• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Dan Politik (Analisis Korelasi Pengaruh Berita Politik Dalam Harian Tribun-Medan Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa FISIP USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Media Dan Politik (Analisis Korelasi Pengaruh Berita Politik Dalam Harian Tribun-Medan Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa FISIP USU)"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Amal, Ichlasul (edt). 1996. Teori-teori Mutakhir Partai Politik, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

Bungin, Burhan, 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta; Prenada Media. ____________2001. Metodologi Penelitian Sosial:Format-Format Kuantitatif

dan Kualitatif, Surabaya: Airlangga University Press.

Budiardjo, Miriam, 1998. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka. Dahl, Robert, 1982. Dilema Demokrasi Pluralis, Jakarta: Rajawali.

Edwin, Donni, 2005. Pilkada Langsung :Demokratisasi Daerah dan Mitos Good Governance, Jakarta: Patner Ship.

Edo, 2012, (skripsi). Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam (Studi Terhadap Gerakan Himpunan Mahasiswa Islam), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hamad, Ibnu, 2004. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis Terhadap Berita-Berita Politik, Jakarta: Granit.

Hamid, Ahmad Farhan, 2008. Partai Politik Lokal di Aceh, Jakarta: Kemitraan. Harsono, Suwardi, 1993. Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Huntington, Samuel P dan John M Nelson, 1990. Partisipasi Politik di Negara Berkembang (terj), Jakarta: Rineka Cipta.

Ishadi SK, 2014. Media dan Kekuasaan, Televisi Di Hari -Hari Terakhir Presiden Soeharto, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

J.A, Denny, 2006, Gerakan Mahasiswa dan Politik Kaum Muda Era 80-an, Yogyakarta: LKIS

Kriyantono, Rahmat 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group

MD, Mahfud, 1999. Hukum dan PilarPilar Demokrasi, Yogyakarta: Gama Media. Moleong, Lexy J, 2002. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

(2)

Mauli, Fernatin, 2012. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan (1982-2002), Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan (skripsi).

Muhtadi, Asep Saeful, 2008. Komunikasi Politik Indonesia, Dinamika Islam Politik Pasca-Orde Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nimmo, Dan, 1989. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Oetama, Jacob (pengantar) Asa Briggs dan Peter Burke, 2006. Sejarah Sosial Media Dari Gutenberg Sampai Internet, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Prasetyo, Bambang, 2005. Metode Penelitian Kuantatif: Teori dan Aplikasi,

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rahman, Arifin, 2002. Sistem Politik Indonesia Dalam Perspektif Struktural Fungsional, Surabaya: SIC

Rambe, Roni Eko Wisuda, 2010, (Skripsi). Public Figure Dan Tindakan Memilih (Studi Korelasional Tentang Public Figure Terhadap Tindakan Memilih Partai Politik Pada Pemilu Legislatif 2009 di kalangan Mahasiswa FISIP USU), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan

Santrock, John, 2007. Psikologi Pendidikan, dialihbahasakan oleh Tri Wibowo, dengan judul asli Educational Pyschology Jakarta: Kencana.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3S.

Santoso, Singgih, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat, Jakarta: PT. Alex Media Komputindo Gramedia.

Sobur, Alex, 2002. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya. S, Widyaningsih, Widya, 2004. Konsep Media Massa, Jakarta: Pusat Penerbit

Universitas Terbuka.

(3)

BAB III

PEMBAHASAN DAN ANALISA PENELITIAN

Penelitian ini dari awal menekankan untuk memahami korelasi pengaruh berita politik yang ada pada media massa Tribun terhadap pengetahuan politik mahasiswa. Peneliti tidak serta merta mengidentifikasi terhadap baik maupun buruknya media massa Tribun maupun mencari preferensi mahasiswa dalam mencari informasi seputar tema politik. Sekalipun mahasiswa memanfaatkan media massa Koran Tribun, bisa saja hal tersebut memiliki peran maupun kurang memiliki peran yang sangat signifikan.

Selanjutnya penelitian ini dibuat bertujuan untuk mengetahui dan memberikan ekplanasi mengenai pengaruh berita politik terhadap pengetahuan politik mahasiswa, berkaitan dengan berita-berita politik di media massa. Pengetahuan politik yang dimaksud yakni menyangkut: politik, demokrasi, pemilu maupun partai politik yang ikut berkompetisi dalam pemilu.

(4)

3.1. Analisis Tabel Silang

Tabel 10

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Responden Frekuensi Persen (%)

Perempuan 46 48.9

Laki-laki 48 51.1

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

Mayoritas responden pada penelitian ini berjenis kelamin laki-laki. Tabel 10 menunjukkan terdapat 46 responden (48.9%) berjenis kelamin perempuan. Terdapat 48 responden (51.1%) berjenis kelamin laki-laki. Politik sebagai suatu isu lebih menarik bagi laki – laki jika dibandingkan dengan perempuan. Fakta ini didukung dengan masih sedikitnya kaum perempuan yang menjadi anggota partai politik ataupun politisi. Bahkan untuk melindungi hak perempua untuk berpolitik pada saat ini, setiap partai politik diwajibkan untuk memiliki 30 % kader perempuan untuk mewakili partai politik di legislatif.

Tabel 11

Tahun Angkatan Responden Tahun Angkatan

Responden Frekuensi Persen (%)

2012 43 45.7

2013 51 54.3

Total 94 100.0

(5)

Mayoritas responden pada penelitian ini angkatan tahun 2013. Terdapat 51 responden (54.3%) tahun angkatan 2013. Sedangkan terdapat 43 responden (45.7) tahun angkatan 2012. Angkatan 2012 dan 2013 merupakan salah satu angkatan baru di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Mahasiswa baru terdaftar sebagai anggota baru di berbagai organisasi kampus. Proses rekrutmen ini mengharuskan mahasiswa baru mengikuti proses politik di kampus. Proses politik ini membutuhkan informasi politik yang mendalam. Peneliti memandang bahwa angkatan baru ini memiliki hasrat (desire) yang tinggi untuk menggali informasi baru terutama berkaitan dengan isu politik.

Tabel 12 Usia Responden

Usia Responden Frekuensi Persen (%)

18 Tahun 22 23.4

19 Tahun 43 45.7

20 Tahun 23 24.5

21 Tahun 5 5.3

22 Tahun 1 1.1

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(6)

kampus. Transisi ini ditandai dengan masih melakukan kebiasaan ketika SMA tetapi mulai mencoba hal baru kebiasaan menjadi mahasiswa. Terdapat 23 responden (24.5%) berusia 20 tahun. Terdapat 5 responden (5.3%) berusia 21 tahun dan terdapat 1 responden (1.1%) berusia 22 tahun. Usia 20 dan 21 tahun dianggap sudah dewasa. Rutinitas usia ini tidak hanya bergantung pada kegiatan kampus. Sebagian besar responden sudah memiliki aktifitas lain di luar kampus seperti bekerja.

Tabel 13

Aktifitas Responden Selain Kuliah

Kegiatan di Luar Perkuliahan Frekuensi Persen (%)

Bekerja 21 22.3

Aktif Berorganisasi 49 52.1

Lain-lain 24 25.5

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(7)

Tabel 13 menunjukkan terdapat 21 responden (22.3%) bekerja sebagai aktifitas responden selain kuliah. Responden ini memiliki kebutuhan yang sedikit akan media harian tribun. Sementara terdapat 49 responden (52.1%) aktif organisasi sebagai aktifitas selain kuliah. Responden ini memiliki ciri mengkonsumsi harian tribun lebih banyak dibandingkan dengan dua kategori lain. Terdapat 24 responden (25.5%) berkegiatan lain-lain sebagai aktifitas responden selain kuliah. Kegiatan lain-lain selain perkuliahan adalah kegiatan yang berkaitan dengan hobi. Hobi disalurkan dengan baik di perguruan tinggi dengan banyaknya Unit kegiatan Mahasiswa. Mahasiswa diberi ruang untuk menyalurkan bakat dan hobi sebagai bagian dari aktualisasi diri.

Tabel 14

Departemen Responden

Asal Departemen Frekuensi Persen (%) Ilmu Komunikasi 14 14.9

Ilmu Politik 18 19.1

Sosiologi 9 9.6

Administrasi Negara 11 11.7

Antropologi 13 13.8

Kesejahteraan Sosial 15 16.0 Administrasi Bisnis 14 14.9

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(8)

menggunakan teknik purposif sampel. Peneliti memandan isu politik lebih menarik bagi mahasiswa ilmu politik dibandingkan dengan departemen lain di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Tabel 14 mayoritas responden berasal dari departemen ilmu politik. Terdapat 18 responden (19.1%) berasal dari departemen ilmu politik. Departemen ilmu politik secara khusus mempelajari mengenai teori-teori politik, sejarah politik dan norma-norma dalam berpolitik.

(9)

Tabel 15

Frekuensi Membaca Harian Tribun

Frekuensi Membaca Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

5-7 kali seminggu 6 6.4

3-4 kali seminggu 6 6.4

1-2 kali seminggu 70 74.5

tidak pernah 12 12.8

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

Harian Tribun sebagai media massa memiliki fungsi untuk mendidik (to educate) pembacanya. Proses pemilihan umum di negeri ini membutuhkan kesadaran masyarakat agar berjalan baik. Salah satu cara untuk menyadarkan masyarakat adalah dengan melakukan pendidikan politik, bisa melalui media massa atau media lain. Semakin sering responden membaca Harian Tribun, maka kesadaran akan proses pemilihan umum akan semakin baik.

(10)

Terdapat 6 responden (6.64%) frekuensi membaca harian tribun sebanyak 5–7 kali seminggu. Kesemua responden yang membaca setiap hari ini umumnya mendapatkan Harian Tribun dengan cara membeli (langganan). Sementara terdapat 6 responden (6.4%) frekuensi membaca harian tribun sebanyak 3-4 kali seminggu dan terdapat 12 responden (12.8%) yang sama sekali tidak pernah membaca harian tribun. Responden yang memiliki kebiasaan membaca 3-4 kali seminggu mendapatkan Harian Tribun dengan cara meminjam. Biasanya Harian Tribun tersedia di warung-warung tempat responden menikmati makan malam dan makan siang.

Tabel 16

Cara Responden Mendapatkan Harian Tribun Cara Responden Mendapatkan

Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Meminjam 42 44.7

Membeli 52 55.3

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(11)

Sementara itu terdapat 42 responden (44.7) yang mendapatkan harian tribun dengan cara meminjam. Responden kategori ini memandang Harian Tribun tidak sebagai referensi utama informasi yang berkaitan dengan Pemilihan umum legislatif dan presiden. Harian Tribun dipandang sebagai media pendukung, pengukuh, penguat dari informasi yang didapat dari media lain.

Tabel 17

Penyampaian dan Kualitas Informasi Harian Tribun Penyampaian dan Kualitas

Informasi Harian Tribun Frekuensi Persen (%) Sangat aktual dan akurat 4 4.3

Aktual dan akurat 65 69.1

Kurang aktual dan akurat 19 20.2 Tidak aktual dan akurat 6 6.4

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(12)

Responden menjadikan informasi harian tribun sebagai penguat informasi yang didapati dari media lain.

Sementara terdapat 19 responden (20.2%) menyatakan penyampaian dan kualitas informasi harian tribun kurang aktual dan akurat dan terdapat 6 responden (6.4%) menyatakan penyampaian dan kualitas informasi harian tribun tidak aktual dan akurat. Tabel 8 menunjukkan mayoritas responden menyatakan penyampaian dan kualitas informasi harian tribun aktual dan akurat. Responden ini melakukan konfirmasi terhadap informasi yang didapat melalui harian Tribun dengan informasi media lain.

Tabel 18

Frekuensi Membaca Tema Politik Harian Tribun (Pemilu dan KPU) Frekuensi Membaca Tema Politik

Harian Tribun (Pemilu dan KPU) Frekuensi Persen (%)

7 kali atau lebih 2 2.1

5-6 kali 2 2.1

3-4 kali 16 17.0

1-2 kali 49 52.1

tidak pernah 25 26.6

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(13)

penyelenggara Pemilu juga tidak luput menjadi berita harian Tribun. KPU sebagai penyelenggara dituntut untuk selalu netral dan tidak memihak pihak manapun.

Tabel 18 menunjukkan terdapat 2 responden (2.1%) yang membaca tema politik harian tribun (pemilu dan KPU) sebanyak 7 kali atau lebih. Terdapat 2 responden (2.1%) yang membaca tema politik harian tribun (pemilu dan KPU) sebanyak 5-6 kali. Terdapat 16 responden (17.0) yang membaca tema politik harian tribun (pemilu atau KPU) sebanyak 3-4 kali. Terdapat 49 responden (52.1%) yang membaca tema politik harian tribun (pemilu atau KPU) sebanyak 1-2 kali. Terdapat 1-25 responden (1-26.6) yang tidak pernah membaca tema politik harian tribun.

Tabel 19

Frekuensi Membaca Tema Politik Harian Tribun (Partai Politik) Frekuensi Membaca Tema Politik

Harian Tribun (Partai Politik) Frekuensi Persen (%)

7 kali atau lebih 4 4.3

5-6 kali 2 2.1

3-4 kali 11 11.7

1-2 kali 47 50.0

tidak pernah 30 31.9

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(14)

(4.3%) yang memiliki frekuensi membaca tema politik harian tribun (partai politik) 7 kali atau lebih. Terdapat 2 responden (2.1%) yang memiliki frekuensi membaca tema politik harian tribun (partai politik) 5-6 kali. Terdapat 11 responden (11.7%) yang memiliki frekuensi membaca tema politik harian tribun (partai politik) 3-4 kali. Terdapat 47 responden (53.3%) yang memiliki frekuensi membaca tema politik harian tribun (partai politik) 1-2 kali. Terdapat 30 responden (31.9%) yang tidak pernah membaca tema politik harian tribun (partai politik). Mayoritas responden kurang tertarik membaca isu mengenai Partai Politik dikarenakan pada masa saat ini, banyak partai politik kurang menjalankan fungsinya untuk menyalurkan aspirasi masyarakat di pemerintahan. Artinya kepercayaan masyarakat masih minim sehingga pembahasan mengenai partai politik kurang mendapat perhatian dari pembaca harian tribun.

Tabel 20

Frekuensi Membaca Tema Politik Harian Tribun (Pemilu Legislatif) Frekuensi Membaca Tema Politik Harian

Tribun (Pemilu Legislatif) Frekuensi Persen (%)

7 kali atau lebih 2 2.1

5-6 kali 4 4.3

3-4 kali 9 9.6

1-2 kali 50 53.2

tidak pernah 29 30.9

Total 94 100.0

(15)

Pemilu legislatif dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Pemilu legislatif berfungsi untuk memilih anggota legislatif baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional maupun Dewan Perwakilan Daerah. Tabel 20 menunjukkan frekuensi pembaca harian tribun membaca isu mengenai pemilu legislatif. Terdapat 2 responden (2.1%) yang memiliki frekuensi membaca tema politik harian tribun (pemilu legislatif) 7 kali atau lebih. Terdapat 4 responden (4.3%) yang memiliki frekuensi membaca tema politik harian tribun (pemilu legislatif) 5-6 kali. Terdapat 9 responden (9.5-6%) yang memiliki frekuensi membaca tema politik harian tribun (pemilu legislatif) 3-4 kali. Terdapat 50 responden (53.2%) yang memiliki frekuensi membaca tema politik harian tribun (pemilu legislatif) 1-2 kali. Terdapat 1-29 responden (30.9%) yang tidak pernah membaca tema politik harian tribun (pemilu legislatif).

Tabel 21

Frekuensi Membaca Tema Politik Harian Tribun (Pemilu Presiden) Frekuensi Membaca Tema Politik

Harian Tribun (Pemilu Presiden) Frekuensi Persen (%)

7 kali atau lebih 13 13.8

5-6 kali 18 19.1

3-4 kali 18 19.1

1-2 kali 35 37.2

tidak pernah 10 10.6

Total 94 100.0

(16)

18 responden (19.1%) memiliki frekuensi membaca tema politik harian tribun (pemilu presiden) 5-6 kali. Terdapat 18 responden (19.1%) memiliki frekuensi membaca tema politik harian tribun (pemilu presiden) 3-4 kali. Terdapat 35 responden (37.2%) memiliki frekuensi membaca tema politik harian tribun (pemilu presiden) 1-2 kali. Terdapat 10 responden (10.6%) tidak pernah membaca tema politik harian tribun.

Pemilu presiden memiliki fungsi bagi masyarakat untuk memilih Presiden. Sistem Presidential yang diterapkan di Indonesia membuat posisi Presiden cukup penting untuk melakukan perubahan. Presiden yang dipilih dan diangkat oleh rakyat memiliki kekuasaan yang besar untuk menentukan nasib bangsa Indonesia selama 5 tahun ke depan. Mayoritas responden cukup antusias membaca isu pemilihan presiden dibandingkan dengan partai politik dan pemilu legislatif. Hal ini bisa jadi menunjukkan perhatian masyarakat terhadap pemilihan presiden lebih besar jika dibandingkan dengan isu lain bertema politik.

Tabel 22

Pengetahuan Pemilu yang Teratur, Fair dan Bebas dari Harian Tribun PengetahuanPemilu yang Teratur,

Fair dan Bebas dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 43 45.7

Tidak 33 35.1

Tidak tahu 18 19.1

Total 94 100.0

(17)

Tabel 22 menunjukkan terdapat 43 responden (45.7%) memiliki pengetahuan pemilu yang teratur, fair dan bebas dari harian tribun. Terdapat dapat 33 responden (35.1%) tidak memiliki pengetahuan pemilu yang teratur, fair dan bebas dari harian tribun. Terdapat 18 responden (19.1%) tidak tahu mengenai pengetahuan pemilu yang terartur, fair dan bebas dari harian tribun.

Tabel 23

Pengetahuan Kebebasan Membentuk Partai dan Mengikuti Pemilu dari Harian Tribun

Pengetahuan Kebebasan Membentuk Partai dan

Mengikuti Pemilu dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 31 33.0

Tidak 40 42.6

Tidak tahu 23 24.5

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(18)

Tabel 24

Pengetahuan Kebebasan Beragama, Berpendapat, Berdiskusi, Beribicara dari Harian Tribun

Pengetahuan Kebebasan Beragama, Berpendapat,

Berdiskusi, Beribicara dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 48 51.1

Tidak 35 37.2

Tidak tahu 11 11.7

Total 94 100.0

Tabel 24 menunjukkan terdapat 48 responden (51.1%) memiliki pengetahuan kebebasan baragama, berpendapat, berdiskusi, berbicara dari harian tribun. Terdapat 35 responden (37.2%) tidak memiliki pengetahuan kebebasan beragama, berpendapat, berdiskusi, berbicara dari harian tribun. Terdapat 11 responden (11.7%) tidak tahu informasi pengetahuan kebebasan beragama, berpendapat, berdiskusi, berbicara dari harian tribun.

Tabel 25

Jumlah Partai Politik Peserta Pemilu dari Harian Tribun Jumlah Partai Politik Peserta

Pemilu dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 36 38.3

Tidak 37 39.4

Tidak tahu 21 22.3

Total 94 100.0

(19)

Tabel 25 menunjukkan terdapat 36 responden (38.3%) memiliki informasi jumlah partai politik peserta pemilu dari harian tribun. Terdapat 37 responden (39.4%) tidak memiliki informasi jumlah partai politik peserta pemilu dari harian tribun. Terdapat 21 responden (22.3%) tidak tahu tentang informasi jumlah partai politik peserta pemilu dari harian tribun.

Tabel 26

Partai Pemenang Pemilu Legislatif 2014 dari Harian Tribun Partai Pemenang Pemilu Legislatif

2014 dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 45 47.9

Tidak 37 39.4

Tidak tahu 12 12.8

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(20)

Tabel 27

Partai Pengusung Jokowi-JK sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dari Harian Tribun

Partai Pengusung Jokowi-JK sebagai Calon Presiden

dan Calon Wakil Presiden dari Harian Tribun Frekuensi

Persen (%)

Ya 50 53.2

Tidak 36 38.3

Tidak tahu 8 8.5

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(21)

Tabel 28

Partai Pengusung Prabowo-Hatta sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden dari Harian Tribun

Partai Pengusung Prabowo-Hatta sebagai Calon

Presiden dan Wakil Presiden dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 49 52.1

Tidak 35 37.2

Tidak tahu 10 10.6

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

Tabel 28 menunjukkan terdapat 49 responden (52.1%) mengetahui informasi tentang partai pengusung Prabowo-Hatta sebagai calon presiden dan wakil presiden dari harian tribun. Terdapat 35 responden (37.2%) tidak mengetahui informasi tentang partai pengusung Prabowo-Hatta sebagai calon presiden dan wakil presiden dari harian tribun. Terdapat 10 responden (10.6%) tidak tahu mengenai informasi tentang partai pengusung Prabowo-Hatta sebagai calon presiden dan wakil presiden dari harian tribun.

Tabel 29

Partai Berbasis Agama dari Harian Tribun

Partai Berbasis Agama dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 33 35.1

Tidak 46 48.9

Tidak tahu 15 16.0

Total 94 100.0

(22)

Tabel 29 menunjukkan terdapat 33 responden (35.1%) mengetahui informasi partai berbasis agama dari harian tribun. Terdapat 46 responden (48.9%) tidak mengetahui informasi partai berbasis agama dari harian tribun. Terdapat 15 responden (16.0%) tidak tahu ada informasi partai berbasis agama dari harian tribun.

Tabel 30

Tanggal dan Bulan Pemilu Legislatif 2014 dari Harian Tribun Tanggal dan Bulan Pemilu

Legislatif 2014 dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 48 51.1

Tidak 31 33.0

Tidak tahu 15 16.0

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(23)

Tabel 31

Tanggal dan Bulan Pemilu Presiden dari Harian Tribun Tanggal dan Bulan Pemilu

Presiden 2014 dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 62 66.0

Tidak 18 19.1

Tidak tahu 14 14.9

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

Tabel 31 menunjukkan terdapat 62 responden (66.0%) mengetahui informasi bulan dan tanggal pemilu presiden dari harian tribun. Terdapat 18 responden (19.1%) tidak mengetahui informasi bulan dan tanggal pemilu presiden dari harian tribun.

Tabel 32

Pemilu Legislatif adalah untuk memilih anggota dewan dari Harian Tribun Pemilu Legislatif adalah untuk memilih

anggota dewan dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 27 28.7

Tidak 52 55.3

Tidak tahu 15 16.0

Total 94 100.0

(24)

anggota dewan dari harian tribun. Terdapat 15 responden (16.0) tidak tahu pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota dewan dari harian tribun.

Tabel 33

Nama Penyelenggara Pemilu dari Harian Tribun Nama Penyelenggara

Pemilu dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 22 23.4

Tidak 60 63.8

Tidak tahu 12 12.8

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

Tabel 33 menunjukkan terdapat 22 responden (23.4%) mengetahui nama penyelenggara pemilu dari harian tribun. Terdapat 60 responden (63.8%) tidak mengetahui nama penyelenggara pemilu dari harian tribun. Terdapat 12 responden (12.8%) tidak tahu informasi tentang nama penyelenggara pemilu dari harian tribun.

Tabel 34

Badan yang Berfungsi Mengawasi Proses Pemilu dari Harian Tribun Badan yang Berfungsi Mengawasi

Proses Pemilu dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 34 36.2

Tidak 47 50.0

Tidak tahu 13 13.8

Total 94 100.0

(25)

Tabel 34 menunjukkan terdapat 34 responden (36.2%) mengetahui badan yang berfungsi mengawasi proses pemilu dari harian tribun. Terdapat 47 responden (50.0%) tidak mengetahui badan yang berfungsi mengawasi proses pemilu dari harian tribun. Terdapat 13 responden (13.8%) tidak tahu tentang badan yang mengawasi proses pemilu dari harian tribun.

Tabel 35

Daerah Pemilihan Sumatera Utara Pemilu Legislatif 2014 dari Harian Tribun

Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara

Pemilu Legislatif 2014 dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 38 40.4

Tidak 40 42.6

Tidak tahu 16 17.0

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(26)

Tabel 36

Sistem Penentuan Caleg Terpilih dalam Pemilu Legislatif 2014 dari Harian Tribun

Sistem Penentuan Caleg Terpilih dalam Pemilu

Legislatif 2014 dari Harian Tribun Frekuensi Persen (%)

Ya 30 31.9

Tidak 51 54.3

Tidak tahu 13 13.8

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

Tabel 36 menunjukkan terdapat 30 responden (31.9%) mengetahui sistem penentuan caleg terpilih dalam pemilu legislatif 2014 dari harian tribun. Terdapat 51 responden (54.3%) tidak mengetahui sistem penentuan caleg terpilih dalam pemilu legislatif 2014 dari harian tribun. Terdapat 13 responden (13.8%) sama sekali tidak tahu sistem penentuan caleg terpilih dalam pemilu legislatif 2014 dari harian tribun.

Tabel 37

Pernah Melakukan Diskusi Politik

Pernah Melakukan Diskusi Politik Frekuensi Persen (%)

Ya 79 84.0

Tidak 15 16.0

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(27)

yang mempengaruhi terdapat mayoritas responden yang mengatkan pernah melakukan diskusi politik dikarenakan 52.1% responden merupakan aktif di organisasi dan 19.1% responden merupakan mahasiswa departemen ilmu politik.

Tabel 38

Ikut dalam Pemilihan Umum Legislatif 2014 Ikut dalam Pemilihan

Umum Legislatif 2014 Frekuensi Persen (%)

Ya 67 71.3

Tidak 27 28.7

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

(28)

Tabel 39

Informasi Seputar Tema Politik

Informasi Seputar Tema Politik Frekuensi Persen (%)

Koran 6 6.4

TV 59 62.8

Radio 1 1.1

Teman 1 1.1

Internet 27 28.7

Total 94 100.0

(sumber: diolah dari data kuesioner penelitian, 2014)

Tabel 39 menunjukkan terdapat 6 responden (6.4%) mendapatkan informasi seputar tema politik dari koran. Terdapat 59 responden (62.8%) mendapatkan informasi seputar tema politik dari Televisi. Terdapat 1 responden (1.1%) mendapatkan informasi seputar tema politik dari radio. Terdapat 1 responden (1.1%) mendapatkan informasi seputar tema politik dari teman. Terdapat 27 responden (28.70%) mendapatkan informasi seputar tema politik dari Internet.

Tabel 40

Segmen Politik Harian Tribun terhadap Wawasan Politik Segmen Politik Harian Tribun

terhadap Wawasan Politik Frekuensi Persen (%)

Ya 67 71.3

Tidak 27 28.7

Total 94 100.0

(29)

Tabel 40 menujukan terdapat 67 responden (71.3%) terdapat segmen politik harian tribun terhadap wawasan politik. Terdapat 27 responden (28.7%) tidak terdapat segmen politik di dalam harian tribun terhadap wawasan politik. 3.2. Analisis Tabel Silang

1. Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik Harian Tribun (Pemilu dan KPU) dan Nama Penyelenggara Pemilu dari Harian Tribun.

2. Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik (Pemilu dan KPU) Harian Tribun dan Pengetahuan Pemilu yang Teratur, Fair dan Bebas dari Harian Tribun.

3. Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik (Pemilu dan KPU) Harian Tribun dan Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara Pemilu Legislatif 2014 dari Harian Tribun.

4. Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik (Partai Politik) Harian Tribun dan Partai Berbasis Agama.

5. Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik Harian Tribun (Pemilu Legislatif) dan Jumlah Partai Peserta Pemilu Legislatif 2014 dari Harian Tribun.

6. Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik Harian Tribun (Pemilu Legislatif) dan Partai Pemenang Pemilu Legislatif 2014 dari Harian Tribun.

(30)

Tabel 41

Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik Harian Tribun (Pemilu dan KPU) dan Nama Penyelenggara Pemilu dari Harian Tribun

Nama penyelenggara pemilu dari harian tribun

Total

(sumber: diolah dari prosentase frekuensi data penelitian, 2014)

Tabel 41 menunjukkan hubungan antara frekuensi membaca tema politik Harian Tribun (Pemilu dan KPU) dan nama penyelenggara Pemilu dari Harian Tribun. Dari 94 responden penelitian ini memiliki sebaran data: 22 responden menyatakan Ya, 60responden menyatakan Tidak, dan 12 responden menyatakan Tidak Tahu terhadap nama penyelenggara pemilu dari Harian Tribun.

(31)

mengetahui nama penyelenggara pemilu dari Harian Tribunkarena membaca tema politik harian tribun 1-2 kali.

Tabel 42

Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik (Pemilu dan KPU) Harian Tribun dan Pengetahuan Pemilu yang Teratur, Fair dan Bebas dari

Harian Tribun

Pemilu yang teratur, fair dan bebas dari harian tribun

Total

(sumber: diolah dari prosentase frekuensi data penelitian, 2014)

Tabel 42 menunjukkan hubungan antara frekuensi membaca tema politik (Pemilu dan KPU) Harian Tribun dan pengetahuan Pemilu yang teratur, fair dan bebas. Dari 94 responden penelitian ini memiliki sebaran data: 43 responden menyatakan Ya, 33responden menyatakan Tidak, dan 18 responden menyatakan Tidak Tahu terhadap pemilu yang teratur, fair dan bebas.

(32)

antara membaca harian tribun tema politik (Pemilu dan KPU) terhadap pengetahuan pemilu yang teratur, fair dan bebas. Mayoritas responden menjawab mengetahui pemilu yang teratur, fair dan bebaswalau hanya membaca tema politik harian tribun 1-2 kali.

Tabel 43

Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik (Pemilu dan KPU) Harian Tribun dan Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara Pemilu

Legislatif 2014 dari Harian Tribun

Daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Utara pemilu

legislatif 2014 dari harian tribun

Total

(sumber: diolah dari prosentase frekuensi data penelitian, 2014)

Tabel 43 menunjukkan hubungan antara frekuensi membaca tema politik (Pemilu dan KPU) Harian Tribun dan daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Utara Pemilu Legislatif 2014. Dari 94 responden penelitian ini memiliki sebaran data: 38 responden menyatakan Ya, 40responden menyatakan Tidak, dan 16 responden menyatakan Tidak Tahu terhadap daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Utara Pemilu Legislatif 2014.

(33)

menyatakan 1-2 kali, 16 responden menyatakan 3-4 kali, 2 responden menyatakan 5-6 kalo dan terdapat 2 responden menyatakan 7 kali atau lebih.Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas respoden menyatakan tidak ada hubungan antara membaca harian tribun tema politik (Pemilu dan KPU) terhadap daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Utara Pemilu Legislatif 2014. Namun mayoritas responden menjawab mengetahui daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Utara Pemilu Legislatif 2014walau hanya membaca tema politik harian tribun 1-2 kali.

Tabel 44

Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik (Partai Politik) Harian Tribun dan Partai Berbasis Agama

Partai berbasis agama dari harian tribun

Total

(sumber: diolah dari prosentase frekuensi data penelitian, 2014)

(34)

Sebaran data tentang membaca harian tribun tema politik (Partai Politik), yaitu 30 responden yang menyatakan tidak pernah,47 responden yang menyatakan 1-2 kali, 11 responden menyatakan 3-4 kali, 2 responden menyatakan 5-6 kali dan terdapat 4 responden menyatakan 7 kali atau lebih.Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas respoden menyatakan tidak ada hubungan antara membaca harian tribun tema politik (Partai Politik) terhadap pengetahuan partai berbasis agama. Mayoritas responden menjawab tidak pernah mengetahui partai berbasis agama karena membaca tema politik harian tribun 1-2 kali.

Tabel 45

Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik (Pemilu Legislatif) Harian Tribun dan Jumlah Partai Peserta Pemilu Legislatif 2014 dari

Harian Tribun

(sumber: diolah dari prosentase frekuensi data penelitian, 2014)

Tabel 45 menunjukkan hubungan antara frekuensi membaca tema politik (Pemilu Legislatif) Harian Tribun dan pengetahuan jumlah partai politik peserta pemilu. Dari 94 responden penelitian ini memiliki sebaran data: 36 responden

Jumlah partai politik peserta pemilu dari harian tribun

(35)

menyatakan Ya, 37responden menyatakan Tidak, dan 21 responden menyatakan Tidak Tahu terhadap pengetahuan jumlah partai politik peserta pemilu.

Sebaran data tentang membaca harian tribun tema politik (Pemilu Legislatif), yaitu 29 responden yang menyatakan tidak pernah,50 responden yang menyatakan 1-2 kali, 9 responden menyatakan 3-4 kali, 4 responden menyatakan 5-6 kali dan terdapat 2 responden menyatakan 7 kali atau lebih.Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas respoden menyatakan tidak ada hubungan antara membaca harian tribun tema politik (Pemilu Legislatif) terhadap pengetahuan jumlah partai politik peserta pemilu. Mayoritas responden menjawab tidak pernah mengetahui jumlah partai politik peserta pemilu karena membaca tema politik harian tribun 1-2 kali.

Tabel 46

Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik (Pemilu Legislatif) Harian Tribun dan Partai Pemenang Pemilu Legislatif 2014 dari Harian

Tribun

Partai pemenang pemilu legislatif 2014 dari harian

tribun

(36)

Tabel 46 menunjukkan hubungan antara frekuensi membaca tema politik (Pemilu Legislatif) Harian Tribun dan pengetahuan partai politik pemenang pemilu legislatif 2014. Dari 94 responden penelitian ini memiliki sebaran data: 45 responden menyatakan Ya, 37responden menyatakan Tidak, dan 12 responden menyatakan Tidak Tahu terhadap pengetahuan partai politik pemenang pemilu legislatif 2014.

(37)

Tabel 47

Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik (Pemilu Legislatif) Harian Tribun dan Pemilu Legislatif adalah untuk memilih anggota dewan

dari Harian Tribun

(sumber: diolah dari prosentase frekuensi data penelitian, 2014)

Tabel 47 menunjukkan hubungan antara frekuensi membaca tema politik (Pemilu Legislatif) Harian Tribun dan pengetahuan pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota dewan. Dari 94 responden penelitian ini memiliki sebaran data: 27 responden menyatakan Ya, 52responden menyatakan Tidak, dan 15 responden menyatakan Tidak Tahu terhadap pengetahuan pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota dewan.

Sebaran data tentang membaca harian tribun tema politik (Pemilu Legislatif), yaitu 29 responden yang menyatakan tidak pernah,50 responden yang menyatakan 1-2 kali, 9 responden menyatakan 3-4 kali, 4 responden menyatakan 5-6 kali dan terdapat 2 responden menyatakan 7 kali atau lebih.Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas respoden menyatakan tidak ada hubungan

Pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota dewan

(38)

antara membaca harian tribun tema politik (Pemilu Legislatif) terhadap pengetahuan pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota dewan. Mayoritas responden menjawab tidak mengetahui pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota dewan karena membaca tema politik harian tribun 1-2 kali.

Tabel 48

Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik (Pemilu Presiden) Harian Tribun dan Partai Pengusung Jokowi-JK sebagai Calon Presiden dan

Calon Wakil Presiden dari Harian Tribun

Partai pengusung Jokowi - JK sbg Presiden dan

Wakil Presiden dari harian tribun

Total

(sumber: diolah dari prosentase frekuensi data penelitian, 2014)

Tabel 48 menunjukkan hubungan antara frekuensi membaca tema politik (Pemilu Presiden) Harian Tribun dan pengetahuan Partai Pengusung Jokowi-JK sebagai calon Presiden dan calon Wakil Presiden. Dari 94 responden penelitian ini memiliki sebaran data: 50 responden menyatakan Ya, 36responden menyatakan Tidak, dan 8 responden menyatakan Tidak Tahu terhadap pengetahuan Partai Pengusung Jokowi-JK sebagai calon Presiden dan calon Wakil Presiden.

(39)

menyatakan 1-2 kali, 18 responden menyatakan 3-4 kali, 18 responden menyatakan 5-6 kali dan terdapat 13 responden menyatakan 7 kali atau lebih.Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas respoden menyatakan ada hubungan antara membaca harian tribun tema politik (Pemilu Presiden) terhadap pengetahuan Partai Pengusung Jokowi-JK sebagai calon Presiden dan calon Wakil Presiden. Walaupun mayoritas responden menjawab tidak mengetahui Partai Pengusung Jokowi-JK sebagai calon Presiden dan calon Wakil Presiden karena membaca tema politik harian tribun 1-2 kali.

Tabel 49

Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik (Pemilu Presiden) Harian Tribun dan Partai Pengusung Prabowo-Hatta sebagai Calon

Presiden dan Wakil Presiden dari Harian Tribun

Partai pengusung Prabowo - Hatta sbg Presiden dan

Wakil Presiden dari harian tribun

Total

(sumber: diolah dari prosentase frekuensi data penelitian, 2014).

(40)

penelitian ini memiliki sebaran data: 49 responden menyatakan Ya, 35responden menyatakan Tidak, dan 20 responden menyatakan Tidak Tahu terhadap pengetahuan Partai Pengusung Prabowo-Hatta sebagai calon Presiden dan calon Wakil Presiden.

Sebaran data tentang membaca harian tribun tema politik (Pemilu Presiden), yaitu 10 responden yang menyatakan tidak pernah,35 responden yang menyatakan 1-2 kali, 18 responden menyatakan 3-4 kali, 18 responden menyatakan 5-6 kali dan terdapat 13 responden menyatakan 7 kali atau lebih.Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas respoden menyatakan ada hubungan antara membaca harian tribun tema politik (Pemilu Presiden) terhadap pengetahuan Partai Pengusung Prabowo-Hatta sebagai calon Presiden dan calon Wakil Presiden. Walaupun mayoritas responden menjawab tidak mengetahui Partai Pengusung Prabowo-Hatta sebagai calon Presiden dan calon Wakil Presiden karena membaca tema politik harian tribun 1-2 kali.

Tabel 50

Hubungan antara Frekuensi Membaca Tema Politik (Pemilu Presiden) Harian Tribun dan Tanggal dan Bulan Pemilihan Presiden

2014

(41)

(sumber: diolah dari prosentase frekuensi data penelitian, 2014)

Tabel 50 menunjukkan hubungan antara frekuensi membaca tema politik (Pemilu Presiden) Harian Tribun dan pengetahuan Tanggal dan Bulan Pemilihan Presiden 2014. Dari 94 responden penelitian ini memiliki sebaran data: 62 responden menyatakan Ya, 18responden menyatakan Tidak, dan 14 responden menyatakan Tidak Tahu terhadap pengetahuan Tanggal dan Bulan Pemilihan Presiden 2014.

Sebaran data tentang membaca harian tribun tema politik (Pemilu Presiden), yaitu 10 responden yang menyatakan tidak pernah,35 responden yang menyatakan 1-2 kali, 18 responden menyatakan 3-4 kali, 18 responden menyatakan 5-6 kali dan terdapat 13 responden menyatakan 7 kali atau lebih. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas respoden menyatakan ada hubungan antara membaca harian tribun tema politik (Pemilu Presiden) terhadap pengetahuan Tanggal dan Bulan Pemilihan Presiden 2014. Mayoritas responden menjawab mengetahui Tanggal dan Bulan Pemilihan Presiden 2014 karena membaca tema politik harian tribun 1-2 kali.

3.2. Uji Hipotesis

(42)

Pengujian hipotesis diawali dengan membuat rangking dari nilai jawaban responden pada kuesioner yang telah diberi skor untuk setiap pertanyaan.

Pengujian hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman yaitu:

Pengujian hipotesis menggunakan analisis Spearman melalui aplikasi SPSS 15.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 51 Uji Hipotesis

Correlations

Frekuensi membaca harian tribun

Pengaruh segmen politik harian tribun terhadap wawasan

Correlation Coefficient 1.000 .086

Sig. (1-tailed) . .205

N 94 94

Pengaruh segmen politik harian

tribun terhadap wawasan

pengetahuan politik

Correlation Coefficient .086 1.000

Sig. (1-tailed) .205 .

N 94 94

(sumber: data diolah dari hasil analisis pengujian hipotesa penelitian dengan menggunakan aplikasi SPSS 15.0, 2014)

(43)

Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak

Pengujian hipotesis diawali dengan membuat rangking dari nilai jawaban responden pada kuesioner yang telah diberi skor untuk setiap pertanyaan.

Berdasarkan perhitungan rumus, maka diperoleh hasil koefisien korelasi data dari analisis dan diperoleh signifikansi sebesar 0,205. Jadi Ho diterima, yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh berita politik yang ada pada media massa Tribun terhadap pengetahuan politik mahasiswa FISIPOL Universitas Sumatera Utara. Dapat dijelaskan bahwa pengaruh berita politik Harian Tribun terhadap pengetahuan politik cukup tinggi namun secara signifikansi mayoritas responden tidak menyetujui pengetahuan politik berasal dari aktifitas membaca Harian Tribun.

Hal ini berarti media massa Tribun tidak mempengaruhi pengetahuan politik mahasiswa. Batas signifikan dalam penelitian ini adalah 0.05 atau 5% (ini merupakan angka standar pada program SPSS). Karena sudah tidak ada hubungan yang signifikan, maka besaran Rs tidak perlu ditafsir lagi77

Politik sangat erat hubungannya dengan media, karena salah satu tujuan media yakni untuk membentuk pendapat umum mengenai berbagai hal

.

3.3 Implikasi Teoritik

78

77

Singgih,Santoso, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat, Jakarta: PT. Alex Media Komputindo Gramedia, hal: 196

78

Dan Nimmo, 1989. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal:217.

(44)

hal politik. Ketika pendapat umum tersebut dapat ter ‘set’ seperti yang diinginkan media, pada saat itulah yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu media. Antara dunia politik atau politik praktis dengan media terjalin hubungan yang saling membutuhkan dan bahkan saling mempengaruhi. Namun seberapa besar pengaruhnya, pertanyaan inilah yang harus dijawab.

Secara teori media massa dengan fungsi persuasif yang mampu membentuk pendapat umum dan mampu mempengaruhi opini masyarakat terhadap isu-isu politik yang sedang berkembang. Merrill dan Lowenstein mengungkapkan bahwa media massa (surat kabar) tunduk pada sistem pers, dan sistem pers itu sendiri tunduk pada sistem politik yang ada79

Berbicara media massa sudah tidak bisa dilepaskan lagi muatan-muatan politik dan begitu juga sebaliknya, berbicara politik tidak bisa dilepaskan dari media yang memuatnya. Masa yang semakin berkembang sekarang ini berita

. Artinya, dalam memberikan informasi kepada masyarakat atau dalam penyampaian pesan, surat kabar harus berada dalam lingkaran regulasi yang ditetapkan. Cara-cara media menampilkan peristiwa-peristiwa politik dapat mempengaruhi persepsi masyarakat dan aktor politik mengenai perkembangan politik. Keikutsertaan media dalam mengubah sistem politik dengan melalui pembentukan opini publik atau pendapat umum yakni, upaya pembangunan sikap dan tindakan khalayak mengenai sebuah masalah politik atau aktor politik.

79

(45)

politik bukan lagi menjadi sesuatu yang tabu seperti yang pernah terjadi pada masa Orde Lama dan Orde Baru, dan fakta politik.

Louis Althusser, yang pernah menulis bahwa media dalam hubungannya dengan politik (kekuasaan) menempati posisi strategis, terutama karena media memiliki kemampuan sebagai sarana legitimasi. Media (massa) sebagaimana lembaga- lembaga pendidikan, agama, seni dan kebudayaan, merupakan bagian dari alat kekuasaan negara yang bekerja secara ideologis untuk mempengaruhi masyarakat atas rezim yang berkuasa (ideological states apparatus). Namun bagi Antonio Gramsci media merupakan arena pergulatan antar ideology yang saling berkompetisi80

Apabila dikaji secara mendalam, dengan bersandar pada hasil yang diperoleh dan kerangka pikiran yang dirumuskan melalui teori yang digunakan, memang diakui pengaruh media massa terhadap pengetahuan mahasiswa memiliki dampak dan pengaruh yang cukup besar. Namun pada situasi dan konteks tertentu ternyata media massa juga tidak memiliki hubungan yang signifikan antara pengaruh berita politik yang ada pada media massa Tribun terhadap pengetahuan politik mahasiswa FISIPOL Universitas Sumatera Utara. Dapat dijelaskan bahwa pengaruh berita politik Harian Tribun terhadap pengetahuan politik cukup tinggi namun secara signifikansi mayoritas responden tidak menyetujui pengetahuan politik berasal dari aktifitas membaca Harian Tribun. Hal ini terlihat dari

.

80

(46)

hubungan frekuensi membaca tema politik harian tribun (pemilu dan kpu) dan nama penyelenggara pemilu dari harian tribun sangat rendah (lihat tabel 41). Selain itu juga berdasarkan data yang diperoleh bahwa hubungan antara frekuensi membaca tema politik (pemilu dan kpu) dan daerah pemilihan (dapil) sumatera utara pemilu legislatif 2014 juga tidak terlalu mempengaruhi. Begitu pula pengetahuan terhadap partai berbasis agama yang juga rendah (lihat tabel 43 dan tabel 44).

Dijelaskan pula bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi membaca tema politik harian tribun (pemilu legislatif) dan jumlah partai peserta pemilu legislatif 2014, partai pemenang pemilu legislatif 2014 dan pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota dewan dari harian tribun (lihat tabel 45-47).

Media massa memang memainkan peranan penting paling tidak dalam mensosialisasikan agenda –agenda politik yang seharusnya diketahui publik81

.

Namun, sejalan apa yang dikatakan oleh teorinya Mc Combs dan Shaw Efek media massa memang tidak mempengaruhi orang untuk mengubah sikap, tetapi media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan orang. Ini berarti media massa mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting82

Atas dasar hasil penelitian dan uraian teoritis yang diperoleh, dapat disusun suatu alur fikir yang linier sebagai berikut:

.

81

Asep Saeful Muhtadi, 2008. Komunikasi Politik Indonesia, Dinamika Islam Politik Pasca-Orde Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal:5

82

Lihat Mc Combs dan Shaw dalam Yenni Yuniati, Pengaruh Berita di Surat Kabar Terhadap Persepsi Mahasiswa Tentang Politik, Jurnal Mediator, Vol.3 No.1, 2002 (diakses pada agustus

(47)

Sumber: Modifikasi penulis

Sehingga teori media massa yang digunakan tidak selamanya relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian ini, dimana media massa memang memiliki kekuatan yang sangat tinggi dalam komunikasi politik untuk mempengaruhi khalayak. Namun sisi lain secara signifikansi mayoritas responden tidak menyetujui pengetahuan politik berasal dari aktifitas membaca Harian Tribun. Terlebih lagi apabila media massa tersebut belum presitisius (cukup familiar) yang biasanya menjadi rujukan publik dalam berperilaku politik. Karena isi media prestisius dipercaya oleh khalayak. Bahwa media apapun kategorinya berfungsi sebagai alat pelipatganda pesan (multiflier of messages) yang berkaitan dengan saluran lainnya83. Alhasil pencitraan atau gambaran yang diberikan oleh media mengenai kekuatan-kekuatan politik yang akan memberi dampak yang signifikan serta menyebar dan menjangkau khalayak yang sangat banyak.

Di percaya oleh khalayak. Bahwa media apapun kategorinya berfungsi sebagai alat pelipatganda pesan (multiflier of messages) yang berkaitan dengan saluran lainnya . Alhasil pencitraan atau gambaran yang diberikan oleh media mengenai kekuatan-kekuatan politik yang akan memberi dampak yang signifikan serta menyebar dan menjangkau khalayak yang sangat banyak.

83

Ibnu Hamad, 2004. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis Terhadap Berita-Berita Politik, Jakarta: Granit, hal: 30

Peristiwa politik Liputan berita media massa

(48)

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Melihat hasil penelitian dalam BAB I, II dan III pada IV ini, peneliti menyimpulkan dan menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :”Bagaimana pengaruh berita politik yang ada pada media massa Tribun terhadap pengetahuan politik mahasiswa?”

Sebagai bagian dari Bab Penutup, penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian bahwa “Pengaruh berita politik Harian Tribun terhadap pengetahuan politik cukup tinggi. Namun mayoritas responden tidak menyetujui pengetahuan politik berasal dari aktifitas membaca Harian Tribun. Untuk lebih mengerucutkan hasil kesimpulan penelitian ini, berikut jabaran dan perinciannya:

1. Surat khabar merupakan salah satu referensi bagi mahasiswa untuk mendapatkan informasi. Bagi mahasiswa ilmu sosial dan ilmu politik, pemberitaan mengenai pemilu saat ini menjadi sesuatu yang menarik. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden atau sebanyak 35 mahasiswa (37.2%) memiliki frekuensi membaca berita politik 1-2 kali dalam seminggu di harian Tribun.

(49)

dan Bebas ; Kebebasan Beragama, Berpendapat, Berdiskusi, Beribicara ; Partai Pemenang Pemilu Legislatif 2014 ; Partai Pengusung Jokowi-JK sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden ; Partai Pengusung Prabowo-Hatta sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden; Tanggal dan Bulan Pemilu Legislatif 2014 ;Tanggal dan Bulan Pemilu Presiden 2014 dari Harian Tribun.

3. Mayoritas responden tidak menyetujui pengetahuan politik berasal dari aktifitas membaca Harian Tribun, antara lain:Jumlah Partai Politik Peserta Pemilu; Partai Berbasis Agama; Pemilu Legislatif adalah untuk memilih anggota dewan; Nama Penyelenggara Pemilu; Badan yang Berfungsi Mengawasi Proses Pemilu; Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara Pemilu Legislatif 2014 ;Sistem Penentuan Caleg Terpilih dalam Pemilu Legislatif 2014. Hasil ini menunjukkan informasi seputar pengetahuan di atas berasal bukan dari harian Tribun melainkan dari media atau sumber bacaan lainnya.

4.2Saran

Adapun saran yang peneliti sampaikan dari hasil penelitian ini adalah :

(50)

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

2.1. Selayang Pandang Universitas Sumatera Utara

Sebelum mendeskripsikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) sebagai lokasi penelitian, peneliti juga memberikan gambaran umum terhadap Universitas Sumatera Utara yang merupakan tempat naungan FISIP sendiri. FISIP merupakan salah satu dari 13 fakultas yang ada di USU. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan fakultas yang ke-9 di Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Kota Medan. Secara historis Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya51

Yayasan ini diurus oleh suatu dewan pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim (Ketua); Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua); Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara);

.

51

Sejarah USU lebih dalam dapat dilihat pada situs http.www.usu.ac.id diakses pada 10/05/2014

(51)

Ir. R. S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota).

Sebenarnya hasrat untuk mendirikan perguruan tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia-II, tetapi tidak disetujui oleh pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia52

Pada Tanggal 31 Desember 1951, dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro, dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain dewan pimpinan yayasan, organisasi USU pada awal berdirinya terdiri dari: dewan kurator, presiden universitas, majelis presiden dan asesor, senat universitas, dan dewan fakultet

.

Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash pada tahun 1947, Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah universitas di daerah ini.

53

52

Mauli, Fernatin, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan (1982-2002, Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan 2012 (Skripsi).

53

(52)

Sebagai hasil kerja sama dan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada Tanggal 20 Agustus 1952, berhasil didirikan fakultas kedokteran di Jalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa di antaranya dua orang wanita. Tanggal 20 Agustus 1952, telah ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis USU yang diperingati setiap tahun.

Kemudian disusul dengan berdirinya fakultas hukum dan pengetahuan masyarakat (1954), fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (1956), dan fakultas pertanian (1956). Pada Tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia.

Pada tahun 1959, dibuka fakultas teknik di Medan dan fakultas ekonomi di Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah oleh Presiden R.I. Kemudian disusul berdirinya fakultas kedokteran hewan dan peternakan (1960) di Banda Aceh. Pada waktu itu, USU terdiri dari lima fakultas di Medan dan dua fakultas di Banda Aceh54

Selanjutnya menyusul berdirinya fakultas kedokteran gigi (1961), fakultas sastra (1965), fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam (1965), fakultas ilmu-ilmu sosial dan ilmu politik (1982), sekolah pascasarjana (1992), fakultas

.

54

(53)

kesehatan masyarakat (1993), fakultas farmasi (2007), fakultas psikologi (2008), dan fakultas keperawatan (2009)55

.

Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi suatu perguruan tinggi badan hukum milik negara (BHMN). Perubahan status USU dari PTN menjadi BMHN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).

Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, yang embrionya adalah fakultas ekonomi dan fakultas kedokteran hewan dan peternakan USU di Banda Aceh. Kemudian disusul berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan (1964), yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU. Setelah itu, berdiri Politeknik Negeri Medan (1999), yang semula adalah Politeknik USU. Berikut adalah daftar nama pimpinan USU dari awal berdiri hingga sekarang.

55

(54)

Tabel 3

Daftar Nama Pimpinan USU, Jabatan, dan Masa Bakti56

No Tahun Nama Pimpinan Jabatan

1 1957-1958 Z.A Soetan Koemala Pontas Ketua Presidium 2 1958-1962 Prof.Dr. Ahmad Sofian Presidium 3 1962-1964 Prof.Mr. Mahadi Ketua Presidium 4 1964-1965 Ulung Sitepu Presidium 5 1965-1966 Drg. Nazir Alwi Rektor

6 1966 (Mei-Nov) Prof.D.S. Hadibroto,MA Pejabat Rektor 7 1966-1970 Dr. S. Harnopidjati Rektor

8 1970-1978 Harry Suwondo Rektor

9 1978 (Mei-Juli) O.K Harmaini Ketua Rektorium 10 1978-1986 Dr.A.P. Parlindungan SH Rektor

11 1986-1994 Prof.M. Jusuf Hanafiah Rektor 12 1994-2010 Prof. Chairuddin

P.Lubis,DTM &H,Sp.A (K)

Rektor

13 2010-2015 Prof.Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H,M.Sc (CTM), Sp.A (K)

Sumber :

1. Kedokteran

Universitas Sumatera Utara memiliki 13 fakultas yaitu:

2. Hukum, 3. Pertanian,

56Sumber diolah dari situs :

(55)

4. Teknik,

5. Kedokteran Gigi, 6. Ekonomi,

7. Sastra,

8. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 9. Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

10.Kesehatan Masyarakat, 11.Farmasi,

12.Psikologi, 13.Pascasarjana.

Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 101, terdiri dari 8 tingkat doktoral, 28 magister, 15 spesialis, 5 profesi, 50 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 32.000 orang, 688 di antaranya adalah mahasiswa asing58

58

diolah dari situs .

Sejak awal pendiriannya, USU dipersiapkan menjadi pusat pendidikan tinggi di Kawasan Barat Indonesia. Sewaktu didirikan pada tahun 1952, USU merupakan sebuah Yayasan, kemudian beralih status menjadi PTN pada tahun 1957, dan selanjutnya berubah menjadi PT-BHMN pada tahun 2003.

(56)

2.2. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP) USU Sebagai Lokasi Penelitian

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan salah satu fakultas dari 13 fakultas yang ada di USU. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan fakultas yang ke-9 di Universitas Sumatera Utara. Pada perkembangannya, fakultas ini telah berkembang dengan pesat seperti yang telah banyak dirasakan oleh civitas akademika. Selain itu juga, Fakultas ini juga merupakan salah satu fakultas yang telah membesarkan almamater USU serta menghasilkan alumni yang berasal dari program Diploma maupun Sarjana. Sebagian besar alumni telah bekerja di berbagai instansi pemerintahan maupun swasta yang berada didalam maupun diluar Sumatera Utara59

Pendirian FISIP USU diprakarsai dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi dan Manajemen dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum USU pada tahun 1979.Pada waktu itu, proposal pendiriannya dilakukan oleh Drs. M. Adham Nasution, Asma Affan, MPA, Dr. A.P. Parlindungan, S.H, M. Solly Lubis, S.H., dan beberapa dosen lainnya.

.

60

Secara historis dengan berdasarkan hasil pertemuan tersebut, maka dibuatlah proposal untuk diusulkan oleh Rektor USU (Dr.A.P.Parlindungan, S.H) agar di USU didirikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Berkat usulan

59

Mauli, Fernatin, 2012. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan (1982-2002), Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan (skripsi)

60

(57)

tersebut, maka pada tahun 1980 terbentuklah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di bawah naungan Fakultas Hukum USU. Pada tahun 1982, terbitlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982, tanggal 7 September 1982 Tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam surat keputusan tersebut dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara merupakan Fakultas kesembilan atau Fakultas terakhir di USU61

Walaupun FISIP USU baru resmi terbentuk pada tahun 1982, tetapi cikal bakal FISIP USU itu sudah muncul pada tahun 1980 berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor. 1181/PT.05/C.80, pada Tanggal 1 Juli 1980. Perkuliahan pertama dilakukan pada Tanggal 18 Agustus 1980 dengan jumlah mahasiswa hasil ujian SIPENMARU bulan Juli 1980 sebanyak 75 orang

.

62

Setahun kemudian Jurusan Pengetahuan Masyarakat berubah menjadi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS). Pada tahun 1982, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan gedung

.

Awalnya fakultas ini merupakan jurusan Ilmu Kemasyarakatan, dimana perkuliahannya masih menumpang pada Fakultas Kedokteran Gigi dengan staf pengajar yang direkrut dari staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum USU, dari IKIP-Medan dan dari staf Pemerintah Daerah Sumatera Utara.

61

Mauli, Fernatin, ibid.

62

(58)

perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara (USU Press, Profil Universitas Sumatera Utara)63

1. Jurusan Sosiologi

. Berdasarkan SK Mendikbut R.I itu, disebutkan FISIP USU mempunyai 6 (enam) jurusan dengan urutan berikut;

2. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 3. Jurusan Antropologi

4. Jurusan MKDU

5. Jurusan Ilmu Administrasi 6. Jurusan Ilmu Komunikasi

Pembentukan jurusan di FISIP USU tidak berjalan sesuai dengan urutan berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud R.I. Nomor : 0535 / 0 / 83 itu, karena pembukaan Jurusan pada tahap awal di lakukan pada semester tujuh yang didasarkan pada pilihan mahasiswa. Selain itu juga bergantung pada ketersediaan staf pengajar.

Melalui proyek pengembangan pendidikan tinggi (P3T)di USU, maka pada tahun 1984 gedung FISIP USU telah selesai dibangun di jalan Dr. A. Sofyan No.1 Kampus USU. Dengan selesainya gedung baru tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1984 baik itu kegiatan perkuliahan maupun kegiatan administrasi

63

(59)

yang menunjang pendidikan dan pengajaran dipindahkan ke gedung baru tersebut64

Dewasa ini FISIP USU mempunyai 6 (enam) departemen, satu program diploma III, dan satu program pasca sarjana yaitu sebagai berikut : Departemen Ilmu Administrasi yang dibagi ke dalam Program Studi Ilmu Administrasi Negara, dan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosiologi, Departemen Antropologi, dan Departemen Ilmu politik. Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakkan dan Pogram Studi S2 Megister Ilmu Komunikasi, Magister Ilmu Sosiologi dan Magister Studi Pembangunan

.

65

Secara geografis pada bagian Timur FISIP berbatasan dengan wilayah lapangan bola kaki. Batas bagian selatan berbatasan dengan jalan Dr. Ahmad Sofyan. Pada bagian Barat FISIP berbatasan dengan fakultas pertanian dan

.

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, FISIP merupakan salah satu fakultas yang tersedia di USU. Secara geografis letak FISIP masih dalam ruang lingkup USU. FISIP tepatnya berada di jalan Dr. Ahmad Sofyan No. 1. Wilayah FISIP tepatnya berada di wilayah paling Selatan USU dan tepatnya paling belakang USU, telah memungkinkannya FISIP untuk ditempuh dengan berbagai alternatif jalan yang tersedia bagi para pengguna.

64

Rambe, Roni Eko Wisuda, Ibid, hal: 51

65

(60)

sedangkan pada bagian Utara berbatasan dengan pelataran parkiran fakultas ekonomi.

Saat ini, FISIP USU dipimpin oleh Prof. Dr. Badaruddin, M.Si dengan jabatan sebagai Dekan FISIP. Dekan dalam menjalankan masa bakti diperbantukan oleh 3 (tiga) Pembantu Dekan, yakni: Drs.Zakaria, MSP sebagai Pembantu Dekan I, Dra. Rosmiani, MA sebagai Pembantu Dekan II dan Drs. Edward, MSP sebagai Pembantu Dekan III66

2.3. Gambaran Umum Mahasiswa FISIP USU .

Wadah mahasiswa untuk berekspresi di kampus selain dalam kegiatan akademis adalah organisasi mahasiswa. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155 /U/1998 mengenai pedoman umum organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi. Organisasi kemahasiswaan antara perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa untuk menanamkan sikap ilmiah, pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama, serta menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan67

Kegiatan-kegiatan dari organisasi mahasiswa menurut keputusan tersebut meliputi kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler adalah kegiatan akademik yang meliputi: kuliah, pertemuan kelompok kecil

.

66

Data diolah dari bagian akademik FISIP USU 67

(61)

(seminar, diskusi, responsi), bimbingan penelitian, praktikum, tugas mandiri, belajar mandiri, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (kuliah kerja nyata, kuliah kerja lapangan dan sebagainya). Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kemahasiswaan yang meliputi: penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran, upaya perbaikan kesejahteraan mahasiswa dan bakti sosial bagi masyarakat.

Menurut keputusan tersebut mengharuskan di setiap perguruan tinggi harus terdapat satu organisasi kemahasiswaan yang dapat menaungi semua aktifitas kemahasiswaan (Bab II, Pasal 3). Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai salah satu perguruan tinggi dalam hal organisasi kemahasiswaan tetap berpedoman dengan keputusan tersebut termasuk di FISIP USU. Terdapatnya organisasi-organisasi kemahasiswaan, baik pada tingkatan universitas maupun tingkatan FISIP USU merupakan bukti penyesuaian USU terhadap keputusan tersebut. Selanjutnya mengenai berjalan mekanisme pada organanisasi kemahasiswaan di USU diatur dalam tata laksana organisasi mahasiswa (TLO) USU.

(62)

tujuan, tujuan tersebut tergantung dengan kesepakatan yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (Ad/Rt) masing-masing organisasi.

Hampir seluruh organisasi kemahasiswaan di FISIP USU mengacu pada Organisasi kemahasiswaan di tingkat Universitas Sumatera Utara yang selanjutnya disingkat dengan Ormawa USU. Kedudukan Ormawa USU diatur dalam tata laksana organisasi mahasiswa (TLO) USU. Organisasi mahasiswa USU terdapat dalam beberapa bentuk sesuai dengan TLO. Perbedaan bentuk tersebut berdasarkan tingkatan organisasi dan spesialisasi minat, bakat. Terdapat beberapa organisasi mahasiswa intra yang mencakup universitas68

Kedua, pemerintahan mahasiswa universitas sumatera utara (Pema USU) berkedudukan di tingkat universitas sebagai pemegang kekuasaan eksekutif

.

Pertama, majelis permusyawaratan mahasiswa universitas (MPMU) merupakan organisasi di tingkat universitas dan merupakan lembaga legislatif tertinggi di dalam organisasi mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Fungsi dari MPMU adalah sebagai wadah aspirasi mahasiswa, sebagai lembaga yang menjalankan fungsi legislasi dan sebagai lembaga yang menjalankan pengawasan eksekutif anggota MPMU berjumlah 49 orang. Keanggotaan MPMU ditetapkan berdasarkan jumlah perolehan suara yang diraih kelompok aspirasi mahasiswa (KAM) disaat pemilu berlangsung.

68

(63)

tertinggi di organisasi mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Pemerintahan mahasiswa USU juga berfungsi sebagai lembaga eksekutif yang melaksanakan kegiatan kemahasiswaan. Kepengurusan Pema USU terdiri dari presiden, wakil presiden, dan menteri-menteri yang mengepalai departemen-departemen. Presiden dan wakil presiden dipilih melalui pemilihan umum. Presiden dibantu oleh wakil presiden untuk membentuk kabinet. Masa jabatan kepengurusan Pema USU adalah satu priode kepengurusan (1 tahun).

Ketiga, unit kegiatan mahasiswa (UKM) merupakan organisasi spesialisasi minat dan bakat. Terdapat sejumlah UKM universitas di USU, yaitu sebagai berikut69

No

TABEL 4; DAFTAR NAMA UNIT KEGIATAN MAHASISWA SETINGKAT UNIVERSITAS DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

NAMA ORGANISASI

1 Pramuka Gudep 08137-08138 Kampus USU 2 Satuan Resimen Mahasiswa Kader Perintis USU

3 Kompas USU

4 Pers Mahasiswa Suara USU

5 Ad Dakwah USU

6 Kebaktian Mahasiswa Kristen USU

7 Kebaktian Mahasiswa Kristen Albertus Magnus USU

8 Tenis Lapangan USU

9 Paduan Suara Mahasiswa USU

10 Fotografi USU

(64)

15 Bola Basket USU

16 Futsal USU

17 Bulu Tangkis USU

(Diolah dalam Edo: 2012)

Fungsi dari UKM sebagai wadah penyaluran minat, bakat dan keagamaan mahasiswa USU. Kedudukan UKM universitas berada dibawah kordinasi Pema USU.

2.4. Organisasi Mahasiswa di FISIP USU.

Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) merupakan salah satu fakultas di USU yang kehidupan mahasiswanya tidak terlepas dari keberadaan organisasi mahasiswa. Deskripsi organisasi mahasiswa di USU yang telah dipaparkan sebelumnya, hampir secara keseluruhan organisasi yang dimaksud beraktifitas di FISIP. Organisasi intra fakultas maupun organisasi ekstra telah mengambil peran di FISIP, sehingga telah menjadi warna tersendiri bagi kehidupan mahasiswa di FISIP. Hal ini dapat dibuktikan dengan sejak masuknya mahasiswa baru di FISIP, mahasiswa akan bersentuhan langsung dengan organisasi-organisasi mahasiswa. Sentuhan yang dimaksud, berupa sosialisasi dari organisasi maupun rangkaian kegiatan organisasi mahasiswa.

2.4.1. Organisasi Intra di FISIP USU

Gambar

Tabel 12 Usia Responden
Tabel 14 Departemen Responden
Tabel 16 Cara Responden Mendapatkan Harian Tribun
Tabel 17 Penyampaian dan Kualitas Informasi Harian Tribun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian penulis dilapangan yang dapat dilihat dari tabel 3, tabel 4 dan tabel 5, bahwa mayoritas mahasiswa Fisip USU yang menjadi responden dalam penelitian

Dari hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 29 responden (68,1%) menyatakan bahwa mereka setuju Tema yang diangakat pada Penayangan Film My Name Is Khan berpengaruh

Namun pada dua analisa tabel silang lainnya, tidak seperti halnya tabel 4.31, mayoritas responden keduanya menyatakan setuju pada persilangan kedua variabel antara media

Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat aspek marjinalisasi terhadap politik perempuan yang diwacanakan oleh media melalui berita, dalam hal ini harian Jawa Pos

Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui hanya sedikit waktu yang diluangkan Mahasiswa Universitas Bengkulu untuk membaca rubrik politik diharian Rakyat Bengkulu

bahwa rata-rata responden menyatakan pemberitaan Demo Ahok yang disajikan oleh. TV One belum masuk dalam

Untuk itu, penulis berusaha menjelaskan dan mengungkap apa yang melatar belakangi pemeberitaan wacana Islam politik, dalam hal ini pemberitaan harian Kompas dan harian