• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Study of Role and Performance State-owned Bank Toward Financing of Small and Medium Enterprise”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“Study of Role and Performance State-owned Bank Toward Financing of Small and Medium Enterprise”"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PERAN DAN KINERJA BANK PEMERINTAH

TERHADAP PEMBIAYAAN SEKTOR

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI INDONESIA

(Perspektif Kredit Konsumsi Sebagai Kredit Non UMKM)

WELLY MARENDRA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tugas Akhir “Kajian Peran dan Kinerja Bank Pemerintah Terhadap Pembiayaan Sekor Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah (UMKM)” adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam

forum apapun dan dimanapun.

Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Tugas Akhir ini.

Bogor, Agustus 2011 Yang Menyatakan

(3)

ABSTRACT

Welly Marendra, “Study of Role and Performance State-owned Bank Toward

Financing of Small and Medium Enterprise” , Guided by Syamsun and Ma’mun

Sarma.

According government regulation number 10, year 1998 about Banking, Bank is defined as of business entity in which saving money and distributing it in loans and other structure which is the main aims is to improve living standard of people.As financing becomes one of its functions, Bank provides a strategic role in supporting business development. Small and Medium Enterprise is one of the alternative lending sector, especially after economic crisis in 1997. At third quarter of 2010, SME - loans outstanding reached IDR 929.3 Trilion and dominated 56% of whole banks loan. Reviewed based on type of usage, 68% are consumer loan, 26% are working capital loan, and 6% are investment loan. Reviewed by type of usage, consumer loan are categorized by Indonesian central banks as a type of SME loan. But unfortunately, the implementation shows that consumer loan is not used as a capital for SME.The purposes of this study are : (1) Evaluate the real loan SME’s performance of the state-owned bank; (2) Describes the perspective of consumer loan which is not part of the SME financing structure; (3) Analize the effect of average lending rates and non performing loan of state banks to the performance of SME loan of state-own banks.Data of this study fully utilize secondary data through literature conducted by the overall library collection that are relevant to the research. Whereas data and information used in this study is mostly from a regional financial and statistical data (SEKDA), Indonesian banking statistics (SEKI), Bank Indonesia and ministry of cooperations and small and medium enterprises Statistics. Methods of the analysis of this research are using quantitative analysis and multiple linear regression. The result of the research describes this condition : 1) The Performance of state-owned bank in delivering loan to SME sector has not been optimal and yet provide a significant contribution and positive impact to SME development through capital assistance, by the following reason : a. State-owned bank loan of SME sector reached only 11% of total banks loan; b. Compared with other banks (non-state owned banks) , share of SME loan of state-owned banks (11%) less then share of national private banks which is reached 12% of total outstanding loan of national banks; c. Reviewed of total outstanding loan in each category, state-owned bank is only able to grab third position, government-owned banks only have a 24% share of total outstanding loan, this suggests that the total outstanding loan of state-owned bank are smaller compared to the 30% shares owned by BPR and 29% shares owned by National Private Bank; d. Based on research result, the outstanding of SME loan provided by stated-owned banks, 60 % is dominated by consumer loan, which is based on its usage, this consumer loan can not be classified as SME loan accroding to the definition of the Government Regulation No. 20, year 2008 about SME; e. The analysis of the average lending rate and the number of non-performing loan (NPL) factor toward state- owned bank of SME lending performance showed that both factors are not simultaneously affected but only partially affected (Average interest rates have a significant effect).

(4)

RINGKASAN

Welly Marendra, “Kajian Peran dan Kinerja Bank Pemerintah Terhadap Pembiayaan Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia”,

dibimbing oleh Syamsun dan Ma’mun Sarma.

Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam perekonomian terutama dalam sistem pembayaran moneter. Secara umum bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpunan dana dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Menurut undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, bank didefinisikan sebagai Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman (kredit) dan bentuk lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Dalam menjalankan salah satu fungsinya yaitu menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman (Kredit), Bank memberikan peranan yang strategis dalam mendukung pengembangan usaha di berbagai sektor. Sektor UMKM menjadi salah satu alternatif penyaluran kredit perbankan terutama pasca krisis ekonomi tahun 1997. Triwulan III/2010, baki debet kredit Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai IDR 929.3 T atau 56 % dari total kredit perbankan. Ditinjau Berdasarkan jenis penggunaannya, sebesar 68% merupakan Kredit Konsumsi, 26% digunakan sebagai kredit modal kerja dan 6% sebagai kredit Investasi. Ditinjau dari jenis penggunaan, Kredit Konsumsi dikategorikan oleh Bank Indonesia sebagai jenis kredit sektor UMKM. Dalam implementasinya, Kredit Konsumsi tidak digunakan sebagai modal usaha kredit Usaha Kecil dan Mikro. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : (1) Mengevaluasi kinerja riil penyaluran kredit Bank Pemerintah kepada Sektor Usaha Mikro dan Kecil. (2) Memaparkan perspektif Kredit Konsumsi sebagai kredit yang tidak dapat digolongkan dalam kredit UMKM. (3) Menilai pengaruh suku bunga kredit dan NPL (Non Performing Loan) Bank Pemerintah terhadap kinerja penyaluran kredit UMKM Bank Pemerintah.

Data untuk penelitian ini sepenuhnya menggunakan data sekunder melalui studi pustaka yang dilakukan dengan cara pengumpulan pustaka secara menyeluruh yang relevan dengan tema penelitian. Sedangkan data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar merupakan data Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA), Statistik Perbankan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia dan Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Kementerian Koperasi dan UMKM. Adapun Metode analisis dalam kajian ini dengan analisis quantitatif dan regresi linera berganda.

Hasil penelitian menggambarkan kondisi sebagai berikut :

1. Kinerja Pembiayaan Bank Pemerintah pada sektor UMKM masih belum optimal dan belum memberikan kontribusi serta peran yang signifikan terhadap upaya pengembangan UMKM melalui bantuan permodalan, karena :

(5)

b. Dibandingkan dengan Bank Lainnya (Non Pemerintah), porsi pembiayaan kredit UMKM Bank Pemerintah (11%) masih rendah dibandingkan dengan Bank Swasta Nasional yang mencapai 12% dari total baki debet kredit Perbankan Nasional.

c. Ditinjau dari total baki debet kredit per masing-masing kategori Bank, Bank Pemerintah berada diurutan ketiga yaitu dengan porsi sebesar 24% dari total baki debet kreditnya lebih kecil dibandingkan dengan BPR sebesar 30% dan Bank Swasta Nasional sebesar 29%.

2. Berdasarkan hasil penelitian, outstanding Kredit UMKM yang disalurkan oleh Bank Pemerintah didominasi oleh Kredit Konsumsi 60%, dimana berdasarkan penggunaannya kredit konsumsi tidak dapat digoongkan sebagai kredit UMKM sebagaimana definisi Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM.

(6)

@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh Karya Tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(7)

KAJIAN PERAN DAN KINERJA BANK PEMERINTAH TERHADAP PEMBIAYAAN SEKTOR

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI INDONESIA (Perspektif Kredit Konsumsi Sebagai Kredit Non UMKM)

WELLY MARENDRA

Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada

Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)

Judul Tugas Akhir : KAJIAN PERAN DAN KINERJA BANK PEMERINTAH TERHADAP PEMBIYAAN SEKTOR USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI INDONESIA

(Perspektif Kredit Konsumsi Sebagai Kredit Non UMKM)

Nama Mahasiswa : Welly Marendra

Nomor Pokok : F0352080105

Program Studi : Industri Kecil Menengah

Disetujui,

Komisi Pembimbing

Dr.Ir. M.Syamsun, M.Sc Dr. Ir. Ma’mun sarma, MS, M.Ec

Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Industri Kecil Menengah

Prof.Dr.Ir.H Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing,DEA Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc, Agr

(9)

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya, Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan. Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan sebagai salah satu persyatan untuk menyelesaikan studi pada program Pascasarjana Universitas Pertanian Bogor, Program Studi Industri Kecil Menengah.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak menemui hambatan dan kendala baik hambatan operasional, waktu dan kendala dalam pengumpulan data yang paling terkini maupun pemahaman penulis terhadap kajian penelitian ini. Namun demikian, berkat bantuan dari berbagai pihak, hambatan dan kendala tersebut dapat diselesaikan dan diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Ir. M.Syamsun, M.Sc, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 2. Bapak Dr. Ir. Ma’mun sarma, MS, M.Ec, selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir.

3. Bapak Prof.Dr.Ir.H Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, Ketua Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pertanian Bogor.

4. Bapak Dr. Ir. Naresworo Nugroho, Msi, Dekan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pertania Bogor.

5. Segenap Dosen Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pertanian Bogor.

6. Segenap Staf Administrasi Program Studi Industri Kecil Menengah, yang telah memberikan pelayanan dan motivasi kepada Penulis.

7. Bapak Ahmad Fikri, Pemimpin Cabang BNI Yogyakarta, yang telah memberikan advis, masukan dan motivasi.

8. Bapak Wiwi Suprihatno, AVP Jaringan Distribusi BNI Kantor Besar yang telah memberikan advis, masukan, motivasi dan waktu kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

(10)

10. Kementerian Koperasi dan UKM, yang telah memberikan data yang dibutuhkan untuk penyelesaian Tugas Akhir Penulis.

11. Istriku tercinta Yenny Rosalina yang telah memberikan motivasi dan doanya yang tulus kepada penulis, ananda Dhira, Aya dan Ucen yang telah menghibur dan memberikan semangat kepada penulis.

12. Papa dan mama yang telah memberikan motivasi dan doanya yang tulus kepada penulis.

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang, Sumatera Selatan, pada tanggal 03 Maret 1978 sebagai anak ke-1 dari pasangan Idrum Sobrie, HI, SH dan Yulia. Penulis menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 6 Palembang, Sumatera Selatan pada tahun 1996 dan melanjutkan pendidikan Sarjana pada Fakultas Teknik, Jurusan Teknis Sipil, Universtitas Sriwijaya Palembang. Gelar Sarjana diperoleh pada bulan Maret 2001.

Pada September 2002 penulis bekerja di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, sebagai Analis Kredit. Bertugas di Kantor BNI Cabang Bangko pada September 2002 sampai dengan Januari 2008. Pada bulan Januari 2008 sampai dengan saat ini bertugas di BNI Kantor Besar pada Divisi Jaringan dan Layanan dengan jabata saat ini sebagai MGR Jaringan Distribusi.

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... v

PENDAHULUAN ... 1

1. Latar belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 4

3. Tujuan Penelitian ... 5

4. Manfaat Penelitian ... 5

LANDASAN TEORI ... 6

1. Pengertian dan Fungsi Bank ... 6

2. Pengertian Kredit ... 9

3. Pengertian UMKM ... 14

4. Kebijakan Bank Indonesia terhadap Pembiayaan UMKM ... 16

5. Kebijakan Pemerintah terhadap Pembiayaan UMKM ... 18

6. Hipotesa ... 21

METODE PENELITIAN ... 22

1. Tujuan Penelitian ... 22

2. Tempat dan waktu penelitian ... 22

3. Kerangka Berpikir ... 23

4. Metode Pengumpulan Data ... 24

5. Metode Analisis data ... 24

6. Alat Analisis ... 26

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

1. Evaluasi Kinerja Kredit UMKM Bank Pemerintah ... 26

2. Hasil Penelitian Kinerja Kredit UMKM ... 33

3. Hasil Pengujian terhadap Variabel yang MempengaruhiKinerja Bank Pemerintah dalam Menyalurkan Kredit UMKM ... 40

4. Pengujian terhadap Hipotesis Penelitian ... 41

a. Uji Simultan ... 43

(13)

KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

1. Kesimpulan ... 44

2. Saran-saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(14)

DAFTAR TABEL

1. Perbandingan Kriteria UMKM Menurut Undang – Undang No. 20

Tahun 2008 ... 16

2. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan

Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir ... 28

3. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan

Jenis Kredit selama selama 5 tahun terakhir ... 28

4. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan

Sektor Ekonomi selama selama 5 tahun terakhir ... 28

5. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional

berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir ... 30

6. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional

berdasarkan Jenis Kredit selama selama 5 tahun terakhir ... 32

7. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional

berdasarkan Sektor Ekonomi selama selama 5 tahun terakhir ... 32

8. Prosentase Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional terhadap

Total Baki Debet Kredit Perbankan Nasional ... 33 9. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah terhadap Total Baki Debet

Kredit UMKM Perbankan Nasional dan Total Baki Debet Kredit Perbankan Nasional ... 33 10. Total Baki Debet Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi selama 5 (lima)

tahun terkahir... 38

11. % Share Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi posisi bulan September

2010 terhadap baki debet per kategori bank ... 38 12. Pengaruh variabel bebas (X) X) secara bersama-sama dan Parsial

terhadap Variabel terikat (Y) ... 43 13. Pengujian hipotesis pengaruh variabel jumlah X1 dan X2 terhadap

(15)

DAFTAR GAMBAR

1. Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia, Mei 2010 ... 8 2. Gambaran Kerangka Berpikir dalam Pelaksanaa Penelitian ... 23

3. Grafik Trend Pertumbuhan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional

berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir ... 29

4. Grafik Komposisi Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan

Jenis Kredit selama 5 tahun terakhir ... 29

5. Grafik Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Sektor

Ekonomi selama 5 tahun terakhir ... 30

6. Grafik Trend Pertumbuhan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan

Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir 31

7. Grafik Komposisi Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional

berdasarkan Jenis Kredit selama 5 tahun terakhir ... 31

8. Grafik Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan

Sektor Ekonomi selama 5 tahun terakhir ... 33 9. Grafik % Share Kredit UMKM thd total baki debet kredit Perbankan

Nasional ... 34 10. Grafik % Share Kredit UMKM perbankan nasional thd total baki debet

kredit Perbankan Nasional ... 35 11. Grafik % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah thd total baki debet

kredit UMKM Perbankan Nasional ... 35 12. Grafik Komposisi baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional dan

baki debet kredit UMKM Bank Pemerintah (september 2010) ... 36 13. Grafik % Share Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi thd total baki

debet kredit Perbankan Nasional ... 39 14. Grafik Share Kredit UMKM Bank Pemerintah excl. Kredit Konsumsi

terhadap total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional ... 39 15. Grafik % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah thd total baki debet

kredit UMKM Perbankan Nasional ... 40 16. Grafik % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah dan Non Pemerintah

thd total baki debet kredit Perbankan Nasional ... 40 17. Grafik % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah dan Non Pemerintah

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Analisis Regressi ... 50

2. Posisi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah yang Diberikan Bank Umum

dan BPR per Dati II, Menurut Sektor Ekonomi Berdasarkan Lokasi Proyek Propinsi Aceh ... 55 3. Poisis Pinjaman yang Diberikan Rupiah dan Valas Bank umum dan

(17)

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Sebagai sektor yang menyerap 80 – 90% tenaga kerja, usaha Mikro Kecil dan Menengah juga menjadi segmen terbesar pelaku ekonomi nasional. Menurut data Departemen

Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia periode tahun 2008 – 2009

mengalami peningkatan sebesar 2,64% yaitu dari 51,4 juta unit pada Tahun 2008 menjadi 52,7 unit pada tahun 2009. UMKM merupakan pelaku usaha terbesar dengan persentasenya mencapai 99,99% dari total pelaku usaha nasional pada tahun 2009. Hal ini mengindikasikan UMKM memiliki peran yang besar dalam menopang perekonomian.

Berdasarkan data statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2008 – 2009, yang memiliki proporsi unit usaha terbesar adalah sektor (1) Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, (2) Perdagangan, Hotel dan Restoran, (3) Pengangkutan dan Komunikasi, (4) Industri Pengolahan; serta (5) Jasa-jasa, yang masing-masing tercatat sebesar 49,98 persen; 29,44 persen; 6,46 persen; 6,19 persen dan 4,33 Persen.

Pada saat krisis ekonomi tahun 1997/1998, UMKM memiliki ketahanan yang relatif lebih baik dibandingkan dengan Usaha Besar (UB) karena tingginya local content pada faktor-faktor produksi UMKM, baik pada penggunaan bahan baku maupun permodalan. Selain itu, UMKM pada umumnya berbasis pada basic needs masyarakat luas dan memiliki keunggulan komparatif. Keunggulan lain yang ada adalah kurangnya ketergantungan pada bahan baku impor dan potensi pasar yang tinggi mengingat harga produk yang dihasilkan relatif rendah sehingga terjangkau oleh golongan ekonomi lemah (Hill, 2001).

(18)

Di balik keunggulan dan ketahanan yang dimiliki, pada kenyataannya hingga saat ini masih banyak terdapat permasalahan yang dihadapi oleh sektor UMKM. Upaya pengembangan UMKM masih menjumpai berbagai kendala antara lain pengelolaan usaha yang masih tradisional, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum memadai, skala dan teknik produksi yang rendah serta masih terbatasnya akses kepada lembaga keuangan, khususnya perbankan. Berdasarkan data BPS tahun 2009, total UMKM yang dibiayai oleh perbankan baru sebesar 11,78% saja, suatu angka yang masih sangat jauh dari harapan dan upaya yang konkrit dalam pengembangan UMKM melalui bantuan permodalan perbankan.

Berbagai upaya dalam pengembangan UMKM telah dilakukan dan berjalan sampai dengan saat ini serta melibatkan banyak pihak, yaitu Pemerintah, Bank Indonesia, Perbankan Nasional dan Lembaga-lembaga lainnya yang peduli terhadap UKM antara lain, Departemen dan Kementrian, BUMN, LSM dan bahkan Lembaga Asing. Peran pemerintah dalam pengembangan sektor ini telah cukup banyak digulirkan, salah satunya adalah kebijakan penyaluran kredit pada sektor UMMK. Bentuk kebijakan ini juga merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah dalam rangka penanggulangan kemiskinan yang dialami sebagian besar rakyat Indonesia.

Pelaku utama yang memiliki posisi dan peran strategis dalam pengembangan UMKM adalah perbankan, mengingat bank merupakan lembaga keuangan yang begitu besar keterlibatannya dalam perputaran keuangan masyarakat dan secara signifikan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan usaha mikro dan kecil di Indonesia. Kebijakan Bank Indonesia dalam pemberdayaan sektor UKM melalui UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia dengan perubahannya Nomor 3 tahun 2004 telah memberikan perubahan paradigma yang mendasar. Dalam hal ini, Bank Indonesia tidak lagi memberikan bantuan keuangan atau Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) sehingga peranan Bank Indonesia dalam pengembangan UKM berubah menjadi tidak langsung. Pendekatan yang

digunakan kepada UMKM bergeser dari development role menjadi

(19)

murah telah bergeser kepada pendekatan yang lebih menitikberatkan pada kegiatan pelatihan petugas bank, penelitian dan penyediaan informasi.

Dengan kondisi tersebut, Bank Indonesia tetap memberikan dukungan, namun kebijakan BI baik dari sisi supply maupun demand lebih difokuskan dalam rangka mendorong fungsi intermediasi perbankan serta untuk mendukung sistem perbankan yang sehat. Dari sisi supply, Bank Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan perbankan sehingga dapat meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudent). Kebijakan tersebut antara lain Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 3/2/PBI/2001 tentang pemberian Kredit Usaha Kecil yang menganjurkan bank memberikan sebagian kreditnya kepada usaha kecil; PBI No 6/25/PBI/2004 dan SE Nomor 6/44/DPNP tanggal 22 Oktober 2004 perihal Rencana Bisnis Bank Umum Dalam Penyaluran Kredit UMKM sehingga diketahui komitmen Bank dalam menyalurkan kredit pada sektor UMKM.

Melalui kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia serta perubahan paradigma perbankan dalam memandang sektor UMKM selama 10 tahun terakhir, penyaluran kredit pada sektor ini mengalami trend perningkatan/pertumbuhan yang cukup signifikan seiring dengan peningkatan portofolio kredit perbankan untuk pemberian kredit UMKM. Perkembangan kredit UMKM yang bersumber dari pembiayaan Bank menunjukkan Baki Debet akhir September 2010 telah mencapai IDR 929,3 Trilyun atau 56% dari total Baki Debet Kredit perbankan sebesar IDR 1.670,3 Triliyun (akhir September 2010) dengan komposisi :

 Usaha Mikro : IDR 300,7 Trilyun, (NPL 3,13%)

 Usaha Kecil : IDR 366,2 Trilyun, (NPL 1,99%)

 Usaha Menengah : IDR 262,2 Trilyun, (NPL 3,33%)

Hingga September 2010, net ekspansi kredit pada sektor UMKM mencapai 147,6 Trilyun atau meningkat 28% bila dibandingkan akhir tahun 2009, suatu pertumbuhan yang cukup signifikan.

(20)

sektor UMKM sebesar 56% dari total kredit perbankan tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya, mengingat :

1. Kredit Konsumsi digunakan untuk keperluan konsumtif antara lain : pembelian kendaraan, tanah, bangunan, biaya pendidikan dan lainnya yang sejenis

2. Kredit yang disalurkan pada sektor UMKM sepatutnya dipergunakan untuk menunjang aktivitas usaha (produktif) sehingga kredit konsumsi tidak dapat dikategorikan sebagai kredit UMKM yang penggunaannya untuk keperluan konsumtif.

3. Penggolongan kredit konsumsi sebagai kredit UMKM tidak sesuai dengan Undang-undang No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (berdasarkan penggunaan/kriteria usaha).

2. Rumusan Masalah

Secara umum setkor UMKM cukup banyak memiliki kelemahan yang sering menjadi hambatan bagi UMKM tersebut untuk berkembang dan berkelanjutan, meskipun kontribusinya terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia selama beberapa tahun terakhir cukup strategis dan tidak dapat diabaikan, begitu juga kontribusinya terhadap penurunan jumlah pengangguran. Salah satu permasalahan yang bersifat klasik dan mendasar (basic problem) adalah berupa permasalahan modal.

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan upaya dan komitmen dari berbagai pihak yang berkepentingan terutama pemerintah, Bank Indonesia dan Perbankan sebagai lembaga keuangan yang memiliki fungsi menyalurkan kredit. Bank terutama Bank Pemerintah yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah dan berkaitan sangat erat dengan program dan kebijakan pemerintah sendiri, memiliki peran yang strategis dalam pengembangan UMKM terutama dalam hal permodalan usaha. Kondisi makro ekonomi yang kondusif dan trend kinerja perbankan yang semakin baik selama beberapa tahun terakhir dapat menjadi faktor pendorong dalam penyaluran kredit pada sektor UMKM.

(21)

a. Bagaimana bank pemerintah dapat menjadi pilar bagi pelaku UMKM dalam hal memberikan bantuan permodalan.

b. Mencari gambaran peran dan komitmen Bank pemerintah dalam pengembangan UMKM melalui bantuan permodalan (kredit).

c. Bagaimana membuat para pelaku UMKM paham tentang produk-produk kredit yang disediakan oleh Bank Pemerintah dan memahami pentingnya kredit yang disalurkan bagi keberlangsungan usaha.

3. Tujuan Penelitian

a. Mengevaluasi kinerja pembiayaan kredit Bank Pemerintah kepada Sektor Usaha Mikro dan Kecil.

b. Menggambarkan perspektif Kredit Konsumsi sebagai kredit non UMKM.

c. Menilai pengaruh suku bunga kredit dan NPL (Non Performing Loan) terhadap penyerapan kredit pada sektor Usaha Mikro dan Kecil

4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, antara lain :

a. Memberikan informasi kinerja Pembiayaam Bank Pemerintah pada sektor UMKM yang mencerminkan kondisi yang sebenarnya (Kinerja Riil) dan gambaran sejauh mana peran dan komitmen Bank Pemerintah terhadap UMKM.

b. Memberikan informasi bahwa kredit Konsumsi tidak dapat digolongkan sebagai kredit UMKM mengingat penggunaanya yang bersifat konsumtif (non produktif)..

(22)

LANDASAN TEORI

1. Pengertian dan Fungsi Bank

Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam perekonomian terutama dalam sistem pembayaran moneter. Secara umum bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpunan dana dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Stuart dalam anonim (2009) mendefinisikan bank sebagai badan usaha yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit baik dengan alat pembayarannya sendiri maupun uang yang diperolehnya dari pihak lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. Dengan demikian bank merupakan perantara keuangan (financial intermediaries) sehingga menimbulkan interaksi antara kreditur dan debitur. Menurut George dalam anonim (2008), Bank memiliki tiga karakteristik khusus yang berbeda dalam fungsinya jika dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya, pertama terkait dengan fungsi bank sebagai lembaga kepercayaan untuk menyimpan dana masyarakat, baik dalam penciptaan uang dan dalam mekanisme pembayaran dalam sistem perkenomian. Kedua sebagai lembaga intermediasi keuangan, perbankan berperan khusus dalam memobilisasi simpanan masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk kredit dan pembiaayaan lain dalam dunia usaha. Ketiga sebagai lembaga penanaman aset finansial, bank memiliki peranan penting dalam mengembangkan pasar keuangan terutama pasar uang domestik dan valuta asing. Bank berperan dalam mentransformasikan aset finansial seperti simpanan masyarakat ke dalam bentuk finansial aset lain yaitu kredit dan surat-surat berharga yang dikeluarkan pemerintah dan Bank Sentral.

Bank Indonesia (2006) mengkategorikan fungsi Bank sebagai financial intermedieries dalam 3 (tiga) hal yakni :

(23)

2. Sebagai lembaga yang menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

3. Melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang.

Fungi perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun, penyalur dan pelayanan jasa dalam lalu lintas dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahateraan rakyat banyak.

Berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, bank didefinisikan sebagai Badang Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman (kredit) dan atau bentuk lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sedangkan perbankan menurut Undang-Undang tersebut adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Institusi Perbankan di Indonesia

Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

(24)

Gambar 1. Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia, Mei 2010

Sumber : Bank Indonesia, www.bi.go.id, 2010

Pengertian Bank Umum

Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Definisi bank umum secara singkat adalah bank yang dapat

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank – bank umum terdiri

dari bank-bank umum pemerintah, bank umum swasta nasional devisa, bank-bank swasta nasional non devisa dan bank-bank asing campuran. Kegiatan utama bank-bank umum adalah menghimpun dana masyarakat antara lain dalam bentuk giro, deposito berjangka dan tabungan, serta menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit (pohan, 2008).

Bank Pemerintah, adalah bank yang kepemilikan sahamya sebagian besar

adalah milik pemerintah. Bank milik pemerintah saat ini adalah Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BTN.

Bank Swasta, adalah bank yang kepemilikan sahamnya sebagian besar adalah milik swasta, antara lain, Bank BCA, Bank BII dsb

Bank Pembangunan, adalah bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki

oleh pemerintah daerah. Bank Umum (122)

Bank Pemerintah (4)

Bank Swasta (118)

Bank Umum

Bank Pemerintah (4) Bank Swasta (118)

Bank Pemerintah Unit Syariah (2)

Bank Pembangunan Daerah ( (26)

Bank Umum Swasta (83)

Bank Umum Swasta Syariah (9)

BPD Unit Usaha Syariah (14)

(25)

Pengertian Bank Pekreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegitannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Pengertian Kredit

Secara umum kredit didefinisikan sebagai kegiatan orang perorang atau badan usaha dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup dengan cara pinjam meminjam. Transaksi kredit timbul karena suatu pihak meminjam sejumlah uang atau sesuatu yang dipersamakan dengan itu, dimana pihak peminjam wajib melunasi kredit/hutangnya pada waktu yang telah ditentukan. Disamping itu kredit timbul sebagai akibat adanya transaksi jual beli, dimana pembayarannya ditangguhkan, baik sebagian maupun seluruhnya.

Menurut Eric L.Kohler (1964;154), kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan dan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Menurut Teguh Pudjo Muljono (1989;45), kredit adalah suatu penyertaan uang atau tagihan atau dapat juga barang yang menimbulkan tagihan tersebut pada pihak lain, atau juga memberi pinjaman pada orang lain dengan harapan akan memperoleh sesuatu tambahan nilai dari pokok pinjaman tersebut yaitu berupa bunga sebagai pendapatan bagi pihak yang bersangkutan.

Definisi kredit menurut Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibbkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumla bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Jenis-jenis kredit dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan penggunaan (Dendawijaya, 2005), dibedakan menjadi : Kredit Investasi : Kredit untuk membiayai kepentingan barang

(26)

Kredit Modal Kerja : Kredit untuk membiayai modal kerja usaha/perusahaan.

Kredit Konsumsi : Kredit untuk keperluan barang-barang

konsumsi yang diperlukan debitur.

2. Berdasarkan segmentasi (Bank Indonesia, 2008), dibedakan menjadi :

Kredit Mikro : Kredit yang diberikah maksimal Rp 50 juta.

Kredit Kecil : Kredit yang diberikah > Rp 50 juta, < Rp 500 juta.

Kredit Menengah : Kredit yang diberikah > Rp 500 juta, < Rp 5 Milyar.

3. Berdasarkan jangka waktu (Djinarto, 2000), dibedakan menjadi :

Kredit Jk Pendek : Kredit dengan rentang maksimal 1 tahun.

Kredit Jk Menengah : Kredit dengan rentang waktu 1 – 3 tahun. Kredit Jk Panjang : Kredit dengan rentang waktu minimal 3

tahun.

Menurut definisi yang dipakai dalam Microcredit Summit (1997), kredit mikro adalah program pemberian kredt berjumlah kecil kepada warga paling miskin untuk membiayai proyek yang dia kerjakan sendiri agar menghasilkan pendapatan, yang memungkinkan mereka peduli terhadap diri sendiri dan keluarganya, “Programmes extend small loand to very poor for self-employment projects that generate income, allowing them to cafe

for themselves and their families”.

Konsep Kredit Bank Umum

(27)

memberikan keleluasaan penyaluran kredit perbankan, beberapa hal yang akan ditempuh oleh Bank Indonesia meliputi :

1. Meningkatkan peran serta perbankan dalam penyaluran kredit kepada sektor usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

2. Meningkatkan efisiensi Bank dalam melakukan pembiayaan dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kepada nasabah (Bank Indonesia, 2009).

Bank adalah bisnis yang berdagang dalam kredit dan uang, maka bisnis utamanya suatu kepercayaan (trust), sehingga dapat dikatakan bahwa bank merupakan lembaga kepercayaan (Rivai dan Permata, 2006). Sebagaimana diketahui bahwa usaha bank yang paling besar dalam memberikan kontribusi terbesar sebagai sumber penghasilan bank berasal dari penyaluran kredit kepada masyarakat, mengingat bahwa :

1. Bank harus dapat memelihara dan mengembangkan kepercayaan timbal balik

2. Pos pinjaman yang diberikan merupakan pos aktiva terbesar dalam neraca bank

3. Perkreditan memberikan kontribusi penghasilan terbesar bagi sebagian besar bank

4. Bank merupakan lembaga perantara (intermediary) antara masyarakat

suplus dana dengan pihak lain yang kekurangan dana.

Debitur merupakan orang yang meminjam sejumlah dana dengan jangka waktu tertentu kepada bank yang diikat secara hukum melalui suatu perjanjian kredit. Debitur harus tunduk kepada seperangkat standar dan aturan bank, tanpa melihat jumlah dan jenis kredit yang diberikan, bertujuan untuk melindungi bank dari risiko kerugian yang ditimbulkan dikemudian hari (Compton, 1991).

(28)

kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga nasabah yang

dilengkapi dengan Note Purchased Agreement (NPA).

Dengan demikian, dalam prakteknya kredit merupakan

penyerahan nilai ekonomi sekarang atas kepercayaan dengan harapan mendapatkan kembali suatu nilai ekonomi yang sama dikemudian hari, suatu tindakan atas dasar perjanjian, dimana dalam perjanjian tersebut terdapat jasa dan balas jasa (prestasi dan kontra prestasi) yang keduanya dipisahkan oleh unsur waktu, suatu hak yang dengan hak tersebut seorang dapat mempergunakannya untuk tujuan tertentu dalam batas waktu tertentu dan atas pertimbangan tertentu pula.

Beberapa keuntungan pemenuhan sumber-sumber dana dari sektor perkreditan menurut Muljono (2001) adalah :

1. Relatif mudah diperoleh kalau memang usahanya layak.

2. Telah ada lembaga yang kuat di masyarakat perbankan yang menawarkan jasanya di bidang penyediaan dana (kredit).

3. Biaya untuk memperoleh kredit (bunga, biaya administrasi) dapat diperkirakan dengan tepat, sehingga memudahkan para pengusaha dalam menyusun rencana kerjanya untuk masa-masa mendatang.

Fungsi Kredit / Pembiayaan.

Di dalam kehidupan perekonomian, perdagangan dan keuangan pada umumnya, maka garis besar fungsi kredit/pembiayaan adalah : 1. Meningkatkan daya guna (utility) dari suatu modal atau uang.

Melalui kredit, dana yang mengendap (idle funds) di dalam kas bank akan dimanfaatkan oleh para debitur untuk memperbesar usaha produksi maupun perdagangan.

2. Meningkatkan daya guna (utility) dari suatu barang.

(29)

3. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

Kredit yang disalurkan melalui rekening pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cek, bilyet giro dan sebagainya. Peredaran uang kartal dan giral akan lebih berkembang, karena kredit menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini sejalan dengan pengertian bank selaku money creator.

4. Menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.

Manusia adalah mahluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi, yaitu selalu berusaha memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuan terutama kemampuan finansial. Fasilitas kredit yang diterima pengusaha dari bank inilah yang kemudian digunakan untuk memperbesar volume usaha dan produktivitasnya.

5. Kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi,

Untuk menekan arus inflasi dan terlebih-lebih lagi untuk usaha pembangunan ekonomi, kredit bank memegang peranan yang sangat penting. Arah kredit harus berpedoman pada segi-segi pembatasan kualitatif, yaitu pengarahan ke sektor-sektor produktif dan sektor-sektor prioritas secara langsung berpengaruh terhadap hajat hidup masyarakat.

6. Sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional.

Pengusaha yang memperoleh fasilitas kredit akan berusaha untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti peningkatan keuntungan. Seiring dengan peningkatan produksinya tersebut, orientasi pengusaha tidak hanya untuk memenuhi pasar domestik, juga merambah pasar ekspor. Dengan demikian, kegairahan pengusaha untuk melakukan ekspor menjadi meningkat, yang nantinya akan mendatangkan devisa bagi negara.

7. Sebagai alat hubungan ekonomi intemasional.

(30)

negara-negara yang sedang berkembang atau sedang membangun. Bantuan-bantuan tersebut tercermin dalam bentuk bantuan kredit dengan syarat ringan, yaitu bunga relatif murah dan jangka waktu penyelesaiannya yang panjang. Hal ini tercermin melalui bantuan antar

negara yang disebut “G to G” (Govemment to Govemment). Hubungan

antamegara pemberi dan penerima kredit akan bertambah erat,

terutama yang menyangkut hubungan perekonomian dan

perdagangan.

Pengertian Kredit UMKM Menurut Bank Indonesia (September 2010) Kredit UMKM adalah semua penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu dalam rupiah dan valuta asing berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank Pelapor dengan Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank yang memenuhi kriteria usaha sesuai dengan undang-undang tentang UMKM yang berlaku.

1. Kredit kepada Usaha Mikro adalah kredit dengan plafond Rp 0,- sampai dengan Rp 50 juta.

2. Kredit kepada Usaha Kecil adalah kredit dengan plafond lebih dari Rp 50 juta sampai dengan maksimum Rp 500 juta.

3. Kredit kepada Usaha Menengah adalah kredit dengan plafond lebih dari Rp 500 juta sampai dengan Rp 5 Milyar.

Termasuk dalam kredit UMKM tersebut adalah kredit dengan penjaminan tertentu yaitu kredit/pembiayaan atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank degan Debitur yang dijamin oleh perusahaan penjamin dengan kriteria tertentu sebagaimana Program Pemerintah mengenai Kredit Usaha Rakyat.

3. Pengertian UMKM

Definisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berdasarkan masing-masing institusi adalah sebagai berikut :

1. Badan Pusat Statistik (BPS), mendefinisikan berdasarkan ukuran ketenagakerjaan.

a. Usaha Mikro : Usaha yang memperkerjakan 5 orang

(31)

b. Usaha Kecil : Usaha yang memperkerjakan 5 sampai 10 orang.

c. Usaha Menengah : Usaha yang memperkerjakan 20 sampai

99 orang.

2. Bank Indonesia (BI), mendefinisikan UKM dengan 2 kriteria, yaitu : a. Kriteria I, berdasarkan aset, omset dan badan hukum :

Usaha Mikro : Usaha yang dilakukan orang miskin

atau hampir miskin, milik keluarga, sumber daya lokal dan teknologi sederhana. Lapangan usaha mudah dimasuki dan keluar.

Usaha Kecil : Usaha yang memiliki aset hingga

Rp 200 juta diluar tanah dan bangunan dengan omset Rp 1 Milyar.

Usaha Menengah : Usaha yang memiliki aset hingga

Rp 600 juta diluar tanah (industri bukan manufaktur) atau memiliki aset hingga Rp 5 Milyar (industri manufaktur) dengan omset Rp 3 Milyar.

b. Kriteria II, berdasarkan kredit yang diterima :

Usaha Mikro : Usaha yang dapat menerima kredit

sampai dengan Rp 50 juta.

Usaha Kecil : Usaha yang dapat menerima kredit

mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 500 juta.

Usaha Menengah : Usaha yang dapat menerima kredit

mulai dari > Rp 500 juta hingga Rp 5 Milyar.

3. Menurut Undang – undang No. 20 Tahun 2008, tentang UMKM

a. Usaha Mikro : Usaha Produktif milik perorangan dan atau

badan usaha perorangan. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta.

b. Usaha Kecil : Usaha ekonomi produktif yang berdiri

(32)

tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling banyak Rp 2,5 Milyar.

c. Usaha Menengah : usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 Milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,5 Milyar sampai dengan paling banyak Rp. 50 Milyar.

Tabel 1. Perbandingan Kriteria UMKM Menurut UU No. 20 Tahun 2008

KRITERIA

Aset (Rupiah) Omset (rupiah)

Lama Baru Lama Baru

Usaha Mikro < 50 Jt < 100 Jt < 300 Jt

Usaha Kecil < 200 Jt 50 – 500 Jt < 1 M 300 Jt – 2,5 M

Usaha Menengah

200 Jt –

10 M

> 500 Jt –

10 M

1 – 50 M 2,5 – 50 M

Sumber : Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), 2008-2009 4. Menurut Bank Dunia

a. Usaha Mikro : Kegiatan usaha yang menggunakan pekerja

hingga 20 orang.

b. Usaha Kecil & Menengah adalah perusahaan yang menggunakan tenaga kerja di atas 20 oraang dengan aset di luar tanah dan bangunan hingga US$ 500 ribu.

4. Kebijakan Bank Indonesia terhadap Pembiayaan Usaha Mikro dan

Kecil (UMKM)

Undang-undang No. 23/1999 tentang Bank Indonesia

(33)

untuk mendukung pengembangan UMKM, terutama yang berbasis komoditas unggulan.

Kebijakan tersebut dituangkan dalam bentuk pengaturan (ketentuan) dan pemberian bantuan teknis (khususnya melalui perbankan) serta kerjasama dengan pemangku kepentingan (Departemen, lembaga donor dan lembaga terkait pemberdayaan UMKM). Di dalam kebijakan lintas sektoral tersebut terdapat kegiatan-kegiatan yang berupaya mendukung pengembangan sektor UMKM, secara umum Bank Indonesia memberikan sejumlah fasilitas, diantaranya :

a. Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI),

DIBI menyajikan data dan informasi berbasis Website dan dapat diakses melalui website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Informasi yang disajikan dalam DIBI didasarkan atas penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia, antara lain data dan informasi mengenai potensi ekonomi daerah, komoditas ekspor potensial serta pola pembiayaan (lending model).

b. Pola pembiayaan UMKM

Bank Indonesia melaksanakan penelitian mengenai pola

pembiayaan/lending model berbagai komoditas yang potensial untuk dibiayai oleh bank.

c. Pengembangan UMKM melalui Pengembangan Klaster

Program yang didesain untuk mengembangkan UMKM melalui model klaster yang teritegrasi dari hulu ke hilir. UMKM akan memperoleh manfaat dari kerjasama dengan usaha menengah maupun usaha besar yang berperan sebagai local champion dalam suatu komunitas usaha sejenis.

d. Penelitian tentang Pola Kemitraan.

Penelitian ini bertujuan melihat berbagai pola kemitraan antara usaha menengah/usaha besar dengan UMKM dalam rangka meningkatkan potensi akses kredit ke Perbankan. Dalam kemitraan tersebut usaha menengah/besar dapat berperan sebagai pemberi rekomendasi, avalis¸dan juga memberikan cash collateral bagi UMKM yang menjadi mitra dalam hubungan usaha kemitraan.

(34)

Program ini dilakukan dalam upaya untuk mengembangkan ekonomi derah terutam sektor riil yang masih dirasakan terhambat perkembangannya. BI melalui jaringan kantor BI bergerak mendukung berbagai program dari dinas/instansi yang dirasakan masih terhambat pembiayaannya oleh perbankan di daerah.

Selain itu atas inisiatif Bank Indonesia, juga telah terbentuk lembaga mediator yang menjembatani kepentingan UMKM dan perbankan yaitu Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB). Salah satu tugas KKMB

adalah mempersiapakan UKM agar menjadi lebih feasible dan bankable.

Melalui kebijakan Bank Indonesia yang dituangkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/44/DPNP tanggal 22 Oktober 2004 perihal Rencana Bisnis Bank Umum, telah diatur khusus terkait penyaluran kredit pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang menggambarkan keterlibatan Bank dalam rangka ikut serta mendorong perkembangan yang positif dari sektor UMKM.

5. Kebijakan Pemerintah terhadap Pembiayaan UMKM

Pemerintah memiliki komitmen yang kuat dalam mendukung upaya pengembangan sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMKM). Upaya tersebut merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah dalam mengatasi permasalaha kemiskinan. Beberapa program pemerintah sebagai wujud komitmen dalam pengembangan UMKM antara lain; program revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutantan (RPPK) yang merupakan salah satu dari “Triple Track Strategy” dalam rangka pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta peningkatan daya saing ekonomi nasional. Salah satu instrumen kebijakan dalam mendukung suksesnya RPPK adalah dalam aspek investasi dan pembiayaan. Prioritas – prioritas kegiatan yang dilakukan untuk mendukung kebijakan ini adalah :

1. Fasilitasi pembiyaan investasi dan modal kerja dengan mendorong business plan perbankan.

2. Mengembangkan dan memfasilitasi sistem pembiayaan dan

penjaminan kredit bagi petani/nelayan/dan petani hutan.

(35)

4. Mengembangkan pembiayaan non Bank berikut keterkaitannya dengan perbankan bagi petani, nelayan dan petani hutan.

Upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan pembiayaan sektor pertanian (Ratnawati 2009), diantaranya adalah melalui APBN dan Non APBN. Dengan instrumen APBN dengan cara :

a. Peningkatan akses permodalan melalui kredit (KKP dan KUR).

b. Memberikan bantuan penguatan modal kepada petani/klomtan melalui Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP).

c. Fasilitasi bagi peningkatan usaha/produksi pertanian (subsidi).

Sementara melalui Non APBN adalah memberlakukan kewajiban

pembiayaan bagi perbankan dan penerapan Corporate Social Resposibility

bagi BUMN.

Kredit program/bantuan modal yang telah dikucurkan oleh pemerintah selama 4 dekade terakhir melalui beberapa bentuk skim seperti dana bergulir, penguatan modal, subsidi bunga, maupun yang komersial yang lebih mengarah kepada kegiatan kredit yang memiliki link dengan perbankan dan sifatnya eksekuting. Beberapa contoh kredit dengan skim dimaksud adalah KKP-E dan KUR. KUR merupakan kredit untuk UMKM dan Koperasi dengan pola penjaminan pemerintah. Selaku penjamin kredit adalah Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU) dan Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo). Pada tahap awal program KUR melibatkan 6 (enam) bank yaitu Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bank BTN, Bank Bukopin dan Bank Syariah Mandiri dengan fokus penyaluran kredit pada sektor usaha pertanian, perikanan, kelautan, koperasi, kehutanan, perindustrian dan perdagangan (tempo interaktif, 2007).

Kebijakan lain terhadap penyaluran kredit adalah bahwa pemerintah secara tegas mewajibkan agar perbankan menyalurkan kredit pada sektor UMKM minimal 20 persen dari portofolio kredit yang dimiliki.

Peraturan dan perundang-undangan UMKM

(36)

memperoleh legitimasi yang kuat sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 dan Ketetapan MPR No. XVI tahun 1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi, serta peraturan perundang-undangan lainnya antara lain :

1. Undang-undang No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,

Secara garis besa, Undang-undang ini mengamanatkan kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk :

a. Menumbuhkan iklim usaha, dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang meliputi : Pendanaan, sarana dan prasarana, informasi usaha, kemitraan, perizinan usaha,

kesempatan berusaha, promosi dagang dan dukungan

kelembagaan. Bersamaan dengan itu, dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif membantu menumbuhkan iklim usaha dimaksud.

b. Memfasilitasi pengembangan usaha dalam bidang : Produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia dan desain dan teknologi.

c. Menyediakan pembiayaan dan penjaminan, dalam bentuk pinjaman, penjaminan, hibah dan pembiayaan lainnya. Adapun pembiayaan dan penjaminan tersebut bersumber dari APBN, APBD, penyisihan bagian laba tahunan BUMN yang dialokasikan kepada UMKM serta bersumber dari Usaha Besar Nasional dan bantuan Luar Negeri d. Memfasilitasi, mendukung dan menstimulasi kegiatan kemitraan

yang paling membutuhkan, mempercayai, memperkuat dan menguntungkan yang dilaksanakan dengan pola ; Inti-plasma, Sub-kontrak, Waralaba, Perdagangan umum, Distribusi, Keagenan dan Bentuk-bentuk kemitraan lainnya seperti bagi hasil, kerjasama operasional, usaha patungan (joint venture) dan penyumberluaran (outsourcing).

6. Hipotesa

(37)

1. Kinerja Bank Pemerintah dalam menyalurkan kredit UMKM belum mencerminkan kondisi riil sesuai dengan definisi UMKM dan jenis/penggunaan kredit itu sendiri.

2. Faktor rata-rata suku bunga kredit dan jumlah Non Performing Loan Kredit UMKM Bank Pemerintah secara bersama-sama berpengaruh secara singnifikan terhadap kinerja Bank penyaluran kredit Bank Pemerintah terhadap sektor UMKM

(38)

METODOLOGI PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Penelitian pada dasarnya adalah kegiatan penyelidikan, pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk memecahkan suatu persoalan atau untuk menguji suatu hipotesis dalam mengembangkan prinsip-prinsip umum. Kegiatan penyelidikan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang adalah untuk menemukan ilmu pengetahuan baru, mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada, mencari tahu tentang suatu persoalan yang layak diteliti, memperoleh jawaban tentang suatu persoalan yang ingin diketahuinya dan kemudian mencari solusinya. Jadi pada dasarnya esensi penelitian adalah untuk membuka informasi yang tidak diketahui menjadi diketahui.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu pemikiran yang logis, rasional dan didukung atas suatu fakta. Penelitian itu sendiri dapat dilakukan dengan berbagai macam metode. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah penelitian dengan menggunakan statistik. Tujuan utama dari kebanyakan penelitian statistik adalah mengadakan prediksi dan ramalan. Berdasarkan prediksi yang didasarkan pada ketentuan statistik maka dapat diwujudkan suatu ramalan dengan probabilitas yang memuaskan apabila ramalan tersebut rata-rata mendekati kenyataan.

Dalam hal ini penelitian yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk memaparkan kinerja riil Bank Pemerintah dalam menyalurkan kredit pada sektor UMKM dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rata-rata suku bunga kredit dan jumlah Non Performing Loan (NPL) Kredit UMKM Bank Pemerintah terhadap kinerja Bank Pemerintah dalam menyalurkan kredit UMKM. Metode penelitian ini menjelaskan bagaimana proses penelitian tugas akhir dilaksanakan serta langkah-langkah yang diambil dalam pengumpulan dan pengolahan data.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

(39)

Kementerian Koperasi dan UMKM dan perpustakaan dalam kurun waktu kurang lebih 3 (tiga) bulan.

3. Kerangka Berpikir

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja riil Bank

Pemerintah terhadap pembiaayan sektor UMKM dengan cara mengolah data kredit perbankan nasional dari Bank Indonesia untuk selanjutnya diidentifikasi dan dikelompokan kembali berdasarkan jenis penggunaannya sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM serta dilakukan analisis regressi untuk mengetahui pengaruh rata-rata suku bunga kredit Bank Pemerintah dan jumlah NPL terhadap kinerja penyaluran kredit UMKM. Secara Garis besar dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

[image:39.595.89.504.352.729.2]

Gambar 2. Gambaran kerangka berpikir dalam pelaksanaan penelitian DATA OUTSTANDING

KREDIT PERBANKAN NASIONAL (BANK INDONESIA)

OUTS KREDIT BANK PEMERINTAH

OUTS KREDIT BANK NON PEMERITAH

KREDIT USAHA BESAR KREDIT

UMKM

PENGOLAHAN DATA

PENGELOMPOKKAN PER JENIS KREDIT

PRODUKTIF INVESTASI KONSUMTIF

DEFINISI BERDASARKAN UU NO. 20 TH 2008 TENTANG UMKM

EVALUASI KINERJA RIIL

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA &NPL

(40)

4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir ini sepenuhnya menggunakan data sekunder. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dengan studi pustaka yang dilakukan dengan cara pengumpulan pustaka secara menyeluruh yang relevan dengan tema penelitian. Sedangkan data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar merupakan data Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA), Statistik Perbankan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia (website Bank Indonesia, www.bi.go.id dan Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Kementerian Koperasi dan UMKM, berupa:

a. Laporan perkembangan baki debet kredit perbankan nasional.

b. Laporan perkembangan baki debet kredit UMKM perbankan nasional. c. Laporan perkembangan baki debet kredit Bank Pemerintah

d. Laporan perkembangan baki debet kredit UMKM Bank Pemerintah e. Laproran Perkembangan Market Share kredit UMKM nasional

f. Perkembangan Market Share kredit UMKM Bank Pemerintah

g. Rata-rata tingkat suku bunga kredit Bank Pemerintah 2 (dua) tahun terakhri

h. Jumlah NPL Kredit UMKM Bank Pemerintah selama 2 (dua) tahun terakhir.

i. Kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia berkaitan dengan UMKM.

Penelitian yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini tidak

menggunakan pendekatan kebijakan masing – masing manajemen Bank

(41)

5. Metode Analisis Data

a. Dalam penelitian ini, penulis akan memaparkan secara quantitatif perkembangan kredit UMKM yang disalurkan oleh Bank Pemerintah dan sajikan dalam formulasi matematis berupa chart (grafik histogram, pie dsb) antara lain :

1. Perkembangan kredit UMKM Bank Pemerintah selama 5 (lima) tahun terakhir versi Laporan Bank Indonesia versus hasil penelitian.

2. % share kredit UMKM Bank Pemerintah selama 5 tahun terakhir versi Laporan Bank Indonesia versus hasil penelitan.

b. Menguji hubungan antara rata-rata suku bunga kredit dan jumlan Non Performing Loan (NPL) kredit UMKM Bank Pemerintah terhadap kinerja Bank Pemerintah dalam menyalurkan kredit pada sektor UMKM menggunakan metode Regresi Linear Berganda.

Metode Regresi Linier Berganda

Teknik regresi linier berganda sebenarnya dipakai guna menggambarkan suatu variabel dependen dihubungkan dengan 2 (dua) atau lebih variabel independen dimana besar kecilnya pengaruh X tehadap Y diukur dengan koefisien regresi.

Analisis regresi linier berganda sebenarnya didasarkan pada 3 (tiga) asumsi yaitu :

1. Distribusi probabilitas bersyarat variabel dependen bagi

serangkaian variabel independen mengikuti pola normal atau kurang lebih normal.

2. Distribusi bersyarat variabel dependen bagi setiap kombinasi variabel independen memiliki varians yang sama.

3. Nilai-nilai variabel dependen harus independen satu dengan lainnya.

Dalam penelitian ini digunakan 1 (satu) variabel dependen dan 2 variabel independen, maka model linier hubungan variabel-variabel secara berganda dapat dinyatakan dalam :

(42)

Dimana : Y = variabel dependen X1, dan X2, = variabel independen

β1 dan β2, = koefisien regresi sering disebut slope coefficient

b = intercept coefficient atau perpotongan antara

sumbu tegak Y dan garis fungsi linear nilai Y.

Persamaan normal guna mencari koefisien diatas dengan

menggunakan metode kuadrat minimum dapat diberikan sebagai berikut :

1. Y = na + β1 X1 + β2 X2

2. YX1 = a X1+β1 X1X1+β2 X1X2 3. YX2 = a X2+β1 X2X1+β2 X2X2

Jika persamaan diatas disederhanakan maka :

X1 = X1 – X1

X2 = X2 – X2

Y = Y – Y

Dan persamaannya menjadi : Y = β1X1+ β2X2

a = Y –β1 X1 –β2 X2

6. Alat Analisis

(43)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Evaluasi Kinerja Kredit UMKM Bank Pemerintah (Data Bank

Indonesia)

Perkembangan dunia perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kinerja bisnis perbankan bertumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tingkat persaingan semakin ketat dimana dunia perbankan nasional semakin agressif mengembangkan bisnis dalam upaya untuk meningkatkan aset dan return yang tinggi.

Perbankan secara agressif melakukan penghimpunan dana dari masyarakat untuk selanjutnya disalurkan kepada masyakat. Penyaluran kredit masih menjadi salah satu “Core Business” bank karena return yang diperoleh memberikan kontribusi terbesar dalam perolehan laba. Berbagai langkah strategis dilakukan oleh perbankan dalam upaya meningkatkan kinerja bisnis, mulai dari re-organisasi, reformasi organisasi dan bisnis

(new business model), penambahan jaringan kantor maupun

pengembangan produk – produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dalam hal ini nasabah. Disamping itu, stabil dan kondusifnya kondisi perekonomian yang ditunjukkan oleh nilai kurs dan tingkat inflasi telah mendorong peningkatan penyaluran kredit.

(44)

Tabel 2. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama 5 tahun terakhir

(Rp Juta)

Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah

Tabel 3. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama selama 5 tahun terakhir

(Rp Juta)

Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah

Tabel 4. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama selama 5 tahun terakhir

(Rp Juta)

Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah

Tabel di atas menggambarkan bahwa kinerja penyaluran kredit perbankan nasional mengalami trend pertumbuhan yang cukup signifikan selama 5 (lima) tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 29%. Berdasarkan kategori bank, Bank Pemerintah berada di urutan pertama

KATEGORI BANK 2006 2007 2008 2009 Sep-10

Bank Pemerintah 336.334.155 417.792.226 556.536.000 656.551.035 735.690.970 Bank Swasta Nasional 320.413.962 423.233.812 542.316.975 590.184.832 694.883.352 Bank Asing dan Bank Campuran 120.144.014 142.948.171 190.205.844 172.145.443 206.876.515 Bank Perkreditan Rakyat 17.455.145 21.263.261 26.391.849 29.132.567 34.010.145

Grand Total 794.347.276 1.005.237.470 1.315.450.668 1.448.013.877 1.671.460.982

JENIS KREDIT 2006 2007 2008 2009 Sep-10

Modal Kerja 413.744.435 529.615.809 681.791.597 701.745.665 817.075.661 Investasi 149.225.694 185.267.278 256.517.252 297.735.583 330.439.240

Konsumsi 231.377.148 290.354.383 377.141.819 448.532.629 523.946.081

Grand Total 794.347.276 1.005.237.470 1.315.450.668 1.448.013.877 1.671.460.982

SEKTOR EKONOMI 2006 2007 2008 2009 Sep-10

(45)

sebagai bank yang memberikan kontribusi tertinggi selama 5 (lima) tahun terakhir dalam menyalurkan kredit yaitu sebesar Rp 735,6 Trilyun. Secara berurutan Bank Swasta Nasional berada di posisi ke-2 sebesar Rp 694,8 Trilyun , Bank Asing dan Campuran berada di posisi ke-3 sebesar Rp 206,8 Trilyun dan Bank Pekreditan Rakyat di posisi ke-4 yaitu sebesar Rp 34 Trilyun dengan trend sebagaimana gambar. 3 di bawah ini.

Gambar 3. Trend Pertumbuhan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir

Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah

Berdasarkan jenis kredit, Kredit Modal Kerja merupakan komposisi terbesar kredit yang disalurkan oleh perbankan nasional yaitu sebesar Rp 817 T, Kredit Konsumsi sebesar Rp 300 T dan Kredit Konsumsi sebesar Rp 524 T, sebagaimana terlihat pada gambar.4 di bawah ini :

Gambar 4. Komposisi Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama 5 tahun terakhir

Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah

-100.000.000 200.000.000 300.000.000 400.000.000 500.000.000 600.000.000 700.000.000 800.000.000

2006 2007 2008 2009 Sep-10

Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional

Bank Asing dan Bank Campuran Bank Perkreditan Rakyat

352,705,949 413,744,435

529,615,809 681,791,597

701,745,665 817,075,661

132,637,492 149,225,694

185,267,278 256,517,252

297,735,583 330,439,240

211,556,967 231,377,148

290,354,383 377,141,819 448,532,629

523,946,081

2005 2006 2007 2008 2009 Sep-10

(46)

Ditinjau dari sektor ekonomi, sektor Lain-lain merupakan sektor dengan konsentrasi penyerapan kredit tertinggi yang disalurkan oleh perbankan nasional, selanjutnya sektor perdagangan merupakan sektor ekonomi kedua tertinggi yang menyerap kredit perbankan nasional dan secara berurutan sektor lainnya yang cukup tinggi adalah sektor perindustrian, Jasa Dunia Usaha, Pertanian, Pengangkutan, Konstruksi, Pertambangan, Jasa Sosial Masyarakat serta Listrik, Gas dan Air, sebagaimana dapat dilihat pada gambar.5.

Gambar 5. Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama 5 tahun terakhir

Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah

Dari total penyaluran kredit perbankan nasional di atas, porsi kredit yang telah disalurkan kepada sektor UMKM sampai dengan September 2010 tergambar pada tabel. 5, tabel. 6 dan tabel. 7 :

Tabel 5. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir

(Rp juta)

Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah

-500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000

Sep-10 2009 2008 2007 2006

KATEGORI BANK 2006 2007 2008 2009 Sep-10

Bank Pemerintah 189.543.111 236.214.293 312.871.534 384.353.385 447.948.700 Bank Swasta Nasional 190.556.228 232.244.082 282.579.625 312.618.587 394.036.406 Bank Asing dan Bank Campuran 12.722.392 14.225.766 21.857.823 20.222.728 66.772.482 Bank Perkreditan Rakyat 11.515.081 13.526.431 25.188.944 18.053.830 20.550.242

[image:46.595.146.512.265.477.2]
(47)

Tabel 6. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama selama 5 tahun terakhir.

(Rp juta)

Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah

Tabel 7. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama selama 5 tahun terakhir

(Rp juta)

Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah

Total kredit UMKM yang telah disalurkan kepada sektor UMKM sampai dengan bulan September 2010 adalah sebesar Rp 929, 3 T. Selama 5 (lima) tahun terakhir kinerja penyaluran kredit UMKM perbankan nasional juga menunjukkan trend pertumbuhan yang cukup signifikan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 21,3%. Bank Pemerintah memberikan kontribusi tertinggi dalam menyalurkan kredit di sektor UMKM yaitu sebesar Rp 447,9 Trilyun, diikuti oleh Bank Swasta Nasional sebesar Rp 394 Trilyun, Bank Asing dan Campuran sebesar Rp 66,7 Trilyun dan Bank BPR sebesar Rp 20,5 Trilyun. Trend pertumbuhan kredit sebagaimana gambar. 6.

JENIS KREDIT 2006 2007 2008 2009 Sep-10

Modal Kerja 161.628.019 194.114.931 246.115.330 272.839.478 345.073.094 Investasi 35.777.926 42.686.785 53.767.178 62.560.229 81.030.545

Konsumsi 206.930.867 259.408.856 342.615.417 399.848.823 503.204.191

Grand Total 404.336.812 496.210.572 642.497.926 735.248.530 929.307.830

SEKTOR EKONOMI 2006 2007 2008 2009 Sep-10

[image:47.595.146.510.294.456.2]
(48)
[image:48.595.143.509.119.327.2]

Gambar 6. Trend Pertumbuhan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir

Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah

[image:48.595.127.510.454.667.2]

Berdasarkan jenis kredit, Kredit Konsumsi mendominasi komposisi kredit jenis UMKM yang disalurkan oleh perbankan nasional yaitu rata-rata 53% selama 5 (lima) tahun terakhir, sebagaimana dapat dilihat pada grafik gambar. 7 di bawah ini :

Gambar 7. Komposisi Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama 5 tahun terakhir

Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah

Bila dilihat dari

Gambar

Gambar 2.  Gambaran kerangka berpikir dalam pelaksanaan penelitian
Tabel 5. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir
Tabel 6. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama selama 5 tahun terakhir
Gambar 6. Trend Pertumbuhan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan.. menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang

Pembukaan UUD NRI 1945 mengandung staatside berdirinya NKRI, tujuan nasional Indonesia ,serta dasar Negara Indonesia, yang terdapat dalam Alinea ke 4

Skripsi dengan judul Pengaruh Lokasi Toko, Penataan Produk ( Display produk) dan Sistem Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian di Toko Dona Juwana Pati disusun untuk

Pengertian makna hidup dalam penelitian ini adalah sesuatu yang dianggap penting dalam hidup seseorang guru SLB, yang mana dengan pekerjaannya yang berat, guru tersebut masih

Kur hapësira për memorizimin e skedave bëhet duke përdorur VFAT, mund të memeorizohen një numer më i madh skedash në disk , dimensionet e cluster-it janë standard

Data Lagu Pengguna yang direkam di instrumen dapat ditransfer ke komputer dan disimpan sebagai file, sementara data Lagu (file MIDI) yang didapatkan dari internet dapat ditransfer

Mamografi adalah suatu pemeriksaan untuk mammae )payudara, dengan menggunakan sinar -ray dosis rendah. ipakai untuk mendeteksi dini tumor payudara pada wanita! tanpa

psikologis pasien yang akan menjalani tindakan operasi. ( Jubaidi,