i
(Tahun 1976-2007)
Skripsi
Dimaksudkan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
oleh : TRIYANTO
F. 0104094
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
ii
Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan
Domestik , dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia ( Tahun 1976-2007)
Surakarta, Juni 2009 Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
iii
Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan.
Surakarta, Juni 2009
Tim penguji skripsi
1. Drs. Mugi Rahardjo,Dipl, MSi Ketua (………...) NIP. 080 055 250
2. Drs. Supriyono, MSi Pembimbing (………..) NIP. 131 569 284
iv
sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar.(QS. Al-Baqarah :153)
Manusia yang hakiki adalah wujud
hak, kemandirian dan kodrat. Berdiri
dengan sendirinya. Sukma menjelma
menjadi hamba. Hamba menjelma pada
sukma. Napas sirna menuju ketiadaan.
Badan kembali sebagai tanah. (Syekh Siti
Jenar, Pupuh II;2)
v
kepada Allah SWT
SEBAGAI UNGKAPAN RASA BAKTI, HORMAT DAN TERIMA KASIH
kepada Bapak dan Ibu
SEBAGAI UNGKAPAN RASA SAYANG
kepada kedua kakak_q n ponakanku
SEBAGAI UNGKAPAN RASA TERIMA KASIH DAN PERSAHABATAN
kepada teman-teman
SEBAGAI UNGKAPAN RASA KESETIAAN DAN TERIMA KASIH
vi
dan karunia-Nya yang selalu dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah,Ekspor,Tabungan Domestik, dan Penanaman modal Asing (Tahun 1976-2007) ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam pencapaian gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan hingga terselesaikannya penyusunan skripsi merupakan tantangan tersendiri bagi penulis. Banyak kesulitan dan hambatan yang harus dilalui. Tetapi berkat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Tidak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuannya sehingga skripsi ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis menghaturkan terima kasih kepada :
1. Drs. Supriyono, M.Si selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.
vii Pembangunan.
4. Dra. Izza Mafruhah, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis.
6. Tim penguji yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.
7. Bank Indonesia Kota Surakarta yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi.
8. Keluarga yang senantiasa mendukung, memberi dorongan, semangat untuk menyelesaikan skripsi ini, bantuan moril dan materiil, juga lantunan do’a yang tiada henti-hentinya.
9. Mikhaela yang sudah memberi perhatian, semangat, selama dua tahun ini, best i ever had
viii
langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini.
Ibarat pribahasa tiada gading yang tak retak, begitu pula skripsi ini masih memerlukan tanggapan, saran, kritik dan perbaikan. Semoga skripsi ini bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca. Saran serta kritik akan penulis terima, sebagai bahan evaluasi bagi penulis.
Surakarta, April 2008
ix A. Latar belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 12
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ... 12
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 13
3. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi ... 17
4. Konsumsi Pemerintah ... 21
5. Pengertian Ekspor ... 24
6. Teori Perdagangan Internasional ... 25
7. Faktor-faktor Penentu Ekspor ... 27
8. Tabungan Domestik ... 30
9. Pengertian Penanaman Modal Asing ... 34
10. Manfaat Penanaman Modal Asing ... 37
x
B. Ruang Lingkup Penelitian ... 46
C. Definisi Operasional Variabel ... 46
D. Metode Pengumpulan Data ... 48
E. Metode Analisis Data ... 49
1. Pemilihan Model ... 46
2. Analisis Error Correction Model (ECM)... 49
3. Uji Asumsi Klasik ... 58
a. Multikolinearitas ... 58
b. Heteroskedastisitas ... 59
c. Autokorelasi ... 60
d. Uji Normalitas ... 61
e. Uji Linearitas ... 62
4. Uji Statistik ... 62
a. Uji Signifikansi Parameter Individual ... 63
b. Uji Statistik F (Uji Secara Bersama-sama) ... 65
c. Koefisien Determinasi ... 66
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ... 68
1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ... 70
2. Perkembangan Konsumsi Pemerintah ... 72
3. Perkembangan Ekspor Indonesia ... 73
4. Perkembangan Tabungan Domestik Indonesia ... 75
5. Perkembangan Penanaman Modal Asing di Indonesia ... 76
B. Analisa Data dan Pembahasan ... 78
1. Deskripsi Data ... 78
2. Model Analisis ... 81
xi
3) Uji Autokorelasi ... 89
4) Uji Normalitas ... 91
5) Uji Linearitas ... 92
f. Uji Statistik ... 93
1) Uji Secara Individu ... 93
2) Uji Secara Bersama-sama ... 96
3) Koefisien Determinasi ... 97
3. Intepretasi Ekonomi ... 97
a. Pengaruh Konstanta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi .... 98
b. Pengaruh Konsumsi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 98
c. Pengaruh Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 100
d. Pengaruh Tabungan Domestik Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 102
e. Pengaruh PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 104
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 106
B. Saran ... 109
xii
1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Per Kwartal ... 8
4.1 Data Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Konsumsi Pemerintah, Ekspor Tabungan Domestik dan Penanaman Modal Asing Tahun 1976-2007... 80
4.2 Hasil Uji MWD Linier dan log Linier... 82
4.3 Hasil estimasi dengan model ECM ... 84
4.4 Uji Klein ... 87
4.5 Uji Park ... 89
4.6 Uji Breuch-Godfrey ... 90
4.7 Uji Jarque-Bera ... 92
4.8 Uji Ramsey ... 92
4.9 Pengaruh Variabel Independen Jangka Pendek ... 94
xiii
2.1 Kerangka Pemikiran Studi ... 44
3.1 Daerah Kritis Uji t ... 64
3.2 Daerah Kritis Uji F ... 66
4.1 Grafik Perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia ... 72
4.2 Grafik Perkembangan Konsumsi Pemerintah... 73
4.3 Grafik Perkembangan Ekspor... 75
4.4 Grafik Perkembangan Tabungan Domestik ... 76
ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA (TAHUN 1976-2007)
Penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan Domestik, Dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia (Tahun 1976-2007)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka panjang dan jangka pendek pada periode tersebut.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat time series dari tahun 1976-2007. Penelitian ini menggunakan model linier dinamik yang kemudian diuji menggunakan metode Error Correction Model (ECM), dimana variabel pertumbuhan ekonomi (RPDB) sebagai variabel dependen dan variabel konsumsi pemerintah (KONS), ekspor (EKS), tabungan domestik (TAB), dan penanaman modal asing (PMA) sebagai variabel independen.
Berdasarkan hasil uji dengan ECM, menunjukkan bahwa pengaruh konsumsi pemerintah tehadap pertumbuhan ekonomi pada jangka pendek berpengaruh negatif dan signifikan, jangka panjang pengeluaran pemerintah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi pada jangka pendek berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan dalam jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan. Pengaruh tabungan domestik terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan sinigfikan, sedangkan dalam jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan. Pengaruh penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan dalam jangka panjang berpengaruh positif dan tidak signifikan. Hasil uji secara bersama-sama, semua koefisien regresi secara bersama-sama signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diajukan beberapa saran antara lain: pemerintah harus mereformasi struktur birokrasi selama ini dan melakukan promosi barang- barang Indonesia agar dapat bersaing dengan negara lain.
Kata Kunci: RPDB, Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan Domestik,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara yang sedang membangun, ingin mencoba
untuk dapat membangun bangsa dan negaranya sendiri tanpa memperdulikan
bantuan dari negara lain. Indonesia pernah mencobanya tetapi sulit untuk terus
bertahan di tengah derasnya laju globalisasi yang terus berkembang dengan
cepat tanpa mau menghiraukan bangsa lain yang masih membangun. Indonesia
dalam keadaan tersebut akhirnya terpaksa mengikuti arus, mencoba untuk
membuka diri dengan berhubungan lebih akrab dengan bangsa lain demi
menunjang pembangunan bangsanya terutama dari sendi ekonomi nasionalnya.
Menurut Boediono (1999: 22), pertumbuhan ekonomi merupakan tingkat
pertambahan dari pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi merupakan
sebagai proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang dan merupakan
ukuran keberhasilan pembangunan.
Terdapat tiga faktor atau komponen utama pada pertumbuhan
ekonomi pada setiap negara, pertama adalah akumulasi modal, meliputi semua
bentuk investasi baru yang di tanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal
sumber daya manusia. Kedua, pertumbuhan penduduk yang beberapa tahun
selanjutnya akan memperbesar jumlah angkatan kerja. Ketiga, kemajuan
teknologi. Akumulasi modal sangat diperlukan bagi terciptanya suatu iklim
investasi yang bertujuan bagi pembangunan ekonomi negara. Pembangunan di
suatu negara memang banyak dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut
disamping ada faktor lain yang mempengaruhi di dalamnya. Akumulasi modal
sangat diperlukan bagi terciptanya suatu iklim investasi yang bertujuan bagi
pembangunan ekonomi negara. Investasi yang masuk besar maka diharapkan
kegiatan ekonomi dan outputnya juga meningkat, sehingga pendapatan
nasional negara tersebut juga akan meningkat. Negara mempunyai kewajiban
untuk dapat memanfaatkan modal atau sumber daya yang telah dimiliki supaya
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan mencari solusi atau kebijakan
terhadap faktor-faktor yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi (Todaro,
2000 : 88).
Menurut Sadono Sukirno (1994), pertumbuhan ekonomi merupakan
perkembangan dalam kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan
jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran
masyarakat pun meningkat. Negara harus mencapai pertumbuhan ekonomi
yang teguh dalam jangka panjang karena ada dua alasan penting (Sadono
Sukirno, 1994: 25), pertama, untuk menyediakan kesempatan kerja kepada
tenaga kerja yang semakin bertambah. Kedua, untuk menaikkan tingkat
kemakmuran masyarakat.
Kerapuhan perekonomian Indonesia disebabkan dengan tidak adanya
dukungan mikro ekonomi yang kuat. Permasalahan yang masih tidak dapat
diselesaikan sampai saat ini adalah korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang
terlalu tinggi di Indonesia, sumber daya manusia Indonesia kurang kompetitif,
pertumbuhan investasi di Indonesia dimulai dengan ditetapkannya
Undang-Undang No.1 / tahun 1967 tentang penanaman modal asing (PMA) dan
Undang-Undang No.6 / tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negeri
(PMDN). Dengan diberlakukannya Undang-undang tersebut diharapkan dapat
mendorong peningkatan investasi di Indonesia dari waktu ke waktu yang
kemudian menciptakan iklim investasi yang kondusif selama proses
pembangunan.
Dana pembangunan dari dalam negeri berasal dari tabungan domestik
dan ekspor sedangkan dari luar negeri dapat berupa pinjaman bantuan maupun
investasi asing. Sebagian besar negara menggabungkan kedua sumber dana
tersebut. Karena dana yang dihimpun dari dalam negeri tidak cukup untuk
kebutuhan dana pembangunan. Sumber dana eksternal dimanfaatkan oleh
negara sebagai dana tambahan disamping tabungan domestik. Kendalanya
adalah tingkat pendapatan yang rendah masyarakat sehingga menyebabkan
kekurangan kapital guna pembiayaan pembangunan.
Akumulasi tabungan domestik yang ada tidak mampu memenuhi
kebutuhan biaya investasi yang dibutuhkan dalam proses memicu pertumbuhan
ekonomi, dan disisi lain adalah kekurangan dalam memenuhi kebutuhan devisa
untuk membiayai kebutuhan impor barang-barang modal dan teknologi,
dengan demikian untuk menutupi kekurangan tersebut negara mengusahakan
sumber daya eksternal berupa investasi.
Arus masuk modal asing (capital inflows) juga berperan dalam
Masuknya modal asing juga mampu menggerakkan kegiatan ekonomi yang
lesu akibat kurangnya modal (saving investment gap) bagi pelaksanaan
pembangunan ekonomi. Modal asing ini selain sebagai perpindahan modal juga
dapat memberikan kontribusi positif melalui aliran industrialisasi dan
modernisasi. Modal asing yang masuk tersebut tidak dikelola dengan baik,
maka dapat menimbulkan dampak negatif yang besar terutama apabila
terjadinya capital flows reversal .
Sampai saat ini terdapat dua pandangan yang berbeda mengenai
peranan modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara dunia
ketiga. Pandangan pertama adalah mereka yang pro tentang perlunya modal
asing (Chenery dan Cartel dalam Mudrajad Kuncoro, 1997) berpendapat:
pertama, sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara
dunia ketiga sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan
ekonomi. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu perubahan
strukur produksi dan perdagangan. Ketiga, modal asing dapat berperan penting
dalam mobilisasi dana maupun transformasi struktural. Keempat, kebutuhan
modal asing akan semakin menurun jika terjadi perubahan struktural
benar-benar terjadi (meskipun modal asing di masa yang akan datang akan semakin
produktif).
Kelompok kedua adalah mereka yang anti terhadap perlunya dana
eksternal berpendapat: pertama, penanaman modal asing atau bantuan luar
negeri dalam jangka pendek akan memperbesar pertumbuhan ekonomi, namun
besar negara bergantung akan penanaman modal asing dan bantuan luar negeri
makin besar perbedaan pendapatan yang pada akhirnya akan menimbulkan
pola ketergantungan terhadap negara-negara maju (Sritua, 1999).
Negara yang sedang berkembang dengan tingkat pendapatan yang
masih relatif rendah menyebabkan tingkat investasi dalam negeri yang
tercemin dalan penanaman modal dalam negeri dan tabungan domestik juga
masih relatif kecil sehingga banyak sumber-sumber daya alam yang
sebenarnya pontensial belum digunakan secara optimal. Penyebab kurang
optimalnya pemanfaatan sumber daya alam karena diperlukan investasi baru
dan penggunaan modal yang besar.
Pengeluaran pemerintah di negara berkembang pada umumnya relatif
besar. Di negara-negara berkembang pengeluaran terbesar dialokasikan untuk
pembangunan infrastuktur yang merupakan barang publik murni yang tidak
dapat dihasilkan oleh pihak swasta seperti energi, pertahanan, juga umtuk
membiayai kegiatan sosial seperti : pendidikan, kesehatan dan lain lain.
Besarnya pengeluaran pemerintah menjadi suatu yang mengundang kontroversi
pada ekonomi makro. Sementara negara-negara bergerak menuju pasar terbuka
dan bebas, pengeluran pemerintah juga meningkat secara terus menerus.
Pengeluaran pemerintah melalui APBN tercermin dalam realisasi
anggaran rutin, realisasi anggaran belanja pembangunan, sedangkan jumlah
seluruh penerimaan meliputi penerimaan dalam negeri dan penerimaan luar
negeri yang disebut penerimaan pembangunan. Pengeluaran rutin jika di tinjau
konsumtif, tetapi tidak semua anggaran belanja rutin dapat dikategorikan
sebagai pengeluaran konsumsi (current expenditure) misalnya, pembelian
inventaris kantor, pemeliharaan gedung. Sebaliknya terdapat elemen
pengeluaran pembangunan yang sebagian besar merupakan pengeluaran untuk
investasi dapat di kategorikan sebagai pengeluaran yang bersifat konsumsi
seperti berbagai jenis upah dan gaji tambahan.
Perekonomian Indonesia mengalami zaman keemasan akibat kenaikan
harga minyak di pasaran dunia (oil boom) yang dapat dinyatakan sebagai titik
angka pertumbuhan yang relatif tinggi, dimana rata-rata mencapai 7%.
Indonesia pada waktu gejolak eksternal (1983-1986) dihadapkan pada
kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi merosot drastis menjadi hanya 4,88%
per tahun. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini diakibatkan oleh banyak
faktor, yang paling menonjol adalah menurunnya harga minyak mentah,
akibatnya pendapatan pemerintah pun menurun. Menurunnya investasi dan
impor juga menyebabkan terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut.
Utang luar negeri yang diperoleh tidak mampu menyelamatkan perekonomian
Indonesia.
Pemerintah melakukan upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi
makro dengan mengeluarkan berbagai kebijakan. Di bidang keuangan,
pemerintah melakukan devaluasi pada Maret 1983 dan September 1986,
melakukan deregulasi perbankan 1 Juni 1983, Paket Oktober 1986, dan
kebijakan pengetatan moneter (tight monetary policy). Di bidang fiskal
austerity). Dibidang perdagangan dan industri, pemerintah memperkuat
kebijakan orientasi ke dalam melalui rasionalisasi tarif, memperkuat proteksi
melalui hambatan nontarif, reformasi bea masuk, dan peluncuran paket Mei
1986. Selain itu pemerintah masih terus melanjutkan kebijakan rasionalisasi
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan regulasi perekonomian pasar
(Sundrum, dalam Nur Hidayah : 8).
Selama periode 1993-1995 rata-rata pertumbuhan ekonomi pertahun
meningkat menjadi 7,3 persen hingga 8,2 persen, tetapi akibat krisis yang
melanda Indonesia laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.
Memasuki triwulan ke-4 tahun 1997, Indonesia di guncang oleh krisis moneter
yang di akibatkan oleh penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.
Krisis nilai tukar rupiah berlanjut menjadi krisis ekonomi, industri banyak yang
gulung tikar bermula dari ketidak mampuan membeli bahan baku impor dan
krisis perbankan. Bank Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1997 melakukan
kebijakan dengan melepaskan intervensi terhadap rupiah dan menerapkan
sistem nilai tukar mengambang bebas (freely floating). Bank Indonesia tidak
mampu lagi menahan besarnya permintaan valuta asing tersebut, setelah
kehilangan sejumlah besar cadangan devisa yang dimilikinya untuk
mempertahankan sistem mengambang terkendali. Pada tahun 1998 laju
pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 13,13 persen dengan laju inflasi
sebesar 77,63 persen. Kondisi ini sangat memprihatinkan dimana harga-harga
melambung tinggi sehingga masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
Respon pertama Indonesia terhadap masalah ini adalah menaikkan
tingkat suku bunga domestik untuk mengendalikan naiknya inflasi dan
melemahnya nilai tukar rupiah, dan memperketat kebijakan fiskalnya.
Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) pada Oktober 1997,
mencapai kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang diarahkan
pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan
ekonomi yang dinilai merusak, antara lain Program Permobilan Nasional dan
monopoli, yang melibatkan anggota keluarga Presiden Soeharto. Rupiah masih
belum stabil dalam jangka waktu yang cukup lama, hingga pada akhirnya
Presiden Soeharto terpaksa mengundurkan diri pada Mei 1998. Di bulan
Agustus 1998, Indonesia dan IMF menyetujui program pinjaman dana di
bawah Presiden B.J Habibie. Presiden Gus Dur yang terpilih sebagai presiden
pada Oktober 1999 kemudian memperpanjang program tersebut (Wijino,
Wirjo, 2005)
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Per Kwartal (%)
Pertumbuhan Ekonomi Bulan
Tahun 1998 Tahun 1999 Tahun 2000
Maret -4,49 -6,13 3,64
Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003
Maret 4,8 2,5 3,4
Juni 3,79 3,5 3,8
September 3,15 3,9 3,9
Desember 1,6 3,8 4,4
Pertumbuhan Ekonomi
Bulan Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006
Marer 4,5 6,4 4,6
Juni 4,3 5,5 5,2
September 5,0 5,3 5,5
Desember 6,7 4,9 6,1
Perekonomian Indonesia pada tahun 1999 mulai membaik, walau
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 0,88%. Pertumbuhan ekonomi pada
2000 naik menjadi 4,92% dan antara tahun 2001-2004 rata-rata pertumbuhan
ekonomi mencapai di atas 4% serta kisaran tahun 2005-2007 sudah di atas 5%.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini mengambil periode waktu
dari tahun 1976-2007. Dasar permasalahan yang muncul diatas, maka
penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah ,
Ekspor, Tabungan Domestik dan Penanaman Modal Asing Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia (Tahun 1976-2007)”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berikut adalah permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini:
1. Bagaimana pengaruh konsumsi pemerintah terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada jangka panjang dan jangka pendek?
2. Bagaimana pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada jangka panjang dan jangka pendek?
3. Bagaimana pengaruh tabungan domestik terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada jangka panjang dan jangka pendek?
4. Bagaimana pengaruh penanaman modal asing (PMA) terhadap
5. Bagaimana pengaruh bersama-sama semua variabel (konsumsi
pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan PMA) terhadap pertumbuhan
ekonomi?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh konsumsi pada jangka panjang dan jangka pendek
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2. Mengetahui pengaruh ekspor pada jangka panjang dan jangka pendek
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
3. Mengetahui pengaruh tabungan domestik pada jangka panjang dan jangka
pendek terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
4. Mengetahui pengaruh penanaman modal asing pada jangka panjang dan
jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
5. Mengetahui pengaruh bersama-sama semua variabel (konsumsi
pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan PMA) terhadap pertumbuhan
ekonomi
D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka manfaat
yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran
mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
2. Penelitian ini dapat memperkaya khasanah penelitian yang ada serta dapat
digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian serupa di masa yang akan
datang.
3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan dan membuktikan bahwa terdapat hubungan atau pengaruh
antara konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik dan penanaman
modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia
4. Sebagai aplikasi dari teori-teori ekonomi, yaitu ekonomi makro sehingga
dapat menambah referensi bagi peminat untuk mengetahui secara teoritis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Pertumbuhan Ekonomi
a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan dalam
kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di
produksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran dalam
masyarakat meningkat (Sadono Sukirno, 1999 : 10)
Pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets adalah
kenaikan jangka panjang dalam kemampuan sebuah negara untuk
menyediakan semakin banyaknya jenis-jenis barang ekonom kepada
penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan
teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukan
( Jhingan, 1996 : 72)
Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai usaha usaha
untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur
dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita (Irawan &
Suparmoko, 1996 : 5) sehingga pembangunan ekonomi terdapat usaha
untuk meningkatkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan
produktivitas. Pembangunan ekonomi selain lebih banyak output di
dalamnya, juga terdapat perubahan-perubahan dalam kelembagaan dan
pengetahuan teknik dalam mengasumsikan output lebih banyak
sehingga kekayaan suatu negara bertambah.
Pembangunan ekonomi juga terkandung arti adanya usaha untuk
meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat atau GDP (Gross
Domestic Product) dimana kenaikannya di ikuti oleh perombakan dan
modernisasi serta memperkaitkan aspek pemerataan pendapatan
(income equity) (Suryana, 2000: 4).
b. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Ilmu ekonomi terdapat banyak teori pertumbuhan, sehingga
tidak ada suatu teori pertumbuhan yang menyeluruh, lengkap, dan
merupakan satu-satunya teori pertumbuhan yang baku. Berikut teori
pertumbuhan yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi diantaranya
adalah (Lincolin Arsyad, 1992: 39):
1) Teori Rostow
Teori ini merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam
Economic Journal (Maret 1956) yang dikembangkan dalam buku
yang berjudul The Stage of Economic Growth (1960). Menurut
Rostow, ada 5 (lima) tahapan dalam proses pembangunan ekonomi
yang merupakan karakteristik perubahan ekonomi, sosial dan
politik yang terjadi, antara lain yaitu:.
a) Masyarakat Tradisional,
Menurut Rostow, masyarakat tradisional adalah masyarakat
produksi yang relatif masih primitif dan cara hidup masyarakat
yang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai kurang rasional, tetapi
kebiasaan itu masih turun menurun.
b) Tahap Prasyarat Tinggal Landas
Menurut Rostow, tahap ini adalah tahap transisi di
masyarakat untuk mempersiapkan diri agar mencapai pertumbuhan
dengan menggunakan kekuatan sendiri. Namun pertumbuhan
ekonomi hanya akan tercapai jika diikuti oleh kemampuan
masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan modern dan
membuat penemuan baru yang bisa menurunkan biaya produksi.
c) Tahap Tinggal Landas
Tahap ini terjadi dimana pertumbuhan ekonomi dapat
dikatakan terjadi apabila terlihat suatu perubahan drastis dalam
masyarakat. Misalnya resolusi politik, terciptanya kemajuan yang
cepat dalam inovasi atau terbukanya pasar-pasar baru.
d) Tahap Menuju Kedewasaan
Merupakan tahap dimana masyarakat sudah secara efektif
menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan
produksi.
e) Masa Konsumsi Energi
Menurut Rostow, masa ini adalah tahap akhir dalam proses
yang berkaitan dengan konsumsi kesejahteraan masyarakat bukan
masalah produksi.
2) Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, diantaranya
Adam Smith (1723-1790) “An Inquiry Into the Nature and Causes
of the Wealth of Nation” (1776) atau singkatnya “Wealth of
Nation”, ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas
tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan.
Teori pertumbuhan menurut teori mereka, dimisalkan luas tanah
dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi
tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan kepada teori pertumbuhan klasik yang baru
diterangkan, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan
di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori
tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan
klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk,
produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per
kapita. Jumlah penduduk berkembang semakin banyak, hukum
hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi
fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami
penurunan, oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan
3) Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Teori pertumbuhan neo-klasik melihat dari sudut pandang
yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang
dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi
tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam
persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan:
AY = f (AK,AL,AT)
Dimana :
AY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
AK adalah tingkat pertumbuhan modal
AL adalah tingkat pertumbuhan penduduk
AT adalah tingkat pertumbuhan teknologi
Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk
persamaan itu dan seterusnya membuat pembuktian secara kajian
empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: faktor terpenting
yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan
modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting
adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan
kepakaran tenaga kerja.
4) Teori Schumpeter
Teori Schumpeter dalam bukunya berjudul “The Theory of
Economic Development” (1934) mengemukakan bahwa sistem
pembangunan ekonomi yang pesat. Faktor utama yang
menyebabkan perkembangan ekonomi menurut Schumpeter
adalah proses inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta.
Kemajuan ekonomi atau peningkatan output total suatu
masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh
para wiraswasta. Pembaharuan-pembaharuan yang dapat
dilakukan atau diciptakan oleh pengusaha adalah: pertama,
memperkenalkan suatu barang baru, kedua, penggunaan cara baru
dalam memproduksikan barang, ketiga, memperluas pasar suatu
barang ke daerah- daerah yang baru, keempat mengembangkan
sumber barang mentah yang baru, dan yang ke lima adalah
mengadakan reorganisasi dalam suatu perusahaan atau industri.
(Jhingan, 1996 : 282).
c. Faktor- Faktor Pertumbukan Ekonomi
Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua
macam faktor, faktor ekonomi dan faktor non ekonomi (Jhingan
1996 : 67).
1) Faktor Ekonomi
Para ahli ekonom menganggap faktor produksi sebagai
kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan. Laju
pertumbuhan ekonomi jatuh atau bangunnya merupakan
konsekuensi dari perubahan yang terjadi di dalam faktor produksi
a) Sumber Alam
Faktor utama yang mempengaruhi suatu perekonomian
adalah alam atau tanah. Tanah sebagai mana di pergunakan
dalam ilmu ekonomi mencakup sumber alam seperti kesuburan
tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim,
sumber air, sumber lautan dan lain-lain. Tersedianya sumber
alam secara melimpah merupakan hal yang penting bagi
pertumbuhan ekonomi. Suatu negara yang kekurangan sumber
alam tidak akan membangun secara cepat.
b) Akumulasi Modal
Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik
dapat di reproduksi apabila stok modal naik dalam batas waktu
tertentu, hal ini disebut akumulasi modal atau pembentukan
modal. Pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk
barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output
nasional dan pendapatan nasional sehingga menjadi kunci
utama menuju pembangunan ekonomi.
Proses pembentukan modal bersifat komulatif dan
membiayai diri sendiri serta mencakup tiga tahap yang saling
berkaitan : (1) keadaan tabungan nyata dan kenaikannya, (2)
keberadaan lembaga keuangan dan kredit untuk menggalakkan
tabungan dan menyalurkannya ke jalur yang dikehendaki, (3)
c) Organisasi
Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi di
dalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi
modal, buruh, dan membantu tingkat produktivitasnya. Para
wiraswasta tampil sebagai organisator dan pengambil
keputusan atau resiko di antara ketidak pastian. Wiraswastawan
bukanlah manusia dengan kemampuan biasa, ia memiliki
kemampuan khusus untuk bekerja dibandingkan orang lain.
d) Kemajuan Teknologi
Perubahan teknologi berkaitan dengan perubahan di dalam
metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil
dari teknik penelitian baru. Perubahan teknologi telah
menaikkan produktivitas buruh, modal, dan faktor produksi
lainnya.
e) Pembagian Kerja dan Skala Produksi
Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan
peningkatan produktivitas. Keduanya membawa kearah
ekonomi produksi skala besar yang selanjutnya membantu
perkembangan industri. Pembagian kerja menghasilkan
perbaikan kemampuan produksi buruh. Setiap buruh akan
2) Faktor Non Ekonomi
a) Faktor Sosial
Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi. Pendidikan dan kebudayaan barat membawa kearah
penalaran (reasoning) dan skeptisisme. Ia menambahkan
semangat yang menghasilkan penemuan baru dan
memunculkan kelas pedagang baru. Kekuatan faktor ini
menghasilkam perubahan padangan, harapan, struktur, dan
nilai-nilai sosial. Orang dibiasakan menabung dan investasi,
dan menikmati resiko untuk memperoleh laba.
b) Faktor Manusia
Peningkatan GDP berkaitan erat dengan perkembangan
faktor manusia sebagaimana terlihat dalam efisiensi atau
produktivitas yang melonjak di kalangan tenaga buruh. Inilah
yang oleh para ahli ekonomi disebut pembentukan modal
insani, yaitu proses peningkatan ilmu pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan seluruh penduduk negara
bersangkutan. Proses ini mencakup kesehatan, pendidikan dan
pelayanan sosial pada umumnya.
c) Faktor Politik dan Administratif
Struktur politik dan administratif yang lemah merupakan
penghambat besar bagi pertumbuhan ekonomi di negara
sangatlah penting bagi pembangunan ekonomi. Ketertiban,
stabilitas dan perlindungan hukum mendorong kewiraswastaan.
Kemajuan teknologi, mobilitas faktor, dan pasar yang luas
membantu merangsang usaha dan inisiatif.
2. Konsumsi Pemerintah
Identitas keseimbangan pendapatan nasional Y = C+I+G+(X-M)
merupakan sumber legitimasi pandangan kaum Keynesian akan relevansi
campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Dari notasi sederhana
tersebut dapat di telaah bahwa kenaikan atau penurunan pengeluaran
pemerintah akan menaikan atau menurunkan pendapatan nasional. Banyak
pertimbangan yang melandasi pengambilan keputusan pemerintah dalam
mengatur pengeluarannya (Dumairy, 1997 : 161).
Pemerintah tidak cukup hanya meraih tujuan akhir dari setiap
kebijakannya tersebut, tetapi juga harus memperhitungkan sasaran yang
akan menikmati atau terkena dari kebijakan tersebut. Pengeluaran yang
semakin besar dengan tujuan semata-mata hanya untuk meningkatkan
pendapatan nasional atau memperluas kesempatan kerja adalah tidak
memadai melainkan pula harus diperhitungkan siapa atau masyarakat
lapisan mana yang akan terpekerjakan atau meningkatkan pendapatannya.
Musgrave berpendapat (Guritno, 1995 : 170) bahwa dalam suatu
proses pembangunan, investasi swasta dalam persentase tehadap GNP
semakin besar dan persentase investasi pemerintah dalam persentase
menyatakan bahwa pembangunan ekonomi, aktivitas pemerintah akan
beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk
akivitas sosial seperti halnya, progam kesejahteraan, hari tua, program
pelayanan kesehatan masyarakat dan sebagainya.
Teori perkembangan pemerintah yang dikembangkan oleh Rostow
dan Musgrave adalah suatu pandangan yang di timbulkan dari pengamatan
berdasarkan pembagunan ekonomi yang dialami oleh banyak negara,
tetapi tidak didasarkan oleh suatu teori tertentu. Tahap pertumbuhan
ekonomi dalam teori ini tidak jelas, apakah terjadi dalam tahap demi tahap
ataukah beberapa tahap dapat terjadi secara simultan. (Guritno, 1995 :
171)
Teori makro mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah
dikemukakan oleh para ahli ekonomi di antaranya adalah:
a. Hukum Wagner
Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan
pengeluran pemerintah yang semakin besar dalam persentase terhadap
GNP yang juga didasarkam pula pada pengamatan di negara-negara
Eropa, Amerika dan Jepang pada abad ke 19. Wagner mengemukakan
pendapatnya dalam bentuk hukum, akan tetapi pada pandangannya
tersebut tidak dijelaskan apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan
pengeluaran pemerintah dan GNP, apakah dalam bentuk pertumbuhan
secara relatif ataukah secara absolut. Hukum Wagner jika pengeluaran
perekonomiaan jika pendapatan perkapita meningkat, secara relatif
pengeluaran pemerintah juga akan meningkat. (Guritno, 1995 : 171).
b. Teori Peacock & Wiseman
Teori Peacock & Wiseman adalah sebagai berikut,
perkembangan ekonomi menyebabkan pungutan pajak yang semakin
meningkat walaupun tarif pajak tidak meningkat, dan meningkatnya
penerimaan pajak juga mengakibatakan pengeluaran pemerintah
semakin meningkat. Oleh karena itu pada keadaan normal,
meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah semakin
besar, begitu pula pengeluaran pemerintah juga semakin besar.
Teori mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa
pemerintah senantiasa untuk memperbesar pengeluaran sedangkan
masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk
membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut,
sehingga teori Peacock & Wiseman merupakan dasar teori
pemungutan suara. Peacock & Wiseman mendasarkan teori mereka
pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi
pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami
besarnya pungutan pajak yang diperlukan oleh pemerintah untuk
membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari
bahwa pemerintah memerlukan dana untuk membiayai aktivitas
pemerintah sehingga mereka mempunyai suatu tingkat kesadaran
pemerintah untuk menaikkan pungutan pajak secara semena-mena
(Guritno, 1995 : 171).
3. Ekspor
a. Pengertian
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara
mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia
dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan nilai
semua barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain,
termasuk diantara barang-barang, ongkos pengapalan, asuransi, dan
jasa-jasa pada suatu tahun tertentu. (Bambang Triyoso, 1984).
Fungsi penting adalah mengatasi masalah terbatasnya pasar di
dalam negeri, perkembangan ekspor akan menggalakan perkembangan
sektor dalam negeri karena :
1) Beberapa fasilitas yang digunakan untuk memperlancar kegiatan
ekspor, seperti pengembangan sistem komunikasi, jaringan
pengangkutan dan fasilitas latihan atau pendidikan, dapat
digunakan oleh sektor dalam negeri.
2) Dengan menarik tenaga kerja dari sektor dalam negeri, sektor
ekspor akan mendorong sektor dalam negeri untuk menciptakan
inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas (Sadono
b. Teori Perdagangan Internasional
Teori perdagangan internasional dapat digolongkan ke dalam dua
kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern. Teori klasik yang
umum dikenal adalah teori keunggulan absolut dari Adam Smith, teori
keunggulan relatif atau keunggulan komparatif dari J.S Mill dan teori
biaya relatif dari David Ricardo, sedangkan teori faktor proporsi dari
Heckscher dan Ohlin disebut juga teori modern. (Tulus Tambunan,
2001 dalam Nur Hidayah, 2003:51)
1) Teori Klasik
a) Teori Keunggulan Absolut
Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa suatu negara
akan melakukan spesialisasi terhadap ekspor suatu jenis barang
tertentu, dimana negara tersebut memiliki keunggulan absolut
dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang
dimana negara tersebut tidak mempunyai keunggulan absolut
terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis dengan
kata lain, suatu negara akan mengekspor (mengimpor) suatu
jenis barang, jika negara tersebut dapat (tidak dapat)
memproduksinya secara lebih efisien atau murah dibandingkan
negara lain. Teori ini menekankan bahwa efisiensi dalam
penggunaan input, misalnya tenaga kerja, dalam proses
b) Teori Keunggulan Komparatif
Munculnya teori keunggulan komparatif dari J.S Mill dan
David Ricardo dapat dianggap sebagai kritik sekaligus upaya
perbaikan terhadap teori keunggulan absolut. J.S Mill
beranggapan bahwa suatu negara akan berspesialisasi pada
ekspor barang tertentu jika negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif terbesar dan akan berspesialisasi pada impor jika
negara tersebut memiliki kerugian komparatif. Negara akan
melakukan ekspor jika barang dapat diproduksi dengan biaya
lebih rendah, dan melakukan impor jika barang yang diproduksi
sendiri membutuhkan biaya lebih besar atau mahal. David
Ricardo berpendapat bahwa perdagangan antara dua negara akan
terjadi jika masing-masing negara memiliki biaya relatif terkecil
untuk jenis barang yang berbeda. Sehingga penekanan Ricardo
adalah pada efisiensi relatif antara negara dalam memproduksi
dua atau lebih jenis barang yang menjadi dasar terjadinya
perdagangan.
2) Teori Modern (Teori H-O)
Teori Heckscher dan Ohlin (H-O) disebut juga teori faktor
proporsi (proportion factor) atau teori ketersediaan faktor
(endowment factor). Dasar pemikiran teori ini adalah perdagangan
internasional, misalnya antara Indonesia dan AS terjadi karena
biaya alternatif tersebut dikarenakan adanya perbedaan jumlah dalam
faktor produksi. Faktor endowment yang berbeda, maka sesuai
hukum pasar harga faktor produksi tersebut juga berbeda antara
Indonesia dan AS. Jadi menurut teori H-O, suatu negara akan
berpesialisasi dalam produksi dan ekspor barang-barang yang input
utamanya relatif sangat banyak di negara tersebut, serta mengimpor
barang yang input utamanya tidak dimiliki oleh negara tersebut
(jumlahnya terbatas).
c. Faktor Penentu Ekspor
Faktor yang mempengaruhi ekspor, impor, dan ekspor neto :
(Mankiw, 2003: 210)
1) Selera konsumen terhadap barang-barang produksi dalam negeri
dan luar negeri
2) Harga barang-barang di dalam negeri dan luar negeri
3) Kurs yang menentukan jumlah mata uang domestik yang
dibutuhkan untuk membeli mata uang asing
4) Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri
5) Ongkos angkutan barang antar negara
6) Kebijakan pemerintah mengenai perdagangan internasional
Sedangkan faktor-faktor penyebab terjadinya perdagangan
1) Teori Permintaan dan Teori Penawaran
Perdagangan antara dua negara terjadi karena adanya
perbedaan permintaan dan penawaran. Permintaan berbeda karena
ada perbedaan pendapatan per kapita, selera masyarakat serta
faktor lainnya. Sedangkan penawaran berbeda karena ada
perbedaan dalam jumlah atau kualitas faktor produksi, derajat
teknologi, faktor eksternalitas dan faktor lainnya.
2) Vent For Surplus
Perdagangan luar negeri terjadi karena adanya kelebihan stok
yang bisa terjadi karena berbagai hal seperti pendapatan yang
menurun, terjadinya panen besar, dan sebagainya. Perdagangan
luar negeri digunakan untuk menjaga agar harga di dalam negeri
tidak merosot.
3) Siklus Produk (product cycle)
Dasar pemikiran teori ini adalah mengikuti perubahan
waktu, setiap produk atau industri akan melalui proses dari tahap
pengembangan (inovasi) hingga tahap kejenuhan (maturity) dan
tahap penurunan produksi.
Peranan ekspor dalam pembangunan ekonomi menurut ahli
ekonomi klasik, terutama David Ricardo, mengemukakan
memberikan sumbangan yang pada akhirnya dapat mempercepat
perkembangan ekonomi suatu negara. (Sadono Sukirno, 1996)
Adapun sumbangan penting dari kegiatan luar negeri melalui
ekspor dalam pembangunan ekonomi meliputi (Sadono Sukirno,
1996) :
1) Pada suatu negara yang sudah mencapai tingkat kesempatan kerja
penuh, maka perdagangan luar negeri memungkinkan negara untuk
mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi daripada yang
mungkin dicapai tanpa adanya kegiatan ekspor.
2) Suatu negara dapat memperluas pasar dan hasil-hasil produksi
nasional.
3) Suatu negara dapat menggunakan teknologi yang berasal dari luar
negeri.
Para ahli ekonomi sesudah mazhab klasik berpendapat, bahwa
salah satu fungsi dari ekspor adalah untuk mengatasi terbatasnya
permintaan pasar dalam negeri. Perkembangan ekspor akan
menggalakkan perkembangan sektor pendukung lainnya di dalam
negeri karena akan menciptakan permintaan atas barang yang
dihasilkan di dalam negeri, yang akhirnya ekspor dapat memperlancar
perkembangan ekonomi. Perdagangan luar negeri yang terjadi melalui
ekspor, maka pendapatan masyarakat khususnya produsen dan
cepat perkembangan perdagangan luar negeri makin cepat pula
pendapatan masyarakat bertambah.
4. Tabungan Domestik
Tabungan merupakan bagian dari pendapatan suatu periode
tertentu yang tidak habis di konsumsi pada periode bersangkutan.
Tabungan suatu negara dapat dibagi menjadi, tabungan domestik,
tabungan swasta dan tabungan luar negeri
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Bruto) merupakan
pendapatan total dalam sebuah perekonomian sekaligus pengeluaran total
atas output barang dan jasa dalam perekonomian yang sama (Mankiw,
2003 : 92)
Y = C + I + G + Nx
Dimana : Y = GDP
C = konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
Nx = Ekspor bersih
Pendapatan total yang tersedia dalam perekonomian setelah
dipakai untuk konsumsi dan pembelian pemerintah disamakan dengan
tabungan nasional.
S = I maka, Y – C – G = S
Anggap bahwa T adalah jumlah pajak yang dibayar rumah tangga kepada
S = ( Y – T – C) + ( T- G)
Tabungan swasta tabungan publik
Tabungan swasta merupakan jumlah pendapatan yang tersisa bagi
pemerintah setelah dipotong belanja pemerintah sehingga apabila pajak
yang diterima lebih besar dari pengeluaran untuk membeli barang dan
jasa, hal tersebut terjadi surplus anggaran hal ini berarti nerupakan
tabungan publik.
Tabungan merupakan salah satu jenis pembiayaan dalam negeri.
Tabungan dihimpun dan diciptakan dengan cara menghemat atau menekan
konsumsi baik dari sektor pemerintah, swasta dan masyarakat.
Konsep tabungan telah di telaah oleh beberapa ahli ekonomi diantaranya :
a. Menurut John Mynard Keynes
Teori Keynes tentang tabungan dikenal dengan Absolute Income
Hypotesis. Teori ini dikenal sebagai teori keynes mengenai konsumsi
yang menyatakan bahwa seseorang akan meningkatkan konsumsinya
apabila pendapatan pribadinya meningkat. Peningkatan konsumsi
seseorang tidaklah sama dengan peningkatan pendapatannya.
b. Menurut Duesenbery
Menurut teori ini, pengeluaran konsumsi seseorang tidaklah
ditentukan oleh pendapatan absolutnya melainkan oleh pendapatan
Hipotesis yang diambil Duesenbery adalah :
1) Jika pada periode t pendapatan seseorang lebih besar daripada
pendapatan tertingginya pada waktu itu, maka orang tersebut akan
menaikan konsumsinya.
2) Jika pendapatan seseorang itu turun dari pendapatan tertingginya
sampai saat itu, maka orang tersebut akan cenderung untuk
mempertahankan konsumsinya dan menurunkan tabungannya.
Kedua gejala tesebut disebut Rachef effect.
Menurut Duesenbery, fungsi konsumsi dan tabungan adalah :
Ct = a - bY
St = Yt – Ct
Dimana Ct = konsumsi pada saat t
Yt = pendapatan pada saat t
St = tabungan pada saat t
Menurut Duesenbery, rekonsiliasi data Cross Section
memperlihatkan bahwa APC orang dengan pendapatan rendah lebih
besar dari pada orang yang berpendapatan lebih tinggi, sedangkan
rekonsiliasi dengan data Time Series memperlihatkan dalam jangka
pendek, APC lebih besar dari MPC dan dalam jangka panjang APC =
MPC
c. Menurut Ando Mondligliani
Menurut Ando-Mongliani pada saat mulai bekerja sampai akhir
Pendapatannya lebih rendah pada saat seseorang mulai bekerja.
Pendapatan tersebut akan terus meningkat sesuai dengan lama
seseorang bekerja. Berkenaan dengan hal tersebut maka seseorang
harus menabung pada saat pendapatannya lebih besar dari pada
konsumsinya. Pendapatan yang diterima lebih rendah maka orang
tersebut melakukan dissaving dan sebaliknya pada saat pendapatan
lebih besar dari pada konsumsinya, orang tesebut melakukan saving.
d. Menurut Milton Friedman
Teori yang dikemukakan oleh M. Friedman ini timbul karena
adanya ketidakpuasan terhadap penggunaan pendapatan sebagai
determinan pengeluaran konsumsi. Asumsi yang diambil adalah
seseorang konsumen akan mencapai utilitas maksimum sepanjang
hidupnya dengan cara menyesuaikan pola konsumsi dengan
pendapatan jangka panjang. Kesempatan konsumsi jangka panjang
dapat diperkirakan dengan cara membuat proyeksi yang didasarkan
pada pendapatan sekarang dan pendapatan masa lalu.
e. Menurut U Tun Wai
Tabungan menurut U Tun Wai adalah keputusan seseorang untuk
menabung ditentukan oleh kemampuan, kesempatan, dam kemauan.
Fungsinya dapat ditulis :
S = a (A,W,O)
Dimana S = Tabungan
W = Kemauan (willingness)
O = Kesempatan (opportunity)
a = Notasi fungsional
Menurut U Tun Wai, jumlah tabungan yang sebenarnya ditentukan
oleh variable A, W, dan O, namun bagi perseorangan atau rumah
tangga, tabungan dapat ditentukan oleh A pada suatu saat, W pada
saat yang lain dan, O pada saat yang lainnya lagi. Sebagai contoh,
masyarakat petani yang miskin mungkin mempunyai kemauan untuk
menabung, namun kemampuannya tidak memungkinkan. Naiknya
pendapatan seseorang maka kemampuan untuk menabung timbul,
namun ia akan lebih suka untuk membeli barang konsumsi yang lebih
mewah.
5. Penanaman Modal Asing
a. Pengertian
Secara singkat, investasi dapat didefinisikan sebagai tambahan
bersih terhadap stok kapital yang ada. Istilah lain dari investasi adalah
akumulasi modal atau pembentukan modal. Pengertian investasi atau
akumulasi modal dalam makro ekonomi adalah berbeda dengan
modal. Dalam penelitian ini investasi yanng dimaksud investasi
swasta atau PMA
PMA atau investasi asing merupakan invetasi yang dilakukan
oleh para pemilik modal asing di dalam negeri untuk mendapatkan
Kuncoro (2000: 215) PMA merupakan salah satu sumber pembiayaan
pembangunan nasional di samping ekspor, tabungan domestik dan
bantuan luar negeri.
Menurut undang-undang nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing pada pasal 1 menyebutkan bahwa : “Pengertian
penanaman modal asing di dalam undang-undang ini hanyalah
meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan
menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini dan
yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti
bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari
penanaman modal tersebut”
Pengertian penanaman modal asing (PMA) dari tinjauan dan
pembahasan undang-undang penanaman modal dan kredit luar negeri :
(Ismail Sunny dan Rusdiono Rachmad dalam Pandji Anoraga,
1995:48)
1) Alat pembayaran luar negeri yang ditata merupakan bagian
kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah
digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.
2) Alat-alat untuk perusahaan, yaitu bahan-bahan yang dimasukkan
dari luar negeri ke wilayah Indonesia selama alat-alat tersebut tidak
3) Bagian dari hasil perusahaan yang didasarkan undang-undang ini
diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai
perusahaan Indonesia
Keuntungan adanya modal asing yaitu berupa diolahnya
sumber daya alam kita, meningkatkan lapangan pekerjaan,
meningkatnya penerimaan negara dari sumber pajak, serta adanya alih
teknologi. Pemilik modal mendapat keuntungan berupa deviden atau
hasil usaha (Suparmoko dan Irawan, 1996: 87-88).
Pengertian PMA dari tinjauan dan pembahasan undang-undang
penanaman modal dan kredit luar negeri adalah (Suhendro, 2005: 13):
a. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari
kekayaan devisa Indonesia, atas persetujuan pemerintah digunakan
untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.
b. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan orang
asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar negeri ke
wilayah Indonesia selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari
devisa Indonesia.
c. Keuntungan perusahaan yang berdasarkan Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1967 boleh di transfer, namun digunakan untuk
membiayai perusahaan di Indonesia.
Modal asing dapat memasuki suatu negara dalam bentuk modal
bentuk investasi lansgsung dan ivestasi tidal langsung (M.L Jhingan
1996 : 483)
a. Investasi Langsung.
Berarti bahwa perusahaan dari Negara penanam modal secara de
facto atau de jure melakukan pengawasan arus asset (aktiva) yang
ditanam dinegara pengimpormodal dengan cara ivestasi itu.
b. Investasi Tidak Langsung
Dikenal sebagai investasi portofolio atau rentier yang sebagian
besar terdiri dari penguasaan atas saham yang di pindahkan ( yang
dikeluarkan atau dijamin oleh pemerintah negara pengimpor
modal), atas saham atau surat utang oleh warga negara dari
beberapa negara lain. Penguasaan saham tersebut tidaklah sama
dengan hak untuk mengendalikan perusahaan. Para pemegang
saham hanya punya hak atas deviden saja.
c. Modal Asing Negara.
Terdiri atas pinjaman keras bilateral, pinjaman lunak bilateral dan
pinjaman multilateral.
b. Manfaat Penanaman Modal Asing
Dalam perkembangannya, kehadiran penanaman modal asing di
negara berkembang ada yang mendukung dan menentangnya.
Neo-Klasik tradisional dimana hanya memusatkan perhatiannya pada
faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi, yaitu :
1) PMA berperan dalam mengisi kesenjangan antara target jumlah
devisa yang dibutuhkan dan hasil-hasil akibat devisa dari ekspor
ditambah dengan bantuan luar negeri netto.
2) PMA dapat menambah pendapatan yang diterima oleh
pemerintah yang berasal dari pajak yang dibayarkan oleh
perusahaan asing tersebut sehingga pemerintah memiliki
ketersediaan dana finansial untuk membiayai pengeluarannya atau
membiayai proyek-proyek dalam negeri.
3) PMA akan membawa pengetahuan dan teknologi yang
canggih dalam melakukan proses produksinya.
4) PMA akan mengurangi tingkat pengangguran di negara
tuan rumah bagi perusahaan asing yang membawa dan melakukan
produksi dengan padat karya
5) Dengan adanya PMA akan memberikan sumbangan
positif terhadap pembangunan nasional di negara penerimanya
Pendapat yang menentang adanya PMA secara umum dibagi atas
dua argumen, yaitu argumen yang bersifat ekonomis (mengenai
kegiatan-kegiatan perusahan asing tersebut) dan yang kedua adalah
argumen yang bersifat ideologis. Pendapat-pendapat mereka yang
1) Dengan adanya PMA ini justru memperburuk ketimpangan
kesempatan ekonomis antar daerah di mana akan mendorong
terjadinya arus urbanisasi antar daerah.
2) Adanya perusahaan asing yang memproduksi barang-barang yang
sebenarnya masih belum sesuai dengan kebutuhan pokok
penduduk, maka akan mendorong perilaku untuk berkonsumsi
mewah dan mendorong adanya demonstration effect di kalangan
masyarakat.
3) Sumber-sumber daya negara-negara tuan rumah akan dialokasikan
oleh kegiatan produksi yang dilihat secara sosial tidak
menguntungkan sehingga negara tuan rumah merasa dirugikan
dengan adanya peranan perusahaan asing tersebut.
4) Dilakukannya praktek transfer pricing yang sering digunakan oleh
perusahaan modal asing untuk melipatgandakan keuntungannya.
5) Perusahaan-perusahaan asing akan merusak struktur perekonomian
negara tuan rumah, karena dapat menghambat investasi yang
dilakukan oleh usahawan lokal. Hal ini dikarenakan perusahaan
asing tersebut telah menguasai teknologi, jaringan perdagangan,
telekomunikasi, keahlian dan ketrampilan dalam manajemen
usahanya.
6) Pengaruh terakhir adalah adanya perusahan asing dinegara tuan
B. Penelitian Terdahulu
Bambang Kustituanto dan Istikomah (dalam Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia: 1999) melakukan penelitian mengenai “Peranan
Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia tahun 1977-1996” diperoleh hasil penelitiannya adalah untuk
analisis model statis diperoleh bahwa bantuan luar negeri (AID) dan
variabel tabungan domestik mempunyai hubungan yang signifikan
terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. Hasil uji t menunjukan bahwa
kedua variabel tersebut mempunyai nilai t hitung lebih besar dari nilai t
tabel derajad signifikansi 5% yaitu (2,179) dari nilai tersebut kita tidak
bisa menerima Ho (Ho ditolak) atau variabel bantuan luar negeri dan
tabungan domestik mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Koefisien hasil estimasi memberikan hasil positif, yang berarti variabel
tersebut berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Suyatno (dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan: 2003) melakukan
penelitian mengenai Hutang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing
(PMA), Ekspor, dan Peranannya terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Tahun 1975-2000”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa koefisien dari hasil estimasi variabel hutang luar negeri dan PMA
memberikan tanda negatif, artinya mengindikasikan variabel tersebut
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh tersebut
tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Sesuai hasil analisis regresi
derajat signifikan 0,025 persen, yaitu (±2,064). Sementara variabel ekspor
terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi yang ditunjukkan dari hasil hitung (3,957) lebih besar dari
t-tabel (±2,064). Pengaruh tersebut juga bersifat positif yang ditunjukkan
nilai koefisien mempunyai nilai positif sebesar 1,508, yang berarti setiap
variabel ekspor meningkat sebesar 1 persen maka variabel pertumbuhan
ekonomi akan meningkat sebesar 1,508 persen. Dari nilai masing-masing
variabel, diartikan bahwa Ho ditolak untuk variabel ekspor, dan Ho
diterima untuk variabel hutang luar negeri dan penanaman modal asing.
Basuki Rahmad dan Yuni Prihadi Utomo (dalam Jurnal Ekonomi
Pembangunan: 2005), melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh
Hutang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing, dan Tabungan Domestik
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (1976-2000)” dengan alat
analisis model linear berganda menggunakan Model ECM (Error
Correction Model) diperoleh hasil penelitiannya adalah, hasil uji F
menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi dijelaskan oleh
hutang luar negeri, PMA, dan tabungan domestik yang secara
bersama-sama mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi pada tingkat
signifikasi 10%. Hasil analisis dengan uji t diketahui bahwa hutang luar
negeri, PMA dan tabungan domestik menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbukan ekonomi di Indonesia.
Nur Hidayah melakukan penelitian (Skripsi: 2006) berjudul
Pemerintah, Ekspor Bersih, dan Tabungan Domestik terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Tahun 1970-2004). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
ekonomi makro terhadap pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini menggunakan model linear dinamik, dan diuji
dengan menggunakan metode Error Correction Model (ECM). Pengujian
ini disertai dengan uji statistik serta uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil
uji dengan ECM menunjukkan bahwa variabel penanaman modal asing
dalam jangka pendek memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka panjang memiliki pengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada tingkat
signifikansi 5 persen.
Selanjutnya untuk variabel aliran bersih hutang luar negeri
pemerintah dalam jangka pendek maupun jangka panjang memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Variabel
ekspor bersih dalam jangka pendek memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, namun dalam jangka panjang
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Variabel tabungan domestik dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, begitu juga dalam jangka
panjang memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
C. Kerangka Pemikiran
Perhitungan output nasional atau PDB sangat diperlukan dalam
teori maupun kebijakan makro ekonomi. Pengukuran tersebut bermanfaat
untuk menghadapi berbagai masalah sentral yang berkaitan dengan
pertumbuhan ekonomi dan pengangguran, serta ukuran dan faktor-faktor
penentu inflasi. Dengan adanya data PDB membantu para pembuat
kebijakan untuk menjalankan perekonomian menuju sasaran atau target
yang telah ditetapkan.
Sementara itu, sumber dana untuk pembangunan dapat berasal dari
dua sumber, yaitu sumber dana luar negeri dan dalam negeri. Dana dari
luar negeri yaitu berupa penanaman modal asing dan utang luar negeri
pemerintah yang merupakan stok kapital atau tambahan modal dan
diperlukan pemerintah guna membiayai pembangunan-pembangunan yang
dilakukan pemerintah dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Dana dari luar negeri ini digunakan untuk memacu
meningkatnya investasi dalam negeri dan dapat memicu kenaikan sumber
daya ekonomi yang lebih besar sehingga dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi.
Lebih mempermudahkan dalam proses analisis permasalahan yang
telah dikemukakan ada 4 variabel yang berpengaruh terhadap GDP.
Variabel tersebut adalah konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik,