RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP ECO-ART PARK
DI SENTUL CITY, BOGOR
ERLINDA FARADILLA
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park di Sentul City, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
ERLINDA FARADILLA. Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park di Sentul City, Bogor. Dibimbing oleh HADI SUSILO ARIFIN dan KASWANTO.
Dalam upaya mewujudkan konsep Sentul City sebagai destination and knowledge city, PT Sentul City Tbk. mengembangkan sebuah fasilitas rekreasi dengan membangun ecopark. Pengelolaan berkelanjutan dari lanskap ecopark ini dapat berimplikasi pada Sentul City sebagai eco city. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi existing lanskap, evaluasi pembangunan lanskap, dan penyusunan rencana pengelolaan lanskap. Dengan objek penelitian Eco-Art Park Sentul City, penelitian ini menggunakan pendekatan metode survei, kuesioner, wawancara, dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Analisis terhadap implementasi existing lanskap Eco-Art Park Sentul City menunjukkan bahwa lanskap tersebut belum memenuhi kriteria taman ekologis. Konsep dasar dan pengembangan lanskap belum mengarah pada taman ekologis. Pembangunan lanskap mengalami perubahan terkait penyesuaian tapak dan keinginan pihak direksi. Dalam pengelolaan maupun pemeliharaan lanskap, secara operasional tidak mengarah pada pembentukan taman ekologis. Dalam penyusunan rencana pengelolaan, terdapat rekomendasi untuk perubahan struktur pengelola dan penambahan kegiatan pengelolaan.
Kata kunci: AHP, ekologi lanskap, keanekaragaman hayati, pengelolaan lanskap, taman ekologis
ABSTRACT
ERLINDA FARADILLA. Management Plan of Eco-Art Park Landscape in Sentul City, Bogor. Supervised by HADI SUSILO ARIFIN and KASWANTO.
In an effort to realize the concept of Sentul City as a destination and a knowledge city, PT Sentul City Tbk. developed a recreational facility by building ecopark. Sustainable management of the landscape ecopark may have implications for the Sentul City as an eco city. The purpose of this study is to analyze the implementation of the existing landscape, evaluation of landscape development, and make landscape management plan. With the research object Eco-Art Park Sentul City, this study used methods of surveys, questionnaires, interviews, and Analytical Hierarchy Process (AHP). Analysis of the implementation of the existing landscape Eco-Art Park Sentul City shows that the landscape has not fulfilled the criteria of ecological park. Basic concepts and landscape development has not led to the ecological park. Development landscape changes related to adjustments and the desire of the directors. In the management and maintenance of landscapes, operationally not lead to ecological park. In the preparation of the management plan, there are recommendations to restructure the management and the addition of landscape maintenance schedule.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap
RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP ECO-ART PARK
DI SENTUL CITY, BOGOR
ERLINDA FARADILLA
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Judul Skripsi : Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park di Sentul City, Bogor Nama : Erlinda Faradilla
NIM : A44090026
Disetujui oleh
Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S. Pembimbing I
Dr. Kaswanto, SP, M.Si Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr. Ir. Siti Nurisjah, M.SLA Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Juni 2013 ini ialah pengelolaan lanskap, dengan judul Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park di Sentul City, Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS dan Dr. Kaswanto, SP, MSi selaku pembimbing. Penghargaan juga penulis sampaikan kepada Bapak Edo BN beserta staf pengelola Eco-Art Park Sentul City, Bapak Toro beserta staf divisi Lanskap PT Sentul City Tbk., Bapak Mulyadi beserta staf pemelihara CV Gelar Jaya, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta teman-teman atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Kerangka Pikir Penelitian 3
METODE 4
Lokasi dan Waktu Penelitian 4
Alat dan Bahan 5
Metode Penelitian 5
Metode Analisis Data 6
HASIL 8
Analisis Situasional 8
Konsep Pengembangan Eco-Art Park Sentul City 12
Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park Sentul City 35
Pengelolaan Pengunjung Eco-Art Park Sentul City 55
Analytical Hierarchy Process 67
PEMBAHASAN 75
Analisis Implementasi Existing Lanskap Eco-Art Park Sentul City 75 Evaluasi Pembangunan Lanskap Eco-Art Park Sentul City 90 Strategi Kebijakan Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park Sentul City 94 Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park Sentul City 97
SIMPULAN DAN SARAN 104
Simpulan 104
Saran 105
DAFTAR PUSTAKA 105
DAFTAR TABEL
16 Kapasitas kerja pemeliharaan Eco-Art Park Sentul City dan standar kapasitas kerja pemeliharaan taman 41
17 Peralatan pemeliharaan Eco-Art Park Sentul City 46
18 Bahan untuk pemeliharaan Eco-Art Park Sentul City 47
19 Anggaran dana gaji tenaga kerja pemeliharaan 47
20 Penghitungan daya dukung optimum area Eco-Art Park Sentul City 67
10 Konsep ruang area pelayanan Eco-Art Park Sentul City 18
11 Konsep ruang area alat peraga fisika Eco-Art Park Sentul City 19
12 Konsep ruang area ekologis Eco-Art Park Sentul City 20
13 Tampak potongan (a) melintang dan (b) membujur green house Eco-Art Park Sentul City 22
26 Aktivitas pemangkasan rumput menggunakan mesin potong rumput gendong (mower) 42
49 Karakteristik pengunjung berdasarkan tingkat pendidikan 57
50 Karakteristik pengunjung berdasarkan jenis pekerjaan 57
51 Karakteristik pengunjung berdasarkan tingkat pendapatan 58
52 Karakteristik pengunjung berdasarkan daerah asal 58
53 Karakteristik pengunjung berdasarkan moda transportasi 59
54 Karakteristik pengunjung berdasarkan sumber informasi 59
56 Karakteristik pengunjung berdasarkan lama kunjungan 60
57 Karakteristik pengunjung berdasarkan pendamping saat berkunjung 61
58 Persepsi pengunjung terhadap pengertian "ecopark" 61
59 Persepsi pengunjung terhadap kunjungan ke kawasan ecopark lainnya 62
60 Persepsi pengunjung terhadap hal-hal terkait "ecopark" 62
61 Penilaian pengunjung terhadap kesesuaian dan keindahan desain alat peraga fisika, jembatan, dan bangku taman Eco-Art Park Sentul City 63
62 Penilaian pengunjung terhadap desain area di Eco-Art Park 64
63 Aktivitas yang dilakukan pengunjung Eco-Art Park Sentul City 65
64 Objek wisata yang disukai pengunjung Eco-Art Park Sentul City 66
65 Minat pengunjung terhadap area yang paling disukai di Eco-Art Park Sentul City 66
66 Rancangan struktur hierarki 68
67 Sintesis prioritas alternatif serta prioritas komponen pakar ekologi 69
68 Sintesis prioritas alternatif serta prioritas komponen praktisi 70
69 Sintesis prioritas alternatif serta prioritas komponen birokrat 71
70 Kombinasi diagram pohon komponen, variabel, dan alternatif prioritas eco-art lanskap taman ekologis 72
71 Grafik sensitivitas kinerja dan sensitivitas dinamis terhadap eco-art lanskap taman ekologis 74
72 Grafik sensitivitas gradien terhadap eco-art lanskap taman ekologis 75
73 Sintesis dan nilai konsistensi keseluruhan 75
74 Revisi desain area alat peraga fisika Eco-Art Park Sentul City 93
75 Revisi desain area seni Eco-Art Park Sentul City 94
76 Penambahan sculpture pada galeri ruang terbuka 95
77 Penambahan ruang tertutup untuk area seni 95
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Walaupun hanya meliputi sebesar 2.7% dari permukaan dunia (United Nation 2008), kota-kota memiliki tanggung jawab atas 75% konsumsi energi dan 80% emisi gas rumah kaca (Ash et al. 2008). Permasalahan lingkungan yang terdapat di perkotaan adalah pertumbuhan penduduk yang cepat, kemiskinan, bencana alam, tingkat pencemaran tinggi, pemanfaatan sumber daya alam yang berlebih, hilangnya keanekaragaman hayati, penurunan kualitas dan kuantitas air, peningkatan polusi, serta degradasi estetika lanskap (Arifin dan Nakagoshi 2011). Dalam menghadapi tingkat urbanisasi yang tinggi tersebut, diperlukan solusi baru dalam perencanaan kota di seluruh dunia (Adrianne et al. 2013). Permasalahan perkotaan tersebut direspon oleh pihak developer dengan membangun kota-kota baru. Faktanya, kota baru seperti Masdar di Abu Dhabi, redeveloped area seperti Treasure Island di California, dan redevelopment housing di Freiburg, Jerman, secara dramatis mengurangi jejak ekologis perkotaan (Adrianne et al. 2013). Kebijakan yang tidak sesuai dan perencanaan yang tidak efektif yang mengabaikan aspek lingkungan lebih mendukung penurunan lingkungan daripada mendukung pembangunan kota berkelanjutan (UN-Habitat 2011).
Pembangunan kota-kota baru juga terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah Sentul City yang dikembangkan oleh PT Sentul City Tbk. Sentul City merupakan salah satu kota baru di Kabupaten Bogor dengan pembangunan berwawasan lingkungan. Dengan konsep pengembangan kota The City of Innovation, Sentul City memiliki empat pilar pembangunan yaitu entertainment & destination city, education & knowledge city, eco city, dan art & culture city. Dalam mewujudkan konsep tersebut, Sentul City membangun fasilitas rekreasi berupa ecopark. Ecopark merupakan suatu taman ekologis berbasis rekreasi alam yang bertujuan meningkatkan interaksi manusia dengan lingkungannya. Ecopark dapat dikatakan sebagai taman keanekaragaman hayati yang di dalamnya terdapat koleksi tanaman ex-situ dan in-situ (Astari 2011). Dalam konsep pengembangannya, ecopark Sentul City dipadukan dengan karya seni sehingga menjadi Eco-Art Park Sentul City. Eco-Art Park Sentul City ini berupa sebuah taman terbuka yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, berbagai taman tematik, dan dipercantik dengan adanya karya seni patung.
2
Sentul City sesuai dengan rencana awal dan dapat dilakukan perbaikan apabila diperlukan. Selain itu, perlu adanya penyusunan rencana pengelolaan kawasan Eco-Art Park Sentul City. Oleh karena itu, dilakukan studi pustaka terhadap komponen pembentuk konsep eco-art pada lanskap taman. Kemudian, komponen-komponen pembentuk lanskap eco-art park dianalisis dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan kebijakan dalam mengembangkan dan mengelola Eco-Art Park Sentul City agar lanskap dapat berkelanjutan.
Perumusan Masalah
Pertumbuhan kota-kota baru yang memiliki konsep berwawasan lingkungan semakin tinggi, salah satunya adalah Sentul City. Dalam mewujudkan konsep berwawasan lingkungan, Sentul City membangun sebuah fasilitas edukasi dan rekreasi terpadu yang berfokus pada pengetahuan ekosistem, yaitu Eco-Art Park Sentul City.
Dalam pembangunannya, perlu dilakukan evaluasi terhadap Eco-Art Park Sentul City agar sesuai dengan tujuan awal dibangunnya lanskap ini. Oleh karena itu, disusun perumusan permasalahan terkait konsep eco-art park sebagai berikut:
1. Apa komponen penting pembentuk konsep eco-art lanskap taman ekologis 2. Bagaimana ketercapaian konsep eco-art pada area kajian
3. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan pada area kajian Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. menganalisis implementasi existingEco-Art Park Sentul City, Bogor, 2. mengevaluasi pembangunan lanskap Eco-Art Park Sentul City, Bogor, dan 3. menyusun rencana pengelolaan Eco-Art Park Sentul City, Bogor.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian di Eco-Art Park Sentul City, Bogor ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pedoman bagi pihak pengelola atau pengembang untuk melakukan pengelolaan dan pemeliharaan lanskap secara berkelanjutan. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pertimbangan kebijakan yang harus diambil ketika hendak merencanakan, mendesain, dan mengelola sebuah lanskap taman ekologis.
Ruang Lingkup Penelitian
3
Kerangka Pikir Penelitian
Sentul City mewujudkan konsep pengembangan kota dengan membangun beberapa fasilitas, salah satunya adalah Eco-Art Park. Dalam tahap pembangunannya, diperlukan evaluasi agar tetap sesuai dengan tujuan awal dan rencana pengelolaan untuk mewujudkan lanskap yang berkelanjutan (Gambar 1).
Gambar 1 Kerangka pikir penelitian Menuju Implementasi The City of Innovation
Value added facilities
Eco-Art Park Sentul City
Ruang terbuka hijau berupa taman keanekaragaman hayati dan karya-karya seni
Studi Lapang Studi Pustaka
Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park yang berkelanjutan Aspek
Perlu dilakukan evaluasi agar sesuai tujuan awal
4
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Sentul City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sentul City terletak pada koordinat 6o 33’ 55” - 6o 37’ 45” LS dan 106o 50’ 20” - 106o 57’ 10” BT. Objek penelitian adalah lanskap Eco-Art Park yang terletak di sebelah selatan Marketing Office Sentul City (Gambar 2). Waktu pelaksanaan penelitian adalah selama lima bulan, yaitu dari bulan Februari hingga Juni 2013.
Sumber: http://www.sentulcity.co.id
5
Alat dan Bahan
Penelitian ini menggunakan peralatan baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Alat yang digunakan yaitu kamera digital, laptop, dua software desain grafis yaitu Adobe Photoshop CS4 dan AutoCAD 2007, serta software pengolahan AHP yaitu Expert Choice v.11. Bahan yang digunakan berupa master plan, lembar kuesioner, dan penilaian pakar.
Metode Penelitian
Metode penelitian terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan tujuan yang ingin diperoleh, yaitu survei, studi pustaka, wawancara, kuesioner, dan Analytical Hierarchy Process (Tabel 1).
Tabel 1 Metode penelitian yang digunakan
No Metode Tujuan
1 Survei, studi pustaka, dan AHP Analisis proses implementasi existing lanskap Eco-Art Park Sentul City
2 Survei, studi pustaka, dan wawancara Evaluasi pembangunan lanskap Eco-Art Park Sentul City
3 Survei, studi pustaka, wawancara, kuesioner pengunjung, dan AHP
Penyusunan rencana pengelolaan lanskap Eco-Art Park Sentul City
Survei
Survei dilakukan terhadap data biofisik, data sosial, administrasi, pembangunan lanskap, dan aspek pemeliharaan lanskap Eco-Art Park Sentul City. Data biofisik yang didapatkan dengan melakukan pengamatan lapang adalah data hidrologi, vegetasi, dan satwa yang terdapat di Eco-Art Park Sentul City. Data sosial berupa data identitas, persepsi, dan minat pengunjung di sekitar kawasan didapatkan dengan melakukan survei dan penyebaran kuesioner kepada pengunjung. Pelaksanaan administrasi berupa struktur pengelolaan juga dilakukan dengan melakukan survei. Pembangunan lanskap juga diamati dengan melakukan pengamatan lapang. Terakhir, dilakukan pengamatan terhadap kegiatan pengelolaan lanskap Eco-Art Park Sentul City.
Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan terhadap kawasan ecopark lainnya yang berada di Indonesia, khususnya di area Jabodetabek. Kawasan ecopark yang dikaji dalam penelitian ini adalah Ecopark LIPI, Cibinong, dan Ecopark Ancol, Jakarta.
Wawancara Semi Terstruktur
6
Kuesioner Pengunjung
Kuesioner ditanyakan langsung kepada pengunjung Eco-Art Park Sentul City. Pengambilan data melalui kuesioner dilakukan di awal pekan (weekdays) maupun di akhir pekan (weekend) untuk menangkap berbagai variasi karakteristik pengunjung. Sasaran kuesioner adalah 50 pengunjung Eco-Art Park Sentul City yang dipilih secara acak. Responden bervariasi dalam: i) usia, ii) tingkat pendidikan, iii) jenis pekerjaan, iv) tingkat pendapatan, dan v) daerah tempat tinggal. Kuesioner berisi 20 pertanyaan yang meliputi tema utama: 1) kunjungan responden, 2) persepsi responden, 3) minat responden, 4) pendapat responden, dan 5) informasi mengenai Eco-Art Park Sentul City. Pemahaman responden terhadap “ecopark” dinilai dengan pertanyaan mengenai hal-hal terkait “ecopark” dan hal yang perlu ditingkatkan dalam mewujudkan “ecopark”.
Selain itu, responden ditanya mengenai objek rekreasi dan area yang disukai di Eco-Art Park Sentul City. Selain diberi pertanyaan mengenai “ecopark”, responden juga ditanya mengenai pengelolaan Eco-Art Park Sentul City dengan masing-masing indikatornya dengan memberikan nilai -1 (tidak), 0 (tidak tahu), dan 1 (ya). Responden ditanya mengenai penilaian mereka terhadap area di Eco-Art Park Sentul City dengan indikator berbeda pada setiap area, dengan menilai -2 (sangat kurang) hingga 2 (sangat baik). Responden juga ditanya mengenai penilaian mereka terhadap kesesuaian alat peraga, patung, jembatan, dan bangku taman yang ada di Eco-Art Park dengan memberi nilai -1 (tidak sesuai) dan 1 (sesuai). Terakhir, responden ditanya mengenai penilaian mereka terhadap keindahan alat peraga, patung, jembatan, dan bangku taman yang ada di Eco-Art Park dengan memberi nilai -2 (tidak indah) dan 2 (sangat indah).
Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan lanjutan dari tahap penelitian. Pada tahap ini terdapat tiga metode analisis data berdasarkan tujuan yang akan dicapai, yaitu:
1. Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengkaji prioritas alternatif dalam membentuk taman ekologis dan menganalisis implementasi existing Eco-Art Park Sentul City, Bogor,
2. Evaluasi pembangunan lanskap Eco-Art Park Sentul City, Bogor, dan 3. Penyusunan rencana pengelolaan Eco-Art Park Sentul City, Bogor
berdasarkan hasil analisis data dari metode pada poin pertama dan kedua.
Analytical Hierarchy Process
Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan alternatif prioritas komponen Eco-Art Park berdasarkan preferensi responden pakar. Untuk mengetahui komponen-komponen pembentuk Eco-Art Park yang sesuai dengan konsep taman tersebut, dilakukan studi pustaka mengenai standar, prinsip, dan persyaratan teknis eco-art park. Struktur hierarki yang dihasilkan dari studi pustaka dianalisis dengan metode AHP menurut Saaty (1993).
Tahapan perhitungan AHP menurut Marimin (2008) adalah sebagai berikut:
1) mendefinisikan struktur hierarki masalah yang akan dipecahkan; 2) memberikan pembobotan elemen-elemen pada setiap level dari hierarki; 3) menghitung prioritas terbobot (weighted priority); 4) menampilkan urutan
7
konsistensi rasio. Hal ini dilakukan terhadap semua kriteria menggunakan bantuan perangkat lunak Expert Choice v.11.
Kuesioner Analytical Hierarchy Process diberikan kepada responden pakar. Responden ditentukan berdasarkan keahlian dan pengetahuan mereka tentang “eco-art park”. Pakar yang dipilih sebagai responden sebanyak tiga orang yang mewakili pakar ekologi, praktisi, serta birokrat. Penentuan pakar sebagai responden memiliki kriteria 1) memiliki keahlian atau menguasai secara akademik bidang yang diteliti; 2) memiliki reputasi kedudukan atau jabatan dan sebagai ahli pada bidang yang diteliti; dan 3) memiliki pengalaman dalam bidang kajian yang dimiliki. Berdasarkan kriteria tersebut, ditentukan responden pakar terpilih (Tabel 2 dan Tabel 3).
Tabel 2 Kriteria responden pakar
No. Kriteria Pakar Asal Institusi/Lembaga Jumlah Responden
1 Pakar Ekologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 1
2 Praktisi PT Sentul City Tbk. 1
3 Birokrat Pemerintah setempat 1
Jumlah 3
Tabel 3 Daftar pakar penilai komponen ecopark
Bidang
Keahlian Asal Institusi/Lembaga Jabatan Nama Pakar
Pakar Ekologi Botany Department, Field Museum
Honorary Research Associate Kuswata Kartawinata Praktisi PT Sentul City Tbk. Perencana lanskap Eco-Art Park
Sentul City
Pelaksana bidang pertamanan Devi Librianti Juvia Permata
8 Barat. Sentul City terletak pada koordinat 06° 33’ 55” - 06° 37’ 45” LS dan 106° 50’ 20” - 106° 57’ 10” BT. Kota baru ini berbatasan dengan Kota Jakarta di sebelah utara dan Kecamatan Ciawi di sebelah selatan. Di bagian barat, Sentul City berbatasan dengan Kota Bogor, sedangkan di bagian timur, Sentul City berbatasan dengan Kota Jonggol. Sentul City merupakan kota baru yang dibangun oleh PT Sentul City Tbk. Dengan total luas sebesar 3 100 ha, kota ini terdiri atas kawasan perumahan, perkantoran, perdagangan, industri, fasilitas komersial, fasilitas pendidikan, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau (RTH). Salah satu fasilitas pendidikan sekaligus fasilitas sosial yang disediakan Sentul City adalah Eco-Art Park yang dibangun pada tahun 2012.
Eco-Art Park Sentul City merupakan suatu fasilitas edukasi dan rekreasi terpadu di atas areal seluas 1.57 ha yang berfokus pada pengetahuan ekosistem. Eco-Art Park terletak di bagian barat Sentul City. Terletak pada koordinat 06° 34’ 05” - 06° 34’ 11” LS dan 106° 50’ 45” - 106° 50’ 43” BT, Eco-Art Park ini berbatasan dengan Marketing Gallery Sentul City di bagian utara dan Sungai Cikeas di bagian selatan. Di bagian barat, Eco-Art Park berbatasan dengan Sungai Cikeas dan Mall Bellanova. Di bagian timur, Eco-Art Park berbatasan dengan Masjid Andalusia STEI Tazkia dan Sungai Cikeas.
2. Topografi dan Kemiringan
Sentul City terletak pada ketinggian 180-600 meter di atas permukaan laut. Dengan kemiringan lereng sebesar 0% hingga lebih dari 25%, Sentul City memiliki topografi datar-berombak, bergelombang, berbukit, dan bergunung-gunung. Faktor topografi ini membuat Sentul City memiliki suhu rata-rata yang relatif sejuk dan terbebas dari bencana banjir. Eco-Art Park Sentul City termasuk dalam bentuk wilayah datar-berombak karena memiliki perbedaan ketinggian 0-8 (Tabel 4) meter mengacu pada klasifikasi topografi wilayah Sentul City (Tabel 5). Tabel 4 Ketinggian pada area Eco-Art Park Sentul City
No. Area Ketinggian (mdpl) Akumulasi perbedaan ketinggian (m)
1 Area penyangga barat 186.00 -
9
Tabel 5 Klasifikasi topografi wilayah Sentul City Bentuk wilayah Lereng
(%)
Perbedaan tinggi (m)
Luas (ha)
Proporsi (%) Datar - berombak (undulating) 0 – 8 0 - 15 1109.3 36.98 Bergelombang (rolling) 8 – 15 15 - 50 706.3 23.54 Berbukit (hilly) 14 - 25 50 - 200 695 23.17 Bergunung-gunung
(mountainous) > 25 > 200 489.4 16.31
Sumber: Bukit Sentul City Tbk. 2009 3. Iklim
Berdasarkan data dari stasiun pengukur iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Darmaga Bogor, suhu udara rata-rata kawasan Sentul City adalah 24,5-27,1oC (Gambar 3), dengan kelembaban udara rata-rata 74-90% (Gambar 4). Rata-rata suhu minimum terjadi pada bulan Januari dan Februari dan rata-rata suhu maksimum terjadi pada bulan Mei. Kawasan Sentul City mengalami curah hujan sebesar 33-672 mm/bulan dengan rata-rata curah hujan sebesar 300 mm/tahun, yaitu rata-rata tertinggi terjadi pada bulan November dan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli (Gambar 5).
Sumber: Stasiun BMKG Darmaga Bogor 2013
10
Sumber: Stasiun BMKG Darmaga Bogor 2013
Gambar 4 Data kelembaban rata-rata bulanan periode 2008-2012 (%)
Sumber: Stasiun BMKG Darmaga Bogor 2013
Gambar 5 Data curah hujan rata-rata bulanan periode 2008-2012 (mm/bulan) 4. Hidrologi
Sumber air pada kawasan Sentul City berasal dari air sungai, air tanah, dan mata air. Sungai yang berada pada kawasan ini adalah Sungai Cikeas dan Sungai Citeureup beserta anak sungainya. Area Eco-Art Park Sentul City menggunakan air dari Sungai Cikeas dan PDAM sebagai sumber air untuk kegiatan penyiraman tanaman. Air dialirkan ke dalam taman menggunakan selang sehingga tidak menggunakan sprinkler untuk penyiraman otomatis.
11
exotic plant farm. Saluran drainase ini memiliki outlet di bagian barat taman yang berketinggian 188.00 mpdl, yang kemudian dialirkan ke Sungai Cikeas yang berbatasan dengan Eco-Art Park di sebelah barat (Gambar 6).
(a) (b) (c)
Gambar 6 Saluran drainase Eco-Art Park Sentul City (a) inlet, (b) saluran drainase tertutup, dan (c) outlet
5. Vegetasi dan Satwa
Dalam upaya mewujudkan taman sebagai taman ekologis, pihak desainer Eco-Art Park merancang elemen vegetasi sebagai elemen utama dalam taman. Untuk menyesuaikan konsep ini, ditanam berbagai vegetasi baru pada tapak. Vegetasi yang ditanam ditujukan untuk memberikan pendidikan ekologi bagi pengunjung. Namun, vegetasi existing yang ada pada tapak tidak ditebang dan dibiarkan tumbuh secara alami untuk mempertahankan nilai ekologis taman. Untuk keperluan jaringan listrik, terdapat beberapa vegetasi yang dipangkas dan tetap dipertahankan untuk tidak ditebang.
Tumbuhan asli yang telah ada pada area ini sebelum pembangunan adalah pinus (Pinus merkusii). Local species yang berada pada area ini adalah beringin (Ficus benjamina) dan bambu (Gigantochloa atter). Vegetasi exotic sebagai tanaman introduksi yang berada pada area ini adalah flamboyan (Delonix regia) yang berfungsi sebagai tanaman penaung dan kelapa gading (Cocos nucifera) yang berfungsi sebagai tanaman display. Beberapa tanaman yang kondisinya sudah buruk dan tidak sesuai konsep harus ditiadakan. Dengan penanaman berbagai vegetasi ini, Eco-Art Park Sentul City berusaha memberikan kenyamanan dan kesejukan serta meningkatkan estetika lanskap. Dalam mewujudkan tujuan sebagai taman ekologis, pihak desainer merancang berbagai macam vegetasi, yaitu vegetasi herbal yang bermanfaat sebagai obat berikut cara pengolahannya, berbagai jenis bambu yang menambah kealamian taman, berbagai jenis tanaman eksotik, dan berbagai jenis tanaman yang dapat dibudidayakan dalam bentuk tanaman bonsai.
12
Aspek Sosial Ekonomi
Sebagian besar tenaga kerja di Eco-Art Park Sentul City merupakan tenaga kerja lokal yang berasal dari penduduk sekitar Sentul City. Hal ini merupakan salah satu upaya penyerapan tenaga kerja lokal dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal.
Eco-Art Park Sentul City didirikan dengan sasaran ditujukan kepada segala lapisan masyarakat dengan berbagai tingkatan umur. Berbagai area yang ada di Eco-Art Park Sentul City ditujukan untuk dapat mengakomodir pengembangan ilmu pengetahuan bagi setiap pengunjung. Eco-Art Park Sentul City tidak menerapkan tiket masuk bagi para pengunjung sehingga pengunjung dari segala golongan ekonomi dapat berkunjung ke kawasan ini tanpa mengeluarkan biaya masuk.
Kondisi saat ini memperlihatkan bahwa kawasan Eco-Art Park Sentul City telah berkembang menjadi area rekreasi yang semakin ramai dikunjungi pengunjung. Keramaian ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang berdatangan, terutama pada akhir pekan. Dengan demikian, pihak pengelola Eco-Art Park menargetkan pengunjung Eco-Art Park Sentul City dapat semakin meningkat jumlahnya agar tujuan awal didirikannya Eco-Art Park Sentul City sebagai taman alat peraga fisika dapat tercapai.
Konsep Pengembangan Lanskap Eco-Art Park Sentul City
Saat ini, Eco-Art Park Sentul City masih dalam tahap pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam tahap pembentukan konsep awal, pihak PT Sentul City Tbk. dibantu oleh pihak konsultan lanskap PT PASAGI yang berasal dari Bandung. Konsep awal pada Eco-Art Park ini bertujuan untuk memberikan pengalaman rekreasi yang unik dan berbeda bagi para pengunjung, dengan mendesain taman ini untuk mewujudkan Sentul City sebagai destination city dan knowledge city, pilar pembangunan konsep The City of Innovation.
Penciptaan konsep Eco-Art Park Sentul City ini mengambil referensi dari beberapa kawasan rekreasi khususnya taman alat peraga di Indonesia, salah satunya adalah Taman Pintar di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Konsep awal pembuatan Eco-Art Park Sentul City ini dilakukan oleh pihak konsultan lanskap PT PASAGI dengan mengacu pada tujuan dari pengelola PT Sentul City Tbk. sebagai klien. Berdasarkan tujuan yang diinginkan klien tersebut, PT PASAGI menerjemahkannya ke dalam bentuk spasial dengan desain yang bertujuan menciptakan kawasan rekreasi berbasis lingkungan alam.
Konsep Dasar Eco-Art Park Sentul City
Tujuan awal dari taman ini adalah sebagai taman alat peraga fisika, yang kemudian dikembangkan menjadi suatu area edukasi dan rekreasi terpadu yang berfokus pada pengetahuan ekosistem. Untuk menunjang konsep taman sebagai area rekreasi, berbagai objek atraksi utama dihadirkan pada area Eco-Art Park ini. Sebagai objek atraksi utama yang merupakan perwujudan konsep dasar taman ini, disediakan beragam alat peraga fisika yang dapat dioperasikan dan dimanfaatkan sebagai ilmu pengetahuan.
13
sebagai perwujudan dari konsep art, yang dipadukan dengan komposisi ruang hijau pada area Eco-Art Park sebagai perwujudan dari konsep eco. Selain itu, perencanaan lanskap ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi existing tapak sehingga vegetasi existing dan topografi tapak dipertahankan dan perancangan disesuaikan dengan kondisi tersebut. Dengan demikian, area ini merupakan suatu area yang memberikan pengalaman terpadu antara atraksi ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan lingkungan alami kepada para pengunjung. Konsep Ruang Eco-Art Park Sentul City
Penataan ruang Area Eco-Art Park Sentul City terdiri atas empat area, yaitu area penerimaan, area pelayanan, area utama, dan area penyangga. Area utama terdiri atas area alat peraga fisika, area ekologi, area seni, dan area terbuka serba guna (Gambar 7). Jalur sirkulasi berupa jalur jalan dan coverage walkway menghubungkan setiap area dalam Eco-Art Park Sentul City (Gambar 8). Dibangun di atas lahan seluas 1.57 ha, semua area yang ada di Eco-Art Park dibangun dan diatur dengan pembagian luasan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing area (Tabel 6).
Tabel 6 Pembagian luasan area di Eco-Art Park Sentul City
No. Area Luas (m2) Luas (%) Keterangan c Area parkir sepeda 272 Kapasitas 150 sepeda d Toilet 135 c Jembatan pedestrian 157
14
Tabel 6 Pembagian luasan area di Eco-Art Park Sentul City (lanjutan)
No. Area Luas (m2) Luas (%) Keterangan
6 Area ekologi 4 797 30
a Exotic plant farm 2 060
b Organic farm 44
c Herbal farm 412
d Bamboo forest 1 111
e Taman bonsai 150 f Taman tanaman hias 192 g Taman palem 828
7 Area seni 1 665 9
a Bamboo workshop 210 Berada di bamboo forest
b Patung transformer 120
c Green house 1 230
d Solid wood gallery 44 Berada di green house e Art & antique gallery 61 Berada di green house
9 Multi purposed open area 244 2 Amphitheatre
TOTAL 15 700 100
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
Gambar 7 Persentase luas masing-masing area di Eco-Art Park Sentul City 1. Area penerimaan
15
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
16
Entrance hall ini dinaungi oleh atap unik berbentuk geometrik yang meningkatkan nilai estetik area penerimaan dan memberikan kenyamanan bagi pengunjung dengan adanya naungan. Sebagai alas, digunakan pavement berbahan alami dan ditata mengikuti pola desain lingkaran entrance hall. Pada area penerimaan disediakan bangku taman berupa batang pohon kayu besar yang ditata menyebar di seluruh area penerimaan dan menghadap ke arah fountain (Gambar 9). Pada bagian utara area penerimaan terdapat bangunan yang didesain dari batu alam berwarna kuning kecoklatan.
(a) (b) (c)
Gambar 9 Area penerimaan Eco-Art Park Sentul City (a) pos dan pintu masuk utama, (b) fountain, dan (c) bangku taman pada entrance hall
2. Area pelayanan
Area pelayanan yang direncanakan pada Eco-Art Park Sentul City berupa area parkir mobil, area parkir motor, dan area parkir sepeda. Ketiga area ini berada pada bagian timur Eco-Art Park. Ketiga area ini mengapit area penerimaan, dengan area parkir mobil dan motor bersebelahan dengan bagian utara area penerimaan dan area parkir sepeda bersebelahan dengan bagian selatan area penerimaan (Gambar 10). Area parkir mobil berupa bidang aspal seluas 550 m2 yang terdiri atas bidang persegi panjang seluas 173 m2 dan bidang setengah lingkaran seluas 377.2 m2 yang mampu menampung kurang lebih sebanyak 27 mobil. Area parkir motor berupa bidang aspal seluas 183.70 m2 yang mampu menampung kurang lebih sebanyak 60 sepeda motor. Area parkir sepeda berupa bidang dengan paving seluas 271.60 m2 yang mampu menampung sebanyak 150 sepeda. Untuk masing-masing area parkir, hanya terdapat satu jalur masuk dan jalur keluar sehingga petugas keamanan dapat mengontrol keamanan area Eco-Art Park Sentul City dengan lebih mudah.
3. Area utama
Area utama pada Eco-Art Park Sentul City direncanakan terdiri atas area alat peraga fisika, area ekologis, area seni, dan area terbuka serba guna (Gambar 8). Penjelasan masing-masing area utama dijelaskan pada bagian berikut.
a. Area alat peraga fisika
17
area utama Eco-Art Park (Gambar 11). Antar alat peraga ini dipisahkan oleh area transisi berupa tanaman-tanaman pada exotic plant farm. Untuk mencapai masing-masing alat peraga, pengunjung dapat menggunakan kedua jalur sirkulasi utama, baik jalur jalan, maupun coverage walkway yang menghubungkan antar area dalam Eco-Art Park, kemudian berjalan melalui jalan setapak di antara tanaman yang berada di sekeliling area alat peraga.
b. Area ekologis
Area ekologis berupa ruang hijau menyebar di seluruh area Eco-Art Park dan merupakan penutupan lahan terbesar pada Eco-Art Park, yang dihubungkan dengan adanya jalur sirkulasi (Gambar 12). Area ini direncanakan terdiri atas beberapa taman dengan tema tertentu. Berbagai tema taman ini berfungsi sebagai sumber pengetahuan ekosistem dan display yang meningkatkan daya tarik Eco-Art Park. Pada setiap taman ini, ditanam vegetasi yang berbeda-beda sesuai tema masing-masing taman. Pemilihan vegetasi pada area ini dititikberatkan pada koleksi keanekaragaman hayati vegetasi, sesuai dengan fungsi taman sebagai taman keanekaragaman hayati. Pedoman desain pada area ekologis ini adalah mengikuti bentukan alami tapak dan menciptakan kenyamanan.
i. Exotic plant farm
Konsep utama taman ini adalah taman tanaman eksotis yang menghadirkan tanaman dengan berbagai varietas dari berbagai jenis tanaman. Taman ini didesain mengikuti topografi tapak yang termasuk dalam wilayah datar-bergelombang. Taman ini merupakan taman pertama yang akan langsung dilihat pengunjung bila masuk melalui pintu masuk utama Eco-Art Park dan berada pada bagian tengah Eco-Art Park (Gambar 12). Didesain mengelilingi area alat peraga fisika, taman ini memberikan nuansa keindahan dan kenyamanan tersendiri bagi pengunjung. Di bagian tengah taman exotic plant farm, terdapat coverage walkway yang melintasi taman dan menghubungkan taman dengan area green house.
ii. Organic farm
Konsep utama taman ini adalah lahan untuk penanaman tanaman-tanaman organik. Area ini direncanakan berada berbatasan dengan bagian utara green house (Gambar 12). Di sebelah barat taman ini terdapat coverage walkway yang menghubungkan semua area dalam Eco-Art Park. Terletak di bagian selatan, organic farm ini lebih dekat diakses dengan jalan masuk melalui jembatan kuning.
iii. Herbal farm
18
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
19
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
20
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
21
iv. Bamboo forest
Bamboo forest merupakan taman untuk penanaman bambu yang didesain secara alami mengikuti topografi lahan yang semakin menurun ke bagian barat. Taman ini terletak pada bagian utara Eco-Art Park, di mana taman ini adalah taman yang akan langsung ditemui pengunjung bila masuk ke dalam Eco-Art Park melalui jembatan pedestrian (Gambar 12). Bamboo forest berbatasan langsung dengan Sungai Cikeas di sebelah barat sehingga dibatasi dengan pagar dan area penyangga untuk menjaga keamanan. Taman ini dibatasi dengan adanya coverage walkway yang membatasinya dengan taman tanaman hias dan taman bonsai. Di dalam taman ini terdapat area seni bamboo workshop.
v. Taman palem
Taman ini berada pada bagian utara Eco-Art Park. Didesain pada lahan berbentuk lingkaran yang mengikuti pola jembatan pedestrian (Gambar 12), taman palem ini meningkatkan nilai estetika visual taman dan meningkatkan keunikan jembatan pedestrian. Taman ini merupakan taman pertama yang dapat dinikmati langsung melalui jembatan pedestrian. Selain itu, taman ini dapat diakses melalui titik pertemuan antara ujung jembatan pedestrian dengan coverage walkway. Taman yang memiliki konsep utama sebagai tempat penanaman tanaman palem ini memiliki pola desain penanaman berbentuk lingkaran.
i. Taman bonsai
Taman bonsai direncanakan berbentuk sebidang lahan untuk penanaman tanaman bonsai. Taman ini direncanakan berada pada bagian utara Eco-Art Park, bersebelahan dengan taman tanaman hias, dan berada di sebelah barat area parkir mobil dan motor (Gambar 12). Taman bonsai berbatasan langsung dengan coverage walkway di bagian barat. Dengan adanya jembatan pedestrian, taman ini dapat langsung dinikmati dengan titik pandang dari atas.
ii. Taman tanaman hias
Bersebelahan dengan taman bonsai, taman ini direncanakan sebagai lahan untuk menanam tanaman hias (Gambar 12). Letaknya berdekatan dengan bangunan pada area penerimaan. Terdapat ruang hijau sebagai pembatas antara taman ini dengan area parkir mobil. Sama halnya seperti taman bonsai, taman ini dapat dinikmati langsung dari jembatan pedestrian. vi. Vertical greenery
22
ditata pada dinding sehingga menciptakan keindahan dan melembutkan struktur bangunan.
(a)
(b) Sumber: www.pasagi.com
Gambar 13 Tampak potongan (a) melintang dan (b) membujur green house Eco-Art Park Sentul City
c. Area seni
23
Karya seni bangunan yang dihadirkan berupa berbagai bentuk rumah bambu dalam area bamboo workshop (Gambar 14b). Bamboo workshop terletak di bagian utara Eco-Art Park dan dikelilingi oleh area bamboo forest. Konsep utama area ini adalah menampilkan hasil karya seni dari sumber daya alam bambu. Pada area bamboo workshop, ditampilkan berbagai bangunan bambu yang merupakan hasil karya Rumah Bambu Jatnika. Rumah Bambu Jatnika merupakan suatu perusahaan yang menyediakan jasa dan produk pembuatan bangunan bambu, kerajinan bambu, dan penyelenggaraan kegiatan berbasiskan bambu. Terdapat 9 buah rumah bambu yang ditampilkan dalam area ini.
Dalam bentuk galeri ruang tertutup, area seni ini direncanakan dalam bentuk art and antique gallery dan solid wood gallery yang berada di dalam green house (Gambar 14c dan 14d). Green house didesain bertingkat dua lengkap dengan pelatarannya. Art and antique gallery terletak di lantai atas green house, sedangkan solid wood gallery terletak di lantai atas dan bawah. Pada art and antique gallery ditampilkan berbagai bentuk karya seni dan barang-barang antik yang tidak hanya bisa dinikmati, tetapi juga dapat dibeli oleh pengunjung Eco-Art Park. Begitu pula pada solid wood gallery, barang-barang dan furniture yang dibuat dari kayu pun dapat dibeli oleh pengunjung.
Gambar 14 Area seni pada Eco-Art Park Sentul City (a) patung transformer, (b)
24
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
25
4. Area penyangga
Area penyangga pada Eco-Art Park secara umum ditujukan sebagai pembatas antara Eco-Art Park dengan Sungai Cikeas. Selain itu, area penyangga ini juga bertujuan menyangga daerah sempadan sungai. Area penyangga ini terdapat di sekeliling Eco-Art Park Sentul City. Area penyangga ini ditanami dengan pepohonan yang berfungsi sebagai pengarah, tabir, dan pengurang kebisingan dari jalan raya (Gambar 16).
(a) (b) (c)
(d) (e)
Gambar 16 Area penyangga pada Eco-Art Park Sentul City (a) area penyangga timur, (b) area penyangga selatan, (c) area penyangga barat, (d) area penyangga utara, dan (e) area penyangga pada sempadan sungai Konsep Tata Hijau Eco-Art Park Sentul City
Konsep tata hijau Eco-Art Park Sentul City adalah taman yang memberikan kenyamanan pada pengunjung dengan keberadaan vegetasi peneduh di area ini. Tata hijau yang direfleksikan dengan taman berbagai tema dalam area Eco-Art Park Sentul City merupakan hal penting yang dapat menunjang keberhasilannya sebagai taman ekologis. Taman yang ada di Eco-Art Park Sentul City terdiri atas beberapa taman tematik dengan penjelasan sebagai berikut.
1. Exotic plant farm
26
Penggunaan vegetasi eksotis pada taman ini menyebabkan kebutuhan intervensi manusia yang tinggi, salah satunya dalam proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan tumbuhnya. Untuk memudahkan adaptasi tumbuhan, pihak pengelola perlu memberikan perlakuan agar persyaratan tumbuh vegetasi dapat terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan cahaya sebagai persyaratan tumbuh, pihak desainer merancang taman ini dengan mengelompokkan tanaman yang membutuhkan cahaya matahari penuh, semi naungan, dan naungan. Untuk vegetasi yang membutuhkan pencahayaan dengan semi naungan dan naungan, vegetasi ditanam di daerah bayangan pohon, sedangkan vegetasi yang membutuhkan pencahayaan penuh ditanam di bagian yang tidak tertutup oleh tajuk pohon.
Selain itu, juga dilakukan penyiapan media tanam yang baik untuk vegetasi pada taman ini. Media tanam yang dibutuhkan meliputi campuran tanah, kompos atau pupuk kandang, dan pasir. Media tanam dipertahankan untuk selalu berada dalam keadaan lembab bagi beberapa spesies tanaman dengan penyiraman rutin. Pemupukan juga dilakukan dengan dosis dan waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan spesies tanaman untuk meningkatkan unsur hara dan mineral pada media tanam. Hal ini menyebabkan pihak pengelola perlu melakukan pemeliharaan intensif. Namun, pihak pengelola tidak melakukan rekayasa teknis dalam mengelola taman ini.
(a) (b)
Gambar 17 Konsep tata hijau taman exotic plant farm dengan (a) desain penanaman berbentuk lingkaran dan (b) penggunaan tanaman eksotis Tabel 7 Jenis vegetasi yang digunakan pada exotic plant farm
No. Nama Latin Nama Lokal Kategori Fungsi Volume Satuan
Semak rendah Display plant 119.30 m2
2 Agave attenuata Siklok Semak rendah Display plant 40.60 m2
5 Asplenium nidus Kadaka Tanaman penutup tanah
Puring Perdu rendah Display plant, pembatas, pengarah
27
Tabel 7 Jenis vegetasi yang digunakan pada exotic plant farm (lanjutan)
No. Nama Latin Nama Lokal Kategori Fungsi Volume Satuan
Puring Perdu rendah Display plant, pembatas, pengarah
26.31 m2
10 Cordyline fruticosa Hanjuang Perdu tinggi Display plant, pembatas, pengarah
1.13 m2
11 Cordyline terminalis
Hanjuang Perdu tinggi Display plant, pembatas, pengarah
26.01 m2
12 Cordyline tricolor Hanjuang Perdu tinggi Display plant, pembatas, pengarah
7.29 m2
13 Dieffenbachia candida
Daun bahagia Semak rendah Display plant 21.81 m2
14 Dieffenbachia
19 Dracaena colorama Drasena Perdu tinggi Display plant 4.79 m2 20 Dracaena cultivar Drasena Perdu tinggi Display plant 3.20 m2 21 Dracaena variegata Drasena Perdu tinggi Display plant 17.77 m2 22 Heliconia 'Golden
Soka oranye Semak rendah Display plant, pembatas,
28 Ixora hybrid Soka merah Semak rendah Display plant, pembatas,
30 Zephyranthes sp. Bawang brojol
28
2. Organic farm
Pada area organic farm, vegetasi yang digunakan adalah tanaman organik. Vegetasi ditanam dengan mengandalkan bahan alami, tanpa penggunaan bahan kimia sintesis, dan dengan pemeliharaan intensif. Tanaman yang dikembangkan dengan teknik pertanian organik adalah sayuran dan buah. Taman ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan kepada pengunjung mengenai budi daya tanaman organik. Berdasarkan hasil penelitian, pembangunan organic farm tidak dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh perlu adanya perlakuan khusus dan pemeliharaan intensif untuk tanaman organik sehingga diperlukan tenaga kerja pemelihara yang ahli, dan terdapat kendala pada pengadaan bahan alami untuk pelestarian tanaman organik.
3. Herbal farm
Pada area herbal farm, vegetasi yang digunakan adalah tanaman herbal atau obat-obatan. Taman ini digunakan sebagai kebun kecil untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Vegetasi yang digunakan pada area ini adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Vegetasi yang ditanam terdiri atas herba yang dapat dimanfaatkan daun, buah, batang, rimpang, maupun lender dan getahnya (Tabel 8). Pada setiap kelompok vegetasi terdapat papan nama tanaman yang memberikan informasi mengenai spesies beserta pemanfaatannya (Gambar 18).
Tabel 8 Jenis vegetasi yang digunakan pada herbal farm
No Nama ilmiah Nama lokal Vol Satuan Pemanfaatan Manfaat (Obat)
1 Aloe vera Lidah buaya 20 pot Lendir daun Obat luka
2 Canna Edulis Ganyong 14 pot Umbi Lambung
3 Citrus aurantifolia
Jeruk nipis 10 batang Air jeruk Hipertensi, disentri, vertigo
Patah tulang 15 batang Getah batang Obat luka baru
9 Iresine herbstii Bayam merah
5 batang Kulit buah Hepatitis, kanker, hipertensi, panas dingin
29
Tabel 8 Jenis vegetasi yang digunakan pada herbal farm (lanjutan)
No Nama ilmiah Nama lokal Vol Satuan Pemanfaatan Manfaat (Obat)
15 Rosa canina Bunga mawar
13 pot Bunga Keputihan
16 Sauropus androgynus
Katuk 6 batang Daun segar Peluruh ASI
17 Stachytarpheta mutabilis
Ngokilo 47 pot Daun Batuk, tonikum, parfum
18 Zingiber spp. Lempuyang 15 pot Rimpang Kurang nafsu makan dan malaria Sumber: Hasil pengamatan lapang
(a) (b)
Gambar 18 Konsep tata hijau herbal farm (a) pengelompokan tanaman dengan desain mengikuti pola pedestrian dan (b) papan nama tanaman
4. Bamboo forest
Pada area bamboo forest, vegetasi yang ditanam adalah berbagai jenis bambu yang ditanam langsung pada tanah maupun di dalam pot. Adanya beragam jenis tanaman ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tanaman bagi pengunjung. Konsep dari penanaman tanaman bambu ini adalah memberikan kesan alami dengan adanya suara yang dihasilkan dari tanaman bambu (Gambar 19). Tanaman bambu yang ditanam pada bamboo forest terdiri atas 7 spesies bambu yang berbeda-beda. Tanaman bambu ini berfungsi sebagai tabir, pengontrol suhu lingkungan, pengontrol bising, dan pengontrol polusi udara, serta penahan angin dan erosi (Tabel 9).
Tabel 9 Jenis vegetasi yang digunakan pada bamboo forest
No. Nama Ilmiah Nama Lokal Kategori Volume Satuan
1 Arundinaria japonica Bambu jepang Pohon tinggi 1 rumpun
3 Bambusa glaucescens Bambu pagar Pohon tinggi 1 rumpun
4 Bambusa horsfieldii Bambu embong Pohon tinggi 1 rumpun
5 Bambusa multiplex Bambu cendani Pohon tinggi 1 rumpun
6 Bambusa vulgaris Bambu kuning Pohon tinggi 1 rumpun
7 Gigantochloa atter Bambu legi Pohon tinggi 1 rumpun
30
Gambar 19 Konsep tata hijau pada bamboo forest dengan desain alami 5. Taman bonsai
Pada area taman bonsai, vegetasi yang dihadirkan adalah tanaman bonsai, yaitu tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas. Adanya taman bonsai ini bertujuan untuk memberi pengetahuan bagi para pengunjung mengenai berbagai teknik pemotongan dan pemangkasan tanaman, pengawatan, dan membuat akar menyebar di atas batu dalam membuat bonsai. Taman bonsai ini masih dalam tahap pembangunan, yaitu dalam tahap penetapan titik peletakan tanaman bonsai dan pengadaan tanaman bonsai.
6. Taman tanaman hias
Pada taman tanaman hias, akan ditanam tanaman hias dengan berbagai strata, yaitu rumput, semak rendah, semak sedang, semak tinggi, perdu, pohon rendah, pohon sedang, dan pohon tinggi. Konsep taman tanaman hias ini adalah untuk memberikan pendidikan bagi pengunjung mengenai keberagaman tanaman hias dan keindahan yang dapat dihadirkan dengan adanya kombinasi tanaman dengan berbagai strata. Taman tanaman hias hingga saat ini masih dalam tahap pembangunan.
7. Taman palem
31
(a) (b)
Gambar 20 Konsep tata hijau pada taman palem dilihat dari (a) atas jembatan pedestrian dan (b) bawah coverage walkway
Tabel 10 Jenis vegetasi yang digunakan pada taman palem
No. Nama Latin Nama Lokal Kategori Fungsi Volume Satuan
1 Areca catechu Palem pinang Pohon tinggi
Display plant 3 batang
2 Bismarckia nobilis Bismarkia Pohon sedang
Display plant 5 batang
3 Borassus flabellifer Palem lontar Pohon tinggi
6 Cyrtostachys renda Palem merah Pohon rendah
10 Phoenix canariensis Phunix duri Pohon rendah
Display plant 6 batang
11 Phoenix roebelenii Palem phoenix
14 Veitchia merillii Palem putri Pohon rendah
Display plant 6 batang
15 Wodyetia bifurcata Palem ekor tupai
Pohon rendah
Display plant 13 batang
16 Agave attenuata Siklok Semak rendah
18 Dracaena draco Drasena Perdu tinggi
Tanaman penunjang
5 batang
32
8. Vertical greenery
Vertical greenery ini didesain sebagai konseptualisasi tipe taman baru yang merupakan solusi permasalahan desain taman modern. Penanaman ini juga menunjukkan penerapan teknologi hidroponik untuk pendidikan ekosistem bagi pengunjung. Pada entrance hall, vegetasi ditanam dengan sekam yang ditampung pada media tanam geotextile. Geotextile ini dilekatkan pada dinding vertikal berbentuk melengkung (Gambar 21). Pada bagian luar, geotextile disobek selebar 10 cm dengan jarak 15-20 cm untuk jarak tanam sehingga menyerupai kantung. Vegetasi ditanam pada kantung tersebut. Media tanam ini membutuhkan penyiraman rutin sehingga diperlukan pemeliharaan intensif. Jenis vegetasi yang digunakan sebagian besar merupakan tanaman penutup tanah dan hanya sebagian kecil yang merupakan tanaman merambat (Tabel 11). Pergantian vegetasi pada vertical greenery dilakukan secara insidental.
Gambar 21 Konsep tata hijau vertical greenery pada entrance hall
Vertical greenery pada green house terdiri atas tanaman dalam pot dan tanaman merambat yang ditanam pada media tanam karpet dan tekstil secara vertikal (Gambar 22). Media tanam ini berupa karpet yang dipasang pada dinding konstruksi besi tahan karat, dan diberi lubang lingkaran pada bagian luar dengan diameter 10 cm dan jarak 15-20 cm. Tanaman yang digunakan sebagai vertical greenery pada green house ini sebagian besar merupakan tanaman penutup tanah dan tanaman merambat dari kelompok Philodendron sp (Tabel 12). Pada pemeliharaan vertical greenery pada green house, belum terdapat pembagian tenaga kerja yang jelas antara pihak pengelola dengan pihak kontraktor pemelihara sehingga pergantian tanaman tidak dapat dilakukan oleh pihak kontraktor pemelihara.
(a) (b)
33
Tabel 11 Jenis vegetasi vertical greenery pada entance hall
No. Nama Latin Nama Lokal Kategori Fungsi
1 Aglaonema sp. Sri rezeki TPTa Display plant
2 Carex morrowii
'Variegata'
Kucai TPTa Pembatas dan pengarah
3 Chlorophytum sp. Lili paris TPTa Display plant, pembatas, tanaman gantung, pengarah
Mosaic plant TPTa Display plant
6 Haworthia alternuata
Haworthia TPTa Display plant
7 Hemigraphis alternate
Sambang getih TPTa Pembatas dan pengarah
8 Iresine herbstii Sambang darah TPTa Display plant, pembatas, pengarah
9 Marantha sp. Marantha TPTa Display plant, pembatas,
pengarah 10 Nephrolepis
exaltata
Paku jejer TPTa Display plant, tanaman gantung, pengarah 11 Peperomia scandes
'Variegata'
Peperomia TPTa Display plant dan tanaman gantung 12 Pilea cacherei Daun mutiara TPTa Display plant, pembatas,
pengarah 13 Spathoglottis
plicata
Anggrek TPTa Display plant
14 Syngonium sp. Singonium Tanaman rambat Display plant a
TPT : Tanaman penutup tanah
Tabel 12 Jenis vegetasi vertical greenery pada green house
No. Nama Latin Nama Lokal Kategori Fungsi
1 Aglaonema Sri rezeki TPTa Display plant
2 Asplenium nidus Kadaka TPTa Display plant
3 Bromelia sp. Bromelia TPTa Display plant
4 Iresine herbstii Sambang darah
7 Pellionia annamica Kakerlak TPTa Display plant dan
tanaman gantung 8 Philodendron
erubescens 'Gold'
Daun pilo Tanaman merambat Display plant
9 Philodendron 'Gold Fire'
Daun pilo Tanaman merambat Display plant
10 Philodendron xanadu Daun pilo Tanaman merambat Display plant
11 Sanseviera sp. Lidah mertua TPTa Display plant
12 Schlefflera arboricola Walisongo Tanaman semak rendah
Display plant
a
34
Selain tata hijau pada delapan taman berbagai tema di atas, Eco-Art Park Sentul City juga memiliki area penyangga yang dibentuk oleh ruang hijau. Konsep tata hijau pada area penyangga ini adalah adanya ruang hijau yang berfungsi sebagai peredam kebisingan, pencegah erosi, penahan angin, pembatas antara sungai dengan area Eco-Art Park, penjerap polutan, dan pembatas antar area. Selain itu, berbagai tanaman pada area ini dibiarkan sesuai kondisi existing untuk meningkatkan nilai ekologis taman.
Pada sebelah utara ditanami tanaman palem sebagai pengisi area penyangga antara Eco-Art Park dengan jalan raya, yaitu palem ekor tupai (Wodyetia bifurcata), palem lontar (Borassus flabellifer), palem pinang (Areca catechu), dan bismarkia (Bismarckia nobilis). Pada area penyangga timur, tanaman yang digunakan pada area ini adalah tanaman famili Palmae, yaitu palem siagrus (Syagrus romanzoffiana), palem ekor tupai (Wodyetia bifurcate), dan palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens). Selain itu, digunakan tanaman bertajuk besar yang berfungsi sebagai penaung, yaitu beringin (Ficus benjamina) dan ki hujan (Samanea saman); tanaman berdaun jarum untuk penjerap polutan yaitu pinus (Pinus merkusii), dan tanaman pengarah kelapa gading (Cocos nucifera). Pada area penyangga daerah sempadan sungai, tanaman existing dibiarkan tetap ada yaitu kelapa gading (Cocos nucifera), dipadukan dengan tanaman pucuk merah (Syzygium oleina) dan palem merah (Cyrtostachys renda) dan ditanam juga ruelia (Ruellia sp.), hanjuang (Cordyline sp.), puring (Codiaeum sp.), dan soka (Ixora sp.) sebagai pembatas (Gambar 23).
Konsep Aksesibilitas dan Sirkulasi Eco-Art Park Sentul City
Eco-Art Park Sentul City terletak di Sentul City, Kabupaten Bogor. Eco-Art Park berada pada kawasan rekreasi Sentul City dan bersebelahan dengan area Pasar Apung Sentul City. Aksesibilitas suatu lanskap merupakan hal penting yang harus menjadi pertimbangan dalam merencanakan sebuah lanskap. Selain memberikan kemudahan akses masuk ke dalam kawasan, pintu masuk juga mempengaruhi keamanan lanskap. Semakin banyak akses masuk ke dalam kawasan, semakin meningkat kebutuhan akan keamanan kawasan.
Eco-Art Park Sentul City memiliki tiga pintu masuk utama, yaitu melalui pintu masuk utama Eco-Art Park yang terletak berseberangan dengan Masjid Andalusia STEI Tazkia; melalui jembatan pedestrian berwarna putih yang terdapat pada bagian selatan Marketing Office Sentul City; dan melalui jembatan kuning yang menghubungkan Eco-Art Park dengan Pasar Apung. Pintu masuk utama adalah portal dan pintu yang dibuka sejak pukul 08.00-22.00 WIB setiap hari yaitu hari Senin sampai dengan hari Minggu, sedangkan jembatan pedestrian dan jembatan kuning merupakan akses yang terbuka 24 jam setiap hari. Pada masing-masing pintu masuk ini, tidak terdapat ticket box untuk dapat mengakses area Eco-Art Park sehingga area ini sangat terbuka bagi masyarakat umum.
Pintu masuk utama diperuntukkan bagi kendaraan baik mobil maupun motor, pejalan kaki, dan rombongan. Jembatan pedestrian diperuntukkan bagi pejalan kaki yang datang dari arah Marketing Office Sentul City dan sekitarnya, sedangkan jembatan kuning diperuntukkan bagi pejalan kaki yang datang dari arah Pasar Apung (Gambar 24).
35
rekreasi Eco-Art Park ini dapat diakses dari Kota Bogor melalui jalan tol Jagorawi maupun Bogor Outer Ring Road dengan exit Sentul. Selain melalui jalan tol, area rekreasi ini dapat diakses melalui Jalan Cimahpar, Bogor. Dalam area rekreasi ini, pengunjung dapat mengakses Eco-Art Park melalui pintu masuk utama yang langsung mengantarkan pengunjung pada entrance hall, melalui jembatan pedestrian yang langsung mengantarkan pengunjung pada taman palem dan bamboo forest, maupun melalui jembatan kuning yang langsung mengantarkan pengunjung pada herbal farm dan green house.
Selain aksesibilitas, sirkulasi juga memiliki peranan penting dalam lanskap Eco-Art Park. Sirkulasi pada area ini diperuntukkan bagi para pejalan kaki sehingga dibedakan menjadi sirkulasi primary pedestrian path, secondary pedestrian path, dan pathway (Gambar 24). Pola sirkulasi pada area ini didesain dengan pola lingkaran dan organik. Pola ini diharapkan dapat menciptakan kesan alami dan santai sehingga meningkatkan sense pengunjung dalam menikmati lanskap di dalamnya. Pola sirkulasi ini juga merupakan bagian dari desain area yang bertujuan untuk meningkatkan keindahan dan kenyamanan pengunjung.
Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park Sentul City
Pengelola Eco-Art Park Sentul City
Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh manajerial sumber daya manusia dalam suatu perusahaan. Pada perusahaan PT Sentul City Tbk., terdapat beberapa anak perusahaan yang salah satunya adalah PT Gunung Geulis Elok Abadi. PT Gunung Geulis Elok Abadi atau GGEA adalah anak perusahaan yang bekerja dalam bidang tourism development. Tenaga kerja PT Gunung Geulis Elok Abadi menurut jenjang pendidikan dan jenjang manajemen dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 13).
Tabel 13 Tenaga kerja PT Gunung Geulis Elok Abadi
Komposisi tenaga kerja menurut jenjang pendidikan
Jumlah karyawan S2 S1 D3 SLTA SLTP SD
24 - 7 7 6 - 4
Komposisi tenaga kerja menurut jenjang manajemen
Div. Head Dept. Head Section Head Staff Non Staff Total
1 1 - 22 - 24
36
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
37
Sumber: PT Sentul City Tbk. 2010
38
Gambar 25 Struktur pengelola Eco-Art Park Sentul City Pemeliharaan Eco-Art Park Sentul City
1. Kontraktor Pemelihara Lanskap
PT Sentul City Tbk. mempercayakan kawasannya untuk dikelola oleh beberapa kontraktor pemelihara lanskap. Untuk area Eco-Art Park Sentul City, PT Sentul City Tbk. mempercayakan kontraktor pemelihara lanskap CV Gelar Jaya untuk mengelola lanskap area ini. Pemeliharaan ini berada di bawah supervisor pengelola PT Sentul City Tbk. dengan luas wilayah kelola 15.70 ha. CV Gelar Jaya bertanggung jawab atas pemeliharaan lanskap Eco-Art Park Sentul City sejak Eco-Art Park Sentul City dioperasikan, yaitu pada bulan Oktober 2012. Pengawasan terhadap pemeliharaan dan evaluasi kontrak direncanakan akan dilaksanakan setiap 6 bulan, yang telah dilakukan pada bulan April 2013.
2. Jadwal Pemeliharaan dan Kebersihan Taman
Program pemeliharaan Eco-Art Park Sentul City terdiri atas pemeliharaan rutin dan pemeliharaan insidental. Pemeliharaan rutin meliputi pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan, sedangkan pemeliharaan insidental dilakukan hanya pada waktu tertentu. Pada penjadwalan kerja, aktivitas pemeliharaan dilakukan secara terus-menerus setiap hari.
Jadwal pemeliharaan adalah dari hari Senin hingga hari Minggu, dengan jam kerja pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.00, dengan jam istirahat selama satu jam dari pukul 12.00 hingga pukul 13.00 dan tidak diberlakukan sistem shift kerja. Dilakukan pergiliran hari libur bagi seluruh tenaga kerja setiap hari. Libur kerja masing-masing tenaga kerja berbeda dan masing-masing mendapat giliran 1 hari libur dalam seminggu.
Kegiatan pemeliharaan taman di Eco-Art Park Sentul City dilaksanakan sesuai dengan jadwal pemeliharaan yang telah direncanakan sejak awal dan diatur oleh ahli kontraktor taman. Jadwal frekuensi pemeliharaan Eco-Art Park Sentul City berdasarkan pengamatan lapang dan wawancara oleh pengawas pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 14.
39
Tabel 14 Frekuensi pemeliharaan lanskap Eco-Art Park Sentul City
Kegiatan pemeliharaan Frekuensi pemeliharaan
Harian Mingguan Bulanan Tahunan Insidental Penyiraman tanamana
Sumber: Pengamatan lapang dan wawancara pengawas pemelihara a Penyiraman dilakukan 1 kali/hari ketika tidak terjadi hujan 3. Tenaga Kerja Pemeliharaan Eco-Art Park Sentul City
Pemeliharaan taman Eco-Art Park Sentul City ini merupakan tanggung jawab CV Gelar Jaya selaku kontraktor. Saat ini, pihak kontraktor CV Gelar Jaya memiliki 12 orang tenaga kerja yang meliputi satu tenaga kerja pengawas dan 11 tenaga kerja pelaksana pemeliharaan taman. Hal tersebut bukanlah kendala bagi pihak pemelihara untuk memelihara lanskap seluas 1.57 hektar ini. Pihak pemelihara menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja ini sudah mencukupi kebutuhan dan diharapkan dapat memenuhi harapan pengelola akan kondisi pemeliharaan Eco-Art Park Sentul City.