SKRIPSI
PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN ARUS
KAS OPERASI TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN
SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
AFRIANI DESY LUMBANGAOL 100502062
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Profitabiitas, Ukuran Perusahaan dan
Arus Kas Terhadap ReturnSaham Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun
sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau telah
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan,
Yang Membuat Pernyataan,
NIM: 100502062
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR MAKANAN DAN
MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, dan arus kas terhadap return saham perusahaan. Profitabilitas diproksikan oleh rasio return on asset (ROA) dan rasioreturn on equity (ROE), ukuran perusahaan diproksikan oleh total aset perusahaan dan arus kas diproksikan oleh arus kas operasi. Return saham diukur dengan menggunakan kenaikan ataupun penurunan harga saham tiap tahun. Objek penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minumanyang terdaftar di BEI pada tahun 2007 sampai 2012.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sampel jenuh dan didapat 10 perusahaan sampel dengan enam tahun pengamtan sehingga berjumlah 60 unit analisis. Data penelitian diperoleh dengan mengunduh annual
report perusahaan melalui
adalah metode regresi berganda dengan menggunakan SPSS versi 17.
Hasil penelitian ini secara simultan menunjukkan bahwa return on asset (ROA), return on equity (ROE), ukuran perusahaan dan arus kas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan. Secara parsial menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan tidak sigifikan terhadap return saham, ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham, dan arus kas operasiberpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, FIRM SIZE AND CASH FLOW TO STOCK RETURN OF LISTED COMPANIES FOOD AND
BEVERAGE IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
The goals of this research is to show the influence of profitability, firm size and cash flow to stock return. Profitability proxy by return on asset ratio (ROA) and return on equity ratio (ROE), firm size proxy by total asset and cash flow proxy by cash flow from operating activities. Stock return is measured by the change of stock price every year. Object of this research is food and beverage companies listed in Indonesian Stock Exchange in the period 2008 up to 2012.
Sampling method that use in this research is non probability sampling method, so that the sample acquired 10 companies with six years of observation that totaled 60 analysis units. The research acquired by downloading the annual report of the company through the website that is use in this research is multiple regression method using SPSS version 17.
The result of this research by simultan indicate that return on asset (ROA), return on equity (ROE), firm size and cash flow from operating activities have significant effect to stock return and the result by partial indicate that ROA and firm size have unsignificant negative effect to stock return, ROE has significantly positive effect to the stock return, and cash flow from operating has significantly negative effectto stock return.
KATA PENGANTAR
Segala pujian, hormat dan syukur kepada Allah Bapa yang Maha Kuasa
atas kasih dan karuniaNya yang telah memampukan penulis untuk meyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun skripsi ini berjudul: Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan
dan Arus Kas Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia. Skiripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen
Manajemen, Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan,
bantuan, serta dukungan dan doa dari banyak pihak. Untuk itu dalam kesempatan
ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Plt Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
7. Orangtua penulis yang terkasih, Ayahanda Marpaung Lumban Gaol dan
Ibunda Dornida Rajagukguk, saudara-saudariku terkasih Agnes Silvia
Lumban Gaol, Anna Marhayeni Lumban Gaol, Bernadetta Lumban Gaol,
Martogi Carolus Lumban Gaol.
8. Keluarga Mahasiswa Katolik St.Ignatius Loyola FE USU, sahabat dan
teman-teman penulis yang terkasih, Agelina Simanjuntak, Annie Napitupulu,
Elisabet Hutahaen, Lidya Theresia, serta teman-teman lainnya yang tidak
dapat disebutkan namanya satu-persatu yang selalu memberikan motivasi,
dukungan, dan doa selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap agar skripsi bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Penulis,
NIM 100502062
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan teori ... 10
2.1.1. Pasar Modal ... 10
2.1.2. Investasi ... 11
2.1.3. Return Saham ... 13
2.1.4. Rasio Keuangan ... 17
2.1.4.1. ROA ... 22
2.1.4.2.ROE ... 23
2.1.5. Ukuran (size) perusahaan ... 23
2.1.6. Arus Kas ... 24
2.2. Kerangka Konseptual ... 32
2.3. Hipotesis Penelitian ... 33
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 34
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
3.3. Batasan Operasional ... 35
3.4.2. Variabel Dependen ... 37
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37
3.6. Metode Pengumpulan Data... 39
3.7. Teknik Analisis Data ... 39
3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 39
3.7.2. Uji Asumsi Klasik ... 40
3.7.2.1. Uji Normalitas Data ... 40
3.7.2.2. Uji Heteroskedasitas ... 41
3.7.2.3. Uji Multikolinearitas ... 42
3.7.2.4. Uji Autokorelasi ... 42
3.7.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 43
3.7.4. Pengujian Hipotesis ... 44
3.7.4.1. Uji F ... 44
3.7.4.2. Uji t ... 45
BAB 1V PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 47
4.2. Analisis Statistik Deskriptif ... 55
4.3. Uji Asumsi Klasik ... 59
4.3.1. Uji Normalitas ... 59
4.3.2. Uji Heteroskedasitas ... 62
4.3.3. Uji Multikolinearitas ... 64
4.3.4. Uji Autokorelasi... 65
4.4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 67
4.4. Pengujian Hipotesis ... 69
4.4.3. Uji F (simultan) ... 69
4.4.2. Uji t (parsial)... 70
4.4.1. Koefisien Determinasi ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75
5.2 Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 77
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Perkembangan Return Saham,Laba Bersih, Total Aset, dan Arus Kas Operasi Perusahaan Makanan dan
Minuman di BEI ...7
3.1Teknik Pengambilan Sampel ... 38
3.2Daftar Sampel Penelitian ... 39
4.1Descriptive Statistic ...56
4.2Uji Kolmogorov- Smirnov Test ... 61
4.3Uji Glejser ... 63
4.4Uji Multikolinerits dengan Nilai Tolerance ... 64
4.5Uji Autokorelasi dengan Runs Test ...66
4.6Analisis Regresi Linier Berganda ...67
4.7Hasil Uji-F ...69
4.9Hasil Uji-t ...71
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar JudulHalaman
2.1 Kerangka Konseptual... 33
4.1Uji Normalitas Dengan Analisis Grafik Histogram...59
4.2 Grafik Normal P-Plot ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR MAKANAN DAN
MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, dan arus kas terhadap return saham perusahaan. Profitabilitas diproksikan oleh rasio return on asset (ROA) dan rasioreturn on equity (ROE), ukuran perusahaan diproksikan oleh total aset perusahaan dan arus kas diproksikan oleh arus kas operasi. Return saham diukur dengan menggunakan kenaikan ataupun penurunan harga saham tiap tahun. Objek penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minumanyang terdaftar di BEI pada tahun 2007 sampai 2012.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sampel jenuh dan didapat 10 perusahaan sampel dengan enam tahun pengamtan sehingga berjumlah 60 unit analisis. Data penelitian diperoleh dengan mengunduh annual
report perusahaan melalui
adalah metode regresi berganda dengan menggunakan SPSS versi 17.
Hasil penelitian ini secara simultan menunjukkan bahwa return on asset (ROA), return on equity (ROE), ukuran perusahaan dan arus kas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan. Secara parsial menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan tidak sigifikan terhadap return saham, ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham, dan arus kas operasiberpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, FIRM SIZE AND CASH FLOW TO STOCK RETURN OF LISTED COMPANIES FOOD AND
BEVERAGE IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
The goals of this research is to show the influence of profitability, firm size and cash flow to stock return. Profitability proxy by return on asset ratio (ROA) and return on equity ratio (ROE), firm size proxy by total asset and cash flow proxy by cash flow from operating activities. Stock return is measured by the change of stock price every year. Object of this research is food and beverage companies listed in Indonesian Stock Exchange in the period 2008 up to 2012.
Sampling method that use in this research is non probability sampling method, so that the sample acquired 10 companies with six years of observation that totaled 60 analysis units. The research acquired by downloading the annual report of the company through the website that is use in this research is multiple regression method using SPSS version 17.
The result of this research by simultan indicate that return on asset (ROA), return on equity (ROE), firm size and cash flow from operating activities have significant effect to stock return and the result by partial indicate that ROA and firm size have unsignificant negative effect to stock return, ROE has significantly positive effect to the stock return, and cash flow from operating has significantly negative effectto stock return.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Salah satu hal yang menjadi tolak ukur perkembangan perekonomian suatu
negara yaitu tingkat pekembangan dunia pasar modal dan industri-industri
sekuritas yang ada pada negara tersebut. Pasar modal berperan sebagai sarana
untuk mobilisasi dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana ke pihak yang
memerlukan dana. Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan sumber
dana dan pilihan investasi bagi investor, sehingga kesempatan untuk
memperoleh imbal hasil semakin besar sesuai dengan karakteristik investasi
yang dipilih. Menurut Hartono (2003:78) kegiatan investasi itu sendiri
merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih aset selama
periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh pendapatan atau
peningkatan atas nilai investasi awal (modal) yang bertujuan untuk
memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat diterima tiap investor.
Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan
dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi yang
informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan investasinya.
Return yang merupakan tujuan utama seseorang berinvestasi adalah salah satu dasar yang digunakan investor dalam membuat keputusan investasi dan
memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi.
Return juga merupakan imbalan yang diperoleh investor atas keputusannya untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukan, karena pasar modal tidak
dapat memberikan jaminan kepada investor untuk memperoleh return saham dengan pasti.
Dalam penelitian Hastuti (2001)disebutkan bahwa pasar modal memiliki
sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan pasar yang lain. Salah satu
sifat khas tersebut adalah ketidakpastian akan kualitas produk yang
ditawarkan. Situasi ketidakpastian ini mendorong investor yang rasional untuk
selalu mempertimbangkan risiko dan expected return setiap sekuritas yang secara teoritis berbanding lurus. Semakin besar expected return maka tingkat risiko yang melekat juga semakin besar, dan begitu juga sebaliknya. Untuk
mencapai tingkat return yang optimal investor juga perlu melakukan berbagai pertimbangan dan analisis yang akurat sebelum membeli, menjual, atau
menahan saham.
Saham perusahaan yang go public sebagai komoditi investasi tergolong memiliki tingkat resiko yang tinggi karena sangat peka terhadap
perubahan-perubahan kondisi politik dan ekonomi serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa investor perlu mengambil sikap
hati-hati dalam melakukan investasi berbentuk saham untuk mencegah
kemungkinan kerugian yang akan diterima. Salah satu upaya mencegah
kerugian tersebut adalah dengan memprediksi return saham yang mungkin
diterima investor dimasa yang akan datang. Prediksi return saham dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kinerja perusahaan. Salah
satu hal utama yang sering digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan
yaitu dengan cara menganalisis keuangan perusahaan. Analisis keuangan
perusahaan memerlukan beberapa tolak ukur.
Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio keuangan atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya.Menurut
Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu
angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu
komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau
antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan.Dengan analisis rasio
keuangan, dapat diperoleh informasi dan memberikan penilaian terhadap
kondisi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Menurut
Subramanyam dan Wild (2005:38), rasio keuangan terdiri dari rasio
profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan rasio pasar
Salah satu rasio yang dapat digunakan dalam menganalisis kinerja
perusahaanuntuk memprediksi return saham adalah rasio profitabilitas. Rasio
laba dari sumber dana yang dimiliki (Untung dan Sugiono, 2008:70). Semakin
besar tingkat keuntungan perusahaan menunjukkan bahwa semakin baik
manajemen dalam mengelola perusahaan. Rasio profitabilitas yang sering
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba adalah
Return on Assets (ROA), dan alat ukur lain yang dapat digunakan adalah
Return on Equity (ROE). Semakin besar tingkat ROA dan ROA yang dimiliki oleh perusahaan maka return saham yang mungkin diterima investor juga
akan semakin besar.
Selain rasio profitabilitas, terdapat faktor lain yang dapat digunakan
dalam menganalisis kinerja perusahaan untuk memprediksi return saham perusahaan, yaitu dengan melihat dan mempertimbangkan ukuran perusahaan.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana perusahaan dapat
diklasifikasikan besar atau kecilnya melalui berbagai cara, seperti total aktiva,
tingkat penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar jumlah aktiva,
penjualan, dan kapitalisasi pasar, maka semakin besar pula ukuran perusahaan
tersebut. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan
total aktiva karena nilai aktiva relatif stabil dibandingkan jumlah penjualan
dan kapitalisasi pasar dalam mengukur ukuran perusahaan.Perusahaan yang
memiliki total aktiva yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
memiliki prospek yang baik dan lebih mampu menghasilkan laba, sedangkan
perusahaan yang memiliki aktiva kecil cenderung rentan terhadap risiko. Hal
ini sejalan dengan penelitian Miswanto (2000) tentang pengaruh operating
menemukan bahwa operating leverage tidak berpengaruh terhadap peningkatan risiko bisnis begitu pula dengan pengaruh cyclicality terhadap
risiko bisnis relatif kecil, sedangkan ukuran perusahaan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap risiko bisnis. Oleh sebab itu semakin besar ukuran
perusahaan, maka semakin besar pula return saham yang kemungkinan diterima investor, sebaliknya semakin kecil ukuran perusahaan, maka semakin
rentan pula perusahaan tersebut terhadap risiko.
Selain rasio profitabilitas dan ukuran perusahaan,faktor lain yang dapat
digunakan dalam menganalisis kinerja perusahaan dalam memprediksi return
saham yaitu laporan arus kas. Laporan arus kas digunakan sebagai dasar
pertimbangan para investor dalam menginvestasikan dananya di pasar modal
karena dengan laporan arus kas memungkinkan para investor untuk
memprediksi jumlah kas yang mungkin didistribusikan sebagai dividen pada
masa yang akan datang serta menilai risiko potensial atas investasi yang
ditanamkan. Selain itu, arus kas juga berguna untuk membantu investor
dalam mengukur prospek arus kas bersih pada perusahaan yang bersangkutan.
Laporan arus kas diklasifikasikan berdasarkan tiga aktivitas yaitu,
aktivitas investasi, aktivitas pendanaan, dan aktivitas operasi. Arus kas dari
aktivitas investasi yaitu yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva
tetap. Arus kas dari aktivitas pendanaan yaitu yang menyangkut perubahan
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
apakah dari kegiatan operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang
cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan
membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber
pendanaan dari luar, oleh sebab itu investor akan cenderung lebih percaya
untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki arus kas hasil operasi yang
tinggi. Semakin tinggi arus kas operasi yang dimiliki suatu perusahaan maka
semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk membayar deviden yang
mengindikasikan bahwa semakin tinggi pula kemungkinan return yang diterima investor.
Penelitian mengenai return saham telah banyak dilakukan dan terdapat hasil penelitian yang bertentangan. Wibowo (2012) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap return
saham.Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan (2004) dalam penelitiannya
memberikan kesimpulan bahwa arus kas operasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham, sedangkan Ninna Daniati dan Suhairi (2006) dalam penelitiannya memberikan kesimpulan
bahwa arus kas operasi dan size perusahaan mempunyai pengaruh yang
berlawanan terhadapreturn saham. Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu dan temuan-temuan fakta-fakta yang tersebut, maka peneliti tertarik
untuk meneliti kembali pengaruh rasio profitabilitas khususnya ROA dan
ROE, ukuran perusahaan, dan arus kas dari aktivitas operasi terhadap return saham perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Perusahaan industri makanan dan minuman memiliki prospek yang baik
dan cenderung diminati investor sebagai target investasinya karena hasil
industri ini cenderung digemari dan dibutuhkan oleh setiap kalangan
masyarakat dan bidang industri ini juga memiliki jumlah permintaan yang
cenderung stabil walaupun terjadi krisis ekonomi karena dalam setiap kondisi
produk makanan dan minuman akan selalu dibutuhkan. Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2011 melakukan survei terhadap konsumsi
masyarakat Indonesia dan menunjukkan hasil bahwa pola pengeluaran untuk
konsumsi makanan dan minuman masyarakat Indonesia meningkat setiap
tahunnya yang disebabkan oleh meningkatnya laju pertumbuhan penduduk
dan meningkatnya pendapatan per kapita. Investor juga melihat bahwa industri
sektor makanan dan minuman adalah sektor yang relatif aman dalam berbisnis
sehingga banyak pemilik modal baik dari dalam negeri maupun luar negeri
tidak ragu untuk menginvestasikan dananya dalam sektor ini. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan laporan keuangan yang tercatat di BEI
pada perusahaan sektor makanan dan minuman.
Tabel 1.1
Perkembangan Return Saham, Laba Bersih,Total Aset dan Arus Kas Operasi Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI
Nama
2007 0,0000 84.456.221 621.831.943 227.270.981
2008 -0,1000 227.271.113 941.387.896 415.212.992
2009 2,5758 443.050.143 993.465.110 529.980.112
2010 0,5534 340.577.120 1.137.082.114 320.055.989
2011 0,3057 453.405.779 1.220.813.115 671.754.999
2012 1,0613 597.382.000 1.152.048.877 539.860.711
PT.Mayora
2007 0,0799 146.617.706 189.317.501 178.699.351
2008 -0,3487 196.230.210 2.992.998.415 138.452.987
Indah Tbk 2010 1,3889 499.655.171 4.399.191.135 238.253.946
2011 0,3256 483.486.152 6.599.845.533 -607.939.545
2012 0,4036 744.428.404 8.302.506.341 830.244.056
PT.Siantar TOP Tbk.
2007 0,7619 15.594.767 517.448.084 5.275.606
2008 -0,5946 4.816.495 626.749.784 -9.779.515
2009 0,6667 41.072.367 548.720.445 99.952.885
2010 0,5400 41.734.029 649.273.975 -13.517.981
2011 0,7922 42.675.154 934.765.927 89.728.684
2012 0,5217 74.626.183 1.249.840.835 24.460.960
Sumber : IDX Fact Book
Dalam Tabel 1.1 disajikan data perkembangan return saham, laba bersih,
total aset dan arus kas operasi tiga perusahaan sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2012. Tiga perusahaan tesebut cenderung mengalami perubahan return saham,
laba bersih, total aset, dan arus kas operasi yang ekstrim tiap tahunnya, dan
dapat memberikan gambaran secara umum tentang kondisi perusahaan sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat
bahwa PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. memperolehreturn saham tertinggi pada tahun 2009 sebesar 2,57 atau 257% dan return terendah terjadi pada
tahun 2008 sebesar -0,10 atau -1-%. Pada PT.Mayora Indah Tbk. return saham tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 2,94 atau 294% dan return
terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar -0,38 atau -38%. Pada PT.Siantar
TOP tbk. return saham tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 0,79 atau sebesar 79% dan return saham terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar -0,59
atau sebesar 59%.
Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai laba bersih,
total aset dan arus kas operasi menunjukkan kondisi yang tidak selalu
kenaikan laba bersih, total aset, dan arus kas operasi tidak selalu diikuti
dengan kenaikan return saham. Sebaliknya, penurunan nilai laba bersih, total
aset, dan arus kas operasi perusahaan tidak selalu diikuti dengan penurunan
return saham. Berdasarkan uraian latar belakang ini, maka penulis tertarik
untuk menganalisis pengaruh profitabilitas yaitu ROA dan ROE, ukuran
perusahaan, dan arus kas operasi terhadap return saham.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah rasio profitabilitas yang terdiri dari ROA
dan ROE, ukuran perusahaan, dan arus kas operasional perusahaan
berpengaruh terhadap return saham perusahaan sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?”
1.3.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris
mengenai pengaruh rasio profitabilitas yang terdiri dari ROA dan ROE,
ukuran perusahaan, dan arus kas operasional perusahaan terhadap return saham perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
1. Untuk peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
peneliti khususnya mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan
dan arus kas dari aktivitas operasi terhadap return saham.
2. Untuk investor dan masyarakat bisnis, penelitian ini sebagai salah satu
sumber informasi dalam pengambilan keputusan kebijakan investasi.
3. Untuk manajemen, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan
bagaimana menciptakan nilai perusahaan sehingga memiliki daya tarik
bagi investor.
4. Untuk akedemisi, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan
kontribusi terhadap pegembangan literatur manajemen keuangan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal merupakan sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber
dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Menurut
Samsul Mohammad (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana
bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka
panjang , umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Undang-undang Pasar Modal
tahun 1995 nomor 8 mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkitan dengan efek”.
U Tun Wai dan Hugh T Patrick merumuskan definisi pasar modal dari
beragam pendapat tentang pengertian pasar modal sebagai berikut.
tabungan, dan deposito berjangka. Arti sempit: Pasar modal adalah pasar yang terorganisir yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan menggunakan jasa makelar dan underwriter.
Pasar modal dapat berfungsi sebagai alternatif penghimpun dana selain sistem
perbankan. Bank-bank menghimpun dana dari masyarakat kemudian
disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dana sebagai kredit,
sehingga perusahaan-perusahaan yang akan melakukan ekspansi usaha dapat
memperoleh dana tersebut dalam bentuk kredit. Dalam teori keuangan
dijelaskan bahwa adanya batasan dalam menggunakan hutang. Keterbatasan
tersebut diindikasikan dari debt to equity ratio perusahaan yang terlalu tinggi,
yang mengakibatkan biaya modal perusahaan yang meningkat. Perusahaan
akan terpaksa menahan diri untuk memperluas usahanya bila sudah mencapai
batasan tersebut, kecuali jika bisa bisa mendapatkan dana dalam bentuk modal
sendiri (equity). Hal tersebut dapat diatasi dengan adanya pasar modal yang memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas berupa tanda hutang
(obligasi) dan surat tanda kepemilikan (saham).
2.1.2 Investasi
Menurut Eduardus (2010:2) Investasi adalah penanaman modal untuk satu
atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Investasi
adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
mendatang. Menurut Eduardus (2010:8-9), ada beberapa tujuan seseorang
melakukan investasi, antara lain adalah:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang.
2. Mengurangi tekanan inflasi, dimana dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak.
Menurut Halim (2005:4), pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua
bagian yaitu:
1. Investasi pada aset-aset finansial (financial assets). Investasi pada asset-asset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito,
commercial paper, dan surat berharga pasar uang. Investasi dapat juga
dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, dan opsi.
2. Investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada asset-asset riil dapat
berbentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan
pertambangan, pembukaan perkebunan, dan lainnya.
Investasi pada asset-asset finansial dapat berupa investasi langsung dan
investasi tidak langsung. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli
aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market),
pasar modal (capital market) atau di pasar turunan (derivative market). Investasi ini dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu
perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sedangkan
investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan
investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari
Fischer dan Jordan (2001:105) mendefinisikan “An investment is a commitment of funds made in the expectation of some positive rate of return”.
Artinya adalah investasi dilakukan atas dasar adanya harapan akan
diperolehnya tingkat pengembalian yang positif dari kegiatan investasi dana
yang dilakukan. Investasi diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana
pada satu atau lebih dari suatu aset selama periode tertentu dengan harapan
dapat memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai investasi (Hartono,
2003:78). Berdasarkan pengertian tersebut, memegang kas atau uang tunai
bukan merupakan investasi, sedangkan menabung di bank merupakan
investasi karena mendapat return berupa bunga.
Salah satu cara untuk melakukan analisis investasi dalam bentuk saham yakni
dengan analisis fundamental. Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap
investasi saham mempunyai landasan yang kuat yang disebut nilai intrinsik
yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap
kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan
datang. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari faktor-faktor perusahaan
yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu keuntungan (return) yang
diharapkan dengan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Nilai
inilah yang diestimasi para pemodal atau analis, dan hasil dari estimasi ini
2.1.3. Return Saham
Setiap investor mengharapkan return yang tinggi atas investasinya. Return
merupakan pengembalian hasil atau laba atas suatu surat berharga atau
investasi modal, besarnya dinyatakan dalam tingkat persentase tahunan.
Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan dividen tunai ataupun adanya
perubahan harga saham pada suatu periode.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi.Return saham
adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang
dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain (Wahyudi, 2003). Current income adalah keuntungan yang
didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen.
Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga
dapat diuangkan secara cepat. Contohnya adalah dividen saham yaitu
dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas
dengan cara menjual saham yang diterimanya. Capital gain(loss) merupakan
selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham
sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya.
Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode
Return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) atau sering disebut actual return dan return ekspektasi (expected
return).Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja
perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan
pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan
diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan
bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan
return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang
berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional
Terdapat dua cara yang umum digunakan untuk menghitung return saham (Asri, 2001:76), yaitu:
1. memasukkan unsur dividen dalam perhitungan return saham (investor tidak mengabaikan adanya dividen), maka dapat digunakan rumus:
R
i=
D1+ (P1−P0)
Po
keterangan :
P1 = Harga pasar saham yang diharapkan
P0 = Harga pasar saham saat penutupan
2. tanpa memasukkan unsur dividen dalam perhitungan (investor mengabaikan
dividen), maka data yang digunakan hanya terdiri dari harga pasar saham saja.
Rumus yang dapat digunakan sebagai berikut:
R
i=
(P1−P0) Po keterangan:
Ri = Return yang diharapkan
P 1 = Harga pasar saham yang diharapkan
P 0 =Harga pasar saham saat penutupan
Menurut Samsul Mohamad (2006 : 292), rumus perhitungan saham terbagi
menjadi dua cara yaitu:
1.
R
i,t=
(Pt−Pt−1)+ Dt
Pt−1
Keterangan:
Ri,t = return saham i untuk waktu t (hari, bulan, dan sebagainya)
Pt = price, yaitu harga untuk waktu t
Pt-1 = price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya (kemarin, bulan lalu, dan
seterusnya)
Dt = dividen tunai interim dan dividen tunai final.
2.
R
i,t=
(IHSIt−IHSIt−1)+ Dt
IHSIt−1
Ri,t = return saham individual untuk waktu t (hari ini, bulan berjalan,
tahun berjalan dan sebagainya)
IHSI1 = Indeks Harga Saham Individual untuk tahun t
IHSIt-1 = Indeks Harga Saham Individual untuk tahun sebelumnya
Dt = Dividen tunai interim dan dividen tunai final.
Rumus kedua lebih tepat digunakan untuk analisis karena pemakaian
indeks dapat menetralisir pengaruh corporate action terhadap harga saham.
2.1.4.Rasio Keuangan
Rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan
angka-angka dalam laporan laba rugi dan neraca. Rasio keuangan merupakan suatu
informasi yang menggambarkan hubungan diantara berbagai macam akun
yang berasal dari laporan keuangan yang dapat mencerminkan keuangan serta
hasil operasional perusahaan.
Rasio keuangan digunakan untuk membandingkan risiko dan tingkat
imbal hasil dari berbagai perusahaan untuk membantu investor dan kreditor
dalam membuat keputusan investasi dan kredit yang baik. Terdapat empat
kategori rasio yang digunakan untuk mengukur berbagai aspek dari hubungan
risiko dan return yaitu rasio finansial yang terdiri dari liqidity rasio, debt ratio, profitabilty ratio, dan coverage ratio(White, 2002:126). Di antara
keempat rasio tersebut, tidak ada satu rasio yang dapat memberikan informasi
yang cukup mengenai kondisi dan kinerja perusahaan. Lain halnya jika
mempertimbangkan kelayakannya. Rasio keuangan dapat diklasifikasikan
berdasarkan ruang lingkup dan tujuan yang diinginkan menjadi lima
kelompok rasio, yaitu likuiditas, aktivitas, profitabilitas, solvabilitas,
profitabilitas (rentabilitas) dan rasio pasar.
Menurut Wild (2005: 38) rasio-rasio keuangan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut.
1. Rasio likuiditas (liquidity ratios) digunakan untuk menganalisis kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini
membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka
pendek yang digunakan untuk memenuhi kewajiban tersebut. Perusahaan yang
mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat sebelum atau atau
pada saat jatuh tempo maka perusahaan tersebut berada dalam keadaan likuid.
Hal ini dapat dicapai apabila perusahaan memiliki aktiva lancar yang lebih
besar daripada utang lancar atau utang jangka pendeknya. Rasio likuiditas
memiliki keterkaitan dengan rasio solvabilitas. Perusahaan yang
terus-menerus dalam keadaan tidak likuid, kewajiban jangka pendeknya akan
menumpuk. Tumpukan utang jangka pendek ini kemudian akan berpengaruh
terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangya (solvable). Perusahaan yang insolvable mengandung resiko yang
tinggi untuk ditanami investasi, karena perusahaan yang tidak mampu
membayar utang akan disita kepemilikan hartanya. Rasio likuiditas dapat
dihitung menggunakan rumus Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), dan
2. Rasio aktivitas (activity ratios) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melakukan kegiatan operasinya
atau melihat perputaran (turnover) aktiva. Rasio aktivitas ini disebut juga asset activity ratios atau turnover ratios. Rasio aktivitas dapat diukur dengan
enam pendekatan, yaitu Total Asset Turnover, Total Fixed Asset Turnover, Average Collection Period, Account receivable Turnover, Inventory Turn Overn dan Day’s Sales in Inventory.
3. Rasio solvabilitas (solvency ratios) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam likuiditas jangka panjangnya atau dapat dikatakan kemampuan
perusahaan dalam membayar utang jangka panjangnya. Rasio ini disebut juga
sebagai rasio leverage karena merupakan rasio pengungkit yang menggunakan uang pinjaman untuk memperoleh keuntungan. Dengan rasio solvabilitas,
dapat diketahui perbandingan penggunaan dana perusahaan yang berasal dari
modal sendiri dengan dana yang berasal dari pihak luar atau pinjaman. Suatu
perusahaan dikatakan dalam solvable apabila perusahaan mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar utangnya. Rasio ini menyangkut jaminan yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang apabila pada suatu
saat perusahaan dilikuidasi tau dibubarkan. Rasio solvabilitas dapat diukur
dengan menggunakan Debt ratio, Debt To Equity ratio, Long Term Debt To Equity Ratio, Long Term Debt To Capitalization Ratio, Times Interest Earned,
4. Rasio rentabilitas atau profitabilitas (profitabily ratios) menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabiltas suatu
perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang
diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal
perusahaan tersebut. Keuntungan yang dimaksud dibagi menjadi dua yaitu
rasio yang menunjukkan profitability dengan sales dan dalam hubungannya dengan investement. Profitabilty perusahaan dalam kaitannya dengan sales
dapat ditunjukkan dengan gross profit margin dan net profit margin. Sedangkan profitablity dalam kaitannya dengan investement dapat ditunjukkan
dengan return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Rasio profitabilitas dapat diukur dengan Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Operating Return On Assets (OPROA), Return On Assets
(ROA), Return On Equity (ROE), dan Operating Ratio (OPR).
5. Rasio pasar (market ratios) menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar didasarkan pada perkiraan
laba per saham di masa yang akan datang, sehingga dapat diketahui berapa
lama investasi suatu saham akan kembali. Rasio pasar dapat diukur dengan
beberapa pendekatan yaitu Dividend Yield, Dividend Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), Dividen Payout Ratio (DPR), Price Earning Ratio (PER), Book Value Share (BVS), dan Price To Book Value.
Salah satu keunggulan dari rasio adalah dapat digunakan untuk membandingkan
hubungan return dan risiko dari perusahaan dengan ukuran yang berbeda.
strategi bersaing dan keunikan karakteristik operasi, keuangan dan investasi.
Menurut Harahap Sofyan (2007 : 298) secara umum keunggulan rasio
keuangan terdiri dari:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang mudah
ditafsirkan dan mudah dibaca.
2. Merupakan pengganti sederhana dari informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disajikan secara rinci dan rumit.
3. Dapat mengetahui posisi perusahaan di tengah persaingan industri.
4. Sangat bermanfaat sebagai bahan dalam pengambilan pengambilan
keputusan dan model prediksi.
5. Menstandarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah untuk melihat perbandingan perusahaan dengan perusahaan
lain atau untuk melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau
time series;
7. Lebih mudah dalam melihat tren perusahaan dan melakukan prediksi di
masa yang akan datang.
Menurut Harahap Sofyan (2007:299) selain memiliki keunggulan,
analisis rasio juga mempunyai kelemahan atau keterbatasanantara lain:
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat sesuai dengan kepentingan
penggunanya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
a.Bahan perhitungan laporan keuangan banyak mengandung tafsiran dan
judgement yang dapat dinilai bias atau subjekti.
b.Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan adalah nilai perolehan
(cost) dan bukan harga pasar.
c.Klasifikasi dalam laporan keuangan dapat berdampak pada rasio.
d.Metode pencatatan yang dilakukan setiap perusahaan berbeda-beda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, maka akan menimbulkan
dalam menghitung rasio.
4. Akan terjadi kesulitan jika terdapat data yang tidak sesuai.
5. Perusahaan-perusahaan tidak memakai standar akuntansi yang sama, maka
bila dibandingkan hasilnya kurang akurat.
Dari jenis-jenis rasio di atas, peneliti menggunakan rasio profitabilitas
sebagai variabel yang mempengaruhi return saham, khususnya ROA dan
ROE.
2.1.4.1.Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) sering disebut juga sebagi Retun on Investment
(ROI). Rasio ini berfungsi untuk mengukur efektivitas keseluruhan dalam
menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan
laba dari modal yang diinvestasikan. Menurut Van Horne (2005: 24) ROA
dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA =
LababersihstelahpajakdanbungaSemakin besar ROA atau ROI berarti perusahaan semakin produktif dan
semakin efektifmenggunakan aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan
laba, laba yang semakin meningkat juga akan meningkatkan tingkat
pengembalian (return) kepada investor (Van Horne, 2005:24). Hal ini
selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor untuk berinvestasi di dalam
perusahaan.
2.1.4.2.Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan total modal sendiri (ekuitas). Modal sendiri berasal dari setoran modal
pemilik, laba ditahan, dan cadangan lain yang dikumpulkan perusahaan.
Menurut Van Horne (2005: 24), secara matematis ROE dapat dirumuskan
sebagi berikut:
ROE =
LabaBersihSetalahPajakdanbungaEkuitasPemegangSaham
Semakin tinggi suatu ROE, maka semakin efektif suatu perusahaan dalam
mengelola dana investasi yang ditanamkan investor. Hal ini juga akan
berdampak positif terhadap harga saham dan membuat perusahaan dapat
dengan mudah menarik dana baru. Kenaikan ROE biasanya diikuti oleh
kenaikan harga saham perusahaan, dan kenaikan harga saham akan diikuti
Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan
kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar
maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini
digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili
seberapa perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak
modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak
perputaran uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar semakin besar pula
perusahaan dikenal dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, ukuran
perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva karena nilai aktiva relatif
stabil dibandingkan dengan nilai penjualan dan kapitalisai pasar.
Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 2 kategori yaitu
perusahaan besar dan perusahaan kecil. Perusahaan yang memiliki total aktiva
besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan
dimana dalam kondisi ini arus kas perusahaan sudah positif dan diangap
mempunyai prospek yang bagus dalam jangka waktu yang lama. Dalam
penelitian Abdul Naser (2009) disebutkan bahwa perusahaan dianggap lebih
stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding dengan total aset yang
kecil.
Ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan investor.
Perusahaan yang besar akan lebih dikenal masyarakat yang berarti semakin
mudah untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan tersebut.
Kemudahan dalam mendapatkan informasi akan meningkatkan kepercayaan
kecil.Pada umumnya perusahaan besar memiliki reporting responsibility yang tinggi dan kemampuan memperoleh laba yang tinggi yang mengindikasikan
bahwa return juga akan meningkat (Scoot, 2006:137).
2.1.6.Arus Kas
Pada mulanya laporan arus kas belum merupakan bagian dari laporan
keuangan, karena sebelum tahun 1971 pelaporan keuangan yang
direomendasikan oleh Generally Accpeted accounting Principle (GAAP) hanya neraca atau sekarang disebut statement of financial position dan laporan
laba rugi (income statement). Dalam perkembangan berikutnya yang dilatarbelakangi oleh keinginan investor, kreditor dan pemakai lainnya muncul
laporan dana sebagai bagian dari laporan keuangan (Ikatan Akuntan
Indonesia, 2004).
American Institute of Certified Public Accountant (AICPA: 1961)
mengakui pentingnya penggunaan laporan arus kas dan mensoponsori riset
mengenai hal ini. Laporan arus kas baru diwajibkan pada tahun 1987 dengan
dikeluarkannya Statement of Financial Accounting Standard (SFAS) No. 95
oleh FASB tentang Statement of Cash Flow yang kemudian menjadi efektif
sebagai bagian laporan keuangan. Di Indonesia sendiri penggunaan laporan
arus kas ditandai dengan dikeluarkannya Standar Akuntansi Keuangan pada
tanggal 7 September 1954 oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mulai
perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan
tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan .
Pengertian arus kas menurut Kieso & Weigant (2002 : 114) adalah “The Statements of Cash Flows is a primary statements that reports the cash receipt, cash payment and net change resulting form the operating, investing
and financial activities of and enterprise during a period in a format that reconciles the beginning and ending cash balance.”
Arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) dalam PSAK
No.2 2007: paragraf 9 dan 10 adalah:
laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas atau setara kas .
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas. Tujuan utama laporan arus kas menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (2004) adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperkirakan arus kas masa mendatang. Tujuan utama penyajian
data mengenai arus kas ialah adanya informasi mengenai sumber dan
penggunaan kas yang dikeluarkan untuk membiayai seluruh aktivitas
perusahaan. Sumber dan penggunaan kas suatu perusahaan tidaklah berubah
secara drastis dari tahun ke tahun sehingga penerimaan dan pengeluaran kas
dapat diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan
2. Untuk mengevaluasi keputusan manajemen. Setiap manajer berusaha
mengambil keputusan yang terbaik yang diharapkan dapat membantu
perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya serta kemampuan
bersaing dalam merebut pasaran. Sebagian besar faktorkeberhasilan
perusahaan ditentukan oleh keputusan manajer terutama top level manajemen
yang biasanya dihadapkan dengan pengambilan keputusan strategic. Laporan
arus kas akan menyajikan kegiatan investasi perusahaan sehingga memberikan
informasi kepada investor dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan
manajer.
3. Untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen
kepada pemegang saham, pembayaran bunga, dan pokok pinjaman pada
kreditur. Modal saham suatu perusahaan biasanya terdiri atas saham serta
ditambah dengan modal pinjaman. Pemegang saham tertarik untuk menanam
modal atau sahamnya di perusahaan dengan harapan akan memperoleh hasil
berupa dividen dari aktivitas penanaman modal tersebut. Kreditor akan
memperoleh penghasilan dari perusahaan karena dia akan memperoleh bunga
dan pokok pinjamannya. Tentunya investor maupun kreditor menginginkan
pembayaran tepat waktu. Laporan arus kas memberikan informasi untuk
membantu mereka untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membayar
deviden tersebut serta melunasi kewajibannya.
4. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan arus kas
perusahaan. Menurut Hongren (1997 : 1845), ”biasanya kas dan laba bersih
peningkatan kas dan sebaliknya. Suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih
yang tinggi dan kas rendah mempunyai kemungkinan pailit. Dalam halini
informasi arus kas membantu investor menganalisis sampai sejauh mana efisiensi
perusahaan dalam mengelola kasnya. Dengan adanya laporan arus kas (cash
flow statement) ini, maka akan membantu manajer keuangan dalam
perencanaan dan pengawasan budget kas.
Laporan arus kas in jugai sangat membantu pihak ekstern perusahaan dalam
menentukan :
1. Kemampuan suatu perusahaan mnghasilkan kas pada msa yang akan
datang
2. Tingkat kesehatan keuangan perusahaan, apakah perushaan likuid atau
solvable,
3. kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen dan kewajiban
lainnya.
Menurut Kieso (2002 : 205), laporan arus kas dibagi menjadi tiga aktivitas
yaitu:
1. operating activity involve the cash effect of transaction that enter into determination of net income,
2. investing activities include making and collecting loans and disposting of investements (both debt and equity) and properti, plant, equipment,
their investment, and (b) borrowing money from creditors and repaying the ammounts borrowed.
Penelitian ini akan difokuskan pada arus kas dari aktivitas operasi. Ikatan
Akuntan Indonesia (Standar Akuntansi Keuangan No.2, paragraf 12)
menyatakan bahwa :
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan
peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Arus kas
dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasi
perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan
melakukan investasi tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka semakin tinggi
kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula
nilai expected return saham, dan sebaliknya, semakin rendah arus kas operasional perusahaan maka semakin kecil kepercayaan investor pada
perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai return saham (Hartono
2.1.4.Tinjauan Peneliti Terdahulu
No Peneliti/Tahun Judul
7 Mei Hotma ofreturn dan dapat diterima secara
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber dana yang dimiliki.
Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset dan Return on Equity. Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin produktif dan
semakin efektifmenggunakan aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan
laba, laba yang semakin meningkat juga akan meningkatkan tingkat
pengembalian (return) kepada investor (Van Horne, 2005:24).Kenaikan ROE pada umumnya juga diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan, dan
kenaikan harga saham akan diikuti juga oleh kenaikan return yang mungkin
diterima investor (2000:74).
Perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini
dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa
perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding
perusahaan dengan total asset yang relatif kecil. Pada umumnya perusahaan
besar memiliki reporting responsibility yang tinggi dan kemampuan
memperoleh laba yang tinggi yang mengindikasikan bahwa return juga akan meningkat (Scoot, 2006:137).
Arus kas operasi merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan kas untuk melunasi pinjaman, melakukan pembayaran deviden,
dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari
luar. Dalam hal ini informasi arus kas operasi membantu investor
menganalisis sejauh mana efisiensi perusahaan dalam mengelola kasnya,
sehingga investor dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayarkan
deviden dari informasi arus kas tersebut. Semakin tinggi arus kas operasional
perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan
tersebut, sehingga semakin besar pula nilai return saham. (Hartono dan Triyono, 2000)
Return on Asset (ROA)
Return Saham
Return on Equty (ROE)
Ukuran (Size)
Sumber : Ririt Kurniasih, (2011, diolah)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.3.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang diuraikan diatas, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah, rasio profitabilitas yag terdiri dari
ROA dan ROE, ukuran perusahaan (SIZE), dan arus kas operasi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada industri manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis, oleh karena itu jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian
yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan
variabel lainnya. Desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu
variabel mempengaruhi variabel lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang
signifikan antara rasio profitabilitas khususnya ROA dan ROE, ukuran
Sumber : Ririt Kurniasih, (2011, diolah)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.3.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang diuraikan diatas, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah, rasio profitabilitas yag terdiri dari
ROA dan ROE, ukuran perusahaan (SIZE), dan arus kas operasi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada industri manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis, oleh karena itu jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian
yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan
variabel lainnya. Desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu
variabel mempengaruhi variabel lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang
signifikan antara rasio profitabilitas khususnya ROA dan ROE, ukuran
arus kas operasi yang mempunyai hubungan signifikan terhadap return saham sebagai variabel dependen (Y).
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah di Bursa Efek Indonesia dengan tahun
pengamatan perusahaan dari tahun 2007 sampai tahun 2012 dengan cara
mengunjungi website
dimulai pada bulan Desember 2013, sampai bulan Maret 2014.
3.3.Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian ini adalah :
a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian,
yaitu:
1. Variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari Return on Asset, Return on Equity, ukuran perusahaan, dan arus kas operasional. 2. Variabel terikat (dependent variable) yang terdiri dari return saham
perusahaan sekor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
b. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari :
1. Data Return on Asset, Return on Equity, ukuran perusahaan, dan arus kas operasi perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
2. Data return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2007 sampai 2012.
3.4.Definisi Operasional
3.4.1.Variabel Independen
Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang dapat
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi:
1. Return on Asset (ROA)
Return on asset mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Formulanya
adalah:
ROA = Laba bersih setelah pajak dan bunga Total aset
2. Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu.
ROE
=
Laba Bersih Setelah Pajak dan bungaEkuitas Pemegang Saham
3. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besar (ukuran) yang dinyatakan dalam
total aktiva, penjualan dan kapitalisai pasar. Penelitian ini menggunakan total
aktiva sebagai ukuran perusahaan. Total aktiva yang besar akan
meningkatkan efisiensi perusahaan dan memberikan prospek pertumbuhan di
SIZE = Ln (total asset)
4. Arus Kas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan.
AKO
=
����� ���� ��� ������� ����� ����3.4.2.Varibael Dependen
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah actual return.Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi
saham yang dilakukannya. Return saham dapat dihitung berdasarkan rumus :
R
it=
(Pit−Pit−1)
Pit−1
Keterangan:
Ri,t = return saham i untuk waktu t (hari, bulan, dan sebagainya)
Pt = price, yaitu harga untuk waktu t
Pt-1 = price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya (kemarin, bulan lalu, dan
seterusnya)
3.5.Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2007: 72), populasi adalah wilayah generalisai yang
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipejari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor
makanan dan minuman yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2007 sampai tahun 2012 dengan menggunakan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1. Perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun pengamatan, yaitu dari tahun 2007 sampai tahun 2012.
2. Perusahaan sektor makanan dan minuman yang telah mengeluarkan laporan
keuangan lengkap pada tahun 2007 sampai 2012
3. Perusahaan sektor makanan dan minuman yang menghasilkan laba secara
terus-menerus selama tahun 2007 sampai 2012.
Berdasarkan kriteria tersebut, didapatkan 10 perusahaan, dan secara
keseluruhan digunakan sebagai sampel (metode sampel jenuh). Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Berikut ini adalah ringkasan teknik pengambilan sampel:
Tabel 3.1
Teknik Pengambilan Sampel
No Karakteristik Sampel Jumlah
1 Perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
19
2 Perusahaan sektor makanan dan minuman yang tidak mengeluarkan laporan keuangan pada tahun 2007 sampai 2012
3 Perusahaan sektor makanan dan
minuman yang tidak menghasilkan laba secara terus-menerus selama tahun 2007 sampai 2012
(6)
Jumlah Sampel 10
Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak
10 perusahaan. Adapun yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No Kode Emiten Nama Emiten
1 AISA PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
2
CEKA PT.Cahaya Kalbar Tbk
3
DLTA PT.Delta Djakarta Tbk 4
INDF PT.Indofood Sukses Makmur Tbk 5
MLBI PT.Multi Bintang Indonesia Tbk 6
MYOR PT.Mayora IndahTbk
7
PSDN PT.Prasidha Aneka NiagaTbk
8
SKLT PT.Sekar LautTbk
9
STTP PT.Siantar TOP Tbk
10
ULTJ PT.Ultra Jaya Milk Tbk
Sumber : idx.co.id (data diolah)
3.6.Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data
sekunder, karena peneliti memperoleh data yang dibutuhkan secara tidak
sertamendapatkan data dengan cara studi dokumentasi melalui website resmi
Bursa Efek Indonesia
harga saham dari yahoo finance tahun 2007-2012.
3.7.Teknik Analisis Data
3.7.1.Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2007: 142), analisis statistik deskriptif digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
3.7.2.Uji Asumsi Klasik
Penulis menggunakan bantuan program software SPSS 17.0 for Windows
(Statistic Product& Service Solution) dalam penelitian ini. Agar diperoleh perkiraan yang efesien, maka sebelum melakukan analisis regresi sebaiknya
dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik
dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimation) (Situmorang dan Lufti 2011:100)
3.7.2.1.Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,