 1983 ” Weathering of Polymers”, Applied Science Publishers

London, New York

Giriantari, I.A.D., 1999, “ Pengaruh Polusi Garam Terhadap Surface Discharge

yang terjadi pada isolator”, Seminar Nasional dan Workshop Teknik

Tegangan Tinggi II, pp B1-4.1-B1.4.6,UGM, Yogyakarta

Gorur, R.S., Cherney, E.A., Hackam, R., 1990, “ Polimeric Insulator Propiles

Evaluated in a fog Chamber”, IEEE Trans. Power Delivary, Vol.5, No.2,

April

IEC Standard 507, 1991

,

“ Artificial Pollution Test on High Voltage Insulators To Be

Used on A.C. System”, Second Edition

IEC Standard 601, 1989, “High Voltage Test Techniques”, pp. 34 Second Edition

(9)

102

Kahar, Yandri, N., 1998, ” Penelitian tentang Epoksi Sikloalifatik Tuang (EST)

sebagai Bahan Isolasi Listrik Tegangan Tinggi di Daerah Beriklim Tropis,

Disertasi ITB, Bandung

Kim, S.H., et all, 1998,

Thermal Characteristics of RTV Silicone Rubber Coating as a

Function of Filler Level

, Proceedings of 1998 International Symposium

on Electrical Insulating Materials in conjunction with 1998 Asian

International Conference on Dielectrics and Electrical Insulation and

the30th Symposium on Electrical Insulating Materials

Lee, H., Neville, K., 1967

, “ Hand Book of Epoxy Resin s

”, Mc Graw-Hill Book

Company.

Mizuno, Y., Kusada, H., Naito, K., 1997,

Effect of Climatic Condition on

Contaminan Flashover Voltage of Insulator

, IEEE Trans. On Dielectrical

Insulation, vol.4, June, 286-289

NGK Insulators, Ltd., 1995 “ Pollution Map and Analysis of Contaminant ” PT PLN

Persero, Jakarta

Ollier, V., Dureault, Gosse, B., 1998, “ Photo - Oxidation and electrical Aging of

Anhydride-cured Epoxy Resin”, IEEE Trans. On Dielectrics and Electr.

Insul. 5(6), 935-943

Onggo, M., 1986,“ Proses dan Sifat Campuran Abu Sekam Semen “, Telaah Jilid IX,

No.1

PLN dan Fakultas Teknik UGM, 1996, “Pekerjaan Studi dan Survey Penyusunan

Peta Tingkat Intensitas Polusi serta Pedoman Pemilihan Jenis Isolator di

Pulau Jawa,” Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta

Suhartini, Y., Tumiran, Berahim, H., 2002

,

“ Effect Of Salt Contaminant To

The Leakage Current Performance on The Resin Epoxy Insulating

Material”, Joint Conference of ACED & K-J Symposium on ED and

HVE, pp. 515-518

Sorqvist, T., Vlatos, A.E., 1997, “ Performance and Ageing of Polymers Insulator”,

IEEE Trans. On Power Delivery

,

vol.12. No.4, October

Suyanto, M., 2000, “Arus Bocor Kritis flashover pada isolator terkontaminasi”, tesis,

UGM, Yogyakarta

(10)

103

Syafriyudin, 2003, “ Pengaruh Polutan Industri Terhadap Kinerja Bahan Isolasi

Resin Epoksi”, Tesis, UGM, Yogyakarta

Surdia, T., Saito, S., 1985, ” Pengetahuan Bahan Teknik

”, PT. Pradnya Paramita,

Jakarta

Sastrohamidjojo, 1992, “Spektroskopi Inframerah”, Penerbit Liberty, Yogyakarta

Suwarno, Salama, Sirait, K.T., Kaerner, H. C., 1998, “ Dielectric Properties and

Surface Hydropobicity of Silicon Rubber Under the Influence on Artificial

Tropical Climate “, Presented at International Symposium on Electrical

Insulating Material , pp 507-510, Toyohashi, Japan.

(11)

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA

BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI

SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

Oleh:

Hasyim Asy’ari, S.T,. M.T : 100. 981

Ir. Jatmiko, M.T : 622

Aris Budiman, S.T,. M.T : 885

DIBIAYAI DIPA

188/SP2H/PP/DP2M/III/2008

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(12)
(13)

ii

RINGKASAN

Polimer saat ini telah banyak diteliti orang dengan harapan bisa didapatkannya formula bahan isolasi dengan kinerja yang tinggi pada penggunaan tertentu. Polimer mampu memegang peranan penting sebagai bahan isolasi karena memiliki kelebihan baik secara fisis maupun kimiawi. Isolator polimer semakin meluas penggunaannya baik di level tegangan transmisi maupun distribusi dan memiliki pangsa pasar cukup lebar di pasaran dunia. Polimer, khususnya resin epoksi memiliki beberapa kelemahan. Bahan ini sensitif jika digunakan pada suhu tinggi, kelembaban tinggi, dan daerah dengan intensitas radiasi ultraviolet (UV) tinggi, seperti di Indonesia. Di kawasan industri semen Gresik disinyalir banyak terjadi kegagalan isolator karena permukaannya terkontaminasi oleh lapisan polutan yang bergaram dan lembab.

Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium untuk mengetahui kinerja elektris dan mekanis dari bahan isolasi resin epoksi yang terkontaminasi polutan industri di daerah tropis. Bahan uji resin epoksi terbuat dari diglycidyl ether of bishphenol A (DGEBA) sebagai bahan dasar, methaphenylene diamine (MPDA) sebagai bahan pengeras dan diberi bahan pengisi rice husk ash (RHA). Ukuran dari bahan uji adalah 70 mm x 70 mm x 5 mm. Perbandingan campuran DGEBA dengan MPDA adalah 1 : 1, sedangkan bahan pengisi (filler) divariasi mulai dari 10 %, 20 %, 30 %, 40 % dan 50 % dari berat total bahan uji.

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komposisi bahan pengisi (filler) yang mengalami penuaan dipercepat terhadap kinerja bahan isolasi resin epoksi yang terdiri dari: kekuatan mekanis, tegangan flashover, arus bocor, sudut kontak hidrofobik, perubahan permukaan dan perubahan struktur kimia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik setelah penuaan cenderung lebih besar dibanding sebelum penuaan tetapi kekerasan permukan setelah penuaan cenderung lebih kecil dibanding sebelum penuaan. Komposisi filler tidak signifikan dalam mempengaruhi kinerja tegangan flashover dan arus bocor sedangkan lama penyinaran UV cukup signifikan dalam mempengaruhi kinerja tegangan flashover dan arus bocor. Semakin lama bahan uji tersebut mengalami penyinaran UV, maka tegangan flashover cenderung turun, yang diikuti dengan kenaikan arus bocornya. Bertambahnya komposisi filler akan menurunkan sudut kontak permukaan bahan uji, yang dapat mempengaruhi peningkatan kandungan ESDD. Penyinaran UV selama 96 jam pada bahan uji menunjukkan adanya gejala degradasi permukaan yang belum berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan struktur kimia permukaan

(14)

iii SUMMARY

Polymers have been investigated by many researchers in order to find high performance insulator formula for specific uses. Polymers can play a significant role as insulating media because of their excellent physical and chemical properties. Polymeric insulators are increasingly being used in both distribution and transmission voltage ranges and steadily capture a wider share of the world market. On the other hand, polymers, such as epoxy resin have some disadvantages. It is very sensitive if it is used in high temperature, very humid, or area with high intensity of ultraviolet (UV) radiation, like in Indonesia. In Gresik cement industry, there were many insulators failed because the surfaces were contaminated by salty pollution layer and they were wet.

This research was a laboratory study to investigate electrical and mechanical performance of insulation material made from epoxy resin contaminated with artificial industrial pollution. Test material of epoxy resin was made from diglycidyl ether of bishphenol A (DGEBA) as base material, methaphenylene diamine (MPDA) as curing agent, silicone rubber and rice husk ash (RHA) as filler. The dimension of test material was 70 mm x 70mm x 5 mm. Ratio of DGEBA to MPDA was 1:1, while filler was varied from 10%, 20%, 30%, 40% and 50% of total weight of test material.

This research was to identify the influences of filler that influenced in accelerated ageing on performance of epoxy resin isolation material consisting of mechanical strength, flashover, leakage current, contact angle of hydrophobic equivalent salt deposit density (ESDD), degradation effect and chemical structural change.

The results of the research indicated that mechanical tensile strength of test material after accelerated ageing was better than before accelerated ageing for all filler compositions but hard value of test material before accelerated ageing was better than after accelerated ageing for all filler compositions. The performance of flashover and leakage current were not influenced by the composition of filler. The performance of flashover andleakage current were influenced duration of UV radiation. More longer period of UV radiation resulted in flashover decrease, but, the increase in the leakage current. It is seemed that it was caused by the decrease in hydrophobic of characteristic of test material that influenced ESDD content. As a result accelerated aging as along as 96 hours have not significant effect to the deterioration of epoxy resin insulating materials.

(15)

iv PRAKATA

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

limpahan rahmat, hidayah, dan inayahNYA kepada penulis sejak awal melangkah

mengerjakan hingga akhir penyusunan laporan penelitian dengan judul

Pengaruh Polutan Industri Terhadap Kinerja Bahan Isolasi Polimer Resin Epoksi Berpengisi Silicone Rubber dan Abu Sekam”.

Pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian ini, penulis menyadari

banyaknya masukan, bantuan dan dukungan penuh dari beberapa pihak yang

sangat bermanfaat. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang tulus kepada mereka yaitu:

1. Prof. Dr. Markhamah, M.Hum., selaku Ketua Lembaga Penelitian UMS

2. Ir. H. Sri Widodo, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik UMS, atas

dorongannya yang besar dalam penelitian ini

3. Ir. Jatmiko, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro UMS, atas saran

dan masukannya

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

membantu penulis selama pelaksanaan dan penulisan laporan penelitian ini.

Akhir kata, tiada sesuatu yang sempurna dari hasil karya manusia. Saran

dan kritik yang konstruktif dari para pembaca yang budiman akan penulis terima

dengan senang hati. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Surakarta, 20 September 2008

(16)

v DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

RINGKASAN DAN SUMMARY ... ii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu ... 6

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Isolator Padat ... 10

2.2.2 Polimer Umum ... 12

2.2.3 Resin Epoksi ... 15

2.2.3.1 Karakteristik Dasar Resin Epoksi ... 15

2.2.3.2 Jenis-jenis Resin Epoksi ... 16

(17)

vi

2.2.4 Bahan Pengisi (filler) ... 19

2.2.4.1 Bahan Pengisi RHA (Rice Husk Ash)... 20

2.2.4.2 Bahan Pengisi Silicone Rubber ... 21

2.2.5 Sifat mekanik bahan polimer ... 23

2.2.5.1 Pengujian kekerasan permukaan ... 24

2.2.5.2 Pengujian kekuatan tarik ... 25

2.2.6 Mekanisme tegangan flashover pada isolator terkontaminasi 26

2.2.7 Perhitungan Arus Bocor ... 28

2.2.8 Sudut kontak ... 30

2.2.9 Perhitungan ESDD ... 33

2.2.10 Analisis komposisi kimia permukaan dengan FTIR ... 36

2.2.10.1 Proses serapan inframerah ... 36

2.2.10.2 Kegunaan spektrum inframerah ... 37

2.2.10.3 Spektrum inframerah ... 38

BAB III TUJAUN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 41

3.1 Tujuan Penelitian ... 41

3.2 Manfaat Penelitian ... 41

3.2.1 Untuk Ilmu Pengetahuan ... 41

3.2.2 Pembangunan Negara 42 BAB IV METODE PENELITIAN ... 43

4.1 Pengujian Isolator ... 43

4.2 Bahan Pengujian ... 43

(18)

vii

4.4 Jalannya Penelitian ... 48

4.4.1 Pembuatan Bahan Uji ... 49

4.4.2 Pemberian Polutan ... 52

4.4.3 Penyinaran UV ... 54

4.4.4 Proses Pengkabutan sebelum Pengujian ... 56

4.4.5 Pengujian Tegangan Flashover ... 57

4.4.6 Pengujian Arus Bocor ... 58

4.4.7 Pengukuran Sudut Kontak ... 60

4.4.8 Pengujian Kekuatan Tarik ... 61

4.4.9 Pengujian Kekerasan Permukaan ... 62

4.4.10 Pengujian dengan mikroskop metalurgi ... 63

4.4.10.1 Metode analisis dengan mikroskop metalurgi ... 63

4.4.10.2 Metode analisis spektroskopi FTIR ... 64

4.4.11 Pengukuran ESDD ... 64

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

5.1 Hasil pengujian kekuatan mekanis bahan ... 67

5.1.1 Hasil pengujian kekuatan tarik bahan ... 67

5.1.2 Hasil pengukuran uji kekerasan bahan ... 69

5.2 Hasil Pengujian Tegangan Flashover ... 71

5.3 Hasil Pengujian Arus Bocor ... 76

5.4 Hasil Pengukuran Sudut Kontak Hidrofobik ... 78

5.5 Hasil Pengukuran dan Perhitungan ESDD ... 82

(19)

viii

5.7 Hasil Pengamatan Spektrum FTIR (Fotometer Infrared) ... 89

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

6.1 Kesimpulan ... 99

6.2 Saran ... 100

(20)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Struktur kimia polimer umum ... 14

Tabel 2.2 Komposisi RHA ... 21

Tabel 2.3 Faktor b ... 34

Tabel 4.1. Komposisi penyusun sampel uji berpengisi silicone rubber dan abu sekam padi ... 44 Tabel 4.2 Komposisi polutan yang digunakan ... 44

Tabel 4.3 Data teknik lampu ultaviolet ... 55

Tabel 5.1 Hasil uji kekuatan tarik ... 68

Tabel 5.2 Hasil pengujian kekerasan bahan ... 70

Tabel 5.3 Hasil pengujian tegangan flashover ... 73

Tabel 5.4 Hasil pengujian arus bocor ... 77

Tabel 5.5 Hasil pengujian sudut kontak hidrofobik ... 80

Tabel 5.6 Hasil Pengukuran konduktivitas dan Pengujian ESDD .... 85

(21)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Contoh struktur epoksi ... 15

Gambar 2.2 Struktur kimia resin epoksi ... 15

Gambar 2.3 Struktur bisphenol A ... 16

Gambar 2.4 Reaksi pembentukan phenol ... 17

Gambar 2.5 Reaksi pembentukan aceton ... 17

Gambar 2.6 Reaksi pembentukan bisphenol A ... 17

Gambar 2.7 Struktur kimia MPDA ………. 18

Gambar 2.8 Reaksi antara DGEBA dan MDPA ... 19

Gambar 2.9 Penampang benda uji mekanik ... 25

Gambar 2.10 Rangkaian pembagi tegangan ... 28

Gambar 2.11 Ilustrasi tegangan antarmuka dan sudut kontak keseimbangan dari persamaan Young ... 30 Gambar 2.12 Ilustrasi skematik pembasahan permukaan dan sudut kontak ... 31 Gambar 2.13 Sudut kontak tetesan air pada permukaan bahan ... 32

Gambar 4.1 Peralatan Pembangkit Tegangan Tinggi 100 KV ... 46

Gambar 4.2 Alat pengukur konduktivitas ... 47

Gambar 4.3 Diagram alir proses penelitian ... 49

Gambar 4.4 Diagram alir proses pembuatan bahan uji ... 50

(22)

xi

Gambar 4.6 Proses pemberian polutan ... 53

Gambar 4.7 Kotak penyinaran ultraviolet ... 55

Gambar 4.8 Proses pengkabutan ... 57

Gambar 4.9 Rangkian pengujian tegangan flashover ... 58

Gambar 4.10 Rangkaian uji arus bocor ... 59

Gambar 4.11 Susunan elektroda pengujian tegangan flashover dan arus bocor ... 59 Gambar 4.12 Pengujian sudut kontak ... 61

Gambar 4.13 Alat pengujian kekuatan tarik/mesin salfo fulster ... 62

Gambar 4.14 Alat uji kekerasan permukaan ... 63

Gambar 5.1 Grafik uji kekuatan tarik dengan penyinaran UV dan tanpa penyinaran UV ... 69 Gambar 5.2 Grafik uji kekerasan permukaan dengan penyinaran UV dan tanpa penyinaran UV ... 71 Gambar 5.3 Hubungan tegangan flashover terhadap filler dan lama UV 74 Gambar 5.4 Hubungan arus bocor terhadap Filler dan lama UV ... 78

Gambar 5.5 Hubungan sudut kontak terhadap filler dan lama UV ... 81

Gambar 5.6 Hubungan ESDD terhadap Filler dan Lama UV 86

Gambar 5.7 Foto degradasi permukaan ... 88

Gambar 5.8 Gambar Spektrum FTIR 10% tanpa UV ... 90

Gambar 5.9 Gambar Spektrum FTIR 10% dengan UV 96 jam ... 90

Gambar 5.10 Gambar Spektrum FTIR 20% tanpa UV... .... 91

(23)

xii

Gambar 5.12 Gambar Spektrum FTIR 20% tanpa UV ... 92

Gambar 5.13 Gambar Spektrum FTIR 10% dengan UV 96 jam ... 92

Gambar 5.14 Gambar Spektrum FTIR 40% tanpa UV ... 93

Gambar 5.15 Gambar Spektrum FTIR 10% dengan UV 96 jam ... 93

Gambar 5.16 Gambar Spektrum FTIR 50% tanpa UV ... 94

(24)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Kalibrasi Transformator Uji dan Resistor Pembagi Tegangan

Lampiran 2 Hasil Pengujian Intensitas Radiasi dan Panjang Gelombang

Ultraviolet

Lampiran 3 Data Teknis Lampu Ultra Violet

(25)

RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA

BAHAN ISOLASI POLIMER EPOKSI BERPENGISI

SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

Oleh:

Hasyim Asy’ari, S.T,. M.T : 100. 981

Ir. Jatmiko, M.T : 622

Aris Budimana, S.T,. M.T : 885

DIBIAYAI DIPA

188/SP2H/PP/DP2M/III/2008

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(26)

RINGKASAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA

BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI

SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

Oleh:

Hasyim Asy’ari, S.T,. M.T

Ir. Jatmiko, M.T

Aris Budiman, S.T,. M.T

1. Latar Belakang

a. Pentingnya manfaat isolasi sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan

dengan menara transmisi, bagian yang bertegangan dengan netral

b. Mendapatkan karakteristik kinerja yang meliputi arus bocor, tegangan

flashover, hidrofobik, ESDD, kekuatan tarik, kekerasan permukaan dan

degradasi permukaan pada bahan isolasi resin epoksi berpengisi silicone

rubber dan abu sekam

2. Rumusan Masalah

bagaimana hubungan komposisi filler, lama penyinaran UV terhadap:

a. Kinerja tegangan lewat denyar (flashover), arus bocor (leakage current), sifat

hidrofobik (kedap air) dan ESDD pada bahan isolasi resin epoksi dengan

bahan pengisi siicone rubber (SiR) dan abu sekam padi.

b. Kekuatan mekanis (kekerasan permukaan dan kekuatan tarik) pada bahan

isolasi resin epoksi dengan bahan pengisi siicone rubber (SiR) dan abu sekam

padi.

c. Degradasi permukaan dan perubahan spektrum infra merah (analisis gugus

fungsi) pada bahan isolasi resin epoksi dengan bahan pengisi siicone rubber

(27)

Bahan isolasi resin epoksi pada kondisi terkontaminasi polutan industri semen

Gresik.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komposisi filler,

lama penyinaran UV terhadap:

a. Kinerja tegangan lewat denyar (flashover), arus bocor (leakage current), sifat

hidrofobik dan ESDD pada bahan isolasi resin epoksi dengan bahan pengisi

silicone rubber (SiR) dan abu sekam padi.

b. kekuatan mekanis (kekerasan permukaan dan kekuatan tarik) pada bahan

isolasi resin epoksi dengan bahan pengisi silicone rubber (SiR) dan abu sekam

padi.

c. Degradasi permukaan dan spektrum infra merah (analisis gugus fungsi) pada

bahan isolasi resin epoksi dengan bahan pengisi silicone rubber (SiR) dan abu

sekam padi.

Bahan isolasi resin epoksi pada kondisi terkontaminasi polutan industri semen

Gresik

4. Metode Penelitian Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan Laboratorium Teknik Elektro UMS (Pembuatan sampel dan penyemprotan polutan) dan Laboratorium Teknik Mesin (pengujian kekuatan tarik dan kekerasan permukaan), Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi (Arus Bocor, Tegangan Flashover, Hidrofobik) dan Laboratorium Kimia Organik (Degradasi Permukaan) Universitas Gadjah Mada selama 7 bulan.

Alat dan Bahan

Bahan yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu bahan utama ( bahan isolasi resin epoksi Diglycidil Eter Bisphenol A) dan bahan pengisi (filler) yaitu

silicone rubber dan abu sekam padi.

Peralatan yang dipakai

Sepasang alat pencetak terbuat dari kaca, Transformator Uji, Osiloscop, Salfo Fusser alat penguji kekuatan tarik, Rockwell alat penguji kekerasan permukaan, Konduktometer, Isolatif, penggaris, mika, cutter, dan Seperangkat alat penyemprot polutan

Jalannya Penelitian

Diagram alir penelitian ditunjukkan pada gambar 3, jalannya penelitian dilakukan

dengan Pembuatan bahan uji, Pemberian polutan, Penyinaran ultra violet (UV), Proses

(28)

permukaan), Pengukuran konduktifitas (guna perhitungan nilai ESDD, Pengujian Arus Bocor,

Tegangan Flashover, Hidrofobik dan degradasi permukaan

Gambar 3. Proses jalannya penelitian

5. Hasil dan Analisa

1. Lama penyinaran UV cukup signifikan mempengaruhi kinerja tegangan flashover dan

arus bocor, semakin lama UV diterapkan pada sampel uji maka tegangan flashover

(29)

komposisi filler akan meningakatkan sudut kontak sedangkan lamanya waktu penyinaran

UV akan menurunkan sudut kontak permukaan bahan uji.

2. Kekuatan tarik bahan uji sebelum mengalami penuaan lebih baik dari pada setelah

mengalami penuaan dan semakin bertambahnya komposisi filler kekuatan tarik bahan

cenderung menurun. Untuk uji kekerasan semakin bertambahnya komposisi filler maka

kekerasan bahan semakin meningkat, hasil penelitian yang menunjukkan trend naik turun

diakibatkan perbedaan panjang gelombang yang diterima oleh sampel pengujian pada

saat penyinaran Ultraviolet.

3. Hasil pengujian mikroskop metalurgi dan analisis spektroskopi FTIR menunjukkan

terjadinya degradasi permukaan bahan dengan adanya goresan bintik-bintik hitam dan

perubahan warna. Sedangkan intensitas serapan inframerah bahan uji tidak mengalami

perubahan struktur yang signifikan sampel 10%, 20%, 30% tetapi pada 40% mengalami

pemutusan senyawa karboksilat dan klorid dengan bilangan gelombang 1095,5 dan 694,3

cm-1 dan 50 % mengalami pemutusan senyawa klorid dengan nilai bilangan gelombang

Gambar

Gambar 3. Proses jalannya penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Korelasi antara pergerakan nilai tukar dan tingkat inflasi cenderung lebih tinggi pada saat periode setelah krisis 1997/1998 dimana pada kelompok negara middle income

Rekomendasi yang dapat diberikan oleh penulis adalah dilakukannya penambahan personil agar tidak ada fungsi ganda pada sistem pemberian Kredit Usaha Rakyat,

Proses penulisan skripsi yang dilakukan peneliti dengan merekontruksi berbagai fakta yang telah ditemukan dan yang telah dipahami serta dimengerti secara

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil - Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Antimicrobial ability detected with modification of dual culture antagonism assay in Potato Dextrose Agar (PDA) medium. The result showed that genus Aspergillus,

Difraksi Fresnel/difraksi jarak pendek yang terjadi pada celah dengan lebar empat kali panjang gelombang, cahaya dari sumber titik pada ujung atas celah akan

Jika nilai N F pada persamaan distribusi probabilitas tidak dihitung, maka representasi grafik yang muncul dari metode Feynman yaitu pada nilai amplitudo dari titik pusat

Jika bintang mengalami habis bahan bakar di pusatnya, maka tekanan gravitasi akan memampatkan bintang sehingga materi menjadi sangat mampat gt gr/cm dan elektron yang berada