• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi Pustakawan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka Pada Layanan Referensi UPT Perpustakaan Andalas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kompetensi Pustakawan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka Pada Layanan Referensi UPT Perpustakaan Andalas"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1 No Soal:

KUESIONER TEBUKA PENDUKUNG PENELITIAN

KOMPETENSI PUSTAKAWAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA PADA LAYANAN REFERENSI

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS

Petunjuk Pengisian

1. Penelitian ini bertujuan untuk penyusunan skripsi, untuk itu mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal tersebut dengan penjelasan yang dianggap benar.

2. Berikan penjelasan Bapak/Ibu yang paling benar dari soal yang telah ada. 3. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal ini saya

ucapkan terima kasih. Pertanyaan

A. Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi Bagaimana sejarah masjid tua yang ada di kota Padang?

Analisis tentang (topic)

Sumber informasi yang dibutuhkan

Sumber Informasi yang diperoleh

Waktu perolehan sumber informasi

(2)

B. Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Bagaimana Bapak/Ibu menentukan struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka dari pertanyaan sebelumnya?

Bagaimana cara Bapak/Ibu membuat pernyataan penelusuran dari pertanyaan sebelumnya?

Apakah bentuk penyajian sumber informasi yang Bapak/Ibu berikan kepada pemustaka? Pangkalan data fulltext, hypertext, atau hypermedia.

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan web 2.0 untuk menciptakan layanan jarak jauh berdasarkan kebutuhan pemustaka saat ini?

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan creative commons untuk memproduksi, mengubah dan melestarikan informasi untuk generasi masa kini dan mendatang?

(3)

C. Kompetensi pemasaran yang dimiliki pustakawan layanan referensi Apakah Bapak/Ibu membuat kerangka kerja secara rutin untuk mencapai sasaran dan tujuan kerja?

Apakah Bapak/Ibu melakukan kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka dalam menghadapi beranekaragam kebutuhan informasi mereka?

D. Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi IPI untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut?

(4)

E. Kompetensi evaluasi dan penilai sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu memperhatikan kemutakhiran sumber informasi yang diperoleh?

(5)

LAMPIRAN 2 No Responden : 1

HASIL ISIAN

KUESIONER TEBUKA PENDUKUNG PENELITIAN

KOMPETENSI PUSTAKAWAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA PADA LAYANAN REFERENSI

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS

Petunjuk Pengisian

1. Penelitian ini bertujuan untuk penyusunan skripsi, untuk itu mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal tersebut dengan penjelasan yang dianggap benar.

2. Berikan penjelasan Bapak/Ibu yang paling benar dari soal yang telah ada. 3. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal ini saya

ucapkan terima kasih. Pertanyaan

A. Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi Bagaimana sejarah masjid tua yang ada di kota Padang?

Analisis tentang (topic)

Sejarah mesjid tua di Kota Padang

Sumber informasi yang dibutuhkan

Ensiklopedia, website

Sumber Informasi yang diperoleh

Ensiklopedia mesjid-mesjid tertua di Indonesia

Waktu perolehan sumber informasi

± 1 menit

Kendala dalam penelusuran

(6)

B. Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Bagaimana Bapak/Ibu menentukan struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka dari pertanyaan sebelumnya?

Dengan menelusuri katalog online (OPAC) yang tersedia pada UPT Perpustakaan UNAND ini

Bagaimana cara Bapak/Ibu membuat pernyataan penelusuran dari pertanyaan sebelumnya?

Ya, saya membuat pernyataan untuk penelusuran dengan menentuan subjek dari pertanyaan pemustaka menggunakan boolen logic

Apakah bentuk penyajian sumber informasi yang Bapak/Ibu berikan kepada pemustaka? Pangkalan data fultextl, hypertext, atau hypermedia.

Ya saya pernah menyajikan bentuk informasi pangkalan data full text dan hypertext kepada pemustaka.

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan web 2.0 untuk menciptakan layanan jarak jauh berdasarkan kebutuhan pemustaka saat ini?

Ya, saya menciptakan layanan jarak jauh melalui via e-mai dan social media seperti facebook. Untuk layanan jarak jauh yang disediakan oleh UPT Perpustakaan UNAND ini belum ada.

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan creative commons untuk memproduksi, mengubah dan melestarikan informasi untuk generasi masa kini dan mendatang? Saya belum pernah mengikuti ataupun mendengar komunitas seperti itu ada di Sumatera Barat.

Apakah Bapak/Ibu ikut serta dalam mitra pengembangan e-learning dan pelatihan literasi informasi?

(7)

C. Kompetensi pemasaran yang dimiliki pustakawan layanan referensi Apakah Bapak/Ibu membuat kerangka kerja secara rutin untuk mencapai sasaran dan tujuan kerja?

Saya ada membuat kerangka kerja tetapi tidak mencantumkan unsur promosi layanan referensi ini

Apakah Bapak/Ibu melakukan kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka dalam menghadapi beranekaragam kebutuhan informasi mereka?

Tidak pernah ada

D. Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi IPI untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut?

Ya, saya mengikuti kegiatan kerjasama IPI secara rutin seperti kegiatan kongres dan seminar yang diselenggarakan IPI Sumatera Barat dan Pusat.

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi lain untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut dan memanfaatkan layanannya?

(8)

E. Kompetensi evaluasi dan penilai sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu memperhatikan kemutakhiran sumber informasi yang diperoleh?

Ya, saya selalu memperhatikan kemutakhiran dari sumber informasi yang diperoleh dengan melihat tahun terbit, pengarang, dan isi informasi yang terkandung.

Apakah kegiatan rutin yang dilakukan untuk mengevaluasi dan menilai penyajian layanan yang Bapak/Ibu berikan?

(9)

No Responden : 2

HASIL ISIAN

KUESIONER TEBUKA PENDUKUNG PENELITIAN

KOMPETENSI PUSTAKAWAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA PADA LAYANAN REFERENSI

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS

Petunjuk Pengisian

1. Penelitian ini bertujuan untuk penyusunan skripsi, untuk itu mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal tersebut dengan penjelasan yang dianggap benar.

2. Berikan penjelasan Bapak/Ibu yang paling benar dari soal yang telah ada. 3. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal ini saya

ucapkan terima kasih. Pertanyaan

A. Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi Bagaimana sejarah masjid tua yang ada di kota Padang?

Analisis tentang (topic)

Sejarah mesjid tua di Kota Padang Sumber informasi yang dibutuhkan

Ensiklopedia, bibliografi, monografi, dan sumber lainnya Sumber Informasi yang diperoleh

Ensiklopedia mesjid-mesjid tertua di Indonesia

Monografi Kanagarian Parak Gadang Kec. Padang Timur tahun 1978 hal. 8 Waktu perolehan sumber informasi

± 10 menit

Kendala dalam penelusuran

(10)

B. Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Bagaimana Bapak/Ibu menentukan struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka dari pertanyaan sebelumnya?

Mengidentifikasi pertanyaan, melakukan penelusuran, dan membatasi hasil

Bagaimana cara Bapak/Ibu membuat pernyataan penelusuran dari pertanyaan sebelumnya?

Menganalisis topik dan melakukan penelusuran dengan topik tersebut

Apakah bentuk penyajian sumber informasi yang Bapak/Ibu berikan kepada pemustaka? Pangkalan data fultextl, hypertext, atau hypermedia.

Ya saya pernah menyajikan bentuk informasi pangkalan data full text kepada pemustaka.

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan web 2.0 untuk menciptakan layanan jarak jauh berdasarkan kebutuhan pemustaka saat ini?

Untuk layanan jarak jauh belum tersedia di UPT Perpustakaan UNAND ini.

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan creative commons untuk memproduksi, mengubah dan melestarikan informasi untuk generasi masa kini dan mendatang? Saya belum pernah mengikuti ataupun mendengar komunitas seperti itu ada di Sumatera Barat.

Apakah Bapak/Ibu ikut serta dalam mitra pengembangan e-learning dan pelatihan literasi informasi?

(11)

C. Kompetensi pemasaran yang dimiliki pustakawan layanan referensi Apakah Bapak/Ibu membuat kerangka kerja secara rutin untuk mencapai sasaran dan tujuan kerja?

Saya ada membuat kerangka kerja tetapi tidak mencantumkan unsur promosi layanan referensi ini

Apakah Bapak/Ibu melakukan kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka dalam menghadapi beranekaragam kebutuhan informasi mereka?

Ya ada kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka tetapi tidak dijadikan pedoman kesiagaan untuk layanan referensi disini.

D. Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi IPI untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut?

Ya, saya mengikuti kegiatan kerjasama IPI secara rutin seperti kegiatan kongres dan seminar yang diselenggarakan IPI Sumatera Barat dan Pusat.

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi lain untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut dan memanfaatkan layanannya?

(12)

E. Kompetensi evaluasi dan penilai sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu memperhatikan kemutakhiran sumber informasi yang diperoleh?

Ya, saya selalu memperhatikan kemutakhiran dari sumber informasi yang diperoleh dengan melihat tahun terbit, pengarang, dan isi informasi yang terkandung.

Apakah kegiatan rutin yang dilakukan untuk mengevaluasi dan menilai penyajian layanan yang Bapak/Ibu berikan?

(13)

No Responden : 3

HASIL ISIAN

KUESIONER TEBUKA PENDUKUNG PENELITIAN

KOMPETENSI PUSTAKAWAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA PADA LAYANAN REFERENSI

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS

Petunjuk Pengisian

1. Penelitian ini bertujuan untuk penyusunan skripsi, untuk itu mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal tersebut dengan penjelasan yang dianggap benar.

2. Berikan penjelasan Bapak/Ibu yang paling benar dari soal yang telah ada. 3. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal ini saya

ucapkan terima kasih. Pertanyaan

A. Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi Bagaimana sejarah masjid tua yang ada di kota Padang?

Analisis tentang (topic)

Sejarah mesjid tua di Kota Padang Sumber informasi yang dibutuhkan

Ensiklopedia, sumber-sumber geografi, kliping, dan sumber lainnya. Sumber Informasi yang diperoleh

Ensiklopedia mesjid-mesjid tertua di Indonesia

Waktu perolehan sumber informasi

± 30 menit

Kendala dalam penelusuran

(14)

B. Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Bagaimana Bapak/Ibu menentukan struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka dari pertanyaan sebelumnya?

Dengan mengetahui topik dan melakukan penelusuran pada katalog online (OPAC) yang tersedia pada UPT Perpustakaan UNAND ini

Bagaimana cara Bapak/Ibu membuat pernyataan penelusuran dari pertanyaan sebelumnya?

Saya tidak pernah membuat pernyataan untuk penelusuran

Apakah bentuk penyajian sumber informasi yang Bapak/Ibu berikan kepada pemustaka? Pangkalan data fultextl, hypertext, atau hypermedia.

Ya saya pernah menyajikan bentuk informasi pangkalan data full text kepada pemustaka yang telah tersedia pada pangkalan data pada UPT Perpustakaan UNAND ini

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan web 2.0 untuk menciptakan layanan jarak jauh berdasarkan kebutuhan pemustaka saat ini?

Untuk layanan jarak jauh belum disediakan oleh UPT Perpustakaan UNAND ini

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan creative commons untuk memproduksi, mengubah dan melestarikan informasi untuk generasi masa kini dan mendatang? Saya belum pernah mengikuti ataupun mendengar komunitas seperti itu ada di Sumatera Barat.

Apakah Bapak/Ibu ikut serta dalam mitra pengembangan e-learning dan pelatihan literasi informasi?

(15)

C. Kompetensi pemasaran yang dimiliki pustakawan layanan referensi Apakah Bapak/Ibu membuat kerangka kerja secara rutin untuk mencapai sasaran dan tujuan kerja?

Saya ada membuat kerangka kerja tetapi tidak mencantumkan unsur promosi layanan referensi ini

Apakah Bapak/Ibu melakukan kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka dalam menghadapi beranekaragam kebutuhan informasi mereka?

Ya ada kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka tetapi tidak dijadikan pedoman kesiagaan untuk layanan referensi disini.

D. Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi IPI untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut?

Ya, saya mengikuti kegiatan kerjasama IPI secara rutin seperti kegiatan seminar dan lainnya yang diselenggarakan IPI Sumatera Barat.

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi lain untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut dan memanfaatkan layanannya?

(16)

E. Kompetensi evaluasi dan penilai sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu memperhatikan kemutakhiran sumber informasi yang diperoleh?

Ya, saya selalu memperhatikan kemutakhiran dari sumber informasi yang diperoleh dengan melihat tahun terbit, pengarang, dan isi informasi yang terkandung.

Apakah kegiatan rutin yang dilakukan untuk mengevaluasi dan menilai penyajian layanan yang Bapak/Ibu berikan?

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 1999. Soal Jawab Statistik Deskriptif. Yogyakarta: BPFE.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

_________________. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bakker, Trix. 2002. Virtual Reference Services: Connecting Users with Experts and Supporting the Development of Skills. Liber Quartely Vol 12. http://liber.library.uu.nl (diakses 10 November 2015)

Budi, Imam P. 2014. “Layanan Referensi di Era Digital dan Akses ke berbagai Sumber Informasi.” Makalah yang disampaikan pada Workshop Nasional FPPTI, 2014, Jakarta. http://www.fppti.or.id/files/materi8.pdf (diakses 5 Oktober 2015)

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Effendi, Iskandar. 1991. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Hasugian, Jonner. 2011. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.

______________. 2000. Analisis kebutuhan Fungsional dan kelengkapan antarmuka system Online Public Accsess Catalogue (OPAC): Studi kasus perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan Universitas Kristen Petra. Medan: UPT Perpustakaan USU.

Hermawan, Rachman, dan Zulfikar Zen. 2010. Etika Pustakawan: Suatu Pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

Ishak. 2006. Kebutuhan Informasi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) FK-UI dalam Memenuhi Tugas Journal Reading. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi Vol 2, No 2 (Desember) http://repository.usu.ac.id/bistream/123456789/17058/1/pus-des2006-3.pdf (diakses 28 September 2015)

______. 2015. Penelusuran Literatur Online. Medan: Al-Hayat.

(23)

Kepustakaan Sekolah pada tingkat SMP/SMA/SMK se-Jawa Timur, Agusrus 2006, Jawa Timur.

Kismiyati, Titiek. 2011. “Kesiapan Sertifikasi Pustakawan”. Media Pustakawan. No. 18 (Maret-April): 13-18.

Lasa HS. 1994. Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: UGM Press.

_______. 1990. Kamus Istilah Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius.

Lestari, Ririn Anggi. 2009. Peran Perpustakaan Khusus dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Eksekutif: Studi Kasus di Perpustakaan Astra. http://lib.ui.ac.id/file?filedigital/127290RB13R198pPeran%20perpustakaa n-Literatur.pdf (diakses 1 Oktober 2015)

Muchdlor, Sjaifullah. 2012. “Sistem Layanan Referensi Pada Perpustakaan Sekolah.” Makalah disampaikan pada pelatihan perpustakaan kepada para guru di Kota Mojokerto, 5-7 Januari 2013. http://library.um.ac.id (diakses 30 September 2015)

Nawawi, Hadari dan Martini Hadari. 1995. Instrument Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nining Nugrahini. 2013. “Layanan Referensi dan Promosi Koleksi Referensi.” Makalah disampaikan pada pelatihan peningkatan mutu tenaga pustakawan STAH Santika Dharma Malang, Oktober 2013, UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang.

Pamuntjak, Rusina Syahrial. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta: Djambatan.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 2007. Undang-undang Republik Indonesia No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

_____________. 2009. Rancangan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2009 tentang Standar Nasional Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

(24)

Puwono. 2008. Pemaknaan Buku Bagi Masyarakat Pembelajar. Jakarta: Sagung Seto.

Purwono. 2011. Materi Pokok Dasar-Dasar Dokumentasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rahardjo, Arlinah Imam. 1996. “Layanan Referensi di Perpustakaan”. Makalah disampaikan pada pelatihan Terpadu Manajemen Perpustakaan Modern, September 1996, Universitas Kristen Petra.

Reference and User Service Association. 2004. Guidelines for Implementing and Maintaining Virtual Reference Services. Chicago: Reference and User Services Association. http://www.ala.org/rusa (diakses 22 September 2015)

Soeatminah. 1992. Perpustakaan, Kepustakawaan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius.

Soepomo, S. 1994. Layanan Referensi. Baca. Vol. XIX, no.1-2 (Juni) http://situs.jurnal.lipi.go.id/baca/index.php/baca (diakses 25 September 2015).

Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan. 2011. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Sukmadinata, Nana Saodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Supriyanto. 2009. “Pengembangan Kompetensi Pustakawan Perguruan Tinggi.” Makalah yang disampaikan pada seminar Workshop dan Musyawarah Nasional IV FPPTI: Kepustakawanan di Era Digital, November 2009, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Bandung. Sutarno, NS. 2006. Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktik. Jakarta:

Sagung Seto.

Whilatch, Jo Bell, Nancy E. Bodner, Muzzette Z. Diefenthal, Nancy Huling, dan Kathlen M Kluegel. “Professional Competencies for Reference and User Services Librarians.” RUSA website. 26 Januari 2003. http://www.ala.org/rusa/resources/guidelines/ professional.pdf (diakses 22 September 2015)

(25)

Widyawan, Rosa. 2012. Pelayanan Referensi Berawal dari Senyuman. Bandung: Bahtera Ilmu.

Wihardit, Kuswaya. 1997. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. Wulandari, Dian. 2007. Layanan Referensi Perpustakaan pada Era Informasi. Visi

Pustaka. Vol 9, No.1 (April) http://www.perpusnas.go.id (diakses 29 September 2015)

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Sukmadinata (2006, 72) penelitian deskriptif merupakan “suatu bentuk

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya”.

Dalam penelitian deskriptif seorang peneliti berfikir secara induktif yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial melalui pengamatan di lapangan. Kemudian menganalisis dan melakukan upaya teorisasi berdasarkan apa yang diamati. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memahami secara mendalam.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

(27)

3.3. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dan informasi pada suatu penelitian harus menggunakan sebuah instrumen. Menurut Wihardit (1997, 26) “instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data, dimana harus sesuai dengan sifat data yang dikumpulkan dapat menjamin bahwa data yang dikumpulkan tersebut valid dan dapat dipercaya (realiable)”. Dalam penelitian ini alat pengukuran

yang digunakan adalah observasi atau pengamatan dan kuesioner terbuka. Menurut Arikunto (2010, 193-194) penelitian yang menggunakan metode observasi atu pengamatan lebih tepat instrumen penelitiannya adalah daftar cek (checklist). Sedangkan kuesioner terbuka adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang diberikan kesempatan untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

Sedangkan menurut Nawawi (1995, 77) menyatakan bahwa “daftar cek

(checklist) adalah rincian gejala atau unsur-unsurnya itu disusun secara teratur menjadi suatu daftar sebagai urutan klasifikasi data yang diamati, muncul atau tidaknya dalam suatu peristiwa, keadaan, situasi atau kejadian yang berkenaan dengan masalah penelitian”. Sesuai dengan uraian tersebut, instrument yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu daftar cek (checklist). Dalam hal ini peneliti membuat daftar data yang dikumpulkan untuk dapat diberi tanda atau kode sesuai dengan kondisi yang diamati. Selanjutnya Nawawi (1995, 78) menyatakan bahwa “setiap kali suatu unsur-unsurnya muncul atau memberi tanda cek (√) bila jawaban ya dan tanda (x) bila jawaban tidak. Maka bila

(28)

pustakawannya tidak berkompetensi digunakan tanda (x)”. Hal demikian juga

berkaitan dengan pembagian kuesioner kepada tiga responden yang berada di layanan referensi UPT Perpustakaan UNAND.

3.4Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk dapat membuktikan kondisi yang akan diteliti dilaksanakanlah pengumpulan data. Menurut Arikunto (2010, 193) Teknik pengumpulan data adalah metode yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan atau memperoleh data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu.

1. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai kompetensi pustakawan layanan referensi sebagai perantara sumber informasi dan mengevaluasi sumber informasi dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka.

(29)

Tabel 1: Kisi-kisi Aspek Kompetensi yang Diamati

No Aspek yang diamati Jumlah butir

1

2

3

4

5

Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Kompetensi pemasaran yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Kompetensi evaluasi dan penilaian sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

5

13

2

2

2

Jumlah 24

Selanjutnya untuk lebih mudah dalam proses pengamatan aspek kompetensi maka dikembangkan kisi-kisi aspek kompetensi pustakawan layanan referensi tersebut menjadi item pertanyaan seperti yang terlihat pada tabel 2.

Tabel 2: Item Pertanyaan N

O

ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

1 Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi

a. Pustakawan mampu menganalisis kebutuhan informasi pemustaka

b. Pustakawan mampu mengidentifikasi kebutuhan informasi pemustaka

c. Pustakawan mampu mencari dan menelusur informasi dari berbagai sumber

d. Pustakawan mampu mengolah waktu yang ada untuk menemukan sumber informasi untuk pemustaka

(30)

kendala-2 Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan layanan referensi

a. Pustakawan mampu mengidentifikasi struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka

b. Pustakawan mampu menentukan kata kunci dari sebuah informasi untuk penelusuran

- Mampunya pustakawan membuat pernyataan dari pertanyaan yang diajukan pemustaka

c. Pustakawan mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemustaka - Menyambut dengan ramah setiap

pemustaka yang datang berkunjung - Mampu menanggapi atau menjelas-kan dengan ramah dan tepat setiap pertanyaan yang diajukan pemus-taka

d. Pustakawan mampu menggunakan berbagai sarana untuk penelusuran informasi

- OPAC - Jurnal Online - Ensiklopedia Online

e. Pustakawan mampu menyajikan informasi dalam bentuk yang bervariasi - Pangkalan data utuh (full text) - Hypertext

- Hypermedia

f. Pustakawan mampu menghadapi perkembangan IPTEK yang berpe-ngaruh terhadap kebutuhan informasi pemustaka

- Pemanfataan web 2.0 dengan men-ciptakan layanan jarak jauh

- Information cammons

- Ikut serta dalam mitra pengem-bangan e-learning dan pelatihan literasi informasi

3 Kompetensi pemasaran yang dimiliki oleh pustakawan layanan referensi

a. Pustakawan mampu mencapai tujuan dan sasaran dari kerangka kerja

(31)

b. Pustakawan tanggap dan siaga dalam menghadapi kebutuhan informasi pemustaka

- Adanya kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka secara rutin 4 Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang

dimiliki oleh pustakawan layanan referensi a. Pustakawan mampu bekerja sama

dengan organisasi profesinya

- Adanya kerjasama dengan IPI dan adanya ikut serta secara rutin setiap kegiatan IPI

b. Pustakawan mampu bekerja sama dengan organisasi lain untuk menunjang pekerjaannya

- Adanya kerjamasa dengan organisasi lain dan adanya meman-faatkan layanan kerjasama organi-sasi tersebut dalam penyajian laya-nan informasi

5 Kompetensi evaluasi dan penilai sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

a. Pustakawan mampu mengevaluasi informasi relevan yang diperoleh

- Adanya pustakawan

memperhatikan informasi yang terkandung tsb terkini dan masih sahih serta tahun terbit dari sumber informasi

b. Pustakawan mampu mengevaluasi penyajian layanan yang diberikan kepada pemustaka

- Adanya kegiatan rutin untuk mengevaluasi dan menilai penya-jian layanan

2. Kuesioner Terbuka

(32)

terdiri dari lima bagian pertanyaan yaitu kompetensi akses pustakawan layanan referensi, kompetensi pengetahuan dasar pustakawan layanan referensi, kompetensi pemasaran pustakawan layanan referensi, kompetensi kolaborasi atau kerjasama pustakawan layanan referensi dan kompetensi evaluasi pustakawan layanan referensi. Kuesioner dibagikan kepada tiga pustakawan yang bertugas di layanan referensi UPT Perpustakaan UNAND.

3.5Analisis Data

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang benar dan akurat maka digunakan analisis data. Menurut Effendi (1991, 263) “analisis data adalah proses

penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan”. Selanjutnya dalam proses penelitian untuk menyederhana-kan

data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami dengan menggunakan statistik. Dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Analisis data yang dilakukan adalah data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan berdasarkan kompetensi pustakawan layanan referensi ke dalam bentuk tabel dan mencari persentase kompetensi setiap responden berdasarkan observasi dan jawaban responden.

Agar data yang diperoleh dapat dilihat hasilnya maka dilakukan perhitungan skor untuk masing-masing unsur pertanyaan yang memiliki kompetensi. Caranya seperti yang dikemukakan Hasugian (2000, 72) yaitu untuk yang memiliki keterampilan akan diberikan tanda (√) pada kolom artinya ada hasil

(33)

keterampilan diberi tanda (x) artinya tidak adanya keterampilan dan tidak diberi skor atau skor nol serta unsur yang tidak berlaku diberi tanda (TB).

Menurut Cherry yang disitir Hasugian (2000, 73) untuk perhitungan skor persentase menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

X = Jumlah total “ya” dari pertanyaan N = Jumlah total pertanyaan

Y = Jumlah total “skor nol”

Setelah persentase jawaban responden diperoleh maka data dapat diinterprestasikan. Untuk menafsirkan besarnya persentase yang didapatkan dari tabel data masing-masing kompetensi, peneliti menggunakan metode penafsiran yang dikemukan oleh Arikunto (2000, 57) sebagai acuan interpretasi. Interpretasi yang dikemukakan sebagai berikut:

0,00% = tidak ada

0,01% - 24,99% = sebagian kecil 25,00% - 49,99% = hampir setengahnya

50,00% = setengahnya

51% - 74,99% = sebagian besar 75% - 99,99% = pada umumnya

(34)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uraian pada bab ini merupakan upaya untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah kompetensi pustakawan dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND. Kemudian permasalahan ini diimplementasikan pada satu tujuan yang akan dicapai. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab I.

4.1. Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi

(35)
[image:35.595.108.546.198.452.2]

menemukan dan menelusur informasi, mengolah waktu dalam penelusuran dan mengatasi kendala dalam penelusuran. Hasil jawaban dari pustakawan yang telah dibagikan dapat dilihat pada tabel 3:

Tabel 3 : Kompetensi Askses Pustakawan

No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

P 1 P 2 P 3 P 1 P 2 P 3 a. Pustakawan mampu menganalisis

kebutuhan informasi pemustaka

b. Pustakawan mampu mengidentifikasi kebutuhan informasi pemustaka

c. Pustakawan mampu mencari dan

menelusur informasi dari berbagai sumber

x x

d. Pustakawan mampu mengolah waktu yang ada untuk menemukan sumber informasi untuk pemustaka

x

e. Pustakawan mampu mengatasi kendala-kendala dalam penelusuran informasi

x x x

Jumlah 3 3 3 0 0 0

Persentase (%) 60 60 60 0 0 0

Rata-rata Persentase “ya” 60%

(36)

maka mereka tidak mencari sumber informasi lain. Untuk pengolahan waktu dalam penelusuran dan pencarian informasi pustakawan mampu mengolah waktu dengan baik untuk menemukan sumber informasi yang tersedia di UPT Perpustakaan UNAND seperti Ensiklopedia mesjid-mesjid tertua di Indonesia. Namun ketika penelusuran atau pencarian informasi pustakawan terbentur dengan masalah sedikitnya sumber informasi dan hal demikian tampak bahwa pustakawan sulit untuk mengatasi kendala-kendala dalam penelusuran atau pencarian informasi. Hal tersebut juga terlihat pustakawan hanya memberikan sumber informasi dalam bentuk cetak yang telah tersedia di layanan referensi UPT Perpustakaan UNAND.

(37)
[image:37.595.107.547.123.698.2]

Tabel 4 : Kompetensi Pengetahuan Dasar

No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

P 1 P 2 P 3 P 1 P 2 P 3 a. Pustakawan mampu mengidentifikasi

struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka

b. Pustakawan mampu menentukan kata kunci dari sebuah informasi untuk penelusuran

- Mampunya pustakawan membuat pernyataan dari pertanyaan yang diajukan pemustaka

x x

c. Pustakawan mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemustaka

- Menyambut dengan ramah setiap pemustaka yang datang berkunjung - Mampu menanggapi atau

menjelas-kan dengan ramah dan tepat setiap pertanyaan yang diajukan pemustaka

d. Pustakawan mampu menggunakan berbagai sarana untuk penelusuran informasi

- OPAC - Jurnal Online - Ensiklopedia Online

x x x x x e. Pustakawan mampu menyajikan informasi

dalam bentuk yang bervariasi - Pangkalan data utuh (full text) - Hypertext - Hypermedia x x x x x x f. Pustakawan mampu menghadapi

perkem-bangan IPTEK yang berpe-ngaruh terhadap kebutuhan informasi pemustaka

- Pemanfataan web 2.0 dengan men-ciptakan layanan jarak jauh

- Information cammons

- Ikut serta dalam mitra pengembangan e-learning dan pelatihan literasi informasi

x x

x x

x x x

Jumlah 9 6 4 0 0 0

Persentase (%) 70 46 31 0 0 0

Rata-rata Persentase “ya” 49%

(38)

referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah mampu mengidentifikasi struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka. Hal tersebut terlihat dari jawaban pustakawan dalam menentukan topik dari pertanyaan yang ada pada kuesioner. Dalam menentukan kata kunci untuk membuat pernyataan penelusuran pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND masih menemukan kendala, hanya salah seorang dari pustakawan yang mampu dalam menentukan pernyataan untuk penelusuran. Pustakawan lainnya cukup dengan menentukan topik dari pertanyaan bahkan ada yang tidak pernah membuat pernyataan untuk penelusuran sumber informasi. Untuk berinteraksi dengan pemustaka seperti menyambut dengan ramah setiap pemustaka yang berkunjung, menanggapi serta menjelaskan dengan ramah dan tepat setiap pemustaka mengajukan pertanyaan pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah menunjukkan bahwa mereka pustakawan yang mampu berinteraksi dan berkomunikasi sebagai pelayan informasi.

(39)

penelusuran informasi, mereka lebih memilih untuk menggunakan ensiklopedia bentuk cetak.

Pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah mampu untuk menyajikan informasi dalam bentuk pangkalan data utuh atau full text yang tersedia di perpustakaan. Lain hal dengan penyajian informasi

dalam bentuk hypertext hanya salah seorang dari pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND yang mampu menyajikan informasi dalam bentuk hypertext. Sementara untuk penyajian informasi dalam bentuk hypermedia sama sekali tidak pernah diberikan kepada pemustaka oleh

pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND.

Pustakawan referensi harus mampu menghadapi perkembangan IPTEK untuk menghadapi kebutuhan informasi pemustaka, pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND untuk memanfaatkan web 2.0 dalam menciptakan layanan jarak jauh dengan pemustaka untuk mengikuti permintaan pasar kebutuhan informasi hanya dilakukan salah seorang pustakawan bentuk layanan jarak jauh yang sering dilakukannya melalui e-mail dan media sosial seperti facebook. Tidak hanya menciptakan layanan

(40)

pelatihan literasi informasi pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah pernah mengikuti kegiatan tersebut hanya saja kegiatan itu tidak terlaksana secara rutin.

[image:40.595.108.554.540.750.2]

4.3. Kompetensi pemasaran yang dimiliki pustakawan layanan referensi Perencanaan strategi pemasaran layanan informasi agar mencapai sasaran dengan baik maka kompetensi pemasaran pustakawan referensi sangat menentukan. Sebuah perencanaan kerangka kerja yang dioperasikan secara strategis yakni mekanisme promosi untuk tujuan dan sasaran yang diinformasikan secara tepat. Pustakawan bisa sebelumya melakukan survei di luar gedung perpustakaan untuk siaga terhadap kebutuhan pemustaka. Untuk mengetahui kompetensi pemasaran yang dimiliki oleh pustakawan layanan referensi maka peneliti membagikan soal atau pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi pemasaran yaitu pembuatan kerangka kerja secara rutin dan kegiatan survei kebutuhan informasi pembuatan secara rutin. Hasil jawaban dari pustakawan yang telah dibagikan dapat dilihat pada tabel 5:

Tabel 5 : Kompetensi Pemasaran

No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

P 1 P 2 P 3 P 1 P 2 P 3 a. Pustakawan mampu mencapai tujuan dan

sasaran dari kerangka kerja

- Adanya pembuatan kerangka kerja yang rutin

x

b. Pustakawan tanggap dan siaga dalam menghadapi kebutuhan informasi pemus-taka

- Adanya kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka secara rutin

x

Jumlah 0 2 2 0 0 0

Persentase (%) - 100 100 0 - -

(41)

Dari table 5 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (67%) pustakawan memiliki kompetensi pemasaran. Pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah membuat kerangka kerja setiap tahun akan tetapi kegiatan untuk promosi tidak terlaksana dengan baik sehingga sasaran dan tujuan kerja tidak tercapai secara maksimal. Hal tersebut juga terlihat dari penggunaan layanan referensi setiap tahunnya hanya lebih kurang 33 orang yang bertanya atau yang menggunakan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND. Kurangnya pendayagunaan layanan referensi bisa disebabkan karena kurangnya promosi akan tersedianya layanan referensi yang mampu menjawab kebutuhan informasi pemustaka. Adapun kegiatan survei kebutuhan pemustaka dilaksanakan untuk melakukan pengadaan koleksi dan kegiatan tersebut tidak disiapkan untuk kesiaagaan terhadap kemungkinan pertanyaan yang diajukan oleh pemustaka kepada layanan referensi.

4.4. Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang dimiliki pustakawan layanan referensi

(42)
[image:42.595.112.542.295.554.2]

pelayanan paling tepat. Untuk mengetahui kompetensi kolaborasi yang dimiliki oleh pustakawan referensi maka peneliti membagikan soal atau pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi kolaborasi atau kerjasama yaitu kolaborasi atau kerjasama dengan organisasi profesi dan kolaborasi atau kerjasama dengan organisasi lain. Hasil jawaban dari pustakawan yang telah dibagikan dapat dilihat pada tabel 6:

Tabel 6 : Kompetensi Kolaborasi

No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

P 1 P 2 P 3 P 1 P 2 P 3 a. Pustakawan mampu bekerja sama dengan

organisasi profesinya

- Adanya kerjasama dengan IPI dan adanya ikut serta secara rutin setiap kegiatan IPI

b. Pustakawan mampu bekerja sama dengan organisasi lain untuk menunjang pekerjaannya

- Adanya kerjamasa dengan organisasi lain dan adanya memanfaatkan layanan kerjasama organisasi tersebut dalam penyajian layanan informasi

x x

Jumlah 1 2 1 0 - 0

Persentase (%) 50 100 50 0 - 0

Rata-rata Persentase “ya” 67%

(43)

organisasi lain pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND belum terlaksana secara baik, ada salah seorang pustakawan yang menjadi anggota pada organisasi lain yaitu FKPTT tetapi tidak mengikuti kegiatannya secara rutin.

4.5. Kompetensi evaluasi dan penilaian sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

(44)
[image:44.595.108.544.129.387.2]

Tabel 7 : Kompetensi Evaluasi

No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

P 1 P 2 P 3 P 1 P 2 P 3 a. Pustakawan mampu mengevaluasi

informasi relevan yang diperoleh

- Adanya pustakawan memperhatikan informasi yang terkandung tsb terkini dan masih sahih serta tahun terbit dari sumber informasi

x

b. Pustakawan mampu mengevaluasi penyajian layanan yang diberikan kepada pemustaka

- Adanya kegiatan rutin untuk

mengevaluasi dan menilai penya-jian layanan

x x

Jumlah 2 - 1 - 0 0

Persentase (%) 100 - 50 - 0 0

Rata-rata Persentase “ya” 50%

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan data, analisis data dan hasil pembahasan dalam penelitian ini mengenai kompetensi pustakawan dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka pada layanan referensi UPT Perpustakaan UNAND bahwa sebagian besar (58,60%) pustakawan telah memiliki kompetensi dan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar (60%) pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND memiliki kompetensi akses. Kompetensi akses mencakup analisis pertanyaan, identifikasi informasi sesuai kebutuhan pemustaka, penelusuran informasi, pengolahan waktu penelusuran, dan mengatasi kendala dalam penelusuran.

2. Hampir setengahnya (49%) pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND memiliki kompetensi pengetahuan dasar layanan referensi. Kompetensi pengetahuan dasar mencakup identifikasi struktur sumber informasi, kata kunci atau pernyataan penelusuran, bentuk penyajian sumber informasi, memanfaatkan web 2.0, memanfaatkan creative cammons, mengikuti mitra pengembangan e-learning dan

pelatihan literasi informasi.

(46)

4. Sebagian besar (67%) pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND memiliki kompetensi kolaborasi. Kompetensi kolaborasi atau kerjasama mencakup kolaborasi atau kerjasama dengan organisasi profesi dan organisasi lain.

5. Setengahnya (50%) pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND memiliki kompetensi evaluasi dan penilaian sumber daya. Kompetensi evaluasi dan penilaian sumber daya mencakup evaluasi sumber informasi yang relevan dan penyajian layanan.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam penelusuran atau pencarian

sumber informasi dan penyajian layanan oleh pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND hendaknya mengikuti pelatihan atau workshop, kerjasama dengan organisasi lain yang berkemungkin akan membantu kelangsungan penyajian informasi, ikut serta pada komunitas informasi commons, perkembangan e-learning, dan pelatihan literasi

informasi secara rutin.

(47)
(48)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan informasi akademika yang bersangkutan untuk menunjang terwujudnya Tri Dharma Perguruan Tinggi. Menurut Reitz yang disitir oleh Hasugian (2011, 79) sebagai berikut:

A library or library system estabilished, administreted, and funded by a university to meet the information, research, and curriculum needs of its student, faculty, and staff. Definisi ini menyatakan bahwa per-pustakaan perguruan tinggi adalah sebuah perper-pustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun, diadministrasikan dan didanai oleh se-buah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian, dan kurikulum mahasiswa, fakultas dan staffnya.

Ada pendapat lain menurut Sutarno (2006. 35-36) yang mengatakan bahwa:

Perpustakaan perguruan tinggi yang mencakup universitas, sekolah tinggi, institusi akademi, dan lain sebagainya. Perpustakaan tersebut berada dilingkungan kampus. Pemakainya adalah sivitas akademi perguruan tinggi tersebut, tugas dan fungsi yang utama menunjang proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian terhadap masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi).

(49)

2.2 Layanan Referensi

Layanan referensi merupakan salah satu layanan jasa informasi perpustakaan yang disediakan dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka. Layanan referensi memiliki ruangan terpisah dari layanan sirkulasi dan jasa layanan perpustakaan lainnya. Layanan referensi memiliki koleksi yang berbeda dengan koleksi yang tersedia pada layanan sirkulasi karena koleksi pada layanan referensi tidak bisa dipinjam dan dibawa pulang hanya dipergunakan ditempat.

2.2.1 Pengertian Referensi

Istilah referensi berasal dari bahasa Inggris to refer yang artinya menunjuk. Dalam ilmu perpustakaan istilah referensi berarti menunjuk kepada suatu koleksi yang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemustaka (Nining 2013, 2). Namun kata referensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, 1183) adalah sumber, acuan, rujukan atau petunjuk.

Menurut Puwono (2008, 93) kata referensi bermula dari referensia berasal dari kata kerja “refer” yang berarti mencari pertolongan atau

(50)

Dari uraian sebelumnya dapat dikatakan bahwa referensi adalah sumber, acuan, rujukan ataupun petunjuk untuk mencari pertolongan akan informasi dan memberikan keterangan ataupun penjelasan dari berbagai petanyaan ataupun hal-hal tertentu.

2.2.2 Pengertian Layanan Referensi

Layanan referensi adalah suatu jasa layanan yang memberikan bantuan ataupun bimbingan secara perseorangan atau personal yang bersifat langsung, lengkap dalam penelusuran sumber informasi yang diminta oleh pemustaka (Soepomo 1994, 7). Definisi tersebut juga didukung oleh Widyawan (2012, 2) bahwa layanan referensi merupakan bantuan yang diberikan kepada pemustaka secara perorangan ketika mereka mencari informasi. Bantuan tersebut dilakukan oleh pustakawan terlatih guna untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka baik secara langsung bertatap muka, melalui telepon, ataupun secara elektronik.

Soeatminah (1992, 152) juga menyatakan bahwa layanan referensi merupakan kegiatan kerja yang memberikan bantuan kepada pemustaka dalam menemukan informasi.

(51)

2.2.3 Tujuan Layanan Referensi

Tujuan layanan referensi adalah untuk membantu pemustaka dalam pencarian sumber informasi. Widyawan (2012, 5) mengatakan bahwa tujuan layanan referensi untuk memenuhi kebutuhan pemustaka mencakup mencari informasi, menggunakan sumber informasi yang ada di perpustakaan dan memberikan layanan secara adil tidak memihak serta mempromosikan nilai informasi untuk pemecahan masalah kesenjangan informasi.

Nining (2013, 3) berpendapat bahwa tujuan layanan referensi yaitu: (a) membantu pemustaka menemukan informasi dengan cepat dan tepat; (b) membantu pemustaka menelusur informasi dengan pilihan yang lebih luas; dan (c) membantu pemustaka menggunakan koleksi rujukan dengan lebih tepat guna. Ada lima lagi tujuan layanan referensi menurut Lasa (1994, 34) yaitu.

(a) membimbing pemustaka agar memanfaatkan semaksimal mungkin koleksi yang dimiliki perpustakaan sehingga pemustaka mandiri menggunakan sumber informasi tersebut;

(b) memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu;

(c) memberikan pengarahan kepada pemustaka untuk memperluas wawasannya;

(d) mendayagunakan sumber rujukan semaksimalnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan; dan

(e) tercapainya efisiensi tenaga, biaya, dan waktu.

(52)

2.2.4 Jenis Layanan Referensi

Layanan referensi memiliki jenis jasa layanan yang diberikan kepada pemustaka. Layanan referensi memiliki berbagai jenis layanan seperti yang dikemukakan oleh Soepomo (1994, 8) yaitu.

1. Layanan jasa dasar dimana seorang pustakawan memberi informasi, membantu, dan membimbing pemustaka dalam pencarian, penelusuran informasi, ataupun penggunaan koleksi referensi.

2. Layanan jasa yang lazim dilakukan seperti silang layan dengan pusat jaringan informasi untuk mengatasi keterbatasan informasi yang dimiliki oleh perpustakaan, pendidikan pemakai guna untuk memperkenalkan cara penggunaan koleksi-koleksi referensi, dan penyelenggaraan pameran dengan tema tertentu ataupun pameran tentang buku-buku baru yang dimiliki perpustakaan.

3. Layanan jasa yang jarang dilakukan seperti jasa terjemahan dan biasanya jarang dilakukan karena tugas harus menguasai bahasa asing. Seorang ahli bahasa biasanya lebih memilih bekerja diswasta. Pendapat lain tentang jenis layanan referensi menurut Bopp yang disitir oleh Wulandari (2007, 25-26) terdiri atas tiga juga diantaranya.

(53)

layanan paket informasi yang telah diolah atau dikemas sesuai dengan kebutuhan pemesanan pemustaka.

2. Layanan pembelajaran dimana pustakawan mampu memberikan pembelajaran atau pengajaran akan menyeleksi/mengevaluasi informasi yang terlalu melimpah dan mudah di akses. Pustakawan juga mampu memberikan pembelajaran kepada pemustaka tentang materi-materi untuk menjadi masyarakat melek informasi agar informasi yang digunakan masyarakat adalah informasi terpecaya yang dapat membantu mereka. Pembelajaran tersebut bisa dilakukan pustakawan melalui perorangan ataupun berkelompok.

3. Layanan bimbingan sebenarnya tak jauh beda dengan pembelajaran. Namun layanan bimbingan ini lebih kepada memberikan petunjuk secara langsung dan melakukan pendampingan kepada yang dibimbing. Berbeda dengan pembelajaran yang lebih mengutamakan proses belajar, dan mengajarkan ilmu atau sistem.

Selanjutnya menurut Raharjo (1996, 2-4) pelayanan referensi dibedakan menjadi dua kategori yaitu layanan langsung dan layanan tidak langsung.

1. Layanan langsung meliputi: (a) layanan informasi yang memberikan bantuan bagi pemustaka dalam menemukan informasi yang merupakan jawaban dari pertanyaan mereka baik sumber informasi dalam bentuk tercetak ataupun non cetak. Layanan ini dapat dilakukan secara langsung ataupun melalui media telepon dan tertulis dengan menggunakan internet, (b) Layanan bimbingan penggunaan perpustakaan merupakan kegiatan orientasi ataupun tur perpustakaan untuk memperkenalkan lokasi dan pelayanan yang dimiliki oleh perpustakaan.

2. Layanan tidak langsung meliputi: (a) pemilihan materi dilakukan pemilihan bahan pustaka cetak maupun non cetak yang mendukung layanan referensi, (b) administrasi mengatur tata kerja dan prosedur dalam menangani layanan referensi, (c) silang layan merupakan kerjasama dengan perpustakaan lain atau pusat informasi guna memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, dan (d) evaluasi dimaksudkan bukan hanya untuk layanan referensi saja namun juga bagaimana seorang pustakawan mampu mengevaluasi sumber-sumber informasi.

(54)

dibutuhkan pemusaka, mengidentifikasi sumber-sumber informasi, berkerjasama dengan pusat-pusat informasi untuk memenuhi kebutuhan pemustaka, dan mengalih mediakan informasi sesuai permintaan pemustaka. Layanan pembelajaran yang diberikan menuntut pustakawan mampu menjadi seorang pengajar kepada pemustaka yang berkunjung baik secara personal atau berkelompok. Layanan bimbingan yang diberikan tersebut pustakawan membimbing secara langsung ataupun mendampingi pemustaka dan memberikan petunjuk yang mereka tidak ketahui.

2.2.5 Unsur-unsur Layanan Referensi

Kelangsungan layanan referensi sebagai penyedia informasi untuk kebutuhan pemustaka akan bergantung pada unsur-unsur layanannya. Menurut Muchdlor (2012, 2-4) unsur-unsur layanan referensi terdiri dari.

(a) tata ruang referensi dipisahkan dari ruang layanan lain, pintuk masuk tersendiri untuk menjaga keamanan koleksi, dan dekat pintu masuk tersedia meja pustakawan referensi secara langsung bias memberi bantuan pada pemustaka dalam penelusuran;

(b) koleksi yang berada di ruangan referensi dan ruangan layanan lainnya bisa digunakan pustakawan referensi guna memenuhi kebutuha pemustaka; dan

(c) pustakawan referensi merupakan perantara ataupun penghubung koleksi dengan pemustaka maka pustakawan harus memenuhi standar kompetensi pustakawan referensi.

Ada pendapat lain yang dikatakan oleh Pamuntjak (2000, 108-112) tiga unsur layanan referensi yaitu.

1. Pertanyaan yang diajukan, maksudnya seorang pustakawan layanan referensi harus sabar dan bersikap sopan dalam menanyakan kembali pertanyaan pemustaka yang masih kabur sehingga pertanyaan tersebut jelas dan dimengerti oleh pustakawan. Pustakawan perlu mencatat setiap pertanyaan agar bias dijadikan rujukan untuk layanan selanjutnya.

(55)

menganalisa maksud pertanyaan pemustaka, dan selanjutnya melakukan penelusuran didekat pemustaka. Jika hasil penelusuran belum memenuhi kebutuhan informasi pemustaka maka pustakawan mencarikan informasi pada pusat-pusat informasi.

3. Bahan pustaka sebagai sumber informasi, maksudnya buku-buku referensi yang dijadikan sebagai alat konsultasi untuk mendapatkan informasi tertentu. Berdasarkan cakupan isi dan jenis pertanyaan pemustaka akan dijawab berdasarka jenis jenis koleksi referensi seperti ensiklopedia, kamus, sumber biografi, direktori, buku tahunan dan almanak, buku pedoman, bibliografi, indeks dan abstrak, dan terbitan resmi pemerintah.

Pendapat lain diajukan oleh Eilen Abel yang disitir Widyawan (2012, 13-16) unsur-unsur layanan referensi sebagai berikut.

1. Pemustaka merupakan unsur layanan yang perlu diperhatikan perkembangannya mulai dari golongan umur, latar belakang yang beragam, dan pemustaka generasi digital native. Interaksi yang bisa dilakukan oleh pemustaka 24 jam dengan adanya tersedia fasilitas interaktif, para pemustaka tidak hanya berperan sebagai pengguna informasi melainkan telah berperan aktif sebagai pencipta informasi. 2. Sumber informasi merupakan unsur yang tidak kalah penting untuk

diikuti perkembangannya pada era informasi yang melimpah-limpah pada saat ini. Banyak vendor yang menyediakan situs web dan pangkalan data utuh (full text) yang bisa diakses gratis sehingga perkembangan sumber informasi semakin bervariasi seperti hypertext dan hypermedia.

3. Teknologi merupakan unsur yang mesti diikuti oleh perpustakaan untuk meningkatkan mutu pelayanan. Kecanggihan teknologi telah banyak dirasa oleh semua jasa pelayanan informasi seperti penggunaan jasa internet untuk kelangsungan layanannya. Pada saat ini telah banyak perpustakaan yang menyediakan fasilitas teknologi nirkabel sehingga mendorong pemustaka untuk berkunjung dengan adanya kemudahaan akses internet.

4. Perpustakaan merupakan unsur penyimpanan, pengolahan, dan pelestarian sumber-sumber informasi atau koleksi baik dalam bentuk cetak/non cetak. Perkembangan informasi dan sumber-sumber informasi yang semakin pesat yang sulit untuk diatasi jumlahnya maka perpustakaan harus mampu menghadapi masalah ruangan penyimpanan koleksi tercetak dan perubahan bentuk penyimpanan koleksi karena perkembangan teknologi.

(56)

untuk membuat revitalasasi layanan jarak jauh; (b) skenario information commons untuk medapatkan energi dan pandangan untuk memandu strategi; (c) menjadi mitra para pengembang e-learning dan memberi bantuan dalam perkuliahan; (d) keikutsertaan dalam pembentukan tim atau kelompok pengembangan intranets guna menggambarkan kebutuhan informasi masing-masing kelompok; dan (e) berperan dalam memberikan pelatihan keterampilan keberaksaraan informasi sehingga menyadarkan para pemustaka akan hak cipta dan menyajikan informasi secara beretika.

Sehubungan dengan unsur-unsur layanan referensi menurut Katz yang disitir oleh Widyawan (2012, 21) terdiri dari tiga yaitu.

(a) informasi dimaksudkan bahan yang disimpan dan dirujuk sebagai sarana pemahaman serta menciptakan informasi baru;

(b) pemustaka merupakan para penanya yang akan mengajukan pertanyaan kepada pustakawan; dan

(c) pustakawan referensi merupakan tokoh penting yang menengarai bahan tepat untuk menjawab pertanyaan pemustaka.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa unsur-unsur layanan referensi meliputi: pemustaka, perpustakaan, bantuan telusur, sumber informasi, bahan pustaka, informasi, teknologi, dan pustakawan referensi. Unsur-unsur layanan referensi itu sangat penting ada ataupun tersedia guna terciptanya layanan informasi yang bermutu. Jika salah satu dari unsur layanan itu tidak ada akan mengurangi kualitas layanan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustakanya.

2.2.6 Fungsi Pustakawan Referensi

Pustakawan layanan referensi merupakan intermediary atau perantara sumber informasi dengan pemustaka. Hal demikian ada dijelaskan pada fungsi-fungsi pustakawan referensi yaitu.

(57)

2. Menjawab pertanyaan pemustaka dengan bantuan sumber-sumber referensi yang tersedia dan bersikap ramah pada pemustaka.

3. Menelusuri sumber-sumber informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan informasi pemustaka baik dalam bentuk cetak maupun elektronik (Widyawan 2012, 21-22).

Ada pendapat lain sehubungan dengan fungsi pustakawan referensi menurut Green yang disitir oleh Budi (2014, 34) empat fungsi pustakawan referensi yaitu.

1. Menginstruksikan kepada pemustaka bagaimana menggunakan perpustakaan.

2. Menjawab permintaan atau pertanyaan pemustaka.

3. Membantu pemustaka memilih sumber-sumber informasi. Fungsi ini lebih kepada pustakawan sebagai perantara sumber informasi dan pemustaka.

4. Mempromosikan perpustakaan kepada komunitas pemustakanya. Dari uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa fungsi pustakawan referensi adalah membimbing pemustaka bagaimana menggunakan perpustakaan, membantu pemustaka memilih sumber-sumber informasi, menjawab pertanyaan atau permintaan pemustaka, menelusuri sumber-sumber informasi relevan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, dan mempromosikan perpustakaan kepada komunitas pemustakanya.

2.2.7 Pengertian Layanan Referensi Virtual

Definisi layanan referensi virtual oleh lembaga Reference and User Services Association yang disingkat RUSA (2004, 1) dinyatakan bahwa:

(58)

Maksud RUSA layanan referensi virtual merupakan layanan referensi yang diprakarsai elektronik di mana pemustaka menggunakan komputer atau teknologi lainnya untuk berkomunikasi dengan pustakawan tanpa hadir secara fisik. Saluran komunikasi yang sering digunakan dalam referensi maya termasuk chatting, video conference, Voice-over-IP, co-browsing, e-mail, dan instant messaging.

Definisi tersebut juga didukung oleh Bakker (2002, 124) yang menyatakan bahwa “Virtual reference - a service that allows librarians and

patrons to communicate with each other in real time through the Internet by

e-mail, chat or instant messaging - is currently a hot topic in libraries”. Maksud Bakker layanan referensi virtual merupakan layanan yang memungkinkan pustakawan dan pemustaka untuk berkomunikasi dengan satu sama lain secara real time melalui internet dengan menggunakan e-mail, chatting atau instant message. Ada juga pendapat lain menurut Gunawan (2000, 1) yang

mengatakan bahwa:

Layanan virtual didefinisikan sebagai layanan pusat informasi yang mengumpulkan informasi ataupun koleksi dalam bentuk digital. Dari arti kata secara langsung layanan virtual dapat diartikan sebagai layanan maya dimana secara fisik fasilitas perpustakaan yang di maksud tidak ada tetapi perpustakaan tersebut bisa menampung ataupun menyajikan fasilitas-fasilitas yang biasa disediakan oleh perpustakaan yang konvensional.

(59)

dengan menggunakan komputer atau teknologi lainnya seperti chatting, video conference, Voice-over-IP, co-browsing, e-mail, dan instant messaging.

2.2.8 Mempersiapkan Layanan Referensi Virtual

Perkembangan zaman saat ini layanan referensi berintegrasi dari layanan referensi konvensional menuju layanan referensi maya yang sering disebut layanan referensi virtual. Dalam menghadapi bentuk integrasi layanan maya referensi tersebut tentu perpustakaan harus memiliki persiapan dalam menghadapi kebutuhan pemustaka yang dilayaninya. Menurut RUSA (2004, 2-3) ada beberapa hal yang dipersiapkan layanan referensi virtual sebagai berikut:

1. Integration with traditional reference (Integrasi dengan layanan referensi tradisional)

Treat virtual reference services as a long-term commitment to the

targeted community. Do not consider virtual reference an ad hoc or

finge service, even during thr initial planning or pilot phases.

Integrate virtual reference services so that they become a natural part

of the institution’s reference services.”Maksudnya perpustakaan perlu

(60)

2. Commitment to Virtual Reference (Komitmen pada Layanan Referensi Virtual)

“Secure a commitment from sufficient core of stakeholders at all

levels of the institutions’s management and staff to support virtual

reference services from its first planning stages through

implementation before any project is attempted”.Maksudnya

perpustakaan perlu menerapkan komitmen dan mengantisipasi hal-hal yang cukup menggangu kepentingan di semua tingkat manajemen perpustakaan dan staf untuk mendukung layanan referensi virtual dari tahap perencanaan pertama melalui implementasi sebelum setiap proyek dicoba.

3. Cost of virtual reference (Biaya Layanan Referensi Virtual)

“Commit at the administrative level to long term provision of

resources for virtual reference services. Outline star-up costs

including any software, training, or staff support. Idenfity at the

administrative level the impact to staffing and be prepared to make

appropriate adjustment. Document a dear understanding of the on

going maintenance cost associated with virtual reference and secure

appropriate re occurring budget allocations. Identify and approve the

cost related to marketing the virtual reference. Determine whether the

service is to be free to the patron or fee based before the service

begins and modify as needed”. Maksudnya persiapan biaya dengan

(61)

virtual. Biaya utama yang mula dipersiapkan untuk perangkat lunak, pelatihan, atau kompensasi staff. Selanjutnya dilakukan perencanaan biaya untuk pemeliharaan terkait dengan layanan referensi virtual yang alokasi anggarannya tepat. Mengidentifikasi biaya juga perlu dilakukan yang berkaitan dengan pemasaran layanan referensi virtual. Terakhir menentukan apakah layanan tersebut bebas untuk dilayankan atau diberikan perlindungan sebelum dimulai implementasi layanan tersebut.

4. The planning team (Tim Perencanaan)

“Involve representative members of the administration and public

services staff in planning, training, implementation, and promotion of

virtual reference services and the selection of virtual reference

software. Involve respresentative members of the target audience in

planning and promotion of virtual reference. Identify and bring

additional areas and services which will be affected by the new

virtual service into discussions an planning as appropriate”.

(62)

layanan yang akan berpengaruh terhadap layanan referensi virtual dalam diskusi tambahan dan perencanaan yang sesuai.

5. Selection of software (Seleksi Software)

Determine system compatibility in addition to the requitments and

budgetary constraints, imposed on the selections of virtual reference

software. Involve computing staff in the planning, software selection,

and purchase decisions. Computing staff involvement will be critical

for the smooth implementation and maintenance of the infrastructure

needed for the virtual reference service and determination of its

compatibility with existing library software and infrastructure”.

Perlunya melakukan penentuan sistem kompatibilitas, selain persyaratan referensi dan keterbatasan anggaran terhadap pemilihan software pelayanan referensi virtual. Melibatkan staff terkait

komputasi dalam perencanaan, pemilihan software dan pemeliharaan infrastruktur untuk layanan referensi virtual serta penentuan kompatibilitas dengan software perpustakaan yang ada pengembangan infrastruktur.

6. Collection development (Pengembangan Koleksi)

“Consider enhancement of thr institution’s electronic reference

library in collection development decisions. The availability of

electronic reference sources significantly enhances the ability of the

virtual reference librarian to identify or push out appropriate

(63)

might affect use of resources to serve off site patrons”. Maksudnya

perlunya dilaksanakan kebijakan pengembangan koleksi merupakan pertimbangan untuk peningkatan perpustakaan referensi elektronik. Ketersediaan sumber referensi elektronik secara signifikan meningkatkan kemampuan pustakawan referensi virtual untuk mengindentifikasi atau mendorong keluar sumber daya untuk melayani off-site pemustaka.

7. Assessment (Penilaian)

facilitate regular assessment of the virtual reference program

effectiveness by library staff and administration. Follow through with

the commitment to implement adjustment as need when identified in

the assessment process. Assess virtual reference services in a

comparable way to the institution’s other reference services while

acknowledging that virtual reference does have some unique

features”. Maksunya perlu adanya fasilitasi program penilaian rutin

efektifivitas layanan referensi virtual oleh staff dan administrasi perpustakaan. Selanjutnya mengikut dengan komitmen untuk menerapkan penyesuaian yang diperlukan ketika diidentifikasi dalam proses penilaian. Dalam menilai layanan referensi virtual dengan cara yang sebanding terhadap layanan referensi virtual lainnya.

(64)

layan

Gambar

Tabel 1: Kisi-kisi Aspek Kompetensi yang Diamati Aspek yang diamati Jumlah butir
Tabel 3 : Kompetensi Askses Pustakawan ASPEK YANG DIAMATI
Tabel 4 : Kompetensi Pengetahuan Dasar
Tabel 5 : Kompetensi Pemasaran
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi pustakawan pelayanan referensi Perpustakaan USU dapat dilihat sebagai berikut: (1) Kompetensi akses, sebagian besar

Hubungan antara Penggunaan Webpac dengan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka di UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB). Skripsi Program Studi Perpustakaan

Kompetensi profesional dapat dihubungkan dengan pengetahuan pustakawan khusus di dalam area sumber-sumber informasi, akses informasi, teknologi, manajemen dan penelitian,

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh kredibilitas pustakawan (variabel X) terhadap kepuasan pemustaka (variabel Y) pada layanan referensi di Perpustakaan

Adapun yang menjadi kendala dalam peningkatan kualitas layanan referensi dalam memenuhi kebutuhan pemustaka di perpustakaan Daerah Kabupaten Sinjai yaitu terkendala

Layanan referensi sebagai bagian dari layanan perpustakaan akan menjadi layanan yang diminati oleh pemustaka ketika layanan yang diberikan pustakawan referensi dapat

Berdasarkan hasil dari aspek intensitas interaksi yang rata-rata pemustaka menyebutkan jarang berkomunikasi dengan pustakawan telah menunjukkan bahwa penggunaan literasi

Pustakawan harus memiliki kompetensi dasar yang baik karena mereka adalah agen informasi yang menyediakan informasi referensi yang akurat dan sesuai untuk pengguna Karena pustakawan