ANALISIS
ANALISISANALISISANALISIS DANADANADANADANA PIHAKPIHAKPIHAKPIHAK KETIGAKETIGAKETIGAKETIGA (DPK),(DPK),(DPK),(DPK), SERTIFIKATSERTIFIKATSERTIFIKATSERTIFIKAT BANKBANKBANKBANK INDONESIAINDONESIAINDONESIAINDONESIA SYARIAH
SYARIAH SYARIAH
SYARIAH (SBIS)(SBIS)(SBIS)(SBIS) DANDANDANDANNONNONNONNON PERFORMINGPERFORMING FINANCINGPERFORMINGPERFORMINGFINANCINGFINANCINGFINANCING(NPF)(NPF)(NPF)(NPF) TERHADAPTERHADAPTERHADAPTERHADAP PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN PADAPADAPADAPADA BANKBANKBANKBANK SYARIAHSYARIAHSYARIAHSYARIAH DIDIDIDI INDONESIAINDONESIAINDONESIAINDONESIA 2007-2014;2007-2014;2007-2014;2007-2014; MODELMODELMODELMODEL
VECTOR VECTOR VECTOR
VECTOR AUTOAUTOAUTOAUTO REGRESSIONREGRESSIONREGRESSIONREGRESSION(VAR)(VAR)(VAR)(VAR) ANALYSIS
ANALYSIS
ANALYSISANALYSIS OFOFOFOF THIRDTHIRDTHIRDTHIRD PARTYPARTYPARTYPARTY FUNDSFUNDS (DPK),FUNDSFUNDS(DPK),(DPK),(DPK), BANKBANKBANKBANK INDONESIAINDONESIAINDONESIAINDONESIA SHARIASHARIASHARIASHARIA CERTIFICATES
CERTIFICATES CERTIFICATES
CERTIFICATES (SBIS),(SBIS),(SBIS),(SBIS), ANDANDANDAND NONNONNONNON PERFORMINGPERFORMINGPERFORMINGPERFORMING FINANCINGFINANCINGFINANCINGFINANCING (NPF)(NPF)(NPF)(NPF) TOTOTOTO FINANCING
FINANCING
FINANCINGFINANCING ONONONON ISLAMICISLAMICISLAMICISLAMIC BANKBANKBANKBANK ININININ INDONESIAINDONESIAINDONESIAINDONESIA 2007-2014;2007-2014;2007-2014;2007-2014; METODEMETODEMETODEMETODE VECTOR
VECTOR
VECTORVECTOR AUTOAUTOAUTOAUTO REGRESSIONREGRESSIONREGRESSIONREGRESSION (VAR)(VAR)(VAR)(VAR)
Oleh MALIK
MALIK MALIK
MALIK IBRAHIMIBRAHIMIBRAHIMIBRAHIM HAFLYHAFLYHAFLYHAFLY 20120430014
20120430014 2012043001420120430014
FAKULTAS FAKULTAS
FAKULTASFAKULTAS EKONOMIEKONOMIEKONOMIEKONOMI UNIVERSITAS
UNIVERSITAS UNIVERSITAS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMUHAMMADIYAHMUHAMMADIYAHMUHAMMADIYAH YOGYAKARTAYOGYAKARTAYOGYAKARTAYOGYAKARTA 2016
ANALISIS
ANALISISANALISISANALISIS DANADANADANADANA PIHAKPIHAKPIHAKPIHAK KETIGAKETIGAKETIGAKETIGA (DPK),(DPK),(DPK),(DPK), SERTIFIKATSERTIFIKATSERTIFIKATSERTIFIKAT BANKBANKBANKBANK INDONESIAINDONESIAINDONESIAINDONESIA SYARIAH
SYARIAH SYARIAH
SYARIAH (SBIS)(SBIS)(SBIS)(SBIS) DANDANDANDANNONNONNONNON PERFORMINGPERFORMING FINANCINGPERFORMINGPERFORMINGFINANCINGFINANCINGFINANCING(NPF)(NPF)(NPF)(NPF) TERHADAPTERHADAPTERHADAPTERHADAP PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN PADAPADAPADAPADA BANKBANKBANKBANK SYARIAHSYARIAHSYARIAHSYARIAH DIDIDIDI INDONESIAINDONESIAINDONESIAINDONESIA 2007-2014;2007-2014;2007-2014;2007-2014; MODELMODELMODELMODEL
VECTOR VECTOR VECTOR
VECTOR AUTOAUTOAUTOAUTO REGRESSIONREGRESSIONREGRESSIONREGRESSION(VAR)(VAR)(VAR)(VAR) ANALYSIS
ANALYSIS
ANALYSISANALYSIS OFOFOFOF THIRDTHIRDTHIRDTHIRD PARTYPARTYPARTYPARTY FUNDSFUNDS (DPK),FUNDSFUNDS(DPK),(DPK),(DPK), BANKBANKBANKBANK INDONESIAINDONESIAINDONESIAINDONESIA SHARIASHARIASHARIASHARIA CERTIFICATES
CERTIFICATES CERTIFICATES
CERTIFICATES (SBIS),(SBIS),(SBIS),(SBIS), ANDANDANDAND NONNONNONNON PERFORMINGPERFORMINGPERFORMINGPERFORMING FINANCINGFINANCINGFINANCINGFINANCING (NPF)(NPF)(NPF)(NPF) TOTOTOTO FINANCING
FINANCING
FINANCINGFINANCING ONONONON ISLAMICISLAMICISLAMICISLAMIC BANKBANKBANKBANK ININININ INDONESIAINDONESIAINDONESIAINDONESIA 2007-2014;2007-2014;2007-2014;2007-2014; METODEMETODEMETODEMETODE VECTOR
VECTOR
VECTORVECTOR AUTOAUTOAUTOAUTO REGRESSIONREGRESSIONREGRESSIONREGRESSION (VAR)(VAR)(VAR)(VAR)
SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogykarta
Oleh MALIK
MALIK MALIK
MALIK IBRAHIMIBRAHIMIBRAHIMIBRAHIM HAFLYHAFLYHAFLYHAFLY 20120430014
20120430014 2012043001420120430014
FAKULTAS FAKULTAS
FAKULTASFAKULTAS EKONOMIEKONOMIEKONOMIEKONOMI UNIVERSITAS
UNIVERSITAS UNIVERSITAS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMUHAMMADIYAHMUHAMMADIYAHMUHAMMADIYAH YOGYAKARTAYOGYAKARTAYOGYAKARTAYOGYAKARTA 2016
i
ANALISIS DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA 2007-2014; MODEL
VECTOR AUTO REGRESSION (VAR)
ANALYSIS OF THIRD PARTY FUNDS (DPK), BANK INDONESIA SHARIA CERTIFICATES (SBIS), AND NON PERFORMING FINANCING (NPF) TO
FINANCING ON ISLAMIC BANK IN INDONESIA 2007-2014; METODE VECTOR AUTO REGRESSION (VAR)
Oleh
MALIK IBRAHIM HAFLY 20120430014
FAKULTAS EKONOMI
ii
ANALISIS DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA 2007-2014; MODEL
VECTOR AUTO REGRESSION (VAR)
ANALYSIS OF THIRD PARTY FUNDS (DPK), BANK INDONESIA SHARIA CERTIFICATES (SBIS), AND NON PERFORMING FINANCING (NPF) TO
FINANCING ON ISLAMIC BANK IN INDONESIA 2007-2014; METODE VECTOR AUTO REGRESSION (VAR)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogykarta
Oleh
MALIK IBRAHIM HAFLY 20120430014
FAKULTAS EKONOMI
iii
SKRIPSI
ANALISIS DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA 2007-2014; MODEL
VECTOR AUTO REGRESSION (VAR)
ANALYSIS OF THIRD PARTY FUNDS (DPK), BANK INDONESIA SHARIA CERTIFICATES (SBIS), AND NON PERFORMING FINANCING (NPF) TO
FINANCING ON ISLAMIC BANK IN INDONESIA 2007-2014; METODE VECTOR AUTO REGRESSION (VAR)
Diajukan oleh
MALIK IBRAHIM HAFLY 20120430014
Telah disetujui Dosem Pembimbing
Pembimbing
iv
SKRIPSI
ANALISIS DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA 2007-2014; MODEL
VECTOR AUTO REGRESSION (VAR)
Diajukan oleh
MALIK IBRAHIM HAFLY 20120430092
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal 26 Juli 2016 Yang terdiri dari
Dr.Masyhudi Muqarrobin, M.Sc., Akt. Ketua Tim Penguji
Dr.Imamuddin Yuliadi, M.Si Anggota Tim Penguji
Dr. Nano Prawoto, SE.M., M.Si Anggota Tim Penguji
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama : Malik Ibrahim Hafly
Nomor Mahasiswa : 20120430014
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA 2007-2014; MODEL VECTOR AUTO REGRESSION (VAR)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, Materai, 6.000
vi MOTTO
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?” (QS.Ar Rohman: 13)
“Setiap balasan itu ternilai dari perbuatannya” (Al-hikmah)
“Setiap Manusia dipastikan untuk memliki target dalam hidupnya, akan tetapi Target itu harus Realistis”
vii
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang….
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk :
Kedua orang tua saya, Drs. Didi Juhaedi dan Suyem binti H.Rois yang selalu
mendoakan saya walaupun tanpa diminta dan mendorong saya dari segala
arah.
Kedua adek saya, Iqbal Muhammad dan Fauziya Sabrina yang selalu saya
jadikan motivasi dan semangat untuk menjadi contoh yang baik dan
bertanggung jawab.
Seluruh keluarga besar Bani Mansur dan keluarga H Rois yang selalu
mendukung saya sampai dapat menempuh pendidikan S1.
Sohib- sohib Grade20 khususnya yang di Jogja Yusuf katra, Irvan saputra,
Arif Bahtiar, Farid Ma’ruf, Alma Almahi. Yang telah menjadi keluarga kecil
saya sejak awal berada di jogja.
Teman-teman HIMIE UMY, Generasi Bakti Negri dan Ilmu Ekonomi 2012
yang selalu memberikan semangat dan dukungan atas terseleseikannya skripsi
ini.
Sahabat dan mentor saya : Fadly Y.S, Wafi M, Endah F, Adillah A, Weni S,
Ida S, Fitra P, Wida F, terima kasih atas semua untuk kalian, kalau bukan
dengan izin Allah yang diwasilahi kalian, aku mah apa atuh Cuma anak
viii
Gengs bimbingan Pak Imam yang selalu memberi dukungan dan bantuan.
Terima kasih untuk seseorang yang masih menjadi rahasia illahi, yang pernah
ix INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan pada Bank Syariah tahun 2007-2014. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Vector Autoregression (VAR)
Berdasarkan hasil analisis yang digunakan dalam penelitian diperoleh semua variabel memiliki pengaruh terhadap Pembiayaan. Model regresi VAR menunjukkan variabel DPK berpengaruh positif terhadap Pembiayaan, sedangkan variabel SBIS dan NPF berpengaruh negatif terhadap Pembiayaan. Analisis IRF menunjukkan variabel DPK, SBIS berpengaruh positif terhadap Pembiayaan, sedangkan variabel NPF berpengaruh negatif.
x
ABSTARCT
This research aimed to analyze the Third Party Funds (DPK), Bank Indonesia Sharia Certificates (SBIS), and Non Performing Financing (NPF) towards financing the Islamic Bank in 2007-2014. The analysis used in this study is Autoregression Vector Model (VAR)
Based on the analysis used in the study obtained all variables have an influence on Financing. The regression model showed variable VAR DPK positive effect on financing, while variable SBIS and NPF negative effect on financing. IRF analysis showed variable DPK, SBIS positive effect on financing, while the variable NPF negative effect.
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan
rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Analisis Dana Pihak Ketiga (DPK),
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Dan Non Performing Financing (NPF)
Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah Di Indonesia 2007-2014; Model Vector
Auto Regression (VAR).
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi
perkembangan perbankan syariah di Indonesia agar dapat berkontribusi positif
terhadap perkonomian dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian
selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada :
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah
memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan
studi.
2. Bapak Dr.Imamudin Yuliadi, S.E, M.Si selaku dosen pembimbing sekaligus
xii
yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama
proses penyelesaian karya tulis ini.
3. Seluruh staf dosen dan administrasi Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang telah membantu memfasilitasi kelancaran
proses penelitian ini.
4. Seluruh keluarga khususnya ayahanda tercinta Drs.Didi Juhaedi M.Pd dan ibunda
tersayang Suyem Rois yang selalu mendoakan perjuanganku menempuh kuliah,
beserta kedua adikku Iqbal Muhammad dan Fauziya Sabrina yang selalu
memberikan dukungan terhadap kesuksesan dalam menyelesaikan penelitian ini.
5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan, dan
semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.
Sebagai kata akhir, kesempurnaan hanya milik Allah semata dan tiada gading
yang tak retak, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh
karena itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan
untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.
Yogyakarta,26 April 2016
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
A.Latar Belakang Penelitian... 1
B.Batasan Masalah... 10
C.Rumusan Masalah... 10
D.Tujuan Penelitian... 11
E. Manfaat Penelitian... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 13
A.Landasan Teori... 13
1. Perbankan Syariah... 13
2. Pembiayaan Syariah... 18
3. Dana Pihak Ketiga... 23
4. Sertifikat Bank Indonesia Syariah... 26
5. Non Performing Financing... 27
B.Hasil Penelitian Terdahulu... 30
C.Kerangka Pemikiran... 35
BAB III METODE PENELITIAN... 36
A.Objek Penelitian... 36
B.Jenis Penelitian... 36
C.Jenis Data….. ... 36
xiv
E. Definisi Operasional Variabel... 37
F. Uji Kualitas Data... 39
G.Uji Hipotesis dan Analisis Data... 40
1. Vector Autoregression (VAR)... 40
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN... 47
A.Perkembangan Pembiayaan Berdasarkan Golongan Pembiayaan pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah... 47
B.Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia... 48
C.Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) pada Pembiayaan Berdasar Golongan Pembiyaan pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia... 49
D.Perkembangan Non Performing Financing (NPF) pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia... 50
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 53
A.Uji Kualitas Data... 53
1. Hasil Uji Stasioneritas... 53
B.Hasil Penelitian... 55
1. Uji Stabilitas VAR... 55
2. Uji Optimum Lag... 56
3. Uji Kointegrasi... 57
4. Estimasi Model VAR... 58
5. Uji Kausalitas... 62
6. Analisis Impulse Response Function (IRF)... 67
7. Analisis Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)... 73
C.Pembahasan... 74
1. Perbandingan Penelitian Terdahulu... 74
2. Analisis Ekonomi ………... 75
BAB VI SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN... 78
A. Simpulan... 78
B. Saran... 78
C. Keterbatasan Penelitian... 80 DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Indonesia 2011-2015... 5
Tabel 1.2 Pembiayaan-Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Berdasar golongan pembiayaan 20011-Juni 2015... 6
Tabel 1.3 Jumlah DPK dan Tingkat NPF Perbankan Syariah (BUS/UUS) Berdasarkan golongan Pembiayaan di Indonesia... 8
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... …... 32
Tabel 4.1 Pembiayaan-Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Berdasar golongan pembiayaan 2009-Juni 2015... 47
Tabel 4.2 Total Aset Dana Pihak Ketiga pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah... 48
Tabel 4.3 Pembiayaan SBIS Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah 2009-Juni 2015…... 50
Tabel 4.5 Perkembangan Jumlah NPF pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah 2011-2015... 51
Tabel 5.1 Hasil Uji Stasioneritas... ……. 53
Tabel 5.2 Hasil Uji Stasioneritas (First Difference)... 54
Tabel 5.3 Hasil Uji Stabilitas VAR... ……. 55
Tabel 5.4 Hasil Uji Optimum Lag... ……. 56
Tabel 5.5 Hasil Uji Kointegrasi... ……. 57
Tabel 5.6 Hasil Uji Kausalitas... ……. 63
Tabel 5.7 Hasil Regresi Model VAR... ……. 66
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1 Response of (PBY) to Chohesky one S.D (PBY)
Innovation... 68 Grafik 5.2 Response of (PBY) to Chohesky one S.D (DPK)
Innovation... 69 Grafik 5.3 Response of (PBY) to Chohesky one S.D (SBIS)
Innovation... 70 Grafik 5.4 Response of (PBY) to Chohesky one S.D (NPF)
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Variabel Penelitian
Lampiran 2 Data Variabel Penelitian (First Difference)
Lampiran 3 Hasil Uji Stasioneritas (Level)
Lampiran 4 Hasil Uji Stasioneritas (First Difference)
Lampiran 5 Hasil Uji Stabilitas VAR Lampiran 6 Hasil Uji Optimum Lag Lampiran 7 Hasil Uji Kointegrasi Lampiran 8 Estimasi Model VAR
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan pada Bank Syariah tahun 2007-2014. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model
Vector Autoregression (VAR)
Berdasarkan hasil analisis yang digunakan dalam penelitian diperoleh semua variabel memiliki pengaruh terhadap Pembiayaan. Model regresi VAR menunjukkan variabel DPK berpengaruh positif terhadap Pembiayaan, sedangkan variabel SBIS dan NPF berpengaruh negatif terhadap Pembiayaan. Analisis IRF menunjukkan variabel DPK, SBIS berpengaruh positif terhadap Pembiayaan, sedangkan variabel NPF berpengaruh negatif.
ABSTARCT
This research aimed to analyze the Third Party Funds (DPK), Bank Indonesia Sharia Certificates (SBIS), and Non Performing Financing (NPF) towards financing the Islamic Bank in 2007-2014. The analysis used in this study is Autoregression Vector Model (VAR)
Based on the analysis used in the study obtained all variables have an influence on Financing. The regression model showed variable VAR DPK positive effect on financing, while variable SBIS and NPF negative effect on financing. IRF analysis showed variable DPK, SBIS positive effect on financing, while the variable NPF negative effect.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sistem ekonomi islam merupakan bagian dari sistem islam yang mengatur
masalah-masalah ekonomi agar berjalan dalam aturan syariah Islam. Pengertian sistem ekonomi
terletak pada aturan keseluruhan yang menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi bagi semua
unit ekonomi yang ada dalam suatu masyarakat atas dasar prinsip-prinsip tertentu dan untuk
mencapai tujuan tertentu pula. Pengertian ekonomi sebagai suatu sistem mencakup tiga
komponen pokok yang harus dimiliki yaitu : (1) Prinsip dasar atau sistem nilai yang
melandasi segala kegiatan ekonomi yang dilandaskan oleh setiap unit ekonomi. (2) Adanya
tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai. (3) Adanya patokan yang menyeluruh yang
mengatur operasi unit-unit yang ada.
Islam mengajarkan umatnya untuk menjalankan syariah islam secara keseluruhan
(kaffah). Islam tidak hanya mengatur aspek ibadah mahdhah saja yang menyangkut
hubungan vertikal antara manusia dan Allah SWT sang pencipta tapi juga menyangkut semua
bentuk aktivitas yang berimplikasi sosial. (Imamudin Yuliadi,2007:26)
Pada masa Rasulullah, yang membawa risalah islam sebagai petunjuk bagi umat
manusia, telah memberikan rambu-rambu tentang bentuk-bentuk perdagangan mana yang
berlaku dan dapat dikembangkan pada masa-masa berikutnya. Serta bentuk-bentuk usaha
mana yang dilarang karena tidak sesuai dengan ajaran islam. Salah satu larangan itu adalah
larangan usaha yang mengandung riba, di mana ayat tentang larangan riba ini diperkirakan
menjelaskan secara rinci tentang riba ini. Dalam hubungan inilah peranan ijtihad para
cendekiawan muslim sangat diharapkan untuk menggali konsep di dasar tentang sistem
perbankan modern yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.(Warkum
Sumitro.2004:7-8)
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, perbankan sariah saat ini masih
pada tahap perkembangan dengan tetap gencar untuk meningkatkan pangsanya, salah satunya
dari sisi pembiayaan. Selama tahun 2010 perbankan syariah, yang merupakan instrument
pengembangan ekonomi nasional telah mampu memberikan dukungan besar terhadap
pengembangan sector riil yang ada selama ini. Bank Indonesia mencatat pada bulan oktober
2010 total asset perbankan syariah sudah mencapai Rp.86 triliun. Dorongan untuk
meningkatnya pangsa inilah kemudian, bank syariah memerlukan analisa yang lebih matang
baik dalam konteks persaingan dengan bank konvensional maupun dalam konteks merespon
kondisi pasar.(Wuri Arianti dan Harjum Muharam. 2012)
Menurut Warkum Sumitro (2004) bank-bank yang ada sekarang dikatakan tidak
berhasil di dalam upaya pemerataan pendapatan, karena pranata pembayaran bunga tetap
menjamin arus sumber dari debitur secara terus menerus ke arah kreditur. Jumlah debitur
semakin lebih banyak dari pada jumlah kreditur, pinjaman yang diperoleh pada umumnya
tidak mampu menjadi nilah tambah bagi debitur untuk membayar bunga kepada kreditur,
terutama untuk jenis pinjaman yang bersifat konsumtif. Sementara itu debitur-debitur yang
memperoleh fasilitas kredit produktif, justru kelompok pemilik modal atau pemilik
perusahan.Walhasil bank dengan pranata bunga memciptakan suatu keadaan yang kaya
Akhirnya, secara realistis, gagasan berdirinya bank islam tanpa bunga adalah
didasarkan konsep hukum syirkah dan mudharabah yang secara bertahap tetap berevolusi
selama tiga puluh tahun/sebelumnya yang kemudian menimbulkan modal perbankan yang
cukup lengkap diawal decade tujuh puluhan (Muhammad Nejatullah, 1984)
Bank syariah adalah bank yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan
jasa perbankan, dengan cara perbankan yang dilakukan terjauh dari yang bertentangan dengan
ajaran agama islam.(Agus tri basuki, Nano prawoto. 2014:308)
Berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, perbankan syariah
diartikan segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses pelaksanaan kegiatan usahanya. Salah
satu bagian perbankan syariah di Indonesia adalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (BUS dan UUS) yang juga memberikan pelayanan kepada nasabah khususnya
dibidang pembiayaan/kredit. Pada undang-undang yang sama dijelaskan bahwa pembiayaan
adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan berupa : (a) Transaksi bagi
hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah (b) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk
piutang murabahah, salam, dan istishna’ (c) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang qardh
dan (d) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.
Mayoritas penduduk di Indonesia adalah muslim, bahkan Indonesia disebut sebagai
Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dengan ini mengakibatkan perbankan
syariah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang cukup pesat, baik dari sisi
pendanaan, pembiayaan maupun jumlah kantor yang ada di Indonesia.
Faktor lain yang melandasi besarnya peluang pengembangan bank syariah yaitu
bank-bank yang beroperasi dengan sistem bunga mengalami kebangkrutan massal yang berujung
pada campur tangan pemerintah untuk menyelamatkan bank-bank nasional tersebut melalui
instrument Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
Perkembangan bank islam baik dari sisi jumlah maupun jaringan kantor pelayanan
dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan yang signifikan. Perkembangan yang
menggembirakan tersebut disebabkan karena adanya dua faktor yaitu pertama, adanya bank
konvensional yang melakukan konversi ke bank syariah, kedua, dibukanya unit-unit syariah
dari bank-bank konvensional. Melihat perkembangan yang cukup menggembirakan ini
menandakan bahwa peluang pengembangan bank syariah pada masa yang akan datang masih
cukup baik.(Imamudin Yuliadi,2007)
Tabel 1.1
Jaringan KantorPerbankan Syariah Di Indonesia 2009-2015
INDIKATOR 2011 2012 2013 2014 2015*
Pada tabel 1.1 menunjukkan perkembangan jaringan kantor Bank Umum Syariah
(BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Pada
tahun 2011 BUS memiliki jumlah bank sebanyak 11 dan bertahan sampai pada tahun 2013,
dan jumlah kantor 1.401 pada tahun 2011 menjadi 2.151 pada tahun 2014. UUS memiliki
dengan jumlah kantor 336 pada tahun 2011 dan mengalami penurunan menjadi 320 pada
tahun 2014. Pada tahun 2011 BPRS memiliki jumlah bank sebanyak 155 dan meningkat
menjadi 163 pada tahun 2014, dengan jumlah kantor 364 pada tahun 2011 menjadi 433 pada
tahun 2014. Total kantor jaringan perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak
2.101 dan terdapat peningkatan manjadi 2.881 kantor pada tahun 2014.
Bertambahnya jumlah bank dan kantor Perbankan Syariah di Indonesia menandakan
ketertarikan masyarakat terhadap produk-produk perbankan syariah khususnya dalam produk
atau sektor pembiayaan, di dalam Perbakan Syariah salah satu pos pembiayaan adalah
pembiayaan berdasarkan golongan. Pembiayaan ini meliputi pembiayaan yang dilakukan
oleh pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan selain UKM.
Tabel.1.2
Pembiayaan – Berdasarkan Golongan Pembiayaan 2009-Juni 2015 (Miliar Rupiah)
Indikator 2011 2012 2013 2014* 2015**
Usaha Kecil Menengah (UKM)
71.810 90.860 110.086 59.806 51.603
SelainUKM 30.845 56.645 74.034 139.524 152.291
TOTAL 102.655 147.505 184.120 199.330 203.894 *Angka desember 2014, **Angka juni 2015
Sumber : Statistik Perbankan Syariah, juni 2015
Pada tabel 1.2 terlihat bahwa pembiayaan berdasarkan golongan pada Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah selalu ada kenaikan dan fluktuasi tiap tahunnya dari sisi
UKM. Dari sisi pembiayaan UKM sendiri terlihat mencapai angka Rp.71.810.000.000,- pada
tahun 2011 dan pada 2012 meningkat menjadi Rp.90.860.000.000,- dan terus meningkat
sampai pada tahun 2013 yaitu mencapai Rp.110.086.000.000.- menjadi Rp.59.806.000.000.-
pada tahun 2014 bahkan menyentuh angka Rp.51.603.000.000.- pada juni 2015.
Pada sisi lain pembiayaan selain UKM selalu mengalami peningkatan jumlah
mencapai angka Rp.30.845.000.000.- kemudian meningkat mencapai angka
Rp.56.645.000.000.- pada tahun 2012, dan meningkat kembali pada tahun 2014 tembus pada
angka Rp.139.524.000.000.- dan terus selalu ada peningkatan jumlah pembiayaan pada
golongan selain UKM.
Adapun dana pihak ketiga pada bank syariah terdiri dari Giro wadiah dengan akad
wadiah, dalam hal ini bank syariah menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah dimana bank
syariah dapat menggunakan dana tersebut serta berhak atas pendapatan yang diperoleh dari
pemanfaatan harta titipan tersebut, bank juga harus menjamin pengembalian nominal
simpanan wadiah apabila pemilik dana menarik kembali dananya pada saat tertentu atau
sewaktu-waktu, baik sebagian maupun seluruhnya. Dalam bentuk tabungan dengan akad
wadiah yang juga menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah dan akad mudharabah, dan
dalam bentuk deposito dengan akad mudharabah yang memiliki jangka waktu 1 bulan sampai
lebih dari 12 bulan.
Pembiayaan macet atau yang disebut dengan Non Performing Financing adalah salah
satu faktor yang mempengaruhi yang bermasalah dalam perbankan syariah di Indonesia
karena NPF akan berpengaruh terhadap Dana Pihak Ketiga maupun pembiayaan itu sendiri.
Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan NPF yang ada pada pembiayaan berdasarkan
golongan pada perbakan syariah di Indonesia pada tahun 2009-2014.
Tabel .1.3
Jumlah DPK dan NPF Perbankan Syariah (BUS/UUS) Berdasarkan Golongan Pembiayaan di Indonesia (Miliar Rupiah)
Tahun Jumlah
Pembiayaan
Jumlah DPK Jumlah NPF
2011 102.655 115.415 2.588
2012 147.505 147.512 3.269
2013 184.120 183.534 4.828
2014 199.330 217.858 9.608
*Angka Juni 2015
Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah, Juni 2015
Table 1.4 menunukkan korelasi positif antara tingkat NPF dan jumlah DPK terhadap
Pembiyaaan pada BUS dan UUS di Indonesia atau menjelaskan peningkatan jumlah
pembiayaan terus diikuti meningkatnya jumlah DPK dan NPF. Pada tahun 2014 dengan
jumlah pembiayaan mencapai Rp 199.330.000.000,- , jumlah DPK mencapai Rp.
217.858.000.000,-, adapun NPF telah mencapai Rp 9.608.000.000,- . Perbandingan tersebut
meningkat dari tahun tahun 2011 yaitu dengan pembiayaan sebesar Rp 102.655.000,-, jumlah
DPK sebesar Rp. 115.415.000.000,- dan jumlah NPF sebesar Rp 2.588.000.000,-. Hal ini
tentunya menimbulkan kekhawatiran terus meningkatnya jumlah DPK yang dibarengi
dengan meningkatnya NPF pada pembiayan produktif seperti pembiayaan berdasar golongan
pembiayaan pada BUS dan UUS di Indonesia.
Sertifikat Bank Indonesia Syariah adalah instrumen moneter yang dikeluarkan oleh
Bank Indonesia sebagai kebijakan untuk mengatur kelebihan dana likuiditas perbankan
syariah selain instrumen Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (SIMA) dan
aturan-aturan tentang pasar Keuangan Antarbank Dengan Prisip Syariah (PUAS). Instrument
Sertifikat Bank Indonesia Syariah ini juga akan mempercepat pertumbuhan bank syariah.
Pangsa pasar bank syariah ditargetkan mengembang hingga mencapai 5 persen dari total
pasar perbankan nasional.
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya
dalam inovasi produk agar masyarakat lebih antusias dalam bertransaksi di perbankan
syariah, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai
bank tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama
sekali. Sehubungan dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul” Analisis Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS) Dan Non Performing Finance (NPF) Terhadap Pembiayaan Pada Bank
Syariah Di Indonesia; Model Vector Auto Regression (VAR)”.
B. Batasan Masalah Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada beberapa aspek antara lain :
1. Lembaga keuangan syariah yang menjadi objek kajian adalah Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pembiayaan, Dana Pihak
Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing
Financing (NPF).
3. Pembiayaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembiayaan berdasar
golongan pembiayaan (UKM dan selain UKM)
4. Penelitian menggunakan dasar data bulanan (kuartal) dari tahun 2007-2014 yang
memberikan gambaran tiap variabel.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa
1. Bagaimana respon dari DPK terhadap yang terjadi pada pembiayaan bank syariah
?
2. Bagaimana respon dari Sertifikat bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap yang
terjadi pada pemiayaan bank syariah ?
3. Bagaimana respon dari NPF terhadap yang terjadi pada pembiayaan bank syariah
?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui respon Dana Pihak Ketiga terhadap pembiayaan Bank Syariah
di Indonesia.
2. Untuk mengetahui respon SBIS terhadap pembiayaan Bank Syariah di Indonesia.
3. Untuk mengetahui respon NPF terhadap pembiayaan Bank Syariah di Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang akan didapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Menerapkan ilmu yang didapat selama mengikuti kuliah. Menambah wawasan
bagi penulis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan Bank
Syariah di Indonesia.
2. Bagi Bank Syariah
Manfaat bagi Bank Syariah adalah sebagai sumber referensi dan informasi untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan Bank Syariah.
Manfaat bagi masyarakat adalah untuk menambah informasi dan refrensi tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan Bank Syariahdi Indonesia.
4. Bagi jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam
Manfaat bagi jurusan ekonomi perbankan Islam yakni sebagai referensi untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori 1. Perbankan Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah atau disebut bank islam adalah bank yang beroprasi sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah. Keberadaaan lembaga keuangan dalam sistem ekonomi
sangatlah penting, karena tanpa lembaga keuangan yang baik dan professional akan
mengganggu aktivitas bisnis dan roda ekonomi. Secara umum bank syariah adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lain
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoprasiannya disesuaikan
dengan prinsip syariat Islam.(Imamudin Yuliadi,2007:127)
Definisi Perbankan Syariah yang sesuai dengan UU No 21 Tahun 2008 adalah
segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah (BUS
dan UUS), mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan
usahanya berasaskan Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.
rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
(UU No 21 Tahun 2008, Tentang Perbankan Syariah).
Pedoman akuntansi perbankan syariah indonesia (PAPSI), Bank Indonesia
mendefinisikan perbankan syariah sebagai berikut : “ bank syariah ialah bank yang
berasaskan antara lain pada sasa kemitraan, keadilan, transparansi dan universal serta
melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarakan prinsip syariah. Kegiatan bank
syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi islam dengan karakteristik antara
lain sebagai berikut :
a) Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
b) Tidak mengenal konsep waktu dan ruang
c) Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas.
d) Tidak diperkenankan melakukan kegiatan bersifat spekulatif,
e) Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang.
f) Tidak diperkenankan dua transakasi dalam satu akad.
g) Fungsi dan Tujuan Perbankan Syariah
Dalam menjalankan kegiatannya, bank syariah memiliki 4 fungsi (Harap dkk, 2006)
yaitu:
1. Fungsi Manajer Investasi
Bank syariah merupakan manajer investasi dari pemilik dana yang dihimpun,
yang dihimpun sangat tergantung pada keahlian, kehati-hatian, dan
profesionalisme dari bank syariah.
2. Fungsi Investor
Bank syariah dalam penyaluran dana berfungsi sebagai investor, dimana bank
syariah tersebut harus menanamkan dana pada sektor-sektor yang produktif
dengan risiko yang minimal dan sesuai dengan syariah.
3. Fungsi Sosial
Terdapat dua instrumen yang digunakan bank syariah dalam memenuhi fungsi
sosialnya yaitu instrumen zakat, infaq, shodaqoh, dan waqaf (ZISWAF) dan
instrumen qardhul hasan.
4. Fungsi Jasa Keuangan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai jasa keuangan, bank syariah tidak jauh
berbeda dengan bank konvensional, misalanya bank syariah menyediakan jasa
atau layanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, letter of guarantee, dan
letter of credit.
Selain itu, untuk mengoptimalkan kinerja perbankan syariah, terdpat beberapa
tujuan yang hasrus dicapai (Rivai,2010:33-34) antara lain :
1. Menawarkan jasa keuangan
Fokusnya adalah menawarkan transaksi perbankan yang melekat pada prinsip
2. Menjaga stabilitas nilai uang
Islam mengakui uang sebagai alat tukar dan bukan sebagai komoditi, dimana
harga dapat digunakan. Jadi, sistem tanpa bunga membawa stabilitas dalam nilai
uang sehingga bisa menjadi alat tukar yang dapat dipercaya dan unit transaksi.
3. Pengembangan ekonomi
Bank syariah mengembangkan ekonomi melalui fasilitas seperti musyarakah,
mudharabah, murabahah, dan lainnya, dengan prinsip pembagian keuntungan dan
kerugian yang khusus.
4. Alokasi sumber dana yang optimum
Bank syariah optimis dalam mengalokasikan sumber dana melalui investasi dari
sumber keuangan ke proyek-proyek yang diyakini sangat menguntungkan,
diizinkan oleh agama, dan memberikan keuntungan secara ekonomi.
5. Pendekatan yang optimis
Prinsip pembagian keuntungan mendorong bank untuk memilih proyek-proyek
dengan keuntungan jangka panjang dari pada keuntungan jangka pendek. Hasil
yang tinggi kemudian didistribusikan ke shareholder yang memberikan
keuntungan sosial dan membawa kemakmuran secara ekonomi.
6. Untuk penyelamatan ketergantungan umat islam terhadap bank non-syariah.
Menurut handbook of Islamic Banking, tujuan dasar dari perbankan syariah ialah
keuangan (financial instrumen) yang sesuai dengan ketentuan dan norma-norma
syariah. Bank islam berbeda dengan bank tradisional (Konvensional) dilihat dari
segi partisipasinya yang aktif dalam proses pengembangan sosio-ekonomis
negara-negara islam. Perbankan islam bukan ditujukan terutama untuk
memaksimumkan keuntungannya sebagaimana halnya sistem perbankan yang
berdasar bunga, melainkan untuk memberikan keuntungan-keuntungan
sosio-ekonomis bagi orang-orang muslim. (Sjahdeini,1999:21)
b. Pengertian Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).
Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. (UU No.21 Tahun 2008, Pasal 1 Ayat 8).
Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor
pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor
atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit
kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor
induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. (UU No 21 Tahun
2. Pembiayaan Syariah
a. Pengertian Pembiayaan Syariah
Menurut undang-undang No. 10/1998 pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
adalah berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan mengembalikan
uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil.
Menurut Muhammad (2002) pembiayaan secara luas berarti finansial atau
pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.
Sedangkan, dalam arti sempit pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan yang
dilakukan oleh lembaga pembiayaan.
Menurut Syafi’i Antonio (2001) pada perbankan syariah penggunaan kata
pinjam meminjam kurang tepat digunakan sebagai sumber definisi kredit dan
pembiayaan. Hal ini dikarenakan dua hal, pertama, pinjaman merupakan salah satu
metode hubungan finansial dalam islam. Kedua, pinjam meminjam adalah akad
komersial yang artinya bila seseorang meminjam sesuatu ia tidak boleh diisyaratkan
untuk memberikan tambahan atas poko pinjamannya, karena setiap pinjaman yang
menghasilkan manfaat adalah riba, sedangkan ulama sepakat bahwa riba itu haram.
Oleh karena itu, dalam perbankan syariah, pinjaman tidak disebut kredit akan tetapi
disebut pembiayaan.
Dalam perbankan syariah terdapat beberapa produk pembiayaan antara lain :
1. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika bank
sebagai pemilik dana/modal, biasa disebut shahibul maal menyediakan
modal 100 persen kepada pengusaha sebagai pengelola (mudharib) untuk
melakukan aktifitas produktif atau kegiatan usaha dengan syarat bahwa
keuntungan yang dihasilkan akan dibagi antara mereka menurut kesepakatan
yang ditentukan sebelumnya dalam akad. (Rivai, Arifin,2010:192).
Mudharabah atau penanaman modal disini artinya adalah menyerahkan
modal uang kepada orang yang berniaga sehingga dia menadapatkan
persentase keuntungan. Bentuk usaha ini melibatkan dua pihak, yaitu pihak
yang memiliki modal namun tidak berbisnis, dan pihak yang pandai
berbisnis namun tidak memiliki modal. Melalui usaha ini keduanya saling
melengkapi. (Almuslih,2001:168)
2. Pembiayaan Musyarakah
Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja
sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara
bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana
mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik
Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiyaan bagi hasil ketika bank sebagai
pemilik modal/dana turut serta sebagai mitra usaha, membiayai investasi
usaha pihak lain. Perjanjian antara pengusaha dengan bank, dimana modal
kedua pihak digabungkan untuk sebuah usaha yang dikelola secara
bersama-sama. Keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai kesepakatan
awal. Musyarakah merupakan pembiayaan yang berjalan terus sepanjang
usaha yang dibiayai bersama terus beroperasi (Rivai,Arifin, 2010:193)
3. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah
keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai
pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah
keuntungan (margin). (Karim,2004:88)
Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu
pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah
disepakati tidak dapat berubah selama berlangsungnya akad.
4. As-salam
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjual belikan belum
ada. Oleh akrena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan
pembayaran dilakukan secara tunai. Bank bertindak sebagai pembeli,
namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan
barang harus ditentukan secara pasti.
Dalam praktik perbankan, ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka
bank akan menjualnya kepada rekanan nasabah atau kepada nasabah itu
sendiri secara tunai atau secara cicilan. Harga jual yang ditetapkan oleh bank
adalah harga beli bank dari nasabah ditambah keuntungan. Dalam hal bank
menjualnya secara tunai biasanya disebut pembiayaan talangan. Sedangkan
dalam hal bank menjualnya secara cicilan, kedua pihak harus menyepakati
harga jual dan jangka waktu pembayaran. (Karim,2004:89)
5. Isthisna
Produk istishna menyerupai produk salam, tapi dalam istishna
pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin)
pembayaran. Sistem istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan
pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi. (Karim,2004:90)
Ketentuan umum pembiayaan istishna adalah spesifikasi barang pesanan
harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu, dan jumlahnya. Harga jual
yang telah disepakati dicantumkan dalam akad istishna dan tidak boleh
berubah selama berlakunya akad. Jika terjadi perubahan dari kriteria pesanan
dan terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani, seluruh biaya
6. Ijarah
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya
prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tetapi perbedaannya
terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya
adalah barang, pada ijarah objek transaskinya adalah jasa. (Karim,2004:91)
b) Pembiayaan Berdasar Golongan Pembiayaan
Berdasarkan pengertian Statistik Perbankan Syariah, pembiayaan berdasar
golongan oleh perbankan syariah (BUS/UUS) ditinjau dari dua aspek yaitu 1) Jumlah
Usaha Kecil dan Menengah (UKM), 2) Jumlah selain UKM/Non-UMKM. Sehingga
dapat ditinjau dari pembiyaan yang dilakukan oleh dua golongan tersebut pada
perbankan syariah. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2008, pengetian UMKM dibagi
antara lain:
1) Usaha Mikro
Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).
2) Usaha Kecil
Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : (1)
dengan paling banyak Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp 2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta rupiah).
3) Usaha Menengah
Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut:
(1) kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,- (lima puluh miliar
rupiah).
3. Dana Pihak Ketiga (DPK)
. Menurut Muhammad dalam Rohmiati (2012), dana yang digunakan sebagai
alat operasional bank bersumber dari dana-dana sebagai berikut :
a. Dana Pihak Pertama, yaitu dana modal sendiri yang berasal dari para pemegang
saham. Terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan-cadangan dan laba
b. Dana Pihak Kedua, yaitu dana pinjaman dari pihak lain. Terdiri dari dana
pinjaman harian antar bank, pinjaman dari lembaga non bank, dan pinjaman dari
bank Indonesia.
c. Dana Pihak Ketiga, yaitu dana berupa simpanan dari masyarakat.
Dana pihak ketiga (DPK) merupakan dana yang dipercayakan masyarakat (di
luar bank) kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana (Rinaldy,2008).
Peraturan BanK Indonesia No.10/19/PBI/2008 menjelaskan DPK sebagai kewajiban
bank kepada penduduk dalam rupiah dan valuta asing. Umumnya dana yang
dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas
sektor riil melalui penyaluran kredit.
Sumber DPK berasal dari pos-pos antara lain giro, deposito, dan tabungan
atau yang dalam perbankan syariah disebut giro wadiah, deposito mudharabah, dan
tabungan mudharabah.
Dana Pihak Ketiga = Giro + Deposito + Tabungan
a. Giro
Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menerbitkan
cek untuk penarikan tunai atau biliyet giro untuk pemindah bukuan, sedangkan cek
atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Dalam
perbankan syariah, terdapat dua giro syariah (Karim,2004), yaitu giro wadiah dan giro
yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. Giro
mudharabah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah. Dalam hal
ini, bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana), sedangkan nasabah
bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana).
b. Deposito
Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu pada
saat penyerahannya atas beban rekening penarikan cek. Deposito syariah contohnya
adalah mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. Mudharabah mutlaqah
adalah pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank
syariah dalam mengelola investasinya, baik berkaitan dengan tempat, cara maupun
objek investasinya (Karim,2004). Sedangkan mudharabah muqayyadah adalah
pemilik dana memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah
dalam mengelola investasinya, baik berkaitan dengan temapat, cara maupun objek
investasinya.
Pada dasarnya bank dengan sistem bebas bunga, deposito diganti dengan
simpanan yang memperoleh bagian dari laba/rugi bank. Oleh karena itu, bank syariah
menyebutnya rekening investasi atau simpanan investasi.
c. Tabungan
Menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) telah mengeluarkan fatwa yang
prinsip wadiah dan mudharabah. Tabungan wadiah diartikan tabungan yang
menggunakan akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan
setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya (Karim,2004). Sedangkan tabungan
mudharabah adalah tabungan yang dijalankan berdasarakan akad mudharabah.
DPK dapat mempengaruhi budget bank. Jika dana dari pihak ketiga bertambah,
maka budget bank akan bertambah pula. Budget pada suatu bank berhubungan
dengan jumlah dana yang dimiliki bank tersebut. Dana yang akan dialokasikan bank
dalam berbagai bentuk termasuk untuk pembiayaan (Anggraini,2005).
Secara operasional perbankan, DPK merupakan sumber likuiditas untuk
memperlancar pembiayaan yang terdapat pada sisi aktiva neraca bank. Sehingga
semakin banyak DPK yang berhasil dihimpun oleh bank, maka akan semakin banyak
pula pembiyaan yang dapat di salurkan oleh bank tersebut.Dalam penelitian Moch.
Soedarto (2004:63), simpanan masyarakat yang terdiri dari tabungan dan deposito
berpengaruh positif dan signifikan terhadap besar kecilnya penyaluran kredit.
penelitian lain menunjukkan ketika DPK naik akan berpengaruh terhadap naiknya
penyaluran kredit (Hasnuddin dan Prihatiningsih, 2010:31).
4. Sertifikat Bank Indonesia Syariah.
Berdasarkan peraturtan Bank Indonesia No.10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS), mendefinisikannya sebagai surat berharga
diterbitkan oleh Bank Indonesia. Tujuan SBIS adalah sebagai salah satu instrumen
pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan
prinsip syariah.
Adapun karateristik SBIS antara lain 1) satuan unit sebesar Rp 100.000,00 (Satu
juta rupiah), 2) berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan paling lama 12 (dua
belas) bulan, 3) diterbitkan tanpa warkat, 4) dapat digunakan kepada Bank Indonesia,
4) tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
5. Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF) adalah pembiayaan yang tidak dapat atau
berpotensi untuk tidak mampu mengembalikan pembiayaan berdasarkan syarat-syarat
yang telah disetujui dan ditetapkan bersama secara tiba-tiba tanpa menunjukkan
tanda-tanda terlebih dahulu. Definisi lain menjelaskan bahwa NPF adalah pembiyaan
yang masuk dalam kategori pembiyaan kurang lancar, diragukan, dan macet
berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia terhadap total
pembiayaan yang disalurkan. (Djohanputro dan kountor:2007:3).
Non performan Financing pada perbankan syariah atau Non Performing Loan
pada perbankan konvensional adalah jumlah kredit/pembiayaan yang tergolong tidak
lancar/macet yaitu dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet berdasarkan
ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif. Profil resiko pembiyaan
cadangan (Cash Provision). Semakin tinggi NPF, semakin tinggi resiko yang dihadapi
bank, karena akan mempengaruhi permodalan bank tersebut karena dengan NPF yang
tinggi akan membuat bank mempunyai kewajiban untuk memenuhi Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang terbentuk. Sehingga dengan demikian,
bank menginginkan NPF yang rendah, nilai NPF yang rendah akan meningkatkan
nilai profitabilitas bank syariah (Nur Kurnaliyah,2011:32).
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS Tahun 2007, kriteria
penilaian Non Performing Financing (NPF) adalah sebagai berikut :
a. Peringkat 1, NPF < 2%
Kualitas asset sangat baik dengan risiko portofolio yang sangat minimal.
b. Peringakt 2, 2% ≤ NPF < 5%
Kualitas asset baik namun terdapat kelemahan yang tidak signifikan.
c. Peringkat 3, 5% ≤ NPF < 8%
Kualitas asset cukup baik namun diperkirakan akan terjadi penurunan apabila tidak
dilakukan perbaikan.
d. Peringkat 4, 8% ≤ NPF < 12%
Kualitas asset kurang baik dan diperkirakan akan mengancam kelangsungan hidup
bank apabila tidak dilakukan perbaikan secara mendasar.
Kualitas asset tidak baik dan diperkirakan mempengaruhi kelangsungan hidup
bank dan sulit untuk diselamatkan.
NPF juga memberikan gambaran seberapa jauh manager menjalankan pola
pengelolaan kredit yang prudent. Kredit macet dapat menjadi indikator kelesuan
sektor riil sebagai respon kondisi perekonomian secara umum. (Bank Indonesia,2002)
Menghitung tingakat NPF dapat dianalisis melalu dua metode yaitu Non
Performing Financing (Penyedia Dana Bermasalah) Gross dan Non Performing
Financing (Penyedia Dana Bermasalah) Net.
1) Non Performing Financing Gross (NPF Gross)
NPF Gross adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan
dengan tingkat kolektabilitas 3 sampai dengan 5 dibandingkan dengan total
pembiayaan yang diberikan oleh bank. Terdapat 5 kategori tingkat kolektabilitas
pembiayaan yaitu : 40ancer (40ancer40), dalam perhatian khusus (special mention),
kurang 40ancer (sub-standar), diragukan (doubtful), dan macet (loss) (Septiana
Ambarwati,2008:65). Rumusnya sebagai berikut :
NPF Gross =
Keterangan :
a. Penyediaan/penyaluran dana berupa piutang dan ijarah.
b. Pembiayaan merupakan pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak
c. Penyediaan dana bermasalah adalah penyediaan dana dengan kualitas kurang
41ancer, diragukan, dan macet.
d. Penyediaan dana bermasalah dihitung secara gross tidak dikurangi PPAP.
e. Angka dihitung perposisi (tidak disetahunkan).
2) Non Performing Financing Net (NPF Net)
Rumus untuk NPF Net adalah sebagai berikut :
NPF Gross =
PPAP adalah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif sesuai ketentuan tentang
PPAP yang berlaku bagi bank syariah.
B. HASIL PENELITIAN TERDAHULU
Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang membahas tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi Dana Pihak Ketiga Bank Syariah di Indonesia adalah sebagai
berikut:
Menurut Endang Nurjaya (2011), dalam penelitiannya “Analisis Pengaruh
Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF)
Dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah
Di Indonesia (Periode Januari:2007-Maret :2011)”.Simpulan dari penelitian ini adalah
Hasil dari penelitian adalah inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan
murabahah, SBIS mempunyai pengaruh negative terhadap pembiayaan murabahah,
Lifstin Wardiantika dan Rohmawati Kusumaningtias dalam penelitian pada
tahun 2014 “Pengaruh DPK, CAR, Dan SWBI Terhadap Pembiayaan Murabahah
Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012” Hasil analisis menunjukkan variabel
yang simoultantly DPK, CAR, NPF, dan SWBI mendapatkan pengaruh pembiayaan
murabahah. Sebagian DPK berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah.
NPF mendapatkan pengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah. Sementara
CAR dan SWBI belum berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah.
Menurut Indah Khoirun Nisa pada tahun 2014 dalam penelitiannya yang
berjudul “Faktor-Fakor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Bank Syariah Dan
Unit Usaha Syariah Di Indonesia” Dari hasil pengujian secara simultan dengan
analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel NPF berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap pembiayaan, variabel CAR berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap pembiayaan, variabel ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan variabel DPK berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pembiayaan, dan variabel inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan pertanian, kehutanan dan sarana pertanian.
Selanjutnya dalam penelitian Liliani Khairunnisa,SE., MM “Pengaruh Dana
Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Return On Asset (ROA), Dan
Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Pembiayaan Bagi Hasil Pada Bank Umum
NPF, ROA, dan CAR secara simultan memiliki pengaruh terhadap pembiayaan
bagihasil.secara parsial DPK memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan bagi hasil, sedangkan NPF, ROA, danCAR tidak berpengaruh signifikan
terhadap pembiayaan bagi hasil.
Dan yang terakhir Wuri Arianti dan Harjum Muharam pada tahun 2011
“Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Financing (NPF) Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Pembiayaan
Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia Periode
2001-2011)” Dari hasil menunjukkan analisis yang hanya DPK memiliki pengaruh
signifikan positif pembiayaan, sementara CAR, NPF, dan ROA tidak berpengaruh
terhadap pembiayaan. Stimulatingly yang DPK, CAR, NPF, dan ROA memiliki
signifikansi pengaruh pembiayaan.
No Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian
1. “Analisis Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non
Hasil dari penelitian adalah inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah, SBIS mempunyai pengaruh negative terhadap pembiayaan murabahah, adapun NPF dan DPK mempunya pengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah.
Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012” oleh Lifstin Wardiantika. Rohmawati
Kusumaningtias, 2014
pembiayaan murabahah. Sebagian DPK berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah. NPF mendapatkan pengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah. Sementara CAR dan SWBI belum berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah.
3. “Faktor-Fakor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah Di
Indonesia” oleh Indah Khoirun Nisa, 2014
Regresi Linier Berganda
Dari hasil pengujian secara simultan dengan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel NPF berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan, variabel CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan, variabel ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan variabel DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan, dan variabel inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan pertanian, kehutanan dan sarana pertanian. Capital Adequacy Ratio
(CAR) Terhadap
Hasil penelitian menunjukan bahwa DPK, NPF, ROA, dan CAR secara simultan memiliki pengaruh terhadap pembiayaan bagi
hasil.secara parsial DPK memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan bagi hasil, sedangkan NPF, ROA, danCAR tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bagi hasil.
5. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital
Regresi Berganda
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) Dan Return On Asset
(ROA) Terhadap
Pembiayaan Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia Periode 2001-2011)” oleh Wuri Arianti, Harjum Muharam, 2011
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 2.1
Sumber : Agus Tri Basuki (2015), Ribut Wahyudi (2009) Pembiayaan (Y), DPK
(X1), SBIS (X2), dan NPF (X3)
Pengumpulan Data Time Series
Uji Stasioneritas Data
VAR Bentuk Level Stasioner
Stasioner Di Deferensi
Data
Tidak Stasioner
Tidak
Impulse Response dan Variance Decomposition
Terjadi Kointegrasi VAR Bentuk
Diferensi
Pembahasan
Dan Kesimpulan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Penilitian ini adalah pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) , Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan pada Bank
Syariah di Indonesia.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan jenis data sekunder dalam
bentuk data triwulan/quartal selama delapan tahun, yaitu data Dana Pihak Ketiga (DPK),
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF), dan
pembiayaan berdasarkan golongan di Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang
terjadi di Indonesia dalam kurun waktu Maret 2007 sampai dengan Desember 2014.
C. Jenis Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Bank
Indonesia (www.bi.go.id), Statistik Perbankan Syariah Bank Indoensia dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), serta arsip/publikasi Badan Pusat Statistik (BPS).
D. Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan tersebut dikumpulkan dengan melakukan non paticipant
dengan kesesuaian kebutuhan data, mencatat dan atau menyalin data dari berbagai data
publikasi laporan keuangan dan berbagai studi pustaka ilmiah yang terkait.
E. Definisi Operasional Variabel a. Definisi Variabel Penelitian
Variabel didenifisikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian. Pengertian yang dapat diambil dari definisi tersebut ialah bahwa dalam penelitian
terdapat sesuatu yang menjadi sasaran, yaitu variabel. Sehingga variabel merupakan
fenomena yang menjadi pusat perhatian dan untuk diobservasi atau diukur.
Adapun pembatas pengertian dari variabel yang akan diteliti yaitu :
1. Pembiayaan
Pembiayaan adalah pembiayaan berdasarkan golongan pembiayaan sebagai jumlah
total keseluruhan pembiayaan yang diberikan kepada golongan Usaha Kecil
Menengah (UKM) dan selain UKM melalui Bank Syariah.
2. Dana PihakKetiga
DPK adalah kewajiban bank kepada penduduk dalam bentuk rupiah yang umumnya
dana tersebut dari masyarakat yang dihimpun oleh perbankan akan digunakan untuk
pendanaan aktivitas sector riil melalui penyaluran pembiayaan pada Bank Syariah.
3. Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), mendefinisikannya sebagai surat berharga
diterbitkan oleh Bank Indonesia termasuk juga Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
(SWBI).
4. Non Performing Financing
Jumlah pembiayaan yang tergolong tidak lancar/macet yaitu dengan kualitas kurang
lancar, diragukan, dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas
aktiva produktif.
Berdasrkan variabel di atas maka dapat dibuat model VAR standar menurut Enders
yaitu :
Yt =β_11y-(t-1) + β_12Z_(t-1) + ε_y………...(1)
Zt = β21yt-1 + β22yt-1+ εZ………..(2)
Dimana (Y,Z) masing-masing adalah variabel tansmit dan while norse yang dapat
berkolerasi satu sama lain. Jika variabel-variabel tersebut dimasukkan dalam model,
maka model penelitiannya sebagai berikut :
Zt = ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ……….(3)
Dimana :
Var PBY : pembiayaan berdasar golongan pembiayaan
DPK : Dana Pihak Ketiga
SBIS : Sertifikat Bank Indonesia Syariah
NPF : Non Performing Financing