• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Rawat Inap dI RSU Haji Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Rawat Inap dI RSU Haji Medan Tahun 2016"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN 2016

IDENTITAS INFORMAN I ( DOKTER)

1. Apakah Dokter mengetahui apa itu Rekam Medis?

2. Apakah Dokter mengetahui item item apa saja yang harus diisi di dalam

berkas Rekam Medis?

3. Apakah Dokter mengetahui tentang manfaat Rekam Medis terkait dengan?

4. Menurut Dokter Item-Item apa sajakah yang terpenting dari berkas

dokumen rekam medis pasien rawat inap?

5. Apakah Dokter mengisi anamnese pasien rawat inap? Menurut dokter

mengapa masih ada item anamnese tidak tersii?

6. Menurut Dokter mengapa pengisian hasil pemeriksaan fisik dan penunjang

medik harus pasien rawat inap harus diisi?

7. Apakah Dokter mengetahui mengapa item diagnosa tidak terisi secara

lengkap?

8. Menurut Dokter apa yang menyebabkan item catatan pengobatan dan/atau

tindakan tidak terisi lengkap?

9. Apakah Dokter wajib mengisi informed consent atau persetujuan tindakan

pasien rawat inap pada rekam medis ?

10. Menurut Dokter mengapa hasil pengobatan atau catatan observasi klinis

rekam medis pasien rawat inap tidak tidak lengkap?

11. Menurut Dokter mengapa pengisian ringkasan pulang masih tidak terisi

lengkap?

(2)

12. Apakah Dokter mengisi nama dan tanda tangan segera setelah tindakan

pada rekam medis?

13. Apakah Dokter pernah mendapat sosialisasi atau pedoman tentang rekam

medis?

14. Apakah ada punishment atau sanksi oleh pihak management RS terhadap

(3)

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN 2016

IDENTITAS INFORMAN (Managemen Rumah Sakit)

Umur :

Pendidikan :

Status kepegawaian :

Masa kerja :

PERTANYAAN

1. Apakah yang dilakukan pihak managemen jika pengisian waktu masuk

pasien rawat inap tidak diisi lengkap?

2. Apakah yang dilakukan pihak managemen jika terdapat ketidaklengkapan

pada pengisian anamnese rekam medis pasien rawat inap?

3. Jika pemeriksaan fisik pasien tidak diisi dengan lengkap oleh dokter apakah

ada upaya dari pihak management?

4. Jika pengisian diagnosis tidak diisi dengan lengkap oleh dokter, apakah ada

upaya dari pihak managemen?

5. Jika pengisian pengobatan/tindakan tidak diisi dengan lengkap oleh dokter,

apakah ada upaya dari pihak managemen?

6. Apakah yang dilakukan pihak managemen jika pengisian catatan observasi

klinis pasien rawat inap tidak diisi lengkap?

7. Apakah pihak management memberikan sanksi kepada dokter yang tidak

mengisi ringkasan pulang dengan lengkap?

8. Apakah pihak management memberikan sanksi kepada dokter yang tidak

(4)

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN 2016

IDENTITAS INFORMAN (PERAWAT)

Umur :

Pendidikan :

Status kepegawaian :

Masa kerja :

PERTANYAAN

1. Apakah bapak/ibu mengetahui apa itu Rekam Medis?

2. Apakah bapak/ibu mengetahui tentang manfaat Rekam Medis terkait dengan?

3. Apakah bapak/ibu pernah mendapatkan sosialisasi atau pedoman tentang

rekam medis?

4. Apakah bapak/ibu mengetahui adanya sanksi atau punishment bagi dokter

(5)

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN 2016

IDENTITAS INFORMAN (KEPALA BAGIAN REKAM MEDIS)

Umur :

Pendidikan :

Status kepegawaian :

Masa kerja :

PERTANYAAN

1. Apakah Bapak mengetahui apa itu Rekam Medis?

2. Apakah Bapak mengetahui tentang manfaat Rekam Medis terkait dengan?

3. Apakah Bapak pernah mendapatkan sosialisasi atau pedoman tentang rekam

medis?

4. Apakah Bapak mengetahui adanya sanksi atau punishment bagi dokter atau

(6)

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN 2016

IDENTITAS INFORMAN (PETUGAS PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP)

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Status kepegawaian :

Masa kerja :

PERTANYAAN

1. Apakah bapak/ibu mengetahui kegunaan tanggal dan waktu berkas rekam

medis pasien rawat inap?

2. Menurut bapak/ibu mengapa pengisian tanggal dan waktu masuk tidak

(7)
(8)
(9)
(10)

Analisis Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Rawat Inap Di RSU Haji Medan Tahun 2016

No No.RM Identitas Tanggal Waktu Anamnese Pemeriksa

an Fisik Diagnosis Pengobatan

(11)

23 213593 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

24 218869 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

25 222931 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

26 220092 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

27 238719 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

28 240068 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

29 196291 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

30 199861 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

31 043850 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

32 201282 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

33 194996 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

34 201329 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

35 060331 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

36 198620 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

37 197638 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

38 027786 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

39 180019 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

40 152392 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

41 218491 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

42 218571 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

43 218440 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

44 218409 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

45 218092 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

46 218001 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

(12)

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

50 214177 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

51 214137 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

52 214145 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

53 236659 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

54 236037 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

55 237216 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

56 237254 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

57 230482 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

58 231195 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Jumlah 58 56 2 55 3 28 30 27 31 18 40 41 17 58 0 41 17 18 40 46 12

(13)
(14)
(15)

RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TANGGAL 3 NOVEMBER 2014 BAGIAN UMUM BAGIAN PENGKAJIAN &

PENGEMBANGAN

KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN PELAPORAN

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Azis. 2015. Studi Kelengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makasar Tahun 2015. Skripsi FKM Universitas Hasanuddin.

Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis di Indonesia Rumah Sakit Revisi II. Depkes RI. Jakarta.

Emalian R., 2008. Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Rawat Inap Kebidanan RSUD Kota Bekasi.Tesis Kajian Administrasi Rumah Sakit FKM UI.Depok.

Firdaus S. U., 2008. Rekam Medik Dalam Sorotan Hukum Dan Etika. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.

Guwandi J., 2005. Rahasia Medis. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI .

Hanafia J., 2008. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan. Jakarta: EGC

Hatta, Gemala. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. UI press. Jakarta.

Herdiansyah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Fitiah. 2007. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Rekam Medis Di Rsud H. Padjonga Dg. Ngalle Takalar. Jurnal Unhas.

Kepmenkes 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 129/Menkes SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta.

Muslihatun W. N., 2009. Dokumen Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Nurhasanah. 2008. Analisis Kuantitatif Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Rawat Jalan di RS Siaga RayaTahun 2008. Skripsi FKM UI.

Pamungkas T.W., Marwati T., Salikhah., 2010. Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal KesMas Vol. 4 No. 1, Januari 2013: 1 – 75.

(17)

Ratmanasuci. 2008. Analisis Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Kota Semarang Tahun 2008.Skripsi FKM Undip.

Rustiyanto E., 2009. Etika Profesi Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sabarguna H. S., 2008. Manajemen Kinerja Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Sadi M., 2015.Etika Hukum Kesehatan.Jakarta: Prenadamedia Group.

Sudra. 2013. Rekamedis Medis, Rekam Medis. Edisi 2, Universitas Terbuka: Tangerang Selatan

Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Pendidkan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

UU RI. 2004. Undang- Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran. Jakarta

. 2009. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah sakit. Jakarta

. 2009. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta.

Yuniarti. 2007. Hubungan beberapa Faktor Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap terhadap Mutu Dokumen Rekam Medis di Badan RSUD Banjarnegara.Jurnal Undip, Semarang.

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam

tentang analisis kelengkapan pengisian berkas rekam medis di RSU Haji Medan

Tahun 2016.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSU Haji Medan untuk menganalisis kelengkapan

pengisian berkas rekam medis rumah sakit tersebut apakah sudah sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan. Dari survey pendahuluan yang telah dilakukan

tentang kelengkapan dokumen rekam medis pasien rawat inap, masih banyak

rekam medis pasien yang pengisiannya belum lengkap.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada Februari – April 2016.

3.3 Sumber Informasi

Informan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik purposive,

yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang bersedia dan mampu

memberikan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu :

(19)

b. 2 (dua) orang perawat

c. 1 (satu) orang manajemen RSU Haji Medan

d. 1 (satu) orang kepala petugas rekam medis

e. 1 (satu) orang petugas pendaftaraan tempat pasien rawat inap

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan sumber data yaitu

1. Wawancara mendalam kepada para informan dengan berpedoman pada

panduan wawancara yang telah di persiapkan.

2. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang diselidiki oleh peneliti

3. Studi dokumentasi, data diperoleh dari dokumen rekam medis sebanyak 58

rekam medis.

3.5 Triangulasi

Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber,

yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan teknik yang sama,

yakni dengan memilih informan yang dianggap dapat memberikan jawaban sesuai

(20)

3.6 Analisis Data

Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan proses

pengumpulan data, interpretasi data dan dibuat matriks untuk mempermudah

melihat data secara lebih sistematis (Herdiansyah, 2012).

Data yang sudah terkumpul akan dibahas secara mendalam dalam bentuk

naratif. Hal ini untuk menjelaskan bagaimana kelengkapan pengisian berkas

rekam medis rawat inap Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2016 dilakukan secara

(21)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Perkembangan RSU Haji Medan

Rumah Sakit Haji Medan memiliki riwayat pendirian yang terkait dengan

kesepakatan dari umat Islam di Sumatera Utara dan terkait dengan musibah

jemaah haji di Mina Arab Saudi.

Rumah Sakit Haji didirikan oleh Yayasan RS Haji Medan, Akte notaris

Alina Hanum SH No. 5 tertanggal 3 juni 1998 dengan ketua umum Gubernur

Provinsi Sumatera Utara. Luas lahan RS Haji Medan sebesar 6 Ha dengan luas

bangunan 1,2 Ha .

Rumah Sakit Haji ditinjau dari kelengkapan sarana pelayanan telah

memiliki 12 SMF ( Staf Medis Fungsional ), digolongkan sebagai Rumah Sakit

Umum kelas B Non Pemerintah.

4.1.2 Visi, Misi dan Motto RSU Haji Medan

1. Visi

Visi RSU Haji Medan adalah Rumah Sakit unggulan dan pusat rujukan dengan

pelayanan bernuansa islami, ramah lingkungan berdaya saing sesuai standar

nasional dan internasional.

(22)

a. Meningkatkan profesionalisme, kompetensi sumber daya manusia Rumah

Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara yang memiliki integritas

dan religius.

b. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Rumah Sakit Umum Haji

Medan sesuai standar nasional dan internasional dengan prinsip

kenyamanan dan keselamatan.

c. Meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia Rumah Sakit Umum Haji

Medan Provinsi Sumatera Utara melalui pola pengelolaan keuangan badan

layanan umum.

d. Meningkatkan kemudahan jangkauan pelayanan kesehatan.

e. Meningkatkan pelayanan yang berkualitas, transparan, bersih, ramah, aman

dan nyaman serta lingkungan yang sehat bernuansa go green.

3. Moto

Ramah dan empati dalam memberikan pelayanan.

4.1.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan

Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara dibentuk

dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara No 25 Tahun 2012 tanggal 28 Juni

2012 tentang pembentukan organisasi, tugas, fungsi, uraian tugas dan tata kerja

RSU Haji Medan Provinsi Sumatera Utara dan selanjutnya dikuatkan dengan

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2014 tentang organisasi dan tata kerja RSU.

(23)

Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera

Utara terdiri dari :

A.Direktur

B.Wakil Direktur Administrasi Umum, terdiri dari:

1. Bidang Umum, terdiri dari :

a. Sub Bagian Ketatausahaan

b. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan

c. Sub Bagian Kepegawaian

2. Bagian Pengkajian dan Pengembangan, terdiri dari:

a. Sub Bagian Perencanaan dan Pengkajian

b. Sub Bagian Evaluasi dan Pemberdayaan

c. Sub Bagian Pelaporan

3. Bagian Keuangan dan Akuntasi, terdiri dari:

a. Sub Bagian Anggaran dan Verifikasi

b. Sub Bagian Mobilitas Dana

c. Sub Bagian Penatausahaan Keuangan

C.Wakil Direktur Pelayanan Medis, terdiri dari:

1. Bidang Pelayanan Medis, terdiri dari:

a. Seksi Pelayanan Medis Inap, Jalan dan UGD

b. Seksi Pengembangan Mutu Pelayanan Medik dan Rehabilitasi

2. Bidang Pelayanan Keperawatan, terdiri dari:

a. Seksi Asuhan Keperawatan

(24)

D.Wakil Penunjang Medis dan Akademik, terdiri dari:

1. Bidang Penunjang Medis, terdiri dari:

a. Seksi Laboratorium, Farmasi dan Gizi

b. Seksi Elektromedik dan Instansi Pengelolaan Air Limbah

2. Bidang Akademik dan Pendidikan, terdiri dari:

a. Seksi Akademik dan Kebidanan

b. Seksi Pendidikan dan Pengembangan

E. Kelompok Jabatan Fungsional

F. Komite Medik

G.Instalasi

H.Satuan Pegawai Intern (SPI)

4.1.4 Data Ketenagaan Pegawai RSU Haji Medan

Jumlah tenaga di RSU Haji Medan sebanyak 602 orang dengan perincian

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Klasifikasi Ketenaga Kesehatan RSU Haji Medan

No Bagian PNS Non PNS Jumlah Sumber Bagian Kepegawaian RSU Haji Medan Pemprovsu Tahun 2015

Catatan :

Jumlah Dokter Spesialis Dasar yaitu

1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 8 orang

(25)

3. Dokter Spesilis Anak : 8 orang

4. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan : 7 orang

Jumlah 29 orang

Tabel 4.2 Data Kinerja Instalasi Rawat Inap RSU Haji Medan

No Uraian 2014 (%) 2015 (%)

1 Bed Occupancy Rate (BOR) 55 52

2 Length Of Stay (LOS) 5 5

3 Bed Turn Over (BTO) 41 37

4 Turn Over Interval (TOI) 4 5

Sumber Instalasi Rekam Medik RSU Haji Pemrovsu Tahun 2014,2015

4.1.5 Visi, Misi, Moto, Tujuan dan Falsafah Bagian Rekam Medis RSU Haji Medan

1. Visi

Sumber informasi Rumah Sakit Haji Medan

2. Misi

Sarana penyedia informasi Rumah Sakit Haji Medan

3. Moto

Lancar, Tertib dan Aman

4. Tujuan

Menunjang tercapainya tertib administrasi untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan yang efektif

5. Falsafah

Rekam medik merupakan bukti tentang proses pelayanan medik yang

diberikan kepada pasien

Bagian perencanaan dan rekam medis dipimpin oleh bagian yang

(26)

rekam medis dikepalai oleh seorang sarjana sosial politik yang telah

mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan

penyelenggaraan rekam medis dan dibantu oleh 16 orang petugas rekam medis.

Jumlah petugas rekam medis sebanyak 17 orang dengan status non PNS.

4.1.6 Struktur Organisasi Sub Komite Panitia Rekam Medis

Susunan stuktur organisasi panitia rekam medis sebagai berikut

a. Ketua : dr. Muharramsyah Rambe, SpB, FINACS

b. Sekretaris: M. Taufik Harahap, SE.

c. Anggota: dr. Hj.Yusni Batu Bara dan Kamsul

Tugas panitia rekam medis bertugas melakukan penjagaan kualitas rekam

medis melalui:

1. Menjaga mutu rekam medis.

2. Kegiatan penalaahan atau review keterbitan/kebenaran pengisian rekam

medis.

3. Menyusun standard kualitas rekam medis untuk kemudian menjadi

keputusan direktur.

4. Menyusun ketentuan sanksi dalam rangka penegakan keterbitan

penyelenggara rekam medis untuk kemudian menjadi keputusan direktur.

5. Melakukan identifikasi permasalahan rekam medis yang perlu penanganan

direktur dan mengajukannya kepada direktur untuk tindakan pemecahan

6. Mengembangkan format dan isi serta menjamin rekam medis yang baik

(27)

8. Mengadakan analisa dan evaluasi

4.1.7 Alur Rekam Medis Pasien Rawat Inap RSU Haji Medan

Kegiatan pencatatan rekam medis yang lengkap tidak terlepas dari alur

penyelenggaraan rekam medis. Alur rekam medis rawat inap di RSU Haji Medan

adalah sebagai berikut:

Tidak Lengkap

Lengkap

Gambar 4.1 Alur Rekam Medis Pasien Rawat Inap RSU Haji Medan

(28)

4.2 Kelengkapan Rekam Medis

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kelengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap di RSU Haji Medan Tahun 2016

No Item Rekam Medis Jumlah Lengkap Tidak Lengkap

n % n %

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggal masuk

lengkap sebanyak 97%, waktu masuk lengkap sebanyak 95%, anamnese lengakap

sebanyak 48%, pemeriksaan fisik lengkap sebanyak 47%, diagnosis lengkap

sebanyak 31%, pengobatan/tindakan lengkap sebanyak 71%, persetujuan tindakan

100%, catatan observasi klinis lengkap sebanyak 71%, ringkasan pulang lengkap

sebanyak 31%, dan nama & tanda tangan dokter lengkap sebanyak 79%.

Grafik 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Kelengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap di RSU Haji Medan Pemprovsu Tahun 2016

(29)

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa rekam medis yang belum lengkap

terbanyak pada bagian diagnosis 69% tidak lengkap, ringkasan pulang 69% tidak

lengkap, anamnese 52% yang tidak lengkap dan pemeriksaan fisik sebanyak 53%

tidak lengkap. Nama dan tanda tangan dokter yang merawat juga masih belum

terisi lengkap melihat pentingnya item tersebut untuk menunjukkan kepemilikan

formulir kekuatan hukum atas pernyataan dokter.

4.3 Karakteristik Informan

(30)

Tabel 4.4 memperlihatkan karakteristik tenaga kesehatan sebagai informan

penelitian sebanyak 9 informan dengan 5 jabatan yang berbeda-beda yaitu 4

informan sebagai dokter, 1 informan sebagai perekam medis, 2 informan sebagai

perawat, 1 informan sebagai pendaftaran rawat inap, dan 1 informan sebagai

Manajemen Rumah Sakit. Informan penelitian terdiri dari 4 orang perempuan dan

5 orang laki-laki, berkisar dari umur 30 sampai 48, dengan latar belakang

pendidikan dari D3 perawat, dokter spesialis dan S1 sosial politik dan S2 serta

lama bekerja sekitar 7 tahun sampai 20 tahun.

4.4 Verbatim Wawancara Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU Haji Medan Tahun 2016

4.4.1 Pernyataan Informan tentang Rekam Medis di RSU Haji Medan

Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan tentang Rekam Medis Rawat Inap di RSU Haji Medan

Informan Pernyataan

Informan 1 Ya mengetahui, rekam medis itu catatan tentang identitas pasien dan penyakit pasien.

Informan 2 Tahu, itukan catatan/ringkasan status pasien meliputi penyakit pasien, perkembangan pasien dan riwayat penyakit pasien

Informan 3 Ya, rekam medis merupakan suatu metode untuk pencatatan pasien

Informan 4 Ya tentu tahu, rekam medis itu catatan bagi dokter dan paramedis untuk mengenal identitas pasien, pemeriksaan,

(31)

pengobatan pasien, diagnosa pasien dan tindakan tindakan apa saja yang telah dilakukan .

Informan 5 Ya, rekam medis itu catatan riwayat penyakit paisen.

Informan 6 Tahu, rekam medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien Informan 7 Apa ya, rekam medis itu catatan tentang identitas pasien,

perkembangan pasien dan tanda bukti rawatan pasien dan rekam medis yang yang masuk ke unit rekam medis akan diperiksa kelengkapannya dan catatan catatan tadi diolah untuk dijadikan informasi buat kualias rumah sakit ini.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa informan mengetahui apa

itu rekam medis, berdasarkan informan tersebut disimpulkan bahwa, rekam medis

merupakan catatan tentang idenitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, diagnosa

pasien dan tindakan-tindakan yang telah dilakukan dan menjadi alat bukti rawatan

pasien dan hanya satu informan yang mengetahui makna rekam medis secara

kompleks tidak hanya sekedar pencatatan saja.

4.4.2 Penyataan Informan tentang Item – Item yang Terdapat Dalam Rekam Medis Rawat Inap di RSU Haji Medan

Tabel 4.6 Matriks Pernyataan Informan tentang Item – Item yang Terdapat Dalam Rekam Medis Rawat Inap di RSU Haji Medan

Informan Pernyataan

Informan 1 Item-itemnya itu identitas pribadi pasien, keluhan, diagnosa ini saja yang saya tahu

Informan 2 Itemnya yaitu biodata pasien, anamnese pasien, riwayat penyaki, nama dan tanda taangan dokter dan terapi pasien

Informan 3 Item yang harus diisi itu ya nama, umur, tempat tanggal lahir, No rekam medik, alamat, anamnese, diagnosis dan terapi .

Informan 4 Yang harus diisi di rekam medis adalah tanggal, waktu, nama dan tanda tangan dokter yang merawat, keluhan pasien, diagnosis awal dan keluar pasien, objektiv pengukuran tekanan darah, perkembangan pasien, terapi pasien, SOAP itu saja yang saya tahu.

Berdasarkan pernyataan di atas item – item yang terdapat didalam berkas

(32)

alamat, No Rekam medis, tempat dan tanggal lahir pasien), keluhan (anamnese)

pasien, diagnosa pasien, riwayat penyakit, terapi pengobatan, dan SOAP.

4.4.3 Pernyataan Informan tentang Manfaat Rekam Medis Rawat Inap RSU Haji Medan

Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan tentang Manfaat Rekam Medis Rawat Inap RSU Haji Medan

Informan Pernyataan

Informan 1 Ya tahu, manfaatnya itu untuk mengetahui apa riwayat penyakit sebelumnya, dan obat-obat apa yang dikonsumsi. Informan 2 Manfaatnya kan agar mengetahui perkembangan pasien Informan 3 Ya, untuk memudahkan pendataan pasien dan tindakan

pengobatan kepada pasien

Informan 4 Tahu, untuk mengetahui perjalanan penyakit, agar kita lebih waspada untuk tindakan mallpraktik, dan yang terakhir itulah sebagai bukti apa yang kita kerjakan.

Informan 5 Untuk memudahkan pendataan pasien rawat inap

Informan 6 Megetahui status riwayat penyakit dan perkembangan pasien

Informan 7 Manfaatnya apa ya supaya tertib administrasi saja dan ALFRED itu ya kan cuma saya tidak tahu apa kepanjangan dari ALFRED itu.

Dari pernyataan di atas manfaat rekam medis yang diketahui oleh

informan adalah mengetahui riwayat penyakit, pengobatan yang diberikan,

perkembangan pasien, perjalanan penyakit, bukti yang dikerjakan supaya

terhindar dari tuntutan malpraktik suatu saat, pendataan pasien dan terkahir tertib

administrasi dan mengaitkan manfaat rekam medis terhadap ALFRED namun

tidak tahu makna dari ALFRED. Berdasarkan wawancara dengan informan tidak

ada yang mengaitkan terhadap aspek keuangan sebagai klaim pembayaran, aspek

pendidikan dan aspek penelitian yang merupakan manfaat dari rekam medis.

Dapat disimpulkan bahwa informan kurang mengetahui manfaat dari rekam medis

(33)

4.4.4 Pernyataan Informan tentang Item Terpenting yang terdapat Dalam Rekam Medis

Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan tentang Item Terpenting yang

terdapat Dalam Rekam Medis

Informan Pernyataan

Informan 1 Semua, tapi yang paling penting itu diagnosa karena menggambarkan perjalanan penyakit tapi semuanya penting karena saling berkaitan karena diagnosa bisa ditegakkan atas dasar anamnase pemeriksaan medis yang diberikan.

Informan 2 Idealnya semua item. Semua itu berhubungan mulai identitas pasien, sampai tanda tangan dokter yang merawat. Kalo sampai sekarang masih ada beberapa item yang kosong. Mungkin itu karena kesibukan dokter.

Informan 3 Semua penting, karena ada fungsi ALFRED, jika identitas pasien tidak terisi maka nanti tertukar dengan status orang, dan gawat jika salah tindakan kepada pasien.

Informan 4 Yang penting tanggal, nama pasien terus diagnosanya. Alasannya nama pasien harus tau siapa takutnya nanti tertukar, sama tanggalnya juga.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, mengatakan semua item

yang ada penting namun dengan alasan yang berbeda-beda, ada juga yang lebih

memprioritaskan diagnosa, ada yang memprioritaskan identitas pasien, tanda

tangan dokter. Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh item dalam

rekam medis penting diisi dan dilengkapi. Namun pada kenyataannya berbeda

dengan observasi yang dilakukan peneliti pada item item rekam medis bulan

Maret 2016, ternyata ada beberapa item rekam medis yang tidak terisi dan tidak

dilengkapi.

4.4.5 Pernyataan Informan tentang Tanggal Masuk dan Waktu Masuk Pasein Rawat Inap

Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan tentang Tanggal Masuk dan Waktu Masuk Pasein Rawat Inap

Informan Pernyataan

(34)

menentukan kapan pasien masuk, tapi terkadang petugas tidak konsisten dan tidak mengecek kembali setiap item dan tidak sengaja terlewatkan oleh Petugas pendataran pasien rawat inap. karena tenaga untuk penerimaan pasien rawat inap kurang sementara pasien banyak dan pelatihan yang tidak pernah didapatkan oleh pegawai pendaftaran pasien rawat inap selain itu petugas juga kurang mengetahui pengaruhnya terhadap administrasi atau biaya yang ditanggung oleh pasien serta tidak mengetahui adanya sosialisasi tentang prosedur peraturan rekam medis yang ditetapkaan oleh rumah sakit.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa item tanggal dan waktu

masuk pasien berguna untuk menentukan kapan pasien masuk. Item ini terkadang

tidak terisi karena petugas tidak konsisten dan tidak mengecek kembali setiap

item yang sudah diisinya, tidak sengaja terlewatkan, tenaga di bagian penerimaan

pasien rawat inap kurang, petugas tidak pernah mendapatkan pelatihan tentang

rekam medis selain itu juga petugas kurang mengetahui pengaruhnya terhadap

administrasi atau biaya yang ditanggung oleh pasien serta tidak adanya sosialisasi

tentang prosedur atau peraturan rekam medis yang ditetapkan oleh pihak rumah

sakit.

4.4.6 Pernyataan Informan tentang Pengisian anamnase Pasien Rawat Inap

Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan tentang Pengisian anamnase Pasien Rawat Inap

Informan Pernyataan

Informan 1 Saya isi anamnese cuman jika tidak terisi karena informasi yang diberikan oleh keluarga/orang yang mengantarkan pasien ke rumah sakit kurang jelas sementara kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk menjawab pertanyaan.

Informan 2 Item anamese terkadang tidak terisi jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar dan diantar oleh orang lain sementara keluarganya belum bisa dihubungi.

(35)

anamnese tidak terisi disebabkan petugas yang tidak mengecek kembali setiap berkas rekam medis yang telah diisi oleh dokter.

Informan 4 Biasanya hanya singkat-singakat saja saya isi, kalau masih tidak terisi karena informasi yang diberikan pasien tidak jelas dan konsisten, dan seharusnya berkas rekam medis sebelum disimpan harusnya diperiksa dulu oleh petugas rekam medis jangan dibiarin kosong, namanya dokter kan bisa saja tidak mengisinya karena lebih penting pemberian pengobatannya dengan cepat.

Berdasarkan pernyataan di atas yang diketahui informan bahwa alasan jika

item anamnase tidak tercatat secara lengkap yaitu laporan si pasien atau yang

mengantar pasien kurang jelas dan kondisi pasien yang tidak memungkinkan

untuk menjawab pertanyaan, jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar dan

diantar oleh orang lain sementara keluarganya belum bisa dihubungi dan

disebabkan petugas yang tidak mengecek kembali setiap berkas rekam medis yang

telah diisi oleh dokter dan ada juga dokter yang mengatakan petugas rekam

medislah yang harus mengecek kelengkapan rekam medis karena dokter lebih

mementingkan pemberian pengobatan dengan cepat.

4.4.7 Pernyataan Informan tentang Pengisian Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Medik Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan tentang Pengisian Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Medik Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Informan Pernyataan

Informan 1 Pemeriksaan fisik penting diisi untuk menunjang diagnosa pasien. Biasanya jika tidak terisi karena dokter memiliki waktu terbatas dan lembar rekam medis terlalu banyak yang harus diisi sehingga saya utamakan yang penting saja seperti pengobatan dan untuk catatan pemeriksaan fisik ini kurang kerjasamanya dengan perawat, ya jadi beginilah jarang ada yang lengkap dek.

Informan 2 Untuk mengetahui perkembangan pasien dan terapi apa saja yang diberikan kepada pasien sehingga dapat menegakkan diagnosa pasien. terkadang saya tidak mengisi hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik tapi jarang dikarenakan beban kerja saya yang tingi

(36)

pengobatan yang tepat. Tapi karena kurangnya pihak management mengingatkan dan memberikan bimbingan terhadap kelengkapan formulir rekam medis mengakibatkan dokter kurang disiplin mengisi kelengkapan rekam medis khususnya item pemeriksaan fisik dan penunjang medik ini. Informan 4 Pemeriksaan fisik kan untuk mengetahui gimana kondisi si

pasien, karena kondisi bisa berubah – ubah, ini juga berpengaruh terhadap proses kesembuhan pasien. jadi biasanya saya mengisi item – item di rekam medis. sebenarnya yang kurang itu pengawasan dan komitmen rumah sakit nya, padahal rekam medis ini sangat penting ya kan.

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa informan memiliki

pengetahuan yang baik dari manfaat item pemeriksaan fisik dan penunjang medik

namun berbeda dengan hasil observsasi yang dilakukan peneliti masih terdapat

item pemeriksaan fisik tidak lengkap/tidak terisi. Alasan tidak lengkapnya item

pemeriksaan fisik ini dikarenakan waktu dokter yang terbatas, beban kerja yang

tinggi, dan pihak manajemen kurang mengingatkan dokter mengakibatkan dokter

kurang disiplin mengisi kelengkapan rekam medis khususnya item pemeriksaan

fisik dan penunjang medik, ada juga dokter yang mengatakan kurangnya

pengawasan dan komitmen rumah sakit terhadap kelengkapan rekam medis.

4.4.8 Pernyataan Informan tentang Pengisian Diagnosa Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan tentang Pengisian Diagnosa Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Informan Pernyataan

Informan 1 item ini tidak terisi karena pasien nya banyak sementara waktu kepepet untuk pasien yang lain dan berkas rekam medis sudah terdistribusi ke bagian lain, seharusnya pengawasan dan evaluasi dilakukan secara rutin oleh pihak rumah sakit.

(37)

rekam medis, suapaya lebih semangat dan tidak sembarangan menegakkan diagnosa karena tidak semua dokter mampu menegakan diagnosa.

Informan 3 item diagnosis tidak terisi disebabkan oleh memakan waktu yang banyak, kesibukan dokter, terbatasnya jumlah dokter, kurangnya kerjasama antar perawat dan petugas rekam medis, dokter kurang peduli terhadap rekam medis. Informan 4 ketidakterisian diagnosis pada rekam medis karena banyaknya pasien sehingga dokter berusaha untuk memberikan pelayanan dengan cepat, dokter masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk lebih memastikan diagnosis yang lebih spesifik.

Ketidakterisian diagnosis pada berkas rekam medis disebabkan beberapa

faktor yaitu waktu terbatas sementara berkas rekam medis sudah terdistribusi ke

bagian lain, dokter lebih mengutamakan memberikan pelayanan, memakan waktu

yang banyak, kesibukan dokter, terbatasnya jumlah dokter, kurangnya kerjasama

antar perawat dan petugas rekam medis, dokter kurang peduli terhadap rekam

medis, dokter berusaha untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan dokter

masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk lebih memastikan

diagnosis yang lebih spesifik.

4.4.9 Pernyataan Informan tentang Mengisi Catatan Pengobatan/Tindakan Pada Rekam Medis Rawat Inap

Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan tentang Mengisi Catatan Pengobatan/Tindakan Pada Rekam Medis Rawat Inap

Informan Pernyataan

Informan 1 pengisian catatan pengobatan dibutuhkan untuk mengetahui obat-obat apa saja yang telah diberikan dan untuk tindakan kita mengetahui tindakan pengobatan apa selanjutnya yang dilakukan , jadi harus diisi ya.

Informan 2 tidak terisi item tersebut biasanya karena sibuk, dan mengejar waktu dan perawat juga lupa mengingatkan saya pada saat saya visit atau perawat tidak sedang berada di ruangan.

(38)

kembali oleh perawat ruangan supaya item ini terisi lengkap dan efektif, namanyakan manusia terkadang lupa. Informan 4 diisi catatan pengobatan supaya ada bukti obat apa saja yang sudah diberikan, jika kemudian hari ada sesuatu yang terjadi pada pasien maka dapat terhindar dari tuntutan mallpraktik yang tidak diingankan, sehingga menjadi bukti yang kuat untuk di pengadilan .

Berdasarkan pernyataan di atas informan mengetahui harus mengisi

catatan pengobatan/tindakan segera setelah selesai memberikan

pengobatan/tindakan. Pengetahuan informan yang baik akan pentingnya item ini

berbeda dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Hasil wawancara

menunjukkan alasan ketidaklengkapan dikarenakan kesibukan dokter, mengejar

waktu, lupa dan kurang aktifnya perawat mengakibatkan terkadang item catatan

pengobatan/tindakan ini tidak terisi lengkap. Informan mengatakan harus ada

bentuk kerjasama antara perawat dan dokter.

4.4.10 Pernyataan Informan tentang Informed Consent/Persetujuan Tindakan Pasien Rawat Inap

Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan tentang Informed Consent/Persetujuan Tindakan Pasien Rawat Inap

Informan Pernyataan

Informan 1 Wajib diisi, Informed consent dilakukan karena dokter tidak bisa melakukan tindakan sebelum mendapatkan persetujuan dari pasien.

Informan 2 Harus diisi agar tidak ada tuntutan dalam penanganan medis di kemudian hari

Informan 3 Iya itu wajib dilakukan karena prasyarat untuk melakukan atau memberikan tindakan dan sebagai legalitas hukum

Informan 4 Ya tahu, supaya menghindari terjadinya tuntutan di kemudian hari kalau terjadi hal – hal yang tidak diingankan

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa informan

memiliki pengetahuan yang baik dari manfaat melakukan informed consent

(39)

medikolegal dan prasyarat yang wajib dalam proses pemberian tindakan kepada

pasien. Hasil wawancara kepada informan menunjukkan hal yang sama dengan

observasi yang dilakukan peneliti terhadap berkas rekam medis pasien rawat inap

bulan Maret Tahun 2016 terdapat lembar informed consent terisi lengkap.

4.4.11 Pernyataan Informan tentang Catatan Observasi Klinis

Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan tentang Catatan Observasi Klinis

Informan Pernyataan

Informan 1 Saya usahakan untuk mengisinya supaya mengetahui perkembangan pasien yang dirawat tapi terkadang biasanya saya lupa jika tidak diingatkan perawat untuk mengisi catatan rekam medis khususnya item ini, kan untuk item ini harus ada kerjasama antara perawat dan dokter.

Informan 2 Saya capek ya terlalu banyak yang mau diisi apalagi waktu saya terbatas dan ditambah pengamatan secara rutin, detail kan diperlukan. Yang penting-penting saja diisi selebihnya kan bisa dilengkapi oleh perawat, apalagi tingkat kedisiplinan dokter disini kurang terhadap pengisian rekam medis dan tidak ada sanksi yang diberikan pihak rumah sakit atau evaluasi berkala tentang analisa mutu rekam medis disini jadi dokter yang satu mengikuti sikap dokter yang satunya lagi, apalagi dokter PPDS pasti meniru sikap seniornya ya.

Informan 3 Kolom ini tidak saya isi jika saat perawat tidak berada diruangan saja sehingga tidak ada yang memberikan rekam medis pasiennya, sementara di ruangan lain dan rumah sakit lain sudah menunggu visit saya.

Informan 4 Memang ini tanggung jawab dokter tapi seharusnya semua tenaga kesehatan yang berkaitan dengan kelengkapan rekam medis seharusnya saling bekerjasama mengingatkan apabila terlewatkan pada saat pengisian, namanya dokter juga manusia bisa lupa karena faktor kecapean dan sibuk, jika perawat atau petugas rekam medis melihat ketidakterisian ini tapi mengabaikannya juga, ya inilah lemahnya rumah sakit ini jadi tidak lengkapkan.

Berdasarkan pernyataan di atas alasan dokter tidak mengsi kolom ini

dikarenakan kurangnya kerjasama antara perawat dan dokter agar seluruh catatan

(40)

kepala ruangan tidak berada di ruang tunggu dokter, tidak terlalu mementingkan

kelengkapan item ini karena sanksi tidak ada diberikan dan pengawasan yang

tidak ada dari pihak rumah sakit, kesibukan dokter terhadap pasiennya di rumah

sakit lain, dan lemahnya petugas rekam medis mengingatkan dokter dan perawat

untuk mengisi kembali. Hal ini sejalan dengan hasil bservasi peneliti terhadap

rekam medis bulan Maret masih terdapat item catatan observasi klinis belum terisi

dengan lengkap.

4.4.12 Pernyataan Informan tentang Ringkasan Pulang/Resume Medis Pasien Rawat Inap

Tabel 4.16 Matriks tentang Pernyataan Informan tentang Ringkasan Pulang/Resume Medis Pasien Rawat Inap

Informan Pernyataan

Informan 1 Pasien pulang atau meninggal pada saat saya tidak berada di rumah sakit haji, atau pasien pulang paksa atas permintaan sendiri apalagi pasien pulang paksa pada malam hari jelas saya tidak berada di rumah sakit ini.

Informan 2 Pasien pulang pada saat saya tidak ada atau tidak sedang visit tentu saya tidak mengsinya ditambah ringkasan pulang ini terakhir kali diisi sehingga banyak dokter tidak terlalu mementingkan item ini.

Informan 3 Terkadang tidak terisi karena tidak sempat sih, memakan banyak waktu sehingga mengisi lembar resume masuk saja, ringkasan keluar tidak terisi. Cukup banyak ya bagian di ringkasan keluar ini terkadang saya hanya mengisi beberapa bagian saja agar waktu saya bisa melayani pasien saya yang lainnya.

Informan 4 Pasti saya sempat – sempatin untuk mengisi ringkasan keluar ini tapi yang menyebabkan tidak terisi resume ini jika pasien pulang paksa atau atas perimntaan sendiri pada hari minggu kebetulan saya tidak visit ya seperti itulah lemahnya

Dari hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa alasan

dokter tidak mengisi kolom ringkasan pulang ini dikarenakan pasien pulang pada

(41)

paksaan atau permintaan sendiri dan hanya mengisi beberapa bagian saja agar

waktu untuk pasien lainnya dapat terbagi serta memakan banyak waktu untuk

mengisi ringkasan keluar pasien rawat inap.

4.4.13 Pernyataan Informan tentang Pengetahuan Mengisi Nama dan Tanda Tangan Dokter yang Merawat Pada Rekam Medis Rawat Inap

Tabel 4.17 Matriks Pernyataan Informan tentang Pengetahuan Mengisi Nama dan Tanda Tangan Dokter yang Merawat Pada Rekam Medis Rawat Inap

Informan Pernyataan

Informan 1 Tidak, hanya tanda tangan saja dibuat sudah cukup tidak begitu penting nama, bisa disuruh perawat untuk mengisinya jika terlewatkan .

Informan 2 Tidak, Terkadang diisi bukan saat setelah memberikan tindakan, kalau diingatkan saya kembali lagi menandatanganinya kalau tidak ya saya biarin saja kosong, tidak masalah kan sudah ada dilembar sebelumnya nama dan tanda tangan saya.

Informan 3 Tidak,Terlalu banyak yang mau ditanda tangani, yang penting saja ditanda tangani seperti lembar persetujuan tindakan untuk pasien bedah.

Informan 4 Nama dan tanda tangan ini kan sangat penting kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (aspek mediko legal), ini menjadi identitas dokter yang bertanggung jawab sama pasien, sehingga ini wajib diisi sesuai SOP . yang kurang tidak semua dokter mematuhi/melaksakan tindakan sesuai SOP yang berlaku karena tidak adanya sosialisasi kepada seluruh dokter akan pentingnya rekam medis sebagi laporan kualitas rumah sakit dan ditambah kebiasaan dokter apalagi dokter senior untuk tidak mengutamakan pencatatan rekam medis sehingga dokter yang lain saling mengikuti satu sama lain. Direktur seharusnya memberikan sanki tegas sebagi bentuk koitmen.

Berdasarkan wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa

ketidakterisian item ini dikarenakan tidak mengganggap masalah jika kelupaan

mengisi karena sudah ada nama dan tanda tangan di lembar sebelumnya dan

(42)

terkadang hanya menandatangani saja dan untuk nama biasanya saya menyuruh

perawat, SOP ada namun tidak dipatuhi karena sanksi yang tidak tegas dan

sosialisasi tidak ada.

4.4.14 Pernyataan Informan tentang Sosialisasi atau Pedoman Rekam Medis

Tabel 4.18 Matriks Pernyataan Informan tentang Sosialisasi atau Pedoman Rekam Medis

Informan Pernyataan

Informan 1 Saya tidak mengetahui adanya sosialisasi tentang rekam medis di Rumah Sakit ini. Bahkan sub komite rekam medis tidak pernah disinggung saat ini saat rapat komite medis. Informan 2 Tidak pernah dengar ada sosialisasi tentang rekam medis . Informan 3 Ada sosialisasi Cuma 1 kali dilaksanakan itupun pas

akreditasi versi 2007 kemaren sudah sangat lama ya, kalau sekarang gak pernah dengar atau tahu lagi.

Informan 4 Ya pernah Cuma sekali aja itu sewaktu rsu ini belum jadi rsu pemprov. Untuk rekam medis setau saya harus ada SOP nya kan. Hanya saja SOP sekarang masih yang lama belum di up date. Setau saya ya.

Informan 5 Gak pernah saya tahu ada sosialisasi disini. Mungkin gak terlalu serius bentuk sosialisasinya makanya tidak semua yang tahu

Informan 6 Sekarang kurang tahu sosialisasi tentang rekam medis masih ada atau tidak, setau saya dulu ada panitia rekam medis yang mensosialisasikan teng SOP rekam medis itupun saat rumah sakit ini belum milik pemprov. Sekarang sih panitia rekam medis tidak aktif lagi.

Informan 7 Ada bentuk sosialisasinya itupun saya yang beritahu jika ada petugas rekam medis salah memeriksa saja, kalau dari managementnya sepertinya belum ada. SOP yang dipakai untuk rekam medis ini masih yang lama belum ada pembaharuan sampai sekarang. SOP nya masih berdasarkan SK Direktur RSU Haji Medan dengan No. 089/DIR/RSHM/IX/1999 .

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa dapat diketahui sosialisasi tentang

rekam medis tidak semua petugas mengetahuinya karena kurang seriusnya pihak

(43)

digunakan oleh pihak petugas rekam medis ini masih SOP yang lama saat RSU

Haji milik swasta.

4.4.15 Pernyataan Informan tentang Sanksi

Tabel 4.19 Matriks Pernyataan Informan tentang Sanksi

Informan Pernyataan

Informan 1 Ya kalau berdasarkan UU Praktik kedokteran ada sanksi bagi dokter yang tidak mengisi rekam medis secara lengkap, namun kalau pelaksanaan di rumah sakit ini belum ada sanksi agak susah dibuat sanksi disini karena kebanyakan dokter dari luar, bisa-bisa tidak mau lagi bekerja di rumah sakit ini. Paling-paling diingatkan saja saat upacara pagi hari

Informan 2 Untuk sanksi sejauh ini tidak ada ya.

Informan 3 Gak ada sanksi, jika ada yang tidak terisi paling palingan diisi kembali, waktunya 3 minggu untuk mengisi kelengkapan rekam medis itu

Informan 4 Tidak ada ya sanksi dari pihak management Rumah sakit atau dari pihak panitia rekam medis juga tidak pernah mengevaluasi kembali angka ketidak lengkapan pengisian rekam medis rawat inap RS ini. Sejauh ini panitia rekam medis tidak pernah berperan lagi menjalankan tugasnya, padahal sewaktu rs ini bukan pemprov, ada evaluasi atau bentuk pengontrolan yang dilakukan oleh pihak panitia rekam medis.

Informan 5 Untuk sanksi saya kurang tahu ya.

Informan 6 Gak ada sanksi yang diberlakukan buat dokter atau petugas kesehatan yang tidak mengisi lengkap rekam medis

Informan 7 Belum ada sanksi, hanya berupa teguran saja saat upacara di lapangan, kalau panitia rekam medis hanya ada strukturnya saja Cuma tidak aktif lagi, rapat aja tidak pernah dilakukan lagi untuk memantau mutu berkas rekam medis RS .

Dari pernyataan di atas tidak ada sanksi yang diberikan jika dokter/petugas

kesehatan tidak mengisi lengkap berkas rekam medis. Biasanya jika tidak terisi

hanya bentuk teguran atau himbauan biasa saja untuk mengingatkan kembali, dan

(44)

4.16 Hasil wawancara Terhadap Manajemen Rumah Sakit Umum Haji Medan

Tabel 4.20 Matriks Hasil wawancara Terhadap Manajemen Rumah Sakit Umum Haji Medan

Pertanyaan Wawancara Informan 9

Apakah yang dilakukan pihak manajemen jika pengisian waktu masuk pasien rawat inap tidak diisi lengkap?

Diusahakan akan melakukan analisa dan evaluasi serta menetapkan SOP yang akan disosialisasikan secara merata kepada petugas, karena jika waktu masuk tidak diisi atau salah dapat menyebabkan kerugian pada pihak rumah sakit, khusus kerugian biaya perawatan yang akan masuk ke kas rumah sakit.

Apakah yang dilakukan pihak manajemen jika terdapat ketidaklengkapan pada pengisian anamnese rekam medis pasien rawat inap?

Berupaya secara maksimal untuk memperbaharui SOP sesuai seluruh kegiatan pengisian berkas rekam medis, dan memotivasi kembali semangat dari panitia rekam medis untuk berperan aktif kembali.

Jika pemeriksaan fisik pasien tidak diisi dengan lengkap oleh dokter apakah ada upaya dari pihak manajemen?

Melakukan rapat rutin sebagai bentuk evaluasi dan melakukan pengawasan kepada dokter-dokter agar lebih memfokuskan pengintegrasian data kinerja yang dibutuhkan dengan bagian-bagian yang bertanggungjawab dalam pencatatan.

Jika pengisian diagnosis tidak diisi dengan lengkap oleh dokter, apakah ada upaya dari pihak manajemen?

Pihak manajemen akan membuat peraturan dan pelatihan sehingga memudahkan pelaksanaan pekerjaan

(45)

Apakah yang dilakukan pihak managemen jika pengisian catatan observasi klinis pasien rawat inap tidak diisi lengkap?

Diusahakan akan meningkatkan kinerja dokter/tenaga kesehatan, menyatakan mengadakan pelatihan tentang rekam medis dan bimbingan sesuai standar prosedur operasional.

Apakah pihak manajemen memberikan sanksi kepada dokter yang tidak mengisi ringkasan pulang dengan lengkap?

Sanksi secara lisan biasanya berupa teguran dan himbauan agar dokter ingat melengkapi rekam medis, belum ada sanksi secara tegas menurut UU Praktik Kedokteran

Apakah pihak manajemen memberikan sanksi kepada dokter yang tidak mengisi nama dan tanda tangan dengan lengkap?

(46)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Tanggal Masuk Pasien

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kelengkapan rekam

medis menurut tanggal masuk pasien rawat inap lengkap sebanyak 56 rekam

medis (97%) dan tidak lengkap sebanyak 2 rekam medis (3%). Pengisian tanggal

masuk diisi oleh petugas bagian tempat penerimaan pasien rawat inap. Setelah

dilakukan wawancara penyebab tidak lengkapnya pengisian tanggal masuk

pasien rawat inap yaitu Petugas tidak konsisten dan tidak mengecek kembali

setiap item yang sudah diisinya, tidak sengaja terlewatkan, petugas menyatakan

kurangnya tenaga penerimaan pasien rawat inap, petugas kurang mengetahui

pengaruhnya terhadap administrasi atau biaya yang ditanggung oleh pasien serta

tidak adanya sosialisasi tentang prosedur atau peraturan yang ditetapkan oleh

pihak rumah sakit.

Menurut Sudra IR (2013), petugas pendaftaran pasien wajib memeriksa

kembali dokumen rekam medis (DRM), agar item yang belum terisi yang memuat

nama pasien, nomor rekam medis, jenis kelamin, umur, tanggal dan waktu masuk

dapat dilengkapi.

Ketidaklengkapan pengisian tanggal masuk pasien pada lembar rekam

medis tidak dapat menentukan kapan pasien masuk, tindakan apa saja yang sudah

dilakukan dan berapa lama dirawat, karena hal ini berkaitan dengan pembiayaan

(47)

psien, karena dapat dihitung dengan mengetahui tanggal masuk pasien kebagian

rawat inap.

Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Azis (2015) di

RSUD Haji Makasar, pada lembar ringkasan masuk dan ringkasan keluar

khususnya item tanggal masuk juga tidak terisi lengkap dengan angka

ketidaklengkapan sebesar 3,2%.

5.2 Waktu Masuk Pasien

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kelengkapan rekam

medis menurut waktu masuk sebanyak 55 rekam medis (95%) dan tidak lengkap

sebanyak 3 rekam medis (5%). Pengisian waktu masuk diisi oleh petugas bagian

tempat penerimaan pasien rawat inap. Setelah dilakukan wawancara penyebab

ketidaklengkapan pengisian item ini, petugas menyatakan tenaga untuk

penerimaan pasien rawat inap kurang sementara pasien banyak dan pelatihan yang

tidak pernah didapatkan oleh pegawai pendaftaran pasien rawat inap selain itu

petugas juga kurang mengetahui pengaruhnya terhadap administrasi atau biaya

yang ditanggung oleh pasien serta tidak mengetahui adanya sosialisasi tentang

prosedur peraturan rekam medis yang ditetapkaan oleh rumah sakit

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen RSU Haji Medan,

terkait dengan kelengkapan rekam medik, pihak manajemen menyatakan akan

diusahakan melakukan analisa dan evaluasi serta menetapkan SOP yang akan

(48)

diisi atau salah dapat menyebabkan kerugian pada pihak rumah sakit, khusus

kerugian biaya perawatan yang akan masuk ke kas rumah sakit.

Jadi penulisan waktu masuk harus jelas karena dari catatan ini dapat

diketahui kapan, jam berapa pasien masuk dan berapa lama pasien menjalani

rawat inap. Hal ini erat kaitannya dengan pembiayaan yang akan ditanggung oleh

pasien/keluarganya.

5.3 Anamnese

Berdasarkan anamnese pasien rawat inap yang lengkap sebanyak 28 rekam

medis (48%) dan tidak lengkap sebanyak 30 rekam medis (52%). Pengisian

anamnese pasien rawat inap dilkukan oleh dokter/tenaga kesehatan di ruang

perawatan. Setelah dilakukan wawancara tidak lengkapnya pengisian anamnese

pasien rawat inap, disebabkan laporan si pasien atau yang mengantar pasien

kurang jelas dan kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk menjawab

pertanyaan, jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar dan diantar oleh orang

lain sementara keluarganya belum bisa dihubungi dan disebabkan petugas yang

tidak mengecek kembali setiap berkas rekam medis yang telah diisi oleh dokter

dan ada juga dokter yang mengatakan petugas rekam medislah yang harus

mengecek kelengkapan rekam medis karena dokter lebih mementingkan

pemberian pengobatan dengan cepat.

Dari pernyataan informan tentang item rekam medis yang terpenting harus

diisi oleh dokter, ada dokter yang menyatakan bahwa anemnese merupakan salah

(49)

dilakukan pada bulan maret di RSU Haji Medan Tahun 2016 masih terdapat item

anamnese tidak lengkap/tidak diisi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada management

rumah sakit, tidak aktifnya panitia rekam medis berpengaruh kepada standard

kualitas rekam medis, selain itu SOP yang ada juga masih lama belum di up date

sesuai kebutuhan sehingga belum ada prosedur tetap dalam pengisian rekam

medis serta tidak adanya sanksi berpengaruh kepada kurang bertanggungjawabnya

dokter terhadap pengisian anamnese pasien. Namun pihak management akan

berupaya secara maksimal untuk memperbaharui SOP sesuai seluruh kegiatan

pengisian berkas rekam medis, dan memotivasi kembali semangat dari panitia

rekam medis untuk berperan aktif kembali.

Sedangkan menurut Hanifah (2006) SOP memiliki sifat yang dinamis,

sehingga sewaktu-waktu dapat berubah dan dapat disesuaikan dengan situasi dan

kondisi yang terjadi. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap proses

pelaksanaan SOP secara periodik dan melakukan revisi SOP bila diperlukan.

Kebijakan harus dinyatakan secara tertulis dan jelas serta disusun secara sistematis.

Dengan adanya kebijakan atau peraturan yang jelas maka akan memudahkan

pelaksanaan pekerjaan dan juga memudahkan pengawasannya.

Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan

Ratnasuci (2008) di RSUD Kota Semarang dimana item anamnese juga tidak

terisi lengkap, angka ketidaklengkapan item anamnese sebanyak 56,47%.

Anamnese pasien rawat inap harus dilakukan, karena anamnese pasien

(50)

pelayanan kesehatan yang diberikan ke pasien. Tujuan pokok data anamnese

diperlukan untuk memberikan bahan pelengkap bagi dokter untuk mendapatkan

diagnosis yang menjadi dasar tindakan pengobatan terhadap seorang pasien. Hal

lain yang gunanya anamnese pasien rawat inap adalah bila diperlukan

pemeriksaan laboratorium maupun rotgen yang akan dilakukan terhadap pasien

sehingga dapat ditegakkan diagnosa yang tepat. Dengan lengkapnya anamnese

pasien rawat inap memudahkan dokter untuk memberikan pengobatan dan

perawatan dan sebagainya (Hatta, 2008).

5.4 Pemeriksaan Fisik

Berdasarkan pemeriksaan fisik pasien rawat inap yang lengkap sebanyak

27 rekam medis (47%) dan tidak lengkap sebanyak 31 rekam medis (53%).

Pengisian kolom pemeriksaan fisik dilakukan oleh dokter yang menangani pasien.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti menyimpulkan dokter memiliki

pengetahuan yang baik tentang manfaat dari pemeriksaan fisik namun

kenyataannya masih banyak terdapat ketidaklengkapan item pemeriksaan fisik

pada berkas rekam medis rawat inap, setelah dilakukan wawancara kepada dokter

tidak lengkapnya pemeriksaan fisik pasien rawat inap, disebabkan Alasan tidak

lengkapnya item pemeriksaan fisik ini dikarenakan waktu dokter yang terbatas,

beban kerja yang tinggi, dan pihak management kurang mengingatkan dokter

mengakibatkan dokter kurang disiplin mengisi kelengkapan rekam medis

(51)

mengatakan kurangnya pengawasan dan komitmen rumah sakit terhadap

kelengkapan rekam medis.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak manajemen RSU

Haji Medan, jika pemeriksaan fisik pasien tidak diisi dengan lengkap oleh dokter

apakah ada upaya dari pihak management, menurut pihak management akan

melakukan rapat rutin sebagai bentuk evaluasi dan mengadakan pengawasan

kepada dokter-dokter agar memfokuskan pengintegrasian data kinerja yang

dibutuhkan dengan bagian-bagian yang bertanggungjawab dalam pencatatan.

Dalam pernyataan Hatta (2008) bahwa isian item diagnosa masuk,

diagnosa akhir, operasi, ringkasan riwayat, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan

penunjang, dan catatan perkembangan pada dokumen rekam medis haruslah diisi

karena hal tersebut merupakan gambaran subjektif yang mempertegas alasan

diperlukannya pengobatan medis yang dapat berakibat pada pelayanan pasien.

sebagai Contoh yaitu item pemeriksaan fisik jika tidak diisi yaitu tidak dapat

mengetahui tindakan selanjutnya atau pembedahannya karena pemeriksaan fisik

merupakan awal dari akan diberikannya tindakan pembedahan.

Apabila laporan ini tidak terisi lengkap maka tidak akan ada pengobatan

dan tindakan selanjutnya sedangkan ini pada kasus bedah yang beresiko tinggi.

Informasi pemeriksaan fisik yang objektif ini harus tersedia dalam rekam

kesehatan pasien dalam waktu 24 jam sejak pasien terdaftar sebagai pasien

masuk. Tanpa informasi pembedahan tidak dapat terlaksana. Pengisian laporan

penting ini harus terisi dengan lengkap karena laporan penting ini diperlukan

(52)

Hal ini tidak berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Ratmanasuci

(2008) di RSUD Kota Semarang dimana rekam medis pemeriksaan fisik pasien

rawat inap yang tidak lengkap sebesar 60%.

5.5 Diagnosa

Berdasarkan diagnosa terhadap pasien awat inap yang lengkap sebanyak

18 rekam medis (31%) dan tidak lengkap sebanyak 40 rekam medis (69%).

Pengisian diagnosa pasien dilakukan dokter yang bertanggung jawab terhadap

pasien rawat inap. Berdasarkan wawancara mendalam terhadap dokter,

menyatakan ketidaklengkapan pengisian diagnosis disebabkan beberapa faktor

yaitu waktu dokter terbatas sementara berkas rekam medis sudah terdistribusi ke

bagian yang lain, dokter lebih mengutamakan memberikan pelayanan, memakan

waktu yang banyak, kesibukan dokter, terbatasnya jumlah dokter, kurangnya

kerjasama antar perawat dan petugas rekam medis, dokter kurang peduli terhadap

rekam medis, dokter berusaha untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan

dokter masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk lebih memastikan

diagnosis yang lebih spesifik.

Berdasarkan wawancara dokter juga menyatakan ketidaklengkapan

pengisian diagnosis karena tidak adanya evaluasi dan pengawasan serta

kurangnya pelatihan bagi para dokter dan tenaga kesehatan yang berkaitan dengan

pengisian rekam medis dari pihak rumah sakit sendiri.

Sedangkan seharusnya menurut Permenkes No 269 Tahun 2008 tentang

(53)

selesai tindakan sekurang – kurangnya memuat identitas, tanggal dan waktu,

anamnese, pemeriksaan fisik, diagnosis, rencana penatalaksanaan,

pengobatan/tindakan, persetujuan tindakan, catatan observasi klinis, ringkasan

pulang dan nama, tanda tangan dokter yang memberikan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan Permenkes ini item diagnosis merupakan item dasar/umum yang

harus diisi pada berkas rekam medis sehingga dokter harus megisi item diagnosis

pasien.

Berdasarkan wawancara kepada manajemen Rumah Sakit Haji Medan,

jika pengisian diagnosis tidak diisi dengan lengkap oleh dokter, apakah ada upaya

dari pihak manajemen. Menurut pihak manajemen akan membuat peraturan yang

jelas dan pelatihan sehingga memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan juga

mengadakan pengawasan karena penting ya buat akreditasi versi 2012 yang

sedang diperjuangkan.

Fungsi pengawas rekam medis sangat diperlukan, terutama dalam hal

mengawasi pengisian dan menilai serta mengoreksi (bila perlu) rekam medis

disetiap SMF yang menjadi tanggung jawabnya. Anggota panitia rekam medis

yang terdiri dari dokter spesialis harus mau dan berani menghubungi dokter

pembuat rekam medis diunitnya apabila terdapat kekeliruan. Tidak kalah penting

adalah panitia rekam medis, panitia ini harus lebih aktif menganalisa secara

berkala lapoan berkala yang dibuat oleh subbag rekam medis dan membuat

umpan balik pada SMF/Instalasi mengenai penampilan SMF/Instalasi dan

melaporkan kepada direktur RSU Haji Medan mengenai penamapilan rumah sakit

(54)

berperan dalam kelengkapan rekam medis di RSU Haji Medan ini bahkan tidak

pernah dilakukan rapat berkala untuk menganalisa mutu rekam medis.

Terisi dengan lengkap diagnosis pasien akan lebih muda untuk melakukan

tindakan pengobatan yang benar sehingga pasien lebih cepat ditangani, untuk

mengambil langkah pendiagnosaan sementara walau hal diagnosa masih sama

atau berbeda dengan akhir kalaupun sama lagi sebagai langkah untuk

mempertegas diagnosa dengan dukungan pemeriksa penunjang.

Jika terdapat diagnosa yang tidak benar ataupun tidak lengkap maka secara

otomatis kode penyakitnya pun tidak tepat hal tersebut dapat mempengaruhi

terhadap pengisian indeks penyakit dan laporan rumah sakit sebab data statistik

dan laporan yang dilaporkan kepada instansi terkait harus berisi data – data yang

akurat dan lengkap. Disarankan diadakan pembinaan kepada dokter dalam hal

pengisian dokumen rekam medis dan memberikan pelatihan interen mengenai

penentuan diagnosis utama sesuai dengan ketentuan ICD-10, agar para dokter

dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang kelengkapan pengisian rekam

medis.

Sebagai contoh jika item diagnosa diisi lengkap yang selanjutnya diindeks

agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk menunjang fungsi

perencanaan, manajemen, dan riset kesehatan, dan penagihan kalau pasien peserta

asuaransi kesehatan (Hatta, 2008).

Adapun keguanaan dari item diagnosa ini sebagai berikut, untuk

mempelajari kasus-kasus terdahulu dari susatu penyakit, menguji teori-teori

(55)

penyuguhan tulisan-tulisan ilmiah, menyuguhkan data pelayanan yang diperlukan

dalam survey kemampuan rumah sakit, menemukan berkas rekam medis dimana

dokternya hanya ingat diagnosa sedangkan nama pasien lupa, menyediakan materi

pendidikan untuk mahasiswa kedokteran (Depkes, 2006).

5.6 Pengobatan/Tindakan

Berdasarkan data pengobatan/tindakan pasien rawat inap yang lengkap

sebanyak 41 rekam medis (71%) dan tidak lengkap sebanyak sebanyak 17 rekam

medis (29%). Pengisian lembar pengobatan/tindakan pasien dilakukan oleh dokter

yang bertanggung jawab terhadap pasien rawat inap. Setelah melakukan

wawancara dengan dokter tentang ketidak lengkapan pengisian item

pengobatan/tindakan, dokter mengatakan mengetahui manfaat dan kegunaan dari

item catatan pengobatan/tindakan, namun karena kesibukan, mengejar waktu, lupa

dan kurang aktifnya perawat mengingatkan mengakibatkan terkadang item catatan

pengobatan/tindakan ini tidak terisi lengkap. Informan mengatakan harus ada

bentuk kerjasama antara perawat dan dokter.

Berdasarkan wawancara dengan manajemen rumah sakit mengenai

ketidaklengkapan pengisian pengobatan/tindakan, mengatakan akan melakukan

identifikasi permasalahan yang perlu penanganan direktur dan mengajukannya

kepada direktur untuk tindak pemecahan dan lebih memotivasi kembali panitia

rekam medis untuk terlibat kembali dalam penanganan mutu rekam medis dan

memberikan pelatihan serta bimbingan menganai pedoman penyelenggraaan

Gambar

Tabel 4.1 Klasifikasi Ketenaga Kesehatan RSU Haji Medan  No Bagian PNS Non PNS
Gambar 4.1 Alur Rekam Medis Pasien Rawat Inap RSU Haji Medan
Grafik 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Kelengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap di RSU Haji Medan Pemprovsu Tahun 2016
Tabel 4.4 Karaketristik Informan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian adalah menganalisis kelengkapan resume medis pasien hyperplasia of prostate pada dokumen rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Mulia Hati

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS PASIEN HYPERPLASIA OF PROSTATE PADA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MULIA HATI WONOGIRI TAHUN 2013.. ARTIKEL

Pengaruh Karakteristik Individu dan Motivasi Ekstrinstik Terhadap Kinerja Dokter dalam kelengkapan Pengisian Rekam Medis pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara

Berdasarkan hasil observasi dan review kelengkapan pengisian laporan penting pasien dari lembar masuk dan keluar berkas rekam medis rawat inap pada RSUD Bengkulu Tengah

Analisis Prilaku Dokter Dalam Mengisi Kelengkapan Data Rekam Medis Lembar Resume Rawat Inap Di RS Ungaran.Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat

Kelengkapan dalam pengisian berkas rekam medis oleh dokter dapat memudahkan tenaga kesehatan lain dalam memberikan tindakan atau pengobatan pada pasien, dan dapat dijadikan

Analisis Perilaku Dokter Dalam Mengisi Kelengkapan Data Rekam Medis Lembar Resume Rawat Inap Di Rumah Sakit Ungaran Tahun 2005. Analisis Perilaku Dokter Dalam Mengisi

Dari proses pengolahan data, hasil yang didapat dari kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap berdasarkan pencatatan yang baik yaitu sebanyak 95% berkas