PANDI
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
PANDI. Analisis Model Pandemik dan Prepandemik Avian Influenza pada Populasi Manusia.
Dibimbing oleh PAIAN SIANTURI dan ALI KUSNANTO.
Flu burung merupakan penyakit yang diakibatkan virus influenza subtipe H5N1 yang
ditularkan melalui unggas atau manusia. Proses penularan flu burung pada populasi manusia dijelaskan pada model unggas, model prepandemik dan model pandemik. Model unggas
mempunyai dua titik tetap yaitu titik tetap unggas bebas penyakit yang bersifat saddle dan titik
tetap endemik yang bersifat stabil. Pada titik tetap endemik, flu burung menginfeksi unggas dan mampu menular pada manusia saat bilangan reproduksi bernilai lebih besar dari satu. Model prepandemik mempunyai dua titik tetap yaitu titik tetap flu burung dominan dan titik tetap flu manusia dominan. Titik tetap flu manusia dominan terjadi pada kondisi bilangan reproduksi flu manusia bernilai lebih besar dari satu. Pandemik flu manusia terjadi saat masing-masing rasio invasi flu manusia, invasi pandemik dan bilangan reproduksi flu manusia bernilai lebih besar dari satu. Pandemik flu burung terjadi saat masing-masing rasio invasi flu manusia, invasi pandemik bernilai kurang dari satu dan bilangan reproduksi flu burung bernilai lebih besar dari satu.
PANDI. Model Analysis of Pandemic and Prepandemic Avian Influenza in the Human
Population. Supervised by PAIAN SIANTURI and ALI KUSNANTO.
Avian influenza is a viral disease caused by a virus within the subtype of H5N1 in which its transmission caused by birds or human. In human population, transmission process of avian influenza is discussed in the model called: bird model, prepandemic model and pandemic model. The bird model has two equlibrium points. These are saddle disease free equilibrium and stable endemic equilibrium. The endemic equlibrium occurred when the reproduction number of avian influenza is greater than one. In the endemic equilibrium, avian influenza may infect both bird and human. The prepandemic model has two equilibrium points. These are avian influenza dominant equilibrium and human influenza dominant equilibrium. The human influenza dominant equilibrium occurred when the reproduction number of human influenza is greater than one. The pandemic model has one pandemic equlibrium. The human influenza pandemic occurred when the ratio of human influenza invasion, pandemic invasion and the reproduction number of human influenza is greater than one, respectively. The avian influenza pandemic occurred when the ratio of human influenza invasion, pandemic invasion is less than one and the reproduction number of avian influenza greater than one, respectively.
ANALISIS MODEL PANDEMIK DAN PREPANDEMIK
AVIAN INFLUENZA PADA POPULASI MANUSIA
PANDI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Matematika
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
NIM
: G54070073
Menyetujui
Tanggal Lulus:
Pembimbing I
Dr. Paian Sianturi
NIP. 196202121990111001
Pembimbing II
Drs. Ali Kusnanto, M. Si.
NIP. 196508201990031001
Mengetahui
Ketua Departemen Matematika
Dr. Berlian Setiawaty, MS. NIP. 19650505 198903 2 004
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah ini. Berbagai kendala dialami oleh penulis sehingga banyak sekali orang yang membantu dan berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Keluarga tercinta: Nanang Safrudin, Tihanah dan Ramanti Hutama selaku kedua orang
tua dan kakak yang selalu menasehati, mendoakan dan memotivasiku menjadi lebih baik.
2. Dr. Paian Sianturi selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikiran
dalam membimbing, memberi motivasi, semangat dan doa,
3. Drs. Ali Kusnanto, M. Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan ilmu, kritik
dan saran, motivasi serta doanya,
4. Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan ilmu, saran
dan doanya,
5. Semua dosen Departemen Matematika, terima kasih atas semua ilmu yang telah
diberikan,
6. Staf Departemen Matematika: Bapak Yono, Ibu Susi, Ibu Ade, Alm. Bapak Bono, Mas
Deni, dan Mas Hery atas semangat dan doanya,
7. Teman-teman mahasiswa Matematika angkatan 44: Fani, Aswin, Eka, Ali, Lazuardi,
Imam, Aqil, Ihsan, Fajar, Rofi, Denda, Rizqy, Dian, Wahyu, Ruhiyat, Yogi, Lugina, Sholih, Rochim, Hendro, Saeful, Tendy, Yanti, Ririh, Indin, Devi, Wenti, Yuyun, Devina, Lilis, Sri, Rachma, Mutia, Lembayung, Della, Tyas, Nurisma, Dora, Ucu, dan teman-teman yang lainnya.
8. Teman-teman yang membantu dalam penyusunan karya tulis ini yaitu Mutyarini, Izzudin,
Irwan, Bram, Chastro, Mega, Dane, Romanto dan teman-teman lainnya.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya bidang matematika dan menjadi inspirasi bagi penelitian selanjutnya.
Bogor, Januari 2013
dan Ibu Tihanah. Penulis merupakan putra kedua dari dua bersaudara, tahun 2001 penulis lulus dari SD Negeri 09 Lubang Buaya, tahun 2004 penulis lulus dari SMP Negeri 81 Lubang Buaya Jakarta Timur, tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 48 Pinang Ranti Jakarta Timur. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) IPB. Selama masa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) penulis mendapatkan juara 1 futsal dalam acara TPB CUP.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi pengajar privat mata kuliah Pengantar Matematika dan Kalkulus tahun akademik 2010-2012. Penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan di kampus, seperti organisasi himpunan profesi Departemen Matematika yang dikenal dengan GUMATIKA (Gugus MahasiswaMatematika) sebagai Staf Divisi Sosial dan
Komunikasi (Coffilatae) tahun 2008-2009 dan pada tahun 20011-2012 menjadi panitia Olimpiade
1
DAFTAR TABEL………... ix
DAFTAR GAMBAR……..……… ix
DAFTAR LAMPIRAN….………. x
I PENDAHULUAN…...………. 1
1.1 Latar Belakang……..………...……….. 1
1.2 Tujuan…....……….……… 1
1.3 Sistematika Penulisan……...………...………... 1
II LANDASAN TEORI…...……… 2
2.1 Sistem Persamaan Diferensial……… 2
2.2 Titik Tetap…...………... 2
2.3 Pelinearan………... 2
2.4 Vektor Eigen dan Nilai Eigen……… 2
2.5 Analisis Kestabilan Titik Tetap…….………. 2
2.6 Klasifikasi Titik Tetap……… 3
III PEMODELAN…..………... 4
3.1 Model Unggas……….... 4
3.2 Model Prepandemik……..………. 4
3.3 Model Pandemik………. 6
IV PEMBAHASAN…..……… 8
4.1 Analisis Model Unggas………...……….………...…………... 8
4.2 Analisis Model Prepandemik…..………...…… 9
4.3 Analisis Model Pandemik………... 10
V SIMULASI………...………. 12
5.1 Simulasi Model Unggas...………...……… 12
5.1.1 Parameter Model Unggas ………..………...… 12
5.1.2 Dinamika Populasi Model Unggas ...………...………. 12
5.2 Simulasi Model Prepandemik………..…………... 13
5.2.1 Parameter Model Prepandemik………...……….…. 13
5.2.2 Dinamika Populasi Model Prepandemik……… 13
5.3 Simulasi Model Pandemik………..……… 15
5.3.1 Parameter Model Pandemik………...………...……… 15
5.3.2 Dinamika Populasi Model Pandemik………...………... 15
VI SIMPULAN …..………... 18
DAFTAR PUSTAKA….………... 18
LAMPIRAN …..………. 19
2
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Daftar parameter dan variabel bebas model unggas... 4
2 Daftar parameter dan variabel bebas model prepandemik... 4
3 Daftar parameter dan variabel bebas model pandemik……….... 6
4 Daftar reproduksi dan invasi model prepandemik dan model unggas………. 10
5 Daftar reproduksi dan invasi model pandemik………... 11
6 Daftar nilai parameter………..………. 12
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1 Diagram model unggas………...………..………..….. 42 Diagram model prepandemik………...… 4
3 Diagram model pandemik……… 6
4 Dinamika populasi unggas rentan………….. ……… 12
5 Dinamika populasi unggas terinfeksi flu burung ... 13
6 Dinamika populasi manusia rentan……….……….…… 14
7 Dinamika populasi manusia terinfeksi flu manusia………….……….……….…... 14
8 Dinamika populasi manusia sembuh dari flu manusia………….……….…... 15
9 Dinamika populasi manusia terinfeksi flu burung ... 15
10 Dinamika populasi manusia rentan ……….………..……….. 16
11 Dinamika populasi manusia terinfeksi flu manusia ………..…………...….... 16
12 Dinamika populasi manusia sembuh dari flu manusia ... 17
13 Dinamika populasi manusia terinfeksi flu burung ... 17
14 Dinamika populasi manusia terinfeksi flu burung dan flu manusia bersamaan... 17
15 Dinamika populasi manusia terinfeksi pandemik flu burung... 17
3
1 Titik tetap model unggas ………... 20
2 Matriks Jacobi model unggas dengan ... 20
3 Nilai eigen dari …...……….……..…... 20
4 Jenis titik tetap untuk titik tetap ………... 21 5 Matriks Jacobi model unggas, ... 24
6 Nilai eigen ………...……….…………... 24
7 Titik tetap model unggas dengan nilai parameter Tabel 6………...…..……… 24
8 Nilai eigen model unggas untuk titik tetap ………...… 25
9 Nilai eigen model unggas titik tetap ……….……. 25
10 Titik tetap model prepandemik ……….……… 25
11 Matriks Jacobi model prepandemik………...……… 26
12 Matriks Jacobi model prepandemik titik tetap ... 26 13 Matriks Jacobi model prepandemik untuk titik tetap kedua……….. 26
14 Nilai eigen dari dari ………....…….……... 27
15 Jenis titik tetap untuk titk tetap ……….... 27
16 Titik tetap model prepandemik dengan parameter Tabel 6………..……….. 30
17 Nilai eigen dari ……….………… 31
18 Nilai eigen dari ……….……….. 32
19 Titik tetap model pandemik dengan parameter Tabel 6.………....…………..….. 33
20 Matriks Jacobi model pandemik……… 33
21 Nilai eigen dari dengan , ,
, , , …………...
34
22 Nilai eigen dengan , , , ,
, ……….………
34
4
23 Nilai eigen dengan , , ,
, , ……….…...
35
24 Nilai eigen dengan , , ,
, , ………..
35
25 Bilangan reproduksi flu burung dengan nilai paramater Tabel 6……..……….… 36
26 Bilangan reproduksi flu manusia dengan nilai paramater Tabel 6…………...……… 36
27 Bilangan reproduksi invasi flu manusia dengan nilai paramater Tabel 6……....…….. 36
28 Bilangan reproduksi pandemik dengan nilai paramater Tabel 6…….………..…..…... 36
29 Bilangan reproduksi invasi pandemik dengan nilai paramater Tabel 6... 37
30 Bilangan reproduksi invasi pandemik pada populasi manusia ……….……… 37
31 Banyaknya individu terinfeksi flu manusia saat terjadi pandemik flu burung ……… 37
32 Banyaknya manusia rentan flu manusia………...……….. 37
33 Banyaknya manusia terinfeksi flu manusia……...……….……… 37
34 Banyaknya manusia sembuh dari flu manusia…………...………. 38
35 Total populasi unggas ……..……….……… 38
36 Laju populasi total unggas... 38
37 Total populasi manusia……….………. 38
38 Laju populasi total manusia………. 38
39 Banyaknya unggas rentan flu burung……….…………. 38
40 Banyaknya unggas terinfeksi flu burung……… 39
41 Banyaknya manusia rentan flu burung……… 39
42 Banyaknya manusia terinfeksi flu burung……….……….………….. 39
43 Total populasi manusia saat flu burung dominan... 39
44 Dinamika populasi model unggas ………..……...……… 40
45 Dinamika populasi model prepandemik ………..………..………… 41
46 Dinamika populasi model pandemik …………...……..………..……. 43
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 2003 beberapa negara di dunia dirugikan dengan kematian hampir 10 juta unggas yang dimusnahkan karena penyakit
avian influenza. Avian influenza atau yang
lebih dikenal flu burung menyerang unggas
liar (wild birds) dan unggas ternak (domestic
birds) dan mampu menular pada manusia.
Penyakit ini telah menginfeksi lebih dari 500 orang dan hampir 60% yang terinfeksi
meninggal. (Alexander dan Capua 2007)
Flu burung adalah penyakit yang
diakibatkan virus influenza A subtitipe H5N1
yang ditularkan oleh hewan (zoonotic) yaitu
burung. Virus H5N1 mempunyai rumus kimia hampir sama dengan penyakit flu manusia H1N1. Virus flu burung awalnya hanya menular pada populasi unggas seperti virus flu manusia yang menular pada populasi manusia. Interaksi virus flu burung dan flu manusia
membuat virus flu burung mampu
menginfeksi manusia hingga meninggal. Korban manusia meninggal yang meningkat akibat flu burung membuat potensi terjadinya
pandemik flu burung semakin besar.
Pandemik flu burung dapat menyebabkan kematian dalam jumlah besar tidak hanya unggas namun juga manusia. Kemunculan pandemik flu burung pada populasi manusia dilihat berdasarkan jumlah invasi flu burung dari tahun ke tahun. Reproduksi invasi yang terjadi mendorong para ilmuwan melakukan prediksi jumlah kasus flu burung untuk melihat kemungkinan terjadinya pandemik flu burung pada manusia.
Studi tentang pandemik flu burung diwujudkan dalam sebuah model matematika yang memodelkan proses transmisi virus dari unggas ternak menuju manusia dan transmisi manusia ke manusia. Hasil prediksi model dapat digunakan untuk melihat pertumbuhan virus flu burung setiap tahun dengan melihat jumlah unggas yang mati. Data demografi dan data epidemik burung dan manusia menjadi
parameter dari model ini. Persamaan
differensial digunakan sebagai alat untuk mempelajari transmisi flu burung yang menularkan unggas dan manusia untuk menjelaskan dinamika populasi virus secara tahunan.
Unggas yang rentan flu burung adalah
unggas liar yang hidup di alam bebas (wild
birds) dengan sifat transmisi lemah (Low
Pathogen Avian Influenza/LPAI). Unggas
ternak (domestic birds) dan manusia juga
rentan terhadap flu burung dengan transmisi
bersifat kuat (High Pathogen Avian
Influenza/HPAI). Dalam tugas akhir ini
pertumbuhan virus flu burung yang dibahas dibatasi pada interaksi yang terjadi dalam
populasi unggas ternak (domestic birds) dan
populasi manusia.
Pada tugas akhir ini akan dianalisis kemungkinan terjadinya pandemik flu burung atau flu manusia dalam populasi manusia. Model yang dipakai dibagi dalam tiga model yaitu model unggas, model prepandemik dan model pandemik. Model unggas memodelkan jumlah unggas yang sehat dan unggas yang terinfeksi flu burung. Model prepandemik memodelkan pergerakan virus flu burung menginfeksi populasi manusia. Pada model
prepandemik dibahas juga keterkaitan
pandemik flu manusia terhadap kemungkinan pandemik flu burung. Model pandemik
memodelkan kemungkinan munculnya
pandemik flu burung atau pandemik flu manusia.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis kemungkinan
munculnya pandemik flu burung atau
pandemik flu manusia dalam populasi manusia
1.3 Sistematika Penulisan
Pada bab pertama dijelaskan latar
2
II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Persamaan Diferensial
Suatu sistem persamaan diferensial orde 1 dinyatakan sebagai berikut.
(2.1)
dengan dan adalah fungsi dari
waktu t. Jika adalah suatu fungsi matriks
A berukuran n n dengan koefisien konstan
dan dinyatakan sebagai vektor konstan b
maka akan diperoleh bentuk-bentuk sistem persamaan diferensial linear sebagai berikut
, x(0)=x0 (2.2)
(Farlow 1994)
2.2 Titik Tetap
Misalkan diberikan persamaan diferensial sebagai berikut.
(2.3)
Titik disebut titik tetap jika memenuhi
. Titik tetap disebut juga titik kritis atau titik keseimbangan.
(Tu 1994)
2.3 Pelinearan
Diketahui
(2.4)
andaikan adalah titik tetap dari
Misalkan, dan , maka
didapatkan
dalam bentuk matriks
.
Matriks disebut matriks
Jacobi pada titik tetap . Karena
, maka dapat diabaikan, sehingga didapatkan persamaan linear
(2.5)
(Strogatz 1994)
2.4 Vektor Eigen dan Nilai Eigen
Misalkan A matriks berukuran n n, maka
suatu vektor tak nol di Rn disebut vektor eigen
dari A jika suatu skalar λberlaku
Ax = λx. (2.6)
Vektor x disebut vektor eigen yang
bersesuaian dengan nilai eigen λ. Untuk
mencari nilai eigen dari matriks yang
berukuran n n maka persamaan (2.6) dapat
dituliskan kembali sebagai berikut
(A –λI) x = 0 (2.7)
dengan I adalah matriks identitas. Persamaan
(2.7) mempunyai solusi tak nol jika dan hanya jika
det (A –λI) = |A –λI| = 0 (2.8)
Persamaan (2.8) disebut persamaan
karakteristikdari matriks A.
(Anton 1995)
2.5 Analisis Kestabilan Titik Tetap
Misalkan suatu SPD memiliki bentuk seperti
(2.9)
Matriks koefisien dari (2.9) adalah
dengan persamaan karakteristik det (A –λI) =
0, Iadalah matriks identitas dan adalah nilai
eigen, maka persamaan karakteristiknya menjadi
sehingga dperoleh persamaan
2
0
dengan:
.
sehingga diperoleh nilai eigen dari matriks A
yaitu
2 1,2
4 2
(2.10)
2.6 Klasifikasi Titik Tetap
Persamaan karakterisitk
2
0
dapat diubah dalam bentuk
didapat ,
Untuk Δ < 0,
Kedua nilai eigen mempunyai akar real yang berbeda tanda, maka titik tetap
bersifat titik pelana (saddle point).
Untuk Δ > 0,
nilai eigen berupa bilangan real dengan tanda yang sama maka titik tetapnya
berupa nodes atau bilangan kompleks
conjugate titik tetapnya berupa spiral atau
center.
titik tetapnya berupa
nodes
o Jika τ > 0 maka titik tetap bersifat
simpul tidak stabil.
o Jika τ < 0 maka titik tetap bersifat
simpul stabil.
, titik tetapnya berupa
spiral
o Jika τ > 0 maka titik tetap bersifat
spiral tidak stabil.
o Jika τ < 0 maka titik tetap bersifat
spiral stabil.
o Jika τ = 0 maka titik tetap bersifat
center.
persamaan adalah garis
batas antara simpul dengan spiral. Jika kedua nilai eigen bernilai negatif maka titik tetap tersebut bersifat simpul sejati.
Untuk Δ = 0
setidaknya ada satu nilai eigen bernilai nol maka titik tersebut disebut sebagai titik tetap tak terisolasi.
4
III PEMODELAN
Proses penularan flu burung pada burung dan berpandemiknya pada populasi manusia melibatkan tiga model. Tiga model tersebut adalah model unggas, model prepandemik dan model pandemik. Model unggas memodelkan jumlah unggas yang sehat dan unggas yang terinfeksi flu burung. Model prepandemik memodelkan pergerakan virus flu burung dan flu manusia menginfeksi populasi manusia. Model pandemik memodelkan kemungkinan
munculnya pandemik flu burung atau
pandemik flu manusia dalam populasi manusia. Model yang dibahas dalam bab ini berdasarkan jurnal dari Martcheva (2011).
3.1 Model Unggas
Y(t) B(t)
βb
Vb
Gambar 1 Diagram model unggas.
Tabel 1 Daftar parameter dan kompartemen model unggas
Parameter Arti
laju kelahiran dalam
populasi unggas
µb tingkat kematian alami
unggas
βb koefisien transmisi flu
burung pada unggas
vb tingkat kematian burung
akibat flu burung Nama
Kompartemen
Arti
banyaknya unggas rentan
banyaknya unggas
terinfeksi flu burung total populasi unggas
Laju perubahan jumlah unggas rentan
terinfeksi flu burung terhadap waktu t
dipengaruhi rata-rata kelahiran alami burung
dalam populasi dikurangi unggas yang
terinfeksi flu burung dengan koefisien
transmisi βb dan tingkat kematian burung mati
alami µb.
Laju perubahan jumlah unggas terinfeksi
flu burung terhadap waktu t dipengaruhi
banyaknya unggas terinfeksi flu burung
dikurangi tingkat kematian alami unggas dan
tingkat kematian akibat flu burung . Garis
terang/jelas tanda panah merupakan garis yang menyatakan transmisi/penularan.
Persamaan model unggas dijelaskan dalam persamaan (3.1)
(3.1)
Total populasi unggas adalah
(3.1.1)
Laju populasi total unggas dibawah didapat dari jumlah persamaan (3.1)
(3.1.2)
3.2 Model Prepandemik
Y(t) B(t)
I(t)
R(t) S(t)
Ib(t) w
β
α βb
Vb
v βY
βY
Gambar 2 Diagram model prepandemik.
Tabel 2 Daftar parameter dan kompartemen model prepandemik
Parameter Arti
laju kelahiran dalam populasi manusia
µ tingkat kematian alami
manusia
β koefisien transmisi flu
manusia
βY koefisien transmisi flu burung
pada manusia
α lama masa penyembuhan
manusia terinfeksi flu
manusia
v tingkat kematian manusia
akibat flu burung
w proporsi berkurangnya
Nama Kompartemen
Arti
banyaknya manusia
rentan
banyaknya manusia
terinfeksi flu manusia
banyaknya manusia
sembuh dari flu manusia
banyaknya manusia
terinfeksi flu burung total populasi manusia
Unggas yang terinfeksi flu burung
berinteraksi dengan manusia sehingga
manusia terinfeksi flu burung. Flu burung
yang terdapat pada populasi manusia
membuat manusia juga rentan terhadap flu burung. Hal ini menggambarkan keterlibatan model unggas dalam model prepandemik. Pada Gambar 2 terdapat garis terang/jelas bertanda panah merupakan garis yang menyatakan transmisi/penularan. Garis putus-putus bertanda panah adalah garis yang
menyatakan pengaruh atau influence.
Jumlah manusia terinfeksi flu burung yang
ditularkan unggas disimbolkan Ib(t) dengan
nilai koefisien transmisi sebesar βY dan tingkat
kematian sebesar v. Manusia rentan terinfeksi
flu manusia sebesar I(t) dengan koefisien
transmisi sebesar β dan sembuh pada masa
penyembuhan sebesar α. Manusia yang
sembuh dari flu manusia yaitu R(t) dapat
terinfeksi flu burung yang ditularkan unggas
dengan koefisien transmisi sebesar βY dan
tingkat kematian sebesar v.
Model prepandemik terdapat pada
persamaan (3.2)
Laju perubahan jumlah manusia rentan
terhadap waktu t dipengaruhi oleh rata-rata
kelahiran manusia dalam populasi sebesar ditambah jumlah manusia rentan dikurangi jumlah manusia yang terinfeksi flu manusia dan manusia yang terinfeksi flu burung dikurangi banyaknya manusia yang mati
alami. Laju perubahan jumlah manusia
terinfeksi flu manusia dalam waktu t
dipengaruhi oleh banyak manusia rentan flu
manusia dikurangi total jumlah manusia terinfeksi flu manusia dan tingkat kematian alami manusia.
Laju perubahan manusia sembuh dari flu
manusia dalam waktu t dipengaruhi oleh
banyak manusia terinfeksi flu manusia dikurangi orang sembuh namun kembali terinfeksi flu burung dikurangi tingkat kematian alami manusia dan manusia rentan. Laju perubahan manusia terinfeksi flu burung
pada waktu t dipengaruhi oleh total jumlah
manusia terinfeksi flu burung dan manusia sembuh terinfeksi flu burung dikurangi tingkat kematian alami manusia dan tingkat kematian manusia terinfeksi flu burung.
Total populasi manusia dalam model prepandemik adalah
(3.2.1)
Laju populasi total manusia terdapat pada persamaan (3.2.2)
6
3.3 Model Pandemik
Y(t) B(t) I(t) Z(t) R(t) S(t)
Ib(t) w
β
α βb
Vb
v βY
βY
βZ βZ
vZ
J(t)
βJ βJ
VJ
ρ
Gambar 3 Diagram model pandemik.
Daftar parameter dan kompartemen pada model pandemik sebagian telah dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 3 Daftar parameter dan kompartemen model pandemik
Parameter Arti
βJ koefisien transmisi
terinfeksi flu burung dan flu manusia secara bersamaan
ρ proporsi mutasi genetik flu
burung
vZ tingkat kematian manusia
akibat pandemik flu burung
βZ koefisien transmisi
pandemik flu burung
vJ tingkat kematian manusia
akibat terinfeksi flu burung dan flu manusia bersamaan Nama
Kompartemen
Arti
Z(t) banyaknya manusia
terinfeksi pandemik flu
burung
J(t) banyaknya manusia
terinfeksi flu burung dan flu manusia secara bersamaan
Model pandemik ditandai munculnya pandemik flu burung menyerang populasi manusia. Jumlah manusia terinfeksi pandemik
flu burung disimbolkan dengan Z(t).
Jumlah manusia yang terinfeksi flu manusia dan flu burung secara bersamaan disimbolkan
J(t) dengan koefisien transmisi sebesar βJ.
Tingkat kematian manusia yang terinfeksi flu
burung dan flu manusia bersamaan
disimbolkan dengan vj. Pada gambar 3 garis
terang/jelas bertanda panah merupakan garis yang menyatakan transmisi/penularan. Garis putus-putus bertanda panah adalah garis yang
menyatakan pengaruh atau influence. Manusia
yang rentan berpotensi terinfeksi pandemik flu burung. dengan koefisien transmisi pandemik
flu burung sebesar βZ dan tingkat kematian
akibat flu burung sebesar vZ..
Virus flu burung mengalami rata-rata
mutasi sebesar ρ sehingga dapat menularkan
sesama manusia. Gambar 3 menunjukkan manusia rentan, manusia yang baru sembuh dari flu manusia dan manusia terinfeksi flu burung menjadi objek paling rentan terinfeksi pandemik flu burung. Flu burung dan flu
manusia hidup berdampingan (coexist)
Model pandemik dijelaskan dalam persamaan (3.3)
Laju perubahan jumlah manusia rentan
terhadap waktu t dipengaruhi oleh rata-rata
kelahiran manusia ditambah jumlah manusia rentan dikurangi manusia yang terinfeksi flu manusia dikurangi manusia yang terinfeksi flu burung dikurangi manusia yang terinfeksi pandemik flu burung dan tingkat kematian alami. Laju perubahan jumlah manusia
terinfeksi flu manusia terhadap waktu t
dipengaruhi oleh banyaknya manusia rentan flu manusia dikurangi manusia yang terinfeksi flu manusia dan flu burung secara bersamaan dikurangi manusia terinfeksi flu manusia dan tingkat kematian alami.
Laju perubahan jumlah manusia yang
sembuh dari flu manusia terhadap waktu t
dipengaruhi oleh banyaknya manusia
terinfeksi flu manusia dikurangi manusia sembuh namun kembali terinfeksi flu burung dan pandemik flu burung dikurangi manusia rentan dan tingkat kematian manusia alami. Laju perubahan jumlah penderita flu burung
pada waktu t dipengaruhi oleh banyaknya
manusia yang terinfeksi flu burung dan manusia yang telah sembuh namun terinfeksi flu burung dikurangi tingkat kematian alami dan tingkat kematian akibat flu burung.
Laju perubahan jumlah manusia terinfeksi flu manusia dan flu burung secara bersamaan
terhadap waktu t dipengaruhi oleh banyaknya
manusia terinfeksi flu manusia dan flu burung secara bersamaan dikurangi tingkat kematian alami manusia dan kematian akibat terinfeksi keduanya dikurangi waktu tunda terinfeksinya kedua penyakit. Laju perubahan jumlah manusia yang terinfeksi pandemik flu burung
terhadap waktu t dipengaruhi oleh waktu
tunda yang diperlukan agar flu manusia dan flu burung menginfeksi manusia secara
bersamaan ditambah manusia terinfeksi
8
IV PEMBAHASAN
Analisis titik tetap, jenis titik tetap dan reproduksi virus pada setiap model akan dibahas dalam bab ini. Model unggas memodelkan jumlah populasi unggas yang sehat, unggas yang terinfeksi flu burung dan reproduksi flu burung pada populasi unggas. Model prepandemik memodelkan pergerakan virus flu burung dan flu manusia dalam
populasi manusia. Model ini juga
memodelkan reproduksi flu manusia dan
reproduksi invasi flu manusia. Model
pandemik memodelkan kemungkinan
munculnya pandemik flu burung atau flu manusia pada populasi manusia. Model
pandemik juga memodelkan reproduksi
pandemik, reproduksi invasi pandemik dan invasi pandemik flu manusia.
Invasi pandemik menghasilkan dua
kemungkinan pandemik yaitu pandemik flu burung dan pandemik flu manusia. Dua kemungkinan tersebut melibatkan invasi setiap model dengan kondisi tertentu.
4.1 Analisis Model Unggas
Analisis pada model ini mengacu pada persamaan (3.1). Reproduksi flu burung pada model ini terjadi saat flu burung menginfeksi populasi unggas namun belum menginfeksi manusia. Pada persamaan (3.1) terdapat dua persamaan. Dua persamaan tersebut dibuat sama dengan nol untuk mendapatkan titik
tetapnya. Berdasarkan persamaan (3.1)
didapatkan dua titik tetap secara
berturut-turut yaitu
(Lampiran 1). Titik tetap kedua biasa disebut titik tetap endemik.
Berdasarkan persamaan (3.1) dicari
matriks Jacobi, misalkan saja yaitu
(Lampiran 2). Matriks Jacobi titik tetap pertama adalah
. Nilai
eigen untuk titik tetap pertama adalah
dan (Lampiran 4).
Misalkan , untuk titik
tetap berupa saddle node jika nilai eigennya
real dan berbeda tanda.
Jika dan maka
(Lampiran 4 bagian 4.1),
(Lampiran 4 bagian
4.2).
Jika dan maka
(Lampiran 4 bagian 4.3),
(Lampiran 4 bagian
4.4).
Untuk nilai eigennya real bertanda
sama titik tetapnya berupa nodes atau nilai
eigen berupa bilangan kompleks titik tetapnya berupa spiral. Nilai eigen persamaan (3.1) real tidak kompleks sehingga jenis titik tetapnya
bukan spiral. Titik tetap berupa nodes jika
dan maka
(Lampiran 4 bagian 4.5),
(Lampiran 4 bagian
4.6).
Jika dan maka
(Lampiran 4 bagian 4.7),
(Lampiran 4 bagian
4.8).
Jika nodes stabil maka
(Lampiran 4 bagian 4.9).
Jika nodes tidak stabil maka
(Lampiran 4 bagian 4.10).
Matriks Jacobi titik tetap kedua adalah
Nilai eigen dari titik tetap kedua, terdapat pada Lampiran 6. Identifikasi jenis titik tetap untuk titik tetap kedua tidak dapat dilakukan karena nilai eigen yang rumit sehingga identifikasi hanya dapat dikenali dengan memasukkan nilai parameter. Reproduksi flu burung terdapat dalam persamaan (4.1) berikut.
(4.1)
Pada reproduksi jumlah flu burung nilai
merupakan koefisien transmisi unggas
terinfeksi flu burung dalam satu unit waktu.
Persamaan merupakan lamanya flu
burung menginfeksi seekor unggas sampai
timbul gejala. merupakan jumlah populasi
Jumlah unggas rentan dan unggas terinfeksi flu burung secara berturut-turut terdapat dalam persamaan (4.2) berikut.
(4.2)
dan biasa disebut titik tetap endemik flu
burung.
4.2 Analisis Model Prepandemik
Pada model ini terdapat reproduksi flu manusia dan invasi flu manusia. Reproduksi flu manusia terdapat pada persamaan (4.3) berikut.
(4.3)
(Martcheva 2011)
Pada jumlah reproduksi flu manusia nilai β
merupakan nilai koefisien transmisi flu manusia dalam satu unit waktu. Persamaan merupakan lamanya flu manusia
menginfeksi manusia sampai timbul gejala.
merupakan jumlah populasi manusia.
Model prepandemik mempunyai titik tetap
bebas penyakit
).
Kondisibebas penyakit akan berlangsung jika
dan . Berdasarkan penghitungan
ternyata kondisi bebas penyakit tidak terwujud karena salah satu syaratnya tidak terpenuhi
(Lampiran 25 dan 26). Meningkatnya flu
burung pada unggas tidak serta merta menginfeksi manusia secara meluas dan berpotensi menjadi pandemik. Flu burung menginfeksi manusia terjadi jika kondisi
. Analisis model prepandemik
mempunyai dua titik tetap. Titik tetap model
prepandemik yang pertama adalah
dan titik tetap kedua
adalah
Matriks Jacobi model prepandemik terdapat pada Lampiran 11. Matriks Jacobi untuk titik tetap pertama terdapat pada Lampiran 12. Matriks Jacobi untuk titik tetap kedua terdapat pada Lampiran 13. Nilai eigen model
prepandemik untuk titik tetap
adalah
Misal , untuk titik
tetap berupa saddle
node jika nilai eigennya real dan berbeda
tanda. Agar nilai eigennya berbeda tanda setidaknya ada satu nilai eigen bernilai negatif diantara semua nilai eigen yang positif.
Misalkan sedangkan .
Jika maka (Lampiran 15,
persamaan 15.1) .
Untuk titik tetap berupa nodes jika
nilai eigennya real bertanda sama atau bilangan kompleks titik tetapnya berupa
spiral. Nilai eigen dan
merupakan nilai eigen real bukan kompleks sehingga titik tetapnya bukan berupa spiral. Identifikasi jenis titik tetap dilakukan dengan memeriksa kesamaan tanda setiap nilai eigen.
Jika dan maka
(Lampiran 15 bagian 15.2),
(Lampiran 15 bagian 15.3),
(Lampiran 15 bagian 15.4),
(Lampiran 15 bagian 15.5).
Misal dan maka
(Lampiran 15 bagian 15.6),
(Lampiran 15 bagian 15.7),
(Lampiran 15 bagian 15.8),
(Lampiran 15, bagian 15.9).
Jika nodes stabil
maka (Lampiran 15
bagian 15.10), tidak stabil maka
(Lampiran 15 bagian 15.11).
Nilai eigen model prepandemik untuk titik tetap kedua tidak dibahas karena terlalu rumit dan kompleks. Nilai eigen untuk titik tetap kedua hanya dapat diidentifikasi dengan
memasukkan nilai parameter. Model
10
tetap flu burung dominan ada dan menginfeksi manusia karena jumlah reproduksi flu burung
lebih besar dari 1, . Titik tetap flu
burung dominan adalah
)
dimana dandidefinisikan oleh persamaan (4.4) berikut.
(4.4)
adalah jumlah manusia yang rentan terhadap flu burung. adalah jumlah manusia yang terinfeksi flu burung. Total populasi manusia pada titik tetap flu burung dominan
dinotasikan oleh . Pada model
prepandemik selain titik tetap flu burung dominan terdapat titik tetap flu manusia dominan. Titik tetap flu manusia dominan ada
jika . Berikut titik tetap flu manusia
dominan
)
.adalah jumlah manusia rentan flu manusia, adalah jumlah manusia terinfeksi flu
manusia dan adalah jumlah manusia yang
sembuh dari flu manusia.
Adanya titik tetap flu burung dan flu manusia dominan menunjukan flu burung dan flu manusia tidak saling bergantung sama lain dalam populasi manusia. Pada model ini
terdapat keadaan flu manusia hidup
berdampingan (coexist) dengan flu burung.
Flu burung tidak berkompetisi dengan flu manusia untuk menyerang burung rentan namun mereka berkompetisi menginfeksi manusia rentan.
Pada kondisi dan flu
manusia dan flu burung hidup berdampingan
(coexist) dalam populasi manusia. Reproduksi
invasi flu manusia disimbolkan dengan .
yang didefinisikan pada persamaan (4.6) berikut.
Definisi macam-macam reproduksi dan invasi model prepandemik dan model unggas terdapat dalam Tabel 4.
Tabel 4 Daftar reproduksi dan invasi model prepandemik dan model unggas
Reproduksi dan invasi
penjelasan
bilangan reproduksi flu manusia
bilangan reproduksi flu burung
bilangan reproduksi
invasi flu manusia
4.3 Analisis Model Pandemik
Pada model pandemik penyebaran flu burung ditularkan oleh manusia. Pada model ini terdapat reproduksi pandemik, invasi pandemik dan invasi pandemik flu manusia. Pada model pandemik titik tetap dan nlai eigen tanpa nilai parameter tidak dibahas karena nilainya terlalu panjang, rumit dan sangat kompleks. Titik tetap model pandemik dengan parameter dapat dilihat pada Lampiran 19. Matriks Jacobi model pandemik dengan nilai parameter terdapat pada Lampiran 20.
Pada model ini populasi manusia merupakan wadah kompetisi dari tiga invasi penyakit yaitu invasi flu burung, invasi flu manusia, dan invasi pandemik. Reproduksi
pandemik terjadi jika dimana
didefinisikan oleh persamaan (4.7) berikut.
(4.7)
Invasi pandemik didefinisikan pada
persamaan (4.8) berikut.
(4.8)
Pada persamaan (4.9) terdapat yang
merupakan jumlah manusia terinfeksi flu manusia saat terjadi pandemik flu burung.
(4.9) Invasi pandemik menginvasi flu burung dan flu manusia pada populasi manusia terjadi
pada kondisi . didefinisikan pada
persamaan (4.10) berikut.
Pandemik terjadi pada kondisi ,
, dan . Invasi pandemik flu
burung akan menginvasi populasi manusia
jika dimana dengan
jumlah reproduksi dan jumlah reproduksi invasi tetap lebih besar dari satu.
(4.11)
Pandemik yang muncul akan menjadi
pandemik flu manusia pada kondisi ,
, , dan
Pandemik flu burung terjadi dengan kondisi
, , , dan
.
Definisi macam-macam reproduksi dan invasi dalam model pandemik terdapat dalam Tabel 5
Tabel 5 Daftar reproduksi dan invasi model pandemik
Reproduksi dan invasi
Penjelasan
bilangan reproduksi pandemik
bilangan reproduksi invasi pandemik bilangan rasio invasi flu manusia dengan invasi pandemik bilangan reproduksi
invasi pandemik
pada populasi
12
V SIMULASI
Pada bab ini dilakukan simulasi yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu simulasi model unggas, model prepandemik dan model
pandemik. Pada setiap simulasi akan
dilakukan identifikasi titik tetap, pemilihan parameter dan dilihat dinamika populasinya.
Tabel 6 Daftar nilai parameter
Parameter Nilai
unggas per tahun ½ per tahun 0.0099 unggas per tahun
vb 365/10 per tahun
manusia per tahun 1/65 per tahun 0.00122 manusia per tahun
½ per tahun
manusia per tahun 365/6 per tahun
v 365/10 per tahun
vJ 36.5 per tahun
0.00277 manusia per tahun
5.1 Simulasi Model Unggas
Simulasi model unggas mengacu pada persamaan (3.1) sebagai modelnya. Pada simulasi ini akan dicari
jumlah unggas sehat,
jumlah unggas terinfeksi flu burung,
reproduksi flu burung,
populasi total unggas,
jenis titik tetap dan kestabilannya,
dinamika populasi model unggas.
5.1.1 Parameter Model Unggas
Populasi unggas yang digunakan sebagai
nilai parameter sebesar . Angka
ini didapat dari nilai titik tetap pertama persamaan (3.1) saat tidak ada unggas
terinfeksi flu burung . Tingkat kematian
alami unggas sebesar per tahun.
Koefisien transmisi flu burung sebesar
0.0099 per tahun. Tingkat kematian unggas
pada 10 hari adalah per tahun,
asumsikan masa hidup maksimal unggas yang terifeksi adalah satu tahun. Nilai parameter lainnya terdapat pada Tabel 6.
5.1.2 Dinamika Populasi Model Unggas
Model unggas memodelkan jumlah
populasi unggas rentan dan unggas yang terinfeksi flu burung. Pertumbuhan flu burung dapat dilihat pada persamaan (4.1). Pada
kondisi manusia tertular flu burung
akibat berinteraksi dengan burung sakit. Berdasarkan penghitungan persamaan (4.1) repoduksi flu burung berjumlah
per tahun (Lampiran 25).
Pada analisis model unggas didapat dua titik tetap yaitu
(Lampiran 7) dan dan
(Lampiran 7). Jumlah dari titik tetap kedua merupakan nilai total populasi unggas (3.1.1). Jumlah populasi unggas saat
tidak ada flu burung sebesar .
Jumlah unggas rentan saat terjadi flu burung
adalah (Lampiran 39) dan jumlah
unggas terinfeksi flu burung sebesar
(Lampiran 40). Total populasi
unggas ternak sebesar dengan
laju pertumbuhan sebesar (Lampiran
35 dan 36).
Nilai eigen persamaan (3.1) dengan titik
tetap dan adalah
,
titk tetapnya berupa saddle node (Lampiran
8).
Nilai eigen persamaan (3.1) dengan titik tetap dan
adalah
,
titk tetapnya berupa nodes stabil (Lampiran
9).
Gambar pada model unggas diproyeksikan oleh persamaan (3.1). Gambar dibagi menjadi dua yaitu gambar dinamika populasi unggas
rentan dan dinamika populasi unggas
terinfeksi flu burung.
Gambar 4 Dinamika populasi unggas
rentan.
0 2 4 6 8 10 12
Pada Gambar 4 sumbu x menyatakan waktu dalam tahun dan sumbu y menyatakan jumlah unggas rentan flu burung misalkan
sejumlah 100 yaitu .
Gambar 5 Dinamika populasi unggas
terinfeksi flu burung.
Pada Gambar 5 sumbu x menyatakan waktu dalam tahun dan sumbu y menyatakan jumlah unggas terinfeksi flu burung. Misalkan dari 100 unggas yang sehat 50 unggas
terserang flu burung yaitu .
5.2 Simulasi Model Prepandemik
Simulasi model prepandemik mengacu pada persamaan (3.2) sebagai modelnya. Pada simulasi ini akan dicari
jumlah manusia rentan,
jumlah manusia terinfeksi flu burung,
jumlah manusia terinfeksi flu manusia,
jumlah manusia sembuh dari flu manusia,
reproduksi dan invasi flu manusia,
total populasi manusia,
jenis titik tetap dan kestabilannya,
dinamika populasi model prepandemik.
5.2.1 Parameter Model Prepandemik
Parameter yang digunakan dalam model prepandemik melibatkan infeksi flu manusia dan kondisi normal manusia tanpa terserang penyakit. Lama masa penyembuhan penyakit
flu manusia adalah . Proporsi
hilangnya imunitas tubuh akibat terinfeksi flu manusia sebesar tahun.
Masa hidup normal seluruh manusia di dunia berbeda di setiap negara. Pada parameter diambil umur rata-rata manusia normal 65 tahun dengan tingkat kematian
alami per tahun. Populasi manusia di
dunia mendekati jumlah 6.5 milyar sehingga
nilai paramater yang diambil dengan
nilai koefisien transmisi flu manusia . Koefisien transmisi flu burung pada manusia
Tingkat kematian manusia akibat flu
burung pada 10 hari adalah v = 36.5 tahun-1.
Nilai parameter secara jelas terangkum dalam Tabel 6.
5.2.2 Dinamika Populasi Model Prepandemik
Pada model prepandemik dilakukan
penghitungan reproduksi flu manusia,
reproduksi invasi flu manusia. Reproduksi flu
burung didapat dari persamaan (4.1)
dengan hasil sebesar . Pada
kondisi terdapat titik tetap flu burung
dominan ditandai dengan flu burung mampu menginfeksi manusia. Titik tetap flu burung
dominan disimbolkan dengan
. Masukkan nilai parameter pada titik tetap flu burung dominan sehingga didapat
.
Berdasarkan titik tetap flu burung dominan didapat
jumlah manusia rentan flu burung,
sebesar (Lampiran 41),
jumlah manusia terinfeksi flu burung,
sebesar (Lampiran 42).
Total populasi manusia saat flu burung
dominan sebesar (Lampiran 43)
Pada model prepandemik, populasi
manusia juga rentan terhadap infeksi flu manusia. Infeksi flu manusia terjadi dengan adanya titik tetap flu manusia dominan. Titik tetap flu manusia dominan disimbolkan
. Masukkan nilai
parameter pada titik tetap flu manusia dominan sehingga didapat
. Berdasarkan titik tetap flu manusia dominan didapat
jumlah manusia rentan flu manusia,
sebesar (Lampiran 32),
jumlah manusia terinfeksi flu manusia,
sebesar (Lampiran 33),
jumlah manusia sembuh dari flu manusia,
sebesar (Lampiran 34).
Titik tetap flu manusia dominan terjadi saat reproduksi flu manusia lebih besar dari 1, . Berdasarkan penghitungan didapat
nilai (Lampiran 26).
Pada populasi manusia juga terdapat kondisi bebas penyakit. Kondisi bebas
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10
14
penyakit stabil jika dan .
Kondisi bebas penyakit adalah kondisi saat flu burung dan flu manusia tidak menginfeksi manusia. Kondisi bebas penyakit berada pada
titik bebas penyakit yaitu
. Masukkan nilai
parameter pada titik tetap bebas penyakit
sehingga didapat nilai
Berdasarkan penghitungan sebelumnya diketahui bahwa titik tetap bebas penyakit tidak stabil.
Total populasi manusia sebesar
(Lampiran 37) dengan laju pertumbuhan sebesar 0.0135 (Lampiran 38). Flu burung pada populasi manusia akan berinteraksi dengan flu manusia dan hidup
berdampingan disebut coexist. Kondisi coexist
terjadi saat dan . Berdasarkan
penghitungan nilai
(Lampiran 27).
Dinamika populasi model prepandemik
diproyeksikan oleh persamaan (3.2).
Berdasarkan analisis persamaan (3.2) didapat dua titik tetap yaitu nilai titik tetap pertama
( ) dan titik tetap
kedua (
). Nilai eigen untuk titik tetap pertama adalah
, , ,
.
Titik tetap pertama berupa titik sadlle node
(Lampiran 17). Nilai eigen untuk titik tetap kedua adalah
, , , .
Titik tetap kedua berupa nodes stabil
(Lampiran 18).
Gambar pada model prepandemik akan dibagi menjadi empat yaitu gambar dinamika populasi manusia rentan, dinamika populasi manusia terinfeksi flu manusia, dinamika populasi manusia sembuh dari flu manusia dan dinamika populasi manusia terinfeksi flu burung dari unggas.
Gambar 6 Dinamika populasi manusia
rentan.
Pada Gambar 6 sumbu x menyatakan waktu dalam tahun dan sumbu y menyatakan jumlah manusia rentan misalkan sejumlah
200, .
Gambar 7 Dinamika populasi manusia terinfeksi flu manusia.
Pada Gambar 7 sumbu x menyatakan waktu dalam tahun dan sumbu y menyatakan jumlah manusia terinfeksi flu manusia. Misalkan dari 200 manusia rentan asumsikan manusia terinfeksi flu manusia sebesar 25
orang, .
0 2 4 6 8 10 12
0 50 100 150 200 Waktu M a n u s ia R e n ta n
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10
Gambar 8 Dinamika populasi manusia sembuh dari flu manusia.
Pada Gambar 8 sumbu x menyatakan waktu dalam tahun dan sumbu y menyatakan jumlah manusia sembuh dari flu manusia. Misalkan dari 25 orang sakit flu manusia
semuanya sembuh, .
Gambar 9 Dinamika populasi manusia terinfeksi flu burung.
Pada Gambar 9 sumbu x menyatakan waktu dalam tahun dan sumbu y menyatakan
jumlah manusia terinfeksi flu burung.
Manusia yang tidak terinfeksi flu manusia diasumsikan terinfeksi flu burung,
.
5.3 Simulasi Model Pandemik
Simulasi model pandemik mengacu pada persamaan (3.3) sebagai modelnya. Pada simulasi ini akan dicari reproduksi dan invasi pandemik, invasi pandemik flu manusia, jenis titik tetap dan kestabilannya dan dinamika populasinya.
5.3.1 Parameter Model Pandemik
Parameter pada model pandemik hampir sama dengan parameter yang digunakan pada
model prepandemik namun dengan
penambahan parameter , , dan . Nilai
berada pada kisaran 36.5-89 namun dengan asumsi tingkat kematian manusia akibat flu burung sama dengan tingkat kematian manusia akibat pandemik flu burung yaitu
, dimana didapat .
Koefisien transmisi pandemik flu burung sebesar 0.00277 dengan asumsi tidak ada
mutasi genetik yang terjadi . Koefisien
transmisi virus flu burung dan flu manusia
terinfeksi bersamaan . Parameter
sisanya terdapat pada Tabel 6.
5.3.2 Dinamika Populasi Model Pandemik
Pada tahap pandemik terdapat reproduksi
pandemik, . Kondisi coexist pada model
prepandemik memunculkan pandemik.
Pandemik yang muncul terjadi pada kondisi
, , dan . Berdasarkan
penghitungan (Lampiran
28), (Lampiran 29) dan
023 (Lampiran 30). Pada model prepandemik terdapat titik tetap dominan flu burung dan flu manusia. Salah satu dari dua dominasi ini akan muncul sebagai pandemik. Serangan pandemik akan menghasilkan pandemik flu manusia atau pandemik flu burung. Pandemik yang terjadi dalam populasi manusia bergantung pada titik tetap dominan penyakit pada populasi manusia. Pandemik flu manusia muncul saat terjadi serangan pandemik pada titik tetap flu
manusia dominan dengan kondisi ,
, , dan .
Pandemik flu burung muncul saat terjadi serangan pandemik pada titik tetap flu burung
dominan dengan kondisi , ,
, dan dimana
.
Berdasarkan penghitungan didapat
, ,
023, (Lampiran 29).
dan .
Hasil simulasi menunjukkan pandemik flu burung mampu menginvasi dan mengubah pandemik flu manusia sehingga terjadi pandemik flu burung pada populasi manusia. Meskipun terjadi pandemik flu burung tetap ada infeksi flu manusia namun dengan jumlah
kecil yaitu sebesar (Lampiran 31).
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
0 10 20 30 40 50 60 Waktu M a n u s ia S e m b u h d a ri F lu M a n u s ia
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
16
Dinamika populasi model pandemik
diproyeksikan oleh persamaan (3.3). Pada model pandemik didapat tujuh titik tetap. Titik tetap yang diambil hanya titik tetap dengan
nilai .
Berdasarkan syarat tersebut didapat empat titik tetap yaitu sebagai berikut.
Titik tetap pertama adalah
(
) jenis titik tetapnya berupa
saddle nodes (Lampiran 21).
Titik tetap kedua
( )
dengan jenis titik tetapnya berupa nodes
stabil (Lampiran 22).
Titik tetap ketiga adalah (
) dengan
titik tetap berupa saddle nodes (Lampiran
23).
Titik tetap keempat adalah (
) dengan jenis
titik tetap berupa nodes tidak stabil
(Lampiran 24).
Berdasarkan penghitungan didapat jumlah manusia terinfeksi pandemik flu burung
sebesar . Nilai eigen setiap titik
tetap terdapat pada Lampiran 21, 22, 23 dan 24.
Gambar model pandemik akan dibagi menjadi 6 terdiri dari:
dinamika populasi manusia rentan,
dinamika populasi manusia terinfeksi flu
manusia,
dinamika populasi manusia sembuh dari
flu manusia ,
dinamika populasi manusia terinfeksi flu
burung,
dinamika populasi manusia yang secara
bersamaan terinfeksi flu burung dan flu manusia,
dinamika populasi manusia terinfeksi
pandemik flu burung.
Dinamika populasi model pandemik
memiliki kesamaan dengan model
[image:30.595.323.513.76.289.2]prepandemik perbedaannya pada dinamika populasi manusia terinfeksi pandemik flu burung dan dinamika populasi manusia terinfeksi flu burung bersama flu manusia.
Gambar 10 Dinamika populasi manusia
rentan.
Pada Gambar 10 sumbu x menyatakan waktu dalam tahun dan sumbu y menyatakan jumlah manusia rentan. Berbeda dari model prepandemik, jumlah manusia rentan pada model pandemik dimisalkan sejumlah 600,
.
Gambar 11 Dinamika populasi manusia terinfeksi flu manusia.
Pada Gambar 11 sumbu x menyatakan waktu dalam tahun dan sumbu y menyatakan jumlah manusia terinfeksi flu manusia. Enam ratus manusia rentan diasumsikan 100 orang diantaranya terserang flu manusia,
.
0 1 2 3 4 5
0 100 200 300 400 500 600 700 Waktu M a n u s ia re n ta n
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
[image:30.595.324.512.354.572.2]Gambar 12 Dinamika populasi manusia sembuh dari flu manusia.
Pada Gambar 12 sumbu x menyatakan waktu dalam tahun dan sumbu y menyatakan jumlah manusia sembuh dari flu manusia. Asumsikan setengah dari manusia terinfeksi
[image:31.595.106.300.47.705.2]flu manusia sembuh, .
Gambar 13 Dinamika populasi manusia terinfeksi flu burung.
Pada Gambar 13 sumbu x menyatakan waktu dalam tahun dan sumbu y menyatakan
jumlah manusia terinfeksi flu burung.
Manusia yang tidak terinfeksi flu manusia dapat terinfeksi flu burung asumsikan sebesar
200, .
Gambar 14 Dinamika populasi manusia
terinfeksi flu burung dan flu manusia bersamaan.
Pada Gambar 14 sumbu x menyatakan waktu dalam tahun dan sumbu y menyatakan jumlah manusia yang terinfeksi flu burung dan flu manusia bersamaan. Manusia yang terserang flu manusia dan flu burung
[image:31.595.325.511.78.300.2]diasumsikan berjumlah 100, .
Gambar 15 Dinamika populasi manusia
terinfeksi pandemik flu burung.
Pada Gambar 15 sumbu x menyatakan waktu dalam tahun dan sumbu y menyatakan jumlah manusia terinfeksi pandemik flu burung. Manusia yang terserang flu burung menularkan pada manusia lain sehingga mengakibatkan pandemik misalkan jumlahnya
200 orang, .
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
0 50 100 150 200 Waktu M a n u s ia S e m b u h d a ri F lu M a n u s ia
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
0 50 100 150 200 Waktu M a n u s ia T e ri n fe k s i F lu B u ru n g
0.000 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10
20 40 60 80 100 Waktu M a n u s ia T e ri n fe k s i F lu B u ru n g d a n F lu M a n u s ia
0 5 10 15 20 25 30
[image:31.595.325.510.396.606.2]18
VI SIMPULAN
Flu burung merupakan panyakit yang ditularkan virus H5N1. Flu burung tidak hanya menginfeksi unggas namun juga manusia. Transmisi virus melibatkan bilangan reproduksi virus yang lebih besar dari satu. Proses transmisi flu burung dibagi dalam tiga
model yaitu model unggas, model
prepandemik dan model pandemik. Model unggas membahas infeksi flu burung dalam
populasi unggas ternak. Model ini
memperlihatkan banyaknya unggas sehat dan banyaknya unggas terinfeksi flu burung.
Model prepandemik membahas penularan flu burung dari unggas ke dalam populasi manusia. Pada model prepandemik flu manusia dan flu burung hidup berdampingan
dalam populasi manusia.Model prepandemik
memperlihatkan banyaknya manusia terinfeksi flu burung dan flu manusia. Dalam simulasi
yang dilakukan, titik tetap bebas penyakit tidak stabil.
Model pandemik membahas penularan flu burung antar manusia. Bilangan reproduksi untuk pandemik flu manusia diperoleh nilai yang lebih besar dari satu. Bilangan reproduksi untuk pandemik flu burung diperoleh nilai yang lebih kecil dari satu.
Berdasarkan penghitungan dengan nilai
parameter yang dipilih, pandemik flu burung mampu menginvasi manusia sehingga terjadi pandemik flu burung pada populasi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander DJ, Capua I. 2007. Animal and Human Implications of Avian and
Influenza Infections. Biosci. 27: 359-372.
Anton H. 1995. Aljabar Linear Elementer. Ed
ke-5. Terjemahan Pantur Silaban dan I Nyoman Susila. Jakarta: Erlangga.
Chowell G, Miller M, Vibound C. 2008. Seasonal influenza in the United States, France, and Australia: transmission and
prospect for control. Epidemiol Infect.
136:852-864.
Farlow SJ. 1994. An Introduction to
Differential Equations and Their
Applications. New York: McGraw-Hill.
Martcheva M. 2011. Avian Flu: Modeling and
Implications for Control. Ams. 92D: 30-40.
Smith D, Lapedes A, De Jong J, Bestebroer. 2004. Mapping the antigenic and genetic
evolution of influenza virus. Science. 305:
371-376
Strogatz SH. 1994. Nonlinear Dynamics and
Chaos, with Application to Physics, Biology, Chemistry, and Engineering.
Massachusetts: Addison-Wesley
Publishing Company.
Tu PNV. 1994. Dynamical System, An
Introduction with Application in
Economics and Biology. Heidelberg,
Germany: Springer-Verlag.
[WHO] World Health Organization. 2005. Avian Influenza (H5N1) infection in
humans. N Engl J Med. 353(13):
20
Lampiran 1 Titik tetap model unggas
Model unggas ada pada persamaan (3.1)
Titik tetap model unggas adalah dan dan
Lampiran 2 Matriks Jacobi model unggas dengan
Misal matriks Jacobi model unggas untuk titk tetap adalah
Matriks Jacobi model unggas dengan misalkan
Lampiran 3 Nilai eigen dari
Lampiran 4 Jenis titik tetap untuk titik tetap
Misalkan untuk titik tetap berupa saddle node
jika nilai eigen real dan berbeda tanda dan maka
(4.1)
rumus mencari akar :
misalkan , , ,
untuk
dan
jadi (4.2)
nilai eigen real dan berbeda tanda jika dan maka
(4.3)
22
rumus mencari akar :
, , ,
untuk
dan
jadi (4.4)
Untuk titik tetap berupa nodes jika
nilai eigen real dengan tanda yang sama jika dan maka
(4.5)
rumus mencari akar :
, , ,
untuk
dan
nilai eigen real bertanda sama jika dan maka
(4.7)
rumus mencari akar :
, , ,
dan
jadi (4.8)
, ,
Jika nodes stabil maka (4.9)
24
Lampiran 5 Matriks Jacobi model unggas dengan
Matriks Jacobi model unggas untuk titik tetap misalkan
Lampiran 6 Nilai eigen
Jenis titik tetap sulit untuk dikenali tanpa nilai parameter karena nilai
eigennya yang sangat rumit
Lampiran 7 Titik tetap model unggas dengan nilai parameter Tabel 6
Lampiran 8 Nilai eigen model unggas untuk titik tetap
Titik tetapnya berupa saddle node
Lampiran 9 Nilai eigen model unggas untuk titik tetap
karena titik tetapnya berupa nodes
karena titik tetapnya stabil
titik tetapnya berupa nodes stabil
Lampiran 10 Titik tetap model prepandemik
Model prepandemik terdapat pada persamaan (3.2)
26
Lampiran 11 Matriks Jacobi model prepandemik
Misalkan saja
Lampiran 12 Matriks Jacobi model prepandemik titik tetap
Misalkan saja
Lampiran 13 Matriks Jacobi model prepandemik untuk titik tetap kedua
Titik tetap kedua model prepandemik adalah
Matriks Jacobinya adalah
Lampiran 14 Nilai eigen dari
Lampiran 15 Jenis titik tetap untuk titik tetap
Misalkan untuk titik tetap berupa saddle node jika
nilai eigennya real dan berbeda tanda
titik tetap dapat berupa saddle node setidaknya ada satu nilai eigen
bernilai negatif.
Ambil salah satu nilai eigen misalnya jika
28
(15.1)
Untuk titik tetap berupa nodes jika
nilai eigen real dan bertanda sama
misalkan
(15.2)
rumus mencari akar :
, , ,
jadi (15.3)
(15.4)
(15.5)
misalkan
(15.6)
rumus mencari akar :
, , ,
30
dan
jadi (15.7)
(15.8)
(15.9)
nodes stabil jika
Jika nodes stabil maka (15.10)
Jika nodes tidak stabil maka (15.11)
Lampiran 16 Titik tetap model prepandemik dengan parameter Tabel 6
Model prepandemik terdapat pada persamaan (3.2)
Titik tetap model prepandemik adalah
, , ,
, , ,
Lampiran 17 Nilai eigen dari
=
32
Lampiran 18 Nilai eigen dari
Matriks Jacobi adalah
karena titik tetapnya berupa nodes
karena titik tetapnya stabil
titik tetapnya berupa nodes stabil
Lampiran 19 Titik tetap model pandemik dengan parameter Tabel 6
Model pandemik terdapat persamaan (3.3) dengan nilai , ,
Persamaan (3.3) mempunyai 7 titik tetap yaitu
namun titik tetap yang memenuhi 0 hanya 4 titik tetap yaitu,
, , ,
, ,
, , , , ,
, , , , ,
, , , , ,
Lampiran 20 Matriks Jacobi model pandemik
34
Lampiran 21 Nilai eigen dari dengan , ,
, , ,
Titik tetapnya berupa saddle nodes
Lampiran 22 Nilai eigen dengan , , , ,
,
karena titik tetapnya berupa nodes
karena titik tetapnya stabil
Lampiran 23 Nilai eigen dengan , , ,
, ,
Titik tetapnya berupa saddle node
Lampiran 24 Nilai eigen dengan , , ,
, ,
karena titik tetapnya berupa nodes
karena titik tetapnya stabil
36
Lampiran 25 Bilangan reproduksi flu burung dengan nilai paramater Tabel 6
Jika maka flu burung mampu menular pada manusia melalui interaksi langsung. Jika
maka terdapat titik tetap flu burung dominan dengan titik tetapnya ,
Lampiran 26Bilangan reproduksi flu manusia dengan nilai paramater Tabel 6
Jika dan maka titik tetap bebas penyakit yaitu stabil.
Masukkan nilai parameter Tabel 6 sehingga . Satu
syarat tidak terpenuhi maka titik tetap bebas penyakit tidak terwujud. Berdasarkan hasil penghitungan titik tetap bebas penyakit tidak terwujud pada populasi manusia.
Jika maka terdapat titik tetap flu manusia dominan dengan titik tetapnya ,
Lampiran 27 Bilangan reproduksi invasi flu manusia dengan nilai paramater Tabel 6
Jika dan maka flu burung coexist dengan flu manusia pada populasi manusia.
Lampiran 28 Bilangan reproduksi pandemik dengan nilai paramater Tabel 6
0
6 4
2060 5 10
0.5 36.5 0.5
=551.189
b b b
b vb b
1 8 10 1 1 36.5 65 65 = 217168.7439 v
*
*
8 10 0.001221 365 1
9
2.28 10 278378327.7 0
65 6 65
Lampiran 29 Bilangan reproduksi invasi pandemik dengan nilai paramater Tabel 6
Pandemik flu manusia terjadi dengan kondisi , , , dan .
Pandemik flu burung terjadi dengan kondisi , , , dan
dimana
Lampiran 30 Bilangan reproduksi invasi pandemik pada populasi manusia
Pandemik terjadi pada kondisi , , dan .
Lampiran 31 Banyaknya individu terinfeksi flu manusia saat terjadi pandemik flu burung
Lampiran 32 Banyaknya manusia rentan flu manusia
Jumlah manusia rentan flu manusia sebesar 49875.9955
Lampiran 33 Banyaknya manusia terinfeksi flu manusia
Jumlah manusia terinfeksi flu manusia sebesar
*
8 10 0.002