• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh dana pihak ketiga, non performing

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh dana pihak ketiga, non performing"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Apakah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Sertifikat Bank Syari'ah Indonesia (SBIS) secara simultan berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah di PT.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) Sertifikat Bank Indonesia Syari'ah (SBIS) pembiayaan mudharabah pada PT.

Kegunaan Penelitian

Penelitian Terdahulu

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPKIR

Pembiayaan Mudharabah

Sedangkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW telah dijelaskan mengacu pada pengertian mudharabah: dari Shuhaib ra. Secara bahasa, istilah hijaz disebut juga dengan qiraad, karena diambil dari kata muqaaradhah, yang berarti menyamakan dan menyeimbangkan, seperti yang dikatakan para ulama. Berikut perbandingan antara perusahaan pengelola dana modal milik investor agar keduanya seimbang.

Kesepakatan para sahabat tersebut sesuai dengan prinsip hadits yang dikutip Abu Ubaid dalam kitabnya Al Amwal (454)15. bahwa ini ada pada zaman Shallallahu'alaihin wasallam, beliau mengetahui dan menyetujui bahwa jika tidak maka tidak boleh “untuk dimakan di rumah, tidak untuk dijual”. Akad mudharabah dengan batasan-batasan, yaitu “suatu bentuk kerjasama antara Shailbulmal dan mudharib yang ruang lingkupnya dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan wilayah usaha”, yang ditentukan bersama oleh shahilbulmal ((pemilik modal). Sedangkan, untuk investasi khusus, dana disimpan dan dikelola oleh industri perbankan untuk jenis kegiatan tertentu sesuai dengan persetujuan nasabah penyimpan.

Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk usaha produktif.

Dana Pihak Ketiga ( DPK)

Giro adalah simpanan berdasarkan akad wadi'ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek, bilyet, alat pembayaran lain, atau dengan perintah pemindahbukuan. Dalam perbankan syariah, giro merupakan salah satu produk pembiayaan atau pendanaan. Akad yang sering digunakan dalam produk giro adalah akad wadi'ah atau biasa disebut giro wadi'ah. Giro wadi'ah adalah : Produk pembiayaan berupa simpanan dari nasabah berupa giro, dimana nasabah dapat menarik uangnya setiap saat dengan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan oleh bank seperti cek, giro, kartu ATM atau alat pembayaran lainnya . 18 Dana yang terkumpul selanjutnya akan digunakan oleh bank untuk kegiatan produktif jangka pendek atau untuk memenuhi likuiditas bank.

Tabungan merupakan salah satu produk pembiayaan atau pembiayaan di bank syariah dengan akad berupa wadi'ah dan mudharabah. Simpanan berdasarkan akad wadi'ah atau dana investasi berdasarkan akad mudharab atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah, yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek , wesel, dan atau cara lain yang dipersamakan dengan itu.19 Tabungan Wadiah adalah. Deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah, dimana penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan Akad antara nasabah penyimpan dengan Bank Syariah dan atau UUS.

Simpanan (wadi'ah) terjamin keamanannya dan kembali (jaminan titipan) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan.

Non Performing Financing (NPF)

NPF gross adalah rasio jumlah pembiayaan yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas 3 banding 5 dibandingkan dengan total pembiayaan yang diberikan bank. Apabila melebihi 5%, maka mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan, sehingga mengurangi nilai/skor yang dicapainya. yang mempengaruhi pembiayaan. Karena semakin besar nilai NPF menandakan bank semakin tidak aman, dengan kata lain pembiayaan yang disalurkan bermasalah.

Semakin rendah rasio NPF, semakin baik kesehatan bank karena kekurangan kredit atau pembiayaan yang tidak terbayar. Kegagalan membayar pada suatu bank merupakan signal negatif bagi bank tersebut dan akan mempengaruhi tingkat likuiditas dan solvabilitas bank yang bersangkutan. Profil risiko pendanaan suatu bank dapat dilihat dari rasio kredit bermasalah (NPL) dan pembentukan cadangan (cash provisi). modal bank.

NPF bank syariah adalah rasio antara total pembiayaan dalam kesulitan dan total pembiayaan yang dibayarkan.

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Bank Indonesia menetapkan dan memberikan kompensasi atas SBIS yang diterbitkan dan jatuh tempo. Menurut penulis Bank Indonesia, sertifikat syariah adalah surat berharga sebagai penegasan utang bank Indonesia yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah. Bank Indonesia telah menerbitkan instrumen kebijakan moneter berupa Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) sebagaimana diatur dalam PBI No.

10/11/PBI/2008 yang telah dimutakhirkan dengan PBI No. 12/18/PBI/2010 tentang “Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) sebagai sarana penyimpanan dana jangka pendek dari bank syariah di Bank Indonesia yang juga bertindak sebagai cadangan sekunder untuk bank.” 38. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan bank yang bersangkutan berhak menerima bonus atas penyetoran dana sesuai persentase tertentu. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dapat menggunakan akad wadi'ah atau yang sering disebut Bank Indonesia Wadi'ah sertifikat.

Bank Indonesia memberikan bonus kepada bank syariah dan unit usaha pada saat jatuh tempo dana dengan memberikan bonus.

Kerangka Berpikir

Hubungan antara SBIS dengan fungsi intermediasi bank bersifat negatif karena jika bonus SBIS atau kenaikan suku bunga SBIS akan memberikan insentif bagi bank untuk memarkir dananya di SBIS. Sehingga dana yang dialokasikan untuk penyaluran dana pembiayaan dan kredit akan berkurang dan pada akhirnya fungsi mediasi bank yang bersangkutan akan berkurang.

Gambar 2.1                     Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Waktu penelitian
  • Populasi dan sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Sumber dan teknik pengumpulan data
    • Sumber Data
    • Teknik Pengumpulan Data
  • Insturumen Penelitian
  • Variabel penelitian dan defenisi operasional
  • Teknik Analisis Data
    • Uji Kualitas Data
    • Uji Asumsi Klasik
    • Uji Hipotesis
    • Analisis Koefisien Determinasi

Berarti nilai signifikan (sig) (0,000) < (à) 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H2 yang menunjukkan DPK tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) tahun 2012-2017. Berdasarkan hasil regresi yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 di atas terlihat bahwa nilai signifikansi (sig) (0,099) < (a) 0,05 maka dapat disimpulkan H3 yang menyatakan bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ​​Pembiayaan mudharabah di PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) tahun ditolak. 3) Uji hipotesis keempat. Berdasarkan hasil regresi yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 diatas nilai signifikansi (sig) (0,000) < (a) 0,05 maka dapat disimpulkan H3 yang menyatakan bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) 2012-2017 ditolak.

H1 : DPK, NPF dan penempatan dana SBIS secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan Mudharabah pada PT.Bank Syariah Mandiri (BSM) periode 2012-2017. H2: DPK tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan Mudharabah pada PT.Bank Syariah Mandiri (BSM) periode 2012-2017. H3 : NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) periode 2012-2017.

H4: SBIS tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan Mudharabah di PT.Bank Syariah Mandiri (BSM) periode 2012-2017.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah PT. Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri memiliki 773 kantor cabang di seluruh provinsi di Indonesia dan memiliki jaringan 182.156 ATM (ATM BSM, ATM Mandiri, ATM Bersama antara lain ATM Mandiri, ATM BSM, ATM Prima dan MEPS) serta memiliki total 16.648 pegawai. (per September 2017). 51. Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat dalam diri seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal berdirinya. Tim pengembangan perbankan syariah menilai pengesahan undang-undang tersebut merupakan momen yang tepat untuk membalikkan keadaan PT.

Oleh karena itu, tim pengembang perbankan syariah mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya agar kegiatan usaha BSB berubah dari perbankan konvensional menjadi perbankan operasional. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi Bank Umum Syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur BI No. Bank Syariah Mandiri hadir, muncul dan berkembang sebagai bank yang mampu memadukan cita-cita bisnis dengan nilai-nilai spiritual. yang mendasari kegiatan operasionalnya.

Keselarasan antara idealisme bisnis dan nilai-nilai spiritual inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.

Visi Dan Misi

Produk PT. Bank Syariah Mandiri

Hasil Penelitian

  • Uji Normalitas Data

Hasil pengujian homogenitas data dengan menggunakan teknik uji homogenitas varians dapat dilihat pada tabel berikut. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai tolerance masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Tujuan uji autokorelasi adalah untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel confounding pada periode waktu tertentu dengan periode waktu sebelumnya.

Artinya tidak terdapat korelasi antara variabel pengganggu dalam model regresi linier berganda dan cocok untuk analisis lebih lanjut. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kesamaan varians dalam model regresi dari faktor perancu dalam data observasi dari satu data observasi ke data observasi lainnya. Dalam keadaan konstan 0, nilai volume pembayaran Mudharabah (Y) memiliki nilai ß1 (koefisien regresi X1) sebesar -0,005 yang berarti DPK (X1) mengalami kenaikan sebesar 1%, sehingga nilai volume pembiayaan mudharabah (Y) akan turun sebesar 0,005 dengan asumsi variabel independen lain dari model regresi adalah tetap.

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel DPK (X1) NPF (X2) SBIS (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah (Y).

Tabel 4.4 No Variabel
Tabel 4.4 No Variabel

Pembahasan

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kenaikan dana pihak ketiga tidak mempengaruhi kenaikan pembiayaan mudharabah. Hasil perhitungan regresi menunjukkan bahwa Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah pada PT. Hasil perhitungan regresi menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Sertifikat Bank Indonesia Syari'ah (SBIS) secara bersamaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah.

Kemudian hasil perhitungan menunjukkan bahwa kenaikan pembiayaan mudharabah tidak dipengaruhi oleh kenaikan dana pihak ketiga. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Sertifikat Bank Indonesia Syari'ah (SBIS) tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah. BANK SYARI;AH MANDIRI menunjukkan bahwa hasil peningkatan pembiayaan Mudharabah tidak dipengaruhi oleh peningkatan dana pihak ketiga.

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Return On Assets (ROA) terhadap Pembiayaan Bank Syariah.

PENUTUP

Saran

BANK SYARI'AH MANDIRI dan meningkatkan pembiayaan Murabahah dengan memperhatikan peningkatan dana pihak ketiga yang dampaknya besar, karena bank syariah dapat mengontrol dana pihak ketiga dari segi pembiayaan, sehingga peningkatan dana harus diimbangi dengan penyaluran pembiayaan. Sertifikat Bank Indonesia Syari'ah tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah jika ingin meningkatkan pembiayaan Murabahah perlu membuat kebijakan yang menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga ekspektasi keuntungan meningkat dan pada akhirnya pembiayaan Murabahah juga akan meningkat . Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode Yogyakarta Tahun 2010-2017: Tesis UIN Sunan Kalijaga.

Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal sebagai Penentu Fungsi Intermediasi Bank (Studi Pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional). Analisis Pengaruh Inflasi, SWBI, NPF dan DPK Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Di Indonesia (Periode Januari 2010-Maret 2011).

Gambar

Gambar 2.1                     Kerangka Berpikir
Tabel 4.4 No Variabel
Gambar 4.5 menunjukan bahwa pola gambara Scatterplot terbebas dari  asumsi  heteroskedasitas  karena  penyebarab  titik-titik  data  penyebar  diatas  dibawah  atau  disekitar  angka  0  dan  titik-titik  data  tidak  mengunpul  hanya  diatas  atau  dibawa
Tabel 4.8  Uji t

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Likuiditas

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Dan Tingkat Rasio Non Performing Financing (NPF) Terhadap Pembiayaan Mud}a&gt;rabah Di BMT Nurul Jannah Gresik ”

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap pembiayaan yang disalurkan serta implikasinya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Dana Pihak Ketiga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pembiayaan Musyarakah, Non Performing Financing

Peneliti tertarik untuk melakuakan sebuah penelitian dengan judul “ Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Pendapatan Margin, Non Performing Financing (NPF), dan

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Dengan Pembiayaan Sebagai

4.2 Pengaruh NPF Murabahah terhadap Pembiayaan Murabahah Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa NPF Murabahah berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah

4.7 Pembahasan Berdasarkan dari hasil dari penelitian diatas terkait pengaruh variabel Non Performing Finance NPF, Dana Pihak Ketiga DPK, dan Financing to Deposit Ratio FDR terhadap