Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
HILMA VILONA
10109538
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat, tanggal lahir
: Bandung, 11 Desember 1991
Kewarganegaraan
: Indonesia
Status
: Belum menikah
Tinggi, berat badan
: 162 cm, 50 kg
Kesehatan
: Sangat Baik
Agama
: Islam
Alamat Lengkap
: Jl. Gradiul No. 156 Perum Rancaekek Kencana
Kec. Rancaekek Kel. Rancaekek Kencana
Kab.Bandung 40394
No Handphone
: 085294373805
: Hilma Vilona
: @HilmaVilona
: [email protected]
Pendidikan
Formal
1996
–
1997
: TK Al-
qur’an Banyuasin III
1997
–
2003
: SD Negeri 3 Banyuasin III
2003
–
2006
: SMP Negeri 1 Banyuasin III
2006
–
2009
: SMA Negeri 1 Banyuasin III
2009
–
2014
: Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
Non Formal
2013
:
Kompetensi Programming “Delphi dan PHP”
v
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR SIMBOL ... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Batasan Masalah... 3
1.5 Metodologi Penelitian ... 4
1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 4
1.5.2 Metode Pembuatan Perangkat Lunak... 5
1.6 Sistematika Penulisan ... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Profil SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka ... 9
2.1.1 Sejarah SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka ... 9
2.1.2 Wilayah Kerja dan Kegiatan Observasi ... 9
2.1.3 Kebijakan Sekolah ... 10
2.1.4 Logo SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka ... 10
2.1.5 Badan Hukum SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka ... 11
2.1.6 Struktur Organisasi dan Job Description ... 11
2.1.7 Visi dan Misi Sekolah ... 17
2.1.7.1 Visi Sekolah ... 17
vi
2.2.4 Aplikasi Web ... 34
2.2.5 Pengenalan PHP ... 34
2.2.6 Pengenalan MySQL ... 35
2.2.7 Pengenalan WAMP ... 36
2.2.8 Pengenalan Macromedia Dreamweaver ... 37
2.2.9 Permodelan Data ... 37
2.2.10 Perancangan Sistem ... 38
2.2.11 Konsep Database ... 44
2.2.12 Penilaian ... 49
2.2.13 Pengujian Perangkat Lunak ... 49
2.2.14 Grafik/Diagram ... 52
2.2.15 Skala Likert ... 53
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 55
3.1 Analisis Sistem ... 55
3.1.1 Analisis Sistem yang Dibangun ... 55
3.1.1.1 Analisis Masalah ... 55
3.1.1.2 Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan ... 56
3.1.1.3 Analisis Learning Management System ... 64
3.1.1.4 Analisis Aturan Bisnis... 65
3.1.1.5 Analisis Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 66
3.1.2 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 68
3.1.2.1 Analisis Pengkodean ... 68
3.1.2.2 Analisis Perangkat Keras ... 72
3.1.2.3 Analisis Perangkat Lunak ... 73
3.1.2.4 Analisis Pengguna ... 74
3.1.2.5 Analisis Jaringan ... 75
vii
3.1.4.2 DFD (Data Flow Diagram) ... 87
3.1.4.3 Spesifikasi Proses ... 101
3.1.4.4 Kamus Data ... 123
3.2 Perancangan Sistem ... 137
3.2.1 Diagram Relasi ... 137
3.2.2 Struktur Tabel... 138
3.2.3 Perancangan Struktur Menu ... 146
3.2.4 Perancangan Antarmuka ... 149
3.2.4.1 Perancangan Antarmuka Admin ... 150
3.2.4.2 Perancangan Antarmuka Halaman Menu Utama/Menu Login ... 162
3.2.4.3 Perancangan Antarmuka Halaman Guru ... 163
3.2.4.4 Perancangan Antarmuka Halaman Siswa ... 191
3.2.5 Perancangan Pesan ... 204
3.2.5.1 Perangcangan Antarmuka Pesan Menu Admin ... 204
3.2.5.2 Perangcangan Antarmuka Pesan Menu Guru ... 208
3.2.5.3 Perangcangan Antarmuka Pesan Menu Siswa ... 212
3.2.5.4 Perangcangan Antarmuka Pesan Menu Utama ... 214
3.2.6 Jaringan Semantik ... 214
3.2.7 Perancangan Prosedural ... 219
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 231
4.1 Implementasi ... 231
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 231
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 231
4.1.3 Implementasi Basis Data ... 232
4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 240
4.1.4.1 Implementasi Antarmuka Untuk Admin ... 240
viii
4.2.1.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 245
4.2.1.2.1 Pengujian Login ... 245
4.2.1.2.2 Pengujian Pengiriman Password ke Email untuk
Lupa Password ... 248
4.2.1.2.3 Pengujian Pengaturan Akun ... 251
4.2.1.2.4 Pengujian Olah Data Tahun Ajaran ... 253
4.2.1.2.5 Pengujian Olah Data Jurusan ... 254
4.2.1.2.6 Pengujian Olah Data Kelas ... 257
4.2.1.2.7 Pengujian Olah Data Mata Pelajaran ... 260
4.2.1.2.8 Pengujian Olah Data Guru ... 266
4.2.1.2.9 Pengujian Olah Data Siswa ... 269
4.2.1.2.10 Pengujian Olah Data Mengajar ... 272
4.2.1.2.11 Pengujian Olah Data Pengumuman ... 274
4.2.1.2.12 Pengujian Olah Data Materi ... 277
4.2.1.2.13 Pengujian Olah Data Latihan ... 280
4.2.1.2.14 Pengujian Olah Data Tugas ... 285
4.2.1.2.15 Pengujian Olah Data Quis ... 291
4.2.1.2.16 Pengujian Tambah Topik Diskusi ... 297
4.2.1.3 Kesimpulan Hasil Pengujian Blackbox ... 298
4.2 Pengujian Beta ... 298
4.2.1 Skenario Pengujian Beta ... 298
4.2.2 Hasil Pengujian Beta ... 302
4.2.2.1 Hasil Pengujian Dari Pengguna Siswa ... 202
4.2.2.2 Hasil Pengujian Dari Pengguna Guru ... 306
4.2.2.2.1 Hasil Kuesioner Guru ... 306
ix
5.2 Saran ... 316
317
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bahra bin Ladjamudin, Al.2006.
“
Rekayasa Perangkat Lunak
”
. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
[2] Raharjo, Budi dkk.2010.
“
Modul Pemrograman Web (HTML, PHP dan
MySQL)
”
.
Bandung : Modula
[3] Sibero, Alexander F.K. 2011.
“
Kitab Suci Web Programming
”
. MediaKom :
Yogyakarta
[4] Saleh, Rachmad dkk. (2007).
“
Panduan Lengkap Desain Web Macromedia
Dreamweaver 8
”
. Gava Media: Yogyakarta.
[5] Hartono, MBA, Ph,D, Jogiyanto. 1999.
Pengenalan Komputer.
Andi :
Yogyakarta
[6] Agung, Gregorius. 2001.
“
Belajar Sendiri Macromedia Dreamweaver
”
.
Elex Media Komputindo : Yogyakarta
[7] Kadir, Abdul. 2002.
“
Dasar Pemrograman Web Dinamis menggunakan
PHP
”
.
Andi Offset : Yogyakarta.
[8] Yatini B, Indra. 2001.
“
Pemrograman Terstruktur
”
. J&J Learning
Yogyakarta : Yogyakarta
[9] Fatansyah.1999.
“
Buku Teks Komputer Basis Data
”
. Informatika : Bandung
[10] Fatansyah.2004.
“
Sistem Basis Data
”
. Informatika : Bandung
[11] Bahra Bin Ladja Muddin B, Al. 2004.
”
Konsep sistem basis data dan
implementasinya
”
. Graha Ilmu : Tanggerang
[12] Antonius Aditya Hartanto dan Onno W. Purbo .2001.
“
Teknologi
E-Learning Berbasis PHP dan MySQL
”
. Jakarta : Elex Media Komputindo
[13] Amiroh,S.Kom.2012.
”
Membangun
E-Learning
dengan
Learning
Management System Moodle
”
.
Lokomedia : Jakarta
[14] Naidu , Som. 2006.
“
Elearning : a Guidebook of Principles, Procedures and
Practices”
New Delhi , India Commonwealth Education Media Center For
317
[15] Prawiradilaga, Dewi Salma.dkk.2013.
”Mozaik
Teknologi Pendidikan
E-Learning”.
Kencana : Jakarta
[16] Rahmasari,Gartika,dkk.2013.
”E
-learning Pembelajaran Jarak Jauh untuk
SMA”.
Bandung : Yrama Widya.
[17] Pressman, Roger S.,
Software Engineering : A Practitioner Approach,
McGraw Hill , 1992
[18] Modul Rekayasa Perangkat Lunak.2012.
Pengujian Perangkat Lunak.
Surabaya : Universitas Airlangga
[19] AM,RF.2010.
Pengantar E-Learning dan Konsep LMS.
Malang : PPPPTK
VEDC
[20] Wahono, Romi.2008. Memilih sistem E-Learning Berbasis Open Source.
(sumber
:
http://romisatriawahono.net/2008/01/24/memilih-sistem-e-learningberbasis-open-source/ (Diakses tanggal 05 Juli 2014, 15:04).
[21] Sukoco,ST,MM., Agus.2013.
Statistik Deskriptif.
Surabaya : Universitas
Narotama.
[22] Modul Statistika. 2013.
Penyajian Data
. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta
[23] Tambotoh, Jonan.2012.
E-Learning Framework of Information Technology
Faculty
of
Satya
Wacana
Christian
University
.
(sumber
:
http://
jtambotoh.blog.uksw.edu201210kerangka-e-learning-fti-uksw.html,
diakses tanggal 12 Juni 2014, 17:04)
[24] Simonso, Michael; Smaldino, Shareon; Albright, Michael; & Zvacek, Susan.
2006.
“E
-Learning Definition and Explanation
”,
(www.derekstockley.com.au), diunduh pada tanggal 19 Februari 2010.
[25]
Keegan, Desmond. 1986. “
Distance Education: International Perspective
”.
New York : Routledge.
[26] Campbell, Katy.2004.
E-ffective Writing for E-Learning Environments
.
Hershey : Information Science Publ.
[27] Stockey, Derek. 2006. “E
-
Learning Definition and Explanation”,
317
[28] Likert, Rensis (1932), "A Technique for the Measurement of
Attitudes",
Archives of Psychology
[29] Graft, Sabine, Beate List.
An Evaluation of Open Source E-Learning
Platforms Stressing Adaptation Issues, Proceedings of the Fifth IEEE
International Conference on Advance Learning Technologies
(ICALT’05).
2005.
[30] AdSense. 2014.
Jenis Grafik pada Laporan Kinerja
. (sumber :
iii
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
segala rahmatnya,
sehingga Skripsi dengan judul “
PEMBANGUNAN
LEARNING MANAGEMENT SYSTEM
DI SMK PUTRA INDONESIA 1
CICALENGKA
” dapat terselesaikan dengan baik,
untuk menyelasaikan program
sarjana strata-1 (S-1) pada Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu
Komputer, Universitas Komputer Indonesia.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun
tidak langsung selama penyusunan skripsi ini hingga selesai, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Allah SWT atas ridho, ilmu dan kesempatan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dan juga atas rahmat dan hidayah-Nya.
2.
Nabi Muhammad Rasulullah SAW, sumber inspirasi terbesar.
3.
Orang tua penulis Bapak Syamsul Hilal, SH. dan Ibu Iis Aisyah yang telah
membesarkan dan mendidik, serta memberikan dukungan berupa doa,
semangat dan materi kepada penulis yang tidak ternilai harganya.
4.
Adik-adik penulis Denis Arfa dan Hilda Puspita atas dukungannya.
5.
Keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis
6.
Bapak Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. selaku Dekan Fakultas
Teknik dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia.
7.
Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika
8.
Ibu Kania Evita Dewi, S.Pd., M.S.i. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini, tidak
hanya mendukung akan ilmu, tapi menanamkan semangat untuk selesainya
iv
11.
Dosen wali kelas IF-12 Ibu Utami Dewi ,S.Kom., serta seluruh dosen dan
karyawan Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia,
atas ilmu, bimbingan dan bantuannya hingga penulis selesai menyusun
skripsi ini.
12.
Rekan-rekan kelas IF-12 angkatan 2009, Resha, Warsito, Miftah, Fajar,
dan masih banyak lagi yang telah memberi dukungan kepada penulis.
13.
Rekan yang telah berperan penting, Gumilar, Pardini, Deni, Chandra,
Ruwi yang telah banyak membantu dan memberi dukungan kepada
penulis.
14.
Ibu Ida Farida yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
15.
Keluarga besar SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka yang selama 2 tahun
ini telah berjuang bersama-sama sehingga penulis terpacu dan bersemangat
mengadakan penelitian di sekolah tercinta.
16.
Keluarga besar Yella Perdana yang telah memberikan dukungan kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi materi
maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dalam penyempurnaan skripsi ini.
Terakhir penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan penulis khususnya.
Bandung, Agustus 2014
1
SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka merupakan salah satu sekolah kejuruan
swasta yang bertempat di Jalan Ir. H. Juanda Belakang, Desa Cikuya Cicalengka.
SMK Putra Indonesia 1 memiliki dua program keahlian yaitu Teknik Komputer
dan Jaringan (TKJ) dan Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Sistem pembelajaran
yang sedang berlangsung di SMK Putra Indonesia 1 bersifat konvensional, yaitu
proses belajar dimana siswa bertatap muka langsung dengan guru. Media
pembelajaran di SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka, seperti buku-buku pelajaran,
referensi, alat praktek masih sangat terbatas.
Dengan menggunakan sistem pembelajaran dengan tatap muka langsung atau
konvensional masih terdapat masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa,
seperti guru kesulitan untuk memberikan tugas-tugas dan pengumuman jika
berhalangan hadir, kesulitan mengadakan evaluasi belajar diakhir pelajaran karena
terbatasnya waktu guru yang digunakan untuk menyampaikan materi, guru sering
bermasalah pada saat memeriksa hasil ujian siswa, dengan siswa yang jumlahnya
banyak membutuhkan waktu lama dan belum lagi seringkali terjadi hilangnya
lembar jawaban siswa dikarenakan tugas yang bertumpuk dimeja guru yang
menyebabkan siswa harus mengulang lagi ujian atau membuat tugasnya, kesulitan
guru memantau nilai siswa.
Selain masalah yang dihadapi guru, terdapat pula masalah yang dihadapi
siswa. Kesulitan siswa harus mencari referensi belajar karena terbatasnya media di
sekolah. Terbatasnya waktu belajar disekolah menyebabkan keterbatasan waktu
siswa untuk bertanya dan berdiskusi dengan guru.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, maka dibutuhkan aplikasi yang
dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka
yaitu
Learning Management System
.
Learning Management System
adalah suatu
perangkat lunak atau
software
untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan
ke internet),
e-learning
dan materi-materi pelatihan. LMS
juga mendukung
penyampaian materi, komunikasi, dan monitoring.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka disimpulkan
beberapa identifikasi masalah, adapun beberapa masalah antara lain :
1.
Kesulitan guru dalam menyampaikan pengumuman, materi dan tugas ketika
berhalangan hadir.
2.
Kesulitan mengadakan evaluasi belajar diakhir pelajaran karena terbatasnya
waktu.
3.
Guru sering bermasalah pada saat memeriksa hasil ujian siswa, dengan siswa
yang jumlahnya banyak membutuhkan waktu lama.
4.
Seringkali terjadi hilangnya lembar jawaban siswa dikarenakan tugas yang
bertumpuk dimeja guru yang menyebabkan siswa harus mengulang lagi ujian
atau membuat tugasnya.
5.
Kesulitan guru memantau nilai siswa.
6.
Kesulitan siswa mendapatkan referensi karena terbatasnya media disekolah
seperti buku-buku.
7.
Kesulitan siswa untuk bertanya/berdiskusi dengan guru disekolah karena
terbatasnya waktu.
1.3
Maksud dan Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan tugas
akhir ini adalah untuk membuat Aplikasi
Learning Management System
untuk
menunjang pembelajaran di SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka.
Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :.
1.
Memudahkan guru dalam menyampaikan pengumuman, materi dan tugas
ketika berhalangan hadir.
2.
Memudahkan guru memberikan evaluasi diluar jam belajar di sekolah.
3.
Memudahkan guru memeriksa hasil ujian siswa karena terbatas waktu dengan
4.
Menghilangkan resiko hilangnya lembar jawaban dan tugas siswa karena
bertumpuk dimeja guru.
5.
Memudahkan guru memantau nilai siswa.
6.
Memudahkan siswa dalam mendapatkan modul atau referensi dari guru yang
bisa di-
download
siswa kapanpun dan dimanapun yang dibutuhkan siswa.
7.
Memudahkan siswa bertanya/berdiskusi dengan guru diluar jam pelajaran
secara
online
.
1.4
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam pembangunan sistem ini adalah :
1.
Data yang digunakan adalah data dari SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka.
2.
Metode penyampaian bahan ajar secara
asyncronous
atau tidak langsung
yaitu guru dan siswa berada dalam kelas yang sama yaitu kelas dalam sistem,
meskipun dalam waktu yang berbeda.
3.
Aplikasi yang dibangun sebagai sarana pendukung atau pelengkap, bukan
sebagai pengganti sistem pembelajaran yang sudah ada.
4.
Pengolahan data yang ada dalam
Learning Management System
ini adalah
pengolahan data tahun ajaran, data jurusan, data kelas, data mengajar, data
materi, data tugas, data latihan, data forum dan data pengumuman. Untuk data
guru dan data siswa dapat diambil dari data sekolah berupa
file excel
(.xls).
5.
Proses yang ada dalam
Learning Management System
ini adalah proses
pemberian materi, proses pembuatan soal, proses pengerjaan soal, proses
pemberian tugas, proses pengerjaan tugas, dan berkomunikasi dalam forum.
6.
Hasil evaluasi di
Learning Management System
dapat digunakan untuk nilai
disekolah bergantung guru yang bersangkutan.
7.
Data yang digunakan untuk sistem hanya yang dibutuhkan oleh sistem
e-learning
.
8.
Untuk
dashboard,
data nilai yang digunakan hanya dari
e-learning
.
9.
Media komunikasi untuk guru dan siswa hanya forum diskusi.
10.
Fitur administrasi hanya berfokus pada kegiatan belajar mengajar antara guru
11.
Aplikasi yang dibangun berbasis
website
dengan menggunakan bahasa
pemrograman PHP dan
database
mySQL.
12.
Metode analisis yang akan digunakan dalam pembangunan sistem ini
berdasarkan analisis terstruktur, dimana pemodelan datanya menggunakan
ERD (
Entity Relationship Diagram
) serta untuk menggambarkan pemodelan
fungsionalnya menggunakan DFD (
Data Flow Diagram
).
13.
Tidak membahas lebih lanjut mengenai
security
sistem.
1.5
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang akan digunakan dalam menyusun tugas akhir ini
adalah metode Analisis Deskriptif, yaitu metode penelitian menggunakan studi
kasus. Metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan
yang berkaitan dengan bidang pendidikan.
1.5.1
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Studi Literatur.
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bacaan-bacaan seperti
buku-buku,
e-book
dan referensi lain yang didapat dari internet
yang berhubungan
dengan
Learning Management System
.
2.
Observasi.
Mengadakan pengamatan langsung di SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka,
mulai dari kegiatan belajar mengajar, proses ujian dan cara penilaian dari
guru kepada siswa, manajemen proses yang diterapkan dan dokumentasi arsip
sekolah di SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka.
3.
Wawancara.
Mengadakan tanya jawab secara langsung kepada guru dan siswa mengenai
proses belajar mengajar, cara penilaian yang menerapkan penilaian dengan
indikator KPA (kognitif, psikomotor dan afektif), cara ujian, membuat soal
yang akan diujikan, penyusunan silabus. Dengan siswa menanyakan tentang
diskusi dengan guru apakah cukup baik dan cukup waktu dan semua yang ada
kaitannya dengan topik yang diambil dengan pihak SMK Putra Indonesia 1
Cicalengka.
4.
Kuesioner
Memberikan formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan secara tertulis kepada siswa/i dan guru SMK Putra Indonesia 1
Cicalengka untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi
seberapa penting dan berpengaruhkah aplikasi
Learning Management System
terhadap penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah SMK Putra
Indonesia 1 Cicalengka dan bagaimana respon siswa menerima penerapan
pembelajaran digital disekolah.
1.5.2 Metode Pembuatan Perangkat Lunak.
Tahap pembuatan aplikasi
Learning Management System
ini menggunakan
waterfall.
Tahapan pengembangan sistem menurut Roger S. Pressman adalah
sebagai berikut :[17]
Gambar 1.1 Model
Waterfall[1]
Requirements
definition
Sistem and
software design
Implementation
And unit testing
Integration and
sistem testing
1.
Requirements definition
Dalam langkah ini merupakan analisis kebutuhan sistem yang akan dibangun.
Melakukan wawancara kepada guru dan kepala sekolah SMK Putra Indonesia
1 Cicalengka untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang masalah
yang ada di lingkungan penelitian mulai dari manajemen pembelajaran
disekolah, ujian, dan
transfer
materi pelajaran dari pengajar kepada siswa
sampai didapat kesimpulan sistem apa dan yang bagaimana yang dibutuhkan
sekolah untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada.
2.
System and software design
Yaitu perancangan perangkat lunak, struktur data yang dibutuhkan sistem
Learning Management System
, arsitektur perangkat lunak,
interface
dan
detail procedural
dengan menyesuaikan dengan manajemen di sekolah SMK
Putra Indonesia 1 Cicalengka yang dijadikan tempat penelitian.
3.
Implementation and unit testing
Pengkodean, menterjemahkan desain yang telah dibuat sebelumnya kedalam
bahasa yang dimengerti oleh komputer.`
4.
Integration and system testing
Tahapan ini program sudah dapat digunakan oleh
user
. Dalam tahapan ini
dilakukan pengujian program
Learning Management System
dengan
melakukan demo kepada siswa dan guru, kemudian siswa dan guru diminta
untuk menggunakan sistem.
5.
Operation and Maintenance
Pemeliharaan perangkat lunak dan pengembangannya. Dalam penerapan
sistem,
user
diminta untuk me-
review
fungsi yang dirasa kurang optimal atau
kekurangan lainnya, dan akan dilakukan perbaikan atau perubahan pada tahap
1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir yang dibuat disusun dalam beberapa bab,
yaitu sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang pembangunan aplikasi
Learning
Management System
, perumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang sekolah, berisi penjelasan tentang sejarah SMK
Putra Indonesia 1 Cicalengka, profil sekolah, struktur organisasi, visi dan misi
sekolah. Dan membahas tentang teori-teori pendukung yang digunakan untuk
membangun sistem
Learning Management System
di SMK Putra Indonesia 1
Cicalengka.
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
Pada bab ini membahas mengenai analisis dan perancangan sistem, dalam
analisis membahas mengenai analisis masalah, analisis prosedur yang
digambarkan dengan
tools Flow Map
, analisis kebutuhan non fungsional
(perangkat lunak, perangkat keras, dan pengguna (
user
), analisis kebutuhan
fungsional yang menggambarkan alur sistem dan dalam perancangan akan
dibahas mengenai perancangan basis data, perancangan menu, perancangan
antarmuka, jaringan semantik dan perancangan prosedural aplikasi
Learning
Management System
yang akan dibangun.
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini berisi implementasi sistem dari analisis dan perancangan sistem,
implementasi terdiri dari implementasi perangkat keras, perangkat lunak, basis
data, antarmuka. Serta hasil pengujian sistem terhadap alpha betha yang dilakukan
di SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka agar diketahui apakah sistem yang
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari uraian proses pembangunan aplikasi
Learning Management System
di SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka dan
saran-saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah maupun pengembang
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka
2.1.1 Sejarah SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka
SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka merupakan salah satu sekolah
kejuruan swasta yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda Belakang No. 36 Cikuya
Cicalengka Kabupaten Bandung, SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka berdiri pada
tahun 2008, merupakan salah satu SMK swasta yang berada di bawah naungan
Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung. Semua kebijaksanaan dikeluarkan oleh
Yayasan Putra Mandiri Indonesia (YPPMI) Bandung.
SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka memiliki 2 program keahlian yaitu:
Teknik Komputer Jaringan dan Teknik Kendaraan Ringan. Rencananya pada
tahun ajaran 2013 akan diadakan program keahlian baru yaitu Menejemen Bisnis.
SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka mengutamakan menanamkan
nilai-nilai agama ke seluruh siswa, menjadi sekolah yang berkualitas unggul
berlandaskan IMTAQ dan IPTEK serta menghasilkan tamatan yang mampu
bersaing di tingkat nasional dan global.
2.1.2 Wilayah Kerja dan Kegiatan Observasi
SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka berwilayah di Kabupaten Bandung, Jl.
Ir. H Juanda Belakang, Desa Cikuya Cicalengka. Lahan SMK Putra Indonesia 1
Cicalengka merupakan lahan milik sendiri dengan lokasi yang strategis dan dekat
dengan dunia usaha dan industri, tidak jauh dari sekolah sudah banyak berdiri
perusahaan-perusahaan besar yang biasa dipakai untuk tempat magang atau
Praktek Kerja Lapangan oleh siswa-siswi SMK. SMK Putra Indonesia 1
Cicalengka terletak di ketinggian +689 m DPL, kurang lebih 30 KM sebelah
Timur Kota Bandung, merupakan daerah yang strategis karena terletak dalam
jalur Lintas Selatan dan dekat dengan jalan raya dan stasiun kereta api.
Sebelah Timur bangunan SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka merupakan
sebelah barat merupakan kebun-kebun (kebun durian) yang rencana akan
dibangun lapangan basket untuk pengembangan SMK, juga banyak terdapat
rumah penduduk, sebelah Selatan SMK juga lahan kosong milik sendiri yang
akan dibuat lapangan bulu tangkis dan futsal juga banyak terdapat rumah
penduduk.
2.1.3 Kebijakan Sekolah
Sebagai salah satu unit pendidikan dibawah naungan Dinas Pendidikan
Kabupaten Bandung. Untuk mencapai sasaran menjadi sekolah yang berkualitas
unggul dan menghasilkan tamatan yang mampu bersaing di tingkat nasional dan
global, seluruh jajaran pimpinan dan seluruh staf SMK Putra Indonesia 1
Cicalengka (guru dan tenaga kependidikan lainnya) berkomitmen untuk :
1.
Meningkatkan prestasi putra Indonesia yang mandiri dan siap pakai;
2.
Meningkatkan kesejahteraan warga sekolah;
3.
Memberikan tugas yang jelas dan tuntas kepada guru dan TU sesuai dengan
bidang dan kemampuannya;
4.
Staf guru dan staf TU mendapat kesempatan yang sama dalam mengetahui
program pelatihan dan kesra;
5.
Semua kebijaksanaan dikeluarkan oleh Yayasan Pendidikan Putra Mandiri
Indonesia (YPPMI) Bandung;
6.
Menyelesaikan kasus dan segala bentuk permasalahan yang ada dengan cara
musyawarah, adil dan bijaksana.
2.1.4 Logo SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka
2.1.5 Badan Hukum SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka
SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka berdiri pada tahun 2008 dibawah
naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung. Semua kebijaksanaan
dikeluarkan oleh Yayasan Putra Mandiri Indonesia (YPPMI) Bandung.
2.1.6 Struktur Organisasi dan Job Description
2.1.6.1 Struktur Organisasi
Gambar 2.2 Struktur Organisasi SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka
2.1.6.2
Job Description
1.
Kepala sekolah
Tugas dan wewenang dari kepala sekolah adalah Kepala Sekolah
berfungsi dan bertugas sebagai Edukator, Manajer, Administrator,
2.
Wakil Kepala Sekolah
Tugas Wakil Kepala Sekolah adalah membantu Kepala Sekolah dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a.
Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan pelaksanaan
program;
b.
Pengorganisasian;
c.
Pengarahan;
d.
Ketenagaan;
e.
Pengkoordinasian;
f.
Pengawasan;
g.
Penilaian;
h.
Identifikasi dan pengumpulan data;
i.
Penyusunan laporan;
j.
Wakil Kepala Sekolah bertugas membantu Kepala Sekolah dalam
urusan-urusan Kurikulum, Kesiswaan, Sarana Prasarana, dan Humas.
3.
Dewan/Komite
a.
Bersama-sama pengurus lain dan anggota menyusun rencana program
Dewan/ Komite Sekolah;
b.
Mengesahkan rencana program kerja Dewan/Komite Sekolah;
c.
Melaksanakan keputusan hasil musyawarah yang ditetapkan oleh
anggota melalui rapat-rapat;
d.
Mengundang rapat-rapat harian Dewan/Komite Sekolah kepada
Kepala Sekolah;
e.
Mengkomunikasikan hasil rapat Dewan/Komite Sekolah kepada
Kepala Sekolah;
f.
Mengundang rapat pihak sekolah atas undangan Kepala Sekolah;
g.
Menghadiri rapat dinas sekolah atas undangan Kepala Sekolah;
h.
Menerima klarifikasi sumber pembiayaan sekolah yang berasal dari
pemerintah dan kebutuhan sekolah;
j.
Memberikan edaran, imbauan dan atau bentuk lain kepada
Stakeholders;
k.
Mengesahkan segala keputusan Dewan/Komite Sekolah dan atau
keputusan bersama dengan sekolah, melalui penandatangan yang
disahkan dengan cap resmi;
l.
Mengadakan
pertanggungjawaban
keuangan
yang
dititipkan
masyarakat kepada sekolah;
m.
Mengesahkan pemberian penghargaan Dewan/Komite Sekolah kepada
Kepala Sakolah, guru, staf TU yang berprestasi;
n.
Memberikan
perintah
kepada
bendahara
untuk
mengeluarkan/memberikan sejumlah dana atas pengajuan sekolah;
o.
Memberikan sanksi kepada anggota pengurus yang tidak dapat
menunaikan tugas dengan baik;
p.
Mengevaluasi pogram kerja Dewan/Komite Sekolah.
4.
Tata Usaha
Tata usaha sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan
sekolah dan membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
a.
Penyusunan program kerja tata usaha sekolah;
b.
Pengelolaan keuangan sekolah;
c.
Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa;
d.
Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah;
e.
Penyusun administrasi perlengkapan sekolah;
f.
Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah;
g.
Mengkoordinasi dan melaksanakan 10K;
h.
Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan.
5.
Wakil Urusan Kurikulum
a.
Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan;
c.
Mengatur penyusunan progam pembelajaran (program-program
satuan pembelajaran dan persiapan mengajar, penjabaran dan
penyesuaian kurikulum;
d.
Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler;
e.
Mengatur pelaksanaan program penilaian, kriteria kenaikan kelas,
kriteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa, serta
pembagian rapor dan STTB;
f.
Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan;
g.
Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar;
h.
Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran;
i.
Mengatur mutasi siswa;
j.
Melakukan supervisi administrasi dan akademis;
k.
Menyusun laporan.
6.
Wakil Urusan Kesiswaan
a.
Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 10K (keamanan,
kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kesehatan, dan
kerindangan);
b.
Mengatur
dan
membina
program
kegiatan
OSIS
meliputi
Kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah
remaja (KIR), Usaha Kesehatan sekolah (UKS), Patroli Keamanan
Sekolah (PKS), dan lain-lain;
c.
Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi;
d.
Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan
di luar sekolah;
e.
Mengatur mutasi siswa;
f.
Mengatur program pengembangan diri;
g.
Mengatur program pesantren kilat/kegiatan amaliah ramadhan;
h.
Menyelenggarakan Porseni antar kelas;
i.
Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa berprestasi;
k.
Menyusun dan membuat kepanitiaan penerimaan siswa baru dan
pelaksanaan MOS;
l.
Membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.
7.
Wakil Urusan Sarana Prasarana
a.
Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses
belajar mengajar;
b.
Merencanakan program pengadaannya;
c.
Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana;
d.
Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian;
e.
Mengatur pembukuannya;
f.
Menyusun laporan.
8.
Wakil Urusan Humas
a.
Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan Komite Sekolah
dan peran Komite Sekolah;
b.
Membina hubungan antara sekolah dengan orang tua/wali murid;
c.
Menjalin hubungan dengan lembaga/instansi terkait dalam rangka
pengembangan sekolah;
d.
Koordinasi dengan semua staf untuk kelancaran kegiatan sekolah;
e.
Menyelenggarakan bakti sosial, karya wisata, dll;
f.
Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah;
g.
Mewakili Kepala Sekolah apabila berhalangan untuk menghadiri rapat
masalah yang bersifat umum;
h.
Membuat laporan kegiatan secara berkala.
9.
Wali Kelas
Tugas pokok dan tanggung jawab Wali Kelas adalah membantu
Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a.
Mengelola kelas;
b.
Menyelenggarakan administrasi kelas yang meliputi: denah tempat
duduk siswa, jadwal pelajaran, daftar piket kelas, jurnal kelas dan tata
tertib kelas;
d.
Mengetahui tingkat kemampuan, status sosial/ekonomi anak didik;
e.
Merekapitulasi kehadiran siswa;
f.
Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (legger);
g.
Pembuatan catatan khusus tentang siswa;
h.
Pencatatan mutasi siswa;
i.
Pengisian buku laporan hasil belajar siswa;
j.
Pembagian buku laporan hasil belajar siswa.
10.
Guru
Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dengan tugas utama
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien. Tugas dan
tanggung jawab seorang guru meliputi :
a.
Membuat perangkat pembelajaran, meliputi Silabus, Program
Tahunan dan Program Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
LKS;
b.
Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
c.
Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar; ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan semester, ulangan kenaikan kelas,
ujian akhir sekolah;
d.
Melaksanakan analisis hasil ulangan harian;
e.
Menyusun dan melaksanakan program remedi dan pengayaan;
f.
Mengisi daftar nilai siswa;
g.
Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan)
kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar;
h.
Membuat alat peraga/media pembelajaran;
i.
Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum;
j.
Melaksanakan tugas tertentu di sekolah;
k.
Mengadakan pengembangan program pembelajaran yang menjadi
tanggung jawabnya;
l.
Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa;
m.
Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai
n.
Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum;
o.
Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkatnya.
2.1.7 Visi dan Misi Sekolah
2.1.7.1 Visi Sekolah
Terwujudnya SMK yang berstandar nasional, amanah dalam menyiapkan
tenaga menengah yang terampil, dapat memasuki pasar kerja nasional dan
internasional serta membekalinya dengan mental wirausaha.
2.1.7.2 Misi Sekolah
Sekolah SMK Putra Indonesia 1 Cicalengka sebagai sekolah kejuruan
memiliki misi yaitu :
1.
Menyelenggarakan diklat berbasis kompetensi dan berstandar nasional;
2.
Menciptakan budaya disiplin dan berakhlak mulia bagi semua warga;
3.
Menumbuhkembangkan budaya profesionalisme bagi tenaga pendidikan;
4.
Menjalin hubungan yang harmonis dan produktif dengan dunia usaha atau
industri.
2.2
Landasan Teori
2.2.1
Pendidikan Jarak Jauh
2.2.1.1 Definisi Pendidikan Jarak Jauh
Menurut Simonso, pendidikan jarak jauh adalah pendidikan formal
lembaga, dimana kelompok belajarnya terpisah, dan dimana sistem
telekomunikasi interaktif digunakan untuk menghubungkan pembelajaran, sumber
belajar dan instruktur.[24]
Hillary Perraton mendefinisikan pendidikan jarak jauh secara lebih
sederhana, yaitu suatu proses pendidikan dimana proporsi signifikan pembelajaran
dilakukan oleh seseorang yang terpisah jarak dan waktu dengan pembelajaran.[24]
Desmond Keegan menyatakan bahwa, Pendidikan jarak jauh adalah suatu
metode pendidikan dimana antara peserta belajar dengan pengajarnya terpisah
Departemen Pendidikan Amerika Serikat mendefinisikan pendidikan jarak
jauh sebagai aplikasi perangkat telekomunikasi dan elektronik yang
memungkinkan pemelajar menerima pembelajaran yang berasal dari lokasi yang
berjauhan.[24]
Pendidikan jarak jauh merupakan suatu jenis pendidikan dimana aktifitas
belajar mengajar antara pengajar dan peserta ajar dilakukan ditempat yang
terpisah, dan membutuhkan suatu media untuk menunjang berlangsungnya
aktifitas belajar-mengajar. Dengan demikian, berbeda dengan pendidikan yang
diadakan secara konvensional, pendidikan jarak jauh tidak memerlukan pertemuan
secara langsung antara pengajar dan peserta ajar.[16]
2.2.1.2 Komponen Pendidikan Jarak Jauh
Ada empat komponen pendidikan jarak jauh dan sekaligus menjelaskan
karakteristik pendidikan jarak jauh seperti tergambarkan dalam diagram berikut
:[25]
Gambar 2.3 Komponen Pendidikan Jarak Jauh
1.
Institutionally based
, adanya lembaga penyelenggara. Ini merupakan konsep
utama pendidikan jarak jauh yang membedakannya dengan belajar sendiri
(
self-study)
dan autodidak. Lembaga ini bisa saja lembaga penyelenggara
pendidikan konvensional seperti universitas, sekolah, akademi, lembaga
diklat, dan lain-lain yang menawarkan pendidikan jarak jauh.
2.
Separation of teacher and students
, keterpisahan antara peserta belajar dengan
pengajar. Keterpisahan ini bisa dilihat dari sisi lokasi maupun waktu. Artinya,
pembelajaran disampaikan oleh pengajar kepada peserta belajar yang terpisah
jarak dan waktu, hingga pembelajaran bisa lebih adaptif dan luwes
Institutionally based
Interactive telecommunication
Separation of Teacher
and’students
menyesuaikan dengan kondisi, waktu dan kecepatan belajar peserta belajar itu
sendiri.
3.
Interactive telecommunication
, sistem telekomunikasi interaktif. Terjadinya
komunikasi jarak jauh adalah konsekuensi dari keterpisahan antara peserta
belajar dan pengajar. Oleh karena itu, keberadaan sistem telekomunikasi yang
interaktif ini sangat penting karena kunci dari proses pembelajaran adalah
adanya interaksi.
4.
Sharing of data, voice, video
(
learning experience
), adanya saling berbagi
(
sharing
) baik data, suara, maupun
video
yang memungkinkan pengalaman
belajar terjadi. Maksudnya adalah objek belajar (
learning object)
sebagai
media pembelajaran dikemas dalam bentuk data, suara,
video
, maupun
multimedia.
2.2.2
Pengenalan E-learning
2.2.2.1
E-learning
Istilah
e-learning
dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi
informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya.
Definisi
e-learning
lebih ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah
transformasi proses belajar mengajar yang ada disekolah ke dalam bentuk digital
yang dijembatani oleh teknologi internet.[12]
Jaya Kumar C. Koran, mendefinisikan
e-learning
sebagai sembarang
pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN,
WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau
bimbingan. Ada pula yang menafsirkan
e-learning
sebagai bentuk pendidikan
jarak jauh yang dilakukan melalui media internet.[12]
Derek Stockley mendefinisikan
e-learning
sebagai penyampaian program
pembelajaran, pelatihan atau pendidikan dengan menggunakan sarana elektronik
seperti komputer atau alat elektronik lain seperti telepon genggam dengan
Sedangkan Dong mendefinisikan
e-learning
sebagai kegiatan belajar
asynchronous
melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan
belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.[12]
Rosenberg menekankan bahwa
e-learning
merujuk pada penggunaan
teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.[12]
Hal ini senada dengan Campbell dalam Kamarga yang intinya
menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat
e-learning.
[26]
Onno W. Purbo menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari
elektronik dalam
e-learning
digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang
digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik
internet.[12]
Fokus
e-learning
lebih pada efisiensi proses belajar mengajar, cara
pengajaran maupun materi ajar masih dapat mengacu pada kurikulum nasional.
Siswa lebih pasif dan berposisi sebagai konsumen pengetahuan. Guru dan dosen
sebagai otoritas yang pengetahuan yang didukung oleh sistem perpustakaan dan
matode penyampaian.[12]
Dalam teknologi
e-learning
, semua proses belajar mengajar yang biasa
didapatkan didalam sebuah kelas dilakukan secara
live
namun virtual, artinya pada
saat yang sama seorang guru mengajar didepan sebuah komputer yang ada di
suatu tempat, sedangkan siswa mengikuti pelajaran tersebut dari komputer lain
ditempat yang berbeda. Dalam hal ini, secara langsung guru dan siswa tidak saling
berkomunikasi namun secara tidak langsung berinteraksi pada waktu yang
sama.[12]
Dengan semua proses belajar mengajar hanya dilakukan didepan sebuah
komputer yang terhubung ke internet, dan semua fasilitas yang biasanya tersedia
disebuah sekolah konvensional tergantikan fungsinya hanya oleh menu didepan
layar, sekolah menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Dengan beberapa kali
klik, semua proses belajar mengajar dapat diselesaikan dengan cepat, materi
di-download
. Sedangkan interaksi guru dan siswa dalam bentuk memberikan tugas,
maupun diskusi dapat dilakukan secara lebih intensif dalam bentuk forum diskusi
dan
.[12]
2.2.2.1.1 Konsep Dasar E-learning
Pada dasarnya, konsep
e-learning
adalah penyedia kelas-kelas baru setara
dengan kelas konvensional di sekolah-sekolah yang ada selama ini. Istilah setara
disini bahwa
e-learning
diharapkan dapat menggantikan peran sekolah
konvensional bukan hanya sekedar sebagai pelengkap atau tambahan dari sistem
konvensional yang sudah ada. Oleh karena itu, pembangunan sebuah lembaga
pendidikan virtual seperti
e-learning
ini haruslah memberikan hasil yang kurang
lebih sama dengan cita-cita untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan
konvensional.[12]
Intinya, sistem
e-learning
ini diadaptasikan dari sistem yang ada di
sekolah-sekolah konvensional ke dalam sebuah sistem digital melalui internet
.
Salah satu contoh adalah proses belajar mengajar, seorang pengajar akan
memberikan materi kepada para siswa yang ada di berbagai belahan dunia dengan
dihubungkan oleh internet.[12]
Dari sifat tersebut, jelas bahwa pengembangan teknologi
e-learning
haruslah didasarkan pada sifat dan karakter asli dari sistem pendidikan yang telah
ada. Hal ini berarti bahwa fasilitas-fasilitas yang telah familiar digunakan dalam
sistem konvensional, dapat diadaptasi untuk digunakan sebagai
Learning Tools
dalam sistem
e-learning
.[12]
2.2.2.1.2 Model Pembelajaran E-learning
Som Naidu mengklarifikasikan modus pembelajaran dalam
e-learning
ke
dalam empat kategori yaitu :[14]
1.
Individualized self-pacer
e-learning online
Model ini mengacu pada situasi dimana pembelajar individu mengakses
Internet. Sebuah contoh dari model ini adalah pelajar atau siswa belajar sendiri
atau melakukan beberapa penelitian di Internet atau jaringan lokal.
2.
Individualized self-paced
e-learning offline
Model ini merujuk pada situasi dimana pembelajar individu menggunakan
sumber belajar seperti
database
atau belajar paket secara
offline
dengan
bantuan komputer (tidak terhubung ke Intranet atau Internet). Contoh dari
pembelajaran model ini adalah pembelajar bekerja sendirian dari sebuah
hard
drive
, CD atau DVD.
3.
Group-basede-learning
synchrounously
Mengacu pada situasi dimana kelompok peserta didik bekerja sama secara
real
time
melalui Intranet atau Internet. Ini mungkin termasuk berbasis teks
conferencing
menggunakan
video conference
. Contoh ini termasuk peserta
didik terlibat dalam obrolan
real-time
atau audio konferensi
video
.
4.
Group-basede-learning asynchronous
ly
E-learning
ini mengacu pada situasi dimana kelompok peserta didik bekerja
melalui Intranet atau Internet
di mana pertukaran antara peserta terjadi dengan
penundaan waktu (yaitu tidak secara
real time
). Contoh umum dari kegiatan
semacam ini termasuk diskusi
on-line
melalui
mailing list
elektronik dan
berbasis
text conferencing
dalam manajemen sistem pembelajaran.
2.2.2.1.3 Komponen E-learning
Untuk membangun sebuah
e-learning
dibutuhkan beberapa komponen yang
saling berinteraksi. Menurut Romi Satrio Wahono tiga komponen utama yang
membangun
e-learning
ialah :[19]
1.
Infrastruktur
E-learning
: Infrastruktur
e-learning
dapat berupa
personal
computer
(PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia.
Termasuk didalamnya peralatan
teleconference
apabila memberikan layanan
synchronous learning
melalui
teleconference
.
2.
Sistem dan Aplikasi
E-learning
: Sistem perangkat lunak yang
mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen
sistem ujian
online
dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen
proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut
dengan
Learning Management System
(LMS). LMS banyak yang
open source
sehingga bisa dimanfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di
sekolah dan universitas.
3.
Konten
E-learning
: Konten dan bahan ajar yang ada pada
e-learning
system
(
Learning Management System
). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk
Multimedia-based Content
(konten berbentuk multimedia interaktif) atau
Textbased Content
(konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa).
Biasa disimpan dalam
Learning Management System
(LMS) sehingga dapat
dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun.
Sedangkan
Actor
(orang terlibat dalam
e-learning
) yang ada dalam
pelaksanakan
e-learning
boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar
konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa yang
menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses
E-Learning Framework
Siswa Guru Pengurus Publik
Learning Management System
Perencanaan E-learning
Pengembangan Konten (Text & Multimedia)
Penyampaian &
interaksi Evaluasi
Sistem Informasi Akademik
Pendaftaran-Pembayaran-Manajemen kelas-Penilaian-Evalusi Pembelajaran
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pelatihan IT Pelatihan LMS Pelatihan Konten E-learning
Pelatihan Tata Kelola IT
Infrastruktur IT
Server & Data
Pusat Portal Web
Video
Conference Intra/Internet
PC/Laptop/Gadget/ DVD