• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK SISWA KELAS XI SMA BATIK 1 SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK SISWA KELAS XI SMA BATIK 1 SURAKARTA"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN

BERBASIS ICT UNTUK SISWA KELAS XI SMA BATIK 1 SURAKARTA

Skripsi

Skripsi

Oleh : Anwar Fuadi

K 2306016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN

BERBASIS ICT UNTUK SISWA KELAS XI SMA BATIK 1 SURAKARTA

Oleh : Anwar Fuadi

K 2306016

Skripsi

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada hari : Tanggal :

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Trustho Raharjo, M. Pd NIP. 19510823 198103 1 001

(4)

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Ketua : Dra. Rini Budiharti, M.Pd ...

Sekretaris : Drs. Pujayanto, M.Si ... Anggota I : Drs. Trustho Raharjo, M. Pd ...

Anggota II : Ahmad Fauzi, S.Pd, M.Pd ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,

(5)

commit to user

v

ABSTRAK

Anwar Fuadi, K2306016. UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR

DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN

PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK SISWA SMA KELAS XI SMA BATIK 1 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar fisika siswa kelas XI IPA 2 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 pada materi pokok Fluida Statik dengan penerapan pembelajaran berbasis ICT.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus diawali tahap persiapan dan tahap pelaksanaan siklus yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang dikhususkan pada materi pokok Fluida Statik sebanyak 43 siswa. Data diperoleh melalui pengamatan, wawancara dengan guru, tes, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.

(6)

commit to user

vi

ABSTRACT

Anwar Fuadi, K2306016. THE IMPROVEMENT EFFORT OF LEARNING ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF PHYSICS THROUGH THE APPLICATION OF ICT BASED LEARNING FOR SENIOR HIGH SCHOOL IN CLASS XI IPA 2 SMA BATIK 1 SURAKARTA. Thesis. Surakarta : Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University, January 2011.

The aims of the research are to increase the activity of learning and learning achievement physics of XI IPA 2 Batik 1 Surakarta Senior High School’s student in the school year of 2009/2010 on the subject matter Fluid Static with the application of ICT based learning.

The method of this research was Classroom Action Research that was held in two cycles. The cycles are started by preparation phase and execution phase that consist of action planning, action, observation, evaluation, and reflection. The research subject is XI IPA 2 Batik 1 senior High School student in the school year of 2009/2010, which consist of 43 students in the subject matter Fluid Static. Techniques of collecting data were observation, interview with teacher, test, questionnaire and documentation. Descriptive qualitative technique was used to analyze the data.

(7)

commit to user

vii

MOTTO

”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” ( QS. Al-Insyirah : 6 )

“Orang-orang besar akan senantiasa menganggap perkara dan masalah yang besar menjadi hal yang biasa dan sering dihadapi,tetapi orang kerdil akan menganggap

sekecil apapun masalahnya menjadi suatu beban terberat yang diterimanya”. ( Anis Matta )

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan Skripsi ini.

3. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd, Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Drs. Trustho Raharjo, M.Pd, Dosen Pembimbing I Program Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Ahmad Fauzi, S.Pd, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Bapak Drs. H. Literzet Sobri, M.Pd, Kepala SMA Batik I Surakarta yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

7. Bapak Zainul Arifin, S.Pd, guru mata pelajaran Fisika SMA Batik 1 Surakarta telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian.

8. Siswa-siswi kelas XI IPA 2. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya. 9. Kakak-kakakku dan Adik-adikku tercinta yang senantiasa menjadi motivator. 10.Sahabat dan saudara seperguruanku, Epha Hasan yang senantiasa mendukung dan

(10)

commit to user

x

11.Sahabat-sahabatku di fisika 2006 untuk segala dukungan, persahabatan, dan bantuannya.

12.Teman-teman Raudhotut Tholibin (Ardan, Ivan, Qomar, Farid, Gatot, Ade) yang selalu memberi warna tersendiri untuk segala dukungan dan kekeluargaannya. 13.Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak lain yang berkepentingan.

Surakarta, Januari 2011

(11)

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PENGAJUAN... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN………... HALAMAN ABSTRAK... HALAMAN ABSTRACT………. HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... B. Identifikasi Masalah... C. Pembatasan Masalah... D. Perumusan Masalah... E. Tujuan Penulisan... F. Manfaat Penulisan... BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka... 1. Hakikat Pembelajaran Fisika... a. Hakikat Fisika... b. Pembelajaran Fisika... 2. Hakikat Pembelajaran Berbasis ICT... 3. Hakikat Aktivitas Belajar... 4. Hakikat Prestasi Belajar... a. Pengertian Prestasi Belajar...

(12)

commit to user

xii

b. Pengukuran Prestasi Belajar... 5. Materi Fluida Statik... B. Penelitian yang Relevan... C. Kerangka Pemikiran... BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian... B. Subjek Penelitian... C. Metode Penelitian... D. Data dan Teknik Pengumpulan Data... 1. Data Penelitian... 2. Teknik Pengumpulan Data... a. Wawancara... b. Observasi atau Pengamatan Langsung... c. Nilai Tes... d. Angket... e. Kajian Dokumentasi... E. Instrumen Penelitian... a. Silabus... b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... c. Instrumen Penelitian Kognitif... d. Lembar Observasi dalam Proses Belajar Mengajar... e. Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran... F. Analisis Data... G. Pemeriksaan Validitas Data... H. Prosedur Penelitian... I. Indikator Kinerja... BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal...

B. Pelaksanaan Siklus I………

C. Pelaksanaan Siklus II………...

(13)

commit to user

xiii

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan... B. Implikasi... C. Saran... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN... PERIJINAN...

(14)

commit to user

xiv DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20

Pengungkapan Hasil Belajar... Indikator Keberhasilan Siklus 1 dan 2... Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Observasi Awal... Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I... Pengamatan dan Refleksi Tindakan pada Siklus I... Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I... Hasil Tes Kognitif Siklus I...

One Sample Statistic...

One Sample Test... Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I... Rincian Hasil Tes Kognitif Siklus 1 Tiap Butir Soal... Target Keberhasilan dan Ketercapaian pada Siklus I... Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II... Pengamatan dan Refleksi Tindakan pada Siklus II... Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II... Hasil Tes Kognitif Siklus II...

One Sample Statistic...

One Sample Test... Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I... Rincian Hasil Tes Kognitif Siklus 1 Tiap Butir Soal... Persentase Hasil Penelitian dari Tahap Prasiklus-Siklus II.... Pencapaian Keberhasilan Target Penelitian...

(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3

Skema Kerangka Pemikiran... Komponen-Komponen Analisis Data... Skema Pemeriksaan Validitas Data... Skema Prosedur Penelitian... Grafik Nilai Ulangan Harian Siswa Prasiklus... Diagram Pie Aspek Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I... Diagram Pie Aspek Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II...

(16)

commit to user

xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20 Lampiran 21 Lampiran 22 Lampiran 23 Lampiran 24 Lampiran 25 Lampiran 26 Lampiran 27 Jadwal Penelitian... Sauan Pembelajaran... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... Lembar Kegiatan Siswa I... Lembar Kegiatan Siswa II... Lembar Kegiatan Siswa III... Lembar Kegiatan Siswa Siklus II... Kisi-Kisi Soal Tryout Kemampuan Kognitif Fisika Siklus I.. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Kognitif Fisika Siklus I... Soal Tes Kemampuan Kognitif Fisika Siklus I... Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal Prestasi Belajar Siklus I... Kisi-Kisi Soal Tryout Kemampuan Kognitif Fisika Siklus II. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Kognitif Fisika Siklus II... Soal Tes Kemampuan Kognitif Fisika Siklus II... Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal Prestasi Belajar Siklus II... Lembar Jawaban... Lembar Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus... Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I (Pertemuan I)... Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I (Pertemuan II)... Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I (Pertemuan III).. Simpulan Aktivitas Siswa Siklus I... Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II... Simpulan Aktivitas Siswa Siklus II... Lembar Penghargaan Siswa Dan Kelompok Terbaik...
(17)

commit to user

xvii Lampiran 28

Lampiran 29 Lampiran 30 Lampiran 31 Lampiran 32 Lampiran 33 Lampiran 34 Lampiran 35 Lampiran 36 Lampiran 37

Lampiran 38

Analisis Prestasi Belajar Siklus I... Analisis Prestasi Belajar Siklus II... Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran... Analisis Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran... Persentase Respon Siswa Terhadap Pembelajaran... Hasil Wawancara Guru... Hasil Wawancara Siswa Prasiklus... Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus... Daftar Kelompok... Daftar Nilai Ulangan Harian Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar... Dokumentasi Proses Pembelajaran...

148 151 154 155 156 157 159 161 163

(18)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada dasarnya merupakan usaha untuk menciptakan kondisi yang mendukung terjadinya aktivitas belajar pada diri siswa. Keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor yang saling berhubungan, utamanya dari segi siswa sebagai subjek belajar dan sistem lingkungan yang dibangun untuk membelajarkan siswa.

Prinsip belajar dalam kegiatan belajar mengajar apapun menuntut adanya konsentrasi. Konsentrasi merupakan faktor penting dalam proses belajar karena keberadaannya memberikan kemudahan dalam pencapaian tujuan belajar secara optimal. Konsentrasi belajar memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang dipelajari, serta menjadikan konsep-konsep pembelajaran diterima secara lebih jelas dan bermakna. Berpijak dari urgensi tersebut maka dalam setiap proses pembelajaran yang berlangsung perlu dikondisikan terbentuknya situasi dan lingkungan belajar yang kondusif, yang mampu membangun terciptanya konsentrasi belajar pada diri siswa. Peningkatan konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran dapat diupayakan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

Dalam pembelajaran fisika di kelas, misalnya kelas XI IPA 2 SMA Batik 1 Surakarta, guru Fisika masih menerapkan pembelajaran konvensional yang dicirikan dengan mengandalkan penggunaan metode ekspositori yaitu menjelaskan, memberi contoh, mengajukan pertanyaan, dan memberi tugas secara klasikal. Model pembelajaran seperti ini menunjukan bahwa guru masih menjadi sentral dalam pembelajaran, sementara siswa kurang diberdayakan kemampuannya secara optimal sehingga aktivitas dan partisipasi siswa kurang berarti. Di samping kurang variatifnya metode pembelajaran yang digunakan, penggunaan media yang belum optimal menjadi suatu permasalahan yang tidak bisa diabaikan. Penggunaan media yang kurang menarik dapat menyebabkan

(19)

commit to user

2

siswa cepat bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Hal itu tentu akan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa.

Oleh karena itu, guru hendaknya mampu berinovasi dan berkreasi dalam rangka merancang suatu pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa. Selain menggunakan metode pembelajaran yang tepat, guru hendaknya juga mampu menggunakan media pembelajaran. Salah satu media yang dapat dimanfaatkan guru adalah komputer yang dapat menampilkan konsep-konsep fisika yang abstrak menjadi terlihat kongkret. Sehingga proses pembelajaran tidak lagi monoton dan menjenuhkan. Salah satu program yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membuat animasi-animasi fisika adalah Macromedia Flash 8.

SMA Batik 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah atas swasta yang terakreditasi A di kota Surakarta. Kendati demikian, dari hasil wawancara dengan guru fisika kelas XI di SMA Batik 1 Surakarta diperoleh suatu fakta bahwa tidak semua siswa kelas XI memiliki nilai yang bagus dalam mata pelajaran fisika dan masih banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran Fisika. Selain itu, dalam proses pembelajaran fisika yang berlangsung selama ini didominasi dengan metode ceramah sehingga membuat suasana semakin tidak menarik sehingga mengakibatkan siswa jenuh dengan pembelajaran yang kurang variatif tersebut. Proses pembelajaran selama ini juga cenderung " Teacher Centered " sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan guru Fisika kelas XI di SMA Batik 1 Surakarta dan pengamatan langsung dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi. Permasalahan-permasalahan-permasalahan yang terjadi di SMA Batik 1 Surakarta dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Metode konvensional masih dominan dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa.

(20)

commit to user

3. Kurangnya penggunaan media pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran Fisika.

4. Kondisi siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran Fisika. Hal ini ditunjukkan oleh sikap siswa yang enggan bertanya maupun menjawab pertanyaan guru. Terbukti dari observasi awal hanya tercatat 3 orang (7%) dari 43 siswa yang mau bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru.

5. Setiap kelas telah dilengkapi dengan LCD dan sound system tetapi belum dioptimalkan penggunaannya sebagai media pembelajaran.

6. Cara mengajar guru yang terlalu serius membuat situasi kelas terkesan kaku.

7. Pada umumnya banyak siswa yang masih sulit memahami konsep Fisika sehingga berakibat kurang maksimalnya prestasi belajar siswa. Terbukti dengan nilai ulangan harian Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar yang hanya 6 siswa (14%) dari 43 siswa dinyatakan tuntas dengan batas ketuntasan 65. Berdasarkan silabus, materi berikutnya adalah Fluida sehingga penelitian mengambil materi tersebut tetapi hanya pada subbab Fluida Statis.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, dapat dikemukakan bahwa aktivitas siswa dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika masih kurang. Guru juga kurang memanfaatkan fasilitas yang ada. Untuk itu penulis akan mencoba menyikapi dengan memberikan rangsangan berupa media yang berbasis ICT, karena menurut Degeng (2005), dengan memberikan media berupa ICT maka siswa akan termotivasi, tertantang, menyenangkan, terinspirasi dan interaktif. Untuk itu, penulis mencoba mengangkat judul pada penelitian ini dalam menjawab permasalahan pembelajaran Fisika pada materi Fluida Statik kelas XI SMA. Adapun judul penelitian tersebut adalah " Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar dan Prestasi Belajar Fisika Melalui Penerapan Pembelajaran Fisika Berbasis ICT Untuk Siswa SMA Kelas XI SMA Batik 1 Surakarta "

B. Identifikasi Masalah

(21)

commit to user

4

1. Keberhasilan siswa dalam belajar tidak terlepas dari keberhasilan guru dalam mengajar dan keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan program pendidikan.

2. Siswa hanya dibiarkan duduk, mendengar, mencatat dan menghafal dan tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif sehingga diperlukan pengembangan pembelajaran kreatif dan inovatif yang mampu mengembangkan bakat dan potensi siswa secara optimal.

3. Metode pembelajaran yang dilakukan guru belum merangsang aktivitas belajar siswa di dalam pembelajaran yang dapat di lihat dari kurangnya keingintahuan siswa terhadap materi yang disampaikan guru, siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa menjadi pasif. Hal ini akan berpengaruh pada hasil belajar siswa .

4. Pembelajaran fisika dengan menggunakan media ICT (komputer) jarang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah menengah.

5. Penggunaan pembelajaran dengan memanfaatkan media ICT dimungkinkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah agar penelitian ini dapat mencapai tujuan, ruang lingkup dan arahan yang jelas. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Materi Pelajaran

Materi pelajaran Fisika dibatasi pada materi Fluida Statis. 2. Subyek Penelitian

(22)

commit to user

3. Aktivitas

Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas siswa dalam belajar fisika yang meliputi visual activities, oral activities dan writing activities

4. Prestasi belajar

Prestasi belajar ditinjau dari kemampuan kognitif akhir siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka dapat dikemukakan perumusan masalah yaitu bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar fisika siswa kelas XI IPA 2 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 pada materi pokok Fluida Statik dengan penerapan pembelajaran berbasis ICT?

ICT yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan media teknologi dan komunikasi (Information, Comunication and Technology) pada bidang pembelajaran yaitu komputer yang kemudian dimanfaatkan sebagai media penunjang untuk menampilkan beberapa animasi pembelajaran tentang Fluida Statik dengan menggunakan program Macromedia Flash.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar fisika siswa kelas XI IPA 2 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 pada materi pokok Fluida Statik dengan penerapan pembelajaran berbasis ICT.

F. Manfaat Penelitian

(23)

commit to user

6

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar fisika siswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian.

2. Bagi Guru

Memberikan pengalaman dan wawasan baru dalam penerapan pembelajaran berbasis ICT dan penelitian tindakan kelas.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang positif bagi pengembangan sekolah, utamanya untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah.

4. Bagi Peneliti

(24)

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran Fisika

a. Hakikat Fisika

Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau IPA. Oleh karena itu untuk mengetahui hakekat Fisika, terlebih dahulu harus mengetahui definisi tentang IPA. Berikut ini akan dikemukakan pendapat para ahli dalam mendefinisikan IPA.

Secara sederhana IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Menurut Margono dkk (1998: 21) bahwa IPA meliputi tiga hal yaitu produk, proses dan sikap ilmiah yang ketiganya saling berhubungan.

IPA dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Untuk itu diperlukan suatu tata cara tertentu yang sifatnya analisis, cermat, lengkap dan menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu sudut pandang yang baru tentang obyek yang diamati.

IPA dipandang sebagai suatu produk dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Produk ini berupa prinsip-prinsip, hukum-hukum, teori-teori, konsep-konsep ataupun fakta-fakta yang kesemuanya itu ditunjukkan untuk menjelaskan tentang gejala alam.

IPA dipandang sebagai faktor yang dapat mengubah sikap dan pandangan manusia terhadap alam semesta dari sudut pandang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah (sikap ilmiah). Selama melakukan metode ilmiah melalui proses observasi, eksperimentasi, dan berfikir rasional harus digunakan sikap-sikap seperti: memiliki rasa ingin tahu atau kuriositas yang tinggi dan kemampuan belajar yang besar, tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti, jujur, terbuka,

(25)

commit to user

8

8

toleran, skeptis, optimis, pemberani dan kreatif. Sikap inilah yang dinamakan sikap ilmiah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode berdasarkan observasi mengenai gejala-gejala alam yang bisa diamati melalui percobaan maupun secara teoritik. Sehingga IPA dapat mengubah sikap dan pandangan manusia terhadap alam semesta dari sudut pandang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah (sikap ilmiah).

Fisika adalah salah satu cabang dari IPA, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala alam berdasarkan atas pengamatan dan pengukuran. Menurut Garth seen yang dikemukakan oleh Herbert Druxes, Gernot Born dan Fritz Siemsen (1986 : 3) menyatakan bahwa : "Fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam sederhana dan berusaha menentukan hubungan antara kenyataan-kenyataannya. Persyaratan dasar untuk pemecahannya ialah mengamati gejala-gejala tersebut".

Sementara menurut pendapat Brackhous yang dikutip oleh Herbert Druxes (1986: 3) menyatakan "Fisika adalah ilmu yang mempelajari kejadian alam yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian secara matematis dan berdasarkan peraturan-peraturan umum".

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang menguraikan dan menganalisis struktur dan peristiwa alam yang sesederhana mungkin sehingga menghasilkan pengetahuan baru. Fisika menguraikan dan menganalisa struktur peristiwa alam semesta dan dari sini akan ditemukan konsep-konsep, aturan-aturan atau hukum-hukum dalam alam yang dapat menerangkan gejala-gejala berdasarkan struktur logika.

b. Pembelajaran Fisika

(26)

commit to user

9

dalam pembelajaran fisika, guru seharusnya hadir sebagai fasilitator bagi siswa dalam mengkonstruksi pemahaman dan pengetahuannya. Karena belajar fisika akan menarik jika penyajiannya melibatkan siswa secara aktif baik dari segi mental maupun fisik dan bersifat nyata (kontekstual).

Pembelajaran fisika memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan penyelidikan secara sistematis, memahami konsep dan hubungan antar konsep berdasarkan fakta dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu berkomunikasi dengan menggunakan terminologi dan penyajian ilmiah. Dengan demikian, pembelajaran fisika memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mencari, mempertanyakan, dan mengeksplorasi pengetahuan.

2. Hakikat Pembelajaran Berbasis ICT

Pembelajaran yang berbasis ICT adalah pembelajaran yang memakai media teknologi dan komunikasi (Information, Comunication and Technology) pada bidang pembelajaran (Learning). Dengan menggunakan fasilitas elektronika, penggabungan antara keduanya disebut pembelajaran melalui elektronik atau

e_learning. Dengan demikian, e-Lerning atau pembelajaran melalui on-line

adalah pembelajaran yang pelaksanaanya didukung oleh teknologi seperti telepon, audio, video, tape, transmisi atau komputer.

Penggunaan media komputer dalam pembelajaran sangat memudahkan bagi guru dalam menyajikan materi, misalnya dengan Macromedia Flash 8, guru dapat membuat gambar yang bergerak (animasi) sehingga materi yang abstrak dapat disajikan lebih kongkret.

(27)

commit to user

10

10

komputer dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran, menurutnya ada dua macam pemakaian komputer dalam proses pembelajaran yaitu CAI (Computer Assisted Instruction), merupakan penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan-latihan dan mengantar kemajuan siswa, sedang CMI (Computer Managed Instruction) merupakan alat untuk membantu pengajar mengerjakan fungsi administratif.

Komputer mampu memberikan kontribusi yang penting dalam pembelajaran, yakni dalam bentuk Computer Assisted Learning (CAL). Ada dua model penggunaannya yaitu :

a) Model tutor pengganti

Dalam model ini siswa berinteraksi langsung dengan komputer yang diprogram untuk mereaksi terhadap respon-respon siswa.

b) Model laboratorium simulasi

Dalam model ini komputer lebih merupakan sumber belajar. Situasi-situasi praktis dapat dijadikan model pada komputer yang memungkinkan untuk dipelajari (Oemar Hamalik, 1989 :68-73).

Meskipun dalam banyak hal komputer mengandung banyak kebaikan, namun menurut Oemar Hamalik (1989 : 25-26) dalam beberapa segi juga mengandung beberapa kelemahan diantaranya: kebutuhan pengetahuan yang luas dan mendalam tentang pemrograman yang berbagai ragam dan berbeda-beda, kebutuhan banyak biaya untuk menyusun program komputer, tenaga pemrograman komputer dewasa ini masih langka.

(28)

commit to user

11

3. Hakikat Aktivitas Belajar

Menurut Anwar D. (2005:18) dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia, aktivitas didefinisikan sebagai kegiatan atau kesibukan. Selanjutnya menurut TIM Dosen FIP IKIP Malang (1980:130) mengungkapkan bahwa manusia adalah merupakan mahluk yang aktif. Keaktifan itu diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan menyusaikan diri dengan lingkungannya, yang mana proses pendidikan adalah merupakan salah satu aktivitas pendidikan.

Menurut Montessori dalam Hamalik (2001:171) pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Anak (siswa) belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya. Serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup dimasyarakat. Dalam kemajuan metodologi dewasa ini asas aktivitas lebih ditonjolkan melalui suatu program Unit activity, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk menjapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai.

Aktivitas siswa merupakan prinsip yang sangat penting di dalam proses belajar mengajar. Dengan aktif dalam pembelajaran, pelajaran menjadi berkesan dan dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan siswa lain atau dengan guru. Selain itu, siswa mengalami sendiri proses pencapaian pengetahuan sehingga kegiatan belajar akan lebih bermakna bagi siswa. Menurut John Monaghan (2007: 1) menyatakan bahwa:

pemberian tugas untuk siswa kelas atas, merupakan salah satu hal agar siswa bisa mengerjakan tugas tersebut dengan baik dan tanggung jawab untuk menyelesaikannya, sehingga bisa memunculkan cita-cita siswa. Siswa juga dituntut agar bisa aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini bertujuan agar siswa bisa menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya.

(29)

commit to user

12

12

berbagai tingkat kemampuan siswa. Jenis-jenis aktivitas belajar menurut Sardiman (2001: 99) meliputi:

1) Visual activities (aktivitas melihat), misalnya: membaca, memperhatikan, gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain;

2) Oral activities (aktivitas berbicara/lisan), seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi;

3) Listening activities (aktivitas mendengarkan), meliputi: uraian, percakapan, diskusi, musik pidato;

4) Writing activities (aktivitas menulis), seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin;

5) Drawing activities (aktivitas menggambar), misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram;

6) Motor aktivities (aktivitas motorik), seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak;

7) Mental activities (aktivitas mental), misalnya: menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan;

8) Emosional activities (aktivitas emosional), seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

Selanjutnya Hamalik (2001:175) mengatakan bahwa penggunaan asas aktivitas belajar besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh karena :

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan selutuh aspek pribadi siswa secara

integrtal

3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa 4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri

(30)

commit to user

13

6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat dan hubungan antara orang tua dengan guru.

7. Pengajaran diselenggarakan secara relistis dan kongkrit sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindari perbalistis .

8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.

4. Hakikat Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai di akhir proses belajar. Menurut Zainal Arifin (1990: 2) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu

“prestatie” . Prestatie dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984: 43) prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah suatu hasil atau bukti dari usaha optimal yang telah dilakukan sehingga dapat menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang. Adapun dalam penelitian ini, prestasi belajar siswa di batasi pada prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fisika untuk sub pokok bahasan Fluida Statik.

b. Pengukuran Prestasi Belajar

(31)

commit to user

14

14

[image:31.612.126.522.161.712.2]

indikator dan kemungkinan cara mengungkapkan secara garis besar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Pengungkapan Hasil Belajar

Jenis Hasil Belajar Indikator-indikator Cara pengungkapan 1) Kognitif

- Pengamatan / perceptual

- Hafalan / ingatan

- Pengertian / pemahaman

- Aplikasi / penggunaan

- Analisis - Sintesis - Evaluasi 1) Afektif - Penerimaan - Sambutan

- dapat menunjukkan, membandingkan, menghubungkan. - dapat menyebutkan,

menunjukkan. - dapat menjelaskan,

mengidentifikasi dengan kata-kata sendiri

- dapat memberikan contoh, menggunakan dengan tepat, memecahkan masalah. - dapat menguraikan,

mengklasifikasikan. - dapat menghubungkan,

menyimpulkan, menggenerasikan

- dapat menginterpretasikan, memberikan kritik,

memberikan pertimbangan penilaian.

- Bersikap menerima,

menyetujui, atau sebaliknya. - Bersedia terlibat,

berpartisipasi, memanfaatkan, atau

- tugas, tes, observasi.

- pertanyaan, tugas, tes.

- pertanyan, soal, tes, tugas.

- tugas, persoalan, tes, observasi.

- tugas, persoalan, tes.

- tugas, persoalan, tes.

- tugas, persoalan, tes.

- pertanyaan, tes skala sikap.

(32)

commit to user

15

- Penghargaan / apresiasi

- Internalisasi/pendalaman

- Karakterisasi/ penghayatan

2) Psikomotorik - keterampilan

bergerak/bertindak - keterampilan ekspresi

verbal dan non verbal

sebaliknya.

- Memandang penting, bernilai, berfaedah indah, harmonis, kagum, atau sebaliknya.

- Mengakui, mempercayai, meyakinkan, atau

sebaliknya. - Melembagakan,

membiasakan, menjelakan dalam pribadi dan

perilakunya sehari-hari.

- Koordinasi mata, tangan, dan kaki.

- Gerak, mimik, dan ucapan.

- skala penilaian, tugas, observasi.

- skala sikap, tugas ekspresif,proaktif

- observasi.

- tugas, observasi, tes, tindakan, tugas. - Observasi, tes, tindakan

(A.Tabrani Rusyan, dkk 1989: 22)

5. Materi Fluida Statik

Sub pokok bahasan Fluida Statik terdiri dari enam materi yaitu : a. Tekanan Hidrostatis

b. Hukum Pascal c. Hukum Archimedes d. Tegangan Permukaan e. Kapilaritas

f. Viskositas

(33)

commit to user

16

16

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Suparman (2007). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran fisika berbasis ICT mampu meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas XII SMAN 4 Kendari.

C. Kerangka Pemikiran

Batas ketuntasan belajar yang ditetapkan tiap sekolah berbeda-beda. SMA Batik 1 Surakarta misalnya, menetapkan batas ketuntasan untuk pelajaran fisika sebesar 65. Namun, dalam pelaksanaanya batas tersebut seringkali tidak tercapai. Terbukti dari hasil ulangan harian Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar hanya 6 siswa (14%) dari 43 siswa yang dinyatakan tuntas. Dari hasil pengamatan, sebagian besar pembelajaran yang dilakukan di SMA Batik I Surakarta masih menggunakan metode ceramah atau konvensional yang hanya berpusat pada guru, sehingga siswa tidak ikut terlibat secara aktif dalam proses belajar tersebut. Guru kurang mengoptimalkan penggunaan media dalam pembelajaran padahal fasilitas kelas di SMA Batik 1 Surakarta cukup lengkap. Setiap kelas telah dilengkapi dengan LCD dan Sound System. Penyampaian ilmu yang bersifat satu arah inilah yang menyebabkan siswa menjadi kurang semangat dalam mengikuti pelajaran, cepat bosan mengikuti pelajaran, partisipasi rendah, kerja sama dalam kelompok belum optimal, kegiatan belajar mengajar tidak efisien dan pada akhirnya hasil belajar siswa rendah atau siswa tidak dapat mencapai batas ketuntasan yang sudah ditetapkan.

(34)

commit to user

17

terlihat kongkret. Dalam hal ini guru dapat memanfaatkan program Macromedia Flash 8 untuk membuat animasi-animasi fisika sehingga proses pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan.

[image:34.612.119.517.228.473.2]

Dengan penerapan pembelajaran berbasis ICT diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran dapat dilihat pada bagan berikut :

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran

INPUT PROSES OUTPUT

1. Guru masih menggunakan metode konvensional

2. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran

3. Kondisi siswa yang kurang aktif 4. Prestasi belajar siswa rendah

atau siswa tidak dapat mencapai batas ketuntasan yang sudah ditetapkan.

Penerapan pembelajaran

berbasis ICT

1. Aktivitas belajar meningkat 2. Prestasi

(35)

commit to user

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Batik 1 Surakarta dan dilaksanakan pada bulan Februari sampai Desember Tahun Pelajaran 2009/2010. Adapun tahap-tahap pelaksanaanya sebagai berikut:

a. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul skripsi, permohonan pembimbing, pembuatan proposal penelitian, survey ke sekolah yang digunakan untuk penelitian, permohonan ijin penelitian, dan menyusun instrumen penelitian b. Tahap pelaksanaan, meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan

meliputi uji coba instrumen, pelaksanaan penilitian dan pengambilan data. c. Tahap penyelesaian, meliputi menganalisis data dan menyusun laporan

penelitian.

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Batik 1 Surakarta semester genap Tahun Pelajaran 2009/2010. Pemilihan subjek dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan yaitu subjek tersebut mempunyai permasalahan-permasalahan yang telah diidentifikasi pada saat observasi awal.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas bersifat praktis dengan tujuan utama memecahkan masalah-masalah dalam pembelajaran yang sehari-hari dialami oleh guru dan siswa, di mana pelaksanannya dilakukan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Data yang didapatkan melalui catatan observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal penelitian diinterprestasikan secara kualitatif. Observasi

(36)

commit to user

dipergunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, sedangkan tes dilakukan untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar yang telah ditargetkan.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini, bertujuan untuk memperoleh data yang akurat sehingga akan mempermudah proses analisis. Solusi permasalahan dirancang berdasarkan input dari lapangan dan kajian teori pembelajaran (Zainal Aqib, 2006 : 136)

Rancangan solusi yang dimaksud adalah tindakan berupa penerapan pembelajaran berbasis ICT. Dalam penerapannya digunakan tindakan siklus pada setiap pembelajaran berbasis ICT pada pembelajaran siklus pertama hampir sama dengan yang diterapkan pada pembelajaran siklus kedua, tergantung pada fakta dan interpretasi data yang ada pada siklus pertama, artinya dalam siklus kedua dilakukan perbaikan untuk bagian-bagian yang kurang dari pembelajaran di siklus pertama.

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif berupa data catatan lapangan tentang proses pelaksanaan pembelajaran. Aspek kuantitatif yang dimaksud adalah penilaian hasil belajar dari materi pokok fluida statik berupa nilai yang diperoleh siswa dari tes kognitif.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, angket, tes dan dokumentasi.

a. Wawancara

(37)

commit to user

20

dengan guru dilakukan sebelum proses pelaksanaan penelitian, sedangkan wawancara dengan siswa dilakukan baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan penelitian.

b. Observasi atau Pengamatan Lapangan

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa aktivitas siswa saat kegiatan belajar mengajar di kelas. Observasi atau pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan secara pasif. Observasi awal (pra siklus) berupa pengamatan terhadap siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan peneliti dengan mengambil posisi tempat duduk paling belakang. Pengamatan terhadap siswa diarahkan pada perhatian, kesungguhan dalam mengikuti PBM, keaktifan siswa, dan tingkat partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dari guru.

c. Tes

Nilai tes yang terdiri dari nilai ulangan materi fisika pra siklus (materi momentum sudut dan rotasi benda tegar), tes siklus I dan tes siklus II untuk mengetahui kemampuan kognitif fisika siswa.

d. Angket

Angket ini berisi tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan di kelas. Dari angket respon ini dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan terhadap proses pembelajaran, sehingga angket ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber penentuan kualitas proses pembelajaran.

(38)

commit to user

e. Kajian Dokumentasi

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada seperti kurikulum, rencana pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan tindakan, media, maupun instrumen yang digunakan dalam penelitian agar tetap sesuai dengan ketentuan sekolah.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya

a. Instrumen Pelaksanaan Penelitian

Instrumen pelaksanaan penelitian dalam penelitian ini berupa Satuan Pempelajaran (SP), Rencana Program Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen pelaksanaan penelitian tersebut disusun oleh peneliti dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

c. Instrumen Penilaian Kognitif

Untuk penilaian kognitif menggunakan bentuk tes pilihan ganda. Adapun langkah pembuatan tes terdiri dari : membuat kisi-kisi soal tes, menyusun soal tes dan mengadakan uji coba tes (try-out).

Pada penilaian kognitif menggunakan bentuk tes objektif, terdiri dari soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban (option). Skala penilaian menggunakan skala 100. Sebelum tes digunakan untuk mengambil data dalam penelitian, tes diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen tes tersebut telah memenuhi persyaratan tes yang baik yaitu dalam hal validitas isi, reliabilitas , taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal, secara lengkap disajikan sebagai berikut :

1. Uji Validitas

(39)

commit to user

22

adalah validitas butir. Validitas butir suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal. Dalam penelitian ini salah satu bentuk soal yang digunakan adalah pilihan ganda. Pada bentuk soal pilihan ganda ini skor terhadap jawaban setiap soal yang digunakan adalah bentuk soal pilihan ganda. Pada bentuk soal pilihan ganda ini, skor terhadap jawaban setiap soal hanya terdiri atas angka 1 dan 0. Menurut Saifudin Azwar (1997: 19), ”bahwa dalam kasus yang salah satu variabelnya hanya terdiri dari dua macam, yaitu 1 dan 0, perhitungan koefisien korelasinya dihitung dengan point biserial, sehingga rumus perhitungannya sebagai berikut.

q p S

M M

t t p pbi

− =

γ

dengan:

pbi

γ

= koefisien korelasi biserial

Mp = mean skor dari subjek yang menjawab benar, item yang dicari validitasnya

Mt = mean skor total (skor rata-rata dari seluruh peserta tes) St = standar deviasi dari skor total

P = proporsi subjek yang menjawab benar item soal

=

siswa seluruh jumlah

benar menjawab yang

siswa jumlah

q = proporsi subjek yang menjawab salah item soal (q = 1-p)

Kriteria validitas item soal dikatakan valid apabila

γ

pbi

γ

tabel

(Suharsimi Arikunto, 2006:76)

2. Uji Reliabilitas

(40)

commit to user

r11 =

− 2

2

S pq S

1 n

n

dengan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah q = 1 – p

pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item S2 = varians dari tes

Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut : 0,91 1,00 = Sangat Tinggi (ST) 0,71 0,90 = Tinggi (T)

0,41 0,70 = Cukup (C) 0,21 0,40 = Rendah (R)

Negatif 0,20 = Sangat Rendah (SR)

3. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang berkemampuan rendah (kurang pandai). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk mengetahui daya pembeda dari masing-masing item tes, digunakan rumus:

D =

B B

A A

J B J B

− = PA - PB

dengan :

D = daya pembeda

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

(41)

commit to user

24

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda:

D = 0,00 – 0,20 : jelek (poor)

D = 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory) D = 0,40 – 0,70 : baik (good)

D = 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent)

D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

(Suharsimi Arikunto, 2006:218)

4. Uji Taraf Kesukaran Soal

Taraf kesukaran item tes adalah pengukuran derajat kesukaran suatu item tes. Besarnya angka yang menunjukkan taraf kesukaran disebut Indeks Kesukaran (P). Soal yang baik adalah soal yang memiliki taraf kesukaran memadai, artinya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur taraf kesukaran masing-masing soal adalah:

P = Js

B

dengan :

P = indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal benar Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: 0,00 P < 0,30 adalah sukar

0,30 P < 0,70 adalah sedang 0,70 P < 1,00adalah mudah

(42)

commit to user

d. Lembar Observasi dalam ProsesBelajarMengajar

Observasi terhadap masing-masing individu dari siswa, kegiatan siswa dalam kelompok serta kegiatan guru yang dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Lembar observasi diisi langsung oleh pengamat secara langsung pada saat proses belajar mengajar berlangsung di dalam kelas.

e. AngketRespon Siswa terhadap Pembelajaran

Angket ini berisi tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan di kelas. Dari angket respon ini dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan terhadap proses pembelajaran, sehingga angket ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber penentuan kualitas proses pembelajaran.

Angket ini diisi siswa secara langsung setelah seluruh proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Pada angket ini berupa bentuk daftar cek (check list), pada saat pengisian siswa tinggal membubuhkan tanda cek pada pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan pendapatnya. Pada angket yang disusun, digunakan alternatif jawaban setuju – tidak setuju.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis menurut Miles dan Huberman (1992: 15-21) yang dilakukan dalam tiga komponen yang meliputi :

1. Reduksi Data

Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas.

2. Penyajian Data

(43)

commit to user

26

Pengumpulan Data

dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.

3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi

Penarikan simpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematis dan perlu diberi makna.

Verifikasi dapat berisi mengenai tinjauan ulang catatan lapangan atau peninjauan kembali mengenai hasil penelitian.

Adapun tahapan analisis data secara skematis dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini

[image:43.612.130.509.194.483.2]

Gambar 3.1. Komponen-komponen Analisis Data

G. Pemeriksaan Validitas Data

Data yang telah berhasil diperoleh, dikumpulkan dan dicatat dalam pelaksanaan tindakan harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperlukan bagi penelitianya. Teknik yang diperlukan untuk memeriksa validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu, yaitu observasi.

Penarikan Simpulan

Penyajian Data Reduksi

(44)

commit to user

Menurut Elliot, triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang yaitu sudut pandang guru, sudut pandang siswa dan sudut pandang yang melakukan pengawasan atau observan (Rochiati, 2005:169). Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J. Moleong, 2000: 178). Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode. Teknik triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data tetap dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip, angket dan tes hasil belajar.

[image:44.612.130.517.159.487.2]

Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat dilihat dalam gambar 3.2 berikut ini:

Gambar 3.2. Skema Pemeriksaan Validitas Data

H. Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam melaksanakan tindakan ini, yaitu mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang berupa model spiral. Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan suatu dasar pemecahan permasalahan.

Data Observasi

Tes / Angket Wawancara / Arsip

(45)

commit to user

28

Pada penelitian ini, untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dari aspek kognitif, setelah dilaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rancangan solusi yang telah direncanakan, siswa diberikan tes. Setelah dievaluasi, dari hasil tersebut apakah hasilnya sudah memenuhi target keberhasilan yang telah ditetapkan atau belum, jika belum memenuhi target keberhasilan di siklus I maka dilaksanakan pembelajaran ulang di siklus II dengan menggunakan rancangan solusi yang telah diperbaiki sesuai dengan hasil refleksi di siklus I.

Secara umum, langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap persiapan dan tahap pelaksanaan siklus, yang terdiri dari : tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap refleksi. Tahap pelaksanaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

a. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar mengajar khususnya mata pelajaran Fisika di SMA Batik 1 Surakarta. b. Mengidentifikasi permasalan dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Tahap Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Menyusun serangkaian kegiatan pelaksanaan tindakan berupa penerapan variasi metode pembelajaran berbasis ICT pada pokok materi Fluida Statik.

b. Menyusun instrumen penelitian meliputi lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa, soal tes kognitif, dan angket respon siswa terhadap pembelajaran.

3. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (Acting)

Tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain :

(46)

commit to user

b. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi langsung.

c. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa.

d. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan.

4. Tahap Observasi dan Evaluasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah : a. Pengumpulan data.

b. Sumber data.

c. Critical friend dalam penelitian. d. Analisis data.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pengamatan oleh mitra peneliti.

b. Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.

c. Mendiskusikan dengan guru maupun dosen (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai.

d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan.

Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan alat-alat evaluasi.

b. Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai. c. Melaksanakan analisis hasil evaluasi.

d. Kriteria keberhasilan tindakan.

5. Tahap Refleksi (Reflecting)

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai berikut :

(47)

commit to user

30

b. Mencocokkan pengamatan oleh pengamat/guru pada lembar mentoring. Apabila hasil pengamatan ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan antusias yaitu siswa aktif, perhatian siswa tertuju pada pelajaran, siswa merespon dan terjadi komunikasi multi arah maka model kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan menarik dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan daya serap yang tinggi.

Berdasarkan hasil refleksi, peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Dari data hasil refleksi, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan tindakan maka peneliti dengan guru mengadakan diskusi untuk mengambil kesepakatan menentukan tindakan perbaikan berikutnya.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru yang bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

(48)
[image:48.612.100.529.92.630.2]

commit to user

Gambar 3.3 Skema Prosedur Penelitian

Pembelajaran Fisika Berbasis ICT

Perencanaan I

Pelaksanaan

Tindakan I Pengamatan I

Refleksi I

SIKLUS I

Selesai Belum

Perencanaan II

Pelaksanaan Tindakan II Pengamatan II

Refleksi II

Selesai Belum

Siklus Berikutnya

SIKLUS II Aktivitas

Belajar Siswa Kurang dan

Prestasi Belajar Siswa

Rendah

Aktivitas Belajar dan

Prestasi Belajar Siswa

(49)

commit to user

32

I. INDIKATOR KINERJA

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi, 2008: 71). Indikator kinerja dikemukakan atau dirumuskan sebagai tolok ukur keberhasilan penelitian yang dilakukan. Apabila hasil refleksi siklus telah mencapai target pada indikator kinerja maka siklus dapat dihentikan namun apabila hasil refleksi belum mencapai target yang ditetapkan maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya dengan melakukan beberapa perbaikan. Menurut Suhardjono (2008 : 75), "Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran, sebaiknya minimal dua siklus".

[image:49.612.89.568.146.643.2]

Berikut ini merupakan indikator keberhasilan Siklus I dan Siklus II yang tertuang dalam Tabel 3.2

Tabel 3.2. Indikator Keberhasilan Siklus 1 dan 2

Target

No Indikator Sub Indikator

Siklus 1 Siklus 2 Siklus N

1. Visual Activity Memperhatikan penjelasan guru/teman 80 %

Memberikan/menanggapi pendapat dalam kerja kelompok (diskusi/presentasi).

20 % 2. Oral Activity

Bertanya/menjawab pertanyaan dari guru/anggota kelompok.

25 %

Mengerjakan tugas/PR 70 %

3. Writing Activity

Menulis yang relevan dengan KBM 70 %

4. Prestasi Belajar Soal Tes Kognitif 65 %

siswa mencapai

(50)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan observasi awal penelitian melalui wawancara dan observasi langsung di lapangan pada mata pelajaran Fisika di kelas XI IPA 2 SMA Batik 1 Surakarta diketahui bahwa guru terbiasa menggunakan metode konvensional dengan memberikan contoh–contoh soal yang menguatkan tentang materi tersebut, kemudian menunjuk siswa untuk maju ke depan dan mengerjakan soal yang diberikan dalam proses pembelajaran. Pada saat pembelajaran siswa hanya diam dan mendengarkan penjelasan dari guru di kelas maka lama–kelamaan siswa merasa jenuh dan cenderung mengobrol dengan teman sebangkunya dan bermain– main sendiri di dalam kelas. Selain itu, cara mengajar guru yang demikian juga membuat siswa merasa tegang dalam mengikuti proses pembelajaran karena khawatir ditunjuk guru untuk mengerjakan soal di depan kelas.

Selain dalam hal kejenuhan siswa pada saat pembelajaran fisika, kendala yang dialami guru dalam mengajar adalah belum bisa memaksimalkan penggunaan media pembelajaran maupun fasilitas yang telah tersedia di kelas yaitu LCD dan sound system.

[image:50.612.130.509.195.472.2]

Pada awal penelitian, dilakukan observasi pra siklus untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas tersebut. Dari observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dan mitra peneliti didapatkan data sebagai berikut : Tabel 4.1 Persentase Aktivitas Belajar siswa pada Observasi Awal

No Indikator Sub Indikator Presentase

1. Visual Activity Memperhatikan penjelasan guru/teman 30 % Memberikan/menanggapi pendapat dalam

kerja kelompok (diskusi/presentasi).

12 % 2. Oral Activity

Bertanya/menjawab pertanyaan dari guru/anggota kelompok.

7 %

Mengerjakan tugas/PR 30 %

3. Writing

Activity Menulis yang relevan dengan KBM 14 %

Rata-rata 19%

(51)

commit to user

34

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang, siswa masih belum terlibat secara penuh dan aktif dalam proses pembelajaran, atau hanya beberapa siswa yang mendominasi dalam proses pembelajaran. Hasil diskusi dengan guru menyebutkan bahwa rendahnya aktivitas siswa ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang kurang melatih siswa untuk berperan aktif, juga dalam berpikir kritis dan analitis, sehingga dalam proses pembelajaran siswa masih cenderung pasif.

[image:51.612.133.509.192.586.2]

Aktivitas siswa yang cenderung pasif ini memberikan dampak terhadap kurangnya penguasaan konsep materi fisika dan ketuntasan belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh hasil ulangan harian sebelum tindakan dimana dimana hanya terdapat 6 siswa dari 43 siswa (14%) yang telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 65, sedangkan sisanya yaitu 37 siswa (86%) belum mencapai nilai KKM (lampiran 44). Nilai ulangan harian pra siklus disajikan dalam Gambar 4.1 dengan daftar nilai ulangan harian siswa terlampir.

Gambar 4.1 Sebaran Nilai Ulangan Harian

B. Pelaksanaan Siklus I

Kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan oleh peneliti diterapkan di kelas XI IPA 2 SMA Batik I Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 8-15 Februari 2010. Pada siklus

Nilai Ulangan Harian

0 20 40 60 80 100

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41

Siswa

N

il

a

i

(52)

commit to user

[image:52.612.127.513.157.703.2]

I peneliti membuat rencana pembelajaran yang terdiri dari tiga pertemuan. Berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan guru fisika yang bersangkutan, pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian adalah fluida statik. Masing-masing pertemuan menggunakan metode diskusi kelompok dengan bantuan media LCD untuk menampilkan animasi Flash. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang berupa perencanaan dan pelaksanaan tindakan dapat dijabarkan pada Tabel 4.2 sebagai berikut

Tabel 4.2 Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I

Perencanaan Tindakan

1. Peneliti menyusun rencana pembelajaran untuk tiga pertemuan yaitu RPP 1 untuk pertemuan pertama, RPP 2 untuk pertemuan kedua, dan RPP 3 untuk pertemuan ketiga.

1. Pertemuan pertama untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2010. Pada pertemuan pertama ini menjelaskan materi mengenai Tekanan Hidrostatis. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2010. Pada pertemuan ini, materi yang dibahas mengenai hokum Pascal dan Archimedes. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2010. Materi yang dibahas adalah tegangan pemukaan, kapilaitas dan viskositas 2. Di dalam ketiga RPP tersebut

peneliti akan melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis ICT dan metode diskusi kelompok

2. Untuk kelompok diskusi dibuat sembilan kelompok dengan personel masing-masing kelompok berjumlah 5-6 orang. Pembelajaran yang digunakan memanfaatkan media komputer berupa animasi

(53)

commit to user

36

3. Untuk mengamati aktivitas siswa dalam setiap pertemuan, peneliti menyusun lembar aktivitas belajar siswa

3. Membuat lembar aktivitas siswa berupa lembar cek list yang akan diisi observer (teman sejawat) yang berada di belakang kelas sebagai lembar monitoring/pengamatan aktivitas siswa yang tidak mungkin diamati secara detail oleh peneliti 4. Sebagai alat evaluasi di akhir

pembelajaran siklus I, peneliti menyusun instrumen tes kognitif

4. Membuat Instrumen tes kognitif kemudian diujicobakan pada siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA MTA Surakarta. Berdasarkan hasil ujicoba instrumen tes kognitif siswa mengenai validitas, realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda maka peneliti menyusun instrumen tes kognitif siklus I yang terdiri dari soal pilihan ganda berjumlah 20 soal

[image:53.612.127.508.107.456.2]

Sedangkan hasil pengamatan dan refleksi dari pelaksanaan tindakan pada siklus I dijabarkan pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Pengamatan dan Refleksi Tindakan pada Siklus I

Pengamatan Refleksi

1. Selama melakukan tindakan, guru dibantu observer (peneliti) mengamati kegiatan siswa baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun di dalam kelompok. Pada awal kegiatan pembelajaran pada siklus I, kelas belum terkondisikan dengan baik. Siswa masih sulit menyesuaikan diri dengan

(54)

commit to user

teman kelompoknya dalam kegiatan

kelompok. Untuk perpindahan tempat duduk siswa kelihatan masih sedikit ribut. Siswa belum benar-benar bisa menyesuaikan diri di dalam kelompoknya. Pada awal pembelajaran, siswa masih sedikit mengalami kesulitan menemukan penyelesaian dari permasalahan. Akan tetapi, dengan bimbingan dari guru, kesulitan tersebut dapat diatasi.

beradaptasi.

2. Hasil observasi menunjukkan bahwa oral activity siswa masih kurang. Siswa masih enggan dalam mengajukan pertanyaan maupun memberikan tanggapan.

2. Hal tersebut dikarenakan masih banyak siswa yang masih enggan dan malu dalam mengajukan pertanyaan, atau masalah-masalah yang dihadapi baik kepada temannya maupun kepada guru. Selain itu dalam diskusi kelompok, pertanyaan dan tanggapan banyak didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi.

3. Hanya 18 siswa dari 43 siswa yang dinyatakan lulus pada tes siklus I dengan persentase 41,86%. Persentase ini belum melampaui target yang ditentukan sebelumnya yaitu 65%

(55)

commit to user

38

menunjukkan hasil yang belum maksimal dimana masih banyak siswa yang menjawab salah.

Adapun data penelitian yang diperoleh dari siklus I ini adalah sebagai berikut :

a. Aktivitas Belajar Siswa

[image:55.612.133.521.214.506.2]

Pengukuran aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi langsung. Dari hasil observasi, diperoleh bahwa distribusi aktivitas belajar siswa pada siklus pertama seperti ditunjukkan pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 . Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1

No Indikator Sub Indikator Presentase

1. Visual Activity Memperhatikan penjelasan guru/teman 80 % Memberikan/menanggapi pendapat dalam

kerja kelompok (diskusi/presentasi).

13 % 2. Oral Activity

Bertanya/menjawab pertanyaan dari guru/anggota kelompok.

17 %

Mengerjakan tugas/PR 70%

3. Writing

Activity Menulis yang relevan dengan KBM 71 %

Rata-rata 50%

b. Ketuntasan Belajar Siswa

Hasil tes kognitif siklus I yang dilaksanakan pada akhir pemberian tindakan pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut

Tabel 4.5 . Hasil tes kognitif Siklus 1

No Kode Siswa Nilai No Kode Siswa Nilai

1 A1 55 22 A22 75

2 A2 60 23 A23 60

3 A3 70 24 A24 50

[

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran...................................................
gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain;
Tabel 2.1. Pengungkapan Hasil Belajar
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata terhadap produksi bahan kering rumput Gajah Mini, sedangkan

Distribusi Peluang Distribusi Probabilitas Variabel Random Diskrit Distribusi Binomial Distribusi Multinomial Distribusi Hipergeometrik Distribusi Poisson Variabel Random

– Karena itu, berbagai kelompok etnik atau komunitas kultural mesti dipertahankan tanpa memaksakan menjadi satu

Akan diproses apabila PT Commonwealth Life telah menerima Formulir Perubahan Polis beserta Premi (jika ada) dan kelengkapan dokumen yang diperlukan serta biaya yang telah di

Sejalan dengan fokus penelitian tersebut, maka masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: pertama , apakah penggunaan multimedia interaktif

Hal ini membuktikan bahwa persepsi pengguna Tokopedia terhadap merk Tokopedia berada pada ketgori “lemah” dalam upaya mengasosiasikan brand personality Tokopedia

Penulis melihat dengan munculnya banyaknya software pendukung pembuatan gambar dan animasi, program dalam bentuk multimedia ini bisa dikreatifitaskan lebih interaktif lagi. Salah