• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan Domestik dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Tahun 1976 2007)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan Domestik dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Tahun 1976 2007)"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

i

(Tahun 1976-2007)

Skripsi

Dimaksudkan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

oleh : TRIYANTO

F. 0104094

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan

Domestik , dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia ( Tahun 1976-2007)

Surakarta, Juni 2009 Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

(3)

iii

Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan.

Surakarta, Juni 2009

Tim penguji skripsi

1. Drs. Mugi Rahardjo,Dipl, MSi Ketua (………...) NIP. 080 055 250

2. Drs. Supriyono, MSi Pembimbing (………..) NIP. 131 569 284

(4)

iv

sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta

orang-orang yang sabar.(QS. Al-Baqarah :153)

Manusia yang hakiki adalah wujud

hak, kemandirian dan kodrat. Berdiri

dengan sendirinya. Sukma menjelma

menjadi hamba. Hamba menjelma pada

sukma. Napas sirna menuju ketiadaan.

Badan kembali sebagai tanah. (Syekh Siti

Jenar, Pupuh II;2)

(5)

v

kepada Allah SWT

SEBAGAI UNGKAPAN RASA BAKTI, HORMAT DAN TERIMA KASIH

kepada Bapak dan Ibu

SEBAGAI UNGKAPAN RASA SAYANG

kepada kedua kakak_q n ponakanku

SEBAGAI UNGKAPAN RASA TERIMA KASIH DAN PERSAHABATAN

kepada teman-teman

SEBAGAI UNGKAPAN RASA KESETIAAN DAN TERIMA KASIH

(6)

vi

dan karunia-Nya yang selalu dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah,Ekspor,Tabungan Domestik, dan Penanaman modal Asing (Tahun 1976-2007) ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam pencapaian gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan hingga terselesaikannya penyusunan skripsi merupakan tantangan tersendiri bagi penulis. Banyak kesulitan dan hambatan yang harus dilalui. Tetapi berkat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Tidak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuannya sehingga skripsi ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis menghaturkan terima kasih kepada :

1. Drs. Supriyono, M.Si selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.

(7)

vii Pembangunan.

4. Dra. Izza Mafruhah, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis.

6. Tim penguji yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

7. Bank Indonesia Kota Surakarta yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi.

8. Keluarga yang senantiasa mendukung, memberi dorongan, semangat untuk menyelesaikan skripsi ini, bantuan moril dan materiil, juga lantunan do’a yang tiada henti-hentinya.

9. Mikhaela yang sudah memberi perhatian, semangat, selama dua tahun ini, best i ever had

(8)

viii

langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini.

Ibarat pribahasa tiada gading yang tak retak, begitu pula skripsi ini masih memerlukan tanggapan, saran, kritik dan perbaikan. Semoga skripsi ini bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca. Saran serta kritik akan penulis terima, sebagai bahan evaluasi bagi penulis.

Surakarta, April 2008

(9)

ix A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 12

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ... 12

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 13

3. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi ... 17

4. Konsumsi Pemerintah ... 21

5. Pengertian Ekspor ... 24

6. Teori Perdagangan Internasional ... 25

7. Faktor-faktor Penentu Ekspor ... 27

8. Tabungan Domestik ... 30

9. Pengertian Penanaman Modal Asing ... 34

10. Manfaat Penanaman Modal Asing ... 37

(10)

x

B. Ruang Lingkup Penelitian ... 46

C. Definisi Operasional Variabel ... 46

D. Metode Pengumpulan Data ... 48

E. Metode Analisis Data ... 49

1. Pemilihan Model ... 46

2. Analisis Error Correction Model (ECM)... 49

3. Uji Asumsi Klasik ... 58

a. Multikolinearitas ... 58

b. Heteroskedastisitas ... 59

c. Autokorelasi ... 60

d. Uji Normalitas ... 61

e. Uji Linearitas ... 62

4. Uji Statistik ... 62

a. Uji Signifikansi Parameter Individual ... 63

b. Uji Statistik F (Uji Secara Bersama-sama) ... 65

c. Koefisien Determinasi ... 66

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ... 68

1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ... 70

2. Perkembangan Konsumsi Pemerintah ... 72

3. Perkembangan Ekspor Indonesia ... 73

4. Perkembangan Tabungan Domestik Indonesia ... 75

5. Perkembangan Penanaman Modal Asing di Indonesia ... 76

B. Analisa Data dan Pembahasan ... 78

1. Deskripsi Data ... 78

2. Model Analisis ... 81

(11)

xi

3) Uji Autokorelasi ... 89

4) Uji Normalitas ... 91

5) Uji Linearitas ... 92

f. Uji Statistik ... 93

1) Uji Secara Individu ... 93

2) Uji Secara Bersama-sama ... 96

3) Koefisien Determinasi ... 97

3. Intepretasi Ekonomi ... 97

a. Pengaruh Konstanta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi .... 98

b. Pengaruh Konsumsi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 98

c. Pengaruh Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 100

d. Pengaruh Tabungan Domestik Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 102

e. Pengaruh PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 104

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 109

(12)

xii

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Per Kwartal ... 8

4.1 Data Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Konsumsi Pemerintah, Ekspor Tabungan Domestik dan Penanaman Modal Asing Tahun 1976-2007... 80

4.2 Hasil Uji MWD Linier dan log Linier... 82

4.3 Hasil estimasi dengan model ECM ... 84

4.4 Uji Klein ... 87

4.5 Uji Park ... 89

4.6 Uji Breuch-Godfrey ... 90

4.7 Uji Jarque-Bera ... 92

4.8 Uji Ramsey ... 92

4.9 Pengaruh Variabel Independen Jangka Pendek ... 94

(13)

xiii

2.1 Kerangka Pemikiran Studi ... 44

3.1 Daerah Kritis Uji t ... 64

3.2 Daerah Kritis Uji F ... 66

4.1 Grafik Perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia ... 72

4.2 Grafik Perkembangan Konsumsi Pemerintah... 73

4.3 Grafik Perkembangan Ekspor... 75

4.4 Grafik Perkembangan Tabungan Domestik ... 76

(14)

ANALISIS PENGARUH KONSUMSI PEMERINTAH, EKSPOR, TABUNGAN DOMESTIK, DAN PENANAMAN MODAL ASING

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA (TAHUN 1976-2007)

Penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan Domestik, Dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia (Tahun 1976-2007)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka panjang dan jangka pendek pada periode tersebut.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat time series dari tahun 1976-2007. Penelitian ini menggunakan model linier dinamik yang kemudian diuji menggunakan metode Error Correction Model (ECM), dimana variabel pertumbuhan ekonomi (RPDB) sebagai variabel dependen dan variabel konsumsi pemerintah (KONS), ekspor (EKS), tabungan domestik (TAB), dan penanaman modal asing (PMA) sebagai variabel independen.

Berdasarkan hasil uji dengan ECM, menunjukkan bahwa pengaruh konsumsi pemerintah tehadap pertumbuhan ekonomi pada jangka pendek berpengaruh negatif dan signifikan, jangka panjang pengeluaran pemerintah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi pada jangka pendek berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan dalam jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan. Pengaruh tabungan domestik terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan sinigfikan, sedangkan dalam jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan. Pengaruh penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan dalam jangka panjang berpengaruh positif dan tidak signifikan. Hasil uji secara bersama-sama, semua koefisien regresi secara bersama-sama signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diajukan beberapa saran antara lain: pemerintah harus mereformasi struktur birokrasi selama ini dan melakukan promosi barang- barang Indonesia agar dapat bersaing dengan negara lain.

Kata Kunci: RPDB, Konsumsi Pemerintah, Ekspor, Tabungan Domestik,

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara yang sedang membangun, ingin mencoba

untuk dapat membangun bangsa dan negaranya sendiri tanpa memperdulikan

bantuan dari negara lain. Indonesia pernah mencobanya tetapi sulit untuk terus

bertahan di tengah derasnya laju globalisasi yang terus berkembang dengan

cepat tanpa mau menghiraukan bangsa lain yang masih membangun. Indonesia

dalam keadaan tersebut akhirnya terpaksa mengikuti arus, mencoba untuk

membuka diri dengan berhubungan lebih akrab dengan bangsa lain demi

menunjang pembangunan bangsanya terutama dari sendi ekonomi nasionalnya.

Menurut Boediono (1999: 22), pertumbuhan ekonomi merupakan tingkat

pertambahan dari pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi merupakan

sebagai proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang dan merupakan

ukuran keberhasilan pembangunan.

Terdapat tiga faktor atau komponen utama pada pertumbuhan

ekonomi pada setiap negara, pertama adalah akumulasi modal, meliputi semua

bentuk investasi baru yang di tanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal

sumber daya manusia. Kedua, pertumbuhan penduduk yang beberapa tahun

selanjutnya akan memperbesar jumlah angkatan kerja. Ketiga, kemajuan

teknologi. Akumulasi modal sangat diperlukan bagi terciptanya suatu iklim

investasi yang bertujuan bagi pembangunan ekonomi negara. Pembangunan di

(16)

suatu negara memang banyak dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut

disamping ada faktor lain yang mempengaruhi di dalamnya. Akumulasi modal

sangat diperlukan bagi terciptanya suatu iklim investasi yang bertujuan bagi

pembangunan ekonomi negara. Investasi yang masuk besar maka diharapkan

kegiatan ekonomi dan outputnya juga meningkat, sehingga pendapatan

nasional negara tersebut juga akan meningkat. Negara mempunyai kewajiban

untuk dapat memanfaatkan modal atau sumber daya yang telah dimiliki supaya

dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan mencari solusi atau kebijakan

terhadap faktor-faktor yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi (Todaro,

2000 : 88).

Menurut Sadono Sukirno (1994), pertumbuhan ekonomi merupakan

perkembangan dalam kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan

jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran

masyarakat pun meningkat. Negara harus mencapai pertumbuhan ekonomi

yang teguh dalam jangka panjang karena ada dua alasan penting (Sadono

Sukirno, 1994: 25), pertama, untuk menyediakan kesempatan kerja kepada

tenaga kerja yang semakin bertambah. Kedua, untuk menaikkan tingkat

kemakmuran masyarakat.

Kerapuhan perekonomian Indonesia disebabkan dengan tidak adanya

dukungan mikro ekonomi yang kuat. Permasalahan yang masih tidak dapat

diselesaikan sampai saat ini adalah korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang

terlalu tinggi di Indonesia, sumber daya manusia Indonesia kurang kompetitif,

(17)

pertumbuhan investasi di Indonesia dimulai dengan ditetapkannya

Undang-Undang No.1 / tahun 1967 tentang penanaman modal asing (PMA) dan

Undang-Undang No.6 / tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negeri

(PMDN). Dengan diberlakukannya Undang-undang tersebut diharapkan dapat

mendorong peningkatan investasi di Indonesia dari waktu ke waktu yang

kemudian menciptakan iklim investasi yang kondusif selama proses

pembangunan.

Dana pembangunan dari dalam negeri berasal dari tabungan domestik

dan ekspor sedangkan dari luar negeri dapat berupa pinjaman bantuan maupun

investasi asing. Sebagian besar negara menggabungkan kedua sumber dana

tersebut. Karena dana yang dihimpun dari dalam negeri tidak cukup untuk

kebutuhan dana pembangunan. Sumber dana eksternal dimanfaatkan oleh

negara sebagai dana tambahan disamping tabungan domestik. Kendalanya

adalah tingkat pendapatan yang rendah masyarakat sehingga menyebabkan

kekurangan kapital guna pembiayaan pembangunan.

Akumulasi tabungan domestik yang ada tidak mampu memenuhi

kebutuhan biaya investasi yang dibutuhkan dalam proses memicu pertumbuhan

ekonomi, dan disisi lain adalah kekurangan dalam memenuhi kebutuhan devisa

untuk membiayai kebutuhan impor barang-barang modal dan teknologi,

dengan demikian untuk menutupi kekurangan tersebut negara mengusahakan

sumber daya eksternal berupa investasi.

Arus masuk modal asing (capital inflows) juga berperan dalam

(18)

Masuknya modal asing juga mampu menggerakkan kegiatan ekonomi yang

lesu akibat kurangnya modal (saving investment gap) bagi pelaksanaan

pembangunan ekonomi. Modal asing ini selain sebagai perpindahan modal juga

dapat memberikan kontribusi positif melalui aliran industrialisasi dan

modernisasi. Modal asing yang masuk tersebut tidak dikelola dengan baik,

maka dapat menimbulkan dampak negatif yang besar terutama apabila

terjadinya capital flows reversal .

Sampai saat ini terdapat dua pandangan yang berbeda mengenai

peranan modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara dunia

ketiga. Pandangan pertama adalah mereka yang pro tentang perlunya modal

asing (Chenery dan Cartel dalam Mudrajad Kuncoro, 1997) berpendapat:

pertama, sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara

dunia ketiga sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan

ekonomi. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu perubahan

strukur produksi dan perdagangan. Ketiga, modal asing dapat berperan penting

dalam mobilisasi dana maupun transformasi struktural. Keempat, kebutuhan

modal asing akan semakin menurun jika terjadi perubahan struktural

benar-benar terjadi (meskipun modal asing di masa yang akan datang akan semakin

produktif).

Kelompok kedua adalah mereka yang anti terhadap perlunya dana

eksternal berpendapat: pertama, penanaman modal asing atau bantuan luar

negeri dalam jangka pendek akan memperbesar pertumbuhan ekonomi, namun

(19)

besar negara bergantung akan penanaman modal asing dan bantuan luar negeri

makin besar perbedaan pendapatan yang pada akhirnya akan menimbulkan

pola ketergantungan terhadap negara-negara maju (Sritua, 1999).

Negara yang sedang berkembang dengan tingkat pendapatan yang

masih relatif rendah menyebabkan tingkat investasi dalam negeri yang

tercemin dalan penanaman modal dalam negeri dan tabungan domestik juga

masih relatif kecil sehingga banyak sumber-sumber daya alam yang

sebenarnya pontensial belum digunakan secara optimal. Penyebab kurang

optimalnya pemanfaatan sumber daya alam karena diperlukan investasi baru

dan penggunaan modal yang besar.

Pengeluaran pemerintah di negara berkembang pada umumnya relatif

besar. Di negara-negara berkembang pengeluaran terbesar dialokasikan untuk

pembangunan infrastuktur yang merupakan barang publik murni yang tidak

dapat dihasilkan oleh pihak swasta seperti energi, pertahanan, juga umtuk

membiayai kegiatan sosial seperti : pendidikan, kesehatan dan lain lain.

Besarnya pengeluaran pemerintah menjadi suatu yang mengundang kontroversi

pada ekonomi makro. Sementara negara-negara bergerak menuju pasar terbuka

dan bebas, pengeluran pemerintah juga meningkat secara terus menerus.

Pengeluaran pemerintah melalui APBN tercermin dalam realisasi

anggaran rutin, realisasi anggaran belanja pembangunan, sedangkan jumlah

seluruh penerimaan meliputi penerimaan dalam negeri dan penerimaan luar

negeri yang disebut penerimaan pembangunan. Pengeluaran rutin jika di tinjau

(20)

konsumtif, tetapi tidak semua anggaran belanja rutin dapat dikategorikan

sebagai pengeluaran konsumsi (current expenditure) misalnya, pembelian

inventaris kantor, pemeliharaan gedung. Sebaliknya terdapat elemen

pengeluaran pembangunan yang sebagian besar merupakan pengeluaran untuk

investasi dapat di kategorikan sebagai pengeluaran yang bersifat konsumsi

seperti berbagai jenis upah dan gaji tambahan.

Perekonomian Indonesia mengalami zaman keemasan akibat kenaikan

harga minyak di pasaran dunia (oil boom) yang dapat dinyatakan sebagai titik

angka pertumbuhan yang relatif tinggi, dimana rata-rata mencapai 7%.

Indonesia pada waktu gejolak eksternal (1983-1986) dihadapkan pada

kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi merosot drastis menjadi hanya 4,88%

per tahun. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini diakibatkan oleh banyak

faktor, yang paling menonjol adalah menurunnya harga minyak mentah,

akibatnya pendapatan pemerintah pun menurun. Menurunnya investasi dan

impor juga menyebabkan terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut.

Utang luar negeri yang diperoleh tidak mampu menyelamatkan perekonomian

Indonesia.

Pemerintah melakukan upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi

makro dengan mengeluarkan berbagai kebijakan. Di bidang keuangan,

pemerintah melakukan devaluasi pada Maret 1983 dan September 1986,

melakukan deregulasi perbankan 1 Juni 1983, Paket Oktober 1986, dan

kebijakan pengetatan moneter (tight monetary policy). Di bidang fiskal

(21)

austerity). Dibidang perdagangan dan industri, pemerintah memperkuat

kebijakan orientasi ke dalam melalui rasionalisasi tarif, memperkuat proteksi

melalui hambatan nontarif, reformasi bea masuk, dan peluncuran paket Mei

1986. Selain itu pemerintah masih terus melanjutkan kebijakan rasionalisasi

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan regulasi perekonomian pasar

(Sundrum, dalam Nur Hidayah : 8).

Selama periode 1993-1995 rata-rata pertumbuhan ekonomi pertahun

meningkat menjadi 7,3 persen hingga 8,2 persen, tetapi akibat krisis yang

melanda Indonesia laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

Memasuki triwulan ke-4 tahun 1997, Indonesia di guncang oleh krisis moneter

yang di akibatkan oleh penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.

Krisis nilai tukar rupiah berlanjut menjadi krisis ekonomi, industri banyak yang

gulung tikar bermula dari ketidak mampuan membeli bahan baku impor dan

krisis perbankan. Bank Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1997 melakukan

kebijakan dengan melepaskan intervensi terhadap rupiah dan menerapkan

sistem nilai tukar mengambang bebas (freely floating). Bank Indonesia tidak

mampu lagi menahan besarnya permintaan valuta asing tersebut, setelah

kehilangan sejumlah besar cadangan devisa yang dimilikinya untuk

mempertahankan sistem mengambang terkendali. Pada tahun 1998 laju

pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 13,13 persen dengan laju inflasi

sebesar 77,63 persen. Kondisi ini sangat memprihatinkan dimana harga-harga

melambung tinggi sehingga masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

(22)

Respon pertama Indonesia terhadap masalah ini adalah menaikkan

tingkat suku bunga domestik untuk mengendalikan naiknya inflasi dan

melemahnya nilai tukar rupiah, dan memperketat kebijakan fiskalnya.

Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) pada Oktober 1997,

mencapai kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang diarahkan

pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan

ekonomi yang dinilai merusak, antara lain Program Permobilan Nasional dan

monopoli, yang melibatkan anggota keluarga Presiden Soeharto. Rupiah masih

belum stabil dalam jangka waktu yang cukup lama, hingga pada akhirnya

Presiden Soeharto terpaksa mengundurkan diri pada Mei 1998. Di bulan

Agustus 1998, Indonesia dan IMF menyetujui program pinjaman dana di

bawah Presiden B.J Habibie. Presiden Gus Dur yang terpilih sebagai presiden

pada Oktober 1999 kemudian memperpanjang program tersebut (Wijino,

Wirjo, 2005)

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Per Kwartal (%)

Pertumbuhan Ekonomi Bulan

Tahun 1998 Tahun 1999 Tahun 2000

Maret -4,49 -6,13 3,64

Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003

Maret 4,8 2,5 3,4

Juni 3,79 3,5 3,8

September 3,15 3,9 3,9

Desember 1,6 3,8 4,4

Pertumbuhan Ekonomi

Bulan Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006

Marer 4,5 6,4 4,6

Juni 4,3 5,5 5,2

September 5,0 5,3 5,5

Desember 6,7 4,9 6,1

(23)

Perekonomian Indonesia pada tahun 1999 mulai membaik, walau

pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 0,88%. Pertumbuhan ekonomi pada

2000 naik menjadi 4,92% dan antara tahun 2001-2004 rata-rata pertumbuhan

ekonomi mencapai di atas 4% serta kisaran tahun 2005-2007 sudah di atas 5%.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini mengambil periode waktu

dari tahun 1976-2007. Dasar permasalahan yang muncul diatas, maka

penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah ,

Ekspor, Tabungan Domestik dan Penanaman Modal Asing Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia (Tahun 1976-2007)”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berikut adalah permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini:

1. Bagaimana pengaruh konsumsi pemerintah terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia pada jangka panjang dan jangka pendek?

2. Bagaimana pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

pada jangka panjang dan jangka pendek?

3. Bagaimana pengaruh tabungan domestik terhadap pertumbuhan ekonomi

Indonesia pada jangka panjang dan jangka pendek?

4. Bagaimana pengaruh penanaman modal asing (PMA) terhadap

(24)

5. Bagaimana pengaruh bersama-sama semua variabel (konsumsi

pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan PMA) terhadap pertumbuhan

ekonomi?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh konsumsi pada jangka panjang dan jangka pendek

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

2. Mengetahui pengaruh ekspor pada jangka panjang dan jangka pendek

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

3. Mengetahui pengaruh tabungan domestik pada jangka panjang dan jangka

pendek terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

4. Mengetahui pengaruh penanaman modal asing pada jangka panjang dan

jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

5. Mengetahui pengaruh bersama-sama semua variabel (konsumsi

pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan PMA) terhadap pertumbuhan

ekonomi

D. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka manfaat

yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran

mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

(25)

2. Penelitian ini dapat memperkaya khasanah penelitian yang ada serta dapat

digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian serupa di masa yang akan

datang.

3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan dan membuktikan bahwa terdapat hubungan atau pengaruh

antara konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik dan penanaman

modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

4. Sebagai aplikasi dari teori-teori ekonomi, yaitu ekonomi makro sehingga

dapat menambah referensi bagi peminat untuk mengetahui secara teoritis

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pertumbuhan Ekonomi

a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan dalam

kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di

produksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran dalam

masyarakat meningkat (Sadono Sukirno, 1999 : 10)

Pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets adalah

kenaikan jangka panjang dalam kemampuan sebuah negara untuk

menyediakan semakin banyaknya jenis-jenis barang ekonom kepada

penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan

teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukan

( Jhingan, 1996 : 72)

Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai usaha usaha

untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur

dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita (Irawan &

Suparmoko, 1996 : 5) sehingga pembangunan ekonomi terdapat usaha

untuk meningkatkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan

produktivitas. Pembangunan ekonomi selain lebih banyak output di

dalamnya, juga terdapat perubahan-perubahan dalam kelembagaan dan

(27)

pengetahuan teknik dalam mengasumsikan output lebih banyak

sehingga kekayaan suatu negara bertambah.

Pembangunan ekonomi juga terkandung arti adanya usaha untuk

meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat atau GDP (Gross

Domestic Product) dimana kenaikannya di ikuti oleh perombakan dan

modernisasi serta memperkaitkan aspek pemerataan pendapatan

(income equity) (Suryana, 2000: 4).

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Ilmu ekonomi terdapat banyak teori pertumbuhan, sehingga

tidak ada suatu teori pertumbuhan yang menyeluruh, lengkap, dan

merupakan satu-satunya teori pertumbuhan yang baku. Berikut teori

pertumbuhan yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi diantaranya

adalah (Lincolin Arsyad, 1992: 39):

1) Teori Rostow

Teori ini merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam

Economic Journal (Maret 1956) yang dikembangkan dalam buku

yang berjudul The Stage of Economic Growth (1960). Menurut

Rostow, ada 5 (lima) tahapan dalam proses pembangunan ekonomi

yang merupakan karakteristik perubahan ekonomi, sosial dan

politik yang terjadi, antara lain yaitu:.

a) Masyarakat Tradisional,

Menurut Rostow, masyarakat tradisional adalah masyarakat

(28)

produksi yang relatif masih primitif dan cara hidup masyarakat

yang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai kurang rasional, tetapi

kebiasaan itu masih turun menurun.

b) Tahap Prasyarat Tinggal Landas

Menurut Rostow, tahap ini adalah tahap transisi di

masyarakat untuk mempersiapkan diri agar mencapai pertumbuhan

dengan menggunakan kekuatan sendiri. Namun pertumbuhan

ekonomi hanya akan tercapai jika diikuti oleh kemampuan

masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan modern dan

membuat penemuan baru yang bisa menurunkan biaya produksi.

c) Tahap Tinggal Landas

Tahap ini terjadi dimana pertumbuhan ekonomi dapat

dikatakan terjadi apabila terlihat suatu perubahan drastis dalam

masyarakat. Misalnya resolusi politik, terciptanya kemajuan yang

cepat dalam inovasi atau terbukanya pasar-pasar baru.

d) Tahap Menuju Kedewasaan

Merupakan tahap dimana masyarakat sudah secara efektif

menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan

produksi.

e) Masa Konsumsi Energi

Menurut Rostow, masa ini adalah tahap akhir dalam proses

(29)

yang berkaitan dengan konsumsi kesejahteraan masyarakat bukan

masalah produksi.

2) Teori Pertumbuhan Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, diantaranya

Adam Smith (1723-1790) “An Inquiry Into the Nature and Causes

of the Wealth of Nation” (1776) atau singkatnya “Wealth of

Nation”, ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,

yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas

tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan.

Teori pertumbuhan menurut teori mereka, dimisalkan luas tanah

dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi

tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan kepada teori pertumbuhan klasik yang baru

diterangkan, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan

di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori

tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan

klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk,

produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per

kapita. Jumlah penduduk berkembang semakin banyak, hukum

hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi

fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami

penurunan, oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan

(30)

3) Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

Teori pertumbuhan neo-klasik melihat dari sudut pandang

yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang

dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi

tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam

persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan:

AY = f (AK,AL,AT)

Dimana :

AY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi

AK adalah tingkat pertumbuhan modal

AL adalah tingkat pertumbuhan penduduk

AT adalah tingkat pertumbuhan teknologi

Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk

persamaan itu dan seterusnya membuat pembuktian secara kajian

empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: faktor terpenting

yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan

modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting

adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan

kepakaran tenaga kerja.

4) Teori Schumpeter

Teori Schumpeter dalam bukunya berjudul “The Theory of

Economic Development” (1934) mengemukakan bahwa sistem

(31)

pembangunan ekonomi yang pesat. Faktor utama yang

menyebabkan perkembangan ekonomi menurut Schumpeter

adalah proses inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta.

Kemajuan ekonomi atau peningkatan output total suatu

masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh

para wiraswasta. Pembaharuan-pembaharuan yang dapat

dilakukan atau diciptakan oleh pengusaha adalah: pertama,

memperkenalkan suatu barang baru, kedua, penggunaan cara baru

dalam memproduksikan barang, ketiga, memperluas pasar suatu

barang ke daerah- daerah yang baru, keempat mengembangkan

sumber barang mentah yang baru, dan yang ke lima adalah

mengadakan reorganisasi dalam suatu perusahaan atau industri.

(Jhingan, 1996 : 282).

c. Faktor- Faktor Pertumbukan Ekonomi

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua

macam faktor, faktor ekonomi dan faktor non ekonomi (Jhingan

1996 : 67).

1) Faktor Ekonomi

Para ahli ekonom menganggap faktor produksi sebagai

kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan. Laju

pertumbuhan ekonomi jatuh atau bangunnya merupakan

konsekuensi dari perubahan yang terjadi di dalam faktor produksi

(32)

a) Sumber Alam

Faktor utama yang mempengaruhi suatu perekonomian

adalah alam atau tanah. Tanah sebagai mana di pergunakan

dalam ilmu ekonomi mencakup sumber alam seperti kesuburan

tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim,

sumber air, sumber lautan dan lain-lain. Tersedianya sumber

alam secara melimpah merupakan hal yang penting bagi

pertumbuhan ekonomi. Suatu negara yang kekurangan sumber

alam tidak akan membangun secara cepat.

b) Akumulasi Modal

Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik

dapat di reproduksi apabila stok modal naik dalam batas waktu

tertentu, hal ini disebut akumulasi modal atau pembentukan

modal. Pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk

barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output

nasional dan pendapatan nasional sehingga menjadi kunci

utama menuju pembangunan ekonomi.

Proses pembentukan modal bersifat komulatif dan

membiayai diri sendiri serta mencakup tiga tahap yang saling

berkaitan : (1) keadaan tabungan nyata dan kenaikannya, (2)

keberadaan lembaga keuangan dan kredit untuk menggalakkan

tabungan dan menyalurkannya ke jalur yang dikehendaki, (3)

(33)

c) Organisasi

Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi di

dalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi

modal, buruh, dan membantu tingkat produktivitasnya. Para

wiraswasta tampil sebagai organisator dan pengambil

keputusan atau resiko di antara ketidak pastian. Wiraswastawan

bukanlah manusia dengan kemampuan biasa, ia memiliki

kemampuan khusus untuk bekerja dibandingkan orang lain.

d) Kemajuan Teknologi

Perubahan teknologi berkaitan dengan perubahan di dalam

metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil

dari teknik penelitian baru. Perubahan teknologi telah

menaikkan produktivitas buruh, modal, dan faktor produksi

lainnya.

e) Pembagian Kerja dan Skala Produksi

Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan

peningkatan produktivitas. Keduanya membawa kearah

ekonomi produksi skala besar yang selanjutnya membantu

perkembangan industri. Pembagian kerja menghasilkan

perbaikan kemampuan produksi buruh. Setiap buruh akan

(34)

2) Faktor Non Ekonomi

a) Faktor Sosial

Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi. Pendidikan dan kebudayaan barat membawa kearah

penalaran (reasoning) dan skeptisisme. Ia menambahkan

semangat yang menghasilkan penemuan baru dan

memunculkan kelas pedagang baru. Kekuatan faktor ini

menghasilkam perubahan padangan, harapan, struktur, dan

nilai-nilai sosial. Orang dibiasakan menabung dan investasi,

dan menikmati resiko untuk memperoleh laba.

b) Faktor Manusia

Peningkatan GDP berkaitan erat dengan perkembangan

faktor manusia sebagaimana terlihat dalam efisiensi atau

produktivitas yang melonjak di kalangan tenaga buruh. Inilah

yang oleh para ahli ekonomi disebut pembentukan modal

insani, yaitu proses peningkatan ilmu pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan seluruh penduduk negara

bersangkutan. Proses ini mencakup kesehatan, pendidikan dan

pelayanan sosial pada umumnya.

c) Faktor Politik dan Administratif

Struktur politik dan administratif yang lemah merupakan

penghambat besar bagi pertumbuhan ekonomi di negara

(35)

sangatlah penting bagi pembangunan ekonomi. Ketertiban,

stabilitas dan perlindungan hukum mendorong kewiraswastaan.

Kemajuan teknologi, mobilitas faktor, dan pasar yang luas

membantu merangsang usaha dan inisiatif.

2. Konsumsi Pemerintah

Identitas keseimbangan pendapatan nasional Y = C+I+G+(X-M)

merupakan sumber legitimasi pandangan kaum Keynesian akan relevansi

campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Dari notasi sederhana

tersebut dapat di telaah bahwa kenaikan atau penurunan pengeluaran

pemerintah akan menaikan atau menurunkan pendapatan nasional. Banyak

pertimbangan yang melandasi pengambilan keputusan pemerintah dalam

mengatur pengeluarannya (Dumairy, 1997 : 161).

Pemerintah tidak cukup hanya meraih tujuan akhir dari setiap

kebijakannya tersebut, tetapi juga harus memperhitungkan sasaran yang

akan menikmati atau terkena dari kebijakan tersebut. Pengeluaran yang

semakin besar dengan tujuan semata-mata hanya untuk meningkatkan

pendapatan nasional atau memperluas kesempatan kerja adalah tidak

memadai melainkan pula harus diperhitungkan siapa atau masyarakat

lapisan mana yang akan terpekerjakan atau meningkatkan pendapatannya.

Musgrave berpendapat (Guritno, 1995 : 170) bahwa dalam suatu

proses pembangunan, investasi swasta dalam persentase tehadap GNP

semakin besar dan persentase investasi pemerintah dalam persentase

(36)

menyatakan bahwa pembangunan ekonomi, aktivitas pemerintah akan

beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk

akivitas sosial seperti halnya, progam kesejahteraan, hari tua, program

pelayanan kesehatan masyarakat dan sebagainya.

Teori perkembangan pemerintah yang dikembangkan oleh Rostow

dan Musgrave adalah suatu pandangan yang di timbulkan dari pengamatan

berdasarkan pembagunan ekonomi yang dialami oleh banyak negara,

tetapi tidak didasarkan oleh suatu teori tertentu. Tahap pertumbuhan

ekonomi dalam teori ini tidak jelas, apakah terjadi dalam tahap demi tahap

ataukah beberapa tahap dapat terjadi secara simultan. (Guritno, 1995 :

171)

Teori makro mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah

dikemukakan oleh para ahli ekonomi di antaranya adalah:

a. Hukum Wagner

Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan

pengeluran pemerintah yang semakin besar dalam persentase terhadap

GNP yang juga didasarkam pula pada pengamatan di negara-negara

Eropa, Amerika dan Jepang pada abad ke 19. Wagner mengemukakan

pendapatnya dalam bentuk hukum, akan tetapi pada pandangannya

tersebut tidak dijelaskan apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan

pengeluaran pemerintah dan GNP, apakah dalam bentuk pertumbuhan

secara relatif ataukah secara absolut. Hukum Wagner jika pengeluaran

(37)

perekonomiaan jika pendapatan perkapita meningkat, secara relatif

pengeluaran pemerintah juga akan meningkat. (Guritno, 1995 : 171).

b. Teori Peacock & Wiseman

Teori Peacock & Wiseman adalah sebagai berikut,

perkembangan ekonomi menyebabkan pungutan pajak yang semakin

meningkat walaupun tarif pajak tidak meningkat, dan meningkatnya

penerimaan pajak juga mengakibatakan pengeluaran pemerintah

semakin meningkat. Oleh karena itu pada keadaan normal,

meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah semakin

besar, begitu pula pengeluaran pemerintah juga semakin besar.

Teori mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa

pemerintah senantiasa untuk memperbesar pengeluaran sedangkan

masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk

membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut,

sehingga teori Peacock & Wiseman merupakan dasar teori

pemungutan suara. Peacock & Wiseman mendasarkan teori mereka

pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi

pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami

besarnya pungutan pajak yang diperlukan oleh pemerintah untuk

membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari

bahwa pemerintah memerlukan dana untuk membiayai aktivitas

pemerintah sehingga mereka mempunyai suatu tingkat kesadaran

(38)

pemerintah untuk menaikkan pungutan pajak secara semena-mena

(Guritno, 1995 : 171).

3. Ekspor

a. Pengertian

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara

mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia

dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan nilai

semua barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain,

termasuk diantara barang-barang, ongkos pengapalan, asuransi, dan

jasa-jasa pada suatu tahun tertentu. (Bambang Triyoso, 1984).

Fungsi penting adalah mengatasi masalah terbatasnya pasar di

dalam negeri, perkembangan ekspor akan menggalakan perkembangan

sektor dalam negeri karena :

1) Beberapa fasilitas yang digunakan untuk memperlancar kegiatan

ekspor, seperti pengembangan sistem komunikasi, jaringan

pengangkutan dan fasilitas latihan atau pendidikan, dapat

digunakan oleh sektor dalam negeri.

2) Dengan menarik tenaga kerja dari sektor dalam negeri, sektor

ekspor akan mendorong sektor dalam negeri untuk menciptakan

inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas (Sadono

(39)

b. Teori Perdagangan Internasional

Teori perdagangan internasional dapat digolongkan ke dalam dua

kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern. Teori klasik yang

umum dikenal adalah teori keunggulan absolut dari Adam Smith, teori

keunggulan relatif atau keunggulan komparatif dari J.S Mill dan teori

biaya relatif dari David Ricardo, sedangkan teori faktor proporsi dari

Heckscher dan Ohlin disebut juga teori modern. (Tulus Tambunan,

2001 dalam Nur Hidayah, 2003:51)

1) Teori Klasik

a) Teori Keunggulan Absolut

Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa suatu negara

akan melakukan spesialisasi terhadap ekspor suatu jenis barang

tertentu, dimana negara tersebut memiliki keunggulan absolut

dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang

dimana negara tersebut tidak mempunyai keunggulan absolut

terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis dengan

kata lain, suatu negara akan mengekspor (mengimpor) suatu

jenis barang, jika negara tersebut dapat (tidak dapat)

memproduksinya secara lebih efisien atau murah dibandingkan

negara lain. Teori ini menekankan bahwa efisiensi dalam

penggunaan input, misalnya tenaga kerja, dalam proses

(40)

b) Teori Keunggulan Komparatif

Munculnya teori keunggulan komparatif dari J.S Mill dan

David Ricardo dapat dianggap sebagai kritik sekaligus upaya

perbaikan terhadap teori keunggulan absolut. J.S Mill

beranggapan bahwa suatu negara akan berspesialisasi pada

ekspor barang tertentu jika negara tersebut memiliki keunggulan

komparatif terbesar dan akan berspesialisasi pada impor jika

negara tersebut memiliki kerugian komparatif. Negara akan

melakukan ekspor jika barang dapat diproduksi dengan biaya

lebih rendah, dan melakukan impor jika barang yang diproduksi

sendiri membutuhkan biaya lebih besar atau mahal. David

Ricardo berpendapat bahwa perdagangan antara dua negara akan

terjadi jika masing-masing negara memiliki biaya relatif terkecil

untuk jenis barang yang berbeda. Sehingga penekanan Ricardo

adalah pada efisiensi relatif antara negara dalam memproduksi

dua atau lebih jenis barang yang menjadi dasar terjadinya

perdagangan.

2) Teori Modern (Teori H-O)

Teori Heckscher dan Ohlin (H-O) disebut juga teori faktor

proporsi (proportion factor) atau teori ketersediaan faktor

(endowment factor). Dasar pemikiran teori ini adalah perdagangan

internasional, misalnya antara Indonesia dan AS terjadi karena

(41)

biaya alternatif tersebut dikarenakan adanya perbedaan jumlah dalam

faktor produksi. Faktor endowment yang berbeda, maka sesuai

hukum pasar harga faktor produksi tersebut juga berbeda antara

Indonesia dan AS. Jadi menurut teori H-O, suatu negara akan

berpesialisasi dalam produksi dan ekspor barang-barang yang input

utamanya relatif sangat banyak di negara tersebut, serta mengimpor

barang yang input utamanya tidak dimiliki oleh negara tersebut

(jumlahnya terbatas).

c. Faktor Penentu Ekspor

Faktor yang mempengaruhi ekspor, impor, dan ekspor neto :

(Mankiw, 2003: 210)

1) Selera konsumen terhadap barang-barang produksi dalam negeri

dan luar negeri

2) Harga barang-barang di dalam negeri dan luar negeri

3) Kurs yang menentukan jumlah mata uang domestik yang

dibutuhkan untuk membeli mata uang asing

4) Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri

5) Ongkos angkutan barang antar negara

6) Kebijakan pemerintah mengenai perdagangan internasional

Sedangkan faktor-faktor penyebab terjadinya perdagangan

(42)

1) Teori Permintaan dan Teori Penawaran

Perdagangan antara dua negara terjadi karena adanya

perbedaan permintaan dan penawaran. Permintaan berbeda karena

ada perbedaan pendapatan per kapita, selera masyarakat serta

faktor lainnya. Sedangkan penawaran berbeda karena ada

perbedaan dalam jumlah atau kualitas faktor produksi, derajat

teknologi, faktor eksternalitas dan faktor lainnya.

2) Vent For Surplus

Perdagangan luar negeri terjadi karena adanya kelebihan stok

yang bisa terjadi karena berbagai hal seperti pendapatan yang

menurun, terjadinya panen besar, dan sebagainya. Perdagangan

luar negeri digunakan untuk menjaga agar harga di dalam negeri

tidak merosot.

3) Siklus Produk (product cycle)

Dasar pemikiran teori ini adalah mengikuti perubahan

waktu, setiap produk atau industri akan melalui proses dari tahap

pengembangan (inovasi) hingga tahap kejenuhan (maturity) dan

tahap penurunan produksi.

Peranan ekspor dalam pembangunan ekonomi menurut ahli

ekonomi klasik, terutama David Ricardo, mengemukakan

(43)

memberikan sumbangan yang pada akhirnya dapat mempercepat

perkembangan ekonomi suatu negara. (Sadono Sukirno, 1996)

Adapun sumbangan penting dari kegiatan luar negeri melalui

ekspor dalam pembangunan ekonomi meliputi (Sadono Sukirno,

1996) :

1) Pada suatu negara yang sudah mencapai tingkat kesempatan kerja

penuh, maka perdagangan luar negeri memungkinkan negara untuk

mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi daripada yang

mungkin dicapai tanpa adanya kegiatan ekspor.

2) Suatu negara dapat memperluas pasar dan hasil-hasil produksi

nasional.

3) Suatu negara dapat menggunakan teknologi yang berasal dari luar

negeri.

Para ahli ekonomi sesudah mazhab klasik berpendapat, bahwa

salah satu fungsi dari ekspor adalah untuk mengatasi terbatasnya

permintaan pasar dalam negeri. Perkembangan ekspor akan

menggalakkan perkembangan sektor pendukung lainnya di dalam

negeri karena akan menciptakan permintaan atas barang yang

dihasilkan di dalam negeri, yang akhirnya ekspor dapat memperlancar

perkembangan ekonomi. Perdagangan luar negeri yang terjadi melalui

ekspor, maka pendapatan masyarakat khususnya produsen dan

(44)

cepat perkembangan perdagangan luar negeri makin cepat pula

pendapatan masyarakat bertambah.

4. Tabungan Domestik

Tabungan merupakan bagian dari pendapatan suatu periode

tertentu yang tidak habis di konsumsi pada periode bersangkutan.

Tabungan suatu negara dapat dibagi menjadi, tabungan domestik,

tabungan swasta dan tabungan luar negeri

Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Bruto) merupakan

pendapatan total dalam sebuah perekonomian sekaligus pengeluaran total

atas output barang dan jasa dalam perekonomian yang sama (Mankiw,

2003 : 92)

Y = C + I + G + Nx

Dimana : Y = GDP

C = konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran Pemerintah

Nx = Ekspor bersih

Pendapatan total yang tersedia dalam perekonomian setelah

dipakai untuk konsumsi dan pembelian pemerintah disamakan dengan

tabungan nasional.

S = I maka, Y – C – G = S

Anggap bahwa T adalah jumlah pajak yang dibayar rumah tangga kepada

(45)

S = ( Y – T – C) + ( T- G)

Tabungan swasta tabungan publik

Tabungan swasta merupakan jumlah pendapatan yang tersisa bagi

pemerintah setelah dipotong belanja pemerintah sehingga apabila pajak

yang diterima lebih besar dari pengeluaran untuk membeli barang dan

jasa, hal tersebut terjadi surplus anggaran hal ini berarti nerupakan

tabungan publik.

Tabungan merupakan salah satu jenis pembiayaan dalam negeri.

Tabungan dihimpun dan diciptakan dengan cara menghemat atau menekan

konsumsi baik dari sektor pemerintah, swasta dan masyarakat.

Konsep tabungan telah di telaah oleh beberapa ahli ekonomi diantaranya :

a. Menurut John Mynard Keynes

Teori Keynes tentang tabungan dikenal dengan Absolute Income

Hypotesis. Teori ini dikenal sebagai teori keynes mengenai konsumsi

yang menyatakan bahwa seseorang akan meningkatkan konsumsinya

apabila pendapatan pribadinya meningkat. Peningkatan konsumsi

seseorang tidaklah sama dengan peningkatan pendapatannya.

b. Menurut Duesenbery

Menurut teori ini, pengeluaran konsumsi seseorang tidaklah

ditentukan oleh pendapatan absolutnya melainkan oleh pendapatan

(46)

Hipotesis yang diambil Duesenbery adalah :

1) Jika pada periode t pendapatan seseorang lebih besar daripada

pendapatan tertingginya pada waktu itu, maka orang tersebut akan

menaikan konsumsinya.

2) Jika pendapatan seseorang itu turun dari pendapatan tertingginya

sampai saat itu, maka orang tersebut akan cenderung untuk

mempertahankan konsumsinya dan menurunkan tabungannya.

Kedua gejala tesebut disebut Rachef effect.

Menurut Duesenbery, fungsi konsumsi dan tabungan adalah :

Ct = a - bY

St = Yt – Ct

Dimana Ct = konsumsi pada saat t

Yt = pendapatan pada saat t

St = tabungan pada saat t

Menurut Duesenbery, rekonsiliasi data Cross Section

memperlihatkan bahwa APC orang dengan pendapatan rendah lebih

besar dari pada orang yang berpendapatan lebih tinggi, sedangkan

rekonsiliasi dengan data Time Series memperlihatkan dalam jangka

pendek, APC lebih besar dari MPC dan dalam jangka panjang APC =

MPC

c. Menurut Ando Mondligliani

Menurut Ando-Mongliani pada saat mulai bekerja sampai akhir

(47)

Pendapatannya lebih rendah pada saat seseorang mulai bekerja.

Pendapatan tersebut akan terus meningkat sesuai dengan lama

seseorang bekerja. Berkenaan dengan hal tersebut maka seseorang

harus menabung pada saat pendapatannya lebih besar dari pada

konsumsinya. Pendapatan yang diterima lebih rendah maka orang

tersebut melakukan dissaving dan sebaliknya pada saat pendapatan

lebih besar dari pada konsumsinya, orang tesebut melakukan saving.

d. Menurut Milton Friedman

Teori yang dikemukakan oleh M. Friedman ini timbul karena

adanya ketidakpuasan terhadap penggunaan pendapatan sebagai

determinan pengeluaran konsumsi. Asumsi yang diambil adalah

seseorang konsumen akan mencapai utilitas maksimum sepanjang

hidupnya dengan cara menyesuaikan pola konsumsi dengan

pendapatan jangka panjang. Kesempatan konsumsi jangka panjang

dapat diperkirakan dengan cara membuat proyeksi yang didasarkan

pada pendapatan sekarang dan pendapatan masa lalu.

e. Menurut U Tun Wai

Tabungan menurut U Tun Wai adalah keputusan seseorang untuk

menabung ditentukan oleh kemampuan, kesempatan, dam kemauan.

Fungsinya dapat ditulis :

S = a (A,W,O)

Dimana S = Tabungan

(48)

W = Kemauan (willingness)

O = Kesempatan (opportunity)

a = Notasi fungsional

Menurut U Tun Wai, jumlah tabungan yang sebenarnya ditentukan

oleh variable A, W, dan O, namun bagi perseorangan atau rumah

tangga, tabungan dapat ditentukan oleh A pada suatu saat, W pada

saat yang lain dan, O pada saat yang lainnya lagi. Sebagai contoh,

masyarakat petani yang miskin mungkin mempunyai kemauan untuk

menabung, namun kemampuannya tidak memungkinkan. Naiknya

pendapatan seseorang maka kemampuan untuk menabung timbul,

namun ia akan lebih suka untuk membeli barang konsumsi yang lebih

mewah.

5. Penanaman Modal Asing

a. Pengertian

Secara singkat, investasi dapat didefinisikan sebagai tambahan

bersih terhadap stok kapital yang ada. Istilah lain dari investasi adalah

akumulasi modal atau pembentukan modal. Pengertian investasi atau

akumulasi modal dalam makro ekonomi adalah berbeda dengan

modal. Dalam penelitian ini investasi yanng dimaksud investasi

swasta atau PMA

PMA atau investasi asing merupakan invetasi yang dilakukan

oleh para pemilik modal asing di dalam negeri untuk mendapatkan

(49)

Kuncoro (2000: 215) PMA merupakan salah satu sumber pembiayaan

pembangunan nasional di samping ekspor, tabungan domestik dan

bantuan luar negeri.

Menurut undang-undang nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman

Modal Asing pada pasal 1 menyebutkan bahwa : “Pengertian

penanaman modal asing di dalam undang-undang ini hanyalah

meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan

menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini dan

yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti

bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari

penanaman modal tersebut”

Pengertian penanaman modal asing (PMA) dari tinjauan dan

pembahasan undang-undang penanaman modal dan kredit luar negeri :

(Ismail Sunny dan Rusdiono Rachmad dalam Pandji Anoraga,

1995:48)

1) Alat pembayaran luar negeri yang ditata merupakan bagian

kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah

digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.

2) Alat-alat untuk perusahaan, yaitu bahan-bahan yang dimasukkan

dari luar negeri ke wilayah Indonesia selama alat-alat tersebut tidak

(50)

3) Bagian dari hasil perusahaan yang didasarkan undang-undang ini

diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai

perusahaan Indonesia

Keuntungan adanya modal asing yaitu berupa diolahnya

sumber daya alam kita, meningkatkan lapangan pekerjaan,

meningkatnya penerimaan negara dari sumber pajak, serta adanya alih

teknologi. Pemilik modal mendapat keuntungan berupa deviden atau

hasil usaha (Suparmoko dan Irawan, 1996: 87-88).

Pengertian PMA dari tinjauan dan pembahasan undang-undang

penanaman modal dan kredit luar negeri adalah (Suhendro, 2005: 13):

a. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari

kekayaan devisa Indonesia, atas persetujuan pemerintah digunakan

untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.

b. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan orang

asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar negeri ke

wilayah Indonesia selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari

devisa Indonesia.

c. Keuntungan perusahaan yang berdasarkan Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1967 boleh di transfer, namun digunakan untuk

membiayai perusahaan di Indonesia.

Modal asing dapat memasuki suatu negara dalam bentuk modal

(51)

bentuk investasi lansgsung dan ivestasi tidal langsung (M.L Jhingan

1996 : 483)

a. Investasi Langsung.

Berarti bahwa perusahaan dari Negara penanam modal secara de

facto atau de jure melakukan pengawasan arus asset (aktiva) yang

ditanam dinegara pengimpormodal dengan cara ivestasi itu.

b. Investasi Tidak Langsung

Dikenal sebagai investasi portofolio atau rentier yang sebagian

besar terdiri dari penguasaan atas saham yang di pindahkan ( yang

dikeluarkan atau dijamin oleh pemerintah negara pengimpor

modal), atas saham atau surat utang oleh warga negara dari

beberapa negara lain. Penguasaan saham tersebut tidaklah sama

dengan hak untuk mengendalikan perusahaan. Para pemegang

saham hanya punya hak atas deviden saja.

c. Modal Asing Negara.

Terdiri atas pinjaman keras bilateral, pinjaman lunak bilateral dan

pinjaman multilateral.

b. Manfaat Penanaman Modal Asing

Dalam perkembangannya, kehadiran penanaman modal asing di

negara berkembang ada yang mendukung dan menentangnya.

(52)

Neo-Klasik tradisional dimana hanya memusatkan perhatiannya pada

faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi, yaitu :

1) PMA berperan dalam mengisi kesenjangan antara target jumlah

devisa yang dibutuhkan dan hasil-hasil akibat devisa dari ekspor

ditambah dengan bantuan luar negeri netto.

2) PMA dapat menambah pendapatan yang diterima oleh

pemerintah yang berasal dari pajak yang dibayarkan oleh

perusahaan asing tersebut sehingga pemerintah memiliki

ketersediaan dana finansial untuk membiayai pengeluarannya atau

membiayai proyek-proyek dalam negeri.

3) PMA akan membawa pengetahuan dan teknologi yang

canggih dalam melakukan proses produksinya.

4) PMA akan mengurangi tingkat pengangguran di negara

tuan rumah bagi perusahaan asing yang membawa dan melakukan

produksi dengan padat karya

5) Dengan adanya PMA akan memberikan sumbangan

positif terhadap pembangunan nasional di negara penerimanya

Pendapat yang menentang adanya PMA secara umum dibagi atas

dua argumen, yaitu argumen yang bersifat ekonomis (mengenai

kegiatan-kegiatan perusahan asing tersebut) dan yang kedua adalah

argumen yang bersifat ideologis. Pendapat-pendapat mereka yang

(53)

1) Dengan adanya PMA ini justru memperburuk ketimpangan

kesempatan ekonomis antar daerah di mana akan mendorong

terjadinya arus urbanisasi antar daerah.

2) Adanya perusahaan asing yang memproduksi barang-barang yang

sebenarnya masih belum sesuai dengan kebutuhan pokok

penduduk, maka akan mendorong perilaku untuk berkonsumsi

mewah dan mendorong adanya demonstration effect di kalangan

masyarakat.

3) Sumber-sumber daya negara-negara tuan rumah akan dialokasikan

oleh kegiatan produksi yang dilihat secara sosial tidak

menguntungkan sehingga negara tuan rumah merasa dirugikan

dengan adanya peranan perusahaan asing tersebut.

4) Dilakukannya praktek transfer pricing yang sering digunakan oleh

perusahaan modal asing untuk melipatgandakan keuntungannya.

5) Perusahaan-perusahaan asing akan merusak struktur perekonomian

negara tuan rumah, karena dapat menghambat investasi yang

dilakukan oleh usahawan lokal. Hal ini dikarenakan perusahaan

asing tersebut telah menguasai teknologi, jaringan perdagangan,

telekomunikasi, keahlian dan ketrampilan dalam manajemen

usahanya.

6) Pengaruh terakhir adalah adanya perusahan asing dinegara tuan

(54)

B. Penelitian Terdahulu

Bambang Kustituanto dan Istikomah (dalam Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Indonesia: 1999) melakukan penelitian mengenai “Peranan

Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia tahun 1977-1996” diperoleh hasil penelitiannya adalah untuk

analisis model statis diperoleh bahwa bantuan luar negeri (AID) dan

variabel tabungan domestik mempunyai hubungan yang signifikan

terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. Hasil uji t menunjukan bahwa

kedua variabel tersebut mempunyai nilai t hitung lebih besar dari nilai t

tabel derajad signifikansi 5% yaitu (2,179) dari nilai tersebut kita tidak

bisa menerima Ho (Ho ditolak) atau variabel bantuan luar negeri dan

tabungan domestik mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Koefisien hasil estimasi memberikan hasil positif, yang berarti variabel

tersebut berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Suyatno (dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan: 2003) melakukan

penelitian mengenai Hutang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing

(PMA), Ekspor, dan Peranannya terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia Tahun 1975-2000”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa koefisien dari hasil estimasi variabel hutang luar negeri dan PMA

memberikan tanda negatif, artinya mengindikasikan variabel tersebut

berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh tersebut

tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Sesuai hasil analisis regresi

(55)

derajat signifikan 0,025 persen, yaitu (±2,064). Sementara variabel ekspor

terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi yang ditunjukkan dari hasil hitung (3,957) lebih besar dari

t-tabel (±2,064). Pengaruh tersebut juga bersifat positif yang ditunjukkan

nilai koefisien mempunyai nilai positif sebesar 1,508, yang berarti setiap

variabel ekspor meningkat sebesar 1 persen maka variabel pertumbuhan

ekonomi akan meningkat sebesar 1,508 persen. Dari nilai masing-masing

variabel, diartikan bahwa Ho ditolak untuk variabel ekspor, dan Ho

diterima untuk variabel hutang luar negeri dan penanaman modal asing.

Basuki Rahmad dan Yuni Prihadi Utomo (dalam Jurnal Ekonomi

Pembangunan: 2005), melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh

Hutang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing, dan Tabungan Domestik

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (1976-2000)” dengan alat

analisis model linear berganda menggunakan Model ECM (Error

Correction Model) diperoleh hasil penelitiannya adalah, hasil uji F

menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi dijelaskan oleh

hutang luar negeri, PMA, dan tabungan domestik yang secara

bersama-sama mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi pada tingkat

signifikasi 10%. Hasil analisis dengan uji t diketahui bahwa hutang luar

negeri, PMA dan tabungan domestik menunjukkan pengaruh yang

signifikan terhadap pertumbukan ekonomi di Indonesia.

Nur Hidayah melakukan penelitian (Skripsi: 2006) berjudul

(56)

Pemerintah, Ekspor Bersih, dan Tabungan Domestik terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Tahun 1970-2004). Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel

ekonomi makro terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian ini menggunakan model linear dinamik, dan diuji

dengan menggunakan metode Error Correction Model (ECM). Pengujian

ini disertai dengan uji statistik serta uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil

uji dengan ECM menunjukkan bahwa variabel penanaman modal asing

dalam jangka pendek memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka panjang memiliki pengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada tingkat

signifikansi 5 persen.

Selanjutnya untuk variabel aliran bersih hutang luar negeri

pemerintah dalam jangka pendek maupun jangka panjang memiliki

pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Variabel

ekspor bersih dalam jangka pendek memiliki pengaruh negatif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, namun dalam jangka panjang

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Variabel tabungan domestik dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, begitu juga dalam jangka

panjang memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

(57)

C. Kerangka Pemikiran

Perhitungan output nasional atau PDB sangat diperlukan dalam

teori maupun kebijakan makro ekonomi. Pengukuran tersebut bermanfaat

untuk menghadapi berbagai masalah sentral yang berkaitan dengan

pertumbuhan ekonomi dan pengangguran, serta ukuran dan faktor-faktor

penentu inflasi. Dengan adanya data PDB membantu para pembuat

kebijakan untuk menjalankan perekonomian menuju sasaran atau target

yang telah ditetapkan.

Sementara itu, sumber dana untuk pembangunan dapat berasal dari

dua sumber, yaitu sumber dana luar negeri dan dalam negeri. Dana dari

luar negeri yaitu berupa penanaman modal asing dan utang luar negeri

pemerintah yang merupakan stok kapital atau tambahan modal dan

diperlukan pemerintah guna membiayai pembangunan-pembangunan yang

dilakukan pemerintah dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi

Indonesia. Dana dari luar negeri ini digunakan untuk memacu

meningkatnya investasi dalam negeri dan dapat memicu kenaikan sumber

daya ekonomi yang lebih besar sehingga dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi.

Lebih mempermudahkan dalam proses analisis permasalahan yang

telah dikemukakan ada 4 variabel yang berpengaruh terhadap GDP.

Variabel tersebut adalah konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik,

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 3.2 Gambar Daerah Kritis Uji F
Gambar 4.1. Grafik Perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 1976-2007
Gambar 4.2. Grafik Perkembangan Konsumsi Pemerintah Tahun 1976-2007
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Profesi Psikologi pada tanggal :.. 5

Alhamdulillahirobbil ’alamin, segala puja dan puji penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas karunia dan nikmatnya yang begitu luas kepada penulis sehingga dapat

penginderaan jauh multisensor dalam mendeteksi penggunaan lahan yang menunjukkan keberadaan padi, (b) menghitung kandungan nitrogen padi dengan menggunakan pendekatan semi-empiris

Oleh karena itu, secara sederhana studi Islam bisa dilihat dari berbagai aspek pendekatan dan metode-metode yang digunakan dalam memahami studi Islam, seperti

Dari berbagai pendapat tentang biaya pendidikan di atas dapat ditarik pengertian umum bahwa biaya pendidikan adalah nilai uang atau nilai rupiah yang

Keadaan ini menunjukkan bahwa dunia bisnis menuntut tanggung jawab setiap pelaku bisnis supaya konsumen tidak merasa dirugikan oleh mereka yang tidak bertanggung

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bobot isi tanah gambut pada areal umur tegakan 2,3,4,5 tahun (sebelum pemanenan kayu) dan 0 tahun (setelah pemanenan kayu) di

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pembahasan hasil penelitian Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Kegiatan Menghasilkan Barang melalui Metode Penugasan di