UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRSAK
(Annonamuricata Linn) TERHADAP BAKTERI Escherichia
coli danStaphylococcus aureus.
SKRIPSI
RINA PRADIKTA
080822029
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRSAK
(Annonamuricata Linn) TERHADAP BAKTERI Escherichia
coli danStaphylococcus aureus.
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
RINA PRADIKTA
080822029
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERSETUJUAN
Judul : UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRSAK
(Annonamuricata Linn) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli danStaphylococcusaur
eus.
Kategori : SKRIPSI
Nama : RINA PRADIKTA
NomorIndukMahasiswa : 080822029
Program Studi : SARJANA (S1) KIMIA EKSTENSI
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
PERNYATAAN
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRSAK (
Annonamuricata
Linn
) TERHADAP BAKTERI
Escherichia coli
dan
Staphylococcus
aureus.
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2012
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“ UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annonamuricata Linn) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli dan sthapylococcus Aureus” Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada program studi Kimia FMIPA USU. Oleh karena itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih pada:Orangtuatercinta dan keluarga saya atas dukungan dan doanya, ibu Dr. RumondangBulanNst, MSselakuKetuaJurusan Kimia FMIPA USU dan sekaligus
Dosen Pembimbing I, bapak Drs. Albert Pasaribu, Msi selaku Sekretaris Jurusan Kimia FMIPA USU, ibuDr. YuniartiYusak, MS selaku Dosen Pembimbing II, ibu Andriayani S.Pd.Msi selaku dosen wali, bapak dan ibudosen Program Studi Kimia
FMIPA USU yang selama ini telah memberikan ilmu, asistenlaboratorium Mikrobiologi dan laboran mikrobiologi, Sahabat – sahabat terbaik saya Panji yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, disebabkan keterbatasan literature serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2012
ABSTRAK
Telah dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun sirsak (Annona Muricata Linn) terhadap Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun sirsak (Annona Muricata Linn) memiliki aktivitas sebagai antibakteri . Ekstrak metanol menunjukkan daun sirsak (Annona Muricata Linn) melakukan aktivitas pada konsentrasi10 % terhadap bakteriEscherichia coli, dan Staphylococcus aureus dengan diameter zona bening masing-masing sebesar 10 mm untuk bakteri
ABSTRACT
Antibacterial activity of methanol extract soursop leaf (Annona muricata Linn) toEscherichia coli, and Staphylococcus aureus with diffusionmethod has been done. Result showed soursop leaf methanol extract (Annona muricata Linn) has activity as antibacterial. at concentration of 10 % to Escherichia coli and
DAFTAR ISI 2.1.1 Metabolit Sekunder Tanaman Sirsak ((Annona muricata Linn) 7
2.1.2 Manfaat Sirsak (Annona muricata Linn) 9
2.2 Bakteri 10
2.2.1 Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif 11
2.2.2 Karekteristik Escherichia coli 13
2.2.3 Karakteristik Sthapylococcus aureus 14
2.3 Anti Bakteri 14
2.4 Pengujian Aktifitas Antibakteri 15
2.5 Media 17
2.6 Sterilisasi 18
Bab III. Bahan dan Metode Penelitian
3.3.4 Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) Dalam Tabung Miring 22 3.4.4.1 Pengujian Aktifitas Bakteri dengan Ekstrak Pelarut
Metanol 26
3.4.4.2 Pengujian Aktifitas Bakteri dengan Ekstrak Pelarut
Air 27
3.4.4.3 Pengujian Aktifitas Bakteri dengan Metanol 28 3.4.4.4 Pengujian Aktifitas Bakteri dengan Air 28 Bab IV. Hasil dan Pembahasan
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rataan diameter zonabeningekstrak air daun sirsak terhadap bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus 30 Tabel 4.2 Rataan diameter zona bening ekstrak metanol daun sirsak
terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus 31 Tabel1.Data Pengamatan Diameter ZonaHambat (mm) Ekstrak Metanol
Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri
Staphylococcus Aureus 38
Tabel 2.Data PengamatanDiameter ZonaHambat (mm) Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn ) Terhadap Bakteri
Escherichia coli 38
Tabel 3.Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Air Daun Sirsak (Annona Muricata Linn)Terhadap Bakteri Escherichia coli 39 Tabel 4.Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Air Daun Sirsak
(Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 StrukturTanin 7
Gambar 2.2 StrukturAcetogenins 8
Gambar 2.3 StrukturAlkaloida 8
Gambar 2.4 StrukturFenilpropanoid 9
Gambar4.1 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri
Escherichia coli pada konsentrasi 10 %, 20%, 30%, 40% dan 50%. 29 Gambar 4.2 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri
sthapylococcus Aureus pada konsentrasi 10 %, 20%, 30%, 40% dan 50% 30 Gambar 4.3 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak metanol daun sirsak terhadap
bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 10 %, 20%, 30%, 40% dan
50%. 30
Gambar 4.4 Hasil ujiaktifitas anti bakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri
Sthapylococcus Aureus pada konsentrasi 10 %, 20%, 30%, 40% dan
50%. 31
Gambar1.Hasil Uji anti bakteri pelarut air dan metanol tanpa pemberian sampel 40
ABSTRAK
Telah dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun sirsak (Annona Muricata Linn) terhadap Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun sirsak (Annona Muricata Linn) memiliki aktivitas sebagai antibakteri . Ekstrak metanol menunjukkan daun sirsak (Annona Muricata Linn) melakukan aktivitas pada konsentrasi10 % terhadap bakteriEscherichia coli, dan Staphylococcus aureus dengan diameter zona bening masing-masing sebesar 10 mm untuk bakteri
ABSTRACT
Antibacterial activity of methanol extract soursop leaf (Annona muricata Linn) toEscherichia coli, and Staphylococcus aureus with diffusionmethod has been done. Result showed soursop leaf methanol extract (Annona muricata Linn) has activity as antibacterial. at concentration of 10 % to Escherichia coli and
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang bangsa kita telah terkenal pandai meracik jamu dan obat-obatan tradisional. Beragam jenis tumbuhan, akar-akaran, dan bahan-bahan alamiah lainnya diracik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Ramuan-ramuan itu digunakan pula untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat, mencegah penyakit, dan sebagian untuk mempercantik diri. Kemahiran meracik bahan-bahan itu diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya, hingga ke zaman kita sekarang. Di berbagai daerah di tanah air, kita menemukan berbagai kitab yang berisi tata cara pengobatan dan jenis-jenis obat tradisional. Di tengah-tengah serbuan obat-obatan modern, jamu dan ramuan tradisional tetap menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat kita. Tidak hanya masyarakat di pedesaan, masyarakat di perkotaan pun mulai mengkonsumsi obat-obatan tradisional ini. Diberbagai pelosok tanah air, dengan mudah kita menjumpai para penjual jamu gendong berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman sehat dan menyegarkan. Demikian pula, kios-kios jamu tersebar merata di seluruh penjuru tanah air. Jamu dan obat-obatan tradisional, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat kita.
salah satu kendala dalam penggunaan obat tradisional sehingga penggunaannya menjadi kurang optimal. (Anonim, 2008)
Dengan banyaknya penelitian ilmiah yang dilakukan untuk mengetahui kandungan-kandungan yang dimiliki oleh tanaman sirsak, maka tanaman ini bergeser dari tanaman buah menjadi tanaman obat. Dari penelitian – penelitian tersebut, ditemukan bahwa hampir semua bagian dari tanaman ini, termasuk buah, bunga, daun, biji, akar hingga kulit batangnya bisa digunakan sebagai ramuan obat yang terbukti manjur. Salah satunya yang paling terkenal adalah pemanfaat ekstrak daun sirsak sebagai obat antikanker. Sirsak (Annona muricata Linn) masih merupakan saudara dekat dengan srikaya (Anona squamosa Linn). Tanaman sirsak berasal dari daerah tropis Amerika, yaitu sekitar Peru, meksiko, dan Argentina. Tanaman buah ini sudah diperkenalkan ke dunia jauh sebelum Colombus menemukan Benua Amerika. Sedangkan penyebarannya didaerah Asia Tenggara dimulai oleh orang- orang Spayol yang membawanya ke Filipina. (Hamid Bahari,2011)
Sebuah penelitian menemukan bahwa ternyata sirsak memiliki efek anti-tumor dan anti-kanker yang sangat kuat. Kandungan bahan aktif sirsak memiliki daya kerja kuat dalam memperlambat pertumubuhan sel kanker. Hal tersebut telah dibuktikan dengan membandingkan dengan obat-obat kanker yang sudah ada sebelumnya. Kandungan bahan aktifnya bekerja secara selektif. Ia hanya membasmi dan membunuh sel-sel kanker dan tidak mengganggu fungsi sel sehat. Selain itu, keampuhan buah sirsak adalah melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi yang mematikan. Dampaknya bagi penderita kanker adalah energi anda semakin meningkat dan penampilan fisik pun semakin membaik.(Enik Rahima,2011)
1.2. Permasalahan
1.3.Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan di batasi pada :
1. Daun sirsak yang digunakan adalah daun yang masih segar yang di ambil dari
pohonnya di sekitar pekarangan rumah.
2. Pelarut yang digunakan adalah metanol dan aquades yang di beli dari Bratachem.
3. Bakteri yang digunakan Escherchia coli, dan Staphylococcus aureus diperoleh dari laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU.
4. Variasi konsentrasi ekstrak sirsak pelarut metanol dan pelarut air yang digunakan adalah 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%.
5. Metode uji aktifitas anti bakteri yang digunakan adalah metode Difusi Cakram dan luas zona bening yang diukur menggunakan jangka sorong.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui apakah ekstrak daun sirsak dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Escherchia coli, dan Staphylococcus aureus.
2. Untuk mengetahui apakah metanol dan air juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherchia coli dan Sthapylococcus aureus.
3. Untuk mengetahui pada konsentrasi berapa ekstrak daun sirsak mulai menghambat pertumbuhan bakteri Escherchia coli, dan Staphylococcus aureus dan berapa besar zona bening yang terbentuk.
1.5. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi ilmiah
terhadap masyarakat pada umumnya dan peneliti khususnya serta para pakar farmakologi
bahwa daun sirsak dapat di gunakan sebagai anti bakteri yang memberikan kontribusi dalam
1.6. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU dan penyediaan
ekstrak daun sirsak dilaksanakan di laboratorium Polimer FMIPA USU.
1.7. Metodologi Penelitian
Penelitan ini adalah ekperimental laboratorium dengan menggunakan sampel daun sirsak
yang masih segar yang di peroleh dari pohonnya disekitar pekarangan rumah. Dengan
langkah – langkah analisis sebagai berikut :
1. Daun sirsak yang masih segar dikering anginkan selama 5 – 6 hari setelah itu di
keringkan dan dimaserasi menggunakan pelarut metanol dan air selama 3 x 24 jam
kemudian di pekatkan dengan rotari evaporator
2. Escherchia coli, dan Staphylococcus aureus dibiakkan lalu diencerkan dengan NaCl 0,9% steril hingga sama dengan suspensi Mc. Farland dengan kekeruhan 108 koloni/ml kemudian dibiakkan pada MHA dalam cawan petri.
3. Ekstrak pekat daun sirsak diencerkan dengan metanol dan air dengan variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Blank dish direndam dalam variasi berbagai konsentrasi ekstrak daun sirsak dan diletakkan diatas permukaan MHA yang telah bercampur bakteri.
4. Blank dish direndam dengan metanol dan air dan diletakkan diatas permukaan MHA
yang telah dicampur bakteri sebagai pembanding terhadap ekstrak daun sirsak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tanaman Sirsak (Annona muricata Linn)
Tanaman yang memiliki aroma dan rasa yang khas ini merupakan jenis tanaman tropis. Oleh karena itu, tanaman ini bisa tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian sekitar 1000 meter diatas permukaan laut. Selain itu, tanaman ini juga mudah tumbuh di berbagai jenis tanah, mulai dari tanah yang kaya akan unsur hara dengan pengairan yang baik hingga tanah yang dianggap tidak subur, seperti tanah masam, tanah kering, atau tanah berpasir. Sirsak (Annona muricata Linn) masih merupakan saudara dekat dengan srikaya (Annona squamosa Linn) tanaman sirsak berasal dari daerah tropis Amerika, yaitu sekitar Peru, Meksiko dan Argentina. Tanaman buah ini sudah diperkenalkan ke dunia jauh sebelum Columbus menemukan benua Amerika. Sedangkan penyebarannya di daerah Asia tenggara dimulai oleh orang – orang Spanyol yang membawanya ke Filipina. Di Indonesia tanaman ini memiliki beberapa nama, yaitu nangka sebrang, dan nangka londo (Jawa), nangka walanda dan sirsak (Sunda), nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali), deureuyan belanda (Aceh), durio ulondro (Nias), serekaja (Bugis), jambu landa (Lampung), dan durian betawi (Minang kabau). Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda, yaitu Zuurzak. Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu zuur yang berarti asam, dan zak yang berarti kantong. Dengan demikian, buah sirsak dapat diartikan sebagai kantong yang memiliki rasa asam. (Hamid Bahari,2011)
gizi lainnya adalah banya biji masing – masing sebesar 27 dan 14 mg/100g. kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan massa tulang sehingga berguna untuk membentuk tulang yang kuat serta menghambat osteoporosis. (Enik Rahima,2011)
Kegunaan daun sirsak dari literatur diketahui dapat menyembuhkan penyakit kanker, caranya dengan merebus 10 lembar daun sirsak yang berwarna hijau tua kedalam 3 gelas air dan direbus hingga airnya tinggal 1 gelas saja. Air rebusan diminumkan kepada penderitanya 2 kali sehari. Setelah diminum, badan pasien terasa panas, mirip dengan efek kemoterapi, bahkan lebih hebat lagi karena rebusan daun sirsak hanya membunuh sel-sel yang tumbuh abnormal dan membiarkan sel-sel yang tumbuh normal. Sedangkan kemoterapi masih ada efek membunuh juga sebagian sel-sel yang normal (Anonim, 2010)
Klasifikasi dari tanaman sirsak adalah : Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Diviso : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Polycarpiceae
Family : Annonaceace
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata Linn
(Enik Rahima,2011)
2.1.1. Metabolit Sekunder Tanaman Sirsak (A. muricata Linn)
Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terbentuk dalam tanaman. Bagian tanaman bernilai tinggi , seperti fruktosa, lemak, protein, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B. Metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya adalah senyawa golongan tanin, acetogenins, alkaloida dan fenilpropanoid.
a. Tanin
Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman , seperti daun, buah
yang belum matang , batang dan kulit kayu. Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang. Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifat tanin yang sangat kompleks mulai dari pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis. Maka dari itu semua penelitian tentang berbagai jenis senyawa tanin mulai dilirik para peneliti sekarang . Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktifitas hidup sehingga pertumbuhan hidup sel terhambat atau bahkan mati. (http ://daunobat.blongspot.com/2008).
b. Acetogenins
Senyawa sitotoksik adalah senyawa yang dapat bersifat toksik maupun sebagai obat untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker dan sel tumor yang ada di dalam tubuh. Daun dan biji sirsak mengandung senyawa sitotoksik bernama acetogenins. Acetogenins adalah kumpulan senyawa aktif yang memiliki aktivitas sitotoksik di dalam tubuh dengan cara menghambat transpor ATP atau energi yang digunakan sel kanker untuk
berkembang.
Gambar 2.2 Struktur Acetogenins
c. Alkaloida
Hampir semua alkaloid yang ditemukan dialam mempunyai keaktifan fifiologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan misalnya kuinin, morfin dan striknin adalah alkaloid yang terkenal dan mempunyai efek fisiologis dan psikologis. Adanya sifat fisiologis pada alkaloid telah banyak menarik perhatian para ahli kimia sejak abad yang lalu dan sebagai akibatnya lebih dari 5000 senyawa alkaloid sudah ditemukan. (Achmad 1986)
Gambar 2.3 Struktur Alkaloida
d. Fenilpropanoid
Fenilpropanoid mewakili kelompok besar produk alamiah yang diturunkan dari asam amino fenilalanin dan tirosin atau dalam beberapa kasus, di tengah jalur biosintesisnya melalui biosintesis asam sikimat. Seperti yang terlihat dari namanya, kebanyakan senyawa yang terkandung dalam strurkturnya adalah cincin fenil yang terletak dalam tiga sisi rantai karbon propana. Karena kebanyakan fenlipropaoid di alam merupakan fenolik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil dalam cincin aromatis, maka sering disebut sebagai tumbuhan fenolik. Fenilpropanoid juga bertindak sebagai unit pembangun dalam pembentukan polimer dengan berat molekul besar dalam tumbuhan. Dua jenis utama fenilpropanoid adalah lignin dan tanin. Karena kesamaan senyawa penyusun pada tanin maka dapat menghambat mekanisme
pertumbuhan bakteri.
Gambar 2.4 Struktur FenilPropanoid
2.1.2. Manfaat Sirsak (Annona muricata Linn)
Selain bervitamin sirsak juga banyak mengandung mineral dan zat fitokimia yang berkhasiat untuk kesehatan. Buktinya, sejak dahulu sirsak digunakan sebagai pengobatan oleh bangsa Indian Amerika. Mereka percaya bahwa setiap bagian dari
OH OH
OH OH
pohon sirsak, termasuk kulit Kayu, akar, daun, daging buah, hingga bijinya, digunakan sebagai obat. Kandungan gizi, serat dan mineral utamanya bisa mengobati penyakit – penyakit seperti asam urat, asma, disentri, hipertensi, kencing batu, osteoporosis, wasir dll. (Enik Rahima, 2011)
Salah satu manfaat sirsak adalah sebagai obat kanker. Daun sirsak mengandung acetogenins yang dapat membunuh berbagai macam sel kanker, seperti kanker payudara, kanker prostat, kanker paru-paru, kanker usus besar, dan kanker pankreas. Keistimewaannya adalah, sirsak hanya membunuh sel kanker atau sel abnormal seperti radikal bebas yang mengandung sel kanker, namun tidak merusak sel-sel yang sehat. Inilah yang membuat para ilmuan terus melakukan penelitian untuk mendapatkan hasil terbaik. (http.//lagalus.com/2012)
2.2.Bakteri
Bakteri adalah kelompok sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di dalam bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu umumnya memiliki
pembentuk sangat berbeda
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
a. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
Mikrococcus, jika kecil dan tunggal.
Diplococcus, jka berganda dua-dua.
Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar.
Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus.
Staphylococcus, jika bergerombol.
Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai.
b. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut
Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua.
Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai.
c. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut :
Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma).
Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran.
Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk t usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.
2.2.1. Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif
membedakan bakteri berdasarkan karakteristik fisik dan kimia dinding sel-nya. Pewarnaan Gram meliputi 3 proses utama, yaitu pengecatan dengan kristal violet, dekolorisasi (penghapusan warna) dengan etil alkohol atau aseton, kemudian counterstaining atau pemberian pewarna kontras menggunaan air fukhsin. Pada awal pengecatan, semua bakteri akan berwarna ungu, proses dekolorisasi dan pemberian warna kontraslah yang membedakan antara kedua jenis bakteri ini. Bakteri gram positif akan menunjukkan warna ungu karena memiliki lapisan peptidoglikan tebal yang menahan kristal violet selama pengecatan gram.Sedangkan pada bakteri gram negatif akan berwarna merah akibat tipisnya dinding peptidoglikan sehingga kristal violet terbuang selama proses dekolorisasi dan pemberian air fukhsin akan mengecat bakteri gram negatif menjadi merah.
Karakteristik bakteri gram positif :
• Memiliki cytoplasmic lipid membran.
• Memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal.
• Terdapat asam teichoic dan lipoid yang membentuk lapisan asam lipoteichoic. yang berguna untuk chelating agen dan untuk adesi tipe tertentu.
• Beberapa spesies memiliki kapsul polisakarida.
• Beberapa spesies memiliki flagellum.
• Jika terdapat akan diperkuat oleh 2 cincin, berbeda dengan bakteri gram negatif yang flagellumnya diperkuat oleh 4 cincin.
Karakteristik bakteri gram negatif :
• Memiliki Cytoplasmic membran.
• Lapisan peptidoglikan tipis.
• Memiliki membran tambahan diluar lapisan peptidoglikan yang dipisahkan oleh spasium periplasmik.
• Terdapat pori di membran luar sebagai pori-pori untuk molekul tertentu.
• Memiliki S-layer (Surface layer) yang melekat langsung pada membran luar.
• Jika memiliki flagella, maka akan disokong oleh 4 buah cincin.
• Tidak memiliki asam teichoic ataupun asam lipoteichoic.
• Lipoprotein merekat pada polisakarida.
(http://
2.2.2. Karakteristik Escherichia coli
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis
ole ini dapat ditemukan dalam
Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa sehingga menghentikan sintesis yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus. E. coli banyak digunakan dalam teknologi
E. coli dipilih karena
2.2.3. Karakteristik Staphylococcus Aureus
Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu
pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupaka
biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier . Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan
sehingga terjadi pelemahan inang.
Infeksi S.aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut
piogenik. S. aureus juga menghasilkan
H2O2 menjadi H2O dan O2, dan
berkoagulasi dan menggumpan. Koagulasi diasosiasikan dengan patogenitas karena penggumpalan fibrin yang disebabkan oleh enzim ini terakumulasi di sekitar bakteri sehingga agen pelindung inang kesulitan mencapai bakteri dan
2.3Antibakteri
pertumbuha mencegah terjadinya pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Meskipun baik antibiotik maupun antibakteri sama-sama menyerang bakteri, kedua istilah ini telah mengalami pergeseran makna selama bertahun-tahun sehingga memiliki arti yang berbeda. Saat ini antibakteri biasanya dijabarkan sebagai suatu zat yang digunakan untuk membersikan permukaan dan menghilangkan bakteri yang berpotensi membahayakan. Tidak seperti anti biotik, anti bakteri tidak digunakan sebagai obat baik untuk manusia maupun untuk hewan, namun dapat ditemukan dalam berbagai produk seperti sabun, deterjen, produk-produk untuk kulit dan kesehatan serta
pembersih peralatan rumah tangga. .
Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri diantaranya yaitu : 1. Merusak dinding sel
2. Mengganggu permeabilitas sel 3. Menghambat aktifitas enzim
4. Menghambat sintesa asam nukleat dan protein
Berdasarkan aktifitasnya zat antibakteri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
bakteriostatik (zat antibakteri yang memiliki aktivitas yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, namun tidak mematikannya) dan bakterisida (zat antibakteri yang aktivitasnya dapat membunuh bakteri). (Fardiaz,1987)
2.3. Pengujian Aktivitas Antibakteri
a. Difusi Agar
Media yang dipakai adalah agar Mueller Hinton. Pada metode difusi ini ada beberapa cara, yaitu:
1) Cara Kirby Bauer
Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam diambil, disuspensikan ke dalam 0,5 mL BHI cair, diinkubasikan 5-8 jam pada 37ºC. Suspensi ditambah akuades steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar Brown dengan konsentrasi bakteri 108 CFU per mL. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi bakteri lalu ditekan-tekan pada dinding tabung hingga kapasnya tidak terlalu basah, kemudian dioleskan pada permukaan media agar hingga rata. Kemudian diletakkan kertas samir (disk) yang mengandung antibakteri di atasnya, diinkubasikan pada 37ºC selama 18-24 jam, hasilnya dibaca:
a. Zona radikal yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana sama sekali tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri. Potensi antibakteri diukur dengan mengukur diameter dari satu radikal.
b. Zona iradikal yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana pertumbuhan bakteri dihambat oleh antibakteri tetapi tidak dimatikan (Anonim, 2008).
2) Cara Sumuran
3) Cara Pour Plate
Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam diambil, disuspensikan ke dalam 0,5 mL BHI cair, diinkubasi 37º C selama 5-8 jam. Suspensi ditambah akuades steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar konsentrasi bakteri 108 CFU per mL. Suspensi bakteri diambil satu mata ose dan dimasukkan ke dalam 4 mL agar base 1,5% yang mempunyai temperatur 50ºC. Setelah suspensi kuman tersebut homogen dituang ke dalam media agar Mueller Hinton, ditunggu sebentar sampai agar tersebut membeku, diletakkan disk di atas media dan diinkubasi 15-20 jam dengan temperatur 37º C. Hasil dibaca sesuai dengan standar masing-masing antibakteri (Anonim, 2008).
4) Dilusi Cair atau Dilusi Padat
Pada prinsipnya antibakteri diencerkan sampai diperoleh beberapa konsentrasi. Pada dilusi cair, masing-masing konsentrasi obat ditambah suspensi kuman dalam media. Sedangkan pada dilusi padat tiap konsentrasi obat dicampur dengan media agar, lalu ditanami bakteri (Anonim, 2008).
2.5. Media
Perkembangbiakkan bakteri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu ;
- Pengaruh zat kimia (desintektan terhadap mikroba). (Pelczar, 1998)
Media dibedakan atas :
1. Media cair, yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan termasuk membiakkan dan menumbuhkan mikroba. Misalnya Laktosa Broth, Nutrient Broth dll.
2. Media padat, yang dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba pada permukaannya sehingga membentuk koloni yang dapat dilihat, dihitung atau diisolasi misalnya Nutrient Agar, Muller Hinton Agar dll.
3. Media setengah padat, yang mempunyai konsistensi diantara media cair dan media padat, (Rangkuti Dorlan dalam Rizki, 2010).
2.6. Sterilisasi
jarang digunakan pada mikrobiologi dan lebih banyak dipakai pada ilmu kesehatan. (Schlegel, 1994)
Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan alat – alat atau bahan – bahan dari segala macam bentuk kehidupan mikroba baik secara vegetatif maupun generatif. Cara sterilisasi yang umum dilakukan adalah :
1. Sterilisasi secara fisik :
a. Sterilisasi dengan pemijaran, cara ini dipakai untuk sterilisasi kawat innokulasi (jarum ose) yang terbuat dari platina atau nikron. Caranya dengan membakar menggunakan spriritus sampai pijar.
b. Sterilisasi dengan udara panas (kering), cara ini dipakai untuk mensterilkan peralatan gelas. Alat yang digunakan adalah oven dengan suhu diatas 170ºC.
c. Sterilisasi dengan menggunakan uap panas bertekanan, cara ini dipakai untuk sterilisasi alat – alat atau bahan – bahan yang tahan terhadap suhu dan tekanan tinggi. Alat yang digunakan adalah autoklaf. Pada autoklaf terdapat penunjuk tekanan, penunjuk suhu serta pengatur uap atau udara. (Lay dalam Rizki, 2010).
2. Sterilisasi secara kimia
Cara ini dilakukan dengan menggunakan senyawa – senyawa kimia, misalnya dengan menggunakan desinfektan, larutan alkohol, larutan formalin ( Katarina, 2011).
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1.Alat – alat
Alat – alat yang digunakan adalah :
1. Gelas ukur Pyrex
20.Rotary evaporator Heidolph WB 2000
21.Porteks Edmurd Buhler KL2
23.Bola karet 24.Magnetic Stirrer 25.Cotton bud 26.Jarum suntik
3.2.Bahan Penelitian
Bahan – bahan yang digunakan adalah : 1. Daun sirsak
8. Larutan NaCl 0,9% steril p.a (Merck)
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Pembuatan Media dan Larutan Pereaksi
3.3.1.1 Media Muller Hinton Agar (MHA)
Sebanyak 9,3 g MHA dilarutkan dengan 200ml aquades, dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk, ditutup dengan kapas dan disterilisasikan di dalam autoklaf pada suhu 121ºC dan 15 psi selama 15 menit.
3.3.1.2 Suspensi Standar Mc. Farland
3.3.2 Sterlisasi Alat
Dicuci alat yang akan digunakan sampai bersih, kemudian dikeringkan dan ditutup rapat dengan kapas kemudian dengan kertas. Setelah itu dimasukkan ke dalam autoklaf dan ditutup rapat. Disterilkan sampai suhu 121ºC, tekanan 15 psi selama 15 menit.
3.3.3.Penyediaan Sampel
Sampel yang diteliti adalah daun sirsak yang segar yang diperoleh dari pohon disekitar pekarangan rumah. Daun sirsak yang sudah kering dianginkan selama 5-6 hari setelah itu dihaluskan dan dimaserasi menggunakan pelarut metanol selama 3x24 jam kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator. Dan demikian pula daun sirsak juga dimaserasi dengan cara yang sama menggunakan pelarut air.
3.3.4.Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) dalam Tabung Miring
Sebanyak 2 g NA dilarutkan dalam 100 ml aquades. Dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk menggunakan batang pengaduk atau magnetic stirrer kemudian didinginkan. Dibagi dalam beberapa tabung reaksi sebanyak 5 ml. ditutup rapat dengan kapas. Disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121ºC tekanan 15 psi selama 15 menit. Dibiarkan sampai memadat dalam keadaan miring.
3.3.5.Penyediaan Biakan Stok Bakteri E.coli dan S. aureus
3.3.6.Pengenceran bakteri E. Coli dan S. Aureus
Disediakan 10 ml NaCl 0,9% steril masing – masing didalam tabung reaksi. Disuspensikan masing – masing bakteri dengan menggunakan jarum ose dari biakan bakteri ke dalam NaCl 0,9% steril sampai kekeruhannya sama dengan suspensi Mc. Farland maka konsentrasi bakteri adalah 108 koloni/ml.
3.3.7.Pengujian aktivitas antibakteri
3.4.Skema Penelitian
3.4.1 Pembuatan media Nutrient Agar (NA) dalam tabung miring
2 g Nutrient Agar
Media Nurient A
Hasil
Dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer
Dilarutkan dengan 100 ml aquades
Dipanaskan diatas hot plate sampai mendidih sambil diaduk
Didinginkan
Dimasukkan sebanyak 5 ml ke dalam beberapa tabung reaksi
Ditutup dengan kapas
Disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121˚C tekanan
15 psi selama 15 menit
3.4.2 Penyediaan biakan stok bakteri E. Coli dan Staphylococcus aureus.
3.4.3 Pengenceran bakteri E. Coli dan Staphylococcus aureus.
Media NA
Hasil
Digoreskan satu ose bakteri Eschercia coli atau Staphylococcus aureus
Diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35°C selama 2x 24 jam
10 ml NaCl 0,9 %
Suspensi bakteri 108 koloni/ml
Dimasukkan bakteri dari stok bakteri secara aseptis dengan menggunakan jarum ose
Disamakan kekeruhannya dengan
3.4.4 Pengujian Aktivitas Antibakteri
3.4.4.1. Pengujian Aktifitas Antibakteri dengan Ekstrak Pelarut Metanol
Blan dish
Blank dish basah
Dibasahi dengan ekstrak pelarut metanol daun sirsak 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%
Suspensi bakteri E.Coli 108
Media MHA + suspensii bakteri E.
Diinokulasi diatas media MHA di dalam cawan petri
Diletakkan blank dish yang telah di basahi ekstrak pelarut metanol daun sirsak
Diinkubasi secara terbalik pada suhu 30°C selama 24 jam
Diukur diameter zona bening yang terbentuk disekitar blank dish
Dilakukan hal yang sama untuk bakteri S.
aureus
3.4.4.2. Pengujian Aktifitas Antibakteri dengan Ekstrak Pelarut Air
Blank
Blank dish basah
Dibasahi dengan ekstrak pelarut air daun sirsak 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%
Suspensi bakteri E.Coli 108
Media MHA + suspensii bakteri E. Coli
Diinokulasi diatas media MHA di dalam cawan petri
Diletakkan blank dish yang telah di basahi ekstrak pelarut air daun sirsak
Diinkubasi secara terbalik pada suhu 30°C selama 24 jam
Diukur diameter zona bening yang terbentuk disekitar blank dish
Dilakukan hal yang sama untuk bakteri S.
aureus
3.4.5 Pengujian Aktivitas Anti Bakteri dengan metanol
3.4.6 Pengujian Aktivitas Anti Bakteri dengan Pelarut Air
Suspensi Bakteri E.Coli 108 koloni/ml
Diinokulasi diatas media MHA di dalam cawan petri
Dilakukan hal yang sama untuk S. Aureus
Hasil
Suspensi Bakteri E.Coli 108 koloni/ml
Diinokulasi diatas media MHA di dalam cawan petri
Dilakukan hal yang sama untuk S. Aureus
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil Penelitian
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus menunjukkan adanya aktivitas penghambat pertumbuhan, hal ini dapat kita lihat dari hasil pengukuran diameter zona bening yang terbentuk yaitu berupa wilayah jernih disekeliling kertas cakram yang mengandung ekstrak daun sirsak yang dapat dilihat pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 dibawah ini
Gambar 4.1 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 10 % (A), 20%(B), 30%(C), 40%(D) dan 50%(E).
Hasil pengukuran diameter zona bening aktivitas antibakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1 Rataan diameter zona bening ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Konsentrasi Ekstrak (% v/v)
Diameter zona bening (mm)
Escherichia coli Staphylococcus aureus
10 % 3,55 3,01 20 % 4,41 4,66 30 % 5,37 5,73 40 % 6,53 6,63 50 % 7,83 8,45
Gambar 4.3 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak metanol daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 10 % (A), 20%(B), 30%(C), 40%(D) dan 50%(E).
Gambar 4.4 Hasil uji aktifitas anti bakteri metanol daun sirsak terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10 %(A), 20%(B), 30%(C), 40%(D) dan 50%(E).
Hasil pengukuran diameter zona bening aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2 Rataan diameter zona bening ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Konsentrasi Ekstrak (% v/v)
Diameter zona bening (mm)
Escherichia coli Staphylococcus aureus
4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian yang saya peroleh dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 bahwa ekstrak daun sirsak dapat efektif menghambat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 10 % . Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak lebih efektif menghambat pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli dibandingkan dengan bakteri Staphylococcus aureus.
Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri dari daun sirsak (Annona Muricata Linn). Daun sirsak (Annona Muricata Linn) diuji terhadap bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil determinasi menunjukkan bahwa daun sirsak masuk kedalam famili Annonaceace dan species Annona Muricata Linn.. Dari hasil penapisan fitokimia tanaman uji daun sirsak (Annona Muricata Linn)
terdeteksi adanya alkaloid, fenilpropanoid, acetogenins dan tanin, diantara senyawa yang terdeteksi salah satunya mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. (Bauman, 2009). Tanin yang terdapat pada daun sirsak merupakan salah satu anti bakteri yang dapat menghambat fungsi membran sitoplasma pada bakteri. Pada konsentrasi rendah senyawa ini juga dapat merusak mermbran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit penting yang menginaktifkan sistem enzim bakteri, sedangkan pada konsentrasi tinggi dapat mengendapkan protein sel. (Stanier, 1979)
Mikroorganisme mempunyai kerentanan berbeda terhadap bahan – bahan yang digunakan untuk mematikannya. Terdapat perbedaan antar jenis tergantung dari kadar air dan pH lingkungan dan dari umur sel atau spora dan seterusnya. Kecepatan pemusnahan atau pematian yang eksponensial tidak hanya tergantung dari jenis organisme saja tetapi berbagai kondisi lingkungan. (lay bibiana, 1992)
BAB V
Kesimpulan Dan Saran
5.1Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ekstrak daun sirsak sudah mulai bisa menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
pada konsentrasi 10 %. Ekstrak metanol daun sirsak pada konsentrasi 50 % memberikan zona bening 10 mm untuk bakteri Escherichia coli dan 8,52 untuk bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak air daun sirsak pada konsentrasi 50% memberikan zona bening 7,83 untuk bakteri Escherichia coli dan 8,45 untuk bakteri Staphylococcus aureus. Pelarut metanol dan air tanpa penambahan ekstrak daun sirsak kurang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
1.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008., Back To Nature (Berbagai Tanaman Yang Berkhasiat Obat),
).
Achmad,S.A, 1986., Buku Materi Pokok Kimia Organik Bahan Alam, Karunika, Universitas terbuka, Jakarta.
Bauman, R, 2009., Microbiology, Pearson education, inc, England.
Bahari, H. 2011., Segudang Keampuhan Sirsak Untuk Kesehatan dan Kecantikan, Laksana, Banguntapan, Jogjakarta.
Fardiaz S, Suliantri, Dewantri R, 1987., Senyawa Antimikroba, Bogor : PAU.
Fitri Yani, Rizki. 2010., Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherchia Coli dan Sthapylococcus Aureus, Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Katarina, Ginting, 2011., Uji Aktifitas Antibakteri Ekstrak Metanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn) Terhadap Bakteri Escherchia Coli dan Sthapylococcus Aureus dan Shigella Sp,Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Lay, B, 1992., Mikrobiologi, Rajawali press, Jakarta.
Lee, J.J, 1983., Microbiology, Barner & Noble Books A Division Of Harper & Row Publishers, London.
Pelczar, M.J, 1988., Dasar – Dasar Mikrobiologi, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Rahima, E. S.Kes., 2011, Menyembuhkan Kanker dengan Daun Sirsak, Arta Pustaka, Jogjakarta.
Schlegel, H.G., 1994., Mikrobiologi Umum, Edisi Keenam, Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta.
http ://daunobat.blongspot.com/2008
Tabel 1. Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Metanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus.
Tabel 3. Data Pengamatan Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Air Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri Eschericia Coli.
Konsentrasi
Gambar 1. Hasil Uji Antibakteri Pelarut Metanol Dan Air Tanpa Penambahan Ekstrak Daun Sirsak.